BAB I PENDAHULUAN - Institutional...
-
Upload
nguyentram -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of BAB I PENDAHULUAN - Institutional...
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manajemen program bimbingan dan konseling
merupakan siklus yang meliputi perencanaan, pelak-
sanaan serta evaluasi. Siklus tersebut senantiasa
saling berkaitan dan berkesinambungan. Suatu hasil
akan dipengaruhi oleh perencanaan dan pelaksanaan
program. Hasil akan terlihat manakala proses evaluasi
berjalan dengan baik (P4TK, 2010). Begitu pentingnya
peranan evaluasi pada program bimbingan dan kon-
seling, maka evaluasi program hendaknya dijalankan
dengan seksama.
Evaluasi program merupakan salah satu fungsi
manajemen penting dalam bimbingan dan konseling
dan harus dilakukan oleh guru bimbingan dan kon-
seling. Tanpa adanya evaluasi guru bimbingan dan
konseling tidak mungkin dapat mengetahui dan meng-
identifikasi keberhasilan pelaksanaan program bim-
bingan dan konseling yang telah dijalankan. Dengan
dilakukan evaluasi manajemen program secara jelas
dan cermat maka dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam melakukan penyesuaian proses
pelayanan bimbingan dan konseling bagi peserta didik
sebagai subyek layanan (P4TK, 2010).
2
Menurut Mashudi (2013) bahwa kedudukan
evaluasi dalam manajemen ada empat fungsi mana-
jemen yang berasal dari klarifikasi paling awal dari
fungsi-fungsi manajerial yaitu: planning, organizing,
leading, dan controlling. Layanan bimbingan dan
konseling sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
program pendidikan, juga dituntut untuk menjalankan
evaluasi terhadap berbagai layanan BK yang diseleng-
garakan.
Tuntutan terhadap evaluasi ini terdapat dalam
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 Bab I
pasal 1 ayat 4 mengenai tugas pokok guru BK. Tugas
pokok guru BK ialah menyusun program bimbingan,
melaksanakan program bimbingan, mengevaluasi
pelaksanaan program bimbingan, menganalisis hasil
pelaksanaan program bimbingan dan menindak lanjuti
program bimbingan terhadap peserta didik yang
menjadi tanggung jawabnya. Tugas guru BK untuk
melaksanakan evaluasi program, juga tertuang dalam
Permendiknas No 27 Tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor
(SKAKK) di bagian kompetensi profesional, yang
menyatakan bahwa guru BK mampu melaksanakan
evaluasi pada perencanaan, pelaksanaan dan penilai-
an kegiatan BK.
Menurut Badrujaman (2011) kenyataan di
lapangan, pelaksanaan evaluasi manajemen program
bimbingan dan konseling di Indonesia masih terjadi
3
permasalahan sampai sekarang. Seringkali program
BK yang diselenggarakan tidak dipedulikan siswa,
bahkan tidak diminati siswa. Salah satu penyebab
adalah ketiadaan evaluasi program yang dilakukan
oleh guru BK. Ketiadaan evaluasi manajemen program
mendorong terjadinya pengulangan berbagai program
bimbingan dan konseling yang tidak menarik dan
tidak relevan dengan kebutuhan siswa.
Penelitian Rachmalia (dalam Badrujaman 2011)
mengenai pelaksanaan tugas pokok guru BK menun-
jukkan bahwa untuk aspek evaluasi program bim-
bingan dan konseling masih belum dilakukan. Hal ini
dapat dilihat dari guru BK melakukan evaluasi layan-
an untuk mengetahui seberapa sukses layanan yang
telah diberikan. Responden menjawab selalu 18,75%;
sering 25%; kadang-kadang 50%; pernah 6,25%; dan
tidak pernah 0% (Rachmalia, 2006). Berdasarkan
penelitian Rachmalia ditemukan bahwa masih ada
guru BK ada yang tidak melakukan evaluasi terhadap
pelaksanaan program bimbingan konseling yang di-
selenggarakannya.
Penelitian yang dilakukan Astramovich (dalam
Badrujaman 2011) yang dilakukan terhadap 241
konselor sekolah menengah atas, menengah pertama
dan dasar di Amerika menunjukkan bahwa konselor
yang tidak menggunakan data dari program yang
mereka selenggarakan untuk modifikasi atau perbaik-
an program sebanyak 50,4%, dan hanya 5,2% setiap
hari, 7,4% yang melakukannya, 8,3 % melakukannya
4
dua kali, dan 14,3% yang pernah melakukannya se-
kali. Hal menarik dari studi ini yaitu 90% dari seluruh
konselor yang menjadi subjek penelitian di atas sadar
bahwa melakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabili-
tas program yang mereka selenggarakan menjadi
sebuah kebutuhan pada era sekarang.
