BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81209/po...Sejak penghujung...

18
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak penghujung tahun 2010 hingga awal 2011, kawasan di Afrika Utara dan Timur Tengah mulai mengalami sebuah pergolakan yang selanjutnya dikenal dengan peristiwa “Arab Spring”. Peristiwa tersebut jika diartikan secara literal, bermakna musim semi Arab. Namun, secara istilah terdapat pendapat yang mengatakan bahwa Arab Spring adalah istilah untuk kebangkitan dunia Arab/Islam atau pemberontakan yang dimulai dari Tunisia pada musim semi, Desember 2010. Arab Spring telah terjadi di Tunisia sejak 18 Desember 2010, kemudian menyusul Mesir, perang saudara di Libya, pemberontakan sipil di Bahrain, Suriah, dan Oman. Protes besar di Aljazair, Irak, Yordania, Maroko, serta protes kecil di Kuwait, Lebanon, Mauritania, Arab Saudi, Sudan, dan Sahara Barat. Namun, dari keseluruhan kejadian tersebut, apa yang terjadi di Tunisia, Mesir, Aljazair, Libya, Yaman, Suriah, serta Bahrain merupakan yang paling strategis dan penting karena menjadi rebutan banyak pihak serta paling intens diberitakan oleh media massa. 1 Protes yang bernama Arab Spring ini pada awalnya menggunakan teknik pemberontakan sipil dalam kampanye yang melibatkan serangan, demonstrasi, pawai, dan pemanfaatan media sosial, seperti Facebook, Twitter, Youtube, dan Skype. Tujuannya adalah mengorganisir, berkomunikasi, serta meningkatkan 1 M. Agastya ABM, Arab Spring : Badai Revolusi Timur Tengah yang Penuh Darah, Jogjakarta : IRCiSoD, 2013, hal. 11 KEBANGKITAN GERAKAN POLITIK ISLAM DALAM PERGOLAKAN SURIAH MENURUT PERSEPSI AMERIKA SERIKAT ( Studi Kasus : Persepsi AS terhadap Jabhat Al-Nusrah di Suriah ) DANIAL DARWIS Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81209/po...Sejak penghujung...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81209/po...Sejak penghujung tahun 2010 hingga awal 2011, kawasan di Afrika Utara ... atau pemberontakan yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak penghujung tahun 2010 hingga awal 2011, kawasan di Afrika Utara

dan Timur Tengah mulai mengalami sebuah pergolakan yang selanjutnya dikenal

dengan peristiwa “Arab Spring”. Peristiwa tersebut jika diartikan secara literal,

bermakna musim semi Arab. Namun, secara istilah terdapat pendapat yang

mengatakan bahwa Arab Spring adalah istilah untuk kebangkitan dunia Arab/Islam

atau pemberontakan yang dimulai dari Tunisia pada musim semi, Desember 2010.

Arab Spring telah terjadi di Tunisia sejak 18 Desember 2010, kemudian

menyusul Mesir, perang saudara di Libya, pemberontakan sipil di Bahrain, Suriah,

dan Oman. Protes besar di Aljazair, Irak, Yordania, Maroko, serta protes kecil di

Kuwait, Lebanon, Mauritania, Arab Saudi, Sudan, dan Sahara Barat. Namun, dari

keseluruhan kejadian tersebut, apa yang terjadi di Tunisia, Mesir, Aljazair, Libya,

Yaman, Suriah, serta Bahrain merupakan yang paling strategis dan penting karena

menjadi rebutan banyak pihak serta paling intens diberitakan oleh media massa.1

Protes yang bernama Arab Spring ini pada awalnya menggunakan teknik

pemberontakan sipil dalam kampanye yang melibatkan serangan, demonstrasi,

pawai, dan pemanfaatan media sosial, seperti Facebook, Twitter, Youtube, dan

Skype. Tujuannya adalah mengorganisir, berkomunikasi, serta meningkatkan

1 M. Agastya ABM, Arab Spring : Badai Revolusi Timur Tengah yang Penuh Darah, Jogjakarta :

IRCiSoD, 2013, hal. 11

KEBANGKITAN GERAKAN POLITIK ISLAM DALAM PERGOLAKAN SURIAH MENURUT PERSEPSIAMERIKA SERIKAT ( StudiKasus : Persepsi AS terhadap Jabhat Al-Nusrah di Suriah )DANIAL DARWISUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81209/po...Sejak penghujung tahun 2010 hingga awal 2011, kawasan di Afrika Utara ... atau pemberontakan yang

2

kesadaran terhadap usaha-usaha penekanan dan penyensoran internet oleh

pemerintah. Dalam kejadian tersebut, banyak unjuk rasa ditanggapi keras oleh

pihak berwajib, serta milis dan pengunjuk rasa propemerintah. Adapun slogan

pengunjuk rasa di dunia Arab adalah ash-sha’b yurid isqat an-nizam (rakyat ingin

menumbangkan rezim ini).2

Kejadian tersebut menunjukkan bahwa peristiwa Arab Spring merupakan

sebentuk protes massa (revolusi) yang bertujuan menggulingkan, menurunkan,

melengserkan, serta menjatuhkan para pemimpin negara karena telah bertindak

diktator, otoriter, korup, dan menindas rakyat dalam memimpin. Sederhananya,

massa (rakyat) turun ke jalan melakukan demonstrasi dan protes terhadap

pemerintah, sekaligus menuntut presiden turun dari jabatannya.3 Itulah revolusi

yang sedang terjadi di dunia Arab, sebuah pergolakan yang berasal dari rakyat.

