BAB I PENDAHULUAN -...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN -...
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 (H) ayat 1 dan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa
upaya pemenuhan kebutuhan salah satu hak dasar masyarakat. Negara
bertanggung jawab untuk mengatur dan memastikan bahwa hak untuk hidup
sehat bagi seluruh lapisan masyarakat dipenuhi termasuk bagi masyarakat
miskin dan/atau tidak mampu. Kewajiban negara untuk memenuhi hak dasar
masyarakat di bidang kesehatan juga diatur dalam Undang-Undang Dasar
1945 Pasal 34 yang menyatakan bahwa negara bertanggungjawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum
yang layak. Dengan demikian, pembangunan kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi
tingginya dapat terwujud.
Berdasar Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia menyatakan bahwa Pembangunan kesehatan pada periode 2015-
2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan
derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui melalui upaya
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok
RPJMN 2015-2019 adalah: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu
dan anak; (2) meningkatnya pengendalian penyakit; (3) meningkatnya akses
dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah
terpencil, tertinggal dan perbatasan; (4) meningkatnya cakupan pelayanan
kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan
SJSN Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan
vaksin; serta (6) meningkatkan responsivitas system kesehatan. Program
Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma sehat,
penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional: 1) pilar
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 2
paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan.
dalam pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan
masyarakat; 2) penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi
peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan
continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan; 3) sementara itu
jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi perluasan sasaran
dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.
Pembangunan di bidang kesehatan mendapatkan perhatian khusus
dari Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Bumbu bersama dengan bidang
pendidikan dan infrastruktur, sesuai dengan apa yang disampaikan oleh
Bupati dalam Visi dan Misi Kabupaten Tanah Bumbu. Sebagai bentuk
penjabarannya, Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu merespon
dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada
peningkatan derajat kesehatan masyarakat Tanah Bumbu.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu
periode 2016-2021 merupakan dokumen acuan dalam pelaksanaan program
dan kegiatan di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu
untuk kurun waktu lima tahun, yang berkaitan dengan amanah yang di
emban oleh Bupati dalam Rencana Panjang Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) khususnya bidang kesehatan.
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Penyelenggaraannya didasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan
dan kemandirian, adil dan merata dengan perhatian khusus pada penduduk
rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia), dan keluarga miskin.
Pelaksanaannya dilakukan melalui peningkatan: 1) Upaya kesehatan,
2) Pembiayaan kesehatan, 3) Sumber daya manusia kesehatan, 4) Sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan makanan, 5) Manajemen dan informasi
kesehatan, 6) Pemberdayaan masyarakat. Upaya-upaya tersebut dilakukan
dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit,
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 3
perubahan lingkungan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan dan
kerjasama lintas sektor.
Upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal memerlukan pengembangan peningkatan sarana dan prasarana
kesehatan yaitu memelihara dan membangun sarana pelayanan kesehatan
seperti, Puskesmas, Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) yang memenuhi
syarat medis teknis dan merata ke seluruh pelosok wilayah.
Setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan negara mempunyai kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta
kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan pada suatu
perencanaan strategis yang telah ditetapkan oleh masing-masing instansi,
sebagaimana hal ini telah diatur dalam Peraturan Presiden RI Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Penyusunan Laporan Kinerja sangat penting dan strategis oleh
karena memiliki karakteristik sebagaimana berikut :
1) Sebagai laporan, Laporan Kinerja adalah suatu media yang berisi data
dan informasi tentang kinerja instansi pemerintah dalam waktu setahun.
2) Sebagai laporan akuntabilitas, Laporan Kinerja merupakan wujud tertulis
pertanggung-jawaban suatu organisasi instansi kepada pemberi
delegasi wewenang dan mandat.
3) Laporan Kinerja berisi tentang kinerja instansi, yaitu gambaran tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan strategis
dalam mewujudkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran organisasi instansi
pemerintah.
4) Laporan Kinerja merupakan salah satu fase penting dalam siklus
manajemen di instansi pemerintah. Dalam manajemen modern
pelaporan merupakan unsur terakhir dari manajemen yang dijadikan alat
untuk evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan dan bahan
perencanaan kegiatan berikutnya guna perbaikan dalam pencapaian
tujuan.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 4
5) Laporan Kinerja juga berfungsi sebagai media utama dalam
pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
Dengan dilatarbelakangi hal-hal tersebut, maka Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanah Bumbu sebagai salah satu instansi atau Satuan Kerja
Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu, juga mempunyai
kewajiban untuk menyusun Laporan Kinerja sebagai salah satu bentuk
pertanggungjawaban keberhasilan dan kegagalan dari pelaksanaan visi dan
misi untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan Dinas
Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu.
Sebagai evaluasi dan pertanggungjawaban terhadap kinerja Dinas
Kesehatan selama tahun anggaran 2018 disusun Laporan Kinerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu.
B. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kesehatan
Pada tahun 2017 terjadi perubahan susunan organisasi dan tata kerja
dilingkungan Dinas Kesehatan berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten
Tanah Bumbu Nomor 12 Tahun 2017 tentang tugas, fungsi, uraian tugas
dan tata kerja unsur-unsur organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah
Bumbu.
1. Kedudukan
Kedudukan Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu unsur
pelaksana urusan daerah di bidang kesehatan berdasarkan
kewenangan yang dimiliki berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
2. Tugas Pokok
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu mempunyai tugas
membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang kesehatan.
3. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas pokok, Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah
Bumbu menyelenggarakan fungsi :
1) perumusan kebijakan daerah di bidang kesehatan;
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 5
2) pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kesehatan;
3) pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan;
4) pelaksanaan administrasi Dinas;
5) kordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait;
6) pemantauan, evaluasi dan pelaporan; dan
7) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan
tugas dan fungsinya.
C. Struktur Organisasi
Untuk menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi tersebut di atas
dibentuklah struktur organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu Nomor 19
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.
Peraturan Bupati Tanah Bumbu Nomor 29 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah.
Adapun Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah
Bumbu adalah sebagai berikut :
a) Kepala dinas
b) Sekretaris dinas, terdiri dari:
(1). Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
(2). Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
(3). Sub Bagian Informasi dan Pelaporan
c) Bidang Kesehatan Masyarakat, terdiri dari:
(1). Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
(2). Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
(3). Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga
d) Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, terdiri dari:
(1). Seksi Surveilans dan Imunisasi
(2). Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
(3). Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
e) Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari:
(1). Seksi Pelayanan Kesehatan Primer
(2). Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
(3). Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 6
f). Bidang Sumber Daya Kesehatan, terdiri dari:
(1). Seksi Kefarmasian
(2). Seksi Alat Kesehatan
(3). Seksi Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan
g) Kelompok jabatan fungsional.
h) Unit Pelaksana Teknis Dinas, terdiri dari:
(1). Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
(2). UPTD Gudang Farmasi Kabupaten
(3). UPTD Laboratorium Kesehatan
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah
Bumbu
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu, 2018
Untuk melaksanakan fungsi tersebut diatas Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanah Bumbu mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
Kepala Dinas Kesehatan
Bidang Sumber Daya Kesehatan
Seksi Kefarmasian
Seksi Alat Kesehatan
Seksi SDM Kesehatan
Bidang Pelayanan Kesehatan
Seksi Pelayanan Kesehatan Primer
Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional
Bidang Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit
Seksi Surveilans dan Imunisasi
Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular
Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular
Bidang Kesehatan Masyarakat
Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
Seksi Promosi dan Pemberdayaan
Masyarakat
Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan
Kerja dan Olahraga
Sekretaris
Subbag Umum dan Kepegawaian
Subbag Perencanaan dan Keuangan
Subbag Informasi dan Pelaporan
Kelompok Jafung
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 7
1) merumuskan kebijakan di bidang kesehatan sesuai dengan kebijakan
yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku;
2) menetapkan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat, pencegahan
dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, kefarmasian dan
sumber daya kesehatan;
3) melaksanakan kebijakan, pembinaan, pengendalian, pengawasandan
pengaturan serta penyelenggaraan kegiatan di bidang kesehatan
masyarakat;
4) melaksanakan kebijakan, pembinaan, pengendalian, pengawasan dan
pengaturan serta penyelenggaraan kegiatan di bidang pencegahan dan
pengendalian penyakit;
5) melaksanakan kebijakan, pembinaan, pengendalian, pengawasandan
pengaturan serta penyelenggaraan kegiatan di bidang pelayanan
kesehatan;
6) melaksanakan kebijakan, pembinaan, pengendalian, pengawasandan
pengaturan serta penyelenggaraan kegiatan di bidang sumber daya
kesehatan;
7) mengendalikan pengelolaan kegiatan ketatausahaan;
8) mengoordinasikan dan membina unit pelaksana teknis;
9) mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan jabatan fungsional;
10) melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait;
11) melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
dan
12) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupatisesuai bidang tugas.
