BAB I PENDAHULUAN -...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN -...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Korea Selatan, atau sering disebut Hanguk (한국) oleh masyarakat Korea
Selatan yang beribukota di Seoul merupakan negara yang bangun dari kemiskinan
dan berubah menjadi negara berkembang. Korea yang membagi pemerintahannya
dalam tiga bagian, yaitu yudikatif, eksekutif, dan legislatif baru-baru ini mendapat
banyak perhatian dari masyarakat Korea itu sendiri maupun Luar Negeri. Korea
semakin menunjukkan kiprahnya berkat adanya Korean Pop (K-Pop) atau sering
disebut dengan Hallyu. Hallyu (Korean Wave/demam Korea) tidak hanya dalam
bidang musik atau entertainment, tetapi juga mencangkup kebudayaan-kebudayaan
lain, seperti gaya berpakaian, pendidikan, masakan, dan gaya bersosialisasi.
Kebudayaan-kebudayaan Korea disampaikan melalui drama maupun film. Dari
drama tersebut masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia dapat belajar bagaimana
sikap orang Korea ketika berbicara maupun ketika berhadapan dengan orang yang
lebih tua maupun seumuran. Selain etiket berbicara, gaya bersosialisasi masyarakat
Korea, khususnya gaya bersosialisasi anak muda banyak dipengaruhi oleh budaya
barat, seperti tidak menghiraukan orang lain dan hanya mementingkan diri mereka
sendiri.
Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2
Belakangan ini drama Korea sedang marak di Indonesia maupun negara-negara
lainnya. Korea banyak menampilkan drama komedi dan romatis. Dengan adanya
drama tersebut, banyak orang yang dapat menguasai bahasa dan mengetahui
kebudayaan Korea itu sendiri. Bahasa Korea merupakan bahasa serapan yang terdiri
dari 70% bahasa Cina, 30% bahasa Korea, dan bahasa Inggris. Banyak masyarakat
yang jatuh cinta pada negara Korea mengatakan bahwa bahasa Korea merupakan
salah satu bahasa yang unik. Melalui bahasa yang unik dan enak untuk didengar,
banyak masyarakat yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai bahasa Korea.
Berawal dari minat menonton drama Korea, banyak masyarakat yang ingin
mengetahui lebih mendalam mengenai bahasa Korea. Hal ini berdampak bagi
kemajuan dalam bidang perekonomian maupun pendidikan.
Kemajuan Korea Selatan kini telah menyamai atau bahkan melebihi negara
tetangganya, yaitu Jepang yang dulunya disebut sebagai „Macan Asia‟. Kini Korea
juga mendapat julukan sebagai „Macan Asia‟ atas kemajuan pesatnya dalam dunia
perekonomian. Dengan kemajuan ekonomi, Korea juga semakin banyak menjalin
kerjasama dengan negara-negara tetangga lainnya, salah satunya adalah Indonesia.
Indonesia yang mendapat julukan negara pendidikan, kini menjalin kerjasama dalam
bidang pendidikan dengan Korea Selatan dan ditambah lagi minat belajar bahasa
Korea yang besar, semakin membuka peluang besar bagi Korea untuk mengajarkan
kebudayaan Korea kepada Indonesia.
Terkait dengan perkembangan ekonomi Korea yang semakin meningkat,
walaupun laju ekonomi tahun 2013 mengalami perlambatan, tetapi Indonesia telah
Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
3
melirik Korea sebagai partner bisnis masa depan. Direktorat Jenderal (Dirjen)
Kerjasama Hubungan Internasional Kementerian Perdagangan ingin bekerjasama
dengan Korea dan memanfaatkan kelebihan Korea ke berbagai belahan dunia. Dalam
hal ini Indonesia dapat mengekspor otomotif dari timur tengah, selain itu pendidikan
Indonesia juga sangat potensial untuk dimanfaatkan Korea.
