BAB I PENDAHULUAN · Indonesia adalah negeri yang kaya raya dari segala sumber daya yang...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN · Indonesia adalah negeri yang kaya raya dari segala sumber daya yang...
14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negeri yang kaya raya dari segala sumber daya yang
dimilikinya, bahkan sebelum negara ini merdeka. Keanekaragaman suku, agama, ras,
bahasa, budaya, serta didukung oleh sumber daya alam yang ada. Indonesia memiliki
sejarah yang panjang dengan keanekaragaman tersebut, tetapi memiliki satu tujuan
yaitu persatuan Indonesia dengan berlandaskan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan
slogan “Bhineka Tunggal Ika”. Landasan tersebut menciptakan budaya Indonesia
yang terkenal dengan toleransi, menerima dan memahami adanya perbedaan. Namun
saat ini, fenomena intoleransi mulai bermunculan terutama dalam masalah agama. Di
Indonesia, masalah agama sudah dianggap sensitif bagi masyarakat. Salah satu kasus
fenomenal di Indonesia adalah kasus dugaan penistaan agama terhadap ayat suci Al-
Qur’an yang melibatkan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.
Indonesia mememiliki penduduk lebih dari 250 juta jiwa. Dalam perspektif
komunikasi, menurut (Effendy, 1993) semakin besar suatu masyarakat yang berarti
semakin banyak manusia yang dicakup, cenderung akan semakin banyak masalah
yang timbul, akibat perbedaan-perbedaan di antara manusia yang banyak itu dalam
pikirannya, perasaannya, kebutuhannya, keinginannya, sifatnya, tabiatnya,
pandangan hidupnya, kepercayaannya, aspirasinya, dan lain sebagainya yang
sungguh terlalu banyak untuk disebut satu demi satu.
Berdasarkan teori di atas, dikaitkan dengan kasus Ahok dengan pembahasan
tersebut menimbulkan berbagai macam persepsi serta pendapat masyarakat, bahkan
sampai perdebatan menggunakan kata-kata kasar dan bersifat menyerang. Semakin
hari pembahasan mengenai Agama di Indonesia semakin sensitif tanpa mengetahui
pemikiran yang mendalam, bahwa berkomentar yang benar harus diikuti dengan
etika dan aturan yang berlaku.
15
Gambar 1.1: Perdebatan Menggunakan Kata Kasar di Media YouTube
(Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=MNdJv3ZAqQE)
Salah satu tantangan terbesar bangsa ini yaitu menciptakan masyarakat yang
harmonis dengan segala keberagaman budaya, suku, agama. Keberagaman tersebut
menjadi bagian bangsa Indonesia, di sisi lain masyarakat Indonesia yang hidup dalam
keberagaman tersebut cenderung memicu terjadinya konflik (Usman:2017). Agama
menjadi salah satu hal yang sering diperdebatkan di Indonesia mengingat
keberagaman suku, ras, budaya, dan agama. Keberagaman tersebut justru menjadi
tantangan dalam menciptakan sebuah keharmonisan dalam berbangsa dan bernegara.
Masyarakat harus memahami agama, kultur, dan budaya masing-masing untuk
menghindari kesalahpahaman satu sama lain. Untuk membangun masyarakat yang
harmonis dan lebih hati-hati terutama dalam agama, Indonesia memiliki aturan
tersendiri yaitu Pasal 156 KUHP. Ketentuan pasal tersebut dikutip sebagai berikut:
“Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barang siapa dengan
sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan:
a. Yang pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap
suatu agama yang dianut di Indonesia;
b. Dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama apapun juga, yang
bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, bahwa segala hal yang
bersifat penyalahgunaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia, tidak boleh
ditampilkan di depan umum. Hal tersebut untuk menjaga keharmonisan masyarakat
Indonesia. Kasus yang belum terselesaikan terkait permasalahan diatas adalah
16
Ilustrasi karya Roger Law dan Karl Ferris yang terdapat pada sampul album The Jimi
Hendrix Experience – Axis: Bold as Love seperti terlihat pada gambar berikut:
Gambar 1.2: Sampul Depan Album Axis: Bold as Love Bentuk CD/DVD
(Sumber: https://www.amazon.com/Axis-Bold-As-Love-DVD/dp/B00328G4Y8)
Gambar 1.3: Sampul Belakang Album Axis: Bold as Love Bentuk CD/DVD
(Sumber: https://www.amazon.com/Axis-Bold-As-Love-DVD/dp/B00328G4Y8)
The Jimi Hendrix Experience adalah grup band yang dibentuk pada tahun 1966
dengan personil James Marshall Hendrix atau lebih dikenal sebagai Jimi Hendrix
(Gitaris/Vokal), Mitch Mitchell (Drumer), dan Noel Redding (Bassis). Band ini
sangat berpengaruh bagi perkembangan music hardrock dan psychedelic rock di
seluruh dunia. Jimi Hendrix memberikan dampak yang sangat besar terhadap band
ini. Permainan gitarnya sangat dominan serta ikonik, bahkan nama Jimi Hendrix
sering internet sampai majalah sebagai salah satu gitaris terbaik dan paling
berpengaruh di dunia.
