BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau...

63
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendirian Bank Muamalat Indonesia, merupakan prakarsa Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang muncul dalam Lokakarya Bunga Bank pada tanggal 19- 22 Agustus 1990 di Cisarua, Bogor. Ide ini dipertegas kembali dalam Musyawarah Nasional IV MUI di Hotel Sahid Jaya, Jakarta pada tanggal 22-25 Agustus 1990. Pendirian Bank Muamalat mendapat dukungan pengusaha maupun cendekiawan muslim yang namanya tergabung dalam 227 Pemegang Saham Pendiri, juga diperoleh dukungan dari ICMI, untuk selanjutnya dibentuk Tim Pendanaan, Tim Hukum dan Anggaran Dasar. Bank Muamalat Indonesia adalah bank umum pertama di Indonesia yang menerapkan prinsip Syari’ah Islam dalam menjalankan operasionalnya. Produk pendanaan yang ada menggunakan prinsip Wadiah (titipan) dan Mudharabah (bagi-hasil). Sedangkan penanaman dananya menggunakan prinsip jual beli, bagi-hasil dan sewa. Salah satu cabang bank umum yang beroperasi berdasarkan prinsip Syari’ah di Indonesia saat ini adalah Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo. Bank Muamalat Indonesia ini hadir sebagai salah satu lembaga perbankan Syari’ah yang mencoba menepis anggapan dari kebanyakan masyarakat luas

Transcript of BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau...

Page 1: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendirian Bank Muamalat Indonesia, merupakan prakarsa Majelis Ulama

Indonesia (MUI), yang muncul dalam Lokakarya Bunga Bank pada tanggal 19-

22 Agustus 1990 di Cisarua, Bogor. Ide ini dipertegas kembali dalam

Musyawarah Nasional IV MUI di Hotel Sahid Jaya, Jakarta pada tanggal 22-25

Agustus 1990. Pendirian Bank Muamalat mendapat dukungan pengusaha

maupun cendekiawan muslim yang namanya tergabung dalam 227 Pemegang

Saham Pendiri, juga diperoleh dukungan dari ICMI, untuk selanjutnya dibentuk

Tim Pendanaan, Tim Hukum dan Anggaran Dasar.

Bank Muamalat Indonesia adalah bank umum pertama di Indonesia yang

menerapkan prinsip Syari’ah Islam dalam menjalankan operasionalnya. Produk

pendanaan yang ada menggunakan prinsip Wadiah (titipan) dan Mudharabah

(bagi-hasil). Sedangkan penanaman dananya menggunakan prinsip jual beli,

bagi-hasil dan sewa.

Salah satu cabang bank umum yang beroperasi berdasarkan prinsip

Syari’ah di Indonesia saat ini adalah Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo.

Bank Muamalat Indonesia ini hadir sebagai salah satu lembaga perbankan

Syari’ah yang mencoba menepis anggapan dari kebanyakan masyarakat luas

Page 2: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

2

yang menganggap semua lembaga perbankan mempergunakan bunga sebagai

hasil dari pemberian bantuan modal usaha melalui produk yang ada.

Bentuk-bentuk pembiayaan yang ditawarkan oleh Bank Muamalat

Indonesia merupakan alternatif yang dapat diperoleh bagi masyarakat, terutama

bagi umat Islam. Salah satu bentuk pembiayaan yang ditawarkan adalah bagi

pembiayaan perumahan adalah pembiayaan Al Musyarakah. Pembiayaan ini

dilakukan oleh pihak penyandang dana (shahibul maal) dengan pengelola dana

(mudharib), pihak bank sebagai penyandang dana menyediakan sebagian dari

pembiayaan bagi usaha atau kegiatan tertentu, dan yang sebagian lain disediakan

oleh pengelola dana sebagai mitra usaha.

Sebagai salah satu kebutuhan utama manusia, sektor papan (perumahan)

merupakan salah satu sektor bisnis menarik. Perkembangan manusia yang

semakin bertambah menyebabkan semakin bertambahnya kebutuhan akan

perumahan. Rumah merupakan kebutuhan primer bagi pemenuhan kesejahteraan

manusia setelah sandang dan pangan. Namun demikian, ternyata kebutuhan akan

perumahan ini seringkali terbentur pada minimnya dana yang dimiliki oleh

konsumen yang mendambakan memiliki rumah sendiri. Alhasil pembiayaan

melalui KPRS pun mulai dilirik sebagai pembiayaan perumahan.

Pada praktek perbankan, khususnya perbankan Syari’ah pemberian

pembiayaan sudah menjadi kelaziman bagi bank. Dalam hal ini Bank Muamalat

Indonesia Cabang Solo memberikan pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah

Syari’ah (KPRS) dengan menggunakan pembiayaan musyarakah wal ijarah al-

Page 3: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

3

muntahia bit-tamlik. Pembiayaan KPRS ini dapat digunakan sebagai pembiayaan

dalam pembelian rumah.

Penelitian ini mengkaji dan menjawab permasalahan mengenai

bagaimana pelaksanaan akad pembiayaan musyarakah wal ijarah al-muntahia

bit-tamlik dalam produk Kongsi Pemilikan Rumah Syariah (KPRS) pada Bank

Muamalat Indonesia Cabang Solo, selain itu juga dalam hal bentuk-bentuk cidera

janji yang dilakukan oleh nasabah dan bagaimana upaya hukum yang dilakukan

oleh Bank Muamalat Indonesia dalam menyelesaikan perselisihan tersebut.

Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah Syari’ah (KPRS) menggunakan

akad musyarakah dan ijarah yang diatur dalam ketentuan Fatwa Dewan Syariah

Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang

Pembiayaan Musyarakah dan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama

Indonesia Nomor 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah dengan

tambahan perjanjian bahwa di akhir masa sewa akan dilakukan pengalihan

kepemilikan objek akad dari bank kepada nasabah baik dengan pelunasan

pembayaran maupun dengan hibah (prinsip akad al-ijarah al-muntahia bit-

tamlik). Segala hal terkait pedoman pelaksanaan pembiayaan Kongsi Pemilikan

Rumah Syariah (KPRS) tertuang dalam surat perjanjian yang ditanda tangani

oleh bank, nasabah dan saksi-saksi yang dilakukan di hadapan notaris.

Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah

atau proses yang harus dilalui dalam pengajuan pembiayaan. Adapun langkah-

langkah yang harus dijalani dalam pembuatan akad pembiayaan musyarakah wal

ijarah al-muntahia bit-tamlik pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo

Page 4: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

4

dilakukan dengan beberapa tahap yaitu: pertama, prosedur pengajuan

pembiayaan. Kedua, prosedur analisa pembiayaan. Ketiga, tahap realisasi

pembiayaan. Keempat, tahap Prosedur pengembalian pembiayaan. Pelaksanaan

bagi hasil pada pembiayaan KPRS dilakukan sesuai dengan nisbah yang telah

ditentukan pada awal pembuatan akad. Semakin besar pengembalian dana

pembiayaan maka semakin besar pula hak kepemilikan rumah mudharib hingga

pada akhirnya hak kepemilikan tersebut menjadi sepenuhnya milik mudharib.

Cidera janji yang dilakukan oleh nasabah pada Bank Muamalat Indonesia

Cabang Solo terbilang kecil, cidera janji itu berupa keterlambatan pembayaran

yang tidak sesuai dengan waktu yang telah disepakati, dalam hal keterlambatan

pembayaran nasabah dapat dibagi menjadi dua, yaitu nasabah yang terlambat

atau tidak memenuhi kewajibannya karena kondisi diluar kehendak nasabah

(force majure) dan nasabah yang mampu namun menunda-nunda pembayaran.

Upaya hukum pertama yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia Cabang

Solo dalam menyelesaikan perselisihan antara bank dan nasabah terkait

perjanjian khususnya dalam hal keterlambatan pembayaran adalah pertama,

dengan jalan perdamaian (shulh/islah) yaitu lebih pada pendekatan kekeluargaan,

jika proses musyawarah mufakat yang diupayakan bank tidak berhasil maka

langkah yang kedua, kasus tersebut akan diajukan kepada Badan Arbitrase

Syariah Nasional (Basyarnas) untuk diselesaikan menurut prosedur beracara yang

berlaku di dalam badan arbitrase tersebut. Langkah ketiga, menyerahkan masalah

tersebut kepada Pengadilan Negeri setempat untuk melakukan sita jaminan.

Page 5: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

5

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis berusaha mengkaji dan

menganalisa masalah tersebut dengan menulisnya dalam bentuk Tugas Akhir

yang berjudul: “PEMBIAYAAN KPRS (KONGSI PEMILIKAN RUMAH

SYARI'AH) DI BANK MUAMALAT CABANG SOLO”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah di

atas, maka pokok permasalahan yang akan dibahas oleh penulis adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana prosedur pemberian pembiayaan KPRS (Kongsi Kepemilikan

Rumah Syari’ah) pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo?

2. Apa saja yang menjadi cidera janji dalam pemberian pembiayaan KPRS

(Kongsi Kepemilikan Rumah Syari’ah) pada Bank Muamalat Indonesia

Cabang Solo?

3. Bagaimana penyelesaian pembiayaan bermasalah pada pembiayaan KPRS

(Kongsi Kepemilikan Rumah Syari’ah) pada Bank Muamalat Indonesia

Cabang Solo?

C. Tujuan dan Kegunaan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penulisan Tugas Akhir

ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pemberian pembiayaan KPRS

(Kongsi Kepemilikan Rumah Syari’ah)

Page 6: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

6

2. Untuk mengetahui cidera janji apa saja yang terjadi dalam pemberian

pembiayaan KPRS (Kongsi Kepemilikan Rumah Syari’ah)

3. Untuk mengetahui bagaimana cara penyelesain pembiayaan KPRS (Kongsi

Kepemilikan Rumah Syari’ah) yang bermasalah

Selain tujuan di atas, penulisan Tugas Akhir ini juga mempunyai

kegunaan. Adapun kegunaan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :

Bagi Mahasiswa :

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi mahasiswa

STAIN Salatiga untuk mengetahui lebih dalam pembiayaan KPRS di Bank

Muamalat Indonesia.

2. Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya pada program

DIII KPI

Bagi STAIN

1. Untuk menambah referensi pada perpustakaan di kampus STAIN.

2. Untuk memberi informasi kepada pembaca tentang KPRS di Bank Muamalat

Indonesia.

D. Sistematika Penulisan

BAB 1 Berisi pendahuluan, yang membahas tentang latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan serta

sistematika penulisan

BAB II Berisi landasan teori, yang membahas tentang telaah pustaka

yang terdiri dari pengertian pembiayaan dan analisa

Page 7: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

7

pembiayaan. Kerangka toeritik yang membahas tentang

pengertian pembiayaan, unsur-unsur pembiayaan, jenis-jenis

pembiayaan, pengertian KPRS, jenis-jenis KPRS dan

bentuk-bentuk jaminan.

BAB III Laporan Obyek, yang membahas tentang gambaran umum

yang terdiri dari sejarah Bank Muamalat Indonesia, deskripsi

Bank Muamalat Indonesia cabang Solo yang meliputi latar

belakang Bank Muamalat Indonesia cabang Solo, sejarah

pendirian Bank Muamalat Indonesia cabang Solo, visi dan

misi, organisasi perusahaan meliputi struktur organisasi dan

deskripsi kegiatan, konsep dasar operasional Bank Muamalat

Indonesia, kegiatan operasional Bank Muamalat Indonesia

dan produk-produk Bank Muamalat Indonesia cabang Solo.

BAB IV Analisa, yang membahas tentang prosedur pembiayaan

KPRS yang terdiri dari prosedur pengajuan pembiayaan,

prosedur analisa pembiayaan, tahap realisasi pembiayaan

dan prosedur pengembalian pembiayaan. Cidera janji yang

terjadi dalam pembiayaan KPRS dan langkah yang ditempuh

untuk menghadapi cidera janji tersebut.

BAB V Penutup, yang membahas tentang kesimpulan dan saran.

Page 8: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Telaah pustaka

Penelitian Widodo tahun 2002 berjudul “Strategi Meningkatkan Mutu

pada Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Anda Salatiga” menyebutkan bahwa

dalam suatu pembiayaan diperlukan analisa pembiayaan. Tujuan dilakukannya

analisa pembiayaan adalah mengetahui untuk siapa dan dalam bentuk apa

pembiayaan diberikan, untuk usaha apa pembiayaan tersebut diberikan, untuk

usaha apa dana pembiayaan tersebut, apakah calon nasabah mampu

mengembalikan pembiayaan, berapa jumlah uang yang diberikan dan bagaimana

resikonya. Lebih lanjut lagi analisa pembiayaan bertujuan untuk menilai

kelayakan usaha calon debitur, menekan resiko yang mungkin terjadi dan

menghitung kebutuhan pembiayaan yang layak. Dalam menilai debitur ada

prinsip yang dikenal 5C, yaitu : character (penilaian terhadap karakter atau

kepribadian calon debitur), capital (penilaian terhadap kemampuan modal yang

dimiliki oleh calon debitur), collateral (penilaian terhadap jaminan, dilihat dari

sisi ekonomi dan yuridis), capacity (penilaian terhadap kemampuan nasabah

dalam mengembalikan pembiayaan, conditions (penilaian terhadap kondisi

ekonomi yang dapat mempengaruhi usaha nasabah)

Penelitian Ulfa Fitriyaningsih dengan judul “ Tingkat Perkembangan

Kredit di Koperasi Pondok Pesantren Al Ishlah Tingkir Salatiga”, menyimpulkan

bahwa penyelesaian dari kredit bermasalah (macet) di kopontren Al Ishlah

Page 9: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

9

Tingkir Salatiga menggunakan metode Reschedulling, Reconditioning,

Restructuring, kombinasi dan penyitaan jaminan.

Penelitian Mutain Billah tahun 2004 berjudul “Sistem Lending dalam

pengelolaan Simpan Pinjam di BMT Mandiri Cabang Jambu”, menyimpulkan

bahwa peningkatan pelayanan pembiayaan kepada nasabah bisa berupa proses

pembiayaan lebih cepat dan mudah, lebih ditekankan pada akad/perjanjian

sehingga tercapai kesepakatan yang tidak merugikan salah satu pihak. Contohnya

adalah nisbah bagi hasil sesuai dengan kesepakatan dan apabila terjadi kerugian

maka nasabah hanya mengembalikan pinjaman pokok.

B. Kerangka teori

1. Pengertian pembiayaan

Pembiayaan berdasarkan prinsip syari’ah adalah penyediaan atau

tagihan yang dipersembahkan dengan itu berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang

dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka

waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (UU No. 10 Tahun 1998)

Pembiayaan adalah suatu fasilitas yang diberikan lembaga keuangan

syari’ah kepada masyarakat yang membutuhkan untuk menggunakan dana

yang telah dikumpulkan oleh lembaga tersebut dari masyarakat yang surplus

dana.1

1 Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil di Bank Syari’ah, Yogyakarta, UII press

2001, hlm. 10

Page 10: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

10

2. Unsur-unsur pembiayaan

a. Pihak-pihak yang terlibat

Pihak yang terlibat dalam pembiayaan di sini adalah kreditur/pihak BMI

dan debitur/nasabah.

b. Kepercayaan

Kepercayaan di sini merupakan keyakinan bahwa apa yang telah

diberikan kreditur akan benar-benar dapat diterima kembali di masa yang

akan datang bahkan bisa memberikan keuantungan serta kepercayaan

debitur bahwa apa yang telah diterima akan dapat digunakan sesuai

dengan tujuan.

c. Degree of Risk (Resiko)

Merupakan resiko yang mungkin timbul dalam pemberian

kredit/pembiayaan antara lain adanya kredit macet, karena kondisi masa

yang akan datang belum bisa diketahui secara pasti.

d. Waktu dan Tempo

Dalam suatu perjanjian meminjam terdapat unsur waktu yaitu suatu

interval antara saat realisasi pembiayaan dengan masa pengembalian

pembiayaan.

e. Prestasi

Merupakan pemberian berupa uang, barang atau jasa oleh pihak bank.2

2 H. Budi Untung, Kredit Perbankan di Indonesia, Yogyakarta,. Andi, 2000, hlm 2.

Page 11: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

11

3. Jenis pembiayaan dibagi menjadi beberapa hal menurut segi penggunaan,

tujuan, pemakaian, jangka waktu, jaminan dan menurut akadnya:

a. Dari segi penggunaannya

1) Pembiayaan Modal Kerja

Pembiayaan ini untuk memenuhi kebutuhan

a) Peningkatan produktif, baik secara kuantitatif yaitu jumlah hasil

produktif maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan atau mutu

hasil produksi.

b) Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place

dari suatu barang.3

2) Pembiayaan Investasi

Pembiayaan ini digunakan untuk keperluan proyek perluasan usaha

atau membangun pabrik/proyek baru di mana masa pemakaiannya

untuk satu periode yang relative lebih lama dan biasanya kegunaannya

pembiayaan ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan.

b. Dari segi tujuannya

1) Pembiayaan Produktif

Pembiayaan ini digunakan untuk meningkatkan usaha,

produksi atau investasi. Pembiayaan ini diberikan untuk menghasilkan

suatu barang atau jasa. Artinya pembiayaan ini digunakan untuk

3 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek. Jakarta, Gema

Insani,2001, hlm. 160

Page 12: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

12

diusahakan sehingga menghasilkan suatu barang baik berupa barang

atau jasa.

2) Pembiayaan Konsumtif

Pembiayaan ini digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai

secara pribadi.

3) Pembiayaan Perdagangan

Pembiayaan ini digunakan untuk kegiatan perdagangan dan

biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya

diharapkan dari hasil penjualan barang tersebut.4

c. Dari segi jangka waktu

1) Pembiayaan jangka pendek

Merupakan pembiayaan yang memiliki jangka waktu kurang

dari 1 (satu) tahun.

2) Pembiayaan jangka menengah

Merupakan pembiayaan yang memiliki jangka waktu berkisar

antara 1 (satu) tahun sampai 3 (tiga) tahun.

3) Pembiayaan jangka panjang

Merupakan pembiayaan yang memiliki jangka waktu

pengembalian paling lama yaitu di atas 3 (tiga) tahun atau 5 (lima)

tahun.

d. Dari segi jaminan

1) Pembiayaan dengan jaminan

4 Kasmir, Manajemen Perbankan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.2000. hlm 77

Page 13: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

13

Merupakan pembiayaan yang diberikan dengan suatu jaminan

tertentu baik berupa barang berwujud atau tidak berwujud.

2) Pembiayaan tanpa jaminan

Merupakan pembiayaan yang diberikan tanpa jaminan barang

atau orang tertentu. Pembiayaan ini diberikan dengan melihat

prospek, karakter serta loyalitas si calon debitur selama berhubungan

dengan bank yang bersangkutan.

e. Dari segi akad

1) Pembiayaan Mudharabah

Merupakan akad kerjasama yang dilaksanakan antara 2 (dua)

atau lebih, di mana pihak pertama sebagai penyedia seluruh dana dan

pihak lainnya sebagai pengelolanya.

2) Pembiayaan Musyarakah

Merupakan akad usaha yang dilaksanakan antara 2 (dua) atau

lebih, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana

dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung

bersama sesuai dengan kontribusi dana yang diberikan.

3) Pembiayaan Murabahah

Merupakan akad jual beli barang pada harga asal dengan

tambahan keuntungan yang disepakati antara pihak bank dan nasabah.

Pada murabahah penjual (bank) menyebutkan harga pembelian barang

kepada pembeli (nasabah) kemudian bank mempersyaratkan laba

dalam jumlah tertentu.