D. Analisis Aspek Strategis
Aspek strategis adalah aspek yang mendukung dan merupakan
sumber daya dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan menuju
perwujudan visi dan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu, aspek-
aspek tersebut antara lain :
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 8
1. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)
Jumlah pegawai Dinas Kesehatan beserta 14 Puskesmas, UPTD
Gudang Farmasi dan UPTD Laboratorium Kesehatan pada Tahun 2018
sebanyak 1.166 orang, yang terdiri dari tenaga kesehatan dan non
kesehatan baik yang ditempatkan pada UPTD maupun desa/kelurahan
di wilayah kerja masing-masing Puskesmas, selengkapnya dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 1.1 Keadaan Tenaga Berdasarkan Jumlah dan Jenis Pegawai
pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2018
No. Jenis Pegawai Jumlah
1. PNS/CPNS 594
2. PTT Daerah 68
3. PTT Pusat 2
4. PTT Provinsi 60
5. Tenaga Kontrak 440
6. Nusantara Sehat 2
Jumlah 1.166
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu, 2018
2. Aspek Sarana Pelayanan Kesehatan
Tabel 1.2 Jenis dan Jumlah Sarana Kesehatan Di Kabupaten Tanah
Bumbu Tahun 2018
No. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Umum Jumlah
1. Rumah Sakit Umum Daerah 1
2. Rumah Sakit Swasta 2
3. Klinik 32
4. Puskesmas Perawatan 6
5. Puskesmas Non Perawatan 8
6. Puskesmas Pembantu 10
7. Poskesdes 128
8. Apotek 34
9. Toko Obat 56
10. Posyandu 202
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 9
11. Posyandu Lansia 140
12. Posbindu PTM 143
13. Pos UKK 26
14. Desa Siaga Aktif 138
15. Posmaldes 2
16. UKS 31
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu, 2018
Dari tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa sarana kesehatan yang
ada di Kabupaten Tanah Bumbu cukup banyak dan merata di seluruh
kecamatan terutama sarana pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat yaitu Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Posyandu.
3. Aspek Pembiayaan Kesehatan
Tabel 1.3. Alokasi Pembiayaan Kesehatan Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018
No. Jenis Pembiayaan Anggaran
1. APBD
a. Belanja Tidak Langsung Rp. 50.038.074.935,00
b. Belanja Langsung Rp. 117.293.879.016,00
2. APBN
a. Dasar Rp. 7.205.056.000,00
b. Farmasi Rp. 3.347.000.000,00
c. Jampersal Rp. 4.504.323.000,00
d. Akreditasi Rp. 1.000.000.000,00
e. BOK Rp. 8.865.608.000,00
f. Imunisasi Rp. 669.244.000,00
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu, 2018
4. Aspek Permasalahan kesehatan
Sejak Kabupaten Tanah Bumbu terbentuk 15 tahun yang lalu,
perkembangan dunia kesehatan di Kabupaten Tanah Bumbu semakin
membaik. Hal tersebut terbukti dari banyaknya inovasi bidang
kesehatan yang diciptakan, untuk meningkatkan kesadaran dan
kesehatan masyarakat. Seperti pemberian jaminan kesehatan daerah
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 10
(Jamkesda), pemberian Kartu KASPIN (Kartu Sehat dan Pintar), mitra
persalinan dengan dukun kampung dan sebagainya.
Namun meski perkembangannya cukup pesat, Kabupaten
Tanah Bumbu masih dilanda beberapa masalah kesehatan. Masalah-
masalah ini masih menjadi beban dan tantangan utama di dunia
kesehatan Indonesia. Berikut beberapa masalah dan tantangan
bidang kesehatan di Kabupaten Tanah Bumbu, yaitu :
1. Kematian Ibu Akibat Melahirkan
Saat ini, angka kematian ibu ketika melahirkan sudah mengalami
penurunan. Namun, jumlahnya tetap masih jauh dari target yang
diharapkan. Hal ini disebabkan oleh kualitas pelayanan
kesehatan ibu yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak
sehat, dan faktor-faktor lainnya.
Kematian ibu akibat persalinan merupakan masalah yang bersifat
multidimensional. Kematian ibu akibat persalinan tidak hanya
disebabkan oleh faktor kesehatan sang ibu semata seperti
kekurangan gizi, anemia dan hipertensi, melainkan juga turut
dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti ketersediaan infrastruktur
kesehatan yang memadai, serta kesadaran keluarga untuk
meminta bantuan tenaga kesehatan dalam proses persalinan.
Artinya, intervensi yang dilakukan oleh pemerintah harus menyasar
lebih dari satu insititusi, dan turut melibatkan masyarakat sipil
dalam prosesnya.
2. Kematian Bayi
Penyebab kematian utama pada bayi, antara lain:
- Cacat Lahir
Bayi cacat lahir adalah masalah yang terjadi saat janin masih
berkembang di dalam rahim. Kondisi ini dapat mulai terjadi
pada setiap tahap kehamilan. Cacat lahir biasanya sudah
terjadi pada 3 bulan pertama kehamilan. Ketika organ-organ
bayi mulai terbentuk.
Bayi cacat lahir merupakan suatu keadaan di mana struktur dan
fungsi tubuh bayi tidak normal saat lahir yang menyebabkan
keterbatasan fisik dan mental. Beberapa kasus bahkan bisa
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 11
menyebabkan kematian pada bayi sebelum menginjak usia
satu tahun.
- Kelahiran prematur dan berat lahir rendah
Kelahiran prematur adalah kelahiran bayi sebelum usia
kehamilan 37 minggu. Pada umumnya, bayi yang dilahirkan
prematur memiliki berat lahir yang lebih rendah dari bayi
normal. Bayi dikatakan memiliki berat lahir rendah apabila
memiliki berat badan kurang dari 2,5 kg. Sedangkan bayi
tergolong berat lahir sangat rendah jika di bawah 1,5 kg, dan
berat lahir rendah ekstrem jika di bawah 1 kg.
- Komplikasi kehamilan
Komplikasi kehamilan adalah masalah yang terjadi pada ibu
selama masa kehamilan. Komplikasi kehamilan yang sering
terjadi dan berakibat buruk pada bayi antara lain diabetes
gestasional, preeklampsia, infeksi saluran kencing, anemia,
hiperemesis gravidarum dan lainnya.
- Sindrom kematian bayi mendadak
Sindrom kematian bayi mendadak atau Sudden Infant Death
Syndrome (SIDS) adalah kematian bayi secara tiba-tiba saat
sedang tidur tanpa diketahui penyebabnya dan dalam kondisi
sehat. SIDS telah menjadi penyebab utama kematian pada bayi
usia 30 hari pertama setelah kelahiran. Banyak hal yang dapat
menjadi penyebab bayi meninggal mendadak. Ada yang
menguhubungkannya dengan kelainan di bagian otak yang
mengatur pernapasan bayi, kondisi tidur bayi yang
menghambat pernapasannya, dan hal lain.
3. Permasalahan Gizi Buruk
Saat ini, ternyata masalah gizi di Indonesia masih sangat
kompleks. Tidak hanya masalah kekurangan gizi, masalah
kelebihan gizi juga menjadi persoalan yang harus ditangani
dengan serius. Kondisi stunting (pendek) sendiri disebabkan
oleh kemiskinan dan pola asuh yang tidak tepat, sehingga
mengakibatkan kemampuan kognitif tidak berkembang secara
maksimal, mudah sakit, maupun berdaya saing rendah.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 12
Masalah ini paling fatal menyerang anak-anak, karena gangguan
pertumbuhan yang serius ini bisa merusak masa depan mereka.
Apalagi, jika stunting terjadi lewat dari 1000 hari, dampak
buruknya bisa sangat sulit diobati.
4. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dari
berbagai aspek seperti kurangnya kesadaran dalam menjaga
kebersihan dan kesehatan lingkungan, Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat yang masih sangat rendah serta masih rendahnya
kesadaran untuk mengakses kepelayanan kesehatan.
5. Dana yang diberikan pemerintah daerah sangat terikat pada pagu
anggaran yang ditetapkan bukan berdasarkan usulan dana dari
dinas kesehatan, dan pendanaan masih belum berpihak 100
persen dari APBD untuk sektor kesehatan.
6. Besarnya biaya untuk pembangunan sektor kesehatan kurang
disadari dan diketahui oleh pihak atau orang luar kesehatan.
“Mindset” pembiayaan sektor kesehatan masih banyak diarahkan
kepembiayaan Kuratif dan Rehabilitatif belum berbasis
pembiayaan kearah upaya promotif dan preventif.
