BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf ·...

36
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1964 tanggal 8 Maret 1964, yang secara geografis luas wilayah seluruhnya 35.376.5 km persegi, termasuk sungai, danau dan tepi pantai. Provinsi Lampung terletak pada ujung tenggara Pulau Sumatra dengan letak geografis berada antara 103º40’ - 105º50’ Bujur Timur dan 3º45 - 6º45 Lintang Selatan. Secara administrasi batas-batas wilayah Provinsi lampung adalah sebelah selatan berbatasan dengan selat sunda, sebelah Utara berbatasan denga Provinsi Sumatra Selatan dan Provinsi Bengkulu, sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa, dan sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia. . Daerah ini memiliki 14 Kabupaten/kota yang terdiri dari sembilan kabupaten, yaitu: Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Utara, Lampung Barat, Tulang Bawang, Tangamus, Lampung Timur, Way Kanan, Pesawaran; dan dua kota, yaitu Kota Bandar Lampung dan Kota Metro, yang meliputi 182 kecamatan dan 2.065 desa/kelurahan. Data penduduk berdasarkan pemeluk agama adalah : a. Islam : 6.779.928 Jiwa b. Kristen : 141.899 Jiwa c. Katolik : 131.585 Jiwa d. Hindu : 205.200 Jiwa e. Budha : 122.248 Jiwa

Transcript of BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf ·...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Provinsi Lampung dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 14

Tahun 1964 tanggal 8 Maret 1964, yang secara geografis luas wilayah

seluruhnya 35.376.5 km persegi, termasuk sungai, danau dan tepi pantai.

Provinsi Lampung terletak pada ujung tenggara Pulau Sumatra dengan letak

geografis berada antara 103º40’ - 105º50’ Bujur Timur dan 3º45 - 6º45 Lintang

Selatan. Secara administrasi batas-batas wilayah Provinsi lampung adalah

sebelah selatan berbatasan dengan selat sunda, sebelah Utara berbatasan denga

Provinsi Sumatra Selatan dan Provinsi Bengkulu, sebelah Timur berbatasan

dengan Laut Jawa, dan sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.

. Daerah ini memiliki 14 Kabupaten/kota yang terdiri dari sembilan kabupaten,

yaitu: Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Utara, Lampung Barat,

Tulang Bawang, Tangamus, Lampung Timur, Way Kanan, Pesawaran; dan dua

kota, yaitu Kota Bandar Lampung dan Kota Metro, yang meliputi 182

kecamatan dan 2.065 desa/kelurahan.

Data penduduk berdasarkan pemeluk agama adalah :

a. Islam : 6.779.928 Jiwa

b. Kristen : 141.899 Jiwa

c. Katolik : 131.585 Jiwa

d. Hindu : 205.200 Jiwa

e. Budha : 122.248 Jiwa

Page 2: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

2

Sebelum ditetapkan sebagai Provinsi Lampung (UU Nomor 14 Tahun

1964) ia merupakan daerah karesidenan yang termasuk dalam wilayah Sumatera

Selatani lihat dari letak geografisnya Provinsi Lampung cukup strategis, karena

merupakan pintu gerbang pulau Sumatera yang menjadi lalu lintas antara pulau

Jawa Sumatera. Masyarakat Lampung juga dikenal sebagai masyarakat

heterogien. Kemajemukan ini merupakan kekayaan budaya bangsa namun di sisi

lain memiliki potensi konflik. Masyarakat Lampung sadar akan keragaman ini

sehingga Lampung tetap dalam suasana kondusif, walaupun ada riak-riak kecil

namun sejauh ini masih dapat di atasi. Hal ini disebabkan karena kesigapan dari

pemerintah yang senantiasa melakukan koordinasi/konsultasi dengan melibatkan

seluruh instansi terkait.

Suasanaa kondusif ini juga didukung oleh budaya leluhur masyarakat

yang menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan dan persaudaraan. Hal ini

tersirat dari slogan Sai Bhumi Ruai Jurai. Yang mempunyai arti, bahwa

Lampung terdiri dari dua jurai, tetapi keduanya menyatu menjadi masyarakat

Lampung untuk membangun. Hal ini seiring pula dengan slogan yang digulirkan

oleh Bapak Gubernur yaitu; Padamu Lampung Bagimu Bhaktiku dan

Untukmu Indonesia.

Kendatipun demikian perlu diantisipasi dengan adanya percepatan

pembangunan Iptek dan dinamika social di Era Globalisasi informasi, post

modernisme dan proses demokratisasi dapat berdampak positif maupun negative

terhadap norma dan tata nilai, sehigga benturan nilai, tingkat kerawanan dan

potensi konflik sosial maupun politik sangat tinggi, termasuk juga dibidang

Page 3: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

3

keagamaan. Terlebih lagi kondisi dewasa ini, dimana reformasi sedang terjadi di

bidang ideology, politik, ekonomi, social maupun budaya. Dinamika itu semua

merupakan fakta yang sulit dihindarkan, dan tentunya perlu diidentifikasi,

dirumuskan permasalahannya dan dicari solusi yang bersifat antisipatif dalam

konteks pembangunan agama di provinsi Lampung.

.Dilihat dari hal tersebut di atas, maka peran FKUB menjadi amat penting dan

mendasar sebagai wadah pembinaan umat khususnya dan masyarakat pada

umumnya., sehingga suana masyarakat Lampung yang sudah cukup kondusif ini

akan lebih terbina untuk menjaga munculnya gesekan-gesekan baru yang berasal

dari luar sistem yang sudah dibangun dengan baik.

Observasi lapangan Diklat PIM III dengan memilih judul “ Peningkatan Peran

FKUB di Provinsi Lampung cukup relavan sebagai satu sumbangsih pemikiran

dalam upaya menciptakan masyarakat Lampung yang damai dan sejahtera

berdasarkan anlisis data-data lapangan yang ada.

