BAB I PENDAHULUAN -...

19
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korea Selatan, atau sering disebut Hanguk (한국) oleh masyarakat Korea Selatan yang beribukota di Seoul merupakan negara yang bangun dari kemiskinan dan berubah menjadi negara berkembang. Korea yang membagi pemerintahannya dalam tiga bagian, yaitu yudikatif, eksekutif, dan legislatif baru-baru ini mendapat banyak perhatian dari masyarakat Korea itu sendiri maupun Luar Negeri. Korea semakin menunjukkan kiprahnya berkat adanya Korean Pop (K-Pop) atau sering disebut dengan Hallyu. Hallyu (Korean Wave/demam Korea) tidak hanya dalam bidang musik atau entertainment, tetapi juga mencangkup kebudayaan-kebudayaan lain, seperti gaya berpakaian, pendidikan, masakan, dan gaya bersosialisasi. Kebudayaan-kebudayaan Korea disampaikan melalui drama maupun film. Dari drama tersebut masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia dapat belajar bagaimana sikap orang Korea ketika berbicara maupun ketika berhadapan dengan orang yang lebih tua maupun seumuran. Selain etiket berbicara, gaya bersosialisasi masyarakat Korea, khususnya gaya bersosialisasi anak muda banyak dipengaruhi oleh budaya barat, seperti tidak menghiraukan orang lain dan hanya mementingkan diri mereka sendiri. Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center Yogyakarta NINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKA Universitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Transcript of BAB I PENDAHULUAN -...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Korea Selatan, atau sering disebut Hanguk (한국) oleh masyarakat Korea

Selatan yang beribukota di Seoul merupakan negara yang bangun dari kemiskinan

dan berubah menjadi negara berkembang. Korea yang membagi pemerintahannya

dalam tiga bagian, yaitu yudikatif, eksekutif, dan legislatif baru-baru ini mendapat

banyak perhatian dari masyarakat Korea itu sendiri maupun Luar Negeri. Korea

semakin menunjukkan kiprahnya berkat adanya Korean Pop (K-Pop) atau sering

disebut dengan Hallyu. Hallyu (Korean Wave/demam Korea) tidak hanya dalam

bidang musik atau entertainment, tetapi juga mencangkup kebudayaan-kebudayaan

lain, seperti gaya berpakaian, pendidikan, masakan, dan gaya bersosialisasi.

Kebudayaan-kebudayaan Korea disampaikan melalui drama maupun film. Dari

drama tersebut masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia dapat belajar bagaimana

sikap orang Korea ketika berbicara maupun ketika berhadapan dengan orang yang

lebih tua maupun seumuran. Selain etiket berbicara, gaya bersosialisasi masyarakat

Korea, khususnya gaya bersosialisasi anak muda banyak dipengaruhi oleh budaya

barat, seperti tidak menghiraukan orang lain dan hanya mementingkan diri mereka

sendiri.

Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

2

Belakangan ini drama Korea sedang marak di Indonesia maupun negara-negara

lainnya. Korea banyak menampilkan drama komedi dan romatis. Dengan adanya

drama tersebut, banyak orang yang dapat menguasai bahasa dan mengetahui

kebudayaan Korea itu sendiri. Bahasa Korea merupakan bahasa serapan yang terdiri

dari 70% bahasa Cina, 30% bahasa Korea, dan bahasa Inggris. Banyak masyarakat

yang jatuh cinta pada negara Korea mengatakan bahwa bahasa Korea merupakan

salah satu bahasa yang unik. Melalui bahasa yang unik dan enak untuk didengar,

banyak masyarakat yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai bahasa Korea.

Berawal dari minat menonton drama Korea, banyak masyarakat yang ingin

mengetahui lebih mendalam mengenai bahasa Korea. Hal ini berdampak bagi

kemajuan dalam bidang perekonomian maupun pendidikan.

Kemajuan Korea Selatan kini telah menyamai atau bahkan melebihi negara

tetangganya, yaitu Jepang yang dulunya disebut sebagai „Macan Asia‟. Kini Korea

juga mendapat julukan sebagai „Macan Asia‟ atas kemajuan pesatnya dalam dunia

perekonomian. Dengan kemajuan ekonomi, Korea juga semakin banyak menjalin

kerjasama dengan negara-negara tetangga lainnya, salah satunya adalah Indonesia.