Suriah merupakan salah satu dari negara Arab yang terkena hempasan Arab

Spring. Kasus pergolakan yang terjadi di Suriah memiliki keunikan tersendiri

dibandingkan dengan negara-negara lainnya di kawasan Timur Tengah yang

mengalami proses pergolakan Arab Spring. Dari segi korban, jumlahnya jauh lebih

besar daripada revolusi yang terjadi di negara-negara Arab lainnya, Menteri Luar

Negeri AS, John Kerry, mengatakan bahwa jumlah korban tewas di Suriah

mencapai 90 ribu orang, data tersebut di dapatkan dari Menteri Luar Negeri Arab

Saudi Pangeran Saud al-Faisal. PBB dan AS memperkirakan lebih dari 750 ribu

warga Suriah telah meninggalkan negaranya. Sedangkan sekitar 2,5 juta lainnya

2 M. Agastya ABM, Ibid, hal. 12 3 Ibid

KEBANGKITAN GERAKAN POLITIK ISLAM DALAM PERGOLAKAN SURIAH MENURUT PERSEPSIAMERIKA SERIKAT ( StudiKasus : Persepsi AS terhadap Jabhat Al-Nusrah di Suriah )DANIAL DARWISUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81209/po...Sejak penghujung tahun 2010 hingga awal 2011, kawasan di Afrika Utara ... atau pemberontakan yang

3

kehilangan rumah.4 Dari segi waktu, apa yang terjadi di Suriah membutuhkan

waktu yang relatif lama, karena pada faktanya aksi saling tembak antara pasukan

pemerintah yang loyal terhadap Presiden Assad melawan para milisi bersenjata

yang berjuang untuk perubahan di Suriah masih terus berlanjut. Sementara Bashar

al-Assad masih berhasil mempertahankan kekuasaannya sejak digoyang oleh pihak

oposisi pada Februari 2011.

Pada awalnya gerakan protes di Suriah yang terjadi dipermulaan tahun 2011

hanya dalam bentuk aksi-aksi demonstrasi yang secara terus menerus muncul di

Suriah, rakyat Suriah menyuarakan tuntutannya untuk menghentikan rezim Bashar

al-Assad. Tetapi, dengan berjalannya waktu aksi demonstrasi yang dilakukan oleh

rakyat Suriah akhirnya berkembang menjadi suatu pemberontakan nasional. Aksi

pemberontakan nasional tersebut akhirnya berujung pada terjadinya konflik

bersenjata internal di Suriah, karena pemerintah Suriah tidak segan-segan

mempergunakan senjata api untuk merepresif dan membungkam pergolakan

rakyat. Konflik yang terjadi di Suriah tersebut, menyebabkan rakyat mulai

mengangkat senjata dan melakukan perlawanan terhadap pemerintah Suriah.

Bahkan, berkembang menjadi sebuah gerakan yang berorientasi politik dengan

kemunculan berbagai macam gerakan-gerakan yang ingin mengambil alih

kekuasaan dalam rangka menggulingkan Assad.

Seluruh pemimpin dunia saat ini memberikan perhatian serius kepada

Suriah. Sejumlah langkah politik sudah diambil, Organisasi Kerjasama Islam

4 http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/13/02/15/mi8fec-menlu-as-korban-tewas-

suriah-capai-90-ribu-jiwa, diakses pada 12 Mei 2013.

KEBANGKITAN GERAKAN POLITIK ISLAM DALAM PERGOLAKAN SURIAH MENURUT PERSEPSIAMERIKA SERIKAT ( StudiKasus : Persepsi AS terhadap Jabhat Al-Nusrah di Suriah )DANIAL DARWISUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81209/po...Sejak penghujung tahun 2010 hingga awal 2011, kawasan di Afrika Utara ... atau pemberontakan yang

4

memutuskan membekukan keanggotaan Suriah menyusul krisis politik dan

kemanusiaan yang makin memburuk di negara itu. Bahkan, Arab Saudi telah

melontarkan inisiatif di Majelis Umum PBB agar al-Assad meletakkan

kekuasaannya kepada pihak oposisi dan mendorong demokratisasi. Secara

geopolitik, krisis politik di Suriah menimbulkan friksi di negara-negara yang

mempunyai hak veto di Perserikatan Bangsa-Bangsa karena Rusia dan China masih

bertahan pada posisinya menggunakan hak veto menolak intervensi negara-negara

Barat dalam masalah Suriah. Rakyat Suriah mempunyai kedaulatan politik untuk

menentukan jatuh bangunnya kekuasaan al-Assad.

Perkara yang lebih menarik bagi penulis adalah ternyata pergolakan yang

terjadi di Suriah tidak hanya mengundang kekuatan dari negara-negara besar saja,

melainkan juga kekuatan tempur dari para mujahidin di berbagai wilayah.

Mujahidin di Suriah yang menginginkan bentuk kekhilafahan Islam, memperoleh

bantuan dari para mujahidin dari berbagai macam bangsa. Tidak hanya dari wilayah

jazirah Arab, tetapi juga Kaukasus dan Eropa. Berdasarkan hal itu, konflik internal

Suriah mempunyai karakternya sendiri jika dibandingkan dengan negara-negara

lain dalam rentetan “Arab Spring”. Karakter itu terletak pada isu yang

diperjuangkan oleh gerakan-gerakan perlawanan di Suriah, yang menginginkan

agar Suriah pasca Assad adalah sebuah Negara Islam yang tegak di atas dasar Islam.

