BAB I PENDAHULUAN -...

12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekayaan intelektual adalah kekayaan atas segala hasil produksi kecerdasan daya pikir seperti teknologi, pengetahuan, seni, sastra, gubahan lagu, karya tulis, karikatur dan seterusnya, sedangkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah hak-hak (wewenang/kekuasaan) untuk berbuat sesuatu atas kekayaan intelektual tersebut, yang diatur dalam norma-norma atau hukum-hukum yang berlaku. 1 Hak cipta merupakan bidang penting kekayaan intelektual yang mengatur perlindungan berbagai ragam karya cipta seperti antara lain karya tulis, termasuk ilmu pengetahuan, karya seni, drama, tari, lagu, dan film atau sinematografi. 2 Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, disebutkan pengertian hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. 3 Dari pengertian diatas menegaskan bahwa hak cipta adalah hak kebendaan yang bersifat eksklusif bagi seorang pencipta atau penerima hak atas suatu karya yang lahir secara otomatis tatkala suatu ciptaan dilahirkan atau diwujudkan dalam bentuk nyata, Baik itu didaftarkan atau tidak suatu ciptaan yang telah lahir, hak ciptanya tetap ada pada pencipta. Hak cipta merupakan hak eksklusif yang diberikan oleh hukum sebagai suatu penghargaan yang sesuai, hal ini karena dalam menghasilkan 1 Adrian Sutedi, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, h. 38. 2 WIPO Intellectual Property Handbook, WIPO Publication, No.489 E, 2001, h.43, dalam Henry Sulistyo, Hak Cipta Tanpa Hak Moral, PT Raja Garafindo Persada, Jakarta, 2011, h. 11. 3 Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN -...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16549/1/T1_312014173_BAB I.pdfDari pengertian diatas menegaskan bahwa hak cipta adalah hak kebendaan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kekayaan intelektual adalah kekayaan atas segala hasil produksi kecerdasan

daya pikir seperti teknologi, pengetahuan, seni, sastra, gubahan lagu, karya tulis,

karikatur dan seterusnya, sedangkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah hak-hak

(wewenang/kekuasaan) untuk berbuat sesuatu atas kekayaan intelektual tersebut,

yang diatur dalam norma-norma atau hukum-hukum yang berlaku.1

Hak cipta merupakan bidang penting kekayaan intelektual yang mengatur

perlindungan berbagai ragam karya cipta seperti antara lain karya tulis, termasuk ilmu

pengetahuan, karya seni, drama, tari, lagu, dan film atau sinematografi.2 Dalam Pasal

1 angka 1 Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, disebutkan

pengertian hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis

berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata

tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.3

Dari pengertian diatas menegaskan bahwa hak cipta adalah hak kebendaan

yang bersifat eksklusif bagi seorang pencipta atau penerima hak atas suatu karya yang

lahir secara otomatis tatkala suatu ciptaan dilahirkan atau diwujudkan dalam bentuk

nyata, Baik itu didaftarkan atau tidak suatu ciptaan yang telah lahir, hak ciptanya

tetap ada pada pencipta. Hak cipta merupakan hak eksklusif yang diberikan oleh

hukum sebagai suatu penghargaan yang sesuai, hal ini karena dalam menghasilkan

1 Adrian Sutedi, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, h. 38.

2 WIPO Intellectual Property Handbook, WIPO Publication, No.489 E, 2001, h.43, dalam

Henry Sulistyo, Hak Cipta Tanpa Hak Moral, PT Raja Garafindo Persada, Jakarta, 2011, h. 11. 3 Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak

Cipta.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16549/1/T1_312014173_BAB I.pdfDari pengertian diatas menegaskan bahwa hak cipta adalah hak kebendaan

suatu karya-karya dibutuhkan pengorbanan tenaga, waktu, pikiran dan bahkan biaya.4

Sehingga diharapkan dengan adanya hak cipta ini akan melindungi pencipta atau

pemegang hak cipta dari pemalsuan ciptaan atau penyalahgunaan suatu ciptaan.

