BAB I PENDAHULUAN I.1 GAMBARAN UMUM DINAS TENAGA …
Transcript of BAB I PENDAHULUAN I.1 GAMBARAN UMUM DINAS TENAGA …
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 GAMBARAN UMUM DINAS TENAGA KERJA DAN
PERINDUSTRIAN KOTA PADANG
Berpedoman Peraturan Walikota Padang No. 73 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, Tata
Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Padang.
Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota
Padang pasal 2 Bagian Kedudukan dan Susunan Organisasi Dinas
merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang tenaga
kerja dan perindustrian. Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian
Kota Padang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di
bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris
Daerah. Adapun tujuan dibentuknya Dinas Tenaga Kerja dan
Perindustrian adalahuntuk Meningkatnya kesejahteraan
masyarakat dengan indikator meningkatnya pendapatan
perkapita, Berkembangnya usaha perdagangan dan industri
dengan indikator persentase kontribusi sektor perdagangan dan
perindustrian, Meningkatnya penyediaan lapangan kerja dan
usaha dengan indikator menurunnya angka pengangguran
terbuka,
I.2 ASPEK STRATEGIS DINAS TENAGA KERJA DAN
PERINDUSTRIAN KOTA PADANG
Dikaitkan dengan RPJMD Kota Padang 2014 – 2019 untuk
mewujudkan visi Kota Padang sebagai Kota Pendidikan,
Perdagangan dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan
Berbudaya” tentunya harus didukung oleh berbagai sektor,
beberapa diantaranya adalah sektor tenaga kerja dan
perindustrian. Oleh sebab itu Dinas Tenaga Kerja dan
2
Perindustrian Kota Padang untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan pengembangan ekonomi kerakyatan, memiliki
beban berat mencapai program unggulan Walikota dan Wakil
Walikota Padang yang ke-8 yaitu harus turut mendorong
pertumbuhan ekonomi, mencetak 10.000 wirausahawan baru dan
pengembangan ekonomi kreatif, UMKM serta pemberdayaan
masyarakat petani dan nelayan.
Untuk mencapai program unggulan ke-8 ada beberapa hal
yang harus menjadi perhatian penuh Dinas Tenaga Kerja dan
Perindustrian Kota Padang diantaranya:
1. Pembinaan terhadap pencari kerja harus dapat mendorong
tumbuhnya wirausaha baru yang handal dan mumpuni.
2. Pemberdayaan terhadap masyarakat petani dan nelayan
(tenaga kerja setengah pengangguran) agar penghasilan yang
mereka dapatkan bertambah.
3. Mengembangkan industri kreatif serta meningkatkan potensi
UMKM melalui pembinaan berkelanjutan, fasilitasi kemitraan,
fasilitasi peningkatan mutu produk dan promosi untuk
mendukung Kota Padang sebagai kota perdagangan dan
pariwisata.
4. Memfasiltasi kemitraan usaha antara industri besar,
menengah dan kecil melalui program CSR dan program
lainnya.
I.3 TUGAS POKOK, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI
Sesuai dengan Peraturan Walikota Padang Nomor 73 Tahun
2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan
Tata Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian tugas pokok dan
fungsi dinas antara lain :
3
Tugas Pokok Dinas:
Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Padang
mempunyai tugas Membantu Walikota melaksanakan urusan
pemerintahan bidang tenaga kerja dan bidang perindustrian dan
tugas pembantuan yang diberikan kepada daerah
Fungsi Dinas:
Dalam melaksanakan tugas pokok, Dinas Tenaga Kerja dan
Perindustrian Kota Padang mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Perumusan kebijakan bidang tenaga kerja dan bidang
perindustrian;
2. Pelaksanaan kebijakan bidang tenaga kerja dan bidang
perindustrian;
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang tenaga kerja dan
bidang perindustrian;
4. Pelaksanaan administrasi dinas bidang tenaga kerja dan bidang
perindustrian; dan
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait
dengan tugas dan fungsinya.
Tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja dan
Perindustrian Kota Padang tersebut dijabarkan melalui tugas pokok
dan fungsi Kepala Dinas, Sekretariat dan bidang-bidang yang ada.
Susunan Organisasi Dinas, terdiri atas:
a. Kepala dinas
b. Sekretariat, terdiri dari :
1. Sub bagian umum
2. Sub bagian keuangan
c. Bidang penempatan, pelatihan dan produktivitas, terdiri dari :
1. Seksi penempatan dan perluasan kesempatan kerja
2. Seksi pelatihan dan produktivitas kerja
3. Seksi informasi pasar kerja
4
d. Bidang hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja,
terdiri dari :
1. Seksi persyaratan kerja dan jaminan sosial tenaga kerja
2. Seksi penyelesaian perselisihan hubungan industrial
3. Seksi kelembagaan dan kerjasama hubungan industrial
e. Bidang perindustrian, terdiri dari :
1. Seksi bina usaha industri
2. Seksi sarana dan prasarana industri
3. Seksi kerjasama dan pengembangan industri
f. Unit pelaksana teknis dinas ; dan
g. Kelompok jabatan fungsional
5
I.4 PERMASALAHAN UTAMA (STRATEGIC ISSUED)
A. ISU-ISU STRATEGIS
Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan perindustrian
perdagangan pertambangan dan energi Kota Padang serta hasil
telaahan Kementrian Lembaga, Dinas Perindag Propinsi Sumatera
Barat dan Dinas ESDM Propinsi Sumatera Barat dapat ditentukan
beberapa isu strategis terkait dengan tugas pokok dan fungsi dari
Dinas Perindustrian Perdagangan Pertambangan dan Energi Kota
Padang antara lain:
Isu Startegis Terkait Sektor Tenaga Kerja:
1. Bidang Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja
Isu strategis pada perusahaan Outs Ourching perusahaan penyedia
Jasa pekerja buruh dan perusahaan pemborongan pekerjaan :
a. Hak-hak normatif pekerja yang tidak dibayar sesuai dengan
aturan perundangan yang berlaku.
b. Tidak adanya kepastian hukum terhadap jaminan perlindungan
terhadap tenaga kerja.
c. Tuntutan pekerja karena adanya pemotongan gaji terhadap
pekerja.
d. Tidak adanya perlindungan terhadap tenaga kerja apabila masa
berlanjut.
2. Bidang Penempatan pelatihan dan Produktifitas Tenaga
Kerja
a. Penempatan Tenaga Kerja.
b. Pengangguran terbuka.
c. Bonus Demografi.
d. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
e. Tenaga Kerja Asing (TKA ).
3. Isu Strategis Terkait Sektor Perindustrian
6
Belum terwujudnya daya saing industri kecil menengah di Kota
Padang.
Belum terwujudnya daya saing produk industri Kota Padang
dapat dilihat dari belum banyaknya produk industri yang
menembus pasar luar negeri baik itu ASEAN maupun
Internasional. Malahan untuk produk dalam negeri pun, produk
kita masih belum memiliki daya saing. Hal tersebut dikarenakan
produk yang kita hasilkan masih belum mampu menghasilkan
produk yang berkualitas baik dan berdaya saing tinggi terutama
produk pangan, kerajinan rotan, kerajinan kulit dan tas, sulaman
dan border dan lainnya.
Jika kita lihat berdasarkan skala industri, Kota Padang
didominasi oleh industri kecil dan rumah tangga, sehingga belum
mampu memenuhi permintaan dalam jumlah banyak.Disamping
itu belum berkembangnya diversifikasi produk dan desain produk
industri kerajinan mengakibatkan produk yang dibuat terkesan itu
ke itu saja dan hal tersebut turut melemahkan daya saing produk
industri.
Disisi lain industri menengah dan besar banyak yang belum
mampu memenuhi ketentuan tentang pelaksanaan industri yang
berawawasan lingkungan (industri hijau) yang meliputi pemilihan
bahan baku , bahan penolong dan energi, proses produksi,
manajemen pengusahaan dan pengelolaan limbah yang
berawawasan lingkungan. Padahal setiap industri wajib
melaksanakan kegiatan produksi yang ramah terhadap lingkungan.
4. Tantangan dan peluang globalisasi perdagangan (MEA 2015
dan Pasar bebas 2020)
Belum siapnya pelaku usaha dalam menghadapi perjanjian –
perjanjian ekonomi regional dan internasional seperti MEA 2015,
Pasar Bebas 2020 yang akan segera diberlakukan dikarenakan
7
masih minimnya informasi tentang potensi pasar serta tata cara
pemasaran produk keluar negeri. Disisi lain slogan Gerakan Cinta
Produk Indonesia harus terus digerakkan untuk membendung
tantangan yang akan dihadapi.
5. Dominasi skala usaha kecil dalam ekonomi kerakyatan
Masih banyaknya usaha-usaha ekonomi baik dari sektor
industri maupun perdagangan yang bersifat padat karya yang
membutuhkan banyak orang dalam proses produksinya sehingga
untuk produk-produk tertentu mengurangi daya saing produk yang
dihasilkan. Disisi lain dominasi skala usaha kecil dalam ekonomi
kerakyatan ini mampu menyerap banyak tenaga kerja. Oleh sebab
itu perlu adanya ide yang brilian untuk menjadikan dominasi ini
menjadi kekuatan bagi Kota Padang tentunya dengan
meningkatkan kegiatan usaha industri maupun perdagangan yang
berbasiskan sumber daya lokal yang kreatif dan inovatif sehingga
kita dapat bertahan dengan ekonomi kerakyatan ini.
