BAB I PENDAHULUAN - pa- · PDF filePeradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan...
-
Upload
dangnguyet -
Category
Documents
-
view
218 -
download
1
Transcript of BAB I PENDAHULUAN - pa- · PDF filePeradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 KONDISI UMUM
Peradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat
pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor : 50 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Kekuasaan
Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama dilaksanakan oleh Pengadilan Agama dan
Pengadilan Tinggi Agama yang berpuncak pada Mahkamah Agung sebagai
Pengadilan Negara Tertinggi.
Pengadilan Agama Nganjuk adalah Pengadilan Agama Tingkat Pertama kelas
1B merupakan Yurisdiksi dari Pengadilan Tinggi Agama Surabaya. Pengadilan
Agama Nganjuk terletak di Jl.Gatot Subroto Nganjuk yang mempunyai yurisdiksi 284
Kelurahan/Desa dari 20 kecamatan, dengan luas wilayah 1 2 2 . 4 3 3 Km² dan jumlah
penduduk 1.017.030 jiwa.
Dasar Hukum berdirinya Pengadilan Agama Nganjuk adalah Staatblad 1882
No. 152 Jo STBL tahun 1937 nomor 116 dan 610. Sejak berdirinya Pengadilan Agama
Nganjuk Sejak diberlakukannya Undang Undang Nomor 1 tahun 1974 Pengadilan
Agama Nganjuk berkantor di salah satu ruang kecil yang berada disebelah utara masjid
Agung Nganjuk, kemudian pada tahun 1975 Pengadilan Agama Nganjuk mendapatkan
gedung di Jalan Bromo, Kelurahan Ploso Kabupaten Nganjuk dengan Anggaran dari
Departemen Agama, dengan luas tanah kurang lebih 500 m2 yang dipergunakan untuk
kantor dan ruang sidang.
Pada tahun 1994 berdasarkan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten
Daerah Tingkat II Nganjuk Nomor 003 tahun 1994 tentang Persetujuan Pelepasan Hak
atas tanah milik Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Nganjuk, Pengadilan Agama
Nganjuk mendapatakan Tanah untuk digunakan sebagai Gedung Kantor dan Balai sidang
Pengadilan Agama Nganjuk seluas kurang lebih 3540 m2, mengingat jumlah pegawai
2
yang semakin bertambah dan diperlukan tempat yang representative untuk pelayanan
kepada Pencari keadilan.
Pada tahun 1995 Pengadilan Agama Nganjuk mendapatkan Anggaran dari
Departemen Agama untuk Pembangunan Gedung dan balai sidang yang terletak di Jalan
Gatot subroto tersebut dan bangunan tersebut diresmikan oleh Bupati Nganjuk Drs. H.
Soetrisno R pada tanggal 27 Desember 1997.
Pada tahun 1998 mendapatkan anggaran untuk pembangunan ruang tunggu dan
bangunan untuk ruang administrasi. Dan sejak itu sampai tahun 2012 Pengadilan Agama
Nganjuk tidak pernah mendapatkan anggaran dana untuk pembangunan Gedung
sedangkan Gedung Pengadilan Agama Nganjuk belum sesuai dengan Prototype Gedung
Pengadilan Agama Kelas 1 B sesuai dengan buku I Mahkamah Agung RI.
Sehubungan dengan pindahnya Pengadilan Agama Nganjuk ke gedung yang
baru pada tahun 1998, maka gedung lama yang berada di Jalan Bromo, Kelurahan
Ploso, Kabupaten Nganjuk difungsikan sebagai ruang arsip, akan tetapi pada tahun 2003
karena Pengadilan Agama Nganjuk tidak mempunyai rumah dinas maka gedung lama
tersebut difungsikan sebagai rumah dinas, dan sesuai dengan Surat Keputusan Badan
Urusan Administrasi Mahkamah Agung RI nomor 30/BUA/SK/III/2010 tanggal 26 maret
2010 tentang alih fungsi gedung kantor menjadi rumah dinas, karena rumah dinas
keadaannya rusak parah maka pada tahun 2013 Pengadilan Agama Nganjuk
mendapatkan anggaran untuk Rehabilitasi rumah dinas yang semula hanya untuk ketua
akhirnya bisa diperuntukkan untuk ketua dan wakil ketua tetapi karena terbatasnya
anggaran pada tahun 2013 hanya untuk rumah dinas ketua yang sudah bisa ditempati
sedangkan rumah dinas wakil Ketua masih menunggu anggaran penyelesaian dari DIPA.
Status Tanah Yang ditempati Pengadilan Agama Nganjuk sejak tahun 1997 hingga
hingga tahun 2013 belum bisa disertifikatkan atas nama Mahkamah Agung RI dan belum
masuk kedalam asset Barang milik Negara Pengadilan Agama Nganjuk hal ini terkendala
dengan surat pelepasan Hak yang seharusnya pada tahun 1994 berdasarkan Keputusan
Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Daerah Tingkat II Nganjuk Nomor 003 tahun 1994
tentang Persetujuan Pelepasan Hak atas tanah milik Pemerintah Kabupaten Daerah
3
Tingkat II Nganjuk tidak ditindak lanjuti, sehingga menyulitkan proses pensertifikatan
tanah.
Sejak tahun 2000 Pengadilan Agama Nganjuk telah berusaha untuk pengurusan
sertifikat akan tetapi belum berhasil dan pada akhir tahun 2011 Pengadilan Agama Nganjuk
mengajukan Permohonan hibah kep Bupati Nganjuk dan alhamdulilah pada tahun 2013 SK
Hibah telah ditanda tangani oleh Bupati Nganjuk dengan surat nomor :
188/391/K/411.013/2013 tanggal 01 Oktober 2013 tentang Penghapusan Barang Milik
Pemerintah Kabupaten Nganjuk berupa Tanah untuk dihibahkan kepada Mahkamah Agung
Republik Indonesia yang digunakan untuk Kantor Pengadilan Agama Nganjuk.
Yuridiksi Pengadilan Agama Nganjuk Kelas IB meliputi 20 Kecamatan yaitu :
1. Kecamatan Nganjuk
2. Kecamatan Bagor
3. Kecamatan Sukomoro
4. Kecamatan Loceret
5. Kecamatan Pace
6. Kecamatan Wilangan
7. Kecamatan Berbek
8. Kecamatan Gondang
9. Kecamatan Rejoso
10. Kecamatan Tanjunganom
11. Kecamatan Kertosono
12. Kecamatan Ngetos
13. Kecamatan Sawahan
14. Kecamatan Baron
15. Kecamatan Patianrowo
16. Kecamatan Lengkong
17. Kecamatan Prambon
18. Kecamatan Ngronggot
19. Kecamatan Jatikalen
20. Kecamatan Ngluyu
4
Kebijakan satu atap menuntut tanggung jawab dan tantangan untuk mewujudkan
organisasi sebagai lembaga yang profesional, efektif, efesien, transparan serta akuntabel.
Untuk itu perlu dilakukan perbaharuan Peradilan secara terencana, terarah dan
berkesinambungan dengan mengacu pada cetak biru Pembaharuan Peradilan 2010-2015
Mahkamah Agung R.I.
Dalam mewujudkan hal tersebut telah melaksanakan berbagai program dan
kegiatan berdasarkan Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Nganjuk Tahun
2015-2019.
Untuk itu dalam rencana strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Nganjuk tahun 2015-
2019 diperlukan analisis dan kondisi keadaan tingkat perkara tahun 2010-2013.
Data analisis tersebut dapat dilihat pada tabel atau data perkara Pengadilan
Agama Nganjuk sebagai berikut :
No Tahun Sisa Perkara yanglalu
PerkaraMasuk
JumlahPerkara
PerkaraDi Putus
Sisa Perkarasekarang
1. 2010 353 1957 2310 1755 4142. 2011 414 2110 2524 2041 4833. 2012 483 2392 2875 2327 5484. 2013 548 2442 2990 2384 6065. 2014 606 2593 3199 2678 521
Dari data diatas menunjukkan bahwa profesionalisme aparatur Peradilan Agama semakin
meningkat yang dapat dilihat dengan meningkatnya penyelesaian perkara atau putusan
perkaranya tiap tahun.
5
Grafik I : Peningkatan Penyelesaian Perkara / Putusan Perkara
Peradilan Agama Tingkat Pertama Tahun 2010 – 2014.