Fenomena ini setidaknya menjadi sebuah pertanda dari kebangkitan gerakan politik

Islam dalam pergolakan di Suriah.

Menguatnya gerakan politik Islam dalam pergolakan yang terjadi di Suriah

dapat kita lihat dari bermunculannya berbagai macam kelompok-kelompok

KEBANGKITAN GERAKAN POLITIK ISLAM DALAM PERGOLAKAN SURIAH MENURUT PERSEPSIAMERIKA SERIKAT ( StudiKasus : Persepsi AS terhadap Jabhat Al-Nusrah di Suriah )DANIAL DARWISUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81209/po...Sejak penghujung tahun 2010 hingga awal 2011, kawasan di Afrika Utara ... atau pemberontakan yang

5

perlawanan milisi jihad Islam, salah satu diantara mereka adalah kelompok yang

disebut sebagai Jabhat al-Nusra (Front al-Nusra), kelompok ini disebut-sebut

berafiliasi dengan Al-Qaeda serta paling solid dan kuat di antara beberapa

kelompok-kelompok lainnya. Jabhat al-Nusra telah berhasil merebut beberapa

lokasi strategis milik rezim Assad, diantaranya mereka berada di kota Idlib dan

Aleppo, bahkan konsentrasi mereka sedang mengarah ke ibukota Suriah, yakni

Damaskus.5

Kelompok Jabhat al-Nusra merilis video yang disebarluaskan melalui

YouTube berisi pernyataan “akan membawa hukum Allah kembali ke tanah-Nya”.

Selain itu, Jabhat al-Nusra bersama dengan sejumlah kelompok pejuang Islam

lainnya mendeklarasikan Brigade Koalisi Pendukung Khilafah.6 Amerika Serikat

menyebut mereka sebagai “kaum ekstrimis” dan menjadikan Jabhat al-Nusra

dinyatakan sebagai organisasi teroris, melalui dimasukkannya Jabhat al-Nusra ke

dalam list organisasi kelompok terorisme.7

Ketika Barack Obama berkunjung ke Timur Tengah dalam sebuah

konferensi pers bersama dengan Raja Abdullah II dari Yordania, beliau

menyampaikan peringatan tentang bahaya Suriah pasca-Assad yang digambarkan

sebagai skenario mimpi buruk di mana lembaga-lembaga negara Suriah hancur dan

5 Mujiyanto, 2013 : Tahun berdirinya Khilafah ?, Media Umat Edisi 96, 4-17 Januari 2013, Hal. 4 6 Dina Y. Sulaeman, Prahara Suriah : Membongkar Persekongkolan Multinasional, Depok :

Pustaka Iman, Cetakan 1, Juni 2013, hal. 114-118 7 http://hizbut-tahrir.or.id/2013/04/30/faktor-islam-pada-revolusi-suriah-menyulitkan-amerika/, di

akses pada 30 April 2013

KEBANGKITAN GERAKAN POLITIK ISLAM DALAM PERGOLAKAN SURIAH MENURUT PERSEPSIAMERIKA SERIKAT ( StudiKasus : Persepsi AS terhadap Jabhat Al-Nusrah di Suriah )DANIAL DARWISUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81209/po...Sejak penghujung tahun 2010 hingga awal 2011, kawasan di Afrika Utara ... atau pemberontakan yang

6

negara terpecah ke dalam sektarianisme, serta kelompok Islam mengisi

kesenjangan.8

Obama memiliki kekhawatiran terhadap prospek kelompok jihadis Islam

yang mampu beroperasi secara bebas di Suriah. Obama beranggapan bahwa kaum

ekstremis di Suriah tidak memiliki banyak hal yang dapat mereka tawarkan untuk

membangun Suriah, namun mereka sangat baik memanfaatkan situasi konflik yang

sedang berlangsung. Para analis kebijakan luar negeri di Washington berpendapat

jika kaum Islam mengisi kevakuman kekuasaan hal ini bisa menimbulkan ancaman

tidak hanya bagi Israel namun juga bagi negara-negara tetangga seperti Yordania

dan Libanon.9 Termasuk pula ancaman bagi kepentingan Amerika Serikat secara

umum di kawasan Timur Tengah.

Berangkat dari fenomena dan uraian di atas, penulis merasa sangat tertarik

untuk mengetahui secara lebih mendalam lagi mengenai persepsi ancaman dari

Amerika Serikat terhadap kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan

yang terjadi di Suriah, utamanya terkait dengan salah satu kelompok dari barisan

pejuang Islam, yakni Jabhat al-Nusra ( Front al-Nusra ) yang dimasukkan oleh

Amerika Serikat ke dalam list organisasi teroris dan di klaim sebagai organisasi

yang merupakan cabang dari Al-Qaeda di Suriah. Fokus penulisan tesis ini

bertumpu pada upaya untuk memberikan sebuah konstruksi penjelasan mengenai

alasan yang menyebabkan Amerika Serikat mempersepsikan gerakan politik Islam

8 http://hizbut-tahrir.or.id/2013/03/24/obama-khawatirkan-berkuasanya-kelompok-islam-pasca-

assad-di-suriah/, di akses pada 09 April 2013. 9 Ibid

KEBANGKITAN GERAKAN POLITIK ISLAM DALAM PERGOLAKAN SURIAH MENURUT PERSEPSIAMERIKA SERIKAT ( StudiKasus : Persepsi AS terhadap Jabhat Al-Nusrah di Suriah )DANIAL DARWISUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81209/po...Sejak penghujung tahun 2010 hingga awal 2011, kawasan di Afrika Utara ... atau pemberontakan yang

7

dalam pergolakan yang terjadi di Suriah, khususnya kelompok Jabhat al-Nusra

sebagai sebuah ancaman, sehingga dimasukkan kedalam list organisasi teroris.

