penerapan kedewasaan dengan keluarnya undang-undang nomor ...
BAB I PENDAHULUAN -...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN -...
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan pertanian di Provinsi Sulawesi Barat menempatkan Upaya
Peningkatan Pangan (Padi, Jagung dan Kedelai) serta melestarikan sumber
daya alam hayati, sebagai bagian dari pembangunan sistim dan usaha
agribisnis. Terkait dengan upaya tersebut peranan Karantina Pertanian
mendukung program swasembada pengan meliputi aspek keselamatan sumber
daya alam hayati, ketahanan dan keamanan pangan, kelestarian lingkungan,
tuntutan masyarakat atas produk pertanian yang berkualitas dan pelayanan
prima. Peranan karantina dalam Program Ketahanan dan Keamanan Pangan
adalah membantu upaya peningkatan produktifitas melalui pengamanan sumber
daya alam hayati.
Dalam hal pemberdayaan ekonomi kerakyatan, karantina berperan
mendorong upaya – upaya kemitraan dengan pihak pengguna jasa dan
masyarakat untuk berperan aktif menjalankan fungsi karantina. Peranan
karantina semakin strategis dalam peningkatan daya saing komoditas dipasar
perdagangan bebas dunia dengan sertifikasi kesehatan karantina sebagai salah
satu jaminan kualitas (Quality Assurance), bahwa produk – produk agribisnis
bebas dari kontaminasi mikroorganisme yang berarti layak untuk dikonsumsi (fit
forhuman consumption).
Permasalahan di atas secara langsung maupun tidak langsung
berpengaruh nyata pada pelaksanaan tindakan karantina yang belum optimal
mengakibatkan meningkatnya risiko masuk dan tersebarnya hama dan penyakit
hewan karantina (HPHK) dan dan organisme pengganggu tanaman karantina
(OPTK) yang dilalulintaskan seiring dengan meningkatnya lalu lintas kegiatan
perdagangan produk – produk pertanian dari suatu area ke area yang lain,
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 2
seperti Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Utara dan Gorontalo.
Karantina Pertanian sebagai suatu sistem yang merupakan satu kesatuan
mekanisme atau totalitas kegiatan yang meliputi perencanaan, pengaturan,
penyelenggaraan, pengawasan dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat agar dapat menjamin terselenggaranya kegiatan tindakan karantina
berdasarkan aturan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu sistem
karantina pertanian menjadi bagian penting dari pembangunan pertanian secara
menyeluruh.
Selama Tahun 2015 Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju Sulawesi
Barat telah berhasil melakukan pencegahan masuk dan tersebarnya Hama
Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina (OPTK) yang dilalulintaskan antar area yang sebagian besar berasal
dari dan ke pulau Kalimantan, dimana capaian tersebut tentunya tidak terlepas
dari output - output yang dihasilkan selama tahun 2015.
Sebagai upaya dalam mendukung pembangunan pertanian di Indonesia,
Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju Sulawesi Barat senantiasa
melakukan evaluasi baik dari segi internal maupun external dalam rangka
mengoptimalkan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan.
Guna mengetahui perkembangan kinerja Stasiun Karantina Pertanian
Kelas II Mamuju Sulawesi Barat pada tahun 2015, maka diperlukan adanya
Laporan Tahunan sebagai bahan informasi dan capaian kegiatan, sekaligus
sebagai bahan evaluasi dan tindak lanjut untuk pelaksanaan kegiatan ditahun -
tahun berikutnya.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 3
1.2. Tujuan
Tujuan penyusunan Laporan Tahunan TA. 2015 mempunyai tujuan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perkembangan / kemajuan dan informasi terhadap
tingkat capaian kinerja dan keberhasilan yang dicapai Stasiun Karantina
Pertanian Kelas II Mamuju Sulawesi Barat;
2. Untuk melakukan monitoring, evaluasi dan pengendalian kesesuaian
perencanaan dan pencapaian hasil kegiatan pada tahun anggaran 2015
sebagai acuan kegiatan pada tahun berikutnya;
3. Bahan informasi terkait kemajuan capaian kegiatan yang dilakukan dalam
tugas dan fungsinya selama tahun 2015 serta ketersediaan SDM
sarana/prasarana dan pendanaan yang tertuang dalam .pelaksanaan
kegiatan operasional perkarantinaan dan administrasi.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 4
BAB II
CAPAIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN
SERTA PENGEMBANGAN SDM
Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju Sulawesi Barat adalah salah satu
Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang bertanggung jawab langsung kepada Badan
Karantina Pertanian yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian
Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 yang berkedudukan di kota
Mamuju Sulawesi Barat. Beralamat di Kompleks Perkantoran Gubernur Sulawesi
Barat, Jalan Haji Abdul Malik Pattana Endeng, Kelurahan Simboro, Kecamatan
Simboro Kepulauan, Kota Mamuju Sulawesi Barat Kode Pos 91511, Telp.0426 –
2325261, Fax. 0426 – 2325109, Website : skp2mamuju.karantina.pertanian.go.id dan
E–mail : [email protected].
2.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat yang terdiri dari Pejabat
Struktural yaitu Kepala Stasiun dengan eselonering IVb dan Kepala Urusan Tata
Usaha dengan eselonering V, serta dibantu oleh Petugas Pelayanan Operasional /
Administrasi dan Kelompok Jabatan Fungsional.
Petugas Pelayanan Operasional mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha,
rumah tangga, pengumpulan, pengolahan dan penyajian data, pemberian informasi
dan pengelolaan dokumentasi, serta pemberian pelayanan teknis kegiatan operasional
perkarantinaan.
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan
fungsional / teknis sesuai dengan jenjang jabatan fungsional yang dimiliki dan
dikoordinir oleh seorang Koordinator Pejabat Fungsional.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 5
Adapun bagan struktur organisasi dapat dilihat sebagai berikut :
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI STASIUN KARANTINA PERTANIAN KELAS II MAMUJUSULAWESI BARAT
BADAN KARANTINA PERTANIAN – KEMENTERIAN PERTANIAN
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008
Tanggal 4 April 2008
Gambar 2.1.Bagan Struktur Organisasi
Dalam melaksanakan tugas, SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat mempunyai
tugas pokok, yaitu :
1. Mencegah masuknya hama dan penyakit hewan dan tumbuhan karantina dari luar
negeri ke dalam wilayah negara Republik Indonesia;
2. Mencegah tersebarnya hama dan penyakit hewan karantina ke area lain di dalam
wilayah negara Republik Indonesia;
KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL
PETUGAS
PELAYANAN OPERASIONAL
KEPALA
drh. Priyadi
KEPALA URUSAN TATA
USAHA
Sawal, S.Sos
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 6
3. Mencegah keluarnya hama dan penyakit hewan karantina dari wilayah negara
Republik Indonesia.
Menyelenggarakan fungsi, yaitu :
1. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan;
2. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan,
penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pembawa hama penyakit hewan
karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK);
3. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK;
4. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK;
5. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;
6. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan;
7. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati
hewani dan nabati;
8. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi dan sarana teknik karantina hewan
dan tumbuhan;
9. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang
undangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati
hewani dan nabati;
10. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 7
2.2. Lokasi dan Wilayah Kerja
SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat memiliki 5 (lima) wilayah kerja yang
berada di bandar udara, pelabuhan laut, pelabuhan penyeberangan, kantor pos
dan seluruh tempat – tempat pemasukan / pengeluaran yang tersebar di Wilayah
Sulawesi Barat yang sebagian besar wilayahnya adalah daerah pesisir yang
cukup panjang.
Lokasi dan wilayah kerja SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 22/ Permentan/OT.140/4/ 2008 tanggal 3
April 2008, memiliki wilayah yang meliputi:
Bandar Udara Tampa Padang Mamuju
Pelabuhan Laut Mamuju
Pelabuhan Laut Pasangkayu
Pelabuhan Laut Majene
Pelabuhan Laut Polewali Mandar
Kantor Pos Mamuju
Tempat – tempat pemasukan / pengeluaran lainnya di Sulawesi Barat
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SKP Kelas II Mamuju Sulawesi
Baratdipayungi oleh Undang Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,
Ikan dan Tumbuhan, Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina
Hewan, Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan,
serta didukung Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia dan Petunjuk
Pelaksanaan / Teknis Operasional dari Kepala Badan Karantina Pertanian lainnya.
SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat mempunyai peranan yang sangat penting
dan strategis di dalam mencegah kelestarian sumber daya alam hayati hewani dan
nabati dari ancaman terhadap resiko masuknya hama dan penyakit hewan karantina
(HPHK) dan organisme pengganggu tanaman karantina (OPTK) di Sulawesi Barat.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 8
Berikut peta wilayah kerja SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat
sebagaimana gambar berikut ini :
Gambar 2.2. Peta wilayah kerja SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 9
Lokasi dan Wilayah Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju
berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/OT.140/4/2008 adalah sebagai
berikut :
1. Bandar Udara :
- Bandar Udara Tampa Padang
Alamat : Jl. Poros Mamuju – Pasangkayu
Komplek Perkantoran Bandar Udara Tampa Padang,
Tampa Padang Mamuju Sulawesi Barat, KP. 91511
E – Mail : [email protected]
Gambar 2.3. Wilayah Kerja Bandar Udara Tampa Padang
Wilayah pengawasan Bandar Udara Tampa Padang meliputi 3 (tiga)
tempat yaitu ruang kedatangan, keberangkatan dan kargo.
Penerbangan dari Makassar Pulang Pergi (PP) dengan Pesawat Lion
Air / Wings Air ATR 72 berpenumpang 70 orang dengan awak kru setiap hari.
Garuda Airlines 2014 rutin Makassar – Mamuju tiap hari.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 10
Gambar 2.4. Wilayah Kerja Bandar Udara Tampa Padang
Tempat pemasukan dan pengeluaran yang menjadi wilayah
pengawasan wilayah kerja Bandar Udara Tampa Padang yaitu meliputi;
Pelabuhan Belang - Belang, Budong - Budong, Lumu, Sampaga, Karama dan
Topoyo.
Gambar 2.5. Wilayah Kerja Bandar Udara Tampa Padang
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 11
2. Pelabuhan Laut / Penyeberangan / Sungai :
- Pelabuhan Mamuju
Alamat : Jl. Martadinata, Kompleks Pelabuhan Mamuju
Kecamatan Simboro Kepulauan
Kota Mamuju – Sulawesi Barat, KP. 91511
Telp. 0426 – 22413
E– Mail : [email protected]
Gambar 2.6. Wilayah Kerja Pelabuhan Mamuju
Wilayah pengawasan Pelabuhan Mamuju yaitu tempat kedatangan dan
keberangkatan yang melayari menuju Pelabuhan Kampung Baru Balikpapan –
Kalimantan Timur dengan Kapal Ferry Citra Mandala Abadi dan Satria Pratama.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 12
Gambar 2.7. Alat Angkut Media Pembawa HPHK/OPTK di Pelabuhan Mamuju
Tempat pemasukan dan pengeluaran yang menjadi wilayah
pengawasan wilayah kerja Pelabuhan Mamuju yaitu meliputi : Pelabuhan
Tappalang, Pelabuhan Pasabbu, Pelabuhan Induk Mamuju.
Gambar 2.8. Alat Angkut Media Pembawa HPHK/OPTK di Pelabuhan Mamuju
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 13
- Pelabuhan Majene
Alamat : Jl. Poros Majene – Mamuju No. 3
Camba – Kabupaten Majene Sulawesi Barat
Telp. 0422 - 22411
E – Mail : [email protected]
Gambar 2.9. Wilayah Kerja Pelabuhan Majene
Wilayah pengawasan wilayah kerja ini yaitu Pelabuhan Majene yang
melayari menuju ke Pelabuhan Balikpapan, Samarinda, Tarakan – Kalimantan
Timur dengan Kapal Kayu, serta Pelabuhan Palipi, Malunda, Tubo Sendana
dan Pamboang yang merupakan Pelabuhan Tradisional / Rakyat.
Gambar 2.10. Wilayah Kerja Pelabuhan Majene
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 14
Gambar 2.11. Pelabuhan Palipi Wilayah Kerja Pelabuhan Majene
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 15
- Pelabuhan Polewali Mandar
Alamat : Jl. Salo Mandalang, Tonyamang Kecamatan Binuang
Kabupaten Polewali Mandar – Sulawesi Barat
E – Mail : [email protected]
Gambar 2.12. Wilayah Kerja Pelabuhan Polewali Mandar
Gambar 2.13. Pelabuhan Silopo Polewali Mandar
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 16
Wilayah pengawasan wilayah kerja ini yaitu meliputi ; Pelabuhan Silopo,
Tonyaman, Babarura dan Silopo yang melayari menuju ke Pelabuhan
Balikpapan, Samarinda, Tarakan – Kalimantan Timur dengan Kapal Kayu.
Pelabuhan lainnya adalah Tinambung yang merupakan Pelabuhan Tradisional /
Rakyat.
- Pelabuhan Pasangkayu
Alamat : Jl. Poros Pasangkayu – Palu, Kecamatan Pasangkayu,
Kabupaten Mamuju Utara – Sulawesi Barat
E – Mail : [email protected]
Gambar 2.14. Wilayah Kerja Pelabuhan Pasangkayu
Wilayah pengawasan wilayah kerja ini yaitu Pelabuhan Pasangkayu
yang melayani ekspor CPO menuju ke China dan Philipina.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 17
Gambar 2.15. Pelabuhan Pasangkayu Wilayah Kerja Pasangkayu
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 18
- Kantor Pos Besar Kota Mamuju
Alamat : Jl. Yos Sudarso No. 163 Mamuju
Kota Mamuju – Sulawesi Barat
E – Mail : [email protected]
- Tempat-Tempat Pemasukan / Pengeluaran Lainnya :
Kota Mamuju
Kab. Majene
Kab. Polewali Mandar
Kab. Mamuju Utara
Gambaran Wilayah Kerja SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat Tahun 2014,
sebagai berikut :
Periode Januari 2014, sebagai berikut :
1. Wilayah Kerja Bandar Udara Tampa Padang :
Penanggungjawab : Agnes Patta, SP
NIP : 19850815 200901 2 008
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk.I, III/b
Jabatan : POPT Ahli
Jumlah petugas
Tenaga fungsional MV :
Tenaga fungsional PV : 2 (dua) orang
Tenaga fungsional POPT : 2 (dua) orang
Tenaga administrasi : -
2. Wilayah Kerja Pelabuhan Mamuju :
Penanggungjawab : Drh. Sulistyowati
NIP : 19760609 201101 2 006
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk.I, III/b
Jabatan : Medik Veteriner Pertama
Jumlah petugas
Tenaga fungsional MV : 3 (tiga) orang
Tenaga fungsional PV : 3 (tiga) orang
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 19
Tenaga fungsional POPT : 3 (tiga) orang
Tenaga administrasi : -
3. Wilayah Kerja Kantor Pos Besar Mamuju :
Penanggungjawab : Drh. Sulistyowati
NIP : 19760609 201101 2 006
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk.I, III/b
Jabatan : Medik Veteriner Pertama
Jumlah petugas
Tenaga fungsional MV : 3 (tiga) orang
Tenaga fungsional PV : 3 (tiga) orang
Tenaga fungsional POPT : 3 (tiga) orang
Tenaga administrasi : -
4. Wilayah Kerja Pelabuhan Majene :
Penanggungjawab : Drh. Totok Hadi Sucahyo
NIP : 19820120 201101 1 004
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk.I, III/b
Jabatan : Medik Veteriner Pertama
Jumlah petugas
Tenaga fungsional MP : 1 (satu) orang
Tenaga fungsional PV : 1 (satu) orang
Tenaga fungsional POPT : -
Tenaga administrasi : -
5. Wilayah Kerja Pelabuhan Polewali Mandar :
Penanggungjawab : Drh. Totok Hadi Sucahyo
NIP : 19820120 201101 1 004
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk.I, III/b
Jabatan : Medik Veteriner Pertama
Jumlah petugas
Tenaga fungsional MP : 1 (satu) orang
Tenaga fungsional PV : 1 (satu) orang
Tenaga fungsional POPT :
Tenaga administrasi : -
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 20
6. Wilayah Kerja Pelabuhan Pasangkayu :
Penanggungjawab : Monumental Jaya Panyuwa, SP
NIP : 19760715 200003 1 001
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk.I, III/b
Jabatan : Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan
Jumlah petugas
Tenaga fungsional MP : 1 (satu) orang
Tenaga fungsional PV : -
Tenaga fungsional POPT : 1 (satu) orang
Tenaga administrasi : -
Periode Maret – April 2014, sebagai berikut :
1. Wilayah Kerja Bandar Udara Tampa Padang :
Penanggungjawab : Drh. Totok Hadi Sucahyo
NIP : 19820120 201101 1 004
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk.I, III/b
Jabatan : Medik Veteriner Pertama
Jumlah petugas
Tenaga fungsional MV : 1 (satu) orang
Tenaga fungsional PV : 1 (satu) orang
Tenaga fungsional POPT : 1 (satu) orang
Tenaga administrasi : -
2. Wilayah Kerja Pelabuhan Mamuju :
Penanggungjawab : Drh. Sulistyowati
NIP : 19760609 201101 2 006
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk.I, III/b
Jabatan : Medik Veteriner Pertama
Jumlah petugas
Tenaga fungsional MV : 2 (dua) orang
Tenaga fungsional PV : 3 (tiga) orang
Tenaga fungsional POPT : 4 (empat) orang
Tenaga administrasi : -
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 21
3. Wilayah Kerja Kantor Pos Besar Mamuju :
Penanggungjawab : Drh. Sulistyowati
NIP : 19760609 201101 2 006
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk.I, III/b
Jabatan : Medik Veteriner Pertama
Jumlah petugas
Tenaga fungsional MV : 2 (dua) orang
Tenaga fungsional PV : 3 (tiga) orang
Tenaga fungsional POPT : 4 (empat) orang
Tenaga administrasi : -
4. Wilayah Kerja Pelabuhan Majene :
Penanggungjawab : Adhan Baharuddin
NIP : 19730104 200604 1 009
Pangkat/Golongan : Pengatur, II/c
Jabatan : Paramedik Veteriner Pelaksana
Jumlah petugas
Tenaga fungsional MP : -
Tenaga fungsional PV : 2 (dua) orang
Tenaga fungsional POPT : -
Tenaga administrasi : -
5. Wilayah Kerja Pelabuhan Polewali Mandar :
Penanggungjawab : Adhan Baharuddin
NIP : 19730104 200604 1 009
Pangkat/Golongan : Pengatur, II/c
Jabatan : Paramedik Veteriner Pelaksana
Jumlah petugas
Tenaga fungsional MP : -
Tenaga fungsional PV : 2 (dua) orang
Tenaga fungsional POPT : -
Tenaga administrasi : -
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 22
6. Wilayah Kerja Pelabuhan Pasangkayu :
Penanggungjawab : Empi Usman
NIP : 19750715 200912 1 002
Pangkat/Golongan : Pengatur Muda Tk.I, II/b
Jabatan : POPT Terampil
Jumlah petugas
Tenaga fungsional MP : -
Tenaga fungsional PV : -
Tenaga fungsional POPT : 1 (satu) orang
Tenaga administrasi : -
Periode Mei s.d. Desember 2014, sebagai berikut :
1. Wilayah Kerja Bandar Udara Tampa Padang :
Penanggungjawab : Drh. Totok Hadi Sucahyo
NIP : 19820120 201101 1 004
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk.I, III/b
Jabatan : Medik Veteriner Pertama
Jumlah petugas
Tenaga fungsional MV : 1 (satu) orang
Tenaga fungsional PV : 1 (satu) orang
Tenaga fungsional POPT : 1 (satu) orang
Tenaga administrasi : -
2. Wilayah Kerja Pelabuhan Mamuju :
Penanggungjawab : Monumental Jaya Panyuwa, SP
NIP : 19760715 200003 1 001
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk.I, III/b
Jabatan : Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan
Jumlah petugas
Tenaga fungsional MV : 2 (dua) orang
Tenaga fungsional PV : 3 (tiga) orang
Tenaga fungsional POPT : 4 (empat) orang
Tenaga administrasi : -
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 23
3. Wilayah Kerja Kantor Pos Besar Mamuju :
Penanggungjawab : Monumental Jaya Panyuwa, SP
NIP : 19760715 200003 1 001
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk.I, III/b
Jabatan : Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan
Jumlah petugas
Tenaga fungsional MV : 2 (dua) orang
Tenaga fungsional PV : 3 (tiga) orang
Tenaga fungsional POPT : 4 (empat) orang
Tenaga administrasi : -
4. Wilayah Kerja Pelabuhan Majene :
Penanggungjawab : Adhan Baharuddin
NIP : 19730104 200604 1 009
Pangkat/Golongan : Pengatur, II/c
Jabatan : Paramedik Veteriner Pelaksana
Jumlah petugas
Tenaga fungsional MP : -
Tenaga fungsional PV : 2 (dua) orang
Tenaga fungsional POPT : -
Tenaga administrasi : -
5. Wilayah Kerja Pelabuhan Polewali Mandar :
Penanggungjawab : Adhan Baharuddin
NIP : 19730104 200604 1 009
Pangkat/Golongan : Pengatur, II/c
Jabatan : Paramedik Veteriner Pelaksana
Jumlah petugas
Tenaga fungsional MP : -
Tenaga fungsional PV : 2 (dua) orang
Tenaga fungsional POPT : -
Tenaga administrasi : -
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 24
6. Wilayah Kerja Pelabuhan Pasangkayu :
Penanggungjawab : Empi Usman
NIP : 19750715 200912 1 002
Pangkat/Golongan : Pengatur Muda Tk.I, II/b
Jabatan : POPT Terampil
Jumlah petugas
Tenaga fungsional MP : -
Tenaga fungsional PV : -
Tenaga fungsional POPT : 1 (satu) orang
Tenaga administrasi : -
Provinsi Sulawesi Barat pada umumnya, sebagian pulau – pulau dan sepanjang
garis pantai yang begitu panjang yang merupakan tempat-tempat pengeluaran yang
menghubungkan antara pulau Sulawesi dengan pulau Kalimantan yang sangat bebas
masuk dari berbagai hama dan penyakit hewan karantina (HPHK) dan organisme
pengganggu tanaman karantina (OPTK) yang memiliki potensi untuk merusak komoditi
pertanian dan peternakan yang ada.
Dengan meningkatnya lalulintas hewan dan tumbuhan, yang diantar pulaukan
dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia, baik dalam
rangka perdagangan, pertukaran maupun penyebaran hasil bumi yang ada di Sulawesi
Barat semakin membuka peluang bagi kemungkinan masuk dan menyebarnya hama
dan penyakit hewan, serta organisme pengganggu tanaman yang bisa merusak dan
membahayakan.
Seluruh petugas karantina tersebut menyebar di 6 (enam) wilayah kerja, dimana
setiap wilayah kerja diisi oleh Pegawai Negeri Sipil selaku Pejabat Fungsional yang
ditunjuk berdasarkan Keputusan Kepala SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat.
Petugas tersebut dalam melaksanakan tugas perkarantinaan dengan menjaga
tempat – tempat pemasukan / pengeluaran pada 6 (enam) Kabupaten yang ada di
wilayah Sulawesi Barat yaitu : Mamuju, Polewali Mandar, Majene, Topoyo Mamuju
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 25
Tengah dan Pasangkayu Mamuju Utara. Hal tersebut dirasakan masih sangat kurang,
sehingga menimbulkan pembagian tugas menjadi rangkap.
Untuk dapat melaksanakan tugas pokok karantina hewan dan tumbuhan di
wilayah – wilayah kerja yang berpotensial terjadinya pemasukan / pengeluaran yang
tidak dapat di jaga oleh petugas karantina, maka dibutuhkan minimal 2 (dua) orang
petugas di setiap wilayah kerja di dalam mengawasi lalulintas media pembawa HPHK
dan OPTK secara optimal.
Keterbatasan sumber daya manusia yang dimiliki tersebut hanya mampu
diberdayakan seoptimal mungkin, disamping memperkuat koordinasi dan kerjasama
dengan instansi terkait dan pihak kepolisian di tempat – tempat pemasukan /
pengeluaran.
2.3. Kepegawaian
Jumlah Pegawai Negeri Sipil lingkup SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat
sampai dengan Desember Tahun 2014, berjumlah 27 (dua puluh tujuh) orang.
1. Berdasarkan Golongan PNS
No. URAIAN JUMLAH
1.
2.
Golongan III
Golongan II
13 (tiga belas) orang
14 (empat belas) orang
Tabel 2.1 Jumlah PNS SKP Kelas II Mamuju Berdasarkan Golongan
2. Berdasarkan Jenjang Pendidikan PNS
No. URAIAN JUMLAH
1.
2.
3.
4.
Strata 2 (S2)
Strata 1 (S1)
Diploma 3 (D3)
SLTA/SNAKMA
7 (tujuh) orang
6 (enam) orang
6 (enam) orang
8 (delapan) orang
Tabel 2.2 Jumlah PNS SKP Kelas II Mamuju Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 26
Di awal bulan Maret tahun 2014 sebanyak 2 (dua) orang personil di SKP
Kelas II Mamuju Sulawesi Barat di mutasi ke Balai Besar Karantina Pertanian
Tanjung Priok Jakarta Utara. Selanjutnya pada tahun 2013 s.d tahun 2014
sebanyak 2 (dua) orang masih melaksanakan pendidikan / tugas belajar di Institut
Pertanian Bogor (IPB).
Pada awal bulan Agustus 2014 telah dilakukan penerimaan Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) dari Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian
sebanyak 5 (lima) orang sesuai tabel dibawah ini:
No. NAMA / NIP JABATAN
1.
2.
3.
4.
5.
Drh. Abidurrohman 19880817 201403 1 001 Rahmawati, S.Si 19850530 201403 2 001 Teguh Aryanugraha Tandisau, A.Md 19840427 201403 1 001 Windari 19830925 201403 2 002 Irna Jayanti 19850220 201403 2 003
Calon Medik Veteriner
Calon POPT Ahli
Calon Verifikator Keuangan
Calon POPT Terampil
Calon POPT Terampil
Tabel 2.3 Jumlah CPNS SKP Kelas II Mamuju
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor : 886/Kpts/KP.330/8/2014 tanggal 14 Agustus 2014 tentang Pemberhentian
dan Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Eselon III, IV dan V lingkup Badan
Karantina Pertanian, maka pada Kantor Stasiun Karantina Pertanian Kelasa II
Mamuju mengalami perubahan / penggantian Kepala dari Drh. Indra Dewa kepada
Drh. Priyadi sejak tanggal 14 Agustus 2014.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 27
Adapun kondisi personil sampai akhir tahun 2014, sebagai berikut :
1. Pegawai Negeri Sipil
1 (satu) orang Kepala UPT
1 (satu) orang Kepala Urusan Tata Usaha
3 (tiga) orang Medik Veteriner
1 (satu) orang Calon Medik Veteriner
6 (enam) orang Paramedik Veteriner
4 (empat) orang POPT Ahli
1 (satu) orang Calon POPT Ahli
4 (empat) orang POPT Terampil
2 (dua) orang Calon POPT Terampil
4 (empat) orang Staf administrasi
Total keseluruhan Pegawai diakhir tahun 2014 yaitu sebanyak 27 (dua
puluh tujuh) orang.
