Amazon Web Services · Untuk Tahun-Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan...
Transcript of Amazon Web Services · Untuk Tahun-Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 (Disajikan...
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk.
LAPORAN POSISI KEUANGAN
Untuk Tahun-Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 31 Desember 2014 31 Desember 2013
ASET
Kas 2f, 3 22.122.104.275 16.950.983.925
Giro pada Bank Indonesia 4 183.478.627.541 138.933.406.135
Giro pada Bank Lain 5 260.436.740 826.655.029
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 6 230.967.586.743 422.549.607.764
Efek-Efek 7 158.806.057.908 99.219.793.069
Kredit yang Diberikan 2j, 8
Pihak yang berelasi 81.756.000.000 106.588.000.000
Pihak ketiga 1.895.529.101.032 1.382.512.470.784
Penyertaan Saham 2k, 9 - 10.000.000
Aset Tetap 2m, 10
Setelah dikurangi akumulasi penyusutan masing-masing sebesar
Rp27.387.947.882 dan Rp27.978.988.177 per 31 Desember 2014
dan 2013 16.898.306.247 14.664.849.909
Aset Pajak Tangguhan 2t, 16 5.078.369.652 4.481.327.555
Aset Lain-Lain 11 97.337.042.886 104.978.202.153
JUMLAH ASET 2.692.233.633.024 2.291.715.296.324
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
Liabilitas Segera 12 9.824.800.025 6.357.401.827
Simpanan dari Nasabah 2q, 13
Pihak Berelasi 94.289.403.825 149.134.830.972
Pihak Ketiga 2.235.827.756.749 1.805.671.805.130
Simpanan dari Bank Lain 2r, 14
Pihak Berelasi 23.106.329 19.707.165
Pihak Ketiga 64.578.545.426 66.896.729.769
Pinjaman yang Diterima 15 378.216.482 688.973.162
Hutang Pajak 16 5.649.641.286 6.378.240.250
Liabilitas Lain-Lain 17 9.266.316.665 11.824.875.782
JUMLAH LIABILITAS 2.419.837.786.786 2.046.972.564.057
EKUITAS
Modal Saham 19 221.516.000.000 206.516.000.000
Modal Dasar terdiri dari 600.000 lembar saham, modal ditempatkan
dan disetor penuh per 31 Desember 2014 dan 2013 berturut-turut
sebanyak 221.516 dan 206.516 lembar saham dengan nilai nominal
Rp1.000.000 per lembar saham
Saldo Laba
Telah ditentukan penggunaannya 20.131.057.833 20.131.057.833
Belum ditentukan penggunaannya 42.361.810.325 30.339.534.960
Komponen Ekuitas Lainnya 2s, 7 (11.613.021.921) (12.243.860.526)
JUMLAH EKUITAS 272.395.846.237 244.742.732.267
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 2.692.233.633.024 2.291.715.296.324
Setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-
masing sebesar Rp29.018.961.981 dan Rp28.406.850.455 per 31
Desember 2014 dan 31 Desember 2013
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
1
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk.
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Untuk Tahun-Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 2014 2013
Pendapatan Bunga 2u, 20 297.725.132.449 264.226.535.987
Beban Bunga 2u, 21 (172.801.815.732) (139.773.899.504)
Pendapatan Bunga Bersih 124.923.316.716 124.452.636.482
PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA 2v, 22
Provisi dan Komisi Lainnya 13.889.833.102 5.331.503.038
Keuntungan Penjualan Aset Keuangan 10.756.662 750.000.000
Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya 13.900.589.764 6.081.503.038
BEBAN OPERASIONAL LAINNYA
Beban Tenaga Kerja 23 (54.512.001.501) (48.910.280.125)
Beban Administrasi dan Umum 24 (48.156.623.765) (41.690.448.688)
Beban Pemasaran 25 (14.421.633.102) (14.509.774.215)
Kerugian Bersih Penurunan Nilai Aset Keuangan 26 (6.228.356.648) (12.016.537.000)
Beban Operasional Lain-lain 27 (166.919.645) -
Jumlah Beban Operasional Lainnya (123.485.534.661) (117.127.040.028)
LABA OPERASIONAL 15.338.371.820 13.407.099.494
PENDAPATAN (BEBAN) BUKAN-OPERASIONAL
Pendapatan Bukan Operasional 28 1.868.325.932 5.641.832.162
Beban Bukan Operasional 29 (1.154.438.576) (3.144.819.238)
Jumlah Beban Bukan Operasional - bersih 713.887.356 2.497.012.923
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 16.052.259.176 15.904.112.417
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN
Beban Pajak Kini 16 (4.497.587.000) (6.650.569.750)
Manfaat (beban) Pajak tangguhan 16 467.602.964 (288.746.296)
Jumlah Beban Pajak Penghasilan - bersih (4.029.984.036) (6.939.316.046)
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 12.022.275.140 8.964.796.371
Pendapatan Komprehensif Lain Setelah Pajak 630.838.605 (13.332.768.368)
JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 12.653.113.746 (4.367.971.998)
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
2
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk.
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk Tahun-Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
ditentukan
penggunaannya
Cadangan Umum
Saldo per 31 Desember 2012 184.717.000.000 20.131.057.833 31.884.072.000 1.088.907.842 237.821.037.674
Setoran Modal Tahun 2013 19 21.799.000.000 - - - 21.799.000.000
Pembagian Laba tahun 2012 :
Koreksi Laba Ditahan 19 -
Dividen 19 - - (10.509.333.186) - (10.509.333.186) Total Laba komprehensif tahun 2013 - - 8.964.796.371 (13.332.768.368) (4.367.971.998)
Saldo per 31 Desember 2013 206.516.000.000 20.131.057.833 30.339.535.184 (12.243.860.526) 244.742.732.489
Setoran Modal Tahun 2014 19 15.000.000.000 - - - 15.000.000.000
Pembagian Laba tahun 2013 :
Total Laba komprehensif tahun 2014 - - 12.022.275.140 630.838.605 12.653.113.746
Saldo per 31 Desember 2014 221.516.000.000 20.131.057.833 42.361.810.325 (11.613.021.921) 272.395.846.237
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
Saldo Laba
Catatan Modal Saham belum ditentukan
penggunaannya
Keuntungan (kerugian)
yang belum
direalisasikan atas efek
efek yang tersedia dijual
Jumlah Ekuitas
3
PT BANK YUDHA BHAKTI,Tbk.LAPORAN ARUS KAS
Untuk Tahun-Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 2014 2013
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI:
Penerimaan bunga, provisi dan komisi 2v, 20 311.614.965.550 269.558.039.025
Pembayaran bunga, provisi dan komisi 2v, 21 (172.801.815.732) (139.773.899.504)
Pembayaran Kepada Karyawan 23 (54.512.001.501) (48.910.280.125)
Pembayaran beban umum dan administrasi 24 (98.361.522.601) (54.687.887.463)
Penerimaan dari pendapatan operasional lainnya 22 1.879.082.594 6.391.832.162
Pembayaran untuk beban operasional lainnya 27 (14.603.944.222) (14.509.774.215)
Laba Operasi sebelum Perubahan dalam aset dan liabilitas
Operasi (26.785.235.911) 18.068.029.879
Perubahan Dalam aset dan liabilitas Operasi
Penurunan (Kenaikan) Aktiva Operasi
Penempatan pada Bank Indonesia & Bank Lain 6 191.582.021.021 (262.069.818.038)
Efek-efek dan Tagihan Lainnya 7 (58.955.426.233) 4.172.428.562
Kredit yang Diberikan 2j, 8 (443.551.796.884) 463.455.865.368
Aset Lain-Lain 11 7.044.117.171 15.115.859.780
(303.881.084.925) 220.674.335.672
Kenaikan (Penurunan) Liabilitas Operasi
Simpanan 2r, 13
- Pihak Berelasi (54.845.427.147) (54.724.449.212)
- Pihak Ketiga 430.155.951.619 (175.870.638.617)
Simpanan dari bank lain 2r, 14 (2.314.785.180) (38.004.355.234)
Liabilitas Segera 12 3.467.398.198 (1.688.838.206)
Liabilitas Lain-lain 17 (1.045.616.939) (9.519.628.197)
375.417.520.552 (279.807.909.466)
Pembayaran Pajak Penghasilan (4.758.583.000) (9.598.364.006)
Arus Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 39.992.616.715 (50.663.907.921)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI:
Hasil Penjualan Aset 2m, 10 6.385.066.723 6.375.067.723
Perolehan Aset Tetap 2m, 10 (1.407.470.105) (1.407.470.105)
Arus Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi 4.977.596.618 4.967.597.618
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN:
Pembayaran Cicilan Pinjaman yang diterima 19 (310.756.680) (310.757.680)
Pembayaran dividen 19 (10.509.333.186) (10.509.333.186)
Penyetoran modal 19 15.000.000.000 21.799.000.000
Arus Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 4.179.910.134 10.978.909.134
Penurunan Bersih Kas dan Setara Kas 49.150.123.467 (34.717.401.169)
Kas dan Setara Kas Awal Tahun 157.711.045.089 192.428.446.258
Kas dan Setara Kas Akhir Tahun 206.861.168.556 157.711.045.089
Kas dan Setara Kas terdiri atas :
Kas 2f, 3 22.122.104.275 16.950.983.925
Giro pada Bank Indonesia 4 183.478.627.541 138.933.406.135
Giro pada Bank Lain 5 260.436.740 826.655.029
6 1.000.000.000 1.000.000.000
Jumlah Kas dan Setara Kas 206.861.168.556 157.711.045.089
Penempatan pada Bank Indonesia & bank lain - Jatuh tempo
sampai dengan 3 bulan sejak tanggal perolehan
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
4
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
5
1. UMUM
a. Pendirian dan Informasi Umum Bank
PT Bank Yudha Bhakti, Tbk (selanjutnya disebut “Bank”) berkedudukan di Jakarta, didirikan berdasarkan Akta Nomor 68 tanggal 19 September 1989, kemudian diubah dengan Akta Nomor 13 tanggal 2 Nopember 1989 keduanya dibuat di hadapan Amrul Partomuan, Sarjana Hukum, Master of Laws, Notaris di Jakarta. Akta Pendirian tersebut telah mendapat Pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melaui Surat Keputusannya Nomor C2-10215.HT.01.01.TH’89 tanggal 7 Nopember 1989 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia Nomor 99 tanggal 12 Desember 1989 Tambahan Nomor 3470/1989.
Akta Pendirian tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan dan penambahan yang kemudian diubah seluruhnya serta disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas berdasarkan Akta Nomor 02 tanggal 3 Nopember 2008 yang dibuat dihadapan Pudji Rejeki Irawati, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, yang telah mendapat Persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya Nomor AHU-06842.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 11 Maret 2009, serta telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia Nomor 62 tanggal 4 Agustus 2009 Tambahan Nomor 20688/2009.
Akta mana untuk selanjutnya kembali mengalami perubahan dan penambahan, terakhir berdasarkan Akta Nomor 05.- tanggal 11 Desember 2013 yang dibuat dihadapan Agung Iriantoro, Sarjana Hukum, Magister Hukum, Notaris di Jakarta, tentang Susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan. Akta tersebut telah dilaporkan dan diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan diterima berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar PT Bank Yudha Bhakti, Tbk Nomor AHU-AH.01.10-01655 tanggal 16 Januari 2014.
Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank adalah melakukan usaha dibidang jasa perbankan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Izin usaha sebagai Bank Umum diberikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor 1344/KMK.013/1989 tanggal 9 Desember 1989. Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 9 Januari 1990.
Bank berkantor pusat di Jakarta dan mempunyai 6 (enam) kantor cabang, 20 (dua puluh) kantor cabang pembantu, dan 5 (lima) kantor kas, dengan rincian sebagai berikut :
- Kantor Pusat : Gedung Primagraha Persada Jl. Gedung Kesenian No. 3-7, Jakarta Pusat - Data Center : Komplek Permata Pancoran Blok D No. 16-17 Jl. Raya Pasar Minggu Km.
32, Jakarta Selatan
Kantor Cabang (KC) Kantor Cabang Pembantu (KCP) Kantor Kas
- KC Surabaya - KC Bandung - KC Semarang - KC Medan - KC Palembang - KC Pekanbaru
- KCP Asabri - KCP Duta Mas - KCP Cempaka Mas - KCP Kwitang - KCP Cideng - KCP Tanjung Duren - KCP Pancoran - KCP Kelapa Gading - KCP Ciputat - KCP Kebon Jeruk
- KCP Tanjung Priok - KCP Klender - KCP Cibubur - KCP Serpong (BSD) - KCP Bekasi - KCP Kuningan - KCP Depok - KCP SIER - KCP Ngagel - KCP Cimahi
- KK Kemhan - KK Aldiron - KK UPN - KK Inkopol - KK Setiabudi,
Medan
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
6
1. UMUM (lanjutan)
b. Komposisi Manajemen Bank
Susunan pengurus Bank berdasarkan Akta Notaris Agung Iriantoro, Sarjana Hukum, Magister Hukum Nomor 05 tanggal11 Desember 2013, dan berdasarkan Akta Notaris Pudji Redjeki Irawati, Sarjana Hukum Nomor 47 tanggal 21 Desember 2012, Notaris di Jakarta Pusat, adalah sebagai berikut :
- Direksi :
2014
Direktur Utama : Michael Hoetabarat Direktur Corporate Banking : Michael Hoetabarat Direktur Personal Banking : Dian Savitry Direktur Operasi : Hulda S. Tirtohartono Direktur SDM & Kepatuhan : Iim Wardiman
2013
Direktur Utama : Michael Hoetabarat Direktur Komersial : Dian Savitry Direktur Operasi : Syahril Yoserizal Direktur SDM & Kepatuhan : Iim Wardiman
- Dewan Komisaris :
2014 2013
Komisaris Utama/Independen
: Suprihadi, SIP. Suprihadi, SIP.
Komisaris Independen : I Putu Soekreta Soeranta
I Putu Soekreta Soeranta
Komisaris : Tjandra Mindharta Gozali
Tjandra Mindharta Gozali
Komisaris : Rianzi Julidar, SIP., SH., M.Sc.
Rianzi Julidar, SIP., SH., M.Sc.
- Komite Audit :
2014 2013
Ketua : Suprihadi, S.IP Suprihadi, S.IP Sekertaris : Didid Hari Basuki Didid Hari Basuki Anggota : R. Rivai M. Noer R. Rivai M. Noer Anggota : Adi Priyono Adi Priyono
Laporan keuangan ini diotorisasi oleh Direksi pada tanggal 16 Maret 2015.
c. Ruang Lingkup dan Tanggung Jawab Direksi
1. Direktur Utama
Fungsi
Direktur Utama adaIah eksekutif perusahaan yang dipilih dan diangkat oleh RUPS sebagai Chief Executive Officer dari Bank. Oleh karenanya, Direkur Utama bertanggung jawab kepada Pemegang Saham dan bertindak sebagai dan atas nama para pemegang saham untuk mengarahkan kegiatan manajemen bank sesuai dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang teIah digariskan dan disetujui oleh Dewan Komisaris.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
7
1. UMUM (lanjutan)
c. Ruang Lingkup dan Tanggung Jawab Direksi (Lanjutan)
Tugas-tugas pokok Direktur Utama :
1. Melakukan seluruh tugas dan tanggung jawab yang dibebankan oleh Pemegang
Saham dari suatu periode ke periode lainnya, termasuk di dalamnya penetapan
strategi Bank.
2. Bertanggung jawab terhadap pencapaian strategi, rencana kerja dan anggaran Bank
yang telah disetujui oleh Komisaris.
3. Mengkoordinir dan memonitor pelaksanaan tugas dan pekerjaan Direktur Corporate
Banking, Direktur Personal Banking, Direktur Operasi dan Direktur SDM &
Kepatuhan serta Kepala Divisi Audit Intern dan Kepala Divisi SAM sesuai bidang
tugas masing-masing.
4. Memonitor, mengarahkan dan memastikan bahwa fungsi dan kegiatan pengawasan
dan pengendalian intern telah dilaksanakan sesuai dengan sistem, prosedur, dan
ketentuan yang berlaku.
5. Memonitor bahwa kegiatan operasional maupun non operasional pada seluruh unit
kerja telah dijalankan sesuai dengan strategi, kebijakan dan prosedur yang berlaku.
6. Menanda-tangani seluruh surat-surat berharga, data/dokumen penting perusahaan,
surat-surat keputusan Direksi, laporan kepada instansi terkait, penunjukkan kuasa
dan surat laporan/data/ dokumen lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
7. Bersama-sama dengan pejabat yang ditunjuk sesuai dengan ketentuan yang
berlaku, melakukan kegiatan peminjaman dana dan penggunaan dana, penempatan
dana serta penjaminan harta perusahaan atau tindakan-tindakan lainnya sesuai
dengan wewenang yang tercantum dalam anggaran dasar Bank.
8. Membawa misi pengenalan perusahaan kepada umum dengan melakukan fungsi
Humas atau Public Relation.
9. Membina hubungan yang baik dengan para pejabat dan instansi terkait (ekstern)
untuk terciptanya hubungan konsultatif yang harmonis.
10. Melibatkan diri dalam keanggotaan ataupun kepengurusan Perbanas Pusat atau
organisasi atau asosiasi perbankan pada tingkat nasional.
11. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diatur oleh anggaran dasar dan peraturan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku sepanjang masih dalam ruang lingkup
tugas dan fungsi Direktur Utama.
2. Direktur Corporate Banking
Fungsi
Sebagai anggota eksekutif perusahaan yang dipilih dan diangkat oleh RUPS oleh karenanya Direktur Corporate Banking bertanggung jawab kepada Pemegang Saham dan bertindak sebagai dan atas nama para pemegang saham, namun dalam pelaksanaan tugas sehari – hari bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
8
1. UMUM (lanjutan)
Tugas-tugas pokok Direktur Corporate Banking
1. Merancang dan menetapkan kebijaksanaan yang menyangkut bidang kredit
komersial serta melakukan tindak lanjut atas koordinasi pelaksanaan dari
kebijaksanaan kredit yang telah dilaksanakan.
2. Merancang dan menetapkan terciptanya system dan prosedur kredit, monitoring
kredit serta administratif kredit yang efektif.
3. Melaksanakan persetujuan pemberian kredit sesuai dengan otoritas kredit yang
dimiliki.
4. Menyusun garis – garis kebijaksanaan perkreditan yang jelas berupa :
a. Target Market
b. Account Management
c. Solicitation/Account Plan
d. Risk Asset Monitoring
e. Market Environment Analysis
5. Merancang, menetapkan serta menentukan system monitoring kredit dan
penyelesaian kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6. Menyusun strategi penyelesaian kredit bermasalah termasuk pertimbangan dalam
negosiasi jumlah penyelesaian dengan debitur, usulan proses yuridis dan
penyusunan restrukturisasi kredit sesuai kemampuan nasabah.
7. Memonitor tingkat kolektibilitas kredit dan usaha penyelesaian kredit bermasalah
pada Divisi Komersial, Kantor Cabang dan Kantor Capem.
8. Mempertimbangkan dan mengusulkan penghapusan baik sebagian atau seluruh
pokok pinjaman sesuai dengan intensitas usaha penagihan yang telah dilakukan
dan tingkat kerugian.