Ciptaan yang dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta adalah ciptaan

dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang meliputi bebagai jenis karya

diantaranya yaitu lagu dan musik, Ciptaan lagu atau musik dengan atau tanpa teks,

termasuk karawitan, dan rekaman suara.5

Lagu atau musik dalam pasal 40 huruf d Undang-Undang No. 28 Tahun 2014

Tentang Hak Cipta diartikan sebagai karya yang bersifat utuh, sekalipun terdiri atas

unsur lagu atau melodi, syair atau lirik ataupun tanpa lirik, dan aransemennya

termasuk notasi. Yang dimaksud dengan utuh adalah bahwa lagu atau musik tersebut

merupakan suatu kesatuan. Karya lagu atau musik adalah ciptaan utuh yang terdiri

dari unsur lagu atau melodi, syair atau lirik dan aransemen, termasuk notasinya,

dalam arti bahwa lagu atau musik tersebut merupakan suatu kesatuan karya cipta

Dalam usaha untuk mengeksploitasi karya cipta musik, pencipta, pelaku

(dalam hal ini adalah penyanyi) dan produser rekaman suara yang ciptaannya,

pertunjukkannya ataupun rekaman suaranya dapat mengunggah ciptaan ke internet

untuk dipublikasikan dan diperoleh manfaat ekonomi darinya. Hal ini, di satu sisi

memiliki dampak positif yaitu masyarakat luas dapat mengakses karya tersebut dan

menikmatinya. Meskipun begitu, di sisi lain dampak negatif yang dapat muncul

adalah penikmat-penikmat lagu tersebut dapat mengumumkan kembali kepada publik

suatu lagu yang telah diubah sedemikian rupa oleh mereka menjadi suatu karya yang

baru. Hal ini yang dimaksud dengan kegiatan memproduksi cover version dari suatu

lagu. Cover sendiri dipahami sebagai versi kedua, dan seluruh versi sesudahnya, dari

4 Budi Agus Riswandi dan M. Syamsuddin, Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum,,

Raja Grafindo Persada, 2004, h.31. 5 Rachmadi Usman, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual: Perlindungan dan Dimensi

hukumnya di Indonesia, Alumni, Bandung, 2003, h. 89.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16549/1/T1_312014173_BAB I.pdfDari pengertian diatas menegaskan bahwa hak cipta adalah hak kebendaan

sebuah lagu, yang dipertunjukkan selain oleh pihak yang secara orisinil merekamnya

atau oleh siapapun terkecuali penulis lagu.6

Cover version atau cover merupakan kegiatan reproduksi /aransemen atau

membawakan ulang sebuah lagu yang sebelumnya pernah direkam dan dibawakan

penyanyi/artis/ pencipta musik dan lagu yang asli. Tidak sedikit, sebuah lagu cover

version bahkan menjadi lebih terkenal daripada lagu yang dibawakan oleh penyanyi

aslinya. Karenanya, banyak artis baru mencoba peruntungannya dengan

membawakan lagu cover version dengan tujuan agar lebih cepat sukses dan terkenal.7

Cover lagu dapat kita jumpai di beberapa tempat contohnya di media sosial seperti

YouTube, Soundcloud, Instagram. Namun kegiatan cover lagu juga terjadi di tempat

lain seperti cafe-café live music, acara televisi dan bahkan cover lagu di Fakultas Seni

Pertunjukan Universitas Kristen Satya Wacana untuk keperluan kegiatan perkuliahan

dan Pendidikan.

Penggunaan media sosial di internet sudah tidak asing lagi bagi masyarakat

Indonesia. Keberadaan media sosial mempermudah arus komunikasi seseorang serta

memberikan sebuah eksistensi. Eksistensi ini dapat dilakukan dengan menciptakan

suatu karya, mengambil seluruh atau sebagian, memodifikasi hasil karya orang lain.

dalam hal ini ditujukan khusus untuk karya musik atau lagu. Kegiatan ini dapat kita

jumpai di media YouTube. Teknologi yang semakin canggih mempermudah setiap

orang dalam mengeksplorasi maupun menampilkan karyanya dalam berbagai cara,

seperti YouTube.

YouTube merupakan situs media sosial video yang menyediakan berbagai

informasi berupa gambar bergerak. Situs ini memang disediakan bagi mereka yang

ingin melakukan pencarian informasi video dan menontonnya langsung. Setiap orang

6 Jon Pareles dan Patricia Romanowski dalam The Rolling Stone Encyclopedia of Rock and

Roll,sebagaimana dikutip oleh Paolo Prato, “Selling Italy by the Sound : Cross-cultural Interchanges

through Cover Records,” Popular Music Volume 26 Number 3 Cambridge University Press (Oktober

