BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar...

82
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kewajiban Negara memberikan pelayanan pendidikan dasar tertuang pada pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara berkewajiban untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pasal 31 UUD 1945 lebih tegas menyatakan hak warga Negara dan kewajiban Negara memberikan pendidikan kepada warganya. Pasal 31 menyatakan (1) Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan, (2) Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya, (3) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) dan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD). Dalam UU No.32 tahun 2004 tentang otonomi daerah, sebagai revisi dari UU No.22 Tahun 1999 tentang pemerintah daerah, juga menyatakan bidang pendidikan termasuk kewenangan pemerintah pusat yang ikut serta diotonomikan. Setelah otonomi pendidikan juga diberlakukan, ternyata banyak pihak, terutama sekolah dan juga pemerintah daerah yang belum memahami apa yang seharusnya dilakukan. Saat ini pemerintah daerah tengah disibukkan dengan program pendidikan gratis yang dicanangkan oleh pemerintah pusat. Namun,

Transcript of BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kewajiban Negara memberikan pelayanan pendidikan dasar tertuang

pada pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara berkewajiban

untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,

mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi dan keadilan sosial. Pasal 31 UUD 1945 lebih tegas menyatakan hak

warga Negara dan kewajiban Negara memberikan pendidikan kepada

warganya. Pasal 31 menyatakan (1) Setiap warga Negara berhak

mendapatkan pendidikan, (2) Setiap warga Negara wajib mengikuti

pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya, (3) Negara

memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari

anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) dan anggaran pendapatan

belanja daerah (APBD).

Dalam UU No.32 tahun 2004 tentang otonomi daerah, sebagai revisi

dari UU No.22 Tahun 1999 tentang pemerintah daerah, juga menyatakan

bidang pendidikan termasuk kewenangan pemerintah pusat yang ikut serta

diotonomikan. Setelah otonomi pendidikan juga diberlakukan, ternyata banyak

pihak, terutama sekolah dan juga pemerintah daerah yang belum memahami

apa yang seharusnya dilakukan.

Saat ini pemerintah daerah tengah disibukkan dengan program

pendidikan gratis yang dicanangkan oleh pemerintah pusat. Namun,

Page 2: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

2

Pendidikan gratis itu seolah hanya mimpi siang para elit negara. Jika kita lihat

di lapangan tempat berlangsungnya pendidikan yaitu sekolah-sekolah dan

kampus di Indonesia, tidak ada sekolah yang sepenuhnya gratis alias bebas

biaya. Pendidikan di Indonesia 100% bukan pendidikan gratis. Karena di

setiap jenjang pendidikan baik Pendidikan Dasar, Menengah Pertama,

Menengah Atas dan Perguruan Tinggi baik perguruan tinggi Negeri maupun

Pertuguruan Tinggi Swasta di Indonesia belum sepenuhnya gratis karena

orang tua siswa dan mahasiswa masih tetap terbebani dengan biaya-biaya

pendidikan yang lain.

Program pendidikan gratis ini merupakan program unggulan (atau

lebih tepat dikatakan program janji kampanye) dari para calon Gubernur yang

ingin dipilih yaitu, semua sekolah negeri (kecuali yang memakai Standar

International) dan beberapa sekolah swasta diminta untuk bersama-sama

menyukseskan program ini. Kalangan masyarakat menengah bawah, jelas

menyambut janji Gubernur terpilih untuk merealisasikan pendidikan gratis ini,

dimana semua biaya yang menyangkut pendidikan gratis, mulai dari SPP,

biaya ujian, uang buku, dan semua biaya lainnya ditanggung oleh pemerintah.

Untuk itu Pemerintah seharusnya dengan sungguh–sungguh melaksanakan

langkah strategisnya yang menitikberatkan pada 3 hal pokok yaitu, (1)

Peningkatan pemerataan dan akses pendidikan seluas-luasnya, (2)

Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing untuk semua jenjang pendidikan,

dan (3) Peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik dalam

bidang pendidikan. Tiga hal pokok inilah yang seharusnya dilaksanakan oleh

pemerintah dalam memberikan pelayanan pada bidang pendidikan.

Memberikan pendidikan yang gratis kepada masyarakat tanpa harus

Page 3: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

3

mengabaikan peningkatan mutu dan daya saing yang juga merupakan tujuan

pendidikan nasional, serta sikap akuntabilitas yang sudah seharusnya

ditunjukkan oleh suatu lembaga pemerintah kepada masyarakatnya.

Mamperoleh pendidikan gratis ini merupakan hak setiap masyarakat.

Indikator gratis bukanlah untuk golongan mampu akan tetapi adalah golongan

menengah kebawah. Pendidikan gratis tersebut di mulai dari pendidikan dasar

hingga menengah akhir. Hal ini sesuai dengan amanat Depdiknas yang akan

mewujudkan pendidikan gratis untuk tingkat dasar sampai akhir. Hal ini harus

kita sambut dengan baik. Pemerintah seharusnya menyediakan sarana dan

prasarananya. Sedangkan masyarakat memberikan dukungan dengan

terselenggarakannya pendidikan tersebut. Akan tetapi bisakah pendidikan

dasar diselenggarakan secara gratis? Faktanya memang saat ini telah

terselenggara, akan tetapi hanya di beberapa daerah. Padahal anggaran

program tersebut tidak lagi dari APBN melainkan dari APBD masing-masing

daerah, seiring dengan otonomi daerah. Hal tersebut berarti daerah

sepenuhnya mengendalikan sendiri program di daerahnya. APBN hanya

sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah satu

program pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

Pemerintah daerah harus proaktif membuat kebijakan, mengajak peran serta

masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan gratis ini. Dengan menjalankan

dengan sungguh-sungguh bukan tidak mungkin program ini bisa diwujudkan

dengan mengajak seluruh peran serta pemerintah dan masyarakat.

Bantuan BOS sangat perlu pengawasan agar tidak terjadi penyalah

gunaan dalam menggunakan dana BOS tersebut. Saat ini saja telah banyak

dana BOS diselewengkan. Padahal itu merupakan anggaran untuk

Page 4: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

4

mendukung terselenggarakannya pendidikan gratis. Ini merupakan batu

sandungan bagi pemerintah dalam menjalankan program tersebut. Oleh

karena itu pengawasan dalam penyaluran maupun penggunaan BOS

sangatlah penting. Disini pemerintah harus menambah anggaran lagi demi

kelancaran BOS. Apabila pemerintah terus menerus terkonsentrasi pada

pengawasan bukan tidak mungkin pula pendidikan gratis akan sulit dalam

proses implementasiannya. Pendidikan gratis ditentukan oleh pemerintah,

karena untuk mengantisipasi tuntutan masyarakat yang banyak. Pendidikan

gratis juga tidak melarang adanya sumbangan. Sumbangan berbeda dengan

pungutan, pungutan jumlah dan waktunya ditentukan sedang sumbangan

tidak. Hal ini dilakukan untuk menutupi kebutuhan biaya pada satuan

pendidikan maupun kebutuhan peserta didik.

Biaya merupakan faktor penting dalam pendidikan. Namun memenuhi

hajat hidup dalam hal ini kebutuhan pokok lebih penting. Hal ini yang

menyebabkan banyak orangtua yang tidak menyekolahkan anaknya. Banyak

sekali anak usia sekolah yang harus membantu orangtuanya mencari nafkah.

Oleh karena itu undang-undang mengamanatkan agar pemerintah

memperhatikan anak-anak usia sekolah agar dapat mengikuti pendidikan

dasar tanpa dibebani biaya yang dapat menghambat proses pendidikan. Hal

ini dipertegas dalam Undang-Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal

11 ayat 2 yang berbunyi “Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin

tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga

negara yang berusia tujuh sampai lima belas tahun”.

Menurut data Balitbang Departemen Pendidikan Nasional berkaitan

dengan analisis Biaya Satuan Pendidikan (BSP) untuk pendidikan dasar dan

Page 5: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

5

menengah, biaya yang dikeluarkan meliputi : Buku dan alat tulis, Pakaian dan

perlengkapan sekolah, Akomodasi, Transportasi, Konsumsi, Kesehatan,

Karyawisata, Uang saku, Kursus, Iuran sekolah dan biaya lainnya. Dari biaya-

biaya tersebut, sangatlah tidak mungkin jika biaya harus dibebankan pada

orangtua, mengingat masih banyak rakyat Indonesia yang miskin. Keadaan ini

tampak sekali masih banyak anak yang putus sekolah, pengangguran dan

sebagainya karena hanya alasan tanpa biaya.

Di kabupaten Polewali Mandar sendiri Ribuan anak usia sekolah

terpaksa putus sekolah. Dari pendataan Sistem Informasi Pendidikan Berbasis

Masyarakat (SIPBM), jumlah anak usia sekolah di daerah itu yang putus

sekolah sebanyak 5.045 orang. Data tersebut diperoleh dari pendataan

selama lebih setahun di 16 kecamatan, 132 desa/ kelurahan di wilayah itu.

Menurut data yang diproleh dari Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora)

Polewali Mandar, ada sekitar 70 persen anak-anak yang putus sekolah

disebabkan karena ketidakmampuan orang tua untuk membiayai keperluan

sekolah anak-anaknya. Hal ini cukup menambah beban bagi masyarakat

kalangan miskin di Polewali Mandar mengingat biaya seperti seragam sekolah

yang mahal. Untuk siswa SMP saja, seragam putih biru, batik, seragam

Pramuka dan olahraga untuk satu orang siswa mencapai Rp 500.000. Belum

termasuk sumbangan lainnya yang dibebankan kepada orang tua siswa.

Jika dilihat dengan saksama program pendidikan gratis di kabupaten

Polewali Mandar belum sepenuhnya berjalan dengan baik mengingat masih

banyak anak usia sekolah yang didapati berada di luar sekolah pada saat jam

pelajaran. Belum lagi siswa masih harus memberikan beban bagi orang

tuanya dalam memenuhi kebutuhan sekolah yang tidak terpikirkan dalam

Page 6: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

6

konsep pendidikan gratis yang dicanangkan oleh pemerintah pusat yang

kemudian di amanatkan kepada pemerintah daerah. Untuk itu diperlukan

suatu tindakan guna menilai sejauh mana program ini telah berjalan,

bagaimana program ini dapat mengayomi seluruh lapisan masyarakat dan

apakah program ini dapat mencapai sasarannya. Hal ini yang seharusnya

menjadi salah satu perhatian utama pemerintah bila ingin program ini berjalan

dengan sukses.

Adapun program pendidikan gtaris di SMP Negeri 3 Wonomulyo, di

dasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Polewali Mandar Nomor 5

Tahun 2009 Tentang Pendidikan Gratis. Dalam peraturan daerah ini di

sebutkan bahwa “Pendidikan adalah Usaha Sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara” dan

“Pendidikan Gratis adalah membebaskan segala biaya pendidikan bagi

peserta didik/orangtua peserta didik yang berkaitan dengan proses belajar

mengajar dan kegiatan pembagunan sekolah”. Dari penjelasan tersebut tentu

menorehkan sebuah harapan besar kepada masyarakat kabupaten Polewali

Mandar untuk tetap bisa menikmati pendidikan yang murah, layak dan

berkualitas.

Berangkat dari pemikiran di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Program Pendidikan Gratis

di SMP Negeri 3 Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar”.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

7

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang

diteliti dirumuskan dalam pertanyaan berikut:

Apakah program pendidikan gratis di SMP Negeri 3 Wonomulyo Kabupaten

Polewali Mandar sudah efektif?

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui efektivitas program pendidikan gratis di SMP Negeri 3

Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar.

I.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan dalam hal sebagai berukut:

1. Kegunaan akademis:

Hasil penelitian ini sebagai suatu hasil karya ilmiah diharapkan dapat

bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bagi para

peneliti yang tertarik pada tema yang sama.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan khususnya

bagi SMP Negeri 3 Wonomulyo dalam meningkatkan efektivitas program

pendidikan gratis.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Konsep Efektivitas

II.1.1 Pengertian Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian

dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan

dengan hasil yang sesungguhnya dicapai.

Efektivitas umumnya dipandang sebagai tingkat pencapaian tujuan

operatif dan operasional. Dengan demikian pada dasarnya efektivitas adalah

tingkat pencapaian tujuan atau sasaran organisasional sesuai yang

ditetapkan. Efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan,

sejauh mana seseorang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang

diharapkan. Ini dapat diartikan, apabila sesuatu pekerjaan dapat dilakukan

dengan baik sesuai dengan yang direncanakan, dapat dikatakan efektif tanpa

memperhatikan waktu, tenaga dan yang lain.

H.A.S. Moenir (2010 : 166) memberikan pengertian mengenai

efektivitas yaitu:

“Efektivitas adalah melakukan atau mengerjakan tepat pada sasaran

(doing the righ thing).”

Harbani Pasolong (2007:4), juga mengemukakan pengertian

efektivitas sebagai berikut:

“Efektivitas pada dasarnya berasal dari kata “efek” dan digunakan istilah

ini sebagai hubungan sebab akibat. Efektivitas dapat dipandang sebagai

Page 9: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

9

suatu sebab dari variabel lain. Efektivitas berarti bahwa tujuan yang telah

direncanakan sebelumnya dapat tercapai atau dengan kata sasaran

tercapai karena adanya proses kegiatan”.

Sondang P. Siagian (1997:) mengatakan bahwa:

“Efektivitas adalah pemnafaatan sumber daya, dana, sarana dan

prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan

sebelumnya untuk menghasilkan barang atau jasa dengan mutu tertentu

tepat pada waktunya”.

Dari ketiga pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tersebut diatas

maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi penekanan dari pengertian

efektivitas ini berada pada pencapaian tujuan atau sasaran yang dikehendaki

dapat tercapai sesuai dengan rencana semula dan menimbulkan dampak

terhadap apa yang diinginkan atau diharapkan. Efektivitas dalam kegiatan

organisasi dapat dirumuskan sebagai tingkat perwujudan sasaran yang

menunjukkan sejauh mana sasaran telah dicapai.

II.1.2. Pendekatan Efektivitas

Dalam menilai efektivitas program, Stuff lebeam dalam

Tayibnapis (2000:23) menjelaskan berbagai pendekatan evaluasi, yaitu

sebagai berikut.

1. Pendekatan eksperimental (experimental approach).

Pendekatan ini berasal dari kontrol eksperimen yang biasanya dilakukan

dalam penelitian akademik. Tujuannya untuk memperoleh kesimpulan

yang bersifat umum tentang dampak suatu program tertentu dengan

mengontrol sabanyak-banyaknya faktor dan mengisolasi pengaruh

program.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

10

2. Pendekaatan yang berorientasi pada tujuan (goal oriented approach).

Pendekatan ini memakai tujuan program sebagai kriteria untuk

menentukan keberhasilan. Pendekatan ini amat wajar dan prakits untuk

desain pengembangan program. Pendekatan ini memberi petunjuk

kepada pengembang program, menjelaskan hubungan antara kegiatan

khusus yang ditawarkan dengan hasil yang akan dicapai.

3. Pendekatan yang berfokus pada keputusan (the decision focused

approach). Pendekatan ini menekankan pada peranan informasi yang

sistematik untuk pengelola program dalam menjalankan tugasnya. Sesuai

dengan pandangan ini, informasi akan amat berguna apabila dapat

membantu para pengelola program membuat keputusan. Oleh sebab itu,

evaluasi harus direncanakan sesuai dengan kebutuhan untuk keputusan

program.