0500
100015002000250030003500
2010 2011 2012 2013 2014
Analisa data kondisi keadaan tanah atau gedung kantor Pengadilan Agama
Nganjuk diperlukan untuk pembangunan gedung kantor Pengadilan Agama Nganjuk yang
masih belum sesuai dengan prototype gedung kantor Peradilan dilingkungan Mahkamah
Agung R.I.
Karena gedung kantor Pengadilan Agama Nganjuk masih berdiri di atas tanah yang
statusnya masih milik Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk namun pada tahun 2013
Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk bersedia menghibahkan tanah tersebut sesuai
dengan Berita Acara Hibah Tanah Nomor : 028/3534/411.214/2013 tinggal 10 Oktober
2013.
1.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN
Capaian reformasi birokrasi Pengadilan Agama Nganjuk dalam kurun waktu tahun
2010 - 2014 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Keberhasilan tersebut antara
lain : Pertama, Tahun 2013 Pengadilan Agama Nganjuk mendapat peringkat 2 (dua) dalam
hal Kelengkapan data Simpeg Online Peradilan Agama se Indonesia, hal tersebut
membuktikan peningkatan pelaksanaan adminisrasi Kepegawaian.
Kedua, Upload Putusan Pengadilan Agama Nganjuk termasuk peringkat 7 (tujuh) se
Indonesia, hal ini menunjukkan adanya peningkatan publikasi putusan dan transparansi
peradilan.
Dari keberhasilan tersebut dapat di identifikasikan dapat menjadi modal dalam
melanjutkan Pembaruan Peradilan, khususnya lima tahun kedepan.
6
Berikut ini akan diuraikan analisa SWOT berupa Kekuatan (Strength), Kelemahan
(Weakness), Peluang (Opportunity) dan Tantangan (Threat) dari Pengadilan Agama
Nganjuk
A. Kekuatan (Strength)
Kekuatan Pengadilan Agama Nganjuk mencakup beberapa hal yang memang diatur
dalam peraturan/ Perundang-undangan sampai dengan hal-hal yang dikembangkan, yang
mencakup dalam beberapa aspek :
1. Aspek Proses Peradilan
Adanya Undang-undang yang mengatur kewenangan Pengadilan Agama Nganjuk
selaku Pengadilan Tingkat Pertama.
2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan
Pegawai di lingkungan Pengadilan Agama Nganjuk memiliki motivasi yang tinggi
dan kreatif dalam melaksanakan tugas-tugasnya
3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan
Adanya Sistem Pengawasan yang melibatkan Hakim Pengawas Bidang dalam
pengawasan reguler dan insidentil.
4. Aspek Tertib Administrasi dan Manajemen Peradilan
Adanya Pola Bindalmin beserta aplikasi SIADPA yang mempermudah proses
administrasi perkara.
B. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan-kelemahan yang ada di Pengadilan Agama Nganjuk dirinci dalam beberapa
aspek :
1. Aspek Proses Peradilan
Belum memiliki mekanisme evaluasi yang dapat mengukur kepuasan masyarakat
pencari keadilan di wilayah hukum Pengadilan Agama Nganjuk.
2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan
Pengadilan Agama Nganjuk belum mempunyai kewenangan untuk merekrut
pegawai sendiri sesuai kebutuhan Pengadilan.
7
Jumlah pegawai yang jauh dari ideal menyebabkan banyak rangkap jabatan yang
menyebabkan kinerja pegawai kurang optimal dalam pelayanan kepada
masyarakat. Data jumlah pegawai di lingkungan Pengadilan Agama Nganjuk dapat
dilihat pada tabel 1. Rekapitulasi Sumber Daya Manusia di lingkungan Pengadilan
Agama Nganjuk terlampir.
3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan
Belum adanya sistem pengaduan masyarakat yang berbasis teknologi informasi.
4. Aspek Tertib Administrasi dan Manajemen Peradilan
Jumlah pegawai teknis yang menguasai SIADPA masih sedikit sehingga proses
administrasi perkara kurang berjalan optimal.
5. Aspek Sarana dan Prasarana
a. Pegadilan Agama Nganjuk membutuhkan belanja modal guna pembangunan
gedung kantor, Prosentase gedung kantor Pengadilan Agama Nganjuk yang
masih membutuhkan pembangunan/pengembangan sebesar 50 %.
b. Pengadilan Agama Nganjuk juga membutuhkan alat transportasi berupa mobil
dinas karena mobil dinas yang dimiliki cuma 1 unit yang dipake oleh Ketua,
sedangkan untuk operasional lainnya tidak ada.
c. Personal Komputer dan Mebelair Pengadilan Agama Nganjuk jumlahnya sangat
sedikit tidak sesuai dengan jumlah kebutuhan yang ada sehingga dapat
menghambat pelayanan publik yang prima.
C. Peluang (Opportunity)
Berikut adalah peluang-peluang yang dimiliki Pengadilan Agama Nganjuk untuk
melakukan perbaikan ditinjau dari beberapa aspek :
1. Aspek Proses Peradilan
Adanya aplikasi yang mempermudah proses berperkara dan administrasi umum
serta website Pengadilan Agama Nganjuk yang mempermudah masyarakat dalam
mengakses informasi dan prose berperkara.
2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan
Adanya Sosialisasi, Bimbingan Teknis, Pelatihan yang dilaksanakan Pengadilan
Tinggi Agama Surabaya maupun Mahkamah Agung untuk meningkatkan kualitas
8
Sumber Daya Manusia.
Adanya tunjangan kinerja sebagai motivasi pegawai dalam peningkatan kinerja.
3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan
Adanya kegiatan pengawasan yang dilaksanakan oleh Badan Pengawasan, Hakim
Pengawas Daerah maupun Hakim Pengawas Bidang yang dilaksanakan secara
reguler maupun insidentil ke Pengadilan Agama Nganjuk.
4. Aspek Tertib Administrasi dan Manajemen Peradilan
Dukungan dan koordinasi yang baik antar pengadilan agama diwilayah hukum
Pengadilan Tinggi Agama Surabaya.
5. Aspek Sarana dan Prasarana
Sudah tersedianya fasilitas Teknologi Informasi di Pengadilan Agama Nganjuk
berupa sambungan internet dan website Pengadilan Agama Nganjuk.
D. Tantangan (Threat)
Berikut adalah tantangan-tantangan di Pengadilan Agama Nganjuk yang akan
dihadapi dan harus dipikirkan cara terbaik untuk tetap dapat melakukan perbaikan
sebagaimana yang diharapkan.
1. Aspek Proses Peradilan
Belum tersedianya suatu alat pengukuran kepuasan pengguna jasa pengadilan
ditengah tuntutan pelayanan prima kepada masyarakat pencari keadilan.
2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan
Personil Pengadilan Agama Nganjuk belum seluruhnya memahami visi dan misi
Pengadilan Agama Nganjuk.
3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan
Belum adanya sistem reward dan punishment untuk mengontrol kinerja aparat
peradilan.
4. Aspek Tertib Administrasi dan Manajemen Peradilan
Jumlah pegawai teknis yang menguasai SIADPA masih sedikit sehingga proses
administrasi perkara kurang berjalan optimal.
9
5. Aspek Sarana dan Prasarana
Anggaran yang diberikan pusat untuk pengadaan sarana dan prasarana tidak sesuai
dengan kebutuhan.
10
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN
2.1 VISI
Visi merupakan cara pandang jauh kedepan untuk mewujudkan tercapainya tugas
pokok dan fungsi Pengadilan Agama Nganjuk. Visi Pengadilan Agama Nganjuk mengacu pada
Mahkamah Agung RI yaitu :“ Terwujudnya Badan Peradilan Yang Agung. ”
2.2 MISI
Untuk mencapai visi tersebut di atas, maka Pengadilan Agama Nganjuk
menetapkan misi-misi sebagai berikut :
1. Menjaga kemandirian badan peradilan.
2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan.
3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan.
4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan.
Atas dasar visi dan misi tersebut di atas maka Pengadilan Agama Nganjuk
melaksanakan program yang telah dicanangkan oleh Mahkamah Agung tentang Reformasi
Birokrasi dan Cetak Biru Pembaharuan Peradilan Tahun 2010 – 2035.
Ada 10 Karakter untuk mencapai Badan Peradilan Yang Agung yaitu :
1. Melaksanakan fungsi kekuasaan kehakiman secara efektif.
2. Didukung pengelolaan anggaran berbasis kinerja secara mandiri yang dialokasikan
secara proporsional dalam APBN.