2007):444. The term cover refers to the second version, and all subsequent versions, of song,

performed by either another act than the one that originally recorded it or by anyone except its

writer 7 http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt506ec90e47d25/apakah-menyanyikan-ulang-

lagu-orang-lain-melanggar-hak-cipta, dikunjungi pada tanggal 18 Juli 2017.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16549/1/T1_312014173_BAB I.pdfDari pengertian diatas menegaskan bahwa hak cipta adalah hak kebendaan

bisa berpartisipasi mengunggah (upload) video ke server YouTube dan membaginya

ke seluruh dunia. Fenomena yang terjadi bererapa tahun yang lalu pada Shinta dan

Jojo yang mendadak menjadi artis dan menjadi bintang tamu diberbagai stasiun TV

gara-gara video lipsing “Keong Racun” yang mereka upload di YouTube. Lagu yang

dijadikan cover oleh Shinta dan Jojo bukan merupakan lagu yang diciptakan oleh

mereka melainkan diciptakan oleh Buy Akur dan dinyanyikan oleh Lisa.8 Shinta dan

Jojo hanya mempertunjukan goyangan yang mereka ciptakan sendiri.

Dewasa ini sedang marak dengan peristiwa cover lagu lewat YouTube karena

dengan media sosial tersebut seseorang lebih mudah dalam menunjukkan karyanya

kepada khalayak umum. Bahkan tak jarang seseorang menjadi terkenal dan

mendapatkan banyak pemasukan dengan cara tersebut, seperti dalam YouTube sendiri

jika viewers dari suatu video tersebut banyak, maka pemilik video tersebut bisa

mendapatkan uang dari hasil video yang dilihat tersebut. Karena begitu mudahnya

cara untuk menjadi terkenal, maka banyak orang yang berlomba-lomba meng-cover

lagu dan mengunggahnya di YouTube.

Kasus pelanggaran Hak Moral yang terjadi dalam karya lagu dan/atau musik

di Indonesia yaitu kasus terhadap musik yang diaransemen ulang/cover lagu yang

diumumkan di jejaring media internet khususnya di media sosial Youtube dan saat ini

di Indonesia belum pernah ditemukan adanya pengaduan atau bahkan disidangkan di

pengadilan yang bersangkutan meskipun telah banyak. Kasus pelanggaran Hak Moral

yang terjadi dalam karya lagu dan/atau musik. Di Indonesia yaitu kasus terhadap

musik yang diaransemen ulang/cover lagu yang diumumkan di jejaring media internet

khususnya di media sosial Youtube dan saat ini di Indonesia belum pernah ditemukan

adanya pengaduan atau bahkan disidangkan di pengadilan yang bersangkutan

meskipun telah banyak ditemukan pelanggarannya khususnya media sosial tersebut.9

8 Lucky Setiawati, Hak Cipta Dalam Industri Musik , 2014,

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt506ec90e47d25/apakah-menyanyikan-ulang-lagu-orang-

lainmelanggar-hak-cipta, dikunjungi pada tanggal 19 September 2017. 9 Haery Asmanto, Skripsi Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Lagu Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta (Studi Kasus Aransemen Lagu Di Media Sosial

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16549/1/T1_312014173_BAB I.pdfDari pengertian diatas menegaskan bahwa hak cipta adalah hak kebendaan

Kasus ini juga dapat di temukan diluar Indonesia, salah satunya yakni kasus

antara sekelompok perusahaan penerbit musik di Amerika Serikat (salah satunya

adalah Warner/Chappell Musik milik Warner Musik Group) yang diwakili oleh the

National Musik Publishers’ Association, menggugat Fullscreen, salah satu

perusahaan pemasok video terbesar ke Youtube yang berkantor di Los Angeles, di

pengadilan distrik di Manhattan, Amerika Serikat, dengan alasan bahwa banyak dari

video-video pasokan Fullscreen, terutama versi cover lagu-lagu hits dari artis-artis

mereka, hal itulah yang dikatakan melanggar hak cipta di negaranya.10

Fullscreen mengklaim dirinya sebagai perusahaan media generasi baru yang

membangun sebuah jaringan global melalui channel-channel di Youtube bekerja sama

dengan ribuan kreator konten. Menurut Fullscreen, 15.000 channel yang mereka

wakili memiliki 200 juta pelanggan dan ditonton lebih dari 2,5 miliar orang per

bulannya.11

Di antara video-video Fullscreen yang diputar Youtube adalah versi cover

dari lagu-lagu hits beberapa artis penggugat, biasanya dibawakan oleh para amatir