Indonesia yang mendapat julukan negara pendidikan, kini menjalin kerjasama dalam

bidang pendidikan dengan Korea Selatan dan ditambah lagi minat belajar bahasa

Korea yang besar, semakin membuka peluang besar bagi Korea untuk mengajarkan

kebudayaan Korea kepada Indonesia.

Terkait dengan perkembangan ekonomi Korea yang semakin meningkat,

walaupun laju ekonomi tahun 2013 mengalami perlambatan, tetapi Indonesia telah

Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

3

melirik Korea sebagai partner bisnis masa depan. Direktorat Jenderal (Dirjen)

Kerjasama Hubungan Internasional Kementerian Perdagangan ingin bekerjasama

dengan Korea dan memanfaatkan kelebihan Korea ke berbagai belahan dunia. Dalam

hal ini Indonesia dapat mengekspor otomotif dari timur tengah, selain itu pendidikan

Indonesia juga sangat potensial untuk dimanfaatkan Korea.

Saat ini perundingan pertama dan kedua antara Indonesia termasuk negara

ASEAN lainnya dan Korea Selatan (K-CEPA) telah dilaksanakan pada 12 Juli 2012

dan pada 10-11 Desember 2012 di Jakarta. Pada kedua pertemuan tersebut, kedua

negara menyepakati Terms of Reference (TOR) IK-CEPA yang didasarkan pada

prinsip "common understanding (pemahaman bersama)". Sementara itu, perundingan

ketiga diselenggarakan pada 29-31 Mei 2013 dengan fokus untuk menyelesaikan

perundingan secara menyeluruh di tahun 2013.1

Selain perekonomian, saat ini budaya Korea tengah banyak diminati oleh

masyarakat Indonesia, khususnya kalangan remaja. Kebudayaan Korea yang tengah

populer di Indonesia saat ini adalah film, drama, musik, gaya berpakaian, dan lain-

lain. Pada awalnya, invasi kebudayaan korea ini hanya menjangkiti Cina. Di awal

tahun 2000an, banyak anak muda Cina yang tergila-gila dengan segala hal yang

berbau Korea mulai dari cara berpakaian, musik, hingga kebudayaan tradisional

1 http://finance.detik.com/read/2013/07/15/150327/2303111/4/korea-selatan-jadi-negara-maju-ri-

buru-buru-merapat diunduh pada 4 April pukul 21:18

Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

4

Korea. Kemudian invasi ini menjalar sampai ke Asia Tenggara termasuk Indonesia.2

Dengan adanya invasi, masyarakat Indonesia mulai tertarik untuk mengenal Korea

lebih dalam, dan untuk lebih mengenal Korea, banyak masyarakat Indonesia

khususnya para remaja belajar bahasa Korea. Dengan belajar bahasa Korea,

masyarakat menjadi semakin percaya diri, karena dapat menulis huruf Korea, maupun

berbicara dalam bahasa Korea. Untuk menyalurkan rasa keingintahuan akan bahasa

Korea, banyak didirikan lembaga kursus bahasa Korea di Indonesia.

Banyak didirikan Lembaga Pendidikan Kursus (LPK) yang mengajarkan bahasa

Korea di Indonesia, khususnya di Yogyakarta. LPK seperti Hangeul yang berlokasi di

jalan Gejayan CT no.19, Depok, Sleman, Yogyakarta yang secara intensif mengajar

bahasa Korea bagi masyarakat yang tertarik atau ingin memperdalam bahasa Korea,

LPK Bina Insani yang didirikan untuk masyarakat yang ingin bekerja di Korea dan

mengikuti Test of Proficiency in Korean (TOPIK), dan Korea Telecom (KT) Gongsin

E-Learning Center yang mengajarkan bahasa Korea dengan cara yang menyenangkan

dan menarik.

Mengetahui tingginya minat masyarakat tentang bahasa Korea, pemerintah kini

telah menjalin kerjasama dengan pemerintah Korea Selatan dalam bidang pendidikan,

sehingga dibuka lembaga-lembaga non formal atau pendidikan formal. Salah satunya

dengan didirikannya sebuah lembaga bahasa Korea yang bernama KT Gongsin E-

Learning Center (KT-GEC) yang terletak di Jalan Gowongan Kidul 17 Yogyakarta.

