BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/1244/2/Kartika Rahmadhani BAB I.pdf · seni...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangrepository.ump.ac.id/1244/2/Kartika Rahmadhani BAB I.pdf · seni...
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biografi sudah barang tentu merupakan unit sejarah yang sejak zaman
klasik telah ditulis antara lain oleh historiograf Tacitus. Sejak itu biografi
termasuk bidang sejarah yang populer dan senantiasa sangat menarik serta
banyak dibutuhkan. Dipandang dari teknik penulisan memang perlu diakui
biografi menuntut kemahiran memakai bahasa dan retorik tertentu, pendeknya
seni menulis. Jadi, disini sejarah lebih merupakan seni daripada ilmu. Untuk
menokohkan seorang pelaku, biografi menjadi alat utama. Biografi yang ditulis
secara baik sangat mampu membangkitkan inspirasi kepada para pembaca. Jadi,
dipandang dari sudut ini biografi mempunyai fungsi penting dalam pendidikan
(Kartodirdjo, 1992 : 76-77).
Seperti dalam bukunya Effendi yang berjudul Kiprah dan Pemikiran
Politik Tokoh-tokoh Bangsa (2014) yang memuat 30 tokoh perpolitikan di
Indonesia. Berbicara mengenai ranah politik tidak akan terlepas dari keberadaan
tokoh yang memberikan warna. Banyak tokoh berkiprah dalam sejarah
perjalanan politik Indonesia selama 70 tahun merdeka. Jejak mereka tentu
menarik untuk dilacak, terutama terkait pemikiran. Meskipun isi buku tidak
menguliti pemikiran mereka secara menyeluruh tetapi dapat memberikan
informasi secara umum. Lebih pentingnya lagi di dalam buku tersebut memuat
tentang biografi para tokoh-tokoh politik bangsa Indonesia mulai dari tokoh
politik pada masa pergerakan nasional yaitu H. O. S Cokroaminoto sampai
dengan tokoh politik modern masa kini yaitu Basuki Tjahaja Purnama. Sehingga
1
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
2
dengan adanya biografi di dalam buku tersebut penulis dapat mengetahui latar
belakang tokoh yang dibahas. Dan apabila penulis membaca lebih mendalam
lagi isi dari buku tersebut ternyata terdapat juga tokoh yang berperan dalam
bidang ekonomi dan sosial.
Salah satu tokoh politik yang berperan, yaitu Haji Omar Said (H. O. S)
Tjokroaminoto. Beliau dilahirkan di Ponorogo, Jawa Timur tanggal 6 Agustus
1882. Tjokroaminoto seorang ulama yang juga memimpin Sarekat Islam (SI)
dan dianggap sebagai tokoh pelopor pergerakan Indonesia. Ia juga dikenal
sebagai sosok guru yang kelak melahirkan para pemimpin-pemimpin terkemuka
di Indonesia, diantaranya Bung Karno, Musso, Kartosuwiryo. Kiprah politik
Tjokroaminoto dimulai tahun 1912, yakni ketika ia mendirikan Sarekat Dagang
Islam (SDI) yang kemudian berubah nama menjadi Sarekat Islam. Ia memiliki
gaya kepemimpinan yang cukup tegas dan bersahaja. Sepanjang hidup
Tjokroaminoto, terdapat beberapa pemikirannya yang cukup terkenal dan
berpengaruh terhadap perkembangan pergerakan selanjutnya. Salah satunya
yang terkenal adalah trilogi pemikirannya yaitu Setinggi-tinggi ilmu, semurni-
murni tauhid, dan sepintar-pintar siasat. Pemikiran Tjokroaminoto lainnya yaitu
tentang nasionalisme dan Islam. Tjokroaminoto meninggal dunia pada tanggal
17 Desember 1934 dan jenazahnya dimakamkan di TPM Pekuncen, Yogyakarta
(Effendi, 2014 : 11-20).
Jusuf Kalla merupakan mantan Wakil Presiden RI dengan masa bakti
2004-2009. Ia lahir di Bone, Sulawesi Selatan pada 15 Mei 1942. Jusuf Kalla
berasal dari pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
3
Group. Tahun 1968 Jusuf Kalla menjadi CEO dari NV Hadji Kalla dan dibawah
kepemimpinannya NV Hadji Kalla berkembang pesat dari bisnis ekspor impor
merambah ke bidang industri, transportasi, pertanian dan telekomunikasi.
Sebelum terjun ke dunia politik, Jusuf Kalla pernah menjabat sebagai Ketua
Kamar Dagang dan Industri Daerah (KADINDA). Ia pun sosok yang aktif dalam
berbagai organisasi kepemudaan. Dalam dunia politik ia pernah menjabat
sebagai menteri pada era pemerintahan Gus Dur dan Megawati serta menjadi
ketua umum Partai Golkar periode 2004-2009. Salah satu gagasan atau
pemikiran Jusuf Kalla adalah semangat Pancasila. Kesuksesan Jusuf Kalla tidak
hanya satu atau dua bidang. Di bidang kemanusiaan dan sosial ia terlibat dalam
kegiatan Palang Merah Indonesia. Selain itu, atas aktivitasnya sebagai juru
damai di beberapa kerusuhan yang terjadi di Indonesia dan dunia, Jusuf Kalla
dianugerahi Tokoh Perdamaian Dunia pada 2011 oleh World Assembly of Youth
(Effendi, 2014 : 234-240).
Salah satu The Founding Father Indonesia, yaitu Drs. Mohammad Hatta
yang lebih akrab dikenal dengan sebutan Bung Hatta. Ia dilahirkan pada 12
Agustus 1902 di Bukit Tinggi. Bung Hatta merupakan tokoh pejuang
kemerdekaan yang juga satu angkatan dengan Bung Karno. Kiprah politik Bung
Hatta dimulai ketika ia menuntut ilmu di Sekolah Tinggi Dagang (Handels Hage
School) di Belanda, ia mengikuti sebuah komunitas yang diberinama
Perhimpunan Indonesia tahun 1922 dan menjabat sebagai ketua pada tahun
1926. Dan pada tanggal 17 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta dapat
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Meskipun ia lebih berfokus tentang
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
4
pemikiran politik seperti tentang demokrasi, kebangsaan, hubungan
internasional, dan sebagainya, ia lebih dikenal sebagai “Bapak Koperasi
Indonesia”. Dialah yang telah menjadi peletak dasar-dasar terbentuknya koperasi
di Indonesia. Pemikiran Hatta tentang koperasi yaitu ia menginginkan agar
koperasi Indonesia menjadi wadah ekonomi yang dapat menolong masyarakat
dari kemelaratan dan keterbelakangan. Banyak Jasa Bung Hatta dalam
perkembangan koperasi Indonesia. Hal ini jelas dari gagasan Bung Hatta agar
kekuatan-kekuatan ekonomi ada ditangan rakyat bukan dari perusahaan (Effendi,
2014 : 87-101).
