BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... ·...

27
1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Musik adalah seni yang muncul dalam kerangka waktu dan bukan dalam ruang 1 . Apa yang diungkapkan oleh William H. Baxter, seorang profesor musik dari Boston, Amerika Serikat tersebut menunjukkan bahwa produksi maupun reproduksi sebuah musik memiliki dimensi kesesaatan dan pengalaman yang bersifat interpretatif. Musik tidak akan berada dalam kondisi yang sama pada saat didengar untuk pertama kali maupun saat diulang. Situasi yang paling nyata dari sebuah penyajian musik adalah kemunculannya dalam ingatan sesaat setelah mendengarkannya, dan pada saat mengantisipasi apa yang akan didengar. Studi mengenai musik pada umumnya dimulai dari partitur yang dibuat oleh komponis, sebuah pedoman bagi para penyaji musik untuk berusaha menampilkan apa yang semestinya ditampilkan dari partitur tersebut. Para penyaji musik tersebut berperan layaknya seorang arsitek yang akan membangun sebuah rumah agar kemudian diketahui bagaimana bentuk rumah tersebut nantinya. 1 William H. Baxter, Jr. Basic Studies in Music (Boston: Allyn and Bacon, Inc,1968), 4.

Transcript of BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... ·...

Page 1: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Musik adalah seni yang muncul dalam kerangka waktu dan

bukan dalam ruang1. Apa yang diungkapkan oleh William H. Baxter,

seorang profesor musik dari Boston, Amerika Serikat tersebut

menunjukkan bahwa produksi maupun reproduksi sebuah musik

memiliki dimensi kesesaatan dan pengalaman yang bersifat

interpretatif. Musik tidak akan berada dalam kondisi yang sama pada

saat didengar untuk pertama kali maupun saat diulang. Situasi yang

paling nyata dari sebuah penyajian musik adalah kemunculannya

dalam ingatan sesaat setelah mendengarkannya, dan pada saat

mengantisipasi apa yang akan didengar.

Studi mengenai musik pada umumnya dimulai dari partitur

yang dibuat oleh komponis, sebuah pedoman bagi para penyaji musik

untuk berusaha menampilkan apa yang semestinya ditampilkan dari

partitur tersebut. Para penyaji musik tersebut berperan layaknya

seorang arsitek yang akan membangun sebuah rumah agar

kemudian diketahui bagaimana bentuk rumah tersebut nantinya.

1 William H. Baxter, Jr. Basic Studies in Music (Boston: Allyn and Bacon,

Inc,1968), 4.

Page 2: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

2

Seorang musisi mempelajari partitur agar dapat dengan segera

mengetahui bagaimana bunyi yang diinginkan oleh komponis itu

terjadi meski hanya dengan melihat dulu secara sekilas apa yang

tampak dari notasinya.

Partitur musik merupakan sebuah cetak biru bunyi yang belum

akan tepat terdengar hingga kemunculannya pada saat penampilan

aktualnya dan dengan segera menghilang. Komponis

menggambarkan rencananya dan rencana tersebut kemudian

disampaikan kepada pendengar melalui seorang penyaji musik.

Bentuk penyajiannya bervariasi mulai dari solo instrumen atau vocal

sampai sebuah orkestra yang terdiri dari ratusan pemain dengan

berbagai jenis instrumen yang terlibat yang membutuhkan tingkat

keterampilan tertentu untuk menyajikannya.

Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang

paling umum dikenal dalam produksi musik. Keunikan kemampuan

suara untuk memadukan suatu kata dengan suatu nada menjadi

sebuah alasan bahwa penggunaan puisi dalam nyanyian yang tak

dapat dipisahkan satu sama lain pada berbagai budaya.2 Bentuk

penyajian musik yang menggunakan perpaduan antara lagu dan

puisi ini dikenal dengan istilah art song atau lagu seni. Sejumlah

2 Roger Kamien, Music An Appreciation (New York : Mc Graw-Hill, Inc.,1976),

10.

Page 3: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

3

lagu seni mempunyai istilah lain yang disesuaikan dengan wilayah

geografis kemunculannya di Eropa sekitar abad ke-18 yang mengikuti

penggunaan bahasa yang dipakai dalam syairnya seperti aria antiche

(Italia), chanson (Perancis), art song (Inggris), dan lieder (Jerman).

Stephen Varcoe, seorang penyanyi opera dan konser ternama

dengan pengalaman menyanyikan karya-karya dari gaya Barok awal

hingga kontemporer sekaligus sebagai pengajar dalam berbagai

master class lagu seni terutama lieder, menggambarkan art song

tersebut dalam 3 unsur yang menjadi ciri khasnya yaitu :

1. Lagu seni diciptakan dengan tujuan untuk diiringi dengan

sebuah instrumen papan tuts atau kibor, pada awalnya

menggunakan sebuah harpsichord atau piano, namun

belakangan dengan piano.

