MAKALAH SISTEM PANASBUMI - SIFAT BATUAN DAN FLUIDA PANASBUMI
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar...
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Dewasa ini, manusia merupakan makhluk paling konsumtif dalam
menggunakan energi. Energi yang paling sering digunakan adalah energi yang
berasal dari fosil yang bersifat tidak renewable, sehingga diperlukan suatu sumber
energi alternatif yang berasal dari alam yang renewable. Contoh dari energi
alternatif tersebut adalah energi dari gerakan air dan angin, energi matahari, energi
nuklir, dan energi panasbumi. Energi yang berasal dari gerakan air dan angin serta
energi matahari masih sedikit dimanfaatkan dan digunakan dalam kehidupan
sehari – hari, sedangkan energi nuklir merupakan potensi sumber energi yang
besar namun dalam penggunaannya diperlukan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang mutakhir. Energi panasbumi sendiri merupakan sumber energi yang
potensial sebagai pengganti energi fosil dikarenakan sifatnya yang renewable dan
emisi karbondioksida yang rendah dibandingkan dengan sumber energi lain
sehingga merupakan energi yang ramah lingkungan, namun energi panasbumi
masih dimanfaatkan hanya dalam bentuk energi listrik dan memerlukan
infrastruktur yang baik pada pembangunan fasilitas pembangkit listrik tersebut.
Energi panasbumi adalah energi panas yang diekstraksi dari panas yang
tersimpan dalam batuan di bawah permukaan bumi dan dari fluida yang
terkandung di dalamnya. Distribusi sistem panasbumi di dunia berhubungan
dengan keberadaan batas lempeng tektonik, zona seismisitas tinggi, keberadaan
gunungapi, dan daerah yang memiliki heat flow yang tinggi (Suryantini, 2013).
Saat ini energi panasbumi telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di 24
negara, termasuk Indonesia (Saptadji, 2008).
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber energi panasbumi yang
melimpah disebabkan oleh mekanisme tektonik yang terdapat di Indonesia.
Wilayah Indonesia diapit oleh tiga lempeng besar dunia yaitu lempeng Eurasia di
sebelah Utara yang berbatasan dengan lempeng Indo-Australia di sebelah Selatan
dan lempeng Pasifik di sebelah Timur. Tumbukan antara lempeng Indo-Australia
IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI LAPANGAN PANASBUMI "CQ42" MENGGUNAKANMETODE GRAVITASIDENGAN PENAPISAN MOVING AVERAGE DAN ANALISIS SECOND VERTICAL DERIVATIVEAPRIADITAMA DWI SUWARNOUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2
di sebelah Selatan dengan lempeng Eurasia menghasilkan zona subduksi yang
selanjutnya membentuk jajaran gunungapi sepanjang Pulau Sumatera hingga
Kepulauan Nusa Tenggara. Gambar 1.1 menunjukkan letak Indonesia dengan
keberadaan lempeng tektonik di sekitarnya.
Gambar 1.1 Peta tektonik Indonesia (Hall, 1996)
Akibat dari sistem penunjaman yang berbeda, tekanan dan kompresi yang
dihasilkan oleh tumbukan miring (oblique) antara lempeng Indo – Australia
dengan lempeng Eurasia di sebelah Barat, bersama dengan membukanya Teluk
Andaman di sebelah Utara dan membukanya Selat Sunda di sebelah Selatan yang
terjadi pada awal Miosen (McCarthy dan Elders, 1997) menghasilkan patahan
regional dan terbentuknya volcanic arc sepanjang Pulau Sumatera sehingga
menjadi perantara kemunculan sumber energi panasbumi di Pulau Sumatera.
Sumber energi panasbumi di Pulau Sumatera umumnya dikontrol oleh sistem
patahan regional yang terkait dengan sistem patahan besar Sumatera berupa sesar
geser dekstral yang memanjang dari Barat Laut hingga Tenggara. Salah satu area
panasbumi di Pulau Sumatera adalah di daerah gunungapi Bukit Daun.