Provinsi Sulawesi Barat memiliki banyak 6 (enam) kabupaten dan terdiri
dari beberapa pelabuhan rakyat yang berpotensi berkembang sebagai pelabuhan
bongkar muat perdagangan antar pulau. Dari situasi geografis wilayah,
keterbatasan tenaga berdampak terhadap beban pekerjaan, sehingga selalu
terjadi perangkapan beberapa pekerjaan terhadap pegawai.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 28
DAFTAR URUT KEPANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
LINGKUP SKP KELAS II MAMUJU SULAWESI BARAT
TA. 2014
No. NAMA PEGAWAI /
NIP JABATAN /
PANGKAT / GOLONGAN
1 2 3
1.
Drh. Priyadi 19790428 200604 1 001
Kepala SKP Mamuju Sulawesi Barat Penata Tk.I, III/d
2.
Sawal, S.Sos 19660101 199703 1 011
Kepala Urusan Tata Usaha Penata Muda Tk.I, III/b
3.
Drh. A. Azhar 19830315 200901 1 008
Medik Veteriner Muda Penata, III/c
4.
Monumental Jaya Panyuwa, SP 19760715 200003 1 001
Paramedik Veteriner Pelaksana Lanjutan Penata Muda Tk.I, III/b
5.
Ahmad Mansuri Alfian, SP 19850524 200901 1 004
POPT Ahli Pertama Penata Muda Tk.I, III/b
6.
Khaeruddin, SP 19800919 200901 1 015
POPT Ahli Pertama Penata Muda Tk.I, III/b
7.
Agnes Patta, SP 19850815 200901 2 008
POPT Ahli Pertama Penata Muda Tk.I, III/b
8.
Drh. Sulistyowati 19760609 201101 2 003
Medik Veteriner Pertama Penata Muda Tk.I, III/b
9.
Drh. Totok Hadi Sucahyo 19820120 201101 1 004
Medik Veteriner Pertama Penata Muda Tk.I, III/b
10.
Drh. Abidurrohman 19880817 201403 1 001
Calon Medik Veteriner Penata Muda Tk.I, III/b
11.
Imam Sururi, SE 19870205 201101 1 008
Pranata Keuangan Penata Muda, III/a
12.
1. 2. Instiarni, SP
19830808 201101 2 019
POPT Ahli Penata Muda, III/a
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 29
13.
Rahmawati, S.Si 19850530 201403 2 001
Calon POPT Ahli Penata Muda, III/a
14.
Ahmad Yani 19671231 200112 1 001
POPT Terampil Pelaksana Pengatur Tk.I, II/d
15.
1. 2. Ratri Rahayu Susilowati, A.Md
19751214 200912 2 002
Paramedik Veteriner Pelaksana Pengatur Tk.I, II/d
16.
Muhalim, A.Md 19830125 200912 1 003
Paramedik Veteriner Pelaksana Pengatur Tk.I, II/d
17.
1. 2. Dian Ardianto, A.Md
19800504 201101 1 006
Paramedik Veteriner Pelaksana Pengatur Tk.I, II/d
18.
Nursiah 19720925 200604 2 001
Paramedik Veteriner Pelaksana Pengatur, II/c
19.
3. 4. Adhan Baharuddin
19730104 200604 1 009
Paramedik Veteriner Pelaksana Pengatur, II/c
20.
Jamiluddin 19751007 200604 1 017
POPT Terampil Pelaksana Pengatur , II/c
21.
Aznurandi Krisnandi Azis, A.Md 19800918 201101 1 006
Pranata Keuangan Pengatur, II/c
22.
Pusvawirna Natalia M, A.Md.Komp 19861225 201101 2 018
Pranata Komputer Pengatur, II/c
23.
Teguh Aryanugraha Tandisau, A.Md 19840427 201403 1 001
Calon Verifikator Keuangan Pengatur, II/c
24.
Wirta Mohamad Harmain 19761003 200912 2 002
POPT Terampil Pelaksana Pengatur Muda Tk.I, II/b
25.
Empi Usman 19750715 200912 1 002
POPT Terampil Pelaksana Pengatur Muda Tk.I, II/b
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 30
26.
Windari 19830925 201403 2 002
Calon POPT Terampil Pengatur Muda, II/a
27.
Irna Jayanti 19850220 201403 2 003
Calon POPT Terampil Pengatur Muda, II/a
Tabel 2.4 Jumlah PNS SKP Kelas II Mamuju
2. Tugas Belajar
Pegawai SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat yang masih
melaksanakan tugas belajar, sebagai berikut :
No. Nama Pendidikan
Mulai
Pendidikan
1 Khaeruddin, SP S2 Hama Penyakit
Tumbuhan Oktober 2013
2 Ahmad Mansuri Alfian, SP S2 Hama Penyakit
Tumbuhan Oktober 2013
Tabel 2.5 Jumlah PNS SKP Kelas II Mamuju Yang Melaksanakan Tugas Belajar
3. Pendidikan dan Pelatihan Reguler
Upaya peningkatan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM)
di dalam mendukung tugas pokok dan fungsi ke depan, maka kegiatan
pendidikan dan pelatihan secara periodik telah dilakukan yang diikuti oleh SKP
Kelas II Mamuju Sulawesi Barat, diantaranya :
a. Diklat Teknis Dasar Karantina Hewan/Tumbuhan
Sebanyak 5 (lima) orang Pegawai SKP Kelas II Mamuju Sulawesi
Barat mengikuti Pelatihan Pengenalan Tugas Karantina Pertanian
(Lan’Gaskara) Tahun 2014 a.n Drh. Abidurrohman, Rahmawati, S.Si, Teguh
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 31
Aryanugraha Tandisau, A.Md, Windari dan Irna Jayanti. Pelatihan tersebut
dilaksanakan di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian
(PPMKP) pada tanggal 3 s.d 16 Nopember 2014.
b. Pendidikan Program S2 Karantina Tumbuhan
Tahun 2013 SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat 2 (dua) orang
pegawai yang sedang dalam proses mengikuti pendidikan/tugas belajar
jenjang Strata Dua (S2 ) di Institut Pertanian Bogor (IPB) yang merupakan
program Badan Karantina Pertanian bekerjasama dengan Institut Pertanian
Bogor (IPB).
4. Pelatihan Teknis
a. Desiminasi Penilaian Persyaratan Teknis Instalasi Karantina Hewan Ruminansia Besar
Kegiatan Desiminasi Penilaian Persyaratan Teknis Instalasi Karantina
Hewan Ruminansia Besar diselenggarakan dalam rangka transfer teknologi
melalui desiminasi untuk peningkatan kualitas teknis sumber daya manusia
karantina hewan bagi sejumlah petugas karantina hewan khususnya yang
bertugas menangani lalulintas ruminansia besar, maka Balai Uji Terap
Teknik dan Metode Karantina Pertanian (BUTTMKP) mengadakan
“Desiminasi Penilaian Persyaratan Teknis Instalasi Karantina Hewan
Ruminansia Besar” yang dilaksanakan di Balai Uji Terap Teknik dan Metode
Karantina Pertanian, Jl. Raya Kampung Utan – Setu, Cikarang Barat –
Bekasi pada tanggal 24 Februari s.d 1 Maret 2014.
Terkait kegiatan tersebut Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju
mengutus 1 (satu) orang pegawai atas nama Drh. Siti Khadijah, M.Si.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 32
b. Desiminasi Standar Pemantauan Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina (OPTK)
Berkenaan dengan kegiatan Pemantauan Daerah Sebar OPTK TA.
2014, maka Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian
(BUTTMKP) mengadakan "Desiminasi Standar Pemantauan OPTK" yang
dilaksanakan pada tanggal 10 s.d 15 Maret 2014, di Balai Uji Terap dan
Metode Karantina Pertanian (BUTTMKP), Jl. Raya Kampung Utan - Setu,
Desa Mekarwangi, Kecamatan Cikarang Barat - Bekasi.
Kegiatan dimaksud akan diikuti oleh 1 (satu) orang POPT Ahli yang
bertanggungjawab pada kegiatan pemantauan OPTK TA. 2014 atas nama
Instiarni, SP.
c. Seminar dengan tema “Melalui Layanan Sertifikasi Karantina, Kita Giatkan Akselerasi Ekspor Dengan Meningkatkan Daya Saing Komoditi Rumput Laut di Pasar Internasional”
Dalam rangka mendukung akselerasi ekspor dan peningkatan daya
saing komoditi rumput laut, maka Balai Besar Karantina Pertanian
menyelenggarakan Seminar dengan tema “Melalui Layanan Sertifikasi
Karantina, Kita Giatkan Akselerasi Ekspor Dengan Meningkatkan Daya
Saing Komoditi Rumput Laut di Pasar Internasional”.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Hotel Quality Plaza Makassar, Jl.
Somba Opu No. 235 Makassar pada tanggal 21 Maret 2014. Stasiun
Karantina Pertanian Kelas II Mamuju Sulawesi Barat mengirimkan 2 (dua)
orang atas nama Drh. Indra Dewa (Kepala SKP Kelas II Mamuju) dan Sawal,
S.Sos (Kepala Urusan Tata Usaha).
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 33
d. Temu Koordinasi Fungsional Karantina Hewan Medik Veteriner dan
Paramedik Veteriner
Kegiatan Temu Koordinasi Fungsional Karantina Hewan Medik
Veteriner dan Paramedik Veteriner lingkup Badan Karantina Pertanian
diselenggarakan pada tanggal 2 s.d 4 April 2014 di Hotel “Padjadjaran Suites
Resort dan Convention”, Jl. Bogor Inner Ring Road Lot XIX C-2 No. 17,
Bogor Nirwana Residence – Bogor. Stasiun Karantina Pertanian Kelas II
Mamuju mengutus 1 (satu) orang Medik Veteriner untuk mengikuti kegiatan
tersebut atas nama Drh. Sulistyowati.
e. Workshop Nasional Hasil Tindakan Karantina Hewan di Tempat
Pemasukan dan Pengeluaran Tahun Anggaran 2014
Pada kegiatan Workshop Nasional Hasil Tindakan Karantina Hewan di
Tempat Pemasukan dan pengeluaran Tahun Anggaran 2014 yang
diselenggarakan di Jambuluwuk Malioboro Boutique Hotel, Jl. Gajah Mada
67 Yogyakarta pada tanggal 15 s.d 17 April 2014. Stasiun Karantina
Pertanian Kelas II Mamuju mengutus 1 (satu) orang Medik Veteriner yang
bertanggungjawab sebagai Koordinator Jabatan Fungsional Karantina
Hewan untuk mengikuti kegiatan tersebut atas nama Drh. A. Azhar.
f. Uji Konsep Naskah Peraturan / Kebijakan Teknis Pedoman Pengawasan dan Tindakan Karantina Hewan terhadap Vektor
Uji Konsep Naskah Peraturan / Kebijakan Teknis Pedoman
Pengawasan dan Tindakan Karantina Hewan terhadap Vektor
diselenggarakan pada tanggal 21 s.d 23 April 2014 di Hotel Horison,
Jl. Pakuan Nomor 7 Bogor. Pada kegiatan tersebut Stasiun Karantina
Pertanian Kelas II Mamuju mengutus 1 (satu) orang Medik Veteriner atas
nama Drh. Totok Hadi Sucahyo.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 34
g. In House Training
Kegiatan In House Training dilaksanakan Kantor Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Samarinda, Jl. PM. Noor No. 2 Sempaja, Samarinda pada
tanggal 24 April 2014. In House Training diikuti oleh beberapa Unit
Pelaksana Teknis lingkup Badan Karantina Pertanian yang membahas
tentang Penyusunan Angka Kredit Pejabat Fungsional dan Penanganan
Operasional Karantina Pertanian. Salah satu Unit Pelaksana Teknis yang
mengikuti kegiatan tersebut diantaranya Stasiun Karantina Pertanian Kelas II
Mamuju. Oleh karena itu, Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju
mengutus 2 (dua) orang atas nama Drh. A. Azhar yang bertanggungjawab
sebagai Koordinator Jabatan Fungsional Karantina Hewan dan Agnes Patta,
SP yang bertanggungjawab sebagai Koordinator Jabatan Fungsional
Karantina Tumbuhan.
h. Workshop Penyusunan Peta Daerah Sebar Hama Penyakit Hewan
Karantina (HPHK) di Regional Sulawesi, Maluku dan Maluku Utara Kegiatan ini dilaksanakan sebagai tindaklanjut Keputusan Kepala
Badan Karantina Pertanian Nomor : 183/Kpts/OT.100/L/02/2014 tentang
Pedoman Penetapan Daerah Sebar Hama Penyakit Hewan Karantina
(HPHK) Tahun 2014 dan Hasil Pemantauan Daerah Sebar Hama Penyakit
Hewan Karantina (HPHK) di Regional Sulawesi, Maluku dan Maluku Utara,
maka Balai Karantina Pertanian Kelas II Kendari menyelenggarakan
Workshop Penyusunan Peta Daerah Sebar Hama Penyakit Hewan
Karantina (HPHK) di Regional Sulawesi, Maluku dan Maluku Utara di Hotel
Plaza Inn Kendari, Jl. Antero Hamra Kendari – Sulawesi Tenggara.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju mengutus 2 (dua) orang
Medik Veteriner untuk mengikuti kegiatan tersebut pada tanggal 25 s.d 26
Mei 2014 atas nama Drh. A. Azhar yang bertanggungjawab sebagai
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 35
Koordinator Jabatan Fungsional Karantina Hewan dan Drh. Totok Hadi
Sucahyo.
i. Workshop Nasional Pengamatan Hama Penyakit Hewan Karantina
(HPHK) TA. 2014
Kegiatan Workshop Nasional Pengamatan Hama Penyakit Hewan
Karantina (HPHK) TA. 2014 diselenggarakan di Hotel The Sahid Rich Jogja,
Jl. Magelang Km. 6 No. 18 Sleman Yogyakarta pada tanggal 1 s.d 3 Juni
2014. Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju yang mengikuti kegiatan
tersebut ada 2 (dua) orang antara lain Drh. Indra Dewa (Kepala SKP Kelas II
Mamuju), Drh. A. Azhar (Medik Veteriner / Koordinator Jabatan Fungsional
Karantina Hewan) dan Drh. Sulistyowati (Medik Veteriner Pertama).
j. Workshop Hasil Kajian Fungsional POPT
Kegiatan Workshop Hasil Kajian Fungsional POPT yang
diselenggarakan oleh Badan Karantina Pertanian dilaksanakan pada tanggal
2 – 4 Juni 2014 di Hotel Pajajaran Suites, Jl. Pajajaran No. 17, Bogor Utara.
Dalam kegiatan tersebut Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju
mengutus 1 (satu) orang POPT Ahli atas nama Agnes Patta, SP yang juga
bertanggungjawab sebagai Koordinator Jabatan Fungsional Karantina
Tumbuhan.
k. Bimbingan Teknis Pelaporan Penyaluran dan Penggunaan Metil
Bromida
Bimbingan Teknis Pelaporan Penyaluran dan Penggunaan Metil
Bromida diselenggarakan sebagai tindaklanjut dari pelaksanaan Permentan
No. 37/Permentan/OT.140/7/2009 dan Keputusan Kepala Badan Karantina
Pertanian No. 2065/Kpts/KT.050/L/06/2013. Kegiatan ini dilaksanakan pada
tanggal 26 Agustus 2014 di Hotel Aston, Jl. Jend. Soedirman No. 128,
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 36
Manado. Dalam kegiatan tersebut, Stasiun Karantina Pertanian Kelas II
Mamuju mengutus 1 (satu) orang POPT Terampil Pelaksana atas nama
Wirta Mohamad Harmain.
l. Sosialisasi Perluasan dan Uji Coba Sistem INSW di Pelabuhan
Soekarno Hatta – Makassar
Kegiatan Sosialisasi Perluasan dan Uji Coba sistem INSW di
Pelabuhan Soekarno Hatta – Makassar diselenggarakan pada tanggal 9
September 2014 di PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Makassar, Jl. Soekarno No. 1, Makassar – Sulawesi Selatan. Pada kegiatan
tersebut Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju mengutus 5 (lima)
orang diantaranya Drh. Priyadi (Kepala SKP Kelas II Mamuju), Sawal, S.Sos
(Kepala Urusan Tata Usaha), Drh. A. Azhar (Medik Veteriner Muda /
Koordinator Jabatan Fungsional Karantina Hewan), Agnes Patta, SP (POPT
Ahli Pertama / Koordinator Jabatan Fungsional Karantina Tumbuhan),
Nursiah (Paramedik Veteriner Pelaksana).
m. Sosialisasi Peraturan Perundang – Undangan Karantina Hewan Tahun
2014
Sosialisasi Peraturan Perundang – Undangan Karantina Hewan Tahun
2014 diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan tindakan karantina hewan
agar efektif dan efisien, serta untuk penyamaan persepsi antar UPT maupun
antara Pusat Karantina Hewan dengan UPT. Kegiatan ini dilaksanakan pada
tanggal 15 s.d 16 September 2014 di Hotel Sahira, Jl. Paledang No. 53,
Cikaret – Bogor.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju mengutus 3 (tiga) orang
untuk mengikuti kegiatan tersebut diantaranya Drh. Priyadi (Kepala SKP
Kelas II Mamuju), Drh. A. Azhar (Medik Veteriner Muda / Koordinator
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 37
Jabatan Fungsional Karantina Hewan) dan Dian Ardianto, A.Md (Paramedik
Veteriner Pelaksana).
n. Seminar Hasil Pemantauan Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina (OPTK) TA. 2014
Pada kegiatan Seminar Hasil Pemantauan Organisme Pengganggu
Tumbuhan Karantina (OPTK) TA. 2014 yang dilaksanakan pada tanggal 24
– 26 September 2014 di Grand Swiss Hotel, Jl. S. Parman No. 217, Medan.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju mengutus 2 (dua) orang untuk
mengikuti kegiatan tersebut antara lain Drh. Priyadi (Kepala SKP Kelas II
Mamuju) dan Instiarni, SP (POPT Ahli).
o. Temu Koordinasi Teknis
Temu Koordinasi Teknis diselenggarakan dalam rangka peningkatan
pelayanan pengguna jasa pemerintah dan memantapkan harmonisasi dan
sinergisitas hubungan kerja antar Unit Pelaksana Teknis (UPT) dengan
Instansi terkait Wilayah Timur Tahun 2014. Kegiatan yang bertema
”Sinergisitas penerapan peraturan perundang – undangan perkarantinaan
dan peraturan terkait lainnya” dilaksanakan pada tanggal 3 s.d 5 Nopember
2014 di Grand Clarion Hotel & Convention Kendari, Jl. Edi Sabara No. 89
Kendari,Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju mengutus 2 (dua)
orang atas nama Drh. Priyadi dan Ahmad Yani.
5. Pelatihan Lain
a. Apresiasi Peningkatan dan Pemantapan Bendahara Pengeluaran
Pada kegiatan Apresiasi Peningkatan dan Pemantapan Bendahara
Pengeluaran lingkup Badan Karantina Pertanian TA. 2014 yang
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 38
dilaksanakan di Grand Zuri Hotel, Jl. Pahlawan Seribu, Kavling Ocean Walk
Blok CBD, Lot VI BSD City, Serpong – Tangerang Selatan. Stasiun
Karantina Pertanian Kelas II Mamuju Sulawesi Barat mengutus 2 (dua)
orang pegawai atas nama Ahmad Yani selaku Bendahara Pengeluaran dan
Aznurandi Krisnandi Azis, A.Md selaku pendamping Bendahara Pengeluaran
pada tanggal 04 s.d 07 Februari 2014.
b. Temu Koordinasi Kehumasan
Dalam rangka meningkatkan kompetensi teknis petugas kehumasan
di lingkup Badan Karantina Pertanian dibidang analisis situasi dan pelayanan
keterbukaan informasi public, maka Badan Karantina Pertanian
menyelenggarakan Temu Koordinasi Kehumasan lingkup Badan Karantina
Pertanian dengan tema “Analisis Situasi dan Keterbukaan Informasi Publik
untuk Meningkatkan Efektifitas Program Kehumasan Karantina Pertanian”.
Kegiatan Temu Koordinasi Kehumasan lingkup Badan Karantina Pertanian
dilaksanakan pada tanggal 18 s.d 20 Februari 2014 di V Hotel & Residence
Bandung, Jl. Terusan Sutarni III, Bandung.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju Sulawesi Barat
mengutus 1 (satu) orang pegawai atas nama Pusvawirna Natalia Muchtar,
A.Md.Komp (Pranata Komputer).
c. Apresiasi Peningkatan dan Pemantapan Pejabat Pengelola Keuangan
Kegiatan Apresiasi Peningkatan dan Pemantapan Pejabat Pengelola
Keuangan diselenggarakan dalam rangka menciptakan pengelolaan
keuangan yang baik dan benar serta memenuhi ketentuan peraturan yang
ada, khususnya peraturan – peraturan terbaru yang dikeluarkan Pemerintah.
Pada kegiatan ini Stasiun karantina Pertanian Kelas II Mamuju
Sulawesi Barat mengutus 2 (dua) orang Pegawai atas nama Sawal, S.Sos
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 39
dan Drh. A. Azhar. Kegiatan Apresiasi Peningkatan dan Pemantapan
Pejabat Pengelola Keuangan diselenggarakan di Grand Zuri Hotel, Jl.
Pahlawan Seribu, Kavling Ocean Walk Blok CBD, Lot VI BSD City, Serpong
– Tangerang Selatan pada tanggal 25 s.d 28 Februari 2014.
d. Pembinaan Percepatan Pemberantasan Korupsi Anti Korupsi Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)
Dalam rangka lebih meningkatkan pelaksanaan Kiat Cegah Korupsi
di lingkup Kementerian Pertanian, maka diselenggarakan acara Pembinaan
Percepatan Korupsi “Komitmen Anti Korupsi Menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi (WBK)” lingkup Kementerian Pertanian yang dilaksanakan di Hotel
Sheraton Mustika Yogyakarta Resort dan Spa, Jl. Laksda Adi Sucipto KM
8,7 Yogyakarta pada tanggal 18 s.d 20 Maret 2014.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju Sulawesi Barat
mengutus 4 (empat) orang diantaranya Drh. A. Azhar (Pejabat Pembuat
Komitmen), Imam Sururi, SE (Bendahara Penerima), Dian Ardianto, A.Md
(Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa) dan Ahmad Yani (Bendahara
Pengeluaran).
e. Workshop Sistem Monitoring Evaluasi ( SIMONEV ) PMK 249
Workshop Sistem Monitoring Evaluasi (SIMONEV) PMK 249 lingkup
Badan Karantina Pertanian TA. 2014 dilaksanakan di Hotel Sukajadi
Bandung, Jl. Raya Sukajadi No. 176 Bandung, Jawa Barat pada tanggal 02
s.d 04 April 2014. Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju Sulawesi
Barat mengutus pegawai atas nama Dian Ardianto, A.Md untuk mengikuti
kegiatan tersebut.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 40
f. Forum Koordinasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pertanian
Sebagai komitmen Kementerian Pertanian dalam melaksanakan
reformasi birokrasi dan sejalan dengan Pasal 11 huruf b Undang – Undang
Nomor 5 Tahun 2014 bahwa Pegawai Aparatur Sipil Negara bertugas
memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, maka
upaya peningkatan kualitas pelayanan publik dilakukan secara
berkesinambungan. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian
menyelenggarakan Forum Koordinasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian
Pertanian dengan tema “Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Berbasis
Inovasi” pada tanggal 15 s.d 17 April 2014 di Grand Aston Yogyakarta Hotel,
Jl. Urip Sumoharjo No. 37 Yogyakarta.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju mengutus 2 (dua) orang
untuk mengikuti kegiatan tersebut atas nama Drh. Indra Dewa dan Empi
Usman.
g. Sosialisasi Identifikasi dan Pendataan BMN Berupa Tanah Serta
Verifikasi dan Validasi Data SIMANTAP Tahun 2014
Kegiatan Sosialisasi Identikasi dan Pendataan BMN Berupa Tanah
Serta Verifikasi dan Validasi Data SIMANTAP Tahun 2014 oleh Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Palopo yang diselenggarakan
pada tanggal 16 April 2014 di Aula Lantai 3 KPP Pratama Palopo, Jalan Andi
Kambo No. 55 Palopo. Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju
mengutus 1 (satu) orang yang bertanggungjawab sebagai Petugas SIMAK-
BMN atas nama Agnes Patta, SP untuk mengikuti kegiatan tersebut.
h. Evaluasi SOP
Evaluasi SOP dilaksanakan sebagai tindak lanjut monitoring dan
evaluasi implementasi SOP Pemerintahan lingkup Badan Karantina
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 41
Pertanian Nomor : 2298/Kpts/OT.210/L/7/2013. Kegiatan tersebut
diselenggarakan pada tanggal 20 – 22 Mei 2014 di Royal Safari Garden
Resort & Convention, Jl. Raya Puncak No. 601 Cisarua, Bogor – Jawa Barat.
Dalam kegiatan tersebut Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju
mengutus 1 (satu) orang yang menangani SOP atas nama Pusvawirna
Natalia Muchtar, A.Md.Komp.
i. Sosialisasi Penerapan Standar Pelayanan Publik (SPP)
Dalam rangka meningkatkan pelayanan Perkarantinaan dan
memenuhi kepuasan pelanggan, serta terciptanya pelayanan pemerintah
yang baik, bersih dan transparan (good, clean, transparent government),
maka Balai Besar Karantina Pertanian Makassar mengimplementasikan
Standar Pelayanan Publik berdasarkan ketentuan dalam Undang – Undang
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Peraturan Pemerintah
Nomor 96 Tahun 2012.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Balai Besar Karantina Pertanian
(BBKP) Makassar dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2014 di Aula
Mabudatora, BBKP Makassar, Jl. Perintis Kemerdekaan Km 12. Dalam
kegiatan tersebut diikuti oleh beberapa peserta, 3 (tiga) orang peserta
Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju atas nama Drh. Indra Dewa
(Kepala SKP Kelas II Mamuju), Sawal, S.Sos (Kepala Urusan Tata Usaha)
dan Drh. A. Azhar (Medik Veteriner / Koordinator Jabatan Fungsional KH).
j. Internalisasi Penyusunan Anjab dan Analisa Beban Kerja (ABK)
Jabatan Fungsional Umum
Pada kegiatan Internalisasi Penyusunan Anjab dan Analisa Beban
Kerja (ABK) Jabatan Fungsional Umum lingkup Badan Karantina Pertanian
yang diselenggarakan di Rizen Premiere Hotel, Jl. Raya Puncak KM. 77
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 42
Cisarua, Bogor – Jawa Barat pada tanggal 20 – 22 Agustus 2014, Stasiun
Karantina Pertanian Kelas II Mamuju mengutus 1 (satu) orang atas nama
Aznurandi Krisnandi Azis, A.Md.
k. Temu Koordinasi Ketatausahaan
Kegiatan Temu Koordinasi Ketatausahaan Badan Karantina
Pertanian dilaksanakan pada tanggal 17 s.d 19 September 2014 di Rizen
Premiere Hotel, Jl. Raya Puncak KM. 77, Cisarua – Bogor. Stasiun Karantina
Pertanian Kelas II Mamuju mengutus 1 (satu) orang untuk mengikuti
kegiatan tersebut atas nama Pusvawirna Natalia Muchtar, A.Md.Komp.
l. Forum Nasional SPIP (Fornas SPIP)
Forum Nasional SPIP (Fornas SPIP) diselenggarakan dengan
maksud meningkatkan wawasan peserta, sekaligus menjadi sarana
strategis guna meningkatkan kualitas kerja Satlak PI, sesuai dengan amanah
dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor :
3322/Kpts/HK.210/9/2009 tentang Forum Sistem Pengendalian Intern di
lingkungan Kementerian Pertanian. Forum Nasional SPIP (Fornas SPIP)
dengan tema ”Peran SPI dalam Mewujudkan Kementerian Pertanian yang
Bersih dan Berintegrasi” pada tanggal 23 s.d 25 September 2015.