7. Masalah Sumber Daya Manusia Kesehatan yang masih perlu
untuk peningkatan baik Kuantitas, Kualitas dan Pemerataan
Distribusi Ketenagaan yang berdasarkan Kompetensi untuk
Peningkatan Kualitas Pelayanan dan Pembangunan di sektor
Kesehatan.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan bidang kesehatan tersebut,
maka Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu dapat menentukan
Indikator Kinerja Utama (IKU) yang dijabarkan sebagai berikut :
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 13
Tabel 1.4. INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN TANAH BUMBU
TUJUAN SASARAN INDIKATOR
KINERJA UTAMA FORMULASI / PENJELASAN
SUMBER
DATA
PENANGGUNG
JAWAB
Meningkatkan
derajat kesehatan
masyarakat
kabupaten tanah
bumbu, melalui
layanan kesehatan
yang berkualitas,
merata, terjangkau,
bermutu dan
berkeadilan
Menurunnya
Kematian Ibu per 100.000
Kelahiran Hidup
1. Angka Kematian
Ibu per 100.000
Kelahiran Hidup
Jumlah kematian ibu oleh sebab
kehamilan/ melahirkan/ nifas
(sampai 42 hr post partum) dalam
kurun waktu tertentu dibagi
kelahiran hidup
Puskesmas
Dinas Kesehatan Menurunnya
Kematian bayi per 1000
Kelahiran Hidup
2. Angka Kematian
Bayi per 1000
Kelahiran Hidup
Jumlah kematian bayi < 1 tahun di
bagi jumlah kelahiran hidup dikali
1000
Puskesmas
Meningkatnya
status gizi
masyarakat
3. Persentase
Balita Gizi Buruk
Jumlah balita gaji buruk dibagi
Jumlah balita dikali seratus Puskesmas
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 14
E. Sistematika Penyajian
Pada dasarnya Laporan Kinerja ini memaparkan pencapaian kinerja
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu selama Tahun 2018. Capaian
kinerja (performance results) 2018 tersebut dibandingkan dengan penetapan
kinerja (performance agreement) 2018 sebagai tolok ukur keberhasilan
instansi. Selain membandingkan dengan target kinerja tahun 2018 juga
dibandingkan dengan capaian kinerja beberapa tahun sebelumnya. Analisis
atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan
teridentifikasinya sejumlah celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan
kinerja di masa yang akan datang. Dengan pola pikir seperti itu, sistematika
penyajian Laporan Kinerja (LKj) Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu
Tahun 2018 adalah sebagai berikut ini :
Bab I – Pendahuluan, Penjelasan umum organisasi, dengan penekanan
kepada aspek strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu serta
permasalahan utama yang sedang dihadapi.
Bab II – Perencanaan Kinerja, menjelaskan tentang ikhtisar/ringkasan
perjanjian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2018.
Bab III – Akuntabilitas Kinerja,
A. Capaian Kinerja Organisasi
Disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja
sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja
organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis
dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut :
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja
tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini
dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen
perencanaan strategis organisasi
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar
nasional (jika ada)
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 15
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/
penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian pernyataan kinerja
B. Realisasi Anggaran
Menguraikan simpulan realisasi anggaran yang digunakan dan yang
telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan
dokumen parjanjian kinerja.
Bab IV – Penutup, menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu serta langkah dimasa mendatang yang
akan dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu untuk
meningkatkan kinerjanya.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 16
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Kinerja ataupun performance dari organisasi adalah gambaran mengenai
tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan organisasi sebagai penjabaran dari
visi, misi, yang mengindikasikan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Konsep-konsep
pengukuran kinerja organisasi (key performance indicators) telah berkembang
sejalan dengan semangat perubahan untuk memperbaiki kinerja organisasi.
Semangat perubahan dimaksud adalah pola orientasi manajemen dari pola yang
berorientasi pada masukan (input) kepada pola yang berorientasi hasil, manfaat
dan dampak kegiatan (output, outcomes dan benefit). Rencana kinerja
merupakan penggalan dari suatu perencanaan strategis dalam waktu satu
tahun. Rencana Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu tahun 2018,
sebagai berikut :
Tabel 2.1. Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten
Tanah Bumbu Tahun 2018
No. Kinerja Utama Indikator Kinerja
Uraian Target
1 2 3 4
1
Menurunnya Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
1 Angka kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
99
2 Menurunnya Kematian bayi per 1000 Kelahiran Hidup
2 Angka kematian bayi per 1000 Kelahiran Hidup
9,6
3 Menurunnya Persentase Balita Gizi Buruk
3 Persentase Balita gizi buruk 0,03
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu, 2018
A. Program dan Kegiatan Tahun 2018
Program-program kesehatan yang dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu meliputi :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 17
4. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
5. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
6. Program Pengawasan Obat dan Makanan
7. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
8. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
9. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
10. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
11. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
12. Program pelayanan kesehatan penduduk miskin
13. Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana
puskesmas/puskemas pembantu dan jaringannya
14. Program kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan
15. Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita
16. Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia
17. Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan
18. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
B. Penetapan Kinerja
Penetapan Kinerja merupakan pernyataan kinerja/kesepakatan
kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan
target kinerja tertentu berdasarkan sumber daya yang dimiliki oleh
instansi/unit kerja/satuan kerja.
Penetapan kinerja bertujuan untuk :
1. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur.
2. Mendorong komitmen penerima amanah untuk melaksanakan amanah
yang diterimanya dan terus meningkatkan kinerjanya.
3. Sebagai alat pengendalian manajemen yang praktis bagi pemberi
amanah.
4. Untuk menilai keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi dan sebagai dasar pemberian pemberian penghargaan
(reward) atau sanksi (punishment)
Penetapan kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu yang
disepakati bersama antara eselon II, eselon III dan eselon IV sampai ke
bawahan dijabarkan pada lampiran laporan kinerja ini.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 18
C. Rencana Aksi Kinerja
Rencana Aksi Kinerja Tahun 2018 ini merupakan perwujudan
akuntabilitas kinerja terhadap amanat yang diberikan Pemerintah kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu. Pada rencana aksi ini telah
diuraikan sasaran strategi, indikiator kinerja hingga kebutuhan dana indikatif
bagi pelaksanaan program kegiatan selama tahun 2018. Rencana aksi ini
tidak terlepas dari Rencana Kerja (Renja), Rencana Strategis periode 2016-
2021 Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu serta dokumen
perencanaan kinerja lainnya.
Tujuan dari penyusunan Rencana Aksi Dinas Kesehatan Kabupaten
Tanah Bumbu adalah sebagai dokumen perencanaan yang menjadi tolak
ukur penilaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu dalam
penyelenggaraan pembinaan dan pengawasan serta pelaksanaan tugas
pokok dan fungsinya.
Ruang lingkup Rencana Aksi Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah
Bumbu meliputi sasaran strategis, indikator kinerja, hingga kebutuhan dana
indikatif bagi pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2018 serta rencana
aksi atas kinerja sasaran tahun berjalan.
Matrik rencana aksi Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu akan
dijabarkan secara rinci pada lampiran laporan kinerja tahun 2018 ini.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 19
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Perbaikan pemerintahan dan sistem manajemen merupakan agenda
penting dalam reformasi birokrasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah saat
ini. Sistem manajemen pemerintahan diharapkan berfokus pada peningkatan
akuntabilitas serta sekaligus peningkatan kinerja yang berorientasi pada hasil
(outcome). Maka pemerintah telah menetapkan kebijakan untuk penerapan
sistem pertanggungjawaban yang jelas dan teratur dan efektif yang disebut
dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Akuntabilitas merupakan kata kunci dari sistem tersebut yang dapat
diartikan sebagai perwujudan dari kewajiban seseorang atau instansi pemerintah
untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan
kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban dan berupa laporan
akuntabilitas yang disusun secara periodik.
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah perwujudan
kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-
tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui alat
pertanggungjawaban secara periodik. Esensi pembangunan berbasis kinerja
adalah orientasi untuk mendorong perubahan dengan menggunakan
program/kegiatan dan sumber daya anggaran untuk mencapai rumusan
perubahan pada level keluaran, hasil maupun dampak.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pada
level sasaran untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara sasaran
dengan indikator kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran berdasarkan
rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan jelas. Alat ukur
yang digunakan untuk ukuran keberhasilan atau kegagalan capaian kinerja
adalah Indikator Kinerja Utama (IKU). IKU merupakan acuan untuk mengukur
keberhasilan dan kegagalan capaian kinerja prioritas program yang bersifat
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 20
strategis. IKU ditetapkan secara mandiri oleh instansi pemerintah dan SKPD di
lingkungannya.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu selaku unsur pelaksana
Pemerintah Daerah dalam bidang kesehatan, berkewajiban untuk melakukan
akuntabilitas kinerja melalui penyajian Laporan Kinerja (LKj), dimana laporan
kinerja tersebut menggambarkan tingkat keberhasilan atau kegagalan selama
kurun waktu tahun anggaran 2018 berdasarkan sasaran, program dan kegiatan
yang telah ditetapkan dalam rencana strategis.