Berdasarkan dua penelitian tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa prosentase guru BK dalam
melakukan evaluasi manajemen program bimbingan
dan konseling yang diselenggarakan masih rendah.
Permasalahan yang timbul dengan tidak dilakukannya
evaluasi manajemen program adalah tidak diperoleh-
nya informasi tentang efektivitas program sebagai
umpan balik yang seharusnya menjadi petunjuk ber-
kenaan dengan kekuatan dan kelemahan program
yang diselenggarakan. Informasi derajat keberhasilan
proses pelaksanaan maupun hasil pelaksanaan
program tersebut, digunakan sebagai dasar dalam
menetapkan langkah tindak lanjut untuk memperbaiki
manajemen program menyebabkan guru BK melaksa-
nakan program sebagai hal yang rutin, cenderung
mengulang program yang sesungguhnya sudah tidak
menjadi kebutuhan siswa, serta tidak bersentuhan
dengan permasalahan siswa. Program BK yang dise-
lenggarakan tanpa dasar hasil evaluasi program sebe-
lumnya tidak akan mampu menjawab, mengurangi
atau mengatasi masalah secara signifikan dan perma-
salahan yang dialami siswa tetap tinggi.
5
Program education expo merupakan salah satu
program tahunan bimbingan dan konseling yang
dilaksanakan oleh SMA Karangturi sejak tahun 1997.
Program Education Expo dilaksanakan karena keba-
nyakan siswa SMA sulit memilih Perguruan Tinggi
yang tepat, apalagi menentukan jurusan yang sesuai
dengan bakat, minat, kemampuan serta masa depan
yang menjanjikan untuk siswa. Semakin banyak
jumlah lembaga pendidikan tinggi di Indonesia dan
luar negeri, memiliki dampak bagi para lulusan SMA
yaitu semakin terbuka pilihan bagi siswa ikut program
education expo. Siswa dituntut jeli untuk menimbang
dan memutuskan pilihan yang tepat diantara lembaga
pendidikan tinggi yang ada. Keputusan yang tepat
dapat siswa ambil jika siswa mendapatkan informasi
yang tepat dan dari sumber informasi yang dapat
dipercaya. Oleh karena itu program education expo
merupakan program yang sangat strategis dalam
memberikan informasi, wawasan bagi siswa sekaligus
langkah antisipatif agar siswa tidak mengalami kebi-
ngungan dalam memperoleh informasi tentang studi
lanjut.
Program education expo direncanakan untuk
memfasilitasi siswa memperoleh informasi dari bebe-
rapa lembaga pendidikan tinggi dalam negeri dan luar
negeri. Tujuan education expo sesuai dokumen propo-
sal kegiatan education expo tahun 2012, adalah agar
siswa dapat memilih pendidikan tinggi yang diminati
dengan alasan tepat sesuai dengan bakat dan minat-
6
nya (SMA Karangturi, 2012). Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Gębarowski (2012), education expo
adalah salah satu instrumen yang memungkinkan
untuk komunikasi yang efektif dengan para calon
mahasiswa. Tujuan kegiatan education expo ini sejalan
dengan pendapat Hurlock, 1997 bahwa usia siswa
SMA mulai memikirkan masa depan mereka secara
bersungguh-sungguh. Beny (2012) menyatakan ku-
rangnya informasi yang berkaitan dengan pendidikan
lanjutan dan juga berkaitan dengan orientasi karier
siswa merupakan penghambat siswa untuk mengambil
keputusan kariernya secara cepat.
Menurut Gani (2012), para siswa yang melanjut-
kan pendidikannya maupun yang langsung bekerja,
tidak berlangsung demikian saja tetapi melalui suatu
proses pengambilan keputusan. Keputusan memilih
perguruan tinggi dan pekerjaan yang dipilih sangatlah
kompleks sehingga memerlukan informasi, pengetahu-
an dan pertimbangan. Permasalahan siswa di SMA
Karangturi dari hasil wawancara awal penulis dengan
guru BK adalah menentukan perguruan tinggi yang
tepat sesuai minat dan bakat mereka. Faktor penye-
babnya adalah: (1) belum memiliki pemahaman yang
mantap tentang kelanjutan pendidikan setelah lulus,
(2) program studi yang dimasuki bukan pilihan
sendiri, (3) belum memahami jenis jurusan yang cocok
sesuai kemampuan diri sendiri. Kesulitan muncul
disebabkan siswa merencanakan jurusan perguruan
7
tinggi hanya berdasarkan keinginan mereka yang tidak
sesuai dengan bakat dan minatnya.