Pada kegiatan ini Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju
mengutus 2 (dua) orang untuk mengikuti kegiatan tersebut atas nama Ratri
Rahayu Susilowati, A.Md dan Pusvawirna Natalia Muchtar, A.Md.Komp.
m. Pembekalan Pejabat Pengelola Keuangan Lingkup Kementerian
Pertanian Tahun 2014
Pembekalan Pejabat Pengelola Keuangan Lingkup Kementerian
Pertanian Tahun 2014 dilaksanakan dalam rangka meningkatkan
akuntabilitas pertanggungjawaban keuangan negara dan percepatan
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 43
serapan pelaksanaan DIPA TA. 2014 serta untuk meningkatkan opini
Laporan Keuangan dari Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Kegiatan ini
diselenggarakan pada tanggal 29 September s.d 1 Oktober 2014 di Hotel Lor
– In New Moderate, Jalan Adi Sucipto No. 47, Kra – Solo, Jawa Tengah.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju mengutus 3 (tiga) orang
untuk mengikuti kegiatan tersebut antara lain Drh. Priyadi (Kepala SKP
Kelas II Mamuju), Drh. Azhar (Medik Veteriner Muda / Pejabat Pembuat
Komitmen) dan Ahmad Yani (POPT Terampil Pelaksana / Bendahara
Pengeluaran).
n. Sosialisasi Aplikasi Simponi dan Aplikasi Silabi
Sosialisasi Aplikasi Simponi dan Aplikasi Silabi dilaksanakan pada
tanggal 13 s.d 15 Oktober 2014 di Hotel Amaroso Royal Bogor, Jl. Otto
Iskandardinata No. 84, Bogor – Jawa Barat. Pada kegiatan ini Stasiun
Karantina Pertanian Kelas II Mamuju mengutus 3 (tiga) orang untuk
mengikuti kegiatan tersebut antara lain Imam Sururi, SE (Bendahara
Penerimaan), Muhalim, A.Md (Paramedik Veteriner Pelaksana) dan Teguh
Aryanugraha Tandisau (Calon Verifikator Keuangan).
o. Apresiasi Kepegawaian Melalui Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian (SIMPEG) Berbasis Website
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka penyusunan penyempurnaan
database kepegawaian yang akurat melalui Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian (SIMPEG) berbasis website lingkup Badan Karantina
Pertanian. Apresiasi kepegawaian melalui Sistem Informasi Manajemen
Kepegawaian (SIMPEG) ini diselenggarakan pada tanggal 15 s.d 17 Oktober
2014 di Hotel The Rizen, Jl. Raya Puncak Km. 83 Cibeureum, Cisarua Bogor
– Jawa Barat.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 44
Pada kegiatan tersebut Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju
mengutus 2 (dua) orang yang menangani SIMPEG diantaranya Pusvawirna
Natalia Muchtar, A.Md.Komp dan Irna Jayanti.
p. Seminar Kewenangan Pejabat TUN dan Sistem Peradilan TUN di
Indonesia
Kegiatan Seminar Kewenangan Pejabat TUN dan Sistem Peradilan
TUN Indonesia diselenggarakan oleh Wakil Dekan I Fakultas Hukum
Universitas Airlangga di Ruang Pancasila, Lantai 3 Gedung A Fakultas
Hukum UA Surabaya. Pada kegiatan ini, Stasiun Karantina Pertanian Kelas
II Mamuju mengutus 2 (dua) orang atas nama Drh. Priyadi (Kepala SKP
Kelas II Mamuju dan Drh. A. Azhar (Medik Veteriner Muda).
q. Peningkatan Kapabilitas SDM dalam hal Peraturan Pemerintah Nomor
27 Tahun 2014 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43 Tahun 2014 serta
Mekanisme dan Prosedur Penatausahaan BMN dan Pemanfaatan dan
Penghapusan BMN
Pada kegiatan Peningkatan Kapabilitas SDM dalam hal Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43
Tahun 2014 serta Mekanisme dan Prosedur Penatausahaan BMN dan
Pemanfaatan dan Penghapusan BMN yang dilaksanakan di Kenari Tower
Hotel Makassar, Jl. Yosef Latumahira No. 30 Makassar pada tanggal
22 s.d 24 Oktober 2014, Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju
mengutus 2 (dua) orang untuk mengikuti kegiatan tersebut atas nama Sawal,
S.Sos (Kepala Urusan Tata Usaha) dan Agnes Patta, SP (POPT Ahli
Pertama / Petugas SIMAK-BMN).
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 45
r. Sosialisasi Pengelolaan Barang Milik Negara dan Overview Aplikasi
SIMAN
Kegiatan Sosialisasi Pengelolaan Barang Milik Negara dan Overview
Aplikasi SIMAN yang diselenggarakan oleh Kantor Pelayanan Kekayaan
Negara dan Lelang Palopo pada tanggal 23 Oktober 2014, Stasiun Karantina
Pertanian Kelas II Mamuju mengutus 1 (satu) orang untuk mengikuti
kegiatan tersebut atas nama Teguh Aryanugraha Tandisau, A.Md.
s. Internalisasi Penyusunan Sasaran Kerja Pegawai lingkup Badan
Karantina Pertanian
Kegiatan Internalisasi Penyusunan Sasaran Kerja Pegawai lingkup
Badan Karantina Pertanian diselenggarakan pada tanggal 27 s.d 29 Oktober
2014 di Rizen Premiere Hotel, Jl. Raya Puncak KM. 77 Cisarua, Bogor –
Jawa Barat. Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju mengutus 1 (satu)
untuk mengikuti kegiatan tersebut atas nama Pusvawirna Natalia Muchtar,
A.Md.
t. Public Hearing Standar Pelayanan Publik Karantina Pertanian Balai
Karantina Pertanian Kelas II Tarakan
Public Hearing Standar Pelayanan Publik Karantina Pertanian Balai
Karantina Pertanian Kelas II Tarakan diselenggarakan pada tanggal 11
November 2014 di Hotel Tarakan Plaza, Jl. Yos Sudarso, Tarakan –
Kalimantan Timur. Pada kegiatan tersebut, Stasiun Karantina Pertanian
Kelas II Mamuju mengutus 3 (tiga) orang untuk mengikuti kegiatan tersebut
antara lain Drh. Priyadi (Kepala SKP Kelas II Mamuju), Drh. Totok Hadi
Sucahyo (Medik Veteriner Pertama) dan Instiarni, SP (POPT Ahli).
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2014 46
u. Gerakan Penerapan Revolusi Mental Anti Korupsi (PERMAK)
”Pembinaan Komitmen Anti Korupsi Menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi (WBK)” lingkup Kementerian Pertanian
Gerakan Penerapan Revolusi Mental Anti Korupsi (PERMAK)
”Pembinaan Komitmen Anti Korupsi Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi
(WBK)” lingkup Kementerian Pertanian dilaksanakan pada tanggal 3 s.d 5
Desember 2014 di Auditorium Gedung F, Kantor Pusat Kementerian
Pertanian Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan – Jakarta Selatan. Pada kegiatan
tersebut Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju mengutus 1 (satu)
orang atas nama Drh. Priyadi ( Kepala SKP Kelas II Mamuju).
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 52
BAB III
CAPAIAN PENGUATAN SARANA
DAN PRASARANA
Sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suatu proses
pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan
yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan target
yang telah ditetapkan. Terlebih Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju Sulawesi
Barat merupakan organisasi yang mengedepankan pelayanan kepada masyarakat.
Sarana dan Prasarana memiliki komponen 3 M (Man, Money and Material).
Sarana pendukung pelaksanaan operasional di SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat
(per 31 Desember 2014) adalah sebagai berikut :
3.1. Barang Tidak Bergerak
3.1.1 Tanah
Tanah yang dimiliki SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat terdiri 8
(delapan) kapling berada di wilayah kerja, yakni :
a. Tanah instalasi karantina hewan / kandang Wilayah Kerja Pelabuhan
Mamuju seluas 1.738 m2 dengan Nomor Sertifikat : 31.05.03.01.4.00057.
Tanah tersebut merupakan hibah Dinas Peternakan Kabupaten Dati II
Mamuju. Tanah ini dulunya dihibahkan Dinas Peternakan Kabupaten Dati II
Mamuju kepada Stasiun Karantina Hewan Kelas II Pare-Pare karena dulu
Wilayah Kerja Mamuju dibawahi oleh Stasiun Karantina Hewan Kelas II
Pare - Pare. Saat ini tanah tersebut telah diserah terimakan antara Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Pare - Pare dengan SKP Kelas II Mamuju
Sulawesi Barat.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 53
b. Tanah seluas 2.000 m2 yang berada di Mamuju yang merupakan transfer
masuk dari Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Pare - Pare kepada SKP
Kelas II Mamuju Sulawesi Barat. Diatas tanah tersebut telah dibangun
gedung kantor SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat dengan Nomor
Sertifikat : 31.05.03.01.3.00030.
c. Tanah Wilayah Kerja Majene seluas 2.512 m2 transfer masuk dari Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I Pare - Pare kepada SKP Kelas II Mamuju
Sulawesi Barat dibangun diatasnya instalasi kandang wilayah kerja dan
tanah seluas 910 m2 yang merupakan tanah idle yang dibangun diatasnya
pagar.
d. Tanah seluas 314 m2 bersertifikat merupakan penyerahan dari Balai Besar
Karantina Pertanian Makassar kepada SKP Kelas II Mamuju Sulawesi
Barat dibangun diatasnya Rumah Dinas pimpinan dengan Nomor Sertifikat
: 31.05.04.06.4.00002.
e. Tanah seluas 797 m2 bersertifikat merupakan penyerahan dari Balai Besar
Karantina Pertanian Makassar kepada SKP Kelas II Mamuju Sulawesi
Barat yang berada di Desa Kabuloang Kecamatan Kalukku. Diatas tanah
tersebut dibangun gedung kantor yang menjadi Wilayah Kerja Bandara
Tampapadang dengan Nomor sertifikat : 31.05.05.08.4.00001.
f. Tanah seluas 1.605 m2 merupakan penyerahan dari Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Pare - Pare dibangun diatasnya Laboratorium Karantina
Pertanian Mamuju dengan Nomor Sertifikat : 31.05.03.01.4.00039.
g. Tanah seluas 1.000 m2 dengan Nomor sertifikat 31.02.02.01.4.00022
merupakan tanah SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat yang berada di
Kabupaten Mamuju Utara. Diatas tanah tersebut telah dibangun gedung
kantor Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Pasangkayu SKP Kelas II Mamuju.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 54
h. Tanah seluas 26.600 m2 dengan Nomor sertifikat 31.05.03.03.4.00023
merupakan tanah SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat yang berada di
Desa Botteng Kecamatan Simboro. Diatas tanah tersebut akan dibangun
instalasi karantina hewan / kandang Wilayah Kerja Pelabuhan Laut
Mamuju.
3.1.2 Bangunan Gedung
Bangunan Gedung yang dimiliki oleh SKP Kelas II Mamuju Sulawesi
Barat adalah sebagai berikut :
a. Garasi seluas 48 m2 merupakan garasi pada Kantor Induk SKP Kelas II
Mamuju.
Gambar 3.1.2.a Garasi SKP Kelas II Mamuju
b. Kandang seluas 82 m2 yang berada di Jl. Martadinata merupakan kandang
instalasi karantina hewan yang merupakan wilayah kerja pelabuhan
mamuju.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 55
Gambar 3.1.2.b Kandang Instalasi Karantina Hewan SKP Kelas II Mamuju
c. Kantor seluas 42 m2, gedung ini transfer masuk dari Stasiun Karantina
Pertanian Kelas I Parepare dan merupakan Kantor Wilayah Kerja
Pelabuhan Mamuju.
Gambar 3.1.2.c Kantor Wilayah Kerja Mamuju
d. Gedung rumah dinas pimpinan SKP Kelas II Mamuju seluas 62 m2 dan
seluas 20 m2 yang berada di Jl. Andi Makkasau No. 28 Mamuju.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 56
Gambar 3.1.2.d Gedung Rumah Dinas Pimpinan SKP Kelas II Mamuju
e. Pos Jaga seluas 36 m2, gedung ini merupakan Pos Jaga Wilayah Kerja
Pelabuhan Mamuju yang berada di lahan milik ASDP Mamuju.
Gambar 3.1.2.e Pos Jaga Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Mamuju
f. Gedung kantor seluas 36 m2, gedung ini merupakan Ruang Arsip SKP
Kelas II Mamuju Sulawesi Barat
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 57
Gambar 3.1.2.f Gedung Ruang Arsip SKP Kelas II Mamuju
g. Gedung kantor seluas 100 m2, gedung ini merupakan kantor wilayah
kerja Mamuju Pelabuhan Belang - Belang dan Bangunan seluas 50 m2
merupakan gudang instalasi kantor wilayah kerja Mamuju pelabuhan
Belang - Belang.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 58
Gambar 3.1.2.g Gedung dan Gudang Kantor Wilayah Kerja Pelabuhan
Belang – Belang
h. Gedung kantor seluas 36 m2, gedung ini diperuntukkan bagi Petugas
Fungsional SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat yang sebelumnya
merupakan gedung laboratorium.
Gambar 3.1.2.h Gedung Fungsional
i. Gedung seluas 285 m2, gedung ini merupakan laboratorium Karantina
Hewan dan Karantina Tumbuhan SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 59
Gambar 3.1.2.i Gedung Laboratorium
j. Gedung kantor seluas 45 m2, gedung ini merupakan kantor wilayah
kerja Polewali Mandar.
Gambar 3.1.2.j Gedung Wilayah Kerja Polewali Mandar
k. Gedung kantor seluas 50 m2, gedung ini merupakan kantor wilayah
kerja Majene dan bangunan seluas 120 m2 merupakan instalasi
kandang wilayah kerja Majene.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 60
Gambar 3.1.2.k Gedung dan Kandang Wilayah Kerja Majene
l. Gedung kantor seluas 1.600 m2, gedung ini merupakan Kantor Pusat
Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju.
Gambar 3.1.2.l Gedung Kantor SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 61
m. Gedung Kantor seluas 60 m2, kantor ini merupakan Wilayah Kerja
Pasangkayu SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat.
Gambar 3.1.2.m Gedung Kantor Wilayah Kerja Pasangkayu
n. Gedung Rumah Dinas seluas 120 m2, gedung ini merupakan rumah dinas
Pegawai SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat.
Gambar 3.1.2.n Gedung Rumah Dinas
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 62
Dari beberapa gedung bangunan yang dimiliki oleh Stasiun Karantina
Pertanian Kelas II Mamuju, kondisi bangunan masih dalam keadaan baik,
bangunan yang berada di Polewali Mandar dalam keadaan rusak.
1. Peralatan Kantor dan Peralatan Laboratorium
Peralatan kantor dan peralatan Laboratorium yang dimiliki oleh SKP
Kelas II Mamuju Sulawesi Barat sampai dengan Desember 2016 adalah
sebagai berikut :
a. Peralatan Kantor :
1. Portable Water Pump
2. Pompa Air
3. Scanner
4. Penyemprot mesin (Power Sprayer)
5. Mesin Ketik Lainnya
6. Lemari Besi / Metal
7. Rak Besi
8. Rak Kayu
9. Filing Cabinet Besi
10. Brandkas
11. Locker
12. CCTV – Camera Control Television System
13. Mesin Absensi
14. Alat Pengaman / Sinyal
15. LCD Projector / Infocus
16. Meja Kerja Besi / Metal
17. Meja Kerja Kayu
18. Kursi Besi / Metal
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 63
19. Sice
20. Sketsel
21. Meja Makan Kayu
22. Meubelair Lainnya
23. Mesin Penghisap Debu / Vacuum Cleaner
24. Mesin Pemotong Rumput
25. Mesin Cuci
26. Lemari Es
27. AC Split
28. Televisi
29. Amplifier
30. Loudspeaker
31. Sound System
32. Microphone Table Stand
33. Tustel
34. Tangga Aluminium
35. Dispenser
36. Handy Cam
37. Gordyin / Kray
38. Kabel Roll
39. DVD Player
40. Tangki Air
41. Audio Mixing Portable
42. Microphone Connector Box
43. Uninterruptible Power Supply (UPS)
44. Power Supply
45. Rak Peralatan
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 64
46. GPS Receiver
47. Handy Talky (HT)
48. Facsimile
49. Peralatan Antena Penerima MF+HF
50. Unit Transceiver MF+HF Portable
51. Tablet + Dilter Penjernih Air
52. Lemari Camera
53. Finger Print Camera
54. PC Unit
55. Laptop
56. Note Book
57. Printer (Peralatan Personal Komputer)
58. Server
59. Router
60. Modem
61. Rak Server
62. Peralatan Jaringan Lainnya
63. Tenda Sangga
64. Lemari Obat (Kaca)
65. Alat pemadam kebakaran
66. Meja Kerja
b. Peralatan Laboratorium :
1. Stetoscope
2. Ultra Violet Viewing Box and Lampu Ultraviol
3. Bracket Holder
4. Mikroscop dengan camera
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 65
5. Corong Pemisah
6. Incubator
7. Microscope
8. Corong
9. Mikroscope dengan camera
10. Disecting Apparatus
11. Alat Laboratorium Umum Lainnya
12. Stereo Microscope
13. Differential Cell Counter
14. Alat Pemanas
15. Personal Computer
16. Shaker (Alat Laboratorium Pertanian)
17. Stabilizer / UPS
18. Saringan Besi
19. Refrigerator
20. Santrifuge Biasa
21. Shaker
22. Freezer
23. Digital Analitical Balance
24. Unit alat laboratorium lainnya
25. Hot Plate (General Laboratory Tool)
26. Air Purlier
27. Generator
28. Laminar Air Flow
29. Vortex Mixer
30. Auto Clave
31. ELISA Reader
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 66
32. Sentrifus Electric
33. Blender
34. Waterbath (Shake, Still)
35. pH Meter
36. Desikator Vaccum
37. Micro pipettes
38. Alat Penghancur Jarum
3.2. Barang Bergerak
Barang bergerak yang dimiliki oleh SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat
berupa kendaraan roda - 4 dan roda - 2 sampai dengan tahun 2015 jumlah
kendaraan operasional yang dimiliki adalah sebagai berikut :
a. Kendaraan Operasional roda 4 = 3 (tiga) unit
b. Kendaraan Operasional roda 2 = 24 (dua puluh empat) unit
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 67
BAB IV
CAPAIAN KEUANGAN DAN PERENCANAAN
4.1. Keuangan
Sebagaimana diamanatkan Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara dan Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2014
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015,
Menteri / Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran / Barang mempunyai
tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian
Negara / Lembaga yang dipimpinnya.
SKP Kelas II MamujuSulawesi Barat adalah salah satu entitas akuntansi
dibawah Badan Karantina Pertanian yang berkewajiban menyelenggarakan
akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun laporan keuangan berupa
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan Laporan Keuangan SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat
mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 171/PMK.05/2007
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor : 233/PMK.05/2011 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Pusat serta Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
PER-57 tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan
Kementerian Negara / Lembaga.
Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan 233/PMK.05/2011 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, Menteri/Pimpinan
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 68
Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan
menyampaikan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang
meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan
Keuangan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal, dalam rangka
penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP).
Laporan Keuangan SKP Kelas II MamujuSulawesi Barat Tahun 2015 ini
telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).
Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) SKP Kelas II Mamuju
Sulawesi Barat TA. 2015 sesuai Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Petikan Awal Nomor : SP DIPA-018.12.2.499500/2015 tanggal 14 November
2014 semula sebesar Rp. 5.333.621.000,- yang selanjutnya terjadi revisi menjadi
Rp. 7.913.110.000. DIPA terdiri dari Pagu Satuan Kerja yang dibiayai melalui
Rupiah Murni (RM) sebesar Rp. 7.813.110.000,- serta kegiatan yang didanai
melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp. 100.00.000,-.
Total anggaran tersebut telah terealisasi sebesar Rp. 7.723.618.646,- dengan
nilai persentase 97,61% dilaksanakan melalui Program Peningkatan Kualitas
Pengkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati dari Januari s.d.
Desember 2015.
4.1.1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan realisasi anggaran menggambarkan perbandingan antara
anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan
dan belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember
2015.
Realisasi Pendapatan Negara pada SKP Kelas II Mamuju Sulawesi
Barat TA.2015 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 69
Rp. 489.153.764,- atau mencapai 244,57 persen dari estimasi
pendapatannya sebesar Rp. 200.000.000. Realisasi Belanja Negara pada
TA. 2015 adalah sebesar Rp. 7.723.618.646,- atau mencapai 97,61
persen dari alokasi anggaran sebesar Rp. 7.913.110.000.
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran SKP Kelas II Mamuju
Sulawesi Barat TA. 2015 dan TA. 2014, dapat disajikan sebagai berikut :
Tabel 4.1.1.a
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2015 dan 2014
(dalam Rupiah)
URAIAN
2015 2014
ANGGARAN REALISASI % REAL. THD
ANGGARAN REALISASI
Pendapatan
Negara 200.000.000 489.153.764 244,57 381.220.274
Belanja Negara 7.913.110.000 7.723.618.646 97,61 5.500.066.503
Tabel 4.1.1.b
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2015
URAIAN ANGGARAN REALISASI %
Belanja Pegawai 1.561.032.000 1.449.409.171 92,85
Belanja Barang 4.695.578.000 4.631.994.275 98,65
Belanja Modal 1.656.500.000 1.642.215.200 99,14
Total Belanja Kotor 7.913.110.000 7.723.618.646 97,61
Pengembalian Belanja - 0
Belanja Netto 7.913.110.000 7.723.618.646 97,61
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 70
Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik
berikut ini :
Grafik 4.1.1 Komposisi anggaran dan realisasi belanja
Berdasarkan Tabel 3 Perbandingan Realisasi Belanja (Bersih) SKP Kelas
II Mamuju Sulawesi Barat TA. 2015 dan TA. 2014 menunjukkan bahwa
realisasi belanja pada TA. 2015 mengalami peningkatan sebesar 40,43
persen dibandingkan realisasi belanja pada TA. 2014.
0
500,000,000
1,000,000,000
1,500,000,000
2,000,000,000
2,500,000,000
3,000,000,000
3,500,000,000
4,000,000,000
4,500,000,000
5,000,000,000
Anggaran Realisasi
1,561,032,0001.259.852.788
4,695,578,0004,631,994,275
1,656,500,000 1,642,215,200
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 71
Hal ini disebabkan antara lain, yaitu :
1. Pagu anggaran belanja barang meningkat dalam rangka mendukung
upaya khusus ( UPSUS ) peningkatan produksi padi, jagung dan
kedelai wilayah Sulawesi Barat.
2. Pagu anggaran belanja modal meningkat terutama adanya pengadaan
tanah IKH dalam rangka mendukung tugas dan fungsi SKP Kelas II
Mamuju Sulawesi Barat.
Tabel 4.1.1.c
Perbandingan Realisasi Belanja TA 2015 dan 2014
URAIAN JENIS BELANJA REALISASI T.A. 2015 REALISASI T.A. 2014 NAIK (TURUN) %
Belanja Pegawai 1.449.407.171 1.256.641.232 15,34
Belanja Barang 4.631.994.275 3.108.256.333 49,02
Belanja Modal 1.642.215.200 1.135.168.938 44,67
Jumlah Belanja 7.723.616.646 5.500.066.503 40,43
4.1.1.1 BELANJA PEGAWAI
Realisasi Belanja Pegawai SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat
pada TA.2015 meliputi; Belanja Gaji dan Tunjangan PNS dan Belanja
Lembur.
Realisasi Belanja Pegawai TA.2015 dan TA. 2014 adalah masing
masing sebesar Rp. 1.449.409.171 dan Rp. 1.256.641.232.
Berdasarkan Tabel 4, realisasi belanja TA.2015 mengalami kenaikan
sebesar 15,34 persen dari realisasi belanja TA.2014.
Hal ini disebabkan antara lain, yaitu:
1. Kenaikan Gaji pegawai TA.2015 sebesar 7%
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 72
2. Adanya kenaikan pangkat dan golongan pegawai tahun 2015
Golongan IIb menjadi IIc sebanyak 1 orang
Golongan IIc menjadi IId sebanyak 2 orang
Golongan IId menjadi IIIa sebanyak 1 orang
Golongan IIIa menjadi IIIb sebanyak 1 orang
Golongan IIIb menjadi IIIc sebanyak 3 orang
3. Adanya pengangkatan pejabat fungsional dari fungsional umum
ke fungsional khusus dan kenaikan jabatan fungsional.
4. Adanya penambahan pegawai sebanyak 2 pegawai.
Tabel 4.1.1.1
Perbandingan Belanja Pegawai TA 2015 dan TA 2014
URAIAN JENIS BELANJA REALISASI T.A. 2015REALISASI T.A.
2014
Naik (Turun)
%
Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 1.351.096.483 1.161.336.788 16,34
Belanja Tunj. Khusus dan Belanja
Pegawai Transito 0 0 -
Belanja Lembur 99.064.000 98.516.000 0,56
Jumlah Belanja Kotor 1.450.160.483 1.259.852.788 15,11
Pengembalian Belanja Pegawai (751.312) (3.211.556) (76,61)
Jumlah Belanja Bersih 1.449.409.171 1.256.641.232 15,34
4.1.1.2 BELANJA BARANG
Realisasi Belanja Barang SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat TA.
2015 dan TA. 2014 adalah masing-masing sebesar Rp. 4.631.994.275,-
dan Rp. 3.108.256.333,-
Berdasarkan Tabel 5, Realisasi Belanja Barang TA. 2015
mengalami peningkatan sebesar 49,02 persen dari Realisasi Belanja
Barang TA. 2014.
Hal ini disebabkan antara lain, yaitu:
Peningkatan pagu anggaran belanja barang;
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 73
Adanya tambahan anggaran pada bulan maret 2015 yang
seluruhnya belanja barang sebesar Rp. 1.790.320.000;
Tabel 4.1.1.2
Perbandingan Belanja Barang TA. 2015 dan TA. 2014
URAIAN JENIS BELANJA REALISASI T.A 2015 REALISASI T.A. 2014Naik
(Turun) %
Belanja Barang Operasional 837.385.252 613.986.610 36,38
Belanja Barang Non Operasional 526.308.050 580.814.310 (9,38)
Belanja Barang Persediaan 207.194.800 - -
Belanja Jasa 466.485.384 211.760.387 120,29
Belanja Pemeliharaan 293.409.399 303.200.576 (3,23)
Belanja Perjalanan Dalam Negeri 2.301.211.390 1.398.494.450 64,55
Jumlah Belanja Kotor 4.631.994.275 3.108.256.333 49,02
Pengembalian Belanja - - -
Jumlah Belanja Bersih 4.631.994.275 3.108.256.333 49,02
4.1.1.3 BELANJA MODAL
Realisasi Belanja Modal SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat
TA.2015 dan TA.2014 adalah masing-masing sebesar Rp.
1.642.215.200,- dan Rp. 1.135.168.938,-.
