BAB I PENDAHULUAN - pa- · PDF filePeradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan...

37
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 KONDISI UMUM Peradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor : 50 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama dilaksanakan oleh Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama yang berpuncak pada Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Negara Tertinggi. Pengadilan Agama Nganjuk adalah Pengadilan Agama Tingkat Pertama kelas 1B merupakan Yurisdiksi dari Pengadilan Tinggi Agama Surabaya. Pengadilan Agama Nganjuk terletak di Jl.Gatot Subroto Nganjuk yang mempunyai yurisdiksi 284 Kelurahan/Desa dari 20 kecamatan, dengan luas wilayah 1 2 2 . 4 3 3 Km² dan jumlah penduduk 1.017.030 jiwa. Dasar Hukum berdirinya Pengadilan Agama Nganjuk adalah Staatblad 1882 No. 152 Jo STBL tahun 1937 nomor 116 dan 610. Sejak berdirinya Pengadilan Agama Nganjuk Sejak diberlakukannya Undang Undang Nomor 1 tahun 1974 Pengadilan Agama Nganjuk berkantor di salah satu ruang kecil yang berada disebelah utara masjid Agung Nganjuk, kemudian pada tahun 1975 Pengadilan Agama Nganjuk mendapatkan gedung di Jalan Bromo, Kelurahan Ploso Kabupaten Nganjuk dengan Anggaran dari Departemen Agama, dengan luas tanah kurang lebih 500 m2 yang dipergunakan untuk kantor dan ruang sidang. Pada tahun 1994 berdasarkan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Daerah Tingkat II Nganjuk Nomor 003 tahun 1994 tentang Persetujuan Pelepasan Hak atas tanah milik Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Nganjuk, Pengadilan Agama Nganjuk mendapatakan Tanah untuk digunakan sebagai Gedung Kantor dan Balai sidang Pengadilan Agama Nganjuk seluas kurang lebih 3540 m2, mengingat jumlah pegawai

Transcript of BAB I PENDAHULUAN - pa- · PDF filePeradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 KONDISI UMUM

Peradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat

pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Nomor : 50 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua

atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Kekuasaan

Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama dilaksanakan oleh Pengadilan Agama dan

Pengadilan Tinggi Agama yang berpuncak pada Mahkamah Agung sebagai

Pengadilan Negara Tertinggi.

Pengadilan Agama Nganjuk adalah Pengadilan Agama Tingkat Pertama kelas

1B merupakan Yurisdiksi dari Pengadilan Tinggi Agama Surabaya. Pengadilan

Agama Nganjuk terletak di Jl.Gatot Subroto Nganjuk yang mempunyai yurisdiksi 284

Kelurahan/Desa dari 20 kecamatan, dengan luas wilayah 1 2 2 . 4 3 3 Km² dan jumlah

penduduk 1.017.030 jiwa.

Dasar Hukum berdirinya Pengadilan Agama Nganjuk adalah Staatblad 1882

No. 152 Jo STBL tahun 1937 nomor 116 dan 610. Sejak berdirinya Pengadilan Agama

Nganjuk Sejak diberlakukannya Undang Undang Nomor 1 tahun 1974 Pengadilan

Agama Nganjuk berkantor di salah satu ruang kecil yang berada disebelah utara masjid

Agung Nganjuk, kemudian pada tahun 1975 Pengadilan Agama Nganjuk mendapatkan

gedung di Jalan Bromo, Kelurahan Ploso Kabupaten Nganjuk dengan Anggaran dari

Departemen Agama, dengan luas tanah kurang lebih 500 m2 yang dipergunakan untuk

kantor dan ruang sidang.

Pada tahun 1994 berdasarkan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten

Daerah Tingkat II Nganjuk Nomor 003 tahun 1994 tentang Persetujuan Pelepasan Hak

atas tanah milik Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Nganjuk, Pengadilan Agama

Nganjuk mendapatakan Tanah untuk digunakan sebagai Gedung Kantor dan Balai sidang

Pengadilan Agama Nganjuk seluas kurang lebih 3540 m2, mengingat jumlah pegawai

2

yang semakin bertambah dan diperlukan tempat yang representative untuk pelayanan

kepada Pencari keadilan.

Pada tahun 1995 Pengadilan Agama Nganjuk mendapatkan Anggaran dari

Departemen Agama untuk Pembangunan Gedung dan balai sidang yang terletak di Jalan

Gatot subroto tersebut dan bangunan tersebut diresmikan oleh Bupati Nganjuk Drs. H.

Soetrisno R pada tanggal 27 Desember 1997.

Pada tahun 1998 mendapatkan anggaran untuk pembangunan ruang tunggu dan

bangunan untuk ruang administrasi. Dan sejak itu sampai tahun 2012 Pengadilan Agama

Nganjuk tidak pernah mendapatkan anggaran dana untuk pembangunan Gedung

sedangkan Gedung Pengadilan Agama Nganjuk belum sesuai dengan Prototype Gedung

Pengadilan Agama Kelas 1 B sesuai dengan buku I Mahkamah Agung RI.

Sehubungan dengan pindahnya Pengadilan Agama Nganjuk ke gedung yang

baru pada tahun 1998, maka gedung lama yang berada di Jalan Bromo, Kelurahan

Ploso, Kabupaten Nganjuk difungsikan sebagai ruang arsip, akan tetapi pada tahun 2003

karena Pengadilan Agama Nganjuk tidak mempunyai rumah dinas maka gedung lama

tersebut difungsikan sebagai rumah dinas, dan sesuai dengan Surat Keputusan Badan

Urusan Administrasi Mahkamah Agung RI nomor 30/BUA/SK/III/2010 tanggal 26 maret

2010 tentang alih fungsi gedung kantor menjadi rumah dinas, karena rumah dinas

keadaannya rusak parah maka pada tahun 2013 Pengadilan Agama Nganjuk

mendapatkan anggaran untuk Rehabilitasi rumah dinas yang semula hanya untuk ketua

akhirnya bisa diperuntukkan untuk ketua dan wakil ketua tetapi karena terbatasnya

anggaran pada tahun 2013 hanya untuk rumah dinas ketua yang sudah bisa ditempati

sedangkan rumah dinas wakil Ketua masih menunggu anggaran penyelesaian dari DIPA.

Status Tanah Yang ditempati Pengadilan Agama Nganjuk sejak tahun 1997 hingga

hingga tahun 2013 belum bisa disertifikatkan atas nama Mahkamah Agung RI dan belum

masuk kedalam asset Barang milik Negara Pengadilan Agama Nganjuk hal ini terkendala

dengan surat pelepasan Hak yang seharusnya pada tahun 1994 berdasarkan Keputusan

Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Daerah Tingkat II Nganjuk Nomor 003 tahun 1994

tentang Persetujuan Pelepasan Hak atas tanah milik Pemerintah Kabupaten Daerah

3

Tingkat II Nganjuk tidak ditindak lanjuti, sehingga menyulitkan proses pensertifikatan

tanah.

Sejak tahun 2000 Pengadilan Agama Nganjuk telah berusaha untuk pengurusan

sertifikat akan tetapi belum berhasil dan pada akhir tahun 2011 Pengadilan Agama Nganjuk

mengajukan Permohonan hibah kep Bupati Nganjuk dan alhamdulilah pada tahun 2013 SK

Hibah telah ditanda tangani oleh Bupati Nganjuk dengan surat nomor :

188/391/K/411.013/2013 tanggal 01 Oktober 2013 tentang Penghapusan Barang Milik

Pemerintah Kabupaten Nganjuk berupa Tanah untuk dihibahkan kepada Mahkamah Agung

Republik Indonesia yang digunakan untuk Kantor Pengadilan Agama Nganjuk.

Yuridiksi Pengadilan Agama Nganjuk Kelas IB meliputi 20 Kecamatan yaitu :

1. Kecamatan Nganjuk

2. Kecamatan Bagor

3. Kecamatan Sukomoro

4. Kecamatan Loceret

5. Kecamatan Pace

6. Kecamatan Wilangan

7. Kecamatan Berbek

8. Kecamatan Gondang

9. Kecamatan Rejoso

10. Kecamatan Tanjunganom

11. Kecamatan Kertosono

12. Kecamatan Ngetos

13. Kecamatan Sawahan

14. Kecamatan Baron

15. Kecamatan Patianrowo

16. Kecamatan Lengkong

17. Kecamatan Prambon

18. Kecamatan Ngronggot

19. Kecamatan Jatikalen

20. Kecamatan Ngluyu

4

Kebijakan satu atap menuntut tanggung jawab dan tantangan untuk mewujudkan

organisasi sebagai lembaga yang profesional, efektif, efesien, transparan serta akuntabel.