8
B. PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Adapun permasalahan yang dihadapi berdasarkan tugas
pokok dan fungsi pelayanan Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian
Kota Padang pada sektor Tenaga Kerja dan Perindustrianantara
lain:
- Sektor Tenaga Kerja yaitu:
1. Belum adanya koordinasi yang integratif antara SKPD/lembaga
dan swasta yang melaksanakan pelatihan dengan Dinas Tenaga
Kerja.
2. Lapangan pekerjaan/kesempatan kerja yang terbatas.
3. Tingginya jumlah pengangguran.
4. Akses Informasi lapangan kerja sulit.
5. Rendahnya kualitas angkatan kerja/ rendahnya ketrampilan/
skill tenaga kerja.
6. Masih banyaknya angkatan kerja yang belum memandang
pelatihan ketrampilan kerja sebagai kebutuhan.
7. Masih terbatasnya kesempatan kerja berdasarkan gender.
8. Masih terbatasnya kesempatan kerja bagi kaum penyandang
disabilitas, pemuda dan lansia.
9. Masih rendahnya gaji yang dibayarkan oleh perusahaan kepada
pekerja.
10. Lapangan kerja yang tersedia tidak sesuai pendidikan dan
kompetensi yang dimiliki oleh pencari kerja.
11. Penganggur atau pencari kerja kurang memiliki kreativitas dan
inovasi-inovasi.
12. Belum memiliki gedung atau Tempat Uji Kompetensi (TUK) dan
instruktur pelatihan yang memiliki kompetensi khusus.
13. Banyaknya kesempatan kerja di dalam dan di luar negeri yang
tidak bisa diisi oleh Tenaga Kerja Indonesia akibat
ketidaksesuaian kompetensi dan masih rendahnya kesempatan
dan perluasan kerja yang disiapkan bagi pencari kerja.
9
14. Rendahnya motivasi Tenaga Kerja kota Padang untuk bekerja
diluar propinsi Sumatera Barat.
15. Faktor eksternal dan internal lainnya yang turut memberikan
kontribusi terhadap permasalahan ketenagakerjaan : kurangnya
arus masuk modal asing yang sifatnya padat karya, lemahnya
iklim investasi dalam menghadapi global, berbagai prilaku
birokrasi dan regulasi yang tidak kondusif bagipengembangan
usaha sehingga tidak mendukung penciptaan lapangan kerja
baru, rendahnya pendidikan dan produktivitas tenaga kerja,
tekanan kenaikan upah bagi beberapa perusahaan yang belum
stabil.
16. Belum adanya Dokumen Perencanaan Tenaga Kerja untuk
Penyediaan Tenaga Kerja sebagai pelaksana dan pengelola
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI), serta persiapan diberlakukannya Asean Free
Trade Area (AFTA)/ Asean Economic Community (AEC) tahun
2015.
17. Besarnya pengganggur terbuka dan setengah pengangguran.
18. Kurangnya ketrampilan, pemogokan, kecelakaan kerja,
kesejerahteraan dan permasalahan ketenagakerjaan lainnya.
19. Optimalisasi koordinasi antara institusi perencana dengan
pemegang otoritas penganggaran, untuk menjaga konsistensi
antara perencanaan dan penganggaran, sehingga program dan
kegiatan yang telah direncanakan tidak tereduksi di dalam
proses penganggaran.
20. Masih kurangnya SDM yang memiliki skill dan kompetensi
sesuai dengan tugas dan kewajiban utamanya.
21. Belum terkelolanya sumber data dan informasi yang mendukung
proses pembinaan dan pelayanan sehingga sumber data masih
minim.
10
22. Belum tersusunnya standar kinerja yang terukur bagi setiap
jabatan struktural maupun fungsional serta pelaksana di
lingkungan Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Padang
23. Belum optimalnya alokasi anggaran untuk pengembangan SDM
dan Pelaksanaan program kegiatan sesuai TUPOKSI.
24. Pemahaman pelaku usaha khususnya pemberi kerja tentang
kewajiban melaporkan lowongan kerja masih rendah.
25. Kurangnya investasi yang menggerakan perekonomian untuk
membuka lapangan usaha dan lapangan kerja baru.
26. Sistem yang dikembangkan oleh pemerintah pusat mengenai
pendataan pencari kerja masih belum sempurna.
27. Keterbatasan dana pendukung dalam pelaksanaan program dan
kegiatandari tahun ketahun tidak dapat diatasi karena
banyaknya pengangguran ,sulitnya lapangan pekerjaan, dan
tidak sesuai dengan angka tenaga kerja yang bertambah.
28. Belum memadainya anggaran pelatihan keterampilan kerja pada
Dinas Nakerin Kota Padang.
29. Masih banyaknya perusahaan yang tidak mau membayarkan
Upah Minimum Provinsi (UMP) tahun 2019 yaitu Rp.
2.289.228,00 (dua juta dua ratus delapan puluh sembilan
ribudua ratus dua puluh delapan rupiah ).
Sektor Perindustrian yaitu:
1. Terbatasnya kesempatan aparatur untuk mengikuti pendidikan
teknis industri
2. Perindustrian masih bergantung pada bahan baku, bahan
penolong, barang setengah jadi dan komponen dari luar daerah.
3. Struktur industri masih didominasi industri skala kecil yang
mengolah produk berbasiskan bahan baku lokal dan
menggunakan teknologi sederhana.
4. Masih lemahnya peranan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
dalam sektor perekonomian.
11
5. Masih rendahnya kualitas dan daya saing produk IKM yang
dihasilkan.
6. Masih terbatasnya akses industri kecil pada sumber bahan baku,
permodalan, teknologi dan pasar.
7. Belum optimalnya pembinaan, pengawasan dan monitoring
secara berkelanjutan terhadap pelaku usaha industri
dikarenakan kurangnya personil di bidang industri.
I.5 SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika Penulisan Lakip Terdiri atas :
Bab I Pendahuluan
Gambaran Umum organisasi
Aspek Stratejik organisasi
Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi
Permasalahan Utama (Strategic Issued)
Bab II Perencanaan Kinerja
Pernyataan Visi dan Misi
Tujuan/Sasaran Stratejik
Strategi Pencapaian Tujuan/Sasaran Stratejik
Rencana Stratejik 2019
Rencana Kinerja 2019
Bab III Akuntabilitas Kinerja 2019
- Capaian Kinerja tahun 2019
- Realisasi Anggaran Tahun 2019
Bab IV Penutup
Lampiran
12
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1 KINERJA PELAYANAN
Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian merupakan
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) baru bentukan tahun 2017,
merupakan Pemecahan dari Dinas Perindustrian Perdagangan
Pertambangan dan Energi (Perindagtamben) dan Dinas Sosial
dan Tenaga Kerja.Dimana salah satu Bidang di Perindagtamben
yaitu Bidang Perindustrian bergabung dengan Bidang Hubungan
Industrial dan Bidang Penempatan, Pelatihan dan Peningkatan
Produktivitas menjadi Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian.
Untuk dapat terlaksananya sasaran, program dan kegitana pada
Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Padang, maka
dituangkan dalam Perjanjian Kinerja Kepala Dinas Tenaga Kerja
dan Perindustrian Kota Padang, sebagai berikut :
No.
Sasaran Stategis
Indikator Kinerja
Target
(1) (2) (3) (4)
1. Menurunkan Angka Pengangguran Terbuka
Persentase Angka Pengangguran Terbuka
11.2 %
2. Terwujudnya Hubungan
Industrial yang Harmonis
Persentase Penurunan
Pengaduan Perselisihan 29 %
3. Meningkatnya Kualitas Produk
IKM
Jumlah Produk IKM yang
berkualitas 35%
2.2 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
Rencana Strategis (Strategic Plan) adalah rencana langkah demi
langkah yang setelah lengkap pada akhirnya akan membawa institusi
mencapai tujuan akhir sesuai dengantujuan yang tersirat dalam
pernyataan Visi dan Misi. Sehingga untuk mencapai tujuan akhir
tersebut Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Padang harus
menganalisa empat faktor yaitu kekuatan (Stengths), peluang
13
(Opportunities), kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats) yang
dihadapi melalui sektor Tenaga Kerja dan industri. Untuk menganalisa
keempat faktor tersebut dibutuhkan Analisa SWOT.
Analisis SWOT adalah indikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi organisasi.Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Stengths) dan peluang
(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Dan Analisa SWOT
dibutuhkan untuk menentukan strategi maupun kebijakan yang akan
dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Padang.
Hal tersebut harus disesuaikan dengan kondisi sektor tenaga kerja dan
industri Kota Padang sendiri.
2.2.1 Analisa SWOT Sektor Tenaga Kerja
Analisa kekuatan (Stengths), peluang (Opportunities), kelemahan
(Weaknesses) dan ancaman (Threats) Sektor Tenaga Kerja Kota Padang
antara lain:
- Kekuatan (Stengths)
1. Potensi Pemanfaatan Teknologi tepat guna bagi kelompok
dampingan dengan adanya dana dari kementrian tenaga kerja
untuk pengentasan kemisikinan melalui proyek padat karya,
teknologi tepat guna.
2. Adanya jabatan fungsional untuk pengawasan dan pengantar kerja.
3. Mendapatkan penghargaan sistim manajemen mutu dalam
pelayanan kartu pencari kerja dengan sertifikat ISO 9001/2015.