Menurut Mc Daniel et. al (dalam Munandir,
1996), bahwa dalam rangka evaluasi education expo,
perlu diperoleh tanggapan-tanggapan balik dari siswa,
guru, dan orang tua yang telah mengikuti kegiatan
education expo. Prinsipnya mengenai bagaimana
proses dan hasil serta manfaat yang diperoleh setelah
mengikuti kegiatan program education expo serta
harapan mereka ke depan. Dua alasan yang dianggap
sebagai alasan kuat mengapa guru bimbingan dan
konseling jarang atau bahkan tidak melakukan evalu-
asi program BK adalah kurangnya pengetahuan kon-
selor sekolah mengenai metode evaluasi program serta
terbatasnya waktu dan biaya (Trevisan & Hubert,
Brown & Trusty dalam Badrujaman 2011).
Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat
Shertzer & Stone (1981) yang mengemukakan tujuh
alasan yang menyebabkan guru BK tidak melakukan
evaluasi terhadap programnya. Pertama, guru BK tidak memiliki cukup waktu
untuk melakukan evaluasi. Kedua, guru BK tidak memiliki pengetahuan mengenai evaluasi program.
Ketiga, perilaku manusia tidak mudah untuk di-
ukur. Keempat, data sekolah yang tersedia cende-rung tidak lengkap. Kelima, evaluasi membutuh-
kan anggaran tersendiri. Keenam, guru BK menga-
lami kesulitan dalam penggunaan kelompok kontrol. Ketujuh, guru BK kesulitan memformu-
lasikan kriteria yang sesuai dan dapat diukur.
Ketujuh hal tersebut disinyalir menjadi alasan-alasan yang menyebabkan kegiatan evaluasi
8
program BK terkesampingkan bahkan tidak ter-
sentuh.
Evaluasi program BK sebagai proses pemberian
penilaian terhadap keberhargaan dan keberhasilan
program BK yang dilakukan melalui pengumpulan
data, pengolahan data, serta analisis data yang akan
dijadikan dasar untuk membuat keputusan. Evaluasi
manajemen program BK adalah evaluasi terhadap ber-
bagai program BK yang ada di sekolah (Badrujaman,
2011). Program bimbingan dan konseling merupakan
sebuah program yang unik dan kompleks sedangkan
waktu yang tersedia dari sekolah bagi guru BK ter-
batas. Hal ini menyebabkan program bimbingan dan
konseling hanya terfokus pada pelaksanaannya, maka
menjadi terlihat masuk akal jika kegiatan evaluasi
yang membutuhkan waktu khusus untuk melakukan
pengukuran dengan metode-metode tertentu menjadi
terabaikan. Hasil wawancara awal dengan guru BK bahwa
SMA Karangturi Semarang menyatakan telah melaksa-
nakan evaluasi program education expo setiap tahun-
nya. Hal ini memberikan interpretasi bahwa evaluasi
program education expo kemungkinan berubah tiap
tahunnya karena siswanya juga berubah. Dari studi
dokumentasi awal menunjukkan evaluasi program
education expo di SMA Karangturi selama 3 tahun
(2011-2013) kecenderungannya sama, pelaksanaan
evaluasi program education expo sudah dilaksanakan,
tetapi belum dilaksanakan secara menyeluruh atau
9
evaluasi program education expo sudah dilaksanakan
tetapi hanya sepintas. Proses evaluasi lebih pada
evaluasi penyelenggaraan, belum mengevaluasi penca-
paian tujuan program education expo secara menye-
luruh.
Gysbers dan Henderson (2006) menyatakan
bahwa dalam evaluasi program bimbingan dan kon-
seling secara menyeluruh ada tiga hal yaitu evaluasi
perencanaan, evaluasi pelaksanaan, serta evaluasi
hasil. Program yang dibuat perlu dievaluasi (evaluasi
program) sejauh mana dapat dilaksanakan (evaluasi
pelaksanaan) dan bermanfaat untuk mencapai hasil
yang diinginkan (evaluasi hasil), sehingga jika terdapat
kelemahan program dapat segera diperbaiki dan di-
kembangkan.
Dalam melaksanakan program education expo
perlu adanya evaluasi program dan evaluasi manaje-
men program, sebab dengan adanya evaluasi program
education expo akan diperoleh hasil sesuai tujuan
program, sehingga tidak ada pengulangan yang beraki-
bat tidak menarik bahkan tidak diminati peserta didik
atau terkesan sekedar kegiatan rutin tahunan saja.
Sehingga efektivitas dan capaian program belum dapat
diukur. Sesuai pendapat Badrujaman (2011) bahwa
tidak adanya perbaikan dalam program menyebabkan
kegiatan program BK akan berulang setiap tahunnya
menjadi tidak menarik bahkan tidak diminati peserta
didik atau terkesan sekedar kegiatan rutin tahunan
10
saja, sehingga efektivitas dan tujuan program belum
dapat diukur.