A. Capaian Kinerja
Capaian kinerja merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik
dan berkesinambungan yang didasarkan pada kelompok indikator kinerja
kegiatan yang berupa indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat
dan dampak. Pengukurannya mencakup antara lain :
a) Kinerja kegiatan yang merupakan tingkat pencapaian dari target
masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan
b) Tingkat pencapaian sasaran instansi pemerintah yang merupakan
tingkat pencapaian target dari masing-masing indikator sasaran yang
telah ditetapkan.
Pengukuran kinerja dimaksud dilakukan dengan menggunakan
formulir Pengukuran Kinerja (PK), yang selanjutnya dilakukan evaluasi
untuk mengetahui keberhasilan ataupun kegagalan dari kegiatan dan
sasaran yang telah ditetapkan.
Untuk lebih mempermudah interpretasi atas pencapaian kinerja
kegiatan, indikator sasaran dan indikator kinerja utama maka dipergunakan
skala ordinal dan makna dari nilai tersebut yaitu :
Tabel 3.1. Skala Nilai Peringkat Kinerja
No. Skala Ordinal Kategori
1 Lebih dari 90% Sangat Berhasil
2 81% s.d 90% Baik (Berhasil)
3 61% s.d 80% Cukup Berhasil
4 Kurang dari 60% Kurang Berhasil
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 21
Dalam rangka pengembangan Sistem AKIP pada tahap pengukuran
dan evaluasi atas kinerja, beberapa kegiatan ditetapkan indikator kinerja
outcomes yang lebih tinggi (ultimate outcomes) serta disajikan perbandingan
dengan capain kinerja pada tahun sebelumnya. Penghitungan nilai realisasi
kinerja ini telah dilakukan pada Sistem AKIP secara elektronik (e-sakip).
B. Capaian Indikator Kinerja Utama
Indikator Kinerja Utama (IKU) instansi pemerintah harus selaras antar
tingkatan unit organisas meliputi indikator kinerja keluaran (output) dan hasil
(outcome). Tujuan dalam penetapan IKU adalah untuk; 1) Untuk
memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam
menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik; 2) Untuk memperoleh
ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis
organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan
akuntabilitas kinerja.
Dalam menyusun IKU Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu
melalui tahap pengumpulan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
perencanaan, baik di tingkat nasional maupun di daerah, yaitu :
1. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
2. Rencana Strategis, kebijakan umum dan atau dokumen strategis lainnya
yang relevan;
3. Bidang kewenangan, tugas dan fungsi, serta peran lainnya;
4. Kebutuhan informasi kinerja untuk penyelenggaraan akuntabilitas
kinerja;
5. Kebutuhan data statistik pemerintah;
6. Kelaziman pada bidang tertentu dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 22
Tabel 3.2. Pencapaian IKU Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu
Tahun 2018
NO IKU SATUAN RUMUS YANG DIGUNAKAN CAPAIAN
2015 CAPAIAN
2016 CAPAIAN
2017
TAHUN 2018 Persentase
(%) TARGET PENGHITUNGAN
CAPAIAN REALISASI
1 Angka Kematian Ibu (AKI)
/100.000 KH
Jumlah kematian ibu oleh sebab kehamilan/ melahirkan/ nifas (sampai 4 hr post partum) dalam kurun waktu tertentu x100.000 Jumlah Kelahiran Hidup
102,5 101 79,25 99 4 x 100.000 6.326
63,23 156,57
2 Angka Kematian Bayi (AKB)
/1.000 KH
Jumlah kematian bayi < 1 tahun x 1.000 Jumlah Kelahiran Hidup
9,73 6,9 6,18 9,6 38 x 1.000 6.326
6,01 159,73
3 Persentase Balita Gizi Buruk
% Jumlah balita gizi buruk x 100 Jumlah Balita
0,010 0,008 0,005 0,03 4 x 100 39.076
0,01 300
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu, 2018
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 23
Mencermati tabel diatas, dari sejumlah 3 (tiga) indikator kinerja utama pada
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu, kinerja yang dicapai telah
memenuhi Kriteria sangat berhasil bahkan melebihi 100% (3 indikator).
1) Angka Kematian Ibu (AKI)
Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari
indikator Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu
selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh
kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan
karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap
100.000 kelahiran hidup.
Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu, tetapi
juga mampu menilai derajat kesehatan masyarakat, karena
sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari sisi
aksesibilitas maupun kualitas.
2) Angka Kematian Bayi (AKB)
Upaya pemeliharaan kesehatan anak ditujukan untuk mempersiapkan
generasi akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk
menurunkan angka kematian anak. Upaya pemeliharaan kesehatan
anak dilakukan sejak janin masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah
dilahirkan, dan sampai berusia 18 tahun.
3) Persentase Balita Gizi Buruk
Status gizi balita dapat diukur berdasarkan tiga indeks yaitu berat badan
menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat
badan menurut tinggi badan (BB/TB). Standar pengukuran status gizi
berdasarkan Standar World Health Organization (WHO 2005) yang telah
ditetapkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian
Status Gizi Anak. Gizi kurang dan gizi buruk merupakan status gizi yang
didasarkan pada indeks berat badan menurut umur (BB/U).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Upaya Perbaikan Gizi, dalam menerapkan gizi seimbang setiap keluarga
harus mampu mengenal, mencgah, dan mengatasi masalah gizi setiap
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 24
anggota keluarganya. Upaya yang dilakukan untuk mengenal,
mencegah dan mengatasi masalah gizi adalah dengan menimbang
berat badan secara teratur, memberikan ASI saja kepada bayi sejak
lahir sampai umur 6 bulan, makan beraneka ragam, menggunakan
garam beryodium, dan pemberian suplemen gizi sesuai anjuran petugas
kesehatan. Suplemen gizi yang diberikan menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 51 tahun 2016 tentang Standar Produk Suplementasi
Gizi, meliputi kapsul vitamin A, tablet tambah darah (TTD), makanan
tambahan untuk ibu hamil, anak balita, dan anak usia sekolah, makanan
pendamping ASI, dan bubuk multi vitamin dan mineral.
C. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2018
Tahun 2018 Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu telah
menetapkan 3 (tiga) kinerja utama yang berisi 3 (tiga) indikator kinerja,
target dan relisasi masing-masing indikator diuraikan pada tabel 2.1
Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu
Tahun 2018. Dari 3 indikator termasuk dalam Dokumen Perjanjian Kinerja
(PK) yang merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan
dicapai Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu pada tahun 2018.
Tabel 3.3. Capaian Kinerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
1 2 3 4
1
Menurunnya Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
1 Angka kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
99 63,23 156,57
2 Menurunnya Kematian bayi per 1000 Kelahiran Hidup
2 Angka kematian bayi per 1000 Kelahiran Hidup
9,6 6,01 159,73
3 Menurunnya Persentase Balita Gizi Buruk
3 Persentase Balita gizi buruk
0,03 0,01 300
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu, 2018
Berdasarkan Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2018 jumlah
indikator kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu yang ditetapkan
sebanyak 3 (tiga) indikator, dengan capaian kinerja ketiga indikator Dinas
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 25
Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu lebih dari 90% seperti terlihat pada
tabel 3.4 berikut ini :
Tabel 3.4 Ringkasan Tingkat Capaian Kinerja 2018 Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanah Bumbu
Tingkat Capaian Kinerja
Jumlah Indikator
Persentase Kategori
Lebih dari 90% 3 100 % Sangat berhasil
81% s.d 90% 0 0 % Baik (Berhasil)
61% s.d 80% 0 0 % Cukup Berhasil
Kurang dari 60% 0 0 % Kurang Berhasil
3 100 %
D. Evaluasi dan Analisis Capaian Sasaran Strategis Tahun 2018
Evaluasi kinerja juga merupakan suatu proses umpan balik atas
kinerja masa lalu yang berguna untuk meningkatkan produktivitas dimasa
yang akan datang, sebagai suatu proses yang berkelanjutan, evaluasi
kinerja menyediakan informasi mengenai kinerja dalam hubungannya
terhadap tujuan dan sasaran. Evaluasi kinerja merupakan kegiatan untuk
menilai atau melihat keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan
tugas dan fungsi yang dibebankan dalam melaksanakan pengembangan visi
dan misi evaluasi kinerja merupakan analisis dan interprestasi keberhasilan
atau kegagalan pencapaian kinerja.
Pengukuran pencapaian sasaran pembangunan kesehatan diukur
dengan menggunakan indikator-indikator pembangunan kesehatan yang
mengacu pada Indikator Kinerja Utama bidang Kesehatan Tahun 2018.
Evaluasi kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu
merupakan kegiatan lebih lanjut dari kegiatan pengukuran kinerja dan
pengembangan indikator berpedoman pada ukuran dan indikator yang
telah disepakati dan ditetapkan. Perjanjian Kinerja (PK) Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanah Bumbu didasarkan atas hasil pengukuran kinerja dalam
setiap tujuan dan sasaran yang diuraikan sebagai berikut :
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 26
SASARAN 1 Menurunnya Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
Tabel 3.5 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 1 Th. 2018
NO Indikator
Capaian Tahun
Tahun 2018 Capaian Kinerja
(%) Kategori
2016 2017 Target Realisasi
1 Angka kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
101 79,25 99 63,23 156,57 Sangat Berhasil
1) Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 Kelahiran Hidup
Banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42
hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat
persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya,
dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. Yang
dimaksud dengan Kematian Ibu adalah kematian perempuan pada saat
hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan
tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni
kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya,
tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll.