2 http://missdk.blogdetik.com/2013/02/27/budaya-k-pop-di-indonesia/#.U0f36vmSy5I diunduh pada

4 April pukul 21:20

Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

5

Lembaga non formal ini mengajarkan bahasa Korea dengan lima metode

pembelajaran, menulis, membaca, mendengar, berbicara, dan tata bahasa. Setiap

pembelajaran, para mentor menggunakan alat pendukung pembelajaran, seperti

proyektor, audio, dan dilengkapi dengan internet untuk membuat kegiatan belajar

mengajar terasa semakin menyenangkan, menarik, dan interaktif, sehingga

memudahkan mentor maupun siswa untuk berinteraksi secara langsung dan melihat

berbagai contoh percakapan dari video yang diputarkan. Selain itu, siswa juga

diharuskan membuat kalimat di setiap akhir bab dan mengulang pembicaraan yang

didengar melalui audio. Untuk semakin menambah kesenangan dalam belajar bahasa

Korea, KT-GEC menawarkan kelas memasak dan kelas kebudayaan di setiap

pertemuan ke empat dan pertemuan ke delapan. Selain itu, untuk lebih mengenal

kebudayaan Korea, KT-GEC juga membuka warung masakan Korea yang menunya

diminati oleh masyarakat Indonesia, khususnya Yogyakarta.

KT-GEC juga mempunyai native speaker yang datang untuk melatih percakapan

bahasa Korea para siswa. Kelas berbicara ini diadakan pada bulan Desember-Februari,

kelas ini bernama Winter Class dan Annyeong Eonni (안녕 언니). Sebagian besar

siswa yang belajar bahasa Korea di KT-GEC mengenal bahasa Korea melalui drama

maupun program-program Korea, seperti Running Man dan Dad Where Are You

Going. Minat belajar bahasa Korea yang semakin besar yang diikuti oleh adanya

ketertarikan mengenai bahasa Korea dan banyak artis Korea yang mengadakan

Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

6

konser di Indonesia, hal tersebut semakin menambah minat siswa untuk belajar

bahasa Korea.

KT-GEC juga mempunyai suatu organisasi Korean Friends (KFriends) yang

membicarakan masalah atau hal-hal yang tengah menarik perhatian masyarakat Korea,

maupun dunia dan perkumpulan ini beranggotakan para penggemar K-Pop.

Perkumpulan ini mempunyai bidang pembicaraan masing-masing, seperti

kebudayaan, pariwisata, industri, pendidikan, dan lain-lain.

Para siswa yang belajar bahasa Korea di KT-GEC sebagian besar adalah siswa

yang terkena dampak fenomena arus penyebaran kebudayaan Korea. Banyak siswa

yang ingin belajar bahasa Korea di KT-GEC karena di setiap tahunnya KT-GEC

mendatangkan native dan KT-GEC juga membuka kelas TOPIK dan program

Summer School ke Korea. Para siswa yang terkena dampak Korea sangat tertarik

belajar di KT-GEC, karena siswa dapat bertemu langsung dengan orang Korea dan

mendapatkan fasilitas belajar yang menyenangkan dengan menggunakan teknologi

berbasis internet. Selain itu banyak siswa yang belajar bahasa Korea karena ingin

mendapatkan beasiswa ke Korea, sebagai contohnya adalah siswa Sekolah Menengah

Atas (SMA) yang ingin melanjutkan kuliah di Korea dan ingin mendapatkan nilai

TOPIK yang memuaskan mengambil kelas privat bahasa Korea secara intensif dan

untuk mengasah bahasa Korea. Berkat belajar bahasa Korea di KT -GEC kemampuan

bahasa Korea semakin meningkat dan semakin percaya diri untuk berbicara kepada

orang Korea. Selain itu, KT-GEC juga bekerja sama dengan Yonsei University dan

Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

7

Korea Telecom (KT) yang mempunyai banyak program menarik bagi siswa yang

ingin belajar dan mengenal Korea.

Sehubungan dengan besarnya minat masyarakat Yogyakarta, khususnya pelajar

yang belajar bahasa Korea, maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui

bagaimana metode pengajaran bahasa Korea di KT -GEC dan apa saja manfaat yang

diperoleh KT-GEC sebagai lembaga pendidikan non formal bahasa Korea. Penelitian

ini hanya akan membahas mengenai metode pembelajaran bahasa Korea. Hasil

penelitian ini dituangkan dalam bentuk penulisan tugas akhir dengan judul:

“METODE PENGAJARAN BAHASA KOREA DI KT GONGSIN E-LEARNING

CENTER.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas dalam tugas

akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana metode pengajaran bahasa Korea di KT Gongsin E-Learning

Center?

