BAB I PENDAHULUAN - bppkad.wonosobokab.go.id · PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO CATATAN ATAS LAPORAN...

440
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016 Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Pemerintah Kabupaten Wonosobo selalu berupaya untuk melaksanakan Pengelolaan Keuangan Daerah secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat sebagaimana telah diamanatkan dalam Pasal 4 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Berdasarkan ketentuan pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah. Pemerintah Kabupaten Wonosobo telah mengawali Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2017 dengan Proses Perencanaan yang sebelumnya telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang digunakan Bupati Wonosobo sebagai acuan dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA & PPAS) dan selanjutnya dibahas bersama DPRD untuk ditetapkan menjadi Perda Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2017. APBD Pemerintah Kabupaten Wonosobo Tahun Anggaran 2017 secara teknis dilaksanakan dan ditatausahakan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Pedoman tersebut mengisyaratkan bahwa dalam Pengelolaan Keuangan Daerah berorientasi pada prestasi kerja, hal tersebut merupakan bentuk pertanggungjawaban dari suatu kegiatan untuk sebuah hasil/produk yang mengutamakan output. Dengan Berakhirnya Pelaksanaan APBD Kabupaten Wonosobo Tahun Anggaran 2017, maka berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Bupati Wonosobo wajib menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Laporan Keuangan tersebut disusun dan disajikan berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yang terdiri dari Laporan Operasional (LO), Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Laporan Arus Kas (LAK), Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL), dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK). A. Maksud dan Tujuan Maksud Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten Wonosobo Tahun Anggaran 2017 ini adalah sebagai gambaran dan penjelasan posisi

Transcript of BAB I PENDAHULUAN - bppkad.wonosobokab.go.id · PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO CATATAN ATAS LAPORAN...

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab I Pendahuluan 1

BAB I

PENDAHULUAN

Pemerintah Kabupaten Wonosobo selalu berupaya untuk melaksanakan

Pengelolaan Keuangan Daerah secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan,

efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan memperhatikan asas

keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat sebagaimana telah diamanatkan

dalam Pasal 4 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah. Berdasarkan ketentuan pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun

2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Pengelolaan Keuangan Daerah adalah

keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,

pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah. Pemerintah Kabupaten

Wonosobo telah mengawali Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2017

dengan Proses Perencanaan yang sebelumnya telah dituangkan dalam Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD), dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang

digunakan Bupati Wonosobo sebagai acuan dalam penyusunan Kebijakan Umum

Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA & PPAS) dan selanjutnya

dibahas bersama DPRD untuk ditetapkan menjadi Perda Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2017.

APBD Pemerintah Kabupaten Wonosobo Tahun Anggaran 2017 secara teknis

dilaksanakan dan ditatausahakan dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Pedoman

tersebut mengisyaratkan bahwa dalam Pengelolaan Keuangan Daerah berorientasi pada

prestasi kerja, hal tersebut merupakan bentuk pertanggungjawaban dari suatu kegiatan

untuk sebuah hasil/produk yang mengutamakan output.

Dengan Berakhirnya Pelaksanaan APBD Kabupaten Wonosobo Tahun

Anggaran 2017, maka berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah Bupati Wonosobo wajib menyampaikan rancangan

peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa

laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik

Indonesia (BPK-RI) paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir.

Laporan Keuangan tersebut disusun dan disajikan berpedoman pada Peraturan

Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 yang terdiri dari Laporan Operasional (LO), Neraca,

Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Laporan Arus Kas (LAK), Laporan Realisasi

Anggaran (LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL), dan Catatan Atas

Laporan Keuangan (CaLK).

A. Maksud dan Tujuan

Maksud Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kabupaten

Wonosobo Tahun Anggaran 2017 ini adalah sebagai gambaran dan penjelasan posisi

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab I Pendahuluan 2

keuangan serta target pencapaian realisasi anggaran berdasarkan rencana yang telah

ditetapkan dengan tujuan untuk :

1. menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas,

dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para

pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi

sumber daya (tujuan umum); dan

2. menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk

menunjukkan transparansi serta akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber

daya yang dipercayakan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan

APBD (tujuan spesifik).

B. Landasan Hukum Penyusnan Laporan Keuangan

Sebagaimana halnya dengan proses Penyusunan APBD dan Perubahan APBD, maka

dalam penyusunan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Wonosobo

Tahun Anggaran 2017 ini tetap berpedoman pada ketentuan dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku antara lain :

1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Berita Negara Republik

Indonesia tahun 1950, Diundangkan pada tanggal 8 Agustus 1950);

2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3312) sebagaimana telah diubah dengan Undang-

undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran

Negara Tahun 1994 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3569);

3. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3851);

4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

5. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

6. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4400);

7. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4438);

9. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab I Pendahuluan 3

10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah

beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000

Nomor 210 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4028);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 135 Tahun 2000 tentang Tata Cara Penyitaan

Dalam Rangka Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Tahun

2000 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4049);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah (Lembaran

Negara Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4138);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah

(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4139);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan

Piutang Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4488);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor

138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4576);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);

22. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

23. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan

Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4585);

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab I Pendahuluan 4

24. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan

Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4593);

25. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan

Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006

Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

26. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler

dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 90, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4659);

27. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4737);

28. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);

29. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis Pajak Daerah Yang

Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri Oleh

Wajib Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 153,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5533);

30. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penetapan, Pengesahan,

Pengundangan, dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;

31. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah;

32. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92,

Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5533):

33. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1997 tentang Tuntutan

Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Daerah;

34. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

35. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman

Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;

36. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman

Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah;

37. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman

Pemberian Bantuan Sosial dan Hibah Yang Bersumber Dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab I Pendahuluan 5

Pemberian Bantuan Sosial dan Hibah Yang Bersumber Dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah;

38. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan

Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah;

39. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman

Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016;

40. Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 13 Tahun 2007 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Wonosobo (Lembaran Daerah

Kabupaten Wonosobo Tahun 2008 Nomor 2);

41. Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 2 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Wonosobo

Tahun 2010 Nomor 7);

42. Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 10 Tahun 2011 tentang

Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo pada Badan Usaha

Milik Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2012 Nomor 2);

43. Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 11 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Dana Cadangan Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Wonosobo

(Lembaran Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2011 Nomor 3, Tambahan

Lembaran Daerah Tahun 2011 Nomor 3);

44. Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Wonosobo;

45. Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 13 Tahun 2016 tentang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun

Anggaran 2017;

46. Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo Nomor 14 Tahun 2017 tentang

Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Wonosobo

Tahun Anggaran 2017;

47. Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 17 Tahun 2016 tentang Sistem dan

Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Wonosobo;

48. Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Teknis

Pengelolaan Barang Milik Daerah;

49. Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 40 Tahun 2011 tentang Pedoman

Kapitalisasi Barang Milik Daerah Dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah

Kabupaten Wonosobo;

50. Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 18 Tahun 2014 Tentang Kebijakan

Akuntansi Pemerintah Kabupaten Wonosobo sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 30 Tahun 2016 tentang Perubahan

Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kebijakan

Akuntansi Pemerintah Kabupaten Wonosobo;

51. Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 19 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntansi

Pemerintah Kabupaten Wonosobo;

52. Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 87 Tahun 2016 Tentang Penjabaran

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017;

53. Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Penjabaran

Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Wonosobo

Tahun Anggaran 2017.

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab I Pendahuluan 6

C. Sistematika Penulisan

Catatan Atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Wonosobo Tahun

Anggaran 2017 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

Bab. I Pendahuluan

A. Maksud dan Tujuan.

B. Landasan Hukum.

C. Sistematika Penulisan.

Bab. II Ekonomi makro, kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja

APBD

A. Ekonomi Makro/Ekonomi Regional

B. Kebijakan keuangan.

C. Indikator pencapaian target kinerja APBD.

Bab. III Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan

A. Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan.

B. Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah

ditetapkan.

Bab. IV Kebijakan akuntansi

A. Entitas pelaporan keuangan daerah.

B. Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan.

C. Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan.

D. Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada

dalam standar akuntansi pemerintahan.

E. Kebijakan akuntansi tertentu

Bab. V Penjelasan pos-pos laporan keuangan

A. Laporan Realisasi Anggaran

B. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih

C. Neraca

D. Laporan Operasional

E. Laporan Perubahan Ekuitas

F. Laporan Arus Kas

Bab. VI Penjelasan atas informasi-informasi non keuangan

Bab. VII Penutup

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 7

BAB II

EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN

DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD

.

1. Ekonomi Makro/Ekonomi Regional

a. Kerangka Ekonomi Makro

1) Perkembangan Nilai PDRB

Salah satu tolok ukur yang digunakan untuk mengukur keberhasilan

perekonomian secara makro ditingkat nasional adalah pendapatan nasional,

yang dalam lingkup regional disebut produk regional. Besaran nilai

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan perkembangannya di

Kabupaten Wonosobo dapat dilihat pada Tabel II.1. sebagai berikut:

Tabel II.1 Perkembangan Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Seri 2010 Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan

Kab. Wonosobo Tahun 2013 2017

TAHUN HARGA BERLAKU HARGA KONSTAN

Nilai (Rp) Nilai (Rp)

2013 11.749.524,22 10.333.757,05

2014 13.001.090,48 10.828.168,67

2015 14.150.509,86 11.353.869,93

2016 15.337.191,80 11.928.398,92

2017 16.393.517,47 12.302.037,40

Sumber : BPS Kabupaten Wonosobo 2017

Dari tabel II.1 diatas dapat dilihat bahwa PDRB Kabupaten Wonosobo atas

dasar harga berlaku maupun harga konstan selama empat tahun terakhir

dari tahun 2013 sampai tahun 2017 mengalami kenaikan.