4. Pendekatan yang berorientasi pada pemakai (the user oriented

approach). Pendekatan ini memfokuskan pada masalah utilisasi evaluasi

dengan penekanan pada perluasan pemakaian informasi. Tujuan

utamanya adalah pemakaian informasi yang potensial. Evaluator dalam

hal ini menyadari sejumlah elemen yang cenderung akan mempengaruhi

kegunaan evaluasi, seperti cara-cara pendekatan dengan klien,

kepekaan, faktor kondisi, situasi seperti kondisi yang telah ada (pre-

existing condition), keadaan organisasi dengan pengaruh masyarakat,

serta situasi dimana evaluasi dilakukan dan dilaporkan. Dalam

pendekatan ini, teknik analisis data, atau penjelasan tentang tujuan

evaluasi memang penting, tetapi tidak sepenting usaha pemakai dan cara

pemakaian informasi.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

11

Untuk mengetahui efektivitas suatu program, perlu dilakukan penilaian

terhadap manfaat atau daya guna program tersebut. Martani dan Lubis

(1987:35) mengemukakan tiga pendekatan untuk mengukur efektivitas suatu

organisasi:

1. Pendekatan Sumber

Pendekatan sumber mencoba mengukur efktivitas dari sisi input dan

mengukur keberhasilan organisasi dalam mendapatkan sumber-sumber

yang dibutuhkan untuk mencapai performansi yang baik. Dengan kata

lain, efektivitas organisasi dapat dinyatakan sebagai tingkat

keberhasilan organisasi dalam memanfaatkan lingkungan untuk

memperoleh berbagai jenis sumber yang bersifat langka dan nilainya

tinggi. Untuk mengukur efektivitas organisasi pendekatan sumber

mempergunakan dimensi; (a) kemampuan organisasi untuk

memanfaatkan lingkungan untuk memperoleh berbagai jenis sumber

yang bersifat langka dan nilainya tinggi; (b) kemampuan para pengambil

keputusan dalam organisasi untuk menginterpretasikan sifat-

sifat lingkungan secara tepat; (c) kemampuan untuk menghasilkan

output tertentu dengan menggunakan sumber-sumber yang berhasil

diperoleh; (d) kemampuan organisasi dalam memelihara kegiatan

operasional harian; (e) kemampuan organisasi untuk bereaksi dan

menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan.

2. Pendekatan Proses

Pendekatan proses melihat kegiatan internal organisasi dan mengukur

efektivitas melalui berbagai indikator internal seperti efesiensi dan iklim

organisasi. Pendekatan proses menganggap efektivitas sebagai

Page 12: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

12

efesiensi dan kondisi kesehatan organisasi internal, yaitu proses internal

yang berjalan dengan lancar.

3. Pendekatan sasaran

Pendekatan sasaran dalam pengukuran efektivitas memusatkan

perhatian terhadap aspek output, yaitu dengan mengukur keberhasilan

organisasi dalam mencapai tingkatan output yang direncanakan.

Pendekatan sasaran dalam pengukuran efektivitas dimulai dengan

identifikasi sasaran organisasi dan mengukur tingkat keberhasilan

organisasi dalam mencapai sasaran tersebut. Sasaran yang paling

penting dalam pengukuran efektivitas adalah sasaran yang sebenarnya

karena akan memberikan hasil yang lebih realistis dari pada pengukuran

efektivitas berdarkan sasaran resmi dengan memperhatikan

permasalahan seperti; a) adanya berbagai output ( (b) adanya

subyektivitas dalam penilaian; (c) pengaruhkonstektual lingkungan.

Dari pendapat para ahli di atas dapat dijelaskan, bahwa efektivitas

merupakan usaha pencapaian sasaran yang dikehendaki (sesuai dengan

harapan) yang ditujukan kepada orang banyak dan dapat dirasakan oleh

kelompok sasaran yaitu masyarakat. Efektivitas merujuk pada suatu keadaan

dimana tercapainya tujuan dari sebuah desain atau rumusan kebijakan yang

telah ditetapkan sebelumnya.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan Pendekaatan yang

berorientasi pada tujuan (goal oriented approach), dimana untuk melihat

sejauh mana efektivitas pelaksanaan program yang pusat perhatian berada

pada tujuan program, dalam hal ini efektivitas program pendidikan gratis di

SMP Negeri 3 Wonomulyo kabupaten Polewali Mandar.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

13

Tinjauan kembali atas berbagai pengaruh pada efektivitas sedikitnya

menghasilkan sedikitnya enam bidang umum, yang menyangkut manajemen

dan dianggap dapat memperlancar pencapaian tujuan dan meningkatkan

efektivitas Richard M. Steers (1986:160 ) Bidang-bidang itu adalah:

1. Penyusunan tujuan strategis

Penyusunan tujuan strategi penting artinya untuk keberhaslian dan

kelangsungan hidup organisasi/program karena adanya serangkaian

perubahan dan perbedaan kondisi di lapangan tempat berlansungnya

pelaksanaan suatu program. Untuk itu penyusunan tujuan stategis perlu

untuk dilakukan dalam menetapkan sasaran dari program serta

mengintegrasikan sumber daya yang ada untuk pencapaian tujuan secara

maksimal.

2. Pencarian dan pemanfaatan sumber daya

Setelah keputusan strategi mengenai arah utama dari suatu program

ditetapkan, maka selanjutnya memastikan segala usaha demi tercapainya

tujuan yang telah ditetapkan itu. Oleh karena itu, usaha-usaha harus

diarahkan untuk mendapatkan sumber daya yang perlu dan

memanfaatkannya seefisien mungkindalam kegiatan-kegiatan yang

diarahkan ke pencapaian tujuan.

3. Lingkungan kerja

Lingkungan kerja menggambarkan suatu kondisi dimana perencanaan

program harus berjalan sesuai dengan desain pekerjaan yang telah

dirancang sebelumnya serta komponen pelaksana program yang

memahami setiap prosedur yang menjadi pedoman pelaksanaan. Hal

Page 14: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

14

tersebut dapat memberikan sumbangan besar bagi perbaikan lingkungan

kerja di mana efektivitas akhirnya ditentukan.

4. Kepemimpinan dan pengambilan keputusan

Ciri umum para pemimpin yang efektif adalah kemampuannya mengambil

keputusan yang tepat, pada waktu, dan dapat diterima. Pada kenyataannya

ketidakmampuan memikul tanggung jawab menyebabkan pimpinan dengan

mudah kehilangan kesetiaan atau pengakuan dari bawahannya. Karena itu

proses pengambilan keputusan dalam proses semacam ini harus

memahami lebih mendalam peranan kepemimpinan manajemen untuk

mencapai efektivitas.

5. Adaptasi dan Inovasi organisasi

Kemampuan suatu program dalam menyesuaikan diri dengan kondisi nyata

di lapangan merupakan suatu hal yang mesti dilakukan demi

kesempurnaan hasil yang diharapkan. Untuk mencapai sebuah hasil yang

sempurna, pelaksana program harus mampu menetapkan keputusan agar

pelaksanaan program selalu sejalan dengan desain pekerjaan.

Berdasarkan pendekatan-pendekatan dalam efektivitas organisasi

yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat dikatakan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi sebagaimana yang

dikemukakan oleh Richard M Steers (1986:8):

1. Ciri organisasi

Struktur dan teknologi organisasi dapat mempengaruhi segi-segi

tertentu dari efektifitas, dengan berbagai cara. Mengenai struktur,

ditemukan bahwa meningkatnya produktivitas dan efisiensi sering

Page 15: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

15

merupakan hasil dari meningkatkan spesialisasi fungsi, ukuran

organisasi, sentralisasi pengambilan keputusan, dan formalisasi.

2. Ciri lingkungan

Lingkungan luar dan dalam juga telah dinyatakan berpengaruh atas

efektifitas. Bila lingkungan luar meliputi hukum, ekonomi, dan pasar

dimana organisasi berusaha mendapatkan sumberdaya dan

mendistribusikan keluarannya, lingkungan dalam meliputi kebudayaan

dan sosial yang sangat menentukan perilaku pekerja.

3. Ciri pekerja

Faktor pengaruh penting yang ketiga atas efektivitas adalah para

pekerja itu sendiri. Pada kenyataannya , para anggota organisasi

mungkin merupakan faktor yang paling penting atas efektivitas karena

perilaku merekalah yang dalam jangka panjang akan memperlancar

atau merintangi tercapainya tujuan organisasi.

4. Kebijakan dan praktek manajemen

Mekanisme ini meliputi penetapan tujuan strategi, pencarian dan

pemanfaatan sumber daya secara efisien, menciptakan lingkungan

prestasi, proses komunikasi dan pengambilan keputusan, dan adaptasi

dan inovasi organisasi.

Suatu organisasi jika tidak memperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi efektivitas organisasi, akan mengalami kesulitan dalam

mencapai tujuannya tetapi apabila suatu perusahaan memperhatikan faktor-

faktor tersebut maka tujuan yang ingin dicapai dapat lebih mudah tercapai

hal itu dikarenakan efektivitas akan selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor

tersebut.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

16

II.2. Pengertian Program

Secara umum pengertian program adalah penjabaran dari suatu

rencana. Dalam hal ini program merupakan bagian dari perencanaan. Sering

pula diartikan bahwa program adalah kerangka dasar dari pelaksanaan

suatu kegiatan. Pengertian program juga bisa disebut sebagai rancangan

mengenai asas, serta usaha (dalam ketatanegaraan, perekonomian yang

akan dijalankan). Untuk lebih memahami mengenai pengertian program,

berikut ini akan dikemukakan defenisi oleh beberapa ahli:

Pariata Westra dkk, mengatakan bahwa:

“Program adalah rumusan yang membuat gambaran pekerjaan yang

akan dilaksanakan beserta petunjuk cara-cara pelaksanaannya”

Saifuddin Anshari, yang mengatakan bahwa:

“Program adalah daftar terperinci mengenai acara dan usaha yang akan

dilaksanakan”

Menurut Sindhunata, mengatakan bahwa:

“Program adalah kelompok pernyataan yang persis dan berurutan yang

gunanya untuk memberi tahu bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan”

S.P. Siagian, (2006:117) mengemukakan bahwa:

“Perumusan program kerja merupakan perincian daripada suatu rencana.

Dalam hubungannya dengan pembangunan nasional program kerja itu

berwujud berbagai macam bentuk dan kegiatan”

Dengan penjabaran yang tepat terlihat dengan jelas paling sedikit

lima hal, yaitu:

1. Berbagai sasaran konkrit yang ingin dicapai.

2. Jangka waktu yang yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan

tertentu.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

17

3. Besarnya biaya yang diperlukan beserta identifikasi sumbernya.

4. Jenis-jenis kegiatan operasional yang akan dilaksanakan

5. Tenaga kerja yang dibutuhkan, baik ditinjau dari sudut kualifikasinya

maupun ditinjau dari segi jumlahnya.

Suatu program yang baik menurut Bintoro Tjokroamidjojo (1995:181)

harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Tujuan yang dirumuskan secara jelas.

2. Penentuan peralatan yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.

3. Suatu kerangka kebijaksanaan yang konsisten atau proyek yang saling

berkaitan untuk mencapai tujuan program seefektif mungkin.

4. Pengukuran dengan ongkos-ongkos yang diperkirakan dan keuntungan-

keuntungan yang duharapkan akan dihasilkan program tersebut.

5. Hubungan dalam kegiatan lain dalam usaha pembangunan dan program

pembangunan lainnya.

6. Berbagai upaya dalam bidang mamajemen, termasuk penyediaan tenaga,

pembiayaan, dan lain-lain untuk melaksanakan program tersebut. Dengan

demikian, dalam menentukan suatu program harus dirumuskan secara

matang sesuai dengan kebutuhan agar dapat mencapai tujuan melalui

partisipasi dari masyarakat.

Dengan beberapa pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan

bahwa program adalah serangkaian tindakan atau aktivitas untuk dapat

melaksanakan sesuai dengan target rencana yang telah ditetapkan. Untuk

melaksanakan suatu pekerjaan tertentu diperlukan penyusunan program yang

mantap agar pekerjaan yang dilakukan lebih terarah, efektif dan efisien dalam

memanfaatkan semua sumber daya yang dubutuhkan.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

18

II.3 Konsep Pendidikan Gratis

II.3.1. Pengertian Pendidikan

Bagi sebahagian masyarakat pendidikan sering diidentikkan dengan

sekolah, guru mengajar di kelas, atau satuan pendidikan formal belaka.

Secara akademik, istilah pendidikan berspektrum luas. Pendidikan adalah

proses peradaban dan pemberadaban manusia. Pendidikan adalah aktivasi

semua potensi dasar manusia melalui interaksi antar manusia dewasa

dengan yang belum dewasa. Pendidikan adalah proses kemanusiaan dan

pemanusiaan sejati, dengan atau tanpa di sengaja.

Pendidikan adalah proses pemartabatan manusia menuju puncak

optimasi potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimilikinya.

Pendidikan adalah proses membimbing, melatih, dan memandu manusia

terhindar atau keluar dari kebodohan dan pembodohan. Pendidikan adalah

metamorphosis perilaku menuju kedewasaan sejati . pendidikan juga dapat

didefinisikan sebagai proses elevasi secara non diskriminasi, dinamis, dan

intensif menuju kedewasaan individu, dimana prosesnya dilakukan secara

kontinyu dengan sifat yang adaptif dan nirlimit atau tiada akhir.

Istilah pendidikan berasal dari bahasa latin “e-ducere” atau “educare”

yang berarti “untuk memimpin atau memandu keluar”, “terkemuka”,

“membawa manusia menjadi mengemuka”, „”proses menjadi terkemuka”,

atau “sebagai kegiatan terkemuka”.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun

2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Page 19: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

19

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Horne mendefinisikan pendidikan sebagai proses penyesuaian yang

berlangsung secara terus-menerus bagi perkembangan intelektual,

emosional, dan fisik manusia.

Pendidikan menurut Frederick J.Mc Donald dalam Redja Mudyahardjo

(2001:4) mengatakan bahwa:

“Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang di arahkan untuk

merubah perilaku manusia (human behavior) manusia berupa setiap

tanggapan atau perbuatan seseorang”.

Rachey dalam Redja Mudyahardjo (2001:4) mengemukakan bahwa

istilah pendidikan (education) berkaitan dengan fungsi yang luas dari

pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama

membawa generasi muda kearah peran-peran baru bagi penunaian

kewajiban dan tanggungjawabnya di masyarakat.

Pendidikan merupakan aktivitas atau proses sosial yang esensial yang

memungkinkan generasi muda hidup eksis dalam kompleksitas sosial,

moderniasi ekonomi, dan kemajuan ilmu pengetahuan serta tekhnologi.

Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa melakukan proses belajar, baik

melalui jalur pendidikan formal maupun informal transformasi ilmu

pengetahuan akan terus berjalan.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

20

Brubacher dalam Redja Mudyahardjo (2001:5) mendefinisikan:

“Pendidikan sebagai suatu proses pengembangan potensi dasar

manusia yang berkaitan dengan moral, intelektual, dan jasmaninya

untuk mencapai tujuan hidup dalam kerangka system sosial”.

Noor Syam dalam Redja Mudyahardjo (2001:5) mendefinisikan:

“Pendidikan sebagai suatu aktivitas dan usaha manusia dalam

meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi

pribadinya, yaitu pikir, rasa, karsa, cipta dan budinuran dan jasmani

yaitu panca indera dan keterampilan-keterampilan”.

Menurut M.J. langeveld dalam Redja Mudyahardjo (2001:6) Pendidikan

adalah setiap pergaulan atau hubungan mendidik yang terjadi antara orang

dewasa dengan anak-anak. Dalam undang-undang No.20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), disebutkan bahwa,

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.

Pendidikan pada intinya adalah proses penyiapan subjek didik menuju

manusia masa depan yang bertanggungjawab. Kata bertanggungjawab

mengandung makna, bahwa subjek didik dipersiapkan untuk menjadi

manusia yang berani berbuat dan berani pula bertanggung jawab atas

perbuatannya.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

21

Definisi-definisi diatas menggiring kita pada beberapa kesimpulan.

Pertama, pendidikan adalah proses kemanusiaan dan pemanusiaan secara

simultan. Kedua, pendidikan adalah proses sosial yang dibangun untuk

menggali dan mengembangkan potensi dasar manusia agar menjadi insane

berperadaban. Ketiga, pendidikan adalah proses manusiawi yang dilakukan

oleh subjek dewasa untuk menumbuhkan kedewasaan pada subjek yang

belum dewasa dengan menunjukkan potensi yang ada dan yang sesuai.