3. Memiliki struktur organisasi yang tepat dan manajemen organisasi yang jelas dan
terukur.
4. Melaksanakan manajemen dan administrasi yang sederhana, cepat, tepat waktu,
biaya ringan, proporsional, dan adil.
5. Mengelola sarana dan prasarana dalam rangka mendukung lingkungan kerja yang
aman, nyaman, dan kondusif bagi penyelenggaraan peradilan.
11
6. Mengelola dan membina sumber daya manusia yang kompeten dengan kriteria
obyektif, sehingga tercipta aparat peradilan yang berintegritas dan profesional.
7. Didukung pengawasan perilaku, administrasi, dan keuangan yang efektif.
8. Berorientasi pada pelayanan publik yang prima.
9. Memiliki manajemen informasi yang menjamin akuntabilitas, kredibilitas, dan
transparansi.
10. Berbasis teknologi informasi (TI) terpadu untuk mewujudkan peradilan yang
modern.
Dalam pelaksanan Reformasi Birokrasi tersebut ada 8 (delapan) program prioritas
Pembaruan di Lingkungan Peradilan Agama yaitu :
1. Penyelesaian Perkara yang tepat waktu.
2. Manajemen SDM yang terencana dan terlaksana dengan baik.
3. Pengelolaan Website demi keterbukaan informasi publik.
4. Meja Informasi untuk memberikan pelayanan informasi di gedung pengadilan.
5. Pelayanan Publik yang prima.
6. Implementasi SIADPA Plus sebagai outomasi Pola Bindalmin.
7. “Justice For All” yang terdiri dari Perkara Prodeo, Sidang Keliling dan Pos Bantuan
Hukum (Posbakum).
8. Pengawasan.
Kedelapan program tersebut harus diapliksikan dalam pelaksanaan tugas sehari-
hari di Pengadilan Agama Nganjuk.
2.3 TUJUAN STRATEGIS
Berdasarkan visi dan missi yang ditetapkan tersebut di atas maka Pengadilan
Agama Nganjuk menetapkan tujuan organisasi yang akan dicapai hingga tahun 2015
adalah sebagai berikut :
12
1. Meningkatnya pelayanan hukum yang berkeadilan kepada masyarakat pencari
keadilan.
2. Terwujudnya aparat Pengadilan Agama Nganjuk yang profesional, efektif, efisien,
dan akuntabel.
3. Meningkatnya sarana dan prasarana Pengadilan Agama Nganjuk.
4. Meningkatnya pengawasan intern dalam rangka peningkatan pelayanan hukum
kepada masyarakat pencari keadilan.
2.4 SASARAN STRATEGIS
Berdasarkan Tujuan tersebut di atas, Pengadilan Agama Nganjuk menetapkan
sasaran strategis sebagai berikut :
No. Uraian / SasaranStrategis Indikator Kinerja Target
2014Realisasi
2014Capaian2014%
1 Terwujudnya peningkatanpenyelesaian sisa perkarayang sederhana, tepatwaktu, transparan danakuntabel
Prosentase sisaperkara tahun laluyang diselesaiakantepat waktu
606(80 %)
521(83 %)
100 %
2 Terwujudnya peningkatanpenyelesaian perkarayang sederhana, tepatwaktu, transparan danakuntabel
Prosentase perkarayang diselesaiakantepat waktu
2593(80 %)
2678(100 %)
100 %
3 Terwujudnya peningkatanpenyelesaian perkaradalam jangka waktu 5bulan
Prosentasepeningkatan perkarayang diselesaikandalam jangka waktu 5bulan secara tepatwaktu
15(80 %)
20(100 %)
100 %
4 Terwujudnya peningkatanpelayanan perkara miskindan terpinggirkan yangdiselesaikan secara tepatwaktu
Prosentasepeningkatan perkaramiskin danterpinggirkan yangdiselesaiakan tepatwaktu
20(80 %)
17(85 %)
85 %
13
5 Terwujudnya peningkatanpelayanan perkara miskindan terpinggirkan yangmendapatkan layananposyankum secara tepatwaktu
Prosentasepeningkatan perkaramiskin danterpinggirkan yangmendapatkanlayanan posyakumyang diselesaiakantepat waktu
0 0 0 %
6 Terwujudnya peningkatanpenyelesaian perkarayang diselesaikan dengancara sidang di luar gedungdan diputus tepat waktu
Prosentasepeningkatan perkarayang diselesaikandengan cara sidang diluar gedung yangdiputus
0 0 0 %
7 Terwujudnya peningkatanpenyelesaian putusan /penetapan secara tepatwaktu yang di unggah kewebsite
Prosentasepeningkatanpenyelesaian putusan/ penetapan secaratepat waktu yang diunggah ke website
2678(80 %)
2664(99 %)
100 %
8 Terwujudnya peningkatankualitas pelayanan mejainformasi
Prosentasepeningkatanpemberian pelayananinformasi kepadamasyarakat yangberkaitan denganperkara
2593(100 %)
2593(100 %)
100 %
9 Terwujudnya peningkatanpenyelesaian minutasiberkas perkara tepatwaktu
Prosetasepeningkatan kualitasdan kwantitasminutasi berkasperkara
2593(80 %)
2678(100 %)
100 %
10 Terwujudnya peningkatanadministrasi penerimaanperkara yang efektif,efesien dan akuntabel
Prosentasepeningkatanpenyelesaianadminitrasi / registrasipenerimaan perkara
2500(80 %)
2593(100 %)
100 %
11 Terwujudnya persidanganperkara secara sederhana,tepat waktu, dantranparan
Prosentasepersidangan perkarasecara sederhana,tepat waktu,tranparan danakuntabel
2593(100 %)
2593(100 %)
100 %
14
12 Terwujudnya peningkatanpenyelesaian administrasiputusan perkara yangefektif, efesien danakuntabel
Prosentasepenyelesaianadministrasi putusanperkara
2678(100 %)
2678(100%)
100 %
13 Terwujudnya peningkatanpelayanan penyampaiansalinan / putusan tepatwaktu
Prosentasepenyampaian salinanputusan / penetapankepada para pihaktepat waktu
2678(100 %)
2678(100 %)
100 %
14 Terwujudnya peningkatanpenerbitan akta ceraisecara cepat dan tepatwaktu
Prosentasepeningkatanpenerbitan akta ceraisecara cepat dantepat waktu
2300(100 %)
2301(100 %)
100 %
15 Terwujudnya peningkatanpelayanan penyerahanakta cerai secara cepatdan tepat waktu
Prosentasepeningkatanpenyerahan akta ceraikepada para pihak
2300(90 %)
2000(80 %)
86 %
16 Terwujudnya peningkatanpelayanan mediasi
Prosentasepeningkatanpelayanan mediasi
10 % 11 % 100 %
17 Terwujudnya peningkatankualitas putusan yangmemenuhi rasa keadilankepada masyarakat
Prosentase putusanyang tidak diajukanupaya banding
2667(100 %)
2667(100 %)
100 %
18 Terwujudnya peningkatanpelayanan permohonaneksekusi atas putusanyang telah berkekuatanhukum tetap
Prosentase pelayananpermohonan eksekusiyang telahditindaklanjuti
1(1 %)
0(0 %)
0 %
19 Terwujudnya peningkatanpelayanan pengaduanmasyarakat
Prosentasepeningkatanpengaduan yangditindaklanjuti
10(10 %)
4(4 %)
40 %
15
2.5 INDIKATOR KINERJA UTAMA
Indikator Kinerja Utama diperlukan sebagai tolak ukur atas keberhasilan
sasaran strategis dalam mencapai tujuan. Hubungan tujuan, sasaran dan indikator
kinerja utama dengan digambarkan sebagai berikut :
No. Kinerja Utama Indikator Kinerja Penjelesan PenanggungJawab
SumberData
1 Terwujudnyapeningkatanpenyelesaian sisaperkara yang sederhana,tepat waktu, transparandan akuntabel
Prosentase sisaperkara tahun laluyang diselesaiakantepat waktu
Prosentasepenyelesaiansisa perkaratahun lalu yangdiputus tahunberjalan
MajelisHakim danPaniteraPengganti
LaporanBulanandanLaporanTahunan
2 Terwujudnyapeningkatanpenyelesaian perkarayang sederhana, tepatwaktu, transparan danakuntabel
Prosentaseperkara yangdiselesaiakantepat waktu
Prosentasepenyelesaianperkara masukyang diputuspada tahunberjalan
MajelisHakim danPaniteraPengganti
LaporanBulanandanLaporanTahunan
3 Terwujudnyapeningkatanpenyelesaian perkaradalam jangka waktu 5bulan
Prosentasepeningkatanperkara yangdiselesaikandalam jangkawaktu 5 bulansecara tepatwaktu