2. Puisi (atau kadang – kadang teks prosa) dipilih sebagai syair

karena kecocokannya sebagai suatu lagu. Pemilihannya

bergantung pula pada kemampuan komponis untuk

mengenalinya dan mengekspresikan maknanya sesuai dengan

karakter individualnya.

Page 4: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

4

3. Penciptaannya mempertimbangkan pula maksud komponis,

pemilihan puisi, dan cita rasanya musikalnya terhadap syair

dan melodi.3

Dari penelusuran yang dilakukannya pada lagu seni Eropa

ditemukan bahwa lagu seni (lieder) pada dasarnya adalah penemuan

orang Jerman yang dimulai dari mahzab lagu seni Berlin yang diawali

oleh Glück (1714-1787), Zelter (1758 – 1832) dan Reichardt. (1752 –

1814) Kata lieder itu sendiri berarti „lagu‟ yang secara khusus

merujuk pada lagu seni era Romantik.

Komponis lieder itu sendiri banyak dan beragam. Beberapa

nama komponis era Romantik yang ikut mengambil bagian dalam

penciptaan karya musik tersebut diantaranya adalah Ludwig van

Beethoven, Robert Schumann, Hugo Wolf dan Franz Schubert.

Berdasarkan kekhasan gaya komposisi seorang komponis dalam

membuat komposisinya membuat nama Franz Schubert identik

dengan lieder.

With Schubert, the development of the lied, or Romantic art song, was a personal expression. With the excellence of the new Romantic poetry, he was able to fuse text, melody, and accompaniment to a unified creation that expressed the extremes of human emotion. It perhaps helped pave the way for the short

3 Stephen Varcoe, “European Art Song”, dalam John Potter (ed.) The Cambridge

Companion to Singing, (Cambridge, UK : Cambridge University Press, 2000), 111

Page 5: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

5

piano pieces (the Harvard Dictionary of Music calls them “character pieces”) that were so much part of this epoch.4 Franz Schubert (1797 – 1828) adalah seorang komponis yang

berasal dari keluarga bersahaja. Ayahnya adalah seorang kepala

sekolah terhormat di Wina. Karya musik Schubert meliputi 9 simfoni,

22 sonata piano dan sejumlah besar karya piano pendek untuk 2

tangan dan 4 tangan, sekitar 35 komposisi musik kamar, 6 Misa, 17

karya operatik dan sekitar 600-an lieder.5 Perhatiannya yang khas

dalam mengkomposisi lagu lieder dan banyaknya jumlah karya yang

masih dilestarikan dan dikenal hingga sekarang membuatnya

dijuluki sebagai „father of the lied’.

Gambar 1. Lukisan wajah Franz Schubert

4 Nick Rossi and Sadie Rafferty, Music Through Centuries, (Boston: Bruce

Humphries Publishers, 1963), 167. 5 Donald Jay Grout, and Claude V. Palisca. A History of Western Music 3rd

edition (New York: WW. Norton, 1980), 561.

Page 6: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

6

Tantangan yang dihadapi oleh para penyaji musik klasik Barat

khususnya lieder pada saat ini adalah menyajikan musik secara

aktual berdasarkan informasi yang lebih bersifat verbal. Pemahaman

mengenai latar belakang komponis musik dan kehidupannya secara

menyeluruh merupakan kebutuhan yang tak terelakkan.

Kesenjangan era dan informasi yang terjadi saat ini tak jarang

menimbulkan kebingungan untuk menemukan apa yang

dimaksudkan oleh komponis dalam karyanya seperti ungkapan

Dennis J. Sporre berikut ini: “… many people find the situation so

frustrating that they literally beg for guidance”.6 Penelusuran terhadap

sebuah karya musik mempertimbangkan pula adanya kenyataan

bahwa gaya musik dan kecenderungan – kecenderungan bermusik

maupun menciptakan sebuah komposisi tidak selalu dimulai pada

suatu tanggal yang pasti dan diakhiri pada saat yang bisa dipastikan

pula.

Fakta menunjukkan era dan gaya bermusik berada dalam

posisi saling tumpang tindih, dan seorang seniman musik misalnya,

dapat memulai suatu gaya tertentu pada awal karirnya dan berakhir

dengan gaya musik yang berbeda pada akhir masa hidupnya.7 Hal ini

terjadi pula pada Schubert. James Sacher dan Jack Eversole

6 Dennis, J. Sporre, Perceiving The Arts, An Introduction to Humanities

(Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc,1992), x. 7 Sporre, x.

Page 7: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

7

menempatkan Schubert sebagai komponis yang berada pada dua

periode musik yaitu pada periode Klasik dan periode Romantik8. Hal

tersebut menunjukkan bahwa dalam sejarah tidak bisa dipastikan

secara tepat pergantian sebuah era dan pembawaan sebuah karya

musik membutuhkan penelusuran berbagai aspek musikologis dari

berbagai peristiwa yang terjadi di seputar kehidupan komponis.