B. Issau Aktual

Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, Kanwil

Kementerian Agama Provinsi Lampung, Ketua dan pengurus FKUB Provinsi Lampung

dan Kesbang Pol Provinsi Lampung. Maka ditemukan issu-issu actual seperti di bawah

ini :

1. Belum adanya SOP pendirian rumah Ibadah

2. Belum adanya Visi, Misi FKUB

3. Belum berfungsiinya secretariat FKUB

4. Belum adanya anggaran operasional

Page 4: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

4

5. Pelaksanaan program belum optimal

6. Lemahnya sosialisasi PBM Nomor 9 dan 8 tahun 2006

7. Rendahnya pemahaman masyarakat tentang pendirian rumah Ibadah

8. Belum optimalnya job diskription pengurus FKUB

9. Koordinasi Instansi terkait tentang pendirian rumah Ibadah belum optimal

10. Tatakelola administrasi belum optimal

11. Belum adanya Pergub tentang KUB

12. Masih tenjadinya gesekan antara suku yang berpotensi mengganggu kondisi

umat beragama

13. Masih adanya pemhaman agama yang rendah dan fanatic

C. Prioritas Issu Aktual

1. Belum Adanya Peraturan Gubernur Tentang KUB

2. Masiih Lemahnya Sosialisasi PBM Nomor 9 dan 8 tahun 2006

3. Masih tenjadinya gesekan antar suku yang berpotensi mengganggu kondisi

umat beragama

4. Lemahnya pemeliharaan kerukunan umat beragama

Page 5: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

5

Tabel 1.1

PRIORITAS ISU AKTUAL

BERDASARKAN USG DAN PERKEMBANGANNYA

NO ISU AKTUAL

KRITERIA

TOTAL RANGKING

U S G

1

Belum adanya SOP

pendirian rumah

Ibadah

5

4

4

13

III

2

1. Belum adanya

Visi, Misi

FKUB

5

5

5

15

I

3

1. Belum

berfungsiinya

secretariat

FKUB

5

5

4

14

II

4 1. Belum adanya

anggaran

operasional

4 4 3 11 V

5 1. Pelaksanaan 4 4 4 12 IV

Page 6: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

6

program

belum optimal

6 1. Lemahnya

sosialisasi

PBM Nomor

9 dan 8 tahun

2006

4 3 2 9 VI

7 14. Rendahnya

pemahaman

masyarakat

tentang

pendirian

rumah Ibadah

2.

8 15. Belum

optimalnya

job

diskription

pengurus

FKUB

3.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

7

9 16. Koordinasi

Instansi

terkait tentang

pendirian

rumah Ibadah

belum optimal

4.

10 17. Tatakelola

administrasi

belum optimal

5.

11 18. Belum adanya

Pergub

tentang KUB

6.

12 19. Masih

tenjadinya

gesekan

antara suku

yang

berpotensi

mengganggu

Page 8: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

8

kondisi umat

beragama

7.

13 20. Masih adanya

pemhaman

agama yang

rendah dan

fanatic

8.

( Catatan : U = Urgent, S = Seriousness, G = Growth )

Tabel 1.1

PRIORITAS ISU AKTUAL

BERDASARKAN USG DAN PERKEMBANGANNYA

NO ISU AKTUAL

KRITERIA

TOTAL RANGKING

U S G

1

1. Belum

Adanya

Peraturan

Gubernur

Tentang

KUB

5

5

5

15

I

Page 9: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

9

2

1. Masiih

Lemahnya

Sosialisasi

PBM

Nomor 9

dan 8

tahun

2006

5

5

4

14

II

3 Masih tenjadinya

gesekan antar suku

yang berpotensi

mengganggu kondisi

5

4

4

13

III

Lemahnya

pemeliharaan

kerukunan umat

beragama

Catatan : U = Urgent, S = Seriousness, G = Growth )

Berdasarkan analisis urgent, seriousnees dan growth dengan mempertimbangkan

berbagai aspek yang akan mempengaruhi desindustriaalisasi dalam negeri adalah

merupakan persoalan yang mendesak dan prioritas yang segera diselesaikan dan

ditindak lanjuti atau dilaksanakan terkait dengan tugas dan tanggung jawab sebagai

anak bangsa, maka dengan demikian isu aktual yang menjadi skala prioritas ternyata

adalah :

“Mulai terjadinya peralihan dari sector industry ke perdagangan”

.

D. Lingkup Bahasan

Page 10: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

10

D. Lingkup Bahasan

Yang menjadi lingkup pembahasan dalam laporan observasi lapangan ini adalah

“ Meningkatnya Peran FKUB Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama

di Provinsi Lampung”

Page 11: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Forum Kerukunan Umat Beragama

1. FKUB dan Kerukunan Umat Beragama

Kerukunan Umat Beragama menurut PBM Nomor 9 dan 8 Tahun 2006

adalah keadaan hubungan sesama Umat Beragama yang dilandasi toleransi,

saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam

pengalaman ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Forum Kerukunan Umat Beragama adalah forum yang dibentuk oleh

masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah dalam rangka membangun,

memelihara,dan memberdayakan umat beragama untuk kerukunan dan

kesejahteraan.

2. Kerukunan Umat Beragama

Kerukunan Umat Beragama adalah keadaan hubungan sesama umat beragama

yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai

kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerjasama dalam kehidupan

masyarakat, berbangsa dan bernegara di dalam negara kesatuan Republik

Indonesia berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia tahun 1945. (PBM pasal 1 ayat 1)

Page 12: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

12

3. Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama

Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama adalah upaya bersama umat

beragama dan pemerintah di bidang pelayanan, pengaturan, dan pemberdayaan

umat beragama, (PBM pasal 1 ayat 2).

Kerukunan umat beragama pada dasarnya meliputi yaitu krukunan antar

umat beragama, kerukunan interen umat beragama, kerukunan antar, inter umat

beragama dengan pemerintah. Masing-masing kerukunan umat beragama itu

harus dipelihara dalam rangka mewujudkan masyarakat yang rukun dan damai.

4. Tugas FKUB

Tugas Forum Kerukunan Umat Beragama menurut PBM Nomor 9 dan 8

Tahun 2006 Pasal 9 dibedakan antara tugas FKUB di provinsi dan kabupaten

sebagai berikut:

1. FKUB provinsi mempunyai tugas:

a. Melakukan dialog dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat.

b. Menampung aspirasi organisasi masyarakat keagamaan dan aspirasi masyarakat.

c. Menyalurkan aspirasi organisasi masyarkat keagamaan dan masyarakat dalam

bentuk rekomendasi sebagai kebijakan pemerintah.

d. Melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan dibidang

keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan

masyarakat.

