BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang...

30
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu konteks social seringkali terlihat remaja membicarakan suatu permasalahan yang mana permasalahannya itu cenderung mangarah pada perilaku prokrastinasi. Konteks social dalam prokrastinasi itu memberikan informasi mengenai bagaimana prokrastinasi pada remaja sangat dipengaruhi oleh berbagai intervensi dari luar diri remaja itu sendiri. Melalaikan tugas sekolah, terlambat datang ke sekolah, dan menghapal suatu pelajaran sebelum ulangan hanya dengan waktu semalam (SKS) itu semua merupakan sedikit indikator yang menggambarkan bahwa perilaku prokrastinasi ini terjadi pada dunia remaja sebagai pelajar. Sejalan dengan konsep dasar remaja, yang menggambarkan bahwa pada tahapan perkembangan remaja, individu mengalami masa transisi, masa ketidakjelasan identitas, dan sebagainya. Remaja menjadi banyak mengalami krisis dan cenderung gamang dalam memilah dan memilih suatu hal ataupun suatu keputusan, baik dalam hal akdemik, karir, ataupun pribadi-sosial. Salah satu kunci untuk menjaga atau meminimalisir kegamangan tersebut adalah dengan self-management (manajemen diri) yang baik. Remaja diarahkan untuk dapat mengatur dan mengelola diri sehingga remaja mendapat bantuan arahan bagaimana remaja harus bersikap. Prokrastinasi merupakan salah satu contoh riil, bagaimana gambaran self- management remaja yang buruk. Prokrastinasi yang merupakan sikap menunda- nunda sesuatu sehingga menimbulkan keterlambatan mengindikasikan bahwa remaja procrastinator tidak mampu mengelola diri, baik dalam hal waktu, tenaga, ataupun pikiran. Buruknya self-management akan berimbas pada sulitnya remaja untuk maju dan berprestasi. Apalagi jika prokrastinasi masih menjadi “budaya” yang “membudaya” di kalangan remaja. Dengan demikian, hal pertama yang harus dibenahi adalah sikap remaja mengenai kesadaran untuk mengelola diri dengan

Transcript of BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Dalam suatu konteks social seringkali terlihat remaja membicarakan suatu

permasalahan yang mana permasalahannya itu cenderung mangarah pada

perilaku prokrastinasi. Konteks social dalam prokrastinasi itu memberikan

informasi mengenai bagaimana prokrastinasi pada remaja sangat dipengaruhi

oleh berbagai intervensi dari luar diri remaja itu sendiri. Melalaikan tugas

sekolah, terlambat datang ke sekolah, dan menghapal suatu pelajaran sebelum

ulangan hanya dengan waktu semalam (SKS) itu semua merupakan sedikit

indikator yang menggambarkan bahwa perilaku prokrastinasi ini terjadi pada

dunia remaja sebagai pelajar.

Sejalan dengan konsep dasar remaja, yang menggambarkan bahwa pada

tahapan perkembangan remaja, individu mengalami masa transisi, masa

ketidakjelasan identitas, dan sebagainya. Remaja menjadi banyak mengalami

krisis dan cenderung gamang dalam memilah dan memilih suatu hal ataupun

suatu keputusan, baik dalam hal akdemik, karir, ataupun pribadi-sosial.

Salah satu kunci untuk menjaga atau meminimalisir kegamangan tersebut

adalah dengan self-management (manajemen diri) yang baik. Remaja diarahkan

untuk dapat mengatur dan mengelola diri sehingga remaja mendapat bantuan

arahan bagaimana remaja harus bersikap.

Prokrastinasi merupakan salah satu contoh riil, bagaimana gambaran self-

management remaja yang buruk. Prokrastinasi yang merupakan sikap menunda-

nunda sesuatu sehingga menimbulkan keterlambatan mengindikasikan bahwa

remaja procrastinator tidak mampu mengelola diri, baik dalam hal waktu,

tenaga, ataupun pikiran.

Buruknya self-management akan berimbas pada sulitnya remaja untuk maju

dan berprestasi. Apalagi jika prokrastinasi masih menjadi “budaya” yang

“membudaya” di kalangan remaja. Dengan demikian, hal pertama yang harus

dibenahi adalah sikap remaja mengenai kesadaran untuk mengelola diri dengan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

2

baik, yang diharapkan di dalamnya akan menimbulkan rasa tanggung jawab dan

kemampuan akan potensi diri untuk berprestasi.

Fenomena prokrastinasi merupakan suatu kasus yang bersumber dari dua

faktor utama, yaitu pribadi dan sosial. Permasalahan prokrastinasi merupakan

suatu permasalahan yang sebenarnya fenomena tersebut menggambarkan suatu

permasalahan ketidak mampuan remaja dalam melakukan managemen diri,

dimana remaja memerluakan suatu komitmen untuk melakukan tindakan

management diri. Dan fenomena ini diangkat sebagai suatu fenomena sosial

yaitu dikarenakan proses dalam pengambilan suatu komitmen pada remaja

sangat dipengaruhi oleh intervensi yang dilakukan oleh pihak luar diri remaja

itu sendiri (lingkungan).

Motif berprestasi, rasa tanggung jawab atas pentingnya belajar, dan

kepercayaan terhadap kemampuan diri adalah sebagain komponen yang

terkandung dalam komitmen belajar. Rasa responsiblitas yang tinggi terhadap

belajar, dan kepercayaan terhadap kemampuan diri merupakan dua faktor utama

yang melatar belakangi penyusun menyajikan dan membahas tema mengenai

self-management yang berjudul “PENCEGAHAN PROKRASTINASI

AKADEMIK MELALUI SELF MANAGEMENT”

I.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang menjadi fokus kajian makalah ini adalah

“Bagaimana Prokrastinasi belajar siswa dapat diatasi oleh Self Mangement?”

Secara khusus rumusan masalah penelitian ini diuraikan dalam pertanyaan

penelitian sebagai berikut ini.

1. Bagaimana karakteristik siswa (remaja) dalam perkembangan belajarnya ?

2. Apa saja hal yang menyebabkan prokrastinasi akademik pada siswa sebagai

pelajar ?

3. Fenomena prokrastinasi yang dialami siswa ?

4. Apa upaya yang bisa dilakukan oleh Konselor di sekolah untuk mengatasi

persoalan prokrastinasi yang dialami oleh siswa (pelajar) ?