Berdasarkan Tabel 6, Realisasi Belanja Modal SKP Kelas II Mamuju
Sulawesi Barat TA. 2015 mengalami peningkatan sebesar 69,12 persen
dibandingkan Realisasi Belanja Modal TA.2014.
Hal ini disebabkan antara lain, yaitu :
Adanya pembelian tanah dan pematangan tanah IKH sebesar
Rp. 1.101.544.200;
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 74
Tabel 4.1.1.3
Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2015 dan 2014
URAIAN JENIS BELANJA REALISASI T.A. 2015 REALISASI T.A 2014 Naik (Turun) %
Belanja Modal Tanah 1.101.544.200 0 100,00%
Belanja Modal Peralatan dan Mesin 207.170.000 670.904.200 -69,12
Belanja Modal Gedung dan Bangunan 333.501.000 416.921.000 -20,01
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 0 47.343.738 -100,00
Jumlah Belanja Kotor 1.642.215.200 1.135.168.938 69,12%
Pengembalian Belanja Modal 0 0 0,00
Jumlah Belanja Bersih 1.642.215.200 1.135.168.938 69,12%
4.1.2 NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas dana pada 31 Desember 2015 dan 2014.
Neraca yang disajikan adalah hasil dari proses Sistem Akuntansi
Instansi, sebagaimana yang diwajibkan dalam Peraturan Menteri
KeuanganNomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan
233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Pusat
Nilai Aset per 31 Desember 2015 dicatat dan disajikan sebesar
Rp 12.185.342.472,- yang terdiri dari : Aset Lancar sebesar
Rp. 220.134.030,- Aset Tetap (neto setelah akumulasi penyusutan)
sebesar Rp. 11.965.208.442,- Piutang Jangka Panjang (neto setelah
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 75
penyisihan piutang tak tertagih) sebesar Rp. 0 dan Aset Lainnya (neto
setelah akumulasi penyusutan) sebesar Rp. 0.
Nilai Kewajiban seluruhnya tersaji sebesar Rp. 16.166.330,- yang
merupakan Kewajiban Jangka Pendek. Nilai Ekuitas disajikan sebesar
Rp. 12.169.176.142.
Ringkasan Neraca per 31 Desember 2015 dan per 31 Desember
2014 dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.1.2
Ringkasan Neraca per 31 Desember 2015 dan 2014
(dalam Rupiah)
Rp %
ASET
Aset Lancar 220.134.030 216.817.428 3.316.602 1,53
Aset Tetap 11.965.208.442 11.128.084.483 837.123.959 7,52
Piutang Jk Panjang - - - 0,00
Aset Lainnya - - - 0,00
Jumlah Aset 12.185.342.472 11.344.901.911 840.440.561 7,41
KEWAJIBAN
Kewajiban Jk Pendek 16.166.330 15.243.720 922.610 6,05
Jumlah Kewajiban 16.166.330 15.243.720 922.610 6,05
EKUITAS DANA
Ekuitas Dana Lancar - 201.573.708 (201.573.708) -100,00
Ekuitas Dana Investasi 12.169.176.142 11.128.084.483 1.041.091.659 9,36
Jumlah Ekuitas Dana 12.169.176.142 11.329.658.191 839.517.951 7,41
Uraian 31 Desember 2015 31 Desember 2014 Kenaikan / Penurunan
4.1.3 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi
tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos
yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Termasuk
pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan
dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-
pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas
laporan keuangan.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 76
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran SKP Kelas II Mamuju
Sulawesi Baratuntuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31
Desember 2015, Pendapatan Negara dan Hibah dan Belanja Negara
diakui berdasarkan basis kas, yaitu diakui pada saat kas diterima atau
dikeluarkan dari rekening kas negara.
Dalam penyajian Neraca untuk periode per tanggal 31 Desember
2015, nilai Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Dana diakui berdasarkan basis
akrual, yaitu diakui pada saat diperolehnya hak atas dan timbulnya
kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau
dikeluarkan dari rekening kas negara.
Realisasi Pendapatan Negara untuk periode yang berakhir pada 31
Desember 2015 adalah sebesar Rp. 489.153.764 atau mencapai 244,57
persen dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp.
200.000.000.
Pendapatan Negara dan Hibah SKP Kelas II Mamuju Sulawesi
Baratterdiri dari Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN Lainnya,
Pendapatan Sensor/Karantina Pengawasan/Pemeriksaan, Pendapatan
Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah, Penerimaan
Kembali Belanja Pegawai Pusat TAYL, dan Pendapatan Lain-lain.
Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasinya dapat dilihat dalam
Tabel 4.1.3 berikut ini:
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 77
Tabel 4.1.3
Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan
1. Pendapatan dari Pemindahan BMN
Lainnya - - -
2. Pendapatan Sensor/Karantina,
Pengawasan/Pemeriksaan 200.000.000 489.153.764 244,57
3. Pendapatan Denda Keterlambatan
Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah - - -
4. Penerimaan Kembali Belanja
Pegawai Pusat TAYL - - -
5. Pendapatan Anggaran Lain-lain - - -
Jumlah 200.000.000 489.153.764 244,57
Uraian
2015
Anggaran Realisasi % Real
Angg.
Berdasarkan Tabel 4.1.3 Perbandingan Realisasi Pendapatan TA. 2015
dan TA. 2014 menunjukkan bahwa realisasi pendapatan dari PNBP pada TA.
2015 mengalami kenaikan sebesar 77,93 persen dari realisasi pendapatan dari
PNBP TA. 2014 yang disebabkan karena terjadinya kenaikan pendapatan
Sensor / Karantina.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 78
Tabel 4.1.3.a
Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2015 dan 2014
URAIAN REALISASI T.A. 2014 REALISASI T.A. 2014NAIK (TURUN)
%
1. Pendapatan Sensor/Karantina,
Pengawasan/Pemeriksaan489.153.764 379.574.609 28,87
2. Pendapatan Denda
Keterlambatan Penyelesaian
Pekerjaan Pemerintah
3. Pendapatan dari
Pemindahtanganan BMN Lainnya
4. Pendapatan Denda
Keterlambatan Penyelesaian
Pekerjaan Pemerintah
5. Penerimaan Kembali Belanja
Pegawai Pusat TAYL- 1.645.665 -100,00
6. Penerimaan Kembali Belanja
Lainnya TAYL
7. Pendapatan Pelunasan Piutang
Non Bendahara
8. Pendapatan Anggaran Lain-lain
Jumlah Pendapatan 489.153.764 381.220.274 28,31
Tabel 4.1.3.b
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam Rupiah)
TA 2014
ANGGARAN REALISASI REALISASI
A. Pendapatan Negara dan Hibah B.1.
1. Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1. 200.000.000 489.153.764 244,57 389.320.274
Jum Pendpt Negara & Hibah 200.000.000 489.153.764 244,57 389.320.274
B. Belanja Negara B.2.
1. Belanja Pegawai B.2.1. 1.561.032.000 1.449.409.171 92,85 1.256.641.232
2. Belanja Barang B.2.2. 4.695.578.000 4.631.994.275 98,65 3.108.256.333
3. Belanja Modal B.2.3. 1.656.500.000 1.642.215.200 99,14 1.135.168.938
Jumlah Belanja Negara 7.913.110.000 7.723.618.646 97,61 5.500.066.503
% thd AnngCATATANURAIANTA 2015
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 79
Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Karantina Pertanian dan
Pengawasan Kemananan Hayati
a. Layanan Sertifikasi Karantina Pertanian dan Pengawasan Keamanan
Hayati ( 1823.002 ) terdiri dari:
MAK 521211
Jumlah anggaran : Rp. 447.780.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 444.538.250,-
Sisa anggaran : Rp. 3.241.750,-
MAK 521213
Jumlah anggaran : Rp. 15.600.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 15.600.000,-
Sisa anggaran : Rp. 0,-
MAK 521219
Jumlah anggaran : Rp. 46.725.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 46.289.800,-
Sisa anggaran : Rp. 435.200,-
MAK 521811
Jumlah anggaran : Rp. 14.500.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 13.850.000,-
Sisa anggaran : Rp. 650.000,-
MAK 521821
Jumlah anggaran : Rp. 96.475.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 96.454.500,-
Sisa anggaran : Rp. 20.500,-
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 80
MAK 522141
Jumlah anggaran : Rp. 20.200.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 10.180.000,-
Sisa anggaran : Rp. 20.000,-
MAK 522151
Jumlah anggaran : Rp. 72.900.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 72.900.000,-
Sisa anggaran : Rp. 0,-
MAK 522191
Jumlah anggaran : Rp. 176.500.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 174.265.000,-
Sisa anggaran : Rp 2.235.000,-
MAK 524111
Jumlah anggaran : Rp. 921.090.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 919.797.650,-
Sisa anggaran : Rp. 1.292.350,-
MAK 524112
Jumlah anggaran : Rp. 541.810.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 540.737.050,-
Sisa anggaran : Rp. 1.072.950,-
MAK 524113
Jumlah anggaran : Rp. 180.960.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 180.567.500,-
Sisa anggaran : Rp. 392.500,-
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 81
MAK 524119
Jumlah anggaran : Rp. 584.480.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 580.364.140,-
Sisa anggaran : Rp. 4.115.860,-
b. Layanan Perkantoran(1823.994) terdiri dari :
MAK 511111
Jumlah anggaran : Rp. 926.234.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 922.067.140,-
Sisa anggaran : Rp. 4.166.860,-
MAK 511119
Jumlah anggaran : Rp. 35.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 28.469,-
Sisa anggaran : Rp. 6.531,-
MAK 511121
Jumlah anggaran : Rp. 60.246.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 60.223.170,-
Sisa anggaran : Rp. 22.830,-
MAK 511122
Jumlah anggaran : Rp. 15.677.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 15.392.285,-
Sisa anggaran : Rp. 284.715,-
MAK 511123
Jumlah anggaran : Rp. 11.050.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 11.050.000,-
Sisa anggaran : Rp. 0,-
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 82
MAK 511124
Jumlah anggaran : Rp. 107.700.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 107.640.000,-
Sisa anggaran : Rp. 60.000,-
MAK 511125
Jumlah anggaran : Rp. 15.937.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 13.826.947,-
Sisa anggaran : Rp. 2.110.053,-
MAK 511126
Jumlah anggaran : Rp. 61.396.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 60.584.160,-
Sisa anggaran : Rp. 811.840,-
MAK 511129
Jumlah anggaran : Rp. 184.800.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 137.328.000,-
Sisa anggaran : Rp. 47.472.000,-
MAK 511151
Jumlah anggaran : Rp. 78.877.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 22.205.000,-
Sisa anggaran : Rp. 56.672.000,-
MAK 512211
Jumlah anggaran : Rp. 99.080.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 99.064.000,-
Sisa anggaran : Rp. 16.000,-
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 83
MAK 521111
Jumlah anggaran : Rp. 651.531.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 651.505.497,-
Sisa anggaran : Rp. 25.503,-
MAK 521113
Jumlah anggaran : Rp. 54.432.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 54.416.305,-
Sisa anggaran : Rp. 15.695,-
MAK 521114
Jumlah anggaran : Rp. 12.000.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 11.983.200,-
Sisaanggaran : Rp. 16.800,-
MAK 521115
Jumlah anggaran : Rp. 110.940.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 110.940.000,-
Sisa anggaran : Rp. 0,-
MAK 521119
Jumlah anggaran : Rp. 8.749.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 8.540.250,-
Sisa anggaran : Rp. 208.750,-
MAK 521811
Jumlah anggaran : Rp. 97.000.000,-
Realisasi Januari s.d Desember 2015 : Rp. 96.890.300,-
Sisa Anggaran : Rp. 109.700,-
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 84
MAK 522111
Jumlah anggaran : Rp. 162.000.000,-
Realisasi Januari s.d Desember 2015 : Rp. 147.034.951,-
Sisa Anggaran : Rp. 14.965.049,-
MAK 522112
Jumlah anggaran : Rp. 60.000.000,-
Realisasi Januari s.d Desember 2015 : Rp. 37.068.903,-
Sisa Anggaran : Rp. 22.931.097,-
MAK 522113
Jumlah anggaran : Rp. 12.000.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 5.236.530,-
Sisa anggaran : Rp. 6.763.470,-
MAK 522141
Jumlah anggaran : Rp. 19.800.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 19.800.000,-
Sisa anggaran : Rp. 0,-
MAK 523111
Jumlah anggaran : Rp. 69.408.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 69.103.000,-
Sisa anggaran : Rp. 305.000,-
MAK 523121
Jumlah anggaran : Rp. 217.898.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 213.506.399,-
Sisa anggaran : Rp. 4.391.601,-
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 85
MAK 523129
Jumlah anggaran : Rp. 10.800.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 10.800.000,-
Sisa anggaran : Rp. 0,-
c. Kendaraan Bermotor (1823.995)
MAK 532111
Jumlah anggaran : Rp. 125.000.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 124.907.000,-
Sisa anggaran : Rp. 93.000,-
d. Peralatan Pengolah Data dan Komunikasi ( 1823.996 )
MAK 532111
Jumlah anggaran : Rp. 35.000.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 35.000.000,-
Sisa anggaran : Rp. 0,-
e. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran ( 1823.997 )
MAK 532111
Jumlah anggaran : Rp. 47.500.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 47.263.000,-
Sisa anggaran : Rp. 237.000,-
f. Gedung / Bangunan ( 1823.998 )
MAK 531111
Jumlah anggaran : Rp. 309.490.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 308.474.200,-
Sisa anggaran : Rp. 1.015.800,-
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 86
MAK 531113
Jumlah anggaran : Rp. 6.200.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 6.200.000,-
Sisa anggaran : Rp. 0,-
MAK 531115
Jumlah anggaran : Rp. 792.060.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 784.770.000,-
Sisa anggaran : Rp. 7.290.000,-
MAK 531117
Jumlah anggaran : Rp. 2.250.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 2.100.000,-
Sisa anggaran : Rp. 150.000,-
MAK 533111
Jumlah anggaran : Rp. 239.000.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 234.001.000,-
Sisa anggaran : Rp. 4.999.000,-
MAK 533121
Jumlah anggaran : Rp. 100.000.000,-
Realisasi Januari s.d. Desember 2015 : Rp. 99.500.000,-
Sisa anggaran : Rp. 500.000,-
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 87
4.2 Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Penerimaan Negara Bukan pajak (PNBP) SKP Kelas II Mamuju Sulawesi
Barat tahun 2015 dengan target sebesar Rp. 200.000.000,-, terealisasi sebesar
Rp. 489.153.764,- . Realiasai PNBP TA. 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2
Realisasi PNBP TA 2015
1. Pendapatan dari Pemindahan BMN
Lainnya - -
2. Pendapatan Sensor/Karantina,
Pengawasan/Pemeriksaan 200.000.000 489.153.764 244,58
3. Pendapatan Denda Keterlambatan
Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah - -
4. Penerimaan Kembali Belanja
Pegawai Pusat TAYL - - -
5. Pendapatan Anggaran Lain-lain - -
Jumlah 200.000.000 489.153.764 244,58
Uraian
2015
Anggaran Realisasi % Real
Angg.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015
169
BAB IX
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan
1. Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju dalam rangka revitalisasi
Badan Karantina Pertanian – Kementerian Pertanian telah melakukan
langkah – langkah strategis, berupa pemenuhan penguatan infrastruktur,
penguatan publik awareness, penguatan Sumber Daya Manusia, khusus
pembinaan mental spiritual, penguatan teknologi informasi, khususnya
penerapan Sistem Informasi Karantina Hewan (E-QVet) dan Sistem
Informasi Karantina Tumbuhan (E-Plaq), penguatan peraturan perundang
undangan, serta berupaya keras meyakinkan Pemerintah Sulawesi Barat
dan jajaran pimpinan pusat terkait status eselonering untuk disejajarkan
dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di tempat tugas saat ini.
2. Cukup banyak tempat tempat pemasukan dan pengeluaran di wilayah
Provinsi Sulawesi Barat yang belum terawasi petugas karantina pertanian,
sehingga dipandang perlu bekerjasama dengan instansi terkait dan
dukungan Pemerintah Daerah dalam rangka penyelengaraan
perkarantinaan, serta pembentukan kader - kader karantina pertanian di
daerah - daerah yang cukup strategi.
3. SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat telah mencapai target yang telah
ditetapkan dalam Sasaran dan Rencana Mutu penerapan Sistem
Manajemen Mutu ISO (9001 : 2008);
4. Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju pada tahun 2015 menargetkan
Laboratorium Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju dapat
menerapkan ISO/IEC 17025:2005 atau SNI ISO/IEC 17025:2008 dengan
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015
170
mendapatkan sertifikat ISO/IEC 17025:2005 atau SNI ISO/IEC 17025:2008
dari Komite Akreditasi Nasional ( KAN ).
5. Terjadi peningkatan kualitas perkarantinaan pertanian dan pengawasan
keamanan hayati yang efektif, dengan indikator capaian kinerja yaitu ;
Realisasi target operasional sertifikasi karantina pertanian dan
pengawasan keamanan hayati;
Tingkat kesesuaian tindakan karantina dan pengawasan keamanan
hayati terhadap kebijakan standar, teknik dan metode yang telah
diberlakukan;
Peningkatan kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina;
Peningkatan kualitas dan manajemen kinerja.
8.2. Saran
1. SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat, perlu senantiasa mempersiapkan diri
dalam rangka mengantisipasi aktifnya Bandar Udara Sumarorong di
Sumarorong Kab. Mamasa, Pelabuhan dibeberapa wilayah seperti
Pelabuhan Belang - Belang yang akan menjadi pelabuhan Internasional,
Pelabuhan Silopo di Kabupaten Polewali Mandar yang akan menjadi
pelabuhan penghubung antara pulau Jawa dan Kalimantan, Pelabuhan
Palipi di Kabupaten Majene, serta semakin meningkatnya lalulintas di
Bandar Udara Tampa Padang mengingat Garuda Indonesia sebagai salah
satu maskapai terbesar telah beroperasi pada tahun 2015.
2. Perlunya penambahan dan peningkatan kemampuan Sumber Daya
Manusia, khususnya bagi pejabat fungsional karantina pertanian dan tenaga
administrasi melalui berbagai pelatihan dalam rangka mendukung
penyelenggaraan perkarantinaan di Sulawesi Barat.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015
171
3. Perlu adanya komitmen yang teguh serta konsitensi terhadap penerapkan
Sistem Manajemen Mutu di Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju
sulawesi Barat.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 88
BAB V
CAPAIAN PENGUATAN KERJA SAMA DAN
PUBLIC AWARENESS
5.1. Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat
Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju telah melakukan koordinasi
dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah Sulawesi Barat (SKPD) baik Provinsi
maupun Kabupaten Mamuju, Mamuju Tengah, Mamuju Utara, Mamasa, Polewali
Mandar dan Majene yang diantaranya Dinas Pertanian dan Peternakan atau
yang membidangi fungsi Pertanian dan Perkebunan, Dinas Perkebunan, Dinas
Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, Badan Ketahanan Pangan, Badan
Koordinasi dan Penyuluh, Dinas Kesehatan, Badan Penanggulangan Bencana di
dalam mendukung tercapainya pelaksanaan tugas di lapangan.
Di awal terbentuknya SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat sejak tahun
2008 dengan melakukan sosialisasi peranan tugas pokok dan fungsi karantina di
Sulawesi Barat, hal ini sangat penting mengingat Sulawesi Barat merupakan
salah satu pelabuhan tempat pengeluaran dan pemasukan komoditi ternak
maupun tumbuhan terbesar di pulau Sulawesi dengan tujuan Kalimantan. Hal ini
sangat dalam rangka pencegahan penyebaran dan pemberantasan penyakit
hewan menular maupun yang bersifat zoonosis.
Salah satu bentuk kerjasama di tahun 2010 adalah penerbitan SK
Gubernur Sulawesi Barat tentang pembentukan tim pencegahan, pengendalian,
pemberantasan dan penolakan Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan
Organisme Penganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) di Sulawesi Barat. Hasil
yang diperoleh adalah terbentuknya tim pencegahan, pengendalian,
pemberantasan dan penolakan Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 89
Organisme Penganggu Tumbuhan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur
Sulawesi Barat Nomor 374 Tahun 2010.
5.2. Kerjasama dengan PT. Pos Indonesia
Sejak tahun 2010 telah membangun kerjasama dengan PT. Pos Indonesia
dalam melaksanakan pengawasan di tempat paket kiriman pos yang berpotensi
membawa media penyakit berbahaya.
Paket kiriman produk pertanian melalui PT. Pos Indonesia dianggap
sebagai salah satu titik kritis untuk masuknya organisme berbahaya, baik antara
area maupun ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
5.3. Kerjasama dengan PT. ASDP
Kerjasama PT. ASDP Cabang Mamuju sudah terjalin sejak belum
terjadinya integrasi antara wilayah kerja Balai Karantina Makassar dan Stasiun
Karantina Parepare.
Salah satu bentuk kerjasama yang dilakukan adalah dengan menggunakan
lahan ASDP (sewa) yang berdiri gedung kantor pelayanan pelabuhan Mamuju,
dimana wilayah kerja tersebut merupakan pintu gerbang dan utama pemasukan
dan pengeluaran komiditi hewan maupun tumbuhan dari ke Sulawesi Barat
maupun dari ke Kalimantan Timur.
5.4. Kerjasama dengan Kepolisian Resor Mamuju
Kerjasama dengan Kepolisian Resor Mamuju dalam rangka koordinasi dan
konsultasi dalam hal pelaksanaan tugas pokok dan fungsi perkarantinaan hewan
dan tumbuhan di dalam mencegah resiko masuk dan tersebarnya hama penyakit
hewan karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina
(OPTK) di Provinsi Sulawesi Barat, khususnya pemberdayaan dan optimalisasi
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 90
tugas Polisi Khusus, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Karantina Hewan
dan Tumbuhan.
5.5. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Hasil pengolahan data IKM Unit Pelayanan Publik SKP Kelas II Mamuju
Sulawesi Barat Tahun 2015, dirinci sebagai berikut :
1. Nilai IKM tertinggi adalah 82.18 (sangat baik) diperoleh oleh Wilker
Pelabuhan Mamuju.
2. Nilai IKM terendah diperoleh Wilker Bandara Tampapadang dengan nilai
73.66 (Baik)
3. Nilai IKM dari Kantor SKP Kelas II Mamuju dan Wilker Pelabuhan Laut
Majene masing – masing 80,76 (Baik) dan 79,88 (Baik)
Secara umum nilai IKM Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju – Sulawesi
Barat adalah = 81.16 (Baik). Dalam hal ini masyarakat selaku penerima
pelayanan, sudah merasa puas, tenang dan memiliki rasa kepercayaan yang
tinggi kepada unit pelayanan publik.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 91
BAB VI
CAPAIAN PELAKSANAAN
SISTEM MANAJEMEN MUTU
6.1. Sistem Manajemen Mutu (SMM)
SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat telah menerapkan SMM ISO
9001:2008 dengan ruang lingkup Jasa Pelayanan Publik sub bagian Tata Usaha,
Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian, serta Kelompok Jabatan Fungsional.
Dalam rangka terus menjaga kontuinitas sistem manajemen mutu dilakukan
perubahan Tim Pelaksana Sistem Manajemen Mutu (SMM) SKP Kelas II
Mamuju Sulawesi Barat Tahun 2015 tertuang dalam Surat Keputusan
Nomor : 1496/Kpts/OT.160/L.53.E/11/2015 tanggal 6 November 2015.
SMM bertujuan untuk (1) menjamin kesesuaian dari suatu proses dan
produk terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu, memberikan transparansi
mengenai struktur organisasi, prosedur, dan alat-alat organisasi, (2) Memberikan
kepuasan kepada konsumen melalui pemenuhan kebutuhan dan persyaratan
proses dan produk yang ditentukan pelanggan dan organisasi.
Untuk menjaga konsistensi penerapan Sistem Manajemen Mutu yang
diterapkan terhadap standar SNI ISO 9001:2008 telah dilakukan Audit
Surveillance I pada tanggal 8 dan 10 Desember 2015. Audit Surveillance
dimaksudkan untuk memeriksa efektifitas tindakan perbaikan atas hasil audit
sebelumnya, memeriksa kesesuian penggunaan logo sertifikasi dan meninjau
peluang-peluang untuk peningkatan system manajemen di SKP Kelas II Mamuju.
Hasil audit Surveillance I ditemukan satu ketidaksesuain mayor dan dua
ketidaksesuaian minor.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 92
6.2. Visi dan Misi
SKP Kelas II Mamuju menetapkan visi:
“Menjadi Pelayan Publik yang tangguh dan terpercaya dalam
penyelenggaraan perkarantinaan di Provinsi Sulawesi Barat.
Misi:
1. Mendukung program swasembada pangan di Provinsi Sulawesi Barat,
2. Melindungi kelestarian sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan
dari serangan hama dan penyakit hewan karantina (HPHK) dan
Organisme Penganggu Tumbuhan Karantina (OPTK),
3. Memperlancar lalulintas perdagangan di Provinsi Sulawesi Barat,
4. Mewujudkan pelayanan prima yang professional, efektif, dan efesien
kepada masyarakat
6.3. Kebijakan Mutu
SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat berkomitmen memberikan pelayanan
yang prima kepada pelanggan berbasis kepada Sistem Manajemen Mutu untuk
memberikan jaminan konsistensi dan transparansi dalam pelayanan, melalui :
1. Pemenuhan peraturan dan persyaratan pemerintah yang berlaku berkaitan
dengan kegiatan Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju Sulawesi
Barat;
2. Pemberian pelayanan yang profesional, tangguh, terpercaya dengan
didukung sumber daya manusia yang kompeten dan sarana prasarana yang
sesuai;
3. Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan perkarantinaan;
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 93
4. Senantiasa memelihara kesesuaian kebijakan mutu yang ditetapkan dan
senantiasa akan meninjau dan melakukan peningkatan berkelanjutan
terhadap Sistem Manajemen Mutu yang ada untuk memberikan kepuasan
kepada pelanggan.
6.4. Sasaran Mutu
Manajemen SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat menetapkan sasaran
mutu, sebagai berikut :
1. Indeks kepuasan masyarakat mencapai 82% pada tahun 2015, termasuk
kategori “Baik”.
2. Target waktu pelayanan sertifikasi Karantina Hewan dan Karantina
Tumbuhan tercapai 99% pada tahun 2015.
3. Target waktu terselesaikan dan terkirimnya laporan operasional (E-plaq
Sistem dan E-QVet ) setiap harinya ke Badan Karantina Pertanian tercapai
90 % Pada Tahun 2015.
6.5. Rencana Mutu
Manajemen Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju Sulawesi Barat
menetapkan rencana mutu, sebagai berikut:
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 94
1. Memberikan Pelayanan Sertifikasi Karantina Tumbuhan :
No. Jenis Pelayanan Sertifikasi Karantina Tumbuhan Waktu Layanan
(hari)
1.
Pemeriksaan sampai dengan pelepasan (sertifikasi)
domestik masuk media pembawa OPTK kategori resiko
tinggi
1-21
2.
Pemeriksaan sampai dengan pelepasan (sertifikasi)
domestik masuk media pembawa OPTK kategori resiko
sedang
1-7
3.
Pemeriksaan sampai dengan pelepasan (sertifikasi)
domestik keluar media pembawa OPTK kategori resiko
sedang
1-7
4.
