BAB I PENDAHULUAN -...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN -...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kekayaan intelektual adalah kekayaan atas segala hasil produksi kecerdasan
daya pikir seperti teknologi, pengetahuan, seni, sastra, gubahan lagu, karya tulis,
karikatur dan seterusnya, sedangkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah hak-hak
(wewenang/kekuasaan) untuk berbuat sesuatu atas kekayaan intelektual tersebut,
yang diatur dalam norma-norma atau hukum-hukum yang berlaku.1
Hak cipta merupakan bidang penting kekayaan intelektual yang mengatur
perlindungan berbagai ragam karya cipta seperti antara lain karya tulis, termasuk ilmu
pengetahuan, karya seni, drama, tari, lagu, dan film atau sinematografi.2 Dalam Pasal
1 angka 1 Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta, disebutkan
pengertian hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata
tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.3
Dari pengertian diatas menegaskan bahwa hak cipta adalah hak kebendaan
yang bersifat eksklusif bagi seorang pencipta atau penerima hak atas suatu karya yang
lahir secara otomatis tatkala suatu ciptaan dilahirkan atau diwujudkan dalam bentuk
nyata, Baik itu didaftarkan atau tidak suatu ciptaan yang telah lahir, hak ciptanya
tetap ada pada pencipta. Hak cipta merupakan hak eksklusif yang diberikan oleh
hukum sebagai suatu penghargaan yang sesuai, hal ini karena dalam menghasilkan
1 Adrian Sutedi, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, h. 38.
2 WIPO Intellectual Property Handbook, WIPO Publication, No.489 E, 2001, h.43, dalam
Henry Sulistyo, Hak Cipta Tanpa Hak Moral, PT Raja Garafindo Persada, Jakarta, 2011, h. 11. 3 Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta.
suatu karya-karya dibutuhkan pengorbanan tenaga, waktu, pikiran dan bahkan biaya.4
Sehingga diharapkan dengan adanya hak cipta ini akan melindungi pencipta atau
pemegang hak cipta dari pemalsuan ciptaan atau penyalahgunaan suatu ciptaan.
Ciptaan yang dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta adalah ciptaan
dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra yang meliputi bebagai jenis karya
diantaranya yaitu lagu dan musik, Ciptaan lagu atau musik dengan atau tanpa teks,
termasuk karawitan, dan rekaman suara.5
Lagu atau musik dalam pasal 40 huruf d Undang-Undang No. 28 Tahun 2014
Tentang Hak Cipta diartikan sebagai karya yang bersifat utuh, sekalipun terdiri atas
unsur lagu atau melodi, syair atau lirik ataupun tanpa lirik, dan aransemennya
termasuk notasi. Yang dimaksud dengan utuh adalah bahwa lagu atau musik tersebut
merupakan suatu kesatuan. Karya lagu atau musik adalah ciptaan utuh yang terdiri
dari unsur lagu atau melodi, syair atau lirik dan aransemen, termasuk notasinya,
dalam arti bahwa lagu atau musik tersebut merupakan suatu kesatuan karya cipta
Dalam usaha untuk mengeksploitasi karya cipta musik, pencipta, pelaku
(dalam hal ini adalah penyanyi) dan produser rekaman suara yang ciptaannya,
pertunjukkannya ataupun rekaman suaranya dapat mengunggah ciptaan ke internet
untuk dipublikasikan dan diperoleh manfaat ekonomi darinya. Hal ini, di satu sisi
memiliki dampak positif yaitu masyarakat luas dapat mengakses karya tersebut dan
menikmatinya. Meskipun begitu, di sisi lain dampak negatif yang dapat muncul
adalah penikmat-penikmat lagu tersebut dapat mengumumkan kembali kepada publik
suatu lagu yang telah diubah sedemikian rupa oleh mereka menjadi suatu karya yang
baru. Hal ini yang dimaksud dengan kegiatan memproduksi cover version dari suatu
lagu. Cover sendiri dipahami sebagai versi kedua, dan seluruh versi sesudahnya, dari
4 Budi Agus Riswandi dan M. Syamsuddin, Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum,,
Raja Grafindo Persada, 2004, h.31. 5 Rachmadi Usman, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual: Perlindungan dan Dimensi
hukumnya di Indonesia, Alumni, Bandung, 2003, h. 89.