Selain dari ketiga contoh profil tokoh tersebut dalam bukunya Dinanta
yang berjudul Ibu Risma Memimpin dengan Hati (2014: 1). Di dalamnya
menjelaskan tentang biografi dan sikap kepemimpinan yang ia tonjolkan sebagai
walikota Surabaya. Tri Rismaharini lahir di Kediri pada 20 November 1961.
Risma merupakan sosok perempuan langka sebagai pemimpin yang berjiwa
tegas, bersih, tak kenal kompromi, tak takut dengan ancaman para penguasa
hitam, pada akhirnya menjadi predikat yang disematkan di dada Risma. Ia
berhasil menyulap kota Surabaya menjadi lebih indah dan asri dan mengatasi
berbagai persolan seperti mengatasi konflik di Kebun Binatang Surabaya dan
penutupan lokalisasi pelacuran.
Dari keempat contoh profil tokoh di atas, masing-masing memiliki kiprah
dalam bidang yang berbeda-beda. Mereka merupakan profil biografi tokoh
dalam lingkup nasional dan semua masyarakat Indonesia mengetahui siapa
mereka itu. Tetapi terdapat salah satu tokoh dalam lingkup lokal masyarakat di
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
5
Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap yaitu Haji Supriyanto Hadibroto.
Meskipun dalam tingkat lokal, ia memiliki peranan cukup penting dalam
masyarakat di daerahnya, karena ia berperan atau berkiprah dalam multi bidang
yaitu dalam bidang ekonomi dan politik, sehingga perannya patut
diperhitungkan. Haji Surpriyanto Hadibroto merupakan seorang tokoh yang
revolusioner. Di dalam bidang ekonomi yang ia geluti hampir separuh massa
hidupnya ia abdikan diri kepada masyarakat. Tidak semua orang mampu untuk
seperti itu. Ia pun menjadi seorang pelopor kemajuan ekonomi masyarakat di
Kecamatan Cimanggu dengan mendirikan sebuah badan ekonomi. Semasa ia
berkecimpung dalam bidang ekonomi, ia telah banyak menyumbangkan
penghargaan atau prestasi yang sangat luar biasa. Sehingga banyak orang
mengenalnya atas prestasi yang ia peroleh. Haji Supriyanto Hadibroto dikenal
oleh masyarakat sebagai orang yang sangat sederhana, bersahaja dan mudah
bersosialisasi. Hal ini terlihat dari cara bersosialisasi beliau sehingga disegani
oleh masyarakat. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk
mengetahui lebih lanjut tentang perjalanan hidup dan seberapa besar kontribusi
dan sumbangsih Haji Supriyanto Hadibroto dalam bidang ekonomi dan politik di
Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang telah diuraikan di atas, maka masalah yang
akan diteliti dalam skripsi ini adalah sebagai berikut
1. Bagaimana riwayat hidup Haji Supriyanto Hadibroto?
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
6
2. Bagaimana kiprah Haji Supriyanto Hadibroto dalam bidang ekonomi dan
politik di Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap?
3. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap sosok Haji Supriyanto
Hadibroto?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut
1. Untuk mendeskripsikan riwayat hidup Haji Supriyanto Hadibroto.
2. Untuk menganalisis kiprah Haji Supriyanto Hadibroto dalam bidang
ekonomi dan politik di Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap.
3. Untuk mengetahui pandangan masyarakat terhadap sosok Haji Supriyanto
Hadibroto.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, dapat diperoleh manfaat sebagai
berikut
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah
kesejarahan lokal sebagai bagian dari penulisan sejarah nasional.
b. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai salah satu referensi dalam
menganalisis tentang seorang tokoh dan perannya dalam masyarakat.
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
7
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah inspirasi
bagi para pembacanya.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa semangat
untuk memajukan perekonomian Indonesia.
E. Kajian Pustaka dan Penelitian yang Relevan
1. Kajian Pustaka
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia biografi adalah riwayat hidup
seseorang yang ditulis oleh orang lain. Biografi sendiri berasal dari bahasa
Yunani yaitu bios dan graphein yang berarti hidup dan tulis. Sehingga dapat
diartikan sebagai kisah hidup riwayat seseorang. Biografi menganalisa dan
menerangkan kejadian-kejadian dalam hidup seseorang. Lewat biografi akan
ditemukan hubungan, keterangan arti dari tindakan tertentu atau misteri yang
melingkupi hidup seseorang serta penjelasan mengenai tindakan dan perilaku
hidupnya.
Pada awal keberadaan biografi, penulisan biografi ini lebih disukai oleh
para jurnalis atau wartawan. Mereka menulis biografi karena tuntutan pekerjaan
yaitu mereka harus mencari tema-tema semenarik mungkin untuk dijadikan
berita. Seperti dalam bukunya Priyadi yang berjudul Metode Penelitian Sejarah
(2011: 98), biografi dalam historiografi jarang sekali ditulis oleh sejarawan.
Sebagian besar yang menulis biografi adalah para jurnalis dan wartawan.
Biografi dalam penulisan sejarah dapat memberikan sumbangan berupa psiko-
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
8
history, yaitu sejarah kejiwaan tokoh-tokoh sejarah, khususnya para pelaku dan
penyaksi. Tokoh-tokoh yang layak ditulis riwayat hidupnya adalah orang-orang
besar dalam sejarah yang sesuai dengan kiprahnya.
Biografi biasanya dapat bercerita tentang kehidupan seorang tokoh
terkenal atau tidak terkenal. Namun, penelitian biografi tentang orang biasa
akan menceritakan mengenai satu atau lebih tempat atau masa tertentu. Biografi
seringkali bercerita mengenai seorang tokoh sejarah, namun tidak jarang juga
tentang yang masih hidup. Berbeda dengan jurnalis atau wartawan, mereka
menulis biogarfi hanya tokoh-tokoh yang berlingkup nasional atau internasional
tetapi bagi sejarawan dalam menulis biografi pun dapat dalam lingkup yang
lebih sempit yaitu lingkup lokal, asalkan ia mempunyai peran atau pengaruh.
Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekadar daftar tanggal lahir atau
mati dan data pekerjaan seseorang, tetapi juga menceritakan tentang perasaan
yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut dengan menonjolkan
perbedaan perwatakan termasuk pengalaman pribadi. Oleh sebab itu, di dalam
menggali dan merekonstruksi biografi, seorang sejarawan harus mempunyai
ketrampilan dalam merangkai dan menyusun fakta-fakta secara runtut sesuai
dengan fakta yang ada. Hal ini diperjelas oleh Kartodirdjo dalam bukunya
Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah (2014: 87), rekonstruksi
biografis amat memerlukan imajinasi yang besar agar dapat dibuat sulaman
yang indah dari biodata yang tersedia, tentu saja tanpa menyimpang dari faktor
historiaritas. Lebih dari cerita sejarah lainnya biografi memerlukan emphaty
atau einfuhlung seperti yang digariskan oleh Dilthey sebagai metodologi
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
9
interpretatif. Dengan empati dapat menempatkan diri seolah-olah ada dalam
situasi tokoh itu, bagaimana emosinya, motivasi, dan sikapnya, persepsi, dan
konsepnya, yang kesemuanya dapat direproduksi dalam diri sejarawan.
Biografi atau catatan tentang hidup seseorang itu meskipun sangat mikro,
menjadi bagian dalam mosaik sejarah yang besar. Ada pendapat bahwa sejarah
adalah penjumlah dari biografi, dengan biografi dapat dipahami para pelaku
sejarah, zaman yang menjadi latar belakang sejarah, lingkungan sosial
politiknya dalam bukunya Kuntowijoyo yang berjudul Metodologi Sejarah
(2003 : 203-204). Dilihat dari hal tersebut maka biografi pun sekarang memiliki
kedudukan yang penting dalam penulisan sejarah.
Menurut Kartodirdjo dalam bukunya yang berjudul Pendekatan Ilmu
Sosial dalam Metodologi Sejarah (1992 : 102) menyebutkan bahwa biografi
dibedakan dalam tiga macam, yaitu (1) biografi yang komprehensif, (2) biografi
yang topikal, (3) biografi yang diedisikan. Biografi yang komprehensif adalah
biografi yang panjang dan bersegi banyak, apabila isinya pendek dan sangat
khusus sifatnya, biografi itu disebut topikal, sedang yang dinamakan biografi
yang diedisikan ialah yang disusun oleh pihak lain.
Selain biografi, ada otobiografi. Otobiografi seseorang adalah biografi
yang ditulis sendiri. Dengan otobiografi yang dilahirkan dari tangan pertama,
diharapkan bahwa sejarah dapat dipahami dengan lebih baik, tetapi otobiografi
selain mempunyai kekuatan juga mengandung kelemahan. Kekuatan otobiografi
terletak dalam keterpaduan yang utuh (coherency) sehingga pembaca tahu
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
10
bagaimana penulis memahami diri, lingkungan sosial-budaya, dan zamannya.
Otobiografi merupakan refreksi yang otentik dari pengalaman seseorang karena
otobiografi dapat ditulis sebagai usaha pembelaan diri. Adapun kelemahan
otobiografi ialah pandangan yang partial terhadap sejarah zamannya, subjektif
dan proses sejarah yang belum final dalam bukunya Kuntowijoyo yang berjudul
Metodologi Sejarah (2003 : 204-205).
Penelitian biografi juga sama dengan penelitian yang lainnya yang
memiliki kelebihan dan kelemahan yang masih menjadi perdebatan pemikiran
tentang kelebihan dan kelemahan. Menurut pemikiran Kartodirdjo dalam
bukunya yang berjudul Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah
(1992: 76-77), biografi dipandang mempunyai kelemahan pada teknik
penulisan. Teknik penulisan biografi membutuhkan kemahiran dalam
pemakaian bahasa dan retorik tertentu, pendeknya seni menulis. Di samping itu
biografi juga mempunyai kelebihan yaitu biografi mempunyai fungsi yang
penting dalam pendidikan apabila biografi ditulis dengan baik sangat mampu
membangkitkan inspirasi kepada pembaca.
Dari penjelasan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa penelitian
biografi dengan judul Biografi Haji Supriyanto Hadibroto di Kecamatan
Cimanggu Kabupaten Cilacap Tahun 1975-2015 ini termasuk dalam jenis
biografi yang diedisikan karena penulisan biografi terkait tokoh yang
bersangkutan yaitu Haji Supriyanto Hadibroto ditulis oleh pihak lain dan bukan
termasuk jenis otobiografi. Biografi yang akan ditulis pun memiliki
kebermanfaatan bagi para pembacanya, yaitu mampu menginspirasi para
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
11
pembaca karena tokoh yang ditulis memiliki sikap kepemimpinan dan sangat
berpengaruh bagi masyarakat disekitarnya.
2. Penelitian yang Relevan
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penulisan biografi seorang
tokoh sejarah maupun tokoh yang dianggap berjasa dan menjadi panutan di
Kabupaten Cilacap antara lain yang dilakukan oleh Windi Widiastuti (2015),
Sutrismi (2014), dan Endah Puji Lestari (2005). Serta terdapat salah satu buku
yang berisi tentang biografi para tokoh-tokoh politik bangsa karya Sulaiman
Effendi (2014).
Dalam buku yang berjudul Kiprah dan Pemikiran Politik Tokoh-tokoh
Bangsa (2014) karya Effendi. Di dalamnya mendeskripsikan tentang peran serta
pemikiran tokoh-tokoh bangsa dalam memajukan bangsa Indonesia, diawali
dari sosok H. O. S Cokroaminoto sampai dengan Basuki Tjahaja Purnama. Di
dalamnya terdapat biografi Muhammad Hatta atau yang lebih dikenal dengan
sebutan Bung Hatta. Ia dikenal sebagai wakil presiden RI yang pertama dan
sebagai bapak koperasi Indonesia. Spirit perjuangan Bung Hatta telah terlihat
semenjak ia menuntut ilmu di Sekolah Tinggi Dagang (Handels Hage School)
di Belanda dan ia pun bergabung dengan Komunitas pelajar Indonesia yang
dikenal dengan Perhimpunan Indonesia.