Para penyaji musik, ilmuwan dan sejarawan yang menekuni

tradisi musik klasik Barat melalui disiplin keilmuannya masing –

masing telah mendokumentasikan bentuk – bentuk penyajian dan

membuat berbagai ulasan untuk berbagai tujuan. Salah satu

tujuannya adalah mencoba menemukan gambaran penyajian yang

dikembangkan oleh komponis pada saat karya musik tersebut

diciptakan untuk ditampilkan kembali pada masa kini. Pemahaman

secara menyeluruh karya seorang komponis apalagi yang sudah

meninggal beratus tahun yang lampau bisa dilakukan dengan

menelusuri rekaman dan fakta sejarah di seputar kehidupan sang

komponis. Sebuah ulasan yang ditulis oleh Leopold von Sonnleithner,

sahabat, dan pengacara Franz Schubert di Vienna dalam memoirnya

yang ditulis tahun 1857 mengungkapkan sebuah penelusuran

terhadap pementasan karya lieder sebagai berikut.

8 Sacher & Eversole, 32-34.

Page 8: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

8

Saya telah lebih dari seratus kali menyaksikan bagaimana Schubert melatih dan mengiringi lagu – lagunya. Ia

selalu menjaga ketepatan tempo kecuali pada ritardando, morendo, atau accelerando. Ia tidak pernah membiarkan

pelanggaran ekspresi terjadi pada lagu –lagunya. Namun pada kenyataannya kemudian setelah kehadiran Schubert disubstitusikan melalui notasi yang tertulis pada partitur,

banyak penyanyi lieder yang tidak memposisikan diri pada karakter melodi yang mengalir secara lirik dan tidak dramatik

seperti keinginan Schubert9

Karya lieder Schubert pada saat ini banyak digunakan sebagai

acuan pembelajaran musik vokal klasik Barat. Sebuah konsorsium

musik dari Inggris yang menamakan dirinya Associated Board of The

Royal School of Music (ABRSM), sebuah lembaga yang bergerak dalam

penyediaan tes penyetaraan untuk mengetahui tingkat ketrampilan

seseorang dalam bermusik secara Internasional, memasukkan 25

karya Schubert sebagai pilihan tes dalam berbagai tingkat kesulitan

(data silabus tahun 2009-2010). Sementara itu sebuah konsorsium

non profit lain yang bergerak dibidang yang sama, Australian and

New Zealand Cultural Arts Limited (ANZCA) memasukkan sekitar 18

karya. Pilihan penggunaan karya lieder Schubert tidak terlepas dari

berbagai faktor yang dapat ditinjau khususnya berkaitan dengan

gaya pembawaan, tingkat kesulitan dan langkah – langkah

penguasaan materinya. Partitur Heidenröslein dan An Die Musik

9 Peggy Woodford, The Illustrated Lives of the Great Composers, (Sydney, New

South Wales: Omnibus Press, 1984), 51.

Page 9: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

9

menjadi bahan awal pembelajaran olah vokal klasik Barat yang diacu

dari ANZCA dipilih dalam penelitian ini untuk melihat gaya Franz

Schubert melalui informasi diseputar penciptaan karya dan berbagai

ulasan yang mengarah pada gaya Schubert dalam membawakan

lieder-nya.

B. Rumusan Masalah

Penyajian kembali lieder Franz Schubert membawa suatu

konsekuensi pemahaman latar belakang sejarah secara menyeluruh,

baik dari segi teknis pembawaan karyanya maupun dari latar

belakang penciptaan karya hingga pada pemahaman kondisi sosial

masyarakat pada saat karya tersebut diciptakan. Penyajian lieder

Schubert telah mengalami perubahan sepeninggal sang komponis

dan dibutuhkan penelusuran gaya penyajiannya untuk mengetahui

pembawaan karya tersebut seperti yang dimaksudkan oleh komponis.

Berdasarkan latar belakang masalah yang diungkapkan diatas, maka

dirumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut.

1. Mengapa Franz Schubert menciptakan lieder Heidenröslein

dan An Die Musik?

2. Bagaimana gaya Franz Schubert yang tertuang dalam karya

lieder-nya?

Page 10: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

10

C. Tujuan Penelitian

1. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang

lebih akurat mengenai gaya komponis Franz Schubert yang telah

mengalami penyimpangan pada karya lieder-nya dengan

memperhatikan aspek-aspek musikologis seperti latar belakang

kehidupan bermusik dan pemikiran seni komponis.

2. Penggunaan dua karya lieder Heidenröslein dan An Die Musik

dipilih untuk menunjukkan keunikan pemikiran dan keragaman

ide dari seorang komponis dalam membuat suatu bentuk karya

musik. Hal ini sekaligus dimaksudkan sebagai perbandingan

untuk membuat interpretasi gaya Franz Schubert berdasarkan

latar belakang penciptaan masing – masing karya.

