Bab I Penelitian Asi

8
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (Pusat Data Kemenkes RI, 2014) Program pembangunan Millenium Development Goals (MDG’s) yang terdiri dari delapan pokok bahasan, salah satunya adalah menurunkan angka kematian bayi (AKB). Angka kematian bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan salah satu aspek penting dalam mendeskripsikan tingkat pembangunan manusia di sebuah negara dari sisi kesehatan masyarakatnya(Helmizar, 2014). Pada tahun 2015, Millenium Development Goals (MDG’s) Indonesia menargetkan penurunan sebesar 23/1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu 2009-2015. Oleh sebab itu, Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan angka kematian bayi dari 68/1000 kelahiran hidup dan angka kematian balita dari 97/1.000 kelahiran hidup menjadi 32/1.000 kelahiran hidup. Untuk mencapai target Millenium 1

description

penelitian asi bab I

Transcript of Bab I Penelitian Asi

Page 1: Bab I Penelitian Asi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu

yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan

atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (Pusat Data Kemenkes RI, 2014)

Program pembangunan Millenium Development Goals (MDG’s) yang terdiri

dari delapan pokok bahasan, salah satunya adalah menurunkan angka kematian bayi

(AKB). Angka kematian bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan salah satu

aspek penting dalam mendeskripsikan tingkat pembangunan manusia di sebuah

negara dari sisi kesehatan masyarakatnya(Helmizar, 2014).

Pada tahun 2015, Millenium Development Goals (MDG’s) Indonesia

menargetkan penurunan sebesar 23/1.000 kelahiran hidup dalam kurun waktu 2009-

2015. Oleh sebab itu, Indonesia mempunyai komitmen untuk menurunkan angka

kematian bayi dari 68/1000 kelahiran hidup dan angka kematian balita dari 97/1.000

kelahiran hidup menjadi 32/1.000 kelahiran hidup. Untuk mencapai target Millenium

Development Goals (MDG’s) tahun 2015 dalam rangka menurunkan AKB, dapat

dilakukan salah satunya dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif (Depkes,

2005)

Menurut penelitian yang dilakukan oleh United Nations Children’s Fund

(UNICEF), risiko AKB bisa berkurang dengan pemberian ASI eksklusif dan

menyusui sampai 2 tahun. Khusus untuk kematian neonatus dapat ditekan hingga 55-

87% jika setiap bayi lahir dilakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI eksklusif.

Selain itu kasus kurang gizi pada anak di bawah usia dua tahun juga dapat di atasi

melalui pemberian ASI eksklusif (Unicef, 2013)

Di antara keunggulan ASI yang adalah adanya memperoleh tumbuh kembang

yang baik, bahan-bahan imunitas yang efektif untuk penyakit-penyakit

1

Page 2: Bab I Penelitian Asi

2

gastrointestinal, alergi makanan, menurunkan mortalitas bayi, menurunkan

morbiditas bayi, mengoptimalkan pertumbuhan bayi, membantu perkembangan

kecerdasan anak, dan membantu memperpanjang jarak kehamilan ibu serta tindakan

menyusui dapat memberikan kepuasan batin bagi ibu dan anak (Fikawati, Sandra dan

Syafiq, Ahmad., 2003)

World Health Organization (WHO) telah merevisi rekomendasi global

mengenai pemberian ASI yang harus dilakukan sesegera mungkin dalam waktu 1 jam

setelah bayi lahir, dan dianjurkan memberi ASI eksklusif selama 6 bulan. Di

indonesia, menurut SK Menkes, anjuran untuk memberikan ASI eksklusif sampai 6

bulan sudah merupakan program nasional (Kemenkes RI, 2004)

Terlihat kecenderungan penggunaan ASI eksklusif yang semakin menurun.

Penurunan ini disebabkan berbagai hal yaitu meningkatnya promosi susu botol yang

menyebabkan ibu-ibu cenderung memberikan susu botol (susu non formula maupun

susu formula) untuk bayinya. Selain promosi, hal ini dipengaruhi oleh keadaan sosial

ekonomi yang kurang baik, sehingga ibu-ibu bekerja di luar dan meninggalkan

anaknya. Padahal telah banyak informasi yang disampaikan oleh berbagai media yang

menyatakan keunggulan ASI dibanding susu botol.