Untuk menghitung Angka Kematian Ibu (AKI) dengan
menggunakan rumus jumlah kematian ibu dalam tahap kehamilan atau
kelahiran dibagi jumlah kelahiran hidup dikali 1.000. Pada tahun 2018,
target AKI yang ditetapkan adalah sebesar 99 dengan capaian kinerja
sebesar 63,23. Jumlah kematian ibu sebanyak 4 (empat) orang ibu dan
jumlah kelahiran hidup sebanyak 6.326 kelahiran. Jumlah kematian ibu
pada tahun 2018 berkurang 1 (satu) orang dibanding tahun 2017 yang
berjumlah 5 (lima) orang. Dalam 3 tahun terakhir (2016 s.d 2018), AKI
Kabupaten Tanah Bumbu terus mengalami penurunan.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 27
Gambar 3.1 Gambaran Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000
Kelahiran Hidup Tahun 2016 s.d 2018
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Tanah Bumbu untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), antara lain :
- Pelayanan kesehatan ibu hamil
Pelayanan kesehatan pada ibu hamil
juga merupakan salah satu indikator
pada Standar Pelayanan Minimal
(SPM) bidang kesehatan. Ini menjadi
gambaran bahwa pelayanan
kesehatan ibu hamil sangat
diperhatikan oleh pemerintah baik
pusat maupun daerah. Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat
dilakukan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada ibu hamil
yaitu dengan Puskesmas
melaksanakan kelas ibu
hamil yang berisi kegiatan
pemeriksaan kehamilan dan
senam hamil, pemeriksaan
kesehatan ibu hamil juga
dapat diperoleh difasilitas
kesehatan (Puskesmas,
Poskesdes).
Pelayanan kesehatan ibu hamil juga harus memenuhi frekuensi
minimal di tiap trimester, yaitu minimal satu kali pada trimester
pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), minimal satu kali pada
101
79,25 63,23
0
20
40
60
80
100
120
2016 2017 2018
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 28
trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu), dan minimal dua kali
pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai persalinan).
Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin
perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin berupa deteksi dini
faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi
kehamilan. Pemerintah daerah telah menyediakan anggaran
kesehatan yang cukup banyak melalui program Jaminan Kesehatan
Daerah (Jamkesda) sehingga diharapkan dapat mempermudah ibu
hamil untuk memeriksakan kehamilannya.
- Pelayanan kesehatan ibu bersalin
Pelayanan kesehatan ibu bersalin juga merupakan salah satu
indikator pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah
Bumbu berkerjasama dengan Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
(Disdukcapil) dalam kebijakan
penerbitan Akta Kelahiran hanya
bisa diterbitkan jika persalinan
dilakukan di fasilitas kesehatan oleh
tenaga kesehatan yang terlatih.
Selain itu juga, adanya kegiatan
kemitraan dengan dukun kampung.
Dimana pertolongan persalinan
dilakukan oleh tenaga kesehatan bersama-sama dengan dukun
kampung.
- Perawatan pasca persalinan bagi ibu dan
bayi
Pasca persalinan, tenaga kesehatan di
Puskesmas melakukan jemput bola
dimana tenaga kesehatan mengunjungi
rumah ibu bersalin untuk memberikan
perawatan pasca persalinan bagi ibu dan
bayinya. Ini dilakukan untuk mengetahui
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 29
kondisi kesehatan ibu dan bayi setelah persalinan untuk
meminimalisir kejadian penyakit pasca persalinan.
- Perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi
Perawatan khusus dilakukan jika
ada indikasi timbulnya penyakit
pada ibu hamil maupun ibu
bersalin. Misalnya pemberian tablet
tambah darah untuk ibu hamil,
pemberian makanan tambahan
dan lain-lain. Jika diperlukan
tindakan dan pengobatan yang
lebih (jika terjadi komplikasi) maka
Puskesmas harus secepatnya melakukan rujukan ke Fasilitas
Kesehatan Tingkat Lanjutan (RS) agar segera mendapat
penanganan. Pemerintah Daerah melalui program Jamkesda sudah
menyediakan anggaran untuk rujukan baik RS dalam daerah maupun
RS diluar daerah.
Walaupun Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu sudah
berhasil menurunkan AKI dalam beberapa tahun ini, masih ada saja
tantangan-tantangan yang dihadapi, antara lain :
- Kesadaran masyarakat yang masih rendah untuk memeriksakan
kehamilan secara rutin
- Belum optimalnya keterlibatan lintas sektor dalam pemberdayaan
masyarakat sehingga masih kurangnya kesadaran dan pengetahuan
masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan
keselamatan ibu hamil
- Beberapa desa dengan akses yang
sulit jika perlu dilakukan pelayanan
kesehatan tingkat lanjutan (rujukan)
seperti desa Batu Bulan, Temunih,
Dadap. Pada desa tersebut sudah
ditempatkan tenaga kesehatan tetapi
dengan fasilitas kesehatan yang masih
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 30
jauh dari standar atau kebutuhan masyarakat.
- Faktor budaya masyarakat disuatu tempat juga mempengaruhi
kesehatan masyarakat
Kematian ibu akibat persalinan merupakan masalah yang bersifat
multidimensional. Kematian ibu akibat persalinan tidak hanya disebabkan
oleh faktor kesehatan sang ibu semata seperti kekurangan gizi, anemia
dan hipertensi, melainkan juga turut dipengaruhi oleh faktor eksternal
seperti ketersediaan infrastruktur kesehatan yang memadai, serta
kesadaran keluarga untuk meminta bantuan tenaga kesehatan dalam
proses persalinan.
Tabel 3.6 Perbandingan Capaian Kinerja Terhadap Target Kinerja Renstra Tahun 2021
No. Indikator Kinerja Realisasi s.d
Th. 2018 Target Akhir
Renstra Th. 2021
1 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 Kelahiran Hidup
63,23 93
Kesadaran masyarakat terutama keluarga terdekat menjadi sangat
diperlukan dalam menurunkan AKI di Kabupaten Tanah Bumbu. Dimana
kesadaran keluarga mendukung ibu hamil untuk secara rutin
memeriksakan kesehatannya minimal 1 kali dalam masa kehamilan serta
dukungan dalam memenuhi gizi ibu hamil serta dukungan dalam proses
persalinan. Diharapkan dengan tingginya tingkat kesadaran masyarakat
dapat terus menurunkan AKI.
SASARAN 2 Menurunnya Kematian bayi per 1000 Kelahiran Hidup
Tabel 3.7 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 2 Th. 2018
NO Indikator
Capaian Tahun
Tahun 2018 Capaian Kinerja
(%) Kategori
2016 2017 Target Realisasi
1 Angka kematian bayi per 1000 Kelahiran Hidup
6,9 6,18 9,6 6,01 159,73 Sangat Berhasil
1) Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 31
Angka kematian bayi merupakan indikator yang penting untuk
mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat, karena
bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat
orang tua si bayi tinggal dan sangat erat kaitannya dengan status sosial
orang tua si bayi. Kemajuan yang dicapai dalam bidang pencegahan dan
pemberantasan berbagai penyakit penyebab kematian akan tercermin
secara jelas dengan menurunnya tingkat AKB. Dengan demikian angka
kematian bayi merupakan tolok ukur yang sensitif dari semua upaya
intervensi yang dilakukan oleh pemerintah khususnya di bidang
kesehatan.
Untuk menghitung Angka Kematian Bayi dengan menggunakan
rumus jumlah kematian bayi usia dibawah 1 tahun dibagi jumlah kelahiran
hidup di kali 1.000. Pada tahun 2018, target yang ditetapkan yaitu 9,6
dengan realisasi 6,01. Jumlah kematian bayi sebanyak 38 orang dan
jumlah kelahiran hidup sebanyak 6.326 kelahiran. Angka kematian bayi
sejak tahun 2016 terus mengalami penurunan yang dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 3.2 Gambaran Angka Kematian Bayi per 1.000
Kelahiran Hidup Tahun 2016 s.d 2018
Upaya-upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah
Bumbu dalam menurunkan AKB, antara lain sebagai berikut :
- Pemberian asupan makanan tambahan kepada bayi dengan berat
badan bawah garis merah serta bayi terindikasi gizi kurang/buruk. Ini
menjadi salah satu cara dalam meningkatkan kualitas gizi bayi yang
sangat berpengaruh pada penurunan angka kematian bayi. Karena
6,9
6,18 6,01
5,5
6
6,5
7
2016 2017 2018
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 32
angka kematian bayi tidak terpisahkan dengan kondisi kualitas gizi
bayi.