atau semi profesional, yang ditampilkan tanpa izin publisher dan pencipta lagu serta

tanpa membayar royalti.12

Tindakan cover lagu di media sosial Youtube berpotensi melanggar hak moral

dan hak ekonomi pencipta lagu atau musik yang asli. Cover lagu dan musik ini

bersinggungan dengan tindakan yang melanggar hak ekslusif yang dimiliki oleh

pencipta lagu, antara lain hak moral (moral rights) dan hak ekonomi (economy

rights) pencipta. Hak Moral seperti yang tercantum dalam pasal 5 ayat 1 huruf d

UUHC yang berbunyi “Hak moral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 merupakan

hak yang melekat secara abadi pada diri Pencipta untuk: (d) mempertahankan

haknya dalam hal terjadi distorsi Ciptaan, mutilasi Ciptaan, modifikasi Ciptaan, atau

hal yang bersifat merugikan kehormatan diri atau reputasinya.” Dari penggalan pasal

tersebut, hak moral pencipta untuk mempertahankan hak terhadap karya ciptaannya

Youtube), Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi Universitas Tanjungpura Fakultas

Hukum Pontianak, 2015 10

Lucky Setiawati, LocCit. 11

ibid 12

ibid

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16549/1/T1_312014173_BAB I.pdfDari pengertian diatas menegaskan bahwa hak cipta adalah hak kebendaan

melakukan cover dan aransemen ulang terhadap karya ciptaanya berpotensi

terlanggar. Begitu juga dengan hak ekonomi, dalam hal kegiatan cover lagu di media

YouTube menggunakan izin yang ditentukan oleh pihak YouTube saja sehingga

berpotensi untuk melanggar hak pencipta dimana izin untuk mengaransemen ulang

karyanya yang kemudian di umumkan kembali melalui YouTube seperti yang termuat

dalam pasal 9 ayat 1 huruf d dan huruf g UUHC yang berbunyi “Pencipta atau

Pemegang Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 memiliki hak ekonomi

untuk melakukan: (d) pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransformasian

Ciptaan; (g) Pengumuman Ciptaan.”

Cover lagu di media sosial YouTube bukanlah merupakan tindakan yang

melanggar hak dari pencipta lagu atas karya lagu/musiknya, karena dari potensi-

potensi dari kegiatan cover lagu yang telah penulis paparkan sebelumnya, pernyataan

cover lagu merupakan tindakan yang melanggar hak cipta belum dapat dibuktikan,

sekalipun ada selama masih dalam batas wajar pengunaan kepentingan (fair use) serta

seperti tindakan pengutipan pada karya sastra.

Di dalam UUHC sendiri mengenal tentang pembatasan dalam penggunaan

kepentingan yang wajar (fair use) terhadap sebuah karya ciptaan. Namun konsep

pembatasan penggunaan kepentingan yang wajar (fair use) dibatasi dengan tujuan

dan keperluan untuk menggunakan suatu karya ciptaan, dimana diatur secara jelas

dalam pasal 44 ayat 1 huruf a UUHC yang berbunyi:

“Penggunaan, pengambilan, Penggandaan, dan/atau pengubahan suatu

Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait secara seluruh atau sebagian yang

substansial tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta jika

sumbernya disebutkan atau dicantumkan secara lengkap untuk keperluan:

d. pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan

ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta.;”

Konsep fair use ini seharusnya aplikatif untuk cover lagu, dimana

kegiatan cover lagu di YouTube merupakan tindakan penggunaan dan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16549/1/T1_312014173_BAB I.pdfDari pengertian diatas menegaskan bahwa hak cipta adalah hak kebendaan

pengubahan suatu karya ciptaan seseorang seluruh atau sebagian yang

dibawakan ulang serta menyebutkan sumber ciptaan lagu yang di cover secara

jelas serta tidak merugikan bagi pemegang hak terkait dari ciptaan tersebut

karena tidak melanggar hak moral dan tidak bertujuan untuk kegiatan ekonomi

atau bersifat komersil dengan kata lain tidak bersifat merugikan bagi pemegang

hak atas karya tersebut.