2. FKUB Kabupaten mempunyai tugas:

a. Melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat;

b. Menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat

Page 13: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

13

c. Menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk

rekomendasi sebagai bahan kebijakan Bupati/Walikota;

d. Melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan di bidang

keagamaan yang berkaitan dengan kerukunan umat beragama dan pemberdayaan

masyarakat; dan

e. Memberikan rekomendasi tertulis atas permohonan pendirian rumah ibadah.

B. Peran Pemerintah Daerah dalam Peningkatan FKUB

Terdapat dua kebijakan besar yang diambil pemerintah dalam membangun dan

memelihara kerukunan umat beragama di Indonesia, yaitu :

a. Pemerintah berupaya memberdayakan masyarakat pada umumnya dan

kelompok agama serta pemuka agama pada khususnya untuk menyelesaikan

sendiri masalah-masalah kerukunan umat beragama, seperti pendirian wadah-

wadah musyawarah antar umat beragama di tingkat Provinsi, Kabupaten / Kota,

dan kecamatan. Pemerintah dalam hal ini agama menfasilitasi danmemberi

dukungan terhadap berbagai dialog antar umat beragama, pendidikan agama

berwawasan kerukunan dan pengembangan wawasan multikultural di kalangan

pemuka agama.

b. Pemerintah memberikan rambu-rambu dalam pengelolaan kerukunan

umat beragama itu, baik yang dilakukan oleh umat sendiri maupun pemerintah.

Rambu-rambu dimaksud berupa peraturan perundang-undangan yang mengatur

lau lintas kehidupan warga negara yang mungkin memiliki kepentingan bebeda

karena kebetulan mempunyai latar belakang yang berbeda.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

14

Sesuai dengan amanat UUD 1945, pemerintah daerah berwenang untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan sendiri urusan pemerintah menurut asas

otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi luas kepada daerah

diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui

peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat,

memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan

kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam NKRI.

Pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas

penyelenggara otonomi daerah, perlu memperhatikan hubungan antar susunan

dan antar pemerintahan daerah. Aspek hubungan wewenang memperhatikan

kekhususan dan keragaman keagamaan di daerah.

Aspek hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumberdaya

alam dan sumberdaya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras dengan

kepentingan masyarakat. Disamping itu perlu diperhatikan pula peluang dan

tantangan dalam persaingan-persaingan global dengan memanfaatkan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Agar mampu menjalankan

perannya tersebut, daerah diberikan kewenangan yang seluas-luasnya disertai

dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam

kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan Negara.

Dari aspek kemasyarakatan, otonomi daerah bertujuan untuk

meningkatkan partisipasi serta menumbuhkan kemandirian masyarakat untuk

tidak terlalu banyak tergantung pemberian pemerintah dalam proses

pertumbuhan sehingga daerah mempunyai daya saing yang kuat dengan

Page 15: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

15

peningkatan pemberdayaan lembaga kerukunan umat beragama di daerah,

pemerintah daerah mempunyai peran sebagai motivator dan fasilitator.

Peran pemerintah daerah sebagai motivator dan fasilitator, harus dapat

dilihat dari aspek kebijakan dan aspek strategis sehingga lembaga FKUB dapat

melaksanakan tugasnaya secara efektif. Munculnya gejala powerless terhadap

lembaga-lembaga lokal yang diprakarsai oleh masyarakat tidak bisa dipandang

sebagai kesalahan pengurus lembaga tersebut, juga kurang berdayanya

pemerintah daerah dalam memfungsikan lembaga local sebagai kinerja

pencapaian tujuan penyelenggaraan otonomi.

Terlaksananya peran pemerintah daerah dalam pemberdayaan FKUB

perlu memperhatikan faktor-faktor kritis seperti referensi waktu, SDM pengurus,

kondisi dan situasi kerukunan umat beragama serta strategi pemberdayaan yang

disesuaikan dengan kondisi daerah.

Kebijakan yang dapat dilaksanakan dalam peningkatan peran FKUB ini

antara lain :

a. Membuat kesepakatan menjadikan FKUB sebagi forum antar umat

beragama agar tercipta saling pengertian, saling menghormati serta

menghargai kesetaraan dalam ajaran agama masing-masing. Pendekatan

yang dapat digunakan untuk memperoleh acuan kesepakatan dapat dilakukan

dengan kegiatan diskusi secara berkala yang difasilitasi oleh pemerintah

daerah.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

16

b. Komitmen pemerintah daerah menjadikan FKUB sebagai lembaga terdepan

dalam penyelesaian masalah rumah ibdah, dengan meningkatkan komunikasi

dan memberikan informasi yang valid.

c. Menyiapakan program yang realistis dalam peningkatan kapasitas lembaga

FKUB dengan pelatihan tentang tehnik penyelesaian masalah.

d. Pemerintah Daerah sebagai fasilitator dan mitra FKUB, dengan peningkatan

kualitas pelayan yang sama kepada semua umat beragama dan tidak

diskriminatif.

e. Hasil penelitian Puslitbang Kehidupan Keagamaan tahun 2009 tentang

Peranan FKUB dalam Pelaksanaan Pasal 8,9, dan 10 PBM. Hasil penelitian

antara lain menyimpulkan bahwa sebagian besar FKUB yang diteliti telah

menjalankan tugasnya sebagaimana tertuang dalam Pasal 8, 9, dan 10 PBM.