- Secara rutin melaksanakan
program posyandu oleh
Puskesmas. Dengan kegiatan
Posyandu, tenaga kesehatan dapat
memantau kondisi kesehatan bayi
secara terus-menerus sehingga
dapat diatasi dengan cepat jika
ditemukan permasalahan pada kesehatan bayi.
- Memberikan penyuluhan kepada
masyarakat akan pentingnya
memeriksakan kesehatan bayi baik di
Posyandu maupun di fasilitas
kesehatan. Dengan pemahaman
masyarakat yang semakin baik, maka
kualitas kesehatan juga akan terjaga
dengan baik.
- Pemerintah Daerah melalui Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda)
memberikan jaminan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat
Kabupaten Tanah Bumbu yang tidak memiliki jaminan kesehatan untuk
mendapatkan pengobatan gratis di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (Puskesmas) maupun Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan
(Rumah Sakit).
- Pemberian imunisasi dasar
lengkap (IDL) kepada bayi.
Dengan imunisasi diharapkan
dapat mencegah penyakit pada
bayi. Pada tahun 2018 ini,
pemerintah melaksanakan
program imunisasi MR (Measles and Rubella) secara gratis kepada
usia dibawah 15 th. Walaupun banyak sekali penolakan untuk
melakukan imunisasi tersebut, tetapi Dinas Kesehatan Kabupaten
Tanah Bumbu tetap melaksanakan kegiatan tersebut dengan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 33
meningkatkan koordinasi dengan seluruh instansi atau pihak terkait
(lintas sektor) dalam tercapaianya program imunisasi MR tersebut.
Angka kematian bayi dipengaruhi oleh indikator-indikator
morbiditas (kesakitan) dan status gizi anak dan ibu. Disamping itu, AKB
juga berhubungan dengan angka pendapatan daerah per-kapita,
pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, pendidikan ibu dan
keadaan gizi keluarga. Jadi, AKB memiliki keterkaitan dengan faktor-
faktor pembangunan umum.
Tabel 3.8 Perbandingan Capaian Kinerja Terhadap Target Kinerja Renstra Tahun 2021
No. Indikator Kinerja Realisasi s.d
Th. 2018 Target Akhir
Renstra Th. 2021
1 Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup
6,01 9
Bahwa kematian bayi tidak hanya tergantung dari faktor
pencegahan dan pengobatan penyakit. Anak sakit yang luput dari
kematian akan hidup tetapi terganggu pertumbuhan tubuhnya, sehingga
antara kematian dan status gizi anak adalah dua peristiwa yang tidak
dapat dipisahkan. Kedua peristiwa penting ini dipengaruhi oleh faktor
sosial-ekonomi secara tidak langsung melalui Lima faktor utama
(determinan), yaitu: 1) faktor maternal; 2) kontaminasi lingkungan; 3)
defisiensi nutrisi; 4) kecelakaan; dan 5) faktor pencegahan dan
pengobatan terhadap penyakit. Kualitas penduduk yang menjadi rendah,
didukung dengan angka kesakitan yang juga tinggi, terutama penyakit
infeksi menular. Kondisi lingkungan yang kurang mendukung menjadi
salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya derajat kesehatan.
Faktor lainnya adalah tingkat sosial ekonomi masyarakat yang rendah,
pendidikan yang kurang dan penyediaan lapangan pekerjaan yang tidak
memadai.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 34
SASARAN 3 Persentase Balita gizi buruk
Tabel 3.9 Target dan Realisasi Kinerja Sasaran 3 Th. 2018
NO Indikator
Capaian Tahun
Tahun 2018 Capaian Kinerja
(%) Kategori
2016 2017 Target
% Realisasi
%
1 Persentase Balita Gizi Buruk
0,008 0,005 0,03 0,01 300 Sangat Berhasil
1) Persentase Balita Gizi Buruk
Untuk menunjang tumbuh kembangnya, anak-anak perlu
mendapatkan makanan yang bergizi tinggi. Bila tidak terpenuhi dengan
baik, bukan tidak mungkin akan mengalami gizi buruk. Tentu kondisi gizi
buruk pada anak akan berdampak tidak baik bagi kesehatan dan tumbuh
kembangnya. Anak-anak yang tidak mendapatkan nutrisi yang cukup
berpotensi mengalami komplikasi serta gangguan kesehatan jangka
panjang, seperti :
a. Gangguan kesehatan mental dan emosional
b. Tingkat IQ yang rendah
c. Penyakit infeksi
d. Anak pendek dan tidak tumbuh optimal
Untuk mendapatkan persentase balita gizi buruk menggunakan
rumus perhitungan jumlah balita gizi buruk dibagi jumlah seluruh balita
dikali 100. Pada tahun 2018, target yang ditetapkan adalah 0,03% dengan
capaian sebesar 0,01%. Dengan jumlah balita gizi buruk sebanyak 4
balita dan jumlah seluruh balita sebanyak 39.076 balita.
Gambar 3.3 Gambaran Persentase Balita Gizi Buruk
Tahun 2016 s.d 2018
0,008
0,005
0,01
0
0,002
0,004
0,006
0,008
0,01
0,012
2016 2017 2018
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 35
Melihat gambar diatas, pada tahun 2018 persentase balita gizi
buruk mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Ini disebabkan
karena pada tahun 2018 terdapat 2 orang balita gizi buruk yang
ditemukan pada tahun 2017 masih dilakukan perawatan karena memiliki
penyakit penyerta yang mengharuskan perawatan penyembuhan
memerlukan waktu yang cukup lama.
Adapun balita gizi buruk pada tahun 2018 dijabarkan secara rinci
sebagai berikut :
a. Wilayah kerja Puskesmas Pulau Tanjung ditemukan 2 orang balita
gizi buruk. 1 orang balita gizi buruk ditemukan pada tahun 2017
dengan penyakit penyerta yang memerlukan pengobatan dalam
waktu yang cukup lama dan 1 orang balita ditemukan pada tahun
2018 juga dengan penyakit penyerta yang diderita balita tersebut.
b. Wilayah kerja Puskesmas Darul Azhar ditemukan 2 orang balita gizi
buruk. 1 orang balita gizi buruk ditemukan pada tahun 2017 dengan
penyakit TBC yang diderita. Penyakit TBC memerlukan waktu minimal
6 bulan untuk proses pengobatan sehingga pengobatan berlanjut
pada tahun 2018. Dan 1 orang balita gizi buruk ditemukan pada tahun
2018 dengan penyakit penyerta yang dialami sehingga perlu
pengobatan yang intensif.
Dalam menurunkan dan pencegahan balita gizi buruk, Dinas
Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu melakukan berbagai upaya untuk
mengatasi balita gizi buruk, antara lain sebagai berikut :
- Pemberian makanan tambahan untuk balita gizi buruk maupun balita
dengan berat kurang (bawah garis merah) seperti susu, lauk pauk,
beras, sayur-sayuran, dll. Selain
menggunakan APBD, dalam
pemberian makanan tambahan
juga mendapat bantuan dari
Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Selatan serta
Kementerian Kesehatan. Karena permasalahan gizi buruk tidak hanya
menjadi perhatian dari pemerintah daerah saja tetapi juga menjadi
prioritas dari pemerintah pusat.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 36
- Adanya program isi piringku yang dilaksanakan oleh Kementerian
Kesehatan dengan memberikan bantuan berupa tempat bekal
makanan yang berisikan gambar pembagian porsi makanan antara
makanan pokok, lauk-pauk, buah-buahan dan sayuran. Tempat bekal
tersebut diserahkan ke
Puskesmas untuk dibagikan
kepada masyarakat (balita dan
anak sekolah). Dengan adanya
tempat makan tersebut
diharapkan masyarakat dapat
mengetahui kebutuhan makanan untuk tubuh yang baik dalam
menjaga kesehatan.
- Selain itu juga, Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu melalui
Puskesmas memberikan penyuluhan-
penyuluhan kepada masyarakat
tentang arti pentingnya dalam
pemenuhan gizi keluarga. Karena
keluarga berperan penting dalam
proses pemenuhan gizi untuk
anggota keluarganya.
- Melaksanakan program Posyandu di desa-desa. Ini menjadi salah
satu cara dalam menjaga kesehatan ibu hamil, bayi, dan balita.
Karena dengan datang secara
rutin ke Posyandu maka
pengawasan kesehatan dapat
dilakukan dengan baik. Dalam
melaksanakan program Posyandu,
Puskesmas berkerjasama dengan
lintas sektor dan kader dalam
membangun komitmen dan menggerakkan masyarakat untuk secara
rutin berkunjung ke Posyandu.
- Pemerintah Daerah melalui Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda)
memberikan jaminan pelayanan kesehatan kepada seluruh
masyarakat Kabupaten Tanah Bumbu yang tidak memiliki jaminan
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 37
kesehatan untuk mendapatkan pengobatan gratis di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (Puskesmas) maupun Fasilitas
Kesehatan Tingkat Lanjutan (Rumah Sakit). Sehingga masyarakat
dengan mudah mendapatkan pelayanan kesehatan.