Selain penulisan tokoh biografi yang berskala nasional seperti yang
dijelaskan di atas terdapat juga penulisan biografi dalam tingkat lokal. Seperti
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
12
dalam penelitian yang dilakukan oleh Widiastuti berjudul Biografi Sutarman
Tokoh Pembangunan Dari Desa Panulisan Timur Kecamatan Dayeuhluhur
Kabupaten Cilacap Tahun 1967-2015 (2015). Penelitian ini merupakan skripsi
pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa Sutarman terlahir dari keluarga yang sangat sederhana.
Namun, kesederhanaanya itu terdapat hal yang jarang dimiliki oleh banyak
orang. Ia sangat peduli dengan keadaan di sekitarnya. Tidak hanya peduli
dengan lingkungan sekitar saja, tetapi beliau juga merupakan tokoh yang patut
dibanggakan karena perannya yang sangat besar bagi desanya dan beliau
dikenal sebagai pelopor pembangunan desa. Dari kesederhanaannya dan rasa
ingin memajukan daerahnyalah ia merupakan sosok yang patut dijadikan contoh
bagi masyarakat disekitarnya.
Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Lestari yang meneliti
tentang Biografi Karsinah (Mantan Lengger) di Desa Kalisabuk, Kecamatan
Kesugihan, Kabupaten Cilacap (2005) ini juga merupakan tokoh dalam tingkat
lokal. Penelitian ini merupakan skripsi pada Program Studi Pendidikan Sejarah,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Purwokerto. Menyimpulkan bahwa alasan Karsinah menjadi seorang lengger
karena perekonomian yang pas-pasan. Perjuangannya menjadi seorang lengger
bukanlah tanpa usaha karena pada awalnya ia sempat ditentang oleh orang tua
dan keluarganya, namun karena niat untuk membantu keluarganya semakin
besar ia memutuskan untuk tetap menjadi lengger. Ia mampu menjadi lengger
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
13
yang profesional. Saat sudah menikah ia mulai mengurangi kegiatannya
menjadi lengger demi mengurus suami dan anak-anaknya. Karsinah
mendedikasikan dirinya dalam dunia kesenian yaitu lengger. Karena ia ingin
melestarikan kesenian yang telah lama ia geluti. Dari penulisan biografi
Karsinah dapat menginspirasi para pembacanya bahwa adanya sikap ingin
melestarikan kebudayaan lengger dengan menjadi penari lengger yang
profesional.
Penulisan biografi dalam tingkat lokal pun tidak hanya sebatas dalam
bidang pembangunan dan kesenian tetapi juga dalam dunia politik desa.
Menurut Sutrismi dalam penelitiannya yang berjudul Biografi Kusno: Mantan
Kepala Desa di Desa Bengbulang Kecamatan Karangpucung Kabupaten
Cilacap (2014). Penelitian ini merupakan skripsi pada Program Studi
Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Purwokerto. Penelitian ini memberikan simpulan bahwa Kusno
lahir dari keluarga petani yang hidup berkecukupan, keberhasilan keluarga
Kusno bukan karena kekayaan yang dimiliki, melainkan karena kesederhanaan,
selalu bersyukur, taat ibadah, dan jiwa sosial beliau yang sangat tinggi. Beliau
merupakan pemimpin yang selalu mendengarkan kritik dan saran dari
bawahannya. Hasil pembangunan pada masa beliau berupa pembangunan fisik
dan nonfisik. Dari sini terlihat bahwa Kusno merupakan seorang kepala desa
dengan sikap kepemimpinan yang sangat luwes dan menjadi panutan bagi
masyarakat disekitarnya.
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
14
Ketiga penelitian di atas (skripsi) memiliki relevansi dengan penelitian
yang akan dilakukan, yaitu sama-sama meneliti tentang peran seorang tokoh
yang dianggap penting dan memiliki banyak pengaruhnya bagi kehidupan
bermasyarakat di daerah Cilacap. Masing-masing tokoh dalam ketiga penelitian
di atas memiliki peran dalam bidang yang berbeda-beda, tetapi merupakan
tokoh yang berpengaruh. Sutarman merupakan tokoh pembangunan, Kusno
serorang mantan kepala desa dan Karsinah mantan pemain lengger. Tetapi dari
ketiga contoh penelitian di atas hanya merupakan sebagian kecil contoh
penelitian tentang biografi dalam tingkat lokal dan masih banyak penelitian
biografi dengan kiprah dan riwayat hidup yang berbeda. Seperti penelitian
biografi yang peneliti teliti yaitu terdapat perbedaan dalam hal nama tokoh,
peran serta dan lokasi penelitian. Penelitian yang akan peneliti lakukan, yaitu
akan meneliti tokoh bernama Haji Supriyanto Hadibroto dan lokasi penelitian
ini berada di Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap, beliau berperan dalam
bidang ekonomi dan politik di Kecamatan Cimanggu. Jadi yang dijadikan bahan
penelitian sehingga sudah barang tentu penelitian yang akan peneliti lakukan ini
bukan merupakan tiruan atau plagiat.
F. Kerangka Teoretis dan Pendekatan
1. Kerangka Teoretis
a. Teori Kepemimpinan
Kepemimpinan atau leadership termasuk kelompok ilmu terapan atau
aplied sciences dari ilmu-ilmu sosial, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
15
diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia.
Kepemimpinan tampaknya lebih merupakan konsep yang didasarkan pada
serangkaian wacana dan pengalaman. Arti kata ketua, pimpinan, kepala,
presiden atau raja yang dapat ditemukan dalam beberapa bahasa hanyalah
untuk menunjukkan adanya perbedaan antara pemerintah dan anggota yang
diperintah (Moedjiono, 2002: 1).
Kepemimpinan berkaitan dengan proses yang disengaja dari seseorang
untuk menekankan pengaruhnya yang kuat terhadap orang lain untuk
membimbing, membuat struktur, memfasilitasi aktivitas dan hubungan di
dalam kelompok atau organisasi. Orang yang diharapkan untuk melaksanakan
peran kepemimpinan ditunjuk sebagai “pemimpin”. Anggota kelompok yang
lainnya disebut sebagai “pengikut” walaupun sebagian dari mereka dapat
membantu pemimpin utama itu dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya.
Perbedaan antara peran pemimpin dan pengikut tidak berarti bahwa seseorang
tidak dapat memerankan kedua peran itu sekaligus pada waktu yang
bersamaan. Dari sini terlihat bahwa kepemimpinan adalah sebuah peran khusus
akan lebih memperlihatkan cara menunjuk pemimpin, perilaku khusus dari
pemimpin yang ditunjuk itu, dan efek dari perilaku itu terhadap anggota
lainnya dalam kelompok atau organisasi (Yukl, 2007: 3-5).