Pemeriksaan sampai dengan pelepasan (sertifikasi)
ekspor media pembawa media pembawa OPTK kategori
resiko rendah
1-4
2. Memberikan Pelayanan Sertifikasi Karantina Hewan
No. Jenis Pelayanan Sertifikasi Karantina Hewan Waktu Layanan
(hari)
1. Pemeriksaan sampai dengan pelepasan (sertifikasi)
domestik masuk media pembawa HPHK kategori resiko
tinggi
1-21
2. Pemeriksaan sampai dengan pelepasan (sertifikasi)
domestik keluar media pembawa HPHK kategori resiko
tinggi
1-21
3. Pemeriksaan sampai dengan pelepasan (sertifikasi)
domestik masuk media pembawa HPHK kategori resiko
sedang
1-4
4. Pemeriksaan sampai dengan pelepasan (sertifikasi)
domestik keluar media pembawa HPHK kategori resiko
sedang
1-4
5 Pemeriksaan sampai dengan pelepasan (sertifikasi)
domestik masuk media pembawa HPHK kategori resiko
sedang
1
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 95
6 Pemeriksaan sampai dengan pelepasan (sertifikasi)
domestik keluar media pembawa HPHK kategori resiko
sedang
1
Dari keseluruhan rencana dan terget yang telah ditetapkan dalam Sistem
Manajemen Mutu (SMM) SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat, dinyatakan
tercapai berdasarkan hasil Audit dari Lembaga sertifikasi PT. Mutu Agung
Lestari.
6.6. ISO/IEC 17025:2005
Pada tahun 2015 Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju
menargetkan Laboratorium Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju dapat
menerapkan ISO/IEC 17025:2005 atau SNI ISO/IEC 17025:2008 dengan
mendapatkan sertifikat ISO/IEC 17025:2005 atau SNI ISO/IEC 17025:2008 dari
Komite Akreditasi Nasional ( KAN ) hal ini telah ditempuh dengan tahapan
sebagai berikut:
1. Penyusunan Dokumen Level 1 : Panduan Mutu
2. Penyusunan Dokumen Level 2 : Dokumen Prosedur
3. Penyusunan Dokumen Level 3 : Instruksi Kerja
4. Penyusunan Dokumen Level 4 : Formulir dan Rekaman
5. Validasi Metode / Verifikasi Metode
6. Uji Banding
7. Audit Internal
8. Kaji Ulang Manajemen
9. Pengajuan Permohonan Akreditasi Laboratorium SKP Kelas II Mamuju Ke
Komite Akreditasi Nasional ( KAN )
10. Audit Kecukupan Lengkap
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 96
11. Assessmen Lapangan
Adapun tahap akhir yaitu Assesmen Lapangan baru dapat dijadwalkan
pada tanggal 7 – 8 maret 2016, hal ini disebabkan karena terlambatnya proses
pendaftaran ke Komite Akreditasi Nasional ( KAN ) yang ditargetkan pada bulan
okrober 2015, baru dapat terlaksana pada bulan november 2015.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja Sistem Manajemen Mutu
Laboratorium hanya tercapai 50% ( Kurang Berhasil ) dari target 100% ( 1
Dokumen ).
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 97
BAB VII
KINERJA OPERASIONAL
DALAM RANGKA PENCEGAHAN HPHK / OPTK DAN PENGAWASAN
KEAMANAN HAYATI
Sesuai dengan Undang Undang Nomor 16 tahun 1992 tentang Karantina Hewan,
Ikan dan Tumbuhan, SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat mempunyai tugas pokok
melakukan pencegahan terhadap masuk dan tersebarnya hama penyakit hewan
karantina (HPHK) dan organisme penganggu tumbuhan karantina (OPTK) dari luar
negeri ke dalam Wilayah Negara Republik Indonesia dan tersebarnya dari suatu area
ke area lain di dalam Wilayah Negara Republik Indonesia, khususnya diseluruh
wilayah wilayah kerja karantina pertanian yang tersebar di Bandar Udara Tampa
Padang di Kab. Mamuju, Bandar Udara Sumarorong di Kab. Mamasa, Pelabuhan Laut
/ Penyeberangan / Sungai Pasangkayu di Kab. Mamuju Utara, Topoyo di Kab. Mamuju
Tengah, Polewali di Kab. Polewali Mandar dan Majene di Kab. Majene Sulawesi Barat.
7.1. Impor
Selama tahun 2015 tidak terdapat kegiatan operasional tindakan karantina
pertanian terhadap impor, baik karantina hewan maupun karantina tumbuhan.
7.2. Ekspor
7.2.1 Karantina Hewan
Selama tahun 2015 tidak terdapat kegiatan operasional tindakan karantina
pertanian terhadap ekspor, untuk karantina hewan.
7.2.2 Karantina Tumbuhan
Kegiatan operasional Karantina Tumbuhan untuk Ekspor tahun 2015 di
SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat meliputi kegiatan Ekspor di Wilayah Kerja
Pelabuhan Laut Pasangkayu Provinsi Sulawesi Barat .
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 98
7.2.2.a Hasil Tanaman Hidup dan Benih
Nihil
7.2.2.b Hasil Tanaman Hidup (bukan benih)
Nihil
7.2.2.c Hasil Tanaman Mati (diolah/Tidak Diolah)
Hasil tanaman mati berupa Ekspor Minyak Sawit sebanyak 510.038.708
KG (98 Kali) dengan Negara Tujuan Cina.
7.3. Domestik Masuk
7.3.1 Karantina Hewan
Kegiatan operasional karantina hewan untuk domestik masuk di SKP Kelas
II Mamuju Sulawesi Barat meliputi kegiatan pemasukan antar pulau antar area di
wilayah Provinsi Sulawesi Barat, dengan media pembawa hewan berupa
pemasukan Ayam Aduan sebanyak 31 ekor (frekuensi 17 kali), Ayam Buras
sebanyak 5 ekor (frekuensi 3 kali), Ayam PS Afkir sebanyak 16.700 ekor
(frekuensi 15 kali), Burung sebanyak 5 ekor (frekuensi 3 kali), Kambing Bibit
sebanyak 11 ekor (frekuensi 2 kali), Kambing Non Bibit sebanyak 29 ekor
(frekuensi 8 kali), Kerbau Potong sebanyak 19 ekor (frekuensi 5 kali), Sapi
Potong sebanyak 55 ekor (frekuensi 6 kali), Unggas Lainnya sebanyak 8 ekor
(frekuensi 4 kali) semuanya berasal dari Pemasukan Pelabuhan Laut Kampung
Baru Kota Balikpapan.
7.3.2 Karantina Tumbuhan
Kegiatan operasional Karantina Tumbuhan untuk Domestik Masuk tahun
2015 di SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat meliputi kegiatan pemasukan antar
area diwilayah Provinsi Sulawesi Barat .
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 99
7.3.2.a Hasil Tanaman Hidup dan Benih
Berupa pemasukan bibit/benih tumbuhan Bibit Gaharu sebanyak 13.761
Batang (frekuensi 8 kali), Bibit Rambutan sebanyak 2 Batang (frekuensi 1 kali),
Bibit Buah Naga sebanyak 124 Batang (frekuensi 9 kali), Bibit Cengkeh
sebanyak 5 Batang (frekuensi 1 kali) dan Bibit Tanaman Hias sebanyak 20
Batang (frekuensi 1 kali) dari Balikpapan.
7.3.2.b Hasil Tanaman Hidup (bukan benih)
Berupa pemasukan Buah Naga sebanyak 2.460 Kg (frekuensi 13 Kali) dan
Buah Nanas sebanyak 3.000 Kg (frekuensi 1 kali) dari Balikpapan.
7.3.2.c Hasil Tanaman Mati (diolah/Tidak Diolah)
Hasil tanaman mati berupa pemasukan Kakao biji sebanyak Kakao Biji
sebanyak 1.000 Kg (frekuensi 1 kali) dan Beras sebanyak 60 Kg (frekuensi 1 kali)
dari Balikpapan.
7.4. Domestik Keluar
7.4.1 Karantina Hewan
Kegiatan operasional karantina hewan untuk domestik keluar di SKP Kelas
II Mamuju Sulawesi Barat tahun 2015 meliputi kegiatan pengeluaran antar pulau
antar area diwilayah Provinsi Sulawesi Barat.
7.4.1.a Hewan
Berupa pengeluaran Anjing sebanyak 1 ekor (frekuensi 1 kali), Sapi Potong
sebanyak 14.725 ekor (frekuensi 840 kali), Kambing Potong sebanyak 21.132
ekor (frekuensi 467 kali), Kerbau Bibit sebanyak 2 ekor (frekuensi 1 kali), Kerbau
Potong sebanyak 3 ekor (frekuensi 1 kali), Sapi Bibit sebanyak 60 ekor (frekuensi
1 kali), Kelinci sebanyak 3 ekor (frekuensi 1 kali), Ayam buras sebanyak 1.138
ekor (frekuensi 436 kali), Ayam PS Afkir sebanyak 61.802 ekor (frekuensi 49
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 100
kali), Ayam aduan sebanyak 1.633 ekor (frekuensi 688 kali), Burung sebanyak 12
ekor (frekuensi 7 kali) dan Ayam hias sebanyak 4 ekor (frekuensi 3 kali) dengan
daerah tujuan Pulau Kalimantan dan sekitarnya. Unggas Besar Kesayangan
sebanyak 32 ekor (frekuensi 12 kali) dengan daerah tujuan Kabupaten Kediri.
7.4.1.b Bahan Asal Hewan (BAH)
Berupa pengeluaran Telur Konsumsi sebanyak 76.766 Kg (frekuensi 11 kali),
Daging Hewan Lainnya sebanyak 980 Kg (frekuensi 6 kali), dan Sarang Burung
Walet sebanyak 1.612,1 kg (frekuensi 54 kali) dengan daerah tujuan Semarang,
Balikpapan dan Jakarta.
7.4.1.c Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH)
Berupa pengeluaran Hasil Olahan Lainnya yang berasal dari Bahan Hewan
untuk Konsumsi sebanyak 2.700 kg (frekuensi 1 kali) dengan daerah tujuan
Balikpapan.
7.4.1.d Benda Lainnya
Berupa pengeluaran Bahan Biologik Lainnya sebanyak 2 (frekuensi 1 kali)
dengan daerah tujuan Balikpapan.
7.4.2 Karantina Tumbuhan
Kegiatan operasional Karantina Tumbuhan untuk Domestik Keluar di SKP
Kelas II Mamuju Sulawesi Barat tahun 2015 meliputi kegiatan pengeluaran antar
area di wilayah Provinsi Sulawesi Barat.
7.4.2.a Hasil Tanaman Hidup dan Benih
Berupa pengeluaran Bibit Bunga sebanyak 2 Batang (1 Kali), Bibit Anggrek
sebanyak 24 Batang (3 Kali), Bibit Durian sebanyak 1.771 Batang (7 Kali), Bibit
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 101
Kayu Trembesi sebanyak 600 Batang (1 Kali), Bibit Mangga sebanyak 510
Batang (1 Kali), Bibit Pala sebanyak 800 Batang (1 kali), Bibit Rambutan
sebanyak 50 Batang (1 kali), Bibit Cengkeh sebanyak 150 Batang (1 kali) dan
Bunga Padi sebanyak 4 Batang (1 kali) dari Mamuju tujuan Balikpapan
Kalimantan Timur dan Kota Baru, Kalimantan selatan.
7.4.2.b Hasil Tanaman Hidup (bukan benih)
Berupa pengeluaran Sayuran Kubis sebanyak 559.600 Kg (89 Kali),
Bawang Merah sebanyak 645.560 Kg (62 Kali), Buah Mangga sebanyak 131.520
Kg (130 Kali), Buah Semangka sebanyak 29.000 Kg (3 Kali), Sayuran Wortel
sebanyak 28.700 Kg (12 Kali), Tomat sebanyak 31.940 Kg (16 Kali), Buah
Pisang sebanyak 2.945.310 Kg (1.569 Kali), Kelapa Bulat sebanyak 1.698.260
Kg (956 Kali), Buah Melon sebanyak 300 Kg (1 Kali), Bawang Daun sebanyak
151.900 Kg (60 Kali), Buah Durian sebanyak 113.580 Kg (139 Kali), Ubi jalar
sebanyak 81.880 Kg (76 Kali), Sayuran Labu 30.395 Kg (46 Kali), Buah Jeruk
Manis sebanyak 107.200 Kg (78 Kali), Buah Jeruk Nipis sebanyak 15.825 Kg (29
Kali), Buah Jeruk Bali sebanyak 1.920 Kg (3 Kali), Buah Nanas sebanyak 60 Kg
(1 Kali), Buah Nangka 150 Kg (1 Kali), Buah Pepaya sebanyak 200 Kg (1 kali),
Buah Rambutan sebanyak 25 Kg (1 kali), Buah Sirsak sebanyak 140 Kg (2 kali)
Cabe sebanyak 332.785 Kg (233 Kali), Cabe Keriting sebanyak 400 Kg (1 kali),
Buah Kedondong sebanyak 12.830 Kg (30 kali), Langsat sebanyak 803.235 Kg
(359 kali), Sayuran Sawi sebanyak 2.000 Kg (1 kali), Ubi Kayu sebanyak 2.000
Kg (1 kali) dan Jahe sebanyak 105.415 Kg (109 Kali) dari Mamuju tujuan
Balikpapan, Kalimantan timur dan Kota Baru, Kalimantan Selatan.
7.4.2.c Hasil Tumbuhan Mati (diolah/tidak diolah)
Berupa pengeluaran Beras sebanyak 533.575 Kg (69 Kali), Jagung Biji
sebanyak 26.900 Kg (13 Kali), Gula Merah 332.160 Kg (360 Kali), Kemiri
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 102
sebanyak 113.290 Kg (103 Kali), Kakao Biji sebanyak 10 Kg (1 Kali), dari
Mamuju tujuan Balikpapan, Kalimantan timur dan Kota Baru, Kalimantan Selatan.
7.5. Kegiatan Intersepsi
Selama tahun 2015 kegiatan intersepsi tindakan karantina tumbuhan tidak
ditemukan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) dan organisme
penganggu tumbuhan (OPT). Sedangkan untuk Karantina Hewan selama tahun
2015 ditemukan telur cacing pada Sapi Bibit, RBT pada Sapi Potong, RBT pada
Kambing Potong, telur cacing pada Sapi Potong dan telur cacing pada Kambing
Potong.
7.6. Penggunaan Formulir (Dokumen Utama)
Penggunaan formulir dalam rangka pelaksanaan operasional tindakan
karantina hewan domestik masuk dan domestik keluar selama tahun 2015,
meliputi :
1. Sertifikat Kesehatan Hewan (KH-9) sebanyak 2.509 rangkap
2. Sertifikat Sanitasi Produk Hewan (KH-10) sebanyak 72 rangkap
3. Surat Keterangan untuk Benda Lain (KH-11) sebanyak 1 rangkap
4. Sertifikat Pelepasan Karantina Hewan (KH-12) sebanyak 63 rangkap.
Penggunaan formulir dalam rangka pelaksanaan operasional tindakan
karantina tumbuhan domestik masuk dan domestik keluar selama tahun 2015,
meliputi :
1. Sertifikat Pelepasan Karantina Tumbuhan Antar Area ( KT – 9) sebanyak 10
rangkap
2. Sertifikat Kesehatan Tumbuhan Antar Area ( KT – 12) sebanyak 2.280
rangkap
3. Phytosanitary certificate (KT 10) sebanyak 98 rangkap
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 103
7.7. Pengasingan, Pengamatan / Pengujian, Perlakuan / Pengobatan,
Penolakan, dan Pemusnahan
Kegiatan karantina hewan meliputi : pengasingan, perlakuan / pengobatan,
yang ditujukan pada ternak potong, hewan kecil maupun unggas dan bahan asal
hewan.
Kegiatan Karantina Tumbuhan meliputi : Penahanan, Penolakan,
Pemusnahan yang ditujukan pada Tanaman Hidup dan Benih, Hasil Tanaman
Hidup (bukan benih), Hasil Tanaman Mati (diolah / tidak diolah).
7.8. Penyidikan Kasus Tindak Pidana Karantina
Selama Tahun 2015 SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat tidak ditemukan
kasus tindak pidana karantina hewan dan karantina tumbuhan.
7.9. Kegiatan Uji Coba atau Teknis lainnya.
Selama Tahun 2015 SKP Kelas II Mamuju Sulawesi Barat tidak melakukan
kegiatan Uji Coba.
7.10. Kegiatan Pemantauan HPHK dan OPTK Tahun 2015
7.10.1 Pemantauan HPHK
Indonesia mempunyai luas wilayah 1.910.931, 32 km2 dengan jumlah
pulau 17.504, wilayahnya berbentuk kepulauan dengan letak geografis diantara
dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudra (Hindia dan Pasifik) (BPS,
2013). Jumlah penduduk hampir 230 juta yang tersebar di 6.000 pulau. Jumlah
populasi hewan ternak sapi mencapai 13 juta; babi 7,3 juta, kerbau 2 juta dan
unggas lebih dari 1.400 juta ekor (Soegiarto, 2011).
Posisi geografis, kependudukan dan hewan mempunyai hubungan yang
terkait dengan timbulnya kejadian dan penyebaran penyakit hewan. Status dan
situasi penyakit hewan di wilayah Indonesia beragam sehingga penanganannya
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 104
harus dilakukan secara terpadu. Anak Agung Gde Putra dalam sebuah
tulisannya menyebutkan bahwa tiga manajemen penanganan penyakit hewan
yaitu upaya pencegahan, pengendalian dan pemberantasan. Tindakan
pencegahan dimaksudkan untuk menolak masuknya penyakit eksotik dari luar
negeri atau antar pulau (daerah) dalam wilayah Republik Indonesia. Tindakan
pengendalian adalah segala upaya yang dilakukan untuk menekan kejadian
penyakit serendah-rendahnya sehingga tidak terlalu menimbulkan dampak
kerugian ekonomi atau sampai pada batas yang tidak menimbulkan keresahan
masyarakat apabila berkaitan dengan penyakit zoonosis. Sedangkan tindakan
pemberantasan adalah upaya yang dilakukan untuk menghilangkan agen
penyebab penyakit dari suatu pulau.
Dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 3238/Kpts/PD.630/9/2009
tentang Penggolongan Jenis-Jenis Hama Penyakit Hewan Karantina,
Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa terdapat 64 jenis HPHK
Golongan I dan 57 jenis HPHK Golongan II yang penggolongan penyakitnya
didasarkan pada sifat dan potensi penyebaran penyakit, penanganan penyakit
hewan, resiko zoonosis dan dampak sosial serta ekonomi yang ditimbulkan
sebagai upaya untuk mencegah Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK)
masuk ke, tersebar di, dan / atau keluar dari wilayah Negara Republik Indonesia.
Tindakan pencegahan penyakit hewan sebagaimana tertuang pada Pasal
10 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan meliputi pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan. Selanjutnya disebutkan
pada Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 bahwa selain
pengamatan dilakukan di tempat pemasukan selama media pembawa
diasingkan untuk mengamati timbulnya gejala Hama Penyakit Hewan Karantina
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 105
(HPHK), pengamatan juga memiliki makna sebagaimana disebutkan pada
Penjelasan Pasal 11 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000
tentang Karantina Hewan bahwa pengamatan yang dimaksud dalam ayat ini
adalah surveilance yaitu kegiatan penyidikan penyakit yang bertujuan untuk
menetapkan status penyakit suatu negara, area, atau tempat atau pemetaan
hama penyakit hewan karantina.
Data dan informasi yang dapat digunakan dalam pemetaan hama penyakit
hewan karantina dapat berupa kombinasi data riil penyakit di lapangan dan
laboratorium dipadukan dengan data dasar secara geografis (Samkhan et al,
2013).
Untuk menelusuri suatu kasus penyakit di lapangan, ada tiga dasar
diagnosis yang harus diperhatikan yaitu data klinik, patologik dan epidemiologik.
Meskipun demikian untuk pengukuhan diagnosis diperlukan pengujian secara
laboratorik (Sudradjat, 2004 dalam Tarmudji).
Seiiring berkembangnya ilmu kedokteran hewan yang begitu pesat, suatu
peta penyakit hewan yang digunakan sebagai input dalam sebuah perangkat
lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan analisis spasial dapat
mempertajam analisis epidemiologis penyidikan penyakit hewan khususnya
dalam rangka menganalisis darimana penyebaran penyakit tersebut dan
bagaimana asal muasal penyakit tersebut dimulai; dengan hasil akhir analisis
setara akuratnya dibandingkan dengan analisis konvensional menggunakan
program statistik (Samkhan et al, 2013).
Dinamika status dan situasi HPHK Golongan II di wilayah Propinsi
Sulawesi Barat dengan membandingkan data populasi yang terancam dengan
kejadian kasus HPHK di masing-masing wilayah relatif stabil selama periode
pengamatan tahun 2011 s/d 2013 dengan indikasi tidak terjadinya
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 106
outbreak/wabah di daerah endemis dan tidak adanya penurunan jumlah populasi
secara signifikan .
Potensi terjadinya penyebaran penyakit hewan berkaitan erat dengan
timbulnya suatu penyakit hewan pada suatu waktu dan ruang. Dengan
memperhatikan kondisi geografis, potensi wilayah, karakter dan pola
kependudukan, sebaran hewan, status dan situasi penyakit hewan di wilayah
Propinsi Sulawesi Barat berikut faktor-faktor yang dapat diprediksi terkait dengan
penyebaran penyakit hewan.
7.10.1.1 Materi
Materi yang digunakan dalam pemantauan daerah sebar HPHK Tahun 2015
SKP Kelas II Mamuju sebagai berikut:
a. Alat tulis
b. Form kuesioner dan In Depht Interview
c. Alat dokumentasi dan penyimpan data
d. Data/informasi tentang profil wilayah Sulawesi Barat tahun 2014 dari
instansi yang berwenang.
e. Data/informasi tentang status serta situasi penyakit hewan tahun 2013
dan 2014 dari instansi yang berwenang menangani bidang kesehatan
hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Balai Besar Veteriner
Maros.
7.10.1.2 Metode
Metode yang digunakan pada Pemantauan Daerah Sebar Hama Penyakit
Hewan Karantina (HPHK) Tahun 2015. Stasiun Karantina Pertanian Kelas II
Mamuju berupa tindakan karantina pengamatan secara tidak langsung melalui
pengumpulan informasi status dan situasi HPHK dari pihak yang berwenang
membidangi fungsi kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat Tabel 1.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 107
menggunakan form Kuesioner Informasi Status dan Situasi HPHK yang terdapat
pada lampiran Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor
207/Kpts/OT.160/L/02/2015 tentang Pedoman Pemantauan Daerah Sebar Hama
Penyakit Hewan Karantina (HPHK) Tahun 2015.
Untuk menggali informasi yang lebih mendalam, Tim melakukan PE
(Participatory Epidemiology) dengan metode Focus Group Discussion (FGD)
atau In Depth Interview (IDI) dengan menggunakan Form IDI yang telah disusun
bersama-sama dengan UPT Karantina Pertanian se-Regional Sulawesi Maluku.
Data informasi status dan situasi HPHK yang diperoleh melalui kuisioner
dan IDI tersebut akan disusun tabulasi, verifikasi dan analisis kualitatif terhadap
data dan informasi status dan situasi HPHK yang telah diperoleh, untuk
selanjutnya hasil tersebut disampaikan di workshop penyusunan peta HPHK
tahap pertama dan kedua berdasarkan Regionalisasi UPTKP. Khusus SKP Kelas
II Mamuju berada pada regional Pulau Sulawesi dan Maluku yang terdiri dari 9
UPTKP yaitu : BBKP Makassar, BKP Kelas I Manado, BKP Kelas I Manado, BKP
Kelas I Palu, BKP Kelas II Gorontalo, BKP Kelas II Ternate, BKP Kelas II
Kendari, SKP Kelas I Ambon, SKP Kelas I Parepare dan SKP Kelas II Mamuju.
Cakupan informasi yang diamati adalah :
a. Data temuan gejala klinis;
b. Data hasil uji lab. Pasif;
c. Data surveilans; dan
d. Data hasil penelitian dengan durasi waktu data sepanjang tahun
2014.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 108
Tabel 7.10.1.2 Instansi yang membidangi fungsi kesehatan hewan dan
kesehatan masyarakat veteriner di wilayah Propinsi Sulawesi
Barat
No. INSTANSI PROP./ KOTA/ KAB. LOKASI
1. Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Sulawesi Barat
Kab. Mamuju Mamuju
2. Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Mamuju
Kab. Mamuju Mamuju
3. Dinas Pertanian dan Peternakan Ka. Mamuju Tengah
Kota Mamuju Tengah
Topoyo
4. Dinas Perikanan, Kelautan dan Peternakan Kabupaten Majene
Kab. Majene
Majene
5. Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Polewali Mandar
Kab. Polewali Mandar Polewali
6. Dinas Perikanan, Kelautan dan Peternakan Kabupaten Mamasa
Kab. Mamasa Mamasa
7. Dinas Pertanian dan Peternakan Mamuju Utara
Kab. Mamuju Utara
Pasangkayu
7.10.1.3 Hasil Pengamatan Status dan Situasi HPHK
Hasil Pengamatan Status dan Situasi HPHK di wilayah Propinsi Sulawesi
Barat tahun 2015 berdasarkan Kuesioner Informasi Status dan Situasi HPHK
melalui data gejala klinis, hasil uji laboratorium pasif dan hasil surveilans dari 6
instansi berwenang yang membidangi fungsi kesehatan hewan dan kesehatan
masyarakat veteriner di 6 Kabupaten/kota diperoleh Informasi Status dan Situasi
12 jenis HPHK Golongan II dan 7 jenis penyakit HPH pada media pembawa yaitu
1. Avian Influenza, 2. Brucellosis /Bang's Disease/ Contagious Abortion/ Malta
fever/ Keluron menular, 3. Bovine Viral Diarrhoae (BVD)/Mucosal Disease, 4.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 109
New Castle Disease/Pseudo Fowl Pest/Ranikhet Disease/Tetelo, 5.
Trypanosomiasis (Surra), 6. Screworm (Myiasis), 7. Rabies /Lyssa/Tollwut/Rage
Hydrophobia/Penyakit Anjing gila, 8. Scabies, 9. Septicemia Epizootica (SE) 10.
Pink Eye, 11. Contagious Ecthyma/ ORF/ Contagious Contagiousagious Pustular
Dermatitis, 12. dan Hog Cholera Sedangkan penyakit yang tidak termasuk HPHK
Golongan II yaitu : 1. Coccidiosis, 2. Helminthiasis, 3. Salmonellosis, 4. Chronic
Respiratori Disease, 5. Balizekte, 6.BEF, dan 7. Mastitis.