D. Manfaat Penelitian

Sebuah karya seni musik tidak berakhir pada lembar-lembar

partitur dan penyaji musiknya. Reproduksi sebuah lieder Franz

Schubert menyangkut pemahaman latar belakang penciptaan karya,

pemilihan syair puisi, dan informasi seputar gaya pembawaannya

maka penelitian ini bermanfaat bagi: (1) Masyarakat pecinta musik

seriosa agar dapat mengenal gaya Franz Schubert melalui karya-

Page 11: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

11

karya lieder –nya. (2) Penyaji musik lieder dan penanggung jawab

pembelajaran olah vokal klasik Barat agar memiliki pemahaman

terhadap gaya Franz Schubert dan dapat membawakan karya

tersebut sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh komponis.

E. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini membutuhkan beberapa referensi terutama yang

membahas mengenai studi tentang lagu seni (art song) dari Jerman

yaitu lieder yang menitik beratkan pada interpretasi gaya Franz

Schubert yang menggunakan syair yang diambil dari puisi – puisi

penyair terkenal seperti Goethe dan Schober. Fokus pada komposer

Franz Schubert membutuhkan referensi yang berkaitan pula dengan

latar belakang kehidupan sosial dan musikal Schubert dan secara

lebih spesifik merujuk pada literatur yang membahas mengenai

proses penciptaan karya lieder Heidenröslein dan An Die Musik.

Literatur utama mengacu pada karya Peggy Woodford The

Illustrated Lives of the Great Composers: Schubert yang memberikan

informasi mengenai latar belakang kehidupan Schubert dan berbagai

hal yang melatar belakangi penciptaan beberapa karya lieder-nya

yang cukup terkenal termasuk yang dibahas dalam penelitian ini.

Informasi penting lainnya adalah pada pemaparan berbagai situasi

Page 12: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

12

yang melatar belakang keputusan Schubert untuk menggubah

beberapa karya penting termasuk beberapa pengaruh dari teman –

temannya yang memberikan informasi dari sudut pandang yang

berbeda terhadap pribadi dan karya Schubert. Pembahasan kegiatan

surat menyurat Schubert dengan beberapa temannya secara umum

melengkapi fakta dibalik sikap Schubert dan pandangan-pandangan

tertentu dalam merancang karya – karya musiknya.

Ide untuk mengangkat penelitian ini tidak terlepas dari tulisan

tesis Winarjo Sigro Tjaroko mengenai Sejarah Perkembangan lagu

Seriosa Indonesia yang telah mengawali untuk membahas sebuah

perbandingan mengenai lagu seni dari Indonesia dan lieder. Garis

besar penulisannya mengemukakan adanya unsur adaptasi dari

lieder yang menjadi bagian tersendiri dari sejarah perkembangan lagu

seriosa di Indonesia. Penggunaan karya lieder Schubert menjadi

inspirasi untuk menggali lebih jauh mengenai gaya Schubert.

Pemilihan puisi dan rangkaian melodi yang digubah beserta latar

belakang penciptaannya menjadi sebuah kajian yang cukup relevan

untuk memperlihatkan keunikan dari sebuah karya yang

menggunakan bentuk komposisi yang secara umum sama.

Pembahasan mengenai karya Schubert menciptakan berbagai

tulisan yang bervariasi menyangkut latar belakang pribadi hingga

pengaruh dari musik yang dipelajarinya. Salah satu pendekatan yang

Page 13: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

13

paling umum dilakukan adalah dengan memperbandingkan dan

topik yang dibahas mengenai perbandingan tersebut beragam mulai

dari perbandingan gaya komposisi dengan komposer lain yang

menggubah karya sejenis hingga perbandingan waktu penciptaan

dan pembawaan berdasarkan temuan fakta mutakhir. Literatur yang

memberikan informasi ini adalah sebuah kumpulan tulisan mengenai

Schubert yang disunting oleh Christopher H. Gibbs dengan judul The

Cambridge Companion to Schubert. Pokok bahasan tulisan dalam

buku ini dibagi dalam 3 topik besar yang membahas mengenai latar

belakang musikal, budaya, dan politik dari karya musik Schubert,

pembahasan mengenai gaya dan genre musikal dan penerimaan

masyarakat terhadap karya Schubert hingga sekarang.

Penulisan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

kerangka penulisan yang mengacu pada tulisan Victor Ganap

mengenai Karsa dan Karya Komponis Franz Schubert yang disunting

oleh Soedarso Sp dalam sebuah kumpulan tulisan berjudul Beberapa

Catatan Tentang Perkembangan Kesenian Kita. Beberapa topik

penting yang mendukung kejelasan gagasan tulisan diangkat secara

khusus. Pemahaman mengenai konsep melodi dan teks yang

dijelaskan dalam tulisan ini akan diangkat kembali dan diperluas

dengan dukungan buku The Cambridge Companion to Singing yang

berupa bunga rampai tulisan tentang kegiatan menyanyi berbagai

Page 14: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

14

genre yang disusun oleh John Potter. Dalam buku tersebut

dijabarkan secara khusus perbandingan mengenai pembawaan lagu

seni yang dikembangkan di kawasan Eropa.