Kepemimpinan melibatkan hubungan pengaruh yang mendalam, yang
terjadi di antara orang-orang yang menginginkan perubahan signifikan dan
perubahan tersebut mencerminkan tujuan yang dimiliki bersama oleh
pemimpin dan pengikutnya (bawahan). Pengaruh (influence) dalam hal ini
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
16
berarti hubungan di antara pemimpin dan pengikut sehingga bukan sesuatu
yang pasif, tetapi merupakan suatu hubungan yang timbal balik dan tanpa
paksaan. Dengan demikian, kepemimpinan itu sendiri merupakan proses yang
saling mempengaruhi. Pemimpin mempengaruhi bawahannya, demikian
sebaliknya. Orang-orang terlibat dalam hubungan tersebut menginginkan
sebuah perubahan sehingga pemimpin diharapkan mampu menciptakan
perubahan yang signifikan dan bukan mempertahankan status quo. Selanjutnya,
perubahan tersebut bukan merupakan sesuatu yang diinginkan pemimpin tetapi
lebih pada tujuan (purpose) yang diinginkan dan dimiliki bersama. Tujuan
tersebut merupakan sesuatu yang diinginkan, yang diharapkan, yang harus
dicapai di masa depan sehingga tujuan ini menjadi motivasi utama visi dan
misi organisasi. Pemimpin mempengaruhi pengikutnya untuk mencapai
perubahan berupa hasil yang diinginkan bersama. Kepemimpinan merupakan
aktivitas orang-orang, yang terjadi di antara orang-orang, dan bukan sesuatu
yang dilakukan untuk orang-orang sehingga kepemimpinan melibatkan
pengikut. Proses kepemimpinan juga melibatkan keinginan dan niat,
keterlibatan yang aktif antara pemimpin dan pengikut untuk mencapai tujuan
yang diinginkan bersama. Dengan demikian, baik pemimpin ataupun pengikut
mengambil tanggung jawab pribadi (personal responsibility) untuk mencapai
tujuan bersama tersebut (Triantoro, 2004: 3-5).
Selanjutnya, menurut Kartono dalam bukunya yang berjudul Pemimpin
dan Kepemimpinan (1982: 69) ada kelompok sarjana lain yang membagi tipe
kepemimpinan sebagai berikut
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
17
1) Tipe Kharismatik
Tipe pemimpin kharismatik ini memiliki kekuatan energi, daya tarik dan
perhatian yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia
mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-
pengawal yang bisa dipercaya.
2) Tipe Paternalistis
Tipe paternalistis ini yaitu tipe kepemimpinan yang kebapakan yang selalu
bersikap melindungi, bersikap maha-tahu dan maha-benar.
3) Tipe Militeristis
Tipe ini sifatnya hanya gaya luaran saja yang mencontoh gaya militer.
Tetapi jika dilihat lebih seksama, tipe ini mirip sekali dengan tipe
kepemimpinan otoriter.
4) Tipe Otokratis
Kepemimpinan otokratis ini mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan
yang mutlak harus dipenuhi. Pemimpinnnya selalu mau berperan sebagai
pemain tunggal pada a one-man show.
5) Tipe Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan laissez faire ini sang pemimpin praktis tidak
mempimpin, dia memberikan kelompoknya dan setiap orang berbuat
semau sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan
kelompoknya
.
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
18
6) Tipe Populistis
Kepemimpinan populistis ini berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat
yang tradisional. Juga kurang mempercayai dukungan kekuatan serta
bantuan hutang-hutang luar negeri (asing).
7) Tipe Administratif atau Eksekutif
Kepemimpinan tipe ini ialah kepemimpinan yang mampu
menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Sedang para
pemimpinnya terdiri dari teknokrat dan administratur-administratur yang
mampu menggerakan dinamika modernisasi dan pembangunan.
8) Tipe Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan
bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Kepemimpinan ini
menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasihat dan
sugesti bawahan.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan teori kepemimpinan. Dengan
menggunakan teori kepemimpinan berusaha untuk memberikan penjelasan dan
intrepretasi mengenai pemimpin dan kepemimpin dari tokoh yang diteliti. Dan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah perjuangan serta peran
serta Haji Supriyanto Hadibroto yang menjadi ketua dari sebuah Koperasi
Simpan Pinjam Sejahtera dan menjabat selama 38 tahun dan menjadi ketua
Fraksi Golkar pada tahun 2002. Hal yang menonjol dalam diri Haji Supriyanto
Hadibroto selama ia berkecimpung dalam bidang ekonomi dan politik adalah
sifat kepemimpinannya. Sifat kepemimpinan tersebut telah nampak pada saat ia
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
19
mengikuti organisasi dalam pendidikan SGA dan dari situlah sikap
kepemimpinannya terus berkembang sampai ia menjadi ketua koperasi dan
ketua fraksi. Sifat kepemimpinan yang terdapat dalam pribadi Haji Supriyanto
Hadibroto yaitu semangat dalam bekerja, integritas yang tinggi (kejujuran),
ketegasan dalam mengambil keputusan, kecerdasan, ketrampilan
berkomunikasi, kecakapan teknis atau kecakapan manajerial serta ketrampilan
sosial.
Selanjutnya, dalam tipe kepemimpinan ia termasuk seorang pemimpin
yang bertipe Kharismatik dan Demokratis. Ia dianggap sebagai sosok yang
berkarisma karena ia mampu memengaruhi dan menyatukan teman, melalui
berteman akrab dengan siapapun seperti saudara tanpa membeda-bedakan. Dan
sebagai panutan karena ia bisa memberi teladan, bersikap santun, sabar dan
tegas (Wawancara Kartini, 6 Mei 2016). Sifat kharismatik yang tercermin
dalam pribadi Haji Supriyanto hadibroto yaitu banyak memiliki inspirasi,
keberanian, berkeyakinan teguh pada diri sendiri, totalitas kepribadian
pemimpin itu memacarkan pengaruh dan daya tarik yang teramat besar. Jika
terdapat suatu masalah akan dimusyawarahkan bersama-sama baik itu masalah
pribadi atau kedinasan karena ia tidak mudah putus asa dan setia kawan
(Wawancara Suwito, 20 April 2016). Oleh sebab itu ia dapat memimpin
Koperasi selama 38 tahun serta ia juga dapat memberikan bimbingan dan
menghargai setiap individu yang menghasilkan banyaknya anggota didalam
Koperasi, hal tersebut pula yang menjadikan ia pemimpin yang bertipe
demokratis.