9. Bertanggung jawab atas keseimbangan likuiditas sehubungan dengan kegiatan
money market atau aktivitas hubungan bank koresponden.
10. Membina hubungan baik dengan kalangan masyarakat perbankan terutama Otoritas
Jasa Keuangan, Bank Indonesia, bank koresponden dan instansi atau pejabat
terkait.
11. Menyusun garis – garis kebijaksanaan dalam masalah pendanaan dalam rangka :
a. Pendanaan yang efektif dan murah.
b. Keseimbangan likuiditas
c. Profitabilitas
d. Pricing produk dan jasa bank.
e. Gapping
12. Bertanggung jawab dan mengkoordinir pengelolaan serta pengaturan pemberian
dan permohonan credit line (money market) secara timbal balik dengan bank
koresponden.
13. Bertanggung jawab atas penyusunan rencana kerja dan anggaran dari Divisi/Unit
Kerja yang dibawahi dan evaluasi realisasi atas anggaran/rencana kerja tersebut.
14. Melaksanakan tugas – tugas lainnya yang diberikan oleh Direktur Utama yang diatur
oleh anggaran dasar sepanjang masih dalam ruang lingkup tugas dan fungsi
Direktur Corporate Banking.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
9
1. UMUM (lanjutan)
3. Direktur Personal Banking
Fungsi
Sebagai anggota eksekutif perusahaan yang dipilih dan diangkat oleh RUPS oleh karenanya Direktur Personal Banking bertanggung jawab kepada Pemegang Saham dan bertindak sebagai dan atas nama para Pemegang Saham, namun dalam pelaksanaan tugas sehari-hari bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
Tugas-tugas pokok Direktur Personal Banking :
1. Membuat dan menetapkan kebijakan terkait dengan pelaksanaan pemberian kredit
konsumer kepada perorangan dan kredit kepada para pensiunan baik pensiunan
PNS, TNI/POLRI maupun Perusahaan BUMN.
2. Membuat dan menetapkan sistem dan prosedur kredit pensiun dan ketentuan-
ketentuan lainnya terkait pemberian kredit konsumer, kontrol (pengawasan)
pelaksanaan kredit pensiun dan kredit konsumer.
3. Melaksanakan persetujuan pemberian kredit sesuai dengan level kewenangan yang
dimiliki.
4. Menyusun garis-garis besar strategi dalam pengembangan kredit konsumer dan kredit
pensiun seperti :
a. Perluasan kerjasama dengan instansi-instansi pengelola dana pensiun;
b. Memperluas variasi bentuk kerja sama dengan pihak-pihak yang terkait dengan
pemberian kredit pensiun;
c. Pengembangan dan penyempurnaan sarana pendukung Teknologi Informasi
khususnya untuk pelaksanaan kredit pensiun;
d. Menyempurnakan upaya-upaya protecting (perlindungan) seperti asuransi kredit
dalam rangka memitigasi risiko kredit.
e. Pengembangan dan penyempurnaan sistem monitoring pelaksanaan pemberian
kredit konsumer dan kredit pensiun.
5. Merancang, menetapkan serta menentukan system monitoting kredit dan
penyelesaian kredit pensiun dan kredit konsumer sesuai ketentuan yang berlaku.
6. Melakukan monitoring tingkat kolektibilitas dan upaya-upaya penyelesaian kredit
bermasalah yang telah dilaksanakan pada kredit konsumer dan kredit pensiun di
Kantor Pusat/Cabang/Capem.
7. Mempertimbangkan dan mengusulkan penghapusan baik sebagian atau seluruh
pokok pinjaman sesuai dengan intensitas usaha penagihan yang telah dilakukan dan
tingkat kerugian.
8. Membina hubungan baik dengan kalangan masyarakat perbankan terutama Otoritas
Jasa Keuangan, Bank Indonesia, dan instansi atau pejabat terkait.
9. Menyusun garis-garis kebijaksanaan dalam masalah pendanaan dalam rangka :
a. Pendanaan yang efektif dan murah;
b. Keseimbangan likuiditas;
c. Profitabilitas;
d. Pricing produk dan jasa bank;
10. Gapping.Bertanggung jawab atas penyusunan rencana kerja dan anggaran dari
Divisi/Unit Kerja yang dibawahinya dan evaluasi realisasi atas anggaran/rencana kerja
tersebut.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
10
1. UMUM (lanjutan)
11. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Direktur Utama yang diatur
oleh anggaran dasar sepanjang masih dalam ruang lingkup tugas dan fungsi Direktur
Personal Banking.
4. Direktur Operasi
Fungsi
Sebagai anggota eksekutif perusahaan yang dipilih dan diangkat oleh RUPS oleh karenanya Direktur Operasi bertanggung-jawab kepada Pemegang Saham dan bertindak sebagai dan atas nama para pemegang saham, namun dalam pelaksanaan tugas sehari-hari bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
Tugas-tugas pokok Direktur Operasi : 1. Merancang, menetapkan serta mengevaluasi sistem akuntansi dan MIS (Management
information System) dalam upaya menciptakan pelaksanaan Bank Management yang
efektif, Reporting Financial System untuk memenuhi pelaporan pihak ekstern dan
intern, dan rencana pengembangan usaha dan produk bank dengan mendasarkan
pada feasibility study serta cost dan benefit analysis.
2. Bertanggung jawab terhadap pengembangan Teknologi dan Informasi dalam
mendukung kegiatan operasional perbankan.
3. Bertanggung jawab atas penyusunan garis-garis kebijaksanaan perusahaan dibidang
Administrasi, Akuntansi, dan koordinator operasi cabang, memonitor dan
mengevaluasi laporan pengendalian biaya operasional, perubahan dan
perkembangan pendapatan unit kerja/cabang yang terkait dengan biaya operasional.
4. Bertanggung jawab atas kebenaran dan keabsahan financial statement (neraca dan
rugi laba) yang disampaikan ke Bank Indonesia maupun yang dipublikasi kan pada
media massa.
5. Menyusun garis kebijakan mengenai wewenang limit Cabang dalam pengeluaran
biaya operasionaI di lingkungan kantor cabang.
6. Memonitor dan mengevaluasi laporan pengendaIian biaya operasional, perubahan
dan perkembangan pendapatan unit kerja/cabang yang terkait dengan biaya
operasional.
7. Mengevaluasi dan memonitor keberhasilan operasional kantor cabang.
8. Bertanggung jawab atas penyusunan rencana kerja dan anggaran dari seluruh
Divisi/Unit Kerja yang menjadi target realisasi atas anggaran tersebut.
9. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Direktur Utama yang diatur
oleh anggaran dasar sepanjang masih dalam ruang lingkup tugas dan fungsi Direktur
Operasi.
5. Direktur SDM & Kepatuhan
Fungsi
Sebagai anggota eksekutif perusahaan yang dipilih dan diangkat oleh RUPS oleh karenanya Direktur Kepatuhan bertanggungjawab kepada Pemegang Saham dan bertindak sebagai dan atas nama para pemegang saham, namun dalam pelaksanaan tugas sehari-hari bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
11
1. UMUM (lanjutan)
Tugas-tugas pokok Direktur SDM & Kepatuhan :
1. Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya budaya kepatuhan di lingkungan
Bank Yudha Bhakti.
2. Menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan Bank telah
memenuhi seluruh peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan lain
yang berlaku dalam rangka pelaksanaan prinsip kehati-hatian.
3. Memantau dan menjaga agar kegiatan usaha Bank tidak menyimpang dari ketentuan
yang berlaku.
4. Memantau dan menjaga kepatuhan Bank terhadap seluruh perjanjian dan komitmen
yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia.
5. Mencegah agar Direksi Bank tidak menempuh kebijakan dan/atau menetapkan
keputusan yang menyimpang dari peraturan Bank Indonesia dan peraturan
perundang-undangan lain yang berlaku.
6. Melakukan evaluasi, analisa, pengembangan dan penciptaan sistem dan prosedur di
lingkungan Bank.
7. Bertanggung jawab atas tahap pengujian terhadap setiap bentuk kebijakan, sistem
dan prosedur baru maupun yang disempurnakan dari sistem lama dengan
mengajukan kepada Team untuk didiskusikan.
8. Memastikan kelengkapan setiap sistem yang dikembangkan berikut dengan
dokumentasi yang baik dan sempurna termasuk didalamnya buku buku pedoman
operasional kontrol, audit dan lain-lain yang dianggap perlu.
9. Mengevaluasi Kebijakan Manajemen Risiko serta perubahannya termasuk strategi
manajemen risiko dan contingency plan apabila kondisi eksternal tidak normal terjadi.
10. Mengevaluasi dan menyempurnakan penerapan Manajemen Risiko yang dilakukan
secara berkata maupun insidentil sebagai akibat dari suatu perubahan kondisi
eksternal dan internal Bank yang mempengaruhi kecukupan permodalan dan profil
risiko Bank dan hasil evaluasi terhadap efektivitas penerapan tersebut.
11. Memberikan rekomendasi atas hal-hal yang terkait dengan keputusan-keputusan
bisnis yang menyimpang dari prosedur normal berdasarkan analisa profil risiko,
misalnya keputusan pelampauan ekspansi usaha yang signifikan dibandingkan
dengan rencana bisnis Bank atau pengambilan posisil eksposur risiko yang
melampaui limit yang ditetapkan.
12. Merancang, menetapkan dan mengevaluasi sistem perencanaan karyawan, career
path dan menyesuaikan arah dan kebijaksanaan pendidikan dan pengembangan
sumber daya manusia untuk menciptakan jumlah karyawan yang efisien bagi bank.
13. Bertanggung jawab atas pembinaan serta pengembangan personalia termasuk
didalamnya upaya-upaya pengembangan internal maupun eksternal training.
14. Mengkoordinasikan penyelenggaraan kesekretariatan, public relation, tata usaha dan
penyimpanan arsip serta tugas-tugas lain terkait dengan Sekretaris Perusahaan.
15. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Direktur Utama dan yang
diatur oleh anggaran dasar sepanjang masih dalam ruang lingkup tugas dan fungsi
Direktur SDM & Kepatuhan.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
12
1. UMUM (lanjutan)
d. Divisi Audit Intern
Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Nomor : SKEP/093/SET/BYB/VI/2013 tanggal 28 Juni 2013, Direksi Perusahaan telah menunjuk Sdri. Siti Baroroh sebagai Kepala Divisi Audit Intern.
Fungsi
Bertanggung jawab melakukan pengawasan atas pelaksanaan operasional dan kewajiban transaksi Bank telah sesuai dengan ketentuan dan kebijakan Direksi serta sesuai dengan sistim dan prosedur yang berlaku.
a. Kedudukan Divisi Audit Intern :
- Divisi Audit Intern berada langsung dibawah Direktur Utama sehingga laporan
yang diterbitkan juga langsung disampaikan kepada Direktur Utama.
- Divisi Audit Intern dipimpin oleh Kepala Divisi Audit Intern yang diangkat dan
diberhentikan oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris, dan
bertanggung jawab kepada Direktur Utama.
b. Ruang Lingkup Divisi Audit Intern tidak terbatas pada berikut ini :
- Meriview dan menilai kecukupan dan efektivitas struktur pengendalian keuangan
dan administrasi.
- Mencakup segala aspek dan unsur dari perusahaan sehingga mampu
menunjang analisis yang optimal dalam membantu proses keputusan oleh
manajemen.
c. Tugas dan tanggung jawab Divisi Audit Intern :
- Bertanggung jawab melakukan pengawasan dan pemantauan laporan atas
transaksi dan pelaksanaan operasional Bank (Financial maupun Non Financial).
- Bertanggung jawab melakukan pemeriksaan khusus atas terjadinya pelanggaran
atau penyimpangan yang sangat material mengganggu operasional Bank.
- Bertanggung jawab melakukan evaluasi dan menganalisa ketentuan sistim dan
prosedur Bank serta mengusulkan penyempurnaannya.
- Bertanggung jawab sebagai mitra/koordinator atas pelaksanaan audit eksternal
(special maupun general) seperti Bank Indonesia, Akuntan Publik, Kantor Pajak
dan lain-lain.
d. Kewenangan Divisi Audit Intern :
- Mengakses seluruh informasi yang relevan tentang perusahaan terkait tugas dan
fungsinya.
- Melakukan koordinasi kegiatan dengan kegiatan auditor ekstern.
- Melakukan rapat secara berkala dan insidentil serta melakukan komunikasi
secara langsung dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan Komite Audit.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
13
1. UMUM (lanjutan)
e. Corporate Secretary
Sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK No.IX.I.4 dan berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor : SKEP/259/SET/BYB/X/2014 tanggal 09 Oktober 2014 perihal Pembentukan Fungsi Sekretaris Perusahaan, Perusahaan telah menunjuk sdr. Iim Wardiman (Direktur SDM & Kepatuhan) untuk melaksanakan fungsi Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary). Adapun tugas dan tanggung jawab pokok Sekretaris Perusahaan adalah sebagai berikut : a. Mengikuti perkembangan Pasar Modal Khususnya peraturan – peraturan yang berlaku
dibidang Pasar Modal;
b. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan
pemodal yang berkaitan dengan kondisi;
c. Memberikan masukan kepada Direksi untuk mematuhi ketentuan perundang-undangan
yang berlaku di Pasar Modal;
d. Sebagai penghubung atau contact person dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan
masyarakat
Per tanggal 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 Bank memiliki karyawan masing-
masing sebanyak 639 dan 638 orang.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
Kebijakan akuntansi yang penting, yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan Bank untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut :
Indeks Kebijakan Akuntansi :
a. Pernyataan Kepatuhan
b. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
c. Penggunaan penilaian, perkiraan dan asumsi
d. Perubahan kebijakan akuntansi
e. Aset dan Liabilitas Keuangan
f. Kas dan Setara Kas
g. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain h. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain
i. Efek-efek j. Kredit yang Diberikan k. Penyertaan Saham
l. Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dari Aset Keuangan
m. Aset Tetap
n. Agunan yang Diambil Alih (AYDA)
o. Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset yang bukan aset keuangan
p. Liabilitas Segera
q. Simpanan dari Nasabah
r. Simpanan dari Bank Lain
s. Modal Saham t. Imbalan Kerja u. Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
14
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
v. Pengakuan Pendapatan Provisi dan Komisi w. Pajak Penghasilan Badan x. Transaksi dengan Pihak Berelasi y. Laba per Saham z. Segmen Pelaporan
a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
b. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep harga perolehan, kecuali untuk sebagai berikut : • instrumen keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diukur pada nilai wajar • tersedia untuk dijual aset keuangan dinyatakan sebesar nilai wajar • aset keuangan diakui dan kewajiban keuangan yang dikategorikan sebagai unsur yang
dilindungi nilainya dalam kualifikasi adil nilai hubungan lindung nilai disesuaikan dengan perubahan nilai wajar yang berhubungan dengan risiko yang dilindung nilai
• kewajiban untuk imbalan pasti diakui sebesar nilai tunai dari seluruh didefinisikan manfaat kewajiban kurang bersih dari aktiva program, ditambah keuntungan aktuarial, kurang biaya jasa lalu yang belum diakui dan kerugian aktuarial yang belum diakui.
Laporan keuangan menggunakan dasar akrual kecuali untuk laporan arus kas.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, aset keuangan yang dimiliki untuk perdagangan dan investasi efek yang jatuh tempo sampai dengan tiga bulan sejak tanggal perolehan, selama tidak sedang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman atau dibatasi penggunaannya.
Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain pada setiap catatan atas laporan keuangan.
Kecuali dinyatakan dibawah ini, kebijakan akuntansi telah diterapkan secara konsisten dengan laporan keuangan tahunan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014 yang telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Untuk memberikan pemahaman yang lebihbaik atas kinerja keuangan, karena sifat dan jumlahnya yang signifikan,beberapa item pendapatan dan beban telah disajikan secara terpisah.
c. Penggunaan Pertimbangan, Estimasi, dan Asumsi
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan penggunaan estimasi dan asumsi. Hal tersebut juga mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Bank.
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan kegiatan terkini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan estimasi tersebut.
Estimasi dan asumsi yang mendasari ditelaah secara berkelanjutan. Perubahan estimasi akuntansi diakui dalam periode dimana estimasi tersebut diubah dan dalam periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh perubahan estimasi tersebut.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
15
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) Area yang kompleks atau memerlukan tingkat pertimbangan yang lebih tinggi atau area dimana asumsi dan estimasi dapat berdampak signifikan terhadap laporan keuangan Bank adalah sebagai berikut :
1) Sumber utama atas ketidakpastian estimasi
1.1 Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan
Evaluasi atas kerugian penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dan efek utang yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual dijelaskan di Catatan 2k.
Cadangan kerugian penurunan nilai terkait dengan pihak lawan spesifik dalam seluruh cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk atas tagihan yang penurunan nilainya dievaluasi secara individual berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai tunai arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalam menghitung cadangan kerugian penurunan nilai, manajemen membuat pertimbangan mengenai kondisi keuangan dari pihak lawan dan nilai neto yang dapat direalisasi dari agunan yang diterima. Setiap aset yang mengalami penurunan nilai dievaluasi, dan strategi penyelesaiannya serta estimasi arus kas yang dinilai dapat diperoleh kembali disetujui secara independen oleh bagian risiko kredit.
Evaluasi cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat pada portofolio tagihan dengan karakteristik ekonomi yang serupa ketika terdapat bukti obyektif bahwa telah terjadi penurunan nilai tagihan dalam portofolio tersebut, namun penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam menentukan perlunya untuk membentuk cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit, besarnya portofolio, konsentrasi kredit dan faktor-faktor ekonomi. Dalam mengestimasi cadangan yang dibutuhkan, asumsi-asumsi dibuat untuk menentukan model kerugian bawaan dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman historis dan kondisi ekonomi saat ini. Ketepatan dari cadangan ini bergantung pada seberapa tepat estimasi arus kas masa depan untuk menentukan cadangan individual serta asumsi model dan parameter yang digunakan dalam penentuan cadangan kolektif.
1.2 Penentuan nilai wajar
Dalam menentukan nilai wajar atas aset keuangan dan liabilitas keuangan dimana tidak terdapat harga pasar yang dapat diobservasi, Bank harus menggunakan teknik penilaian seperti dijelaskan pada Catatan 2.f.4. Untuk instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan dan tidak memiliki harga yang transparan, nilai wajarnya menjadi kurang obyektif dan karenanya, membutuhkan tingkat pertimbangan yang beragam, tergantung pada likuiditas, konsentrasi, ketidakpastian faktor pasar, asumsi penentuan harga, dan risiko lainnya yang mempengaruhi instrumen tertentu.
1.3 Aset pajak tangguhan
Aset pajak tangguhan diakui atas jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat perbedaan temporer yang boleh dikurangkan. Justifikasi manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, sesuai dengan waktu yang tepat dan tingkat laba fiskal di masa mendatang sejalan dengan strategi rencana perpajakan ke depan.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
16
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
1) Sumber utama atas ketidakpastian estimasi (lanjutan)
1.4 Imbalan pascakerja
Program-program imbalan pascakerja ditentukan berdasarkan perhitungan aktuarial. Perhitungan aktuarial menggunakan asumsi-asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat pengembalian aset, tingkat kenaikan penghasilan, tingkat kematian,tingkat pengunduran diri, dan lain-lain.