Tabel II.2 Pertumbuhan Ekonomi Kab. Wonosobo (%)

Tahun 2013-2017

NO TAHUN PERTUMBUHAN EKONOMI

1 2013 4,00

2 2014 4,78

3 2015 4,85

4 2016 5,25

5 2017 Belum Dapat Disajikan

Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Wonosobo

2017, Katalok: 1101002.3307

Dari tabel II.2 diatas dapat dilihat bahwa Pertumbuhan Ekonomi

Kabupaten Wonosobo selama empat tahun terakhir dari tahun 2013

sampai tahun 2016 mengalami kenaikan, sedangkan tahun 2017 data belum

dapat disajikan.

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 8

2) Peran Masing-masing Sektor Dalam PDRB

Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa PDRB Perkapita Kabupaten

Wonosobo baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan selama

empat tahun terakhir dari tahun 2013 sampai tahun 2016 mengalami

kenaikan, sedangkan tahun 2017 data belum dapat disajikan, berikut adalah

penjelasannya:

a) Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita Seri 2010

Atas Dasar Harga Berlaku

Penunjang Utama PDRB Kabupaten Wonosobo dari tahun 2013

sampai dengan tahun 2016 adalah dari sektor Pertanian, Kehutanan,

dan Perkebunan sedangkan yang terkecil adalah dari sektor Pengadaan

Listrik dan gas, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel II.3

Lampiran II.1 dengan penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:

(1) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Tahun 2016 adalah sebesar

Rp5.096.546.740.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013

sampai 2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.

(2) Pertambangan dan Penggalian Tahun 2016 adalah sebesar

Rp128.377.170.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai

2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.

(3) Industri Pengolahan Tahun 2016 adalah sebesar

Rp2.540.702.680.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013

sampai 2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.

(4) Pengadaan Listrik dan Gas Tahun 2016 adalah sebesar Rp

4.927.730.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai 2016

cenderung selalu mengalami kenaikan.

(5) Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Tahun 2016 adalah sebesar Rp15.768.450.000,00 jika

diperhatikan sejak tahun 2013 sampai 2016 cenderung selalu

mengalami kenaikan.

(6) Konstruksi Tahun 2016 adalah sebesar Rp972.750.930.000,00

jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai 2016 cenderung selalu

mengalami kenaikan.

(7) Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor Tahun 2016 adalah sebesar Rp2.551.521.520.000,00

merupakan penyumbang PDRB terbesar setelah Pertanian,

Kehutanan, dan Perikanan Tahun dan jika diperhatikan sejak

tahun 2013 sampai 2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.

(8) Transportasi dan Pergudangan tahun 2016 adalah sebesar

Rp781.547.290.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai

2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.

(9) Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Tahun 2016 adalah

sebesar Rp486.661.290.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013

sampai 2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.

(10) Informasi dan Komunikasi Tahun 2016 adalah sebesar

Rp159.196.670.000 jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai

2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 9

(11) Jasa Keuangan dan Asuransi Tahun 2016 adalah sebesar

Rp493.006.020.000 dan jika diperhatikan sejak tahun 2013

sampai 2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.

(12) Real Estate Tahun 2016 adalah sebesar Rp229.210.550.000 dan

jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai 2016 cenderung selalu

mengalami kenaikan.

(13) Jasa Perusahaan Tahun 2016 adalah sebesar

Rp37.684.400.000,00 dan jika diperhatikan sejak tahun 2013

sampai 2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.

(14) Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib adalah sebesar Rp403.188.540.000,00 jika diperhatikan

sejak tahun 2013 sampai 2016 cenderung selalu mengalami

kenaikan.

(15) Jasa Pendidikan Tahun 2016 adalah sebesar

Rp932.140.490.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai

2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.

(16) Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Tahun 2016 adalah sebesar

Rp212.447.280.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai

2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.

(17) Jasa Lainnya Tahun 2016 adalah sebesar Rp319.673.860.000.

b) Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita Seri 2010

Atas Dasar Harga Konstan

Penunjang Utama PDRB Kabupaten Wonosobo dari tahun 2013

sampai dengan tahun 2016 adalah dari sektor Pertanian, Kehutanan,

dan Perkebunan sedangkan yang terkecil adalah dari sektor Pengadaan

Listrik dan gas, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel II.4

Lampiran II.2 dengan penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:

(1) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Tahun 2016 adalah sebesar

Rp3.871.072.480.000 jika diperhatikan sejak tahun 2014 sampai

2016 cenderung selalu mengalami kenaikan, namun masih

dibawah PDRB Tahun 2013 yaitu sebesar

Rp3.910.220.640.000,00.

(2) Pertambangan dan Penggalian Tahun 2016 adalah sebesar

Rp104.298.550.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2014

sampai 2016 cenderung selalu mengalami kenaikan, namun

masih dibawah PDRB Tahun 2013 yaitu sebesar

Rp109.515.990.000,00

(3) Industri Pengolahan Tahun 2016 adalah sebesar

Rp1.902.074.400.000 jika diperhatikan sejak tahun 2014 sampai

2016 cenderung selalu mengalami kenaikan, namun masih

dibawah PDRB Tahun 2013 yaitu sebesar

Rp1.980.079.050.000,00

(4) Pengadaan Listrik dan Gas Tahun 2016 adalah sebesar

Rp4.503.320.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai

2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.

(5) Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Tahun 2016 adalah sebesar Rp14.080.680.000,00 jika

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 10

diperhatikan sejak tahun 2013 sampai 2016 cenderung selalu

mengalami kenaikan.

(6) Konstruksi Tahun 2016 adalah sebesar Rp749.912.240.000,00

jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai 2016 cenderung selalu

mengalami kenaikan.

(7) Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor Tahun 2016 adalah sebesar Rp2.139.763.830.000

merupakan penyumbang PDRB terbesar setelah Pertanian,

Kehutanan, dan Perikanan Tahun dan jika diperhatikan sejak

tahun 2013 sampai 2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.

(8) Transportasi dan Pergudangan tahun 2016 adalah sebesar

Rp691.598.140.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai

2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.

(9) Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Tahun 2016 adalah

sebesar Rp366.402.460.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013

sampai 2015 cenderung selalu mengalami kenaikan namun

cenderung menurun pada tahun 2016.

(10) Informasi dan Komunikasi Tahun 2016 adalah sebesar

Rp172.034.330.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai

2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.

(11) Jasa Keuangan dan Asuransi Tahun 2016 adalah sebesar

Rp360.441.740.000,00 dan jika diperhatikan sejak tahun 2013

sampai 2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.

(12) Real Estate Tahun 2016 adalah sebesar Rp203.199.830.000,00

dan jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai 2016 cenderung

selalu mengalami kenaikan.

(13) Jasa Perusahaan Tahun 2016 adalah sebesar

Rp28.877.990.000,00 dan jika diperhatikan sejak tahun 2013

sampai 2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.

(14) Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib adalah sebesar Rp293.298.480.000,00 jika diperhatikan

sejak tahun 2013 sampai 2016 cenderung selalu mengalami

kenaikan.

(15) Jasa Pendidikan Tahun 2016 adalah sebesar

Rp635.358.880.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai

2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.

(16) Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Tahun 2016 adalah sebesar

Rp154.555.350.000,00 jika diperhatikan sejak tahun 2013 sampai

2016 cenderung selalu mengalami kenaikan.

(17) Jasa Lainnya Tahun 2016 adalah sebesar Rp258.453.430.000,00

cenderung selalu mengalami kenaikan sejak tahun 2013

3) Inflasi

Dalam kurun waktu Tahun 2013 s/d 2017 laju inflasi di Kabupaten

Wonosobo cenderung fluktuatif, Pada Tahun 2013 inflasi sebesar 8,82

persen dan sedikit menurun pada tahun 2014 yaitu sebesar 8,44 persen.