Keempat, aktivitas-aktivitas pendidikan mencakup produksi dan distribusi

pengetahuan yang terjadi baik dalam skema kelembagaan maupun pada

proses sosial pada umumnya.

Tofler (1997) mengemukakan sejumlah unsur atau komponen-

komponen. Komponen-komponen tersebut diantaranya:

1. Peserta didik yang merupakan masukan mentah (raw input) yang

akan diproses menjadi tamatan/lulusan (Out Put), yang selanjutnya

kan bereksistensi dalam kehidupan masyarakat (Out Come).

2. Guru dan tenaga non guru, administrasi sekolah, kurikulum, anggaran

pendidikan, metode, media, sumber belajar, sarana dan prasarana

merupakan masukan instrumental (instrumental input) yang

memungkinkan dilaksanakannya pemrosesan masukan mentah

menjadi tamatan.

3. Corak budaya dan kondisi ekonomi masyarakat sekitar,

kependudukan, politik dan keamanan Negara merupakan faktor

lingkungan atau masukan lingkungan (inviromental input).

Page 22: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

22

Dalam sistem pendidikan nasional terdapat keseluruhan komponen

pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan

pendidikan nasional. Diantara komponen pendidikan tersebut adalah

sebagai berikut.

1. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang

tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

2. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan

diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.

3. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai

guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,

fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta

berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan, Kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.

4. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

5. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan

penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan

pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai

bentukpertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

23

6. Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan

dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga

kependidikan, masyarakat, dana, sarana, dan prasarana.

7. Dewan pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan

berbagai unsure masyarakat yang peduli pendidikan.

8. Komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang

beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta

tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.

Keseluruhan komponen-komponen di atas merupakan satu kesatuan

yang saling berkaitan dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan

pendidikan. Dalam hal mencapai tujuan pendidikan, komponen-komponen

tersebut di atas harus berjalan secara terarah agar menghasilkan sebuah

keluaran program yang sesuai dengan amanat undang-undang dan sistem

pendidikan nasional.

II.3.2 Pendidikan Gratis di Kabupaten Polewali Mandar

Dalam peraturan daerah kabupaten Polewali Mandar Nomor 5 Tahun

2009 tentang Pendidikan Gratis disebutkan bahwa Pendidikan Gratis adalah

membebaskan segala biaya pendidikan bagi peserta didik/orang tua peserta

didik yang berkaitan dengan proses belajar mengajar dan kegiatan

pembagunan sekolah.

Pendidikan gratis adalah sebuah kebijakan pemerintah yang

dimana siswa tidak lagi dibebankan dengan bermacam-macam biaya mulai

dari uang pangkal, uang sekolah, uang komite, dan buku penunjang utama.

Sementara itu, untuk biaya-biaya lain, tidak ditanggung oleh pemda,

Page 24: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

24

misalnya, biaya transportasi, pakaian seragam, dan biaya-biaya lain

(penambahan materi, darma wisata, dan sebagainya).

Sasaran Pendidikan Gratis

Sasaran program pendidikan gratis yang dimaksud dapat dilihat

dalam peraturan daerah kabupaten Polewali Mandar Nomor 5 Tahun 2009

pasal 2 ayat 1 yang menyatakan sasaran program pendidikan gratis adalah:

1. Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Luar

Biasa (LSB) negeri dan swasta

2. Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs)

dan Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) negeri dan

swasta

3. Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),

Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa

(SMALB) negeri dan swasta.

Sedangkan bila ditinjau dari aspek kelompok masyarakat, sasaran

pendidikan gratis adalah semua siswa pada satuan pendidikan yang menjadi

sasaran program.

Fungsi dan Tujuan

Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Polewali Mandar Nomor 5 Tahun

2009 pasal 3 dan 4 disebutkan bahwa:

Fungsi Pendidikan Gratis adalah untuk memberi kesempatan yang

seluas-luasnya kepada usia belajar guna mendapatkan pendidikan yang

layak dan bermutu dan Pendidikan Gratis bertujuan untuk mengurangi

beban masyarakat peserta didik / orang tua peserta didik.

Page 25: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

25

Jenis Pembiayaan

Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan

biaya personal.

1. Biaya investasi satuan pendidikan, meliputi: penyediaan sarana dan

prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja

tetap.

2. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan

oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara

teratur dan berkelanjutan. misalnya uang saku/uang jajan, buku tulis

dan alat-alat tulis, dls. Pendanaan sebagian biaya investasi

pendidikan dan/atau sebagian biaya operasional pendidikan

tambahan yang diperlukan untuk pengembangan sekolah menjadi

bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal.

3. Biaya operasi satuan pendidikan, sebagai berikut:

Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan

yang melekat pada gaji.

Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan

Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa

telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang

lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain

sebagainya.

II.3.3. Indikator Pendidikan Gratis

Dalam UU Sisdiknas Pasal 34, ayat (2) ”Pemerintah dan Pemerintah

Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang

pendidikan dasar tanpa memungut biaya”. Inilah sehingga mengapa

Page 26: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

26

pendidikan dasar harus gratis, meskipun dalam UU Sisdiknas sendiri

terminologi gratis tidak dikenal. Karena politisi dan para calon bupati/walikota

dan bahkan calon gubernur kebanyakan telanjur menggunakan istilah

pendidikan gratis ketika berkampanye untuk menduduki posisinya masing-

masing, pendidikan gratislah yang paling menjadi terkenal beberapa tahun

terakhir ini.

Pendidikan gratis banyak dikumandangkan untuk berkampanye para

politisi, bupati/walikota dan bahkan gubernur dalam rangka merebut simpati

para pemilihnya. Namanya juga janji. ada yang ketika mereka benar-benar

menjadi pejabat publik, kemudian langsung memenuhinya dan juga ada yang

tidak peduli sama sekali. Mereka yang memenuhi kemudian memang

memiliki political will dan dengan demikian mengalokasikan dana dari APBD

mereka untuk menggratiskan wajib belajar pendidikan dasar di daerah

kekuasaannya. Pada konteks seperti ini, pendidikan gratis bisa berjalan

dengan wajar sehingga sekolah masih memiliki cukup sumber daya untuk

berkembang dan melakukan inovasi yang memerlukan biaya. Dalam konteks

seperti ini sekolah tidak dipasung dengan utopia pendidikan gratis. Dengan

demikian ketika pemda sanggup menambahi dana untuk membiayai

operasional sekolah maka sekolah masih memiliki ruang untuk melakukan

peningkatan kualitas pendidikan di sekolahnya masing-masing. Dalam

undang-undang sistim pendidikan nasional, beberapa pasal lebih rinci

mengatur tentang hal ini, antara lain:

Pasal 5 ayat 1 : Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk

memperoleh pendidikan yang bermutu

Page 27: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

27

Pasal 5 ayat 5 : Setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan

meningkatkan pendidikan sepanjang hayat

Pasal 34 ayat 2 : Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin

tersediaya wajib belajar minimal pada jenjang

pendidikan dasar tanpa memungut biaya

Pasal 46 ayat 2 : Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggungjawab

menyediakan anggaran pendidikan sebagaimana

diatur dalam pasal 31 ayat 4 UUD Negara RI tahun

1945

Setumpuk regulasi yang mengatur masalah pendidikan tersebut di

atas mengisyaratkan bahwa tanggung jwab pemerintah daerah untuk

menyelenggarakan pendidikan yang bermutu, yang merata bagi semua anak

usia sekolah harus diwujudnyatakan, bukan sekedar slogan akan tetapi harus

terimplementasi dengan baik yang berdasarkan keinginan kuat dari

pemerintah daerah yang harus didukung oleh penyelenggara pendidikan dan

segenap stakeholder serta peran serta masyarakat dalam menyukseskan

pendidikan yang merata, bermutu dan berkualitas.

II.4. Kerangka pikir

Dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, terdapat kewajiban yang harus dilakukan pemerintah termasuk

masalah biaya. Kewajiban pemerintah yang menyediakan biaya pendidikan

dasar tertuang dalam amanat UUD 1945 pada pasal 31 ayat 2 yang berbunyi

“Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib

Page 28: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

28

membiayainya”. Untuk mewujudkan amanat undang-undang tersebut

dibutuhkan sebuah langkah yang tepat. Salah satu langkah tersebut adalah

program pendidikan gratis yang dicanangkan oleh pemerintah pusat dan

kemudian diamanatkan kepada pemerintah daerah. Untuk mengetahui sejauh

mana keberhasilan program pendidikan gratis ini, dapat dilihat dari sisi

sasaran dari program itu sendiri. Dalam pesfektif ini, sasaran program

merupakan posisi yang paling penting mengukur keberhasilan suatu program

tersebut. Sasaran program yang dimaksud ialah peserta didik/siswa yang

berada dalam sebuah satuan pendidikan.

Dan untuk mengukur efektifitas program pendidikan gratis,

Pendekaatan yang berorientasi pada tujuan (goal oriented approach).

Pendekatan ini memakai sasaran program sebagai kriteria untuk menentukan

keberhasilan. Pendekatan ini amat wajar dan prakits untuk desain

pengembangan program. Pendekatan ini memberi petunjuk kepada

pengembang program, menjelaskan hubungan antara kegiatan khusus yang

ditawarkan dengan hasil yang akan dicapai.

Oleh kerena itu agar program pendidikan gratis dapat berjalan sesuai

dengan yang diharapkan, harus dilaksanakan secara optimal dan sungguh-

sungguh. Sehingga tidak ada lagi anggapan bahwa program pendidikan gratis

akan menimbulkan konsekuensi terhadap keberlangsungan komponen

pendidikan yang lain dan berimplikasi terhadap APBD suatu daerah dalam

memenuhi kebutuhan pedidikan di daerahnya.

Untuk lebih jelasnya di bawah ini terdapat gambar kerangka konsep

yang dapat menjelaskan keseluruhan isi penelitian ini.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

29

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

Menilai Efektivitas:

Pendekaatan yang berorientasi pada

tujuan (goal oriented approach).

(Stufflebeam)

Efektif

Program

pendidikan Gratis

di SMP Negeri 3

Wonomulyo

Bidang-bidang yang dapat

meningkatkan efektivitas.

(Richard M.Steers)

Penyusunan tujuan strategis

Pencarian dan pemanfaatan

sumber daya

Lingkungan kerja

Proses komunikasi

Kepemimpinan dan

pengambilan keputusan

Page 30: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

30

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Pendekatan Penelitian

Agar penelitian ini lebih terarah. Pada penelitian ini penulis

menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yaitu terbatas pada usaha

mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana

adanya sehingga bersifat mengungkapkan fakta dan memberikan gambaran

secara obyektif tentang keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti, dalam

Hadari Nawawi (2007 : 33-34)

Dasar teoritis dalam pendekatan kualitatif adalah pendekatan

interaksi simbolik, diasumsikan bahwa objek orang, situasi dan peristiwa

tidak memiliki pengertian sendiri, sebaliknya pengertian itu diberikan kepada

mereka. Pengertian yang diberikan orang pada pengalaman dan proses

penafsirannya bersifat esensial serta menentukan. Penelitian ini juga

menginterpretasikan atau menterjemahkan dengan bahasa peneliti tentang

hasil penelitian yang diperoleh dari informan dilapangan sebagai wacana

untuk mendapat penjelasan tentang kondisi yang ada menghubungkan

variabel-variabel dan selanjutnya akan dihasilkan diskripsi tentang obyek

penelitian

III.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Wonomulyo Kabupaten

Polewali Mandar. Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa

SMP Negeri 3 Wonomulyo adalah salah satu implementator program

pendidikan gratis.

Page 31: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

31

III.3. Tipe dan Dasar Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif.

Penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah

atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar

untuk mengungkapkan fakta dan memberikan gambaran secara obyektif

tentang keadaan sebenarnya dari obyek yang di teliti. Sedangkan dasar

penelitiannya adalah wawancara kepada narasumber/informan yang berisi

pertanyaan-pertanyaan mengenai hal yang berhubungan dengan rumusan

masalah penelitian.

III.4. Fokus Penelitian

Fokus penelitian digunakan sebagai dasar dalam pengumpulan data

sehingga tidak terjadi bias terhadap data yang diambil. Untuk menyamakan

pemahaman dan cara pandang terhadap karya ilmiah ini, maka penulis akan

memberikan penjelasan mengenai maksud dan fokus penelitian terhadap

penulisan karya ilmiah ini. Fokus penelitian merupakan penjelasan dari

kerangka pikir. Adapun dalam penelitian ilmiah ini, pengukuran efektifitas akan

diukur dengan pendekatan yang berorientasi pada tujuan (goal oriented

approach). Pendekatan ini memakai tujuan program sebagai kriteria untuk

menentukan keberhasilan. Adapun komponen pembahasan indikator tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan tujuan strategis

Penyusunan tujuan stategis perlu untuk dilakukan dalam menetapkan

sasaran dari program serta mengintegrasikan sumber daya yang ada

untuk pencapaian tujuan secara maksimal. Adapun tujuan dari program

pendidikan gratis sesuai dengan yang tercantum dalam Perda kabupaten

Page 32: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

32

Polewali Mandar No.5 Tahun 2009, yaitu pemerataan kesempatan

mendapatkan pendidikan serta mengurangi beban biaya masyarakat.

2. Pencarian dan pemanfaatan sumber daya

Setelah keputusan strategi mengenai arah utama dari suatu program

ditetapkan, maka selanjutnya memastikan segala usaha demi tercapainya

tujuan yang telah ditetapkan itu. Sumber daya yang dimaksud ialah

tenaga pengajar serta sarana dan prasarana untuk menunjang suksesnya

program pendidikan gratis ini.

3. Lingkungan kerja

Lingkungan kerja menggambarkan suatu kondisi dimana perencanaan

program harus berjalan sesuai dengan desain pekerjaan yang telah

dirancang sebelumnya serta komponen pelaksana program yang

memahami setiap prosedur yang menjadi pedoman pelaksanaan. Adapun

indikator untuk variabel ini adalah pelaksana di lapangan dan prosedur

pelaksanaan program pendidikan gratis di Kabupaten Polewali Mandar.

4. Kepemimpinan dan pengambilan keputusan

Proses pengambilan keputusan dalam pelaksanaan suatu program

sangat penting kedudukannya demi kesempurnaan hasil yang

diharapkan. Hal ini memungkinkan program akan terus berjalan dengan

keputusan-keputusan yang tepat dari pelaksananya. Indikator dari

variabel ini adalah proses koordinasi antara para pelaksana pogram serta

proses adaptasi yang diperlukan guna menyesuaikan diri dengan kondisi

nyata di lapangan.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

33

III.5. Informan

Informan adalah orang yang dapat memberikan informasi tentang

situasi dan kondisi latar penelitian. Informan ini harus banyak pengalaman

tentang penelitian, serta dapat memberikan pandangannya dari dalam

tentang nilai-nilai, sikap, proses dan kebudayaan yang menjadi latar

penelitian setempat. Oleh sebab itu, informan yang dimaksud yaitu Dinas

Pendidikan Kabupaten Polewali Mandar, Kepala Sekolah, serta orang tua

siswa SMP Negeri 3 Wonomulyo.

III.6. Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif

Menurut Lofland dan Lofland (1984:47) sebagaimana yang dikutip oleh Lexi

J. Moleong bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-

kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan

lain-lain. Dimana data hasil penelitian didapatkan melalui 2 sumber data,

yaitu:

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lokasi

penelitian melalui wawancara dengan informan yang berkaitan dengan

masalah penelitian, dan juga melalui observasi atau pengamatan

langsung terhadap objek penelitian.