sebuah lagu, yang dipertunjukkan selain oleh pihak yang secara orisinil merekamnya
atau oleh siapapun terkecuali penulis lagu.6
Cover version atau cover merupakan kegiatan reproduksi /aransemen atau
membawakan ulang sebuah lagu yang sebelumnya pernah direkam dan dibawakan
penyanyi/artis/ pencipta musik dan lagu yang asli. Tidak sedikit, sebuah lagu cover
version bahkan menjadi lebih terkenal daripada lagu yang dibawakan oleh penyanyi
aslinya. Karenanya, banyak artis baru mencoba peruntungannya dengan
membawakan lagu cover version dengan tujuan agar lebih cepat sukses dan terkenal.7
Cover lagu dapat kita jumpai di beberapa tempat contohnya di media sosial seperti
YouTube, Soundcloud, Instagram. Namun kegiatan cover lagu juga terjadi di tempat
lain seperti cafe-café live music, acara televisi dan bahkan cover lagu di Fakultas Seni
Pertunjukan Universitas Kristen Satya Wacana untuk keperluan kegiatan perkuliahan
dan Pendidikan.
Penggunaan media sosial di internet sudah tidak asing lagi bagi masyarakat
Indonesia. Keberadaan media sosial mempermudah arus komunikasi seseorang serta
memberikan sebuah eksistensi. Eksistensi ini dapat dilakukan dengan menciptakan
suatu karya, mengambil seluruh atau sebagian, memodifikasi hasil karya orang lain.
dalam hal ini ditujukan khusus untuk karya musik atau lagu. Kegiatan ini dapat kita
jumpai di media YouTube. Teknologi yang semakin canggih mempermudah setiap
orang dalam mengeksplorasi maupun menampilkan karyanya dalam berbagai cara,
seperti YouTube.
YouTube merupakan situs media sosial video yang menyediakan berbagai
informasi berupa gambar bergerak. Situs ini memang disediakan bagi mereka yang
ingin melakukan pencarian informasi video dan menontonnya langsung. Setiap orang
6 Jon Pareles dan Patricia Romanowski dalam The Rolling Stone Encyclopedia of Rock and
Roll,sebagaimana dikutip oleh Paolo Prato, “Selling Italy by the Sound : Cross-cultural Interchanges
through Cover Records,” Popular Music Volume 26 Number 3 Cambridge University Press (Oktober
2007):444. The term cover refers to the second version, and all subsequent versions, of song,
performed by either another act than the one that originally recorded it or by anyone except its
writer 7 http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt506ec90e47d25/apakah-menyanyikan-ulang-
lagu-orang-lain-melanggar-hak-cipta, dikunjungi pada tanggal 18 Juli 2017.
bisa berpartisipasi mengunggah (upload) video ke server YouTube dan membaginya
ke seluruh dunia. Fenomena yang terjadi bererapa tahun yang lalu pada Shinta dan
Jojo yang mendadak menjadi artis dan menjadi bintang tamu diberbagai stasiun TV
gara-gara video lipsing “Keong Racun” yang mereka upload di YouTube. Lagu yang
dijadikan cover oleh Shinta dan Jojo bukan merupakan lagu yang diciptakan oleh
mereka melainkan diciptakan oleh Buy Akur dan dinyanyikan oleh Lisa.8 Shinta dan
Jojo hanya mempertunjukan goyangan yang mereka ciptakan sendiri.
Dewasa ini sedang marak dengan peristiwa cover lagu lewat YouTube karena
dengan media sosial tersebut seseorang lebih mudah dalam menunjukkan karyanya
kepada khalayak umum. Bahkan tak jarang seseorang menjadi terkenal dan
mendapatkan banyak pemasukan dengan cara tersebut, seperti dalam YouTube sendiri
jika viewers dari suatu video tersebut banyak, maka pemilik video tersebut bisa
mendapatkan uang dari hasil video yang dilihat tersebut. Karena begitu mudahnya
cara untuk menjadi terkenal, maka banyak orang yang berlomba-lomba meng-cover
lagu dan mengunggahnya di YouTube.