1.5 Estimasi Masa Manfaat dan Nilai Residu Aset Tetap
Perusahaan memperkirakan masa manfaat aset tetap berdasarkan periode di mana aset diharapkan akan tersedia untuk digunakan. Masa manfaat ekonomis aset tetap ditinjau secara berkala dan diperbaharui jika memiliki ekspektasi yang berbeda dari perkiraan sebelumnya, karena kerusakansecara fisik dan teknis atau keusangan secara komersial, legal atau batasan lainnya atas penggunaan aset tersebut.
2) Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank meliputi :
2.1 Usaha yang berkelanjutan
Manajemen Bank telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Bank memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Bank untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan.
2.2 Penilaian instrumen keuangan
Kebijakan akuntansi Bank untuk pengukuran nilai wajar dibahas di Catatan 2.f.4. Bank mengukur nilai wajar dengan menggunakan hirarki dari metode berikut :
Harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen keuangan yang sejenis.
Teknik penilaian berdasarkan input yang dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen keuangan yang dinilai dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif dari instrumen yang sejenis; harga kuotasi untuk instrumen keuangan yang sejenis di pasar yang kurang aktif; atau teknik penilaian lainnya dimana seluruh input signifikan yang digunakan dapat diobservasi secara langsung ataupun tidak langsung dari data yang tersedia di pasar.
Nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif didasarkan pada kuotasi harga pasar atau kuotasi dari harga dealer. Untuk seluruh instrumen keuangan lainnya, Bank menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian termasuk model nilai tunai dan arus kas yang didiskontokan, dan perbandingan dengan instrumen yang sejenis dimana terdapat harga pasar yang dapat diobservasi. Asumsi dan input yang digunakan dalam teknik penilaian termasuk suku bunga bebas risiko (risk-free) dan suku bunga acuan, credit spread dan variabel lainnya yang digunakan dalam mengestimasi tingkat diskonto, harga obligasi, kurs mata uang asing, serta tingkat kerentanan dan korelasi harga yang diharapkan.
Tujuan dari teknik penilaian adalah penentuan nilai wajar yang mencerminkan harga dari instrumen keuangan pada tanggal pelaporan yang akan ditentukan oleh para partisipan di pasar dalam suatu transaksi yang wajar.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
17
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
2) Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank meliputi: (lanjutan)
2.3 Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan
Kebijakan akuntansi Bank memberikan kriteria untuk menetapkan kategori aset dan liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku berdasarkan kondisi tertentu:
Dalam mengklasifikasikan aset keuangan ke dalam kelompok “diperdagangkan”, Bank telah menetapkan bahwa aset tersebut sesuai dengan definisi aset dalam kelompok diperdagangkan yang dijabarkan di Catatan 2.f.1.
Dalam mengklasifikasikan aset keuangan sebagai “dimiliki hingga jatuh tempo”, Bank telah menetapkan bahwa Bank memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga tanggal jatuh tempo seperti yang dipersyaratkan (Catatan 2.f.1).
d. Perubahan kebijakan akuntansi
Revisi atas PSAK 38, “Kombinasi Bisnis pada Entitas Sepengendali”, PSAK 60, "Instrumen Keuangan: Penyajian", dan pencabutan atas PSAK 51, “Akuntansi Kuasi-Reorganisasi” yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2013.
Dampak dari perubahan kebijakan akuntansi Bank sehubungan dengan implementasi dari standar akuntansi baru diatas tidak signifikan kecuali untuk area berikut ini :
Pengungkapan Instrumen Keuangan
Bank mengimplementasikan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2012. Perubahan signifikan dari standar akuntansi tersebut terhadap Bank adalah sebagai berikut:
Bank mengklasifikasikan pengukuran nilai wajar dengan menggunakan hirarki nilai wajar yang mencerminkan signifikansi input yang digunakan dalam melakukan pengukuran. Hirarki nilai wajar memiliki tingkat sebagai berikut:
i. Harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset dan liabilitas yang identik (Tingkat 1) ;
ii. Input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset dan liabilitas baik secara langung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya derivasi dari harga) (Tingkat 2); dan
iii. Input untuk aset dan liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi) (Tingkat 3).
Untuk pengukuran nilai wajar yang diakui dalam laporan posisi keuangan untuk setiap kelompok instrumen keuangan, Bank mengungkapkan:
i. Tingkat pada hirarki nilai wajar dimana pengukuran nilai wajar dikategorikan secara keseluruhan, memisahkan pengukuran nilai wajar sesuai tingkat yang ditentukan di atas.
ii. Setiap pemindahan signifikan antara Tingkat 1 dan Tingkat 2 pada hirarki nilai wajar dan alasannya. Pemindahan ke dalam setiap tingkat diungkapkan dan dijelaskan secara terpisah dari pemindahan keluar dari setiap tingkat.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
18
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
e. Aset dan Liabilitas Keuangan Aset keuangan Bank terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia, efek-efek, pinjaman yang diberikan, dan aset lain-lain (piutang bunga dan piutang lain-lain). Liabilitas keuangan Bank terdiri dari simpanan nasabah dan liabilitas lain-lain.
1) Klasifikasi :
Berdasarkan PSAK No. 55, aset keuangan diklasifikasikan dalam kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal :
a) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi,
b) Aset keuangan tersedia untuk dijual,
c) Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan
d) Pinjaman yang diberikan dan piutang.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal :
a) Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
b) Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
a) Aset Keuangan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali:
(1) Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
(2) Investasi yang ditetapkan oleh entitas dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan
(3) Investasi yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambahbiaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.
Pendapatan bunga dari investasi dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi dan diakui sebagai “Pendapatan Bunga”. Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian penurunan nilai diakui sebagai pengurang dari nilai tercatat investasi dan diakui di dalam laporan keuangan sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai” (CKPN).
b) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi dipasar aktif, kecuali :
(1) Yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
(2) Yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
19
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
(3) Dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi dan dilaporkan sebagai “Pendapatan Bunga”. Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui dalam laporan laba rugi sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai” (CKPN).
2) Pengakuan
Entitas menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk mencatat transaksi aset keuangan yang lazim (reguler). Aset keuangan yang dialihkan kepada pihak ketiga tetapi tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan disajikan di dalam neraca sebagai “Aset yang dijaminkan”, jika pihak penerima memiliki hak untuk menjual atau mentransfer kembali.
3) Penghentian Pengakuan Aset
Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual untuk atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset telah ditransfer (jika, secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Bank melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kontrol yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.
Bank mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori :
a) Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Kategori ini terdiri dari dua sub kategori, yaitu : Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dan kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portfolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi sebagai “keuntungan/kerugian dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. Beban bunga dari kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat di dalam “Beban Bunga”. Jika Bank pada pengakuan awal telah menetapkan instrumen hutang tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar), maka selanjutnya, penetapan ini tidak dapat diubah. Berdasarkan PSAK 55 instrumen hutang yang diklasifikasikan sebagai opsi nilai wajar, terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan.
Perubahan nilai wajar terkait dengan kewajiban keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui di dalam ”Keuntungan/kerugian dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
20
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
b) Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
4) Saling hapus
Aset dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
5) Pengukuran nilai wajar
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction) pada tanggal pengukuran.
Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu-waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar.
Jika pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Bank menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model).
Teknik penilaian yang dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan estimasi yang bersifat spesifik dari Bank memasukkan semua faktor yang akan dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan metodologi ekonomi yang diterima dalam penetapan harga instrumen keuangan. Input yang digunakan dalam teknik penilaian secara memadai mencerminkan ekspektasi pasar dan ukuran atas faktor risiko dan pengembalian (risk-return) yang melekat pada instrumen keuangan. Bank mengkalibrasi teknik penilaian dan menguji validitasnya dengan menggunakan harga-harga dari transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi untuk instrumen yang sama atau atas dasar data pasar lainnya yang tersedia yang dapat diobservasi.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
21
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)
Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal adalah harga transaksi, yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima, kecuali jika nilai wajar dari instrumen keuangan tersebut ditentukan dengan perbandingan terhadap transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi dari suatu instrumen yang sama (yaitu tanpa modifikasi atau pengemasan ulang) atau berdasarkan suatu teknik penilaian yang variabelnya hanya menggunakan data dari pasar yang dapat diobservasi. Jika harga transaksi memberikan bukti terbaik atas nilai wajar pada saat pengakuan awal, maka instrumen keuangan pada awalnya diukur pada harga transaksi dan selisih antara harga transaksi dan nilai yang sebelumnya diperoleh dari model penilaian diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian setelah pengakuan awal tergantung pada masing-masing fakta dan keadaan dari transaksi tersebut namun tidak lebih lambat dari saat penilaian tersebut didukung sepenuhnya oleh data dari pasar yang dapat diobservasi atau saat transaksi ditutup.
Nilai wajar mencerminkan risiko kredit atas instrumen keuangan dan termasuk penyesuaian yang dilakukan untuk memasukkan risiko kredit Bank dan pihak lawan, mana yang lebih sesuai. Estimasi nilai wajar yang diperoleh dari model penilaian akan disesuaikan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti risiko likuiditas atau ketidakpastian model penilaian, sepanjang Bank yakin bahwa keterlibatan suatu pasar pihak ketiga akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam penerapan harga suatu transaksi.
Aset keuangan dan posisi long diukur menggunakan harga penawaran, liabilitas keuangan dan posisi short diukur menggunakan harga permintaan. Jika Bank memiliki posisi aset dan liabilitas dimana risiko pasarnya saling hapus, maka Bank dapat menggunakan nilai tengah dari harga pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan penyesuaian terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka netto (net open position), mana yang lebih sesuai.
f. Kas dan Setara Kas
Komponen Kas dan setara kas meliputi kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, simpanan yang sewaktu-waktu bisa dicairkan dan investasi jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang.
g. Giro pada Bank Indonesia dan Giro Bank Lain
Giro pada Bank Indonesia disajikan pada saldo penempatan. Giro pada bank lain disajikan sebesar saldo penempatan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang. Pada tanggal 4 Oktober 2010, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia No.12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam rupiah dan valuta asing dan perubahannya PBI No.13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011. Bank wajib memenuhi :
a. GWM dalam Rupiah terdiri dari :
- GWM Primer, sebesar 8% dari DPK dalam Rupiah
- GWM Sekunder, sebesar 4% dari DPK dalam Rupiah
- GWM LDR, sebesar perhitungan antara Parameter Disinsentif Bawah atau Parameter Disinsentif Atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR Target dengan memperhatikan selisih antara KPMM bank dan KPMM Insentif.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
22
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
g. Giro pada Bank Indonesia dan Giro Bank Lain (lanjutan)
Besaran dan parameter yang digunakan dalam perhitungan GWM LDR dalam rupiah ditetapkan sebagai berikut :
a. Batas bawah LDR Target sebesar 78% (tujuh puluh delapan persen).
b. Batas atas LDR Target sebesar 92% (sembilan puluh dua persen).
c. KPMM Insentif sebesar 14% (empat belas persen).
d. Parameter Disinsentif Bawah sebesar 0,1 (nol koma satu).
e. Parameter Disinsentif Atas sebesar 0,2 (nol koma dua).
b. GWM dalam valuta asing sebesar 8% dari DPK dalam valuta asing.
Tata cara pemenuhan Giro Wajib Minimum berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 :
- Pemenuhan GWM Primer dalam Rupiah dihitung dengan membandingkan saldo Rekening Giro Bank pada Bank Indonesia setiap akhir hari dalam 1 (satu) masa laporan terhadap rata-rata harian jumlah DPK dalam 1 (satu) masa laporan pada 2 (dua) masa laporan sebelumnya.
- Pemenuhan GWM Sekunder dalam Rupiah dihitung dengan membandingkan jumlah SBI, SUN, SBSN dan/atau Excess Reserve setiap akhir hari dalam 1 (satu) masa laporan terhadap rata-rata harian jumlah DPK dalam 1 (satu) masa laporan pada 2 (dua) masa laporan sebelumnya.
h. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain
Penempatan pada Bank Indonesia disajikan sebesar saldo penempatan setelah dikurangi bunga diterima dimuka, serta penempatan pada bank lain dinyatakan sebesar saldo penempatan. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo. Mulai tahun buku 2012 Bank tidak membentuk cadangan kerugian penurunan nilai tersebut karena tidak terdapat bukti obyektif penurunan nilai.
i. Efek-Efek
Efek-efek yang dimiliki oleh Bank berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Efek-efek dalam kelompok tersedia untuk dijual pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, efek-efek yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual dinyatakan pada nilai wajarnya. Pendapatan bunga diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Perubahan nilai wajar lainnya diakui secara langsung sebagai pendapatan komprehensif lain sampai investasi tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, pada saat mana keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi. Nilai wajar ditentukan berdasarkan harga kuotasi pasar yang berlaku. Manajemen akan menentukan nilai wajar efek-efek berdasarkan model yang dikembangkan secara internal dan estimasi terbaik, jika harga pasar yang dapat diandalkan tidak tersedia. Amortisasi premi/diskonto untuk efek-efek yang tersedia untuk dijual dilakukan sejak tanggal perolehan sampai dengan tanggal jatuh tempo berdasarkan metode suku bunga efektif. Penurunan nilai wajar di bawah harga perolehan (termasuk amortisasi premi dan diskonto) yang tidak bersifat sementara dicatat sebagai penurunan permanen nilai investasi dan dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
23
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
j. Kredit yang Diberikan
Kredit yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Kredit yang diberikan dihapusbukukan ketika tidak terdapat prospek yang realistis mengenai pengembalian pinjaman. Pinjaman yang tidak dapat dilunasi dihapusbukukan dengan mendebit cadangan kerugian penurunan nilai.
Penerimaan kemudian atas kredit yang diberikan yang telah dihapusbukukan, pada tahun berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan. Penerimaan kembali atas Pinjaman Yang Diberikan yang telah dihapusbukukan pada tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional lainnya.
Pada setiap tanggal neraca, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan) dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
k. Penyertaan Saham
Penyertaan saham merupakan penanaman dana dalam bentuk saham pada perusahaan non-publik yang bergerak di bidang jasa keuangan yang tidak melalui pasar modal untuk tujuan jangka panjang.
Penyertaan saham di perusahaan asosiasi dengan persentase kepemilikan 20% sampai dengan 50% dicatat dengan metode ekuitas yaitu penyertaan dicatat sebesar biaya perolehan disesuaikan dengan bagian Bank atas ekuitas perusahaan asosiasi dan dikurangi dengan penerimaan dividen sejak tanggal perolehan, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
Untuk penyertaan saham dengan persentase kepemilikan di bawah 20% dicatat dengan metode biaya. Dengan metode ini, penyertaan saham dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Pada tanggal neraca penyertaan ini disajikan sesuai dengan PSAK 50 (revisi 2011). Pendapatan dividen diakui pada saat keputusan pembagian dividen diumumkan.
Cadangan kerugian penurunan nilai atas penyertaan dibentuk apabila berdasarkan pendapat manajemen terdapat penurunan nilai secara permanen atas nilai penyertaan.
Pada setiap tanggal neraca, bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
24
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
l. Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dari Aset Keuangan
Pada setiap akhir periode pelaporan, Bank menilai apakah terdapat bukti objektif bahwa aset keuangan atau kelompok asset keuangan telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok asset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai terjadi hanya jika terdapat bukti objektif bahwa penurunan nilai merupakan akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset (peristiwa kerugian) dan peristiwa kerugian (atau peristiwa) tersebut memiliki dampak pada estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
Kriteria yang digunakan oleh entitas untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut :
1) Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak debitur;
2) Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga;
3) Pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak debitur, memberikan keringanan (konsensi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut;
4) Terdapat kemungkinan bahwa pihak debitur akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya;
5) Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan; atau
6) Data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual terhadap kelompok aset tersebut, termasuk :
a) Memburuknya status pembayaran pihak debitur dalam kelompok tersebut; dan
b) Kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atau aset dalam kelompok tersebut.
Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian ditentukan oleh manajemen untuk setiap portofolio diidentifikasi. Pada umumnya, periode tersebut bervariasi antara 3 dan 12 bulan, untuk kasus tertentu diperlukan periode yang lebih lama.
Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual, dan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak maka Bank memasukkan aset tersebut ke dalam aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif.
Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jumlah penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat nilai kini aset keuangan dengan estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dan beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai diakui pada laporan laba rugi.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
25
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
l. Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (lanjutan)
Jika pinjaman yang diberikan atau investasi dimiliki hinggga jatuh tempo memiliki suku bunga variabel, maka diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku ditetapkan dalam kontrak. Sebagai panduan praktis, Bank dapat mengukur penurunan nilai berdasarkan nilai wajar instrumen dengan menggunakan harga pasar yang dapat diobservasi.
Dalam mengevaluasi penurunan nilai secara kolektif, Bank menggunakan model statistik dari tren probability of default (PD) di masa lalu, waktu pemulihan dan jumlah kerugian yang terjadi, yang disesuaikan dengan pertimbangan manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kondisi kredit saat ini mungkin menyebabkan kerugian aktual lebih besar atau lebih kecil daripada yang dihasilkan oleh model statistik. Tingkat wanprestasi, tingkat kerugian dan waktu pemulihan yang diharapkan di masa datang secara berkala dibandingkan dengan hasil aktual yang diperoleh untuk memastikan bahwa model statistik yang digunakan masih memadai.
Jika persyaratan kredit, piutang atau efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dinegosiasi ulang atau dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah.
Untuk investasi pada instrumen ekuitas yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, penurunan nilai wajar efek yang signifikan dan berkepanjangan di bawah harga perolehan dapat dianggap sebagai indikator bahwa aset tersebut mengalami penurunan nilai.
Aset dicatat sebesar harga perolehan diamortisasi
Untuk kategori pinjaman yang diberikan dan piutang, jumlah kerugian diukur sebesar selisih antara nilai tercatat asset dan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang diestimasi (tidak termasuk kerugian kredit masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari asset tersebut. Nilai tercatat aset dikurangi dan jumlah kerugian diakui pada laporan laba rugi. Jika pinjaman yang diberikan memiliki tingkat bunga mengambang, tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah tingkat bunga efektif saat ini yang ditentukan dalam kontrak. Untuk alasan praktis, Bank dapat mengukur penurunan nilai berdasarkan nilai wajar instrument dengan menggunakan harga pasar yang dapat diobservasi.
Jika, pada periode selanjutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan tersebut dapat dihubungkan secara objektif dengan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (misalnya meningkatnya peringkat kredit debitur), pemulihan atas jumlah penurunan nilai yang telah diakui sebelumnya diakui pada laporan laba rugi.
Aset diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual
Jika terdapat bukti yang objektif atas penurunan nilai aset keuangan tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif diukur sebagai selisih antara harga perolehan akuisisi dan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai atas asset keuangan tersebut yang sebelumnya diakui pada laporan laba rugi–dipindahkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi. Kerugian penurunan nilai instrumen ekuitas yang diakui pada laporan laba rugi tidak dapat dipulihkan melalui laporan laba rugi.
Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatannya dapat dihubungkan secara objektif dengan peristiwa setelah penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi,kerugian penurunan nilai dipulihkan melalui laporan laba rugi.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
26
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
l. Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dari Aset Keuangan (lanjutan)
Aset diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual (lanjutan)
Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapusbuku dengan menjurnal balik Cadangan Kerugian Penurunan Nilai. Kredit tersebut baru dapat dihapusbuku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan kredit yang diberikan dan efek-efek serta Obligasi Pemerintah (di dalam kategori dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan piutang) diklasifikasikan kedalam “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai” (CKPN).
Jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi.
m. Aset Tetap
Aset tetap pada awalnya dinyatakan sebesar harga perolehan. Setelah pengukuran awal, aset tetap diukur dengan model biaya, dicatat pada harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai. Tanah dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak disusutkan.
Harga perolehan mencakup harga pembelian dan semua beban yang terkait secara langsung untuk membawa aset tersebut ke lokasi dan kondisi yang diperlukan untuk memungkinkan aset tersebut beroperasi sebagaimana ditentukan oleh manajemen.
Biaya-biaya setelah pengakuan awal diakui sebagai bagian nilai tercatat aset atau sebagai aset yang terpisah, sebagaimana mestinya, hanya jika kemungkinan besar Bank mendapat manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan andal. Nilai tercatat dari komponen yang diganti dihapuskan. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi dalam periode keuangan ketika biaya-biaya tersebut terjadi.
Biaya legal awal untuk mendapatkan hak legal diakui sebagai bagian biaya akuisisi tanah, biaya-biaya tersebut tidak didepresiasikan. Biaya terkait dengan pembaruan hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak.
Penyusutan aset tetap selain tanah dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) untuk mengalokasikan harga perolehan hingga mencapai nilai sisanya sepanjang estimasi masa manfaatnya sebagai berikut:
Tarif
Penyusutan
Masa manfaat Nilai Residu
Bangunan 5% 20 Tahun Nihil
Perangkat lunak mini komputer 25% 4 Tahun Nihil
Inventaris kantor dan peralatan kantor 12,5% & 25% 8 Tahun & 4 Tahun Nihil
Kendaraan 12,5% & 25% 8 Tahun & 4 Tahun 60% & 70% dari Harga Perolehan
Komputer 25% 4 Tahun Nihil
Perangkat keras mini komputer 25% 4 Tahun Nihil
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
27
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
m. Aset Tetap (lanjutan)
Pada setiap tanggal neraca, Bank melakukan penelaahan untuk menetapkan sisa masa manfaat, mengindentifikasi apakah terjadi perubahan di dalam nilai residu dan metode akuntansi, serta untuk memutuskan apakah terdapat indikasi penurunan nilai.
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan posisi keuangan, dan keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
Beban perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi tahun berjalan. Beban renovasi dan penambahan yang jumlahnya signifikan dicatat sebagai bagian dari nilai tercatat aset yang bersangkutan apabila kemungkinan besar Bank akan mendapatkan manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut yang melebihi standar kinerja yang diperkirakan sebelumnya.
Apabila nilai tercatat aset lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai yang dipakai.
Akumulasi biaya konstruksi bangunan dan pemasangan peralatan kantor dikapitalisasi sebagai aset dalam penyelesaian. Biaya tersebut direklasifikasi ke akun aset tetap pada saat proses konstruksi atau pemasangan selesai. Penyusutan dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan manajemen.
Biaya bunga dan biaya pinjaman lainnya,seperti biaya diskonto pinjaman baik yang secara langsung atau tidak langsung digunakan untuk pendanaan konstruksi aset kualifikasian, dikapitalisasi hingga aset tersebut selesai dikonstruksi. Untuk biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secaralangsung pada aset kualifikasian, jumlahyang dikapitalisasi ditentukan dari biaya pinjaman aktual yang terjadi selama periode berjalan, dikurangi penghasilan yang diperoleh dari investasi sementara atas dana hasil pinjaman tersebut. Untuk pinjaman yang tidak dapat diatribusikan secara langsung pada suatu aset kualifikasian, jumlah yang dikapitalisasi ditentukan dengan mengalikan tingkat kapitalisasi terhadap jumlah yangdikeluarkan untuk memperoleh aset kualifikasian. Tingkat kapitalisasi dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang biaya pinjaman yang dibagi dengan jumlah pinjaman yang tersedia selama periode,selain pinjaman yang secara spesifik diambil untuk tujuan memperoleh suatu aset kualifikasian.
n. Agunan yang Diambil Alih (AYDA)
Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) adalah aset yang diperoleh Bank, baik melalui pelelangan maupun diluar pelelangan berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual diluar lelang dari pemilik agunan dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada Bank. AYDA merupakan jaminan kredit yang diberikan yang telah diambil alih sebagai bagian dari penyelesaian kredit yang diberikan dan disajikan pada “Aset Lain-lain”.
Aset yang tidak digunakan adalah aset tetap dalam bentuk properti yang dimiliki oleh Bank tetapi tidak digunakan untuk kegiatan usaha operasional Bank.
Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian kredit dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara nilai tercatat pinjaman yang diberikan terkait atau nilai realisasi bersih dari agunan yang diambil alih. Nilai realisasi bersih adalah nilai wajar agunan yang diambil alih setelah dikurangi beban pelepasan. Selisih lebih antara nilai tercatat dan nilai realisasi bersih dicatat sebagai cadangan penurunan nilai dan dibebankan pada laporan laba rugi tahun berjalan.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
28
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
n. Agunan yang Diambil Alih (AYDA) (lanjutan)
Beban-beban yang berkaitan dengan pemeliharaan AYDA dan properti dibebankan ke laporan laba rugi tahun berjalan pada saat terjadinya. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
Nilai tercatat dari aset yang bukan aset keuangan milik Bank, kecuali aset pajak tangguhan, ditelaah setiap tanggal pelaporan untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika indikasi tersebut ada, maka nilai yang dapat dipulihkan dari aset tersebut akan diestimasi. Untuk goodwill dan aset tak berwujud yang memiliki masa manfaat yang tidak dapat ditentukan atau tidak tersedia untuk digunakan, maka nilai yang dapat dipulihkan harus diestimasi setiap tahunnya pada saat yang sama.
o. Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset yang bukan aset keuangan
Nilai tercatat dari aset yang bukan aset keuangan milik Bank, kecuali aset pajak tangguhan, ditelaah setiap tanggal pelaporan untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika indikasi tersebut ada, maka nilai yang dapat dipulihkan dari aset tersebut akan diestimasi. Untuk goodwill dan aset tak berwujud yang memiliki masa manfaat yang tidak dapat ditentukan atau tidak tersedia untuk digunakan, maka nilai yang dapat dipulihkan harus diestimasi setiap tahunnya pada saat yang sama.
Nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aset atau unit penghasil kas adalah sebesar jumlah yang lebih tinggi antara nilai pakainya dan nilai wajar aset atau unit penghasil kas dikurangi biaya untuk menjual. Dalam menilai nilai pakai, estimasi arus kas masa depan didiskontokan ke nilai sekarang dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar saat ini terhadap nilai kas kini dan risiko spesifik terhadap aset tersebut.
Untuk tujuan pengujian penurunan nilai, aset yang tidak dapat diuji secara individual akan digabungkan dalam kelompok yang lebih kecil yang memberikan arus kas masuk dari penggunaan berkelanjutan yang sebagian besar independen terhadap arus kas masuk atas aset lainnya atau kelompok aset (“Unit Penghasil Kas” atau “UPK”).
Cadangan penurunan nilai diakui jika nilai tercatat dari suatu aset atau UPK melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Cadangan penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi tahun berjalan.
Cadangan penurunan nilai yang diakui pada tahun sebelumnya dinilai pada setiap tanggal pelaporan untuk melihat adanya indikasi bahwa kerugian telah menurun atau tidak ada lagi. Kerugian penurunan nilai dijurnal balik jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan dalam menentukan nilai yang dapat dipulihkan.
Cadangan kerugian penurunan nilai dijurnal balik hanya hingga nilai tercatat aset tidak melebihi nilai tercatat yang telah ditentukan, dikurangi dengan depresiasi atau amortisasi, jika cadangan penurunan nilai tidak pernah diakui.
Sebelum 1 Januari 2011, Bank membentuk cadangan penghapusan atas aset non-produktif sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. Aset non-produktif terdiri dari agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor dan suspense accounts.
Setelah tanggal 1 Januari 2011, Bank tidak diwajibkan lagi untuk membentuk cadangan penghapusan aset untuk aset non produktif, namun Bank tetap harus menghitung cadangan kerugian penghapusan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
29
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
p. Liabilitas Segera
Liabilitas segera dicatat pada saat timbulnya liabilitas atau diterima perintah dari pemberi amanat, baik dari masyarakat maupun dari bank lain.
Liabilitas pada awalnya diukur pada nilai wajar dan ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh liabilitas keuangan tersebut, dan setelah pengakuan awal, liabilitas segera dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi.
q. Simpanan dari Nasabah
Simpanan nasabah pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambahbiaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Giro merupakan simpanan nasabah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek, pemindahbukuan dengan bilyet giro, atau sarana perintah pembayaran lainnya. Giro dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemegang giro.
Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya, hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati. Tabungan dinyatakan sebesar nilai kewajiban kepada pemilik tabungan.
Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian dengan penyimpan/deposan. Deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal sesuai dengan perjanjian dengan deposan.
r. Simpanan dari Bank Lain
Simpanan pada Bank lain pada awalnya diukur pada nilai wajar dan ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh liabilitas keuangan tersebut, dan setelah pengakuan awal, simpanan nasabah dan bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi.
Simpanan dari Bank lain terdiri dari liabilitas terhadap Bank lain di dalam negeri dalam bentuk giro, tabungan, sertifikat deposito dan deposito berjangka. Simpanan dari Bank lain dinyatakan sesuai jumlah kewajiban terhadap Bank lain.
s. Modal Saham
Biaya tambahan yang secara langsung dapat diatribusikan kepada penerbitan saham biasa atau opsi disajikan pada ekuitas sebagai pengurang penerimaan, setelah dikurangi pajak.
Ketika Bank membeli modal saham ekuitas entitas (saham treasuri), imbalan yang dibayar, termasuk biaya tambahan yang secara langsung dapat diatribusikan (dikurangi pajak penghasilan) dikurangkan dari ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik ekuitas entitas sampai saham tersebut dibatalkan atau diterbitkan kembali. Ketika saham biasa tersebut selanjutnya diterbitkan kembali, imbalan yang diterima, dikurangi biaya tambahan transaksi yang terkait dan dampak pajak penghasilan yang terkait dimasukkan pada ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik ekuitas entitas.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
30
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
t. Imbalan Kerja
Imbalan kerja jangka pendek :
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.
Imbalan pascakerja :
Bank membukukan kewajiban estimasi manfaat karyawan sesuai dengan kebijakan Bank dan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 tahun 2003 serta PSAK No. 24 (Revisi) yang merupakan penerapan PSAK No.24. (Revisi 2004) tentang Imbalan Kerja.
Kewajiban program imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan dihitung sebesar nilai kini dari estimasi kewajiban imbalan pascakerja di masa depan yang timbul dari jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa kini dan masa lalu, dikurangi dengan nilai wajar aset bersih dana pensiun. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris independen dengan metode projected-unit-credit.
Ketika imbalan pascakerja berubah, porsi kenaikan atau penurunan imbalan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu dibebankan atau dikreditkan ke dalam laporan laba rugi dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama rata-rata sisa masa kerja karyawan hingga imbalan pascakerja menjadi hak karyawan (vested). Imbalan pascakerja yang telah menjadi hak karyawan diakui segera sebagai beban dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
Keuntungan atau kerugian aktuaria diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini imbalan pascakerja pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama sisa masa kerja rata-rata karyawan. Jika tidak, keuntungan atau kerugian aktuaria tidak diakui.
Biaya jasa lalu diakui segera dalamlaporan laba rugi, kecuali perubahan pada program pensiun tergantung padakondisi pekerja memberikan jasanya selama periode tertentu (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang periode vesting.
Keuntungan dan kerugian dari kurtailmen atau penyelesaian program manfaat pasti diakui ketika kurtailmen atau penyelesaian tersebut terjadi.
u. Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga
Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing dicatat dalam pendapatan bunga dan beban bunga di dalam laporan laba rugi menggunakan metode suku bunga efektif.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
31
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
u. Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga (lanjutan)
Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mengdiskontokan estimasi pembayaran atas penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau kewajiban keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, entitas mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut (seperti pelunasan dipercepat, opsi beli (call option) dan opsi serupa lainnya), namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masadatang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan seluruh premi atau diskon lainnya.
Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung penurunan nilai.
v. Pengakuan Pendapatan Provisi dan Komisi
Pendapatan provisi dan komisi diakui menggunakan basis akrual pada saat jasa telah diberikan. Pendapatan provisi atas komitmen memberikan pinjaman yang akan dicairkan (bersama-sama dengan biaya transaksi lain yang terkait langsung) diakui sebagai penyesuaian atas suku bunga efektif atas pinjaman yang diberikan. Pendapatan provisi atas pinjaman sindikasi diakui sebagai pendapatan ketika proses sindikasi telah selesai dan Bank tidak ambil bagian dalam pinjaman sindikasi atau telah mengambil bagian atas pinjaman sindikasi dengan suku bunga efektif yang sama dengan peserta lainnya.
Pendapatan provisi dan komisi yang timbul dari negosiasi, partisipasi dalam negosiasi atas transaksi dengan pihak ketiga diakui pada saat penyelesaian transaksi yang mendasarinya.
Portofolio dan jasa manjemen lainnya serta pendapatan jasa diakui berdasarkan kontrak yang berlaku, dan pada umumnya berdasarkan time apportionate. Pendapatan jasa wealth management, perencanaan keuangan dan jasa kustodian yang terus diberikan selama jangka waktu tertentu diakui secara berimbang sepanjang periode penyediaan layanan tersebut. Pendapatan yang dikaitkan dengan kinerja atau pendapatan komponen diakui ketika kriteria kinerja tersebut dipenuhi.
w. Pajak Penghasilan Badan
Beban pajak terdiri dari beban pajak kini dan beban (manfaat) pajak tangguhan. Beban pajak diakui pada laporan laba rugi kecuali untuk item yang langsung diakui di komponen ekuitas lainnya, dimana beban pajak yang terkait dengan item tersebut diakui di pendapatan komprehensif lain.
Aset pajak penghasilan tangguhan diakuihanya jika besar kemungkinan jumlah penghasilan kena pajak di masa depan akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang masih dapat dimanfaatkan.Aset dan liabilitas pajak penghasilan tangguhan dapat saling hapus apabila terdapat hak yang berkekuatan hokum untuk melakukan saling hapus antara asset pajak kini dengan liabilitas pajak kini dan apabila aset dan liabilitas pajak penghasilan tangguhan dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama, baik atas entitas kena pajak yang sama ataupun berbeda dan adanya niat untuk melakukan penyelesaian saldo-saldo tersebut secara neto.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
32
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
w. Pajak Penghasilan Badan (lanjutan)
Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Perubahan terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan, atau apabila dilakukan banding, ketika hasil banding diterima.
x. Transaksi dengan Pihak Berelasi
Dalam menjalankan usahanya, Bank melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi seperti yang didefinisikan dalam PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”.
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Bank menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen dalam laporan keuangan.
Suatu pihak dianggap berelasi dengan Bank jika:
i. suatu pihak yang secara langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan Bank; (ii) memiliki pengaruh signifikan atas Bank; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Bank;
ii. suatu pihak yang berada dalam kelompok usaha yang sama dengan Bank;
iii. suatu pihak yang merupakan ventura bersama di mana Bank sebagai venturer;
iv. suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Bank;
v. suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (i) atau (iv);
vi. suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi
signifikan oleh beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti
diuraikan dalam butir (i) atau (v);
vii. suatu pihak adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari Bank atau entitas terkait Bank.
Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan dan rinciannya telah disajikan dalam Catatan 27 atas laporan keuangan.
y. Laba per saham
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham Bank dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada periode berjalan.
Laba per saham dilusian dihitung dengan menyesuaikan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasayang dilutif yang dimiliki perusahaan, yaitu obligasi konversi dan opsi saham.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
33
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
y. Laba per saham (lanjutan)
Untuk tujuan perhitungan laba per sahamdilusian, entitas menyesuaikan laba ataurugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa Bank dengan efek setelah pajak bunga yang diakui dalam periode tersebut terkait dengan obligasi konversi.
z. Segmen pelaporan
Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil keputusan operasi utama. Pengambil keputusan operasi utama, yang bertanggung jawab mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi, telah diidentifikasi sebagai komite pengarah yang mengambil keputusan strategis.
3. KAS
Kas terdiri dari : 2014 2013
Kas Khasanah 21.614.237.000 16.582.310.000 Kas Teller 324.462.075 365.336.425 Kas ATM 173.850.000 -
Setoran Terlambat 9.555.200 3.337.500
Jumlah 22.122.104.275 16.950.983.925
Kebijakan manajemen tidak memperkenankan penggunaan saldo kas dan atau setara kas oleh kelompok usaha/pihak berelasi dengan Bank.
4. GIRO PADA BANK INDONESIA
Saldo Giro pada Bank Indonesia pada posisi 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 berjumlah Rp183.478.627.541 dan Rp138.933.406.135 Saldo Giro pada Bank Indonesia seluruhnya dalam mata uang rupiah.
Sesuai dengan perubahan terakhir melalui Peraturan Bank Indonesia No.15/7/PBI/2013 tanggal 26 September 2013 tentang Perubahan Kedua PBI No. 12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing, setiap Bank di Indonesia diwajibkan mempunyai saldo giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas sebesar 8% dari Dana Pihak Ketiga dalam Rupiah ditambah cadangan minimum yang wajib dipelihara berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Utang Negara (SUN), dan/atau Excess Reserve sebesar 4% dari Dana Pihak Ketiga dalam rupiah.
Jumlah GWM Primer dalam Rupiah pada tanggal 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing sebesar Rp180.866 juta dan Rp138.601 juta.
Jumlah GWM Sekunder dalam Rupiah pada tanggal 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing sebesar Rp90.433 juta dan Rp69.301 juta. Bank telah memenuhi GWM sekunder sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
Pada posisi 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013, Bank telah memenuhi giro wajib minimum yang harus disediakan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
34
5. GIRO PADA BANK LAIN
2014 2013
BNI 54.288.193 57.963.742 BRI 14.821.194 63.781.279 BCA 1.879.556 1.844.583 Bank Mandiri 179.699.883 691.602.605 Bank Niaga 5.786.835 5.715.718 Bank Danamon 1.405.903 2.277.903 Bank Mega 2.555.176 3.469.199
260.436.740 826.655.029 Dikurangi CKPN - -
Jumlah 260.436.740 826.655.029
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 seluruh Giro pada Bank Lain dalam mata uang rupiah dan seluruhnya ditempatkan pada pihak ketiga.
Kisaran suku bunga Giro pada Bank Lain pada tahun 2014 dan 2013 berturut-turut 0,50% - 1,50% dan 0,50% - 1,25%%.
Berdasarkan hasil penelaahan dan evaluasi manajemen Bank, kolektibilitas atas seluruh Giro pada Bank Lain pada tahun 2014 dan 2013 digolongkan Lancar.
Perubahan cadangan (pemulihan) cadangan kerugian penurunan nilai Giro pada Bank lain selama 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut : 2014 2013
- Saldo Awal Tahun - - - Pemulihan Cadangan - -
- Saldo Akhir Tahun - -
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai giro pada bank lainyang dibentuk telah memadai.