Penyebab gizi buruk adalah karena anak tidak memeroleh
makanan dengan kandungan energi dan protein yang cukup. Umumnya
hal ini sering dikaitkan dengan tingkat perekonomian yang rendah. Itulah
sebabnya kasus gizi buruk banyak terjadi di negara berkembang. Selain
dikarenakan rendahnya tingkat perekonomian, kurangnya pengetahuan
orangtua akan nutrisi yang diperlukan tubuh anak juga turut
memengaruhi. Pada dasarnya gizi buruk bukanlah gangguan yang terjadi
secara mendadak. Kondisi ini berlangsung secara perlahan. Karena itu
penting untuk mencegah agar anak tidak mengalami kondisi ini dengan
cara memberikan asupan makanan cukup gizi.
Tabel 3.10 Perbandingan Capaian Kinerja Terhadap Target Kinerja Renstra Tahun 2021
No. Indikator Kinerja Realisasi s.d
Th. 2018 Target Akhir
Renstra Th. 2021
1 Persentase Balita Gizi Buruk
0,01 0,01
Beberapa langkah dalam penanganan kasus gizi buruk atau
kekurangan gizi, antara lain sebagai berikut :
1. Perbaikan asupan nutrisi
Penanganan bagi para penderita kurang gizi yang paling utama yakni
dengan pemberian nutrisi secara layak dan mencukupi, mulai dari
menu karbohidrat layaknya dalam bentuk nasi dan roti, protein dalam
segala jenis lauk pauk baik dari nabati seperti tahu ataupun dari
hewani layaknya menu olahan telur dan seterusnya, perhatikan pula
kandungan asupan vitamin yang bisa diperoleh dari ragam jenis
sayuran atau juga pada buah-buahan segar, pemberian susu yang
kaya akan nutrisi mencukupi juga layak dijadikan pilihan, yang pasti
pemberian asupan nutrisi mencukupi haruslah dilakukan secara
berkala dan kontinyu, hal ini demi memaksimalkan adaptasi tubuh
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 38
dalam penyerapan nutrisi secara maksimal. Perhatikan pula untuk
pencegahan maka asupan nutrisi pada kalangan tertentu semisal ibu
hamil dan menyusui haruslah ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan
yang mencukupi demi terhindar dari hal yang tak diinginkan
selanjutnya, karena bagaimanapun dua kondisi ini pada umumnya
membuat para wanita utamanya memiliki beban yang melebihi dari
waktu biasanya jadi perlu untuk diberikan perhatian khusus lebih
lanjut.
2. Lakukan pengobatan
Prosedur yang satu ini harus dilakukan secara spesifik apabila
memang ditemukan gejala penyakit yang memang melatarbelakangi
munculnya kekurangan gizi tersebut, semisal pengobatan secara
intensif pada diare lantaran infeksi maupun permasalahan
pencernakan lain yang berhubungan langsung dengan sistem serap
nutrisi pada tubuh yang umumnya terletak pada saluran usus, fokus
terapi untuk penyakit pemicu ini akan semakin dapat memaksimalkan
pula penanganan pada gejala kekurangan gizi secara sekaligus.
3. Meminimalisir kebiasaan buruk
Beberapa kebiasaan kurang sehat layaknya salah diet ketat ataupun
merokok harus diminimalisir secara ketat, lantaran kegiatan seperti ini
sama sekali tidak membawa manfaat baik bagi tubuh dan justru
sangat membahayakan, baiknya lakukan kegiatan yang lebih positif
dampaknya bagi tubuh karena jika dibiarkan terus berlanjut tak ayal
maka ragam masalah kesehatan pun akan mengintai di kemudian
harinya jadi cobalah untuk senantiasa bijak dalam memilah gaya
hidup anda demi kesehatan anda sampai hari mendatang.
4. Pemaksimalan keseimbangan ekonomi
Hendaklah untuk yang satu ini pemerintah sebagai pemegang
kekuasaan yang utama dan luas juga ikut andil secara nyata demi
menjaga keseimbangan supaya perbaikan ekonomi juga dapat
dirasakan oleh masyarakat kelas bawah, dan juga kebiasaan untuk
menggalakkan empati pada sesama layak juga untuk dijadikan
alternatif demi memperhatikan sesama kita yang berada pada ujung
kemiskinan, bantuan sembako dan bahan pangan secara tepat
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 39
sasaran semoga dapat menjadi langkah nyata yang dapat
mengurangi merebaknya wabah kekurangan gizi di kalangan bawah.
E. Realisasi Anggaran
No. Program/Kegiatan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Capaian
(%)
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
18.220.696.909,00 15.454.762.330,00 84,82
2 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
219.680.000,00 142.647.709,00 64,93
3 Penyediaan jasa jaminan pemeliharaan kesehatan PNS
1.318.749.250,00 1.151.627.125,00 87,33
4 Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional
92.300.000,00 35.482.000,00 38,44
5 Penyediaan jasa administrasi keuangan
1.456.270.000,00 1.122.409.000,00 77,07
6 Penyediaan jasa kebersihan kantor 9.075.000,00 8.825.000,00 97,25
7 Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja
43.600.000,00 36.745.000,00 84,28
8 Penyediaan alat tulis kantor 116.198.659,00 116.068.500,00 99,89
9 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
89.299.000,00 52.369.550,00 58,65
10 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor
99.000.000,00 98.899.350,00 99,90
11 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
6.000.000,00 3.505.000,00 58,42
12 Penyediaan makanan dan minuman 216.000.000,00 169.768.000,00 78,60
13 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
624.850.000,00 582.049.176,00 93,15
14 Penyediaan jasa tenaga Non PNS 13.547.175.000,00 11.570.166.920,00 85,41
15 Rapat - Rapat Koordinasi Dalam Daerah
382.500.000,00 364.200.000,00 95,22
16 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
2.162.874.000,00 2.083.830.000,00 96,35
17 Pembangunan gedung kantor 200.000.000,00 198.090.000,00 99,05
18 Pengadaan Kendaraan dinas/operasional
36.000.000,00 35.361.800,00 98,23
19 Pengadaan peralatan gedung kantor 924.520.000,00 894.826.100,00 96,79
20 Pengadaan mebeleur 113.110.000,00 106.634.100,00 94,27
21 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor
889.244.000,00 848.918.000,00 95,47
22 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
1.424.900.000,00 1.158.062.442,00 81,27
23 Pendidikan dan pelatihan formal 1.370.700.000,00 1.125.762.442,00 82,13
24 Penilaian Jabatan Fungsional 54.200.000,00 32.300.000,00 59,59
25 Program Obat dan Pembekalan Kesehatan
7.799.320.000,00 6.821.239.564,00 87,46
26 Pengadaaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
7.774.900.000,00 6.799.776.683,00 87,46
27 Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan
11.650.000,00 11.650.000,00 100
28 Peningkatan Mutu Penggunaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
12.770.000,00 9.812.881,00 76,84
29 Program Upaya Kesehatan Masyarakat
8.978.963.764,00 8.612.862.019,00 95,92
30 Peningkatan komunitas edukasi dan 12.016.000,00 7.416.000,00 61,72
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 40
informasi (KIE) penyakit tidak menular
31 Bantuan Operasional Kesehatan 8.865.607.764,00 8.518.656.019,00 96,09
32 Screening / Deteksi dini penyakit tidak menular
101.340.000,00 86.790.000,00 85,64
33 Program Pengawasan Obat dan Makanan
53.670.000,00 51.370.000,00 95,71
34 Peningkatan pengawasan keaman pangan dan bahan berbahaya
53.670.000,00 51.370.000,00 95,71
35 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat
495.504.500,00 449.221.550,00 90,66
36 Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
93.462.000,00 84.714.050,00 90,64
37 Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
75.380.000,00 69.150.000,00 91,74
38 Peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan
14.185.000,00 10.545.000,00 74,34
39 Pengembangan kapasitas petugas dan kader untuk menurunkan Angka kematian ibu, bayi dan anak
142.770.000,00 121.655.000,00 85,21
40 Pengembangan dan Penyelenggaraan Desa Siaga
12.357.500,00 10.107.500,00 81,79
41 Lomba - lomba bidang kesehatan 130.100.000,00 130.100.000,00 100
42 Penerapan Kawasan Tanpa Rokok 12.500.000,00 11.500.000,00 92,00
43 Akselerasi Usaha Kesehatan Sekolah 14.750.000,00 11.450.000,00 77,63
44 Program Perbaikan Gizi Masyarakat
140.725.000,00 130.763.618,00 92,92
45 Pemberian tambahan makanan dan vitamin
76.130.000,00 74.330.000,00 97,64
46
Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A, dan Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya
55.990.000,00 49.378.618,00 88,19
47 Peningkatan Gizi Masyarakat 8.605.000,00 7.055.000,00 81,99
48 Program Pengembangan Lingkungan Sehat
366.421.500,00 356.631.050,00 97,33
49 Pengkajian pengembangan lingkungan sehat
268.288.000,00 264.975.050,00 98,77
50 Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat
15.067.500,00 14.880.000,00 98,76
51 Sosialisasi kebijakan lingkungan sehat
10.166.000,00 7.026.000,00 69,11
52 Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
72.900.000,00 69.750.000,00 95,68
53 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
