BAB I PENDAHULUAN A. Latar...

13
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki sumberdaya hayati yang sangat beragam dan sering dinyatakan sebagai negara yang memiliki “megabiodiversity”. Keanekaragaman hayati ini adalah rahmat karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia, yang merupakan sumber plasma nutfah dan dapat dimanfaatkan untuk merakit varietas unggul masa depan yang sangat penting untuk mendukung pembangunan ekonomi sektor pertanian pada khususnya dan pembangunan nasional pada umumnya. 1 Era globalisasi yang ditandai dengan semakin tajamnya kompetisi di berbagai bidang mendorong Indonesia untuk turut serta terlibat aktif dalam pergaulan global tersebut, khususunya di bidang perdagangan internasional. Situasi perkembangan perekonomian global akan segera menimbulkan dampak yang nyata atas perekonomian nasional, termasuk sektor pertanian dalam berbagai kegiatan, mulai dari kegiatan praproduksi, budidaya, panen, pasca panen, distribusi, dan perdagangan. Bidang pertanian di Indonesia merupakan salah satu bidang yang dapat dikembangkan sebagai sarana untuk terlibat aktif dalam perdagangan internasional, mengingat hasil pertanian merupakan komoditi ekspor yang sangat dibutuhkan di berbagai negara. Keberhasilan pertanian Indonesia dapat terwujud apabila seluruh komponen bangsa Indonesia dapat bersatu membangun bidang pertanian yang tangguh dan 1 Tim Redaksi Tatanusa. 2005. Himpunan Undang-Undang Haki. Jakarta. PT. Tatanusa. Hal. 359- 361.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/36242/2/jiptummpp-gdl-sofyahandr-47467-2-babi.pdf · Manfaat Teoritis, hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki

sumberdaya hayati yang sangat beragam dan sering dinyatakan sebagai negara

yang memiliki “megabiodiversity”. Keanekaragaman hayati ini adalah rahmat

karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia, yang merupakan

sumber plasma nutfah dan dapat dimanfaatkan untuk merakit varietas unggul

masa depan yang sangat penting untuk mendukung pembangunan ekonomi

sektor pertanian pada khususnya dan pembangunan nasional pada umumnya.1

Era globalisasi yang ditandai dengan semakin tajamnya kompetisi di

berbagai bidang mendorong Indonesia untuk turut serta terlibat aktif dalam

pergaulan global tersebut, khususunya di bidang perdagangan internasional.

Situasi perkembangan perekonomian global akan segera menimbulkan dampak

yang nyata atas perekonomian nasional, termasuk sektor pertanian dalam

berbagai kegiatan, mulai dari kegiatan praproduksi, budidaya, panen, pasca

panen, distribusi, dan perdagangan. Bidang pertanian di Indonesia merupakan

salah satu bidang yang dapat dikembangkan sebagai sarana untuk terlibat aktif

dalam perdagangan internasional, mengingat hasil pertanian merupakan

komoditi ekspor yang sangat dibutuhkan di berbagai negara. Keberhasilan

pertanian Indonesia dapat terwujud apabila seluruh komponen bangsa

Indonesia dapat bersatu membangun bidang pertanian yang tangguh dan

1 Tim Redaksi Tatanusa. 2005. Himpunan Undang-Undang Haki. Jakarta. PT. Tatanusa. Hal. 359-

361.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/36242/2/jiptummpp-gdl-sofyahandr-47467-2-babi.pdf · Manfaat Teoritis, hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian

2

mampu bersaing, baik dari segi kualitas maupun dari segi harga dengan hasil

pertanian dari negara lain.2

Proses pemuliaan tanaman mempunyai peranan penting dalam menjaga

ketersediaan makanan bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan

bahan makanan semakin meningkat, dengan adanya pemuliaan tanaman dapat

ditemukan varietas-varietas unggul yang dapat menghasilkan bahan makanan

yang cepat dalam jumlah banyak. Mengingat pentingnya keberadaan pemulia

tanaman ini, pemerintah Indonesia mengelurkan berbagai instrument yang

mengatur terkait pemulia tanaman yaitu Undang-Undang Nomor 12 Tahun

1992 Tentang Sistem Budidaya Tanaman dan Undang-Undang Nomor 29

Tahun 2000 Tentang Perlindungan Varietas Tanaman serta Undang-Undang

Nomor 4 Tahun 2006 Tentang Pengesahan International Treaty On Plant

Genetic Resources For Food And Agriculture (Perjanjian Mengenai Sumber

Daya Genetik Tanaman Untuk Pangan Dan Pertanian).3 Undang-Undang

Perlindungan Varietas Tanaman bertujuan untuk mendorong para peneliti di

bidang pemuliaan tanaman meningkatkan hasil penelitiannya sehingga dapat

meningkatkan pertumbuhan sektor pertanian Indonesia yang memiliki daya

saing tinggi di pasar global.4

Kemampuan untuk menghasilkan varietas tanaman yang dapat dijadikan

bibit unggul sangat diperlukan, karena varietas tanaman merupakan faktor yang

2 Novia, Ujianti Silitonga. 2008. Perlindungan Hukum Terhadap Varietas Tanaman. Fakultas

Hukum Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Hal. 8. 3 Ira Puspita Sari Wahyuni. 2013. Upaya Perlindungan Hukum Terhadap Hak-Hak Petani

Pemulia Tanaman Di Indonesia. Skripsi. Fakultas Hukum Perdata Ekonomi Universitas

Brawijaya. Hal. 5. 4 Lindsey. Tim. 2006. Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar. Bandung. PT. Alumni. Hal.

231.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/36242/2/jiptummpp-gdl-sofyahandr-47467-2-babi.pdf · Manfaat Teoritis, hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian

3

menentukan kualitas hasil pertanian. Keuntungan yang diperoleh dari

penggunaan varietas yang unggul antara lain varietas tanaman yang digunakan

telah berteknologi tinggi, relatif murah, dan tidak mencemari lingkungan.

Melalui penggunaan varietas tanaman yang unggul diharapkan proses produksi

menjadi lebih efisien, lebih produktif dan menghasilkan bahan pangan yang

bermutu tinggi.5

Ketentuan hukum di Indonesia yang memberikan perlindungan terhadap

varietas tanaman, pada awalnya diatur dalam Undang-Undang Paten (UUP).

Dalam UUP Tahun 1989 Pasal 7 huruf c dikatakan bahwa semua varietas

tanaman dapat dimintakan hak patennya, kecuali untuk komoditi tanaman padi,

jagung, ubi kayu, dan ubi jalar. Selanjutnya UUP mengalami amandemen

menjadi UUP Tahun 1997, dimana dalam UUP Tahun 1997 ketentuan

pengecualian permohonan paten terhadap varietas tanaman dihapuskan

sehingga semua jenis varietas tanaman dapat dimintakan hak paten tanpa

kecuali. UUP Tahun 1997 mengalami perubahan menjadi Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (UUP Tahun 2001). Pada Pasal 7 huruf d

diatur bahwa varietas tanaman sebagai makhluk hidup merupakan invensi yang

tidak diberikan paten. Invensi merupakan ide dari inventor yang dituangkan

kedalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi,

dapat berupa produk atau proses atau penyempurnaan dan pengembangan

produk atau proses. (Indonesia, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001

5 Sarifudin Karama. 2000. Fenomena Hasil Pelepasan Varietas, Kesiapan Industri Perbenihan

dan Dampaknya Pada Konservasi Plasma Nutfah Oleh Para Petani. Bogor. Simposium Nasional

Pengelolaan Plasma Nutfah dan Pemulihan Tanaman. Hal. 2.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/36242/2/jiptummpp-gdl-sofyahandr-47467-2-babi.pdf · Manfaat Teoritis, hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian

4

tentang Paten, Lembaran Negara RI Nomor 109 Tahun 2001, Tambahan

Lembaran Negara RI Nomor 4130 Tahun 2001, Pasal 1 Bagian 2).

Ketentuan lain yang memberi dasar perlindungan bagi pemuliaan tanaman

adalah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya

Tanaman yang pada intinya berisi tentang pengaturan pemberian penghargaan

bagi invensi teknologi di bidang budidaya tanaman, jenis dan varietas baru bagi

perorangan maupun badan hukum. (Indonesia, Undang-Undang Nomor 12

Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, Lembaran Negara RI Nomor

46 Tahun 1992, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3478 Tahun 1992,

Pasal 55). Pada dasarnya ketentuan berupa undang-undang merupakan sarana

yang diperlukan untuk mendorong dan melindungi kegiatan dalam

menghasilkan varietas tanaman yang bersifat unggul. Para pihak yang bergerak

dalam bidang pemuliaan tanaman membutuhkan suatu aturan khusus yang

dapat memberikan jaminan dan perlindungan hukum secara jelas dan tegas.