Untuk itu perlu dilakukan perbaharuan Peradilan secara terencana, terarah dan

berkesinambungan dengan mengacu pada cetak biru Pembaharuan Peradilan 2010-2015

Mahkamah Agung R.I.

Dalam mewujudkan hal tersebut telah melaksanakan berbagai program dan

kegiatan berdasarkan Rencana Strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Nganjuk Tahun

2015-2019.

Untuk itu dalam rencana strategis (RENSTRA) Pengadilan Agama Nganjuk tahun 2015-

2019 diperlukan analisis dan kondisi keadaan tingkat perkara tahun 2010-2013.

Data analisis tersebut dapat dilihat pada tabel atau data perkara Pengadilan

Agama Nganjuk sebagai berikut :

No Tahun Sisa Perkara yanglalu

PerkaraMasuk

JumlahPerkara

PerkaraDi Putus

Sisa Perkarasekarang

1. 2010 353 1957 2310 1755 4142. 2011 414 2110 2524 2041 4833. 2012 483 2392 2875 2327 5484. 2013 548 2442 2990 2384 6065. 2014 606 2593 3199 2678 521

Dari data diatas menunjukkan bahwa profesionalisme aparatur Peradilan Agama semakin

meningkat yang dapat dilihat dengan meningkatnya penyelesaian perkara atau putusan

perkaranya tiap tahun.

5

Grafik I : Peningkatan Penyelesaian Perkara / Putusan Perkara

Peradilan Agama Tingkat Pertama Tahun 2010 – 2014.

0500

100015002000250030003500

2010 2011 2012 2013 2014

Analisa data kondisi keadaan tanah atau gedung kantor Pengadilan Agama

Nganjuk diperlukan untuk pembangunan gedung kantor Pengadilan Agama Nganjuk yang

masih belum sesuai dengan prototype gedung kantor Peradilan dilingkungan Mahkamah

Agung R.I.

Karena gedung kantor Pengadilan Agama Nganjuk masih berdiri di atas tanah yang

statusnya masih milik Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk namun pada tahun 2013

Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk bersedia menghibahkan tanah tersebut sesuai

dengan Berita Acara Hibah Tanah Nomor : 028/3534/411.214/2013 tinggal 10 Oktober

2013.

1.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN

Capaian reformasi birokrasi Pengadilan Agama Nganjuk dalam kurun waktu tahun

2010 - 2014 telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Keberhasilan tersebut antara

lain : Pertama, Tahun 2013 Pengadilan Agama Nganjuk mendapat peringkat 2 (dua) dalam

hal Kelengkapan data Simpeg Online Peradilan Agama se Indonesia, hal tersebut

membuktikan peningkatan pelaksanaan adminisrasi Kepegawaian.

Kedua, Upload Putusan Pengadilan Agama Nganjuk termasuk peringkat 7 (tujuh) se

Indonesia, hal ini menunjukkan adanya peningkatan publikasi putusan dan transparansi

peradilan.

Dari keberhasilan tersebut dapat di identifikasikan dapat menjadi modal dalam

melanjutkan Pembaruan Peradilan, khususnya lima tahun kedepan.

6

Berikut ini akan diuraikan analisa SWOT berupa Kekuatan (Strength), Kelemahan

(Weakness), Peluang (Opportunity) dan Tantangan (Threat) dari Pengadilan Agama

Nganjuk

A. Kekuatan (Strength)

Kekuatan Pengadilan Agama Nganjuk mencakup beberapa hal yang memang diatur

dalam peraturan/ Perundang-undangan sampai dengan hal-hal yang dikembangkan, yang

mencakup dalam beberapa aspek :

1. Aspek Proses Peradilan

Adanya Undang-undang yang mengatur kewenangan Pengadilan Agama Nganjuk

selaku Pengadilan Tingkat Pertama.

2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

Pegawai di lingkungan Pengadilan Agama Nganjuk memiliki motivasi yang tinggi

dan kreatif dalam melaksanakan tugas-tugasnya

3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

Adanya Sistem Pengawasan yang melibatkan Hakim Pengawas Bidang dalam

pengawasan reguler dan insidentil.

4. Aspek Tertib Administrasi dan Manajemen Peradilan

Adanya Pola Bindalmin beserta aplikasi SIADPA yang mempermudah proses

administrasi perkara.

B. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan-kelemahan yang ada di Pengadilan Agama Nganjuk dirinci dalam beberapa

aspek :

1. Aspek Proses Peradilan

Belum memiliki mekanisme evaluasi yang dapat mengukur kepuasan masyarakat

pencari keadilan di wilayah hukum Pengadilan Agama Nganjuk.

2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

Pengadilan Agama Nganjuk belum mempunyai kewenangan untuk merekrut

pegawai sendiri sesuai kebutuhan Pengadilan.

7

Jumlah pegawai yang jauh dari ideal menyebabkan banyak rangkap jabatan yang

menyebabkan kinerja pegawai kurang optimal dalam pelayanan kepada

masyarakat. Data jumlah pegawai di lingkungan Pengadilan Agama Nganjuk dapat

dilihat pada tabel 1. Rekapitulasi Sumber Daya Manusia di lingkungan Pengadilan

Agama Nganjuk terlampir.

3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

Belum adanya sistem pengaduan masyarakat yang berbasis teknologi informasi.

4. Aspek Tertib Administrasi dan Manajemen Peradilan

Jumlah pegawai teknis yang menguasai SIADPA masih sedikit sehingga proses

administrasi perkara kurang berjalan optimal.

5. Aspek Sarana dan Prasarana

a. Pegadilan Agama Nganjuk membutuhkan belanja modal guna pembangunan

gedung kantor, Prosentase gedung kantor Pengadilan Agama Nganjuk yang

masih membutuhkan pembangunan/pengembangan sebesar 50 %.

b. Pengadilan Agama Nganjuk juga membutuhkan alat transportasi berupa mobil

dinas karena mobil dinas yang dimiliki cuma 1 unit yang dipake oleh Ketua,

sedangkan untuk operasional lainnya tidak ada.

c. Personal Komputer dan Mebelair Pengadilan Agama Nganjuk jumlahnya sangat

sedikit tidak sesuai dengan jumlah kebutuhan yang ada sehingga dapat

menghambat pelayanan publik yang prima.

C. Peluang (Opportunity)

Berikut adalah peluang-peluang yang dimiliki Pengadilan Agama Nganjuk untuk

melakukan perbaikan ditinjau dari beberapa aspek :

1. Aspek Proses Peradilan

Adanya aplikasi yang mempermudah proses berperkara dan administrasi umum

serta website Pengadilan Agama Nganjuk yang mempermudah masyarakat dalam

mengakses informasi dan prose berperkara.

2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

Adanya Sosialisasi, Bimbingan Teknis, Pelatihan yang dilaksanakan Pengadilan

Tinggi Agama Surabaya maupun Mahkamah Agung untuk meningkatkan kualitas

8

Sumber Daya Manusia.

Adanya tunjangan kinerja sebagai motivasi pegawai dalam peningkatan kinerja.

3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

Adanya kegiatan pengawasan yang dilaksanakan oleh Badan Pengawasan, Hakim

Pengawas Daerah maupun Hakim Pengawas Bidang yang dilaksanakan secara

reguler maupun insidentil ke Pengadilan Agama Nganjuk.

4. Aspek Tertib Administrasi dan Manajemen Peradilan

Dukungan dan koordinasi yang baik antar pengadilan agama diwilayah hukum

Pengadilan Tinggi Agama Surabaya.

5. Aspek Sarana dan Prasarana

Sudah tersedianya fasilitas Teknologi Informasi di Pengadilan Agama Nganjuk

berupa sambungan internet dan website Pengadilan Agama Nganjuk.

D. Tantangan (Threat)

Berikut adalah tantangan-tantangan di Pengadilan Agama Nganjuk yang akan

dihadapi dan harus dipikirkan cara terbaik untuk tetap dapat melakukan perbaikan

sebagaimana yang diharapkan.

1. Aspek Proses Peradilan

Belum tersedianya suatu alat pengukuran kepuasan pengguna jasa pengadilan

ditengah tuntutan pelayanan prima kepada masyarakat pencari keadilan.

2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

Personil Pengadilan Agama Nganjuk belum seluruhnya memahami visi dan misi

Pengadilan Agama Nganjuk.

3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

Belum adanya sistem reward dan punishment untuk mengontrol kinerja aparat

peradilan.

4. Aspek Tertib Administrasi dan Manajemen Peradilan

Jumlah pegawai teknis yang menguasai SIADPA masih sedikit sehingga proses

administrasi perkara kurang berjalan optimal.