4. Peralatan yang dimiliki dapat menunjang pelaksanaan kegiatan dan
pencapaian tujuan.
5. Dalam pelayanan untuk pencari kerja telah mempergunakan bursa
kerja online / BKOL.
6. Pelayanan kartu pencari kerja sudah dilengkapi dengan saran dan
prasarana seperti komputer, AC, Nomor Antrian dan lain-lain yang
memenuhi standar pelayanan nasional.
14
Kelemahan (Weaknesses)
1. Kurangnya kemampuan SDM dalam mengoptimalkan penggunaan
sarana dan prasarana khususnya yang berhubungan dengan
teknologi.
2. Pemahaman pelaku usaha khususnya pemberi kerja tentang
kewajiban melaporkan lowongan kerja masih rendah.
3. Kurangnya investasi yang menggerakan perekonomian untuk
membuka lapangan usaha dan lapangan kerja baru.
4. Sistem yang dikembangkan oleh pemerintah pusat mengenai
pendataan pencari kerja masih belum sempurna.
5. Belum meningkatnya profesionalisme aparatur dan masih
rendahnya produktivitas dan peran serta masyarakat dalam
pembangunan.
6. Penyebaran penduduk dan pembangunan infrastruktur yang
kurang merata.
7. Pelaku usaha khususnya pemberi kerja tentang kewajiban
melaporkan lowongan kerja masih rendah.
8. Kurangnya investasi yang menggerakan perekonomian untuk
membuka lapangan usaha dan lapangan kerja baru
9. Sistem yang dikembangkan oleh pemerintah pusat mengenai
pendataan pencari kerja masih belum sempurna.
10. Melemahnya nilai-nilai kesetiakawanan sosial, karakter bangsa dan
jati diri bangsa.
Peluang (Opportunities)
1. Tumbuh kembangnya industri kecil sebagai alternative lapangan
pekerjaan.
2. Terbukanya Akses Jaringan Internet untuk media penyebarluasan
informasi lapangan kerja.
3. Terbukanya peluang kerja sama dalam penempatan tenaga kerja
keluar daerah dan luar negeri.
15
4. Mengikut sertakan serta staf yang masih muda yang memiliki
kompetensi dibidang pemanfaatan teknologi dan bidang teknis
ketenagakerjaan.
5. Tekad dan semangat seluruh komponen masyarakat untuk
membangun Kota Padang.
6. Sumber daya alam yang cukup besar dan belum dimanfaatkan
secara optimal.
Ancaman (Threats)
1. Akses untuk mendapatkan Modal bagi peserta yang telah dilatih
dari lembaga keuangan sulit didapat karena IKM tidak memiliki
kelengkapan persyaratan.
2. SDM belum optimal dalam penempatan sesuai dengan latar
belakang ilmu pengetahuannya.
3. Persaingan yang ketat dalam mendapatkan program dari dan
Kementerian Tenaga Kerja.
4. Lansia bekerja masih cukup besar terutama di desa/kelurahan
bekerja di sektor informal dan tidak punya jaminan kesehatan, hari
tua dan pensiun.
5. Alokasi pendanaan dan cakupan bagi layanan sosial lansia sangat
terbatas.
6. Belum ada standar pelayanan yang baku tentang sarana dan
prasarana serta fasilitas pelayanan lansia.
7. Potensi koordinasi peranan pusat, daerah, swasta belum optimal.
8. Sesuai UU dan konvensi internasional, paradigma penanganan
disabilitas harus bergeser dari pendekatan berdasarkan karikatis
kepada pendekatan yang mengedepankan pemenuhan hak
penyandang disabilitas, namun belum semua sektor memahami.
2.2.2 Analisa SWOT Sektor Industri
Analisa kekuatan (Stengths), peluang (Opportunities), kelemahan
(Weaknesses) dan ancaman (Threats) Sektor Industri Kota Padang
antara lain:
16
Kekuatan(Stengths)
1. Besarnya potensi industri skala rumah tangga dan kecil.
2. Telah terbentuknya asosiasi organisasi usaha IKM berdasarkan
komoditi.
3. Terbentuknya struktur organisasi dinas sebagai Pembina Industri.
4. Adanya event-event promosi dan temu usaha bagi IKM dari Dinas
Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Padang.
5. Tersedianya database industri Kota Padang.
6. Pemerintah Kota Padang konsisten mengembangkan UMKM Kota
Padang tentunya termasuk UMKM yang berasal dari sektor industri.
Kelemahan(Weaknesses)
1. Rendahnya jiwa kewirausahaan pelaku usaha, penguasaan
teknologi produksi, orientasi pada mutu serta daya inovasi serta
kegiatan usaha industri yang berbasis sumber daya lokal.
2. Masih belum adanya kawasan industri yang benar-benar mumpuni
di Kota Padang.
3. Masih terbatasnya kemampuan mengakses pasar serta institusi
pemasaran di Kota Padang.
4. Belum terwujudnya komitmen, konsistensi kebijakan dan
keterpaduan berbagai pihak dalam pengembangan IKM.
5. Kurangnya jumlah tenaga ahli dibidang industri karena terbatasnya
kesempatan untuk mendapatkan pendidikan teknis fungsional
6. Struktur industri belum tertata secara baik.
Peluang(Opportunities)
1. Adanya visi, misi dan program unggulan Walikota Kota Padang yang
mendukung pengembangan UMKM.
2. Terbukanya peluang kerjasama dengan Perguruan Tinggi, Lembaga
Desain, Konsultan, Badan Riset dan Balai Pengujian.
17
3. Adanya kebijakan Pemerintah Pusat dan Provinsi yang konsisten
mendukung perkembangan industri didaerah termasuk Kota
Padang.
4. Sumatera Barat sebagai daerah tujuan wisata.
5. Pemberlakuan SNI secara wajib dan sukarela.
6. Kota Padang berada pada posisi strategis di Pesisir Barat Sumatera.
7. Tersedianya potensi produk pertanian, peternakan, perkebunan dan
kehutanan disekitar Kota Padang yang dapat mendukung
perkembangan industri Kota Padang.
8. Kesepakatan Masyarakat Ekonomi Asean 2015 dan Pasar Global
2020.
Ancaman (Threats)
1. Sebagian industri Kota Padang masih memiliki
ketergantungan yang besar terhadap bahan baku, bahan
penolong, barang setengah jadi dan komponen dari luar daerah.
2. Tingginya biaya faktor produksi produk IKM mengakibatkan
kurangnya daya saing produk IKM.
3. Masih adanya kecendrungan masyarakat menyukai produk luar
negeri.
Berikut Penekanan rencana strategi yang terkait langsung dengan
tupoksi Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Padang.
A. Sektor Ketenagakerjaan
Program Pembangunan Ketenagakerjaan
Pembangunan ketenagakerjaan tahun 2014-2019 diarahkan untuk:
1. Mendorong terciptanya kesempatan kerja yang baik (decent
work), yaitu lapangan kerja produktif serta adanya
perlindungan dan jaminan sosial yang memadai;
2. Mendorong terciptanya kesempatan kerja seluas-luasnya dan
merata dalam sektor-sektor pembangunan;
18
3. Meningkatkan kondisi dan mekanisme Hubungan Industrial
untuk mendorong kesempatan kerja;
4. Menyempurnakan peraturan-peraturan ketenagakerjaan dan
melaksanakan peraturan ketenagakerjaan pokok (utama),
sesuai hukum internasional;
5. Mengembangkan jaminan sosial dan pemberdayaan pekerja;
6. Meningkatkan kompetensi tenaga kerja dan produktivitas;
7. Menciptakan kesempatan kerja melalui program-program
pemerintah;
8. Menyempurnakan kebijakan migrasi dan pembangunan;
9. Mengembangkan kebijakan pendukung pasar kerja melalui
informasi pasar kerja.
Memasuki pembangunan tahun 2015-2019, pembangunan di
bidang ketenagakerjaan diperkirakan masih diwarnai
permasalahan, antara lain:
1. Tingginya tingkat pengangguran;
2. Rendahnya perluasan kesempatan kerja;
3. Rendahnya kompetensi dan produktivitas tenaga kerja;
4. Belum kondusifnya kondisi hubungan industrial.
Untuk melaksanakan pembangunan ketenagakerjaan di Indonesia
Kementerian Tenaga Kerja telah menyusun rencana strategi Tahun
2014 – 2019 dengan program dan kegiatan. Telaahan mengenai;
1. Program Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan
Produktivitas, melalui kegiatan:
a. Pelatihan Kewirausahaan;
b. Pengembangan Standardisasi Kompetensi Kerja danProgram
Pelatihan;
c. Peningkatan Kompetensi Instruktur dan Tenaga Kepelatihan;
d. Pengembangan dan Peningkatan Produktivitas;
19
e. Peningkatan Penyelenggaraan Pemagangan Dalam dan Luar
Negeri;
f. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan, Sarana dan
Pemberdayaan Kelembagaan Pelatihan dan Produktivitas;
g. Pengembangan Sistem dan Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi
Profesi;
h. Pengembangan dan Peningkatan Kompetensi Instruktur dan
Tenaga Kerja;
i. Pelaksanaan dan Peningkatan Produktivitas;
j. Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan Pengembangan
Program Pelatihan Bidang Industri;
k. Pengembangan dan Peningkatan Kompetensi Instruktur dan
Tenaga Kerja;
l. Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja Bidang Industri;
m. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas;
n. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Badan
Nasional Sertifikasi Profesi.