Kasus pelanggaran Hak Moral yang terjadi dalam karya lagu dan/atau musik
di Indonesia yaitu kasus terhadap musik yang diaransemen ulang/cover lagu yang
diumumkan di jejaring media internet khususnya di media sosial Youtube dan saat ini
di Indonesia belum pernah ditemukan adanya pengaduan atau bahkan disidangkan di
pengadilan yang bersangkutan meskipun telah banyak. Kasus pelanggaran Hak Moral
yang terjadi dalam karya lagu dan/atau musik. Di Indonesia yaitu kasus terhadap
musik yang diaransemen ulang/cover lagu yang diumumkan di jejaring media internet
khususnya di media sosial Youtube dan saat ini di Indonesia belum pernah ditemukan
adanya pengaduan atau bahkan disidangkan di pengadilan yang bersangkutan
meskipun telah banyak ditemukan pelanggarannya khususnya media sosial tersebut.9
8 Lucky Setiawati, Hak Cipta Dalam Industri Musik , 2014,
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt506ec90e47d25/apakah-menyanyikan-ulang-lagu-orang-
lainmelanggar-hak-cipta, dikunjungi pada tanggal 19 September 2017. 9 Haery Asmanto, Skripsi Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Lagu Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta (Studi Kasus Aransemen Lagu Di Media Sosial
Kasus ini juga dapat di temukan diluar Indonesia, salah satunya yakni kasus
antara sekelompok perusahaan penerbit musik di Amerika Serikat (salah satunya
adalah Warner/Chappell Musik milik Warner Musik Group) yang diwakili oleh the
National Musik Publishers’ Association, menggugat Fullscreen, salah satu
perusahaan pemasok video terbesar ke Youtube yang berkantor di Los Angeles, di
pengadilan distrik di Manhattan, Amerika Serikat, dengan alasan bahwa banyak dari
video-video pasokan Fullscreen, terutama versi cover lagu-lagu hits dari artis-artis
mereka, hal itulah yang dikatakan melanggar hak cipta di negaranya.10
Fullscreen mengklaim dirinya sebagai perusahaan media generasi baru yang
membangun sebuah jaringan global melalui channel-channel di Youtube bekerja sama
dengan ribuan kreator konten. Menurut Fullscreen, 15.000 channel yang mereka
wakili memiliki 200 juta pelanggan dan ditonton lebih dari 2,5 miliar orang per
bulannya.11
Di antara video-video Fullscreen yang diputar Youtube adalah versi cover
dari lagu-lagu hits beberapa artis penggugat, biasanya dibawakan oleh para amatir
atau semi profesional, yang ditampilkan tanpa izin publisher dan pencipta lagu serta
tanpa membayar royalti.12
Tindakan cover lagu di media sosial Youtube berpotensi melanggar hak moral
dan hak ekonomi pencipta lagu atau musik yang asli. Cover lagu dan musik ini
bersinggungan dengan tindakan yang melanggar hak ekslusif yang dimiliki oleh
pencipta lagu, antara lain hak moral (moral rights) dan hak ekonomi (economy
rights) pencipta. Hak Moral seperti yang tercantum dalam pasal 5 ayat 1 huruf d
UUHC yang berbunyi “Hak moral sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 merupakan
hak yang melekat secara abadi pada diri Pencipta untuk: (d) mempertahankan
haknya dalam hal terjadi distorsi Ciptaan, mutilasi Ciptaan, modifikasi Ciptaan, atau
hal yang bersifat merugikan kehormatan diri atau reputasinya.” Dari penggalan pasal
tersebut, hak moral pencipta untuk mempertahankan hak terhadap karya ciptaannya
Youtube), Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi Universitas Tanjungpura Fakultas
Hukum Pontianak, 2015 10
Lucky Setiawati, LocCit. 11
ibid 12
ibid
melakukan cover dan aransemen ulang terhadap karya ciptaanya berpotensi
terlanggar. Begitu juga dengan hak ekonomi, dalam hal kegiatan cover lagu di media
YouTube menggunakan izin yang ditentukan oleh pihak YouTube saja sehingga
berpotensi untuk melanggar hak pencipta dimana izin untuk mengaransemen ulang
karyanya yang kemudian di umumkan kembali melalui YouTube seperti yang termuat
dalam pasal 9 ayat 1 huruf d dan huruf g UUHC yang berbunyi “Pencipta atau
Pemegang Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 memiliki hak ekonomi
untuk melakukan: (d) pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransformasian
Ciptaan; (g) Pengumuman Ciptaan.”
Cover lagu di media sosial YouTube bukanlah merupakan tindakan yang
melanggar hak dari pencipta lagu atas karya lagu/musiknya, karena dari potensi-
potensi dari kegiatan cover lagu yang telah penulis paparkan sebelumnya, pernyataan
cover lagu merupakan tindakan yang melanggar hak cipta belum dapat dibuktikan,
sekalipun ada selama masih dalam batas wajar pengunaan kepentingan (fair use) serta
seperti tindakan pengutipan pada karya sastra.