9

5. Aspek Sarana dan Prasarana

Anggaran yang diberikan pusat untuk pengadaan sarana dan prasarana tidak sesuai

dengan kebutuhan.

10

BAB II

VISI, MISI DAN TUJUAN

2.1 VISI

Visi merupakan cara pandang jauh kedepan untuk mewujudkan tercapainya tugas

pokok dan fungsi Pengadilan Agama Nganjuk. Visi Pengadilan Agama Nganjuk mengacu pada

Mahkamah Agung RI yaitu :“ Terwujudnya Badan Peradilan Yang Agung. ”

2.2 MISI

Untuk mencapai visi tersebut di atas, maka Pengadilan Agama Nganjuk

menetapkan misi-misi sebagai berikut :

1. Menjaga kemandirian badan peradilan.

2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan.

3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan.

4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan.

Atas dasar visi dan misi tersebut di atas maka Pengadilan Agama Nganjuk

melaksanakan program yang telah dicanangkan oleh Mahkamah Agung tentang Reformasi

Birokrasi dan Cetak Biru Pembaharuan Peradilan Tahun 2010 – 2035.

Ada 10 Karakter untuk mencapai Badan Peradilan Yang Agung yaitu :

1. Melaksanakan fungsi kekuasaan kehakiman secara efektif.

2. Didukung pengelolaan anggaran berbasis kinerja secara mandiri yang dialokasikan

secara proporsional dalam APBN.

3. Memiliki struktur organisasi yang tepat dan manajemen organisasi yang jelas dan

terukur.

4. Melaksanakan manajemen dan administrasi yang sederhana, cepat, tepat waktu,

biaya ringan, proporsional, dan adil.

5. Mengelola sarana dan prasarana dalam rangka mendukung lingkungan kerja yang

aman, nyaman, dan kondusif bagi penyelenggaraan peradilan.

11

6. Mengelola dan membina sumber daya manusia yang kompeten dengan kriteria

obyektif, sehingga tercipta aparat peradilan yang berintegritas dan profesional.

7. Didukung pengawasan perilaku, administrasi, dan keuangan yang efektif.

8. Berorientasi pada pelayanan publik yang prima.

9. Memiliki manajemen informasi yang menjamin akuntabilitas, kredibilitas, dan

transparansi.

10. Berbasis teknologi informasi (TI) terpadu untuk mewujudkan peradilan yang

modern.

Dalam pelaksanan Reformasi Birokrasi tersebut ada 8 (delapan) program prioritas

Pembaruan di Lingkungan Peradilan Agama yaitu :

1. Penyelesaian Perkara yang tepat waktu.

2. Manajemen SDM yang terencana dan terlaksana dengan baik.

3. Pengelolaan Website demi keterbukaan informasi publik.

4. Meja Informasi untuk memberikan pelayanan informasi di gedung pengadilan.

5. Pelayanan Publik yang prima.

6. Implementasi SIADPA Plus sebagai outomasi Pola Bindalmin.

7. “Justice For All” yang terdiri dari Perkara Prodeo, Sidang Keliling dan Pos Bantuan

Hukum (Posbakum).

8. Pengawasan.

Kedelapan program tersebut harus diapliksikan dalam pelaksanaan tugas sehari-

hari di Pengadilan Agama Nganjuk.

2.3 TUJUAN STRATEGIS

Berdasarkan visi dan missi yang ditetapkan tersebut di atas maka Pengadilan

Agama Nganjuk menetapkan tujuan organisasi yang akan dicapai hingga tahun 2015

adalah sebagai berikut :

12

1. Meningkatnya pelayanan hukum yang berkeadilan kepada masyarakat pencari

keadilan.

2. Terwujudnya aparat Pengadilan Agama Nganjuk yang profesional, efektif, efisien,

dan akuntabel.

3. Meningkatnya sarana dan prasarana Pengadilan Agama Nganjuk.

4. Meningkatnya pengawasan intern dalam rangka peningkatan pelayanan hukum

kepada masyarakat pencari keadilan.

2.4 SASARAN STRATEGIS

Berdasarkan Tujuan tersebut di atas, Pengadilan Agama Nganjuk menetapkan

sasaran strategis sebagai berikut :

No. Uraian / SasaranStrategis Indikator Kinerja Target

2014Realisasi

2014Capaian2014%

1 Terwujudnya peningkatanpenyelesaian sisa perkarayang sederhana, tepatwaktu, transparan danakuntabel

Prosentase sisaperkara tahun laluyang diselesaiakantepat waktu

606(80 %)

521(83 %)

100 %

2 Terwujudnya peningkatanpenyelesaian perkarayang sederhana, tepatwaktu, transparan danakuntabel

Prosentase perkarayang diselesaiakantepat waktu

2593(80 %)

2678(100 %)

100 %

3 Terwujudnya peningkatanpenyelesaian perkaradalam jangka waktu 5bulan

Prosentasepeningkatan perkarayang diselesaikandalam jangka waktu 5bulan secara tepatwaktu

15(80 %)

20(100 %)

100 %

4 Terwujudnya peningkatanpelayanan perkara miskindan terpinggirkan yangdiselesaikan secara tepatwaktu

Prosentasepeningkatan perkaramiskin danterpinggirkan yangdiselesaiakan tepatwaktu

20(80 %)

17(85 %)

85 %

13

5 Terwujudnya peningkatanpelayanan perkara miskindan terpinggirkan yangmendapatkan layananposyankum secara tepatwaktu

Prosentasepeningkatan perkaramiskin danterpinggirkan yangmendapatkanlayanan posyakumyang diselesaiakantepat waktu

0 0 0 %

6 Terwujudnya peningkatanpenyelesaian perkarayang diselesaikan dengancara sidang di luar gedungdan diputus tepat waktu

Prosentasepeningkatan perkarayang diselesaikandengan cara sidang diluar gedung yangdiputus

0 0 0 %

7 Terwujudnya peningkatanpenyelesaian putusan /penetapan secara tepatwaktu yang di unggah kewebsite

Prosentasepeningkatanpenyelesaian putusan/ penetapan secaratepat waktu yang diunggah ke website

2678(80 %)

2664(99 %)

100 %

8 Terwujudnya peningkatankualitas pelayanan mejainformasi

Prosentasepeningkatanpemberian pelayananinformasi kepadamasyarakat yangberkaitan denganperkara

2593(100 %)

2593(100 %)

100 %

9 Terwujudnya peningkatanpenyelesaian minutasiberkas perkara tepatwaktu

Prosetasepeningkatan kualitasdan kwantitasminutasi berkasperkara

2593(80 %)

2678(100 %)

100 %

10 Terwujudnya peningkatanadministrasi penerimaanperkara yang efektif,efesien dan akuntabel

Prosentasepeningkatanpenyelesaianadminitrasi / registrasipenerimaan perkara

2500(80 %)

2593(100 %)

100 %

11 Terwujudnya persidanganperkara secara sederhana,tepat waktu, dantranparan

Prosentasepersidangan perkarasecara sederhana,tepat waktu,tranparan danakuntabel

2593(100 %)

2593(100 %)

100 %

14

12 Terwujudnya peningkatanpenyelesaian administrasiputusan perkara yangefektif, efesien danakuntabel

Prosentasepenyelesaianadministrasi putusanperkara

2678(100 %)

2678(100%)

100 %

13 Terwujudnya peningkatanpelayanan penyampaiansalinan / putusan tepatwaktu

Prosentasepenyampaian salinanputusan / penetapankepada para pihaktepat waktu

2678(100 %)

2678(100 %)

100 %

14 Terwujudnya peningkatanpenerbitan akta ceraisecara cepat dan tepatwaktu

Prosentasepeningkatanpenerbitan akta ceraisecara cepat dantepat waktu

2300(100 %)

2301(100 %)

100 %

15 Terwujudnya peningkatanpelayanan penyerahanakta cerai secara cepatdan tepat waktu

Prosentasepeningkatanpenyerahan akta ceraikepada para pihak

2300(90 %)

2000(80 %)

86 %

16 Terwujudnya peningkatanpelayanan mediasi

Prosentasepeningkatanpelayanan mediasi

10 % 11 % 100 %

17 Terwujudnya peningkatankualitas putusan yangmemenuhi rasa keadilankepada masyarakat

Prosentase putusanyang tidak diajukanupaya banding

2667(100 %)

2667(100 %)

100 %

18 Terwujudnya peningkatanpelayanan permohonaneksekusi atas putusanyang telah berkekuatanhukum tetap

Prosentase pelayananpermohonan eksekusiyang telahditindaklanjuti

1(1 %)

0(0 %)

0 %

19 Terwujudnya peningkatanpelayanan pengaduanmasyarakat

Prosentasepeningkatanpengaduan yangditindaklanjuti

10(10 %)