Saat ini perundingan pertama dan kedua antara Indonesia termasuk negara
ASEAN lainnya dan Korea Selatan (K-CEPA) telah dilaksanakan pada 12 Juli 2012
dan pada 10-11 Desember 2012 di Jakarta. Pada kedua pertemuan tersebut, kedua
negara menyepakati Terms of Reference (TOR) IK-CEPA yang didasarkan pada
prinsip "common understanding (pemahaman bersama)". Sementara itu, perundingan
ketiga diselenggarakan pada 29-31 Mei 2013 dengan fokus untuk menyelesaikan
perundingan secara menyeluruh di tahun 2013.1
Selain perekonomian, saat ini budaya Korea tengah banyak diminati oleh
masyarakat Indonesia, khususnya kalangan remaja. Kebudayaan Korea yang tengah
populer di Indonesia saat ini adalah film, drama, musik, gaya berpakaian, dan lain-
lain. Pada awalnya, invasi kebudayaan korea ini hanya menjangkiti Cina. Di awal
tahun 2000an, banyak anak muda Cina yang tergila-gila dengan segala hal yang
berbau Korea mulai dari cara berpakaian, musik, hingga kebudayaan tradisional
1 http://finance.detik.com/read/2013/07/15/150327/2303111/4/korea-selatan-jadi-negara-maju-ri-
buru-buru-merapat diunduh pada 4 April pukul 21:18
Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
4
Korea. Kemudian invasi ini menjalar sampai ke Asia Tenggara termasuk Indonesia.2
Dengan adanya invasi, masyarakat Indonesia mulai tertarik untuk mengenal Korea
lebih dalam, dan untuk lebih mengenal Korea, banyak masyarakat Indonesia
khususnya para remaja belajar bahasa Korea. Dengan belajar bahasa Korea,
masyarakat menjadi semakin percaya diri, karena dapat menulis huruf Korea, maupun
berbicara dalam bahasa Korea. Untuk menyalurkan rasa keingintahuan akan bahasa
Korea, banyak didirikan lembaga kursus bahasa Korea di Indonesia.
Banyak didirikan Lembaga Pendidikan Kursus (LPK) yang mengajarkan bahasa
Korea di Indonesia, khususnya di Yogyakarta. LPK seperti Hangeul yang berlokasi di
jalan Gejayan CT no.19, Depok, Sleman, Yogyakarta yang secara intensif mengajar
bahasa Korea bagi masyarakat yang tertarik atau ingin memperdalam bahasa Korea,
LPK Bina Insani yang didirikan untuk masyarakat yang ingin bekerja di Korea dan
mengikuti Test of Proficiency in Korean (TOPIK), dan Korea Telecom (KT) Gongsin
E-Learning Center yang mengajarkan bahasa Korea dengan cara yang menyenangkan
dan menarik.
Mengetahui tingginya minat masyarakat tentang bahasa Korea, pemerintah kini
telah menjalin kerjasama dengan pemerintah Korea Selatan dalam bidang pendidikan,
sehingga dibuka lembaga-lembaga non formal atau pendidikan formal. Salah satunya
dengan didirikannya sebuah lembaga bahasa Korea yang bernama KT Gongsin E-
Learning Center (KT-GEC) yang terletak di Jalan Gowongan Kidul 17 Yogyakarta.
2 http://missdk.blogdetik.com/2013/02/27/budaya-k-pop-di-indonesia/#.U0f36vmSy5I diunduh pada
4 April pukul 21:20
Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
5
Lembaga non formal ini mengajarkan bahasa Korea dengan lima metode
pembelajaran, menulis, membaca, mendengar, berbicara, dan tata bahasa. Setiap
pembelajaran, para mentor menggunakan alat pendukung pembelajaran, seperti
proyektor, audio, dan dilengkapi dengan internet untuk membuat kegiatan belajar
mengajar terasa semakin menyenangkan, menarik, dan interaktif, sehingga
memudahkan mentor maupun siswa untuk berinteraksi secara langsung dan melihat
berbagai contoh percakapan dari video yang diputarkan. Selain itu, siswa juga
diharuskan membuat kalimat di setiap akhir bab dan mengulang pembicaraan yang
didengar melalui audio. Untuk semakin menambah kesenangan dalam belajar bahasa
Korea, KT-GEC menawarkan kelas memasak dan kelas kebudayaan di setiap
pertemuan ke empat dan pertemuan ke delapan. Selain itu, untuk lebih mengenal
kebudayaan Korea, KT-GEC juga membuka warung masakan Korea yang menunya
diminati oleh masyarakat Indonesia, khususnya Yogyakarta.