Evaluasi program education expo menjadi
penting karena evaluasi program ini dapat mengukur
efektifitas dan capaian tujuan program yang telah di-
tetapkan. Jika program tidak dievaluasi secara menye-
luruh maka yang terjadi adalah guru BK tidak dapat
mendeteksi apa yang sebenarnya perlu diperbaiki
dalam programnya. Guru BK tidak melakukan evalu-
asi program secara menyeluruh karena guru BK me-
rasa nyaman dengan apa yang ada. Mereka meng-
anggap kegiatan education expo adalah kegiatan rutin
tahunan, sehingga tanpa adanya evaluasi program
secara menyeluruh pun, program sudah berjalan.
Padahal, sebuah program dikatakan berhasil dan
sukses apabila memenuhi kriteria keberhasilan yang
ditetapkan (Badrujaman, 2011). Untuk itu penting
melaksanakan evaluasi program secara menyeluruh.
Menurut Stufflebeam (1985) dalam Badrujaman
(2011) menyatakan bahwa evaluasi seharusnya memi-
liki tujuan untuk memperbaiki (to improve) bukan
untuk membuktikan (to prove). Dengan demikian eva-
luasi seharusnya dapat membuat perbaikan, mening-
katkan akuntabilitas, serta pemahaman yang lebih
dalam mengenai fenomena. Evaluasi seharusnya dapat
memberikan gambaran menyeluruh terhadap program.
Lebih daripada itu, menurutnya, penelaahan menyelu-
ruh terhadap program harus dilakukan melalui sebu-
ah cara yang sistematis. Stufflebeam melihat evaluasi
11
sebagai sebuah tahapan yang sistematis dan menye-
luruh. Dengan melaksanakan evaluasi manajemen
program bimbingan dan konseling secara menyeluruh
maka dapat membuat perbaikan dan pengembangan
program. Berdasarkan uraian latar belakang maka
peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul
“Evaluasi Program Education Expo SMA Karangturi
Semarang Tahun 2014”.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana evaluasi program education expo
SMA Karangturi Semarang Tahun 2014 melalui jenis
evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product )?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengevaluasi program education expo
SMA Karangturi Semarang Tahun 2014 melalui jenis
evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product ).
1.3 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat, baik secara teoritik maupun praktik.
1. Manfaat Teoritik
Gysbers dan Henderson (2006) menyatakan
bahwa dalam evaluasi program BK secara menyeluruh
12
ada tiga hal yaitu evaluasi perencanaan, evaluasi pe-
laksanaan, serta evaluasi hasil. Program yang dibuat
perlu dievaluasi (evaluasi program) sejauh mana dapat
dilaksanakan (evaluasi pelaksanaan) dan bermanfaat
untuk mencapai hasil yang diinginkan (evaluasi hasil),
sehingga jika terdapat kelemahan program dapat sege-
ra diperbaiki dan dikembangkan. Apabila penelitian
evaluasi program educatioan expo sesuai teori Gysbers
dan Handerson serta dapat mengevaluasi secara me-
nyeluruh program education expo di SMA Karangturi,
maka penelitian ini sejalan dan mendukung teori
tersebut tetapi apabila dalam penelitian tidak sesuai
dengan teori Gysbers dan Henderson (2006), maka
dapat memberikan sumbangan untuk pelaksanaan
evaluasi program education expo di tahun-tahun yang
akan datang.
2. Manfaat Praktik
Memberi masukan sekolah dan yayasan untuk
membuat keputusan/kebijakan bagi penyelenggaraan
program education expo di tahun yang akan datang.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan tesis ini adalah
sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan. Meliputi latar belakang masa-
lah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan sistematika penulis-
an;
13
Bab II : Kajian Teori. Pada bab ini memuat teori-teori
evaluasi program BK , konsep model evaluasi
program CIPP (Context, Input, Process,
Product), education expo, penelitian yang
relevan dan kerangka berfikir;
Bab III : Metode Penelitian menjelaskan tentang meto-
de penelitian yang meliputi sub pokok bahas-
an: Jenis dan tempat penelitian, Subyek
penelitian, teknik pengumpulan data, serta
analisa data; Bab IV : Hasil dan Pembahasan. Pada bab ini berisi
tentang hasil penelitian yang meliputi hasil
diskripsi responden penelitian, analisis dan
interpretasi data, serta pembahasan hasil
penelitian; Bab V : Penutup. Pada bab ini memuat kesimpulan
dari penelitian dan saran-saran demi
perbaikan dan pengembangan program BK
khususnya education expo.