Page 3: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

3

I.3 Tujuan Penulisan

Sejalan dengan permasalahan di atas, penulisan makalah ini bertujuan

untuk memetakan permasalahan tentang hal-hal sebagai berikut:

1. Karakteristik siswa dalam perkembangan proses belajarnya.

2. Faktor-faktor penyebab prokrastinasi akademik pada siswa.

3. Fenomena serta permasalahan seputar prokrastinasi akademik.

4. Upaya pencegahan prokrastinasi akademik melalui layanan bimbingan

konseling.

I.4 Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini dilakukan dengan melakukan suatu studi

kepustakaan serta studi kasus yang relevan dan tentunya biasa terjadi pada para

pelajar dalam lingkup pendidikan.

I.5 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penulisan, metode penulisan, serta sistematika penulisan.

Bab II Pembahasan:Konsep Prokrastinasi, Karaktersitik siswa sekolah

menengah atas, factor-faktor yang mempengaruhi timbulnya prokrastinasi

akademik pada siswa, Self Management.

Bab III Pembahasan Kasus: Prokrastinasi akademik siswa, Layanan Bimbingan

Kosneling untuk mencegah adanya prokrastinasi akademik pada siswa-siswi

sekolah.

Bab IV Kesimpulan dan Rekomendasi.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

4

BAB II

PROKRASTINASI AKADEMIK REMAJA DAN SELF MANAGEMENT

II.1 Karaktersitik Siswa Sekolah Menengah Atas (Remaja)

Konsep dasar remaja : “Remaja merupakan masa transisi (perpindahan,

ketidakjelasan identitas, sedang menjadi) dari masa anak-anak ke masa dewasa,

baik secara fisik, kognitif, emosional, bahasa, ataupun sosial.”

Peserta didik di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) pada umumnya berada

pada rentang umur 16-18 th. Dengan kata lain para peserta didik pada jenjang SMA

masih tergolong dalam tahap perkembangan remaja yang memiliki ciri

perkembangan yang khas.

Hall (Yusuf, 2004:185) memaparkan bahwa masa remaja adalah masa Storm

& Drang, yaitu sebuah periode dimana remaja berada pada dua situasi ; antara

kegoncangan, penderitaan, asmara, dan pemberontakan dengan otoritas orang

dewasa.

Dilihat dari perspektif psikososial, remaja menurut Erikson (Yusuf, 2004:188),

merupakan masa pencarian identitas dimana remaja berada dalam kontinum antara

identity and identity confusion. Problematika yang dihadapi oleh individu pada

masa remaja adalah sebuah kemutlakan dalam menjalani proses pertumbuh-

kembangan dalam mencapai dan memenuhi tugas perkembangan pada fase ini.

Untuk mencapai tugas perkembangan yang optimal, remaja dengan fluktuasi

yang menjadi karakteristiknya akan membutuhkan bimbingan dan bantuan untuk

memfasilitasi dengan cara yang tepat, sehingga remaja tidak mengalami

penyimpangan dalam melakukan proses perkembangan dan pertumbuhanannya.

Karakteristik permasalahan yang dihadapai oleh remaja pada jenjang SMA

pada dasarnya tidak akan terlepas dari aspek – aspek tugas perkembangan remaja,

Havighurst (Hurlock, 1994:10. Yusuf, 2004:74-93) terdapat sepuluh tugas

perkembangan remaja yaitu :

Page 5: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

5

1. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif

2. Mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.

3. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya

4. Mengembangkan konsep-konsep intelektual untuk hidup bermasyarakat

5. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk

berperilaku dan mengembangkan ideology.

Pencapaian tugas perkembangan bagi para remaja adalah sebuah kemestian

karena akan mempengaruhi pada tahapan berikutnya. Penguasaan tugas-tugas

perkembangan pada masa remaja di arahkan untuk mempersiapkan remaja

memasuki tahap perkembangan berikutnya yaitu masa dewasa.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa remaja memiliki ciri-ciri dan

karakteristik tertentu yang khas. Khususnya pada remaja usia 16-18 tahun, remaja

mengalami masa transisi yaitu terjadi ketidakjelasan identitas. Krisis identitas

remaja pada tahapan ini, dapat dilihat dari bagaimana remaja berkomitmen terhadap

tanggungjawab dalam menjalankan tugas-tugas perkembangannya terutama yang

berkaitan dengan bidang akademik. Dimana komitmen merupakan suatu bagian

dari perkembangan identitas dimana remaja menunjukkan adanya suatu investasi

pribadi pada apa yang mereka lakukan. Contohnya: dalam pengerjaan tugas-tugas

sekolah, sering terjadi penundaan pada waktu pengerjaan dan pengumpulan tugas.

Hal ini bisa disebut sebagai prokrastinasi akademik. Ini membuktikan bahwa pada

umunya remaja belum mampu menjalankan komitmennya atas pengelolaan waktu

yakni penundaan dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan lainnya, sehingga terjadi

keterlambatan.

II.2 Konsep Prokrastinasi Akademik

II.2.1 Pengertian Prokrastinasi Akademik

Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastinare dari ”pro” dan

”crastinus”. Pro berarti kecenderungan bergerak, crastinus berarti menuju

keesokan hari, sehingga jika digabungkan menjadi menangguhkan atau

menunda sampai hari berikutnya.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

6

Prokrastinasi menurut Brown dan Holzman (Anne Rakhmawati, 2007 : 26)

didefinisikan sebagai suatu kecenderungan menunda-nunda penyelesaian suatu

tugas atau pekerjaan. Berdasarkan Merriam-Webster Collegiate Dictionary

(Anne Rakhmawati, 2007 : 26), prokrastinasi adalah ”to put off intentionally

the doing of something that should be done” (menunda dengan sengaja

mengerjakan sesuatu yang seharusnya dikerjakan).

Setiap bentuk penundaan adalah prokrastinasi, salah satunya dalam bidang

akademik. Prokrastinasi akademik dapat disimpulkan sebagai suatu

kecenderungan individu menunda tugas akademik yang ditandai oleh

pengalihan kapasitas pikiran, perasaan dan tindakan yang menyebabkan

kegagalan dalam penyelesaian tugas akademik secara keseluruhan dari waktu

ke waktu.