17
Pada awalnya , sampul album tersebut lahir di era hippies dengan aliran
psychedelic. Penulis yakin bahwa seniman pembuat album Axis: Bold As Love
hanya menganggap karya tersebut adalah aliran psychedelic tanpa melihat adanya
unsur agama. Psychedelic berasal dari bahasa Yunani yaitu psycho yang artinya
pikiran, jiwa dan mental serta delein yang artinya mewujudkan atau merealisasikan.
Aliran seni psychedelic muncul dan berkembang di Amerika pada tahun 1960-1970
dan menyebar ke negara-negara di seluruh dunia. Seni psychedelic mencakup
berbagai macam seni, seperti seni murni, musik, hingga grafis. Halusinasi yaitu
ketika seseorang merasakan sensasi yang tidak ada berupa suara, penglihatan,
pengecapan, dan perabaan (Damaiyanti:2012). Pemikiran psychedelic seperti
kesadarn terfokus, variasi pola pikir, suasana, dan perubahan pikiran lainnya
dipengaruhi oleh perubahan persepsi yang sebelumnya tidak pernah secara sadar
dirasakan oleh seseorang. Membuat karya seni psychedelic pada kenyataannya tidak
harus dalam pengaruh obat-obatan dan zat psikotropika, tetapi kita dapat
menggunakan kreativitas dengan memanfaatkan presepsi pikiran untuk mengolah
visual imajinatif. Berdasarkan permasalahan tersebut, dibutuhkan eksplorasi visual
dan pengetahuan mengenai seni psychedelic dalam bentuk ilustrasi, sehingga
masyarakat dapat menerima pesan yang disampaikan dalam karya tersebut.
Karakteristik visual psychedelic menurut Saraswati (2015:67) diantaranya yaitu:
1. Penggunaan warna yang kontras, bergoyang, mencolok, ramai, dan saling
bertabrakan.
2. Komposisi atau teknik penyusunan elemen yang saling bertabrakan tidak
teratur dan tidak masuk akal serta tarikan garis lengkung yang mirip riak
air atau aliran asap.
3. Keterbacaan huruf relatif rendah dan tidak jelas. Bentuk tipografi yang
inofatif dan hand-lettering, termasuk bentuk yang meliuk-liuk, rumit dan
transposisi dari ruang positif dan negative
4. Sering ditemui adannya ilusi-ilusi optikal seperti sesuatu yang hanya
angan-angan tinggi atau bisa disebut Phosphenes (phosphene adalah
fenomena yang ditandai dengan pengalaman melihat cahaya tanpa cahaya
benar-benar masuk ke mata).
5. Menggunakan tekstur- tekstur yang rumit.
6. Fantastis (bersifat fantasi atau tidak nyata).
18
7. Metafisik (berhubungan dengan hal-hal yang non-fisik atau tidak terlihat).
8. Surealistik subyek (mementingkan aspek bawah sadar manusia;
nonrasional dalam visualisasinya; di atas atau di luar realitas/kenyataan).
9. Warna-warna cerah dan / atau sangat kontras.
10. Pengulangan motif.
11. Kaleidoscopic, fractal dan motif paisley.
12. Sangat detail dan penuh. Atau biasa disebut gaya Horror Vacui (berasal
dari bahasa Latin, yang artinya ketakutan terhadap ruang kosong).
13. Objek dan tema yang tidak berbentuk (abstrak), terkadang berupa kolase
gambar.
14. Banyak menggunakan bentuk spiral, lingkaran yang berpusat (diffraction
patterns) and motif entoptic (ilusi dan halusinasi).