4(4 %)

40 %

15

2.5 INDIKATOR KINERJA UTAMA

Indikator Kinerja Utama diperlukan sebagai tolak ukur atas keberhasilan

sasaran strategis dalam mencapai tujuan. Hubungan tujuan, sasaran dan indikator

kinerja utama dengan digambarkan sebagai berikut :

No. Kinerja Utama Indikator Kinerja Penjelesan PenanggungJawab

SumberData

1 Terwujudnyapeningkatanpenyelesaian sisaperkara yang sederhana,tepat waktu, transparandan akuntabel

Prosentase sisaperkara tahun laluyang diselesaiakantepat waktu

Prosentasepenyelesaiansisa perkaratahun lalu yangdiputus tahunberjalan

MajelisHakim danPaniteraPengganti

LaporanBulanandanLaporanTahunan

2 Terwujudnyapeningkatanpenyelesaian perkarayang sederhana, tepatwaktu, transparan danakuntabel

Prosentaseperkara yangdiselesaiakantepat waktu

Prosentasepenyelesaianperkara masukyang diputuspada tahunberjalan

MajelisHakim danPaniteraPengganti

LaporanBulanandanLaporanTahunan

3 Terwujudnyapeningkatanpenyelesaian perkaradalam jangka waktu 5bulan

Prosentasepeningkatanperkara yangdiselesaikandalam jangkawaktu 5 bulansecara tepatwaktu

Prosentasepenyelesaianperkara yangdiputusmaksimal 5bulan denganperkara yangputus tahunberjalan

MajelisHakim danPaniteraPengganti

LaporanTahunan

4 Terwujudnyapeningkatan pelayananperkara miskin danterpinggirkan yangdiselesaikan secaratepat waktu

Prosentasepeningkatanperkara miskindan terpinggirkanyang diselesaiakantepat waktu

Prosentaseantara jumlahpemohonprodeo denganjumlahpemohonprodeo yangdilayani

Ketua,MajelisHakim,Panitera,Kasir, danBendaharaPengeluaran

LaporanBulanandanLaporanTahunan

5 Terwujudnyapeningkatan pelayananperkara miskin danterpinggirkan yangmendapatkan layananposbakum secara tepatwaktu

Prosentasepeningkatanperkara miskindan terpinggirkanyangmendapatkanlayanan posyakum

Prosentaseantara jumlahpemohonposbakumdengan jumlahpemohonposbakum yang

Ketua,Panitera

LaporanBulanandanLaporanTahunan

16

yang diselesaiakantepat waktu

dilayani

6 Terwujudnyapeningkatanpenyelesaian perkarayang diselesaikandengan cara sidang diluar gedung dan diputustepat waktu

Prosentasepeningkatanperkara yangdiselesaikandengan carasidang di luargedung yangdiputus

Prosentaseperkara yangdiputus dengancara sidangkeliling denganperkara yangdisidangkan

Ketua,MajelisHakim,Panitera,PaniteraPenggantiKasir, danBendaharaPengeluaran

LaporanBulanandanLaporanTahunan

7 Terwujudnyapeningkatanpenyelesaian putusan /penetapan secara tepatwaktu yang di unggahke website

Prosentasepeningkatanpenyelesaianputusan /penetapan secaratepat waktu yangdi unggah kewebsite

Prosentaseantara perkaraputus yangdiupload kewebsite denganperkara yangdiputus

Ketua, wakilKetua,MajelisHakimPaniteradanPaniteraPengganti

LaporanBulanandanLaporanTahunan

8 Terwujudnyapeningkatan kualitaspelayanan mejainformasi

Prosentasepeningkatanpemberianpelayananinformasi kepadamasyarakat yangberkaitan denganperkara

Prosentasejumlahpemohoninformasi yangdilayani denganjumlahpemohoninformasi

Ketua danPPID

LaporanBulanandanLaporanTahunan

9 Terwujudnyapeningkatanpenyelesaian minutasiberkas perkara tepatwaktu

Prosetasepeningkatankualitas dankwantitasminutasi berkasperkara

ProsentasePerkara yangdiminutasidengan perkaraputus

MajelisHakim danPaniteraPengganti

LaporanBulanandanLaporanTahunan

10 Terwujudnyapeningkatanadministrasi penerimaanperkara yang efektif,efesien dan akuntabel

Prosentasepeningkatanpenyelesaianadminitrasi /registrasipenerimaanperkara

Prosentasepeningkatanpenyelesaianadministrasi/registrasipenerimaanperkara denganperkara yangditerima

Panitera,WakilPanitera,PanmudGugatandanPermohonan

LaporanBulanandanLaporanTahunan

17

11 Terwujudnyapersidangan perkarasecara sederhana, tepatwaktu, dan tranparan

Prosentasepersidanganperkara secarasederhana, tepatwaktu, tranparandan akuntabel

Prosentaseperkara yangdisidangkandengan perkarayang diterima

MajelisHakim danPaniteraPengganti

LaporanBulanandanLaporanTahunan

12 Terwujudnyapeningkatanpenyelesaianadministrasi putusanperkara yang efektif,efesien dan akuntabel

Prosentasepenyelesaianadministrasiputusan perkara

Prosentasepenyelesaianadministrasiputusanperkara denganperkara yangdiputus

Ketua,WakilKetua,Panitera,WakilPanitera,PanmudGugatandanPermohonan

LaporanBulanandanLaporanTahunan

13 Terwujudnyapeningkatan pelayananpenyampaian salinan /putusan tepat waktu

Prosentasepenyampaiansalinan putusan /penetapankepada para pihaktepat waktu

a. Prosentasejumlahpenyampaiansalinanputusandenganperkara yangdiputus.

b. Prosentasejumlahpenyampaiansalinanputusandenganjumlahpermohonansalinan

Panitera,PanmudHukum danPaniteraPegganti

Bukukontrolpenyampaian salinanputusan

14 Terwujudnyapeningkatan penerbitanakta cerai secara cepatdan tepat waktu

Prosentasepeningkatanpenerbitan aktacerai secara cepatdan tepat waktu

Prosentase aktacerai yangditerbitkadengan jumlahputusan ceraigugat yang BHTdan cerai talakyang diikrarkan.

Panitera,PanmudHukum danPaniteraPegganti

Bukukontrolpenyampaian aktacerai

15 Terwujudnyapeningkatan pelayananpenyerahan akta cerai

Prosentasepeningkatanpenyerahan akta

Prosentase aktacerai yangdiserahkan

Panitera,WakilPanitera

LaporanBulanandan

18

secara cepat dan tepatwaktu

cerai kepada parapihak

denganpemohon aktacerai

danPanmudHukum

LaporanTahunan

16 Terwujudnyapeningkatan pelayananmediasi

Prosentasepeningkatanpelayananmediasi

Prosentasemediasi yangdilayani denganperkara yangseharusnyadimediasi

MajelisHakim danPaniteraPengganti

LaporanBulanandanLaporanTahunan

17 Terwujudnyapeningkatan kualitasputusan yang memenuhirasa keadilan kepadamasyarakat

Prosentaseputusan yangtidak diajukanupaya banding

Prosentaseputusan yangtidak diajukanbanding denganperkara yangdiputus

MajelisHakim danPaniteraPengganti

LaporanBulanandanLaporanTahunan

18 Terwujudnyapeningkatan pelayananpermohonan eksekusiatas putusan yang telahberkekuatan hukumtetap

Prosentasepelayananpermohonaneksekusi yangtelahditindaklanjuti

Prosentasepenyelesaianeksekusi yangtelahdilaksanakan

Ketua,Panitera,Jurusita/JurusitaPengganti

LaporanBulanandanLaporanTahunan

19 Terwujudnyapeningkatan pelayananpengaduan masyarakat

Prosentasepeningkatanpengaduan yangditindaklanjuti

Prosentasepengadulanyangditindaklanjutidenganpengaduanyang masuk

Ketua,WakilKetua,HakimPengawasa,Panitera,PanmudHukum

LaporanPengaduanMasyarakat

19

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN

STRATEGI

3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Mahkamah Agung Republik Indonesia

Arah kebijakan dan strategi Mahkamah Agung RI Tahun 2010-2035

tercantum dalam Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 yang dapat

disimpulkan dalam beberapa Arahan Pembaruan sebagai berikut :

A. Arahan Pembaruan Fungsi Teknis

Segala upaya pembaruan peradilan yang dilakukan harus mengarah

pada tujuan utama yaitu “Badan Peradilan yang dapat melaksanakan fungsi

kekuasaan kehakiman secara efektif”. Untuk mencapai tujuan tersebut maka

program utama yang perlu dilakukan adalah :

