BAB I PENDAHULUAN - Potensi Utamarepository.potensi-utama.ac.id/jspui/bitstream/123456789... ·...

10
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Remisi adalah pengurangan masa hukuman yang didasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.Menurut Pasal 1 Ayat 1 Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 174 Tahun 1999, remisi adalah pengurangan masa pidana yang diberikan kepada narapidana dan anak pidana yang telah berkelakuan baik selama menjalani pidana. Menurut Pasal 1 Ayat 6 Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1999, remisi adalah pengurangan masa pidana yang diberikan kepada narapidana dan anak pidana yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan (Andi Hamzah, 2006, Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia) Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (BNN dan PusLitkes UI,Survey nasional Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Indonesia,2010) Dalam PP tersebut, Pasal 34A diubah, sehingga berbunyi; Pemberian remisi bagi Narapidana yang dipidana karena melakukan tindak pidana terorisme, narkotika dan prekusor narkotika, psikotropika, korupsi, kejahatan terhadap keamanan negara dan kejahatan hak asasi manusia yang berat, serta kejahatan t

Transcript of BAB I PENDAHULUAN - Potensi Utamarepository.potensi-utama.ac.id/jspui/bitstream/123456789... ·...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - Potensi Utamarepository.potensi-utama.ac.id/jspui/bitstream/123456789... · 2017. 7. 13. · Input dari sistem ini adalah data narapidana, ... dewi lulu Sistem

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Remisi adalah pengurangan masa hukuman yang didasarkan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.Menurut Pasal 1 Ayat 1

Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 174 Tahun 1999, remisi adalah

pengurangan masa pidana yang diberikan kepada narapidana dan anak pidana

yang telah berkelakuan baik selama menjalani pidana. Menurut Pasal 1 Ayat 6

Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1999, remisi adalah pengurangan masa

pidana yang diberikan kepada narapidana dan anak pidana yang telah memenuhi

syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan

(Andi Hamzah, 2006, Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia)

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain

"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari

narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (BNN dan PusLitkes UI,Survey nasional

Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Indonesia,2010)

Dalam PP tersebut, Pasal 34A diubah, sehingga berbunyi; Pemberian remisi

bagi Narapidana yang dipidana karena melakukan tindak pidana terorisme,

narkotika dan prekusor narkotika, psikotropika, korupsi, kejahatan terhadap

keamanan negara dan kejahatan hak asasi manusia yang berat, serta kejahatan t

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - Potensi Utamarepository.potensi-utama.ac.id/jspui/bitstream/123456789... · 2017. 7. 13. · Input dari sistem ini adalah data narapidana, ... dewi lulu Sistem

2

ransnasional terorganisasi lainnya, selain harus memenuhi persyaratan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 juga harus memenuhi persyaratan:

1) kesetiaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia secara tertulis bagi

Narapidana Warga Negara Indonesia, atau (2) Narapidana yang dipidana karena

melakukan tindak pidana narkotika dan prekursor narkotika, psikotropika

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya berlaku terhadap Narapidana yang

dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun.(3) Kesediaan untuk

bekerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a harus dinyatakan secara

tertulis dan ditetapkan oleh instansi penegak hukum sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan uraian di atas, ingin mengetahui seberapa besar keberhasilan

menentukan remisi kasus narkotika sesuai dengan syarat yang di tentukan. Hal ini

yang membuat penulis merasa tertarik mengangkat topik tentang menentukan

remisi kasus narkotika agar remisi tersebut benar-benar diberikan kepada pidana

sesuai syarat, tetapi selama ini pemberian remisi tersebut masih manual dan

pembacaan syarat-syarat masih menggunakan lisan sehingga sering terjadi

kesalahan pemberian remisi dari permaslahan ini penulis ingin memperbaiki

system yang lama sehingga pemberian remisi benar-benar adil, jadi penulis ingin

mengangkat judul: Sistem Pendukung Keputusan menentukan remisi kasus

narkotika menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting).dari judul ini

diharapkan sangat membantu kinerja MENKUMHAM memberi remisi kasus

narkotika. Dengan adanya penelitian ini, penulis dapat menentukan pemberian

remisi sesuai dengan syarat yang di tentukan,dengan penerapan metode

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - Potensi Utamarepository.potensi-utama.ac.id/jspui/bitstream/123456789... · 2017. 7. 13. · Input dari sistem ini adalah data narapidana, ... dewi lulu Sistem

3

SAW(Simple Additive Weighting) dapat menghasilkan sebuah keputusan sebagai

alternatif terbaik untuk menentukan remisi kasus narkotika.

Maka pada pembahasan ini penulis berinisiatif menggunakan metode

SAW dan mengangkat sebuah judul “Sistem Pendukung Keputusan

Menentukan Remisi Kasus Narkotika Metode SAW(Simple Additive

Weighting)”.