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada pemaparan yang telah dikemukan sebelumnya tentang

persepsi ancaman dari Amerika Serikat terhadap kebangkitan gerakan politik Islam

dalam pergolakan di Suriah utamanya terkait dengan eksistensi Jabhat al-Nusra

(Front al-Nusra), maka kami mencoba untuk merumuskan permasalahan penelitian

sebagai berikut, yaitu : Mengapa Amerika Serikat mempersepsikan kebangkitan

gerakan politik Islam “Jabhat al-Nusra (Front al-Nusra)” dalam pergolakan yang

terjadi di Suriah sebagai sebuah ancaman dan memasukkannya kedalam list

organisasi teroris ?

C. Tinjauan Pustaka

Hakikat dari penelitian ilmiah adalah untuk membuka tabir kegelapan agar

menjadi terang dan lebih jelas atas fenomena atau obyek tertentu berdasarkan suatu

parameter ilmiah, maka aktivitas penelitian tidak terhindar dari proses tesis,

antithesis, maupun sintesis. Kajian pustaka pada intinya mengandung makna

aktivitas peneliti untuk berdialog secara kritis dengan pendapat pihak lain. Dengan

kajian pustaka berarti kapasitas peneliti akan berhadapan dengan konsep-konsep

yang terlebih dulu ada. Kajian pustaka dilakukan secara selektif terhadap tema yang

secara substansial relevan dengan kajian yang sedang dilakukan.10

10 Irawati Singarimbun, Metode Penelitian Sosial, LP3ES, Jakarta, 1989, Hal. 70-71

KEBANGKITAN GERAKAN POLITIK ISLAM DALAM PERGOLAKAN SURIAH MENURUT PERSEPSIAMERIKA SERIKAT ( StudiKasus : Persepsi AS terhadap Jabhat Al-Nusrah di Suriah )DANIAL DARWISUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81209/po...Sejak penghujung tahun 2010 hingga awal 2011, kawasan di Afrika Utara ... atau pemberontakan yang

8

Tulisan-tulisan tentang Islam Politik termasuk didalamnya pembahasan

tentang gerakan politik Islam dan hubungannya dengan Amerika Serikat

sebenarnya telah banyak ditulis oleh para ilmuwan baik dalam bentuk buku,

maupun jurnal-jurnal. Salah satu buku yang menurut penulis telah berhasil sangat

baik dalam memberikan penjelasan tentang hubungan antara Amerika dan Islam

politik adalah buku yang ditulis oleh Fawaz A. Gerges yang berjudul America and

Political Islam : Clash of Civilization or Clash of Interest ? ( Amerika dan Islam

Politik : Benturan Peradaban atau Benturan Kepentingan ?, edisi terjemahan )11.

Buku tersebut menelaah pembuatan kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap

negara-negara Islam dari masa Carter sampai Clinton, dengan fokus pada pemikiran

para elit kebijakan luar negeri AS terhadap negara-negara dan gerakan-gerakan

Islam.12

Buku tersebut mencoba memetakan berbagai penilaian masyarakat dan

beberapa pandangan pribadi kalangan elit kebijakan luar negeri AS terhadap

kebangkitan Islam untuk menyingkap pandangan dari beberapa era pemerintahan

yang berbeda dalam kebijakan Amerika, kesinambungannya, serta ragamnya.

Perbandingan yang dilakukan secara hati-hati terhadap wacana masyarakat dan

pernyataan-pernyataan pribadi menunjukkan berbagai tema, nilai, serta pandangan-

pandangan yang bergaung saat ini, yang merupakan hal penting untuk memahami

11Fawaz A. Gergez, America and Political Islam : Clash of Civilization or Clash of Interest ? (Edisi

Indonesia : Amerika dan Politik Islam : Benturan Peradaban atau Benturan Kepentingan ?), Jakarta

: AlvaBet, Cet.1, September 2012 12 Ibid, Hal. 1

KEBANGKITAN GERAKAN POLITIK ISLAM DALAM PERGOLAKAN SURIAH MENURUT PERSEPSIAMERIKA SERIKAT ( StudiKasus : Persepsi AS terhadap Jabhat Al-Nusrah di Suriah )DANIAL DARWISUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81209/po...Sejak penghujung tahun 2010 hingga awal 2011, kawasan di Afrika Utara ... atau pemberontakan yang

9

perumusan dan tindakan-tindakan yang diambil dalam kebijakan AS tentang

Islam.13

Buku tersebut memaparkan bahwa ada tiga hal yang mendasari posisi

Amerika terhadap Islam politik. Pertama, AS tidak ingin terlihat tak bersahabat bagi

negara-negara Islam, ini dikhawatirkan bakal memperparah sikap mereka terhadap

Amerika. Para pejabat pemerintah AS tidak mau mengulangi kesalahan yang dibuat

saat menghadapi revolusi Islam di Iran. Alasan kedua, AS ragu-ragu untuk secara

terbuka mendukung kelompok Islam manapun kecuali jika menguntungkan bagi

kepentingan regionalnya ataupun kepentingan sekutunya. Pejabat-pejabat Amerika

mengidap kecurigaan besar pada tujuan kebijakan luar negeri para aktivis Islam

berikut agenda mereka. Alasan terakhir, di dalam lingkaran para pembuat kebijakan