Hanya saja pelaksanaan tugas tersebut masih kurang optimal karena

cakupannya masih terbatas. Untuk itu FKUB perlu memiliki job description

dan program kerja yang jelas dan terukur. Sesi ini mendapat apresiasi cukup

baik dari peserta, terbukti dengan respon peserta mengemukakan

permasalahan FKUB di wilayahnya masing-masing..

f. Peran dan fungsi FKUB dalam mewujudkan Indonesia yang aman dan

damai saat ini dihadapkan pada tantangan dinamika sosial yang

complicated. Khususnya dalam menghadapi Pemilu Kepala Daerah, FKUB

sangat diharapkan perannya karena FKUB dapat dijadikan media bagi para

pemeluk agama untuk saling tukar informasi yang berkaitan dengan

kerukunan umat beragama yang dapat menggangu kamtibmas.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

17

C.Pluralisme Budaya

Secara harfiah pengertian budaya sering digunakan untuk

menerjemahkan istilah inggris yaitu culture yang berarti mengerjakan tanah dan

mengelola, memlihara ladang. Namun pengertian inti kemudian bermakna

sebagai way of life yaitu cara hidup tertentu yang memancarkan identitas

tertentu pula dari suatau bangsa. Budaya adalah yang membuat orang Jawa

seperti orang Jawa, orang Sunda seperti orang Sunda, orang Padang seperti

orang Padang, dll.

Keberagaman keyakinan itu terjadi diberbagai belahan dunia, termasuk

di Indonesia. Indonesia selain beragam keyakinan, juga beragam budaya, ras dan

bahasa. Keragaman ini dalam satu sisi merupakan modal bangsa karena dengan

berbagai potensi itu. Indonesia dapat menjadi bangsa yang besar yang dapat

menanamkan nilai-nilai saling menghargai, kerja sama, gotong royong, nilai-

nilai humanis lainnya dan sebagaimana. Nilai-nilai luhur seperti ini hanya

mungkin diperoleh melalui kondisi dan situasi yang menggambarkan

keragaman. Semboyan Negara Republik Indonesia yang berbunyi Bhineka

Tunggal Ika mengajarkan kehidupan dalam keragaman budaya.

Dalam Pasal 29 UUD 1945 menegaskan, bahwa ;Negara berdasarkan atas

ketuhanan Yang Maha Esa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

Page 18: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

18

penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat

menurut agamanya dan kepercayaan itu.

Amanat Undang-undang Dasar 1945 dimaksud diatas menjamin

kemerdekaan / kebebasan masyarakatnya untuk memeluk agama dan

kepercayaannya.

Komponen-komponen budaya secara umum dapat dikatakan ada 3

komponen, yaitu : 1) Bahasa; 2) Agama; 3) Sikap yang saling bertentangan,

meliputi : Sopan santun dan kebiasaan; Seni; Pendidikan; Humor;

Organisasi sosial.

Pemerintah memberikan rambu-rambu dalam pengelolaan kerukunan

umat beragama itu, baik yang dilakukan oleh umat sendiri maupun pemerintah.

Rambu-rambu dimaksud berupa peraturan perundang-undangan yang mengatur

lau lintas kehidupan warga negara yang mungkin memiliki kepentingan bebeda

karena kebetulan mempunyai latar belakang yang berbeda.

Sesuai dengan amanat UUD 1945, pemerintah daerah berwenang untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan sendiri urusan pemerintah menurut asas

otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi luas kepada daerah

diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui

peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat,

memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan

kekhususan serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam NKRI.

Pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas

penyelenggara otonomi daerah, perlu memperhatikan hubungan antar susunan

Page 19: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

19

dan antar pemerintahan daerah. Aspek hubungan wewenang memperhatikan

kekhususan dan keragaman keagamaan di daerah.

Aspek hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumberdaya

alam dan sumberdaya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras dengan

kepentingan masyarakat. Disamping itu perlu diperhatikan pula peluang dan

tantangan dalam persaingan-persaingan global dengan memanfaatkan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Agar mampu menjalankan

perannya tersebut, daerah diberikan kewenangan yang seluas-luasnya disertai

dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam

kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan Negara.

Dari aspek kemasyarakatan, otonomi daerah bertujuan untuk

meningkatkan partisipasi serta menumbuhkan kemandirian masyarakat untuk

tidak terlalu banyak tergantung pemberian pemerintah dalam proses

pertumbuhan sehingga daerah mempunyai daya saing yang kuat dengan

peningkatan pemberdayaan lembaga kerukunan umat beragama di daerah,

pemerintah daerah mempunyai peran sebagai motivator dan fasilitator.

Peran pemerintah daerah sebagai motivator dan fasilitator, harus dapat

dilihat dari aspek kebijakan dan aspek strategis sehingga lembaga FKUB dapat

melaksanakan tugasnaya secara efektif. Munculnya gejala powerless terhadap

lembaga-lembaga lokal yang diprakarsai oleh masyarakat tidak bisa dipandang

sebagai kesalahan pengurus lembaga tersebut, juga kurang berdayanya

pemerintah daerah dalam memfungsikan lembaga local sebagai kinerja

pencapaian tujuan penyelenggaraan otonomi.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

20

Terlaksananya peran pemerintah daerah dalam pemberdayaan FKUB

perlu memperhatikan faktor-faktor kritis seperti referensi waktu, SDM pengurus,

kondisi dan situasi kerukunan umat beragama serta strategi pemberdayaan yang

disesuaikan dengan kondisi daerah.

Kebijakan yang dapat dilaksanakan dalam peningkatan peran FKUB ini

antara lain :

a. Membuat kesepakatan menjadikan FKUB sebagi forum antar umat

beragama agar tercipta saling pengertian, saling menghormati serta

menghargai kesetaraan dalam ajaran agama masing-masing. Pendekatan

yang dapat digunakan untuk memperoleh acuan kesepakatan dapat dilakukan

dengan kegiatan diskusi secara berkala yang difasilitasi oleh pemerintah

daerah.

b. Komitmen pemerintah daerah menjadikan FKUB sebagai lembaga terdepan

dalam penyelesaian masalah rumah ibdah, dengan meningkatkan komunikasi

dan memberikan informasi yang valid.

c. Menyiapakan program yang realistis dalam peningkatan kapasitas lembaga

FKUB dengan pelatihan tentang tehnik penyelesaian masalah.