Page 14: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

14

4) Pembiayaan al Qardhu-Hasan atau benevolent loan

Merupakan pinjaman lunak yang diberikan atas dasar

kewajiban sosial semata di mana si peminjam tidak dituntut untuk

mengembalikan apapun kecuali modal pinjaman.5

4. Pengertian Pembiayaan KPRS

Yang dimaksud dengan pembiayaan KPRS adalah pembiayaan

kepemilikan rumah. Sedangkan pengertian dari pembiayaan KPR adalah

pembiayaan yang ditawarkan oleh BMI cabang Solo dalam rangka

memfasilitasi kepemilikan atau pembelian rumah yang dibangun oleh

pengembang/penjual.

Pembiayaan KPR yang diberikan oleh bank kepada nasabah

digunakan oleh membeli rumah berikut tanah untuk dimiliki dan

dipergunakan sendiri. Pelaksanaan pembiayaan KPR ini menggunakan akad

musyawarah wal ijarah bit-tamlik.

5. Jenis-Jenis KPR :

a. KPR Perorangan

Pembiayaan kepemilikan rumah perorangan merupakan

pembiayaan atas kepemilikan atau pembelian rumah yang dilakukan oleh

nasabah secara perorangan (individu) baik bagi nasabah yang

berpenghasilan tetap maupun nasabah yang berpenghasilan tidak tetap.

Pembayaran dalam pembiayaan ini dapat dilakukan dengan cara angsuran

5 Muhammad. Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syari’ah, UII pres, Yogyakarta, 2000. hlm 41.

Page 15: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

15

atau cicilan. Bagi yang nasabah yang berpenghasilan tetap cara

pembayaran dengan dipotong langsung dari gaji yang diterima setiap

bulan oleh bendahara tempatnya bekerja. Sebelumnya harus ada surat

kuasa terlebih dahulu.

b. KPR Kolektif

Pembiayaan KPR (Kongsi Pemilikan Rumah) kolektif merupakan

pembiayaan atas kepemilikan atau pembelian rumah yang dilakukan oleh

nasabah secara kolektif atau bersama-sama dari satu perusahaan/instansi.

Pembiayaan KPR kolektif ini terdiri dari beberapa orang pemohon yang

memiliki kesamaan dalam obyek pembiayaan. Pembayaran dalam

pembiayaan ini juga dilakukan dengan cara yang sama yaitu dipotong

langsung dari gaji yang diterima setiap bulannya oleh bendahara

tempatnya bekerja.

6. Bentuk-bentuk jaminan

Jaminan berfungsi untuk melindungi bank dari kerugian yaitu

memastikan bahwa pembiayaan yang diberikan kepada debitur dapat diterima

kembali sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui bersama.6

Dalam praktiknya yang dapat dijadikan jaminan oleh calon debitur

adalah sebagai berikut :

a. Jaminan dengan barang-barang seperti :

1) Tanah

6 Warkum Sumitro, SH. MH. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga Keuangan

terkait:BAMUI, Takaful dan Pasar Modal Syari’ah di Indonesia. PT Grafindo Persada. Jakarta.2004. hlm 115

Page 16: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

16

2) Bangunan

3) Kendaraan bermotor

4) Mesin-mesin/peralatan

5) Barang dagangan

6) Tanaman/kebun/sawah

7) Dan barang-barang berharga lainnya.

b. Jaminan dengan surat berharga, seperti :

1) Sertifikat saham

2) Sertifikat obligasi

3) Sertifikat tanah

4) Sertifikat deposito

5) Promes

6) Wesel

7) Dan surat berharga lainnya

c. Jaminan orang/perusahaan

Jaminan yang diberikan oleh seseorang/perusahaan kepada bank

terhadap fasilitas pembiayaan yang diberikan. Apabila pembiayaan

tersebut macet maka orang atau perusahaan yang memberikan jaminan

itulah yang diminta pertanggungjawabannya/menanggung resiko.

d. Jaminan Asuransi

Page 17: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

17

Yaitu bank menjaminkan pembiayaan tersebut kepada pihak

asuransi, terutam terhadap fisik obyek pembiayaan, seperti kendaraan,

gedung dan lainnya. Jadi apabila terjadi kehilangan atau kebakaran maka

pihak asuransilah yang akan menanggung kerugian tersebut.7

Bentuk jaminan yang diterapkan pada BMI adalah sama dengan

bentuk jaminan yang diterapkan pada Bank Konvensional yaitu jaminan

peorangan dan jaminan kebendaan. Namun, terdapat perbedaan dalam hal

penerapan jaminan kebendaan antara BMI dengan Bank konvensional.

Perbedaannya adalah terletak pada jaminan kebendaan atas pembiayaan

Murabahah dan Ba’I Bitsaman Ajil. Pada kedua jenis pembiayaan ini

jaminan kebendaan bukan merupakan jamnian pokok/tahun, karena

pembiayaan yang belum lunas pembayarannya, barang tersebut masih

berstatus sebagai barang jaminan. Jadi jaminan utamanya adalah barang

yang menjadi obyek pembiayaan tersebut.

Penerapan jaminan perorangan pada BMI sama dengan yang

dilaksanakan oleh Bank Konvensional bahwa jaminan perorangan pada

BMI tidak bertentangan dengan Syari’ah Islam.

7 Kasmir, Op Cit. hlm 80-81

Page 18: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

18

BAB III

LAPORAN OBYEK

A. Sejarah Bank Muamalat Indonesia

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada tahun 1991, diprakarsai

oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai

kegiatan operasinya pada bulan Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen

Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha

Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat,

terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat

penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi

peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari

masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar.

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank

Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini

semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan

terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus

dikembangkan.

Pada akhir tahun 1990’an, Indonesia dilanda krisis moneter yang

memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor

perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank

Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet

(NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar.

Page 19: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

19

Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga

modal setor awal.

Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari

pemodal yang potensial dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development

Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21

Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank

Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan

masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat.

Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari

rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh

kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan

terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.

Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari

keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh

anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian

menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada (i) tidak

mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang saham, (ii) tidak

melakukan PHK satu pun terhadap sumber daya insani yang ada, dan dalam hal

pemangkasan biaya, tidak memotong hak Kru Muamalat sedikitpun, (iii)

pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Kru Muamalat menjadi prioritas

utama di tahun pertama kepengurusan Direksi baru, (iv) peletakan landasan usaha

baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di

tahun kedua, dan (v) pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan

Page 20: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

20

serta menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat pada tahun

ketiga dan seterusnya, yang akhirnya membawa Bank kita, dengan rahmat Allah

Rabbul Izzati, ke era pertumbuhan baru memasuki tahun 2004 dan seterusnya.

Hingga akhir tahun 2004, Bank Muamalat tetap merupakan bank syariah

terkemuka di Indonesia dengan jumlah aktiva sebesar Rp 5,2 triliun, modal

pemegang saham sebesar Rp 269,7 miliar serta perolehan laba bersih sebesar Rp

48,4 miliar pada tahun 2004.8

B. Latar Belakang dan Sejarah Berdirinya BMI Cabang Solo

Perkembangan Bank Muamalat hingga saat ini sangat menggembirakan.

Hal ini menunjukkan Bank Syari’ah dengan konsep bagi hasil mampu bersaing

dengan Bank Konvensional. Salah satu moment penting yang tidak dapat

dilupakan adalah krisis moneter yang melanda Indonesia khususnya sektor

ekonomi, akan tetapi dengan keyakinan menjalankan roda Perbankan Syari’ah

dengan Hukum Allah, Bank Muamalat tetap eksis dalam menghadapi krisis

tersebut.

Dengan keyakinan penuh untuk membangun perekonomian Ummat, Bank

Muamalat Indonesia terus melakukan dakwah. Pembukaan kantor cabang baru

8 www.muamalatbank.com

Page 21: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

21

menjadi prioritas utama di tahun 2003. Pada tahun 2003 sebagai tahun Layanan

dan Jaringan telah membuka 23 kantor cabang baru di seluruh Indonesia, suatu

angka yang belum pernah dicapai sebelumnya dalam kurun waktu 11 tahun.

Salah satu yang menjadi skala prioritas Bank Muamalat adalah Kota Surakarta

yang juga dikenal dengan sebutan Kota Solo.

Pilihan terhadap Kota Solo dilakukan dengan pertimbangan:

1. Letak

2. Potensi Funding dan Lending

3. Komitmen Masyarakat terhadap Syari’ah Islam

Awal pendirian Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo di mulai dengan

mendirikan Muamalat Bussiness Centre (MBC) pada awal tahun 2002 sebagai

sarana untuk memperkenalkan Bank Muamalat kepada masyarakat Kota Solo dan

sekitarnya. MBC ini berkantor di PT. telkom, JL. Mayor Kusmanto No. 01 Solo.

Kegiatan MBC di antaranya silaturrahmi dengan masyarakat Solo dan sekitarnya

untuk memperkenalkan konsep syari’ah dan produk-produk Bank Muamalat baik

dari segi pendanaan maupun pembiayaan. Alhamdulillah kegiatan sosialisasi ini

mendapat tanggapan positif dari masyarakat Solo dan sekitarnya. Kegiatan dan

program MBC ini akhirnya membuahkan hasil, yaitu dengan menetapkan bahwa

di Eks Karesidenan Solo segera dibuka Cabang Bank Muamalati Indonesia.

Alhamdulilah pada tanggal 8 September 2003 Bank Muamalat Kantor

Cabang Solo memulai kegiatan operasional ditandai dengan peresmian Kantor

Page 22: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

22

Cabang Solo yang berkantor di Jl. Kapten Mulyadi No. 87 F Ruko Lojiwetan

Pasar Kliwon Solo oleh Walikota Solo Bapak Slamet Suryanto. Untuk

mengakomodir kebutuhan nasabah atas layanan yang prima dan kantor yang

lebih besar, maka pada tanggal 13 November 2006 kantor cabang utama

direlokasi ke Jl. Slamet Riyadi No. 314 (Depan Stadion Sriwedari Solo) dan

kantor lama yang berlokasi di Jl. Kapten Mulyadi No. 87 F Lojiwetan Solo

berubah statusnya menjadi kantor kas. Pada tanggal 31 Agustus 2007, BMI

membuka kantor layanan di RS PKU Muhammdiyah surakarta, Jl.