II.2.2 Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik

Ferrari.,et all (Anne Rakhmawati, 2007 : 27) mengemukakan

prokrastinasi akademik termanifestasikan dalam indikator sebagai berikut :

a. Penundaan untuk memulai maupun penyelesaian kerja pada tugas yang

dihadapi

b. Keterlambatan dalam mengerjakan tugas

c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual

d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada melakukan

tugas yang harus dikerjakan

II.2.3 Area Prokrastinasi Akademik

Solomon dan Rothblum (Anne Rakhmawati, 2007 : 27-28)

mengemukakan bahwa prokrastinasi yang berada dalam area akademik,

meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Tugas mengarang yang meliputi penundaan melaksanakan kewajiban atau

tugas-tugas menulis, misalnya menulis makalah, laporan, atau mengarang

lainnya.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

7

2. Tugas belajar menghadapi ujian, mencakup penundaan belajar untuk

menghadapi ujian, misalnya Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester,

dan Ulangan Mingguan

3. Tugas membaca meliputi adanya penundaan untuk membaca buku atau

referensi yang berkaitan dengan tugas akademik yang diwajibkan

4. Kinerja tugas administratif, seperti menulis catatan, mendaftarkan diri

dalam presensi kehadiran, mengembalikan buku perpustakaan.

5. Menghadiri pertemuan, yaitu penundaan maupun keterlambatan dalam

menghadiri pelajaran.

6. Penundaan kinerja akademik secara keseluruhan, yaitu menunda

mengerjakan atau menyelesaikan tugas-tugas akademik secara keseluruhan.

II.2.4 Tipe-tipe Prokrastinator

1. The sometime-procrastinator, tipe ini merupakan seseorang yang melakukan

prokrastinator setiap hari.

2. The chronic-procrastinator, yaitu seseorang yang melakukan tindakan

prokrastinasi dalam semua area kehidupan. Perilaku prokrastinasi dapat

menjadi gaya hidup bagi prokrastinator kronik.

3. The tense-afraid type, yaitu seseorang yang sering merasa berada di bawah

tekanan untuk mencapai sukses dan selalu merasa takut gagal sehingga

melakukan prokrastinasi, contohnya: tidak mempunyai tujuan, tidak

mempunyai komitmen.

4. The relaxed type, yaitu tipe orang tidak mau mengambil pusing dengan tugas

yang sedang atau harus dikerjakan, merasa bisa melakukannya dilain waktu

dan lebih memilih melakukan sesuatu yang lebih menyenangkan.

II.2.5 Faktor-Faktor Prokrastinasi Akademik

Faktor – faktor yang dapat menyebabkan terjadinya prokratis akademik

sremaja SMU adalah sebagai berikut :

Page 8: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

8

a. Faktor Internal, meliputi : kondisi fisik dan psikologis dari individu

sebagai berikut :

1) Kondisi fisik yaitu keadaan fisik dan kondisi kesehatan individu yang

turut mempengaruhi munculnya prokrastinasi.

2) Kondisi psikologis individu yaitu sifat kepribadian individu yang dapat

mempengaruhi munculnya perilaku penundaan misalnya sifat

kemampuan sosial dalam self regulation (Pengaturan diri) dan tingkat

kecemasan dalam berhubungan sosial. Besarnya motivasi yang

dimiliki seseorang mempengaruhi prokrastinasi secara negatif, dimana

semakin tinggi motivasi intrinsik yang dimiliki seseorang ketika

menghadapi tugas, akan semakin rendah kecenderungannya untuk

melakukan prokrastinasi akademik.

b. Faktor Eksternal, meliputi :

1) Pola asuh orang tua. Hasil penelitian Ferrari dan Ollivete, menemukan

bahwa tingkat pengasuhan otoriter ( ) ayah menyebabkan munculnya

kecenderungan perilaku prokrastinasi yang kronis pada subyek

penelitian wanita, sedangkan pengasuhan otoritatif ( ) ayah

menghasilkan anak wanita yang bukan prokrastinator.

2) Kondisi lingkungan yang lenient atau toleran, prokrastinasi akademik

lebih banyak dilakukan pada lingkungan yang rendah pengawasan

daripada lingkungan yang penuh pengawasan. (Millgram, dkk).

Prokrastinasi terjadi dikarenakan berbagai alasan yang dimiliki individu.

Terdapat sepuluh alasan individu yang cenderung melakukan prokrastinasi

(Bernard, 1991), yaitu:

1. Adanya kecemasan

2. Depresiasi diri

3. Rendahnya toleransi

4. Adanya hal-hal yang lebih menyenangkan

5. Tidak dapat mengatur waktu

6. Adanya gangguan dari lingkungan

7. Pendekatan tugas yang sangat buruk

Page 9: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

9

8. Kurangnya ketegasan

9. Adanya permusuhan dengan orang lain

10. Mengalami stress dan keletihan

II.3 Self Management

II.3.1 Pengertian Self-Management

Untuk dapat mengatur diri sendiri, Anda perlu mengenali diri

sendiri. Manajemen merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka,

2001) memiliki dua arti, yaitu;

1) Penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran; dan

2) Pimpinan yang bertanggungjawab atas jalannnya perusahaan dan organisasi.

Manajemen menurut James A.F. Stoner : Manajemen adalah suatu proses

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari

anggota organisasi serta penggunaan semua sumber daya yang ada pada

organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Pengertian manajemen menurut Mary Parker Follet : Manajemen adalah

suatu seni, karena untuk melakukan suatu pekerjaan melalui orang lain

dibutuhkan keterampilan khusus.

Secara bahasa manajemen (Tanzhim) berasal dari kata Nazhamal asy yaa

nazhman yang artinya: menyusun berbagai hal dan menggabungkan

sebagiannya pada sebagian yang lain. Adapun kesimpulan definisi

manajemen yaitu penataan, pengorganisasian, dan pemikiran manusia,

sehingga manusia mampu menata dan merapihkan segala hal yang ada di

sekitarnya, mengetahui skala prioritasnya, dan menjadikan seluruh hidupnya

serasi dengan orang lain.

Kata “diri” jamak Al-Quran banyak maknanya, diantaranya: ruh

(nyawa), dhamir (hati nurani), jinsun (jenis), dan syahshiyah (pribadi) atau

“totalitas manusia” dimana terpadu jiwa-raga manusia. Nah, makna yang

terakhirlah yang dimaksud dengan “diri”.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

10

Yang kita sebut diri, pribadi, individu, adalah totalitas manusia sebagai

perpaduan dari jasad dan ruhani, fisik yang bisa kita lihat dan sesuatu yang

tak terlihat yang menggerakan fisik (hati; pikiran; jiwa). Diri adalah

totalitas dari pemikiran, keinginan, dan gerakan kita dalam ruang dan waktu.

Dengan kata lain, perpaduan antara intelektual, emosional, spiritual, dan fisik.

Secara istilah manajemen diri yaitu menempatkan individu pada tempat

yang sesuai untuknya dan menjadikan individu layak menempati suatu posisi

sehingga tercapai suatu prinsip laki-laki yang kapabel pada posisi yang tepat

(yakni, menyediakan posisi untuk tiap-tiap individu dan memposisikan tiap-

tiap individu pada posisinya secara tepat).