1. Pembatasan Perkara Kasasi dan PK

2. Penerapan Sistem Kamar secara konsisten

3. Penyederhanaan Proses Berperkara

4. Penguatan Akses pada Keadilan

B. Arahan Pembaruan Manajemen Perkara

Agenda penyempurnaan pada manajemen perkara dapat dibagi menjadi 3

(tiga) bagian besar, yaitu sebagai berikut :

1. Modernisasi manajemen perkara;

2. Penataan ulang organisasi manajemen perkara;

3. Penataan ulang proses manajemen perkara.

C. Arahan Pembaruan Fungsi Penelitian dan Pengembangan (Litbang)

Pusat Penelitian dan Pengembangan memiliki fungsi strategis dalam

rangka mencapai organisasi Mahkamah Agung RI. yang berbasis

20

pengetahuan. Setidaknya terdapat 2 (dua) fungsi strategis yang harus

dikembangkan oleh Litbang: Pertama, fungsi Litbang dalam mendukung

pengembangan dan pembangunan substansi hukum untuk mendukung

fungsi Mahkamah Agung RI. dalam mengadili; Kedua, fungsi Litbang dalam

mendukungpengembangandan pembaruankebijakan Mahkamah Agung RI. Oleh

karena itu dibutuhkan kegiatan Penguatan Kelembagaan dan Penguatan SDM,

Sarana dan Prasarana.

D. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)

Sejalan dengan arahan reformasi birokrasi, Mahkamah Agung RI. Akan

mengembangkan dan mengimplementasikan sistem manajemen SDM berbasis

kompetensi. Sistem Manajemen SDM berbasis kompetensi ini biasa disebut

sebagai Competency Based HR Management (CBHRM). Pengembangan Sistem

Manajemen SDM berbasis kompetensi dilakukan sebagai berikut :

1. Rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi

2. Pelatihan dan pengembangan berbasis kompetensi. Pengembangan yang

dimaksud disini termasuk rotasi, mutasi dan promosi.

3. Penilaian kinerja berbasis kompetensi

4. Remunerasi berbasis kompetensi

5. Pola karir berbasis kompetensi.

E. Arahan Pembaruan Sistem Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Untuk mendapatkan SDM yang kompeten dengan kriteria obyektif,

berintegrasi dan profesional, maka Mahkamah Agung RI. akan

mengembangkan “Sistem Pendidikan dan Pelatihan Profesi Hakim dan

Pegawai Pengadilan yang Berkualitas dan Terhormat { Qualified and

Respectable Judicial training Center (JTC) } “.

Sistem ini akan dapat terwujud dengan usaha perbaikan pada berbagai

aspek, yaitu meliputi :

1. Kelembagaan (institusional);

2. Sarana dan prasarana yang diperlukan;

3. Sumber Daya Manusia;

4. Program diklat yang terpadu dan berkelanjutan;

5. Pemanfaatan hasil diklat;

6. Anggaran diklat; serta

7. Kegiatan pendukung lainnya (misalnya kegiatan penelitian dan

pengembangan).

Konsep yang akan diadopsi dalam penyelenggaraan pendidikan dan

pelatihan ke depan adalah konsep pendidikan yang permanen dan berkelanjutan

{ Continuing Judicial Education (CJE) }. Terdapat beberapa prinsip yang

harus diperhatikan dalam implementasi CJE ini, yaitu :

1. Bersifat komprehensif, terpadu dan sinergis untuk membantu hakim danpegawai pengadilan memenuhi harapan masyarakat;

2. Bersifat khusus yang merupakan bagian dari pendidikan berkelanjutan dan

terpusat pada kebutuhan pengembangan kompetensi hakim dan pegawai

pengadilan.

F. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Anggaran

Pasal 81A ayat (1) Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 Tentang Perubahan

Kedua Atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah

agung menyatakan “Anggaran Mahkamah Agung dibebankan pada mata anggaran

tersendiri dalam anggaran pendapatan dan belanja negara”. Pasal dimaksud telah

mengamanatkan kepada jajaran Mahkamah Agung untuk mengupayakan adanya

kemandirian baik dalam penganggaran maupun dalam pelaksanaan anggaran.

Supaya kemandirian anggaran MA terwujud, maka diperlukan langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Menumbuhkan pemahaman bersama tentang kemandirian anggaran badanperadilan;

b. Mengkaji peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan

kemandirian anggaran badan peradilan;

c. Menentukan tingkat kemandirian anggaran badan peradilan;

d. Mendorong dibentuknya undang-undang yang berisi kemandirian anggaran

badan peradilan.

Sedangkan cakupan pembaruan pengelolaan anggaran untuk menuju

kemandirian pengelolaan anggaran Badan Peradilan meliputi:

1. Penataan Sistem dan Prosedur Perencanaan

a. Studi terhadap kemandirian pengelolaan keuangan Badan Peradilan;

b. Penyusunan standar biaya khusus bidang peradilan sebagai syarat

penerapan anggaran berbasis kinerja;

c. Analisis terhadap baseline dalam rangka implementasi kerangka pengeluaranjangka menengah;

d. Restrukturisasi program dan kegiatan;

e. Evaluasi standar biaya khusus bidang peradilan;

f. Penetapan baseline dalam rangka implementasi KPJM;

2. Penataan Sistem dan Prosedur Pelaksanaan

a. Perumusan mekanisme pelaksanaan APBN;

b. Penyusunan Sistem Operating Prosedur Penerimaan dan Belanja;

c. Evaluasi SOP penerimaan dan belanja;

3. Memperkuat kemampuan SDM Pengelola Anggarana. Edukasi anggaran menuju independensi anggaran Mahkamah Agung

dilaksanakan dengan pelatihan di bidang pengelolaan keuangan,

diantaranya adalah pelatihan perencanaan anggaran berbasis kinerja,

pelatihan kuasa pengguna anggaran, pelatihan pejabat pembuat

komitmen, pelatihan penguji tagihan, pelatihan bendahara penerimaan

dan pengeluaran;

4. Mendorong Transparansi Pengelolaan Anggaran

a. Membuat Rancangan Undang-Undang tentang Kemandirian Anggaran BadanPeradilan;

b. Penyusunan peraturan teknis tentang kemandirian pengelolaan keuangan

Badan Peradilan;

c. Peraturan perundang-undangan tentang kemandirian anggaran telah

disahkan;

d. Implementasi peraturan teknis tentang kemandirian anggaran BadanPeradilan;

e. Perumusan kebijakan dan atau peraturan perundang-undangan tentang

transparansi pengelolaan penerimaan dan belanja;

f. Implementasi transparansi pengelolaan penerimaan dan belanja.

G. Arahan Pembaruan Pengelolaan Aset

Untuk memperbaiki kinerja dalam pengelolaan aset, Mahkamah Agung

akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mahkamah Agung akan menciptakan lingkungan organisasi yang dapat

mendorong perilaku positif dalam pengelolaan aset;

2. Mahkamah Agung akan mengubah pendekatan dalam mengelola aset,

dari pendekatan administratif aset menjadi manajemen aset yang

menerapkan beberapa asas, yaitu : fungsional, kepastian hukum,

transparansi, azas efisiensi, akuntabilitas publik, dan kepastian nilai;

3. Mahkamah Agung akan menyediakan seorang penilai di setiap satuankerja unit pengelola aset;

4. Mahkamah Agung akan melakukan penertiban aset;

5. Mahkamah Agung akan memperbaiki perencanaan pengelolaan aset;

6. Mahkamah Agung akan melakukan risk analysis untuk setiap aset milik

negara berupa tanah dan bangunan ataupun aset lain yang dianggap perlu;

7. Mahkamah Agung akan melakukan sertifikasi;

8. Mahkamah Agung akan melakukan perbaikan pengelolaan rumah dinas

dan rumah jabatan;

9. Mahkamah Agung akan menyusun mekanisme akuntabilitas yang efektif;

10. Mahkamah Agung akan menyempurnakan SIMAK BMN karena

memang tidak ada manajemen BMN yang khusus dibuat untuk instansi

tertentu.

H. Arahan Pembaruan Teknologi Informasi

Secara ringkas, sasaran dari penerapan Teknologi Informasi di

Mahkamah Agung, dapat dirumuskan sebagai sarana pendukung untuk

tercapainya hal-hal berikut ini :

a. Peningkatan kualitas putusan, yaitu dengan penyediaan akses

terhadap semua informasi yang relevan dari dalam dan luar

pengadilan, termasuk putusan, jurnal hukum dan lainnya;

b. Peningkatan sistem administrasi pengadilan, meliputi akses atas

aktivitas pengadilan dari luar gedung, seperti misalnya registrasi,

permintaan informasi dan kesaksian;

c. Pembentukan efisiensi proses kerja di lembaga peradilan, yaitu dengan

mengurangi kerja manual dan klerikal serta menggantikannya dengan

proses berbasis komputer;

d. Pembentukan organisasi berbasis kinerja, yaitu dengan menggunakan

teknologi sebagai alat untuk melakukan pemantauan dan kontrol atas

kinerja;

e. Pembentukan lingkungan pembelajaran dalam organisasi, yaitu dengan

menyediakan fasilitas e-learning atau pembelajaran jarak jauh.