Program kegiatan ini bertujuan untuk peningkatan
kompetensi dan produktivitas tenaga kerja, untuk mencetak tenaga
kerja dan wirausaha baru yang berdaya saing. Untuk mendukung
program ini Dinas Tenaga Kerja dan PerindustrianKota Padang
dalam RENCANA STRATEGI 2014-2019 telah menyusun Program
Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja beserta
kegiatannya.
Indikator kinerja dari program ini adalah meningkatnya daya saing
dan produktivitas tenaga kerja, yang diukur melalui:
a. Jumlah standar kompetensi dan program pelatihan yang
disusun;
b. Jumlah lembaga pelatihan dan produktivitas yang
dikembangkan;
20
c. Jumlah peserta pemagangan dalam dan luar negeri;
d. Jumlah instruktur dan tenaga kepelatihan yang ditingkatkan
kompetensinya;
e. Jumlah tenaga kerja dan transmigran yang dilatih;
f. Jumlah lembaga/organisasi dan masyarakat yang ditingkatkan
produktivitasnya.
2.Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja dengan
kegiatan meliputi:
a. Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri;
b. Pembinaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia Luar Negeri;
c. Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja;
d. Peningkatan Pengembangan Pasar Kerja;
e. Peningkatan Pengendalian Penggunaan Tenaga Kerja Asing;
f. Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja;
g. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja.
Program kegiatan ini bertujuan untuk perluasan
penciptaan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja baik di
dalam maupun di luar negeri. Untuk mendukung program ini
Bidang PentalatasDinasTenaga Kerja dan Perindustrian Kota
Padang dalam rencana strategi 2014-2019 telah menyusun
Program Peningkatan Kesempatan Kerja beserta kegiatannya.
Indikator kinerja dari program ini adalah meningkatnya
penempatan dan perluasan kesempatan kerja melalui fasilitasi
pelayanan penempatan tenaga kerja, yang diukur melalui:
a. Jumlah penempatan tenaga kerja;
b. Jumlah lembaga pelayanan penempatan tenaga kerja yang
sesuai dengan standar pelayanan minimum.
21
3. Program Pengembangan Hubungan Industrial dan
Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Dengan kegiatan meliputi :
a. Penyempurnaan Peraturan Ketenagakerjaan;
b. Pengelolaan Kelembagaan dan Pemasyarakatan Hubungan
Industrial;
c. Konsolidasi Pelaksanaan Peningkatan Intensitas Pencegahan
PHK dan Penyelesaian Hubungan Industrial;
d. Konsolidasi Peningkatan Pelaksanaan Pengupahan dan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja Yang Lebih Baik;
e. Konsolidasi Pembinaan Syarat-Syarat Kerja Non Diskriminasi;
f. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya
Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan
Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Indikator kinerja Program Pengembangan Hubungan Industrial dan
Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah meningkatnya
pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja
melalui persyaratan kerja, kesejahteraan dan analisis diskriminasi,
pengupahan, penyelesaian perselisihan hubungan industrial, yang
diukur dari:
a. Jumlah tenaga kerja yang menjadi anggota Jamsostek;
b. Persentase kasus perselisihan hubungan industrial yang dapat
diselesaikan melalui mediator;
c. Jumlah Lembaga Kerjasama Bipartit yang terbentuk;
d. Jumlah Lembaga Kerjasama Tripartit yang dibentuk;
e. Jumlah Peraturan Perusahaan yang disahkan;
f. Jumlah Perjanjian Kerja Bersama yang didaftarkan.
Untuk mendukung program ini Bidang Ketenagakerjaan Dinas
Sosial dan Tenaga Kerja Kota Padang dalam RENCANA
22
STRATEGI2014-2019 telah menyusun Program Perlindungan dan
Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan beserta kegiatannya.
B. Sektor Perindustrian
Penekanan Sasaran Jangka Menengah Rencana strategi Kementrian
Perindustrian Republik Indonesia tahun 2014 – 2019yang terkait
dengan Kota Padang antara lain:
1. Meningkatnya investasi dan kegiatan pengolahan SDA di daerah
sehingga produk SDA tidak dijual dalam kondisi bahan mentah.
2. Semakin lengkap dan dalamnya pohon industri.
3. Meningkatnya penguatan pasar dalam negeri.
4. Kokohnya faktor – faktor penunjang pengembangan industri.
Penekanan Sasaran Jangka menengah Rencana strategiDinas
Perindag Propinsi Sumatera Barat yang terkait dengan Kota Padang
antara lain:
1. Meningkatnya konstribusi sektor industri dalam PDRB
2. Meningkatkan rantai nilai industri.
Berdasarkan telaahan dari Kementrian Perindustrian RI dan
Dinas Perindag Propinsi Sumatera Barat maka terdapat beberapa
faktor penghambat dan pendorong pelayanan Dinas Tenaga Kerja
dan Perindustrian Kota Padang antara lain:
Faktor Penghambat Sektor Perindustrian:
1. Terbatasnya kesempatan aparatur untuk mengikuti pendidikan
teknis industri.
2. Sulitnya mengubah kebiasaan pelaku usaha terutama industri
kecil rumah tangga.
3. Kurangnya koordinasi antar SKPD terkait dalam rangka
penyusunan dan pemetaaan sektor industri.
4. Masih ditemukan peredaran produk-produk impor illegal
dipasaran.
5. Masih lamanya waktu proses perizinan industri di Kota Padang.
23
Faktor pendorong sektor perindustrian:
1. Pelaku usaha industri didominasi usaha kecil yang memiliki
kemauan yang tinggi untuk dikembangkan.
2. Komitmen pemerintah Kota untuk memajukan UMKM.
3. Kota Padang memiliki potensi pelaku usaha dan tenaga ahli
yang mampu memproduksi produk hilir seperti CPO menjadi
minyak goreng, kakao menjadi olahan coklat, karet menjadi
crumb rubber dan produk tradisional lainnya.
4. Kota Padang merupakan pusat pendidikan yang mampu
melahirkan tenaga siap pakai disektor industri dan
perdagangan.
5. Kota Padang memiliki potensi industri pangan yang cukup besar
yang tersebar di seluruh kelurahan dan kecamatan.
6. Kota Padang memiliki potensi industri unggulan yang
merupakan warisan budaya lokal seperti sulaman, bordir dan
kerajinan rotan.
7. Kota Padang memiliki Pelabuhan Teluk Bayur dan dekat dengan
Bandara Internasional Minangkabau.
8. Kota Padang sebagai pusat kegiatan ekonomi dan pusat
perdagangan Sumatera Barat.
9. Telah tersedianya RTRW Kota Padang.
10. Karakter masyarakat sebagai pedagang.
11. Dengan dijadikannya Sumatera Barat sebagai daerah tujuan
wisata maka hal ini dapat menjadi peluang bagi berkembangnya
pariwisata dan ekonomi kreatif di Kota Padang sehingga secara
pasti akan meningkatkan perindustrian Kota Padang.
24
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Pengukuran Kinerjadigunakan sebagai dasar untuk menilai
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran
dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan
misi instansi pemerintah.
Pengukuran dimaksud merupakan suatu penilaian (asessment)
yang sistematika dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja
kegiatan yang berupa indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat dan
dampak.
Rencana kerja dituangkan dalam DPA,berupa program dan
kegiatan yang diharapkan dapat tercapai sesuai rencana dengan
assumsi tidak ada kendala/hambatan dilapangan nantinya.
Untuk lebih jelasnya perbandingan antara target dengan realisasi
pencapain akan dituangkan dalam tabel berikut ini :
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI TAHUN 2019
CAPAIAN KINERJA ORGANISASI BERDASARKAN PERJANJIAN
KINERJA TAHUN 2019
SASARAN 1 : MENURUNKAN ANGKA PENGANGGURAN TERBUKA
INDIKATOR : PERSENTASE ANGKA PENGANGGURAN TERBUKA
Tabel 3.1 Kinerja Sasaran Pertangungjawaban
No Indikator
Kinerja
Tahun 2018 Tahun 2019
Target
%
Realisasi
%
%
Capaian
Target
%
Realisas
i %
%
capaian
1 Angka
Penganggu
ran
Terbuka
11.8 9.40
125.5% 11.2 8.76 127.27%
25
Persentase Angka Pengangguran Terbuka = Jumlah
Pengangguran : Jumlah Penduduk Usia Kerja X 100%
Kota Padang menghadapi persoalan pengangguran yang cukup
pelik, berdasarkan data Satkernas Agustus 2018, tingkat
pengangguran terbuka pada tahun 2018 sebesar 39.844 orang atau
9.18 % (Hasil Proyeksi) dan pada Satkernas Agustus 2019 turun
menjadi 8.76% kemudian SLTA di Kota Padang yang telah
menghasilkan lulusan lebih dari10.000 orang setiap tahunnya
menjadi permasalahan yang baru bagi dunia ketenagakerjaan
khususnya penyiapan kompetensi calon tenaga kerja untuk
kebutuhan pasar kerja. Namun karena jumlah peluang kerja di
dunia industri sangat terbatassementara jumlah pencari kerja terus
bertambah setiap tahunnya sehingga menimbulkan stagnasi untuk
penyerapan tenaga kerja, maka Pemerintah Kota Padang dalam
rangka Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja ini
melakukan kegiatan yang terkait dengan peningkatan kualitas dan
kompetensi tenaga kerja, guna mengantisipasi hal tersebut maka
Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Padang memberikan
pelatihan kewirausahaan yang menambah keterampilan peserta
untuk berusaha.