I.2. Ruang Lingkup Permasalahan

I.2.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada, penulis dapat

mengidentifikasi masalah yang ada, yaitu

1. Menkumham masih sangat kesulitan untuk memberikan remisi kasus

narkotika.

2. Sistem masih Manual sehingga banyak kesalahan yang muncul untuk

pemberian remisi kasus narkotika.

3. Sering terjadi kesalahan untuk pemberian remisi kasus narkotika sehingga

remisi tidak sesuai yang dituju.

I.2.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang ada pada penelitian ini yaitu

1. Bagaimanakah menerapkan metode SAW (Simple Additive Weighting) untuk

menentukan remisi kasus narkotika?

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - Potensi Utamarepository.potensi-utama.ac.id/jspui/bitstream/123456789... · 2017. 7. 13. · Input dari sistem ini adalah data narapidana, ... dewi lulu Sistem

4

2. Bagaimanakah merancang sistem pendukung keputusan menentukan remisi

kasus narkotika?

3. Bagaimanakah memberikan informasi kepada pihak MENKUMHAM tentang

remisi kasus narkotika menggunakan sistem pendukung keputusan?

I.2.3. Batasan Masalah

Untuk membatasi cakupan masalah yang sangat luas, terbatasnya waktu,

serta kemampuan yang terbatas, maka ruang lingkup pada pembahasan ini akan

diberikan batasan masalah agar pembahasan tidak menyimpang dari judul. Dalam

pembahasan ini akan diberikan batasan masalah yang akan di teliti:

1. Pembahasan hanya sebatas menentukan remisi kasus narkotika.

2. Metode yang digunakan dalam menentukan remisi narkotika adalah

SAW(Simple Additive Weighting).

3. Bahasa pemrograman yang digunakan Microsoft Visual Studio 2010 dan

database SQL Server Management Studio Express.

4. Rancangan sistem menggunakan UML(Unified Modelling Language)

5. Input dari sistem ini adalah data narapidana, data kasus pidana.

6. Output yang dihasilkan adalah berupa laporan remisi kasus narkotika

7. Kriteria dari sistem ini adalah prilaku, bisa bekerja sama, kesetian pada

Negara.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - Potensi Utamarepository.potensi-utama.ac.id/jspui/bitstream/123456789... · 2017. 7. 13. · Input dari sistem ini adalah data narapidana, ... dewi lulu Sistem

5

I.3. Tujuan dan Manfaat

I.3.1. Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Agar penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh sewaktu dibangku

perkuliahan dan dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari khususnya

dalam dunia kerja.

2. Merancang sistem pendukung keputusan dengan metode SAW (Simple

Additive Weighting). yang dapat memberikan panduan kepada

MENKUMHAM dalam membuat keputusan untuk menentukan remisi

dengan tepat.

I.3.2. Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh dari skripsi tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Diharapkan dapat memberikan informasi kepada MENKUMHAM mengenai

menentukan remisi kasus narkotika sesuai dengan syarat

2. Membantu MENKUMHAM untuk memberikan keputusan pemberian remisi

kasus narkotika.

3. Agar pidana kasus narkotika yang sesuai dengan kriteria mendapatkan remisi

tanpa ada kesalahan.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - Potensi Utamarepository.potensi-utama.ac.id/jspui/bitstream/123456789... · 2017. 7. 13. · Input dari sistem ini adalah data narapidana, ... dewi lulu Sistem

6

I.4. Metodologi Penelitian

Didalam melakukan pengembangan sistem penulis menggunakan

paradigma waterfall. Adapun metode waterfall mempunyai tahapan-tahapan

sebagai berikut :

Analisa

Desain Sistem

Penulisan Kode

Program

Pengujian Program

Penerapan Program

dan Pemeliharaan

Gambar 1. 1 Diagram Waterfall Metode Penelitian

1. Analisis adalah untuk mengetahui syarat kemampuan atau kriteria yang

harus dipenuhi oleh sistem agar keinginan pemakai sistem dapat terwujud

dengan menggunakan metode sebagai berikut:

a. Studi lapangan

Merupakan teknik yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data

dengan mengadakan penelitian langsung terhadap objek penelitian dan

pengumpulan data melalui :

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - Potensi Utamarepository.potensi-utama.ac.id/jspui/bitstream/123456789... · 2017. 7. 13. · Input dari sistem ini adalah data narapidana, ... dewi lulu Sistem

7

1). Wawancara

Adalah salah satu metode atau suatu cara yang digunakan untuk

memperoleh data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan

pihak yang terkait yang dapat memberikan informasi khususnya pada

penulis. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara kepada bagian

kasus narkotika.