Pemerintah Daerah sebagai fasilitator dan mitra FKUB, dengan peningkatan

kualitas pelayan yang sama kepada semua umat beragama dan tidak

diskriminatif.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

21

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. GAMBARAN KEADAAN SEKARANG

1. Kondisi Kerukunan

Berdasarkan data dan fakta yang diserap dari berbagai daerah Kabupaten

/Kota hubungan kerukunan umat bergama cukup kondusif, rukun dan damai

yang ditandai dengan adanya kebebasan dalam menjalankan aktifitas

keagamaan menurut faham keagamaan yang diyakini sesuai dengan ajaran yang

benar.

Demikian juga seluruh elemen masyarakat dan kelompok bisa bersatu

padu dalam menghadapi persoalan bersama senantiasa menjunjung tinggi nilai-

nilai demokrasi dan budaya yangnberlaku dan mengedepankan prinsip-prinsip

musyawarah, kebersamaan, kesetaraan, menghargai keyakinan masing-masing

kelompok keagamaan. Kelompok-kelompok keagamaan ini selalu

berpartisdipasi aktif dalam menghindari anarkisme atau tindakan kekerasan.

Namun demikian kenyataan yang tumbuh di masyarakat masih terdapat

adanya potensi konplik sebagai dampak negatif dan ekses dari keberagaman

aliran. Akaan tetapi konplik selalu dapat diselesaikan dengan baik sehingga

tidak sampai muncul kepermukaan yang akan dapat menimbulkan anarkis.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

22

2. Faktor-faktor Pemicu Konplik

Faktor yang yang selama ini menjadi pemicu konplik adalah berkisar dari

persoalan pendirian rumah ibadah. Hal ini disebabkan kurang dipahaminya PBM

no. 9 dan 8 thun 2006 tentang pendirian rumah ibadah . sehingga pendirian

rumah ibadah seringkali mengabaikan prosedur yang seharusnya dijalankan

bukan pada kecendrungan pemaksanaan kehendak ditengah-tengah matyoritas

agama lain.

Faktor lain yang juga berpengaruh adalah pemahaman dan pengamalan yang

sempit dan fanatik terhadap agama.

3. Tugas dan Fungsi FKUB

a. melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat

b. menampung aspirasi Ormas/ormas keagamaan dan aspirasi masyaarakat pada

umumnya.

c. menyalurkan aspirasi ormas keagamaan dan masyarakat dalam bentuk

rekomendasi, sebagai bahan kajian dan kebijakan gubernur.

d. melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan dan kebijakan dibidang

keagamaan yang berkaitan dengan pemeliharaan kerukunan umat bergama dan

pemberdayaan masyarakat.

4. Struktur Organisasi FKUB

Berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi Lampung nomor :

G/663/II.03/HK/2010 tanggal 14 Desember 2010.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

23

Struktur FKUB sbb:

STRUKTUR ORGSNISASI FKUB PROVINSI SUMATERA BARAT

KETUA FKUB

WAKIL KETUA

SEKRETARIAT FKUB

PENASEHAT FKUB

PROVINSI

BID. KEAGAMAAN &

KERUKUNAN,

PEMBINAAN UMAT

BID. POLITIK,

HUKUM DAN

HAMKAM

Page 24: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

24

4. Program Kerja

Secara umum program kerja FKUB ada empat bidang, yang selanjutnya akan

diterjemahkan dan dijabarkan lebih lanjut oleh masing-masing personalia yang

tergabung dalam kepengurusan FKUB.

Adapun program kerja dimaksud adalah :

a. Bidang agama, kerukunan dan pembnaan umat

b. Bidang politik, hukum dan keagamaan

c. Bidang Organisasi dan pemberdayaan SDM

d. Bidang Kesekretariatan dan tata kelola administrasi.

5. Tujuan dan sasaran

Meningkatnya peran FKUB Provinsi Lampung sebagai wadah pemeliharaan

kerukunan umat bergama khususnya dan pemberdayaan umat guna membangun

masyarakat yang damai dan sejahtera.

B. Keadaan yang diinginkan

Berangkat Dari beberapa persoalan yang masih ada dan dengan didukung

konsep pemikiran yang perlu ditungkan dalam upaya menciptakan suasana yang

kondusif, maka keadaan yang diinginkan adalah :

1. meningkatnya multi peran pemerintah dalam pemberdayaan FKUB

Page 25: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

25

2. meningkatnya peran dan fungsi FKUB dalam rangka pemeliharaan kerukunan

umat bergama.

3. Perlu adanya peraturan gubernur yang mangakomudasi semua kepentingan

yang berkaitan dengan pemeliharaan kerukunan umat beragama

4. Perlu adanya sekretariat yang difinitif sebagai wadah bertemu dan

mengembangkan ide, kreartifitas dan inovasi program.

5. meningkatnya tata kelola administrasi FKUB

6. perlu adanya alokasi khusus dana FKUB

7.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

26

BAB IV

ANALISA MASALAH

DAN RENCANA KERJA

A. Analisis Masalah

Dalam melakukan analisis manajemen yang komprehensif salah satu alat yang

tepat digunakan dalam organisasi bisnis atau non bisnis adalah analisis SWOT. yakni “

suatu prores merinci keadaan lingkungan internal dan eksternal guna mengetahu faktor-

faktor yang mempengaruhi keberhasilan organisasi ke dalam kategori Strengths,

weaknesses, opportunities, threats, sebagai dasar untuk menentukan tujuan, sasaran dan

strategi mencapainya, sehingga organisasi memiliki keunggulan meraih masa depan

yang lebih baik”.(LAN, 2003:23). Adapun langkah-langkah analisis manajemen yang

dilakukan dalam penulisan KKK ini adalah sebagai berikut:

1. Indetifikasi Masalah

Untuk mengidentifikasi masalah terkait dengan sasaran pembahasan ini penulis

identifikasi faktor pendorong dan faktor penghambat (DORBAT) sebagai berikut:

FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT

(FKK = FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN)

Sasaran Pembahasan: Terwujudnya Peningkatan Peran FKUB dalam Pemeliharaan

Kerukunan Umat Beragama di Provinsi Lampung

FAKTOR PENDORONG FAKTOR PENGHAMBAT

1. Adanya PBM No. 9 dan 8 tahuh 2006

(E)*

2. Adanya Forum Kerja Lintas Agama

(E)*

1. Belum meratanya Sosialisasi PBM

No.9 dan 8 tahun 2006 (I)*

2. Sarana dan Prasaran belum memadai

(I)