6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN
Berdasarkan jenis :
2014 2013
Deposit Facility Bank Indonesia 203.000.000.000 315.600.000.000 Bunga Diterima Dimuka -/- (32.413.257) (50.392.236) Interbank Call Money 28.000.000.000 106.000.000.000 Deposito Berjangka - 1.000.000.000
230.967.586.743 422.549.607.764 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - - Jumlah Penempatan 230.967.586.743 422.549.607.764
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 seluruh Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain dalam mata uang rupiah. Penempatan pada Bank Lain merupakan penempatan kepada pihak terkait, yaitu kepada : 2014 2013
BPR Mitra Pandanaran Mandiri - 500.000.000
BPR Mitra Cemawis Mandiri - -
BPR Mitra Bali Artha Mandiri - 300.000.000 Jumlah Penempatan - 800.000.000
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
35
6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (lanjutan)
Suku bunga efektif rata-rata tertimbang setahun pada Deposito per periode 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing sebesar 9,09% dan 8,50% Berdasarkan hasil penelaahan dan evaluasi manajemen Bank, kolektibilitas atas seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain pada tahun 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 digolongkan Lancar. Tidak terdapat dana yang diblokir atau belum dapat dicairkan pada Bank bermasalah. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain selama 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut : 2014 2013
- Saldo Awal Tahun - - - Cadangan Tahun Berjalan - - - Pemulihan Cadangan - -
- Saldo Akhir Tahun - -
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain yang dibentuk telah memadai.
7. EFEK-EFEK
Seluruh efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Efek-efek berdasarkan jenisnya terdiri atas :
2014 2013
Obligasi Pemerintah 48.481.990.000 46.469.800.000 Obligasi Korporat
- Obligasi Bank 20.000.000.000 20.000.000.000 - Obligasi Non Bank - -
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) – yang tersedia untuk dijual
92.637.815.000 35.000.000.000
dikurang diskonto yang belum diamortisasi (2.313.747.092) (2.250.006.931)
158.806.057.908 99.219.793.069 CKPN Surat Berharga - -
Jumlah Efek-efek 158.806.057.908 99.219.793.069
Berdasarkan penerbit Efek-efek dapat dijabarkan sebagai berikut :
Obligasi Pemerintah :
Seri
Tingkat Bunga
Per
Tahun
Jatuh Tempo
Nilai Wajar
2014 2013
TBOND FR0045 9,75% 15-Mei-37 66.990.000 64.800.000
TBOND FR0061 7,00% 15-Mei-22 4.747.500.000 4.600.000.000
TBOND FR0062 6,38% 14-Apr-42 15.270.000.000 14.800.000.000
TBOND FR0062 6,38% 14-Apr-42 3.817.500.000 3.700.000.000
TBOND FR0064 6,13% 15-Mei-28 16.460.000.000 15.600.000.000
TBOND FR0065 6,63% 15-Mei-33 8.120.000.000 7.705.000.000
Jumlah Obligasi Pemerintah 48.481.990.000 46.469.800.000
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
36
7. EFEK-EFEK (lanjutan)
Obligasi Korporat :
Penerbit
Tingkat
Bunga Per Tahun
Jatuh Tempo
Peringkat Nilai Wajar
2014 2013 2014 2013
BANK BUKOPIN I 2012 9,25% 06 Maret 2019 A A+ 5.000.000.000 5.000.000.000
BANK BUKOPIN I 2012 9,25% 06 Maret 2019 A A+ 5.000.000.000 5.000.000.000
BANK BUKOPIN I 2012 9,25% 06 Maret 2019 A A+ 5.000.000.000 5.000.000.000
BANK BUKOPIN I 2012 9,25% 06 Maret 2019 A A+ 5.000.000.000 5.000.000.000
Jumlah Obligasi Bank 20.000.000.000 20.000.000.000
Bank Indonesia :
Seri Tingkat Bunga Per Tahun
Jatuh Tempo Nilai Wajar Nilai Wajar
2014 2013
SBI 6,90% 10-Jul-15 19.298.818.000 10.000.000.000
SBI 6,88% 10-Jul-15 14.474.113.500 15.000.000.000
SBI 6,86% 10-Jul-15 14.474.113.500 -
SDBI 6,70% 02-Apr-15 9.832.119.000 10.000.000.000
SDBI 6,50% 26-Mar-15 9.843.370.000 -
SDBI 6,60% 26-Mar-15 4.921.685.000 -
SDBI 6,50% 27-Feb-15 19.793.596.000 -
Total 92.637.815.000 35.000.000.000 -
Sesuai dengan perubahan terakhir melalui Peraturan Bank Indonesia No.15/7/PBI/2013 tanggal 26 September 2013 tentang Perubahan Kedua PBI No. 12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing, setiap Bank di Indonesia diwajibkan mempunyai saldo giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas sebesar 8% dari Dana Pihak Ketiga dalam Rupiah ditambah cadangan minimum yang wajib dipelihara berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Utang Negara (SUN), dan/atau
Excess Reserve sebesar 4% dari Dana Pihak Ketiga dalam rupiah. GWM sekunder yang wajib ditempatkan dalam bentuk SBI atau SUN pada posisi 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp69.301 juta dan pada posisi 31 Desember 2013 sebesar Rp53.887 juta.
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku, efek-efek digolongkan Lancar. Tidak dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai atas efek-efek yang dimiliki.
Perubahan cadangan (pemulihan) cadangan kerugian penurunan nilai Efek-Efek selama 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut : 2014 2013
- Saldo Awal Tahun - - - Cadangan Tahun Berjalan - - - Pemulihan Cadangan - -
- Saldo Akhir Tahun - -
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai Efek-Efek yang dibentuk telah memadai.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
37
8. KREDIT YANG DIBERIKAN
Kredit yang diberikan berdasarkan jenis, sektor usaha, jangka waktu dan kualitas terdiri dari :
1) Jenis (dalam Rp)
31 Desember 2014
Lancar Dalam
Perhatian Khusus
Kurang
Lancar Diragukan Macet Jumlah
Konsumsi 1.326.417.544.967 27.553.163.600 3.503.010.091 2.600.636.111 39.120.296.393 1.399.194.651.162
Investasi 328.745.536.303 6.356.353.989 2.390.133 63.621.492 9.546.273.665 344.714.175.582
Modal Kerja 145.970.091.945 43.439.201.896 - 144.545.533 18.312.610.249 207.866.449.623
Karyawan 10.043.036.646 - - - - 10.043.036.646
Pinjaman Rekening Koran
42.242.132.000 447.298.000 1.093.760.000 - 702.560.000 44.485.750.000
Subjumlah 1.853.418.341.861 77.796.017.485 4.599.160.224 2.808.803.136 67.681.740.307 2.006.304.063.013
CKPN (1.115.376.560) (689.064.054) (181.970.779) (634.328.569) (26.398.222.019) (29.018.961.981)
Jumlah 1.852.302.965.301 77.106.953.431 4.417.189.445 2.174.474.567 41.283.518.288 1.977.285.101.032
31 Desember 2013
Lancar Dalam
Perhatian Khusus
Kurang Lancar
Diragukan Macet Jumlah
Konsumsi
753.405.673.210
31.845.573.047
2.931.634.573
2.503.473.343
40.990.038.708
831.676.392.881
Investasi
390.104.370.787
12.279.211.272
117.471.196
63.711.773
5.867.678.964
408.432.443.992
Modal Kerja
214.624.003.519
37.607.520.384
107.983.551
655.742.824
6.138.525.175
259.133.775.453
Karyawan
3.866.549.714 - - - -
3.866.549.714
Pinjaman Rekening Koran
14.398.159.189
- - - -
14.398.159.189
Subjumlah 1.376.398.756.419 81.732.304.703 3.157.089.320 3.222.927.940 52.996.242.847 1.517.507.321.229
CKPN - (677.732.424) (77.117.113) (380.478.653) (27.271.522.255) (28.406.850.445)
Jumlah 1.376.398.756.419 81.054.572.279 3.079.972.207 2.842.449.287 25.724.720.592 1.489.100.470.784
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
38
8. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)
1) Sektor Ekonomi (dalam Rp) :
31 Desember 2014
Lancar Dalam
Perhatian Khusus
Kurang Lancar
Diragukan Macet Jumlah
Pertanian, perburuan dan kehutanan
500.802.082
114.213.237
-
-
- 615.015.319
Perikanan
88.781.175 -
-
-
- 88.781.175
Pertambangan dan penggalian
24.648.465.334 -
-
-
6.462.636.245 31.111.101.579
Industri pengolahan 5.233.267.894 2.190.704.560
-
-
-
7.423.972.454
Konstruksi
16.380.005.341
26.171.392.213
-
- 4.084.046.256
46.635.443.810
Perdagangan besar dan eceran
83.027.861.779
14.672.468.884
923.764.583
49.468.457
2.050.806.554
100.724.370.257
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum
6.181.087.262 -
- 29.056.146 - 6.210.143.408
Transportasi, pergudangan dan
komunikasi
309.316.931.327
541.733.890
- -
6.913.713.070
316.772.378.287
Perantara keuangan
14.322.949.791 -
-
- 2.241.061.829 16.564.011.620
Realestate, usaha persewaan dan jasa perusahaan
53.695.980.828
5.830.010.159
172.390.133 129.642.422
6.782.598.013
66.610.621.555
Jasa pendidikan
-
63.587.887 -
-
- 63.587.887
Jasa kesehatan dan
kegiatan sosial
276.664.411
140.169.939
-
- -
416.834.350
Jasa masyarakat, sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya
3.284.963.024
518.573.116
-
- 26.581.947
3.830.118.087
Rumah Tangga 1.336.460.581.613
27.553.163.600
3.503.005.508
2.600.636.111
39.120.296.393
1.409.237.683.225
Lainnya
-
-
-
-
-
-
Sub Jumlah 1.853.418.341.861 77.796.017.485 4.599.160.224 2.808.803.136 67.681.740.307 2.006.304.063.013
CKPN (1.115.376.560) (689.064.054) (181.970.779) (634.328.569) (26.398.222.019) (29.018.961.981)
Jumlah 1.852.302.965.301 77.106.953.431 4.417.189.445 2.174.474.567 41.283.518.288 1.977.285.101.032
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
39
8. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)
2) Sektor Ekonomi (dalam Rp) : (lanjutan)
31 Desember 2013
Lancar Dalam
Perhatian Khusus
Kurang
Lancar Diragukan Macet Jumlah
Pertanian, perburuan dan kehutanan
495.671.556
67.021.613
-
-
-
562.693.169,00
Perikanan
-
134.136.983
-
-
-
134.136.983,00
Pertambangan dan penggalian
25.720.000.000
6.445.025.105
-
-
-
32.165.025.105,00
Industri pengolahan
14.136.753.391
-
-
-
15.144.275
14.151.897.666,00
Konstruksi
11.891.234.112
25.718.033.209
-
-
134.208.000
37.743.475.321,00
Perdagangan besar dan eceran
122.493.468.065
2.486.429.065
107.983.551
2.015.960.126
127.103.840.807,00
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum
579.869.019
48.273.887
-
-
-
628.142.906,00
Transportasi, pergudangan dan
komunikasi
380.615.688.457
5.070.184.770
-
250.742.824
3.888.562.004
389.825.178.055,00
Perantara keuangan
20.497.584.346
609.452.705
-
-
2.373.035.740
23.480.072.791,00
Realestate, usaha persewaan dan jasa perusahaan
28.123.819.485
8.406.860.690
33.890.259
468.711.773
3.552.712.047
40.585.994.254,00
Jasa pendidikan
-
-
83.580.937
-
-
83.580.937,00
Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
-
189.106.318
-
-
-
189.106.318,00
Jasa masyarakat, sosial
budaya, hiburan dan perorangan lainnya
174.285.875
712.207.311
-
-
26.581.947
913.075.133,00
Rumah Tangga
771.670.382.113
31.845.573.047
2.931.634.573
2.503.473.343
40.990.038.708
849.941.101.784,00 Lainnya
-
-
-
-
-
-
Sub Jumlah 1.376.398.756.419 81.732.304.703 3.157.089.320 3.222.927.940 52.996.242.847 1.517.507.321.229
CKPN - (677.732.424) (77.117.113) (380.478.653) (27.271.522.255) (28.406.850.445)
Jumlah 1.376.398.756.419 81.054.572.279 3.079.972.207 2.842.449.287 25.724.720.592 1.489.100.470.784
Dari jumlah tersebut, terdapat penyaluran kredit kepada pihak berelasi dengan PT Bank Yudha Bhakti yakni:
3) Berdasarkan Jangka Waktu 2014 2013
≤ 2 tahun 179.057.926.928 316.102.347.161 > 2 tahun s.d. 5 tahun 648.016.727.436 774.727.060.103 > 5 tahun 1.179.229.408.649 426.677.913.965
2.006.304.063.013 1.517.507.321.229 CKPN (29.018.961.981) (28.406.850.445)
Saldo akhir 1.977.285.101.032 1.489.100.470.784
2014 2013
Jumlah kredit pihak berelasi 81.756.000.000 106.588.000.000
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - -
Jumlah 81.756.000.000 106.588.000.000
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
40
8. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)
4) Kolektibilitas
2014 2013
Lancar 1.853.418.341.861 1.376.398.756.419
Dalam Perhatian Khusus 77.796.017.485 81.732.304.703
Kurang Lancar 4.599.160.224 3.157.089.320
Diragukan 2.808.803.136 3.222.927.940
Macet 67.681.740.307 52.996.242.847
2.006.304.063.013 1.517.507.321.229
CKPN (29.018.961.981) (28.406.850.445)
Saldo akhir 1.977.285.101.032 1.489.100.470.784
5) Perubahan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai adalah sebagai berikut :
2014 2013
Saldo awal tahun 15.613.871.384 14.308.970.641 Pelunasan Kredit yang telah dihapus
Buku 3.856.540.089 492.223.438
Penambahan Cadangan 18.243.914.209 22,719,123,693
Penghapusan selama tahun berjalan (8.695.363.701) (9.113.467.327)
Saldo akhir 29.018.961.981 28.406.850.445
Pada posisi 31 Desember 2014 dan 2013, Cadangan Kerugian Penurunan Nilai merupakan perhitungan nilai secara kolektif.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai yang telah dibukukan adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya Kredit Yang Diberikan.
6) Informasi penting lainnya :
Informasi penting yang berkaitan dengan kredit yang diberikan adalah sebagai berikut :
a. Kisaran suku bunga: 2014 2013
- Pinjaman Rekening Koran 18,00% 16,00% - 18,00% - Kredit Modal Kerja, Kredit
Investasi, dan Kredit Konsumer 18,00%
14,00% - 18,00% - Kredit Karyawan 3,00% - 12,00% 3,00% - 9,00% - Provisi Kredit 0,25% - 1,00% 0,25% - 1,00%
b. Kredit yang diberikan dijamin dengan sertifikat tanah, deposito, Bukti Pemilikan
Kendaraan Bermotor (BPKB), dan jaminan lainnya yang diterima oleh perbankan.
c. Kredit modal kerja dan kredit investasi diberikan untuk kepentingan modal kerja dan barang-barang modal lainnya, sedangkan kredit konsumer diberikan untuk tujuan pemilikan rumah, kendaraan bermotor, dan kredit perorangan lainnya.
d. Kredit yang diberikan kepada Direksi, Dewan Komisaris, dan Karyawan Bank merupakan kredit konsumtif dan kredit tersebut dibebani bunga dengan jangka waktu maksimal selama 10 tahun. Sumber pembayaran kredit tersebut berasal dari pemotongan gaji setiap bulan. Sedangkan kredit yang diberikan kepada pihak yang terkait dengan Bank, dilakukan persyaratan dan proses analisis normal seperti kepada pihak lain.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
41
8. KREDIT YANG DIBERIKAN (lanjutan)
6) Informasi penting lainnya : (lanjutan)
e. Pada posisi 31 Desember 2014 dan 2013 tidak terdapat kredit yang direstrukturisasi.
f. Jangka waktu kredit berkisar antara 1 (satu) tahun sampai dengan 15 (lima belas) tahun.
g. Bank dalam menyalurkan kredit per 31 Desember 2014 dan 2013, tidak terdapat pelanggaran ataupun pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).
9. PENYERTAAN
2014 2013
Nilai tercatat - 10.000.000
CKPN - -
Saldo akhir - 10.000.000
Akun ini merupakan saldo penyertaan kepada PT Penjamin Kredit Pengusaha Indonesia per 31 Desember 2014 dan 2013.
Penyertaan kepada PT Penjamin Kredit Pengusaha Indonesia dengan nilai nominal Rp1.000.000,- (Satu Juta Rupiah) per lembar saham.
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku, Penyertaan Saham digolongkan Lancar.
Pada posisi 31 Desember 2014 dan 2013 tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas penyertaan saham. Perubahan cadangan (pemulihan) cadangan kerugian penurunan nilai Penyertaan Saham selama 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut : 2014 2013
- Saldo Awal Tahun - - - Cadangan Tahun Berjalan - - - Pemulihan Cadangan - -
- -
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai Penyertaan Saham yang dibentuk telah memadai.
10. ASET TETAP
2014 2013
Harga Perolehan 46.688.024.175 42.643.838.085
Akumulasi penyusutan (29.789.717.928) (27.978.988.176)
Nilai buku 16.898.306.247 14.664.849.909
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
42
10. ASET TETAP (lanjutan) Rincian Aset Tetap adalah sebagai berikut :
31 Desember 2014
Saldo Saldo
31 Des 2013 Penambahan Pengurangan 31 Des 2014
Harga Perolehan :
Tanah 2.216.223.000 100.000.000 1.600.000.000 716.223.000
Bangunan 9.695.819.857 1.649.999.857 - 11.345.819.557 Peralatan dan perabotan Kantor 8.688.169.253 552.213.931 - 9.240.382.184
Instalasi 1.453.401.024 336.167.950 - 1.789.568.974
Komputer 11.958.689.951 558.704.214 - 12.517.395.165
Kendaraan 8.631.535.000 2.267.100.000 - 10.898.635.000
42.643.839.086 5.644.186.089 1.600.000.000 46.688.024.175
Akumulasi Penyusutan:
Bangunan 3.868.224.276 605.249.594 - 4.473.473.870 Peralatan dan perabotan Kantor 7.519.959.990 377.493.462 - 7.897.453.452
Instalasi 1.365.720.550 61.409.394 - 1.427.130.943
Komputer 10.592.126.499 464.158.217 - 11.056.284.717
Kendaraan 4.632.956.861 302.418.084 - 4.935.374.946
27.978.988.176 1.810.729.751 - 29.789.717.929
Nilai Buku 14.664.850.909 16.898.306.247
31 Desember 2013
Saldo Saldo
31 Des 2011 Penambahan Pengurangan 31 Des 2012
Harga Perolehan:
Tanah 2.216.223.000 - - 2.216.223.000
Bangunan 15.753.819.857 - 6.058.000.000 9.695.819.857 Peralatan dan perabotan kantor 8.543.380.497 144.788.756 - 8.688.169.253
Instalasi 1.380.427.024 72.974.000 - 1.453.401.024
Komputer 11.412.682.603 546.007.348 - 11.958.689.951
Kendaraan 7.987.835.000 643.700.000 - 8.631.535.000
47.294.367.981 1.407.470.104 6.058.000.000 42.643.838.086
Akumulasi Penyusutan:
Bangunan 5.681.815.964 453.948.275 2.267.539.963 3.868.224.276 Peralatan dan Perabotan Kantor 7.247.774.432 272.185.558 - 7.519.959.990
Instalasi 1.275.811.719 89.908.831 - 1.365.720.550
Komputer 10.202.080.720 390.045.779 - 10.592.126.499
Kendaraan 4.485.814.267 147.142.594 - 4.632.956.861
28.893.297.102 1.353.231.037 2.267.539.963 27.978.988.176
Nilai Buku 18.401.070.879 14.664.849.909
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat indikasi terjadinya penurunan nilai permanen aset tetap.