Literatur yang tak kalah penting adalah tulisan Dalimin

mengenai Metode Penelitian Sejarah yang memaparkan panduan

komprehensif tata urutan dan penulisan penelitian yang

menggunakan pendekatan interpretasi terhadap rangkaian peristiwa

yang terjadi di masa lampau dan menemukan pemahaman yang baru

melalui pemikiran sebab akibat. Sementara itu untuk memberikan

informasi penunjang mengenai sejarah musik secara umum

digunakan buku A History of Western Music karangan Donald J.

Grout dan Claude V. Palisca.

F. Landasan Teori

Seni adalah sebuah proses manusiawi. Dennis J. Sporre

menyatakan pandangannya terhadap proses berkesenian sebagai

berikut: “The arts are human communication, and any attempt at

understanding must also accommodate an understanding of the human

process involved in the creation of an artwork.”10 Pernyataan tersebut

tidak dengan serta merta berarti bahwa jika seseorang ingin

mempelajari karya seni harus memahami biografi dari sang seniman,

10 Sporre, 24

Page 15: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

15

namun yang perlu dipahami adalah bahwa terdapat sebuah proses

mental yang dialami oleh seniman, kegelisahan – kegelisahan, dan

keputusan – keputusan yang diambil pada saat sang seniman

merumuskan apa yang akan dibuat pada karya seninya dan saat ia

mencoba mewujudkannya.

Pendekatan diatas merupakan analisis konstruktif yang bertitik

tolak dari sudut pandang komponis yang memandang penelusuran

gaya sebuah karya musik berdasarkan kajian sumber dan latar

belakang penciptaannya. Sementara itu dalam proses reproduksi

musik seperti yang dilakukan pada karya – karya lieder Franz

Schubert pada saat ini membutuhkan pula analisis rekonstruktif

yang menganggap sebuah karya musik pada hakikatnya bukanlah

suatu realitas, melainkan sebuah persepsi semata-mata. Analisis

terhadap karya musik yang berfokus pada fisiknya saja tidak dapat

dengan serta merta mengungkapkan fakta – fakta dibalik proses

penciptaannya dan perilaku perseptif penikmatnya. Oleh karena itu

dibutuhkan pula penjelasan yang bersifat komprehensif pada unsur-

unsur pendukung karya tersebut.

Pendekatan dalam memahami gaya lieder Schubert dilakukan

dengan analogi seperti yang dilakukan oleh Victor Ganap dalam

Page 16: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

16

mengeksplorasi karya musik Kerontjong Toegoe.11 Esensi dari sebuah

karya musik tidak hanya terletak pada proses penciptaannya saja

melainkan juga pada pengelolaannya dan caranya dinikmati. Oleh

karena itu dibutuhkan sebuah teori semiotika musikal berdasarkan

konsep tripartisi dari karya seni. Teori semiotika itu merujuk pada

konsep yang dinyatakan oleh musikolog Perancis Jean Molino yang

menganggap bahwa setiap karya seni termasuk karya musik adalah

sebuah teks. Pengertian teks disini disamping merupakan konsepsi

yang terintegrasi dari struktur musikal juga terdiri dari serangkaian

prosedur yang mendorong terjadinya proses penciptaan dan

berlangsungnya proses interpretasi dan persepsi. Prosedur tersebut

oleh Molino dinamakan sebagai tripartisi semiotika yang prosesnya

berjalan secara multidimensional yaitu dimensi poietic, dimensi

neutral atau immanent, dan dimensi esthesic. Konsep tripartisi

semiotika itu muncul dari hipotesis yang menganggap bahwa sebuah

karya musik, baik dalam bentuk partitur maupun dalam wujud

sebuah gelombang suara, hendaknya dilengkapi dengan informasi

tentang bagaimana karya itu diciptakan dan bagaimana karya itu

dapat dinikmati.

Dalam setiap pergelaran musik, transmisi makna dari vokalis

tidak begitu saja dapat diterima oleh penonton, karena makna

11 Victor Ganap, 189-199.

Page 17: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

17

merupakan sebuah jabaran rekonstruktif dari sebuah interpretasi

yang dimiliki setiap orang dalam bentuknya yang beragam. Jabaran

interpretasi sebuah pertunjukan musik tersusun pada waktu yang

bersamaan oleh komponis, penyair, konduktor, vokalis, pemusik dan

penonton. Namun demikian tidak dapat dipastikan bahwa setiap

pihak yang terlibat dalam proses penjabaran ini akan memiliki

interpretant yang sama.