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
20
2. Pendekatan
Pada penelitian ini peneliti menggunakan 4 pendekatan yaitu
pendekatan sosiologi, pendekatan psikologi sosial, pendekatan ekonomi, dan
pendekatan politik. Keempat pendekatan tersebut saling berkaitan dan
berhubungan satu sama lain. Selain meneliti kepribadian dan proses interaksi
subyek penelitian dimasyarakat. Peneliti juga meneliti kiprah Haji Supriyanto
dalam bidang ekonomi dan politik.
a. Pendekatan Sosiologi
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
sosiologi. Pendekatan sosiologi digunakan untuk mengkaji hubungan antara
individu dalam masyarakat yang luas. Pada masyarakat luas bentuk kerjasama
mutlak diperlukan karena dalam kehidupan masyarakat terjadi interaksi antara
pemimpin dan lingkungan. Pendekatan sosiologi lebih ditekankan kepada
peranan perilaku kepemimpinan, kelangsungan, dan interaksi timbal balik
diantara semua variabel-variabel yang ada (Thoha, 2010: 46)
Peneliti menggunakan pendekatan sosiologi karena fokus penelitian
berada pada sosok seorang pemimpin di dalam Koperasi Simpan Pinjam
Sejahtera Cimanggu yaitu Haji Supriyanto Hadibroto. Dalam menjalani peran
kepemimpinan, seorang pemimpin harus berinteraksi dengan lingkungan
masyarakat di mana ia tinggal serta interaksi timbal balik antara semua
variabel-variabel yang ada. Selain itu juga jika seorang mampu beradaptasi
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
21
dengan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu mampu untuk bekerja
sama.
b. Pendekatan Psikologi Sosial
Pelaku sejarah adalah anggota suatu kolektif, baik komunitas,
masyarakat, suku, maupun bangsa. Perilaku dipengaruhi oleh kebiasaan orang
banyak karena berinteraksi secara terus menerus sehingga ada proses
internalisasi. Pelaku sejarah juga harus diilihat dari sosok manusia sebagai
individu yang bisa lebur dengan situasi masyarakat, tetapi juga memiliki
kepribadian sendiri. Artinya, pelaku sejarah berada pada tegangan antara
individu dan kolektif, atau antara kepribadian individu dan kepribadian
kolektif. Kepribadian individu mendasari perilaku individu yang mempunyai
keunikan atau kekhasan. Kepribadian kolektif juga mendasari perilaku kolektif
(Priyadi, 2015: 129).
Pada umumnya, pendekatan psikologi sosial mulai dengan
pembahasan mengenai persepsi dan sikap: bagaimana seseorang mempersepsi
orang lain, bagaimana dia mengartikan perilaku orang lain, serta bagaimana ia
membentuk dan mengubah sikapnya. Ini menyangkut semua bentuk interaksi
antara orang satu sama lain-kasih sayang dan afiliasi, rasa suka dan hubungan
yang erat, agresi, altruisme, konformitas dan pengaruh. Psikologi sosial
berkaitan dengan bagaimana seseorang berperilaku dalam kelompok, dan
bagaimana kelompok mempengaruhi anggotanya. Bidang psikologi sosial
mencoba menjawab segala pertanyaan tentang bagaimana orang saling
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
22
mempengaruhi dan bagaimana mereka berperilaku dalam situasi sosial (Sears,
1999: 7).
Pada penelitian ini digunakan pendekatan psikologi sosial. Haji
Supriyanto Hadibroto merupakan seorang pemimpin yang sangat disegani oleh
masyarakat disekitarnya. Seorang pemimpin akan lebih intensif melakukan
interaksi dengan masyarakat dan lingkungan. Tidak semua pemimpin mampu
untuk menghadapi berbagai macam kendala yang ada. Jika seorang pemimpin
mampu mengatasi kendala tersebut berarti ia merupakan sosok seorang
pemimpin yang berkepribadian baik, begitu pun sebaliknya.
c. Pendekatan Ekonomi
Tema-tema perekonomian memerlukan suatu metodologi yang
menuntut kerangka konseptual yang lebih luas serta tak terbatas pada
pendekatan menurut konsep dan teori ekonomi saja. Kompleksitas sistem
ekonomi dengan sendirinya menuntut pula pendekatan ilmu-ilmu sosial,
seperti sosiologi, antropologi, ilmu politik, dan lain sebagainya. Untuk
mengkaji gejala ekonomis diperlukan ilmu bantu seperti antropologi,
ekonomi, sosiologi ekonomi, ekonomi politik, ekonomi kultural, dan lain
sebagainya. Kesemuanya itu dapat dicakup apabila digunakan pendekatan
sistem dengan sendirinya diperlukan analisis yang mampu
mengekstrapolasikan komponen-komponen sistem itu beserta dimensi-
dimensinya (Kartodirdjo, 1992: 138).
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
23
Pendekatan ekonomi digunakan karena ia merupakan pendiri sebuah
koperasi yaitu Koperasi Simpan Pinjam di Kecamatan Cimanggu. Koperasi
tersebut berperan dalam perekonomian masyarakat Kecamatan Cimanggu.
Dengan berdirinya sebuah koperasi, maka diperlukan adanya konsep-konsep
ilmu ekonomi, meskipun sederhana. Dalam penelitian ini akan dibahas
bagaimana berdiri dan berkembangnya Koperasi Simpan Pinjam Sejahtera.
d. Pendekatan Politik
Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan pendekatan
politik¸yaitu untuk mengkaji perilaku seseorang yang berhubungan dengan
segala urusan pemerintahan. Karena Haji Supriyanto Hadibroto juga pernah
menjadi ketua Fraksi Partai Golkar di DPRD Kabupaten Cilacap, sehingga
dalam melakukan penelitian ini peneliti akan mencari sumber apa saja yang
pernah dilakukan oleh Haji Supriyanto Hadibroto yang bersifat politik ketika
menjadi ketua fraksi. Pada umumnya, definisi politik yang menyangkut
semua kegiatan yang berhubungan dengan negara dan pemerintahan.
Perhatian ilmu-ilmu politik adalah pada gejala-gejala masyarakat seperti
pengaruh dan kekuasaan, kepentingan, keputusan, kebijakan, konflik dan
konsensus, rekruitmen, dan perilaku kepemimpinan (Kuntowijoyo, 2003:
173).