Pada tahun 2015 laju inflasi di Kabupaten Wonosobo menurun secara

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 11

drastis yaitu sebesar 2,71 persen dan kembali mengalami kenaikan sedikit

pada tahun 2016 sebesar 2,97 persen. Sedangkan laju inflasi Kabupaten

Wonosobo tahun 2017 belum dapat disajikan. Untuk lebih jelasnya laju

inflasi kabupaten wonosobo Tahun 2013 2017 digambarkan pada tabel

II.5 sebagai berikut:

Tabel II.5 Laju Inflasi Kabupaten Wonosobo

Tahun 2013-2017

No. TAHUN KUMULATIF INFLASI ( % )

1. 2013 8,82

2. 2014 8,44

3. 2015 2,71

4. 2016 2,97

5. 2017 Belum Dapat Disajikan

Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Wonosobo

2017, Katalok: 1101002.3307

4) PDRB Per Kapita

Tolok ukur lain yang digunakan untuk mengukur keberhasilan

perekonomian secara makro ditingkat dalam lingkup regional adalah

produk regional bruto per kapita. Besaran nilai Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) Per Kapita dan perkembangannya di Kabupaten Wonosobo

Tahun 2013-2017 baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan

dapat dilihat pada Tabel II.6. sebagai berikut:

Tabel II.6 Perkembangan Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Perkapita Seri 2010 Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan

Kab. Wonosobo Tahun 2013 2017

TAHUN HARGA BERLAKU HARGA KONSTAN

Nilai (Rp) Nilai (Rp)

2013 15.271.101 13.430.999

2014 16.810.501 14.000.898

2015 18.208.865 14.610.151

2016 19.679.162 15.304.858

2017 Belum Dapat Disajikan Belum Dapat Disajikan

Sumber : Statistik Daerah Kabupaten Wonosobo 2017, Katalok:

1101002.3307

b. Arah Kebijakan Ekonomi Makro Daerah

Dalam tahun 2017 kebijakan ekonomi makro daerah memiliki cakupan yang

luas meliputi beberapa sektor antara lain Perdagangan dan Jasa, Pertanian,

Industri, Pariwisata, Koperasi dan UKM, serta Investasi dan Permodalan. Misi

Meningkatkan produktivitas, kemampuan pengelolaan sumber daya dan

membangun budaya berdikari sejalan dengan pokok visi pembangunan

Kabupaten Wonosobo untuk menciptakan Wonosobo Yang Bersatu Untuk

Maju, Mandiri, Sejahtera Untuk Semua.

Sektor Perdagangan dan jasa diarahkan untuk mendorong potensi perdagangan

dan jasa dalam rangka meningkatkan PAD. Sektor perdagangan dan jasa

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 12

berkaitan langsung dengan transaksi yang terjadi di suatu wilayah, untuk

mendorong transaksi maka berbagai upaya antara lain meningkatkan jaminan

ketersediaan kontinuitas pasokan komoditas, menciptakan kepastian mengenai

mutu dan harga barang, serta memberikan jaminan atas stabilitas harga barang

perlu dilakukan. Untuk mendukung upaya-upaya tersebut perlu dibuat suatu

regulasi terkait usaha perdagangan dan jasa yang memadai dalam memberikan

arahan dan batasan dalam pelaksanaannya.

Sektor pertanian termasuk didalamnya peternakan dan perikanan, diarahkan

pada pengoptimalan potensi pertanian, peternakan dan perikanan serta

penguasaan petani dan peternak terhadap teknologi pertanian dan peternakan.

Upaya tersebut selain dilakukan untuk meningkatkan produktivitas, juga

dimaksudkan untuk mencapai kemandirian pangan di Kabupaten Wonosobo.

Untuk sektor industri, pengembangan lebih diarahkan pada mendorong

perkembangan agroindustri ramah lingkungan. Beberapa upaya terkait antara

lain melalui pengembangan insentif bagi industri yang telah melakukan

produksi dan pengelolaan limbah sesuai dengan kaidah-kaidah ramah

lingkungan. Selain dari pada itu, untuk memberikan imbas pada perekonomian

lokal, maka keberadaan sektor industri perlu dikaitkan dengan penggunaan

sumber daya dan bahan baku lokal.

Untuk sektor pariwisata, pengembangan diarahkan pada optimalisasi

pengembangan potensi pariwisata serta peningkatan pengelolaan objek wisata

eksisting. Upaya- upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan

sektor pariwisata dalam rangka meningkatkan competitive advantage sektor

ekonomi Kabupaten Wonosobo antara lain melalui kerjasama antara pemerintah

dengan masyarakat dan dunia usaha serta melalui branding dan promosi

pemasaran objek wisata.

2. Kebijakan keuangan

a. Kebijakan Umum APBD

Berdasarkan Pasal 18 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara, bahwa dalam rangka penyusunan Rancangan APBD diperlukan

penyusunan Kebijakan Umum Anggaran yang berfungsi sebagai salah satu

penentu kapabilitas dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Kebijakan Umum Anggaran menunjang diterapkannya model anggaran berbasis

kinerja, yang menekankan bahwa setiap alokasi biaya yang direncanakan harus

dikaitkan dengan tingkat pelayanan atau hasil yang diharapkan dapat dicapai.

Dasar penyusunan Kebijakan Umum APBD adalah RPJP Daerah, RPJM

Daerah serta RKPD yang merupakan penjabaran dari RPJMD serta Daftar Skala

Prioritas yang merupakan hasil Musrenbang Kabupaten.

RPJMD Kabupaten Wonosobo Tahun 2016-2021 ini merupakan tahap ketiga

dari RPJPD (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah) Kabupaten

Wonosobo Tahun 2005-2025.

Kebijakan Umum APBD yang disusun memuat target pencapaian kinerja yang

terukur dari program-program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah

untuk setiap urusan pemerintahan daerah yang disertai dengan proyeksi

pendapatan daerah, alokasi belanja daerah dan pembiayaan. Program-program

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 13

yang ada disesuaikan dengan prioritas pembangunan yang telah ditetapkan oleh

pemerintah.

Berdasarkan hal tersebut diatas, pemerintah kabupaten bersama DPRD

menyusun dan menyepakati Kebijakan Umum APBD yang disusun berpedoman

pada Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 51 Tahun 2015 tentang Rencana

Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016, dengan tujuan untuk menjamin

konsistensi antara perencanaan dengan penganggaran, serta terciptanya

komunikasi yang berkelanjutan dan berkualitas antara eksekutif dan legislatif.

Kebijakan Umum APBD yang telah disepakati oleh Pemerintah Kabupaten

Wonosobo dengan DPRD Kabupaten Wonosobo, dilanjutkan dengan

penyusunan rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang

selanjutnya menjadi pedoman bagi seluruh SKPD dalam menyusun RKA

SKPD.

RKA SKPD Tahun 2016 berisi program, kegiatan dan anggaran satuan kerja

disusun oleh SKPD sesuai dengan peran, tugas pokok dan fungsi masing-

masing SKPD. RKA-SKPD yang telah disusun disampaikan kepada Pejabat

Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) untuk dibahas oleh Tim Anggaran

Pemerintah Daerah (TAPD), yang selanjutnya menjadi bahan penyusunan

Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016.

Program dan kegiatan tersebut merupakan implementasi dari visi dan misi

daerah.

Visi dan Misi

Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2016

merupakan periode pertama dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2016-2021. Dengan memperhatikan kinerja

pemerintahan selama tahun 2010-2015 dan berbagai permasalahan

pembangunan daerah serta isu-isu strategis baik dalam skala lokal, regional,

nasional maupun global, maka visi pembangunan daerah untuk tahun 2016

2021 adalah TERWUJUDNYA WONOSOBO BERSATU UNTUK MAJU,

MANDIRI DAN SEJAHTERA UNTUK SEMUA.

Dalam rangka mencapai visi Terwujudnya Wonosobo Bersatu Untuk Maju,

Mandiri dan Sejahtera Untuk Semua maka ditetapkan 5 (lima) misi sebagai

berikut :

1) Meningkatkan persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa,

bernegara dan bermasyarakat;

2) Meningkatkan capaian kinerja dan pemajuan penyelenggaraan

pemerintahan;

3) Meningkatkan kemandirian daerah;

4) Meningkatkan kesejahteraan dan pemerataannya; dan

5) Melakukan harmonisasi prinsip berkelanjutan dan berkesinambungan

sebagai prinsip pembangunan daerah.

Visi Misi Pembangunan Daerah Tahun 2016-2021 diatas telah selaras dengan

proses penetapan Rancangan Peraturan Daerah ( Raperda ) Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005 - 2025, telah

dirumuskan visi Kabupaten Wonosobo Tahun 2005 2025 yaitu :

WONOSOBO ASRI DAN BERMARTABAT dan dijabarkan ke dalam 6

(enam) misi Kabupaten Wonosobo, yaitu sebagai berikut :

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 14

1) Mewujudkan sumber daya manusia Kabupaten Wonosobo yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat lahir batin,

berpendidikan, berbudaya, kreatif dan inovatif.

2) Mewujudkan perekonomian daerah Kabupaten Wonosobo yang tangguh

dan berbasis pada potensi unggulan daerah dengan memanfaatkan

teknologi inovatif yang ramah lingkungan disertai penguatan kelembagaan

usaha mikro dan kecil serta penguatan lembaga koperasi dalam rangka

pemberdayaan ekonomi rakyat.

3) Mewujudkan kehidupan politik dan tata pemerintahan yang demokratis,

bersih, bertanggungjawab yang didukung oleh aparatur pemerintahan yang

profesional, dan terbebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ( KKN )

disertai partisipasi rakyat secara penuh.

4) Mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup

Kabupaten Wonosobo yang optimal dengan tetap menjaga keseimbangan

dan pelestarian fungsi dan keberadaanya dalam upaya menopang

kehidupan dan penghidupan dimasa yang akan datang.