Data sekunder adalah data yang diperoleh berdasarkan acuan atau

literature yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan. Data-data yang

dikumpulkan merupakan data yang mempunyai hubungan atau

kesesuaian dengan masalah penelitian.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

34

III.7. Teknik Pengumpulan Data

Wawancara Sistematik

Wawancara sistematik adalah wawancara yang dilakukan dengan terlebih

dahulu pewawancara mempersiapkan pedoman (guide) tertulis tentang

apa yang hendak ditanyakan kepada responden. Pedoman wawancara

tersebut digunakan oleh pewawancara sebagai alur yang harus diikuti,

mulai dari awal sampai akhir wawancara, karena biasanya pedoman

tersebut telah tersusun sedemikian rupa sehingga merupakan sederetan

pertanyaan, dimulai dari hal-hal yang mudah dijawab oleh responden

sampai dengan hal-hal yang lebih kompleks.

Observasi

Observasi adalah pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun

data penelitian, data penelitian tersebut dapat diamati oleh peneliti. Dalam

arti bahwa data tersebut dihimpun melalui pengamatan peneliti melalui

penggunaan pancaindra.

Studi Dokumen (Dokumentasi)

Studi dokumen yaitu cara pengumpulan data dan telaah pustaka, dimana

dokumen-dokumen yang dianggap menunjang dan relevan dengan

permasalahan yang akan diteliti baik berupa literatur, laporan tahunan,

majalah, jurnal, tabel, karya tulis ilmiah dokumen peraturan pemerintah

dan Undang-Undang yang telah tersedia pada lembaga yang terkait

dipelajari, dikaji dan disusun/dikategorikan sedemikian rupa sehingga

dapat diperoleh data guna memberikan informasi berkenaan dengan

penelitian yang akan dilakukan.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

35

III.8. Teknik Analisis Data

Proses analisis data dilakukan secara terus menerus dimulai dengan

menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari

wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan,

dokumen dan sebagainya sampai dengan penarikan kesimpulan. Didalam

melakukan analisis data peneliti mengacu kepada beberapa tahapan yang

dijelaskan Miles dan Huberman yang dikutip oleh Lexi J. Moleong terdiri dari

beberapa tahapan seperti Pengumpulan informasi melalui wawancara

terhadap key informan yang kemudian observasi langsung ke lapangan agar

mendapatkan sumber data yang diharapkan. Selanjutnya proses

diadakannya transkrip data (transformasi data) untuk memilih informasi mana

yang dianggap sesuai dan tidak sesuai dengan masalah yang menjadi pusat

penelitian di lapangan. Kemudian menggambarkan dalam bentuk naratif,

grafik jaringan, tabel dan bagan yang bertujuan mempertajam pemahaman

penelitian terhadap informasi yang dipilih kemudian disajikan dalam tabel

ataupun uraian penjelasan. Serta penarikan kesimpulan secara cermat

dengan melakukan verifikasi berupa tinjauan ulang pada catatan-catatan di

lapangan sehingga data dapat di uji validitasnya.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

36

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV.1. Profil Disdikpora Kabupaten Polewali Mandar

IV.1.1. Dasar Pembentukan

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Polewali Mandar

berkedudukan di jalan Pancasila Kompleks Pekkabata Kabupaten Polewali

Mandar Sulawesi Barat. SebeLum Otonomi Daerah (sentralisasi), Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Polewali Mandar dulunya

bernama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Polewali

Mamasa. Dengan berlakunya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Polewali Mamasa berubah strukturnya organisasinya menjadi Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Polewali Mamasa. Setelah keluarnya

Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pembentukan dan Susunan

Organisasi, Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Polewali Mandar berubah

menjadi Dinas Pendidikan Kabupaten Polewali Mandar. Keudian berdasarkan

Peraturan Daerah Kabupaten Polewali Mandar Nomor 19 Tahun 2009 tanggal

4 Agustus 2009 tentang Pembentukan Organisasi Dinas, Badan dan Kantor,

dimana Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Polewali

Mandar mempunyai kedudukan sebagai unsur pelaksana teknis operasional

yang bertugas di bidang Pendidikan. Sebagai unsur pelaksana teknis

operasional dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Bupati Polewali Mandar.

IV.1.2. Tugas Pokok dan Fungsi

1. Tugas Pokok

Didasari oleh PERDA Nomor 19 tahun 2009 tanggal 4 Agustus 2009

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Polewali Mandar Dinas

Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Polewali Mandar mempunyai

tugas pokok untuk melaksanakan urusan rumah tangga, menyusun

Page 37: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

37

rencana,mengkoordinasikan serta merumuskan kebijakan teknis di bidang

pendidikan dalam rangka meningkatkan suatu pendidikan sesuai dengan

ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.

2. Fungsi

a. Melaksanakan koordinasi, integral, dan sinkronisasi di bidang

pendidikan.

b. Menyediakan bantuan-bantuan dan pengadaan buku pelajaran

pokok/modul pendidikan untuk Taman Kanak-Kanak, Pendidikan Dasar,

Menengah, dan Pendidikan Luar Sekolah Pemuda dan Olah Raga serta

menyediakan buku-buku untuk perpustakaan Daerah Kabupaten.

c. Penyelenggaraan pelatihan dan penataran tenaga kependidikan.

d. Pembinaan pelayanan perizinan terhadap penyelenggaraan pendidikan

e. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku

f. Membina dan mengurus pendidikan Taman Kanak-Kanak/ Raudhatul

Athfal, Pendidikan Dasar dan Menengah, Pendidikan Luar Sekolah,

Generasi Muda dan Olahraga

g. Melakukan pendataan pendidikan Taman Kanak-Kanak, Pendidikan

Dasar dan Menengah, Pendidikan Luar Sekolah, serta Evaluasi

Monitoring

h. Pembinaan pendidikan luar sekolah, Generasi Muda dan Olahraga

i. Melaksanakan pengelolaan tenaga kependidikan dan tenaga teknis

lainnya

j. Pembinaan pengembangan kurikulum dan sistem penyajian pendidikan

dasar dan menengah

k. Mengurus kesejahteraan pegawai dan seluruh personil pelaksana

pendidikan Taman Kanak-Kanak/ Raudhatul Athfal, Pendidikan Dasar

dan Menengah, Pendidikan Luar Sekolah, dan Olahraga

l. Melaksanakan pembinaan dan pengelolaan administrasi tenaga

kependidikan dan tenaga teknis lainnya

Page 38: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

38

IV1.3. Kewenangan

Untuk implementasi fungsi-fungsi organisasi Dinas Pendidikan

Pemuda dan Olahraga mempunyai kewenangan yakni :

1. Pengaturan dan penyelenggaraan pembangunan di bidang pendidikan

2. Pengaturan, pengawasan, dan pengembangan di bidang pendidikan

3. Penyelenggaraan koordinasi pengembangan potensi pendidikan

4. Pengkajian dan evaluasi terhadap pelaksanaan dan penyelenggaraan

pendidikan

5. Penyusunan program dan perencanaan pendataan pendidikan

IV.1.4. Visi dan Misi

1. Pernyataan visi

Visi adalah merupakan tekad yang menjadi cita-cita yang ingin dicapai

dalam kurun waktu yang relatif panjang bagi Dinas Pendidikan Kabupaten

Polewali Mandar.

Sebagai institusi pemerintah daerah yang tugas dan fungsinya di

bidang pendidikan, maka dirumuskan Visi Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olah Raga Kabupaten Polewali Mandar sebagai berikut :

“Terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) Yang Cerdas, Terampil Dan

Mandiri Bernapaskan Agama Dan Nilai-Nilai Budaya Pada Tahun 2011”

Adapun makna yang terkandung dalam visi tersebut :

a. SDM yang cerdas, terampil, dan mandiri perlunya penguasaan Ilmu

pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sebagaimana harapan masyarakat

yang menginginkan penyelenggaraan pendidikan berdaya saing dan

bertanggung jawab

b. Dengan badanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas maka

pengelolaan teknis dan operasional pendidikan di Kabupaten Polewali

Mandar dapat lebih meningkat

c. Bernafaskan agama dan nilai-nilai budaya mengandung makana bahwa

dalam menghadapi perubahan dan perkembangan IPTEK begitu pesat

Page 39: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

39

harus ditopang dengan Iman dan Taqwa (IMTAQ) dan nilai-nilai budaya

Sipamandar

2. Pernyataan Misi

Misi adalah sesuatu yang memberikan pernyataan terhadap hal-hal

yang mesti dilakukan untuk pencapaian tujuan sebagaimana yang ditetapkan

dalam Visi organisai. Oleh karena itu Misi dapat membangun kesadaran,

pemahaman, dan persepsi kepada seluruh elemen yang berkepentingan

(stake holder) untuk turut berperan dalam pelaksanaan kegiatan dan

pencapaian hasil yang akan dicapai oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan

Olahraga Kabupaten Polewali Mandar.

Berkenaan dengan uraian di atas, maka misi Dinas Pendidikan

Pemuda dan Olah Raga kabupaten Polewali Mandar, dirumuskan sebagai

berikut :

a. Mengupayakan kesempatan dan pemerataan pendidikan bagi Anak

Usia Dini

b. Mengupayakan kesempatan dan pemerataan Pendidikan yang lebih

luas untuk Anak Usia Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun

c. Meningkatkan kemampuan Akademik dan Profesionalisme serta

kesejahteraan tenaga pendidikan persekolahan dan luar sekolah

d. Meningkatkan relevansi antara kurikulum Nasional dan kurikulum

LokalPendidikan Persekolahan dan luar sekolah

e. Menjalin kerjasama dengan Perguruan Tinggi guna peningkatan mutu

pendidikan

IV.1.5. Program dan Kegiatan

a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

- Menyediakan jasa komunikasi , sumber daya air dan listrik

- Menyediakan jasa pemeliharaan dan perawatan kendaraan

Dinas/operasional

- Penyediaan jasa kebersihan kantor

- Penyediaan alat-alat tulis kantor

- Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

- Penyediaan komponen instalasi/penerangan bangunan kantor

Page 40: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

40

- Penyediaan bahan bacaan dan peraturan Perundang-Undangan

- Penyediaan makanan dan minuman

- Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah

- Penyediaan jasa tenaga pendukung Administrasi/teknik perkantoran

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

- Pengadaan komputer

- Pemeliharan rutin/berkala gedung kantor

- Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas operasional

- Pemeliharaan rutin /berkala peralatan dan perlengkapan

c. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

- Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu

d. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

- Penilaian angka kredit jabatan fungsional

e. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja

dan Keuangan

- Penyusunan laporan keuangan semesteran

f. Program Pendidikan Anak Usia Dini

- Pelatihan kompetensi tenaga pendidik penyelenggaraan pendidikan

anak usia dini

- Pelaksanaan ujian nasional kesetaraan

g. Program Wajib Belajar Dasar Sembilan Tahun

- Pembangunan gedung sekolah

- Penambahan ruang kelas sekolah

- Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah

- Pembinaan kelembagaan sekolah dan manajemen sekolah dengan

penerapan manjemen berbasis sekolah (MBS) di sekolah Pendidikan

Dasar

- Pembinaan minat, bakat, dan kreatifitas siswa

- Pelaksanaan UASBN

- Penyediaan biaya pendamping dana alokasi khusus bidang

pendidikan

- Operasional Basic Education Capacity (BEC-TF)

h. Program Pendidikan Menengah

- Pemnambahan ruang kelas sekolah

Page 41: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

41

- Pengadaan mebeleur sekolah

- Pembinaan minat, bakat, dan kreatifitas sekolah

- Pelaksanaan UAN dan UNAS

i. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan

- Pengembangan sistem pendataan dan pemetaan pendidik dan

tenaga kependidikan

j. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

- Penerapan sistem dan informasi manajemen pendidikan

k. Program Peningkatan Upaya Penumbuhan Kewirausahaan dan

Kecakapan Hidup Pemuda

- Pelatihan keterampilan bagi pemuda

l. Proram Pembinaan dan Pemasyarakatan Pemuda

- Penyelenggaraan kompetensi olahraga

- Pembinaan olahraga yang bekembang di masyarakat

IV.1.6. Manajemen Pemerintahan

Susunan organisasi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Polewali Mandar terdiri dari :

1. Kepala Dinas

2. Sekretaris

2.1. Kepala Sub.Bagian Umum dan Kepegawaian

2.2. Kepala Sub.Bagian Perencanaan dan Verifikasi

2.3. Kepala Sub.Bagian Keuangan dan Pelaporan

3. Kepala Bidang Pendidikan Dasar

3.1. Kepala Seksi Pendidikan TK

3.2. Kepala Seksi Pendidikan SD dan SLB

3.3. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana

4. Kepala Bidang Pendidikan Menengah

4.1. Kepala Seksi Pendidikan SMP

4.2. Kepala Seksi Pendidikan SMU dan SMK

4.3. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana

5. Kepala Bidang Pendidikan Luar sekolah

5.1. Kepala Seksi Keaksaraan, Kesetaraan, dan Masyarakat

Page 42: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

42

5.2. Kepala Seksi Pendidikan Anak usian Dini

5.3. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana

6. Kepala Bidang Pemuda dan olahraga

6.1. Kepala Seksi Bina Pemuda

6.2. Kepala seksi Bina Olah Raga

6.3. Kepala seksi Sarana dan Prasarana

IV.2. Profil SMP Negeri 3 Wonomulyo

SMP Negeri 3 Wonomulyo berdiri sejak tahun 1986. Sekolah ini

terletak di desa Bumiayu, kecamatan Wonomulyo, kabupaten Polewali

Mandar. Pada awalnya sebagai sekolah baru, kondisi sekolah saat itu

sangat terbatas baik pendidik, tenaga kependidikan, sarana prasarana,

maupun fasilitas-fasilitas lainnya. Dari tahun ke tahun SMP Negeri 3

Wonomulyo mulai mengalami kemajuan dan berupaya keras untuk mengejar

ketertinggalan agar dapat disetarakan dengan sekolah yang berstandar

Nasional. SMP Negeri 3 Wonomulyo merupakan salah satu sekolah yang

berada di kecamatan Wonomulyo, menempati tanah seluas 7.783 m2 . Lokasi

sekolah yang berada di pedesaan memberikan nuansa tenang karena jauh

dari kebisingan kota serta sangat aman karena berada di tengah-tengah

pemukiman masyarakat desa yang masih memegang teguh semangat

kekeluargaan dan semangat gotong royong. Sehingga memberikan nilai

tambah tersendiri bagi keberadaan sekolah, dimana masyarakat merasa ikut

memiliki.

IV.2.1. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SMP NEGERI 3 WONOMULYO

No. Statistik Sekolah : 201 192 002 048

Page 43: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

43

Tipe Sekolah : A/A1/A2/ B /B1/B2/C/C1/C2

Alamat Sekolah : Jl. Poros Kebunsari Bumiayu

: (Kecamatan) Wonomulyo

: (Kabupaten/Kota) Polewali Mandar

: (Provinsi) Sulawesi Barat

(E-Mail Sekolah) : [email protected]

Telepon/HP/Fax : 0428 – 51612 / 081354869092/0428-

51612

Status Sekolah : Negeri/Swasta (coret yang tidak perlu)

Nilai Akreditasi Sekolah : A Skor = (86,55)

1. Data Siswa 4 (empat tahun terakhir):

Tahun Pelajaran

Jumlah Pendaftar

( Calon Siswa Baru )

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

Jumlah

Siswa

Jumlah Rombel

Jumlah

Siswa

Jumlah Rombel

Jumlah

Siswa

Jumlah Rombel

L P L P L P

2008/2009 240 105 130 6 92 120 6 85 99 5

2009/2010 253 110 130 7 100 125 6 95 105 5

2010/2011 206 104 120 6 95 130 7 85 120 6

2011/2012 181 90 91 6 92 109 6 95 116 7

2. Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang

pendidikan (keahlian)

No. Guru Jumlah guru dengan latar

belakang pendidikan sesuai dengan tugas mengajar

Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan yang TIDAK

sesuai dengan tugas mengajar Jumlah

Page 44: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

44

D1/D2 D3/Sarmud S1/D4 S2/S3 D1/D2 D3/Sarmud S1/D4 S2/S3

1. IPA 5 5

2. Matematika 1 2 3

3. Bahasa Indonesia 4 4

4. Bahasa Inggris 3 3

5. Pendidikan Agama 2 2

6. IPS 1 3 4

7. Penjasorkes 2 2

8. Seni Budaya 1 1 2

9. PKn 2 2

10. TIK/Keterampilan 2 2

11. BK 1 1 2

12. Lainnya: ..............

Mulok

2 2

Jumlah 3 26 - 1 2 - 32

IV.2.2. Visi dan Misi Sekolah

Visi

“Mewujudkan warga sekolah yang unggul dalm prestasi, teladan

dalam perilaku dan tutur kata berdasarkan iman dan taqwa”

Terwujudnya warga sekolah yang agamis

Unggul dalam keimanan dan ketakwaan

Unggul dalam prestasi akademik

Page 45: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

45

Unggul dalam prestasi non akademik (olah raga, kesenian,

keterampilan, dan keagamaan

Terwujudnya sistem manajemen sekolah yang transparan,

akuntabel, efektif dan partisipatif.