KT-GEC juga mempunyai native speaker yang datang untuk melatih percakapan
bahasa Korea para siswa. Kelas berbicara ini diadakan pada bulan Desember-Februari,
kelas ini bernama Winter Class dan Annyeong Eonni (안녕 언니). Sebagian besar
siswa yang belajar bahasa Korea di KT-GEC mengenal bahasa Korea melalui drama
maupun program-program Korea, seperti Running Man dan Dad Where Are You
Going. Minat belajar bahasa Korea yang semakin besar yang diikuti oleh adanya
ketertarikan mengenai bahasa Korea dan banyak artis Korea yang mengadakan
Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
6
konser di Indonesia, hal tersebut semakin menambah minat siswa untuk belajar
bahasa Korea.
KT-GEC juga mempunyai suatu organisasi Korean Friends (KFriends) yang
membicarakan masalah atau hal-hal yang tengah menarik perhatian masyarakat Korea,
maupun dunia dan perkumpulan ini beranggotakan para penggemar K-Pop.
Perkumpulan ini mempunyai bidang pembicaraan masing-masing, seperti
kebudayaan, pariwisata, industri, pendidikan, dan lain-lain.
Para siswa yang belajar bahasa Korea di KT-GEC sebagian besar adalah siswa
yang terkena dampak fenomena arus penyebaran kebudayaan Korea. Banyak siswa
yang ingin belajar bahasa Korea di KT-GEC karena di setiap tahunnya KT-GEC
mendatangkan native dan KT-GEC juga membuka kelas TOPIK dan program
Summer School ke Korea. Para siswa yang terkena dampak Korea sangat tertarik
belajar di KT-GEC, karena siswa dapat bertemu langsung dengan orang Korea dan
mendapatkan fasilitas belajar yang menyenangkan dengan menggunakan teknologi
berbasis internet. Selain itu banyak siswa yang belajar bahasa Korea karena ingin
mendapatkan beasiswa ke Korea, sebagai contohnya adalah siswa Sekolah Menengah
Atas (SMA) yang ingin melanjutkan kuliah di Korea dan ingin mendapatkan nilai
TOPIK yang memuaskan mengambil kelas privat bahasa Korea secara intensif dan
untuk mengasah bahasa Korea. Berkat belajar bahasa Korea di KT -GEC kemampuan
bahasa Korea semakin meningkat dan semakin percaya diri untuk berbicara kepada
orang Korea. Selain itu, KT-GEC juga bekerja sama dengan Yonsei University dan
Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
7
Korea Telecom (KT) yang mempunyai banyak program menarik bagi siswa yang
ingin belajar dan mengenal Korea.
Sehubungan dengan besarnya minat masyarakat Yogyakarta, khususnya pelajar
yang belajar bahasa Korea, maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
bagaimana metode pengajaran bahasa Korea di KT -GEC dan apa saja manfaat yang
diperoleh KT-GEC sebagai lembaga pendidikan non formal bahasa Korea. Penelitian
ini hanya akan membahas mengenai metode pembelajaran bahasa Korea. Hasil
penelitian ini dituangkan dalam bentuk penulisan tugas akhir dengan judul:
“METODE PENGAJARAN BAHASA KOREA DI KT GONGSIN E-LEARNING
CENTER.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas dalam tugas
akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana metode pengajaran bahasa Korea di KT Gongsin E-Learning
Center?
2. Apa saja manfaat yang diperoleh KT Gongsin E-Learning Center sebagai
lembaga pendidikan non formal bahasa Korea?
Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
8
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah:
1. Mendeskripsikan metode pengajaran bahasa Korea di KT Gongsin E-Learning
Center bagi mahasiswa yang ingin belajar bahasa Korea.
2. Mengetahui apa saja manfaat yang diperoleh KT Gongsin E-Learning Center
sebagai lembaga pendidikan non formal bahasa Korea.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penyusunan tugas akhir ini:
1. KT Gongsin E-Lerning Center
Sebagai bahan evaluasi dan perbaikan dalam metode pengajaran di masa yang
akan datang, khusunya dalam bidang belajar mengajar.
2. Mentor
Sebagai bahan acuan belajar mengajar agar kelas terasa menyenangkan dan
efektif.
3. Pembaca
Menambah pengetahuan mengenai KT Gongsin E-Learning Center sebagai
lembaga non formal bahasa Korea yang menyediakan kelas bahasa Korea
yang menyenangkan dan berbeda dari yang lain.
Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
9
1.5 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat tiga cara untuk mengumpulkan data. Cara
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi dilakukan saat penulis melakukan pengajaran di KT Gongsin E-
Learning Center jalan Gowongan Kidul 17 Yogyakarta. Bentuk observasi
yang dilakukan adalah mengamati dan telibat sebagai pengajar bahasa Korea.
b. Wawancara
Wawancara dalam bentuk percakapan langsung kepada siswa yang belajar
bahasa Korea di KT Gongsing E-Learning Center. Pertanyaan yang diajukan
berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun. Melalui wawancara akan
diperoleh informasi yang akan menjadi bahan pembahasan dalam penelitian
ini.
c. Studi Pustaka
Selain teknik observasi dan wawancara, dilakukan juga studi pustaka dengan
mencari melalui buku-buku pustaka dan melalui pencarian lewat media
informasi elektronik yang isinya berkaitan dengan masalah-masalah yang
akan diteliti. Dalam penelitian ini, informasi umum dicari melalui website KT
Gongsin E-Learning Center Yogyakarta.
Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
10
1.6 Batasan Masalah
Permasalahan yang diajukan ager lebih terarah dan tidak menimbulkan
kesimpangsiuran dalam penafsiran perlu adanya pembatasan. Dalam hal ini penelitian
dibatasi pada:
1. Analisis metode pengajaran di KT Gongsin E-Learning Center.
2. Data yang dianalisis hanya metode pengajaran pada kelas budaya dan bahasa
di KT Gongsin E-Learning Center.
1.7 Tinjauan Pustaka
Berikut adalah paparan pustaka yang menjadi acuan penulisan Tugas Akhir
terkait metode pengajaran di KT Gongsin E-Learning Center.
Berdarsarkan informasi yang ada, penelitian tentang Metode Pengajaran di
Korea Telecom (KT) Gongsin E-Learning Center belum pernah dilakukan. Penelitian
sejenis pernah dilakukan oleh Rya Rosantika (2013) jurusan bahasa Korea dengan
judul Bentuk Pelayanan Costumer di Divisi Costumer Information Center LotteMart
Wholesale Yogyakarta. Permasalahan yang dianalisi adalah mengetahui bentuk
layanan-layanan costumer atau pelanggan di Divisi CIS LotteMart Wholesale
Yogyakarta dan mengetahui apa saja kendala yang dihadapi divisi tersebut di dalam
memberikan pelayanan yang berupa informasi kepada pelanggan.
Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
11
Berbeda dengan penelitian di atas, penelitian ini mengambil judul
Metode Pengajaran di Korea Telecom (KT) Gongsin E-Learning Center. Penelitian
ini mengkaji tentang metode-metode pengajaran dan manfaat KT Gongsin E-
Learning Center sebagai lembaga pendidikan non formal bahasa Korea.