Penjabaran konsep tripartisi Molino dalam membahas

penyimpangan gaya lieder Schubert dilakukan dengan meninjau ke-

tiga dimensinya. Dimensi poietic merupakan sebuah dimensi pada

saat Schubert menciptakan sebuah lagu dan pada saat lagu tersebut

diperdengarkan untuk pertama kali maupun saat diperdengarkan

kembali. Dalam kerangka waktu saat ini dapat dilakukan dengan

melacak data tertulis yang tertinggal berupa partitur lieder Franz

Schubert beserta ulasan mengenai berbagai pementasan karyanya

termasuk konteks kondisi sosial, ekonomi, dan politik Kota Vienna

yang mempengaruhi kehidupan bermusik Schubert pada Era

Romantik Awal. Dimensi esthesic, yang memberikan kesempatan

penonton untuk menyusun makna / berbagai makna ketika

terkonfrontasi dengan bentuk simbolik. Dimensi ini dapat ditinjau

melalui aktifitas orang – orang diseputar kehidupan Schubert yang

Page 18: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

18

memberikan apresiasi terhadap karya – karyanya dan memberikan

gambaran yang obyektif terhadap pementasannya.

Bahasa musikal mengandung pengertian yang abstrak

sehingga dalam suatu proses transmisi dapat menimbulkan

interpretant dengan penjabaran maknanya yang tidak terbatas.

Partitur lieder Schubert yang dibuat tanpa adanya informasi

pembawaan secara verbal dari komponis memungkinkan interpretasi

yang beragam dari dan kepada para vokalis lieder pada saat

dipentaskan sehingga dapat terjadi penangkapan makna yang

berbeda. Pementasan itu sendiri dapat memicu inspirasi dari

komposer lain untuk bisa memberikan penilaian sekaligus

mengilhami penciptaan karya dan pemilihan syair-syair yang

digunakan dalam lieder mereka. Apresiator yang bukan pemusikpun

dapat memberikan informasi mengenai pembawaan sebuah karya

bahkan setelah komponisnya meninggal. Berdasarkan informasi

tersebut diatas secara tidak langsung terjadi sebuah kesinambungan

pelestarian dan cara membawakan sebuah karya musik sekaligus

mengetahui berbagai kemungkinan yang dapat terjadi dari upaya

transmisi pembawaan karya lieder Schubert tersebut.

Peristiwa sejarah yang telah terjadi di masa lampau yang

dijabarkan dalam sebuah narasi historis bukan saja merupakan

suatu reproduksi dari peristiwa itu yang dilaporkan, melainkan juga

Page 19: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

19

suatu kompleksitas tanda yang memberikan suatu arah untuk

menemukan struktur dari tradisi yang berkaitan dengan

kesusasteraan. Menurut Mary Fulbrook, relasi yang bersifat arbitrer

yang terjadi antara penanda dan yang ditandai berarti bahwa pada

tataran yang paling ekstrim, bahkan bukan hanya pernyataan

individual mengenai peristiwa masa lalu saja yang dapat diterima

sebagai pernyataan yang mengandung makna dalam suatu

pengertian yang tetap, pernyataan tersebut terbuka terhadap suatu

keserbaragaman dari suatu „pembacaan‟ yang bersifat alternatif atau

multi tafsir. Oleh karena itu, sifat alami dari suatu teks yang

didalamnya musik menjadi salah satu bagiannya berarti bahwa tidak

ada satupun yang dapat dikatakan mengenai masa lalu yang tidak

terbuka terhadap sejumlah besar interpretasi atau penafsiran

alternatif. Tidak ada satu masa lalupun yang dapat dilawankan

dengan interpretasi manapun yang dapat diukur dan dinilai „lebih

baik‟ atau „lebih buruk‟ daripada interpretasi – interpretasi lainnya.12

Perilaku bermusik Franz Schubert dan penciptaan karya –

karyanya dapat pula ditinjau melalui pendekatan tiga tingkat analisis

yang dikembangkan oleh Alan P. Merriam yaitu konseptualisasi

12 Mary Fulbrook, Historical Methods, (New York: Routledge, Taylor and

Francis Group, 2002), 54 – 55.

Page 20: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

20

musik, perilaku dalam musik dan bunyi musiknya.13 Penjelasannya

pertama-tama dimulai dari bunyi musik yang mempunyai struktur

bahkan suatu sistem, namun ia tidak dapat muncul secara bebas

tanpa adanya manusia. Bunyi musik harus dianggap sebagai hasil

dari perilaku yang memproduksi bunyi itu.

Sementara itu perilaku yang dimaksud menyangkut perilaku

fisik, perilaku sosial, dan perilaku verbal. Perilaku fisik menyangkut

produksi bunyi aktual, sikap tubuh pemusik saat memproduksi

bunyi dan respon fisik individual terhadap bunyi. Perilaku sosial

dapat dibagi dalam perilaku yang dibutuhkan karena seseorang

berposisi sebagai musisi dan perilaku yang dibutuhkan sebagai

seorang non-musisi pada saat pementasan musiknya terjadi. Perilaku

verbal adalah perilaku yang berhubungan dengan konstruksi verbal

yang diekspresikan mengenai musiknya itu sendiri. Melalui perilaku,

bunyi musik itu dihasilkan; tanpanya tidak akan ada bunyi.