5) Mewujudkan tersedianya prasarana dan sarana publik baik secara

kuantitatif maupun kualitatif dengan perawatan yang memadai.

6) Mewujudkan kehidupan masyarakat Kabupaten Wonosobo yang sejahtera

lahir dan batin, mandiri dan bermartabat, dengan menghormati hukum dan

Hak Asasi Manusia (HAM) serta keadilan dan kesetaraan gender.

Adapun Kebijakan Umum APBD yang telah disepakati oleh Pemerintah

Kabupaten Wonosobo dengan DPRD Kabupaten Wonosobo tertuang dalam:

NOTA KESEPAKATAN : NOMOR : 170 / 10/TAHUN 2016

NOMOR : 900 /23/TAHUN 2016

TENTANG KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN

BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017.

Sedangan Kebijakan Umum Perubahan APBD yang telah disepakati oleh

Pemerintah Kabupaten Wonosobo dengan DPRD Kabupaten Wonosobo

tertuang dalam :

NOTA KESEPAKATAN : NOMOR : 170/06/ TAHUN 2017

NOMOR : 900 /18/ 2017

TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN ANGGARAN

PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017.

b. Arah dan Kebijakan Pendapatan Daerah

Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2016

merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta

dasar hukum penerimaannya.

1) Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari PAD

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Penganggaran pajak daerah dan retribusi daerah:

(1) Peraturan daerah tentang pajak daerah dan retribusi daerah

berpedoman pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan

Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012 tentang Retribusi

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 15

Pengendalian Lalu Lintas dan Retribusi Perpanjangan Izin

Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing.

(2) Penetapan target pajak daerah dan retribusi daerah didasarkan

pada data potensi pajak daerah dan retribusi daerah yang

berpotensi terhadap target pendapatan pajak daerah dan retribusi

daerah serta realisasi penerimaan pajak daerah dan retribusi

daerah tahun sebelumnya.

(3) Dalam rangka mengoptimalkan pendapatan daerah yang

bersumber dari pajak daerah dan retribusi daerah, Pemerintah

Daerah melakukan kegiatan penghimpunan data obyek dan

subyek pajak daerah dan retribusi daerah, penentuan besarnya

pajak daerah dan retribusi daerah yang terhutang sampai dengan

kegiatan penagihan pajak daerah dan retribusi daerah kepada

wajib pajak daerah dan retribusi daerah serta pengawasan

penyetorannya.

(4) Pendapatan yang bersumber dari Pajak Kendaraan Bermotor,

dialokasikan untuk mendanai pembangunan dan/atau

pemeliharaan jalan serta peningkatan moda dan sarana

transportasi umum sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 8 ayat

(5) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.

(5) Pendapatan yang bersumber dari Pajak Rokok, dialokasikan

paling sedikit 50% (lima puluh per seratus) untuk mendanai

pelayanan kesehatan masyarakat dan penegakan hukum oleh

aparat yang berwenang sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 31

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009.

(6) Pendapatan yang bersumber dari Pajak Penerangan Jalan

sebagian dialokasikan untuk penyediaan penerangan jalan

sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 56 ayat (3) Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2009.

b) Penganggaran hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

memperhatikan rasionalitas dengan memperhitungkan nilai kekayaan

daerah yang dipisahkan dan memperhatikan perolehan manfaat

ekonomi, sosial dan/atau manfaat lainnya dalam jangka waktu

tertentu, dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi

Daerah.

c) Penganggaran Lain-lain PAD Yang Sah:

(1) Pendapatan bunga atau jasa giro dari dana cadangan, dianggarkan

pada akun pendapatan, kelompok PAD, jenis Lain-Lain PAD

Yang Sah, obyek Bunga atau Jasa Giro Dana Cadangan, rincian

obyek Bunga atau Jasa Giro Dana Cadangan sesuai

peruntukannya.

(2) Pendapatan dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) milik pemerintah

daerah yang belum menerapkan PPK-BLUD mempedomani

Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 16

pada FKTP Milik Pemerintah Daerah dan Surat Edaran Menteri

Dalam Negeri Nomor 900/2280/SJ tanggal 5 Mei 2014 Hal

Petunjuk Teknis Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan

serta Pertanggungjawaban Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan

Nasional pada FKTP Milik Pemerintah Daerah.

(3) Pendapatan atas denda pajak daerah dan retribusi daerah

dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok PAD, jenis Lain-

Lain PAD Yang Sah dan diuraikan ke dalam obyek dan rincian

obyek sesuai kode rekening berkenaan.

2) Dana Perimbangan

Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari pendapatan

perimbangan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Penganggaran Dana Bagi Hasil (DBH):

Pendapatan dari DBH dianggarkan sesuai Peraturan Presiden

mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2016 atau Peraturan

Menteri Keuangan mengenai Alokasi DBH-Pajak Tahun Anggaran

2016 dan dengan memperhatikan perkembangan realisasi pendapatan

DBH selama 3 (tiga) tahun terakhir.

b) Penganggaran Dana Alokasi Umum (DAU):

Penganggaran DAU sesuai dengan Peraturan Presiden mengenai

Rincian APBN Tahun Anggaran 2016.

c) Penganggaran Dana Alokasi Khusus (DAK):

DAK dan/atau DAK Tambahan dianggarkan sesuai Peraturan

Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2016 atau

Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi DAK Tahun

Anggaran 2016.

3) Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari Lain-Lain

Pendapatan Daerah Yang Sah memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a) Penganggaran Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dialokasikan

sesuai dengan Peraturan Presiden mengenai rincian APBN Tahun

Anggaran 2016 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman

Umum dan Alokasi Dana Bantuan Operasional Sekolah Tahun

Anggaran 2016.

b) Penganggaran Tunjangan Profesi Guru (TPG) dialokasikan sesuai

dengan Peraturan Presiden mengenai rincian APBN Tahun Anggaran

2016 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman Umum

dan Alokasi Tunjangan Profesi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah

Tahun Anggaran 2016.

c) Penganggaran Dana Otonomi Khusus dialokasikan sesuai dengan

Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2016

atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman Umum dan

Alokasi Dana Otonomi Khusus Tahun Anggaran 2016.

d) Pendapatan yang diperuntukan bagi desa dan desa adat yang

bersumber dari APBN dalam rangka membiayai penyelenggaraan

pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pembinaan

kemasyarakatan serta pemberdayaan masyarakat desa, dan

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 17

kemasyarakatan sebagaimana maksud Pasal 72 ayat (1) huruf b dan

ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan

Pasal 294 ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

dianggarkan dalam APBD pemerintah kabupaten/kota Tahun

Anggaran 2016 dengan mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor

60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara, sebagaiman diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan

Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang

Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Peraturan

Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.

Penganggaran Dana Desa dialokasikan sesuai dengan Peraturan

Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2016 atau

Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi Dana Desa Tahun

Anggaran 2016

e) Penganggaran Dana Transfer lainnya dialokasikan sesuai dengan

Peraturan Presiden mengenai rincian APBN Tahun Anggaran 2016

atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman Umum dan

Alokasi Dana Transfer lainnya Tahun Anggaran 2016.

f) Penganggaran pendapatan yang bersumber dari Bagi Hasil Pajak

Daerah yang diterima dari pemerintah provinsi didasarkan pada

alokasi belanja Bagi Hasil Pajak Daerah dari pemerintah provinsi

Tahun Anggaran 2016.

g) Penganggaran pendapatan hibah yang bersumber dari pemerintah,

pemerintah daerah lainnya atau pihak ketiga, baik dari badan,

lembaga, organisasi swasta dalam negeri/luar negeri, kelompok

masyarakat maupun perorangan yang tidak mengikat dan tidak

mempunyai konsekuensi pengeluaran atau pengurangan kewajiban

pihak ketiga atau pemberi hibah, dianggarkan dalam APBD setelah

adanya kepastian pendapatan dimaksud.

h) Penganggaran pendapatan yang bersumber dari sumbangan pihak

ketiga, baik dari badan, lembaga, organisasi swasta dalam negeri,

kelompok masyarakat maupun perorangan yang tidak mengikat dan

tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran atau pengurangan

kewajiban pihak ketiga atau pemberi sumbangan, dianggarkan dalam

APBD setelah adanya kepastian pendapatan dimaksud.

c. Arah dan Kebijakan Umum Belanja Daerah

Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai

pengurang nilai kekayaan bersih, belanja daerah dimaksud meliputi semua

pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana,

merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan

diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, belanja daerah digunakan

untuk pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 18

daerah yang terdiri atas urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan

pilihan. Belanja daerah tersebut diprioritaskan untuk mendanai urusan

pemerintahan wajib terkait pelayanan dasar yang ditetapkan dengan standar

pelayanan minimal serta berpedoman pada standar teknis dan harga satuan

regional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Belanja

daerah untuk urusan pemerintahan wajib yang tidak terkait dengan pelayanan

dasar dan urusan pemerintahan pilihan berpedoman pada analisis standar

belanja dan standar harga satuan regional.

Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi:

(a) pendidikan, (b) kesehatan, (c) pekerjaan umum dan penataan ruang, (d)

perumahan rakyat dan kawasan permukiman, (e) ketentraman, ketertiban

umum, dan perlindungan masyarakat, dan (f) sosial. Urusan Pemerintahan

Wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi: (a) tenaga kerja,

(b) pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, (c) pangan, (d)

pertanahan, (e) lingkungan hidup, (f) administrasi kependudukan dan

pencatatan sipil, (g) pemberdayaan masyarakat dan desa, (h) pengendalian

penduduk dan keluarga berencana, (i) perhubungan, (j) komunikasi dan

informatika, (k) koperasi, usaha kecil, dan menengah, (l) penanaman modal, (m)

kepemudaan dan olahraga, (n) statistik, (o) persandian, (p) kebudayaan, (q)

perpustakaan, dan (r) kearsipan. Urusan pemerintahan pilihan meliputi: (a)

kelautan dan perikanan, (b) pariwisata, (c) pertanian, (d) kehutanan, (e) energi

dan sumber daya mineral, (f) perdagangan, (g) perindustrian, dan (h)

transmigrasi.

Pengalokasian Belanja Daerah oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo untuk

Tahun Anggaran 2016 disesuaikan dengan asumsi dasar ekonomi makro,

kebutuhan penyelenggaraan daerah, kebutuhan pembangunan, dan mengikuti

ketentuan perundangan yang berlaku. Kebijakan terkait Belanja Daerah untuk

Tahun Anggaran 2016 yaitu sebagai berikut:

1) Kebijakan terkait Pemenuhan Belanja Mengikat dan Belanja Wajib (Pasal

106 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006) :

a) Memenuhi Belanja Mengikat yaitu belanja yang dibutuhkan secara

terus-menerus dan dialokasikan oleh Pemda dengan jumlah yang

cukup untuk keperluan setiap bulan dalam tahun anggaran

bersangkutan seperti Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa.

b) Memenuhi Belanja Wajib yaitu belanja untuk terjaminnya

kelangsungan pemenuhan pendanaan pelayanan dasar masyarakat

antara lain : Pendidikan dan Kesehatan dan/atau melaksanakan

kewajiban kepada pihak ketiga.

2) Kebijakan terkait Pemenuhan Belanja Prioritas.

a) Mengedapankan program-program yang menunjang pertumbuhan

ekonomi, peningkatan penyediaan lapangan kerja dan upaya

pengentasan kemiskinan.

b) Melaksanakan program-program yang bersifat mengikat seperti

halnya dukungan pencapaian 9 prioritas pembangunan nasional (Nawa

Cita) sebagaimana diamanatkan pada RPJMN 2015 - 2019 serta

pemenuhan ketentuan perundang-undangan.

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 19

c) Melaksanakan pendampingan terhadap program-program pemerintah

pusat

d) Mengakomodir seluruh program pembangunan yang dijaring melalui

Aspirasi Masyarakat dalam Musrenbang.

e) Mengakomodir Hasil telaahan pokok-pokok pikiran DPRD, yang

merupakan hasil kajian permasalahan pembangunan daerah yang

diperoleh dari DPRD berdasarkan risalah rapat dengar pendapat

dan/atau rapat hasil penyerapan aspirasi melalui reses yang dituangkan

dalam daftar permasalahan pembangunan yang ditandatangani oleh

Pimpinan DPRD

f) Mendukung Wonosobo sebagai kabupaten Ramah HAM.

3) Kebijakan terkait pengalokasian belanja penyelenggaraan urusan

pemerintah daerah (Pasal 12 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014):

a) Pendidikan;

b) Kesehatan;

c) Pekerjaan umum dan penataan ruang;

d) Perumahan rakyat dan kawasan permukiman;

e) Ketenteraman;

f) Ketertiban umum; dan

g) Pelindungan masyarakat sosial.

4) Kebijakan terkait belanja hibah, bantuan sosial, subsidi, bantuan keuangan

dan belanja tidak terduga (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32

Tahun 2011 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006) :

a) Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari pemerintah daerah

kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan

daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang secara

spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak

mengikat, serta tidak secara terus menerus yang bertujuan untuk

menunjang penyelenggaraan urusan pemerintah daerah.

b) Bantuan sosial adalah pemberian bantuan berupa uang/barang dari

pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau

masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang

bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.

c) Bantuan keuangan sebagaimana dimaksud dalam- Pasal 37 huruf g

digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat

umum atau khusus dari provinsi kepada kabupaten/kota, pemerintah

desa, dan kepada pemerintah daerah Iainnya atau dari pemerintah

kabupaten/kota kepada pemerintah desa dan pemerintah daerah

Iainnya dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan

keuangan.

d) Belanja tidak terduga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf h

merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak

diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan

bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk

pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun tahun

sebelumnya yang telah ditutup.

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 20

d. Arah dan Kebijakan Umum Pembiayaan Daerah

1) Penerimaan Pembiayaan

a) Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun sebelumnya

(SiLPA) didasarkan pada penghitungan yang cermat dan rasional

dengan mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran Tahun

Anggaran 2015 dalam rangka menghindari kemungkinan adanya

pengeluaran pada Tahun Anggaran 2016 yang tidak dapat didanai

akibat tidak tercapainya SiLPA yang direncanakan. Selanjutnya

SiLPA dimaksud diuraikan pada obyek dan rincian obyek sumber

SiLPA Tahun Anggaran 2015.

b) Penetapan anggaran penerimaan pembiayaan yang bersumber dari

pencairan dana cadangan, waktu pencairan dan besarannya sesuai

peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan.

c) Penerimaan kembali dana bergulir dianggarkan dalam APBD pada

akun pembiayaan, kelompok penerimaan pembiayaan daerah, jenis

penerimaan kembali investasi pemerintah daerah, obyek dana bergulir

dan rincian obyek dana bergulir dari kelompok masyarakat penerima.

2) Pengeluaran Pembiayaan

a) Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, pemerintah daerah dapat

menganggarkan investasi jangka panjang non permanen dalam bentuk

dana bergulir sesuai Pasal 118 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor

58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

b) Penyertaan modal pemerintah daerah pada badan usaha milik

negara/daerah dan/atau badan usaha lainnya ditetapkan dengan

peraturan daerah tentang penyertaan modal.

c) Untuk menganggarkan dana cadangan, terlebih dahulu ditetapkan

peraturan daerah tentang pembentukan dana cadangan yang mengatur

tujuan pembentukan dana cadangan, program dan kegiatan yang akan

dibiayai dari dana cadangan, besaran dan rincian tahunan dana

cadangan yang harus dianggarkan, dengan mempedomani Pasal 122

dan Pasal 123 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 serta Pasal

63 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006,

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 21 Tahun 2011.

d) Jumlah pembiayaan neto harus dapat menutup defisit anggaran

sebagaimana diamanatkan Pasal 28 ayat (5) Peraturan Pemerintah

Nomor 58 Tahun 2005 dan Pasal 61 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.

3) Sisa Lebih Pembiayaan (SILPA) Tahun Berjalan

a) Sisa Lebih Pembiayaan (SILPA) Tahun Anggaran 2016 bersaldo nol.

b) Dalam hal perhitungan penyusunan Rancangan APBD menghasilkan

SILPA Tahun Berjalan positif, akan dimanfaatkan untuk penambahan

program dan kegiatan prioritas yang dibutuhkan, volume program dan

kegiatan yang telah dianggarkan, dan/atau pengeluaran pembiayaan.

c) Dalam hal perhitungan SILPA Tahun Berjalan negatif, akan dilakukan

pengurangan bahkan penghapusan pengeluaran pembiayaan yang

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 21

bukan merupakan kewajiban daerah, pengurangan program dan

kegiatan yang kurang prioritas dan/atau pengurangan volume program

dan kegiatannya.