The Jimi Hendrix Experience memproduksi tiga album dalam dua tahun yaitu
Are You Experienced (1967), Axis: Bold as Love (1967), dan Electric Ladyland
(1968). Di antara tiga album tersebut, Axis: Bold as Love adalah album dari The Jimi
Hendrix Experience yang penulis anggap menunjukan karakteristik dari visual
psychedelic. Namun, setelah 47 tahun album tersebut rilis, album tersebut dicekal
oleh negara Malaysia dan masuk dalam media surat kabar online terkemuka seperti
Malay Mail dan Malaysia Today. Malaysia menerapkan pelarangan di seluruh negeri
pada ilustrasi Axis: Bold As Love, termasuk sampul CD, poster, dan bahan cetak
lainnya seperti gambar berikut:
Gambar 1.4: Berita Axis: Bold as Love di Media Malaysia Today
(Sumber: https://www.malaysia-today.net/2014/06/05/home-ministry-bans-jimi-
hendrixs-1967-album-with-hindu-god-cover-art/)
19
Gambar 1.5: Berita Axis: Bold as Love di Media MalayMail
(Sumber: https://www.malaymail.com/news/malaysia/2014/06/04/hindu-group-
fumes-over-jimi-hendrix-posters-with-religious-imagery/681675)
Pada tanggal 27 September 2017 melalui media The Western Gazette, poster Axis:
Bold as Love dihapus dalam acara penjualan poster tahunan Imaginus yang diadakan
di Western University, Kanada. Poster tersebut dianggap tidak menghormati
kebutuhan atau kepercayaan siswa tertentu. Dalam pemberitaan tersebut, gambar
dengan wajah tiga anggota band The Jimi Hendrix Experience ditumpangkan di atas
dewa-dewa Hindu.
Gambar 1.6: Berita Axis: Bold as Love di Media The Gazette
Sumber: https://westerngazette.ca/news/poster-removed-from-sale-after-students-
raise-cultural-appropriation-concerns/article_fa5b0f52-a3ca-11e7-91f9-
6b78491de9ea.html
20
Berdasarkan data yang telah disebutkan, penulis menyadari bahwa ilustrasi yang
terdapat pada album Axis: Bold As Love mengandung unsur kontroversial karena
bersangkutan dengan agama. Pada sampul bagian depan album Axis: Bold As Love
dalam bentuk CD, ilustrasi tersebut belum lengkap dan hanya menampilkan setengah
bagian atasnya saja sehingga seperti dipotong. Ilustrasi lengkapnya dapat dilihat pada
sampul album dalam bentuk piringan hitam (vinyl) dan poster.
Gambar 1.7: Sampul Depan Album Axis: Bold as Love Bentuk Vinyl
Sumber: https://www.amazon.com/Axis-Bold-as-Love-Vinyl/dp/B00004WN62
Gambar 1.8: Sampul Belakang Album Axis: Bold as Love Bentuk Vinyl
(Sumber: https://www.amazon.com/Axis-Bold-as-Love-Vinyl/dp/B00004WN62)
21
Gambar 1.9: Poster Axis: Bold as Love
(Sumber: https://www.amazon.com/Pyramid-America-Hendrix-Poster-
Print/dp/B000NSKKMC)
Sebelum berita-berita di atas diangkat kepada publik terutama pada tahun 2014, tidak
ada pemberitaan secara resmi terkait kontroversialnya ilustrasi tersebut. Sebagian
masyarakat cenderung pasif serta tidak adanya protes dari kalangan tertentu.
Berdasarkan berita yang disebutkan bahwa ilustrasi tersebut berkaitan dengan Agama
Hindu. Pmasa kejayaan Jimi Hendrix, populasi umat Hindu masih sedikit
dibandingkan saat tahun 2000 keatas. Christianity in View membuat statistik dan
prakiraan populasi agama di dunia berdasarkan data Status Global Mansion, yang
dikeluarkan oleh Gordon-Conwell Theological Seminary dalam tabel berikut:
22
Tabel 1.1: Statistik dan Prakira Agama di Dunia (Total in Millions)
(Sumber: http://christianityinview.com/religion-statistics.html)
Jumlah penganut agama Hindu pada tahun 1970 hanya mencapai 463juta jiwa,
Sedangkan pada tahun 2013 keatas, umat Hindu telah mencapai lebih dari 1500juta
jiwa. Faktor lainnya yaitu, pada saat album Axis: Bold As Love rulus, teknologi masih
bersifat analog sehingga penyebaran informasi tidak terlalu cepat dan menyeluruh.