Ronggowarsito No. 130 Surakarta. Dan pada bulan Juni 2008 BMI membuka

Unit Pelayanan Syari’ah Klaten yang berlokasi di Jl. Pemuda No. 295 Klaten.

Akhirnya dengan harapan yang tak pernah putus, keinginan untuk terus

bekerja, berjihad dan berdakwah untuk ekonomi islam tetap menjiwai semangat

para kru Muamalat. Dengan dukungan Sumber Insani yang mempunyai semangat

jihad yang tinggi, Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo dan sekitarnya, dengan

harapan yang besar kepada masyarakat agar dapat berperan sebagai mitra dengan

ikatan ukhuwah dalam berjuang untuk membangun perekonomian Islam.

C. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia

Visi dari Bank Muamalat Indonesia :9

1. Menjadi Bank Syari’ah utama di Indonesia

9 Ibid.

Page 23: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

23

2. Dominan di pasar spiritual

3. Dikagumi di pasar nasional

Misi dari Bank Muamalat Indonesia adalah menjadi role mode lembaga

keuangan syari’ah dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan

menajemen dan orientasi investasi yang inovarif untuk memaksimalkan nilai bagi

stake holder.

D. Struktur Organisasi

Direktur Utama

Businnes-Manager (Kepala Kantor)

Marketing/AM

Direktur Administrasi

Operational Manager

Kas&Layanan (CS. Teller)

Back Office Umum Personalia Support

Gambar : 3.1

Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo

Sumber: Dokumen BMI Cabang Solo

Page 24: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

24

E. Job Description

1. Business Manager

Mengawasi, mengkoordinasi, melindungi dan bertanggung jawab atas

seluruh kinerja karyawan dan kondisi umum Bank Muamalat Cabang Solo

2. Operation Manager

Mengawasi, mengkoordinasi dan menerima pertanggung jawaban

secara langsung bagian operation (teller, customer servis, back office dan

operation pembiayaan), bertanggung jawab atas pelaksanaan operasional

harian di bagian lain, seperti ijin keluar–masuk dan penggunaan inventaris

kantor

3. Teller

a. Melayani penyetoran dan penarikan tunai nasabah

Melayani penyetoran warkat kliring dan inkaso.

b. Melayani pindah buku dan tranfer.

c. Membuat cash register (teller dan kas besar) rincian mutasi harian kas.

d. Melaporkan kelebihan uang untuk disetorkan ke khazanah (brankas)

e. Head Teller

Bertanggung jawab dan mengawasi jalannya transaksi dan tugas

seluruh teller

Page 25: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

25

4. Operation Pembiayaan

Bertugas atas administrasi pembiayaan terhadap seluruh nasabah yang

mengajukan pembiayaan di Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo

5. Back Office

Bertugas menjalankan kegiatan kliring dan seluruh transaksi antar

bank, perorangan dengan bank yang prosesnya melalui Bank Indonesia

6. Customer Service

a. Melaksanakan pembukaan dan penutupan rekening giro, tabungan dan

deposito.

b. Registrasi warkat cek/bilyet gilro.

c. Melayani tamu

d. Melayani komplain nasabah.

e. Registrasi kartu ATM

f. Sebagai pusat informasi

8. Account Manager

Bertugas sebagai marketing Bank Muamalat baik di bidang Funding

(penanaman dana) dan Lending (pelemparan dana)

9. Service Assisten

Page 26: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

26

Bertanggung jawab atas administrasi dokumen–dokumen, berperan

sebagai humas Muamalat, membantu Business Manager, Operation Manager

dan General Affair dalam melakukan tugas–tugas administratif.

10. Unit Support Penanaman Dana (USPD)

Bertanggung jawab atas seluruh dokumen yang berkaitan hukum baik

intern maupun ekstern, dokumen nasabah dan dokumen Bank. Bertindak

sebagai legal atau memiliki kewenangan secara hukum.

11. General Affair

Bertanggung jawab atas administrasi karyawan, sarana logistik dan

keuangan

12. Residence Audit

Bertugas sebagai auditor dan pengawas seluruh dokumen, transaksi,

dan administratif kegiatan Bank Muamalat untuk untuk menghindari segala

bentuk penyimpangan

Non Staff Banking

1. Security

a. Membukakan pintu apabila ada nasabah/staff yang datang.

Page 27: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

27

b. Menjaga keamanan Bank Muamalat Indonesia kantor BMI.

2. Driver

a. Mengantar staff saat melaksanakan pekerjaan kantor.

b. Menjaga agar kondisi kendaraan dinas kantor selalu dalam keadaan siap

jalan/baik.

F. Konsep Dasar Operasional Bank Muamalat Indonesia

Bank Muamalat Indonesia mempunyai lima konsep dasar operasional

yang terdiri dari sistem simpanan murni (Al-Wadiah), sistem bagi hasil, sistem

jual beli dan margin keuntungan, sistem sewa (Al-Ijarah) dan sistem jasa (fee).

1. Sistem Simpanan Murni (Al-Wadiah)

Yaitu fasilitas yang diberikan oleh bank islam untuk memberikan

kesempatan kepada pihak yang berkelebihan dana untuk menyimpan dananya

di bank. Fasilitas ini biasanya diberikan untuk tujuan keamanan dan

pemindahbukuan dan bukan untuk tujuan investasi.

2. Sistem Bagi Hasil

Yaitu suatu system yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha

antara penyedia dana dan pengelola dana, yang terjadi antara bank dengan

nasabah penerima dana. Bank jasa yang berdasarkan konsep dasar ini adalah

mudharabah dan musyarakah.

3. Sistem Jual Beli dan Margin Keuntungan

Page 28: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

28

Yaitu suatu system yang menerapkan tata cara jual beli, dimana pihak

bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat

nasabah sebagai agen bank dan nasabah dalam kapasitasnya sebagai agen

bank melakukan pembelian-pembelian barang atas nama bank, kemudian

bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga beli ditambah

dengan keuntungan (margin/mark up). Jasa-jasa yang berdasarkan konsep

dasar ini adalah mudharabah dan al bai’u bitsaman ajil.

4. Sistem Sewa (Al-Ijarah/al- ta’jiri)

Sistem sewa terbagi dalam dua jenis, yaitu:

1. Al-Ijarah

Perjanjian sewa yang memberi kesempatan kepada penyewa untuk memanfaatkan barang yang disewa dengan imbalan uang sewa sesuai dengan persetujuan. Setelah masa sewa berakhir barang akan dikembalikan kepada pemilik.

2. Al- ta’jiri

Sama dengan al-ijarah, tetapi setelah masa sewa berakhir pemilik barang menjual barang yang disewa kepada penyewa dengan harga yang disepakati.

5. Sistem Jasa (Fee)

Yaitu sistem kegiatan yang meliputi seluruh layanan non pembiayaan

yang diberikan bank. Bentuk jasa yang berdasarkan konsep dasar ini antara

lain: bank garansi, kliring, inkaso, jasa transfer dan lain-lain.10

G. Kegiatan Operasional Bank Muamalat Indonesia

10 Warkum. Op Cit. hlm 91-93.

Page 29: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

29

Kegiatan Operasional pada Bank Muamalat Indonesia antara lain sebagai

berikut:

1. Kegiatan operasional di bidang penghimpunan dana

Dalam menghimpun dana masyarakat, BMI menerima simpanan dari

masyarakat dan menerima dana dari pihak ketiga. Kegiatan operasional yang

dilakukan adalah:

a. Giro Wadiah

Yaitu simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran

dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,

surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

b. Tabungan Mudharabah

Yaitu dana yang disimpan nasabah di kelola bank, untuk

memperoleh keuntungan. Keuntungan akan diberikan kepada nasabah

berdasarkan kesepakatan bersama.

c. Deposito Investasi Mudharabah

Yaitu simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada

waktu tertentu melalui perjanjian antara penyimpan dengan bank

bersangkutan dengan menerapkan system bagi hasil keuntungan.

d. Tabungan Haji Mudharabah

Page 30: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

30

Yaitu simpanan pihak ketiga yang penarikannya dilakukan pada

saat nasabah akan menunaikan ibadah haji atau pada saat tertentu sesuai

dengan yang diperjanjikan.

e. Tabungan Kurban

Yaitu simpanan pihak ketiga yang dikumpulkan untuk ibadah

kurban dengan penarikan yang dilakukan pada saat nasabah akan

melaksanakan kurban atau pada saat tertentu yang disepakati bersama.

2. Kegiatan operasional di bidang penyaluran dana

Kegiatan operasional di bidang penyaluran dana meliputi:

a. Pembiayaan Al-Mudharabah

Yaitu suatu perjanjian pembiayaan antara bank dengan nasabah,

dimana bank menyediakan 100% pembiayaan bagi usaha kegiatan

tertentu dari nasabah, sedangkan nasabah mengelola usaha tersebut tanpa

campur tangan bank. Bank mempunyai hak mengajukan usul dan

melakukan pengawasan.

b. Pembiayaan Al-Musyarakah

Yaitu suatu perjanjian dimana bank menyediakan sebagian dari

pembiayaan bagi usaha/kegiatan tertentu sebagian lain disediakan oleh

mitra usaha. Dalam hal ini bank ikut serta dalam manajemen usaha

tersebut.

c. Pembiayaan Al-Murabahah

Page 31: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

31

Yaitu suatu perjanjian pembiayaan di mana bank membiayai

pembelian barang yang diperlukan nasabah dengan sistem pembayaran

ditangguhkan.

d. Pembiayaan Al-Bai’u Bitsaman Ajil

Yaitu suatu perjanjian dimana bank membiayai pembelian suatu barang

dengan sistem pembayaran angsuran/cicilan.

e. Pembiayaan Al-Qordhul Hasan

Yaitu suatu perjanjian antara bank sebagai pemberi pinjaman, baik

berupa uang maupun barang tanpa persyaratan adanya tambahan atau

biaya apapun.

f. Pembiayaan Al-Ijarah dan Al-Ta’jiri

Yaitu perjanjian sewa-menyewa yang biasanya digunakan dalam

usaha leasing baik secara sewa murni (operating lease) maupun secara

sewa beli (finance lease)

g. Jasa-Jasa Lainnya

PT. Bank Muamalat Indonesia juga dapat memberikan jasa-jasa

antara lain sebagai berikut:

1) Pemberian garansi dengan konsep kafalah.