3. Indikator pencapaian target kinerja APBD

Indikator pencapaian target kinerja dapat digambarkan dalam Estimasi Pendapatan

Daerah, Rencana Belanja Daerah serta Pembiayaan Daerah tahun anggaran 2017

sebagai berikut :

a. Estimasi Pendapatan Daerah

Pendapatan Pemerintah Kabupaten Wonosobo Tahun Anggaran 2017 setelah

perubahan diestimasikan sebesar Rp1.843.308.209.585,00 jika dibandingkan

dengan APBD TA 2016 sebesar Rp1.723.957.430.560,00 bisa dikatakan

bertambah sebesar Rp119.350.779.025,00 atau 6,92%, untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Tabel II.7 dibawah ini:

Tabel II.7 Estimasi Pendapatan Pemerintah Kabupaten Wonosobo

Tahun Anggaran 2016-2017

No. Uraian

Tahun Anggaran 2017 Tahun Anggaran 2016 Bertambah/(berkurang)

Anggaran Setelah Perubahan (Rp)

% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)

% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)

%

1 Pendapatan Asli Daerah

291.469.507.166,00

15,81

177.947.569.560,00

10,32

113.521.937.606,00

17,42

2 Dana Perimbangan

1.157.965.665.000,00

62,82

1.223.065.453.000,00

70,95

(65.099.788.000,00)

(5,32)

3 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

393.873.037.419,00

21,37

322.944.408.000,00

18,73

70.928.629.419,00

21,96

Jumlah 1.843.308.209.585,00 100,00 1.723.957.430.560,00 100,00 119.350.779.025,00

63,80

Tabel II.7 diatas menunjukkan bahwa Dana Perimbangan masih menjadi

tumpuan dalam penganggaran pada tahun 2017 yaitu mencapai 62,82% dari

total pendapatan sedangkan Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah

diestimasikan sebesar 21,37% dan yang paling kecil adalah Pendapatan Asli

Daerah yang hanya diestimasikan sebesar 15,81% dari total pendapatan. Uraian

lebih lanjut mengenai Estimasi Pendapatan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Wonosobo Tahun 2017

diestimasikan sebesar Rp291.469.507.166,00 atau 15,81% dari total

estimasi pendapatan, jika dibandingkan dengan Estimasi PAD Tahun 2016

sebesar Rp177.947.569.560,00 maka bisa dikatakan lebih besar

Rp113.521.937.606,00 atau 17,42%. Estimasi PAD TA 2017 lebih lanjut

dapat digambarkan pada tabel II.8 sebagai berikut:

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 22

Tabel II.8 Estimasi Pendapatan Asli Daerah TA 2017 dan 2016

No. Uraian

Tahun Anggaran 2017 Tahun Anggaran 2016 Bertambah/(berkurang)

Anggaran Setelah Perubahan (Rp)

% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)

% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)

%

1 Pendapatan Pajak Daerah

32.421.500.000,00 11,12 27.612.500.000,00 15,52 4.809.000.000,00 17,42

2 Hasil Retribusi Daerah 9.901.714.220,00 3,40 9.918.981.500,00 5,57 (17.267.280,00) (0,17)

3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

25.451.690.000,00 8,73 11.876.999.390,00 6,67 13.574.690.610,00 114,29

4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

223.694.602.946,00 76,75 128.539.088.670,00 72,23 95.155.514.276,00 74,03

291.469.507.166,00

100

177.947.569.560,00

100

113.521.937.606,00 63,80

a) Pendapatan Pajak Daerah Tahun 2017 diestimasikan sebesar

Rp32.421.500.000,00 atau 11,12% dari total estimasi PAD atau lebih

besar 17,42% dari estimasi TA 2016 yaitu sebesar

Rp27.612.500.000,00.

b) Hasil Retribusi Daerah Tahun 2017 diestimasikan sebesar

Rp9.901.714.220,00 atau 3,40% dari total estimasi PAD, atau lebih

kecil 0,17% dari estimasi TA 2016 sebesar Rp9.918.981.500,00.

c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Tahun 2017

diestimasikan sebesar Rp25.451.690.000,00 atau 8,73% dari total

estimasi PAD. Jika dibandingkan dengan Estimasi Tahun Anggaran

2016 yairu sebesar Rp11.876.999.390,00 Estimasi Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Tahun 2017 lebih besar 114,29%.

d) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Tahun 2017

diestimasikan sebesar Rp223.694.602.946,00 atau 76,75% dari total

estimasi PAD. Dibandingkan estimasi TA 2016 sebesar

Rp128.539.088.670,00 maka bisa dikatakan Lain-lain PAD yang Sah

TA 2017 lebih besar 74,03%.

2) Dana Perimbangan

Dana Perimbangan Tahun Anggaran 2017 diestimasikan sebesar

Rp1.157.965.665.000,00 atau 62,82% dari total estimasi Pendapatan. Tabel

II.9 berikut menunjukkan Estimasi Dana Perimbangan TA 2017 dan 2016:

Tabel II.9 Estimasi Dana Perimbangan TA 2017 dan 2016

No. Uraian

Tahun Anggaran 2017 Tahun Anggaran 2016 Bertambah/(berkurang)

Anggaran Setelah Perubahan (Rp)

% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)

% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)

%

1 Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

39.411.171.000,00

3,40

38.219.809.000,00 3,12 1.191.362.000,00 3,12

2 Dana Alokasi Umum

826.626.357.000,00 71,39

841.407.175.000,00 68,79 (14.780.818.000,00) (1,76)

3 Dana Alokasi Khusus

291.928.137.000,00 25,21

343.438.469.000,00 28,08 (51.510.332.000,00) (15,00)

1.157.965.665.000,00 62,82

1.223.065.453.000,00

70,95

(65.099.788.000,00)

(5,32)

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 23

a) Tabel II.9 diatas menunjukkan bahwa Estimasi Bagi Hasil Pajak/Bagi

Hasil Bukan Pajak TA 2017 adalah sebesar Rp39.411.171.000,00 atau

3,40% dari Total Estimasi Dana Perimbangan. Jika dibandingkan

dengan estimasi TA 2016 sebesar Rp38.219.809.000,00 maka

Estimasi Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak TA 2017 lebih besar 3,12%.

b) Tabel II.9 diatas menunjukkan bahwa Dana Alokasi Umum (DAU)

Tahun 2017 diestimasikan sebesar Rp826.626.357.000,00 atau

71,39% dari total estimasi Dana Perimbangan. Jika dibandingkan

dengan estimasi TA 2016 sebesar Rp841.407.175.000,00 maka bisa

dikatakan Estimasi TA 2017 lebih kecil 1,76%.

c) Tabel II.9 diatas menunjukkan bahwa Dana Alokasi (DAK) Khusus

Tahun Anggaran 2017 diestimasikan sebesar Rp291.928.137.000,00

atau 25,21% dari total estimasi Dana Perimbangan. Pada TA 2016

DAK diestimasikan sebesar Rp343.438.469.000,00, hal tersebut

berarti DAK TA 2017 diestimasikan lebih kecil 15% dari DAK Tahun

sebelumnya.

3) Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Estimasi lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Tahun 2017 diestimasikan

sebesar Rp393.873.037.419,00 atau 21,37% dari total estimasi

pendapatan, Tabel II.10 berikut ini menunjukkan rincian estimasi Lain-lain

Pendapatan Daerah Yang Sah Tahu 2017 dan 2016.

Tabel II.10 Estimasi Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah TA 2017 dan 2016

No. Uraian

Tahun Anggaran 2017 Tahun Anggaran 2016 Bertambah/(berkurang)

Anggaran Setelah Perubahan (Rp)

% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)

% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)

%

1. Pendapatan Hibah 6.584.000.000,00 1,67 6.000.000.000,00 1,86 584.000.000,00 9,73

2. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

94.629.504.419,00 24,03 100.681.550.000,00 31,18 (6.052.045.581,00) (6,01)

3. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya

55.432.190.000,00 14,07 66.209.389.000,00 20,50 (10.777.199.000,00) (16,28)

4. Dana Desa 191.496.626.000,00 48,62 150.053.469.000,00 46,46 41.443.157.000,00 27,62

5. Dana Insentif Daerah

45.730.717.000,00 11,61 0,00 45.730.717.000,00 100

393.873.037.419,00 21,37 322.944.408.000,00 18,73 70.928.629.419,00 21,96

a) Pendapatan Hibah

Jika diperhatikan lebih lanjut Tabel II.10 diatas menunjukkan Estimasi

Pendapatan Hibah TA 2017 adalah sebesar Rp6.584.000.000,00 atau

1,67% dari total estimasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah,

sedangkan pada TA 2016 diestimasikan sebesar Rp6.000.000.000,00.

b) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

Jika diperhatikan lebih lanjut Tabel II.10 diatas menunjukkan Estimasi

Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

TA 2017 adalah sebesar Rp94.629.504.419,00 atau 24,03% dari total

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 24

estimasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, sedangkan pada TA

2016 diestimasikan sebesar Rp100.681.550.000,00.

c) Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya

Jika diperhatikan lebih lanjut Tabel II.10 diatas menunjukkan Estimasi

Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya TA

2017 adalah sebesar Rp55.432.190.000,00 atau 14,07% dari total

estimasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, sedangkan pada TA

2016 diestimasikan sebesar Rp66.209.389.000,00.

d) Dana Desa

Jika diperhatikan lebih lanjut Tabel II.10 diatas menunjukkan Estimasi

Dana Desa TA 2017 adalah sebesar Rp191.496.626.000,00 atau

48,62% dari total estimasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah,

sedangkan pada TA 2016 diestimasikan sebesar

Rp150.053.469.000,00.

e) Dana Insentif Daerah

Jika diperhatikan lebih lanjut Tabel II.10 diatas menunjukkan Estimasi

Dana Desa TA 2017 adalah sebesar Rp45.730.717.000,00 atau

11,61% dari total estimasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah,

sedangkan pada TA 2016 tidak diestimasikan.

b. Indikator Pencapaian Kinerja Belanja Daerah

Belanja Kabupaten Wonosobo diproyeksikan dalam APBD Setelah Perubahan

Tahun Anggaran 2017 sebesar Rp2.000.613.704.761,00 atau lebih besar 2,81%

bila dibandingkan dengan APBD TA 2016 sebesar Rp1.945.936.335.686,00.