2. Apa saja manfaat yang diperoleh KT Gongsin E-Learning Center sebagai

lembaga pendidikan non formal bahasa Korea?

Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

8

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah:

1. Mendeskripsikan metode pengajaran bahasa Korea di KT Gongsin E-Learning

Center bagi mahasiswa yang ingin belajar bahasa Korea.

2. Mengetahui apa saja manfaat yang diperoleh KT Gongsin E-Learning Center

sebagai lembaga pendidikan non formal bahasa Korea.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penyusunan tugas akhir ini:

1. KT Gongsin E-Lerning Center

Sebagai bahan evaluasi dan perbaikan dalam metode pengajaran di masa yang

akan datang, khusunya dalam bidang belajar mengajar.

2. Mentor

Sebagai bahan acuan belajar mengajar agar kelas terasa menyenangkan dan

efektif.

3. Pembaca

Menambah pengetahuan mengenai KT Gongsin E-Learning Center sebagai

lembaga non formal bahasa Korea yang menyediakan kelas bahasa Korea

yang menyenangkan dan berbeda dari yang lain.

Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

9

1.5 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat tiga cara untuk mengumpulkan data. Cara

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi dilakukan saat penulis melakukan pengajaran di KT Gongsin E-

Learning Center jalan Gowongan Kidul 17 Yogyakarta. Bentuk observasi

yang dilakukan adalah mengamati dan telibat sebagai pengajar bahasa Korea.

b. Wawancara

Wawancara dalam bentuk percakapan langsung kepada siswa yang belajar

bahasa Korea di KT Gongsing E-Learning Center. Pertanyaan yang diajukan

berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun. Melalui wawancara akan

diperoleh informasi yang akan menjadi bahan pembahasan dalam penelitian

ini.

c. Studi Pustaka

Selain teknik observasi dan wawancara, dilakukan juga studi pustaka dengan

mencari melalui buku-buku pustaka dan melalui pencarian lewat media

informasi elektronik yang isinya berkaitan dengan masalah-masalah yang

akan diteliti. Dalam penelitian ini, informasi umum dicari melalui website KT

Gongsin E-Learning Center Yogyakarta.

Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

10

1.6 Batasan Masalah

Permasalahan yang diajukan ager lebih terarah dan tidak menimbulkan

kesimpangsiuran dalam penafsiran perlu adanya pembatasan. Dalam hal ini penelitian

dibatasi pada:

1. Analisis metode pengajaran di KT Gongsin E-Learning Center.

2. Data yang dianalisis hanya metode pengajaran pada kelas budaya dan bahasa

di KT Gongsin E-Learning Center.

1.7 Tinjauan Pustaka

Berikut adalah paparan pustaka yang menjadi acuan penulisan Tugas Akhir

terkait metode pengajaran di KT Gongsin E-Learning Center.

Berdarsarkan informasi yang ada, penelitian tentang Metode Pengajaran di

Korea Telecom (KT) Gongsin E-Learning Center belum pernah dilakukan. Penelitian

sejenis pernah dilakukan oleh Rya Rosantika (2013) jurusan bahasa Korea dengan

judul Bentuk Pelayanan Costumer di Divisi Costumer Information Center LotteMart

Wholesale Yogyakarta. Permasalahan yang dianalisi adalah mengetahui bentuk

layanan-layanan costumer atau pelanggan di Divisi CIS LotteMart Wholesale

Yogyakarta dan mengetahui apa saja kendala yang dihadapi divisi tersebut di dalam

memberikan pelayanan yang berupa informasi kepada pelanggan.

Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

11

Berbeda dengan penelitian di atas, penelitian ini mengambil judul

Metode Pengajaran di Korea Telecom (KT) Gongsin E-Learning Center. Penelitian

ini mengkaji tentang metode-metode pengajaran dan manfaat KT Gongsin E-

Learning Center sebagai lembaga pendidikan non formal bahasa Korea.