2). Observasi/pengamatan

Adalah pengumpulan data dengan mengadakan peninjauan langsung,

mengkaji dan menganalisa terhadap prosedur-prosedur pada sistem

pemberian remisi kasus narkotika.

2. Desain Sistem

Desain sistem ini dirancang dengan permodelan UML menggunakan

Microsoft Visio yang digunakan untuk membuat desain sistem.

3. Penulisan Kode Program

Penulisan kode program menggunakan VB.Net dan SQL Server. Hal ini

sangat memudahkan proses pasca perancangan kode program. Setelah

pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang

telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan kesalahan

terhadap sistem tersebut dan kemudian bisa diperbaiki.

4. Pengujian Program

Berisi langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan sistem serta

tahapan-tahapan pengujian yang dilakukan untuk masing masing blok

sistem yang dirancang

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - Potensi Utamarepository.potensi-utama.ac.id/jspui/bitstream/123456789... · 2017. 7. 13. · Input dari sistem ini adalah data narapidana, ... dewi lulu Sistem

8

a. Menganalisis apakah sistem pendukung keputusan ini sudah sesuai

dengan kriteria.

b. Melakukan pengujian aplikasi sistem pendukung keputusan .

c. Melakukan perawatan sistem pendukung keputusan..

5. Penerapan Program dan Pemeliharaan

Perangkat lunak yang merupakan suatu kegiatan untuk memelihara

perangkat lunak yang sudah dibuat, pemeliharaan tersebut dilakukan agar

keutuhan program dapat terjaga seperti validasi data, update data, dan

integrasi data.

I.5. Keaslian Penelitian

Penelitian ini dibuat berdasarkan berdasarkan referensi dari penelitian

sebelumnya. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah :

Tabel 1. Keaslian Penelitian

No Peneliti Judul Metode Kronologis Perbedaan

1 Yohana

dewi lulu

Sistem

Pendukung

Keputusan

Penentuan

karyawan

terbaik

menggunakan

metode

SAW(Simple

Additive

Weighting).

SAW(Simple

Additive

Weighting).

Penelitian

dilakukan

seorang

manager dapat

mengambil

keputusaan

dengan tepat

Dalam penentuan

karyawan dengan

penerapan

SAW(Simple

Additive

Weighting).yang

dulu menggunakan

dreamweaver

(PHP) sekarang

menggunakan

Visual Studio 2010

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - Potensi Utamarepository.potensi-utama.ac.id/jspui/bitstream/123456789... · 2017. 7. 13. · Input dari sistem ini adalah data narapidana, ... dewi lulu Sistem

9

dengan database

Sql Server R2008

2 Gerdon

Sistem

Pendukung

Keputusan untuk

menentukan

penerimaan

Beasiswa bagi

Mahasiswa

STMIK

AMIKOM

YOGYAKART

A Metode

SAW(Simple

Additive

Weighting).

SAW(Simple

Additive

Weighting).

Penelitian

dilakukan

amikom

yogyakarta

lebih Mudah

dalam

pemberian

beasiswa.

Dalam menentukan

Sistem Pendukung

Keputusan untuk

menentukan

penerimaan Beasiswa

bagi Mahasiswa STMIK

AMIKOM YOGYAKARTA

Bahasa

Pemrograman Vb

6.0.

Database SQL

Server

I.6. Lokasi Penelitian

Dalam hal ini penulis melakukan penelitian di Lembaga Pemasyarakatan

Kelas I Tanjung Gusta Medan.

I.7. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan tentang Latar Belakang

Masalah, Ruang Lingkup Permasalahan, Tujuan dan Manfaat,

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - Potensi Utamarepository.potensi-utama.ac.id/jspui/bitstream/123456789... · 2017. 7. 13. · Input dari sistem ini adalah data narapidana, ... dewi lulu Sistem

10

Metodologi Penelitian, keaslian penelitian, Lokasi Penelitian dan

Sistematika Penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam Bab ini penulis menguraikan tentang pengumpulan data.

BAB III: ANALISA DAN PERANCANGAN

Dalam Bab ini penulis menguraikan masalah Perancangan dan

pembuatan Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Remisi

Kasus Narkotika Metode SAW(Simple Additive Weighting).

BAB IV: HASIL DAN UJI COBA

Dalam bab ini penulis akan menampilkan hasil dari tampilan

Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Remisi Kasus

Narkotika Metode SAW(Simple Additive Weighting).yang telah

dirancang.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan merangkumkan hasil pembahasan dalam

bab-bab sebelumnya yang nantinya akan dijadikan sebuah

kesimpulan dari pemecahan masalah tersebut dan pada akhirnya

penulis juga akan memberikan saran-saran yang diharapkan dapat

membangun.