I.2. Eksplorasi Panasbumi
Pada sebuah eksplorasi panasbumi diperlukan survei yang meliputi aspek
geologi, geokimia, dan geofisika. Metode geofisika yang umum digunakan dalam
IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI LAPANGAN PANASBUMI "CQ42" MENGGUNAKANMETODE GRAVITASIDENGAN PENAPISAN MOVING AVERAGE DAN ANALISIS SECOND VERTICAL DERIVATIVEAPRIADITAMA DWI SUWARNOUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
3
eksplorasi energi panasbumi adalah menggunakan metode magnetotelluric,
microearthquake, geomagnetik, dan gravitasi. Dalam penelitian ini digunakan
salah satu dari metode geofisika tersebut yaitu metode gravitasi, Metode gravitasi
digunakan untuk mendeteksi variasi densitas batuan bawah permukaan yang
selanjutnya dapat digunakan untuk mengidentifikasi struktur geologi bawah
permukaan yang berasosiasi dengan sistem panasbumi. Identifikasi struktur
geologi bawah permukaan menggunakan metode gravitasi pada suatu sistem
panasbumi dapat menjadi acuan dalam interpretasi struktur geologi yang
berasosiasi dengan sistem panasbumi yang diharapkan dapat memberikan
informasi dan gambaran lebih baik terhadap daerah potensi panasbumi. Dalam
tahap pengembangan pemanfaatan energi panasbumi, metode gravitasi dapat
digunakan untuk memantau perubahan massa dan arah gerakan fluida.
I.3. Perumusan Masalah
Metode gravitasi yang diaplikasikan dalam eksplorasi panasbumi digunakan
untuk mendapatkan model geologi bawah permukaan sistem panasbumi. Analisis
struktur geologi dari data gravitasi yang dilakukan menggunakan metode analisis
Second Vertical Derivative (SVD). Data anomali residual gravitasi didapat dari
data Anomali Bouguer Lengkap yang dikurangkan dengan hasil anomali regional
hasil penapisan metode moving average.
I.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari pelaksanaan tugas akhir ini adalah :
1. Menentukan persebaran anomali gravitasi residual di area penelitian dengan
penapisan menggunakan metode moving average.
2. Menentukan jenis struktur geologi bawah permukaaan pada area penelitian
menggunakan analisis struktur Second Vertical Derivative.
3. Membuat model bawah permukaan area penelitian.
4. Mendeliniasi sistem panasbumi di area penelitian.
I.5. Batasan Masalah
Di dalam penelitian ini terdapat beberapa batasan masalah yang meliputi:
IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI LAPANGAN PANASBUMI "CQ42" MENGGUNAKANMETODE GRAVITASIDENGAN PENAPISAN MOVING AVERAGE DAN ANALISIS SECOND VERTICAL DERIVATIVEAPRIADITAMA DWI SUWARNOUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
4
1. Data yang digunakan merupakan data eksplorasi metode gravitasi pertama di
area penelitian yang dilakukan pada Juni – Agustus 2012 menggunakan
gravimeter SCINTREX AUTOGRAV CG-5.
2. Pemodelan bawah permukaan dilakukan pada anomali residual.
3. Penapisan anomali Bouguer menggunakan metode moving average.
4. Analisis struktur menggunakan proses Second Vertical Derivative.
I.6. Waktu dan Tempat Penelitian
Daerah penelitian berada di lapangan panasbumi “CQ42”, Provinsi Bengkulu
yang merupakan salah satu lapangan panasbumi milik PT. Pertamina Geothermal
Energy. Proses pengolahan data dilakukan di Kantor PT. Pertamina Geothermal
Energy yang terletak di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Waktu Penelitian
adalah 15 September – 14 November 2014. Peta lokasi daerah penelitian
ditunjukkan pada gambar 1.2, kotak hitam pada peta merupakan luasan area
survei.
Gambar 1.2. Lokasi area penelitian (Mardiyanto dkk, 2000)
IDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI LAPANGAN PANASBUMI "CQ42" MENGGUNAKANMETODE GRAVITASIDENGAN PENAPISAN MOVING AVERAGE DAN ANALISIS SECOND VERTICAL DERIVATIVEAPRIADITAMA DWI SUWARNOUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/