1.8 Landasan Teori

a. Metode Ceramah

Penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok

pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang

relatif besar. Metode ini banyak digunakan dalam kegiatan belajar mengajar

agar siswa mengerti dan memahami mengenai materi yang tengah diajarkan

pada saat itu. Banyak dari para pengajar yang menggunakan metode ini

karena metode ini dianggap sangat efektif dan sangat membantu dalam

menyampaikan materi secara padat dan jelas.

b. Metode Tanya Jawab

Metode ini merupakan metode interaksi dua arah antara guru dan

siswa, memerlukan teknik bertanya oleh guru yang juga mampu membangun

Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

12

situasi yang kondusif. Hal ini dapat membuat siswa menjadi semakin aktif

bertanya dan dapat menjadi semakin tahu mengenai informasi-informasi baru.

c. Metode Diskusi

Metode penyampaikan materi secara problematis untuk melatih siswa

mengembangkan keterampilan berkomunikasi. Metode ini dapat diterapkan

untuk siswa agar dapat menciptakan kekompakan kelompok dengan

bekerjasama untuk berpikir dan berpendapat dengan teman sekelas. Dalam

menerapkan metode ini pengajar sebaiknya meminta sekelompok siswa untuk

membuat karya yang dalam setiap kelompok mempunyai pendapat dan hasil

yang berbeda.

d. Metode Kerja Kelompok

Metode dimana guru menyediakan materi dan mengkondisikan siswa

dalam suatu kelompok yang heterogen. Heterogen adalah terdiri atas berbagai

unsur yang berbeda sifat atau berlainan jenis; beraneka ragam (Kamus Besar

Bahasa Indonesia Android 4.0.0). Pembentukan kelompok heterogen memberi

kesempatan untuk saling mengajar dan saling mendukung sehingga

memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang

Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

13

berkemampuan akademis tinggi, diharapkan dapat membantu anggota

kelompok yang lain.

e. Metode Pemberian Tugas

Metode ini dapat merangsang siswa untuk aktif belajar, baik secara

individual maupun kelompok. Dengan adanya pemberian tugas, siswa diajak

untuk mengulang pelajaran yang telah dipelajari pada hari itu. Maksud dari

metode ini adalah untuk mengulang informasi yang telah mereka dapat dan

untuk membuat siswa lebih mengenal dan mengetahui lebih dalam mengenai

pengetahuan-pengetahuan yang telah mereka dapatkan ataupun yang akan

mereka dapatkan. Misalnya siswa diberikan informasi mengenai cara

membuat suatu kalimat dengan menggunakan tata bahasa yang diberikan pada

siswa saat pelajaran berlangsung. Dengan diadakannya metode pemberian

tugas ini, siswa dapat mengetahui lebih dalam mengenai tata bahasa maupun

kosa kata yang digunakan pada saat membuat kalimat baru.

f. Metode Demonstrasi

Metode guna memperagakan atau menunjukkan suatu prosedur, proses,

situasi benda tertentu dalam bentuk asli atau tiruan. Dalam metode ini siswa

diajak untuk berimajinasi mengenai hal-hal yang diajarkan oleh pengajar.

Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

14

Pengajaran metode ini sangat menyenangkan karena siswa mempunyai

banyak imajinasi mengenai hal-hal yang dipelajari.

g. Metode Eksperimen

Metode untuk mengaktifkan siswa dengan mengalami dan

membuktikan sendiri proses dengan hasil percobaan. Metode ini mengajak

siswa untuk aktif dalam berkegiatan membuat sesuatu hal yang baru dan

dengan adanya metode tersebut siswa dapat belajar sambil bermain dengan

menggunakan kreasi mereka masing-masing.

h. Metode Simulasi

Metode yang digunakan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa

dengan menirukan keadaan sebenarnya ke dalam situasi buatan. Dengan

adanya metode ini siswa diajak untuk mencoba hal-hal baru yang mungkin

belum pernah mereka alami sebelumnya.

i. Metode Inkuiri (Penemuan)

Disebut metode penemuan yang dirancang oleh pengajar sesuai

dengan kemampuan dan tingkat perkembangan intelektual siswa, serta untuk

Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

15

mengurangi ketergantungan siswa kepada guru dalam mengajar. Inkuiri

merupakan tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia untuk

menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin

tahu (dikutip dari artikel David L. Haury, Teaching Science Through Inquiry

(1993) oleh Alfred Novak). Dengan kata lain, inkuiri berkaitan dengan

aktivitas dan keterampilan aktif yang fokus pada pencarian pengetahuan atau

pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu (Haurry, 1993). Menurut

Mulyani Sumantri (1999) Metode Inkuiri (penemuan) adalah cara penyajian

pelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan informasi

dengan bantuan guru.

j. Metode Pembelajaran Terpadu

Suatu metode dengan mengajukan suatu masalah oleh guru untuk

dicari solusinya melalui berbagai bidang studi, untuk melatih siswa berpikir

secara komprehensif. Komprehensif adalah bersifat mampu menangkap atau

menerima dengan baik (Kamus Besar Bahasa Indonesia Android 4.0.0).