2) Pemberian jasa transfer dengan konsep dasar al-hiwalah.

3) Pemberian jasa penitipan barang dan surat berharga atas dasar konsep

dasar :

Page 32: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

32

a) Al-wadiah

Yaitu bank menerima titipan berupa uang, barang atau

surat berharga yang tujuannya untuk disimpan (safe deposite box)

dan bank memperoleh fee sebagai imbalan

b) Al-wakalah

Yaitu bank menerima titipan berupa uang atau surat

berharga dan mendapat kuasa dari yang menitipkan untuk

mengelola uang atau surat berharga tersebut.

4) Pemberian jasa pembukuan L/C dapat dilakukan untuk perdagangan

dalam negeri dan atau perdagangan luar negeri.11

3. Produk–produk Bank Muamalat Indonesia

Produk yang ditawarkan oleh Bank Muamalat Indonesia cabang Solo

antara lain :12

a. Produk Penghimpunan Dana

1) Tabungan Ummat

Simpanan pada Bank Muamalat dalam mata uang rupiah di

mana penyetoran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Bank Muamalat.

11 Ibid. hlm. 03-109 12 Brosur-brosur Bank Muamalat Indonesia

Page 33: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

33

Keuntungan dan Kerugian :

a) Akses di lebih dari 8.888 ATM BCA dan ATM Bersama.

b) Sebagai kartu debit untuk berbelanja di 18.000 merchant berlogo

Debit BCA.

c) Bagi hasil bersaing tiap bulan.

d) Online real time di seluruh outlet.

e) Fasilitas phone banking 24 jam : informasi saldo, histori transaksi,

ubah PIN, pemindahbukuan antar rekening, pembayaran ZIS, dan

lain- lain.

f) Fasilitas cek saldo via SMS.

g) Fasilitas pembayaran zakat otomatis.

h) Fasilitas pembayaran otomatis (auto debet) tagihan bulanan.

Persyaratan :

a) Fotokopy identitas diri (KTP/SIM/Paspor) yang masih berlaku.

b) Setoran awal Rp 500.000,-

2) Kartu Shar-e

Kartu Tabungan yang dikemas khusus dalam bentuk Paket

Perdana seharga Rp 125.000,- bekerjasama dengan Kantor Pos.

Keuntungan dan Fasilitas :

a) Dapat diperoleh di seluruh kantor pos

b) Pengaktifan yang mudah dan murah (Fasilitas Phone Banking

dengan pulsa lokal)

Page 34: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

34

c) Dapat ditarik di seluruh ATM Bersama, ATM BCA

d) Sebagai kartu belanja di merchant BCA

e) Dapat setor tunai di kantor pos counter Muamalat dan Tranfer.

3) Tabungan Haji Arafah

Tabungan Haji Arafah merupakan jenis tabungan yang

ditujukan bagi anda yang berniat untuk melaksanakan ibadah haji

secara terencana sesuai dengan kemampuan dan jangka waktu yang

dikehendaki.

Keuntungan dan Fasilitas :

a) Menguntungkan, akan diberikan bagi hasil secara otomatis yang

akan ditambahkan ke dalam saldo Tabungan Arafah

b) Terencana, tahun keberangkatan dan besarnya setoran tabungan

dapat direncanakan sesuai kemampuan

c) Terjamin, Bank Muamalat on-line dengan Siskohat Departemen

Agama sehingga memberi kepastian untuk memperoleh

porsi/quota keberangkatan

d) Aman, khusus nasabah yang memiliki saldo efektif minimal Rp

5.000.000,- akan memperoleh perlindungan Asuransi Syari’ah

4) Deposito Mudharabah

Pilihan investasi dalam bentuk rupiah atau USD dengan

jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan yang halal, murni sesuai syari’ah.

Page 35: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

35

Dana anda akan diinvestasikan secara optimal untuk membiayai

berbagai usaha produktif dan terjamin kehalalan dan kesesuaiannya

dengan syari’ah.

Keuntungan dan Fasilitas :

a) Memperoleh bagi hasil yang kompetitif setiap bulan

b) Investasi disalurkan untuk pembiayaan usaha produktif yang halal

c) Jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan

d) Dapat diperpanjang secara otomatis (Automatic Roll Over) pada

saat jatuh tempo

e) Dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan atau untuk

referensi Bank Muamalat

Persyaratan :

a) Jumlah Deposito minimal Rp 1.000.000,- atau USD 500

b) Mengisi Formulir pembukaan deposito, melampirkan fotokopy

identitas diri (khusus nasabah perorangan)

5) Deposito FULINVES

Merupakan investasi pihak ketiga di Bank Muamalat dalam

mata uang rupiah dengan nilai minimal Rp 2.000.000,- dan jangka

waktu enam bulan dan 12 bulan, yang diperuntukkan bagi nasabah

perorangan untuk dikelola secara syari’ah dan memperoleh bagi hasil.

Keuntungan dan Fasilitas :

a) Memeperoleh bagi hasil yang kompetitif setiap bulan

b) Investasi disalutkan untuk pembiayaan usaha produktif yang halal

Page 36: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

36

c) Jangka watu enam dan 12 bulan

d) Dapat diperpanjang secara otomatis (Automatic Roll Over) pada

saat jatuh tempo

e) Dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan atau untuk

referensi Bank Muamalat

f) Deposito dalam valuta rupiah minimal senilai Rp 2.000.000,- akan

memperoleh fasilitas asuransi syari’ah senilai deposito atau

maksimal Rp 50.000.000,-

g) Deposito dalam valuta US dollar minmal senilai USD 500 akan

memperoleh fasilitas asuransi syari’ah senilai deposito atau

maksimal senilai Rp 500.000.000,-

Persyaratan :

Nasabah perorangan : mengisi formulir pembukaan deposito

dan melampirkan fotokopy identitas diri.

6) Giro Wadi’ah

Merupakan titipan dana pihak ketiga yang penarikannya dapat

dilakukan setiap saat dengan menggunakan media cek, bilyet giro dan

sarana pemindahbukuan.

Keuntungan dan Fasilitas:

a) Online real time di seluruh outlet Bank Muamalat

b) Kartu ATM dan kartu Debit

Page 37: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

37

c) Phone Banking 24 jam: informasi saldo, histori transaksi, ubah

PIN, pemindahbukuan antar rekening, pembayaran ZIS, dan lain-

lain.

Persyaratan:

a) Nasabah Perorangan : Setoran awal minimal Rp 500.000,- atau

USD 500, mengisi formulir pembukaan, melampirkan fotocopy

identitas diri dan NPWP

b) Nasabah Perusahaan : Setoran awal minimal Rp 1.000.000,- atau

USD 500, mengisi formulir pembukaan, melampirkan fotocopy

identitas diri dan NPWP serta TDP dan surat ijin perusahaan

7) Dana Pensiun

Merupakan produk Dana pensiun, program iuran pasti dengan

pengelolaan investasi dilakukan secara syari’ah.

Keuntungan dan Fasilitas:

a) Dana anda disalurkan ke sektor usaha yang menguntungkan

b) Produktif dan halal sesuai dengan syari’ah

c) Merupakan salah satu cara memperoleh jaminan penghasilan hari

tua

d) Memperoleh menfaat pensiun sebesar total iuran dan hasil

pengembangan

e) Menetapkan sendiri usia pensiun

f) Bebas memilih perusahaan asuransi jiwa guna memperoleh

pembayaran dana pensiun bulanan

Page 38: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

38

b. Produk Pengelolaan Dana

1) Piutang Murabahah

Fasilitas penyaluran dana dengan system jual beli. Bank akan

membelikan barang-barang halal yang dibutuhkan kemudian

menjualnya untuk diangsur sesuai dengan kemampuan nasabah.

Produk ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan usaha (modal

kerja dan investasi : pengadaan barang modal seperti mesin, peralatan,

dan lain-lain)

Minimal pembiayaan ini adalah Rp 50.000.000,-

2) Pembiayaan Mudharabah

Pembiayaan dalam bentuk modal dana yang diberikan oleh

bank untuk dikelola dalam usaha yang disepakati besarnya.

Selanjutnya dalam pembiayaan ini nasabah dan bank sepakat untuk

berbagi hasil atas pendapatan usaha tersebut.

Jenis usaha yang dapat dibiayai : perdagangan,

industri/manufacturing, usaha atas dasar kontrak dan lain-lain berupa

modal kerja dan investasi.

Syarat yang diperlukan untuk mendapatkan pembiayaan :

usahanya sudah berjalan ± dua tahun.

3) Piutang Istisna’

Page 39: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

39

Fasilitas penyaluran dana untuk mengadakan obyek/barang

investasi yang diberikan berdasarkan pesanan anda.

4) Rahn (gadai)

Rahn adalah perjanjian penyerahan barang/harta sebagai

jaminan berdasarkan hukum gadai berupa emas/perhiasan/kendaraan.

BAB IV

ANALISIS

Pembiayaan KPRS merupakan layanan jasa pembiayaan yang diberikan oleh

pihak BMI Solo kepada nasabah debitur perorangan (individu), guna untuk

melakukan pembelian rumah berikut tanahnya untuk dimiliki atau digunakan sendiri.

Pembiayaan KPRS yang ditawarkan BMI Cabang Solo merupakan pembiayaan

pembelian rumah baik rumah baru maupun rumah second (lama). Pembiayaan KPRS

akan diberikan setelah nasabah memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku.

Pelaksanaan pembiayaan KPRS di BMI Cabang Solo menggunakan skim

musyarakah wal ijarah muntahiyah bit tamlik yaitu akad perjanjian kerjasama sewa

beli di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana, pihak bank sebagai

penyedia dana dan nasabah sebagai pihak yang memesan untuk membeli rumah

dengan cara pembayaran secara angsuran. Dalam akad perjanjian tersebut bank akan

mendapatkan keuntungan dari margin yang telah ditentukan dengan kesepakatan

bersama antara bank dengan nasabah.