Pada dasarnya manajemen diri merupakan pengendalian diri terhadap

pikiran, ucapan, dan perbuatan yang dilakukan, sehingga mendorong pada

penghindaran diri terhadap hal-hal yang tidak baik dan peningkatan

perbuatan yang baik dan benar. Manajemen diri adalah sebuah proses

merubah “totalitas diri” baik itu dari segi intelektual, emosional, spiritual, dan

fisik agar apa yang kita inginkan (sasaran) tercapai.

Manajemen diri juga menuju pada konsistensi dan keselarasan pikiran,

ucapan dan perbuatan sehingga apa yang dipikirkan sama dan sejalan dengan

apa yang diucapkan dan diperbuat. Integritas seperti inilah yang diharapkan

akan timbul dalam diri para praktisi manajemen diri.

Bila digambarkan dalam bentuk bagan maka konsep self managemen

dapat di gambarkan sebagai berikut:

Goal Setting Scheduling Task Tracking Planning

EVALUASI SELF

INTERVENTIO

SELF

DEVELOPMENT

PENGAMBILAN

KEPUTUSAN

Page 11: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

11

Bagan II.1

Alur komponen self-managment dan keterkaitannya

Stephen M. Edelson (http://www.autism.org/selfmanage.html)

II.3.2 Dimensi Potensi Self-Management

Yang menjadi dimensi potensi pada aspek manajemen diri adalah :

a. Remaja dapat mengenali dan memahami dirinya atau potensi yang

dimilikinya dan melakukan perubahan dalam berbagai aspek baik aspek

intelektual, emosional, spiritual, dan fisik menuju ke arah yang lebih baik,

serta mengelolanya dengan baik

b. Dapat menemukan peluang diri

II.3.3 Tantangan dan Hambatan dalam Self-Management

Dalam manajemen diri ada beberapa tantangan yang didapatkan oleh

individu, remaja khususnya diantaranya adalah :

1. Mampu untuk hidup mandiri, dapat menentukan diri sendiri kemana dia

akan melangkah

2. Merumuskan bagaimana caranya untuk meraih impian yang ingin kita

capai, dan bagaimana untuk memanage diri dengan baik

Terkadang lingkungan dapat menjadikan hambatan bagi remaja dalam

memanage dirinya. Hambatan tersebut adalah : Remaja ketika akan

memanage dirinya sering berorientasi kepada orang lain, bukan karena

kemauan sendiri. Seharusnya remaja mempunyai niat yang tulus dari dalam

dirinya untuk memanage dirinya.

Untuk mengatasi hambatan tersebut, maka kita harus :

1. Mampu menerima diri kita apa adanya, baik kelebihan ataupun

kekurangannya

2. Melakukan hal yang terbaik, baik untuk diri sendiri, orang lain,

lingkungan dan Tuhan

3. Berani untuk bermimpi dan memimpikan sesuatu

Page 12: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

12

4. Mampu belajar dari pengalaman dan mampu mengambil hikmah dari

suatu kejadian

II.3.4 Prinsip Dalam Self-Management

Ada beberapa prinsip dalam manajemen diri diantaranya adalah :

1. Awali dengan Niat

Apakah kita mempunyai niat ketika hendak melaksanakan manajemen

diri? Apakah hanya sebatas ingin meraih pujian dari orang tua, adik-

kakak, teman, atau dari yang lainnya? Apakah karena merasa iri dengan

prestasi dan apa yang orang lain raih? Apakah hanya sekedar ingin

mendapatkan pekerjaan? Apakah sebagai bentuk rasa syukur kepada

Allah SWT? Manajemen diri Islami berpusat kepada Allah Swt. (Allah-

sentris), sedang konsep manajemen diri lain berpusat kepada manusia

(antroposentris).

Dan akan lebih baik jika kita memanage diri janganlah berorientasi kepada

manusia, tapi harus kepada diri sendiri yang memang mempunyai niat

ingin merubah diri menjadi lebih baik.

2. Terimalah diri apa adanya

Kita harus mampu membedakan, mana yang bisa kita ubah, dan mana

yang tidak bisa kita ubah dalam diri kita. Contoh yang bisa kita ubah

adalah pikiran, perasaan, kebiasaan kita, dan seterusnya. Yang tidak bisa

kita ubah adalah hari lahir kita, orang tua kita, semua pengalaman hidup

kita, dan seterusnya. Maka ubahlah terhadap hal-hal yang bisa kita ubah!

Sebaliknya, terimalah apa adanya yang tidak bisa kita ubah.

3. Berikanlah yang terbaik

Ceritakan keinginan untuk merubah diri dan mintalah pendapat-Nya. Dan

buatlah rencana untuk menjalin hubungan lebih erat kepada Allah dan

manusia.

4. Lihatlah impian

Kita harus mampu membayangkan semua kejadian yang akan menimpa

kita nanti setelah kita melakukan sesuatu, kita harus mampu

Page 13: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

13

membayangkan impian hidup kita beberapa tahun yang akan datang.

Ingat, salah satu ciri orang sukses adalah dapat melihat sesuatu sebelum

segala sesuatu itu terjadi.

5. Temukan potensi dan peluang diri

Ada kiat Rasulullah SAW supaya kita dapat hidup mandiri diantaranya

adalah :

(1) Mempelajari posisi dan mendudukan masalah sesuai dengan porsinya

(2) Saling bantu-membantu jika ada teman atau sahabat yang mengalami

kesulitan

Dalam manajemen diri hal yang terpenting adalah apa yang

sesungguhnya kita miliki baik itu potensi, minat, bakat ataupun hal

lainnya. Dan hal ini merupakan modal awal kita bisa hidup mandiri. kunci

utama untuk melakukan kemandirian itu adalah dengan menggantungkan

diri sepenuhnya hanya kepada Allah Swt. semata; tidak kepada makhluk-

Nya.

6. Rumuskan cara meraih impian

Sekadar yakin tanpa tindakan, itulah yang disebut dengan angan-angan

kosong atau khayalan. Sedangkan keyakinan disertai tindakan, inilah yang

disebut harapan. Harapan adalah “yakin bahwa kita mempunyai kemauan

maupun cara untuk mencapai sasaran.” Sebagus dan sebesar apapun

impian kita, bila kita tidak mampu menerjemahkannya dalam bentuk

sasaran atau target, maka kecil kemungkinan akan tercapai.