Perlindungan yang di maksud berupa adanya pengakuan hak atas kekayaan

intelektual bagi hasil invensi berupa varietas baru tanaman.

Perlindungan varietas tanaman (PVT) yang merupakan “sui generis” dari

paten merupakan perlindungan terhadap varietas tanaman yang dihasilkan oleh

pemulia tanaman yang mengandung unsur baru, unik, seragam, stabil , dan

diberi nama (BUSS). Di Indonesia pengelolaan Paten dan pengelolaan PVT

tidak berada di satu tangan, Paten berada di bawah Kementerian Hukum dan

HAM Republik Indonesia, sedangkan PVT dikelola di bawah Kementerian

Pertanian Republik Indonesia. Dengan adanya Undang-Undang Nomor 29

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/36242/2/jiptummpp-gdl-sofyahandr-47467-2-babi.pdf · Manfaat Teoritis, hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian

5

Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman, maka keberadaan

pemulia yang melakukan pemuliaan akan terlindungi, dimana pemulia yang

menghasilkan varietas tanaman yang memenuhi ketentuan UU PVT tersebut

dapat memperoleh hak PVT dan mendapatkan manfaat ekonomi dari hasil

pemuliaannya itu.6

Adapun contoh kasus mengenai sertifikasi ilegal pak Tukirin dengan PT.

Benih Inti Subur Intani (BISI) di Kecamatan Nggrogot, Kabupaten Nganjuk,

Jawa Timur. Pak Tukirin seorang petani yang menjadi mitra PT.BISI untuk

mengembangkan tanaman jagung setelah masa kerja samanya telah selesai pak

Turkinpun berinisiatif untuk melakukan eksperimen penyilangan tanaman

jagung tersebut. Diapun dituntut penjara selama enam bulan dengan percobaan

dua tahun serta denda sebesar Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah).

Yang selanjutnya dapat dilihat dalam Berita yang memuat kasus Bapak

Tukirin selaku Petani dengan PT. Benih Inti Subur Intani (BISI) selaku

Pemegang Hak PVT yang dirugikan atas sertifikasi Ilegal oleh pak Tukirin,

yaitu:

Tukirin (62 tahun) adalah salah satu dari sepuluh petani mitra PT Benih

Inti Subur Intani (PT BISI) di Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk,

Jawa Timur. Kerja sama antara petani-petani ini dengan PT BISI dilakukan

tanpa surat kontrak dan berlangsung tahun 1994-1998. Selama kerja sama yang

berakhir tanpa sebab jelas itu, Tukirin meraih predikat petani terbaik kedua se-

Kecamatan Ngronggot. Usai kerja sama dengan PT BISI, Tukirin masih

6 Nurul Barizah. 2009. Perlindungan Varietas tanaman. Paten. Sistem Budidaya Tanaman dan

Ketahanan Pangan, Jurnal HKI.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/36242/2/jiptummpp-gdl-sofyahandr-47467-2-babi.pdf · Manfaat Teoritis, hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian

6

menanam jagung dengan benih berlabel dari perusahaan itu. Di sini ia mencoba

menemukan variasi metode tanam jagung yang berbeda dengan metode milik

PT BISI, menggunakan benih tersebut. Setelah eksperimen pertama berhasil,

Tukirin memilah benih dan menanamnya kembali. Sisanya dijual ke tetangga

disertai penjelasan pola tanamnya. Pada saat jagung berumur 50 hari, lahan

Tukirin didatangi petugas penyuluh lapangan (PPL) PT BISI wilayah

Kecamatan Ngronggot.

Tukirin lalu dilaporkan ke polisi setempat dengan tuduhan melakukan

pembenihan ilegal. Proses pun berlanjut ke pengadilan, tanggal 17 Februari

2005 Pengadilan Negeri Nganjuk menetapkan bahwa Tukirin bersalah dengan

tuduhan melakukan sertifikasi ilegal, melanggar Undang-Undang (UU) No.

12/1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman. Tukirin dihukum enam bulan

penjara dengan masa percobaan dua tahun dan denda Rp 200.000. Selain itu,

satu tahun pertama setelah bebas dia tidak boleh menanam jagung atau

menangkarkan benih. Sembilan bulan setelah vonis dijatuhkan, WALHI Jawa

Timur mulai melakukan advokasi terhadap kasus ini. Kami memulihkan

kepercayaan diri Tukirin dengan menyampaikan bahwa banyak orang

bersimpati padanya. Tukirin kami kenalkan pada jaringan-jaringan organisasi

nonpemerintah, mahasiswa, dan petani dampingan di Kediri dan Nganjuk.