Di dalam UUHC sendiri mengenal tentang pembatasan dalam penggunaan
kepentingan yang wajar (fair use) terhadap sebuah karya ciptaan. Namun konsep
pembatasan penggunaan kepentingan yang wajar (fair use) dibatasi dengan tujuan
dan keperluan untuk menggunakan suatu karya ciptaan, dimana diatur secara jelas
dalam pasal 44 ayat 1 huruf a UUHC yang berbunyi:
“Penggunaan, pengambilan, Penggandaan, dan/atau pengubahan suatu
Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait secara seluruh atau sebagian yang
substansial tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta jika
sumbernya disebutkan atau dicantumkan secara lengkap untuk keperluan:
d. pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan
ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta.;”
Konsep fair use ini seharusnya aplikatif untuk cover lagu, dimana
kegiatan cover lagu di YouTube merupakan tindakan penggunaan dan
pengubahan suatu karya ciptaan seseorang seluruh atau sebagian yang
dibawakan ulang serta menyebutkan sumber ciptaan lagu yang di cover secara
jelas serta tidak merugikan bagi pemegang hak terkait dari ciptaan tersebut
karena tidak melanggar hak moral dan tidak bertujuan untuk kegiatan ekonomi
atau bersifat komersil dengan kata lain tidak bersifat merugikan bagi pemegang
hak atas karya tersebut.
Cover lagu yang dipublikasikan di media sosial YouTube tidak dapat
dikatakan melanggar hak dari pencipta lagu tersebut apabila tidak merugikan
bagi pencipta lagu, tidak bertujuan untuk kegiatan komersil serta tidak
melanggar hak terkait dari pencipta lagu asli. Penyataan tersebut selaras UUHC
pasal 43 ayat 1 huruf d yang menyatakan “Perbuatan yang tidak dianggap
sebagai pelanggaran Hak Cipta meliputi: (d) pembuatan dan penyebarluasan
konten Hak Cipta melalui media teknologi informasi dan komunikasi yang
bersifat tidak komersial dan/atau menguntungkan Pencipta atau pihak terkait,
atau Pencipta tersebut menyatakan tidak keberatan atas pembuatan dan
penyebarluasan tersebut.” Cover lagu tercakup dalam pasal tersebut, karena
karya cover lagu yang disebarluaskan melalui media YouTube dimana tidak
bertujuan untuk komersil dan pemegang hak atas lagu tidak merasa keberatan
karyanya di cover dan di share melalui media YouTube.
Konsep penggunaan kepentingan yang wajar (fair use) ini aplikatif untuk
di berlakukan terhadap tindakan cover lagu di media YouTube dimana peng-
cover lagu boleh melakukan cover lagu terhadap suatu karya seseorang dengan
menyebutkan sumber yang memuat judul lagu dan penciptanya secara jelas serta
tidak ditujukan untuk kegiatan yang bersifat komersil di media sosial YouTube.
Sehingga tindakan cover lagu di YouTube tidak dapat dikatakan melanggar
apabila tidak merugikan bagi pencipta lagu, tidak bertujuan untuk kegiatan
komersil dan dalam batas wajar kepentingan penggunaan hak cipta.
Setelah melihat permasalahan kasus tentang cover lagu yang telah di
paparkan oleh penulis, maka akan dikaji tentang permasalahan apakah tindakan
meng-cover lagu di media YouTube merupakan pelanggaran hak cipta menurut
undang-undang nomer 28 Tahun 2014. Serta penulis akan meneliti prinsip fair
use yang termuat pada pasal 43 ayat 1 huruf d apakah aplikatif terhadap kegiatan
cover lagu di media sosial YouTube. Berangkat dari permasalahan tersebut, maka
peneliti berinisiatif untuk mengangkat judul Perlindungan Terhadap Hak
Cipta Musik dan Lagu Berdasarkan Undang-undang No 28 tahun 2014
Terkait Cover Lagu di Media Sosial Youtube dalam sistem hukum di
Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, permasalahan yang akan
diteliti dalam penelitian ini adalah Apakah tindakan melakukan cover lagu di
YouTube merupakan pelanggaran Hak Cipta menurut Undang-undang Negara
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta?
1.3 Tujuan Penulisan
Berkaitan dengan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, tujuan
dari penelitian ini untuk mengetahui apakah tindakan melakukan cover lagu di
YouTube merupakan perbuatan yang melanggar hukum atau tidak serta untuk
mengetahui bagaimana perlindungan hukumnya.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan diperoleh dari penulisan hukum ini dapat penulis bagi
menjadi 2 (dua) kategori, yaitu:
a) Manfaat Teoritis :
1) Hasil penelitian dapat memberikan kegunaan untuk mengembangkan
ilmu hukum khususnya HKI.
2) Dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penelitian yang lain yang
sesuai dengan bidang penelitian yang penulis teliti.
b) Manfaat Praktis :
1) Diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi masyarakat atau
praktisi hukum dan pemegang hak pta maupun pencipta suatu karya
musik atau lagu terkait tentang upaya memperoleh perlindungan
hukum terhadap karya ciptaanya.