Jumlah penyusutan aset tetap yang dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif masing-masing sebesar Rp1.810.729.751 dan Rp1.353.231.037 untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 (Catatan 24).
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
43
10. ASET TETAP (lanjutan)
Bank telah mengasuransikan aset tetap (tidak termasuk hak atas tanah) untuk menutup kemungkinan kerugian terhadap risiko kebakaran dan pencurian kepada PT. Asuransi Himalaya Pelindung, PT. Berdikari Insurance, Asuransi Wahana Tata, Asuransi Jasindo, PT. Chartis Insurance Indonesia, PT. Asuransi Bhakti Bhayangkara, PT. Asuransi Mega Pratama, PT. Asuransi Asoka Mas dengan nilai pertanggungan seluruhnya sebesar Rp20.358.560 dan Rp10.232.414, untuk masing-masing periode 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013. Manajemen berkeyakinan bahwa pertanggungan asuransi untuk asset tetap perseroan berada di atas nilai buku. Pada tanggal 31 Desember 2014 terdapat asset yang telah disusutkan penuh namun masih digunakan yaitu : mesin-mesin kantor, peralatan kantor, kendaraan, instalasi, komputer masing-masing dengan jumlah tercatat bruto sebesar Rp303.836 dan Rp817.693. Bank memiliki aset tetap yang tidak dipakai sementara berupa 4 (empat) buah ruko yang terletak di gedung Graha Permata Pancoran, Jalan Raya Pasar Minggu Kaveling C11, C12, C15 & C16 dengan nilai perolehan keseluruhan sebesar Rp 1.400.000 dan nilai pasar sebesar Rp.6.720.000 (berdasarkan hasil penilaian dari appraisal independen Kantor Jasa Penilai Publik Budi, Edi, Saptono & Rekan Nomor 2049/JIB-BEST/L-PA/IX/14 tanggal 19 September 2014).
11. ASET LAIN-LAIN Akun ini terdiri dari :
2014 2013
Pendapatan Bunga Akrual Pinjaman Yang Diberikan 19.624.078.280 11.442.344.682
Pendapatan Bunga yang masih akan diterima 772.220.994 788.657.188 Pendapatan Bunga Akrual Pinjaman Kepada
Bank Lain 2.554.336 4.622.442 Pendapatan Bunga Kredit Jatuh Tempo 1.662.023.667 1.672.160.482 Biaya Dibayar Dimuka 17.283.019.569 13.042.176.905 Uang Muka 13.536.183.052 6.303.441.928 Persedian Perlengkapan Kantor dan Barang
Cetakan 803.476.372
656.480.529 Jaminan 1.229.935.250 908.941.232 Beban Pendirian 5.454.640 24.033.677 Tagihan Lain-lain 11.001.731.726 12.971.149.626 Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) 31.416.365.000 56.946.393.462
Jumlah 97.337.042.886 104.978.202.153
Sesuai surat Bank Indonesia No. 13/658/DPNP/IDPnp tanggal 23 Desember 2011 terkait dengan diterbitkannya SE BI No. 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011, Bank tidak diwajibkan lagi membentuk Cadangan Penghapusan Aset (PPA) untuk aset non produktif yang diperhitungkan dalam laporan keuangan. Penyesuaian atas PPA untuk aset non produktif yang telah dibentuk selama ini dilakukan terhadap saldo laba.
Penurunan Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) karena terdapat penjualan AYDA. Manajemen berkeyakinan tidak terdapat penurunan nilai yang signifikan atas nilai wajar agunan yang diambil alih (AYDA).
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
44
12. LIABILITAS SEGERA Liabilitas yang harus segera dibayar oleh Bank per 31 Desember 2014 dan 2013 seluruhnya dalam mata uang rupiah, terdiri darI : 2014 2013
Hutang Bunga 9.431.813.025 5.922.816.618
Setoran Jaminan 38.157.901 84.100.776 Kewajiban kepada ATM Sera 120.000 -
Biaya YMH Dibayar 354.709.099 350.484.433 Jumlah 9.824.800.025 6.357.401.827
13. SIMPANAN NASABAH
Simpanan dari nasabah seluruhnya dalam mata uang Rupiah. Berdasarkan jenis, simpanan dari nasabah terdiri dari :
Suku bunga efektif rata-rata tertimbang setahun untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 :
Simpanan yang diblokir dan dijadikan jaminan atas Pinjaman Yang Diberikan periode 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 masing-masing sebesar Rp113.543.982 dan Rp120.371.054
Rincian deposito berjangka menurut jangka waktunya adalah sebagai berikut :
2014 2013
Sampai dengan 1 bulan 244.490.184.199 1.094.363.774.332
Di atas 1 bulan s.d. 3 bulan 1.055.945.277.274 306.476.401.825
Di atas 3 bulan s.d. 6 bulan 386.477.267.760 100.289.196.847
Di atas 6 bulan s.d. 12 bulan 183.501.396.963 260.442.269.235
Di atas 1 Tahun s.d. 2Tahun 219.401.124.325 69.500.000
Jumlah 2.089.815.250.521 1.761. 641.142.239
2014 2013
Pihak Berelasi :
Giro termasuk kredit bersaldo kredit 8.663.545.064 3.715.649.377
Tabungan 7.901.153.912 3.476.003.928
Deposito Berjangka 77.724.704.849 141.943.177.667
Jumlah simpanan pihak berelasi 94.289.403.825 149.134.830.972
Pihak Ketiga :
Giro termasuk kredit bersaldo kredit 99.809.137.057 88.051.876.100
Tabungan 123.928.074.021 97.921.964.460
Deposit on Call - -
Deposito Berjangka 2.012.090.545.671 1.619.697.964.570
Jumlah simpanan pihak ketiga 2.235.827.756.749 1.805.671.805.130
Jumlah 2.330.117.160.574 1.954.806.636.102
2014 2013
Giro 2,50% 2,50% Tabungan 3,00% 3,00% Deposito 7,75% 7,51%
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
45
13. SIMPANAN NASABAH (lanjutan)
Berdasarkan Undang-Undang No.3 Tahun 2008 sebagai pengganti Undang-undang No.24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan bahwa LPS menjamin simpanan nasabah Bank yang berbentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.66 Tahun 2008 tentang Besaran Nilai Simpanan Yang Dijamin Lembaga Penjamin Simpanan, Pasal 1 menyatakan bahwa nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu Bank yang semula ditetapkan paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah) menjadi paling banyak Rp2.000.000.000 (dua miliar rupiah).
Beban premi penjaminan Pemerintah yang dibayar selama tahun 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp3.348.275 dan Rp4.373.215.
Jangka waktu penjaminan tersebut telah dilanjutkan oleh Pemerintah Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.179/KMK.017/2000 pada tanggal 26 Mei 2000 yang menyatakan bahwa jangka waktu program penjaminan diperpanjang dengansendirinya untuk jangka waktu enam bulan berikutnya secara terus menerus, kecuali apabila Menteri Keuangan mengumumkan pengakhiran dan atau perubahan Program Penjaminan dalam waktu enam bulan sebelum berakhirnya jangka waktu Program Penjaminan tersebut untuk diketahui oleh umum. Atas penjaminan ini pihak Bank melakukan pembayaran premi kepada Pemerintah.
14. SIMPANAN DARI BANK LAIN
Rincian deposito berjangka menurut jangka waktunya adalah sebagai berikut :
2014 2013
Pihak Berelasi : - Giro 23.106.329 19.707.165 - Deposito - -
23.106.329 19.707.165
Pihak Ketiga - Giro 3.059.675.436 3.196.269.219 - Deposito 61.518.869.990 63.700.460.551
64.578.545.426 66.896.729.769
Jumlah 64.601.651.755 66.916.436.935
Suku bunga efektif rata-rata tertimbang setahun untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 :
2014 2013
Giro 2,50% 2,50% Deposito 10,00% 7,51%
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
46
15. PINJAMAN YANG DITERIMA Pinjaman yang diterima merupakan pinjaman dari PT Bank Tabungan Negara (BTN). Pada periode 31 Desember 2014 dan 31 Desember 2013 saldo pinjaman yang diterima berturut-turut sebesar Rp378.216.482 dan Rp688.973.162 PT Bank Yudha Bhakti telah ditunjuk oleh PT Bank Tabungan Negara (BTN) sebagai Bank rekanan dalam penyaluran dana dalam rangka pembiayaan program kredit pemilikan rumah sederhana dan rumah sangat sederhana KP-RS/RSS sesuai perjanjian penerusan pinjaman antara PT Bank Tabungan Negara (BTN) dengan PT Bank Yudha Bhakti Nomor 09/PKS/DIR/2000 tanggal 08 Februari 2000 dan telah diamandemen, terakhir Nomor 11/ADD/PKS/DIR/2001 tanggal 13 Juni 2001.
16. PERPAJAKAN
a. Hutang Pajak : 2014 2013
Pajak Penghasilan pasal 21 283.294.251 621.060.951 Pajak Penghasilan pasal 25 - 3.658.270.750 Pajak Penghasilan pasal 29 1.918.218.218 - Pajak Penghasilan pasal 23 189.363.275 6.676.177 Pajak Penghasilan pasal 4 ayat 2 3.258.265.542 2.092.232.372
Jumlah 5.649.641.286 6.378.240.250
b. Beban Pajak : 2014 2013
Beban pajak penghasilan kini (4.497.587.000) (6.650.569.750) Manfaat (beban) pajak tangguhan 467.602.964 (288.746.296
Jumlah (4.029.984.036) (6.939.316.046)
c. Pajak Penghasilan Badan :
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dengan taksiran laba fiskal yang dihitung oleh Bank untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut :
2014 2013
Laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi 16.052.259.176
17.994.504.785
Koreksi fiskal terdiri dari : Beda Temporer
Jasa Produksi& tantiem (911.037.748) 2.211.037.748 Penyusutan Aktiva Tetap (969.956.840) (1.349.673.026) Beban Imbalan pascakerja 140.298.000 (1.190.904.000) PPAP dan CKPN - 2.256.146.950
Beda Permanen Pendapatan Sewa - - Beban Sumbangan 72.850.492 71.234.562 Biaya Jasa Konsultan - 108.900.000
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
47
16. PERPAJAKAN (lanjutan)
c. Pajak Penghasilan Badan (lanjutan) :
Beban Pajak 21 2.422.497.298 2.152.489.710 Biaya Non Operasional 1.018.274.878 1.589.816.129 Beban Pemasaran 137.350.159 43.548.690 Beban Bea Santunan/Dana Kematian 27.813.090 - Beban Aktivitas Marketing - - Beban Sewa Peralatan Kantor - - Beban Sewa Kendaraan - - Beban Sewa Lainnya - 2.649.008.735 Biaya Jasa pihak ketiga - 66.169.558
Penghasilan Kena Pajak 17.990.348.505 26.602.279.840
Pembulatan 17.990.348.000 26.602.279.000
Dikenakan tarif 25% :
2014 : 25% x Rp17.990.348.000 4.497.587.000 6.650.569.750 Jumlah Taksiran Pajak Penghasilan 4.497.587.000
6.650.569.750
Pajak dibayar dimuka: - PPh Pasal 25 (2.579.368.782) (3.241.857.000)
Pajak penghasilan terhutang 1.918.218.218 3.408.712.750 d. Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dengan beban
pajak penghasilan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut :
2014 2013
Laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi 16.052.259.176 17.994.504.785
Beban pajak dengan tarif pajak maksimum yang berlaku 4.013.064.794 4.498.626.196
Pengaruh pajak atas beda tetap pada tarif pajak maksimum yang berlaku 885.796.653 1.670.291.846
Pengaruh pajak atas beda waktu pada tarif pajak maksimum yang berlaku (401.274.447) 481.651.918
Beban Pajak Penghasilan 4.497.587.000 6.650.569.750
e. Pajak Penghasilan Tangguhan
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014 :
31 Des 2013 Dikreditkan ke Laporan Laba
Rugi
Dibebankan ke ekuitas
31 Des 2014
Aset pajak tangguhan :
- Pendapatan
Komprehensif lainnya 3.060.965.136 (266.008.636) 108.299.000 2.903.255.500
- Jasa Produksi 552.759.437 (227.759.437) - 325.000.000
- Penyusutan Aset tetap 839.296.878 (272.489.976) - 566.806.902
-Kewajiban Manfaat
karyawan 1.248.232.750 (35.074.500) 1.283.307.250
-CKPN (1.219.926.636) 1.219.926.636
Jumlah 4.481.327.555 (418.594.087) 108.299.000 5.078.369.652
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
48
16. PERPAJAKAN (lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 :
31 Des 2012
Dikreditkan ke
Laporan Laba Rugi
Dibebankan ke
ekuitas
31 Des 2013
Aset pajak tangguhan :
- Pendapatan Komprehensif lainnya - - 3.060.965.136 3.060.965.136
- Jasa Produksi - 552.759.437 - 552.759.437
- Penyusutan Aset tetap (299.303.261) 1.138.600.139 - 839.296.878
-Kewajiban Manfaat
karyawan 1.545.959.000 (297.726.250) 1.248.232.750
-CKPN 462.453.236 (1.682.379.872) (1.219.926.636)
Jumlah 1.709.108.975 (288.746.546) 3.060.965.136 4.481.327.555
17. LIABILITAS LAIN-LAIN
18. LIABILITAS IMBALAN KERJA
Program Pensiun
Perusahaan mengikuti program pensiun manfaat pasti Dana Pensiun untuk semua pegawai tetap, calon pegawai tetap serta Direksi yang diangkat dari pegawai yang memenuhi syarat kepesertaan. Dana pensiun ini dikelola oleh Dana Pensiun Bank Yudha Bhakti yang Peraturan Dana Pensiunnya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. KEP-232/KM.6/2004 tanggal 14 Juli 2003. Manfaat pensiun akan diberikan apabila karyawan tersebut memasuki masa pensiun.
Kewajiban peserta (pegawai) sebagai berikut :
1. Pegawai yang diterima sebelum berlakunya UU Nomor 11 Tahun 1992 wajib menyetor iuran yang dipotong langsung dari gaji (Penghasilan Dasar Pensiun/PhDP) sebesar 7,5% untuk dana Pensiun dan 7,5% untuk THT.
2. Pegawai yang diterima sejak berlakunya UU Nomor 11 tahun 1992, wajib menyetor iuran yang dipotong langsung dari gaji (PhDP) sebesar 7,5% untuk Dana Pensiun.
PT Bank Yudha Bhakti berkewajiban membayar iuran berupa Normal Cost dan Past Service Liability (PSL) yang besarnya ditetapkan/dihitung oleh Aktuaria yang melakukan evaluasi minimal setiap 3 (tiga) tahun sekali.
2014 2013
Titipan Nasabah 1.817.841.983 1.202.946.324 Beban yang Masih Harus Dibayar 542.635.719 331.933.292 Pendapatan Diterima Dimuka 155.206.456 1.604.661.828 Kewajiban Lainnya Internal 1.617.403.507 2.532.703.404 Pendapatan Bunga Ditangguhkan - 1.159.699.934 Kewajiban Pasca Kerja 5.133.229.000 4.992.931.000
Jumlah 9.266.316.665 11.824.875.782
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
49
18. LIABILITAS IMBALAN KERJA (lanjutan)
Perhitungan Aktuaria Program Pasca Kerja
Perhitungan Aktuaria terakhir untuk Program Pensiun, Program Pasca Kerja dan Imbalan Jangka Panjang Lainnya dilakukan oleh Daya Mandiri Dharmakonsilindo Tanggal 14 Juli 2014.
Perhitungan yang dilakukan adalah untuk mengakui biaya yang seharusnya dikeluarkan oleh Perusahaan berkenaan dengan imbalan pascakerja berupa penghargaan masa bakti, tabungan hari tua, cuti besar, tunjangan pemeliharaan kesehatan, dan pensiun karyawan bila mencapai usia pensiun.
Perhitungan rekonsiliasi aset program dan kewajiban estimasian imbalan kerja yang diakui di Neraca adalah sebagai berikut :
2014 2013
Nilai Kini Kewajiban (1.865.327.000) (2.906.351.000) Nilai Wajar Aset Program - - Status Pendanaan (1.865.327.000) (2. 906.351.000) Kerugian(keuntungan) aktuaria yang belum
diakui (3.267.902.000) (2.086.580.000)
Jumlah Liabilitas Imbalan Pascakerja (5.133.229.000) (4.992.931.000)
Rekonsiliasi perubahan saldo kewajiban pascakerja untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut :
2014 2013
Saldo Awal 4.992.931.000 (6.183.835.000) Beban Jasa Kini 350.773.000 (482.906.000) Beban bunga - (451.901.000) Amortisasi Laba Rugi Aktuaria (28.012.000) (37.208.000) Excess Payment (182.463.000) - Pembayaran selama tahun berjalan - (2.162.919.000)
Saldo akhir 5.133.229.000 (4.992.931.000)
Asumsi yang digunakan dalam perhitungan aktuarial 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut :
Program Dana Pensiun
1. Tingkat Bunga (Diskonto) : 5.75% per annum
2. Tingkat Kenaikan Penghasilan : 5% per annum
3. Tingkat Kematian : Commissioners Standar Ordinary 1980 – (CSO’80)
4. Tingkat Pengunduran Diri : 5% at age 25 reducing linearly to 1% at age 45 and
thereafter.
5. Tingkat Kecacatan : 10% of mortality rate
6. Usia Pensiun Normal : 55 years old
Aset dana pensiun terutama terdiri dari deposito berjangka, penempatan langsung dan investasi jangka panjang dalam bentuk tanah dan bangunan.