Faktor berikutnya adalah tidak semua umat Hindu mengetahui musik rock seperti The
Jimi Hendrix Experience, hal tersebut memungkinkan belum adanya protes terkait
ilustrasi pada album Axis: Bold As Love yang dikaitkan dengan Agama Hindu. Penulis
menyimpulkan bahwa kurangnya informasi yang berkaitan dengan umat Hindu
menjadi faktor keterlambatan naiknya berita di atas. Ironisnya, sampul album tersebut
masuk dalam beberapa nominasi seperti The 25 Greatest Psychedelic Albums dari
Undiscovermusic.com, serta The Trippiest Album Covers, From Pink Floyd to Outkast
dari Billboard.com. Dari keseluruhan album termasuk musiknya, album Axis: Bold As
Love meraih penghargaan Grammy Hall of Fame pada tahun 2006. Roger Law dan
Karl Ferris sebagai pembuat karya tersebut tidak mengungkapkan secara terbuka
berkaitan dengan apa makna ilustrasi pada sampul album Axis: Bold As Love,
sehingga banyak persepsi yang bermacam-macam dari masyarakat. Melihat fenomena
ini, penelitian ini penting untuk diteliti sehingga dapat menginterpretasikan makna
yang terdapat pada album Axis: Bold As Love dari band The Jimi Hendrix Experience.
23
Untuk menafsirkan makna dari album ini, penulis menggunakan analisis Multimodal
yang berhubungan dengan teks verbal dan visual.
Multimodal adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada cara orang
berkomunikasi menggunakan dua atau lebih modes yang berbeda pada saat bersamaan
(Kress dan Leeuwen, 1996:122). Mode adalah sumber semiotik yang dibentuk secara
sosial dan diberikan secara budaya untuk membuat makna. Gambar, tulisan, tata letak,
musik, gerakan, ucapan, gambar bergerak, soundtrack, dan objek 3D adalah contoh
mode yang digunakan dalam representasi dan komunikasi (Kress dan Leeuwen,
1996:79). Mode dalam penelitian ini berupa verbal dan visual yang dibentuk
berdasarkan sosial dan budaya. Menurut (Kress dan Leeuwen, 1996:79) singkatnya:
secara sosial, apa yang dianggap sebagai mode adalah masalah bagi sebuah komunitas
dan kebutuhan representasi sosialnya. Apa komunitas memutuskan untuk menganggap
dan menggunakan sebagai mode adalah mode. Pada dasarnya, pembentukan mode
tergantung kepada apa fenomena yang akan diidentifikasi berdasarkan kesepakatan
dari kelompok sosial. Latar belakang sosial dan budaya menjadi landasan utama dalam
pembentukan makna pada fenomena semiotik.
Pendekatan multimodal ke representasi menawarkan pilihan mode.
Bergantung pada persyaratan retorika dan media yang terlibat, ada kemungkinan yang
berbeda: apakah anda ingin mewujudkan makna terutama sebagai tulisan atau terutama
sebagai gambar, sebagai gambar bergerak atau sebagai ucapan? Keberadaan pilihan
semacam itu mengungkapkan bahwa 'makna' tidak ada selain ketika telah terwujud,
diwujudkan sebagai mode atau sebagai ansambel multimodal (Kress dan Leeuwen,
1996:93). Berdasarkan kutipan diatas, bahwa setiap mode memiliki potensi yang
berbeda dalam mengungkapkan makna dalam fenomena semiotik. Mode merupakan
kebutuhan utama apabila ingin mengungkapkan makna, dengan mengumpulkan
sumber yang dibentuk secara sosial dan budaya. Maka secara tidak langsung
pendekatan multimodal ini merupakan salah satu dari Semiotika Sosial. Menurut Kress
& Van Leeuwen (1996:54) menyatakan bahwa teori semiotik sosial tertarik pada
makna, dalam semua bentuknya. Makna muncul di lingkungan sosial dan dalam
interaksi sosial. Untuk mendapatkan makna dalam beberapa mode, (Kress & Van
Leeuwen, 2006), dan (Machin & Myer, 2012) bahwa pesan yang disampaikan dengan
semiotic mode berbeda secara bersamaan (verbal dan image) dalam sebuah teks tidak
24
dapat dianalisa hanya dengan alat analisa linguistik saja, tetapi mengharusan dua alat
analisa yang berbeda yaitu linguistics, dan image analysis tool seperti reading image
yang saling mendukung menuju pemahaman makna yang lebih menyeluruh.
Berdasarkan kutipan tersebut, analisis multimodal memiliki kemampuan untuk
memahami makna secara menyeluruh dengan menggunakan alat analisis sesuai
dengan mode yang ada.
Dalam menganalisis teks verbal, penulis menggunakan teori metafungsi verbal
dari Halliday. Menurut Halliday dalam (Kress & Van Leeuwen, 1996:228) dalam teori
semiotik metafungsi, sistem komunikasi secara simultan memenuhi tiga fungsi: fungsi
ideasional, fungsi mengkonstruksi representasi dunia; fungsi interpersonal, fungsi
memberlakukan (atau membantu memberlakukan) interaksi yang ditandai oleh tujuan
sosial tertentu dan hubungan sosial tertentu; dan fungsi tekstual, fungsi menyusun
tindakan komunikatif menjadi keutuhan yang lebih besar, ke dalam peristiwa atau
konteks komunikatif yang mewujudkan praktik sosial tertentu.