Berdasarkan akad perjanjian di atas, maka bank terlebih dahulu akan membeli

rumah yang dipesan oleh nasabah kemudian menjualnya dengan harga jual bank,

yaitu harga beli dari developer/penjual ditambah dengan keuntungan yang telah

Page 40: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

40

ditetapkan oleh bank dan disepakati oleh nasabah. Dengan ketentuan harga jual bank

ditentukan sejak awal perjanjian dibuat dan tidak boleh berubah selama waktu akad

serta adanya kepastian dari segi jumlah angsuran selama periode pembiayaan. Besar

margin ditentukan berdasarkan jangka waktu yang dipilih nasabah. Semakin lama

jangka waktunya semakin besar margin yang dikenakan.

A. Prosedur Pembiayaan KPRS

Prosedur pembiayaan KPRS di BMI Cabang Solo mempunyai 4 tahapan,

yaitu prosedur pengajuan pembiayaan, prosedur analisis pembiayaan, tahap

realisasi pembiayaan dan prosedur pengembalian pembiayaan.

1. Prosedur Pengajuan Pembiayaan

a. Calon nasabah datang ke kantor BMI Cabang Solo untuk menanyakan

tentang bagaimana cara mengajukan pembiayaan KPRS.

b. Karyawan BMI akan menjelaskan kepada calon nasabah tentang

persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan

pembiayaan KPRS di BMI Cabang Solo. Persyaratan-persyaratan tersebut

antara lain :

1) Warga negara Indonesia

2) Telah berusia 21 (dua puluh satu tahun) atau telah menikah dan

berwenang melakukan tindakan hukum (telah dewasa menurut hukum

dan tidak berada dalam pengampunan)

3) Memiliki penghasilan yang menurut bank dapat menjamin

kelangsungan pembayaran kewajiban (angsuran pokok dan margin)

sampai pembiayaan lunas. Penghasilan yang di maksud adalah

Page 41: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

41

penghasilan yang bersifat tetap (gaji bulanan) maupun tidak tetap

(pendapatan dari pekerjaan bebas)

4) Mempunyai pekerjaan tetap (sebagai karyawan atau pekerjaan lainnya

yang memperoleh gaji tetap) atau menjalankan usahanya sendiri

(wirausaha) dengan masa kerja minimal 1 (satu) tahun.

5) Tidak memiliki pembiayaan bermasalah baik di bank maupun di bank

lain.

6) Pemohon yang masih berstatus sebagai nasabah di bank maupun di

bank lain untuk jenis pembiayaan apapun, disyaratkan penghasilannya

masih cukup untuk membayar (angsuran pokok dan margin) atas

seluruh pembiayaan (baik yang telah ada maupun yang akan diminta).

7) Menyampaikan NPWP pribadi untuk permohonan pengajuan di atas

100 juta.

Syarat data aspek legalitas bagi debitur yang memiliki penghasilan

tetap (karyawan) dan tidak tetap (wiraswasta) antara lain :

1) Surat permohonan pembiayaan

2) Photo copy KTP

3) Photo copy KTP istri/suami yang masih berlaku

4) Photo copy akta nikah

5) Photo copy KK (kartu keluarga)

6) Surat persetujuan istri/suami

7) Photo copy NPWP

8) Photocopy SIUP untuk usaha perdagangan

Page 42: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

42

9) Photo copy TDP untuk perusahaan

10) Surat-surat jaminan, yang terdiri dari :

a) Photo copy sertifikat SHGB/SHM

b) Photo copy IMB (Ijin Mendirikan Bangunan)

c) PBB dan STTS terbaru

Syarat data keuangan yang harus dipenuhi :

1) SK pengangkatan PNS (untuk debitur yang penghasilan tetap)

2) Slip gaji/rincian penghasilan

3) Photo copy rekening koran/tabungan/giro untuk 3 bulan terakhir

4) Surat kuasa pemotongan gaji dari bendaharawan

c. Setelah semua berkas persyaratan dipenuhi nasabah kembali ke BMI

Cabang Solo untuk menyerahkan berkas-berkas tersebut, bisa melalui

customer service yang pada akhirnya akan diserahkan ke bagian account

manager atau langsung menyerahkan berkas tersebut kepada account

manager.

Semua syarat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembiayaan KPRS

harus dipenuhi semua untuk kelancaran proses pembiayaan.

2. Prosedur Analisis Pembiayaan

Setelah semua berkas-berkas yang diperlukan diterima oleh Account

Manager, maka tahap selanjutnya adalah penilaian kelayakan pembiayaan.

Penilaian ini menggunakan prinsip 5 C.13

13 Kasmir, Dasar-dasar Perbankan,Jakarta,PT. Grafindo Persada, 2002,hlm. 117.

Page 43: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

43

a. Character

Analisa ini merupakan analisa kualitatif yang tidak dapat dideteksi

secara numerik. Namun demikian, hal ini merupakan pintu gerbang utama

proses persetujuan pembiayaan. Kesalahan dalam menilai karakter calon

nasabah dapat berakibat fatal pada kemungkinan pembiayaan terhadap

orang yang beritikad buruk seperti berniat membobol bank. Untuk

memperkuat data ini dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1) Wawancara

Karakter seseorang dapat dideteksi dengan melakukan verikasi

data dengan interview. Apabila data-data benar, maka calon nasabah

seharusnya dapat menjawab semua pertanyaan dengan mudah dan

yakin. Apabila ada kesalahan, maka hal ini bisa merupakan indikasi

awal sebuah itikad buruk.

2) BI Checking

BI checking dilakukan untuk mengetahui riwayat pembiayaan

yang telah diterima oleh nasabah berikut status nasabah yang

ditetapkan oleh BI.

3) Bank checking

Bank checking dilakukan secara personal antara sesama

officer bank, baik dan bank yang sama maupun bank yang berbeda.

Biasanya setiap officer memiliki pengalaman tersendiri dalam

berhubungan dengan calon nasabah.

Page 44: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

44

4) Trade checking

Analisa dilaksanakan terhadap usaha-usaha sejenis, pesaing,

pemasok dan konsumen. Pengalaman kemitraan semua pihak terkait

pasti meninggalkan kesan tersendiri yang dapat memberikan indikasi

tentang karakter calon nasabah, terutama masalah keuangan seperti

cara pembayaran.

b. Capacity

Kapasitas calon nasabah sangat penting diketahui untuk

memahami kemampuan orang untuk berbisnis. Hal ini dapat dipahami

karena watak yang baik semata-mata tidak menjamin seseorang mampu

berbisnis dengan baik. Untuk perorangan hal ini tidak terindikasi dari

referensi ataupun curriculum vitae yang dimilikinya. Hal ini dapat

menggambarkan kerja/bisnis yang bersangkutan. Untuk perusahaan hal

ini dapat terlihat dari laporan keuangan dan past performance usaha. Hal

ini dapat dilakukan untuk mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi

semua kewajiban termasuk pembayaran pelunasan pembiayaan.

Untuk mengetahui kapasitas nasabah, bank harus memperhatikan :

1) Angka-angka hasil produksi

2) Angka-angka hasil penjualan dan pembelian

3) Perhitungan rugi laba perusahaan saat ini dan proyeksi

4) Data finansial perusahaan beberapa tahun terakhir yang tercermin

dalam neraca laporan keuangan.

Page 45: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

45

Untuk pembiayaan konsumtif, analisa diarahkan pada kemampuan

sumber penghasilan calon nasabah membiayai seluruh pengeluaran

bulanannya. Untuk itu yang perlu dianalisa adalah :

1) Perusahaan tempat yang bersangkutan bekerja

2) Lama bekerja

3) Penghasilan

c. Capital (modal)

Analisa modal diarahkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat

keyakinan calon nasabah terhadap usahanya sendiri. Jika nasabah sendiri

tidak yakin akan usahanya, maka orang lain akan lebih tidak yakin.

Untuk mengetahui hal ini, bank harus melakukan hal-hal sebagai

berikut :

1) Melakukan analisa neraca 2 tahun terakhir

2) Melakukan analisa ratio untuk mengetahui likuiditas, solvabilitas dan

rentabilitas dari perusahaan.

d. Conditions (kondisi)

Analisa diarahkan pada kondisi sekitar yang secara langsung

maupun tidak langsung berpengaruh terhadap usaha calon nasabah,

seperti kebijakan pembatasan usaha properti, pelarangan ekspor pasir laut,

trend PHK besar-besaran usaha sejenis dan lain-lain.

e. Collateral (jaminan)

Page 46: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

46

Analisa ini diarahkan terhadap jaminan yang diberikan. Jaminan

dimaksud harus mampu mengcover resiko bisnis calon nasabah. Analisa

yang dilaksanakan antara lain :

1) Meneliti kepemilikan jaminan yang diserahkan

2) Mengukur dan memperkirakan stabilitas harga jaminan dimaksud

3) Memperhatikan kemampuan untuk dijadikan uang dalam waktu relatif

singkat tanpa harus mengurangi nilainya

4) Memperhatikan pengikatannya, sehingga secara legal bank dapat

dilindungi

5) Rasio jaminan terhadap jumlah pembiayaan. Semakin tinggi resiko

tersebut maka semakin tinggi keperluan bank terhadap kesungguhan

calon nasabah

6) Marketabilitas jaminan, jenis-jenis lokasi jaminan sangat menentukan

tingkat marketable suatu jaminan. Rumah yang berharga jutaan rupiah

bisa turun hanya terletak di lokasi yang sulit dijangkau.