Prosentasepenyelesaianperkara yangdiputusmaksimal 5bulan denganperkara yangputus tahunberjalan
MajelisHakim danPaniteraPengganti
LaporanTahunan
4 Terwujudnyapeningkatan pelayananperkara miskin danterpinggirkan yangdiselesaikan secaratepat waktu
Prosentasepeningkatanperkara miskindan terpinggirkanyang diselesaiakantepat waktu
Prosentaseantara jumlahpemohonprodeo denganjumlahpemohonprodeo yangdilayani
Ketua,MajelisHakim,Panitera,Kasir, danBendaharaPengeluaran
LaporanBulanandanLaporanTahunan
5 Terwujudnyapeningkatan pelayananperkara miskin danterpinggirkan yangmendapatkan layananposbakum secara tepatwaktu
Prosentasepeningkatanperkara miskindan terpinggirkanyangmendapatkanlayanan posyakum
Prosentaseantara jumlahpemohonposbakumdengan jumlahpemohonposbakum yang
Ketua,Panitera
LaporanBulanandanLaporanTahunan
16
yang diselesaiakantepat waktu
dilayani
6 Terwujudnyapeningkatanpenyelesaian perkarayang diselesaikandengan cara sidang diluar gedung dan diputustepat waktu
Prosentasepeningkatanperkara yangdiselesaikandengan carasidang di luargedung yangdiputus
Prosentaseperkara yangdiputus dengancara sidangkeliling denganperkara yangdisidangkan
Ketua,MajelisHakim,Panitera,PaniteraPenggantiKasir, danBendaharaPengeluaran
LaporanBulanandanLaporanTahunan
7 Terwujudnyapeningkatanpenyelesaian putusan /penetapan secara tepatwaktu yang di unggahke website
Prosentasepeningkatanpenyelesaianputusan /penetapan secaratepat waktu yangdi unggah kewebsite
Prosentaseantara perkaraputus yangdiupload kewebsite denganperkara yangdiputus
Ketua, wakilKetua,MajelisHakimPaniteradanPaniteraPengganti
LaporanBulanandanLaporanTahunan
8 Terwujudnyapeningkatan kualitaspelayanan mejainformasi
Prosentasepeningkatanpemberianpelayananinformasi kepadamasyarakat yangberkaitan denganperkara
Prosentasejumlahpemohoninformasi yangdilayani denganjumlahpemohoninformasi
Ketua danPPID
LaporanBulanandanLaporanTahunan
9 Terwujudnyapeningkatanpenyelesaian minutasiberkas perkara tepatwaktu
Prosetasepeningkatankualitas dankwantitasminutasi berkasperkara
ProsentasePerkara yangdiminutasidengan perkaraputus
MajelisHakim danPaniteraPengganti
LaporanBulanandanLaporanTahunan
10 Terwujudnyapeningkatanadministrasi penerimaanperkara yang efektif,efesien dan akuntabel
Prosentasepeningkatanpenyelesaianadminitrasi /registrasipenerimaanperkara
Prosentasepeningkatanpenyelesaianadministrasi/registrasipenerimaanperkara denganperkara yangditerima
Panitera,WakilPanitera,PanmudGugatandanPermohonan
LaporanBulanandanLaporanTahunan
17
11 Terwujudnyapersidangan perkarasecara sederhana, tepatwaktu, dan tranparan
Prosentasepersidanganperkara secarasederhana, tepatwaktu, tranparandan akuntabel
Prosentaseperkara yangdisidangkandengan perkarayang diterima
MajelisHakim danPaniteraPengganti
LaporanBulanandanLaporanTahunan
12 Terwujudnyapeningkatanpenyelesaianadministrasi putusanperkara yang efektif,efesien dan akuntabel
Prosentasepenyelesaianadministrasiputusan perkara
Prosentasepenyelesaianadministrasiputusanperkara denganperkara yangdiputus
Ketua,WakilKetua,Panitera,WakilPanitera,PanmudGugatandanPermohonan
LaporanBulanandanLaporanTahunan
13 Terwujudnyapeningkatan pelayananpenyampaian salinan /putusan tepat waktu
Prosentasepenyampaiansalinan putusan /penetapankepada para pihaktepat waktu
a. Prosentasejumlahpenyampaiansalinanputusandenganperkara yangdiputus.
b. Prosentasejumlahpenyampaiansalinanputusandenganjumlahpermohonansalinan
Panitera,PanmudHukum danPaniteraPegganti
Bukukontrolpenyampaian salinanputusan
14 Terwujudnyapeningkatan penerbitanakta cerai secara cepatdan tepat waktu
Prosentasepeningkatanpenerbitan aktacerai secara cepatdan tepat waktu
Prosentase aktacerai yangditerbitkadengan jumlahputusan ceraigugat yang BHTdan cerai talakyang diikrarkan.
Panitera,PanmudHukum danPaniteraPegganti
Bukukontrolpenyampaian aktacerai
15 Terwujudnyapeningkatan pelayananpenyerahan akta cerai
Prosentasepeningkatanpenyerahan akta
Prosentase aktacerai yangdiserahkan
Panitera,WakilPanitera
LaporanBulanandan
18
secara cepat dan tepatwaktu
cerai kepada parapihak
denganpemohon aktacerai
danPanmudHukum
LaporanTahunan
16 Terwujudnyapeningkatan pelayananmediasi
Prosentasepeningkatanpelayananmediasi
Prosentasemediasi yangdilayani denganperkara yangseharusnyadimediasi
MajelisHakim danPaniteraPengganti
LaporanBulanandanLaporanTahunan
17 Terwujudnyapeningkatan kualitasputusan yang memenuhirasa keadilan kepadamasyarakat
Prosentaseputusan yangtidak diajukanupaya banding
Prosentaseputusan yangtidak diajukanbanding denganperkara yangdiputus
MajelisHakim danPaniteraPengganti
LaporanBulanandanLaporanTahunan
18 Terwujudnyapeningkatan pelayananpermohonan eksekusiatas putusan yang telahberkekuatan hukumtetap
Prosentasepelayananpermohonaneksekusi yangtelahditindaklanjuti
Prosentasepenyelesaianeksekusi yangtelahdilaksanakan
Ketua,Panitera,Jurusita/JurusitaPengganti
LaporanBulanandanLaporanTahunan
19 Terwujudnyapeningkatan pelayananpengaduan masyarakat
Prosentasepeningkatanpengaduan yangditindaklanjuti
Prosentasepengadulanyangditindaklanjutidenganpengaduanyang masuk
Ketua,WakilKetua,HakimPengawasa,Panitera,PanmudHukum
LaporanPengaduanMasyarakat
19
BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN
STRATEGI
3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Mahkamah Agung Republik Indonesia
Arah kebijakan dan strategi Mahkamah Agung RI Tahun 2010-2035
tercantum dalam Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 yang dapat
disimpulkan dalam beberapa Arahan Pembaruan sebagai berikut :
A. Arahan Pembaruan Fungsi Teknis
Segala upaya pembaruan peradilan yang dilakukan harus mengarah
pada tujuan utama yaitu “Badan Peradilan yang dapat melaksanakan fungsi
kekuasaan kehakiman secara efektif”. Untuk mencapai tujuan tersebut maka
program utama yang perlu dilakukan adalah :
1. Pembatasan Perkara Kasasi dan PK
2. Penerapan Sistem Kamar secara konsisten
3. Penyederhanaan Proses Berperkara
4. Penguatan Akses pada Keadilan
B. Arahan Pembaruan Manajemen Perkara
Agenda penyempurnaan pada manajemen perkara dapat dibagi menjadi 3
(tiga) bagian besar, yaitu sebagai berikut :
1. Modernisasi manajemen perkara;
2. Penataan ulang organisasi manajemen perkara;
3. Penataan ulang proses manajemen perkara.
C. Arahan Pembaruan Fungsi Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
Pusat Penelitian dan Pengembangan memiliki fungsi strategis dalam
rangka mencapai organisasi Mahkamah Agung RI. yang berbasis
20
pengetahuan. Setidaknya terdapat 2 (dua) fungsi strategis yang harus
dikembangkan oleh Litbang: Pertama, fungsi Litbang dalam mendukung
pengembangan dan pembangunan substansi hukum untuk mendukung
fungsi Mahkamah Agung RI. dalam mengadili; Kedua, fungsi Litbang dalam
mendukungpengembangandan pembaruankebijakan Mahkamah Agung RI. Oleh
karena itu dibutuhkan kegiatan Penguatan Kelembagaan dan Penguatan SDM,
Sarana dan Prasarana.
D. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
Sejalan dengan arahan reformasi birokrasi, Mahkamah Agung RI. Akan
mengembangkan dan mengimplementasikan sistem manajemen SDM berbasis
kompetensi. Sistem Manajemen SDM berbasis kompetensi ini biasa disebut
sebagai Competency Based HR Management (CBHRM). Pengembangan Sistem
Manajemen SDM berbasis kompetensi dilakukan sebagai berikut :
1. Rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi
2. Pelatihan dan pengembangan berbasis kompetensi. Pengembangan yang
dimaksud disini termasuk rotasi, mutasi dan promosi.
3. Penilaian kinerja berbasis kompetensi
4. Remunerasi berbasis kompetensi
5. Pola karir berbasis kompetensi.
E. Arahan Pembaruan Sistem Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Untuk mendapatkan SDM yang kompeten dengan kriteria obyektif,
berintegrasi dan profesional, maka Mahkamah Agung RI. akan
mengembangkan “Sistem Pendidikan dan Pelatihan Profesi Hakim dan
Pegawai Pengadilan yang Berkualitas dan Terhormat { Qualified and
Respectable Judicial training Center (JTC) } “.
Sistem ini akan dapat terwujud dengan usaha perbaikan pada berbagai
aspek, yaitu meliputi :
1. Kelembagaan (institusional);
2. Sarana dan prasarana yang diperlukan;
3. Sumber Daya Manusia;
4. Program diklat yang terpadu dan berkelanjutan;
5. Pemanfaatan hasil diklat;
6. Anggaran diklat; serta
7. Kegiatan pendukung lainnya (misalnya kegiatan penelitian dan
pengembangan).
Konsep yang akan diadopsi dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan ke depan adalah konsep pendidikan yang permanen dan berkelanjutan
{ Continuing Judicial Education (CJE) }. Terdapat beberapa prinsip yang
harus diperhatikan dalam implementasi CJE ini, yaitu :
1. Bersifat komprehensif, terpadu dan sinergis untuk membantu hakim danpegawai pengadilan memenuhi harapan masyarakat;
2. Bersifat khusus yang merupakan bagian dari pendidikan berkelanjutan dan
terpusat pada kebutuhan pengembangan kompetensi hakim dan pegawai
pengadilan.
F. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Anggaran
Pasal 81A ayat (1) Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 Tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah
agung menyatakan “Anggaran Mahkamah Agung dibebankan pada mata anggaran
tersendiri dalam anggaran pendapatan dan belanja negara”. Pasal dimaksud telah
mengamanatkan kepada jajaran Mahkamah Agung untuk mengupayakan adanya
kemandirian baik dalam penganggaran maupun dalam pelaksanaan anggaran.
Supaya kemandirian anggaran MA terwujud, maka diperlukan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Menumbuhkan pemahaman bersama tentang kemandirian anggaran badanperadilan;
b. Mengkaji peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
kemandirian anggaran badan peradilan;
c. Menentukan tingkat kemandirian anggaran badan peradilan;
d. Mendorong dibentuknya undang-undang yang berisi kemandirian anggaran
badan peradilan.
Sedangkan cakupan pembaruan pengelolaan anggaran untuk menuju
kemandirian pengelolaan anggaran Badan Peradilan meliputi:
1. Penataan Sistem dan Prosedur Perencanaan
a. Studi terhadap kemandirian pengelolaan keuangan Badan Peradilan;
b. Penyusunan standar biaya khusus bidang peradilan sebagai syarat
penerapan anggaran berbasis kinerja;
c. Analisis terhadap baseline dalam rangka implementasi kerangka pengeluaranjangka menengah;
d. Restrukturisasi program dan kegiatan;
e. Evaluasi standar biaya khusus bidang peradilan;
f. Penetapan baseline dalam rangka implementasi KPJM;
2. Penataan Sistem dan Prosedur Pelaksanaan
a. Perumusan mekanisme pelaksanaan APBN;
b. Penyusunan Sistem Operating Prosedur Penerimaan dan Belanja;
c. Evaluasi SOP penerimaan dan belanja;
3. Memperkuat kemampuan SDM Pengelola Anggarana. Edukasi anggaran menuju independensi anggaran Mahkamah Agung
dilaksanakan dengan pelatihan di bidang pengelolaan keuangan,
diantaranya adalah pelatihan perencanaan anggaran berbasis kinerja,
pelatihan kuasa pengguna anggaran, pelatihan pejabat pembuat
komitmen, pelatihan penguji tagihan, pelatihan bendahara penerimaan
dan pengeluaran;
4. Mendorong Transparansi Pengelolaan Anggaran
a. Membuat Rancangan Undang-Undang tentang Kemandirian Anggaran BadanPeradilan;
b. Penyusunan peraturan teknis tentang kemandirian pengelolaan keuangan
Badan Peradilan;
c. Peraturan perundang-undangan tentang kemandirian anggaran telah
disahkan;
d. Implementasi peraturan teknis tentang kemandirian anggaran BadanPeradilan;
e. Perumusan kebijakan dan atau peraturan perundang-undangan tentang
transparansi pengelolaan penerimaan dan belanja;
f. Implementasi transparansi pengelolaan penerimaan dan belanja.
G. Arahan Pembaruan Pengelolaan Aset
Untuk memperbaiki kinerja dalam pengelolaan aset, Mahkamah Agung
akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mahkamah Agung akan menciptakan lingkungan organisasi yang dapat
mendorong perilaku positif dalam pengelolaan aset;
2. Mahkamah Agung akan mengubah pendekatan dalam mengelola aset,
dari pendekatan administratif aset menjadi manajemen aset yang
menerapkan beberapa asas, yaitu : fungsional, kepastian hukum,
transparansi, azas efisiensi, akuntabilitas publik, dan kepastian nilai;
3. Mahkamah Agung akan menyediakan seorang penilai di setiap satuankerja unit pengelola aset;
4. Mahkamah Agung akan melakukan penertiban aset;
5. Mahkamah Agung akan memperbaiki perencanaan pengelolaan aset;
6. Mahkamah Agung akan melakukan risk analysis untuk setiap aset milik
negara berupa tanah dan bangunan ataupun aset lain yang dianggap perlu;
7. Mahkamah Agung akan melakukan sertifikasi;
8. Mahkamah Agung akan melakukan perbaikan pengelolaan rumah dinas
dan rumah jabatan;
9. Mahkamah Agung akan menyusun mekanisme akuntabilitas yang efektif;
10. Mahkamah Agung akan menyempurnakan SIMAK BMN karena
memang tidak ada manajemen BMN yang khusus dibuat untuk instansi
tertentu.
H. Arahan Pembaruan Teknologi Informasi
Secara ringkas, sasaran dari penerapan Teknologi Informasi di
Mahkamah Agung, dapat dirumuskan sebagai sarana pendukung untuk
tercapainya hal-hal berikut ini :
a. Peningkatan kualitas putusan, yaitu dengan penyediaan akses
terhadap semua informasi yang relevan dari dalam dan luar
pengadilan, termasuk putusan, jurnal hukum dan lainnya;
b. Peningkatan sistem administrasi pengadilan, meliputi akses atas
aktivitas pengadilan dari luar gedung, seperti misalnya registrasi,
permintaan informasi dan kesaksian;
c. Pembentukan efisiensi proses kerja di lembaga peradilan, yaitu dengan
mengurangi kerja manual dan klerikal serta menggantikannya dengan
proses berbasis komputer;
d. Pembentukan organisasi berbasis kinerja, yaitu dengan menggunakan
teknologi sebagai alat untuk melakukan pemantauan dan kontrol atas
kinerja;
e. Pembentukan lingkungan pembelajaran dalam organisasi, yaitu dengan
menyediakan fasilitas e-learning atau pembelajaran jarak jauh.