Biasanya, manakala ada kesenjangan antara impian dengan tindakan,

maka akan melahirkan tidak percaya diri, kemalasan, keputus-asaan,

kehilangan arah hidup (disorientasi), dan akhirnya, keterpecahan pribadi

(split personality). Sebaliknya, sekecil apapun tindakan yang kita target

dan itu dapat kita raih, akan mendatangkan rasa percaya diri, semangat,

harapan, hidup bermakna, dan integritas.

7. Belajarlah dari pengalaman

Kita boleh mencoba sesuatu, meskipun kita tidak tahu, apakah itu akan

berhasil atau gagal. Karena gagal setelah mencoba, jauh lebih baik

Page 14: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

14

daripada gagal untuk mencoba. Karena dari kegagalan itu kita akan

memiliki pengalaman. Kita harus mempelajari pengalaman dari siapa saja

terutama untuk diri sendiri, walaupun dari orang jahat sekalipun.

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan diantaranya adalah :

(1) Pelajari setiap pengalaman pribadi, baik itu kesuksesan maupun

kegagalan. Lakukan dengan pola pengalaman berstruktur (structured

experiences) dengan lima hal ini: melakukan, mengungkapkan,

mengolah/menganalisa, menyimpulkan, menerapkan

kembali/eksprimen. Gunakan “Jurnal pribadi” atau “Diary” (Catatan

Harian) untuk mencatat seluruh pengalaman itu;

(2) Pelajari pengalaman hidup orang yang sukses dan orang gagal

Ada beberapa variabel yang mempengaruhi manajemen diri:

1. Perhatian terhadap waktu

2. Kondisi sosial

3. Tingkat materi dan ekonomi

4. Tingkat pendidikan

5. Kendala dalam lingkungan sekitar

6. Jenis Pekerjaan

7. Kerapian amal sosial

II.3.5 Dua Belas Strategi Self-Management

Ada dua belas yang bisa ditempuh agar mempunyai manajemen diri yang

baik :

A. Mengenali dan Menemukan Potensi Diri

Supaya kita dapat mengenali dan menemukan potensi yang kita miliki,

maka kita harus :

1. Mengubah Sikap dengan;

a. Perlakukan sesama seperti kita ingin diperlakukan.

b. Percaya bahwa pasti ada peluang dalam setiap kesulitan

c. Memandang bahwa hari ini adalah hari yang dijadikan Tuhan buat

kita

Page 15: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

15

d. Mengatasi musuh terbesar Anda

e. Jangan pedulikan pendapat orang lain terhadap Anda

2. Memperbaiki Pencitraan Diri, dengan;

a. Mengenali siapa diri kita

b. Mengatasi citra diri yang buruk

c. Membentuk citra diri yang positif

d. Jadilah sahabat bagi dirimu

3. Terus Bekerja dan Berkarya, dengan;

a. Mempunyai prinsip dalam bekerja

b. Bekerjalah dengan penuh rasa cinta

c. Kegigihan: cobalah sekali lagi!

d. Jadilah proaktif

B. Terus Bertumbuh dan Berkembang

1. Peliharalah Kesehatan Fisik Anda, dengan;

a. Kenalilah tubuh Anda

b. Latihan ESC merupakan olah raga murah dan mudah

c. Perhatikan apa yang Anda makan

d. Kebiasaan buruk yang merusak

2. Tingkatkan Daya Pikiran Anda, dengan;

a. Jangan sia-siakan kekuatan pikiran Anda! (kenalilah otak dan

pikiran Anda)

b. Alam bawah sadar-kekuatan maha dahsyat

c. Relaksasi: jalan menuju alam bawah sadar

d. Menciptakan realitas baru (The subconscious reprogramming)

3. Kembangkanlah Kehidupan Spiritual Anda, dengan;

a. Mengenal dan menemukan Tuhan

b. Meditasi seberapa dalam Anda dapat menyelaminya

c. Memelihara dan mengembangkan kehidupan spiritual

d. Rasakan hadirat Tuhan setiap hari

e. Kehidupan dan kematian

4. Lakukan Saja Sekarang, dengan;

Page 16: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

16

a. Mulailah langkah pertama Anda

b. Tujan menentukan arah hidup

c. Penundaan awal kehancuran

d. Disiplin: mengalahkan diri sendiri

5. Tetaplah Belajar, dengan;

a. Pendidikan dan pembelajaran

b. Bagaimana meningkatkan kemampuan membaca

c. Bahasa dan komunikasi

d. Mengembangkan keterampilan

e. Kaizen: penyempurnaan berkesinambungan

C. Membangun Jaringan Kehidupan

1 Kembangkan Jaringan Anda, dengan;

a. Mengapa kita membutuhkan jaringan?

b. Seni membangun jaringan

c. Kisah sukses membangun jaringan

d. Bagaimana memelihara jaringan kita

2 Membangun dan Memelihara Hubungan, dengan;

a. Cintailah sesamamu (bagaimana Anda memandang orang lain)

b. Komunikasi empatik

c. Mengatasi sakit hati

d. Sinergi dan kerja sama

3 Membangun Sesama, dengan;

a. Mengapa Anda perlu membangun sesama

b. Bagaimana Anda membangun sesama

c. Memberdayakan sesama

d. Menciptakan pemimpin

4 Membangun Kelompok Tumbuh Bersama, dengan;

a. Bagaimana membentuk kelompok tumbuh bersama

b. Menyelenggarakan pertemuan kelompok

Page 17: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

17

c. Memelihara keutuhan kelompok

d. Duplikasi kelompok Anda

e. Q Society

BAB III

FENOMENA PROKRASTINASI AKADEMIK PADA REMAJA

III.1 Kasus Prokrastinasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas

Seorang siswa salah satu SMA negeri di Bandung kelas XI bernama Kumbang

(bukan nama yang sebenarnya) dengan usia 16 tahun, seringkali mengalami

keterlambatan dalam mengumpulkan tugas. Keterlambatan ini disebabkan

Kumbang menunda-nunda tugas kuliah yang diberikan padanya, dan baru bisa

mengerjakan tugas ketika tugas itu harus segera dikumpulkan. Seribu satu alasan

yang dapat dijadikan alasan sebagai bentuk pembelaan diri, diantaranya;

1. Kemampuannya baru keluar saat waktu sudah hampir dekat-dekat (mendesak)

2. Fasilitas yang menunjang misalnya fasilitas komputer sehingga Kumbang

termanjakan dengan fasilitas yang ada,

Page 18: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

18

3. Keterbatasan dalam mencari referensi dan mengalami kebingungan dalam

mengerjakan tugas yang pada akhirnya menyita waktu.

Alasan mendasar dari penundaan tugas akademik yang dialami Kumbang yaitu

ketidaksadaran Kumbang terhadap manfaat pekerjaan rumah.