Cover lagu yang dipublikasikan di media sosial YouTube tidak dapat

dikatakan melanggar hak dari pencipta lagu tersebut apabila tidak merugikan

bagi pencipta lagu, tidak bertujuan untuk kegiatan komersil serta tidak

melanggar hak terkait dari pencipta lagu asli. Penyataan tersebut selaras UUHC

pasal 43 ayat 1 huruf d yang menyatakan “Perbuatan yang tidak dianggap

sebagai pelanggaran Hak Cipta meliputi: (d) pembuatan dan penyebarluasan

konten Hak Cipta melalui media teknologi informasi dan komunikasi yang

bersifat tidak komersial dan/atau menguntungkan Pencipta atau pihak terkait,

atau Pencipta tersebut menyatakan tidak keberatan atas pembuatan dan

penyebarluasan tersebut.” Cover lagu tercakup dalam pasal tersebut, karena

karya cover lagu yang disebarluaskan melalui media YouTube dimana tidak

bertujuan untuk komersil dan pemegang hak atas lagu tidak merasa keberatan

karyanya di cover dan di share melalui media YouTube.

Konsep penggunaan kepentingan yang wajar (fair use) ini aplikatif untuk

di berlakukan terhadap tindakan cover lagu di media YouTube dimana peng-

cover lagu boleh melakukan cover lagu terhadap suatu karya seseorang dengan

menyebutkan sumber yang memuat judul lagu dan penciptanya secara jelas serta

tidak ditujukan untuk kegiatan yang bersifat komersil di media sosial YouTube.

Sehingga tindakan cover lagu di YouTube tidak dapat dikatakan melanggar

apabila tidak merugikan bagi pencipta lagu, tidak bertujuan untuk kegiatan

komersil dan dalam batas wajar kepentingan penggunaan hak cipta.

Setelah melihat permasalahan kasus tentang cover lagu yang telah di

paparkan oleh penulis, maka akan dikaji tentang permasalahan apakah tindakan

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16549/1/T1_312014173_BAB I.pdfDari pengertian diatas menegaskan bahwa hak cipta adalah hak kebendaan

meng-cover lagu di media YouTube merupakan pelanggaran hak cipta menurut

undang-undang nomer 28 Tahun 2014. Serta penulis akan meneliti prinsip fair

use yang termuat pada pasal 43 ayat 1 huruf d apakah aplikatif terhadap kegiatan

cover lagu di media sosial YouTube. Berangkat dari permasalahan tersebut, maka

peneliti berinisiatif untuk mengangkat judul Perlindungan Terhadap Hak

Cipta Musik dan Lagu Berdasarkan Undang-undang No 28 tahun 2014

Terkait Cover Lagu di Media Sosial Youtube dalam sistem hukum di

Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, permasalahan yang akan

diteliti dalam penelitian ini adalah Apakah tindakan melakukan cover lagu di

YouTube merupakan pelanggaran Hak Cipta menurut Undang-undang Negara

Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta?

1.3 Tujuan Penulisan

Berkaitan dengan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, tujuan

dari penelitian ini untuk mengetahui apakah tindakan melakukan cover lagu di

YouTube merupakan perbuatan yang melanggar hukum atau tidak serta untuk

mengetahui bagaimana perlindungan hukumnya.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang akan diperoleh dari penulisan hukum ini dapat penulis bagi

menjadi 2 (dua) kategori, yaitu:

a) Manfaat Teoritis :

1) Hasil penelitian dapat memberikan kegunaan untuk mengembangkan

ilmu hukum khususnya HKI.

2) Dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penelitian yang lain yang

sesuai dengan bidang penelitian yang penulis teliti.

b) Manfaat Praktis :

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16549/1/T1_312014173_BAB I.pdfDari pengertian diatas menegaskan bahwa hak cipta adalah hak kebendaan

1) Diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi masyarakat atau

praktisi hukum dan pemegang hak pta maupun pencipta suatu karya

musik atau lagu terkait tentang upaya memperoleh perlindungan

hukum terhadap karya ciptaanya.

2) Dengan dibuatnya penulisan ini diharapkan dapat memberikan dapat

memberikan masukan kepada masyarakat atau praktisi hukum dan

masyarakat terkait tehadap perkembangan hak cipta musik dan lagu di

Indonesia.