Tahapan pengembangan Teknologi Informasi di Mahkamah Agung

dan lembaga peradilan dalam 25 tahun ke depan akan terbagi menjadi 3

(tiga) bagian, yaitu sebagai berikut :

1. Tahap I, selama 5 (lima) tahun pertama. Sasarannya adalah

optimalisasi investasi Teknologi Informasi yang sudah ada, integrasi data dan

informasi, serta penyiapan regulasi dan perubahan kultur kerja dalam

rangka menyongsong era bekerja berbasis Teknologi Informasi;

2. Tahap II, selama 10 (sepuluh) tahun kedua. Sasarannya adalah

terciptanya sistem informasi yang konsisten untuk seluruh lembaga

peradilan sehingga memungkinkan pemanfaatan data dan informasi untuk

menjaga kesatuan hukum dan membuka peluang untuk peningkatan

akses terhadap pelayanan pengadilan;

3. Tahap III, selama 10 (sepuluh) tahun ketiga. Sasarannya adalah

diintegrasikannya proses peradilan dengan para pemangku

kepentingan lainnya, termasuk para penegak hukum lain, dalam

kerangka menuju sistem pelayanan hukum terpadu (integrated justice

system).

I. Arahan Pembaruan Sistem Pengawasan

Penguatan Organiasasi Pengawasan difokuskan pada 5 (lima) aspek, yaitu :

1. Restrukturiasasi Organisasi Pelaksana Fungsi Pengawasan

2. Penguatan SDM Pelaksana Fungsi Pengawasan

3. Penggunaan Parameter Obyektif dalam Pelaksanaan Pengawasan

4. Peningkatan Akuntabilitas & Kualitas Pelayanan Pengaduan bagi

Masyarakat

5. Redefinisi Hubungan Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial sebagai Mitra

dalam Pelaksanaan Fungsi Pengawasan.

J. Arahan Pembaruan Sistem Keterbukaan Informasi

Kebijakan transparansi melalui pemberian akses informasi

pengadilan diarahkan untuk mencapai dua hal, yaitu : 1) Memenuhi

kebutuhan masyarakat pencari keadilan; dan 2) mewujudkan akuntabilitas dan

meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Langkah-langkah prioritas yang akan dilakukan oleh Mahkamah Agung adalah :

1. Membangun kultur keterbukaan di pengadilan;

2. Mekanisme Akses Informasi Sederhana, Cepat, Tepat Waktu dan Biaya

Ringan;

3. Membangun Struktur Organisasi dan Mengembangkan Kebijakan

Pendukung;

4. Mekanisme Pemantauan dan Pengawasan, Pengaduan dan Penyelesaian

Keberatan, serta Insentif dan Disentif atas Pelaksanaan Pelayanan

Informasi;

5. Meningkatkan Pemahaman Masyarakat akan Kegunaan dan Kebutuhan

Informasi Pengadilan.

3.2. Arah Kebijakan dan Strategi Pengadilan Tinggi Agama Surabaya

Arah kebijakan dan strategi Pengadilan Tinggi Agama Surabaya Tahun

2015-2019 mengacu pada Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 yang dapat

disimpulkan dalam beberapa Arahan Pembaruan sebagai berikut :

A. Arahan Pembaruan Fungsi Teknis

Segala upaya pembaruan peradilan agama yang dilakukan harus

mengarah pada tujuan yaitu “Peradilan Agama yang dapat melaksanakan

fungsi kekuasaan kehakiman secara efektif”. Untuk mencapai tujuan tersebut

maka program utama yang perlu dilakukan adalah :

1. Penyederhanaan Proses Berperkara

2. Penguatan Akses pada Keadilan.

B. Arahan Pembaruan Manajemen Perkara

Agenda penyempurnaan pada manajemen perkara memerlukan program

prioritas yaitu terselenggaranya Modernisasi manajemen perkara di peradilan

agama, oleh karena itu diharapkan seluruh pimpinan peradilan agama

mewajibkan kepada seluruh aparat Peradilan Agama, terutama Hakim, Panitera

Pengganti dan Jurusita / Jurusita Pengganti untuk dapat memahami dan

melaksanakan Pola Bindalmin dengan baik, sehingga kualitas sistem pemberkasan

perkara dapat lebih ditingkatkan.

C. Arahan Pembaruan Fungsi Penelitian dan Pengembangan (Litbang)

Pembaruan Fungsi Litbang memiliki 2 (dua) fungsi strategis yang

harus dikembangkan oleh Litbang : Pertama, fungsi Litbang dalam mendukung

pengembangan dan pembangunan substansi hukum untuk mendukung

fungsi Peradilan Agama dalam mengadili; Kedua,

ungsi Litbang dalam mendukung pengembangan dan pembaruan

kebijakan Mahkamah Agung RI. Oleh karena itu dibutuhkan kegiatan Penguatan

SDM, Sarana dan Prasarana.

D. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)

Sejalan dengan arahan reformasi birokrasi, Pengadilan Tinggi Agama

Surabaya akan mengembangkan dan mengimplementasikan sistem manajemen

SDM berbasis kompetensi. Pengembangan Sistem Manajemen SDM berbasis

kompetensi dilakukan sebagai berikut :

1. Pelatihan dan pengembangan berbasis kompetensi. Pengembangan yang

dimaksud disini termasuk rotasi, mutasi dan promosi.

2. Penilaian kinerja berbasis kompetensi

3. Remunerasi berbasis kompetensi

4. Pola karir berbasis kompetensi.

E. Arahan Pembaruan Sistem Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Untuk mendapatkan SDM yang kompeten dengan kriteria obyektif,

berintegrasi dan profesional, maka Pengadilan Tinggi Agama Surabaya secara

berkelanjutan akan menyelenggarakan Bimbingan Teknis Yustisial dan

Administrasi, Orientasi-orientasi dan Pembinaan Sumber Daya Manusia,

terutama bagi Hakim, Panitera Pengganti dan Jurusita / Jurusita Pengganti,

sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan profesionalisme aparat

Peradilan Agama di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya.

Pengadilan Tinggi Agama Surabaya mensupport kebijakan Mahkamah Agung

RI dalam mengembangkan “Sistem Pendidikan dan Pelatihan Profesi Hakim dan

Pegawai Pengadilan yang Berkualitas dan Terhormat { Qualified and Respectable

Judicial Training Center (JTC) }”.

F. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Anggaran

Cakupan pembaruan pengelolaan anggaran untuk menuju kemandirian

pengelolaan anggaran Peradilan Agama meliputi:

1. Penataan Sistem dan Prosedur Perencanaan

a. Penyusunan standar biaya khusus bidang peradilan sebagai syarat

penerapan anggaran berbasis kinerja;

b. Analisis terhadap baseline dalam rangka implementasi kerangka

pengeluaran jangka menengah;

c. Restrukturisasi program dan kegiatan;

d. Evaluasi standar biaya khusus bidang peradilan;

e. Penetapan baseline dalam rangka implementasi KPJM;

2. Penataan Sistem dan Prosedur Pelaksanaan

a. Perumusan mekanisme pelaksanaan APBN;

b. Penyusunan Sistem Operating Prosedur Penerimaan dan Belanja;

c. Evaluasi SOP penerimaan dan belanja;

3. Memperkuat kemampuan SDM Pengelola Anggaran

Edukasi anggaran menuju independensi anggaran Pengadilan Agama

dilaksanakan dengan pelatihan di bidang pengelolaan keuangan, diantaranya

adalah pelatihan perencanaan anggaran berbasis kinerja, dan pelatihan

bendahara penerimaan dan pengeluaran;

4. Mendorong Transparansi Pengelolaan Anggaran

a. Implementasi peraturan teknis tentang kemandirian anggaran Badan

Peradilan;

b. Perumusan kebijakan dan atau peraturan perundang-undangan tentan

transparansi pengelolaan penerimaan dan belanja;

c. Implementasi transparansi pengelolaan penerimaan dan belanja.