Sedangkan untuk menganalisis teks visual, penulis menggunakan teori
Metafungsi Visual dari Kress & Van Leeuwen. Langkah pertama dalam melakukan
analisis visual menurut Kress dan Leeuwen dalam (Kusmayadi:2015), yaitu
memperlakukan gambar seperti bahasa, dimana bahasa verbal dapat merealisasikan
metafungsi representasional. Metafungsi kedua yang direalisasikan oleh gambar
adalah makna interaktif dalam menganalisis gambar, bagaimana hubungan yang
tercipta dan dimiliki antara pembuat, yang melihat, dan objek yang ada dalam gambar.
Metafungsi ketiga yang direalisasikan gambar adalah komposisional. Artinya, peneliti
akan melihat bagaimana gambar disusun dan disajikan.
Dengan analisis multimodal melalui metafungsi verbal dan visual, kita dapat
mengetahui makna sebenarnya yang terdapat pada sebuah ilustrasi sampul album
Axis: Bold As Love yang dipublikasikan terhadap masyarakat. Setelah menemukan
makna tersebut, penelitian ini diharapkan mampu menjawab apakah ilustrasi pada
sampul album Axis: Bold As Love melanggar peraturan di Indonesia, karena hampir
tidak ada pemberitaan terkait ilustrasi yang melanggar peraturan di Indonesia.
Penelitian ini diharapkan dapat mengubah masyarakat menjadi lebih berhati-hati
dalam menyebarluaskan sebuah karya apabila ingin dipublikasikan kepada khalayak
berdasarkan peraturan yang berlaku. Berdasarkan fenomena diatas, penulis akan
25
melakukan penelitian yang berjudul “MAKNA SAMPUL ALBUM AXIS: BOLD
AS LOVE (Analisis Multimodal Pada Ilustrasi Sampul Album Band The Jimi
Hendrix Experience)”.
1.2 Identifikasi Malasah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka masalah penelitian dapat
dirumuskan sebaga berikut:
1. Bagaimana penerapan metafungsi verbal dan visual untuk menganalisis
ilustrasi sampul album Axis: Bold As Love?
2. Apa makna yang terdapat pada ilustrasi sampul album Axis: Bold As Love?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metafungsi verbal dan visual untuk
menganalisis ilustrasi sampul album Axis: Bold As Love.
2. Untuk mengetahui makna yang terdapat pada ilustrasi sampul album Axis:
Bold As Love.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Aspek Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
dalam bidang analisis multimodal media ilustrasi sampul album khususnya
bagaimana penerapan metafungsi verbal dan visual dalam menganalisis teks.
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi utuk penelitian selanjutnya.
1.4.2 Aspek Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam
melakukan penelitian mengenai studi multimodal dalam media sampul album
musik, terutama bagaimana analisis multimodal ini mengungkapkan makna dan
bagaimana teks verbal memperkuat makna teks visual.
1.5 Lokasi Penelitian
Peneliti melakukan penelitian ini berlokasi di kota Bandung.
26
1.6 Waktu dan Periode Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Februari 2019 hingga bulan 2019
dengan alokasi sebagai berikut:
Tabel 1.2: Waktu dan Periode Penelitian
Kegiatan
Tahun 2019 - 2020
Bulan
September Oktober November Desember Januari
Menentukan topik dan
objek penelitian
Penyusunan Proposal
Pelaksanaan
penelitian dan
pengumpulan data
Penyusunan hasil
penelitian
Pembuatan
Kesimpulan dan saran
dari hasil penelitian
(Sumber: data diolah oleh penulis 2020)
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang
penelitian yang dilakukan, yaitu sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi tetang uraian mengenai latar belakng, rumusan dan pembetasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tahapan dan waktu penelitian, dan
sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
27
Bab ini berisi tentang tunjauan penelitian terdahulu, teori-teori yang menjadi
landasan pokok permasalahan pada penyusunan skripsi dan kerangka pemikiran.
Bab III Metode Penelitian
Pada bab ini berisikan mengenai paradigma penelitian, metode penelitian, jenis
penelitian, obyek penelitian, sampel, teknik pengumpulan data, sumber data, teknik
nalisis data dan uji kredibilitas data.
Bab IV Hasil Penelitian
Bab ini berisikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan tentang
penelitian.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini berisikan mengenai simpulan dan saran hasil penelitian.
Daftar Pustaka
Lampiran