Berdasarkan data pada Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian,
Jumlah Pencari Kerja terdaftar Kota Padang pada Tahun 2018
sebanyak13.506 Orang sebagian besar adalah tamatan SLTA dan
Sarjana yaitu laki – laki 6.094 orang perempuan 7.412 orang sementara
yang bisa disalurkan hanya 1.172 orang yaitu laki – laki 498 orang dan
perempuan 674 orang.
Kota Padang juga menghadapi persoalan pengangguran yang
cukup pelik, berdasarkan data Satkernas Agustus 2017, tingkat
pengangguran terbuka pada tahun 2017 sebesar 39.844 orang atau
9.22 % (Hasil Proyeksi)
26
Capaian Kinerja pada Tabel diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. INDIKATOR KE-1 ANGKA PENGANGGURAN TERBUKA
Tabel 3.1.1 Kondisi indikator ke 1 Presentase Angka Pengangguran
Terbuka menurut Satkernas
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
9,22 9,18 8.76
Analisis kondisi tabel diatas :
Tingginya tingkat pengangguran tidak hanya disebabkan ketidak
keseimbangan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja,
tingginya tingkat pengangguran di Kota Padang juga disebabkan oleh
persoalan – persoalan lain antara lain :
Ketidak sesuaian antara keahlian yang dimiliki oleh Pencari
Kerja dengan kebutuhan pasar.
Sistem Pendidikan belum mampu menghasilkan tenaga kerja
yang ahli dan terampil sesuai dengan kebutuhan pasar.
Pencari Kerja memilih milih pekerjaan yang diinginkan seperti
hanya ingin jadi PNS
Rendahnya keterampilan atau kemampuan pengembangan
diri untuk berwirausaha
Dampak krisis globalisasi
Guna menjawab permasalahan diatas, mendorong Dinas Tenaga
Kerja dan Perindustrian Kota Padang, untuk menyusun suatu langkah,
program dan kegiatan yang antara lain :
1. Meningkatkan Kualitas dan Produktivitas Lembaga Pelatihan
Kerja (LPK) untuk meningkatkan Kompetensi Siswa dilatih
melalui Bimbingan Teknis untuk Pengelola LPK baik Pimpinan
maupun instruktur.
Program kegiatannya dilakukan dengan melakukan bimbingan teknis
kepada pengelola Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) yang ada di Kota
Padang.
27
2. Memberikan bimbingan / penyuluhan tentang bagaimana
memperoleh kesempatan kerja.
3. Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja melalui
pelatihan kompetensi.
Pelaksanaan Pelatihan Peningkatan Kompetensi desain grafis
28
Pelatihan peningkatan kompetensi untuk Penata Rias
29
Oleh sebab itu Program kegiatan yang dilakukan di Dinas Tenaga
Kerja danPerindustrian ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi
dalam meningkatkan kompetensi tenaga kerja sehingga dapat segera
diserap oleh pasar kerja di Kota Padang.
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi sektor perdagangan,
komunikasi dan transportasi berpengaruh signifikan terhadap
penyerapan tenaga kerja
Kebaikannya:
Peningkatan sector perdagangan, transportasi, komunikasi dan
perdagangan mempercepat pertumbuhan ekonomi dalam jangka
pendek
Kelemahannya:
Dalam jangka Panjang peningkatan ekonomi sector perdagangan,
komunikasi dan transportasi akan mengalami stagnasi karena tidak
dibarengi oleh peningkatan daya beli masyarakat.
30
Ada beberapa penyebab tingginya angka pengangguran yaitu :
1. Terbatasnya informasi peluang kerja yang disebabkan oleh
Kurangnya informasi kerja dari pelaku usaha
pencari kerja belum optimal memanfaatkan teknologi informasi
namun hal ini dapat diatasai dengan memberlakukan wajib
lapor lowongan kepada perusahaan dan melakukan pendataan
keperusahaan
2. Pencari kerja memilih-milih pekerjaan dan lokasi kerja, hal ini
disebabkan oleh :
Hambatan keluarga
Kurangnya minat pencari kerja untuk kerja ke luar daerah
dan luar negeri
Hal ini dapat diatasi dengan melakukan sosialisai kepada
masyarakat perkecamatan dan sekolah tentang bekerja di luar
negeri
3. Kurangnya kompetensi/skill
Kurangnya minat dan bakat terhadap pelatihan berkompetensi
Belum tersedianya jenis-jenis pelatihan bersertifikasi sesuai
kondisi kekinian
Hal ini dapat datasi dengan melakukan survei potensi pelatihan
beroriensi kebutuhan tenaga kerja dimas depan dan melakukan
identifikasi dan tabulasi minat dan bakat pencari kerja.
4. Lapangan pekerjaan kuarang hal ini disebabkan oleh :
Ekonomi makro perusahaan tutup
Investasi titak tumbuh secara signifikan
Pengaruh perkembangan teknologi
5. Kompetensi yang dimiliki oleh pencari kerja tidak sesuai dengan
kebutuhan dunia usaha.
Program dan Kegiatan yang mendukung penurunan Angka
Pengangguran Terbuka dapat dilihat pada table dibawah ini :
31
Program/Kegiatan Indikator Anggaran Rp. Realisasi Rp. Target Realisasi
I.Program
Peningkatan
Kualitas dan
Produktivitas
1.529.449.646 1.524.013.300
1.Bimbingan
tehnik Untuk
Pengelola Bursa
Kerja Khusus
77.622.146 77.322.000 20 SMK,5 PT 20 SMK,5
PT
2.Bimbingan
Tehnis Untuk
Pengelola
Lembaga
Pelatihan Kerja
76.827.500 76.816.400 20 LPK 20 LPK
3.Penyiapan
Tenaga Kerja
Berbasis
Kompetensi
650.000.000 647.893.500 90 orang 90 orang
4.Pengembangan
Kelembagaan
Produktivitas dan
pelatihan
Kewirausahaan
725.000.000 721.981.400 96 orang 96 orang
II.Program
Peningkatan
Kesempatan
Kerja
339.251.250 337.268.880
1.Penyebarluasan
Informasi Bursa
Tenaga Kerja
99.278.750 99.268.900 600 tenaga
kerja
600 tenaga
kerja
2.Job Canvassing
(Pendataan
Lowongan Kerja)
72.296.250 71.396.250 200 pencari
kerja
200 pencari
kerja
3.Monitoring
Penempatan
Tenaga Kerja
Lokal
47.676.250 47.276.250 1.200 orang 1.200 orang
4.Penyusunan
Perencanaan
Tenaga Kerja
Daerah
120.000.000 119.327.480
1 dokumen
perencanaan
tenaga kerja
daerah
1 dokumen
perencanaa
n tenaga
kerja
daerah
32
III.Program
Perlindungan
Pengembangan
Lembaga
Ketenagakerjaan
617.779.200 615.453.090
1.Penyelesaian
Masalah
Hubungan
Industrial dan
Pemutusan
Hubungan Kerja
175.000.000 174.999.890 83 kasus 83 kasus
2.Bimbingan
Tehnis dan
Penyuluhan
Hubungan
Industrial
134.277.500 134.277.500 80
perusahaan
80
perusahaan
3.Pengembangan
Penyelesaian
Perselisihan
Hubungan
Industrial
98.926.250 97.126.250 50
perusahaan
50
perusahaan
4.Survei dan
Pembinaan
Pengupahan
48.047.500 48.047.500 25
perusahaan
25
perusahaan
5.Verifikasi
Serikat
Pekerja/Serikat
Buruh di Kota
Padang
44.625.200 44.619.200 60 SP/SB 60 SP/SB
6.Aktualisasi
Lembaga
Kerjasama (LKS)
Tripartit
68.890.250 68.890.250 4 kali 4 kali
7.Bimbingan
Teknis Jaminan
Sosial Tenaga
Kerja
48.012.500 47.492.500
15
perusahaan
(30 orang)
dan 40
perusahaan
pembinaan
lapangan
15
perusahaan
(30 orang)
dan 40
perusahaan
pembinaan
lapangan
IV.Program
Pengembangan
Lembaga
Ekonomi
Pedesaan
64.916.250 63.884.250
33
1.Sosialisasi TTG
dan
Gelar/Pameran
TTG Kota Tingkat
Nasional
64.916.250 63.884.250 2 kegiatan
pameran
2 kegiatan
pameran
V.Program
Optimalisasi
Tehnologi
Informasi dan
Komunikasi
54.901.950 54.840.950
1.Operasional
Database dan
Website
Disnakerin Kota
Padang
54.901.950 54.840.950
400
informasi, 1
pekerjaan
400
informasi, 1
pekerjaan
34
Untuk dapat terlaksananya Sasaran 1:MENURUNKAN ANGKA
PENGANGGURAN TERBUKA, maka Dinas Tenaga Kerja dan
Perindustrian Kota Padang telah melaksanakan Program dan Kegiatan
untuk menunjangnya, dalam pelaksanaan di lapangan ditemui
beberapa factor pendorong dan factor penghambat
Faktor Pendukung dalam mencapai sasaran menurunkan angka
pengangguran terbuka yaitu :
1. Jumlah pencari kerja banyak pada usia produktif, dalam
pelaksanaan pelatihan kewirausahaan salah satu syaratnya
berusia produktif (19 tahun – 45 tahun).