luar negeri AS terdapat sebentuk keyakinan tentang kemungkinan terjadinya

hubungan baik antara Islam dan demokrasi. Namun, pandangan Amerika yang

sudah dijejali dengan masukan-masukan implisit mengenai perilaku politik Islam,

melihat Islam revolusioner itu antidemokrasi dan otoriter. Sehingga, bukannya

memberikan panduan kebijakan yang konkret, pernyataan-pernyataan resmi AS

jadinya berbentuk bahasa yang mendua dan bisa memunculkan beragam

interpretasi.14

Intinya buku yang ditulis oleh Gerges tersebut memberikan sebuah

kesimpulan bahwa para kalangan elit kebijakan luar negeri AS dalam

perkembangannya tidak memandang Islam sebagai sebuah ancaman yang bersifat

13 Ibid, Hal. 1-2, Lihat juga dalam Michael H. Hunt, Ideology and U.S. Foreign Policy (New Heaven,

CT : Yale University Press, 1987), Hal. 15-16 14 Ibid, Hal. 4

KEBANGKITAN GERAKAN POLITIK ISLAM DALAM PERGOLAKAN SURIAH MENURUT PERSEPSIAMERIKA SERIKAT ( StudiKasus : Persepsi AS terhadap Jabhat Al-Nusrah di Suriah )DANIAL DARWISUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81209/po...Sejak penghujung tahun 2010 hingga awal 2011, kawasan di Afrika Utara ... atau pemberontakan yang

10

monolitik dengan hanya mendasarkannya pada aspek budaya dan sejarah, tetapi

juga memandang pada aspek politik dan pertahanan keamanan. Bahkan, masalah

politik dan keamanan sekarang ini merupakan hal penting, mungkin jauh lebih

penting ketimbang faktor budaya dan sejarah, karena berdampak langsung terhadap

persepsi para pemimpin AS tentang kepentingan utama mereka.

Kajian pustaka lainnya yang juga memiliki relevansi dengan penelitian ini

adalah penelitian yang dilakukan oleh International Crisis Group (ICG) yang

berjudul Understanding Islamism, Middle East/North Africa Report No3715, yang

dipublikasikan pada 2 Maret 2005. Di dalam tulisan tersebut Islamism didefinisikan

oleh International Crisis Group sama dengan Islamic Activism, yang bermakna

sebuah tuntutan yang aktif, dan dukungan terhadap keyakinan, preskripsi, hukum-

hukum yang berasal dari karakter Islam. ICG membagi kelompok Islamism dalam

dua bagian, Sunni Activism dan Syiah Activism. Sunni Activism juga kemudian

dibagi dalam beberapa bagian, Pertama, kelompok politik Islam yang prioritas

gerakannya fokus pada kekuasaan dan menghindari aksi-aksi kekerasan. Contoh

dari gerakan ini adalah seperti Partai AKP di Turki, PKS di Indonesia dan Jamaat I

Islami di Pakistan. Kedua, adalah kelompok missionary activism yang apolitis dan

fokus pada dakwah menuju iman dan keshalehan individu. Contoh dari kelompok

ini adalah kelompok Salafi. Selanjutnya, yang ketiga, kelompok jihadist yang

bergerak di medan jihad/perang. Mereka fokus melakukan perjuangan bersenjata

15 International Crisis Group, Understanding Islamism : Middle East/North Africa Report No37,

Cairo/Brussels, 2 March 2005

KEBANGKITAN GERAKAN POLITIK ISLAM DALAM PERGOLAKAN SURIAH MENURUT PERSEPSIAMERIKA SERIKAT ( StudiKasus : Persepsi AS terhadap Jabhat Al-Nusrah di Suriah )DANIAL DARWISUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81209/po...Sejak penghujung tahun 2010 hingga awal 2011, kawasan di Afrika Utara ... atau pemberontakan yang

11

untuk membela kaum muslim dari pendudukan Negara-negara Barat atau dari

kekuasaan yang tunduk pada Negara-negara Barat.

Berdasarkan pada sumber literatur tersebut penulis menjadi tertarik untuk

mengkaji secara lebih mendalam tentang persepsi ancaman dari Amerika Serikat

terhadap kebangkitan gerakan politik Islam. Kasus terbaru saat ini yang

menunjukkan ketegangan antara Amerika dan Islam politik adalah maraknya

kemunculan berbagai macam gerakan-gerakan politik Islam yang terjadi di Suriah

sebagai bagian dari “Arab Spring” yang dipersepsi oleh Amerika Serikat sebagai

sebuah potensi ancaman karena aspek identitas Islam yang dibawanya, utamanya

setelah dimasukkannya kelompok Jabhat al-Nusra (Front al-Nusra) oleh Amerika

Serikat ke dalam list organisasi teroris. Atas dasar itu, penelitian ini berupaya untuk

memberikan sebuah konstruksi penjelasan mengenai alasan yang menyebabkan

Amerika Serikat mempersepsikan gerakan politik Islam dalam pergolakan yang

terjadi di Suriah, khususnya kelompok Jabhat al-Nusra sebagai sebuah ancaman,

sehingga dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris. Sepengetahuan penulis,

belum ada penelitian yang secara spesifik membahas tentang ancaman gerakan

politik Islam (terkhusus kelompok Jabhat al-Nusra) dalam pergolakan yang terjadi

di Suriah.