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
24
G. Metode Penelitian
Metode merupakan suatu cara untuk mencapai ilmu pengetahuan. Jika
sebuah ilmu tidak mempunyai metode, maka ia tidak layak disebut sebagai ilmu
(Priyadi, 2013: 48). Metode sejarah adalah suatu cara seorang sejarawan
mendekati objek penelitiannya dengan langkah-langkah yang terstruktur
sehingga akan mempermudah dalam pemerolehan data sejarah (Priyadi, 2013:
111).
Hal ini pun diperjelas oleh Kartodirdjo (1992: 1-4), yang menyatakan
bahwa metode merupakan sebuah cara prosedural untuk berbuat dan
mengerjakan sesuatu dalam sebuah sistem yang teratur dan terencana. Jadi,
terdapat persyaratan yang ketat dalam melakukan sebuah penelitian yaitu
prosedur dan sistematis. Metode penelitian sejarah yang akan dilakukan melalui
4 tahapan, yaitu:
1. Heuristik
Langkah kerja sejarawan untuk mengumpulkan sumber-sumber
(sources) atau bukti-bukti (evidence) sejarah ini disebut heuristik. Kata
heuristik berasal dari kata heurisken dalam bahasa Yunani yang berarti
mencari atau menemukan. Dalam bahasa Latin, heuristik dinamakan sebagai
ars inveniendi (seni mencari) atau sama artinya dengan istilah arts of
invention dalam bahasa Inggris (Daliman, 2012: 51-52).
Jadi, heuristik merupakan istilah untuk mencari dan menemukan
sumber sejarah. Dalam mencari sumber tidak mudah seperti membalikkan
telapak tangan. Data sejarah tidak selalu tersedia dengan mudah sehingga
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
25
untuk memperolehnya harus bekerja keras mencari data lapangan,
khususnya artifact, baik pada situs-situs sejarah maupun lembaga museum
(milik pemerintah atau pribadi), atau mencari data sejarah lisan yang
menyangkut para pelaku dan penyaksi sejarah atau dokumen yang tersimpan
pada lembaga, baik kearsipan maupun arsip perorangan, atau naskah-naskah
yang juga tersimpan pada lembaga, baik perpustakaan maupun perorangan
(Priyadi, 2013: 112)
Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan teknik
wawancara untuk mengumpulkan sumber lisan. Wawancara akan dilakukan
antara tokoh yang dikaji yaitu Haji Supriyanto Hadibroto, keluarga (istri dan
anak dan menantu), dan masyarakat serta ketua dan pengurus koperasi.
Penggunaan sumber lisan sangat penting dalam sejarah. Selain sumber lisan,
peneliti juga menggunakan sumber tertulis berupa dokumen atau arsip
berupa sumber arsip pribadi, foto dan powerpoint Penyuluhan Koperasi
Simpan Pinjam Sejahtera tahun 2012, Buku I Memori Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kabupaten Cilacap Masa Bhakti Tahun 1999 – 2004 (Hasil
Pemilu 1999) serta Laporan Pertanggungjawaban Pengurus/Pengawas
Koperasi Simpan Pinjam Sejahtera Tahun 2006, 2009, 2010 dan 2015.
2. Kritik
Kritik pada penelitian sejarah identik dengan kritik sumber, yaitu
kritik ekstern yang mencari otentisitas atau keotentikan (keaslian) sumber
dan kritik intern yang menilai apakah data yang terdapat pada sumber itu
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
26
memiliki kredibilitas (kebiasaan untuk dipercaya) atau tidak (Priyadi, 2011:
75). Tujuan dari kegiatan ini ialah bahwa setelah peneliti berhasil
mengumpulkan sumber-sumber, ia tidak akan menerimanya begitu saja apa
yang tercantum dan tertulis pada sumber-sumber itu. Langkah selanjutnya ia
harus menyaring secara kritis, terutama terhadap data dari sumber lain, agar
terjaring fakta. Langkah-langkah inilah yang disebut kritik sumber, baik
terhadap bahan materi (ekstern) sumber maupun terhadap substansi (isi)
sumber (Sjamsuddin, 2007: 131).
Kritik atau verifikasi yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah
mengkritik sumber lisan melalui wawancara simultan. Wawancara simultan
ini bisa dimanfaatkan sekaligus selain untuk memperoleh sumber sejarah
lisan, juga untuk melakukan kritik sumber, baik kritik ekstern maupun kritik
intern. Kritik ekstern yang menuntut terhadap sumber sejarah lisan dalam
hal keautentikan sumber, maka sejarawan dapat meminta kesaksian pelaku
lain apakah benar seorang itu pelaku atau terlibat dalam peristiwa.
Wawancara simultan juga dimanfaatkan untuk melakukan kritik intern.
Kritik intern ditempuh dengan membandingkan antarsumber, atau
antarsumber sejarah lisan. Sumber sejarah lisan yang berversi-versi itu
dibandingkan satu sama lain sehingga akan diketahui versi yang kuat dan
versi yang lemah. Versi yang kuat biasanya didukung oleh banyak pelaku,
versi yang lemah tidak mendapat dukungan. Perbandingan versi akan
menyimpulkan bahwa versi tertentu itu mengada-ada atau dibuat-buat oleh
pelaku tertentu. Namun, koreksi dari pelaku-pelaku lain dapat mendeteksi
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
27
versi tertentu itu sesuai dengan apa adanya. Sesuatu yang apa adanya adalah
fakta sejarah yang lolos dari kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern
bermain pada tataran keautentikan atau keaslian sumber, sedangkan kritik
intern bekerja pada kawasan kredibilitas atau tingkat bisa dipercaya
(Priyadi, 2014: 96-98).
3. Interpretasi
Sesudah menyelesaikan langkah pertama dan kedua berupa heuristik
dan kritik sumber seperti yang sudah dijelaskan, sejarawan memasuki
langkah selanjutnya, yaitu penafsiran atau interpretasi. Interpretasi adalah
proses di mana sejarawan melakukan penafsiran terhadap dua komponen
yaitu fakta sejarah dan interpretasi (Priyadi, 2013 : 121).
Penafsiran dalam metode sejarah menimbulkan subjektifitas yang
sangat sukar dihindari, karena ditafsirkan oleh sejarawan, sedangkan yang
objektif adalah peristiwanya. Penafsiran model sejarah tersebut dapat
diterapkan dalam ilmu antropologi, seni pertunjukan, studi agama, filologi,
arkeologi dan ilmu sastra (Priyadi, 2011 : 88-89). Peran terpenting
interpretasi adalah menafsirkan atau memberikan makna dan signifikansi
relasi fakta-fakta sejarah (Daliman, 2012: 84).