2) Dengan dibuatnya penulisan ini diharapkan dapat memberikan dapat
memberikan masukan kepada masyarakat atau praktisi hukum dan
masyarakat terkait tehadap perkembangan hak cipta musik dan lagu di
Indonesia.
1.5 Metode Penelitian
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
hukum. Penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum,
prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum
yang dihadapi.13
Penelitian hukum dilakukan untuk menghasilkan argumentasi, teori
atau konsep baru sebagai preskripsi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Keterkaitannya dengan penelitian normatif, pendekatan yang digunakan dalam
penulisan hukum adalah sebagai berikut:14
1. Pendekatan kasus ( case approach )
2. Pendekatan perundang-undangan ( statute approach )
3. Pendekatan historis ( historical approach )
4. Pendekatan perbandingan ( Comparative approach )
5. Pendekatan konseptual ( conceptual approach )
Adapun pendekatan yang digunakan penulis dari beberapa pendekatan diatas
adalah pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan kasus
(The Case Approach). Pendekatan perundangan-undangan adalah pendekatan yang
dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut
13
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, 2007, h. 93. 14
Ibid., h. 35.
dengan isu hukum yang ditangani.15
Pendekatan kasus adalah pendekatan yang
dilakukan dengan cara melakukan telaah terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan
isu yang dihadapi yang telah menjadi putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap.16
B. Alat Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan metode kepustakaan atau
penelitian studi pustaka (library research). Dimana buku-buku yang berkaitan dan
memberikan informasi yang sesuai dengan penelitian penulis dijadikan rujukan dalam
penelitian ini. dengan mempelajari dan membaca bahan-bahan sumber hukum yang
terkait dengan penelitian ini. Fungsi sumber hukum dalam penelitian hukum sangat
fundamental, untuk membangun argumentasi hukum maka ahli hukum harus
memperoleh dukungan dari sumber-sumber hukum.17
1) Bahan hukum primer yang berupa peraturan perundang-undangan maupun
konvensi-konvensi. Dalam penelitian ini digunakan antara lain
a. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
b. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
c. Berne Convention 1967
d. United States Copyright Art 1976
e. WIPO Copyright Treaty, dan
f. WIPO Performances and Phonograms Treaty.
2) Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang memberikan informasi
atau hal-hal yang berkaitan dengan isi sumber primer serta
implementasinya.18
Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain ialah buku-buku, artikel-artikel dalam jurnal
15
Peter Mahmud Marzuki, LocCit. 16
Ibid. 17
Titon Slamet Kurnia, Sistem Hukum Indonesia, Sebuah Pemahaman Awal, Mandar Maju,
Bandung: 2016, h. 111. 18
Sri Mamudji et al., Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, Badan Penerbit Fakultas
Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2005, h. 22.
hukum, artikel-artikel yang terdapat di internet,makalah, skripsi, tesis,
disertasi dan bahan sejenis lainnya.
3) Bahan hukum tersier adalah bahan-bahan yang memberikan petunjuk
maupun penjelasan terhadap sumber primer atau sumber sekunder.19
Adapun bahan hukum tersier yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah Black’s Law Dictionary, Kamus Inggris Indonesia, dan Kamus
Besar Bahasa Indonesia.
C. Unit Amatan
Dalam penelitian yang dilakukan penulis, unit amatan yang dipakai adalah
menggunakan unit amatan Undang-Undang Nomer 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulis dalam mengkaji dan menelaah skripsi yang
berjudul “Perlindungan Terhadap Hak Cipta Musik Dan Lagu Berdasarkan
Undang-undang No 28 tahun 2014 Terkait Cover Lagu di Media Sosial Youtube”
dirasa perlu untuk menguraikan terlebih dahulu sistematika penulisan sebagai
gambaran singkat skripsi, yaitu sebagai berikut:
Bab I: menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, sistematika penulisan.
Bab II: menguraikan tentang tinjauan hak cipta berdasarkan pengaturannya
didalam UUHC serta perlindungan tinjauan terhadap muik dan lagu yang
nantinya penulis berfokus cover musik dan lagu di media sosial YouTube.
Kemudian penulis juga meneliti terkair prinsip fair use didalam hak cipta
dengan perbandingan pengaturan UUHC dengan konvensi dan pengaturan fair
use di Negara Amerika, penulis juga menguraikan hasil penelitian prinsip fair
use apakah aplikatif terhadap kegiatan cover lagu di media sosial YouTube.
19
ibid
Bab III : merupakan kesimpulan dari hasil penulisan yang penulis rangkum,
serta akan dikemukakan pula saran-saran sehubungan dengan masalah yang
penulis bahas.