Uraian masing-masing informasi dan status tiap wilayah kabupaten/kota di
Propinsi Sulawesi Barat sebagai berikut:
7.10.1.3.a Kabupaten Mamuju
Dari periode pengamatan data tahun 2014 diperoleh informasi status dan situasi
2 jenis HPH/HPHK Golongan II melalui data gejala klinis, hasil uji laboratorium
pasif dan hasil surveilans seperti pada Gambar Tabel 7.10.1.3.a
No JENIS PENYAKIT
KECAMATAN
TOTAL
Kalukku Mamuju Papalang Simboro Tapalang Tapalang
Barat Tommo
1 Balizekte 3
2 BVD 2 145
100 300
3 Cacing Hati 25
24 60 3 2
4 CRD 36 186 3 95 300 1 1
5 Diare 16 21 32 9 15 2 2
6 Helmiantiasis 358 83 89 154
1 8
7 Pink Eye 31 32 3 47 4 2 1
8 Scabies 23 29 27 25
Tabel 7.10.1.3.a Informasi dan status HPH/HPHK Gol. II di Kab. Mamuju
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 110
7.10.1.3.b Kabupaten Mamuju Tengah
Dari periode pengamatan data tahun 2014 diperoleh informasi status dan situasi
3 jenis HPH/HPHK Golongan II melalui data gejala klinis, hasil uji laboratorium
pasif dan hasil surveilans seperti pada Tabel 7.10.1.3.b
No JENIS PENYAKIT
KECAMATAN TOTAL
TOPOYO TOBADAK BUDONG-BUDONG
PANGALE KAROSSA
1 Scabies 88 34 18 2 41 183
2 Septicaemia Epizootica
48
48
3 Fasciolasis 4 2 3
1 10
4 Helminthiasis 25 27 30 3 20 105
5 Coccidiosis 2 2 1
5
6 Hog Cholera
65
65
7 Newcastle Disease
10
10
8 Mastitis 2
2
Tabel 7.10.1.3.b Informasi dan status HPHK Gol. II di Kab. Mamuju Tengah
Dari informasi tersebut dapat diketahui bahwa di Kabupaten Mamuju Tengah
terdapat kejadian kasus 2 jenis HPHK Golongan II yaitu Scabies dan
Septicaemia Epizootica, sedangkan penyakit hewan lainnya yang tidak termasuk
HPHK golongan II yaitu Coccidiosis, Helminthiasis, Fasciolasis, dan Hog
Cholera.
7.10.1.3.c Kabupaten Polewali Mandar
Dari periode pengamatan data tahun 2014 diperoleh informasi status dan situasi
7 jenis HPH/HPHK Golongan II melalui data gejala klinis, hasil uji laboratorium
pasif dan hasil surveilans seperti pada 7.10.1.3.c
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 111
NO KECAMATAN
JENIS PENYAKIT
BEF Brucellosis Septicaemia Epizootica
Helminthiasis Avian
Influenza CRD
Pink Eye
BVD Coccidiosis Surra Bali
Ziekte ORF
1. Binuang 6 1 17 8 25 5
2. Polewali 2 2 10 3 11 23
3. Anreapi 3 1 2
4. Matakali 18 3 10 5 24 7
5. Wonomulyo 30 2 11 73 13 18 26 24 2
6. Tapango 4 45 2 5 2 5 1
7. Mapilli 43 1 104 10 1 25 13
8. Bulo 1 4
9. Matangnga 2
10. Luyo 5 3 2 7 1
11. Campalagian 27 65 1 25 29
12. Balanipa 84 3 2017 3
13. Limboro 1 4 4 2 1
14. Tinambung 1 1
15. Alu
16. Tutar 15 5
Total 223 7 13 328 30 2057 140 126 25 3 2 5
Tabel 7.10.1.3.c Informasi dan status HPHK Gol. II di Kabupaten Polewali Mandar
Dari informasi tersebut dapat diketahui bahwa di Kabupaten Polewali Mandar
terdapat kejadian kasus 7 jenis HPHK Golongan II yaitu ORF, Septicaemia
Epizootica, Surra, Pink Eye, Brucellosis, Bovine Viral Diarrhae dan Avian
Influenza sedangkan penyakit hewan lainnya yang tidak termasuk HPHK
golongan II yaitu: Helminthiasis, Snot, Balizekte, Coccidiosis dan BEF.
7.10.1.3.d Kabupaten Mamasa
Dari periode pengamatan tahun 2015 diperoleh informasi status dan situasi 4
jenis HPH/HPHK Golongan II melalui data gejala klinis, hasil uji laboratorium
pasif dan hasil surveilans seperti pada Tabel 7.10.1.3.d
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 112
Tabel 7.10.1.3.d Informasi dan status HPHK Gol.I dan II di Kabupaten Mamasa
Dari informasi diatas dapat diketahui bahwa di Kabupaten Mamasa terdapat
kejadian kasus 4 jenis HPHK Golongan II yaitu Septicaemia Epizootica, Rabies,
Newcastle Disease, dan Scabies sedangkan penyakit hewan lainnya yang tidak
termasuk HPHK golongan II yaitu: Helminthiasis dan CRD.
7.10.1.3.e Kabupaten Mamuju Utara
Dari periode pengamatan tahun 2014 diperoleh informasi status dan situasi 3
jenis HPH/HPHK Golongan II melalui data gejala klinis, hasil uji laboratorium
pasif dan hasil surveilans seperti pada tabel 7.10.1.3.e
NO KECAMATAN
JENIS PENYAKIT
Newcastle Disease (ND)
Scabies Pink Eye Helminthiasis
1. Sarjo 2 2 15
2. Bambaira 6 1 11
3. Bambalamotu 3 4 3 25
4. Pasangkayu 5 19 5 55
5. Pedongga 2 20 6 58
No JENIS
PENYAKIT
KECAMATAN
TOTAL
Mamasa Tawalian Bambang Messawa Tandukalua Mambi Balla Aralle
1 Rabies ada ada ada ada Tad Tad Tad Tad
2 Septicaemia
Epizootica ada Tad Tad Tad ada Tad ada Tad
3 Newcastle Disease
ada ada ada ada ada ada ada ada
4 Helminthiasis ada ada ada ada ada ada ada ada
5 Scabies ada ada ada ada ada ada ada ada
6 CRD ada ada ada ada ada ada ada ada
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 113
6. Tikke Raya 3 15
7. Lariang 2 4 33
8. Bulu Taba 1 3 19
9. Baras 7 5
10. Sarudu 3 6 37
11. Doripoku 2 7
12. Dapurang 2 3 8
Total 10 61 43 288
Tabel 7.10.1.3.e Informasi dan status HPHK Gol. I dan II di Kabupaten Mamuju Utara
Dari informasi tersebut dapat diketahui bahwa di Kabupaten Mamuju Utara
terdapat kejadian kasus 3 jenis HPHK Golongan II yaitu : Newcastle Disease,
Pink Eye, dan Scabies sedangkan penyakit hewan lainnya yang tidak termasuk
HPHK golongan II yaitu: Helminthiasis.
7.10.1.3.f Kabupaten Majene
Dari periode pengamatan data tahun 2014 diperoleh informasi status dan situasi
7 jenis HPH/HPHK Golongan II melalui data gejala klinis, hasil uji laboratorium
pasif dan hasil surveilans seperti pada Tabel 7.10.1.3.f
No JENIS
PENYAKIT
KECAMATAN
TOTAL Banggae
Timur Banggae Pamboang Sendana Tammarodo
Tubo Sendana
Ulumanda Malunda
1 Brucellosis
3
3
2 Avian Influenza
1
1
1
3
3 Newcastle Disease
1
1
2
4 Septicaemia Epizootica
1
1
5 Scabies 25 30 3 4 7 8
1 68
6 Helminthiasis 117 49 141 107 44 160 69 135 822
7 Pink Eye 11
2 9 46 33 8 24 133
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 114
8 Myasis 11 18 4 9 14 62 4 12 134
9 Snot
2 2
10 Hog Cholera
2 1
3
11 Bali Ziekte 4 1
5 2 8 1 4 25
12 Bloat 16 6 1 4 2 2 3 2 36
13 Mastitis 5
1 3 2 1 3 15
14 Enteritis 4 1 1 4 12 3 5 18 45
15 Paralisis 13 18 1 4 5 3
8 52
Tabel 7.10.1.3.f Informasi dan status HPHK Gol. II di Kab. Majene
Secara keseluruhan di wilayah Propinsi Sulawesi Barat dari periode
pengamatan 2013 dan 2014 terdapat kejadian kasus 12 jenis HPHK Golongan II
dan 7 jenis penyakit HPH pada media pembawa yaitu 1. Avian Influenza, 2.
Brucellosis /Bang's Disease/ Contagious Abortion/ Malta fever/ Keluron menular,
3. Bovine Viral Diarrhoae (BVD)/Mucosal Disease, 4. New Castle
Disease/Pseudo Fowl Pest/Ranikhet Disease/Tetelo, 5. Trypanosomiasis
(Surra), 6. Screworm (Myiasis), 7. Rabies /Lyssa/Tollwut/Rage
Hydrophobia/Penyakit Anjing gila, 8. Scabies, 9. Septicemia Epizootica (SE) 10.
Pink Eye, 11. Contagious Ecthyma/ ORF/ Contagious Contagiousagious Pustular
Dermatitis, 12. dan Hog Cholera Sedangkan penyakit yang tidak termasuk HPHK
Golongan II yaitu : 1. Coccidiosis, 2. Helminthiasis, 3. Salmonellosis, 4. Chronic
Respiratori Disease, 5. Balizekte, 6.BEF, dan 7. Mastitis, yang penyebarannya di
6 Kabupaten di seluruh wilayah Propinsi Sulawesi Barat.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 115
7.10.1.4 Dinamika Status dan Situasi HPHK Serta Prediksi Potensi/Ancaman
Penyebaran HPHK
Populasi hewan yang terancam (population at risk) terkait dengan informasi
status dan situasi HPHK di wilayah Propinsi Sulawesi Barat periode pengamatan
2013 dan 2014 dengan menggunakan data yang dikutip dari Data Dinas
Pertanian dan Peternakan Propinsi Sulawesi Barat serta data dari 6 Kabupaten
di seluruh Wilayah Sulawesi Barat.
7.10.1.4.a Pergerakan alamiah burung-burung migran
Sukmantoro, 2013 mengatakan bahwa migrasi dari berbagai jenis raptor
migran beragam yaitu raptor migran yang wilayah perkembangbiakannya di
Utara dan raptor migran yang perkembangbiakannya di Selatan katulistiwa.
Meskipun demikian, dari 25 spesies raptor migran tersebut, sebagian besar
bermigrasi dari Utara. Dari berbagai catatan, minimal ada dua pintu besar migrasi
dari Utara menuju wilayah Indonesia yaitu dari semenanjung Malaya yang
melintas ke wilayah Indonesia melalui pulau-pulau kecil yaitu Pulau Rupat,
Bengkalis, Kepulauan Karimun dan Bintan. Kemudian, dari Sangihe Talaud
melalui berbagai pulau kecil di gugusan sangihe dan Talaud ke wilayah Sulawesi
atau ke Maluku. Peta jalur migrasi beberapa raptor migran dari Utara nampak
seperti pada Gambar 7.10.1.4.a.
Naipospos, 2011 menyebutkan bahwa pergerakan alamiah burung-burung
migran dan kelelawar di antara, ke dan dari wilayah Asia Tenggara merupakan
juga kunci pengaruh timbulnya penyakit-penyakit baru muncul seperti flu burung
H5N1.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 116
Gambar 7.10.1.4.a Peta jalur migrasi beberapa raptor migran dari Utara (Sukmantoro, 2013)
7.10.1.4.b Pergerakan manusia, hewan dan produk hewan
Pergerakan manusia, ternak atau produk ternak menjadi penyebab utama
dari perubahan dinamika spasial penyakit menular (Naipospos, 2011). Akses alat
angkut kapal dan pesawat udara yang membawa media pembawa
hewan/BAH/HBAH berasal dari Pulau Sulawesi, Jawa, Maluku dan Papua yang
di beberapa area di pulau-pulau tersebut sudah tertular penyakit.
7.10.1.4.c Keterbatasan sarana prasarana laboratorium peneguhan
diagnosa penyakit hewan di Sulawesi Barat
Saat ini di Sulawesi Barat belum memiliki laboratorium yang mampu untuk
meneguhkan diagnosa HPHK selain Uji RBT (Brucellosis), sehingga setiap
pengiriman sampel untuk peneguhan diaganosa HPHK harus dikirim ke
Laboratorium Balai Besar Veteriner Maros di Sulawesi Selatan. Jarak dan
jangkauannya yang jauh sangat memakan waktu dan memperlambat upaya-
upaya dalam pencegahan baik selama masa karantina maupun pra/pasca
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 117
tindakan karantina. Keterlambatan dalam upaya pencegahan tersebut
mempunyai dampak terhadap penyebaran penyakit hewan.
7.10.1.5 Rekomendasi untuk meminimalisasi kemungkinan penyebaran
HPHK di wilayah Propinsi Sulawesi Barat
Rekomendasi untuk meminimalisasi kemungkinan penyebaran HPHK di
wilayah Propinsi Sulawesi Barat sebagai berikut:
a. Penguatan jejaring komunikasi dan transfer informasi terkait dengan
status kesehatan hewan baik secara internal/eskternal di wilayah Propinsi
Sulawesi Barat maupun dengan wilayah lainnya. Jejaring ini dapat
diupayakan secara terpadu khususnya penanganan pra/pasca tindakan
karantina. Transfer informasi terkait dengan manajemen kesehatan
hewan mulai dari pencegahan, pengendalian dan pemberantasan
diupayakan saling sinergis.
b. Penguatan infrastruktur laboratorium untuk peneguhan diagnosa hewan
khususnya HPHK secara terpadu di wilayah Propinsi Sulawesi Barat.
Laboratorium hendaknya mampu secara cepat, tepat dan akurat dalam
mendiagnosa penyakit. Laboratorium yang terpadu dengan infrastruktur
yang kuat diharapkan mampu memberikan peneguhan diagnosa penyakit
khususnya HPHK selama masa karantina lebih cepat, sehingga dapat
meminimalkan potensi penyebaran penyakit hewan yang mungkin muncul
selama masa karantina maupun pra/pasca tindakan karantina.
c. Skala prioritas pencegahan. Dalam rangka efektivitas dan efisiensi dan
memaksimalkan sumber daya yang ada, maka perlu pengkajian terhadap
setiap penyakit khususnya HPHK selain berdasarkan pada aspek teknis
perlu dilakukan pendekatan ekonomi veteriner (secara
makro/mikroekonomi) sehingga dapat diperoleh deskripsi yang utuh
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 118
berapa kerugian, keuntungan dan target finansial yang diperlukan
sebagai upaya untuk pencegahan, pemberantasan dan pengendaliannya,
seperti disebutkan oleh Hutabarat, 2013 bahwa penerapan analisa
ekonomi sangat membantu di dalam proses pengambilan keputusan
dalam menentukan skala prioritas maupun strategi pengendalian suatu
penyakit.
d. Inhouse Training Kepada petugas fungsional karantina dalam
meningkatkan kapasitas SDM dalam hal pengujian labotorium.
e. Penguatan PUSKESWAN tiap kabupaten dengan penambahan Dokter
hewan.
f. Perlu mekanisme koordinasi dalam pengawasan HPHK di Wilayah RI.
g. Kerjasama laboratorium Veteriner Karantina dapat dilakukan melalui
pemanfaatan SDM kompeten yang tersedia pada laboratorium veteriner
lainnya. Kerjasama operasional dapat dilakukan antar laboratorium
veteriner d an laboratorium lainnya melalui pengambilan dan pemeriksaan
sampel dan atau spesimen.
h. Prasarana dan sarana pada laboratorium Veteriner Karantina dengan
laboratorium veteriner lainnya dapat saling dimanfaatkan sesuai dengan
kompetensi masing-masing.
i. Pemberantasan Brucellosis pada ternak dicapai dengan sukses melalui
kombinasi program vaksinasi dan uji-dan-potong (test-and-slaughter).
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 119
7.10.2 Pemantuan OPT/OPTK
Stasiun Karantina Pertanian sebagai instansi pemerintah pusat yang
mempunyai tugas pokok untuk mencegah masuk dan tersebarnya Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dari suatu area ke area lain di dalam
wilayah Negara Republik Indonesia, serta pengawasan keamanan hayati hewani
dan nabati.
Oleh karena itu, Kegiatan pemantauan ini dilaksanakan untuk mengetahui
keberadaan OPTK AI dan A2 yang mungkin terdapat pada komoditi unggulan
dan andalan setiap Kabupaten yang ada di Propinsi Sulawesi Barat. Data yang
diperoleh diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi instansi terkait lainnya
untuk mencegah penyebaran dan untuk pengendalian serta untuk
penyempurnaan peraturan perundang-undangan Karantina.
Tahun 2015 kegiatan pemantauan dilaksanakan di beberapa kecamatan
pada 3 (tiga) Kabupaten di Sulawesi Barat yaitu Kabupaten Polewali Mandar,
Kabupaten Mamuju/Mamuju Tengah dan Mamuju Utara. Pemantauan difokuskan
pada komoditi andalan dan unggulan di masing-masing kabupaten yang
disesuaikan dengan keberadaan tanaman di lapangan.
Kabupaten Polewali Mandar memiliki komoditi unggulan dan andalan pada
sektor tanaman perkebunan yaitu tanaman kakao dan kelapa dalam serta
komoditi hortikultura seperti buah-buahan. Demikian halnya Kabupaten Mamuju
Tengah memiliki komoditi hortikultura seperti buah-buahan serta komoditi
perkebunan yaitu kakao dan kelapa sawit. Sedangkan pada Kabupaten Mamuju
Utara terdapat komoditi unggulan pada tanaman jeruk pada sektor hortikultura
serta tanaman kakao dan kelapa sawit pada sektor tanaman perkebunan.
Sub sektor hortikultura terdiri dari tanaman sayur-sayuran dan buah-
buahan, tanaman biofarma dan tanaman hias. Produksi tanaman sayur-sayuran
yang paling dominan di Kabupaten Mamuju pada tahun 2010 adalah cabai
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 120
dengan produksinya sebesar 182 ton. Untuk tanaman buah-buahan yang paling
banyak diproduksi di Kabupaten Mamuju adalah buah jeruk yaitu 224.485 ton.
Sedangkan buah-buahan yang paling sedikit diproduksi adalah buah nanas yaitu
329 ton.
Tanaman perkebunan terdiri dari perkebunan rakyat dan perkebunan
besar. Hasil perkebunan yang terbanyak Kabupaten Mamuju pada tahun 2010
adalah kelapa sawit dengan produksinya 206.833.603 ton. Sedangkan yang
paling sedikit produksinya adalah lada yang hanya diproduksi sebesar 4,82 ton.
Dalam meningkatkan ekonomi Mamuju Utara bergantung pada sektor
pertanian. Dalam sektor pertanian dan perkebunan menjadi roda penggerak
utama. Dimana kegiatan ekonomi di bidang perkebunan menghasilkan tidak
kurang dari 195,62 milyar (Anonim, 2012). Pembangunan sub sector peternakan
diarahkan untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak untuk memenuhi
konsumsi masyarakat akan makanan bergizi, disamping itu juga digunakan untuk
meningkatkan pendapatan peternak. Diantara populasi ternak yang berkembang
di Kabupaten Mamuju Utara adalah ternak sapi, kerbau, kambing dan domba.
Sedangkan untuk jenis unggas adalah ayam ras, ayam buras dan itik (Anonim,
2012).
Dari hasil pertanian dan perkebunan ini berdampak besar juga terhadap
perdagangan. Perdagangan menjadi tumpuan mata pencaharian penduduk
setelah pertanian. keberadaan infrastruktur berupa jalan darat yang memadai
akan lebih memudahkan para pedagang untuk berinteraksi sehingga
memperlancar baik arus barang maupun jasa, daerah ini juga telah memiliki dua
buah Pelabuhan utama yaitu Pelabuhan khusus Tanjung Bakau dan Pelabuhan
Khusus Boemanjeng, serta terdapat berbagai sarana dan prasarana pendukung
diantaranya sarana pembangkit tenaga listrik, air bersih, gas dan jaringan
telekomunikasi (Anonim, 2012).
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 121
Daerah ini mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan antara lain
di sektor perkebunan dengan komoditi utama yang dihasilkan daerah ini berupa
kelapa sawit, kelapa dalam, kelapa hibrida, kopi arabika, kopi robusta, jambu
mete, cengkeh, kakao, dan lada. Untuk kegiatan pertanian di daerah ini, hasil
utama yang dihasilkan berupa bahan tanaman pangan yang meliputi: padi,
tanaman holtikultura dan palawija. Kelapa sawit merupakan komoditi unggulan
daerah ini sudah terdapat 2 pabrik pengolahan kelapa sawit, dengan keberadaan
pabrik ini memungkinkan menyerap tenaga kerja dari penduduk setempat dan
meningkatkan hasil produksi kelapa sawit ini (Anonim, 2012).
Produksi tanaman perkebunan di Kabupaten Mamuju Utara sangat potensil
dengan komoditas kelapa sawit dengan luas areal sekitar 15.000 ha. Disamping
itu juga memiliki lahan perkebunan kakao sekitar 16.000 hektar, sedangkan
cengkeh sekitar 145 hektar dan kelapa dalam dengan luas arel sekitar 4.100
hektar (Anonim, 2012).
Selain cocok untuk tanaman perkebunan kabupaten Mamuju Utara sangat
cocok untuk ditanami jeruk manis. Tanaman ini tumbuh baik di Kecamatan
Pasangkayu, Sarudu dan Baras. Luas lahannya sekitar 1.026.250 Ha dan
terdapat sekitar satu juta pohon yang menghasilkan 94.942 ton jeruk (Anonim,
2012).
Kabupaten Polewali Mandar merupakan salah satu daerah penghasil
tanaman pangan di Provinsi Sulawesi Barat. Selain padi sebagai komoditas
tanaman pangan andalan, tanaman pangan lainnya yang dihasilkan Kabupaten
Polewali Mandar adalah jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang-kacangan.
Produksi padi Kabupaten Polewali Mandar tahun 2010 sebesar 225.092,00 ton
yang dipanen dari areal seluas 32.966 ha atau rata-rata 6,8 ton per hektar.
Produksi padi tahun pada 2010 mengalami kenaikan sebesar 14,90 persen
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 122
dibandingkan dengan produksi pada tahun 2009 yang menghasilkan 195.906,00
ton padi dengan luas panen 29,368 ha (Anonim, 2012).
Sebagian besar produksi padi di Kabupaten Polman dihasilkan oleh jenis
padi sawah. Jenis padi ini menyumbang 97,33 persen dari seluruh produksi padi
atau sebesar 190.678,00 ton. Sedangkan sisanya dihasilkan oleh padi ladang.
Produksi jagung Kabupaten Polman pada tahun 2009 sebesar 4.562 ton dengan
luas panen 1.509 ha atau menghasilkan rata-rata 3,02 ton/ha. Produksi ubi jalar,
ubi kayu dan kacang-kacangan (Anonim, 2012).
Pelaksanaan pemantauan daerah sebar OPTK dilakukan dengan melalui tahap :
1) Penetapan Pelaksanaan Pemantauan oleh Badan Karantina Pertanian
2) Komunikaasi dan koordinasi dengan instansi/dinas terkait
a. SKP Kelas II Mamuju sebagai pelaksana pemantauan
menginformasikan rencana pemantauan kepada dinas/instansi
Pemerintahan Daerah maupun swasta terkait tentang rencana
pemantauan yang akan dilaksanakan, antara lain waktu dan lokasi
pemantauan OPTK.
b. Data teknis dan lokasi dapat diperoleh pada instansi pemerintah atau
instansi swasta atau dari kelompok tani.