2. Meningkatnya jumlah LPKS yang meningkatkan kualitas dan
produktivitas yaitu mengajukan akreditasi dan sudah
terakreditasi.
3. Bertambahnya LPKS yang sudah menjadi LPKS Pengirim atau
Sending Officer (SO) dari 3 (tiga) menjadi 5 (lima).
4. Dibentuknya Pusat Pengembangan Keahlian (Skill Development
Center /SDC) berupa tempat-tempat pelatihan (Workplaces)
seperti di SMK, LPKS, Kampus dan tempat pelatihan lainnya di
Kota Padang.
5. Memberikan layanan informasi ketenagakerjaan pada pelajar
dan alumni yang akan memasuki dunia kerja
6. Adanya pembinaan hubungan dengan alumni yang telah
bekerja dan berhasil dalam bidang usaha untuk membantu
memberikan peluang menyalurkan, menempatkan alumni baru
dari almamaternya yang memerlukan pekerjaan.
Faktor Penghambat dalam mencapai sasaran menurunkan angka
pengangguran terbuka adalah :
1. LPKS Mengemudi/stir mobil agak sulit melakukan pembinaan
karena ada anggapan bahwa lembaga sejenis banyak yang
tidak mempunyai izin namun masih bisa beroperasional,
untuk itu harus dilakukan sosialisasi yang lebih intensif lagi
35
agar LPK ini penya kesadaran akan pentingnya legalitas
lembaga dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan.
2. Masih kurangnya kesadaran dari LPK akan pentingnya
melaksanakan kewajiban sebagai lembaga sebagaimana
Permenaker No. 17 Tahun 2016 tentang tata cara perizinan
LPK.
3. Banyaknya pencari kerja yang mendaftar untuk ikut pelatihan
namun tidak terdaftar pada data Basis Data Terpadu (BDT).
4. Kurangnya kesadaran peserta pelatihan untuk melaporkan
kegiatannya kepada Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian
apakah yang bersangkutan sudahbekerja/berwirausahan dan
database peserta pelatihan masih bersifat manual sehingga
sulit diakses secara online.
5. Kurang terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja dengan
kualifikasi tamatan SLTA dan SMK. Hal ini dikarenakan
kurangnya informasi kepada pencari kerja bahwa lowongan
tidak saja ditujukan bagi pencari kerja tamatan sarjana dan
akademi tetapi juga banyak dibutuhkan tenaga kerja tamatan
SLTA dan SMK.
Untuk mengatasi factor penghambat yang ditemui di lapangan,
dilaksankan solusi sebagai berikut :
1. Terus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap LPK yang
belum menyadari pentingnya sosialisasi terhadap LPK agar lebih
berkualitas dan produktif.
2. Perlunya penambahan petugas pendamping wirausaha bagi
peserta pelatihan serta sarana bagi petugas berupa kendaraan
operasional khususnya petugas pelaksana untuk melakukan
monitoring dan evaluasi ke lapangan, dilokasi usaha dan tempat
kerja maupun tempat magang peserta pelatihan pada 11
kecamatan dan 104 kelurahan di Kota Padang.
36
3. Membentuk kelompok usaha bersama bagi peserta yang telah
dilatih dan memberikan pelatihan lanjutan tentang pengetahuan
dan motivasi kewirausahaan dan memberikan bantuan hibah
sarana usaha agar peserta bisa memulai atau mengembangkan
usahanya sebagai stimulan agar mereka lebih maju dan
berkembang.
4. Membentuk Pusat Pengembangan Keahlian (Skill Development
Center /SDC) berupa tempat-tempat pelatihan (Workplaces)
seperti di SMK, LPKS, Kampus dan tempat pelatihan lainnya di
Kota Padang.
5. Tersedianya aplikasi database tentang peserta pelatihan yang
mudah diakses, baik oleh Dinas maupun oleh OPD lain, sebagai
bahan tindak lanjut.
6. Untuk mendukung kelancaran pemasaran tenaga kerja (job
canvasing) dibutuhkan akses-akses/kerja sama yang baik dengan
pengguna tenaga kerja. Hal dilakukan melalui kegiatan
Sosialisasi peraturan-peraturan ketenagakerjaan, sosialisasi
jabatan fungsional pengantar kerja kepada perusahaan dan
leading sektor yang terkait.
37
Dokumentasi
Kegiatan Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Padang
Pelatihan Teknisi Komputer
38
Pelatihan Mekanik Sepeda Motor
39
Selama tahun 2019 lowongan kerja yang terdaftar sebanyak
577 lowongan kerja dari 65 perusahaan. Lowongan kerja yang
terbanyak pada jabatan marketing pada perusahaan Bhineka Life
Indonesia, karena cukup banyaknya lowongan kerja tersedia
diharapkan dengan kegiatan job canvasing DinasTenaga Kerja dan
Perindustrian Kota Padang Sedikit banyaknya dapat membantu
pencari kerja mengisi lowongan kerja yang tersedia.
Jumlah Data Pencari Kerja Dan Penempatan Yang Terdaftar
Menurut Klasifikasi Pendidikan Sampai Dengan Bulan Desember
Tahun 2019
NO JENIS
PENDIDIKAN Laki-laki Perempuan Jumlah
1
2
3
4 5
6
7 8
9
10 11
12
SD
SLTP
SLTA
D I D II
D III
D IV S-I
S-II
S-III Spesialis
Profesi
10
45
1.526
1 2
315
23 890
12
0 1
5
14
84
1.601
4 9
623
25 1.811
25
0 0
24
24
129
3.127
5 11
938
48 2.701
36
0 1
29
JUMLAH 2.830 4.220 7.050
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa jumlah pencari kerja di
Kota Padang didominasi oleh SLTA dan lulusan S-I.Data diatas juga
memperlihatkan bahwa jumlah pencari kerja perempuan secara umum
pada semua tingkat pendidikan lebih banyak daripada jumlah pencari
kerja laki-laki. Adapun pencari kerja pada tingkat pendidikan SD
maupun SLTP termasuk sedikit yaitu pada tingkat SD berjumlah 24
orang dan pada tingkat SLTP berjum;ah 129 orang. Adapun untuk
tingkat pendidikan pasca sarjana, spesialis dan profesi juga terdapat
pencari kerja yaitu S-II sebanyak 36 orang, spesialias 1 orang dan
profesi sebanyak 29 orang.
40
SASARAN 2 :
TERWUJUDNYA HUBUNGAN INDUSTRIAL YANG HARMONIS
INDIKATOR :
PERSENTASE PENURUNAN PENGADUAN PERSELISIHAN
Tabel 3.1 Kinerja Sasaran Pertangungjawaban
No Indikator
Kinerja
Tahun 2018 Tahun 2019
Target
%
Realisasi
%
%
Capaian
Target
%
Realisasi
%
%
capaian
1 Persentase
Penurunan
Pengaduan
Perselisihan
29 29 100% 29 29 100%
Indikator Persentase Penurunan Pengaduan Perselisihan = Jumlah
Perselisihan Hubungan Industrial yang Diselesaikan :Jumlah
Perselisihan Hubungan Industrial yang Dilaporkan X 100 %
Untuk mendukung Persentase Penurunan Pengaduan Perselisihan
tahun 2019, Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Padang
melakukan danmelaksanakan program dan kegiatan seperti table
dibawah ini :
Program/Kegiatan Indikator Anggaran Realisasi Target Realisasi
III.Program
Perlindungan
Pengembangan
Lembaga
Ketenagakerjaan
617.779.200 615.453.090
1.Penyelesaian
Masalah
Hubungan
Industrial dan
Pemutusan
Hubungan Kerja
175.000.000 174.999.890 83 kasus 83 kasus
41
2.Bimbingan
Tehnis dan
Penyuluhan
Hubungan
Industrial
134.277.500 134.277.500 80
perusahaan
80
perusahaan
3.Pengembangan
Penyelesaian
Perselisihan
Hubungan
Industrial
98.926.250 97.126.250 50
perusahaan
50
perusahaan
4.Survei dan
Pembinaan
Pengupahan
48.047.500 48.047.500 25
perusahaan
25
perusahaan
5.Verifikasi
Serikat
Pekerja/Serikat
Buruh di Kota
Padang
44.625.200 44.619.200 60 SP/SB 60 SP/SB
6.Aktualisasi
Lembaga
Kerjasama (LKS)
Tripartit
68.890.250 68.890.250 4 kali 4 kali
7.Bimbingan
Teknis Jaminan
Sosial Tenaga
Kerja
48.012.500 47.492.500
15
perusahaan
(30 orang)
dan 40
perusahaan
pembinaan
lapangan
15
perusahaan
(30 orang)
dan 40
perusahaan
pembinaan
lapangan
42
Dalam melaksanakan program dan kegiatan di lapangan ditemui
beberapa factor pendukung dan fator penghambat untuk mencapai
SASARAN 2 : TERWUJUDNYA HUBUNGAN INDUSTRIAL YANG
HARMONIS, dapat diuraikan sebagai berikut :
Dalam melaksanakan program dan kegiatan ini didukung oeh
beberapa faktor sebagai berikut :
1. Tingginya komitmen dan motivasi yang diberikan oleh pimpinan
dalam pelaksanaan kegiatan.
2. Dukungan dari Instansi diluar Pemerintah Kota Padang dalam
melakukan koordinasi, konsultasi dan komunikasi yakni BPJS
Ketenagakerjaan, Serikat Pekerja/Serikat Buruh, Pengadilan
Hubungan Industrial yang secara bersama-sama dengan
Pemerintah Kota Padang dalam penyelesaian masalah perselisihan
hubungan industrial dan pemutusan hubungan kerja ini.