Page 27: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

27

3. Adanya Forum Komunikasi Adat (E)

Lampung

4. Adanya Dukungan Pemda dan

Kemenag (E)*

5. Adanya Program Kerja FKUB (I)*

6. Dukungan Dana APBN Kamenag (E)

7. Adanya struktur/ Tusi KUB

Kementrian Agama (E)

8. Komitmen Pimpinan (I)*

9. Kordinasi dengan Pihak Terkait (I)*

3. Lemahnya Masyarakat Thd FKUB (E)

4. Heterogenitas masyarakat.(E)*

5. Belum Adanya Pergub KUB (E)*

6. Adanya Egosektarian (E)

7. Letak geografis sulit terjaukau ke Ibu

Kota Propinsi (E)

8. Terbatasnya tenaga ahli (IT) di

sekretariat.

9. Belum Berfungsinya Kantor definitif

FKUB (I)*

Selanjutnya hasil identifikasi Faktor Internal dan Eksternal tersebut di atas dapat

dilihat pada tabel berikut:

TABEL 4

IDENTIFIKASI FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

FAKTOR INTERNAL

Kekuatan (S)

1. Komitmen Pimpinan

2. Adanya Program Kerja

3. Kordinasi dengan Pihak Terkait

Kelemahan (W)

1. Lemahnya Sosialisasi PBM

2, Belum Berfungsinya Kantor FKUB

3..Belum adanya Sekretaris Eksekutif

FAKTOR EKSTERNAL

Peluang (O)

1. Adanya PBM No. 9 dan 8 th 2006

2. Adanya Furum Kerja Lintas Agama

3. Adanya Dukungan Pemda dan

Kemenag

Ancaman (T)

4. Belum Adanya Pergub KUB

5. Pemahaman Agama yang sempit dan

Panatik

6. Heterogenitas Masyarakat

Page 28: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

28

2. Faktor-Faktor Kunci Keberhasilan

Faktor-faktor Kunci Keberhasilan terkait dengan Peningkatan Peran FKUB

dalam Meewyjudkan Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama di Provinsi Lampung.

sesuai dengan tabel di atas dapat menggunakan analisis SWOT (strangth, weakness,

opportunitiens, dan theats) . faktor faktor terdiri dari:

a. Faktor Internal

Kekuatan (Strenghts) disimbolkan dengan (S), FKUB Provinsi. Lampung

memiliki sejumlah kekuatan. Diantara sekian kekuatan itu adalah :

1) Adanya Komitmen Pimpinan FKUB

2) Adanya Program Kerja FKUB

3) Adanya Kordinasi Pengurus FKUB dengan Pihak Terkait

Kelemahan (Weaknesses) disimbolkan dengan (W)

1) Lemahnya Sosialisasi tentang PBM Nomor 9 dan 8 tahun 2006

2) Belum berfungsinya Kantor Definitif FKUB Provinsi Lampung

3) Belum adanya Sekretaris Eksekutif FKUB

b. Faktor Ekternal

Peluang (Oppotunities) disimbolkan dengan (O) FKUB Provinsi Lampung

memiliki sejumlah peluang untuk terus dikembangkan. Di antara sekian peluang

itu adalah

1) Adanya PBM Nomor 9 dan 8 Tahun 2006

2) Adanya Forum Kerja Lintas Agama

3) Adanya dukungan Pemda dan Kanwil Kemenag Prop. Lampung

Page 29: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

29

Hambatan (Theats) disimbolkan dengan (T) . FKUB Propinsi Lampung

memiliki sejumlah hambatan yang harus diminimalisir. Diantara sekian banyak

hambatan anta lain.

1) Belum adanya Pergub KUB

2) Pemahaman Masyarakat terhadap Agama sempit dan panatik

3) Heterogenitas Masyarakat Lampung

3. Matrik Prioritas Masalah (Matrik Urgensi)

Untuk menentukan faktor kunci keberhasilan (FKK) perlu di analisa dari faktor

internal berupa kekuatan dan kelemahan, dan dari faktor ekternal berupa peluang dan

ancaman yang mempengaruhi. Dengan menganalisa faktor yang demikian, dapat

memudahkan pembuatan rumusan tentang aspek aspek yang paling dominan dalam

upaya mencapai penyelesaian masalah, dan pada posisi mana kekuatan dan kelemahan

itu berada, sehingga akan menjdai faktor strategi yang selanjutnya disebut sebagai

faktor kunci keberhasilan. Selanjutnya perlu diperhatikan juga matrik urgensi faktor

internal dan ekternal yang posisinya dapat dilihat pada tabel berikut

TABEL 5

MATRIK FAKTOR INTERNAL YANG LEBIH URGEN

FAKTOR INTERNAL FAKTOR YG LEBIH URGEN

TO

TAL

BO

BOT a b c d e f

KEKUATAN (S)

a. Adanya Komitmen Pimpinan a c a a a 4 0,27

b. Adanya Program Kerja a c b b b 3 0,20

c. Kordinasi dengan Pihak Terkait c c d e f 2 0,13

Page 30: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

30

KELEMAHAN (W)

d. Kurangnya Sosialisasi PBM a b d d f 2 0,13

e. Belum berfungsinya Kantor FKUB a b e d f 1 0,07

f. Belum ada Sekretaris Eksekutif a b f f f 3 0,20

15

TABEL 6

MATRIK FAKTOR EKSTERNAL YANG LEBIH URGEN

FAKTOR EKSTERNAL FAKTOR YG LEBIH URGEN

TO

TAL

BO

BOT a b c d e f

OPORTUNITIES (O)

a. Adanya PBM No. 9 dan 8/ 2006

a c a a a 4 0,27

b. Adanya Forum Kerja Lint. Agama a

c d b b 2 0,13

c. Ada Dukungan Pemda & Kemenag c c

d c c 4 0,27

HAMBATAN (T)

d. Belum adanya Pergub KUB a d d

d f 3 0,20

e. Pemahaman Agama sempit/Fanatik a b c d

e 1 0,07

f. Heterogonitas Masyarakat a b c f e

1 0,07

15

Dari tabel tersebut diatas nampak bahwa meningkatnya peran FKUB dalam

Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama akan terwujud manakala faktor faktor

pendukung, baik internak maupun ekternal dapat diberdayakan dan dioptomalakan, dan

kelemahan kelemahan yang ada segera diatasi dengan mencari solusi penyelesaian

sehingga dalam waktu tertentu tujuan dapat tercapai.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