D. Kerangka Dasar Berfikir

Kerangka analisis yang akan digunakan untuk menjawab perumusan

masalah dan menarik suatu asumsi dasar yang berkaitan dengan masalah penelitian

ini menggunakan konsep gerakan politik Islam yang nantinya akan

menggambarkan apa sebenarnya yang disebut dengan gerakan politik Islam dalam

KEBANGKITAN GERAKAN POLITIK ISLAM DALAM PERGOLAKAN SURIAH MENURUT PERSEPSIAMERIKA SERIKAT ( StudiKasus : Persepsi AS terhadap Jabhat Al-Nusrah di Suriah )DANIAL DARWISUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81209/po...Sejak penghujung tahun 2010 hingga awal 2011, kawasan di Afrika Utara ... atau pemberontakan yang

12

tulisan ini. Selanjutnya, kerangka teoritik yang berbasis pada perspektif

konstruktivisme dalam upaya untuk menjelaskan tentang persepsi aktor yang

dibentuk oleh identitas, ide, dan norma-norma yang dimilikinya.

1. Gerakan Politik Islam, Jabhat al-Nusra (Front al-Nusra)

Gerakan Politik Islam dalam beberapa buku sering disebut sebagai

“Political Islam”. Pengkajian yang membahas tentang fenomena kemunculan

Gerakan Politik Islam tersebut, secara jelas dibahas dalam buku Joel Beinin dan Joe

Stork yang berjudul “Political Islam : Essays from Middle East Report” yang

diterbitkan oleh University of California Press pada tahun 1997. Buku tersebut

mengungkapkan bahwa mengapa Joel Beinin menggunakan istilah Political Islam

bukan Islam Fundamentalis, seperti yang disebutkan oleh para politisi karena istilah

fundamentalisme tidak sesuai untuk gerakan politik Islam, mengingat istilah ini

berasal dari gerakan Kristen Protestan pada awal abad ke-20 untuk meyakinkan

bahwa Injil merupakan firman Tuhan, sedangkan gerakan politik Islam tidak ada

satu pun yang menyangsikan bahwa Al-Qur’an sebagai kumpulan firman Tuhan.

Tepatnya dikatakan, “Nonetheles, fundamentalism is a problematic comparative

term. It is inescapably rooted in a specific Protestan experience whose principle

theological premise is that the Bible is the true word of God and should be

understood literally”.16

Gerakan politik Islam didefenisikan sebagai gerakan politik yang

menggunakan Al-Qur’an dan Hadist sebagai dasar gerakan mereka.17 Ada beberapa

16 Joel Beinin dan Joe Stork, Political Islam : Essays from Middle East Report, University of

California Press, 1997, hal. 3. 17 Ibid

KEBANGKITAN GERAKAN POLITIK ISLAM DALAM PERGOLAKAN SURIAH MENURUT PERSEPSIAMERIKA SERIKAT ( StudiKasus : Persepsi AS terhadap Jabhat Al-Nusrah di Suriah )DANIAL DARWISUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81209/po...Sejak penghujung tahun 2010 hingga awal 2011, kawasan di Afrika Utara ... atau pemberontakan yang

13

cara menyebut Jabhat al-Nusra atau Front al-Nusra, dalam bahasa Arab disebut

Jabhat an-Nuṣrah li-Ahl ash-Shām yang berarti Front Pendukung untuk warga

Levant/Syam. Karena pertimbangan kelaziman bahasa Arab yang biasa diadopsi ke

dalam bahasa Indonesia maka penelitian ini menggunakan nama Jabhat al-Nusra

(Front al-Nusra).

Gerakan politik Islam biasanya akan muncul dalam keadaan negara menjadi

sekuler, sementara sebagian besar penduduknya mempunyai akar Islam yang kuat,

penguasa terlalu dekat dengan Barat, masyarakat Islam dimarginalkan di negara

yang sebagian besar beragama Islam.18 Gerakan politik Islam ini mempunyai

agenda untuk menerapkan syariah Islam dan konsep-konsep politik Islam dalam

lingkup negara, menentang pemisahan antara urusan agama dengan urusan negara

yang dianggap sebagai sekularisme, dan melawan segala bentuk penjajahan serta

penindasan kepentingan Islam, khususnya di negara yang mayoritas beragama

Islam. Selain itu, juga terkadang jalur kekerasan sering dipilih oleh gerakan politik

Islam untuk mewujudkan tujuannya.19

2. Perspektif Konstruktivisme

Konstruktivisme muncul sebagai upaya untuk mempersempit kesenjangan

antara empirisis dan pos-positivis. Konstruktivis mengklaim bahwa orang bertindak

di dunia sesuai dengan persepsi mereka tentang dunia itu, dan bahwa dunia ”nyata”

atau “obyektif” membentuk persepsi itu. Persepsi ini, kata mereka, muncul dari

identitas orang yang, menurut kaum konstruktivis, dibentuk oleh pengalaman dan

18 Siti Mutiah Setiawati, Mekanisme Consociational dalam Penyelesaian Konflik Internal Lebanon,

Yogyakarta : Elmatera Publishing, 2010, hal. 41 19 Ibid, hal. 196-197. Lihat juga dalam Siti Mutiah Setiawati, Kekuatan Gerakan Politik Islam di

Timur Tengah dari Iran Hingga Al-Jazair, laporan penelitian FISIPOL UGM, 2003, hal. 6-7

KEBANGKITAN GERAKAN POLITIK ISLAM DALAM PERGOLAKAN SURIAH MENURUT PERSEPSIAMERIKA SERIKAT ( StudiKasus : Persepsi AS terhadap Jabhat Al-Nusrah di Suriah )DANIAL DARWISUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81209/po...Sejak penghujung tahun 2010 hingga awal 2011, kawasan di Afrika Utara ... atau pemberontakan yang

14

norma-norma sosial yang berubah. Sebagai contoh, mereka yang menganggap

dirinya “miskin” atau “tak berdaya” mempersepsi dunia dengan cara yang sangat

berbeda dari mereka yang mengidentifikasi diri sebagai “kaya” atau “berkuasa”.