1.8 Landasan Teori
a. Metode Ceramah
Penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok
pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang
relatif besar. Metode ini banyak digunakan dalam kegiatan belajar mengajar
agar siswa mengerti dan memahami mengenai materi yang tengah diajarkan
pada saat itu. Banyak dari para pengajar yang menggunakan metode ini
karena metode ini dianggap sangat efektif dan sangat membantu dalam
menyampaikan materi secara padat dan jelas.
b. Metode Tanya Jawab
Metode ini merupakan metode interaksi dua arah antara guru dan
siswa, memerlukan teknik bertanya oleh guru yang juga mampu membangun
Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
12
situasi yang kondusif. Hal ini dapat membuat siswa menjadi semakin aktif
bertanya dan dapat menjadi semakin tahu mengenai informasi-informasi baru.
c. Metode Diskusi
Metode penyampaikan materi secara problematis untuk melatih siswa
mengembangkan keterampilan berkomunikasi. Metode ini dapat diterapkan
untuk siswa agar dapat menciptakan kekompakan kelompok dengan
bekerjasama untuk berpikir dan berpendapat dengan teman sekelas. Dalam
menerapkan metode ini pengajar sebaiknya meminta sekelompok siswa untuk
membuat karya yang dalam setiap kelompok mempunyai pendapat dan hasil
yang berbeda.
d. Metode Kerja Kelompok
Metode dimana guru menyediakan materi dan mengkondisikan siswa
dalam suatu kelompok yang heterogen. Heterogen adalah terdiri atas berbagai
unsur yang berbeda sifat atau berlainan jenis; beraneka ragam (Kamus Besar
Bahasa Indonesia Android 4.0.0). Pembentukan kelompok heterogen memberi
kesempatan untuk saling mengajar dan saling mendukung sehingga
memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang
Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
13
berkemampuan akademis tinggi, diharapkan dapat membantu anggota
kelompok yang lain.
e. Metode Pemberian Tugas
Metode ini dapat merangsang siswa untuk aktif belajar, baik secara
individual maupun kelompok. Dengan adanya pemberian tugas, siswa diajak
untuk mengulang pelajaran yang telah dipelajari pada hari itu. Maksud dari
metode ini adalah untuk mengulang informasi yang telah mereka dapat dan
untuk membuat siswa lebih mengenal dan mengetahui lebih dalam mengenai
pengetahuan-pengetahuan yang telah mereka dapatkan ataupun yang akan
mereka dapatkan. Misalnya siswa diberikan informasi mengenai cara
membuat suatu kalimat dengan menggunakan tata bahasa yang diberikan pada
siswa saat pelajaran berlangsung. Dengan diadakannya metode pemberian
tugas ini, siswa dapat mengetahui lebih dalam mengenai tata bahasa maupun
kosa kata yang digunakan pada saat membuat kalimat baru.
f. Metode Demonstrasi
Metode guna memperagakan atau menunjukkan suatu prosedur, proses,
situasi benda tertentu dalam bentuk asli atau tiruan. Dalam metode ini siswa
diajak untuk berimajinasi mengenai hal-hal yang diajarkan oleh pengajar.
Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
14
Pengajaran metode ini sangat menyenangkan karena siswa mempunyai
banyak imajinasi mengenai hal-hal yang dipelajari.
g. Metode Eksperimen
Metode untuk mengaktifkan siswa dengan mengalami dan
membuktikan sendiri proses dengan hasil percobaan. Metode ini mengajak
siswa untuk aktif dalam berkegiatan membuat sesuatu hal yang baru dan
dengan adanya metode tersebut siswa dapat belajar sambil bermain dengan
menggunakan kreasi mereka masing-masing.
h. Metode Simulasi
Metode yang digunakan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa
dengan menirukan keadaan sebenarnya ke dalam situasi buatan. Dengan
adanya metode ini siswa diajak untuk mencoba hal-hal baru yang mungkin
belum pernah mereka alami sebelumnya.
i. Metode Inkuiri (Penemuan)
Disebut metode penemuan yang dirancang oleh pengajar sesuai
dengan kemampuan dan tingkat perkembangan intelektual siswa, serta untuk
Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
15
mengurangi ketergantungan siswa kepada guru dalam mengajar. Inkuiri
merupakan tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia untuk
menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin
tahu (dikutip dari artikel David L. Haury, Teaching Science Through Inquiry
(1993) oleh Alfred Novak). Dengan kata lain, inkuiri berkaitan dengan
aktivitas dan keterampilan aktif yang fokus pada pencarian pengetahuan atau
pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu (Haurry, 1993). Menurut
Mulyani Sumantri (1999) Metode Inkuiri (penemuan) adalah cara penyajian
pelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan informasi
dengan bantuan guru.