3. Adanyasebuahaturan yang jelastentanghak-
hakdankewajibanmasing-masingpihak (pekerjadanpengusaha),
berkaitandenganhubungankerjadansyarat-syaratkerjalainnya
sesuai dengan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
4. Tersedianya data yang valid baik mengenai jumlah serikat
pekerja/serikat buruh yang telah mendaftarkan ke Dinas Tenaga
Kerja dan Perindustrian Kota Padang, maupun jumlah anggota
Serikat Pekerja/Serikat Buruh secara lengkap dan akurat.
5. Dilihat dari kepedulian dari unsur tripartit, terutama dari pihak
serikat pekerja, DPC FSPTI Kota padang dan pengusaha/ DPD
Apindo Sumatra Barat, sangat mendukung dan respect dengan
kegitan LKS tripartit ini.
Dalam pelaksanaan program dan kegiatan ditemui faktor
penghambat sebagai berikut :
43
1. Keterbatasan Sumber Daya Manusia
Kendala yang ada adalah keterbatasan Sumber Daya Manusia
yaitu tenaga fungsional Mediator yang dimiliki oleh Dinas Tenaga
Kerja dan Perindustrian Kota Padang yang belum sebanding
dengan Perusahaan yang ada di Wilayah Kota Padang.
2. Kurang Kondusifnya Ruangan Konsultasi dan Mediasi
Untuk melakukan konsultasi dan Mediasi dalam penyelesaian
masalah perselisihan hubungan industrial dan pemutusan
hubungan kerja ini sangat diperlukan ruangan yang cukup luas,
nyaman, tenang dan sejuk sehingga setiap permasalahan yang
dikemukakan oleh kedua belah pihak dapat diselesaikan dengan
baik kondusif sesuai dengan atuan yang berlaku
3. Keterbatasan Sumber Daya Manusia
Kendala yang ada adalah keterbatasan Sumber Daya Manusia
yaitu tenaga fungsional Mediator yang dimiliki oleh Dinas Tenaga
Kerja dan Perindustrian Kota Padang yang belum sebanding
dengan Perusahaan yang ada di Wilayah Kota Padang.Kurang
Kondusifnya Ruangan Konsultasi dan Mediasi.Untuk melakukan
konsultasi dan Mediasi dalam penyelesaian masalah perselisihan
hubungan industrial dan pemutusan hubungan kerja ini sangat
diperlukan ruangan yang cukup luas, nyaman,
4. Para pekerja dan Pengusaha rendahnya partisipasi untuk
mengikuti bimbingan teknis dan penyuluhan serta pembinaan
yang memadai dalam permasalahan dibidang ketenagakerjaan
khususnya Perselisihan Hubungan Industrial ( PHI ) dan
pentingnya Bipartit di perusahaan.
5. Terbatasnya Jumlah Pegawai dan Anggaran, masih banyak
perusahaan yang harus di lakukan pembinaan mengenai sarana
Hubungan Industrial di perusahaan, yaitu bagaimana tata cara
44
pembentukan serikat pekerja serikat buruh, keterwakilan serikat
pekerja dalam perundingan PKB, dan pembentukan LKS Bipartit
di perusahaan.Solusi :
Untuk mengatasi faktror penghambat dalam pelaksanaan kegiatan
dilapangan, solusinya dilakukan sebagai berikut :
1. Secara kontinyu dan berkala akan dilakukan pemantauan terhadap
Perusahaan-Perusahaan yang pernah mengalami permasalahan
Hubungan Industrial dan Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK ) di
Perusahaan tersebutbaik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Mengoptimalkan kerja pegawai teknis dengan mengikutsertakan
pada kegiatan BIMTEK atau TOT baik yang di laksanakan oleh
Provinsi Sumatera Barat maupun oleh Pemerintah Kota Padang serta
mengusulkan staf non-teknis kepada Kementerian Ketenagakerjaan
untuk mengikuti pelatihan menjadi pegawai yang dapat lebih
berkualitas dalam memberikan pengarahan ataupun bimbingan
dalam hal pembentukan sarana Hubungan Industrial di perusahaan.
3. Secara kontinyu dan berkala dilakukan pemantauan terhadap
kegiatan Sosialisasi Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Menurut
UU no 24 Tahun 2011 tersebut, baik secara langsung maupun tidak
langsung
Dalam pelaksanaan layanan urusan wajib non dasar bidang urusan
tenaga kerja, Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Padang untuk
tahun 2018 dan tahun 2019 realisasinya dapat dilihat pada table
dibawah ini dengan indicator sebagai berikut :
No. Indikator 2018 2019 Keterangan
1 Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun
49,59 % 33,96 %
2 Besaran kasus yang
diselesaikan dengan Perjanjian Bersama
77,33 % 52,78 %
3 Besaran pencari kerja yang
terdaftar yang ditempatkan
11,12 10,80
4 Jumlah pekerja/buruh yang 92.902 93.652
45
mejadi peserta programJamsostek
orang orang
5 Perselisihan buruh dan
pengusaha terhadap
kebijakan Pemerintah Daerah
0 1
6 Besaran tenaga kerja yang
mendapatkan pelatihan
berbasis kompetensi
88,13 74,60
7 Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan
berbasis masyarakat
66,67 70,00
8 Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan
kewirausahaan
96 93,84
9 Tingkat partisipasi angkatan
kerja
62,25 62,20
10 Tingkat pengangguran
terbuka
9,40 8,76
11 Rasio penduduk yang bekerja 90,82 91,23
Berdasarkan table diatas dapat dilihat bahwa dengan adanya
pelaksanaan program dan kegiatan pada urusan tenaga kerja tahun
2018 dan 2019, terdapat penurunan dan kenaikan sebagai berikut :
a. Angka sengketa pengusaha-pekerja pertahun mengalami
penurunan dari tahun 2018 ke 2019.
b. Besaran kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama
mengalami penurunan dari tahun 2018 ke 2019.
c. Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan
mengalami penurunan dari tahun 2018 ke 2019.
d. Jumlah pekerja/buruh yang mejadi peserta program Jamsostek
mengalami kenaikan dari tahun 2018 ke 2019.
e. Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan
Pemerintah Daerah mengalami kenaikan dari tahun 2018 ke
2019.
f. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis
kompetensi secara persentase mengalami penurunan disebabkan
dana yang dialokasikan untuk tahun2019 relatif lebih kecil
dibandingkan dengan tahun 2018.
46
g. Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan
kewirausahaan secara persentase mengalami penurunan
disebabkan dana yang dialokasikan untuk tahun2019 relatif
lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2018.
h. Tingkat partisipasi angkatan kerja mengalami penurunan dari
tahun 2018 ke 2019.
i. Tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan dari tahun
2018 ke 2019.
j. Rasio penduduk yang bekerja mengalami kenaikan dari tahun
2018 ke 2019
47
SASARAN 3: MENINGKATNYA KUALITAS PRODUK IKM
INDIKATOR : JUMLAH PRODUK IKM YANG BERKUALITAS
No Indikator
Kinerja
Tahun 2018 Tahun 2019
Target Realisa
si
%
capaian
Target Realisas
i
%
capaian
1 Jumlah
Produk IKM
yang
berkualitas
32% 30% 93,75 % 35% 35% 100%
Indikator Jumlah Produk IKM yang Berkualitas = jumlah IKM
yang difasilitasi : jumlah IKM yang dibina x 100%
Untuk dapat terlaksananya Sasaran 3
MENINGKATNYAKUALITAS PRODUK IKM , Dinas Tenaga Kerja dan
Perindustrian Kota Padang melaksanakan program dan kegiatan
seperti table dibawah ini :
Program/Kegiatan Indikat
or Kinerja
Anggaran Realisasi Target Realisasi
VI.Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
2.671.465.275 2.536.111.475
1.Pembinaan dalam Rangka Penumbuhan dan Pengembangan IKM
490.744.000 488.214.455 150 orang 150 orang
2.Pengembangan IKM Kota Padang Melalui Fasilitas Sertifikat Hala, Terdaftar HKI, Bantuan Desain Label dan Bantuan kemasan
211.301.500 209.686.500 96 IKM 96 IKM
48
4.Pembinaan Kelembagaan dan Penguatan Sarana Prasarana Sentra IKM
477.237.050 472.208.550 5 KUBE 5 KUBE
5.Pembinaan Teknis Usaha Industri
336.667.625 331.929.550 123 IKM 123 IKM
6.Forum Konsultasi dan Kerjasama Kelembagaan Industri Serta Temu Usaha di Kota Padang
64.617.750 62.051.750 100 IKM 100 IKM
7.Pembinaan,Pengawasan dan Evaluasi IKM Kota Padang
35.788.600 35.652.600 60 IKM 60 IKM
8.Dukungan Kerjasama Lembaga Pemerhati dan Pecinta Industri Kerajinan (Dekranasda)
365.426.550 363.940.550
Pameran Inacraft, Pameran
HUT Dekranas, Pameran Sumbar
Ekspo,Pameran
Minangkabau Heritage
dan Pameran Lokal di dalam
propinsi dan local Kota Padang
Pameran Inacraft, Pameran
HUT Dekranas, Pameran Sumbar
Ekspo,Pameran
Minangkabau Heritage
dan Pameran Lokal di dalam
propinsi dan local
Kota Padang
9.Penyusunan DED Gedung Sarana Promosi Dekranasda
689.682.200 572.427.520
1 dokumen DED, 1
dokumen lingkungan da 1 unit
plang sentra
1 dokumen DED, 1
dokumen lingkungan da 1 unit
plang sentra
10.Program Penataan Struktur Industri
56.681.800 56.121.800
1.Peningkatan Kualitas Penyajian Data Statistik Industri Kota Padang
56.681.800 56.121.800 1 kegiatan 1 kegiatan
49
Pencapaian target terhadap indikator Presentase Peningkatan
Produk IKM yang memenuhi standar pada tahun 2019 terlaksana
dengan baik karena pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan
kualitas produk IKM dilaksanakan sesuai dengan output yang
ditetapkan dan dukungan anggaran yang optimal.