31

4. Evaluasi faktor internal dan eksternal TABEL 7

EVALUASI FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

No Faktor INTernal dan Faktor EKSternal BF% ND NBD NILAI KETERKAITAN

NRK NBK TNB PK

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

INTERNAL

SSttrreennggtthhss

1 a. Komitmen Pimpinan FKUB

0,27 4 1,08 5 3 5 4 3 4 5 4 4 3 2 3,82 1,03

2,11

2 b. Adanya Program Kerja FKUB 0,20 3 0,60 5 3 4 3 4 5 5 3 5 2 2 3,73 0,75 1,35

3 c. Baiknya Kordinasi FKUB dengan Pihak Terkait 0,13 2 0,26 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2,91 0,38 0,64

4,09

WWeeaakknneesssseess

4 d. Belum Berfungsinya Kantor Definitif FKUB 0,13 4 0,52 5 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3,73 0,48 1,00

5 e. Belum Adanya Sekretaris Eksekutif FKUB 0,07 4 0,28 4 3 2 4 2 3 3 4 3 2 5 3,18 0,22 0,50

6 f. Lemahnya Sosialisasi PBM 0,20 3 0,60 3 4 3 4 2 2 2 3 5 4 1 3,00 0,60 1,20

1,00 2,71

EKSTERNAL

OOppppoorrttuunniittiieess

7 a. Adanya PBM No. 9 dan 8 tahun 2006 0,27 4 1,08 4 5 3 3 3 2 4 5 2 4 2 3,36 0,91 1,99

8 b. Adanya Forum Kerja Lintas Agama 0,13 3 0,39 5 5 3 4 3 2 4 2 3 2 2 3,18 0,41 0,80

9 c. Adanya dukungan Pemda dan Kanwil Kemenag 0,27 3 0,81 3 4 3 4 4 3 5 2 2 3 4 3,36 0,91 1,72

4,51

TThhrreeaatthhss

10 d. Belum adanya Pergub KUB 0,20 4 0,80 4 4 4 3 3 5 2 3 2 3 2 3,18 0,64 1,44

11 e. Pemahaman Agama Sempit dan Fanatik 0,07 3 0,21 3 3 3 3 2 4 4 2 3 3 2 2,91 0,20 0,41

12 f. Fheterogenitas Masyarakat 0,07 2 0,14 2 2 2 4 5 1 2 2 4 2 2 2,55 0,18 0,32

1,01 2,17

1 TNB

PK: Prioritas Kunci

2 NBD

3 NBK

4 BF

5 PERTIMBANGAN AHLI DAN PENGALAMAN DI BIDANG TUGAS

Page 32: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

32

Faktro faktor keberhasilan penentu prioritas masalah tersebut aka dianalisa kembali untuk

mencapai kunci keberhasilan. Analisa yang akan digunakan adalah SWOT (Strengt (kekuatan),

weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang ), theats ( ancaman). Dengan analisa ini akan

dapat mengidentifikasi, menilai, memilih faktor dan dibantu dengan teknik komparasi peta

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman guna memperkuat rencana kegiatan yang diperlukan

untuk meningkatkan Peran FKUB Provinsi Lampung dalam mewujudkan Pemeliharaan

Kerukunan Umat Beragama.

Teknik analisa SWOT sebagai alat atau metode untuk melihat faktor faktor internal (

kekuatan dan kelemahan ) dan ektrnal (peluang dan ancaman ) dari permasalahan –permasalahan

yang ada dapat penulis jabarkan dalam tabel .

TABEL 8

FAKTOR-FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN

FAKTOR INTERNAL

Kekuatan (S)

Adanya Kokitmen Pimpinan FKUB

Kelemahan (W)

Belum Berfungsinya Kantor Definitif

FKUB

FAKTOR EKSTERNAL

Peluang (O)

Adanya PBM Nomor 9 dan 8 tahun

2006

Ancaman (T)

Belum adanya Pergub KUB

5. Peta kekuatan Organisasi

Berdasarkan evaluasi faktor sebagaimana tergambar dalam tabel diatas dengan komposisi

total nilai bobot sebagai berikut, untuk S = 4,09 dan W = 2,71 menghasilkan garis ordinat pada S

= 1,38 (selisih antara S dan W) dan hasil TNB O = 4,51 dan T = 2,17 menghasilkan ordinat pada

Page 33: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

33

O (peluang) = 2,34 (selisih antara O dan T) maka dapat digambarakan peta posisi kekuatan

organisasi sebagai berikut :

GAMBAR 2

PETA KEKUATAN ORGANISASI

Gambar tersebut diatas menunjukan bahwa posisi kekuatan FKUB Provinsi Lampung

dalam Mewujudkan Peningkatan Peran Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama berada pada

posisi kuadran I artinya FKUB Provinsi Lampung ini memiliki kemampuan yang dapat

diunggulkan untuk melakukan perubahan dalam Peningkatan Perannya.