III.2 Intervensi Layanan Bimbingan Konseling Terhadap Kasus Prokrastinasi

III.2.1 Layanan Konseling Kelompok

Konseling kelompok merupakan bantuan individu dalam situasi kelompok

yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, serta diarahkan pada pemberian

kemudahan dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

Maksud dari konseling kelompok yang bersifat pencegahan bahwa

individu mempunyai kemampuan normal atau berfungsi secara wajar dalam

masyarakat, tetapi memiliki beberapa kelemahan dalam kehidupannya sehingga

mengganggu kelancaran berkomunikasi dengan orang lain.

Konseling kelompok bersifat memberi kemudahan bagi pertumbuhan dan

perkembangan individu, dalam arti memberikan kesempatan, dorongan juga

pengarahan pada individu-individu yang bersangkutan untuk mengubah sikap

dan perilakunya sesuai dengan lingkungannya.

III.2.2 Teori Cognitive Behavioral Therapy

III.2.2.1 Pengertian CBT

Pada dasarnya terapi perilaku menekankan pentingnya lingkungan

dalam pembentukkan tingkah laku individu. Sebaliknya terapi kognitif

lebih menekankan pentingnya dunia internal (kognitif) konseli dalam

pembentukan perilakunya (Kalodner, 1995; Foreyt&Goodrick,

1981;Storrow, 1981).

Dalam perkembangannya, berdasarkan banyak studi kasus ternyata

prinsip-prinsip belajar yang dikembangkan terapi perilaku tidak mampu

menjelaskan secara memuaskan terhadap problem perilaku manusia yang

Page 19: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

19

memang lebih kompleks daripada perilaku binatang percobaan di

laboratorium (Foreyt&Goorick, 1981). Demikian pula dengan terapi

kognitif mengalami kesulitan dalam membantu konseli mengubah

perilakunya. Terapi kognitif banyak belajar dari konseli bahwa seseorang

dapat saja belajar memperbaiki pola pikirnya tanpa mengubah perilaku

sama sekali (Storrow, 1981).

Menurut National Association for Cognitive Behavior Therapy

(NACBT) (2004) mengemukakan bahwa teori perilaku kognitif adalah

suatu bentuk terapi yang menekankan pentingnya pikiran dalam perasaan

dan tindakan kita.

III.2.2.2 Tujuan CBT

Secara umum, tujuan CBT menurut Foreyt&Goorrick (1981) ialah

membantu konseli mengidentifikasi dan mengubah proses kognitif

spesifik yang berhubungan dengan masalah afeksi dan tingkah lakunya.

Sedangkan secara khusus tujuan CBT ialah membantu konseli:

a. Mengembangkan kesadaran terhadap pola-pola hubungan kognisi –

perilaku – afeksi maladjustment yang dialami konseli.

b. Mengembangkan seperangkat kognisi baru yang dapat dipakai dan

mempengaruhi konseli untuk berubah.

c. Menegmbangkan kompetensi yang diperlukan untuk mengatsi

kelemahan konseli.

d. Meningklatkan keefektifan kompetensi konseli dalam pengembangan

kognisi, perilaku, afeksi baru sebagai mana yang ditetapkan.

III.2.2.3 Teknik-teknik Intervensi

Dalam kerangka membantu konseli mencapai perubahan yang

diharapkan, maka konselor perilaku kognitif menggunakan berbagai

teknik intervensi. Teknik-teknik tersebut diantaranya:

1. Teknik-teknik Perilaku

Page 20: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

20

Teknik-teknik perilaku ialah teknik-teknik intervensi yang bertujuan

membiasakan konseli mengalami dan bertindak dengan perilaku baru yang

disepakati dalam proses terapi. Teknik tersebut antara lain berupa teknik-

teknik penguatan, penghentian, pembentukan perilaku, kendali stimulus,

kendali afersif, pengelolan diri, desensitisasi sistematis, teknik relaksasi,

modeling, perlakuan asertif, dan kontrak perilaku.

2. Teknik-teknik Kognitif

Teknik-teknik kognitif merupakan kelompok teknik intervensi yang

dimaksudkan untuk membongkar akar-akar keyakinan irrasional konseli.

Teknik tersebut antara lain menentang keyakinan irrasional, pekerjaan rumah

yang bersifat kognitif, pengubahan pernyataan dan bahasa konseli,

penggunaan humor, restrukturisasi kognitif, penghentian pikiran irrasional,

diskusi, dan terapi bacaan.

3. Teknik-teknik Emotif

Teknik-teknik emotif bertujuan untuk membiasakan konseli dengan emosi

baru yang diharapkan. Teknik tersebut antara lain berupa imajeri rasional

emotif, permainan peran, latihan taklukan rasa malu, penggunaan kekuatan

dan tenaga untuk menghindari emosi negatif, dan pekerjaan rumah yang

berkaitan dengan pengembangan emosi.

III.2.2.4 Instrumen Intervensi

Fenomena dapat digunakan dengan teori CBT, kami mengadopsi salah

satu teknik CBT yaitu teknik kognitif berupa pekerjaan rumah yang bersifat

kognitif.

Angket Skala Prioritas (Jawwad, M. Ahmad Abdul; 2004 : 3-5).

Dijadikan sebagai follow up, untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang

bersifat kognitif. Format angketnya adalah :

Page 21: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

21

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan melingkari nomor yang

mengungkapkan sejauhmana pelaksaan amal yang Anda terapkan. Jujurlah,

sebab tiada yang mengetahui jawaban anda, kecuali diri Anda!

1. Setiap hari saya mengalokasikan sedikit waktu untuk membuat rencana

dan memikirkan sekolah.

0. Jarang 1. Terkadang 2. Biasanya 3. Selalu

2. Saya membuat target-target tertentu secara tertulis dan menentukan masa

pencapaiannya.

0. Jarang 1. Terkadang 2. Biasanya 3. Selalu

3. Saya menyiapkan daftar kerja harian secara tertib berdasarkan urgensinya.

Saya melaksanakan yang paling penting secepat mungkin.

0. Jarang 1. Terkadang 2. Biasanya 3. Selalu

4. Saya mengetahui kaidah (80-20) dalam kuliah. Maksud kaidah ini adalah

80% efektifitas Anda akan nampak pada saat Anda menyelesaikan 20%

target-target Anda.

0. Jarang 1. Terkadang 2. Biasanya 3. Selalu

5. Saya memiliki jadwal terbuka (tidak kaku), sehingga selalu dalam kondisi

siap menghadapi berbagai krisis atau masalah yang tidak tertuga.