3) Perencanaan Pemantauan
Perencanaan adalah tahapan penting dalam penyelenggaraan
pemantauan OPTK. Jika proses perencanaan dilakukan dengan baik
maka kekurangan atau kelemahan dapat diketahui pada tahap ini, dan
tindakan perbaikan dapat dilakukan sebelum pemantauan
dilaksanakan. Hal-hal yang perlu dikaji dalam perencanaan antara lain:
a. Penentuan Judul dan Pelaksana Pemantauan
b. Penentuan Tujuan Pemantauan
c. Penentuan Sasaran/Target Pemantauan
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 123
d. Diagnosis OPTK Sasaran
e. Identifikasi Tanaman Inang
f. Penelaahan Rencana Pemantauan
g. Pemilihan Lokasi
h. Identifikasi Wilayah Pemantauan
i. Identifikasi Tempat, dan Lokasi Pengambilan Sampel
j. Pemilihan Lokasi
k. Penghitungan Ukuran Sampel
l. Penentuan Waktu Pelaksanaan
m. Penandaan Lokasi dan Pengumpulan Data
n. Metode Pengumpulan Spesimen OPT/OPTK
o. Kelengkapan Alat dan Bahan
p. Pengambilan Spesimen
q. Penyimpanan Data Secara Elektronik
r. Petugas Pemantauan
s. Perizinan dan Akses
4) Pesiapan Pemantauan
a. Penunjukan Tim
b. Persiapan Alat dan Bahan
c. Konsolidasi dan Pembagian Tugas
d. Surat Tugas
5) Pelaksanaan Pemantauan
6) Pengumpulan Spesimen dan Pencatatan Data
7) Analisis Data
8) Pelaporan
9) Tindak Lanjut Temuan OPTK
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 124
Gambar 7.10.2.1 Pemantauan OPTK Tahun 2015 di Kabupaten Mamuju Tengah
Gambar 7.10.2.2 Pemantauan OPTK Tahun 2015 di Kabupaten Mamuju Utara
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 125
Gambar 7.10.2.3 Pemantauan OPTK Tahun 2015 di Kabupaten Polewali Mandar
Hasil pemantauan daerah sebar OPTK Tahun Anggaran 2015 di
Kabupaten Polewali Mandar, Mamuju/Mamuju Tengah dan Mamuju Utara
setelah dilakukan deteksi dan identifikasi di laboratorium SKP kelas II Mamuju
dan BBUSKP dapat digambarkan pada tabel berikut :
Tabel 7.10.2.a Hasil Pemantauan Lalat Buah Menggunakan Perangkap dengan Antraktan Methyl Eugenol dan Cue Lure
NO. KABUPATEN KECAMATAN DESA /
KELURAHAN METIL EUGENOL
(ME) CUE LURE (CL)
1 MAMUJU TOMMO BUAH SAKTI - Bactrocera umbrosa = 3 ekor
-Bactrocera albistrigata = 27 ekor
- Bactrocera papayae = 34 ekor
- Bactrocera musae = 5 ekor
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 126
Inang : Buah Mangga
Inang : Jambu air
S : 02°17.666' S : 02°17.172'
E : 119°16.075' E : 119°16.633'
K : 19 m K : 14 m
TOMMO
- Bactrocera papayae = 21 ekor
-Bactrocera albistrigata = 27 ekor
- Bactrocera musae = 6 ekor
-Bactrocera cucurbitae = 1 ekor
Inang : Mangga Inang : Jambu air
S : 02°16.082'
S : 02°16.978'
E : 119°13.867' E : 119°14.477'
K : 15 m K : 18 m
PANGALE LEMO-LEMO - Tidak ada lalat buah yang ter- perangkap (nihil)
-Bactrocera albistrigata = 2 ekor
Inang : Durian Inang : Rambutan
S : 02°17.646' S : 02°17.379'
E : 119°10.726' E : 119°10.893'
K : 33 m K : 43 m
POLO PANGALE - Bactrocera papayae = 26 ekor
-Bactrocera cucurbitae = 1 ekor
- Bactrocera musae = 1 ekor
- Bactrocera umbrosa = 6 ekor
Inang : Langsat Inang : Rambutan
S : 02°16.588' S : 02°16.901'
E : 119°11.816' E : 119°11.430'
K : 50 m K : 39 m
2 MAMUJU UTARA
PASANGKAYU PASANGKAYU - Bactrocera papayae = 4 ekor
-Bactrocera albistrigata = 1 ekor
- Bactrocera persignata = 1 ekor
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 127
AKO - Bactrocera papayae = 10 ekor
-Bactrocera albistrigata = 2 ekor
-Bactrocera persignata
= 1 ekor
TIKKE RAYA TIKKE - Bactrocera papayae = 45 ekor
-Bactrocera albistrigata = 16 ekor
- Bactrocera umbrosa = 15 ekor
- Bactrocera musae = 6 ekor
JENGENG RAYA
- Bactrocera papayae = 28 ekor
-Bactrocera albistrigata = 1 ekor
- Bactrocera umbrosa = 4 ekor
- Bactrocera musae = 3 ekor
BAMBALAMOTU POLEWALI
- Bactrocera papayae = 4 ekor
-Bactrocera albistrigata = 23 ekor
- Bactrocera umbrosa = 2 ekor
-Bactrocera cucurbitae = 3 ekor
- Bactrocera musae = 1 ekor
BAMBALAMOTU
- Bactrocera papayae = 18 ekor
-Bactrocera albistrigata = 14 ekor
- Bactrocera musae = 7 ekor
-Bactrocera persignata = 14 ekor
- Bactrocera umbrosa = 5 ekor
-Bactrocera cucurbitae = 1 ekor
- Dacus longicornis = 1 ekor
3 MAMUJU TENGAH
TOBADAK TOBADAK KAMPUNG
- Bactrocera umbrosa = 18 ekor
-Bactrocera albistrigata = 12 ekor
- Bactrocera papayae = 447 ekor
- Bactrocera cucurbitae = 3 ekor
- Bactrocera musae = 8 ekor
-Bactrocera persignata = 5 ekor
- Dacus longicornis= 1 ekor
Inang : Buah Nangka Inang : Buah Nangka
S : 02°04.551' S : 02°04.267'
E : 119°18.403' E : 119°17.977'
K : 31 m K : 21 m
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 128
TOBADAK I
- Bactrocera papayae = 60 ekor
- Tidak ada lalat buah yang ter-
- Bactrocera umbrosa = 1 ekor perangkap (nihil)
- Bactrocera musae = 10 ekor
Inang : Jambu Air Inang : Jambu air
S : 02°05.545' S : 02°05.347'
E : 119°20.836' E : 119°20.834'
K : 22 m K : 24 m
TOPOYO TOPOYO
- Bactrocera papayae = 423 ekor
-Bactrocera albistrigata = 9 ekor
- Bactrocera musae = 22 ekor
- Bactrocera umbrosa = 1 ekor
Inang : Mangga Inang : Mangga
S : 02°04.044' S : 02°03.8792'
E : 119°17.244' E : 119°17.201'
K : 23 m K : 24 m
WAE PUTEH
- Bactrocera papayae = 111 ekor
-Bactrocera albistrigata = 3 ekor
- Bactrocera musae = 7 ekor
- Bactrocera umbrosa = 4 ekor
Inang : Jambu air Inang : Rambutan
S : 02°03.202' S : 02°03.071'
E : 119°16.404' E : 119°16.479'
K : 19 m K : 19 m
4 POLMAN TAPANGO BANATA REJO
- Bactrocera umbrosa = 74 ekor
-Bactrocera albistrigata = 24 ekor
- Bactrocera papayae = 53 ekor
-Bactrocera cucurbitae = 3 ekor
- Bactrocera musae = 8 ekor
- Dacus longicornis = 1 ekor
S : 03°20.887' S : 03°20.666'
E : 119°14.334' E : 119°14.497'
K : 38 m K : 39 m
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 129
PELITAKAN
- Bactrocera papayae = 47 ekor
-Bactrocera albistrigata = 40 ekor
- Bactrocera umbrosa = 71 ekor
- Bactrocera musae = 31 ekor
S : 03°21.072' S : 03°21.028'
E : 119°14.426' E : 119°14.176'
K : 36 m K : 36 m
MATAKALI PATAMPANUA
- Bactrocera papayae = 54 ekor
-Bactrocera albistrigata = 13 ekor
- Bactrocera umbrosa = 15 ekor
- Bactrocera musae = 13 ekor
S : 03°23.974' S : 03°24.161'
E : 119°17.610' E : 119°17.783'
K : 22 m K : 15 m
MATAKALI
- Bactrocera papayae = 33 ekor
-Bactrocera albistrigata = 6 ekor
- Bactrocera musae = 1 ekor
- Bactrocera umbrosa = 21 ekor
S : 03°23.385' S : 03°23.319'
E : 119°16.246' E : 119°16.586'
K : 20 m K : 19 m
MAPILI UGI BARU
- Bactrocera papayae = 11 ekor
-Bactrocera albistrigata = 7 ekor
- Bactrocera umbrosa = 7 ekor
- Bactrocera cucurbitae = 3 ekor
- Bactrocera musae = 4 ekor
S : 03°24.004' S : 03°24.090'
E : 119°11.654' E : 119°12.078'
K : 23 m K : 18 m
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 130
BONE-BONE
- Bactrocera papayae = 4 ekor
-Bactrocera albistrigata = 1 ekor
- Bactrocera musae = 2 ekor
S : 03°24.050' S : 03°24.132'
E : 119°11.397' E : 119°11.165'
K : 19 m K : 24 m
Berdasarkan tabel tersebut diatas terlihat bahwa pada pemasangan
perangkap lalat buah ditemukan 1 jenis Lalat Buah yang tergolong OPTK yaitu
Bactrocera musae, serta terdapat 6 jenis lalat buah yang tergolong OPT yaitu
Dacus langicornis, Bactrocera persignata, Bactrocera cucurbitae, Bactrocera
albistrigata, Bactrocera umbrosa, dan Bactrocera papayae.
Pemasangan Dome Trap pada Gudang-gudang tempat penyimpanan
Beras, Jagung, dan lain - lain dimaksudkan untuk melakukan monitoring dan
pemantauan keberadaan Trogoderma granarium. Hasil deteksi dan identifikasi
terhadap keberadaan hama gudang di Kabupaten Polewali Mandar dan
Mamuju sebagaimana pada tabel berikut :
Tabel 7.10.2.b Hasil Monitoring Trogoderma granarium dengan Pemasangan Perangkap
Dome Trap di Kab. Polewali Mandar dan Mamuju Provinsi Sulawesi Barat.
NO. NAMA GUDANG NAMA
DAERAH NAMA SPESIES TITIK KOORDINAT
1 UD. RIPA
INDAH
Kecamatan Kalukku
Kabupaten Mamuju
- Tribolium cofusum= 1 ekor - Rhizoperta dominica= 1 ekor - Oryzaephilus surinamensis= 4 ekor
S : 02°33.214' E : 119°03.281' K : 10 m
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 131
2 GB.
MAKKAWARUE
Desa Banato Rejo
Kecamatan Tapango
Kabupaten Polewali Mandar
- Tribolium castaneum= 6 ekor
S : 03°20.808' E : 119°14.369' K : 37 m
Berdasarkan tabel tersebut diatas terlihat bahwa pada pemasangan
Dome Trap ditemukan terdapat 4 jenis hama gudang yaitu Tribolium
castaneum, Tribolium confusum, Oryzaephilus surinamensis, Rhizoperta
dominica. Pengumpulan sampel bergejala maupun jenis serangga yang
ditemukan dilapangan setelah dilakukan deteksi dan identifikasi dapat
dikemukakan pada tabel berikut :
Tabel 7.10.2.c Hasil Identifikasi OPT/OPTK yang ditemukan di lapangan pada Kabupaten
Mamuju, Polewali Mandar dan Kabupaten Mamuju Utara Provinsi Sulbar.
NO. LOKASI HASIL TEMUAN METODE
PEMERIKSAAN
1.
Desa Bunga-Bunga Kec. Matakali S : 03°24.062' E : 119°17.890' K : 23 m
- Ordo Hemiptera Famili Coreidae = 6 ekor (Tanaman Kelapa) - Ordo Orthopthera Famili Locustidae = 1 ekor (Tanaman Kelapa)
Mikroskopis
Tabel 7.10.2.d Hasil Pengujian Laboratorium Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian
Untuk Sampel Kakao, Kelapa, Jambu biji
No Jenis
Komoditi Lokasi Hasil Temuan
Metode Pemeriksaan
1 Kakao Kab. Mamuju Utara - Colletotrchum gleosporioides Blotter Test
Kec. Pasangkayu - Cladosporium herbarum
Desa Ako - Chaetomium spinosum
S : 01°10.714' - Fusarium decemcellulare
E : 119° 24.606' - Fusarium equisetii
K : 13 M - Fusarium moniliforme
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 132
- Fusarium solani
- Geotrichum candidum
- Glomerella cingulata
- Nigrospora sphaerica
- Phomopsis oblonga
- Rhizoctonia solani
2 Kelapa Kab. Mamuju Utara Colomerus novahebridensis Morfologi
Kec. Sarudu
Desa Cinoki
S : 01° 41.062'
E : 119° 17.554'
K : 30 M
3 Jambu Biji Kab. Polewali Mandar Rastrococcus spinosus Morfologi
Kec. Matakali
Desa Pasiang
S : 03°22.742'
E : 119°17.942'
K : 36 M
4 Mangga Kab. Polewali Mandar Icerya puichra Morfologi
Kec. Wonomulyo
Desa Sumberjo
S : 03° 23.773'
E : 119° 13. 391'
K : 20 M
Berdasarkan tabel tersebut diatas terlihat bahwa ditemukan OPT
golongan serangga yang sudah bersifat endemis.
Berdasarkan hasil pemantauan daerah sebar OPT/OPTK yang telah
dilakukan terlihat bahwa pada pemasangan perangkap lalat buah
menggunakan antraktan Methyl eugenol dan Cue lure, berdasarkan hasil
identifikasi yang telah dilakukan di laboratorium dengan metode mikroskiopis
terlihat bahwa ditemukan lalat buah yang tergolong OPTK yaitu Bactrocera
musae dengan ciri- ciri morfologi seperti pada gambar berikut :
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 133
Gambar 7.10.2.4 Imago Bactrocera musae
Hasil deteksi dan identifikasi pada lalat buah yang lainnya dapat
digambarkan berdasarkan ciri-ciri morfolgi sebagai berikut :
Gambar 7.10.2.5 Dacus langicornis,
Gambar 7.10.2.6 Bactrocera persignata
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 134
Gambar 7.10.2.7 Bactrocera cucurbitae
Gambar 7.10.2.8 Bactrocera albistrigata
Gambar 7.10.2.9 Bactrocera umbrosa
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 135
Gambar 7.10.2.10 Bactrocera papayae
Pemantauan daerah sebar OPT/OPTK yang telah dilaksanakan dengan
pemasangan perangkap lalat buah dengan menggunakan antraktan methyl
eugenol dan Cue Lure ditemukan OPTK sasaran yaitu B. musae. Hal ini
menyebabkan adanya perubahan daerah sebar lalat buah yang temasuk
kedalam kategori OPTK ini berdasarkan Permentan No. 93/2011 tentang
daerah sebar OPTK, daerah sebar B. musae adalah pada Pulau Kalimantan,
Papua dan Maluku Utara.
Pemantauan daerah sebar OPTK dengan pemasangan Dome Trap
pada gudang beras milik perusahaan dan milik petani di Kabupaten Polman
ditemukan beberapa spesies hama gudang. Berdasarkan hasil identifikasi di
laboratorium SKP Mamuju dengan metode mikroskopis yaitu pengamatan
langsung berdasarkan ciri morfologi yang dimiliki hama gudang tersebut
ditemukan spesies hama gudang, secara rinci dari ciri morofologi terhadap
hama gudang yang ditemukan dapat dilhat pada gambar berikut :
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 136
Gambar 7.10.2.11 Tribolium castaneum
Gambar 7.10.2.12 Tribolium confusum
Gambar 7.10.2.13 Oryzaephilus surinamensis
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 137
Gambar 7.10.2.14 Rhizoperta dominica
Hasil monitoring keberadaan Trogoderma granarium yang telah
dilakukan tidak ditemukan pada masing-masing tempat pemasangan dome
trap tersebut. Berdasarkan hasil identifikasi yang telah dilakukan dengan
metode mikroskopis dan telah membanding gambar Trogoderma granarium
pada berbagai literatur tidak ditemukan keberadaan T. granarium hanya hama
gudang yang bersifat kosmopolit. Hal ini berdasarkan pada Permentan No.
93/2011 tentang daerah sebar OPTK, T. granarium merupakan jenis OPTK
kategori A1, artinya keberadaanya belum ada di wilayah Indonesia. Daerah
sebar T. granarium meliputi Eropa (Cyprus, Spanyol, Swiss), Asia
(Afghanistan, Bangladesh, Taiwan, India, Iran, Irak, Israel, Jepang, Korea
Selatan, Libanon, Myanmar, Pakistan, Pilipina, Saudi Arabia, Sri lanka, Siria,
Turki dan Yaman), Afrika (Algeria, Burkina Faso, Mesir, Libya, Mali,
Mauritania, Maroko, Nigeria, Niger, Senegal, Somalia, Sudan, Zanzibar,
Tunisia, Zambia dan Zimbabwe.
Pemantauan daerah sebar OPT/OPTK dengan melakukan
penangkapan serangga menggunakan jaring serangga ditemukan beberapa
jenis spesies serangga yang merupakan kategori OPT dan bersifat
kosmopolit.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 138
Pemantauan daerah sebar OPT/OPTK dengan pengambilan specimen
pathogen (cendawan, bakteri dan nematoda) di Kabupaten Mamuju, Mamuju
Utara dan Kabupaten Polewali Mandar, berdasarkan hasil identifikasi di
laboratorium SKP Mamuju ditemukan beberapa spesies cendawan, bakteri
dan nematoda. Namun secara keseluruhan dari spesies yang ditemukan
merupakan kategori kosmopolit.
Gejala penyakit diawali dengan bercak kecil kehitaman pada pelepah
bagian luar di atas batas permukaan air, selanjutnya bercak membesar.
Cendawan penyebab penyakit menembus bagian dalam pelepah dan
menginfeksi batang sehingga menyebabkan busuk pada batang dan
pelepah. Cendawan penyebab busuk batang menghasilkan sklerosia yang
berbentuk bulat kecil berwarna hitam. Sklerosia banyak terdapat pada bagian
dalam batang padi yang membusuk.
Selama kondisi lingkungan kurang menguntungkan, cendawan
menghasilkan sklerosia secara berlimpah sebagai alat untuk bertahan
hidup. Sklerosia tersimpan dalam tunggul dan jerami sisa panen. Selama
pengolahan tanah sklerosia tersebut dapat tersebar ke seluruh petakan sawah
dan menjadi inokulum awal penyakit busuk batang pada musim tanam
berikutnya. Pengujian terhadap specimen bakteri dengan metode PCR
terhadap specimen dari tanaman jeruk menunjukkan gejala negatif.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 139
Gambar 7.10.2.15 Peta Daerah Sebar Organisme Penggangu Tumbuhan Karantina (OPT) dan
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) Hasil Pemantauan SKP Kelas
II Mamuju Sulawesi Barat Tahun 2015 di Kabupaten Mamuju Tengah.
Gambar 7.10.2.16 Peta Daerah Sebar Organisme Penggangu Tumbuhan Karantina (OPT) dan
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) Hasil Pemantauan SKP Kelas
II Mamuju Sulawesi Barat Tahun 2015 di Kabupaten Mamuju Utara.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 140
Gambar 7.10.2.17 Peta Daerah Sebar Organisme Penggangu Tumbuhan Karantina (OPT) dan
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) Hasil Pemantauan SKP Kelas
II Mamuju Sulawesi Barat Tahun 2015 di Kabupaten Polewali Mandar.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 141
BAB VIII
UPAYA KHUSUS (UPSUS)
PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI
DI PROVINSI SULAWESI BARAT
Kebijakan Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo bahwa swasembada
pangan Nasional Tahun 2015 terhadap 3 komoditas strategis yaitu padi, jagung dan
kedelai (Pajale) harus tercapai dalam jangka waktu 3 tahun. Adapun data audit lahan
Kementrian Pertanian Tahun 2012 menyatakan bahwa luas lahan di Indonesia adalah
8.132.346 Ha dengan indek pertanaman (IP 140 %, produktivitas padi 5,13 ton/Ha,
produktivitas jagung 4,94 ton/Ha dan produktivitas kedelai 1,51 ton/Ha.
Infrastuktur pertanian saat ini menunjukkan bahwa sawah yang mempunyai
jaringan irigasi seluas 7.146.168 Ha dimana dari jumlah tersebut terjadi kerusakan
jaringan irigasi primer dan sekunder seluas 3.289.069 Ha dan irigasi tersier seluas
3.518.227 Ha. Kabinet kerja telah menetapkan swasembada berkelanjutan Tahun
2015 terhadap padi sebesar 73,40 juta ton (atau pertumbuhan 2,11 % per tahun),
jagung sebesar 20,33 juta ton (atau pertumbuhan 5,57 % per tahun) dan kedelai
sebesar 1,50 juta ton (atau pertumbuhan 60,81 % per tahun).
Dalam pencapaian swasembada pangan terhadap Pajale maka ditetapkan
program Upaya Khusus (UPSUS) Swasembada Padi Jagung dan Kedelai 2015
dengan strategi peningkatan indek pertanaman (IP) dan produktivitas melalui
rahabilitasi jaringan irigasi tersier, optimalisasi lahan, penyediaan sarana dan
prasarana pertanian (benih, pupuk, pestisida dan alat mesin pertanian) serta
pendampingan oleh TNI-AD dan instansi vertikal Kementerian Pertanian. Dengan
strategi tersebut diharapkan swasembada padi, jagung dan kedelai dapat terwujud
dengan indikator IP meningkat 0,5, produktivitas padi meningkat 0,3 ton/Ha, kedelai
1,57 to/Ha dan jagung 1 ton/Ha.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 142
No Komoditi Luas Panen
(Ha) Provitas (Ku/Ha)
Produksi (Ton)
1 2 3 4 5
1. Padi 94.961 47,59 451.890
2. Jagung 24.252 45,48 110.300
3. Kedelai 3.418 11,72 4.006
Tabel 8.1 Data Produksi Padi di Sulawesi Barat Tahun 2013
Provinsi Sulawesi Barat terdiri dari 6 Kabupaten yaitu Kabupaten Mamuju,
Mamuju Tengah, Mamuju Utara, Kabupaten Majene, Kabupaten Polewali Mandar dan
Kabupaten Mamasa dengan luas sawah total adalah 67.132 Ha. Dengan adanya
upsus maka pencapaian tersebut harus di pacu secara maksimal. Adapun target
pencapaian produksi pada Tahun 2015 dengan luas tanam sebesar 109.608 Ha
dengan rincian periode musim tanam Oktober – Maret adalah seluas 64.737 Ha dan
April – September seluas 44.871 Ha. Target luas tanam Provinsi Sulbar periode
musim tanam Oktober – Maret 2015 mencapai 100,99 % dan periode April –
September 2015 mencapai 87, 61 %.
Data produksi padi di Provinsi Sulawesi Barat pada Tahun 2013 adalah 445.030
ton GKG dengan rendemen 55 % sehingga dihasilkan beras sejumlah 243.941.500 Kg.
Adapun jumlah penduduk Sulbar tahun tersebut adalah 1.234.300 jiwa dengan
konsumsi per kapita 111,48 Kg/Tahun sehingga terdapat surplus beras Tahun 2013
sebanyak 106.341.736 Kg sehingga kalau kalkulasi dengan harga beras rata-rata Rp.
8.000/kg maka nominal surplus adalah Rp. 850.733.888.000,-.
Data produksi padi Tahun 2014 dengan penambahan populasi penduduk total
1.258.090 jiwa dengan produksi gabah 449.621.000 Kg (269.772.600 kg beras)
sedangkan konsumsi beras tahun 2014 142.164.170 kg sehingga terdapat surplus
beras 127.608.430 kg kalau di nominalkan Rp. 1.020.867.214.000,-
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 143
Adapun produksi padi Provinsi Sulbar Tahun 2015 dengan jumlah penduduk
1.283.252 jiwa, konsumsi beras perkapita 113 kg/jiwa/th, produksi gabah 2015 sebesar
461.844.000 Kg GKG setelah dengan rendemen 60 % sehingga bila dikonversi ke
beras menjadi 277.106.400 Kg. Dengan kebutuhan beras per tahun 145.007.476 kg
maka terdapat surplus beras 132.098.924 kg dengan nominal Rp. 1.056.791.392,-
Grafik 8.1 Gambaran Produksi Beras Provinsi Sulbar.
Kendala utama dalam pencapaian produksi padi Tahun 2015 adalah adanya
fenomena El Nino yang melanda Indonesia, dimana berdampak pada musim kemarau
yang lebih panjang sehingga bencana kekeringan melanda seluruh negeri termasuk
Provinsi Sulbar. Adapun gambaran dampak kekeringan kami sampaikan seperti tabel
di bawah ini :
0
10000000
20000000
30000000
40000000
50000000
2013 2014 2015
Prod. Beras
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 144
No Kabupaten Target Tanam (Asep)
Luas Kekeringan (Ha)
Umur Tanaman Terkena Kekeringan
(Ha)
Terkena Puso <20 hr 20-70 hr >70 hr
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Polman 17.119 1.661 1.400 - 1.661 -
2. Majene 936 32 80 - 32 80
3. Mamasa 11.858 411 - 411 - -
4. Mamuju 10.398 1.069 452 - 1.069 -
5. Mateng 4.287 834 252 97 462 141
6. Matra 2.305 - 60 - - -
Sulbar 46.903 4.007 2.244 508 3.224 221
Tabel 8.2 Dampak Kekeringan Provinsi Sulbar 2015.
Posisi produksi padi Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2015 secara Nasional
berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) ARAM II adalah 482.121 ton GKG
dan menduduki rangking 9 tingkat provinsi seperti tabel dibawah ini :
No Provinsi Produksi Rangking Nasional
(2015 terhadap 2014)
1 2 3 4
1. Aceh 2.327.871 27,90
2. Papua Barat 33.564 21,32
3. Kepulauan Bangka Belitung 28.103 19,68
4. Sumatera Selatan 4.259.104 16,04
5. Jawa Tengah 11.045.494 14,48
6. Nusa Tenggara Timur 943.020 14,20
7. NTB 2.330.865 10,12
8. Kalimantan Tengah 918.658 9,60
9. Sulawesi Barat 482.121 7,23
Tabel 8.3 Posisi produksi padi Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2015 secara Nasional berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) ARAM II
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 145
Sedangkan posisi produksi padi Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2015 di Pulau
Sulawesi berdasarkan dara BPS ARAM II menempati rangkin 2 seperti tabel di bawah
ini :
No Provinsi Produksi Rangking Nasional
(2015 terhadap 2014)
1 2 3 4
1. Gorontalo 344.078 9,33
2. Sulawesi Barat 482.121 7,23
3. Sulawesi Utara 673.712 5,61
4. Sulawesi Tengah 1.048.242 2,56
5. Sulawesi Selatan 5.534.379 2,00
6. Sulawesi Tenggara 657.734 0,02
9. Sulawesi Barat 482.121 7,23
Tabel 8.4 Posisi Produksi Padi Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2015 di Pulau Sulawesi berdasarkan dara BPS ARAM II.
Tahun 2015 merupakan tahun yang berat bagi pertanian di Indonesia karena
dampak gelombang el nino yang terparah sepanjang 10 tahun terakhir. Pada tahun
2016 ini dampak tersebut masih dirasakan yaitu dengan tidak meratanya jumlah curah
hujan sehingga banyak sekali lahan yang belum diolah karena pasokan air yang
kurang. Pompanisasi masih belum efektif dilakukan karena sumber air di sungai juga
berkurang dan kering sehingga perlu dipikirkan pembuatan sumur bor air tanah
sehingga para petani berani melakukan penanaman padi tanpa lagi mengandalkan air
hujan.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 146
8.1 Bimbingan Teknis UPSUS Tahun 2015
Sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor
1243/Kpts/OT.160/12/2014 tentang Kelompok Kerja Upaya Khusus Peningkatan
Produksi Padi, Jagung dan Kedelai Melalui Program Perbaikan Jaringan Irigasi
dan Sarana Pendukungnya, Badan Karantina Pertanian ditunjuk sebagai Tim
Supervisi Upaya Khusus untuk provinsi Jawa Barat, Sulawesi Barat, Kalimantan
Utara dan Sulawesi Utara.
Sulawesi Barat merupakan salah satu sentra pendukung atau penyokong
ketersediaan pangan nasional. Sejak berdiri menjadi propinsi yang otonom
sampai saat ini, produksi bahan pangan (padi, jagung, kedelai) terus mengalami
peningkatan yang nyata. Sulawesi Barat telah mengalami surplus bahan pangan
dan mampu memberikan sumbangan yang nyata terhadap ketersediaan dan
ketahanan pangan nasional. Surplus bahan pangan yang dicapai oleh Sulawesi
Barat merupakan buah dari pean petani, penyuluh, dan para pengambil
kebijakan dalam yang terus menerus melakukan perbaikan usahatani serta
perluasan areal tanam.
Tantangan yang dihadapi yang dihadapi saat ini oleh para pelaku yang
terlibat dalam usaha tani adalah bagaimana cara untuk terus konsisten dalam
rangka meningkatkan produksi dalam tahun-tahun mendatang. Tantangan
tersebut akan semakin berat akbat dari berbagai permasalahan yang semakin
kompleks pula. Dinamika tantangan tersebut berdampak pada beberapa hal,
antara lain:
a. Irigasi primer dan sekunder yang belum memadai
b. Kegagalan panen, penurunan indeks pertanaman yang berujung pada
penurunan produktivitas dan produksi
c. Kerusakan sumberdaya lahan pertanian
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 147
d. Peningkatan frekuensi, luas dan bobot/intensitas kekeringan
e. Peningkatan kelembaban
f. Peningkatan intensitas gangguan Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT)
Sedangkan kejadian seperti peningkatan suhu menyebabkan terjadinya
peningkatan evepotranspirasi yang selanjutnya menurunkan produktivitas yang
selanjutnya menurunkan produktivitas tanaman pangan, meningkatkan konsumsi
air, mempercepat pematangan buah atau biji, menurunkan mutu hasil dan
berkembangnya berbagai hama dan penyakit atau Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT).
Dalam rangka memberikan kepastian keberhasilan dalam usahatani
khusunya tanaman pangan (padi, jagung, kedelai) sehingga dapat terus
konsisten dalam meningkatkan produksi yang pada akhirnya akan meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan para petani dan para pelaku lainnya, yang
diperlukan tindakan antisipatif dalam mengatasinya. Penyesuaian waktu dan pola
tanam merupakan upaya yang sangat strategis dalam pendekatan adaptasi guna
mengurangi atau menghindari dampak perubahan iklim akibat pergeseran musim
dan perubahan pola curah hujan.
Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Mamuju adalah salah satu unit
pelaksana teknis (UPT) di Badan Karantina Pertanian yang berada di Provinsi
Sulawesi Barat ikut mendukung tim supervisi Upaya Khusus. Dalam mendukung
tim supervisi tersebut perlu dilakukan langkah-langkah kegiatan dalam bentuk
komponen dan subkomponen kegiatan, salah satunya adalah kegiatan
Bimbingan Teknis Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan
Kedelai.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 148
Bimbingan Teknis Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan
Kedelai merupakan kegiatan yang dilaksanakan tim supervisi Upaya Khusus unit
pelaksana teknis Badan Karantina Pertanian sebagai dukungan dan
kepanjangan tangan tim koordinator kantor pusat untuk wilayah provinsi Sulawesi
Barat.