6. Formula Strategi (Analisa SWOT)

Formula strategi yang digunakan dalam menentukan peta kekuatan organisasi FKUB

Provinsi Lampung adalah dengan menggunakan Strategi SWOT. Pendekatan ini dipakai dengan

dasar prinsip pemberdayaan sumber daya organisasi ataui faktor-faktor kunci keberhasilan

organisasi. Ada 4 alternatif strategi yang diperoleh dari pemaduan factor-faktor kunci

T = 1.44 0=1.99

S = 2,11

W = 1,20

Ekspansi Difersifikasi

Kwadran II

STABIL Defensif

Kwadran III Kwadrani IV

(0,91

T = 1.44

S = 2,11

Difersifikasi

Kwadran II (0,91

T = 1.44

S = 2,11

Difersifikasi

Kwadran II (0,91

T = 1.44

S = 2,11

Difersifikasi

Kwadran II (0,91

0=1.99

Ekspansi

Defensif

Kwadrani IV

T = 1.44

S = 2,11

Difersifikasi

Kwadran II (0,91

W = 1,20

0=1.99

Ekspansi

Defensif

Kwadrani IV

T = 1.44

S = 2,11

Difersifikasi

Kwadran II (0,91

Kwadran III

W = 1,20

0=1.99

Ekspansi

Defensif

Kwadrani IV

T = 1.44

S = 2,11

Difersifikasi

Kwadran II (0,91

STABIL

Kwadran III

W = 2,71

0=4,51

Ekspansi

Kwadran I

2,34

Defensif

Kwadrani IV

T = 2,17

S = 4,09

Difersifikasi

Kwadran II 1,38

Page 34: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

34

keberhasilan dalam meningkatkan peran FKUB dalam pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama

di Provinsi Lampung.

TABEL 9

FORMULASI STRATEGI SWOT

INTERNAL

EKSTERNAL

KEKUATAN

- Komitmen Pimpinan

- Adanya Program Kerja

- Kordinasi dengan Pihak Terkait

KELEMAHAN

-Belum adanya Sekretaris

Eksekutif

Lemahnya Sosialisasi PBM

Belum Berfungsinya Kantor Definitif FKUB

PENDORONG

Adanya PBM No. 9 dan 8

th 2006 Adanya Furum Kerja Lintas Agama Adanya Dukungan Pemda dan Kanwil Kemenag

STRATEGI (SO)

Optimalkan Komitmen Pimpinan

dengan memanfatkan dukungan

PBM No. 9 dan 8 th 2006

STRATEGI (WO)

Angkat Sekretaris Eksekutif

dengan memanfaatkan PBM

ANCAMAN

Belum Adanya Pergub

KUB

Pemahaman Agama yang

sempit dan Panatik

Heterogenitas Masyarakat

STRATEGI (ST)

Optimalkan Komitmen Pimpinan

untuk mendorong lahirnya Pergub

STRATEGI (WT)

Angkat Sekretaris Eksekutif

untuk Mengantisifasi Belum

adanya Pergub

B. Rencana Kerja

1. Rencana Kerja

Agar strategi yang digunakan dapat terlaksana dengan baik dalam mencapai sasaran

kineja yang baik, perlu ditetapkan kebijakan operasional secara terpadu dan selanjutnya untuk

dipedomani dalam melaksanakan program Peningkatan Peran FKUB dalam mewujudkan

Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama di Prov Lampung sbb.:

Tabel ... Rencana Kegiatan

Page 35: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

35

SASARAN

DAN

INDIKATOR

STRATEGI

(PROGRAM)

LANGKAH-

LANGKAH

KEGIATAN

PENANGGU

NG JAWAB WAKTU BIAYA

Terwujudnya Peningkatan FKUB dalam rangka mewujudkan Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama di Provinsi Lampung Indikator

1. Adanya Kantor

2. Adanya Anggaran Operasional

3. Adaanya Program Kerja Yang Jelas

Optimalkan

Komitmen

Pimpinan dengan

memanfatkan

dukungan PBM

No. 9 dan 8 th

2006

1. Rakor Pengurus 2. Rakerda 3. Kordinasi

Dengan Pemda dan Kamenag

Ketua FKUB

5 hari 12 jt

Optimalkan

Komitmen Pimpinan untuk

mendorong

lahirnya Pergub

1.Rapat Pengurus 2. Rapim 3. Studi Banding

4.Kordinasi dg Pemda dan Kamenag

Ketua FKUB

4 hari 10 jt.

Angkat Sekretaris

Eksekutif dengan

memanfaatkan

PBM

1. Rapat Pengurus 2. Pengangkatan Pengurus 1.Kordinasi Dengan Kamenag

Ketua FKUB

1 hari 1 jt.

Angkat Sekretaris

Eksekutif untuk

Mengantisifasi

Belum adanya

Pergub

1. Rapat Pengurus

2. Pengangkatan Pengurus 1.Kordinasi Dengan Kamenag

Ketua FKUB

1 hari 1 j

t

2. Monitoring dan Evaluasi

Untuk menjamin pelaksanaan rencana kegiatan agar berjalan efektif dan efesien,

diperlukan langkah-langkah monitoring dan evaluasi. Obyek yang dimonitor dan dievaluasi

meliputi aspek input, proses dan output.

Evaluasi dilakukan dengan teknik komparasi dengan rencana yang telah ditetapkan

sehingga dapat diketahui kemajuan pelaksanaan kegiatan dan kinerja yang dicapai. Melalui

evaluasi akan diperolah informasi kemajuan kinerja yang dicapai, penyimpangan dan kesulitan

yang dihadapi serta rencana tindak lanjut yang akan dihadapi serta yang akan dilakukan.

Pelaksanaan evaluasi juga dapat dilakukan melalui evaluasi kerja secara reguler dengan

cara mengumpulkan data dari sistem yang sudah ada dalam organisasi. Evaluasi kinerja ini

Page 36: BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG - E-dokumene-dokumen.kemenag.go.id/files/K8EuAWbF1342583327.pdf · Setelah dilakukan wawancara dengan beberapa nara sumber Pemda, ... pengaturan,

36

memerlukan beberapa syarat. Pertama, perencanaan yang baik untuk dijadikan dasar

pengukuran. Kedua, Indikator kinerja harus mutlak dan dapat diukur. Ketiga, Pihak yang

mengevaluasi perlu menginformasikan kembali bebrbagai tujuan dan sasaran yang hendak

dicapai. Jadawal monitoring evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 13

Jadwal Monitoring dan Evaluasi

NO KEGIATAN WAKTU

KETERANGAN TRI I TRI II

TRI

III TRI IV

1. Rakor dan Raker x

2. Sosialisasi PBM No. 9 dan

8 tahun 2006

x

3. Studi Banding x

4. Konsolidasi Organisasi x x x

5. Rapat Pimpinan x x x x