Proyeksi belanja TA 2017 dapat dilihat lebih rinci pada Tabel II.11 sebagai

berikut:

Tabel II.11 Proyeksi Belanja TA 2017 dan 2016

No. Uraian

Tahun Anggaran 2017 Tahun Anggaran 2016 Bertambah/(berkurang)

Anggaran Setelah Perubahan (Rp)

% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)

% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)

%

1. Belanja Tidak Langsung

1.099.113.733.973,00 54,94 1.182.219.037.421,00 60,75 (83.105.303.448,00) (7,03)

2. Belanja Langsung 901.499.970.788,00 45,06 763.717.298.265,00 39,25 137.782.672.523,00 18,04

2.000.613.704.761,00 100 1.945.936.335.686,00 100 54.677.369.075,00 2,81

1) Belanja Tidak Langsung

Tabel II.11 diatas menunjukkan bahwa Belanja Langsung Pemerintah

Kabupaten Wonosobo TA 2017 diproyeksikan sebesar

Rp1.099.113.733.973,00 atau 54,94 % dari total penganggaran belanja TA

2017, jika dibandingkan dengan proyeksi TA 2016 sebesar

Rp1.182.219.037.421,00 maka bisa dikatakan lebih kecil sebesar 7,03%.

Proyeksi Belanja Tidak Langsung TA 2017 dan 2016 dapat dilihat lebih

rinci pada Tabel II.12 sebagai berikut:

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 25

Tabel II.12 Proyeksi Belanja Tidak Langsung TA 2017 dan 2016

No. Uraian

Tahun Anggaran 2017 Tahun Anggaran 2016 Bertambah/(berkurang)

Anggaran Setelah Perubahan (Rp)

% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)

% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)

%

1 Belanja Pegawai 787.029.157.973,00 71,61 919.902.362.071,00 77,81 (132.873.204.098,00) (14,44)

2 Belanja Hibah 14.609.600.000,00 1,33 10.433.600.000,00 0,88 4.176.000.000,00 40,02

3 Belanja Bantuan Sosial

5.000.000.000,00 0,45 85.500.000,00 0,01 4.914.500.000,00 5.747,95

4 Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa

4.235.150.000,00 0,39 4.096.273.050,00 0,35 138.876.950,00 3,39

5 Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota, Pemerintahan Desa, Partai Politik

283.239.826.000,00 25,77 239.701.302.300,00 20,28 43.538.523.700,00 18,16

6 Belanja Tidak Terduga

5.000.000.000,00 0,45 8.000.000.000,00 0,68 (3.000.000.000,00) (37,50)

1.099.113.733.973,00 54,94 1.182.219.037.421,00 60,75 (83.105.303.448,00) (7,03)

a) Belanja Pegawai

Berdasarkan Tabel II.12 diatas Belanja Pegawai pada Belanja Tidak

Langsung TA 2017 diproyeksikan sebesar Rp787.029.157.973,00 atau

71,61% dari total penganggaran Belanja Tidak Langsung. Jika

dibandingkan dengan TA 2016 sebesar Rp919.902.362.071,00 bisa

dikatakan Belanja Pegawai Belanja Tidak Langsung TA 2017

cenderung mengalami penurunan sebesar 14,44%. Penurunan ini

diakibatkan oleh Penyerahan Urusan Pendidikan Menengah ke

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sehingga Proyeksi Belanja Pegawai

khususnya di SMA/SMK menjadi turun.

b) Belanja Hibah

Jika diperhatikan lebih lanjut Tabel II.12 menunjukkan bahwa Belanja

Hibah TA 2017 diproyeksikan sebesar Rp14.609.600.000,00 atau

1,33 % dari total penganggaran belanja hibah, jika dibandingkan

dengan TA 2016 Rp10.433.600.000,00 atau bisa dikatakan lebih besar

20,04%.

c) Belanja Bantuan Sosial

Tabel II.12 menunjukkan Belanja Hibah TA 2017 diproyeksikan

sebesar Rp5.000.000.000,00 atau hanya 0,45 % dari total

penganggaran Belanja Tidak Langsung namun demikian jika

dibandingkan dengan proyeksi TA 2016 sebesar Rp85.500.000,00 bisa

dikatakan lebih besar secara signifikan sebesar 5.747,95%.

d) Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah

Desa

Berdasarkan Tabel II.12 diatas Belanja Bagi Hasil kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa TA 2017

diproyeksikan sebesar Rp4.235.150.000,00 jika dibandingkan dengan

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 26

TA 2016 sebesar Rp4.096.273.050,00 maka bisa dikatakan cenderung

lebih besar 3,39%.

e) Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota,

Pemerintahan Desa, Partai Politik

Tabel II.12 menunjukkan Belanja Bantuan Keuangan kepada

Provinsi/Kabupaten/Kota, Pemerintahan Desa, Partai Politik TA 2017

diproyeksikan sebesar Rp283.239.826.000,00 atau 25,77% dari total

penganggaran Belanja Tidak Langsung jika dibandingkan dengan

proyeksi TA 2016 sebesar Rp239.701.302.300,00 maka proyeksi TA

2017 bisa dikatakan lebih besar 18,16%.

f) Belanja Tidak Terduga

Jika diperhatikan lebih lanjut Tabel II.12 menunjukkan bahwa Belanja

Tidak Terduga TA 2017 diproyeksikan sebesar Rp5.000.000.000,00

atau 0,45% dari total penganggaran Belanja Tidak Langsung. Proyeksi

Belanja Tidak Terduga TA 2017 jika dibandingkan dengan proyeksi

TA 2016 sebesar Rp8.000.000.000,00 atau bisa dikatakan lebih kecil

37,5%.

2) Belanja Langsung

Tabel II.11 diatas menunjukkan Belanja Langsung TA 2017 diproyeksikan

sebesar Rp901.499.970.788,00 atau 45,06% dari total penganggaran

belanja. Proyeksi Belanja Langsung TA 2017 jika dibandingkan dengan

TA 2016 sebesar Rp763.717.298.265,00 maka bisa dikatakan lebih besar

18,04%, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel II.13 sebagai

berikut:

Tabel II.13 Proyeksi Belanja Langsung TA 2017 dan 2016

No. Uraian

Tahun Anggaran 2017 Tahun Anggaran 2016 Bertambah/(berkurang)

Anggaran Setelah Perubahan (Rp)

% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)

% Anggaran Setelah Perubahan (Rp)

%

1 Belanja Pegawai 43.471.422.005,00 4,82 24.320.974.643,00 3,18 19.150.447.362,00 78,74

2 Belanja Barang dan Jasa

401.993.926.062,00 44,59 363.491.263.527,00 47,60 38.502.662.535,00 10,59

3 Belanja Modal 456.034.622.721,00 50,59 375.905.060.095,00 49,22 80.129.562.626,00 21,32

901.499.970.788,00 45,06 763.717.298.265,00 39,25 137.782.672.523,00 18,04

a) Belanja Pegawai

Tabel II.13 diatas menunjukkan bahwa Proyeksi Belanja Pegawai

untuk Belanja Langsung TA 2017 adalah sebesar

Rp43.471.422.005,00 atau 4,82% dari total penganggaran belanja

langsung, jika dibandingkan dengan proyeksi TA 2016 sebesar

Rp24.320.974.643,00 maka TA 2017 lebih besar 78,74%.

b) Belanja Barang dan Jasa

Belanja Barang dan Jasa TA 2017 menurut Tabel II.13 diatas

diproyeksikan sebesar Rp401.993.926.062,00 atau 44,59% dari total

penganggaran Belanja Langsung. Jika dibandingkan dengan proyeksi

TA 2016 sebesar Rp363.491.263.527,00 maka proyeksi Belanja

Barang dan Jasa TA 2017 lebih besar 10,59%.

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan Dan Pencapaian Target Kinerja APBD 27

c) Belanja Modal

Berdasarkan Tabel II.13 diatas Proyeksi Belanja Modal TA 2017

adalah sebesar Rp456.034.622.721,00 atau 50,59% dari total

penganggaran Belanja Langsung, Jika dibandingkan dengan Proyeksi

TA 2016 sebesar Rp375.905.060.095,00 maka Proyeksi Belanja

Modal TA 2017 adalah lebih besar sebesar 21,32%.

c. Rencana Pembiayaan Daerah

Estimasi Pembiayaan daerah TA 2017 menghasilkan Pembiayaan Netto sebesar

Rp157.305.495.176,00 sedangkan estimasi Pembiayaan Netto TA 2016 adalah

sebesar Rp221.978.905.126,00 jika dilihat lebih lanjut maka Estimasi

Pembiayaan Netto TA 2017 lebih kecil 29,13%, penjelasan lebih lanjut terkait

estimasi Pembiayaan Daerah TA 2017 dan 2016 dapat dilihat pada Tabel II.14

sebagai berikut:

Tabel II.14 Estimasi Pembiayaan Daerah TA 2017 dan 2016

No. Uraian

Tahun Anggaran 2017

Tahun Anggaran 2016

Bertambah/(berkurang)

Anggaran Setelah Perubahan (Rp)

Anggaran Setelah Perubahan (Rp)

Anggaran Setelah Perubahan (Rp)

%

1 Penerimaan Pembiayaan Daerah 178.535.995.176,00 238.009.495.126,00 (59.473.499.950,00) (24,99)

2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 21.230.500.000,00 16.030.590.000,00 5.199.910.000,00 32,44

Pembiayaan Netto 157.305.495.176,00 221.978.905.126,00 (64.673.409.950,00) (29,13)

Pembiayaan Netto TA 2017 diestimasikan sebesar Rp157.305.495.175,00 yang

bersal dari Penerimaan Pembiayaan Daerah sebesar Rp178.535.995.176,00 dan

Pengeluaran Pembiayaan Daerah sebesar Rp21.230.500.000,00 yang akan

dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:

1) Penerimaan Pembiayaan Daerah

Tabel II.14 diatas menunjukkan Estimasi Penerimaan Pembiayaan Daerah

TA 2017 adalah sebesar Rp178.535.995.176,00 jika dibandingkan TA

2016 sebesar Rp238.009.495.126,00 maka bisa dikatakan lebih kecil

24,99%. Baik Estimasi Penerimaan Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran

2017 maupun 2016 semuanya berasal dari Sisa Lebih Perhitungan

Anggaran Tahun Sebelumnya.