19. MODAL SAHAM
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
50
Berdasarkan Akta Nomor 15.- tanggal 19 Juni 2014 yang dibuat dihadapan Agung Iriantoro, Sarjana Hukum., Magister Hukum Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai Surat Keputusan Nomor AHU-03434.40.21.2014 tanggal 26 Juni 2014. Periode 31 Desember 2014 tanggal 19 Juni 2014 Modal Dasar Perseroan berjumlah sebesar Rp600.000.000.000,- (Enam Ratus Milyar Rupiah) yang terbagi atas 600.000 (Enam Ratus Ribu) lembar saham, dengan masing-masing saham bernilai Rp1.000.000,- (Satu Juta Rupiah). Atas saham-saham tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh oleh para Pemegang Saham berdasarkan Akta Nomor 15.- tanggal 19 Juni 2014 yang dibuat dihadapan Agung Iriantoro, Sarjana Hukum, Magister Hukum, Notaris di Jakarta, yang telah dilaporkan dan diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan diterima berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar PT. Bank Yudha Bhakti Nomor AHU-03434.40.21.2014 tanggal 26 Juni 2014, yaitu sebesar Rp.221.516.000.000,- (Dua Ratus Dua puluh Satu Miliar Lima Ratus Enam belas Juta Rupiah) yang terbagi dalam 221.516 (Dua Ratus Dua puluh Satu Ribu Lima Ratus Enam belas) lembar saham dengan nominal Rp1.000.000,- (Satu Juta Rupiah) per lembar saham. Berdasarkan Akta Nomor 7 tanggal 11 Juli 2011 yang dibuat dihadapan Agung Iriantoro, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai surat pemberitahuan perubahan anggaran dasar Nomor AHU-AH.01.10-29052 tanggal 14 September 2011 yang didaftarkan dalam daftar perusahaan Nomor HU-0073929.AH.01.09 tanggal 14 September 2011. Akta tersebut disesuaikan di tahun 2012 Nomor 55 yang diakui bulan Februari 2014 dan sesuai Surat Keputusan Kehakiman Nomor 2012. Perubahan pada tahun 2013 di sahkan di Akta Nomor 21 tanggal 28 Juni 2013 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Susunan pemegang dan kepemilikan saham per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut :
31 Desember 2014
Saham Nominal Pemegang Saham (lembar) Rp %
INKOPAD 9.139 9.139.000.000 4.13% INKOPAL 9.139 9.139.000.000 4.13% INKOPAU 8.888 8.888.000.000 4.01% INKOPPOL 9.218 9.218.000.000 4.16% INKOPPABRI 11.115 11.115.000.000 5.02% INKOVERI 5.672 5.672.000.000 2.56% PUSKOP MABES TNI 4.797 4.797.000.000 2.17% PUSKOP KEMHAN 6.138 6.138.000.000 2.77% PT Gozco Capital 135.356 135.356.000.000 61.10% Sugeng Subroto 8.862 8.862.000.000 4.00% KOPKAR Bank Yudha Bhakti 13.192 13.192.000.000 5.95%
Jumlah 221.516 221.516.000.000 100%
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
51
19. MODAL SAHAM (lanjutan)
31 Desember 2013 Saham Nominal
Pemegang Saham (lembar) Rp %
INKOPAD 9.139 9.139.000.000 4,43% INKOPAL 9.139 9.139.000.000 4,43% INKOPAU 8.888 8.888.000.000 4,30% INKOPPOL 9.218 9.218.000.000 4,46% INKOPPABRI 11.115 11.115.000.000 5,38% INKOVERI 6.179 6.179.000.000 2,99% PUSKOP MABES TNI 4.797 4.797.000.000 2,32% PUSKOP KEMHAN 6.138 6.138.000.000 2,97% PT Gozco Capital 119.849 119.849.000.000 58,04% Sugeng Subroto 8.862 8.862.000.000 4,29% KOPKAR Bank Yudha Bhakti 13.192 13.192.000.000 6,39%
Jumlah 206.516 206.516.000.000 100% 20. PENDAPATAN BUNGA
Pendapatan bunga terdiri dari hasil bunga, provisi dan komisi yang berhubungan dengan aktivitas perkreditan, sebagai berikut :
2014 2013
Pendapatan Bunga Berasal Dari Surat Berharga :
- Bank Indonesia 10.399.720.601 9.451.764.604 - Bank Lain 1.844.861.111 2.665.555.599 - Non Bank 3.844.483.250 4.091.077.266
Penempatan Pada Bank Lain : - Giro Bank Lain 16.743.545 14.370.209 - Giro Bank Indonesia 940.439.574 992.422.511 - Interbank Call Money 849.327.780 508.551.663 - Deposito Berjangka 70.333.401 104.816.966
Kredit yang Diberikan 260.401.992.580 237.711.848.807 Pendapatan Provisi dan Komisi Kredit 19.357.230.607 8.686.128.361
Jumlah 297.725.132.449 264.226.535.987
21. BEBAN BUNGA
Beban Bunga Berasal Dari : 2014 2013
Kewajiban Kepada Bank Lain
- Jasa Giro 149.636.301 70.915.285 - Call Money 256.542.501 495.833 - Deposito Berjangka 6.014.832.558 4.603.793.773 - Deposit on Call 3.904.110 51.279.452
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
52
21. BEBAN BUNGA (lanjutan)
2014 2013
Kewajiban Kepada Bukan Bank
- Jasa Giro 1.013.658.541 1.082.351.080 - Deposito Berjangka 157.706.515.255 130.145.176.509 - Deposit on Call 256.744.331 564.278.943 - Sertifikat Depsito 41.955 - - Tabungan 3.900.784.902 3.245.755.300
Bunga Pinjaman Yang Diterima Dari Bank Lain 23.344.331 9.853.329
Beban Provisi dan Komisi 3.475.810.947 -
Jumlah 172.801.815.732 139.773.899.504
22. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA
2014 2013
Provisi dan Komisi Lainnya 2.527.191.434 2.093.805.760
Keuntungan Penjualan Aset Keuangan 10.756.662 750.000.000 Pendapatan Amortisasi Diskonto - 8.515.031 Pendapatan Denda 477.476.736 428.972.332 Keuntungan Penjualan AYDA 1.790.913.603 694.417.002 Pendapatan dari Kredit Hapus Buku 9.094.236.505 2.105.792.913 Pendapatan Fee ATM 14.824 -
Jumlah 13.900.589.764 6.081.503.038
23. BEBAN TENAGA KERJA
2014 2013
Biaya Gaji Dan Upah 35.536.168.097 31.539.918.595 Biaya Lembur 847.785.623 718.635.525 Tunjangan Hari Raya 3.237.439.279 2.865.425.943 Tunjangan Jabatan 2.174.736.312 1.750.679.258 Tunjangan Teller 183.572.666 181.025.645 Tunjangan Cuti 547.187.144 412.757.910 Tunjangan Perumahan 1.123.526.278 1.043.108.535 Tunjangan Telepon 372.833.198 352.154.276 Tunjangan Dana Pensiun 3.454.132.500 3.038.681.824 Honorarium Dewan Komisaris 1.935.000.000 1.275.000.000 Tunjangan Home Base 98.434.103 52.337.342 Pengobatan dan Perawatan 1.583.391.078 1.308.943.518 Transportasi dan Uang Makan 296.349.180 177.814.750 Jamsostek 1.353.254.478 1.124.732.000 Tantiem/Bonus 1.300.000.000 2.961.320.416 Beban Imbalan pascakerja 140.298.000 99.247.088 Beban Pegawai Freelance 190.354.765 8.497.500 Beban Lainnya 137.538.800 -
Jumlah 54.512.001.501 48.910.280.125
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
53
24. BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM
2014 2013
Pendidikan dan Pelatihan 1.256.829.734 1.445.901.092 Sewa 15.797.952.847 14.648.259.345 Pemeliharaan dan Perbaikan 5.680.804.915 5.255.839.913 Transportasi 628.497.682 448.319.300 Telekomunikasi 1.864.939.783 1.807.142.561 Pajak 2.598.704.004 2.319.224.185 Listrik dan Air 1.837.615.784 1.699.247.867 Cetakan dan Alat Tulis Kantor 908.370.639 840.320.836 Penagihan 285.571.073 147.981.220 Perjalanan Dinas 996.956.745 497.520.775
Pita / Tinta Komputer 432.321.507 653.254.729 Akuntan / Konsultan 2.263.027.260 445.739.114 Kustodian 18.064.444 25.537.786
Keanggotaan 444.169.087 426.968.484 Administrasi Proses Warkat
Kliring/PIPU/RTGS 224.833.718
205.005.446
Materai dan Benda Pos 322.995.427 239.077.331 Langganan Surat Kabar/Majalah 90.514.008 75.992.400 Perlengkapan Kantor 157.498.406 103.972.135
Kegiatan Dewan Komisaris 169.186.167 180.476.494
Aktivitas Pegawai 1.328.055.036 741.009.454
BY Pakaian Seragam 5.714.000 13.853.000 Rekruitmen Pegawai 26.148.500 23.091.866 Provisi dan Komisi - - Premi Penjaminan Dana Pihak Ketiga 3.348.275.190 4.363.458.740 Beban Asuransi 181.017.557 129.397.509 Beban Asuransi Kas 200.986.971 123.521.617 Beban Penyusutan Aset Tetap 2.009.638.952 1.353.231.038 Beban Amortisasi 464.996.336 902.008.724 Beban Transfer 18.046.830 13.616.000 Beban Blanko Surat Berharga 4.965.220 5.192.825 Beban Bahan Bakar Kendaraan 2.508.201.196 1.839.341.811 Beban Pungutan OJK 627.772.878 Lainnya 1.453.951.869 716.945.092
Jumlah
48.156.623.765 41.690.448.688
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
54
25. BEBAN PEMASARAN
2014 2013
Aktivitas Marketing 12.956.431.509 13.643.548.690 Iklan dan Reklame 678.401.613 425.320.443 Sponsorship 621.636.731 181.146.767 Santunan 27.813.090 27.052.485 Lainnya 137.350.159 232.705.832
Jumlah 14.421.633.102 14.509.774.215
26. BEBAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET KEUANGAN DAN NONKEUANGAN - BERSIH
2014 2013
Penempatan pada Bank Lain - - Surat Berharga - - Kredit yang Diberikan 6.228.356.648 12.016.537.000
Jumlah 6.228.356.648 12.016.537.000
27. BEBAN OPERASIONAL LAINNYA
2014 2013
Kerugian Penjualan Surat Berharga - Tersedia untuk Dijual
133.740.000 -
Aset Non Produktif - Agunan yang Diambil Alih
3.550.000 -
Kerugian Penjualan Agunan yang Diambil Alih
29.629.645 -
Jumlah 166.919.645 -
28. PENDAPATAN BUKAN OPERASIONAL
2014 2013
Pendapatan Sewa 17.500.000 - Laba Penjualan Aset Tetap 947.293.380 2.587.156.486 Laba Penjualan AYDA - 398.000.000 Pendapatan Non Operasional Lainnya 903.532.552 2.656.675.677
Jumlah 1.868.325.932 5.641.832.162
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
55
29. BEBAN BUKAN OPERASIONAL
2014 2013
Beban Denda 120.668.922 645.235.586 Beban Sumbangan 72.850.491 44.182.077 Rugi Penjualan Aktiva Tetap 80.713.125 871.766.083 Lainnya 880.206.038 1.583.635.492
Jumlah 1.154.438.576 3.144.819.238
30. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI
Dalam kegiatan normal usaha, Bank melakukan transaksi dengan pihak berelasi karena hubungan kepemilikan dan/atau kepengurusan. Semua transaksi dengan pihak-pihak berelasi telah dilakukan dengan kebijakan dan syarat yang telah disepakati bersama.
No. Pihak-Pihak Berelasi Sifat Hubungan Transaksi
1 Dewan Komisaris, Direksi Manajemen Kunci Kompensasi dan Remunerasi
Kredit Yang Diberikan
Simpanan Nasabah
2 Pejabat Bank Manajemen Kunci Kompensasi dan Remunerasi
Simpanan Nasabah
3 Pengurus Koperasi Karyawan
Dikendalikan bersama oleh manajemen kunci
Kredit Yang Diberikan
Simpanan Nasabah
4 BPR Dikendalikan oleh manajemen kunci
Simpanan Nasabah
Dalam kegiatan usahanya, Bank juga mengadakan transaksi-transaksi tertentu dengan pihak-pihak berelasi. Transaksi-transaksi pada saldo tahun 2014 dan 2013 meliputi :
Kredit yang diberikan 2014 2013
Pemegang Saham 2.399.000.000 20.500.000.000
Dewan Komisaris dan Direksi 5.073.000.000 -
Penjamin kredit Perusahaan PSP 71.494.000.000 83.931.000.000
Penjamin kredit Perusahaan Komisaris 1.895.000.000 2.157.000.000
Pejabat Bank 895.000.000
Koperasi Karyawan - -
Jumlah 81.756.000.000 106.588.000.000
Persentase terhadap total kredit yang diberikan
4,07% 8,98%
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
56
30. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (lanjutan)
Pinjaman kepada pihak berelasi khususnya pinjaman kepada Pemegang saham sebesar Rp2.399.000,- dan Penjamin Kredit Perusahaan PSP sebesar Rp71.494.000,- dijamin dengan Deposito Berjangka (back to back) yang ditempatkan di Bank Yudha Bhakti.
Simpanan Nasabah
2014 2013
Dewan Komisaris dan Direksi 91.370.895.000 146.217.236.533
Pejabat Bank 1.443.350.000 1.366.283.951
Pengurus Koperasi Karyawan 1.475.159.000 1.551.310.489
94.289.404.000 149.134.830.972
BPR 23.106.000 19.707.165
Jumlah 94.312.510.000 149.154.538.137
Persentase terhadap total simpanan nasabah 4,05% 7,63%
Kompensasi manajemen kunci
Kompensasi yang dibayar atau terutang pada manajemen kunci atas jasa kepegawaian adalah sebagai berikut :
2014 2013
Gaji dan Imbalan jangka pendek:
Dewan Komisaris 1.935.000.000 1.275.000.000
Direksi 3.410.000.000 1.408.419.355
Pejabat Eksekutif 2.975.638.348 2.515.573.247
Jumlah 8.320.638.348 5.198.992.602
Persentase terhadap total beban pegawai 20,35% 14,85%
Imbalan pascakerja:
Dewan Komisaris - -
Direksi - -
Pejabat Eksekutif 1.360.305.685 1.270.540.000
Jumlah 1.360.305.685 1.270.540.000
Persentase terhadap total beban pegawai 26,50% 25,45%
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
57
30. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN
Tabel berikut ini merupakan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 :
Tahun 2014 Aset dan
Liabilitas
Keuangan
Dimiliki hingga
jatuh tempo
Pinjaman dan
Piutang
Tersedia untuk
Dijual
Biaya Perolehan
diamortisasi
lainnya
Nilai tercatat Nilai wajar
ASET
KEUANGAN
Kas - - 22.122.104.275 - 22.122.104.275 22.122.104.275
Giro pada BI - 183.478.627.541 - - 183.478.627.541 183.478.627.541
Giro pada
Bank Lain - 260.614.351 - - 260.614.351 260.614.351
Penempatan
pada BI dan
Bank Lain 230.967.586.743 - - - 230.967.586.743 230.967.586.743
Efek-Efek - - 158.806.057.908 - 158.806.057.908 158.806.057.908
Kredit yang
Diberikan - 2.006.304.063.013 - - 2.006.304.063.013 2.006.304.063..013
LIABILITAS
KEUANGAN
Simpanan dari
Nasabah - - - 2.330.117.160.575 2.330.117.160.575 2.330.117.160.575
Simpanan dari
Bank Lain - - - 64.601.651.755 64.601.651.756 64.601.651.756
Tahun 2013 Aset dan
Liabilitas
Keuangan
Dimiliki hingga
jatuh tempo
Pinjaman dan
Piutang
Tersedia untuk
Dijual
Biaya Perolehan
diamortisasi
lainnya
Nilai tercatat Nilai wajar
ASET
KEUANGAN
Kas - - 16.950.983.925 - 16.950.983.925 16.950.983.925
Giro pada BI - 138.933.406.135 - - 138.933.406.135 138.933.406.135
Giro pada
Bank Lain - 826.655.029 - - 826.655.029 826.655.029
Penempatan
pada BI dan
Bank Lain 422.549.607.764 - - - 422.549.607.764 422.549.607.764
Efek-Efek - - 99.219.793.069 - 99.219.793.069 99.219.793.069
Kredit yang
Diberikan - 1.501.893.449.845 - - 1.501.893.449.845 1.501.893.449.845
LIABILITAS
KEUANGAN
Simpanan dari
Nasabah - - - 1.954.806.636.102 1.954.806.636.102 1.954.806.636.102
Simpanan dari
Bank Lain - - - 66.916.436.935 66.916.436.935 66.916.436.935
Metode dan asumsi yang digunakan adalah bahwa nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan mendekati nilai tercatatnya karena mempunyai jangka waktu yang singkat atas instrumen keuangan tersebut dan/atau suku bunganya ditinjau ulang.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
58
31. BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT
Pada tanggal 31 Desember 2014dan 2013, tidak terdapat pelanggaran dan pelampauan BMPK kepada pihak terkait maupun pihak tidak terkait.
Sesuai dengan peraturan BI No. 7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum, batas maksimum penyediaan dana kepada pihak terkait, satu peminjam yang bukan pihak terkait dan satu kelompok peminjam yang bukan pihak terkait masing-masing tidak melebihi 10%, 20% dan 25% dari modal Bank.
32. MANAJEMEN RISIKO
Bank telah menerapkan manajemen risiko yang independen dan sesuai dengan standar yang merujuk pada ketentuan Bank Indonesia serta best practices yang diterapkan seperti Bank Lain pada umumnya, serta telah mengacu kepada Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 tangal 1 Juli 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, agar sejalan dengan rencana penerapan Basel II accord secara bertahap di Indonesia.
Dalam hal bagian dari proses yang berjalan, sehingga untuk mencapai standar terbaik dibidang pengelolaan risiko, Bank senantiasa mengembangkan dan menyempurnakan kerangka sistem pengelolaan risiko dan pengendalian internal yang terpadu dan komprehensif, agar memberikan informasi secara dini dalam mengambil langkah-langkah perbaikan guna meminimalisir risiko.
Kerangka sistem pengelolaan risiko ini dituangkan dalam bentuk kebijakan, prosedur, limit transaksi dan kewenangan serta perangkat lainnya yang berlaku bagi segenap aktivitas bisnis dengan tetap melakukan evaluasi dan perubahan parameter secara berkala sesuai dengan perubahan bisnis.
Hasil dari pengelolaan risiko tersebut, telah diatur berbagai kebijakan agar manajemen risiko berfungsi sebagai business enabler, sehingga berperan meningkatkan pertumbuhan bisnis dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian melalui penerapan proses manajemen risiko yang ideal dengan cara identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko pada semua level organisasi.
Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi terhadap aktivitas manajemen risiko Bank diimplementasikan melalui pembentukan Komite Manajemen Risiko untuk meningkatkan fungsi komite dalam rangka mengambil langkah-langkah persiapan pelaksanaan proses dengan membentuk Komite Pemantau Risiko, Komite Audit dan Komite Remunerasi dan Nominasi.
Komite yang dibentuk bertanggung jawab kepada Komisaris, dengan tugas utama memberikan masukan kepada Komisaris mengenai masalah-masalah manajemen risiko, mengevaluasi sistem pengawasan manajemen risiko dan pengawasan intern serta menyediakan informasi kepada Komisaris hal-hal yang berkaitan dalam mengantisipasi potensi risiko.
Berpedoman terhadap kebijakan Peraturan Bank Indonesia, Bank telah menetapkan suatu kebijakan Manajemen Risiko, melalui Surat Keputusan Direksi Nomor : SKEP/169/SET/BYB/XII/2011 tanggal 23 Desember 2011 tentang Penyempurnaan Pedoman Manajemen Risiko,didalamnya telah mencakup Penerapan 8 (Delapan) Profil Risiko terhadap Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Kepatuhan, Risiko Hukum, Risiko Reputasi dan Risiko Strategis dengan kategori peringkat risiko Bank Umum mencakup risiko inheren dan sistem pengendalian risiko.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
59
33. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
Dalam tahun 2012, Bank telah menetapkan Kebijakan Manajemen Risiko serta telah menyusun Profil Risiko untuk posisi 31 Desember 2012, dengan peringkat komposit Moderate dan Sistem Pengendalian Intern Cukup Memadai.