Terwujudnya warga sekolah yang sopan dalm berbuat santun

dalam berkomunikasi

Terwujudnya warga sekolah yang berwawasan lingkungan

Unggul dalam berbagai lomba baik tingkat kecamatan, kabupaten,

propinsi maupu nasional

Misi

Menyelenggarakan pembinaan terhadap, peningkatan,

penghayatan dan pengalaman terhadap nilai-nilai keimanan dan

ketakwaan sesuai dengan ajaran agamanya

Meningkatkan dan mengembangkan kegiatan keagamaan dalam

upaya peningkatan iman dan taqwa

Menyelenggarakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif

untuk menoptimalkan potensi dan prestasi akademik siswa, sesuai

dengan tuntutan kurikulum yang berlaku dan berbasis IMTAQ

Mendorong dan membantu siswa dalm mengenari dirinya dalam

upaya peningkatan prestasi non akademik yang meliputi prestasi

dalam bidang olahraga, kesenian dan keterampilan serta

keagamaan

Mengimplementasikan manajemen berbasis sekolah (MBS) dalam

pengelolaan kelembagaan sekola

Page 46: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

46

IV.2.3. Prinsip Pengembangan Kurikulum SMP Negeri 3 Wonomulyo

Kurikulum SMP Negeri 3 Wonomulyo dikembangkan berdasakan

prinsip-prinsip sebagai berikut:

Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya

Beragam dan terpadu

Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan

seni

Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Menyeluruh dan berkesinambungan

Belajar sepanjang hayat

Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

IV.2.4. Tujuan pengembangan kurikulum SMP Negeri 3 Wonomulyo

Tujuan pengembangan kurikulum SMP Negeri 3 Wonomulyo

adalah sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan di SMP Negeri 3 Wonomulyo kabupaten

Polewali Mandar.

IV.2.5. Analisis Swot

Sasaran 1 Meningkatkan GSA ujian sebesar +0,5

Sasaran 2 Mendapat peringkat 10 besar dalam keteladanan siswa

tingkat kabupaten

Sasaran 3 Mendapat peringkat 5 besar dalm lomba mata pelajaran

tingkat kabupaten

Page 47: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

47

Sasaran 4 Tim bola volly menjadi juara I tingkat propinsi

Sasaran 5 Tim bola basket menjadi finalis tingkat kabupaten

Sasaran 6 Tim Tenis meja menjadi juara I tingkat kabupaten

Sasaran 7 Tim vokal grup mampu tampil dalam acara tingkat

kabupaten

Sasaran 8 Tim seni tari menjadi finalis dalm lomba di tingkat

kabupaten

Sasaran 9 Tim MTQ menjadi finalis tingkat kabupaten

Sasaran 10 Grup Khasidah rebana mampu terampil pada acara tingkat

kecamatan

Sasaran 11 80% siswa melaksanakan ibadah sesuai dengan agama

yang dianut

Sasaran 12 80% siswa menguasai keterampilan komputer program

windows

Sasaran 13 Regu pramuka mendapat peringkat 10 besar tingkat

kabupaten

Sasaran 14 Memiliki kepustakaan yang representatif dengan pelayanan

yang optimal

Sasaran 15 Memiliki laboratorium yang representatif dengan pelayanan

yang optimal

Page 48: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

48

IV.2.6. Strutur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI

SMP NEGERI 3 WONOMULYO

KEPALA SEKOLAH

EDY ISKANDAR, S.Pd

WAKASEK

M.RUSLI ISHAK, S.Pd

PELAKSANA TATA USAHA

KETUA KOMITE SEKOLAH

H. AGUS SUBAGIO

Gambar 4.1. Struktur Organisasi SMP Negeri 3 Wonomulyo

URUSAN

HUMAS

RUSLI, S.Pd

SARANA/PRASARANA

FIRDAUS, S.Pd

KESISWAAN

USMAN, S.Pd

KURIKULUM

NURLIA, S.Pd

SUGIONO, S.Pd

PUSTAKAWAN

SABAR, S.Pd

ISWAN

LABORAN

NASMUR, S.Pd

PEMBINA OSIS

YATIMAN, S.Pd

PEMBINA PRAMUKA

SABAR, S.Pd

PEMBINA UKS

HJ.HALAWIAH,

A.Md

PEMBINA PMR

TRIVINA SULIS, S.Pd

Page 49: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

49

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan gratis adalah sebuah kebijakan pemerintah yang dimana

siswa tidak lagi dibebankan dengan bermacam-macam biaya mulai dari uang

pangkal, uang sekolah, uang komite, dan buku penunjang utama. Sementara itu,

untuk biaya-biaya lain, tidak ditanggung oleh pemda, misalnya, biaya

transportasi, pakaian seragam, dan biaya-biaya lain (penambahan materi, darma

wisata, dan sebagainya).

Di kabupaten Polewali mandar program pendidikan gratis dilaksanakan

berdasarkan peraturan daerah kabupaten Polewali Mandar Nomor 5 Tahun 2009

tentang Pendidikan Gratis. Dalam peraturan daerah ini disebutkan bahwa

Pendidikan Gratis adalah membebaskan segala biaya pendidikan bagi peserta

didik/orang tua peserta didik yang berkaitan dengan proses belajar mengajar dan

kegiatan pembagunan sekolah.

Adapun Tujuan dalam program pendidikan gratis dikabupaten

Polewali Mandar yaitu:

1. Memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada usia belajar guna

mendapatkan pendidikan yang layak dan bermutu.

2. Pendidikan Gratis bertujuan untuk mengurangi beban masyarakat peserta

didik / orang tua peserta didik.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

50

Efektivitas program pendidikan gratis yang dimaksudkan untuk

pemerataan mendapatkan pendidikan kepada seluruh usia belajar dan

mengurangi beban masyarakat, dapat dilihat dengan membandingkan antara

tingkat partisipasi belajar sebelum di laksanakannya program pendidikan gratis

dengan tingkat partisipasi belajar setelah program pendidikan gratis

dilaksanakan. Artinya, apabila jumlah partisipasi belajar meningkat setelah

dilaksanakan program pendidikan gratis, berarti hal itu menunjukkan bahwa

pelaksanaan program pendidikan gratis tersebut Efektif Sebaliknya, apabila

jumlah partisipasi belajar tidak mengalami perubahan atau bahkan menurun

setelah dilaksanakan program pendidikan gratis berarti hal itu menunjukkan

bahwa pelaksanaan program pendidikan gratis kurang/tidak efektif.

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Stuff lebeam

untuk mengukur efektivitas dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan

evaluasi, salah satunya adalah dengan menggunakan Pendekaatan yang

berorientasi pada tujuan (goal oriented approach). Pendekatan ini memakai

tujuan program sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan. Pendekatan ini

amat wajar dan prakits untuk desain pengembangan program. Pendekatan ini

memberi petunjuk kepada pengembang program, menjelaskan hubungan antara

kegiatan khusus yang ditawarkan dengan hasil yang akan dicapai.

V.1. Kesempatan Yang Seluas-Luasnya Kepada Usia Belajar Guna

Mendapatkan Pendidikan Yang Layak Dan Bermutu.

Artinya adalah semua anak didik tanpa kecuali harus mengenyam

pendidikan dasar, baik mereka yang berada di daratan, pegunungan

maupun mereka yang selama ini bermukim di kepulauan. Targetnya adalah

mereka yang masuk usia sekolah tidak ada lagi yang tidak tahu menulis dan

Page 51: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

51

membaca. Dengan biaya gratis yang diberikan oleh pemerintah, hanya

orang tua yang tidak peduli pendidikanlah yang tidak mau menyekolahkan

anak-anaknya.

Tabel 5.1. Jumlah usia belajar dan angka Pertisipasi Belajar jenjang SMP di Kecamatan Wonomulyo

Tahun Jumlah Usia

Sekolah Angka Partisipasi

Belajar Persentase

2009 3151 2829 89,78 %

2010 3197 2915 91,16 %

2011 3224 2998 92,97 %

Sumber : Disdikpora Kabupaten Polewali Mandar

Adapun Angka Partisipasi Belajar adalah presentase jumlah siswa

pada jenjang pendidikan tertentu dibandingkan dengan penduduk kelompok

usia sekolah. Makin tinggi Angka Partisipasi Belajar berarti makin banyak

Anak usia sekolah yang bersekolah pada suatu daerah, atau makin banyak

anak usia diluar kelompok usia sekolah tertentu bersekolah di jenjang

pendidikan. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari tahun-ketahun jumlah

anak usia belajar di kabupaten Polewali Mandar khususnya di kecamatan

Wonomulyo mengalami peningkatan dalam hal partisipasi belajar di sekolah

yang artinya anak-anak usia belajar yang tadinya putus sekolah dapat

dikembalikan untuk mengikuti proses belajar mengajar. Pada tahun 2009

jumlah usia belajar pada jenjang SMP sebanyak 3151 orang dan jumlah

angka partisipasi belajar sebanyak 2829 orang, tahun 2010 sebanyak 3197

orang dan angka partisipasi belajar sebanyak 2915 orang, tahun 2011

sebanyak 3224 orang dan angka partisipasi belajar sebanyak 2998 orang.

Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Polewali Mandar khususnya

Page 52: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

52

kecamatan Wonomulyo semakin memperhatikan peningkatan pemerataan

dalam memperoleh pendidikan bagi masyarakatnya.

Tabel 5.2. Data Peserta Didik Baru pada tahun terakhir yang

dinyatakan diterima di SMP Negeri 3 Wonomulyo

Tahun Jumlah Pendaftar

Peserta Didik Baru

Jumlah Peserta

Didik baru yang

diterima

NUN yang

diterima

2008/2009 240 240 6,50

2009/2010 253 224 7,00

2010/2011 206 206 7,00

2011/2012 181 181 7,00

Pada tabel di atas menggambarkan penerimaan siswa di SMP

Negeri 3 Wonomulyo pada beberapa tahun tahun terakhir. Jumlah pendaftar

peserta didik tahun ajaran 2008/2009 jumlah pendaftar sebanyak 240 orang

dan jumlah siswa juga 240 orang, tahun ajaran 2009/2010 jumlah pendaftar

sebanyak 253 orang dan yang siswa yang diterima 224 orang, tahun ajaran

2010/2011 jumlah pendaftar sebanyak 206 orang dan jumlah siswa yang

diterima juga 206 orang, dan tahun ajaran 2011/2012 jumlah pendaftar yaitu

181 orang dan jumlah peserta didik baru yang diterima juga 181 orang, hal

ini menunjukkan jumlah siswa yang mendaftarkan diri dapat diterima secara

keseluruhan dan bangku yang tersedia di SMP Negeri 3 Wonomulyo telah

sesuai dengan daya tampung pada sekolah ini.

Page 53: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

53

V.2. mengurangi beban masyarakat peserta didik/orang tua peserta didik

Tabel 5.3. alokasi anggaran program pendidikan gratis

TAHUN ANGGARAN ANGGARAN SEKTOR PENDIDIKAN

2009 Rp 117.000,545,349

2010 Rp 198.233,654,738

2011 Rp 281.386,306,212

Sumber : Disdikpora Kabupaten Polewali Mandar

Adapun itu anggaran bidang pendidikan di Kabupaten Polewali

Mandar dari tahun 2009 – 2011, kemudian pada tahun 2009 pendidikan

gratis dicanangkan oleh Bupati dan wakil bupati Kabupaten Polewali Mandar

mulai dari tingkat SD – SMA dan ini tidak membeda-bedakan antara sekolah

negeri dan sekolah swasta.

Berdasarkan tabel diatas dana pendidikan gratis pada tahun 2009

persentasenya hanya 21,40% dengan jumlah total anggaran sektor

penddidikan sebesar Rp 117.000.545.349,- pada tahun 2010 persentase

anggaran 23,22% dengan jumlah anggaran sebesar Rp 198.233,654,738,-

dan pada tahun 2011 persentase meningkat menjadi 26,04% dengan jumlah

anggaran sebesar Rp 281.386,306,212,-. Maka dari itu dilihat dari tabel

diatas, alokasi anggaran untuk sektor pendidikan di kabupaten Polewali

Mandar mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Penggunaan dana

Pendidikan Gratis ditujukan untuk keperluan sebagai berikut.

Page 54: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

54

a. Untuk tingkat SD :

1. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru: biaya

pendaftaran, pengadaan formulir, administrasi pendaftaran, dan pendaftaran

ulang, serta kegiatan lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan tersebut.

2. pembelian buku teks pelajaran(diluar buku yang telah dibeli dari dana BOS

dan BOS buku) dan buku referensi untuk dikoleksi diperpustakaan.

3. Pembiayaan kegiatan pembelajaran, remedial, pembelajaran pengayaan,

olahraga, kesenian, pramuka, dan sejenisnya.

4. pengadaan buku rapor dan foto murid.

5. Pembiayaan ulangan harian, ulangan Umum, ujian sekolah dan laporan hasil

belajar siswa.

6. pembelian bahan-bahan habis pakai: buku tulis, kapur tulis, pensil, bahan

praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganan koran, gula, kopi,

dan teh untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah.

7. Pembiayaan langganan daya dan jasa: listrik, air, telepon, termasuk untuk

pemasangan baru jika sudah ada jaringan disekitar sekolah.

8. Pembiayaan perawatan sekolah: pengecetan, perbaikan atap bocor,

perbaikan pintu dan jendela, perbaikan meubeler, perbaikan sanitasi sekolah

dan perawatan fasilitas sekolah lainnya yang bersifat rusak ringan

9. insentif tenaga pendidik dan tenaga kependidikan lainnya.

10. Pengembangan profesi guru

11. Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang menghadapi

masalah biaya transportasi.

12. Pembiayaan pengelolah Pendidikan Gratis: Alat Tulis Kantor (ATK),

pengadaan surat menyurat dan penyusunan laporan

Page 55: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

55

B. Untuk tingkat SMP

1. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru: biaya

pendaftaran, pengadaan formulir, administrasi pendaftaran, dan pendaftaran

ulang, serta kegiatan lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan tersebut.

2. pembelian buku teks pelajaran(diluar buku yang telah dibeli dari dana BOS

dan BOS buku) dan buku referensi untuk dikoleksi diperpustakaan.

3. Pembiayaan kegiatan pembelajaran, remedial, pembelajaran pengayaan,

olahraga, kesenian, pramuka, palang merah remaja, dan sejenisnya.

4. pengadaan buku rapor dan foto murid.

5. Pembiayaan ulangan harian, ulangan Umum, ujian sekolah dan laporan hasil

belajar siswa.

6. pembelian bahan-bahan habis pakai: buku tulis, bahan praktikum, buku

induk siswa, buku inventaris, langganan koran, gula, kopi, dan teh untuk

kebutuhan sehari-hari di sekolah.