Tahapan pengembangan Teknologi Informasi di Mahkamah Agung
dan lembaga peradilan dalam 25 tahun ke depan akan terbagi menjadi 3
(tiga) bagian, yaitu sebagai berikut :
1. Tahap I, selama 5 (lima) tahun pertama. Sasarannya adalah
optimalisasi investasi Teknologi Informasi yang sudah ada, integrasi data dan
informasi, serta penyiapan regulasi dan perubahan kultur kerja dalam
rangka menyongsong era bekerja berbasis Teknologi Informasi;
2. Tahap II, selama 10 (sepuluh) tahun kedua. Sasarannya adalah
terciptanya sistem informasi yang konsisten untuk seluruh lembaga
peradilan sehingga memungkinkan pemanfaatan data dan informasi untuk
menjaga kesatuan hukum dan membuka peluang untuk peningkatan
akses terhadap pelayanan pengadilan;
3. Tahap III, selama 10 (sepuluh) tahun ketiga. Sasarannya adalah
diintegrasikannya proses peradilan dengan para pemangku
kepentingan lainnya, termasuk para penegak hukum lain, dalam
kerangka menuju sistem pelayanan hukum terpadu (integrated justice
system).
I. Arahan Pembaruan Sistem Pengawasan
Penguatan Organiasasi Pengawasan difokuskan pada 5 (lima) aspek, yaitu :
1. Restrukturiasasi Organisasi Pelaksana Fungsi Pengawasan
2. Penguatan SDM Pelaksana Fungsi Pengawasan
3. Penggunaan Parameter Obyektif dalam Pelaksanaan Pengawasan
4. Peningkatan Akuntabilitas & Kualitas Pelayanan Pengaduan bagi
Masyarakat
5. Redefinisi Hubungan Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial sebagai Mitra
dalam Pelaksanaan Fungsi Pengawasan.
J. Arahan Pembaruan Sistem Keterbukaan Informasi
Kebijakan transparansi melalui pemberian akses informasi
pengadilan diarahkan untuk mencapai dua hal, yaitu : 1) Memenuhi
kebutuhan masyarakat pencari keadilan; dan 2) mewujudkan akuntabilitas dan
meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Langkah-langkah prioritas yang akan dilakukan oleh Mahkamah Agung adalah :
1. Membangun kultur keterbukaan di pengadilan;
2. Mekanisme Akses Informasi Sederhana, Cepat, Tepat Waktu dan Biaya
Ringan;
3. Membangun Struktur Organisasi dan Mengembangkan Kebijakan
Pendukung;
4. Mekanisme Pemantauan dan Pengawasan, Pengaduan dan Penyelesaian
Keberatan, serta Insentif dan Disentif atas Pelaksanaan Pelayanan
Informasi;
5. Meningkatkan Pemahaman Masyarakat akan Kegunaan dan Kebutuhan
Informasi Pengadilan.
3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Pengadilan Tinggi Agama Surabaya
Arah kebijakan dan strategi Pengadilan Tinggi Agama Surabaya Tahun
2015-2019 mengacu pada Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 yang dapat
disimpulkan dalam beberapa Arahan Pembaruan sebagai berikut :
A. Arahan Pembaruan Fungsi Teknis
Segala upaya pembaruan peradilan agama yang dilakukan harus
mengarah pada tujuan yaitu “Peradilan Agama yang dapat melaksanakan
fungsi kekuasaan kehakiman secara efektif”. Untuk mencapai tujuan tersebut
maka program utama yang perlu dilakukan adalah :
1. Penyederhanaan Proses Berperkara
2. Penguatan Akses pada Keadilan.
B. Arahan Pembaruan Manajemen Perkara
Agenda penyempurnaan pada manajemen perkara memerlukan program
prioritas yaitu terselenggaranya Modernisasi manajemen perkara di peradilan
agama, oleh karena itu diharapkan seluruh pimpinan peradilan agama
mewajibkan kepada seluruh aparat Peradilan Agama, terutama Hakim, Panitera
Pengganti dan Jurusita / Jurusita Pengganti untuk dapat memahami dan
melaksanakan Pola Bindalmin dengan baik, sehingga kualitas sistem pemberkasan
perkara dapat lebih ditingkatkan.
C. Arahan Pembaruan Fungsi Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
Pembaruan Fungsi Litbang memiliki 2 (dua) fungsi strategis yang
harus dikembangkan oleh Litbang : Pertama, fungsi Litbang dalam mendukung
pengembangan dan pembangunan substansi hukum untuk mendukung
fungsi Peradilan Agama dalam mengadili; Kedua,
ungsi Litbang dalam mendukung pengembangan dan pembaruan
kebijakan Mahkamah Agung RI. Oleh karena itu dibutuhkan kegiatan Penguatan
SDM, Sarana dan Prasarana.
D. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
Sejalan dengan arahan reformasi birokrasi, Pengadilan Tinggi Agama
Surabaya akan mengembangkan dan mengimplementasikan sistem manajemen
SDM berbasis kompetensi. Pengembangan Sistem Manajemen SDM berbasis
kompetensi dilakukan sebagai berikut :
1. Pelatihan dan pengembangan berbasis kompetensi. Pengembangan yang
dimaksud disini termasuk rotasi, mutasi dan promosi.
2. Penilaian kinerja berbasis kompetensi
3. Remunerasi berbasis kompetensi
4. Pola karir berbasis kompetensi.
E. Arahan Pembaruan Sistem Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Untuk mendapatkan SDM yang kompeten dengan kriteria obyektif,
berintegrasi dan profesional, maka Pengadilan Tinggi Agama Surabaya secara
berkelanjutan akan menyelenggarakan Bimbingan Teknis Yustisial dan
Administrasi, Orientasi-orientasi dan Pembinaan Sumber Daya Manusia,
terutama bagi Hakim, Panitera Pengganti dan Jurusita / Jurusita Pengganti,
sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan profesionalisme aparat
Peradilan Agama di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya.
Pengadilan Tinggi Agama Surabaya mensupport kebijakan Mahkamah Agung
RI dalam mengembangkan “Sistem Pendidikan dan Pelatihan Profesi Hakim dan
Pegawai Pengadilan yang Berkualitas dan Terhormat { Qualified and Respectable
Judicial Training Center (JTC) }”.
F. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Anggaran
Cakupan pembaruan pengelolaan anggaran untuk menuju kemandirian
pengelolaan anggaran Peradilan Agama meliputi:
1. Penataan Sistem dan Prosedur Perencanaan
a. Penyusunan standar biaya khusus bidang peradilan sebagai syarat
penerapan anggaran berbasis kinerja;
b. Analisis terhadap baseline dalam rangka implementasi kerangka
pengeluaran jangka menengah;
c. Restrukturisasi program dan kegiatan;
d. Evaluasi standar biaya khusus bidang peradilan;
e. Penetapan baseline dalam rangka implementasi KPJM;
2. Penataan Sistem dan Prosedur Pelaksanaan
a. Perumusan mekanisme pelaksanaan APBN;
b. Penyusunan Sistem Operating Prosedur Penerimaan dan Belanja;
c. Evaluasi SOP penerimaan dan belanja;
3. Memperkuat kemampuan SDM Pengelola Anggaran
Edukasi anggaran menuju independensi anggaran Pengadilan Agama
dilaksanakan dengan pelatihan di bidang pengelolaan keuangan, diantaranya
adalah pelatihan perencanaan anggaran berbasis kinerja, dan pelatihan
bendahara penerimaan dan pengeluaran;
4. Mendorong Transparansi Pengelolaan Anggaran
a. Implementasi peraturan teknis tentang kemandirian anggaran Badan
Peradilan;
b. Perumusan kebijakan dan atau peraturan perundang-undangan tentan
transparansi pengelolaan penerimaan dan belanja;
c. Implementasi transparansi pengelolaan penerimaan dan belanja.