1. Jenis-Jenis Risiko :
a. Risiko Kredit Adalah risiko akibat kegagalan Debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank.
b. Risiko Pasar Adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option.
c. Risiko Likuiditas Adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank.
d. Risiko Operasional Adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.
e. Risiko Hukum Adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis.
f. Risiko Kepatuhan Adalah risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
g. Risiko Strategis Adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
h. Risiko Reputasi Adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank.
2. Penerapan Manajemen Risiko
a. Bank wajib menerapkan manajemen resiko secara efektif.
b. Penerapan manajemen risiko paling kurang mencakup :
1) Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi.
2) Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit transaksi.
3) Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi Manajemen Risiko.
4) Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
60
33. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
2. Penerapan Manajemen Risiko (lanjutan)
c. Pengelolaan 8 (delapan) risiko :
1) Bank wajib melakukan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko terhadap seluruh faktor-faktor risiko (Risk Factors) yang bersifat
material.
2) Profil Risiko dikelola oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko berdasarkan peran aktif.
3) Pelaksanaan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko wajib didukung oleh :
Sistem informasi manajemen yang akurat dan tepat waktu.
Pengalaman yang dimiliki Bank dalam mengelola risiko terhadap tingkat risiko yang akan diambil (Risk Appetite).
Laporan yang akurat dan informatif mengenai kondisi keuangan Bank, kinerja aktivitas fungsional dan eksposur risiko Bank.
d. Kategori peringkat risiko bagi Bank umum, mencakup :
a. Risiko Inheren, adalah risiko yang melekat pada suatu bisnis atau aktivitas Bank yang timbul dari eksposure (dampak) dan ketidakpastian serta kemungkinan terjadinya kejadian yang merugikan Bank di masa yang akan datang.
Peringkat risiko inheren:
Rendah Dampak kecil, tidak ada kerugian keuangan.
Cukup Rendah Kerugian keuangan yang kecil, terdapat gangguan dalam kegiatan pekerjaan sehari-hari.
Moderate Terjadi gangguan namun masih dapat melanjutkan bisnis, kerugian keuangan yang cukup besar, reputasi sedikit terpengaruh
Cukup Tinggi Terjadi gangguan pada kegiatan bisnis tertentu, kerugian keuangan yang besar, reputasi terganggu pada bisnis/nasabah tertentu.
Tinggi Gangguan bisnis yang signifikan, kerugian keuangan yang sangat besar, reputasi Bank terganggu pada seluruh aspek bisnis.
b. Sistem Pengendalian Intern, adalah serangkaian sistem yang dilakukan Bank dalam rangka mengendalikan risiko atau meminimalkan dampak negatif risiko terhadap kondisi dan kinerja keuangan Bank.
Peringkat Pengendalian Risiko :
Tidak Memadai Manajemen pada umumnya tidak efektif, tidak mampu mengidentifikasi dan mengendalikan kelemahan-kelemahan penerapan Manajemen Risiko yang material.
Kurang Memadai
Manajemen pada umumnya kurang efektif, kurang mampu mengidentifikasi dan mengendalikan kelemahan-kelemahan penerapan Manajemen Risiko yang cukup material.
Cukup Memadai Manajemen pada umumnya cukup efektif, cukup mampu mengidentifikasi dan mengendalikan kelemahan-kelemahan penerapan Manajemen Risiko yang kurang material.
Memadai Manajemen pada umumnya efektif dan mampu mengidentifikasi dan mengendalikan kelemahan-kelemahan penerapan manajemen Risiko yang tidak material.
Sangat Memadai
Manajemen secara efektif mengidentifikasi dan mengendalikan seluruh Risiko Bank.
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
61
33. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
3. Risk Assesment (Penilaian Risiko)
a. Penilaian risiko adalah keseluruhan proses dari Identifikasi Risiko, Analisa Risiko dan Evaluasi Risiko yang dihadapi oleh Bank. Penilaian Risiko mencakup keseluruhan risiko yang dihadapi Bank, yaitu Risiko Kredit, Pasar, Operasional, Likuiditas, Hukum, Strategis, Reputasi dan Kepatuhan.
b. Tahapan dalam Penilaian Risiko (Risk Assesment) adalah :
1) Identifikasi Risiko Adalah proses dimana Bank mendeteksi risiko yang berpotensi merugikan finansial Bank akibat dari suatu kasus-kasus tertentu terhadap pelaksanaan aktivitas bisnisnya.
2) Penilaian Risiko Inheren Adalah proses dimana Bank mengukur aktivitas atau bisnis yang melekat didalamnya dengan level risiko dari aktivitas lainnya, sehingga dapat memberikan hasil yang dapat membantu dalam penilaian efektifitas sistem pengendalian risiko.
3) Penilaian Sistem Pengendalian Risiko Adalah proses mengukur kemampuan dan peran aktif Manajemen dalam memenuhi kecukupan seluruh kebijakan, Sistem Informasi Manajemen Risiko dan pengendalian intern yang menyeluruh.
4) Penilaian Risiko Komposit Adalah proses penilaian akhir dari hasil penggabungan penilaian risiko inheren dan sistem pengendalian risiko.
c. Dalam penilaian risiko terdapat dua hal yang menjadi pedoman, yaitu :
1) Kuantitas Risiko, mencakup frekuensi dan dampaknya serta probability.
2) Kualitas Sistem Pengendalian Risiko (Risk Control System), berupa judgement yang mencakup 4 (empat) pilar, adalah:
Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi.
Kecukupan Kebijakan, prosedur dan penetapan limit.
Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian Risiko serta Sistem Informasi Manajemen Risiko.
Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.
4. Risiko Likuiditas
a. Risiko likuiditas Bank per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut :
Tahun 2014: dalam jutaan
ASET
Kurang
dari 1 bulan > 1- 3 bulan > 3- 6 bulan > 6-12 bulan > 12 bulan Jumlah
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Kas 22.122 - - - - 22.122 Giro pada Bank
Indonesia 183.479 - - - - 183.479
Giro pada Bank Lain 261 - - - - 261 Penempatan pada
Bank Indonesia dan Bank Lain 230.968 - - - - 230.968
Efek-efek 158.806 - - - - 158.806
Kredit 137.141 43.886 58.158 133.981 1.633.138 2.006.304 Bunga yang masih
harus diterima
-
Aset lain-lain 18.563 28.465 7.950 7.856 43.579 106.413
Jumlah Aset 751.340 72.351 66.108 141.837 1.676.717 2.708.353
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
62
33. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan)
4. Risiko Likuiditas (lanjutan)
Tahun 2014 : dalam jutaan
KEWAJIBAN
Kurang
dari 1 bulan > 1- 3 bulan > 3- 6 bulan > 6-12 bulan > 12 bulan Jumlah
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Kewajiban segera 6.852 4.857 1.400 - - 13.109
Simpanan 1.582.350 460.404 125.294 157.649 4.420 2.330.117
Simpanan dari bank lain
64.941 - - - 378 65.319
Hutang pajak - - - - - -
Kewajiban Lain-lain 9.463 38 91 29 - 9.621
Jumlah Kewajiban
1.663.606 465.299 126.785 157.678 4.798 2.418.166
Jumlah Aset (kewajiban) – bersih
a. Risiko likuiditas Bank per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut :
Tahun 2013 : dalam jutaan
ASET
Kurang
dari 1 bulan > 1- 3 bulan > 3- 6 bulan > 6-12 bulan > 12 bulan Jumlah
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Kas 16.951 - - - - 16.951 Giro pada Bank
Indonesia 138.933 - - - - 138.933
Giro pada Bank Lain 827 - - - - 827 Penempatan pada
Bank Indonesia dan Bank Lain 422.422 - 128 - - 422.550
Efek-efek 99.220 - - - - 99.220
Kredit 139.497 23.386 63.729 105.604 1.185.291 1.517.507 Bunga yang masih
harus diterima
-
Aset lain-lain 12.594 14.609 10.614 2.503 68.200 108.520
Jumlah Aset 830.444 37.995 74.471 108.107 1.253.491 2.304.508
Tahun 2013 : dalam jutaan
KEWAJIBAN
Kurang
dari 1 bulan > 1- 3 bulan > 3- 6 bulan > 6-12 bulan > 12 bulan Jumlah
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Kewajiban segera 6.357 - - - - 6.357
Simpanan 1.330.618 386.535 90.990 116.599 30.065 1.954.807
Simpanan dari bank lain
66.916 - - - 689 67.605
Hutang pajak - - - - -
-
Kewajiban Lain-lain 7.800 7.620 4 2.780 - 18.204
Jumlah
Kewajiban 1.411.691 394.155 90.994 119.379 30.754 2.046.973
Jumlah Aset
(kewajiban) – bersih
(581.247) (356.160) (16.523) (11.272) 1.222.737 257.535
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
63
33. MANAJEMEN MODAL
Sejak tahun 2007, Bank diwajibkan untuk memenuhi kerangka kerja Basel II dalam hal permodalan Bank dengan mengikuti road map implementasi Basel II di Indonesia yang dipimpin oleh Bank Indonesia.
Penerapan Bank atas risiko pasar, risiko kredit dan risiko operasional dalam permodalan adalah sebagai berikut :
a. Risiko Pasar
Sejak November 2007, Bank sudah menerapkan pendekatan standar untuk mengelola risiko pasar sesuai dengan Peraturan BI No. 9/13/PBI/2007 tanggal 1 November 2007.
b. Risiko Kredit
Sesuai dengan Surat Edaran BI No. 7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005, saat ini Bank masih menggunakan pendekatan Basel I untuk mengelolah risiko kredit.
Bank akan menerapkan pendekatan standar untuk mengelola risiko kredit mulai 1 Januari 2012 sesuai dengan Surat Edaran BI No. 13/6/DPNP tanggal 18 Pebruari 2011.
c. Risiko Operasional
Untuk pengelolaan risiko operasional Bank menerapkan pendekatan indikator dasar sesuai dengan Surat Edaran (SE) BI No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009. Berdasarkan SE ini, beban modal untuk risiko operasional sebesar 5%, 10% dan 15% dari rata-rata pendapatan kotor selama tiga tahun terakhir masing-masing efektif tanggal 1 Januari 2010, 1 Juli 2010 dan 1 Januari 2011.
Bank Indonesia menganalisa modal dalam dua tingkatan :
i. Modal Tier 1 terdiri dari modal saham biasa, agio saham, obligasi perpetual (yang diklasifikasikan sebagai surat berharga inovatif Tier 1), saldo laba, selisih penjabaran laporan keuangan, dan kepentingan non-pengendali setelah dikurangi goodwill dan aset takberwujud dan penyesuaian lainnya sehubungan dengan item yang termasuk dalam modal tetapi diperlakukan secara berbeda untuk kepentingan kecukupan modal.
ii. Modal Tier 2 terdiri dari pinjaman subordinasi yang memenuhi syarat dan cadangan umum (maksimum 1,25%).
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
64
34. MANAJEMEN MODAL (Lanjutan)
Posisi rasio kecukupan modal (CAR) Bank tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar 15,22% dan 15,96% dengan rincian sebagai berikut :
2014 2013
dalam jutaan dalam jutaan
(Rp) (Rp)
I. Komponen Modal
A. Modal Inti 227.516 213.218
1. Modal Disetor 206.516 164.717
2. Cadangan Tambahan Modal 21.000 48.501
2.1 Faktor Penambah 76.291 91.165
a. Cadangan umum 20.131 20.131
b. Rugi tahun - tahun lalu - -
c. Laba tahun - tahun lalu 30.040 21.375
d. Laba tahun berjalan setelah pajak 10.820 7.860
e. PPA yang diperhitungkan - -
f. Dana setoran modal 15.000 41.799
2.1 Faktor Pengurang 55.291 42.644
a. Selisih kurang PPA yg wjb dibentuk dan
CKPN atas aset produktif 39.149 27.473
b. PPANP yang wajib dihitung 16.142 15.191
B. Modal Pelengkap (maksimum 100% modal inti) - -
Cadangan Umum Cadangan Penghapusan - -
Aktiva produktif/CKPN (maksimum 1,25% ATMR)
II. Total Modal Inti dan Modal Pelengkap 227.516 213.218
III. ATMR untuk Risiko Kredit 1.179.666 1.014.021
IV. ATMR untuk Risiko Operasional 246.221 253.879
V. ATMR untuk Risiko Pasar 68.715 68.704
VI. Rasio KPMM untuk Risiko Kredit & Operasional 15,96% 16,82%
VII.Rasio KPMM untuk Risiko Kredit, Operasional & Pasar 15,22% 15,95%
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
65
34. MANAJEMEN MODAL (lanjutan)
Perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Bank per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut :
i. Eksposur Aset di Neraca : 6 2014 2013
dlm jutaan (Rp) dlm jutaan (Rp)
No Keterangan Tagihan
Bersih
ATMR sebelum
MRK
ATMR setelah
MRK
Tagihan Bersih
ATMR sebelum
MRK
ATMR setelah
MRK
1. Tagihan Kepada Pemerintah
454.483 - -
a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia 386.446 - -
454.483 - -
b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain - - -
2. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - -
3. Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional
- - - -
4. Tagihan Kepada Bank 37.342 7.468 5.653 128.998 25.800 21.575
a. Tagihan Jangka Pendek 37.342 7.468 5.653 25.800 128.998 1.416
b. Tagihan Jangka Panjang - - - - - -
5. Kredit Beragun Rumah Tinggal 48.265 18.640 16.083
55.105
21.152
19.744
6. Kredit Beragun Properti Komersial 32.951 32.951 32.951
32.095
32.095
32.095
7. Kredit Pegawai/Pensiunan 1.086.792 543.396 502.492
508.826
254.413 237.346
8. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 692.197 519.148 451.714
732.640
549.480
513.542
9. Tagihan Kepada Korporasi 127.329 127.329 55.417
164.993
164.993
59.569
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - -
a. Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - -
b. Selain Kredit Beragun Rumah
Tinggal - - - - - -
11. Aset Lainnya 124.634 - 118.220 128.148 - -
a. Uang Tunai, Emas dan
Commemorative Coin 22.122 - - - - 16.551
b. Penyertaan (selain yang menjadi
faktor pengurang modal) - - - - - 10
1) Penyertaan modal sementara dalam rangka restrukturisasi kredit - - - - - -
2) Penyertaan kepada perusahaan keuangan yang tidak terdaftar di bursa - - - 10 10 -
3) Penyertaan kepada perusahaan keuangan yang terdaftar di bursa - - - - - -
c. Aset tetap dan inventaris Neto 16.898 - 16.898 - - 14.883
d. Aset Yang Diambil Alih (AYDA) 31.416
- 47.124
- - 56.946
e. Antar Kantor Neto - - - - - -
f. Lainnya 54.198 - 54.198 - - 39.358
TOTAL 2.535.956 1.248.932 1.182.530 2.205.288 1.047.933 1.023.546
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
66
34. MANAJEMEN MODAL (lanjutan)
Perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Bank per 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut (lanjutan) :
ii. Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif : 2013 2012
dlm jutaan (Rp) dlm jutaan (Rp)
No Keterangan Tagihan Bersih
ATMR Sebelum Resiko
ATMR Setelah
MRK
Tagihan Bersih
ATMR Sebelum Resiko
ATMR Setelah
MRK
1. Tagihan Kepada Pemerintah - - - - - -
a. Tagihan Kepada Pemerintah Indonesia - - - - - -
b. Tagihan Kepada Pemerintah Negara Lain
- - - - - -
2. Tagihan Kepada Bank Pembangunan
Multilateral dan Lembaga Internasional - - - - - -
3. Tagihan Kepada Bank - - - - - -
a. Tagihan Jangka Pendek - - - - - -
b. Tagihan Jangka Panjang - - - - - -
4. Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik - - - - - -
5. Tagihan Kepada Korporasi - - - - - -
6. Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel
89 66 66 94 70 70
7. Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - -
8. Kredit Beragun Properti Komersial - - - - - -
9. Kredit Pegawai/Pensiunan - - - - - -
10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo - - - - - -
a. Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - -
b. Selain Kredit Beragun Rumah Tinggal - - - - - -
TOTAL 89 66 66 94 70 70
TOTAL ATMR RISIKO KREDIT (A) - (A) 1.023.616
TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL (B) - (B) -
34. PERISTIWA SETELAH TANGGAL PELAPORAN
Peristiwa penting setelah tanggal neraca yang memiliki pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan tanggal 31 Desember 2014, sebagai berikut :
Tanggal 6 November 2014 Bank Yudha Bhakti menerima surat dari Bursa Efek Idonesia (BEI)
No. s-05288/BEI.PG1/11-2014 mengenai Persetujuan Permohonan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan
Tanggal 31 Desember 2014 Bank Yudha Bhakti menerima surat dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) No. S-584/D.04/2014 perihal Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran, yaitu
Dalam Rangka Penawaran Umum Perdana Saham PT. Bank Yudha Bhakti Tbk
Tanggal 9 Januari 2015 Bank Yudha Bhakti tepat berusia 25 tahun
Tanggal 13 Januari 2013 launching ATM BYB
PT BANK YUDHA BHAKTI, Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Dinyatakan dalam Rupiah penuh)
67
35. PERISTIWA SETELAH TANGGAL PELAPORAN (lanjutan)
Tanggal 13 Januari 2015 Bank Yudha Bhakti mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Indonesia, sehingga merupakan perusahaan public pertama yang ditahun 2015 yang
mencatatkan sahamnya di Bursa
Hasil dari penjualan saham ini akan digunakan untuk pengembangan/peningkatan bisnis, infrastruktur (sarana pendukung) khususnya Teknologi Informasi. Adapun jumlah saham yang ditawarkan adalah sebanyak 300 juta lembar saham baru atau sebesar 11,93% dari Modal Ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp 100,- setiap saham yang ditawarkan kepada masyarakat. Adapun harga penawaran Rp 115,- setiap lembar saham, sehingga seluruhnya berjumlah Rp 34,5 milyar. Total modal dasar sebesar Rp 600 milyar dan yang telah ditempatkan dan dan disetor penuh menjadi sebesar Rp 251,516 milyar.
Dengan telah dicatatkannya saham di Bursa dengan kode BBYB, maka komposisi kepemilikan saham BYB menjadi : - 8 INKOP dan PUSKOP TNI/POLRI : 25,49%
- Sugeng Subroto : 3,52%
- PT. Gozco Capital : 53,82%
- Koperasi Karyawan BYB : 5,24%
- Masyarakat : 11,93%
Tanggal 30 Januari 2015, Direktur Utama PT. Bank Yudha Bhakti, Sdr. Michael Hoetabarat
mengundurkan diri dari perseroan
Tanggal 25 Maret dibuka layanan operasionil ATM Bersama di Bank Yudha Bhakti
36. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN
Manajemen Bank bertanggungjawab penuh terhadap penyajian laporan keuangan yang diselesaikan pada tanggal 11 Maret 2015.