Setelah itu semua berkas-berkas tersebut oleh account manager

diserahkan ke bagian USPD untuk dianalisa lebih lanjut. Analisa yang

dilakukan oleh pihak USPD antara lain :14

a. Analisa yuridis : mengenai kewenangan hukum yang mewakili. Dilihat

dari nasabahnya/orang yang mengajukan pembiayaan cacat hukum atau

tidak. Analisa administrasi (misal : KTP atau KK masih berlaku atau

tidak)

14 Wawancara dengan pegawai USPD pada hari Jum’at tanggal 24 Juli 2009.

Page 47: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

47

b. Penilaian dan penyelidikan melalui penilaian agunan yang dijadikan

jaminan dengan cara apakah nilainya sesuai dengan pembiayaan yang

diajukan, marketability atau tidak, surat-surat agunan yang akan dibiayai

lengkap atau tidak.

c. Pemeringkatan nasabah dan analisa lapangan keuangan. Di setiap bank

sudah ada standarisasi pemeringkatan tersendiri. Standarisasi

pemeringkatan nasabah ini dipengaruhi oleh, apakah nasabah tersebut

sudah menikah atau belum, memiliki pekerjaan tetap atau wiraswasta,

sudah mempunyai anak atau belum, berapa lama bekerja.

d. Hubungan kerja AM dan USPD pada awal proses penerimaan Dana

1) AM menerima proposal pengajuan PD dari nasabah

2) AM memberikan data-data ke USPD untuk dilakukan analisa

3) Berdasarkan data yang diperoleh, USPD melakukan analisa terhadap

calon nasabah, yaitu :

a) Hukum : analisa yuridis

b) Penilaian dan penyelidikan jaminan BI checking dan lain-lain

c) Pemeringkatan nasabah dan analisa laporan keuangan

4) Hasil dari analisa tersebut diserahkan kembali ke AM untuk dianalisa

lebih lanjut

5) Copy dari hasil pemeringkatan nasabah selain diserahkan ke AM juga

diserahkan ke PSG dan CRMU.

Proposal

AM

USPD

Hukum Penilaian & Penyelidikan

Pemeringkatan nasabah dan analisis

1

2

3

Page 48: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

48

Gambar : 4.1

Bagan hubungan kerja AM dan USPD pada awal proses penanaman dana

s

Di Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo semua proses dalam menganalisis pembiayaan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Untuk mengurangi timbulnya pembiayaan yang bermasalah. Berikut ini uraian pelaksanaan proses pembiayaan KPRS di Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo, antar lain :

a. Inisiasi

Pengumpulan informasi melalui ta’aruf dan wawancara. AM

memperoleh data-data sementara tentang kondisi keuangan nasabah dan

memeriksa ulang semua kelengkapan dan kebenaran data-data. Tujuan

dari kegiatan ini untuk mengetahui sikap/komitmen serta konsistensi

Page 49: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

49

keabsahan data yang disampaikan secara tertulis oleh nasabah.

Selanjutnya dalam kegiatan ta’aruf diperlukan adanya data standar

nasabah bagi setiap AM yang ingin melakukan wawancara.

Dari kegiatan tersebut dapat diambil kesimpulan secara tepat

apakah permohonan pembiayaan tersebut dapat dilanjutkan atau tidak.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1) Kelengkapan data pemohon

2) Penjelasan data pendukung

3) Pemikiran kembali kebenaran dan konsistensi data pemohon

Penentuan calon nasabah, dilihat dengan cara melihat data

keuangan atau jaminan.

b. Proses pengajuan

Dealing dengan calon nasabah, setelah itu AM mencantumkan

nasabah yang bersangkutan ke dalam pipeline yang akan dilaporkan

kepada supervisor tiap awal bulan, penyampaian check list dokumen

pembiayaan pada calon nasabah, penyampaian prosedur dan proses

pembiayaan, kemudian AM menyampaikan dateline kepada calon

nasabah untuk mempercepat proses pengumpulan kelengkapan dokumen.

c. Pengumpulan data

d. Proses usulan pembiayaan

1) Penyidikan

2) Pembuatan analisa laporan keuangan

3) Pembuatan memorandum dan usulan pembiayaan

Page 50: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

50

e. Pemeriksaan

Pemeriksaan kelengkapan dokumen dan aspek legalitas dari calon

nasabah oleh bagian support, kemudian bagian support memberikan

laporan hasil pemeriksaan calon nasabah kepada AM, dan membuat

analisis yuridis.

f. Pengajuan komite

Pengecekan paraf dan penandatanganan dokumen oleh AM,

pengecekan oleh bagian support dan sekretaris komite, pengesahan

dokumen UP dengan stempel sekretaris komite, pengajuan persetujuan

anggota komite.

g. Persetujuan komite

Pemeriksaan dan analisis kelayakan calon nasabah oleh komite,

untuk permintaan persetujuan secara sirkulasi dimulai dari anggota

komite yang mempunyai limit terkecil, persetujuan anggota komite

dengan penandatanganan usulan pembiayaan.

h. Offering letter

i. Pengikatan/penandatanganan akad

Pengikatan dilakukan setelah calon nasabah memenuhi semua

kewajibannya yang meliputi, penandatanganan dan penyerahan OL,

pembukaan rekening giro, pembayaran semua biaya dan deposito.

1) Pengikatan autentik atau notariel

Page 51: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

51

Pengikatan ini dibuat oleh atau dihadapan seorang pejabat

umum yang menurut UU ditugaskan untuk membuat akte tersebut

(dalam hal ini notaris). Untuk jenis pengikatan yang bersifat notariel,

wajib dilaksanakan untuk pembiayaan yang berplafond di atas Rp. 50

juta kecuali untuk pengikatan pembiayaan yang bersifat back to back

financing/cash collateral.

2) Pengikatan di bawah tangan

Dibuat oleh bank dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak.

Pengikatan di bawah tangan ini dapat menjadi alat bukti yang syah di

pengadilan harus didukung oleh alat bukti lainnya.

Sebagai lembaga keuangan syariah, maka setiap dilaksanakan

pengikatan baik berbentuk pengikatan notariel/ pengikatan di bawah

tangan harus ada saksi yang hadir.

dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua orang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (Al Baqarah : 282)

Page 52: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

52

Pengikatan jaminan dengan menggunakan hak tanggungan.

Pengikatan ini diberikan pada jaminan yang obyeknya adalah tanah

atau bangunan. Dalam hal nasabah cidera janji, hak tanggungan

digunakan untuk pelunasan pembiasaan, yang memberikan kedudukan

lebih utama (hak perferen) dari pihak-pihak lain yang juga memegang

hak tanggungan atas obyek jaminan yang sama.

Nilai hak tanggungan dipasang sekurang-kurangnya sebesar

nilai piutang/harga jual atau pembiayaan kecuali dalam nilai transaksi

lebih kecil dari nilai piutang/harga jual, maka pembebanan nilai hak

tanggungan sebesar nilai taksasi.

Biaya-biaya yang harus ditanggung oleh nasabah antara

lain :

a) Biaya administrasi : 1,3% dari plafond

b) Biaya notaris : sesuai dengan tagihan notaris

c) Biaya-biaya asuransi, materai dan transfer : akan ditentukan

kemudian.

Dengan catatan, pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan

oleh para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam

mengadakan kontrak (akad), dengan memperhatikan hal-hal berikut :

a) Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan

tujuan kontrak (akad)

b) Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak

Page 53: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

53

c) Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau

dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern.

j. Droping

Setelah pengikatan dilaksanakan dengan nasabah, maka AM

segera membuat memo droping dan instruksi droping. Memo droping

mencantumkan semua biaya yang harus didebet oleh bagian OP, memo

droping, instruksi droping dan semua dokumen pengikatan disertai pada

bagian support setelah dicek dan ditandatangani oleh AM untuk

dimintakan persetujuan pimpinan cabang. Setelah mendapat persetujuan

pimpinan cabang bagian support segera menyerahkan memo dan instruksi

droping beserta semua kelengkapan ke bagian OP untuk segera dilakukan

droping ke rekening nasabah.

k. Penyelesaian dokumen

Meliputi dokumen TBO, tanda bukti pengiriman dana (untuk

RTGS), form pembukaan rekening nasabah dan underlying transaction.

Dokumen TBO diserahkan oleh nasabah paling lambat sepuluh hari

setelah pengikatan. Underlying transaction meliputi tanda terima uang

oleh nasabah, perjanjian pembiayaan dengan nasabah dan tanda bukti

pembelian barang oleh nasabah diserahkan oleh nasabah paling lambat

sepuluh hari setelah pengikatan.

l. Monitoring

Page 54: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

54

Monitoring dilakukan untuk proses pencairan dana, monitoring

rutin (kepada nasabah dilakukan minimal setiap tiga bulan sekali serta

laporan keuangan diminta minimal setiap satu tahun sekali.

Page 55: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

55

Gambar : 4.2

Bagan Prosedur Pelaksanaan Proses Pembiayaan KPRS Bank Muamalat Indonesia

3. Tahap Realisasi Pembiayaan

Tahap realisasi pembiayaan telah memutuskan untuk menerima

pembiayaan yang diajukan oleh calon nasabah. Prosedur realisasi itu sebagai

berikut:

a. Setelah menandatangani akad pembiayaan, bagian pemasaran

memberikan berkas catatan kepada bagian pembiayaan untuk

pengecekan syarat-syarat pembiayaan.

b. Bagian pembiayaan membuat kwitansi dengan mengeluarkan sejumlah

pembiayaan yang telah disetujui dan meminta nasabah untuk

menandatanganinya.

Pengajuan Pengumpulan Data

Proses UP

Pemeriksaan

Pengajuan Komite

Persetujuan Komite Offering Letter Penandatanganan Akad

Droping

Peneyelesaian Dokumentasi

Monitoring

Inisiasi

Page 56: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

56

c. Kwitansi pembiayaan yang telah ditandatangani nasabah dan bagian

pemasaran diserahkan kepada teller.

d. Teller menyerahkan sejumlah uang kepada nasabah sama dengan yang

tertera di kwitansi.

4. Prosedur pengembalian pembiayaan

Pengembalian pembiayaan ini dilakukan sesuai dengan kesepakatan

nasabah dengan pihak bank di awal perjanjian dan pembayaran dilakukan

dengan cara mendebet uang angsuran langsung dari tabungan nasabah.

Pengembalian pembiayaan pada Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo

adalah dengan cara mengangsur sesuai dengan ketentuan yang telah

disepakati di awal pembiayaan KPRS.