7. Pengadaan alat Praktik dan alat peraga siswa.

8. Pembiayaan langganan daya dan jasa: listrik, air, telepon, termasuk untuk

pemasangan baru jika sudah ada jaringan disekitar sekolah.

9. Pembiayaan perawatan sekolah: pengecetan, perbaikan atap bocor,

perbaikan pintu dan jendela, perbaikan meubeler, perbaikan sanitasi sekolah

dan perawatan fasilitas sekolah lainnya.

10. insentif Kepala sekolah, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan lainnya.

11. Pengembangan profesi guru

12. Pemberian bantuan transportasi bagi siswa miskin yang menghadapi

masalah biaya transportasi.

Page 56: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

56

13. Pembiayaan pengelolah Pendidikan Gratis: Alat Tulis Kantor (ATK),

pengadaan surat menyurat dan penyusunan laporan.

Pendidikan merupakan salah satu agenda pemerintah yang patut

diaktualisasikan demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu amanat

pembukaan UUD 1945 alinea ke empat dikatakan bahwa “mencerdaskan

kehidupan bangsa”. Amanat ini jelas bahwa pemerintah pusat bahkan

pemerintah di tingkat daerah provinsi maupun kabupaten/kota tidak boleh

tinggal diam melihat penyelenggaraan pendidikan di bangsa ini. Salah satu

faktor yang cukup memberikan pengaruh terhadap mutu dan kesesuaian

pendidikan adalah anggaran pendidikan yang memadai. Persoalan anggaran

pendidikan ini akan menyangkut besarnya anggaran dan alokasi anggaran.

Dengan alokasi anggaran yang cukup, penyelenggraan pendidikan

khususnya dalam program pendidikan gratis bukan tidak mungkin akan

menghasilkan mutu dan kualitas pendidikan yang baik. Hal ini dapat dilihat

dengan antusiasme masyarakat menyambut program ini. Besar harapan dari

program ini akan lahir generasi perubahan bagi bangsa ini.

Tabel 5.4. Rekapitulasi Anggran Berdasarkan Program dan Kegiatan SMP Negeri 3 Wonomulyo

NO. NO

KODE URAIAN JUMLAH

I 1 Program Sekolah

1.1 Pengembangan Kompetensi Lulusan Rp. 17.000.000

1.2 Pengembangan Kurikulum/Ktsp Rp. 22.000.000

1.3 Pengembangan Proses Pembelajaran Rp. 70.800.000

1.4 Pengembangan Sistem Penilaian Rp. 15.000.000

1.5

Pengembangan Pendidik Dan Rp. 30.000.000

Page 57: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

57

Tenaga Kependidikan

1.6

Pengembangan Sarana Dan

Prasarana Sekolah Rp. 65.000.000

1.7 Pengembangan Manajemen Sekolah Rp. 14.000.000

1.8

Pembinaan

Kesiswaan/Ekstrakurikuler Rp. 13.500.000

1.9 Budaya dan lingkungan sekolah Rp. 12.000.000

2.0

Pendidikan karakter dan budaya

bangsa serta kewirausahaan Rp. 14.500.000

II 2 Non Program Sekolah

2.1 Belanja Pegawai Rp. 20.000.000

2.2 Belanja Barang Dan Jasa Rp. 76.130.000

Sumber : RKAS SMP Negeri 3 Wonomulyo

Pada Tabel di atas, menunjukkan bahwa Rekapitulasi Anggaran

Belanja Langsung Berdasarkan Program dan kegiatan SMP Negeri 3

Wonomulyo adalah Anggaran yang diberikan kepada pihak sekolah dalam

pelaksanaan pendidikan gratis di kabupaten Polewali Mandar diberikan

dengan sistem Triwulan. Adapun itu Program sekolah yang meliputi

pengembangan kompetensi lulusan Jumlah anggarannya sebesar Rp

17.000.000, pengembangan kurikulum/ktsp sebesar Rp 22.000.000,

pengembangan proses pembelajaran sebesar Rp 70.800.000,

pengembangan sistem penilaian sebesar Rp 15.000.000, pengembangan

pendidik dan tenaga kependidikan Rp 30.000.000, pengembangan sarana

dan prasarana sekolah sebesar Rp 65.000.000, pengembangan manajemen

sekolah sebesar Rp 14.000.000, pembinaan kesiswaan/ekstrakurikuler

sebesar Rp 13.500.000, budaya dan lingkungan sekolah sebesar Rp

12.000.000, Pendidikan karakter dan budaya bangsa serta kewirausahaan

Page 58: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

58

sebesar Rp 14.500.000, sedangkan non program sekolah yang belanja

pegawai Rp 20.000.000, dan pengadaan barang dan jasa sebesar Rp

76.130.000.

Hasil Wawancara dengan ketua komite SMP Negeri 3 Wonomulyo

Agus Subagio, Mengatakan bahwa:

“...Dana pendidikan gratis yang diperoleh sekolah sesuai dengan RKA yang dibuat oleh tiap sekolah berdasarkan kebutuhan sekolah yang terkait, kemudian dana tersebut nantinya akan dikelol oleh pihak sekolah, dan pengeluaran Dana pendidikan gratis ini dilakukan pengawasan sehingga memberi kewaspadaan terhadap bagian yang ditunjuk yaitu bagian Pengelolaan keuangan “. (wawancara dilaksanakan pada Sabtu 31 Maret 2012).

Hasil Wawancara menggambarkan bahwa SMP Negeri 3

Wonomulyo memperoleh Dana pendidikan sesuai dengan Rencana Kerja

Anggaran yang disusun oleh pihak sekolah yang akan mendapatkan Dana

pendidikan sesuai kebutuhan sekolah. Komite sekolah merupakan suatu

badan yang mewadahi peran serta Masyarakat dalam rangka meningkatkan

mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Di lain pihak,

peran yang dijalankan Komite sekolah adalah sebagai pemberi

pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan serta

berperan sebagai pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas

penyelenggaraan di satuan pendidikan dan sebagai mediator antara

pemerintah dengan Masyarakat. Adapun tujuan komite sekolah yaitu

mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam

melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan

pendidikan, meningkatkan tanggung jawab dan peran masyarakat dalam

penyelenggaraan pendidikan, dan menciptakan suasana dan kondisi

transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan

Page 59: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

59

pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan. Pada dasarnya

posisi komite sekolah berada di tengah-tengah antara orang tua murid,

murid, guru, masyarakat setempat, dan kalangan swasta di satu pihak

dengan pihak sekolah sebagai institusi, kepala sekolah, dinas pendidikan

wilayahnya, dan pemerintah daerah di pihak lainnya.

Dalam penelitian ini, penulis berusaha untuk mengetahui efektifitas

program pendidikan gratis di SMP Negeri 3 Wonomulyo. Dan untuk itu,

peneliti mengkaji bidang-bidang umum yang menyangkut manajemen dan

dianggap dapat memperlancar pencapaian tujuan dan meningkatlan

efektifitas yaitu sebagai berikut:

V.3. Penyusunan Tujuan Strategis

Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik,

luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan

pendidikan mempunyai dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap

kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh

segenap kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan menduduki posisi penting

diantara komponen-komponen pendidikan lainya. Tujuan pendidikan bersifat

normatif, yaitu mengandung unsur-unsur norma bersifat memaksa, tetapi

tidak bertentangan dengan hakikat perkembangan peserta didik serta dapat

diterima oleh masyarakat sebagai nilai hidup yang baik. Sehubungan dengan

fungsi tujuan yang demikian penting itu, maka menjadi keharusan bagi

pendidik untuk memahaminya. Kekurang pahaman pendidik terhadap tujuan

pendidikan dapat mengakibatkan kesalahan didalam melaksanakan

pendidikan.

Page 60: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

60

Menurut Undang-Undang RI no. 20 tahun 2003, pada pasal 3

disebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang layak, relevan

dan bermutu adalah merupakan hak dari setiap warga negara sebagaimana

yang di tetapkan dalam peraturan perundang-undangan, Berdasarkan

peraturan daerah Kabupaten Polewali Mandar No. 5 Tahun 2009 tentang

pelaksanaan pendidikan gratis, bahwa dalam rangka meringankan beban

masyarakat/orang Tua dalam pembiayaan pendidikan, maka perlu

dilaksanakan Pendidikan Gratis tingkat SD, MI, SMP, MTs, MA dan SMK

Negeri/Swasta dalam lingkup Pemerintahan Daerah Kabupaten Polewali

Mandar.

Hasil wawancara mengenai tujuan program pendidikan gratis,

dikemukakan oleh Drs. Asnun selaku kepala seksi pendidikan SMP Dinas

Pendidikan Pemuda Dan Olahraga kabupaten Polewali Mandar mengatakan

bahwa:

“...sesuai dengan undang-undang tujuannya mengentaskan semua masyarakat usia sekolah itu harus dapat bersekolah semua. Tidak ada lagi masyarakat yang tidak mengenyam pendidikan. Kemudian membantu masyarakat, mengurangi beban orang tua siswa. supaya semua yang berada pada usia belajar itu dapat bersekolah. Kemudian sasarannya adalah semua siswa SD, SMP dan SMA juga. Tapi perbedaannya sumber dananya lain, kalau SD dan SMP itu dari dana BOS namanya dari pusat, sementara kalau SMA, SMA dan MA

Page 61: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

61

itu dananya dari APBD namanya SSM (subsidi sekolah menengah). Kalau SD dan SMP itu kurang lebih Rp.500.000/tahun sementara untuk SSM hanya sekitar Rp.300.000/tahun untuk setiap siswa. Jadi dana untuk SD dan SMP itu lebih tinggi dari SMA”. (wawancara dilaksanakan pada Senin 28 Maret 2012).

Kemudian beliau juga menambahkan:

“…Komponen yang digratiskan dalam program ini seperti

pembiayaan penerimaan siswa baru, pendaftaran ulang juga

termasuk alat tulisnya itu digratiskan. Kemudian termasuk juga buku

teks pelajaran yang ada di perpustakaan. Jadi yang langsung ke

siswa itu seperti kegiatan kesiswaan, misalnya olahraga, kesenian,

karya ilmiah, pramuka, palang merah dan sejenisnya. Kemudian juga

seperti ulangan harian, ulangan umum itu dilarang bayar siswa gratis

itu”. (wawancara dilaksanakan pada Senin 28 Maret 2012).

Hal serupa juga diungkapkan Edy Iskandar, S.Pd selaku kepala

SMP Negeri 3 Wonomulyo mengatakan bahwa:

“…tujuannya untuk mengurangi beban orang tua agar tidak merasa

terlalu berat dalam hal pembiayaan. Jadi semua yang menyangkut

keperluan sekolah itu dibiayai sama pemerintah yang pembiayaannya

berasal dari dana BOS, kecuali biaya keperluan pribadi siswa itu

yang kita dari sekolah belum bisa membantu. Jadi Pendidikan gratis

di SMP Negeri 3 ini, meliputi biaya pendaftaran, buku pelajaran, dan

kegiatan ekstrakulikuler seperti pramuka dan PMR dengan

konsumsinya itu sekolah semua yang tanggung dengan terlebih

dahulu mengajukan proposal. Jadi kalau ada kegiatan anak-anak

tidak dibebani. Terus anak yang berprestasi, juga biasanya diikut

sertakan dalam kegiatan tingkat kabupaten maupun provinsi itu

semua juga sekolah yang tanggung konsumsi dan tarnsportnya”.

(wawancara dilaksanakan pada Senin 26 Maret 2012).

Berdasarkan informasi di atas, program pendidikan gratis di

Kabupaten Polewali Mandar adalah untuk mengurangi beban masyarakat

dalam hal pembiayayaan sekolah serta memberi kesempatan kepada usia

belajar untuk dapat bersekolah. Sasaran dari program ini ialah siswa dari

tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah

Atas. Dimana semua hal yang menyangkut pembiayaan sekolah itu

Page 62: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

62

ditanggung oleh pemerintah kecuali keperluan pribadi dari siswa yang masih

menjadi tanggungan orang tua masing-masing.

Dari hasil wawancara dengan orang tua siswa mengenai tujuan

program ini, berikut pernyataan ibu Sumiati:

“…ya merasa terbantu, kalau disuruh bayar ya belum pernah tapi itu baju seragam beli sendiri. jadi masih berat karena seragamnya mahal, sekarang baju putih biru itu sama pramuka Rp.100.000 lebih satu pasang. Waktu anak saya ini pertama masuk sekolah butuh Rp.500.000 termasuk sepatu, buku dan alat-alat sekolah lainnya. Tapi uang sekolahnya ini belum bayar”. (wawancara dilaksanakan pada Senin 29 Maret 2012).

Hal serupa juga di kemukakan oleh ibu sumarmi:

“…merasa terbantu karena biaya sekolahnya gratis. Tapi untuk seragamnya ini kita beli sendiri, baju putih biru sama baju pramuka, kalau baju batik beli di sekolah sama baju olahraga. Masih berat, kerjaan saya itu pembantu rumah tangga cuma Rp.600.000/bln belum lagi beli yang lain di rumah. Jadi masih terasa beratlah”. (wawancara dilaksanakan pada Senin 30 Maret 2012).

Informasi ini menunjukkan bahwa tujuan dari program pendidikan

gratis di kabupaten Polewali Mandar telah mencapai sasarannya yaitu

menggratiskan seluruh siswa SD, SMP dan SMA/sederajat. Khususnya di

SMP Negeri 3 Wonomulyo juga telah menggratiskan seluruh siswa tanpa

terkecuali yang berimplikasi mengurangi beban biaya kebutuhan sekolah

walaupun itu masih dirasa berat bagi sebahagian orang tua siswa karena

tetap membeli keperluan sekolah yang lain. Hal inilah yang merupakan

kekeliruan di kalangan masyarakat yang beranggapan bahwa pendidikan

gratis adalah semua biaya ditanggung oleh pemerintah, yang benar ialah

biaya operasional sekolah memang ditanggung oleh pemerintah sementara

biaya personal siswa tetap menjadi tanggungan orang tua.

Page 63: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

63

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap beberapa

orang tua siswa menunjukkan bahwa program ini dirasa sangat membantu.

Namun demikian masih saja ada orang tua siswa yang mengatakan bahwa

beban masyarakat atas mahalnya biaya sekolah belum seluruhnya tertutupi.

Hal ini dikarenakan masih ada biaya lain seperti pembelian baju seragam

dan perlengkapan sekolah lainnya yang masih dirasa terlalu berat bagi

sebahagian orang tua siswa yang kurang mampu.

Untuk pembiayaan program ini berdasarkan wawancara dengan

pihak sekolah dan dinas pendidikan kabupaten Polewali Mandar yaitu

berasal dari dana Bantuan Operasional Sekolah yang memang

diperuntukkan untuk pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka

penerimaan siswa baru, sumbangan pembiayaan pendidikan (SPP),

pembelian buku teks pelajaran, biaya ulangan harian dan ujian, serta biaya

perawatan operasional sekolah.

Sedangkan biaya yang tidak menjadi prioritas sekolah dan memiliki

biaya besar, seperti: study tour (karyawisata), studi banding, pembelian

seragam bagi siswa dan guru untuk kepentingan pribadi (bukan inventaris

sekolah), serta pembelian bahan atau peralatan yang tidak mendukung

kegiatan sekolah, semuanya tidak ditanggung biaya BOS dan pemungutan

biaya tersebut juga akan tergantung dengan kebijakan tiap-tiap sekolah,

serta tentunya pemerintah akan terus mengawasi dan menjamin agar biaya-

biaya tersebut tidak memberatkan para siswa dan orang tua.

Dalam program pendidikan gratis ini salah satu upaya pencapaian

tujuan yang dilakukan adalah dengan melakukan sosialisasi kepada

Page 64: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

64

masyarakat. Berikut wawancara mengenai sosialisasi program pendidikan

gratis yang di kemukakan oleh Drs.Asnun:

“…program ini kami harapkan agar dapat merangkul semua

kalangan. Untuk itu kami lakukan sosialisasi terlebih dahulu.

sosialisasinya itu kita mengundang pihak dari sekolah-sekolah.