Sasaran 3, MENINGKATNYA KUALITAS PRODUKINDUSTRI KECIL
DAN MENENGAH (IKM), terdapat factor pendukung dan penghambat
dalam pelaksanaan kegiatan sebagai berikut :
Dalam pelaksanaan program dan kegiatan dilapangan ditemui
beberapa faktor pendukung sebagai berikut :
1. Tersedianya Pelaku Industri yang akan dilatih sesuai kriteria
yang ditetapkan.
2. Tersedianya Narasumber dan sarana - prasarana pelatihan
yang menunjang pelaksanaan pelatihan berjalan secara
maksimal.
3. Adanya dukungan dari pihak kelurahan , dan kecamatan.
4. adanya dukungan dari pihak kelurahan , dan kecamatan.
5. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang berkelanjutan
sehingga pembinaan tersedianya calon penerima bantuan
berdasarkan proposal permohonan bantuan hibah barang
yang masuk.
6. Tersedianya lahan untuk pembangunan Sentra Rendang di
Kecamatan Koto Tangah yang disiapkan oleh Pemerintah
Kota Padang
7. Adanya Lembaga atau Stakeholder yang memiliki program
pembinaan bagi IKM terutama Perguruan Tinggi.
8. Tersedianya program Dekranasda yang mendukung
pembinaan pemasaran produk IKM.
9. Data industry yang ada sudah digunakan sebagai data untuk
pengambilan keputusan dalam melakukan program dan
kegiatan tahun berikutnya.
50
Faktor penghambat dalam pelaksanaan program dan kegiatan adalah :
1. Kesulitan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh
pihak kelurahan sehingga masih ada yang peserta pelatihan
yang belum mempunyai kegiatan industri.
2. Jiwa kewirausahaan dari peserta pelatihan masih rendah
sehingga motivasi berusaha juga rendah.
3. Belum ada dukungan yang optimal dari kelurahan untuk
menumbuhkan sentra - sentra industri bagi pelaku industri
yang telah dilatih.
4. Kriteria umur dan pendidikan IKM berusia produktif yang
berminat mengikuti pelatihan AMT sering tidak terpenuhi
karena yang paling berminat adalah yang berusia di atas 40
tahun.
5. Skala IKM Pangan Kota Padang masih skala rumah tangga
dan kecil dan masih melakukan kegiatan produksi yang
bersifat pesanan serta tidak kontiniu sehinggakeinginan
untuk merubah perilaku dalam melakukan kegiatan usaha
masih rendah.
6. Kemampuan daya tahan IKM masih rendah sehingga untuk
bisa mempertahankan kegiatan usaha tidak ada dan masih
terkendala modal usaha.
7. Pengelolaan manajemen usaha tidak diterapkansehingga
KUBE masih kesulitan mengelola usaha kelompok.
8. Kemampuan IKM menerapkan hasil binaan tentang GMP
masih rendah karena budaya kerja yang sulit berubah.
9. Kondisi tempat usaha IKM masih bergabung dengan tempat
tinggal.
10. Program pembinaan dari stakeholder masih terbatas.
11. Administrasi penyelesaian status lahan pendirian Sentral
Rendang masih terkendala dan masih dalam proses
peruntukan lahan.
51
12. Kreatifitas produk kerajinan IKM Kota Padang tidak
berkembang sesuai tuntutan pasar sehingga sulit bersaing
dengan produk dari luar Kota Padang.
13. Ketersediaan sumber daya manusia untuk mengetrikan
data masih terbatas sehingga jumlah data yang bisa diolah
juga terbatas
Dengan telah terlaksananya program dan kegiatan tahun anggaran
2019 ditemui beberapa kendala di lapangan, maka Dinas Tenaga Kerja
dan Perindustrian mengatasinya dengan beberapa solusi sebagai
berikut :
1. Melakukan monitoring dan pendampingan untuk mendampingi
IKM untuk mampu melakukan kegiatan produksi secara kontinu.
2. Mengikutsertakan dalam pelatihan lanjutan terkait peningkatan
kualitas dan manajemen pemasaran
3. Pengseleksian peserta tetap dilakukan secara optimal untuk
mendapatkan peserta pelatihan yang sesuai
4. Melakukan pelatihan dan pembinaan dalam pengembangan
disain dan kualitas produk kerajinan.
5. Melakukan koordinasi dengan pihak Kelurahan dan Kecamatan
untuk mempermudah dalam pendataan serta memanfaatkan
aplikasi pendataan berbasis android.
6. Melakukan sosialisasi kepada IKM bahwa perlu dilakukan
pemisahan tempat tinggal dengan tempat usaha, sehingga syarat
GMP terpenuhi yang merupakan salah satu penilaian terhadap
standarisasi produk.
52
Untuk kegiatan di Bidang Industri berikut ini rincian Anggaran dan
Realisasinya tahun anggaran 2019 sebagai berikut :
PROGRAM / KEGIATAN ANGGARAN REALISASI % CAPAIAN
V Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
54.901.950 54.840.950 99,89
1 Operasional Database dan Website Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Padang
54.901.950 54.840.950 99,89
VI Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
2.671.465.275
2.536.111.475 94.93
1 Pembinaan Dalam Rangka Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
490.744.000 488.214.455 99.48
4 Pengembangan IKM Kota Padang Melalui Fasilitasi Sertifikat Halal Terdaftar HKI Bantuan Desain Label dan Bantuan
211.301.500 209.686.500 99.23
5 Pembinaan Kelembagaan dan Penguatan Sarana Prasarana Sentra IKM
477.237.050 472.208.550 98.94
6 Pembinaan Teknis Usaha Industri
336.667.625 331.929.550 98.53
7 Forum Konsultasi dan Kerjasama Kelembagaan Industri Kecil dan Menengah di Kota Padang
64.617.750 62.051.750 96.02
9 Pembinaan Pengawasan dan Evaluasi IKM Kota Padang
35.788.600 35.652.600 99.61
10 Dukungan Kerjasama Lembaga Pemerhati dan Pecinta Industri Kerajinan (DEKRANASDA)
365.426.550 363.940.550 99.59
Penyusunan DED Gedung Sarana promosi Dekranasda
689.682.200 572.427.520 83.00
VI Program Penataan Struktur Industri
56.681.800 56.121.800 100
1 Peningkatan Kualitas Penyajian Data Statistik Industri Kota Padang
56.681.800 56.121.800 100
53
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
4.1 Indikator Kinerja
Untuk mengukur Indikator Kinerja Dinas Tenaga Kerja dan
Perindustrian Kota Padang tahun 2019 digunakan Indikator, sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kinerja Sasaran Pertangungjawaban
No Indikator
Kinerja
Tahun 2018 Tahun 2019
Targe
t %
Realisas
i %
%
Capaian
Targe
t %
Realisas
i %
%
capaian
1
Angka
Pengangguran
Terbuka
11.8 9.40 125.5% 11.2 8.76 127.27%
2
Terwujudnya
Hubungan
Industrial yang
Harmonis
29% 29% 100% 29% 29% 100%
3
Meningkatnya
Kualitas
Produk IKM
35% 35% 100% 35% 35% 100%
Berdasarkan hasil perhitungan capaian indikator kinerja Angka
Pengangguran Terbuka tahun 2019adalah 127,27% secara skala capaian
kinerja lebih dari 100% dengan kategori sangat baik sekali. Target fisik dapat
dilaksanakan sesuai dengan waktu, volume dan jadwal yang sudah ditetapkan.
Secara umum pelaksanaan Program dan kegiatan di Dinas Tenaga Kerja dan
Perindustrian tahun 2019berjalan sesuai dengan target kinerja yang
ditetapkan. Dari total anggaran yang disediakan sebesar Rp.
13.038.416.085,- dapat direalisasikan sebesar Rp. 12.072.150.753,- atau
54
92.59 %. Dengan rincian Belanja Langsung Anggaran sebesar Rp
7.376.636.371 dengan Realisasi Rp.7.191.097.639 atau sebesar 97.48%
4.2 Langkah-Langkah Perbaikan Indikator Kinerja Sasaran
1. Dalam menetepkan dan menghitungindicator capaia kinerjadiperlukan data
yang akurat. Dalam hal ini Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota
Padang akan melengkapi data yang dibutuhkan baik data tenaga kerja
maupun data industri.
2. Untuk kegiatan yang capaian Kinerjanya dibawah 90% akan dilakukan
evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan yang akan datang.
Padang, Januari 2020
KEPALA DINAS TENAGA KERJA
DAN PERINDUSTRIAN KOTA
PADANG
YUNISMAN, SE, MM
NIP.19610203 198101 1 002