G. Arahan Pembaruan Pengelolaan Aset
Untuk memperbaiki kinerja dalam pengelolaan aset, Pengadilan Tinggi
Agama Surabaya akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Penertiban aset;
2. Memperbaiki perencanaan pengelolaan aset;
3. Melakukan risk analysis untuk setiap aset milik negara berupa tanah dan
bangunan ataupun aset lain yang dianggap perlu;
4. Melakukan sertifikasi tanah;
5. Melakukan perbaikan pengelolaan rumah dinas dan rumah jabatan;
6. Mengoptimalkan aplikasi SIMAK BMN dalam menatausahakan aset.
7. Melakukan perencanaan terhadap kebutuhan belanja modal tanah dan
gedung kantor Pengadilan Agama di wilayah Jawa Timur, antara lain :
a. Menyelenggarakan proyek pengadaan tanah untuk 9 (sembilan)
satuan kerja yang membutuhkan relokasi gedung kantor, yaitu :
No Satuan Kerja Vol(M2) Biaya Jumlah
1 PA. Banyuwangi 4000 3.000.000 12.000.000.0002 PA. Blitar 4000 3.000.000 12.000.000.0003 PA. Bojonegoro 4000 3.000.000 12.000.000.0004 PA. Bondowoso 4000 3.000.000 12.000.000.0005 PA. Gresik 4000 3.000.000 12.000.000.0006 PA. Pasuruan 4000 3.000.000 12.000.000.0007 PA. Sidoarjo 4000 3.000.000 12.000.000.0008 PA. Surabaya 5000 3.000.000 15.000.000.0009 PA. Trenggalek 4000 3.000.000 12.000.000.000
Jumlah 111.000.000.000
b. Menyelenggarakan proyek pembangunan gedung/kantor untuk
19 satuan kerja, yaitu :
No Satuan Kerja Vol(M2) Biaya Jumlah
1 PTA Surabaya 5000 4.000.000 20.000.000.0002 PA. Banyuwangi 2500 4.000.000 10.000.000.0003 PA. Blitar 2500 4.000.000 10.000.000.0004 PA. Bojonegoro 2500 4.000.000 10.000.000.0005 PA. Bondowoso 2500 4.000.000 10.000.000.0006 PA. Gresik 2500 4.000.000 10.000.000.0007 PA. Pasuruan 2500 4.000.000 10.000.000.0008 PA. Sidoarjo 2500 4.000.000 10.000.000.0009 PA. Surabaya 3000 5.000.000 15.000.000.000
10 PA. Trenggalek 2500 4.000.000 10.000.000.00011 PA. Bawean 2500 4.000.000 10.000.000.00012 PA. Kangean 2500 4.000.000 10.000.000.00013 PA. Kab. Kediri 2500 4.000.000 10.000.000.00014 PA. Kediri 2500 4.000.000 10.000.000.00015 PA. Kab. Madiun 2500 4.000.000 10.000.000.00016 PA. Nganjuk 2500 4.000.000 10.000.000.00017 PA. Ngawi 2500 4.000.000 10.000.000.00018 PA. Sampang 2500 4.000.000 10.000.000.00019 PA.Tuban 2500 4.000.000 10.000.000.000
Jumlah 205.000.000.000
c. Menyelenggarakan Belanja Modal Pengadaan Fasilitas
Perkantoran untuk 38 satuan kerja, yaitu :
No Satuan Kerja Vol(Unit) Biaya Jumlah
1 PTA Surabaya 40 5.000.000 200.000.0002 PA. Bangil 40 5.000.000 200.000.0003 PA. Bangkalan 40 5.000.000 200.000.0004 PA. Banyuwangi 40 5.000.000 200.000.0005 PA. Bawean 40 5.000.000 200.000.0006 PA. Blitar 40 5.000.000 200.000.0007 PA. Bojonegoro 40 5.000.000 200.000.0008 PA. Bondowoso 40 5.000.000 200.000.000
9 PA. Gresik 40 5.000.000 200.000.00010 PA. Jember 40 5.000.000 200.000.00011 PA. Jombang 40 5.000.000 200.000.00012 PA. Kangean 40 5.000.000 200.000.00013 PA. Kab. Kediri 40 5.000.000 200.000.00014 PA. Kodya Kediri 40 5.000.000 200.000.00015 PA. Kraksaan 40 5.000.000 200.000.00016 PA. Kab. Madiun 40 5.000.000 200.000.00017 PA. Kodya Madiun 40 5.000.000 200.000.00018 PA. Kab. Malang 40 5.000.000 200.000.00019 PA. Nganjuk 40 5.000.000 200.000.00020 PA. Lumajang 40 5.000.000 200.000.00021 PA. Mojokerto 40 5.000.000 200.000.00022 PA. Magetan 40 5.000.000 200.000.00023 PA. Malang 40 5.000.000 200.000.00024 PA. Nganjuk 40 5.000.000 200.000.00025 PA. Ngawi 40 5.000.000 200.000.00026 PA. Pacitan 40 5.000.000 200.000.00027 PA. Pamekasan 40 5.000.000 200.000.00028 PA. Pasuruan 40 5.000.000 200.000.00029 PA. Ponorogo 40 5.000.000 200.000.00030 PA. Probolinggo 40 5.000.000 200.000.00031 PA. Sampang 40 5.000.000 200.000.00032 PA. Sidoarjo 40 5.000.000 200.000.00033 PA. Situbondo 40 5.000.000 200.000.00034 PA. Sumenep 40 5.000.000 200.000.00035 PA. Surabaya 40 5.000.000 200.000.00036 PA. Tulungagung 40 5.000.000 200.000.00037 PA. Trenggalek 40 5.000.000 200.000.00038 PA. Tuban 40 5.000.000 200.000.000
Jumlah 7.600.000.000
d. Menyelenggarakan Belanja Modal Pengadaan Alat Pengolah Data
untuk 38 satuan kerja, yaitu :
No Satuan Kerja Vol(Unit) Biaya Jumlah
1 PTA Surabaya 20 10.000.000 200.000.0002 PA. Bangil 20 10.000.000 200.000.0003 PA. Bangkalan 20 10.000.000 200.000.000
4 PA. Banyuwangi 20 10.000.000 200.000.0005 PA. Bawean 20 10.000.000 200.000.0006 PA. Blitar 20 10.000.000 200.000.0007 PA. Bojonegoro 20 10.000.000 200.000.0008 PA. Bondowoso 20 10.000.000 200.000.0009 PA. Gresik 20 10.000.000 200.000.000
10 PA. Jember 20 10.000.000 200.000.00011 PA. Jombang 20 10.000.000 200.000.00012 PA. Kangean 20 10.000.000 200.000.00013 PA. Kab. Kediri 20 10.000.000 200.000.00014 PA. Kodya Kediri 20 10.000.000 200.000.00015 PA. Kraksaan 20 10.000.000 200.000.00016 PA. Kab. Madiun 20 10.000.000 200.000.00017 PA. Kodya Madiun 20 10.000.000 200.000.00018 PA. Kab. Malang 20 10.000.000 200.000.00019 PA. Nganjuk 20 10.000.000 200.000.00020 PA. Lumajang 20 10.000.000 200.000.00021 PA. Mojokerto 20 10.000.000 200.000.00022 PA. Magetan 20 10.000.000 200.000.00023 PA. Malang 20 10.000.000 200.000.00024 PA. Nganjuk 20 10.000.000 200.000.00025 PA. Ngawi 20 10.000.000 200.000.00026 PA. Pacitan 20 10.000.000 200.000.00027 PA. Pamekasan 20 10.000.000 200.000.00028 PA. Pasuruan 20 10.000.000 200.000.00029 PA. Ponorogo 20 10.000.000 200.000.00030 PA. Probolinggo 20 10.000.000 200.000.00031 PA. Sampang 20 10.000.000 200.000.00032 PA. Sidoarjo 20 10.000.000 200.000.00033 PA. Situbondo 20 10.000.000 200.000.00034 PA. Sumenep 20 10.000.000 200.000.00035 PA. Surabaya 20 10.000.000 200.000.00036 PA. Tulungagung 20 10.000.000 200.000.00037 PA. Trenggalek 20 10.000.000 200.000.00038 PA. Tuban 20 10.000.000 200.000.000
Jumlah 7.600.000.000
H. Arahan Pembaruan Teknologi informasi
Arahan pembaruan Teknologi Informasi selama 5 (lima) tahun
pertama sasarannya ditujukan untuk optimalisasi investasi Teknologi
Informasi yang sudah ada, antara lain website PTA Surabaya dan PA se-
Jawa Timur, aplikasi SIADPA/SIADPTA, dll dan melaksakanakan integrasi
data dan informasi.
I. Arahan Pembaruan Sistem Pengawasan
Pembaruan Sistem Pengawasan Pengadilan Tinggi Agama
Surabaya difokuskan pada 3 (tiga) aspek, yaitu :
1. Penguatan SDM Pelaksana Fungsi Pengawasan;
2. Penggunaan Parameter Obyektif dalam Pelaksanaan Pengawasan;
3. Peningkatan Akuntabilitas & Kualitas Pelayanan Pengaduan bagiMasyarakat.
J. Arahan Pembaruan Sistem Keterbukaan Informasi
Kebijakan transparansi melalui pemberian akses informasi
pengadilan diarahkan untuk mencapai dua hal, yaitu : 1) Memenuhi
kebutuhan masyarakat pencari keadilan; dan 2) mewujudkan akuntabilitas
dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.