Perilaku dalam bermusik didasari oleh konsep mengenai

musik. Untuk dapat bertindak dalam suatu sistem musik, seseorang

harus pertama – tama mengkonsepkan perilaku apa yang dapat

menghasilkan bunyi yang diinginkan. Tanpa konsep mengenai musik,

perilaku tidak akan terjadi dan tanpa perilaku, musik tidak dapat

13 Alan P. Merriam, The Anthropology of Music, (Bloomington, Indiana :

Northwestern University Press, 1964), 32 – 33.

Page 21: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

21

dihasilkan. Gaya lieder Schubert pertama-tama dikenal dari perilaku

Schubert itu sendiri dalam membunyikan karyanya. Konsep

bermusiknya didapatkan dari pengaruh – pengaruh dalam

kehidupannya baik dari keluarga maupun dari pihak – pihak yang

memberi inspirasi bagi penciptaan musiknya. Apa yang dilakukan

Schubert dan para pemusik yang mereproduksi karya musiknya

memberikan sebuah nilai tersendiri bagi Schubert dan karya-karya

musiknya.

Produksi musik bagaimanapun juga memiliki dampak pada

pendengar yang menilai baik dari segi kompetensi penyaji musiknya

maupun ketepatan penyajiannya sehingga membentuk suatu

kerangka konsep nilai. Ketidak sesuaian nilai yang didapatkan dari

proses reproduksi penyajian menimbulkan reaksi terhadap proses

tersebut. Ulasan terhadap pementasan karya lieder Schubert

merupakan umpan balik terhadap pemaknaan nilai-nilai dari lieder

Schubert yang telah mengalami perubahan secara signifikan.

Penelusuran gaya lieder Schubert mempertimbangkan pula

bagaimana perilaku Schubert dalam mengemas penyajian karya

musiknya semasa ia hidup dan kepada siapa karya musik tersebut

diciptakan. Pendekatan J. Maquet melalui Soedarsono dalam buku

Seni Pertunjukan Indonesia dan Pariwisata mengenai art by

Page 22: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

22

destination14 dapat menjadi dasar untuk mengetahui berbagai hal di

seputar perilaku penyajian karya Schubert.

G. Metode Penelitian

Penjelajahan mengenai pemahaman akan maksud dan tujuan

dibalik karya lieder Schubert menjadi bagian dari penelusuran akan

sejarah kehidupan Schubert. Lieder sebagai sebuah nyanyian

menjadi bagian dari suatu dokumen yang memilliki makna historis

karena: (1) Mengungkapkan rasa suka dan duka, (2) Memberikan

nuansa lokal dan lingkungan tertentu, (3) Sering kali pula

mengungkapkan nilai – nilai moral masyarakat sekitar, serta mampu

merefleksikan suasana kultural dan jiwa sezaman (zeitgeist)-nya.

Sumber sejarah jenis ini bermanfaat mengutuhkan sejarah

kemanusiaan (human history).15

Tujuan penelitian historis adalah untuk membuat rekonstruksi

masa lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara

mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan, serta

mensintesiskan bukti – bukti untuk menegakkan fakta dan

memperoleh kesimpulan yang kuat. Ciri-ciri penelitian historis lebih

tergantung kepada data yang diobservasi orang lain daripada yang

14 R.M. Soedarsono, Seni Pertunjukan Indonesia dan Pariwisata, (Bandung :

Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, 1999), 3. 15 A. Daliman, Metode Penelitian Sejarah, (Yogyakarta : Penerbit Ombak,

2012), 64

Page 23: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

23

diobservasi oleh peneliti sendiri. Data yang baik akan dihasilkan oleh

kerja yang cermat yang menganalisis keotentikan, ketepatan, dan

pentingnya sumber-sumbernya.16 Data tersebut digunakan untuk

memaknai relasi antar peristiwa yang diseleksi sehingga akan

terbentuk pemahaman atas realitas masa lampau. Interpretasi

sebagai bagian dari rekonstruksi masa lampau mempunyai peran

untuk menafsirkan, memberi makna dan signifikansi relasi fakta –

fakta sejarah.17

Penelitian historis tergantung kepada dua macam data, yaitu

data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari sumber

primer, yaitu si peneliti (penulis) secara langsung melakukan

observasi atau penyaksian kejadian – kejadian yang dituliskan. Data

sekunder diperoleh dari sumber sekunder, yaitu peneliti melaporkan

hasil observasi orang lain yang satu kali atau lebih telah lepas dari

kejadian aslinya. Di antara kedua sumber itu, sumber primer

dipandang sebagai memiliki otoritas sebagai bukti tangan pertama

dan diberi prioritas dalam pengumpulan data. Penggunaan lieder

Schubert Heidenröslein dan An Die Musik dalam kerangka proses

pembelajaran awal olah vocal yang dialami oleh peneliti sebagai

murid maupun pengajar menjadi sumber langsung untuk menelaah

16 Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta : PT RajaGrafindo

Persada, 2006), 73-74 17 Daliman, 84

Page 24: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

24

fakta – fakta, menyajikan sebuah pemahaman yang menyeluruh

dengan dukungan dari penelitian, jurnal dan literatur-literatur yang

membahas mengenai Schubert dari berbagai sisi.