Metode pembelajaran terpadu ini dapat membuat siswa didik menjadi

lebih berwawasan luas dan dapat mendorong berkembangnya kemampuan

belajar dalam aspek afektif dan psikomotorik. Aspek afektif atau intelektual

Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

16

adalah mengenai sikap, minat, dan emosi siswa. Klasifikasi tujuan domain

afektif terbagi menjadi lima menurut Krathwol (1964):

a. Penerimaan

Mengacu pada kemampuan dengan memperhatikan dan memberikan

respon terhadap stimulasi yang tepat. Penerimaan merupakan tingkat hasil

belajar terendah dalam domain afektif.

b. Pemberian respon atau partisipasi

Satu tingkat di atas penerimaan dan dalam hal ini siswa menjadi terlibat

secara afektif.

c. Penilaian atau penentuan sikap

Mengacu pada nilai atau pentingnya kita menterikatkan diri pada objek

atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi seperti menerima, menolak,

atau tidak menghiraukan. Tujuan-tujuan tersebut dapat diklarifikasi

menjadi “sikap dan opresiasi”.

d. Organisasi

Mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap yang berbeda yang

membuat lebih konsisten dapat menimbulkan konflik-konflik internal dan

membentuk suatu sisitem nilai internal, mencangkup tingkah laku yang

tercermin dalam suatu filsafat hidup.

Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

17

e. Karakterisasi atau pembentukan pola hidup

Mengacu kepada karakter dan daya hidup seseorang. Nilai-nilai sangat

berkembang nilai teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten

dan lebih mudah diperkirakan. Tujuan dalam kategori ini ada

hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial, dan emosi jiwa.

Aspek psikomotorik adalah kemampuan yang menyangkut kegiatan otot dan

fisik. Klasifikasi tujuan domain afektif terbagi menjadi lima menurut Davc

(1970), misalnya terdiri dari:

a. Peniruan

Terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respon

serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot

saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak

sempurna.

b. Manipulasi

Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan,

penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan

melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut

petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.

Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

18

c. Ketetapan

Memerlukan kecermatan, proporsi, dan kepastian yang lebih tinggi dalam

penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan

dibatasi sampai pada tingkat minimum.

d. Artikulasi

Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan

yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di

antara gerakan-gerakan yang berbeda.

e. Pengalamiahan

Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit

mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara

rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam

domain psikomotorik.

k. Metode Latihan Keterampilan

Metode merupakan cara mengajar dengan memberikan latihan

keterampilan dan mengajak untuk terjun langsung untuk dapat melihat

proses sesuatu. Metode ini dinilai ampuh untuk menstimulasi kemampuan

siswa untuk mencoba hal-hal baru dan dapat meningkatkan kemampuan

belajar siswa.

Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

19

1.9 Sistematika Penulisan

Tugas Akhir berupa laporan penelian yang berjudul “METODE

PENGAJARAN BAHASA KOREA DI KOREA TELECOM (KT) GONGSIN E-

LEARNING CENTER” akan disajikan dalam bab:

1. BAB I berupa pendahuluan. Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian,

tinjauan pustaka, landasan teori, dan sistematika penulisan.

2. BAB II berupa gambaran umum KT Gongsin E-Learning Center Yogyakarta,

lokasi, dan sejarah singkat berdirinya Gongsin.

3. BAB III beisi tentang metode-metode pengajaran bahasa Korea di KT

Gongsin E-Learning Center.

4. BAB IV merupakan bab terakhir yang menutup penulisan tugas akhir berupa

kesimpulan dan saran.

Metode Pengajaran Bahasa Korea di Korea Telecom (KT) Gongsin E- Learning Center YogyakartaNINDITA ENGGAR WIDHY KARTIKAUniversitas Gadjah Mada, 2014 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/