2) Pengeluaran Pembiayaan Daerah

Berdasarkan Tabel II.14 diatas Estimasi Pengeluaran Pembiayaan Daerah

TA 2017 adalah sebesar Rp21.230.500.000,00 jika dibandingkan dengan

Pengeluaran Pembiayaan Daerah TA 2016 sebesar Rp16.030.590.000,00

maka bisa dikatakan estimasi TA 2017 lebih besar 32,44%. Pengeluaran

Pembiayaan Daerah TA 2017 dan 2016 berupa Penyertaan Modal

(Investasi) Pemerintah Daerah.

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan 28

BAB III

IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

.

1. Ikhtisar realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan

a. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Tahun Anggaran 2017

Realisasi Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan Tahun Anggaran (TA) 2016

secara ringkas disajikan pada Tabel III.1 sebagai berikut ini.

ANGGARAN SETELAH

PERUBAHAN (Rp)REALISASI (Rp)

A PENDAPATAN DAN BELANJA

1 Pendapatan 1.843.308.209.585,00 1.829.290.334.360,00 14.017.875.225,00

2 Belanja dan Transfer 2.000.613.704.761,00 1.715.290.159.198,00 285.323.545.563,00

Surplus/(defisit) (157.305.495.176,00) 114.000.175.162,00 (271.305.670.338,00)

B PEMBIAYAAN

1 Penerimaan Pembiay aan 178.535.995.176,00 178.694.891.234,00 (158.896.058,00)

2 Pengeluaran Pembiay aan 21.230.500.000,00 21.230.500.000,00 -

Pembiay aan Netto 157.305.495.176,00 157.464.391.234,00 (158.896.058,00)

Sisa Lebih Pembiay aan Anggaran - 271.464.566.396,00

Tabel III.1 Ikhtisar Anggaran dan Realisasi Tahun Anggaran 2017

TAHUN ANGGARAN 2017 SURPLUS

PENERIMAAN / SISA

PENGELUARAN (Rp)

NO KETERANGAN

Tabel III.1 menunjukkan Ikhtisar Anggaran dan Realisasi Tahun Anggaran

2017 dengan kesimpulan sebagai berikut:

1) Tabel III.1 diatas menunjukkan bahwa Pendapatan Kabupaten Wonosobo

TA 2017 ditargetkan dalam APBD sebesar Rp1.843.308.209.585,00,

sedangkan realisasinya hanya sebesar 99,24% yaitu sebesar

Rp1.829.290.334.360,00.Anggaran dan Realisasi pendapatan dalam kurun

waktu 10 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar III.1 dibawah ini,

,,00

20,000,00

40,000,00

60,000,00

80,000,00

100,000,00

120,000,00

140,000,00

160,000,00

180,000,00

200,000,00

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Dalam Puluhan Juta Rupiah

Anggaran Realisasi

Gambar III.1 Anggaran dan Realisasi Pendapatan TA 2008 s/d 2017

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan 29

2) Tabel III.1 diatas menunjukkan bahwa Belanja dan Transfer Kabupaten

Wonosobo TA 2017 diproyeksikan dalam APBD sebesar

Rp2.000.613.704.761,00, sedangkan realisasinya hanya sebesar 85,74%

yaitu sebesar Rp1.715.290.159.198,00. Anggaran dan realisasi belanja

dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar III.2

dibawah ini,

,,00

50,000,00

100,000,00

150,000,00

200,000,00

250,000,00

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Dalam Puluhan Juta Rupiah

Anggaran Realisasi

Gambar III.2 Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2008 s/d 2017

3) Tabel III.1 diatas menunjukkan bahwa meskipun dalam APBD TA 2017

telah ditetapkan defisit sebesar (Rp157.305.495.176,00) namun yang

terealisasi adalah surplus sebesar Rp114.000.175.162,00.

4) Tabel III.1 diatas menunjukkan bahwa Penerimaan Pembiayaan Kabupaten

Wonosobo TA 2017 ditetapkan dalam APBD sebesar

Rp178.535.995.176,00, sedangkan realisasinya melebihi ketetapan sebesar

100,09% yaitu sebesar Rp178.694.891.234,00.

5) Tabel III.1 diatas menunjukkan bahwa Pengeluaran Pembiayaan

Kabupaten Wonosobo TA 2017 ditetapkan dalam APBD sebesar

Rp21.230.500.000,00, sedangkan realisasinya sesuai dengan ketetapan

yaitu sebesar Rp21.230.500.000,00.

6) Tabel III.1 diatas menunjukkan bahwa Pembiayaan Netto Kabupaten

Wonosobo TA 2017 ditetapkan dalam APBD sebesar

Rp157.305.495.176,00, sedangkan realisasinya melebihi ketetapan sebesar

100,10% yaitu sebesar Rp157.464.391.234,00. Anggaran dan realisasi

Pembiayaan Netto dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dapat dilihat pada

gambar III.3 dibawah ini,

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan 30

,,00

5,000,00

10,000,00

15,000,00

20,000,00

25,000,00

30,000,00

35,000,00

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Dalam Puluhan Juta Rupiah

Anggaran Realisasi

Gambar III.3 Anggaran dan Realisasi Pembiayaan Netto TA 2008 s/d 2017

7) Tabel III.1 diatas menunjukkan bahwa meskipun dalam APBD TA 2017

SiLPA yang telah ditetapkan adalah sebesar Rp00,00 namun terealisasi

sebesar Rp271.464.566.396,00. Realisasi Sisa Lebih Pembiayaan

Anggaran (SiLPA) dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dapat dilihat pada

gambar III.4 dibawah ini,

,,00

5,000,00

10,000,00

15,000,00

20,000,00

25,000,00

30,000,00

35,000,00

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Dalam Puluhan Juta Rupiah

Gambar III.4 Realisasi SiLPA TA 2008 s/d 2017

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan 31

b. Realisasi TA 2017 dibandingkan dengan realisasi TA 2016

ANGGARAN SETELAH

PERUBAHAN (Rp)REALISASI (Rp)

A PENDAPATAN DAN BELANJA

1 Pendapatan 1.843.308.209.585,00 1.829.290.334.360,00 1.575.601.833.680,00

2 Belanja dan Transfer 2.000.613.704.761,00 1.715.290.159.198,00 1.619.140.120.460,00

Surplus/(defisit) (157.305.495.176,00) 114.000.175.162,00 (43.538.286.780,00)

B PEMBIAYAAN

1 Penerimaan Pembiay aan 178.535.995.176,00 178.694.891.234,00 238.104.871.956,00

2 Pengeluaran Pembiay aan 21.230.500.000,00 21.230.500.000,00 16.030.590.000,00

Pembiay aan Netto 157.305.495.176,00 157.464.391.234,00 222.074.281.956,00

Sisa Lebih Pembiay aan Anggaran - 271.464.566.396,00 178.535.995.176,00

Tabel III.2 Komparasi Realisasi Tahun Anggaran 2017 dan Realisasi Tahun Anggaran 2016

NO KETERANGAN

TAHUN ANGGARAN 2017REALISASI TA 2016

(Rp)

1) Tabel III.2 menunjukkan realisasi Pendapatan TA 2017 adalah sebesar

Rp1.829.290.334.360,00 jika dibandingkan dengan realisasi TA 2016

sebesar Rp1.575.601.833.680,00 dapat dikatakan mengalami kenaikan

13,87 persen.

2) Tabel III.2 menunjukkan realisasi Belanja dan Transfer TA 2017 adalah

sebesar Rp1.715.290.159.198,00 jika dibandingkan dengan realisasi TA

2016 sebesar Rp1.619.140.120.460,00 dapat dikatakan mengalami

kenaikan 05,61 persen.

3) Tabel III.2 menunjukkan realisasi Surplus TA 2017 adalah sebesar

Rp114.000.175.162,00 jika dibandingkan dengan realisasi TA 2016 yang