1.5 Metode Penelitian

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

hukum. Penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum,

prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum

yang dihadapi.13

Penelitian hukum dilakukan untuk menghasilkan argumentasi, teori

atau konsep baru sebagai preskripsi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Keterkaitannya dengan penelitian normatif, pendekatan yang digunakan dalam

penulisan hukum adalah sebagai berikut:14

1. Pendekatan kasus ( case approach )

2. Pendekatan perundang-undangan ( statute approach )

3. Pendekatan historis ( historical approach )

4. Pendekatan perbandingan ( Comparative approach )

5. Pendekatan konseptual ( conceptual approach )

Adapun pendekatan yang digunakan penulis dari beberapa pendekatan diatas

adalah pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan kasus

(The Case Approach). Pendekatan perundangan-undangan adalah pendekatan yang

dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut

13

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, 2007, h. 93. 14

Ibid., h. 35.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16549/1/T1_312014173_BAB I.pdfDari pengertian diatas menegaskan bahwa hak cipta adalah hak kebendaan

dengan isu hukum yang ditangani.15

Pendekatan kasus adalah pendekatan yang

dilakukan dengan cara melakukan telaah terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan

isu yang dihadapi yang telah menjadi putusan pengadilan yang telah mempunyai

kekuatan hukum yang tetap.16

B. Alat Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan metode kepustakaan atau

penelitian studi pustaka (library research). Dimana buku-buku yang berkaitan dan

memberikan informasi yang sesuai dengan penelitian penulis dijadikan rujukan dalam

penelitian ini. dengan mempelajari dan membaca bahan-bahan sumber hukum yang

terkait dengan penelitian ini. Fungsi sumber hukum dalam penelitian hukum sangat

fundamental, untuk membangun argumentasi hukum maka ahli hukum harus

memperoleh dukungan dari sumber-sumber hukum.17

1) Bahan hukum primer yang berupa peraturan perundang-undangan maupun

konvensi-konvensi. Dalam penelitian ini digunakan antara lain

a. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

b. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

c. Berne Convention 1967

d. United States Copyright Art 1976

e. WIPO Copyright Treaty, dan

f. WIPO Performances and Phonograms Treaty.

2) Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang memberikan informasi

atau hal-hal yang berkaitan dengan isi sumber primer serta

implementasinya.18

Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam

penelitian ini antara lain ialah buku-buku, artikel-artikel dalam jurnal

15

Peter Mahmud Marzuki, LocCit. 16

Ibid. 17

Titon Slamet Kurnia, Sistem Hukum Indonesia, Sebuah Pemahaman Awal, Mandar Maju,

Bandung: 2016, h. 111. 18

Sri Mamudji et al., Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, Badan Penerbit Fakultas

Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2005, h. 22.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16549/1/T1_312014173_BAB I.pdfDari pengertian diatas menegaskan bahwa hak cipta adalah hak kebendaan

hukum, artikel-artikel yang terdapat di internet,makalah, skripsi, tesis,

disertasi dan bahan sejenis lainnya.

3) Bahan hukum tersier adalah bahan-bahan yang memberikan petunjuk

maupun penjelasan terhadap sumber primer atau sumber sekunder.19

Adapun bahan hukum tersier yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah Black’s Law Dictionary, Kamus Inggris Indonesia, dan Kamus

Besar Bahasa Indonesia.

C. Unit Amatan

Dalam penelitian yang dilakukan penulis, unit amatan yang dipakai adalah

menggunakan unit amatan Undang-Undang Nomer 28 Tahun 2014 tentang Hak

Cipta.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulis dalam mengkaji dan menelaah skripsi yang

berjudul “Perlindungan Terhadap Hak Cipta Musik Dan Lagu Berdasarkan

Undang-undang No 28 tahun 2014 Terkait Cover Lagu di Media Sosial Youtube”

dirasa perlu untuk menguraikan terlebih dahulu sistematika penulisan sebagai

gambaran singkat skripsi, yaitu sebagai berikut:

Bab I: menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, sistematika penulisan.

Bab II: menguraikan tentang tinjauan hak cipta berdasarkan pengaturannya

didalam UUHC serta perlindungan tinjauan terhadap muik dan lagu yang

nantinya penulis berfokus cover musik dan lagu di media sosial YouTube.

Kemudian penulis juga meneliti terkair prinsip fair use didalam hak cipta

dengan perbandingan pengaturan UUHC dengan konvensi dan pengaturan fair

use di Negara Amerika, penulis juga menguraikan hasil penelitian prinsip fair

use apakah aplikatif terhadap kegiatan cover lagu di media sosial YouTube.

19

ibid

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/16549/1/T1_312014173_BAB I.pdfDari pengertian diatas menegaskan bahwa hak cipta adalah hak kebendaan

Bab III : merupakan kesimpulan dari hasil penulisan yang penulis rangkum,

serta akan dikemukakan pula saran-saran sehubungan dengan masalah yang

penulis bahas.