197.300.000,00 166.219.500,00 84,25
54 Penyemprotan/fogging sarang nyamuk
22.700.000,00 16.809.500,00 74,05
55 Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak
2.940.000,00 2.940.000,00 100
56 Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
19.650.000,00 18.010.000,00 91,65
57 Pencegahan penularan penyakit Endemik/Epidemik malaria
23.200.000,00 23.200.000,00 100
58 Peningkatan imuniasasi 40.080.000,00 23.580.000,00 58,83
59 Peningkatan survellance Epidemiologi dan penanggulangan wabah
40.090.000,00 33.040.000,00 82,41
60 Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit memular TB paru
40.540.000,00 40.540.000,00 100
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 41
61 Pencegahan penularan penyakit Endemik/Epidemik filaria
8.100.000,00 8.100.000,00 100
62 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
2.669.918.000,00 2.473.141.016,00 92,63
63 Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan
24.232.000,00 9.900.000,00 40,86
64 Akreditasi dan Registrasi Tenaga dan Sarana Pelayanan Kesehatan
1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 100
65 Pembangunan dan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
1.645.686.000,00 1.463.241.016,00 88,91
66 Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
31.000.000,00 17.536.000,00 56,57
67 Pelayanan sunatan masal 31.000.000,00 17.536.000,00 56,57
68
Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
12.408.808.803,00 11.321.472.818,00 91,24
69 Pembangunan puskesmas 5.356.985.900,00 5.259.158.900,00 98,17
70 Pembangunan puskesmas pembantu 28.000.000,00 27.586.000,00 98,52
71 Pengadaan puskesmas keliling 662.550.000,00 397.227.500,00 59,95
72 Pengadaan sarana dan prasarana puskesmas
1.317.385.903,00 1.188.370.918,00 90,21
73 Pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana puskesmas keliling
481.700.000,00 301.440.000,00 62,58
74 Rehabilitasi sedang/berat puskesmas 3.290.037.000,00 2.971.939.500,00 90,33
75 Pembangunan IPAL Puskesmas 1.272.150.000,00 1.175.750.000,00 92,42
76 Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
56.606.629.791,00
53,730,798,536
94,92
77 Kemitraan peningkatan kualitas dokter dan paramedis
132.650.000,00 130.230.000,00 98,18
78 Kemitraan pengobatan lanjutan bagi pasien rujukan
2.038.400.000,00 904.671.497,00 44,38
79 Kemitraan pengobatan bagi pasien kurang mampu
43.799.228.990,00 43.796.672.019,00 99,99
80 Pelayanan Kesehatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) PKM Lasung*)
385,121,500 343,612,834 89.22
81 Pelayanan Kesehatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) PKM Teluk Kepayang*)
245,956,394 200,409,952 81.48
82 Pelayanan Kesehatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) PKM Pagatan*)
1,450,600,000 1,064,380,114 73.38
83 Pelayanan Kesehatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) PKM Mantewe*)
960,720,000 798,987,943 83.17
84 Pelayanan Kesehatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) PKM Satui*)
1,597,845,397 1,346,495,051 84.27
85 Pelayanan Kesehatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) PKM Darul Azhar*)
583,900,000 464,151,378 79.49
86 Pelayanan Kesehatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) PKM Sebamban I*)
952,330,000 884,761,415 92.90
87 Pelayanan Kesehatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) PKM Giri Mulya*)
470,062,400 422,357,560 89.85
88 Pelayanan Kesehatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) PKM Pulau Tanjung*)
127,000,000 108,597,713 85.51
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 42
89 Pelayanan Kesehatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) PKM Sebamban II*)
881,497,000 742,577,824 84.24
90 Pelayanan Kesehatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) PKM Batulicin*)
954,277,100 831,623,803 87.15
91 Pelayanan Kesehatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) PKM Batulicin I*)
356,072,000 310,629,450 87.24
92 Pelayanan Kesehatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) PKM Karang Bintang*)
587,355,010 353,284,239 60.15
93 Pelayanan Kesehatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) PKM Simpang Empat*)
1,083,614,000 1,027,355,744 94.81
94 Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita
93.530.000,00 0 0
95 Pelatihan dan pendidikan perawatan anak balita
93.530.000,00 0 0
96 Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia
33.988.750,00 8.910.000,00 26,21
97 Pendidikan dan Pelatihan perawatan kesehatan
33.988.750,00 8.910.000,00 26,21
98 Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan
21.260.000,00 19.771.861,00 93,00
99 Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan hasil produksi rumah tangga
21.260.000,00 19.771.861,00 93,00
100 Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
5.588.367.999,00 1.708.821.850,00 30,58
101 Pertolongan persalinan bagi ibu dari keluarga kurang mampu
792,500,000 200,960,000 25.36
102 Peningkatan kapasitas bidan 278,650,000 236,700,000 84.95
103 Pelayanan kesehatan ibu dan anak 12,895,000 9,430,000 73.13
104 Jaminan Persalinan 4,504,322,999 1,261,731,850 28.01
JUMLAH 117.293.879.016,00 95.666.189.134,00 81,56
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu, 2018
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 43
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari seluruh uraian yang telah disampaikan pada bab sebelumnya
dapat disimpulkan bahwa secara umum Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah
Bumbu telah memperlihatkan pencapaian sasaran Dinas Kesehatan
Kabupaten Tanah Bumbu yang telah ditetapkan dalam rencana strategisnya.
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari pelaksanaan program kerja
anggaran 2018 adalah sebagai berikut :
1. Pencapaian indikator kinerja utama (IKU) dan sasaran kinerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu berhasil dilaksanakan dengan baik.
Ini terlihat dari pencapaian diatas 100% (sangat berhasil).
2. Pada tahun 2018 ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu dapat
melaksanakan evaluasi triwulan I, II, III dan IV yang diikuti oleh seluruh
pejabat di Lingkungan Dinas Kesehatan dan Puskesmas serta UPTD.
Hasil pengukuran dapat dilihat secara rinci pada lampiran Laporan Kinerja
(LKj) tahun 2018.
3. Beberapa hambatan yang masih ditemukan dalam pelaksanaan program
kesehatan antara lain :
a. Kurang terbangunnya koordinasi dan komitmen lintas sektoral dalam
upaya pemberdayaan masyarakat mendukung peningkatan kualitas
kesehatan masyarakat.
b. Adanya keterbatasan sarana dan prasarana kesehatan di beberapa
daerah (desa) yang masih sulit dijangkau seperti desa Batu Bulan,
Temunih, Dadap, Emil dan Gunung Raya.
c. Masih kurangnya koordinasi lintas program atau integrasi program di
Puskesmas maupun pada Dinas Kesehatan.
d. Adanya kepercayaan atau budaya yang masih dipegang oleh
masyarakat disuatu wilayah.
e. Masih terbatasnya anggaran yang tersedia dibeberapa program
khususnya untuk screening (deteksi dini) penyakit tidak menular.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2018 44
B. SARAN
Berdasarkan hasil analisa dari capaian kinerja, selanjutnya dapat
dirumuskan beberapa langkah penting sebagai upaya peningkatan kinerja
pada tahun berikutnya, antara lain :
1. Meningkatkan kualitas perencanaan yang lebih efektif dan efisien dalam
pencapaian program kerja untuk meningkatkan pencapaian realisasi
kinerja dan anggaran sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh
masyarakat.
2. Peningkatan peran serta sektor terkait dan masyarakat sebagai dukungan
pelaksanaan program dan kegiatan kesehatan sebagai upaya
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
3. Peningkatan sumber daya kesehatan melalui pendidikan, pelatihan baik
bagi tenaga yang ada di Dinas Kesehatan dan UPTD nya, dan
pembinaan langsung pada masing-masing pemegang program di
Puskesmas.
4. Pada tahun 2019, akan dikembangkan Aplikasi Sistem Informasi
Kesehatan Daerah (SIKDA) generik milik Kementerian Kesehatan RI,
untuk mempermudah memonitor pelayanan kesehatan di Puskesmas.
5. Diharapkan tahun–tahun berikutnya efisiensi dan efektifitas program dan
kegiatan sebaiknya menjadi perhatian bersama sehingga dalam
penganggaran dapat dilaksanakan lebih proporsional.
6. Laporan Akuntabilitas Kinerja ini diharapkan dapat digunakan sebagai
alat komunikasi pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja dimasa
yang akan datang.
KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN TANAH BUMBU,
Dr. H. M. DAMRAH, Sos., M. Si
NIP. 19690101 199101 1 006