G. Arahan Pembaruan Pengelolaan Aset

Untuk memperbaiki kinerja dalam pengelolaan aset, Pengadilan Tinggi

Agama Surabaya akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Penertiban aset;

2. Memperbaiki perencanaan pengelolaan aset;

3. Melakukan risk analysis untuk setiap aset milik negara berupa tanah dan

bangunan ataupun aset lain yang dianggap perlu;

4. Melakukan sertifikasi tanah;

5. Melakukan perbaikan pengelolaan rumah dinas dan rumah jabatan;

6. Mengoptimalkan aplikasi SIMAK BMN dalam menatausahakan aset.

7. Melakukan perencanaan terhadap kebutuhan belanja modal tanah dan

gedung kantor Pengadilan Agama di wilayah Jawa Timur, antara lain :

a. Menyelenggarakan proyek pengadaan tanah untuk 9 (sembilan)

satuan kerja yang membutuhkan relokasi gedung kantor, yaitu :

No Satuan Kerja Vol(M2) Biaya Jumlah

1 PA. Banyuwangi 4000 3.000.000 12.000.000.0002 PA. Blitar 4000 3.000.000 12.000.000.0003 PA. Bojonegoro 4000 3.000.000 12.000.000.0004 PA. Bondowoso 4000 3.000.000 12.000.000.0005 PA. Gresik 4000 3.000.000 12.000.000.0006 PA. Pasuruan 4000 3.000.000 12.000.000.0007 PA. Sidoarjo 4000 3.000.000 12.000.000.0008 PA. Surabaya 5000 3.000.000 15.000.000.0009 PA. Trenggalek 4000 3.000.000 12.000.000.000

Jumlah 111.000.000.000

b. Menyelenggarakan proyek pembangunan gedung/kantor untuk

19 satuan kerja, yaitu :

No Satuan Kerja Vol(M2) Biaya Jumlah

1 PTA Surabaya 5000 4.000.000 20.000.000.0002 PA. Banyuwangi 2500 4.000.000 10.000.000.0003 PA. Blitar 2500 4.000.000 10.000.000.0004 PA. Bojonegoro 2500 4.000.000 10.000.000.0005 PA. Bondowoso 2500 4.000.000 10.000.000.0006 PA. Gresik 2500 4.000.000 10.000.000.0007 PA. Pasuruan 2500 4.000.000 10.000.000.0008 PA. Sidoarjo 2500 4.000.000 10.000.000.0009 PA. Surabaya 3000 5.000.000 15.000.000.000

10 PA. Trenggalek 2500 4.000.000 10.000.000.00011 PA. Bawean 2500 4.000.000 10.000.000.00012 PA. Kangean 2500 4.000.000 10.000.000.00013 PA. Kab. Kediri 2500 4.000.000 10.000.000.00014 PA. Kediri 2500 4.000.000 10.000.000.00015 PA. Kab. Madiun 2500 4.000.000 10.000.000.00016 PA. Nganjuk 2500 4.000.000 10.000.000.00017 PA. Ngawi 2500 4.000.000 10.000.000.00018 PA. Sampang 2500 4.000.000 10.000.000.00019 PA.Tuban 2500 4.000.000 10.000.000.000

Jumlah 205.000.000.000

c. Menyelenggarakan Belanja Modal Pengadaan Fasilitas

Perkantoran untuk 38 satuan kerja, yaitu :

No Satuan Kerja Vol(Unit) Biaya Jumlah

1 PTA Surabaya 40 5.000.000 200.000.0002 PA. Bangil 40 5.000.000 200.000.0003 PA. Bangkalan 40 5.000.000 200.000.0004 PA. Banyuwangi 40 5.000.000 200.000.0005 PA. Bawean 40 5.000.000 200.000.0006 PA. Blitar 40 5.000.000 200.000.0007 PA. Bojonegoro 40 5.000.000 200.000.0008 PA. Bondowoso 40 5.000.000 200.000.000

9 PA. Gresik 40 5.000.000 200.000.00010 PA. Jember 40 5.000.000 200.000.00011 PA. Jombang 40 5.000.000 200.000.00012 PA. Kangean 40 5.000.000 200.000.00013 PA. Kab. Kediri 40 5.000.000 200.000.00014 PA. Kodya Kediri 40 5.000.000 200.000.00015 PA. Kraksaan 40 5.000.000 200.000.00016 PA. Kab. Madiun 40 5.000.000 200.000.00017 PA. Kodya Madiun 40 5.000.000 200.000.00018 PA. Kab. Malang 40 5.000.000 200.000.00019 PA. Nganjuk 40 5.000.000 200.000.00020 PA. Lumajang 40 5.000.000 200.000.00021 PA. Mojokerto 40 5.000.000 200.000.00022 PA. Magetan 40 5.000.000 200.000.00023 PA. Malang 40 5.000.000 200.000.00024 PA. Nganjuk 40 5.000.000 200.000.00025 PA. Ngawi 40 5.000.000 200.000.00026 PA. Pacitan 40 5.000.000 200.000.00027 PA. Pamekasan 40 5.000.000 200.000.00028 PA. Pasuruan 40 5.000.000 200.000.00029 PA. Ponorogo 40 5.000.000 200.000.00030 PA. Probolinggo 40 5.000.000 200.000.00031 PA. Sampang 40 5.000.000 200.000.00032 PA. Sidoarjo 40 5.000.000 200.000.00033 PA. Situbondo 40 5.000.000 200.000.00034 PA. Sumenep 40 5.000.000 200.000.00035 PA. Surabaya 40 5.000.000 200.000.00036 PA. Tulungagung 40 5.000.000 200.000.00037 PA. Trenggalek 40 5.000.000 200.000.00038 PA. Tuban 40 5.000.000 200.000.000

Jumlah 7.600.000.000

d. Menyelenggarakan Belanja Modal Pengadaan Alat Pengolah Data

untuk 38 satuan kerja, yaitu :

No Satuan Kerja Vol(Unit) Biaya Jumlah

1 PTA Surabaya 20 10.000.000 200.000.0002 PA. Bangil 20 10.000.000 200.000.0003 PA. Bangkalan 20 10.000.000 200.000.000

4 PA. Banyuwangi 20 10.000.000 200.000.0005 PA. Bawean 20 10.000.000 200.000.0006 PA. Blitar 20 10.000.000 200.000.0007 PA. Bojonegoro 20 10.000.000 200.000.0008 PA. Bondowoso 20 10.000.000 200.000.0009 PA. Gresik 20 10.000.000 200.000.000

10 PA. Jember 20 10.000.000 200.000.00011 PA. Jombang 20 10.000.000 200.000.00012 PA. Kangean 20 10.000.000 200.000.00013 PA. Kab. Kediri 20 10.000.000 200.000.00014 PA. Kodya Kediri 20 10.000.000 200.000.00015 PA. Kraksaan 20 10.000.000 200.000.00016 PA. Kab. Madiun 20 10.000.000 200.000.00017 PA. Kodya Madiun 20 10.000.000 200.000.00018 PA. Kab. Malang 20 10.000.000 200.000.00019 PA. Nganjuk 20 10.000.000 200.000.00020 PA. Lumajang 20 10.000.000 200.000.00021 PA. Mojokerto 20 10.000.000 200.000.00022 PA. Magetan 20 10.000.000 200.000.00023 PA. Malang 20 10.000.000 200.000.00024 PA. Nganjuk 20 10.000.000 200.000.00025 PA. Ngawi 20 10.000.000 200.000.00026 PA. Pacitan 20 10.000.000 200.000.00027 PA. Pamekasan 20 10.000.000 200.000.00028 PA. Pasuruan 20 10.000.000 200.000.00029 PA. Ponorogo 20 10.000.000 200.000.00030 PA. Probolinggo 20 10.000.000 200.000.00031 PA. Sampang 20 10.000.000 200.000.00032 PA. Sidoarjo 20 10.000.000 200.000.00033 PA. Situbondo 20 10.000.000 200.000.00034 PA. Sumenep 20 10.000.000 200.000.00035 PA. Surabaya 20 10.000.000 200.000.00036 PA. Tulungagung 20 10.000.000 200.000.00037 PA. Trenggalek 20 10.000.000 200.000.00038 PA. Tuban 20 10.000.000 200.000.000

Jumlah 7.600.000.000

H. Arahan Pembaruan Teknologi informasi

Arahan pembaruan Teknologi Informasi selama 5 (lima) tahun

pertama sasarannya ditujukan untuk optimalisasi investasi Teknologi

Informasi yang sudah ada, antara lain website PTA Surabaya dan PA se-

Jawa Timur, aplikasi SIADPA/SIADPTA, dll dan melaksakanakan integrasi

data dan informasi.