Dalam menginterpretasikan fakta sejarah, sejarawan berusaha
mendeskripsikan secara detail fakta-fakta yang disebut analisis. Deskripsi
ini dilakukan agar fakta-fakta yang sudah diperoleh akan menampilkan
jaringan antarfakta sehingga fakta-fakta itu saling bersinergi. Setelah di
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
28
analisis, sejarawan kemudian akan mensintesiskan deskripsi dari hasil
analisis. Sintesis berarti merangkaikan hasil-hasil analisis fakta yang berdiri
sendiri sehingga fakta-fakta itu akan saling bertautan, saling menyulam, dan
saling membentuk jaringan, atau teks sejarah yang saling menguatkan.
Dengan demikian, karya sejarah adalah karya jaringan atau tekstual, yang
meliputi fakta-fakta (mentifact, socifact, dan artifact) yang saling
menguatkan, utuh, dan bulat (Priyadi, 2013: 121-122).
4. Historiografi
Langkah terakhir atau puncak metode sejarah yaitu, penulisan
sejarah atau sering disebut historiografi. Trend historiografi yang menonjol
sebelum Kartodirdjo (1982) adalah sejarah naratif. Artinya sejarah
dipandang sebagai kisah, yaitu kisah yang ditulis oleh sejarawan, peneliti
maupun penulis, sehingga karyanya disebut sejarah sebagaimana dikisahkan
(Priyadi, 2013: 122).
Sejarah naratif adalah langkah awal menuju sejarah non-naratif.
Sejarah non-naratif tidak menyusun sejarah sebagai cerita sebagaimana
dilakukan sejarah naratif. Sejarah non-naratif berpusat pada masalah
(problem oriented) seperti penelitian-penelitian. Tanpa penelitian maka
tidak ada ilmu. Penulisan sejarah non-naratif tentu berbeda dalam
penyajiannya. Jika sejarah naratif disajikan dengan deksriptif naratif, maka
sejarah non-naratif dengan deksriptif-analisis-sintesis. Deskriptif-analisis-
sintesis adalah penyajian yang dilakukan dengan menguraikan atau
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
29
mendeskripsikan bukan dalam bentuk cerita, tetapi deskripsi detail.
Deskriptif-analisis-sintesis adalah tataran lanjutan dari deskriptif-naratif.
Cara yang terbaik adalah menggabungkan dua deskripsi sehingga karya
sejarah akan lebih lengkap. Pembaca sejarah juga akan lebih puas karena
setelah membaca bagian sejarah yang berbentuk cerita di bagian berikutnya
dilengkapi dengan adanya analisis dan sintesis, yaitu ada uraian detail
(analisis) terhadap fakta-fakta sejarah dan dilanjutkan atau ditambah dengan
simpulan (sintesis) dari uraian dan deskripsi. Deskripsi fakta-fakta adalah
cara untuk menjelaskan kekhasannya masing-masing dan saling keterkaitan
sehingga fakta-fakta itu jelas kedudukannya dalam rekonstruksi sejarah dan
relasinya yang tidak terpisahkan sehingga tidak mungkin akan terbentuk
kronik, melainkan karya sejarah melalui prosedur ilmiah (Priyadi, 2015: 81-
84).
Pada tahap penulisan ini, peneliti menyajikan laporan hasil
penelitian dari awal hingga akhir, yang meliputi masalah-masalah yang
harus dijawab (Priyadi, 2011: 92). Tujuan penelitian adalah menjawab
masalah-masalah yang telah diajukan, yaitu Bagaimana riwayat hidup Haji
Supriyanto Hadibroto? Bagaimana kiprah Haji Supriyanto Hadibroto dalam
bidang ekonomi dan politik di Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap?
Bagaimana pandangan masyarakat terhadap sosok Haji Supriyanto
Hadibroto?
Historiografi yaitu penulisan atau penyusunan rekonstruksi sejarah.
Ketika sejarawan mengerahkan seluruh daya pikirnya, bukan saja
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
30
keterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan, tetapi
yang terutama penggunaan pikiran-pikiran kritis dan analisisnya karena ia
pada akhirnya harus menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil
penelitiannya dalam suatu penulisan (Sjamsuddin, 2007: 156).
Dalam penelitian yang akan dilakukan, peneliti lebih memperhatikan
aspek-aspek kronologis peristiwa. Aspek ini sangat penting karena arah
penelitian peneliti adalah penelitian sejarah sehingga proses peristiwa
dijabarkan secara detail. Fakta tersebut selanjutnya ditulis dan disajikan
dalam beberapa bab berikutnya yang terkait satu sama lain agar mudah
dipahami oleh pembaca.
Pada hakikatnya, proses historiografi meliputi (1) pengantar, (2)
hasil penelitian, dan (3) simpulan. Penulisan Sejarah sebagai laporan
seringkali disebut karya historiografi yang harus memperhatikan aspek
kronologis, periodesasi, serialisasi, dan kausalitas, sedangkan pada
penelitian antropologi tidak boleh mengabaikan aspek holistik (menyeluruh)
(Priyadi, 2011: 92).
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016
31
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini disusun kedalam lima Bab, yaitu
Bab pertama Pendahuluan, berisi latar belakang, rumusan masalah tujuan
penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoretis dan
pendekatan, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab kedua berisi tentang riwayat hidup Haji Supriyanto Hadibroto. Bab ini
menyajikan tentang latar belakang kehidupannya yang meliputi latar belakang
keluarga, masa kanak-kanak Haji Supriyanto Hadibroto, riwayat perkawinan dan
riwayat pendidikan. Bab ini akan menjadi dasar untuk pembahasan pada Bab
berikutnya.
Bab ketiga berisi tentang kiprah Haji Supriyanto Hadibroto dalam bidang
a) ekonomi (Tahun 1975-2001 dan tahun 2006-2015) dan b) politik (Tahun
1999-2004) di Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap.
Bab keempat berisi tentang pandangan masyarakat terhadap sosok Haji
Supriyanto Hadibroto.
Bab kelima adalah Bab terakhir. Bab ini berisi tentang simpulan dan saran.
Biografi Haji Supriyanto..., Kartika Rahmadhani, FKIP ,2016