Kemudian nanti sekolah yang akan menyampaikan kepada calon

siswa bahwa biaya pendidikan atau uang sekolah itu sudah

digratiskan”. (wawancara dilaksanakan pada Senin 28 Maret 2012).

Mengenai proses sosialisasi program ini bapak Edy Iskandar, S.Pd

selaku kepala SMP Negeri 3 Wonomulyo juga mengemukakan:

“…Pendidikan gratis di sekolah ini dilaksanakan setelah dicanangkan

oleh pemerintah kabupaten tahun 2009. Jadi semua sekolah itu

diharuskan memasang spanduk bertuliskan “sekolah ini

menyelenggarakan pendidikan gratis”, sebagai sosialisasi kepada

masyarakat, artinya tidak ada pungutan”. (wawancara dilaksanakan

pada Senin 26 Maret 2012).

Kemudian beliau juga menambahkan:

“…Saya juga sering ikut sosialisasi untuk program ini. Dalam

sosialisasi itu sering dihimbau bahwa tidak benar kalau ada anak usia

sekolah itu putus sekolah. Apalagi kalau mereka ini ada disekitar

sekolah. Jadi kami dari pihak sekolah itu diberikan tugas untuk cari itu

anak yang tidak sekolah untuk dibawa kesekolahnya. Artinya harus

sekolah”. (wawancara dilaksanakan pada Senin 26 Maret 2012).

Dari wawancara tersebut menggambarkan bahwa dalam mencapai

tujuan program pendidikan gratis di kabupaten Polewali Mandar dilakukan

dengan sosialisasi program ini dari tingkat Dinas Pendidikan ke SMP Negeri

3 Wonomulyo yang kemudian sekolah menyampaikan kepada masayarakat

utamanya yang berada disekitar lokasi sekolah. Program pendidikan gratis

ini juga mengutamakan anak-anak putus sekolah yang bertempat tinggal

disekolah dan ini merupakan tanggung jawab pihak sekolah untuk mencari

dan menyekolahkan mereka kembali.

Page 65: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

65

V.4. Pencarian dan Pemanfaatan Sumber Daya

Artinya adalah Konsekuensi dari penerapan pendidikan Gratis, tidak

hanya berorientasi kepada anggaran Gratis semata. Pemerintah setempat

tetap memerhatikan persoalan sumber daya yang ada di sekolah. Sumber

daya merupakan salah satu faktor penting dalam proses pelaksanaan suatu

program, dimana tanpa adanya dukungan dari sumber daya yang memadai

pelaksanaan suatu program tidak akan mencapai tujuannya.

a. Tenaga Pengajar

Dalam pelaksanaan suatu program tentu saja perlukan sumber daya

guna mendukung terlaksananya program dengan baik. Tanpa adanya

sumber daya untuk melaksanakan suatu program, maka kebijakan atau

program apapun tidak dapat berjalan dengan baik dan hanya akan tinggal

sebagai dokumen tanpa ada realisasinya. Oleh karena itu ketersediaan

tenaga pengajar yang cukup serta berkompetensi dalam mendorong

keberhasilan suatu program pendidikan sangat diperlukan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Drs. Asnun selaku kepala seksi

pendidikan SMP dinas pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten polewali

Mandar, yang mengatakan bahwa :

“..setelah program pendidikan gratis ini dilaksanakan, terjadi peningkatan jumlah siswa. hal inilah yang juga membuat kita membutuhkan tenaga pengajar yang memadai sesuai dengan jumlah siswa saat ini. Utamanya untuk sekolah satu atap dan sekolah terbuka yang juga menjadi program kami disini. (wawancara dilaksanakan pada Senin 28 Maret 2012).

Dalam hal ketersediaan tenaga pengajar, didalamnya termasuk adalah

jumlah serta kualitas tenaga pengajar, Hal ini sesuai yang kepala SMP

Negeri 3 Wonomulyo, Edy Iskandar, S.Pd: mengatakan bahwa:

Page 66: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

66

“...untuk jumlah guru-guru di sekolah ini itu ada sekitar 30 orang dan itu dirasa cukup untuk kebutuhan tenaga pengajar di sini. Kalau masalah kualitas, seperti sekarang ini sekolah melaksanakan workshop untuk peningkatan mutu guru. Jadi kita selalu memperhatikan untuk menghasilkan keluaran yang berkualitas itu terlebih dahulu mutu gurunya yang ditingkatkan. (wawancara dilaksanakan pada Senin 26 Maret 2012).

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa informan tersebut diatas,

dapat diketahui bahwa secara kuantitas tenaga pengajar dari program

pendidikan gratis di SMP Negeri 3 Wonomulyo sudah sangat memadai.

Kemudian dari aspek kualitas tenaga pengajar yang merupakan salah satu

hal yang mendukung dalam pogram ini juga terus ditingkatkan melalui

workshop serta pelatihan-pelatihan lainnya.

b. Sarana dan Prasarana

Selain berupa sumberdaya yang telah dikemukakan sebelumnya,

salah satu faktor pendukung dari sumber daya yang juga tak kalah

pentingnya dalam pelaksanaan program, yaitu ketersediaan sarana dan

prasarana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan suatu program.

Hasil wawancara dengan Drs. Asnun selaku kepala seksi pendidikan

SMP dinas pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten Polewali Mandar,

yang mengatakan bahwa :

“...Meningkatnya jumlah siswa menimbulkan permasalahan terhadap daya tampung siswa, ini karena ruang kelas yang tersedia tidak cukup. Makanya itu kadang ada sekolah yang masuk sore bahkan sampai sekrang masih ada, tapi pemerintah pusat itu selalu menambah RKB setiap tahun. Jadi untuk itu masalah ini dapat diminimalisir, rata-rata itu dapat tiga sampai empat RKB. Kalau tahun-tahun sebelumnya sebelum ada bantuan dari pusat itu sangat tidak bisa, ada yang masuk sore”. (wawancara dilaksanakan pada Senin 28 Maret 2012).

Dari hasil Wawancara dengan Dinas pendidikan tergambar bahwa

pemerintah pusat dan daerah telah memfasilitasi setiap sekolah yang berada

Page 67: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

67

Kabupaten Polewali Mandar dan memberikan bantuan dalam hal

pembangunan dan perbaikan masing-masing sekolah. Adapun itu

pembangunan yang dilaksanakan diantaranya pengadaan dan penambahan

ruang kelas baru.

Hasil wawancara kepala SMP Negeri 3 Wonomulyo, Edy Iskandar,

S.Pd: mengatakan bahwa:

“…Cukup. Kalau tahun ini, ada sebuah sekolah yang baru dibangun oleh pemerintah tidak jauh dari sini itu bisa menampung sekitar 40 siswa. Jika sekiranya kita terima semua bisa tidak tertampung. Di sini bisa dikatakan target tercapai, katakanlah enam kelas kita hanya memerima sekitar 190, ini tahun kita menerima 180 lebih itu yang baru masuk sesuai dengan daya tampung. Malah seandainya kalau tidak ada sekolah baru tersebut pasti itu siswa kesini semua. Kalau kesini semua, tidak akan bisa dimuat untuk daya tampung”. (wawancara dilaksanakan pada Senin 26 Maret 2012).

Dari hasil Wawancara dengan Kepala sekolah SMP Negeri 3

Wonomulyo, menggambarkan bahwa pihak sekolah telah terbantu dengan

adanya pembangunan sekolah baru di daerah tersebut sebagai pelayanan

pendidikan yang di berikan oleh Pemerintah, oleh karena itu untuk masalah

daya tampung siswa dapat diatasi dengan adanya sekolah baru tersebut dan

semua calon siswa yang mendaftar di SMP Negeri 3 Wonomulyo seluruhnya

dapat tertampung.

V.5. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja dimaksudkan bagaimana program ini dapat

memberikan fasilitas yang sejauh mungkin konsistem dengan sumber daya

yang tersedia. Pelaksanaan suatu program membutuhkan suatu prosedur

yang menjadi standar pelaksanaannya.

Page 68: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

68

a. Prosedur

Prosedur adalah serangkaian aksi yang spesifik, tindakan atau

operasi yang harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang sama agar

selalu memperoleh hasil yang sama dari keadaan yang sama. Lebih

tepatnya, prosedur mengindikasikan rangkaian aktivitas, tugas-tugas,

langkah-langkah, keputusan-keputusan, perhitungan-perhitungan dan

proses-proses, yang dijalankan melalui serangkaian pekerjaan yang

menghasilkan suatu tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini program

pendidikan gratis juga menggunakan prosedur dalam pelaksanaannya.

Hasil wawancara dengan Drs. Asnun yang mengatakan bahwa :

“...Prosedurnya jelas ada. Jadi setelah orang dari pusat datang meninjau kondisi disini itu kita diperintahkan untuk menyiapkan syarat-syarat yang dibutuhkan seperti dokumen-dokumen, side plan dan foto-foto dan sebagainya dan dalam waktu yang sangat singkat bantuan dikucurkan dari pusat langsung ke sekolah yang dituju. Disini tidak ada lagi andil diknas, langsung dikelola oleh sekolah”. (wawancara dilaksanakan pada Senin 28 Maret 2012).

Kemudian beliau juga menambahkan:

“...Untuk menerima bantuan tersebut sekolah diharuskan membuat panitia pembangunan yang kemudian merancang seluruh proses kegiatan pembangunan sekolah”. (wawancara dilaksanakan pada Senin 28 Maret 2012).

Dari hasil wawancara tersebut di atas menyatakan bahwa dalam program

pendidikan gratis di Kabupaten Polewali Mandar berjalan menggunakan

prosedur yang memuat syarat-syarat yang harus dilaksanakan sebelum

sekolah-sekolah mendapatkan bantuan pembangunan maupun bantuan

sarana dan prasarana. Prosedur lebih berfungsi sebagai pedoman

pelaksanaan sutu program yang diharapkan dengan desain pekerjaan yang

mantap akan memperlihatkan hasil yang sempurna.

Page 69: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

69

b. Pelaksana Kegiatan

Dalam pelaksanaan suatu program tentu saja diperlukan pelaksana

guna mendukung terlaksananya program dengan baik. Tanpa adanya

komponen pelaksana untuk melaksanakan suatu program, maka kebijakan

atau program apapun tidak dapat berjalan dengan baik dan hanya akan

tinggal sebagai dokumen tanpa ada realisasinya. pelaksana tentunya sangat

diperlukan dalam mendorong keberhasilan suatu program sangat diperlukan.

Hasil wawancara dengan Drs. Asnun yang mengatakan bahwa :

“...yang menjadi pelaksana dalam hal ini adalah sekolah itu sendiri. Dan yang menandatangani MoU untuk bantuan ini langsung antara pemerintah pusat dan pihak sekolah bukan dengan dinas”. (wawancara dilaksanakan pada Senin 28 Maret 2012).

Hasil wawancara dengan Edy Iskandar S.Pd, mengatakan bahwa:

“...dalam program pendidikan gratis ini, sekolah sepenuhnya diberikan kewenangan untuk mengatur semua yang dibutuhkan seperti yang telah disusun dalam RKA sekolah. (wawancara dilaksanakan pada Senin 26 Maret 2012).

Dari wawancara dengan pihak dinas pendidikan dan pihak sekolah di atas

menyatakan bahwa yang menjadi pelaksana dalam program pendidikan

gratis ini sepenuhnya diserahkan kepada sekolah. Pihak sekolah diberikan

kewenangan untuk mengatur semua kebutuhan serta anggaran yang

dibutuhkan untuk pembangunan sekolah. Semua kebutuhan tersebut

disusun dalam sebuah RKA yang nantinya akan diserahkan kepada

pemerintah untuk selanjutnya diberikan bantuan langsung kepada sekolah

yang bersangkutan.

V.6. Proses komunikasi

Dalam upaya pencapaian keberhasilan pelaksanaan program ini,

salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah adanya komunikasi yang

Page 70: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

70

berjalan dengan baik diantara pihak-pihak yang terkait. Apa yang menjadi

tujuan dan sasaran kebijakan harus ditransmisikan kepada sasaran,

sehingga akan mengurangi distorsi pelaksanaan dalam upaya pencapaian

tujuan dari suatu program. Komunikasi dalam hal ini menyangkut tentang

penyampaian hubungan antara dinas pendidikan dan pihak sekolah.

Dari hasil wawancara dengan Drs. Asnun, kepala seksi pendidikan

SMP disdikpora kabupaten Polewali Mandar mengatakan bahwa:

“...komunikasi antara dinas dengan sekolah-sekolah berjalan bagus. Bahkan sangat bagus komunikasinya. disini itu ada perkumpulan kepala sekolah yang setiap bulan bertemu. Kemudian masalah-masalah apa yang ada disana nantinya akan diangkat dan di bicarakan dengan dinas dan kita sering memanggil mereka jika ada keluhan-keluhan”. (wawancara dilaksanakan pada Senin 28 Maret 2012).

Hasil wawancara dengan kepala SMP Negeri 3 Wonomulyo, Edy Iskandar

S.Pd mengatakan bahwa:

“...jadi komunikasi kita dengan dinas itu selalu berjalan, dari dinas juga selalu merespon masukan-masukan dari kita. Kalau ada sosialisasi di dinas itu saya juga sering ikut jadi kalau ada informasi penting kita selalu dapatkan. (wawancara dilaksanakan pada Senin 26 Maret 2012).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa komunikasi

antara pihak dinas dan pelaksana program dalam hal ini adalah sekolah

berjalan dengan baik. Dengan adanya perkumpulan kepala sekolah juga

sangat membantu komunikasi bukan hanya antara dinas dan sekolah tetapi

juga antara sekolah dengan sekolah lain. Komunikasi seperti ini tentu sangat

efektif dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah yang

ditemui dalam pelaksanaan program pendidikan gratis di kabupaten Polewali

Mandar.

Page 71: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

71

V.7. Kepemimpinan dan Pengambilan Keputusan

Kepemimpinan dan pengambilan keputusan dimaksudkan sebagai

proses pemilihan alternatif solusi pemecehan suatu masalah. Dalam

pengambilan keputusan masalah adalah sesuatu kondisi yang tidak sesuai

dengan yang diharapkan. Dalam program pendidikan gratis di kabupaten

Polewali Mandar pengambilan keputusan juga menjadi hal yang penting

guna mengahadapi dan menyelesaikan masalah yang mungkin di temui di

lapangan.

Hasil wawancara dengan Drs.Asnun kepala seksi pendidikan SMP

disdikpora Kabupaten Polewali Mandar yang mengatakan bahwa:

“...dalam hal pengambilan keputusan itu berada di sekolah sendiri. Jadi dalam MoU itu ada yang namanya konsultan. Jadi konsultan ini yang mengatur kegiatan pembangunan di sekolah seperti pembangunan gedung dan anggaran yang dibutuhkan”. (wawancara dilaksanakan pada Senin 28 Maret 2012).

Dari hasil wawancara tersebut diatas dapat diketahui bahwa proses

pengambilan keputusan berada pada sekolah itu sendiri. Dalam MoU yang

disepakati antara pemerintah dan pihak sekolah yang menerima bantuan,

sekolah harus memiliki konsultan untuk mengatur keperluan sekolah, baik

keperluan pembangunan fisik maupun penyediaan sarana dan prasarana

yang dibutuhkan oleh sekolah.

Selain proses pengambilan keputusan yang telah dikemukakan

sebelumnya, salah satu faktor yang juga tak kalah pentingnya dalam

pelaksanaan program, yaitu koordinasi yang baik antara para pelaksana

dalam proses pelaksanaan suatu program. Koordinasi pada dasarnya

merupakan salah satu aspek dari pengendalian yang sangat penting.