Beberapa faktor yang terkait dengan pemberian ASI eksklusif meliputi faktor

internal dan eksternal. Faktor internal tersebut berasal dari ibu diantaranya, tingkat

pengetahuan, kondisi kesehatan, dan persepsi ibu. Pengetahuan masyarakat tentang

pentingnya ASI juga akan mempengaruhi pemberian ASI eksklusif. Masyarakat yang

tidak tahu menahu tentang pentingnya serta manfaat yang diberikan oleh ASI tidak

akan memperdulikan hal tersebut. Adanya persepsi yang salah tentang menyusui

bayi, kurangnya produksi ASI akan membuat terjadinya peralihan dari ASI ke susu

formula. Kondisi kesehatan ibu juga turut mendukung pemberian ASI eksklusif. Ibu

yang menderita suatu penyakit tertentu yang disebabkan oleh virus, seperti TB dan

HIV, cenderung memilih untuk tidak memberikan ASI eksklusif karena khawatir

menularkan penyakit yang dia derita kepada bayinya (Novita, 2008; Siregar, 2004;

Mcniel dkk, 2010)

Page 3: Bab I Penelitian Asi

3

Selain pengaruh faktor internal, faktor ekstenal juga berperan penting dalam

pemberian ASI eksklusif. Faktor dukungan orang terdekat seperti suami, ibu dan

saudara perempuan berpengaruh pada ibu dalam memutuskan untuk memberi ASI

atau susu formula. Pengaruh petugas kesehatan juga mempengaruhi pemberian

makan yang dilakukan ibu. Wanita yang memperoleh informasi mengenai ASI

eksklusif dari petugas kesehatan memiliki kecenderungan untuk menyusui secara

eksklusif dalam waktu yang lama. Promosi susu formula menjadi salah satu faktor

yang memutuskan pemberian ASI eksklusif. Promosi susu formula menyebabkan ibu

memiliki alasan untuk tidak memberikan atau malahan mengombinasikan pemberian

ASI. Faktor eksternal yang terakhir adalah budaya. Beberapa budaya di Indonesia

memiiki peran yang sangat besar dalam pemberian ASI eksklusif misalnya

kebudayaan masyarakat Lombok yang jika bayi tidak diberi nasi maka tidak akan

tumbuh menjadi kuat seperti yang diharapkan (Pertiwi, 2012)

Angka persentase bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di UPTD

Puskesmas Kecamatan Pontianak Kota selama periode bulan Januari-Juni 2015 masih

terhitung minimal yaitu 70,63% di mana belum mencapai target yang ditetapkan oleh

Dinas Kesehatan Kota Pontianak yaitu sebesar 75%. Bahkan tren persentase bayi usia

0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif di UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak

Kota selama 3 tahun (2012-2014) masih fluktuatif yaitu pada tahun 2012 sebesar

71,26%, tahun 2013 sebesar 67% serta tahun 2014 sebesar 74,4% (Profil Puskesmas,

2014). Berdasarkan data dan informasi di atas peneliti merasa perlu untuk melakukan

penelitian mengenai gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku ibu terhadap

pemberian ASI eksklusif di UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Kota pada tahun

2015.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi

pemberian ASI eksklusif di UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Kota pada tahun

2015?

Page 4: Bab I Penelitian Asi

4

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi

pemberian ASI eksklusif di UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Kota pada tahun

2015.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu yang memiliki bayi 6-24

bulan di UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Kota pada tahun 2015.

2. Untuk mengetahui gambaran kondisi kesehatan ibu yang memiliki bayi 6-24

bulan dalam penerapan pemberian ASI eksklusif di UPTD Puskesmas Kecamatan

Pontianak Kota pada tahun 2015.

3. Untuk mengetahui gambaran persepsi ibu yang memiliki bayi 6-24 bulan dalam

penerapan pemberian ASI eksklusif di UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak

Kota pada tahun 2015.

4. Untuk mengatahui gambaran dukungan orang terdekat ibu yang memiliki bayi 6-

24 bulan tentang pemberian ASI eksklusif di UPTD Puskesmas Kecamatan

Pontianak Kota pada tahun 2015

5. Untuk mengetahui gambaran promosi susu formula pada ibu yang memiliki bayi

6-24 bulan dalam penerapan pemberian ASI eksklusif di UPTD Puskesmas

Kecamatan Pontianak Kota pada tahun 2015.

6. Untuk mengetahui gambaran budaya ibu yang memiliki bayi 6-24 bulan di UPTD

Puskesmas Kecamatan Pontianak Kota pada tahun 2015.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

1. Menambah pengetahuan mengenai program ASI eksklusif secara lebih mendalam.

Page 5: Bab I Penelitian Asi

5

2. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan penulisan dalam penelitian ilmiah di

bidang kedokeran komunitas dan juga bermanfaat dalam menambah referensi

ilmiah tentang ASI eksklusif.

1.4.2 Bagi Puskesmas

Dapat memberi masukan tentang faktor-faktor internal dan eksternal yang

mempengaruhi pemberian ASI eksklusif di lingkungan kerja UPTD Puskesmas

Kecamatan Pontianak Kota.

1.4.3 Bagi Masyarakat

Dapat memberikan bekal dan pemahaman mengenai pentingnya pembudayaan

pemberian ASI eksklusif dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.