Walaupun penelitian historis mirip dengan penelaahan

kepustakaan yang mendahului lain – lain bentuk rancangan

penelitian, namun cara pendekatan historis adalah lebih tuntas,

mencari informasi dari sumber yang lebih luas. Penelitian historis

juga menggali informasi –informasi yang lebih tua daripada yang

umum dituntut dalam penelaahan kepustakaan, dan banyak juga

menggali bahan – bahan tak diterbitkan yang tak dikutip dalam

bahan acuan yang standard. 18 Penelitian mengenai lieder Schubert

ini akan membutuhkan kepustakaan yang banyak berkaitan dengan

pembahasan seputar karya Schubert yang ditinjau dari berbagai

aspek baik musikologis maupun historis. Penggalian informasi akan

dimulai dengan urutan sebagai berikut :

1. Tahap Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka yang

memuat data tertulis yang berkaitan dengan berbagai karya

Schubert khususnya mengenai lieder. Studi pustaka

dilakukan di beberapa perpustakaan yaitu: (a)Perpustakaan

18 Suryabrata, 74

Page 25: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

25

Universitas Gadjah Mada; (b) Perpustakaan Institut Seni

Indonesia Yogyakarta

Seleksi data sudah dilakukan dari sejak awal dengan

membatasi informasi pada latar belakang kehidupan

Schubert dan lieder-nya terutama Heidenröslein dan An Die

Musik sekaligus mengumpulkan fakta- fakta sejarah di

seputar penciptaan ke-dua lieder, hingga dokumentasi

terkini mengenai praktek lieder Schubert melalui beberapa

silabus pembelajaran olah vocal dan dokumentasi

pergelaran melalui situs Youtube.

2. Analisis Data

Dari berbagai sumber yang ada, dilakukan seleksi dan

pengelompokan sesuai dengan kategori permasalahan yang

akan dijawab. Data mengenai topik yang sama

dikumpulkan, kemudian dilakukan pengecekan

berdasarkan kronologi dan beberapa peristiwa di seputar

saat penciptaan karya. Fakta – fakta tersebut kemudian

diperbandingkan dengan uraian yang ditemukan dalam

penggunaan lieder Schubert saat ini, melakukan penafsiran,

kemudian diambil kesimpulan.

Page 26: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

26

H. Sistematika Penulisan

Sistematika yang dipergunakan untuk membuat karya tulis ini

adalah sebagai berikut :

BAB I : Pengantar. Berisi tentang latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : Dinamika Kota Vienna pada Era Romantik Awal dan

Sejarah Lieder yang memuat informasi mengenai : Daya Tarik Kota

Vienna Bagi Para Seniman Musik, Musikal Kota Vienna dan Tokoh -

Tokoh Musisinya, Pengaruh Dinamika Kehidupan Musikal Beethoven

pada Kota Vienna, Konsekuensi Penemuan Bentuk Musik Baru, Daya

Tarik Schubert dan Perlawanan Mode Virtuositas, Pengaruh

Pergolakan Politik pada Inovasi Musik, Pengaruh Penerbitan Musik

dalam Pembentukan Citra Kota Musikal, Perlawanan Terhadap

Dominasi Musik Italia Oleh Mazhab Berlin, Akar Gerakan Seni Lieder

Jerman, dan Perkembangan lieder di Kota Vienna.

BAB III : Biografi Singkat dan Gaya Lieder Franz Schubert

seperti: Latar Belakang Kehidupan Pribadi, Sosial, dan Musikal Franz

Schubert, Pengaruh Seni Era Klasik pada pandangan musikal Franz

Schubert, Karakteristik Lieder Franz Schubert, Gaya Lieder Franz

Page 27: BAB I PENGANTAR A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/63776/potongan/S2-2013... · Sepanjang sejarah, menyanyi telah menjadi kegiatan yang paling umum dikenal dalam

27

Schubert, Penyimpangan Gaya Lieder Schubert, Sikap dan Pengaruh

Goethe pada Gaya Lieder Schubert.

BAB IV : Analisis Lieder Heidenröslein dan An Die Musik yang

meliputi : Analisis Struktural dan Gaya Schubert pada Lieder An Die

Musik, Analisis Struktural dan Gaya Schubert Lieder Heidenröslein

BAB V : Kesimpulan yang berisi tentang ringkasan karya tulis

dan saran.