Begitu orang tahu “siapa mereka”, mereka dapat memahami kepentingan mereka

dan membuat kebijakan-kebijakan yang melayani kepentingan mereka.20

Namun, tidak seperti kaum realis dan liberal yang menganggap identitas dan

kepentingan sebagai sesuatu yang “terberikan” yang nyaris tak berubah, kaum

konstruktivis memandang pembentukan identitas sebagai proses penting dan

dinamis. Bagi kaum konstruktivis, kepentingan tidak inheren atau ditentukan

sebelumnya, melainkan dipelajari melalui pengalaman dan sosialisasi. Di mana

kaum realis dan liberal menganggap bahwa para aktor adalah orang-orang egois

yang selalu ingin memaksimalisasikan keuntungan mereka, kaum konstruktivis

memandang para aktor bersifat sosial dalam arti ide-ide dan norma-norma mereka

berkembang dalam konteks sosial. Akibatnya, identitas berubah seiring waktu

selama interaksi dan berkembangnya keyakinan dan norma serta akibatnya begitu

juga dengan kepentingan. Kaum konstruktivis berpendapat bahwa ide-ide dan

norma-norma kolektif memainkan peran utama dalam memproduksi identitas dan

kepentingan.21

Kaum Konstruktivis percaya bahwa cara orang mendefenisikan dirinya

membentuk cara mereka bertindak, sikap mereka berkenaan dengan apa yang oleh

20 John Gerard Ruggie, Constructing the World Polity (New York : Routledge, 1998). Lihat juga

dalam Richard W. Mansbach dan Kirsten L. Rafferty, Introduction to Global Politics (Edisi

Indonesia : Pengantar Politik Global), Bandung, Nusa media : 2012, Hal. 41-42 21 Richard W. Mansbach dan Kirsten L. Rafferty, Ibid, Hal. 42

KEBANGKITAN GERAKAN POLITIK ISLAM DALAM PERGOLAKAN SURIAH MENURUT PERSEPSIAMERIKA SERIKAT ( StudiKasus : Persepsi AS terhadap Jabhat Al-Nusrah di Suriah )DANIAL DARWISUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81209/po...Sejak penghujung tahun 2010 hingga awal 2011, kawasan di Afrika Utara ... atau pemberontakan yang

15

teoritisi hari ini disebut masalah agen-struktur,22 lebih cocok dengan keyakinan

liberal bahwa para aktor (pemimpin atau negara, misalnya) atau “agen”

membentuk politik global daripada dengan keyakinan neorealis bahwa faktor-

faktor struktural seperti anarki, distribusi kemampuan militer pada seluruh sistem

global, pasar ekonomi global, atau budaya memaksa individu-individu untuk

bertindak seperti yang mereka lakukan. Bagi Konstruktivis, agen punya

kemampuan untuk bertindak dengan bebas di dalam batasan-batasan struktur, dan

persepsi mereka tentang lingkungan mereka, termasuk struktur, dan interaksinya

dengan satu sama lain mempengaruhi perilaku mereka, yang selanjutnya

membentuk struktur. Keyakinan dan tindakan mereka mengubah struktur yang

selanjutnya membatasi mereka dengan cara-cara baru, sebuah siklus yang dapat

dilacak secara historis.23

Kaum konstruktivis tetap empirisis tetapi, tidak seperti banyak empirisis,

mereka fokus terutama pada faktor-faktor obyektif seperti norma-norma, ide-ide,

dan nilai-nilai. Kaum konstruktivis, yang sebagian percaya bahwa pendekatan

mereka adalah pertengahan antara determinisme struktural neorealisme dan

keyakinan liberal bahwa dunia fleksibel secara tak terbatas, berpendapat bahwa

kadang-kadang peristiwa-peristiwa sangat mempengaruhi keyakinan dan norma

individu dan kelompok. Misalnya ketika terjadi perang besar, para pemimpin dan

elite lain mungkin mulai memandang dunia secara berbeda dan ketika mereka

22 Alexander E. Wendt, The Agent-Structure Problem in International Relations Theory,

International Organization 41:3 (Summer, 1987), Hal. 335-370. Lihat juga dalam Richard W.

Mansbach dan Kirsten L. Raffery, ibid, Hal. 43. 23 Richard W. Mansbach dan Kirsten L. Rafferty, Ibid, hal. 43-44

KEBANGKITAN GERAKAN POLITIK ISLAM DALAM PERGOLAKAN SURIAH MENURUT PERSEPSIAMERIKA SERIKAT ( StudiKasus : Persepsi AS terhadap Jabhat Al-Nusrah di Suriah )DANIAL DARWISUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81209/po...Sejak penghujung tahun 2010 hingga awal 2011, kawasan di Afrika Utara ... atau pemberontakan yang