0. Jarang 1. Terkadang 2. Biasanya 3. Selalu

6. Saya mendelegasikan hal-hal yang memungkinkan untuk dilaksanakan

orang lain.

0. Jarang 1. Terkadang 2. Biasanya 3. Selalu

7. Saya berusaha memperhatikan setiap tugas sekali saja (tanpa ada

pengulangan)

0. Jarang 1. Terkadang 2. Biasanya 3. Selalu

8. Saya menyedikitkan makan siang, agar tidak terserang kantuk setelah

Zuhur.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

22

0. Jarang 1. Terkadang 2. Biasanya 3. Selalu

9. Saya berusaha maksimal, mencegah terjadinya berbagai gangguan

(berbagai kunjungan, pertemuan, dan ngobrol via telpon) yang dapat

mengganggu keberlangsungan kerjaku.

0. Jarang 1. Terkadang 2. Biasanya 3. Selalu

10. Saya mampu mengatakan ’Tidak’ ketika orang lain meminta waktuku,

terutama apabila hal itu dapat menghalangi penyelesaian tugas-tugas

utamaku.

0. Jarang 1. Terkadang 2. Biasanya 3. Selalu

Untuk Mengetahui Nilai Angket, Berikan Pada Diri Anda :

3 poin untuk setiap jawaban ’Selalu’

2 poin untuk setiap jawaban ’Biasanya’

Satu poin untuk setiap jawaban ’Terkadang’

Nol poin untuk setiap jawaban ’Jarang’

Jumlahkan poin-poin perolehan Anda, untuk mengetahui nilai akhir yang

Anda peroleh! Apabila perolehan Anda :

0 – 15 : Maka, sebaiknya Anda banyak berpikir mengenai manajemen waktu

Anda

15 – 20 : Berarti, baik. Akan tetapi, sebaiknya Anda meningkatkan prestasi

Anda

20 – 25 : Berarti, baik sekali (jayyid jiddan)

25 – 27 : Berarti cumlaude (mumtaz)

28 – 30 : Berarti, kemungkinan besar Anda menipu diri sendiri

III.2.2.5 Analisis

Page 23: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

23

III.2.2.5.1 Karakteristik Remaja (melalui SWOT)

1. Kekuatan / Potensi

Remaja telah memiliki komitmen, komitmen ini merupakan suatu bagian dari

perkembangan identitas, dimana remaja menunjukkan adanya investasi

mengenai apa yang akan mereka lakukan. Di satu sisi, sebagian remaja justru

telah memiliki identitas yang jelas.

2. Kelemahan

Dalam masa pencarian identitas, remaja menjadi kurang komitmen terhadap

prinsip hidupnya, karena sebagian besar prinsip tersebut dipengaruhi oleh

lingkungan sosialnya. Di sisi lain, remaja juga mengalami moratorium identitas,

dimana remaja sama sekali tidak memiliki komitmen yang jelas.

Status Identitas

Pilihan dalam

hal

pengambilan

keputusan

dan tindakan

Identity

moratorium

Identity

foreclosure

Identity

diffusion

Identity

achievement

Krisis

Komitmen

Ada

Tidak ada

Tidak ada

Ada

Tidak ada

Tidak ada

Ada

Ada

Empat Status Identitas

Marcia (Santrock, W. Jhon. 2003 : 117)

Notes :

Komitmen merupakan suatu bagian dari perkembangan identitas dimana

remaja menunjukkan adanya suatu investasi pribadi pada apa yang mereka

lakukan.

Difusi Identitas (Identity Diffusion) merupakan suatu istilah yang digunakan

Marcia untuk remaja yang belum pernah mengalami krisis (sehingga mereka belum

pernah mengeksplorasi adanya alternatif-alternatif yang berarti) atau membuat

suatu komitmen.

Membuka identitas (Identity Foreclosure) adalah istilah yang dipakai Marcia untuk

remaja yang telah membuat suatu komitmen namun belum pernah mengalami

krisis.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

24

Moratorium identitas (Identity Moratorium) adalah istilah yang digunakan oleh

Marcia untuk remaja yang berada dalam krisis namun tidak memiliki komitmen

sama sekali atau memilki komitmen yang tidak terlalu jelas.

Pencapaian identitas (Identity Achievement) adalah istilah yang digunakan oleh

Marcia untuk remaja yang telah melewati krisis dan telah membuat komitmen.

3. Peluang / Kesempatan

Remaja memiliki kemampuan serta potensi untuk mengembangkan komitmen

yang dimiliki.

4. Tantangan

Melihat ciri remaja yang mana di satu sisi remaja memiliki kelebihan serat

potensi untuk berkembang dan membentuk suatu komitmen, akan tetapi di sisi

lain remaja juga dalam perkembangannya mengalami berbagai macam

hambatan dan komitmen yang dibentuk sebagian besar masih dipengaruhi oleh

lingkungan.

III.2.2.5.2 Berdasarkan Teknik CBT

Diagram CBT

Ketidakmampuan

memanajemen

diri dalam hal

akademik

What You Think What You Feel What You Do

Saya baru dapat

mengerjakan

tugas pada saat

sudah mulai

tertekan

Saya merasa

mendapat

inspirasi yang

lebih di saat-

saat terakhir

Mengerjakan

tugas di saat-saat

terakhir

1. Penjelasan Sisi Kognitif

a) Konseli memiliki pemahaman yang keliru atas keterampilan memanajemen

kemampuan diri.

b) Konseli memiliki anggapan mengenai pengerjaan atau penundaan sesuatu

(tugas) memberinya banyak inspirasi akan tugas yang akan dikerjakan, yang

sebenarnya konseli mengalami ketidakmampuan memanajemen diri dalam

hal penggunaan kemampuan serta pemanfaatan waktu.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

25

c) Konseli menempatkan dirinya pada individu yang memiliki kebimbangan

identitasnya yang berdampak pada komitmen yang konseli bentuk.

2. Penjelasan Sisi Behavior

a) Menggunakan perinsip dasar “classical conditioning” dari Ivan Pavlov.

b) Terapi behaviour diperlukan untuk melemahkan hubungan antara situasi

permasalahan dengan situasi yang timbul darinya.

c) Sisi perilaku yang dihadapi oleh konseli adalah, bahwa konseli merasa

kebingungan mengenai penggunaan bahasa dalam menunjang keterampilan

komunikasi konseli.

d) Perinsip dari sisi behaviour adalah bahwa perilaku mengganggu, apabila

tidak mendapatkan dukungan dari pemikiran yang salah (secara kognitif)

maka akan menjadi lemah. Hal ini disebut dengan extinction.