Koordinasi disini adalah suatu proses rangkaian kegiatan menghubungi,

Page 72: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

72

bertujuan untuk menyelaraskan tiap langkah dan kegiatan dalam suatu

kegiatan agar tercapai gerak yang tepat dalam mencapai sasaran dan

tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, selain sebagai suatu proses, koordinasi

itu dapat juga diartikan sebagai suatu pengatutran yang tertib dari

kumpulan/gabungan usaha untuk menciptaka kesatuan tindakan.

Hasil wawancara dengan Drs.Asnun kepala seksi pendidikan SMP

disdikpora kabupaten Polewali Mandar, mengatakan bahwa:

“...koordinasi antara dinas dengan sekolah tetap berjalan. Koordinasi ini terus kita lakukan agar tidak terjadi hal-hal yang berjalan di luar prosedur. Sekarang ini banyak organisasi yang konon ingin membantu rehab di sekolah. Namun kita selalu himbau kepada pihak sekolah agar organisasi-organisasi terlebih dahulu melapor ke dinas agar dapat menyalurkan bantuannya. Hal ini di lakukan untuk menghindari unsur-unsur kepentingan yang lain”. (wawancara dilaksanakan pada Senin 28 Maret 2012).

Dari wawancara tersebut di atas menyatakan bahwa koordinasi antara

dinas pendidikan dan pihak sekolah tetap berjalan. Hal ini dilakukan agar

hal-hal yang tidak diinginkan dalam program ini seperti adanya bantuan dari

organisasi sosial maupun politik yang menyalurkan bantuannya tanpa

melakukan konfirmasi terlebih dahulu kepada pihak dinas pendidikan. Untuk

itu dinas pendidikan terus melakukan koordinasi kepada pihak sekolah agar

program ini tetap berjalan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Selain kedua hal penting tersebut di atas, salah satu faktor yang juga

sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan suatu program yaitu proses

adaptasi. Hal ini memungkinkan suatu program dapat menyesuaikan diri

dalam menyikapi permasalahan maupun perubahan kondisi dalam

pelaksanan suatu program, baik kondisi internal maupun eksternal program.

Page 73: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

73

Hasil wawancara dengan Drs.Asnun kepala seksi pendidikan SMP

disdikpora kabupaten Polewali Mandar, mengatakan bahwa:

“...ketika ada masalah di lapangan, itulah pentingnya peran konsultan yang ada di setiap sekolah. Konsultan inilah yang nantinya akan membatu sekolah dalam memutuskan solusi apa yang diambil untuk kalau terjadi masalah. Misalnya kalau ada siswa yang benar-benar tidak mampu itu akan dipertimbangkan untuk bisa dibantu. Nah konsultan inilah yang akan memberikan gambaran bantuan seperti apa yang bisa diberikan”. (wawancara dilaksanakan pada Senin 28 Maret 2012). Dari hasil wawancara tersebut di atas menyatakan bahwa dalam

menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi oleh setiap sekolah dalam

program pendidikan gratis ini, menggunakan jasa konsultan yang dianggap

mampu membantu mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi sekolah.

Jadi dapat dikatakan bahwa setiap sekolah dalam proses

pengambilan keputusan, koordinasi, dan adaptasi terhadap perubahan

maupun permasalahan di lapangan, dilaksanakan dengan

mempertimbangan segala kemungkinan yang bisa terjadi. Dalam hal ini

sekolah sebagai implementator memegang peranan penting untuk

mensukseskan program pendidikan gratis ini, tentunya dengan dukungan

dari berbagai pihak. Pemerintah dalam hal Dinas pendidikan harus terus

memberikan arahan tentang program pendidikan gratis ini kepada sekolah-

sekolah serta terus memberikan informasi kepada seluruh lapisan

masyarakat dengan adanya program pendidikan gratis sedikitnya

masyarakat dapat terbantu, sehingga dengan mudah mendapatkan

pendidikan yang diwajibkan oleh Pemerintah.

Page 74: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

74

Tabel 5.5. Kesimpulan hasil wawancara dan Observasi

NO Kriteria Hasil wawancara dan observasi

1

Kesempatan yang seluas-luasnya kepada usia belajar guna mendapatkan pendidikan yang layak dan bermutu

Pemerintah melalui program pendidikan gratis ini, terus berusaha untuk mewadahi semua anak usia sekolah yang ada di kabupaten Polewali Mandar. Secara kuantitas setelah program pendidikan gratis dilaksanakan, terjadi peningkatan jumlah siswa. Hal ini menunjukkan bahwa program ini membuka kesempatan bagi usia belajar untuk bisa mengikuti proses beljar mengajar. Mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA. Pelaksanaan program pendidikan gratis ini cukup efektif meningkatkan minat besekolah masyarakat, hal ini bisa terlihat dari dari meningkatnya jumlah partisipasi belajar setelah program ini bergulir tiga tahun terakhir.

2

Mengurangi beban masyarakat peserta didik / orang tua peserta didik.

Dapat disimpulkan Program ini dirasa sangat membantu masyarakat utamanya dalam hal pembiayaan. Untuk biaya operasional sekolah seluruhnya ditanggung oleh pemerintah yang pembiayaannya berasal dari dana BOS. Sedangkan untuk biaya personal atau kebutuhan pribadi siswa tetap menjadi tanggungan orang tua. Di SMP Negeri 3 Wonomulyo sendiri, siswa merasa sangat terbantu karena biaya sekolah yang digratiskan. Namun masih sedikit merasa berat dengan kebutuhan lain seperti pakaian seragam, alat tulis, buku catatan dan keperluan lain. Bagi orang tua siswa yang berpenghasilan rendah tentu saja hal ini tetap masih dirasa membebani.

3

Penyusunan tujuan strategi

Sesuai dengan dengan UU No.5 tahun 2009, program pendidikan gratis di Kabupaten Polewali Mandar adalah untuk mengurangi beban masyarakat dalam hal pembiayayaan sekolah serta memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada usia belajar untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas dan bermutu. Adapun Sasaran dari program ini ialah siswa dari tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah

Page 75: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

75

Menengah Atas. Dimana semua hal yang menyangkut hal pembiayaan sekolah itu ditanggung oleh pemerintah kecuali keperluan pribadi dari siswa yang masih menjadi tanggungan orang tua masing-masing.

4

Pencarian dan pemanfaatan sumber daya

Dapat disimpulkan bahwa secara kuantitas tenaga pengajar dari program pendidikan gratis di SMP Negeri 3 Wonomulyo sudah memadai. Kemudian dari aspek kualitas tenaga pengajar yang merupakan salah satu hal yang mendukung dalam pogram ini juga terus ditingkatkan melalui workshop serta pelatihan-pelatihan lainnya. Untuk sarana dan prasarana sekolah dirasakan juga cukup memadai utamanya untuk ruang belajar. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa dan calon siswa yang mendaftar di SMP Negeri 3 Wonomulyo seluruhnya dapat tertampung.

5

Lingkungan kerja

Dapat disimpulkan program pendidikan gratis di Kabupaten Polewali Mandar berjalan menggunakan prosedur yang memuat syarat-syarat yang harus dilaksanakan sebelum sekolah-sekolah mendapatkan bantuan pembangunan maupun bantuan sarana dan prasarana. Pihak sekolah diberikan kewenangan untuk mengatur semua kebutuhan serta anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan sekolah. Semua kebutuhan tersebut disusun dalam sebuah RKA yang nantinya akan diserahkan kepada pemerintah untuk selanjutnya diberikan bantuan langsung kepada sekolah yang bersangkutan.

6

Proses komunikasi

Dapat disimpulkan bahwa komunikasi antara pihak dinas dan pelaksana program dalam hal ini adalah sekolah berjalan dengan baik. Dengan adanya perkumpulan kepala sekolah juga sangat membantu komunikasi bukan hanya antara dinas dan sekolah tetapi juga antara sekolah dengan sekolah lain. Komunikasi seperti ini tentu sangat efektif dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah yang ditemui dalam

Page 76: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

76

pelaksanaan program pendidikan gratis di kabupaten Polewali Mandar.

7

Kepemimpinan dan pengambilan keputusan

Dapat disimpulkan bahwa proses pengambilan keputusan berada pada sekolah itu sendiri. Dalam MoU yang disepakati antara pemerintah dan pihak sekolah yang menerima bantuan, sekolah harus memiliki konsultan untuk mengatur keperluan sekolah, baik keperluan pembangunan fisik maupun penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh sekolah. Proses koordinasi antara dinas pendidikan dan pihak sekolah tetap berjalan dengan baik. Hal ini dilakukan agar hal-hal yang tidak diinginkan dalam program ini seperti adanya bantuan dari organisasi sosial maupun politik yang menyalurkan bantuannya tanpa melakukan konfirmasi terlebih dahulu kepada pihak dinas pendidikan. Untuk itu dinas pendidikan terus melakukan koordinasi kepada pihak sekolah agar program ini tetap berjalan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Page 77: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

77

BAB VI

PENUTUP

VI.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diikemukakan pada bab

sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa :

1. Program pendidikan gratis yang dilaksanakan di Kabupaten Polewali

Mandar yang bertujuan Memberi kesempatan yang seluas-luasnya

kepada usia belajar guna mendapatkan pendidikan yang layak dan

bermutu telah berjalan dengan efektif. Hal ini dapat dilihat dari angka

partisipasi belajar mengalami peningkatan yang cukup signifikan setelah

program ini direalisasikan. Meningkatnya jumlah siswa berimplikasi

terhadap daya tampung siswa di setiap sekolah. Dalam menyukseskan

program ini pemerintah telah melakukan upaya keras dengan

mengucurkan berbagai bantuan langsung, baik berupa pembangunan

fisik gedung sekolah maupun anggaran. Di SMP Negeri 3 Wonomulyo

sebagai lokasi penelitian, program pendidikan gratis ini juga telah

berjalan efektif, hal ini terbukti dengan jumlah calon siswa yang

mendaftarkan diri sekolah ini dalam kurun waktu tiga tahun terakhir dapat

diterima seluruhnya dengan dukungan ruang kelas yang memadai serta

sarana dan prasarana penunjang lainnya.

2. Dalam hal mengurangi beban masyarakat, pemerintah melalui program

pendidikan gratis ini telah mengucurkan anggaran yang besar guna

biaya-biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional sekolah di

kabupaten Polewali Mandar. Dengan jumlah anggaran yang besar

Page 78: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

78

tersebut, kemudian digunakan untuk pembangunan gedung sekolah,

renovasi, pengadaan ruang kelas baru, pengadaan fasilitas belajar

mengajar, pengadaan buku teks pelajaran serta menggratiskan biaya

sekolah siswa. Di SMP Negeri 3 Wonomulyo sendiri, biaya-biaya yang

menyangkut kebutuhan siswa seperti biaya pendaftaran, biaya ujian

sekolah, ujian umum, biaya pengayaan, ekstrakurikuler, kegiatan

kesiswaan dan sebagainya telah digratiskan sepenuhnya. Jadi dapat

dikatakan bahwa program pendidikan gratis ini telah berjalan dengan

efektif dan telah mencapai tujuannya dalam hal mengurangi beban

masyarakat khususnya di SMP Negeri 3 Wonomulyo kabupaten Polewali

Mandar.

VI.2. Saran

1. Program pendidikan gratis ini merupakan program yang menjadi impian

masyarakat selama ini yang mendambakan pendidikan murah dan

berkualitas. Untuk itu pemerintah harus lebih proaktif dalam menciptakan

kebijakan-kebijakan yang benar-benar dapat memberikan kesejahteraan

kepada masyakat. Melalui program-program seperti ini masyarakat akan

tersadar akan pentingnya pendidikan, melalui program seperti ini pula

minat bejalar masyarakat akan semakin meningkat yang diharapkan akan

membawa perubahan besar khususnya untuk masyarakat di kabupaten

Polewali Mandar

2. Melihat kondisi ekonomi sebahagian besar masyarakat kita yang berada

di bawah garis kemiskinan memaksa mereka untuk mengubur impian

memperoleh pendidikan yang layak. Untuk itu melalui program

pendidikan gratis ini, diharapkan beban masyarakat dalam hal

Page 79: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

79

pembiayaan pendidikan akan semakin berkurang. Begitu juga di

kabupaten Polewali Mandar pada umumnya masyarakat menyambut

antusias pendidikan gratis ini, dan khususnya di SMP Negeri 3

Wonomulyo diharapkan agar program ini tetap berlanjut karena

dianggap sangat membantu orang tua siswa dalam hal pembiayaan.

Untuk itu pemerintah harus memperhatikan kelanjutan program

pendidikan gratis ini.

Page 80: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

80

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku

Hadari, Nawawi,2007, Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajahmada University

Press: Yogyakarta. Martani & Lubis. 1987. Teori organisasi. Ghalia Indonesia: Bandung

Moenir H.A.S. 2010. Manajemen Pelayanan umum di Indonesia:.PT. Bumi

Aksara: Jakarta. Siagian. Sondang. P. 2006. Manajemen Modern. Gunung Agung: Jakarta.

Siagian. Sondang. P. 1997. Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku administrasi. CV.Haji Mas Agung: Jakarta.

Steers, Ricard M. 1986. Efektivitas Organisasi. Erlangga: Jakarta Mudyahardjo Redja. 2001. Pengantar Pendidikan. PT. Raja Grafindo: Jakarta.

Moleong, Lexi J. 2001. Metode Penelitian Administrasi. PT.Remaja Rodakarya: Bandung

Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Alfabeta. Bandung Tayibnapis. 2000. Evaluasi Program. PT. Rineka Cipta: Jakarta

Tjokroamidjojo, Bintoro. 1995. Perencanaan pembangunan: CVHaji mas agung.

Jakarta

Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional

Peraturan Daerah Kabupaten Polewali Mandar Nomor 5 Tahun 2009 Tentang

Pendidikan Gratis

Lain-lain

Ansory Faslah. http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/12/isu-pembiayaan-

pendidikan-pendidikan-gratis: Diakses 26/Feb/2012

Page 81: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

81

Pariata westra. http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/pdf?sequence:

Diakses 21/Feb/2012

Saifuddin Anshari. http://carapedia.com/pengertian_defenisi_program_ info2048.

html: Diakses 21/Feb/2012

Shindhunanta. http://carapedia.com/pengertian_defenisi_program_info2048.html:

Diakses 21/Feb/2012

Tofler. http://irfan.student.umm.ac.id/2010/02/04/konsep-unsur-dan-sistem-

pendidikan/: Diakses 26/Feb/2012

http://tarman-revolusimahasiswa.blogspot.com/2011/04/pendidikan-gratis.html:

Diakses 18/Feb/2012

Page 82: BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakangrepository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1849/BAB%20I-VI.pdf · sebagai biaya operasional sekolah (BOS) saja, yang juga sebagai salah

82

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : La Ode Abdul Haadiy Qayyum

NIM : E211 08 009

Tempat, Tanggal Lahir : Bumiayu, 05 Maret 1990

Agama : Islam

Alamat di Makassar : JL.Tidung IV STP.4 No.68

Alamat di Daerah : JL. Tomaja Sidodadi Wonomulyo Polmas

Nama Oang Tua

Ayah : La Ode Sahidu, S.Pd

Ibu : Nurlia C, S.pd

Status Dalam Keluarga : Anak ke-dua dari dua bersaudara.

Riwayat Pendidikan Formal :

SDN Inpres 045 Sidodadi (1996-2002)

SMPN 5 Wonomulyo (2002-2005)

SMAN 1 Polewali (2005-2008)

Jurusan Ilmu Administrasi FISIPOL UNHAS (2008-2012)

Pengalaman Organisasi :

Dept. Diklat dan Kaderisasi HUMANIS FISIP UNHAS (2009-2010)

Dept. Diklat dan Kaderisasi HUMANIS FISIP UNHAS (2010-2011)

Koord. Lapangan “Birokrasi (Bina Orientasi Kader Mahasiswa Administrasi)”

HUMANIS FISIP UNHAS (2010-2011)

Ketua Panitia Pelaksana Administration Fair (HUMANIORA 2010) HUMANIS

FISIP UNHAS (2010-2011)