16

berinteraksi menghasilkan konsensus seputar norma-norma baru dan cara-cara baru

dalam berperilaku.24

Konstruktivisme mengembangkan konsep pilihan yang secara mendalam

digali dari identitas pemimpin, tentang bagaimana mereka mendefinisikan Negara

atau kelompok mereka, siapa mereka, dan bagaimana mereka melihat diri mereka

dalam hubungan dengan orang lain. Konstruktivis telah memperluas daftar

penjelasan psikologis hubungan internasional – yang biasanya berfokus pada

keyakinan, citra, dan penilaian pemimpin – dengan memasukkan keyakinan

kolektif atau keyakinan bersama yang merupakan identitas bersama, dan proses-

proses penciptaan norma dan kepatuhan norma. Konstruktivis menganggap

identitas dan kepentingan sebagai diciptakan terutama melalui interaksi dengan

orang lain. Mereka membangun kedalam konsep identitas tidak hanya kepentingan

tetapi perhatian terhadap norma-norma sebagai unsur pembentuk.25

E. Hipotesis

Melalui kerangka dasar berfikir yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

hipotesis yang dapat dibangun dalam penelitian ini sebagai sebuah kesimpulan

sementara adalah, kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan Suriah

sangat mempengaruhi persepsi Amerika Serikat. Persepsi tersebut mewujud dalam

bentuk persepsi ancaman yang berasal dari Amerika Serikat terhadap kebangkitan

gerakan politik Islam dalam pergolakan Suriah, utamanya melalui dimasukkannya

24 Ibid, hal. 44 25 Walter Carlsnaes, Thomas Risse, & Beth A. Simmons, Handbook of International Relations (Edisi

Indonesia : Handbook Hubungan Internasional), Bandung : Penerbit Nusa Media, 2013, Hal. 627-

628

KEBANGKITAN GERAKAN POLITIK ISLAM DALAM PERGOLAKAN SURIAH MENURUT PERSEPSIAMERIKA SERIKAT ( StudiKasus : Persepsi AS terhadap Jabhat Al-Nusrah di Suriah )DANIAL DARWISUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81209/po...Sejak penghujung tahun 2010 hingga awal 2011, kawasan di Afrika Utara ... atau pemberontakan yang

17

Jabhat al-Nusra (Front al-Nusra) ke dalam list organisasi teroris, yang dipandang

sebagai konstruksi realitas sosial dengan menekankan pada peran ide-ide dan

norma-norma kolektif yang memproduksi perbedaan antara dua identitas yang

saling berlawanan dan benturan kepentingan yang berbeda. Identitas konstruksi

Amerika adalah identitas sebagai bangsa Amerika yang merupakan masyarakat

demokratis yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan dan hak azasi manusia,

sementara kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan di Suriah yang

diwakili oleh Front al-Nusra menunjukkan adanya sebuah gerakan politik yang

berkeinginan untuk menerapkan syariah Islam dan konsep-konsep politik Islam

dalam lingkup negara, dengan didasarkan pada karakter dan identitas Islam.

Sebagai negara adidaya global Amerika Serikat memiliki tanggung jawab untuk

melindungi pemerintah-pemerintah yang bersahabat, sekaligus menjaga kawasan

Timur Tengah dari ancaman “kaum ekstrimis” yang semakin meningkat dengan

adanya gerakan-gerakan politik Islam yang dapat berujung pada terorisme

Internasional maupun domestik.

F. Metode Penelitian

Berkaitan dengan metode penelitian, maka dalam penulisan tesis ini penulis

menggunakan pendekatan metode eksplanatif. Pendekatan ini penulis gunakan

untuk menjelaskan tentang alasan yang menyebabkan munculnya persepsi ancaman

dari Amerika Serikat terhadap kebangkitan gerakan politik Islam dalam pergolakan

yang terjadi di Suriah. Data-data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

data sekunder yang sebagian besar berasal dari buku-buku, jurnal, laporan tertulis,

KEBANGKITAN GERAKAN POLITIK ISLAM DALAM PERGOLAKAN SURIAH MENURUT PERSEPSIAMERIKA SERIKAT ( StudiKasus : Persepsi AS terhadap Jabhat Al-Nusrah di Suriah )DANIAL DARWISUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/81209/po...Sejak penghujung tahun 2010 hingga awal 2011, kawasan di Afrika Utara ... atau pemberontakan yang

18

website, koran online, dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan obyek

penelitian kami.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menelusuri berbagai dokumen tertulis yang berkaitan dengan buku-buku,

laporan, jurnal, website, koran dan sebagainya. Data yang terkumpul selanjutnya

akan dianalisis dengan teknik analisis kualitatif, dimana penulis akan menjelaskan

dan menggambarkan permasalahan berdasarkan fakta-fakta dan data-data yang

telah diperoleh untuk selanjutnya dianalisis secara kualitatif.

G. Sistematika Penulisan

Untuk membuktikan hipotesis utama dan menjawab rumusan masalah,

penulis akan membagi pembahasan dalam lima bab. Bab pertama akan membahas

mengenai pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tinjauan

pustaka, kerangka dasar berfikir, hipotesis, metode penelitian, dan sistematika

penulisan. Kemudian dalam bab dua akan dibahas tentang kebangkitan gerakan

politik Islam dalam pergolakan di Suriah.

Bab tiga akan menjelaskan mengenai strategi Amerika Serikat dalam

pergolakan Suriah dan persepsinya terhadap gerakan politik Islam “Jabhat al-

Nusra”. Bab empat membahas mengenai konstruksi ancaman dan peran identitas

dalam membentuk persepsi Amerika Serikat terhadap gerakan politik Islam “Jabhat

al-Nusra”. Kemudian bab lima akan menjadi penutup dari pembahasan sebelumnya.

KEBANGKITAN GERAKAN POLITIK ISLAM DALAM PERGOLAKAN SURIAH MENURUT PERSEPSIAMERIKA SERIKAT ( StudiKasus : Persepsi AS terhadap Jabhat Al-Nusrah di Suriah )DANIAL DARWISUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/