3. Pengelolaan Sisi Behavior

a) CBT bersifat aktif dimana terapis banyak terlibat dalam pemilihan pilihan

dan tugas individu.

b) Tujuan yang akan dicapai direncanakan secara matang.

c) Pemberian tugas serta pemantauan kepada konseli untuk mempercepat

proses penyembuhan.

d) Exploring option : konselor aktif menyodorkan pilihan-pilihan perilaku

kepada konseli.

e) Facilitating action : konselor memberikan tugas untuk mempercepat

penyembuhan konseli.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

26

BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Manajemen diri merupakan pengendalian diri terhadap pikiran, ucapan,

dan perbuatan yang dilakukan, sehingga mendorong pada penghindaran diri

terhadap hal-hal yang tidak baik dan peningkatan perbuatan yang baik dan

benar.

Yang menjadi dimensi potensi pada aspek manajemen diri adalah :

1. Remaja dapat mengenali dan memahami dirinya atau potensi yang

dimilikinya dan melakukan perubahan dalam berbagai aspek baik aspek

intelektual, emosional, spiritual, dan fisik menuju ke arah yang lebih baik,

serta mengelolanya dengan baik

2. Dapat menemukan peluang diri

Remaja ketika akan memanage dirinya sering berorientasi kepada orang

lain, bukan karena kemauan sendiri, hal itulah yang menjadikan hambatan

Page 27: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

27

bagi remaja dalam memanage dirinya. Seharusnya remaja mempunyai niat

yang tulus dari dalam dirinya untuk memanage dirinya.

Dalam manajemen diri ada beberapa tantangan yang didapatkan oleh

individu, remaja khususnya diantaranya adalah :

1. Mampu untuk hidup mandiri, dapat menentukan diri sendiri kemana dia

akan melangkah

2. Merumuskan bagaimana caranya untuk meraih impian yang ingin kita

capai, dan bagaimana untuk memanage diri dengan baik

Terkadang lingkungan dapat menjadikan hambatan bagi remaja dalam

memanage dirinya. Untuk dapat melakukan manajemen diri, maka kita harus:

1. Mampu menerima diri kita apa adanya, baik kelebihan ataupun

kekurangannya

2. Melakukan hal yang terbaik, baik untuk diri sendiri, orang lain,

lingkungan dan Tuhan

3. Berani untuk bermimpi dan memimpikan sesuatu

4. Mampu belajar dari pengalaman dan mampu mengambil hikmah dari

suatu kejadian

Prinsip dalam manajemen diri diantaranya adalah :

1. Awali dengan Niat

2. Terimalah diri apa adanya

3. Berikanlah yang terbaik

4. Lihatlah impian

5. Temukan potensi dan peluang diri

6. Rumuskan cara meraih impian

7. Belajarlah dari pengalaman

Fenomena yang berkaitan dengan manajemen diri adalah prokrastinasi

akademik siswa. Prokrastinasi adalah kecenderungan menunda-nunda suatu

penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan. Alasan melakukan prokrastinasi itu

adalah :

1. Adanya kecemasan

2. Adanya hal-hal yang lebih menyenangkan

Page 28: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

28

3. Rendahnya toleransi

4. Tidak dapat mengatur waktu

5. Mengalami stres dan keletihan

Untuk mengatasi fenomena tersebut, dapat dilakukan dengan konseling

kelompok dengan menggunakan teori konseling CBT (cognitive behaviour

therapy). Teknik intervensi yang dapat digunakan adalah :

1. Teknik-teknik Perilaku

2. Teknik-teknik Kognitif

3. Teknik-teknik Emotif

IV.2 Rekomendasi

Rekomendasi ini ditujukan kepada mahasiswa jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan. Sebagai calon konselor atau guru pembimbing

(yaitu orang yang berkehendak dan amat berkepentingan dengan

pemahaman yang mendalam tentang kasus yang dialaminya) pertama-tama

perlu dikembangkan konsep atau ide-ide yang yang cukup kaya tenatng

berbagai kasus terutama kasus yang berkaitan dengan pribadi dan sosial.

Apabila kepada konselor dihadapkan sebuah kasus, maka pada diri konselor

itu seharusnyalah telah tersedia berbagai ide berkenaan dengan kasus itu,

dan konselor perlu sangat memahami berbagai macam teori yang berkenaan

dengan kasus tersebut. Untuk dapat melakukan pemecahan kasus dalam

pribadi sosial yang sistematis dan juga efketif dan efisien, seorang calon

konselor haruslah dibekali dengan kemantapan pengetahuan mengenai teori

yang dilatar belakangi kasus yang khususnya berada di lingkungan sosial

siswa sekolah.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

29

DAFTAR PUSTAKA

Anne Rakhmawati, S.Pd. (2007). Program Bimbingan Belajar dalam Mengurangi

Prokrastinasi. Skripsi S1 pada FIP UPI Bandung : Tidak diterbitkan.

Covey, Sean. 2001. 7 Kebiasaan Remaja Yang Sangat Efektif. (ab.Saputra, Avin).

Jakarta : Bina Putra Aksara

Corey, Gerald. 2005. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung :

Refika Aditama.

Dahlan, Djawad. 2005. Pendidikan dan Konseling di Era Global. Bandung : Rizki

Press.

Edelson, Stephen M.-- . Self Management. Tersedia di :

(http://www.autism.org/selfmanage.html)

Ensiklopedia wikipedia. Self Management tersedia di :

http://en.wikipedia.org/wiki/Self-management

Espeland, Pamela & Verdick, Elizabeth. (2005). Loving to Learn The Commitment

to Learning Assets, The Adding Assets Series for Kids. Minneapolis : Free

Spirit Publisher.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalahceklis.weebly.com/uploads/3/9/4/8/39489817/prokrastinasi_akademik... · tahapan perkembangan remaja, ... baik secara fisik, kognitif, emosional,

30

Hurlock, Elizabeth. (1994). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga

Handayani, Leni. (2007). Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan

Komitmen Belajar Siswa. Skripsi : PPB FIP UPI.

Jawwad, M Ahmad Abdul. 2003. Manajemen Diri. Bandung : Syaamil Cipta

Media.

Santrock, W. John. (2003). Adolescence. Perkembangan Remaja Edisi Keenam.

Jakarta : Erlangga

Suherman. (2007). Model Pengembangan Kecakapan Pengarahan Diri dengan

Pendekatan Konseling Perkembangan. Disertasi : PPS UPI Bandung

Winkel, W.S. (1997). Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Jakarta:

Grasindo.

Yusuf , S . 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Rosda