Dengan diselenggarakannya bimbingan teknis ini diharapkan dapat
meningkatkan sumber daya manusia dalam hal ini petani, penyuluh dan babinsa
dalam pengetahuan, keterampilan dalam menerapkan teknologi agar dapat
meningkatkan hasil produksi tanaman pangan guna mensukseskan swasembada
pangan.
Pelaksanaan Bimbingan Teknis Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi,
Jagung dan Kedelai dilaksanakan di 6 Kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat.
Kegiatan tersebut diikuti oleh para petani, penyuluh, dan babinsa dengan
narasumber yang berwenang di bidangnya untuk menyampaikan materi yang
berhubungan dengan tema bimbingan teknis.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 149
Gambar 8.1 Kegiatan Bimbingan Teknis di beberapa Kabupaten Provinsi Sulawesi Barat
8.2 Kegiatan Pemantauan HPHK dan OPTK UPSUS Tahun 2015
8.2.1 Pemantauan HPHK UPSUS
Sulawesi Barat yang secara geografis berbatasan dengan Sulawesi
Selatan memiliki kemungkinan untuk tertular Brucellosis. Berkaitan dengan hal
tersebut Stasiun Karantina Pertanian Pertanian Kelas II Mamuju Provinsi
Sulawesi Barat akan melakukan pemantauan terhadap kejadian Brucellosis di
wilayah Provinsi Sulawesi Barat.
Infeksi Brucella sp bersifat fakultatif intraseluler yang bersifat kronis. Pada
ternak akan terbentuk reaksi tanggap kebal humoral secara persisten atau tahan
lama dengan terbentuknya antibody di dalam serum. Antibodi tersebut dapat
dideteksi dengan uji coba serologis seperti Rose Benggal Test (RBT) dan
Complement Fixation Test (CFT) (Anonimus 1, 2004).
Uji serologis ini dipilih dengan alasan karena lebih mudah dilakukan,
dengan memperhatikan ketelitian pangamatan dan iterpretasi (Siregar, 2000).
Penilaian uji serologis didasarkan pada respon antibodinya. Antibodi
adalah serum protein yang dihasilkan oleh sel limfosit sebagai respon terhadap
infeksi atau vaksinasi (Anonimus 2, 2000). Pada hewan ruminansia, serum
protein yang yang disebut immunoglobulin diklasifikasikan menjadi IgG1, IgG2,
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 150
IgM dan IgA (Anonimus 2, 2000). Fungsi Immunoglobulin adalah menginaktifkan
dan mengeliminasi antigen dengan jalan mengikatnya, sehingga mengakibatkan
aglutinasi, antigen lebih peka terhadap fagositosis dan merupakan awal reaksi
dari ikatan komplemen, sehingga menyebabkan sel menghancurkan diri (lysis)
(Anonimus 2, 2000).
Uji Rose Bengal digunakan sebagai uji saring (screening test) dalam
diagnosis serologis secara kuantitatif terhadap brucellosis. Apabila hasil
pengujian menghasilkan reaksi positip maka dilanjutkan dengan uji ikatan
komplemen (CFT) untuk peneguhan secara diagnosis secara kualitatif
(Anonimus 1, 2004).
Uji RBT memiliki sensitifitas yang tinggi sehingga berguna untuk
mendiagnosis penyakit brucellosis pada daerah dengan tingkat prevalensi
rendah tetapi presentasi vaksinasi cukup tinggi. Uji RBT dapat mendeteksi
antibodi Ig G terhadap Brucella abortus yang spesifitasnya sangat tergantung
pada pH media yang digunakan (Anonimus 1, 2004).
Menurut Anonimus 2, tahun 2000 menyatakan bahwa produksi antibody
setelah infeksi dipengaruhi oleh status fisiologi hewan, umur, dan lain-lain.
Respon antibodi yang diperoleh adalah :
1. Infeksi Alam
Ig M pertamakali diproduksi beberapa hari dan mencapai puncaknya
kira-kira 2 minggu setelah infeksi. Pada saat itu juga Ig G1 dan Ig G2
mulai timbul dan mencapai puncaknya kira-kira 1 bulan.
2. Vaksinasi
Jumlah Ig M yang diproduksi lebih besar daripada infeksi alam,
sedangkan Ig G lebih rendah dan umumnya Ig G1.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 151
Pada Pemantauan ini di Kabupaten Polewali Mandar di ambil 205 sampel
dari target 200 sampel. Setelah dilakukan pemeriksaan RT di dapat 6 sampel
menunjukan hasil positif RBT yaitu Atas nama pemilik Nurbiah, Desa Bone –
bone Kecamatan Mapilli, Jenis Kelamin Betina, Ras Bali, Umur 4 tahun,
Pemeliharaan Dikandangkan, 3 kali dikawinkan, 1 kali mengalami keguguran.
Selanjutnya atas nama pemilik Ruslan, Desa Bone – bone, Kecamatan Mapilli,
Jenis Kelamin Betina, Ras Bali, dikandangkan. Selajutnya atas nama pemilik
Salay, Dusun/Desa Tappang Barat, Kecamatan Mapilli, Jenis Kelamin Betina,
Ras Bali, Umur 3 tahun, dikandangkan, 1 kali kawin. Selanjutnya atas nama
pemilik Muhtar, Dusun Paluddung, Desa Landi Kanusuang, Kecamatan Mapilli,
Jenis Kelamin Betina, Umur 7 tahun, dikandangkan, 4 kali kawin, 3 kalinya
mengalami keguguran. Selanjutnya atas nama pemilik Ramli, Desa Landi
Kanusuang, Kecamatan Mapilli, Jenis Kelamin Betina, Umur 5 tahun,
dikandangkan, 3 kali kawin, 1 kalinya mengalami keguguran. Dan yang terakhir
atas nama pemilik Ramli, Desa Landi Kanusuang, Kecamatan Mapilli, Jenis
Kelamin Jantan, Umur 2 tahun.
Pengambilan sampel di Kabupaten Mamuju Utara sapi yang positif
pemeriksaan RBT atas nama pemilik Titus Tindak, Dusun Parabu, Kecamatan
Lariang, Jenis Kelamin Betina, Ras Bali, Umur 4 tahun, dikandangkan, kawin
dengan IB mempunyai 1 anak dan atas nama pemilik Siprianus Tallo Dusun
Lembasari, Desa karave, Kecamatan Bulutaba, Jenis Kelamin Betina, Ras Bali,
umur 4,5 tahun semi ranch, kawin alami. Untuk kabupaten lainnya negatif
pemeriksaan RBT.
Selain dua (2) kabupaten tersebut hasil pemeriksaan RBT menunjukkan
hasil negatif ( - ). Masih adanya penyebaran penyakit ini, diduga masih
banyaknya perkawinan secara alami di sebagian besar daerah di Sulawesi Barat.
Pemeliharaan masih di lepas di padang penggembalaan, sehingga resiko
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 152
penularan penyakit Brucellosis masih tinggi. Sapi di Kabupaten Polewali Mandar
yang positif ( + ) pemeriksaan RBT sebenarnya telah menunjukkan adanya
infeksi Brucellosis dengan adanya keguguran saat bunting. Jumlah keguguran
bervariasi. Keterbatasan pengetahuan peternak mengakibatkan ternak yang
mengalami keguguran tersebut tetap di pelihara dan dikawinkan secara alami.
Hal ini dapat memperparah penyebaran antar ternak sapi di sekitarnya. Kejadian
keguguran pada usia kebuntingan 6 dan 7 bulan (trimester 3), dimana abortus
pada usia diatas 5 bulan merupakan salah satu gejala klinis yang ditunjukkan
oleh penyakit brucellosis, namun pada pemeriksaan secara serologis
menggunakan metode RBT menunjukkan hasil negatif. Menurut Hardjopranoto.
S tahun 1995, kejadian abortus dapat disebabkan :
1. Abortus karena sebab-sebab non infeksi
Misalnya : Produksi susu yang tinggi, Induk yang terlalu muda, Gangguan
fisiologis fetus (misal : kekurangan yodium, Vitamin E, Vitamin A,
Kekurangan protein dalam pakan).
Penyebab lain bisa dikarenakan keracunan, biasanya berasal dari pakan
yang diberikan misal : keracunan nitrat yang banyak dikandung oleh rumput
liar di rawa-rawa atau daun cemara. Keracunan Daun lamtoro yang
mengandung racun mimosin, daun semanggi yang mengandung bahan
menyerupai estrogen dan tanaman yang mengandung secale cornotum
atau ergotamine.
Selain itu induk bunting dapat mengalami keguguran karena vaksinasi, yang
terjadi akibat reaksi imunologik yang berakibat terjadinya reaksi anafilaksis.
2. Abortus karena sebab- infeksi
Abortus selain disebabkan oleh B. abortus dapat disebabkan oleh
mikroorganisme lain misalnya : Bakteri (Leptospira pomona, Listeria
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 153
monositogenesis, dsb), Virus ( Bovine Viral diarrhea, Infectious Bovine
Rhinotracheitis, Infectious pustular vulvovaginitis, dsb)
Hasil pemeriksaan Brucellosis terhadap serum darah sapi, dari kelima
kabupaten di Provinsi Sulawesi Barat yang menggunakan Metode rapid test
Brucellosis, adalah sebagai berikut:
No
Lokasi Pengambilan Sampel
Target Sampel yang Diambil
(Sampel)
Sampel yang Diambil
(Sampel) Hasil Uji RBT
1. Polewali Mandar 200 205 6 Positif
2. Majene 100 101 Negatif
3. Mamasa 75 73 Negatif
4.. Mamuju 200 161 Negatif
5. Mamuju Tengah 75 65 Negatif
6. Mamuju Utara 100 101 2 Positif
Tabel 8.2.1 Hasil Pemeriksaan Brucellosis di Provinsi Sulawesi Barat
8.2.2 Pemantauan OPTK UPSUS
Stasiun Karantina Pertanian sebagai instansi pemerintah pusat yang
mempunyai tugas pokok untuk mencegah masuk dan tersebarnya Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) dari suatu area ke area lain di dalam
wilayah Negara Republik Indonesia, serta pengawasan keamanan hayati hewani
dan nabati.
Oleh karena itu, Kegiatan pemantauan ini dilaksanakan untuk mengetahui
keberadaan OPTK A1 dan A2 yang mungkin terdapat pada komoditi unggulan
dan andalan setiap Kabupaten yang ada di Propinsi Sulawesi Barat. Data yang
diperoleh diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi instansi terkait lainnya
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 154
untuk mencegah penyebaran dan untuk pengendalian serta untuk
penyempurnaan peraturan perundang-undangan Karantina.
Pada tahun 2015 kegiatan pemantauan dilaksanakan di beberapa
kecamatan di 6 (enam) Kabupaten di Sulawesi Barat yaitu Kabupaten Mamasa,
Polewali Mandar, Majene, Mamuju, Mamuju Tengah dan Mamuju Utara.
Pemantauan difokuskan pada komoditi andalan dan unggulan di masing-masing
kabupaten yang disesuaikan dengan keberadaan tanaman di lapangan.
Hasil pemantauan daerah sebar OPTK UPSUS Tahun Anggaran 2015 di
Kabupaten Mamasa, Polewali Mandar, Majene, Mamuju, Mamuju Tengah dan
Mamuju Utara setelah dilakukan deteksi dan identifikasi di laboratorium SKP
Kelas II Mamuju dan Laboratorium BBUSKP dapat digambarkan pada tabel
berikut :
Tabel 8.2.2 Hasil Pemantauan OPTK UPSUS di Provinsi Sulawesi Barat
No Kabupaten / Kecamatan /
Desa
Jenis Sampel /
Media Pembawa
Letak Geografis Target
Pengujian Metode
Pengujian Hasil
Pengujian
1 2 3 4 5 6 7
1 Mamasa Benih Padi
Balansia oryzae PCR Alternaria alternata
Alternaria padwickii
Cercospora
oryzae
Curvularia
lunata
Curvularia
oryzae
Drechslera
dematioidea
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 155
No Kabupaten / Kecamatan /
Desa
Jenis Sampel /
Media Pembawa
Letak Geografis Target
Pengujian Metode
Pengujian Hasil
Pengujian
1 2 3 4 5 6 7
Epicoccum
purpurascens
Fusarium equiseti
Fusarium
moniliforme
Fusarium solani
Nigrospora
oryzae
Periconia digitata
Rhizoctonia
solani
Tiletia
barclayana
Ustilaginoidea
virens
2 Mamuju Tengah Benih Padi
Burkholderia glumae
PCR Burkholderia
glumae
3 Mamuju Utara Benih
Jagung Peronosclerosp
ora sorghi PCR
Tidak ditemukan OPT/OPTK
Erwinia
chrysanhtemi PCR
Tidak ditemukan OPT/OPTK
4 Majene Benih
Jagung Peronosclerosp
ora sorghi PCR
Tidak ditemukan OPT/OPTK
Erwinia
chrysanhtemi PCR
Tidak ditemukan OPT/OPTK
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 156
No Kabupaten / Kecamatan /
Desa
Jenis Sampel /
Media Pembawa
Letak Geografis Target
Pengujian Metode
Pengujian Hasil
Pengujian
1 2 3 4 5 6 7
5 Mamuju Utara Benih
Kedelai Pseudomonas
cichorii Diagnostik
Agar
Tidak ditemukan OPT/OPTK
6 Mamuju Tengah Benih
Kedelai Pseudomonas
cichorii Diagnostik
Agar
Tidak ditemukan OPT/OPTK
7 Mamuju Tengah/
Tobadak/Sulobaja Kedelai
S : 02°08.231' E : 119°21.682'
K : 23 M
Peronospora manshurica
Bloter Test
Cercospora kikuchii
Colletotrchum dematium
Colletotrchum gleosporioides
Corynespora
cassicola
Curvularia
lunata
Epicoccum
purpurascens
Fusarium
semitectum
Periconia byssoides
8 Mamuju Tengah/ Tobadak/Mahahe
Kedelai S : 02°66.925'
E : 119°22.091' K : 19 M
Peronospora manshurica
Bloter Test
Cercospora kikuchii
Colletotrchum dematium
Colletotrchum gleosporioides
Corynespora
cassicola
Curvularia
lunata
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 157
No Kabupaten / Kecamatan /
Desa
Jenis Sampel /
Media Pembawa
Letak Geografis Target
Pengujian Metode
Pengujian Hasil
Pengujian
1 2 3 4 5 6 7
Epicoccum
purpurascens
Fusarium
semitectum
Periconia byssoides
9 Mamuju Tengah/ Pangale/Lemo-
Lemo Daun Jagung
S : 02°17.777' E : 119°11.360'
K : 31 M
Pantoea stewartii
PCR Pantoea stewartii
10 Mamuju Tengah/ Topoyo/Topoyo
Daun Jagung S : 02°04.350'
E : 119°17.056' K : 15 M
Pantoea stewartii
PCR Pantoea stewartii
11 Mamuju Tengah/ Topoyo/Topoyo
Daun Padi
Balansia oryzae Washing
Test Drechslera cynodontis
Fusarium solani
Nigrospora
oryzae
Rhizoctonia
solani
Microdochium
oryzae
12 Mamuju Utara/
Bambalomutu/Randomayang
Daun Jagung S : 01°01.852'
E : 119°28.835' K : 96 M
Stenocarpella maydis
Blotter Test
Chaetomium fusiforme
C. globosum
Curvularia lunata
C. clavata
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 158
No Kabupaten / Kecamatan /
Desa
Jenis Sampel /
Media Pembawa
Letak Geografis Target
Pengujian Metode
Pengujian Hasil
Pengujian
1 2 3 4 5 6 7
Drechslera
maydis
Fusarium
semitectum
F. solani
Phomopsis
stipata
Peronosclerospora sorghi
PCR Tidak
Ditemukan OPT/OPTK
Pantoea sterwatii
PCR Pantoea sterwatii
13 Mamuju
Utara/Sarjo/Letawa Daun Jagung
S : 00°54.211' E : 119°32.129'
K : 138 M
Stenocarpella maydis
Blotter Test
Acremonium macroclavatum
Colletotrchum acutatum
C. clavata
C. lunata
D. maydis
F. semitectum
F. solani
Myrothecium
roridum
Phoma
glomerata
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 159
No Kabupaten / Kecamatan /
Desa
Jenis Sampel /
Media Pembawa
Letak Geografis Target
Pengujian Metode
Pengujian Hasil
Pengujian
1 2 3 4 5 6 7
P. stipata
Peronosclerosp
ora sorghi PCR
Tidak Ditemukan OPT/OPTK
Pantoea sterwatii
PCR Tidak
Ditemukan OPT/OPTK
14 Mamuju
Utara/Baras/Batumotoru
Daun Jagung S : 01°27.051'
E : 119°20.630' K : 34 M
Stenocarpella maydis
Blotter test
C. lunata
C. pallescens
F. moniliforme
F. semitectum
F. solani
Gnatobotryum
fusum
Rhizoctonia
solani
Spaheropsis
sapinea
Sclerotium
rolfsii
Peronosclerosp
ora sorghi PCR
Tidak Ditemukan OPT/OPTK
Pantoea sterwatii
PCR Tidak
Ditemukan OPT/OPTK
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 160
No Kabupaten / Kecamatan /
Desa
Jenis Sampel /
Media Pembawa
Letak Geografis Target
Pengujian Metode
Pengujian Hasil
Pengujian
1 2 3 4 5 6 7
15 Mamuju
Utara/Tikke Raya/Lariang
Daun Jagung S : 01°26.181'
E : 119°21.581' K : 24 M
Stenocarpella maydis
Blotter test
A. macroclavatum
C. lunata
C. pallescens
F. semitectum
Phomopsis
archeri
R. solani
S. rolfsii
Peronosclerosp
ora sorghi PCR
Tidak Ditemukan OPT/OPTK
Pantoea sterwatii
PCR Tidak
Ditemukan OPT/OPTK
16 Mamuju Utara / Baras / Kasako
Daun Jagung S : 01°34.026'
E : 119°19.647' K : 4 M
Stenocarpella maydis
Blotter test
C. lunata
C. clavata
Diplodina acerina
D. maydis
F. semitectum
F. solani
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 161
No Kabupaten / Kecamatan /
Desa
Jenis Sampel /
Media Pembawa
Letak Geografis Target
Pengujian Metode
Pengujian Hasil
Pengujian
1 2 3 4 5 6 7
R. solani
S. rolfsii
Peronosclerosp
ora sorghi PCR
Tidak Ditemukan OPT/OPTK
Pantoea sterwatii
PCR Tidak
Ditemukan OPT/OPTK
17 Mamuju Utara /
Tikke Raya / Lariang
Daun Jagung S : 01°26.019'
E : 119°21.547' K : 17 M
Stenocarpella maydis
Blotter test
C. globosum
C. lunata
C. clavata
F. culmorum
F. semitectum
Nigrospora sphaerica
R. solani
Peronosclerosp
ora sorghi PCR
Tidak Ditemukan OPT/OPTK
Pantoea sterwatii
PCR Tidak
Ditemukan OPT/OPTK
18 Mamuju Utara / Baras / Kasano
Daun Jagung S : 01°34.026'
E : 119°19.647' K : 4 M
Stenocarpella maydis
Blotter test
C. fusiforme
C. clavata
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 162
No Kabupaten / Kecamatan /
Desa
Jenis Sampel /
Media Pembawa
Letak Geografis Target
Pengujian Metode
Pengujian Hasil
Pengujian
1 2 3 4 5 6 7
C. lunata
C. pallescens
F. moniliforme
F. semitectum
F. solani
Peronosclerosp
ora sorghi PCR
Tidak Ditemukan OPT/OPTK
Pantoea sterwatii
PCR Tidak
Ditemukan OPT/OPTK
19 Mamuju Utara /
Dapurang / Belawaraya
Daun Jagung S : 01°44.273'
E : 119°21.419' K : 29 M
Stenocarpella maydis
Blotter test
C. clavata
C. lunata
C. pallescens
D. maydis
F. semitectum
F. solani
R. solani
Peronosclerosp
ora sorghi PCR
Tidak Ditemukan OPT/OPTK
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 163
No Kabupaten / Kecamatan /
Desa
Jenis Sampel /
Media Pembawa
Letak Geografis Target
Pengujian Metode
Pengujian Hasil
Pengujian
1 2 3 4 5 6 7
Pantoea sterwatii
PCR Tidak
Ditemukan OPT/OPTK
20 Mamuju Utara / Bambalomutu /
Polewali Padi
S : 01°44.273' E : 119°21.419'
K : 29 M
Pythium ultimum
Blotter test
Nigrospora oryzae
Rhizoctonia solani
Burkholderia
glumae PCR
Tidak Ditemukan OPT/OPTK
Burkholderia
glumae Inderect ELISA
Burkholderia glumae
21 Mamuju Utara / Bambalomutu /
Polewali Padi
S : 01°09.456' E : 119°26.195'
K : 109 M
Pythium ultimum
Blotter test
Acremonium macroclavatum
Colletotrchum coccodes
Curvularia
lunata
Fusarium
semitectum
Nigrospora
oryzae
Rhizoctonia
solani
Burkholderia
glumae PCR
Burkholderia glumae
Burkholderia
glumae Inderect ELISA
Burkholderia glumae
22 Mamuju Utara / Bambalomutu / Bambalomutu
Padi S : 01°05.136'
E : 119°27.613' K : 81 M
Pythium ultimum
Blotter test
Chaetomium globosum
Fusarium semitectum
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 164
No Kabupaten / Kecamatan /
Desa
Jenis Sampel /
Media Pembawa
Letak Geografis Target
Pengujian Metode
Pengujian Hasil
Pengujian
1 2 3 4 5 6 7
Nigrospora
oryzae
Rhizoctonia
solani
Burkholderia
glumae PCR
Burkholderia glumae
Burkholderia
glumae Inderect ELISA
Burkholderia glumae
23 Mamuju Utara / Pasangkayu / Gunung Sari
Padi S : 01°11.267'
E : 119°27.810' K : 144 M
Pythium ultimum
Blotter test
Curvularia lunata
Curvularia senegalensis
Fusarium equiseti
Nigrospora
oryzae
Rhizoctonia
solani
Burkholderia
glumae PCR
Burkholderia glumae
Burkholderia
glumae Inderect ELISA
Burkholderia glumae
24 Mamuju Utara / Pasangkayu /
Martajaya Padi
S : 01°11.745' E : 119°26.599'
K : 105 M
Pythium ultimum
Blotter test
Nigrospora oryzae
Rhizoctonia solani
25 Mamuju Utara / Sarjo / Sarude
Padi S : 00°51.706'
E : 119°33.543' K : 42 M
Pythium ultimum
Blotter test
Curvularia lunata
Graphium sp.
Nigrospora oryzae
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 165
No Kabupaten / Kecamatan /
Desa
Jenis Sampel /
Media Pembawa
Letak Geografis Target
Pengujian Metode
Pengujian Hasil
Pengujian
1 2 3 4 5 6 7
Pleurothecium
recurvatum
Rhizoctonia
solani
Burkholderia
glumae PCR
Tidak Ditemukan OPT/OPTK
Burkholderia glumae
Inderect ELISA
Tidak Ditemukan OPT/OPTK
26 Majene / Malunda
/ Mekatta Padi
S : 02°57.936' E : 118°51.949'
K : 99 M
Pythium ultimum
Blotter test
Acremonium macroclavatum
Curvularia lunata
C. pallescens
Fusarium
pallidoroseum
Nigrospora
oryzae
Rhizoctonia
solani
Burkholderia
glumae PCR
Burkholderia glumae
Burkholderia
glumae Inderect ELISA
Burkholderia glumae
27 Majene / Malunda
/ Lombong Padi
S : 02°59.191' E : 118°51.422'
K : 111 M
Pythium ultimum
Blotter test
Acremonium macroclavatum
Curvularia lunata
Fusarium pallidoroseum
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 166
No Kabupaten / Kecamatan /
Desa
Jenis Sampel /
Media Pembawa
Letak Geografis Target
Pengujian Metode
Pengujian Hasil
Pengujian
1 2 3 4 5 6 7
F. solani
Nigrospora
oryzae
Rhizoctonia
solani
Burkholderia glumae
Inderect ELISA
Tidak Ditemukan OPT/OPTK
Burkholderia glumae
PCR Tidak
Ditemukan OPT/OPTK
28 Mamasa / Rawalian /
Rante Tangga Padi
Meloidogyne graminicola
Morfologi Meloidogyne
sp.
29 Mamasa /
Tandukalua / Balabatu
Padi
Phytium sp. Rapid Test
Tidak ditemukan OPT/OPTK
30 Polewali /
Wonomulyo / Tumpiling
Padi
Pythium ultimum
Washing Test
Fusarium solani
Microdochium oryzae
31 Polewali /
Wonomulyo / Darma
Padi
Pythium ultimum
Washing Test
Curvularia lunata
32 Polewali /
Wonomulyo / Sidodadi
Padi
Pythium ultimum
Washing Test
Fusarium solani
Fusarium semitectum
Drechslera incurvata
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 167
No Kabupaten / Kecamatan /
Desa
Jenis Sampel /
Media Pembawa
Letak Geografis Target
Pengujian Metode
Pengujian Hasil
Pengujian
1 2 3 4 5 6 7
33 Polewali /
Wonomulyo / Papandangan
Padi
Pythium ultimum
Washing Test
Curvularia lunata
Curvularia clavata
Rhizoctonia solani
Berdasarkan tabel tersebut diatas terlihat bahwa pada pemeriksaan
Pemantauan UPSUS OPTK terdapat 2 jenis OPTK A2 yaitu Burkholderia glumae
dan Pantoea sterwatii.
Pemantauan daerah sebar OPT/OPTK UPSUS yang telah dilaksanakan
dengan pengambilan sampel tanaman yang bergejala di lapangan. Pemantauan
daerah sebar OPT/OPTK dengan pengambilan specimen patogen (cendawan,
bakteri dan nematoda) di Kabupaten Mamasa, Polewali Mandar, Majene,
Mamuju, Mamuju Tengah dan Mamuju Utara, berdasarkan hasil identifikasi di
laboratorium SKP Kelas II Mamuju dan Laboratorium BBUSKP ditemukan
beberapa spesies cendawan, bakteri dan nematoda. Untuk hasil pemeriksaan
beberapa ditemukan OPTK A2 dan sebagian lagi ditemukan spesies yang
tergolong kosmopolit.
Gejala penyakit diawali dengan bercak kecil kehitaman pada pelepah
bagian luar di atas batas permukaan air, selanjutnya bercak membesar.
Cendawan penyebab penyakit menembus bagian dalam pelepah dan
menginfeksi batang sehingga menyebabkan busuk pada batang dan
pelepah. Cendawan penyebab busuk batang menghasilkan sklerosia yang
berbentuk bulat kecil berwarna hitam. Sklerosia banyak terdapat pada bagian
dalam batang padi yang membusuk.
Laporan Tahunan SKP Kelas II Mamuju TA. 2015 168
Selama kondisi lingkungan kurang menguntungkan, cendawan
menghasilkan sklerosia secara berlimpah sebagai alat untuk bertahan
hidup. Sklerosia tersimpan dalam tunggul dan jerami sisa panen. Selama
pengolahan tanah sklerosia tersebut dapat tersebar ke seluruh petakan sawah
dan menjadi inokulum awal penyakit busuk batang pada musim tanam
berikutnya.
Untuk hasil pemeriksaan tanaman jagung dibeberapa kabupaten
ditemukan Pantoea stewartii sedangkan untuk tanaman padi dibeberapa
kabupaten ditemukan Burkholderia glumae sedangkan untuk tanaman kedelai
tidak ditemukan target yang sesuai dengan target pest.