I. Arahan Pembaruan Sistem Pengawasan

Pembaruan Sistem Pengawasan Pengadilan Tinggi Agama

Surabaya difokuskan pada 3 (tiga) aspek, yaitu :

1. Penguatan SDM Pelaksana Fungsi Pengawasan;

2. Penggunaan Parameter Obyektif dalam Pelaksanaan Pengawasan;

3. Peningkatan Akuntabilitas & Kualitas Pelayanan Pengaduan bagiMasyarakat.

J. Arahan Pembaruan Sistem Keterbukaan Informasi

Kebijakan transparansi melalui pemberian akses informasi

pengadilan diarahkan untuk mencapai dua hal, yaitu : 1) Memenuhi

kebutuhan masyarakat pencari keadilan; dan 2) mewujudkan akuntabilitas

dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.

3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGADILAN AGAMA NGANJUK

Arah kebijakan dan strategi Pengadilan Agama Nganjuk Tahun 2010-2014

mengacu pada Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 yang dapat disimpulkan dalam

beberapa Arahan Pembaruan sebagai berikut :

1. Arahan Pembaruan Fungsi Teknis

Segala upaya pembaruan peradilan yang dilakukan harus mengarah pada tujuan

utama yaitu “ Peradilan Agama yang dapat melaksanakan fungsi kekuasaan

kehakiman secara efektif”. Untuk mencapai tujuan tersebut maka program utama

yang perlu dilakukan adalah :

1. Mengaktifkan Upaya Mediasi

2. Penyederhanaan Proses Berperkara

3. Penguatan Akses Transparansi dan keadilan

2. Arahan Pembaruan Manajemen Perkara

Agenda penyempurnaan pada manajemen perkara memerlukan program prioritas

yaitu terselenggaranya Modernisasi manajemen perkara di peradilan agama, oleh

karena itu diharapkan seluruh pimpinan peradilan agama mewajibkan kepada seluruh

aparat Peradilan Agama, terutama hakim, Panitera Pengganti dan Jurusita/ Jurusita

Pengganti untuk dapat memahami dan melaksanakan Pola Bindalmin dengan baik,

sehingga kualitas system pemberkasan perkara dapat lebih ditingkatkan.

3. Arahan Pembaruan Fungsi Penelitian dan Pengembangan (Litbang)

Pembaruan Fungsi Litbang memiliki 2 (dua) fungsi strategis yang harus

dikembangkan oleh Litbang : Pertama, fungsi Litbang dalam mendukung

pengembangan dan pembangunan substansi hukum untuk mendukung fungsi

Peradilan Agama dalam mengadili; Kedua, fungsi Litbang dalam mendukung

pengembangan dan pembaruan kebijakan Mahkamah Agung RI. Oleh karena itu

dibutuhkan kegiatan Penguatan Kelembagaan dan Penguatan SDM, Sarana dan

Prasarana.

4. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Sumber Daya Manuasia (SDM)

Sejalan dengan arahan reformasi birokarasi, Pengadilan Agama Nganjuk akan

mengembangkan dan mengimplementasikan sistem manajemen SDM berbasis

kompetensi. Sistem Manajemen SDM berbasis kompetensi ini biasa disebut sebagai

Competency Based HR Management (CBHRM). Pengembangan Sistem Manajemen

SDM berbasis kompetensi dilakukan sebagai berikut :

1. Penilaian kinerja berbasis kompetensi.

2. Remunerasi berbasis kompetensi.

3. Pola karir berbasis kompetensi.

5. Arahan Pembaruan Sistem Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

Untuk mendapatkan SDM yang kompeten dengan kriteria obyektif, berintegrasi

dan professional, maka Pengadilan Agama Nganjuk selalu mengirimkan pegawai untuk

mengikuti Bimbingan Teknis Yustisial dan Administrasi, Orientasi- orientasi dan

Pembinaan Sumber Daya Manusia, terutama bagi Hakim, Panitera Pengganti dan

Jurusita/ Jurusita Pengganti, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan

profesionalisme aparat Peradilan Agama.

6. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Anggaran

Cakupan pembaruan pengelolaan anggaran untuk menuju kemandirian

pengelolaan anggaran Peradilan Agama meliputi :

1. Penataan Sistem dan Prosedur Perencanaan

a. Penyusunan standar biaya khusus bidang peradilan sebagai syarat penerapan

anggaran berbasis kinerja.

b. Analisis terhadap baseline dalam rangka implementasi kerangka pengeluaran

jangka menengah.

c. Restrukturisasi program dan kegiatan.

d. Evaluasi standar biaya khusus bidang peradilan.

e. Penetapan baseline dalam rangka implementasi KPJM.

f. Penataan Sistem dan Prosedur Pelaksanaan

Perumusan mekanisme pelaksanaan APBN.

Penyusunan Sistem Operating Prosedur Penerimaan dan Belanja;

Evaluasi SOP penerimaan dan belanja

Memperkuat kemampuan SDM Pengelola Anggaran

Edukasi anggaran menuju independensi anggaran Peradilan Agama

dilaksanakan dengan pelatihan di bidang pengelolaan keuangan, diantaranya

adalah pelatihan perencanaan anggaran berbasis kinerja, pelatihan kuasa

pengguna anggaran, pelatihan pejabat pembuat komitmen, pelatihan penguji

tagihan, pelatihan bendahara penerimaan dan pengeluaran.

2. Mendorong Transparansi Pengelolaan Anggaran

a. Implementasi peraturan teknis tentang kemandirian anggaran Badan

Peradilan.

b. Perumusan kebijakan dan atau peraturan perundang- undangan tentang

transparansi pengelolaan penerimaan dan belanja.

c. Implementasi transparansi pengelolaan penerimaan dan belanja.

7. Arahan Pembaruan Pengelolaan Aset

Untuk memperbaiki kinerja dalam pengelolaan asset, pengadilan Agama Nganjuk

akan melakukan langkah- langkah sebagai berikut :

1. Penertiban asset.

2. Memperbaiki perencanaan pengelolaan asset.

3. Melakukan risk analysis untuk setiap asset milik Negara berupa tanah dan

bangunan ataupun asset lain yang dianggap perlu.

4. Melakukan sertifikasi tanah.

5. Melakukan perbaikan pengelolaan rumah dinas dan rumah jabatan.

6. Mengoptimalkan aplikasi SIMAK BMN dalam menatausahakan.

8. Arahan Pembaruan Teknologi Informasi

Arahan pembaruan Teknologi Informasi selama 5 (lima) tahun pertama sasarannya

ditujukan untuk optimalisasi investasi Teknologi Informasi yang sudah ada, antara lain

website Pengadilan Agama Nganjuk, aplikasi SIADPA, dan lain- lain dan melaksanakan

integrasi data dan informasi.

9. Arahan Pembaharuan Sistem Pengawasan

Pembaruan sistem pengawasan Pengadilan Agama Nganjuk difokuskan pada 5

(lima) bidang pengawasan, yaitu :

1. Bidang perkara gugatan.

2. Bidang perkara permohonan.

3. Bidang administrasi perkara (pola bindalmin).

4. Bidang kinerja pelayanan public (umum).

5. Bidang administrasi umum.

10. Arahan Pembaharuan Sistem Keterbukaan Informasi

Kebijakan transparansi melalui pemberian akses informasi pengadilan diarahkan

untuk mencapai dua hal, yaitu :

1. Memenuhi kebutuhan masyarakat pencari keadilan.

2. Mewujudkan akuntabilitas dan meningkatkan kepercayaan serta pelayanan

kepada masyarakat.

BAB IV

PENUTUP

Atas Berkah Allah SWT, maka Rencana Strategis Pengadilan Agama Nganjuk Tahun

2015-2019 ini dapat disusun.

Rencana Strategis Pengadilan Agama Nganjuk Tahun 2015-2019 ini berisikan

tentang Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis, dan Arah Kebijakan dan Strategi yang akan

dilaksanakan dan dipedomani oleh setiap satuan kerja dilingkungan Pengadilan Agama

Nganjuk.

Mengingat perubahan lingkungan yang sangat pesat dan kompleks, maka selama

kurun waktu berlakunya rencana strategis ini, dapat dilakukan upaya kajian dan bila perlu

dilakukan penyesuaian-penyesuaian seperlunya.

Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Rencana Strategis

Pengadilan Agama Nganjuk ini diucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya, dan

selanjutnya Rencana Strategis Pengadilan Agama Nganjuk ini hanya dapat dilaksanakan

dan tercapai tujuannya, bila dilaksanakan dengan dedikasi dan kerja keras oleh semua

pegawai di lingkungan Pengadilan Agama Nganjuk.

Mudah-mudahan kita sekalian memperoleh rahmat, taufiq, hidayah dan inayah

dari Allah SWT.

Nganjuk, 02 Januari 2015Ketua Pengadilan Agama Nganjuk

Drs. H. ADNAN QOHAR, S.H.,M.H.NIP. 19581221 198703 1 002