j. Metode Pembelajaran Terpadu
Suatu metode dengan mengajukan suatu masalah oleh guru untuk
dicari solusinya melalui berbagai bidang studi, untuk melatih siswa berpikir
secara komprehensif. Komprehensif adalah bersifat mampu menangkap atau
menerima dengan baik (Kamus Besar Bahasa Indonesia Android 4.0.0).
Metode pembelajaran terpadu ini dapat membuat siswa didik menjadi
lebih berwawasan luas dan dapat mendorong berkembangnya kemampuan
belajar dalam aspek afektif dan psikomotorik. Aspek afektif atau intelektual
Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
16
adalah mengenai sikap, minat, dan emosi siswa. Klasifikasi tujuan domain
afektif terbagi menjadi lima menurut Krathwol (1964):
a. Penerimaan
Mengacu pada kemampuan dengan memperhatikan dan memberikan
respon terhadap stimulasi yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil
belajar terendah dalam domain afektif.
b. Pemberian respon atau partisipasi
Satu tingkat di atas penerimaan dan dalam hal ini siswa menjadi terlibat
secara afektif.
c. Penilaian atau penentuan sikap
Mengacu pada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek
atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak,
atau tidak menghiraukan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diklarifikasi
menjadi “sikap dan opresiasi”.
d. Organisasi
Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang
membuat lebih konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan
membentuk suatu sisitem nilai internal, mencangkup tingkah laku yang
tercermin dalam suatu filsafat hidup.
Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
17
e. Karakterisasi atau pembentukan pola hidup
Mengacu kepada karakter dan daya hidup seseorang. Nilai-nilai sangat
berkembang nilai teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten
dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam kategori ini ada
hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial, dan emosi jiwa.
Aspek psikomotorik adalah kemampuan yang menyangkut kegiatan otot dan
fisik. Klasifikasi tujuan domain afektif terbagi menjadi lima menurut Davc
(1970), misalnya terdiri dari:
a. Peniruan
Terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respon
serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot
saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak
sempurna.
b. Manipulasi
Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan,
penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan
melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut
petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.
Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
18
c. Ketetapan
Memerlukan kecermatan, proporsi, dan kepastian yang lebih tinggi dalam
penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan
dibatasi sampai pada tingkat minimum.
d. Artikulasi
Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan
yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di
antara gerakan-gerakan yang berbeda.
e. Pengalamiahan
Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit
mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara
rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam
domain psikomotorik.
k. Metode Latihan Keterampilan
Metode merupakan cara mengajar dengan memberikan latihan
keterampilan dan mengajak untuk terjun langsung untuk dapat melihat
proses sesuatu. Metode ini dinilai ampuh untuk menstimulasi kemampuan
siswa untuk mencoba hal-hal baru dan dapat meningkatkan kemampuan
belajar siswa.
Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
19
1.9 Sistematika Penulisan
Tugas Akhir berupa laporan penelian yang berjudul “METODE
PENGAJARAN BAHASA KOREA DI KOREA TELECOM (KT) GONGSIN E-
LEARNING CENTER” akan disajikan dalam bab:
1. BAB I berupa pendahuluan. Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian,
tinjauan pustaka, landasan teori, dan sistematika penulisan.
2. BAB II berupa gambaran umum KT Gongsin E-Learning Center Yogyakarta,
lokasi, dan sejarah singkat berdirinya Gongsin.
3. BAB III beisi tentang metode-metode pengajaran bahasa Korea di KT
Gongsin E-Learning Center.
4. BAB IV merupakan bab terakhir yang menutup penulisan tugas akhir berupa
kesimpulan dan saran.
Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/