Dari uraian di atas, semua langkah-langkah dalam proses pelaksanaan

pembiayaan KPRS haruslah dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Hal ini dilakukan agar tidak terjadi pembiayaan bermasalah karena pihak

bank mendapat kepercayaan dari nasabah untuk mengelola dananya sesuai

dengan syari’ah.

B. Cidera janji dalam Pelaksanaan Pembiayaan KPRS

Dalam pembiayaan di BMI tentunya tidak lepas dari masalah cidera janji

yang terjadi yaitu keterlambatan pembayaran yang tidak sesuai waktunya.

Dalam hal keterlambatan pembayaran nasabah dapat dibagi 2

yaitu :

Page 57: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

57

a. Nasabah yang terlambat/tidak memenuhi kewajibannya karena kondisi di

luar kehendak nasabah

b. Nasabah yang mampu namun menunda-nunda pembayaran pembiayaan

C. Penyelesaian Pembiayaan KPRS Bermasalah di BMI Cabang Solo

Pengajuan penyelesaian pembiayaan bermasalah dengan melalui langkah

tindakan berorientasi pada upaya dan penyelesaian (pembiayaan menjadi lunas)

baik melalui upaya non litigasi ataupun upaya litigasi.

1. Langkah non litigasi

Upaya penyelesaian ini dilaksanakan BMI dengan tanpa melalui

proses penyelesaian lembaga peradilan yang ada, yaitu :

a. Melakukan pendekatan kepada nasabah pembiayaan tersebut ataupun

kepada pemilik jaminan agar bersedia membayar/melunasi kewajibannya

pada BMI.

b. Melakukan penekanan kepada nasabah pembiayaan atau pemilik jaminan

baik melalui pemberian surat pemberitahuan atau surat peringatan dan

sebagainya yang bertujuan agar nasabah pembiayaan tersebut berusaha

membayar/melunasi kewajibannya kepada BMI. Maksud dan

penyelesaian di atas untuk dapat dipenuhinya pembayaran oleh nasabah

pada BM. s

2. Langkah litigasi

Page 58: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

58

Upaya penyelesaian ini dilaksanakan BMI apabila langkah non litigasi

tidak tercapai melalui proses penyelesaian peradilan yang ada. Bentuk

pelaksanaannya, antara lain:

a. Pengajuan gugatan

Baru dilaksanakan bila nasabah pembiayaan yang dihadapi sudah

tidak ada harapan penyelesaian secara tepat dan tuntas. Melalui

penggunaan hak preferen BM sebagai pemegang hak tanggungan.

Pelaksanaan gugatan dapat diajukan melalui pengadilan

negeri/basyarnas atau lembaga penggantinya, tergantung yuridis hukum

yang disepakati.

Pelaksanaan gugatan apabila dilaksanakan melalui Pengadilan

Negeri wajib memperhatikan prosedur hukum acara perdata yang berlaku.

Basyarnas selaku lembaga arbitrase/perwasitan wajib dilaksanakan

dengan prosedur acara pengajuan yang berlaku di Basyarnas.

Yang perlu diperhatikan dalam proses ini, yaitu :

1) Pihak yang digugat (tergugat) : nasabah pembiayaan/penjamin/ pada

pihak lainnya yang benar-benar tidak memiliki iktikad baik dan tidak

memiliki kemauan menyelesaikan permasalahannya secara sukarela.

2) Yuridis hukum dan atau kewenangan pengadilan yang ada pada

pengadilan negeri ataupun basyarnas.

b. Pengajuan Pidana

Jalan pengaduan ada tidaknya perbuatan yang patut disangkakan

dilaksanakan nasabah/pemilik jaminan/pembiayaan pihak lainnya (baik

Page 59: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

59

untuk intern bank ataupun ekstern bank) dan patut diduga termasuk tindak

pidana yang menimbulkan kerugian pada pihak BMI. Tujuannya lebih

mengutamakan penekanan psikologis kepada pihak yang dimaksudkan

guna mengakui kesalahannya. Dan selanjutnya mengembalikan kekayaan

yang diperoleh dari perbuatan yang dilanggar dan pada akhirnya

menyelesaikan kewajibannya.

Pengajuan pidana ini diajukan apabila adanya tindak penggelapan,

penipuan, pemalsuan dan sebagainya.

c. Permohonan eksekusi jaminan

Pada dasarnya suatu keputusan pengadilan yang telah berkekuatan

hukum, mempunyai sifat mengikat dan wajib dilaksanakan oleh para

pihak yang berperkara. Karena bila keputusan pengadilan atas adanya

pengajuan gugatan ternyata tidak dilaksanakan dengan sukarela oleh salah

satu pihak maka pihak yang merasa dirugikan (Bank Muamalat) dapat

mengajukan pelaksanaan keputusan pengadilan (flat eksekusi) tersebut.

Untuk jaminan berupa tanah, sertifikat hak atas tanah yang telah

diikat akte pembenaran hak tanggungan, yang dapat dipersamakan dengan

suatu keputusan pengadilan (dalam sertifikat hak tanggungnya) terdapat

kata-kata “Demi keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” dalam

pelaksanaan eksekusi wajib memperhatikan ektentuan hukum dan

perundang-undangan yang berlaku. Pelaksanaan pengajuan permohonan

eksekusi ini dapat dilaksanakan sendiri oleh pejabat Bank Muamalat

Page 60: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

60

maupun minta lembaga bantuan/jasa hukum dengan wajib sepengetahuan

dan persetujuan komite pembiayaan.

d. Permohonan kepailitan

Upaya lain dalam proses litigasi tersebut di atas, oleh UU

diberikan peluang dalam proses penyelesaian pembiayaan bermasalah

secara tepat, terbuka dan efektif, yaitu melalui proses pengajuan

kepailitan sebagaimana telah diatur dalam UU kepailitan No. 1 tahun

1998 pelaksanaannya pula harus diteliti secara matang dan sangat

dibutuhkan pertimbangan yang lengkap karena itu harus ada persetujuan

komite pembiayaan.

Penyelesaian pembiayaan di Bank Muamalat Cabang Solo pada

awalnya melalui proses musyawarah. Apabila tahap ini tidak berjalan

dengan lancar maka tahap selanjutnya adalah memberikan surat

peringatan pertama. Selanjutnya apabila surat peringatan pertama tidak

berhasil maka surat peringatan ini diberikan sampai surat peringatan

ketiga kemudian bila surat peringatan ini masih tidak dihiraukan oleh

nasabah maka tahap selanjutnya adalah restrukturisasi pembiayaan yaitu

perpanjangan jangka waktu pembiayaan. Pada tahap ini jika nasabah

masih tidak bisa melunasi pembiayaan maka tahap terakhir adalah

menjual barang jaminan yang dijaminkan dalam pembiayaan KPRS.

Page 61: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh pembiayaan KPRS pada Bank Muamalat Indonesia

cabang Solo, calon nasabah harus memenuhi syarat-syarat untuk

mendapatkan pembiayaan tersebut, antara lain, calon nasabah harus mengisi

formulir pembiayaan KPRS selain itu juga harus menyertakan syarat-syarat

pembiayaan KPRS meliputi fotokopi KTP suami istri, KK, akta nikah, surat

persetujuan istri/suami, data-data keuangan serta data-data jaminan. Setelah

syarat-syarat tersebut terpenuhi maka calon nasabah harus mengikuti

prosedur yang telah diterapkan oleh pihak Bank Muamalat, yaitu melalui

beberapa tahapan antara lain, prosedur pengajuan pembiayaan, prosedur

analisis pembiayaan, tahap realisasi pembiayaan dan prosedur pengembalian

pembiayaan.

2. Pembiayaan KPRS di Bank Muamalat Indonesia cabang Solo tidak lepas dari

adanya cidera janji yang dilakukan oleh nasabah. Cidera janji yang terjadi di

Bank Muamalat Indonesia cabang Solo terbilang kecil. Adapun cidera janji

yang terjadi berupa keterlambatan pembayaran yang tidak sesuai dengan

waktu yang telah disepakati. Dalam hal keterlambatan nasabah dibagi 2,

yaitu: nasabah yang terlambat/tidak memenuhi kewajibannya karena kondisi

Page 62: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

62

di luar kehendak nasabah dan nasabah yang mampu namun menunda-nunda

pembayaran.

3. Apabila terjadi cidera janji di dalam pembiayaan KPRS di Bank Muamalat

Indonesia cabang Solo, maka untuk menyelesaikan perselisihan yang

mengakibatkan suatu akibat hukum tersebut pihak Bank Muamalat Indonesia

cabang Solo dan calon nasabah mendahulukan prinsip musyawarah untuk

mufakat. Namun apabila di dalam musyawarah tersebut tidak menghasilkan

suatu keputusan di antara para pihak, maka sesuai dengan akad perjanjian

musyarakah, pihak Bank Muamalat Indonesia cabang Solo dan calon nasabah

akan menyelesaikan perselisihan tersebut melalui Badan Arbitrase Syari’ah

Nasional (Basyarnas), di mana putusan Basyarnas merupakan putusan final

dan mengikat para pihak. Tetapi di dalam menyelesaikan putusan tersebut

Bank Muamalat Indonesia cabang Solo berdasarkan pertimbangannya sendiri

untuk menyelesaikan sengketa atau perselisihan tersebut melalui proses

pengadilan negeri dalam wilayah Negara Repubik Indonesia.

B. Saran

1. Sebaiknya Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo lebih berhati-hati dalam

hal menyeleksi calon nasabah yang akan diberikan pembiayaan, supaya tidak

terjadi tunggakan-tunggakan angsuran yang nantinya menyebabkan karyawan

Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo harus menagih angsuran pada

nasabah.

Page 63: BAB I PENDAHULUANe-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2977/1/BAB I - V.pdf · Prosedur atau mekanisme akad pembiayaan merupakan langkah-langkah atau proses yang harus dilalui dalam

63

2. Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo seharusnya memberikan semacam

bonus/hadiah bagi nasabah yang angsurannya tepat waktu. Sehingga akan

membuat nasabah yang lain akan termotivasi untuk menyelesaikan

angsurannya tepat pada waktunya.