3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGADILAN AGAMA NGANJUK
Arah kebijakan dan strategi Pengadilan Agama Nganjuk Tahun 2010-2014
mengacu pada Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 yang dapat disimpulkan dalam
beberapa Arahan Pembaruan sebagai berikut :
1. Arahan Pembaruan Fungsi Teknis
Segala upaya pembaruan peradilan yang dilakukan harus mengarah pada tujuan
utama yaitu “ Peradilan Agama yang dapat melaksanakan fungsi kekuasaan
kehakiman secara efektif”. Untuk mencapai tujuan tersebut maka program utama
yang perlu dilakukan adalah :
1. Mengaktifkan Upaya Mediasi
2. Penyederhanaan Proses Berperkara
3. Penguatan Akses Transparansi dan keadilan
2. Arahan Pembaruan Manajemen Perkara
Agenda penyempurnaan pada manajemen perkara memerlukan program prioritas
yaitu terselenggaranya Modernisasi manajemen perkara di peradilan agama, oleh
karena itu diharapkan seluruh pimpinan peradilan agama mewajibkan kepada seluruh
aparat Peradilan Agama, terutama hakim, Panitera Pengganti dan Jurusita/ Jurusita
Pengganti untuk dapat memahami dan melaksanakan Pola Bindalmin dengan baik,
sehingga kualitas system pemberkasan perkara dapat lebih ditingkatkan.
3. Arahan Pembaruan Fungsi Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
Pembaruan Fungsi Litbang memiliki 2 (dua) fungsi strategis yang harus
dikembangkan oleh Litbang : Pertama, fungsi Litbang dalam mendukung
pengembangan dan pembangunan substansi hukum untuk mendukung fungsi
Peradilan Agama dalam mengadili; Kedua, fungsi Litbang dalam mendukung
pengembangan dan pembaruan kebijakan Mahkamah Agung RI. Oleh karena itu
dibutuhkan kegiatan Penguatan Kelembagaan dan Penguatan SDM, Sarana dan
Prasarana.
4. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Sumber Daya Manuasia (SDM)
Sejalan dengan arahan reformasi birokarasi, Pengadilan Agama Nganjuk akan
mengembangkan dan mengimplementasikan sistem manajemen SDM berbasis
kompetensi. Sistem Manajemen SDM berbasis kompetensi ini biasa disebut sebagai
Competency Based HR Management (CBHRM). Pengembangan Sistem Manajemen
SDM berbasis kompetensi dilakukan sebagai berikut :
1. Penilaian kinerja berbasis kompetensi.
2. Remunerasi berbasis kompetensi.
3. Pola karir berbasis kompetensi.
5. Arahan Pembaruan Sistem Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Untuk mendapatkan SDM yang kompeten dengan kriteria obyektif, berintegrasi
dan professional, maka Pengadilan Agama Nganjuk selalu mengirimkan pegawai untuk
mengikuti Bimbingan Teknis Yustisial dan Administrasi, Orientasi- orientasi dan
Pembinaan Sumber Daya Manusia, terutama bagi Hakim, Panitera Pengganti dan
Jurusita/ Jurusita Pengganti, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan
profesionalisme aparat Peradilan Agama.
6. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Anggaran
Cakupan pembaruan pengelolaan anggaran untuk menuju kemandirian
pengelolaan anggaran Peradilan Agama meliputi :
1. Penataan Sistem dan Prosedur Perencanaan
a. Penyusunan standar biaya khusus bidang peradilan sebagai syarat penerapan
anggaran berbasis kinerja.
b. Analisis terhadap baseline dalam rangka implementasi kerangka pengeluaran
jangka menengah.
c. Restrukturisasi program dan kegiatan.
d. Evaluasi standar biaya khusus bidang peradilan.
e. Penetapan baseline dalam rangka implementasi KPJM.
f. Penataan Sistem dan Prosedur Pelaksanaan
Perumusan mekanisme pelaksanaan APBN.
Penyusunan Sistem Operating Prosedur Penerimaan dan Belanja;
Evaluasi SOP penerimaan dan belanja
Memperkuat kemampuan SDM Pengelola Anggaran
Edukasi anggaran menuju independensi anggaran Peradilan Agama
dilaksanakan dengan pelatihan di bidang pengelolaan keuangan, diantaranya
adalah pelatihan perencanaan anggaran berbasis kinerja, pelatihan kuasa
pengguna anggaran, pelatihan pejabat pembuat komitmen, pelatihan penguji
tagihan, pelatihan bendahara penerimaan dan pengeluaran.
2. Mendorong Transparansi Pengelolaan Anggaran
a. Implementasi peraturan teknis tentang kemandirian anggaran Badan
Peradilan.
b. Perumusan kebijakan dan atau peraturan perundang- undangan tentang
transparansi pengelolaan penerimaan dan belanja.
c. Implementasi transparansi pengelolaan penerimaan dan belanja.
7. Arahan Pembaruan Pengelolaan Aset
Untuk memperbaiki kinerja dalam pengelolaan asset, pengadilan Agama Nganjuk
akan melakukan langkah- langkah sebagai berikut :
1. Penertiban asset.
2. Memperbaiki perencanaan pengelolaan asset.
3. Melakukan risk analysis untuk setiap asset milik Negara berupa tanah dan
bangunan ataupun asset lain yang dianggap perlu.
4. Melakukan sertifikasi tanah.
5. Melakukan perbaikan pengelolaan rumah dinas dan rumah jabatan.
6. Mengoptimalkan aplikasi SIMAK BMN dalam menatausahakan.
8. Arahan Pembaruan Teknologi Informasi
Arahan pembaruan Teknologi Informasi selama 5 (lima) tahun pertama sasarannya
ditujukan untuk optimalisasi investasi Teknologi Informasi yang sudah ada, antara lain
website Pengadilan Agama Nganjuk, aplikasi SIADPA, dan lain- lain dan melaksanakan
integrasi data dan informasi.
9. Arahan Pembaharuan Sistem Pengawasan
Pembaruan sistem pengawasan Pengadilan Agama Nganjuk difokuskan pada 5
(lima) bidang pengawasan, yaitu :
1. Bidang perkara gugatan.
2. Bidang perkara permohonan.
3. Bidang administrasi perkara (pola bindalmin).
4. Bidang kinerja pelayanan public (umum).
5. Bidang administrasi umum.
10. Arahan Pembaharuan Sistem Keterbukaan Informasi
Kebijakan transparansi melalui pemberian akses informasi pengadilan diarahkan
untuk mencapai dua hal, yaitu :
1. Memenuhi kebutuhan masyarakat pencari keadilan.
2. Mewujudkan akuntabilitas dan meningkatkan kepercayaan serta pelayanan
kepada masyarakat.
BAB IV
PENUTUP
Atas Berkah Allah SWT, maka Rencana Strategis Pengadilan Agama Nganjuk Tahun
2015-2019 ini dapat disusun.
Rencana Strategis Pengadilan Agama Nganjuk Tahun 2015-2019 ini berisikan
tentang Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis, dan Arah Kebijakan dan Strategi yang akan
dilaksanakan dan dipedomani oleh setiap satuan kerja dilingkungan Pengadilan Agama
Nganjuk.
Mengingat perubahan lingkungan yang sangat pesat dan kompleks, maka selama
kurun waktu berlakunya rencana strategis ini, dapat dilakukan upaya kajian dan bila perlu
dilakukan penyesuaian-penyesuaian seperlunya.
Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Rencana Strategis
Pengadilan Agama Nganjuk ini diucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya, dan
selanjutnya Rencana Strategis Pengadilan Agama Nganjuk ini hanya dapat dilaksanakan
dan tercapai tujuannya, bila dilaksanakan dengan dedikasi dan kerja keras oleh semua
pegawai di lingkungan Pengadilan Agama Nganjuk.
Mudah-mudahan kita sekalian memperoleh rahmat, taufiq, hidayah dan inayah
dari Allah SWT.
Nganjuk, 02 Januari 2015Ketua Pengadilan Agama Nganjuk
Drs. H. ADNAN QOHAR, S.H.,M.H.NIP. 19581221 198703 1 002