Kami juga menyediakan forum bagi Tukirin untuk melakukan testimoni.7

Berdasarkan uraian atas permasalahan pada latar belakang dan beberapa

alasan tersebut diatas, maka mendorong penulis untuk mengadakan penelitian

7 Ridho Saiful Ashadi, 2007, Imperialisme Benih di Ladang Jagung, http://www.agricultures

network.org. diakses tanggal 25 Oktober 2016, pukul 21:00.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/36242/2/jiptummpp-gdl-sofyahandr-47467-2-babi.pdf · Manfaat Teoritis, hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian

7

hukum yang berjudul : “Tinjauan Yuridis Sosiologis Perlindungan Hukum

Terhadap Pemegang Hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) (Studi

kasus di Lembaga Litbang Lingkup Kementerian Pertanian di Jawa

Timur)”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana implementasi perlindungan hukum terhadap pemegang hak

PVT diwilayah hukum Lembaga Litbang Kementerian Pertanian di Jawa

Timur?

2. Faktor apa yang menjadi pendukung atau kendala perlindungan hukum

terhadap pemegang hak PVT diwilayah hukum Lembaga Litbang

Kementerian Pertanian di Jawa Timur?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Bagaimana implementasi perlindungan hukum terhadap

pemegang hak PVT diwilayah hukum Lembaga Litbang Kementerian

Pertanian di Jawa Timur.

2. Untuk Mengetahui Faktor apa yang menjadi pendukung atau kendala

perlindungan hukum terhadap pemegang hak PVT diwilayah hukum

Lembaga Litbang Kementerian Pertanian di Jawa Timur.

D. Manfaat Penelitian

Dari Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang jelas

antara lain:

1. Manfaat Teoritis, hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan

kajian lebih lanjut untuk melahirkan berbagai konsep keilmuan yang pada

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/36242/2/jiptummpp-gdl-sofyahandr-47467-2-babi.pdf · Manfaat Teoritis, hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian

8

gilirannya dapat memberikan andil bagi perkembangan ilmu pengetahuan

hukum perdata, dagang, dan Hak Atas Kekayaan Intelektual, khususnya

dalam bidang Perlindungan Varietas Tanaman.

2. Manfaat praktis, diharapkan hasil penulisan ini dapat memberikan

sumbangan pemikiran yuridis yang berkaitan dengan Perlindungan Hukum

Terhadap Pemegang Hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) dan untuk

membangun pertanian yang maju, efisien, dan tangguh perlu didukung dan

ditunjang dengan tersedianya varietas unggul.

E. Metode Penelitian

1. Tipe atau Jenis Penelitian

Metode pendekatan yang digunakan dalam penyusunan penulisan

hukum sebagai perilaku manusia dalam masyarakat.8 Studi yang demikian

itu, hukum tidak dikonsepkan sebagai gejala normatif yang otonomi

(seperti Studi Law in Books), tetapi hukum dikonsepkan sebagai pranata

sosial yang riil dikaitkan dengan variable-variabel sosial yang lain.9

Penelitian ini menggunakan pendekatan Yuridis Sosiologis mengenai

Tinjauan Yuridis Sosiologis Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang

Hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) Studi kasus di Lembaga

Litbang Lingkup Kementerian Pertanian di Jawa Timur.

8 Fakultas Hukum. 2012. Pedoman Penulisan Hukum. Malang. Fakultas Hukum, Universitas

Muhammadiyah Malang. Hal.18. 9 The Focus of the sociology of law, however it is defined, need to be seen as the study of “the law

in action” rather than the traditional lawyer ’s concern with “the law in action” (Roman

Tomasic. 1986. The sociology of law. New Delhi. Sage Publication London, Beverly Hill. Page.6.)

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/36242/2/jiptummpp-gdl-sofyahandr-47467-2-babi.pdf · Manfaat Teoritis, hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian

9

2. Lokasi Penelitian

Dalam Penelitian ini penulis akan melakukan penelitian di 3 (tiga)

Lembaga Litbang Lingkup Kementerian Pertanian di Jawa Timur, yaitu:

a. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro)

b. Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas)

c. Balai Pengkajuan Teknologi Pertanian (BPTP)

mengenai Tinjauan Yuridis Sosiologis Perlindungan Hukum Terhadap

Pemegang Hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) Studi kasus di

Lembaga Litbang Lingkup Kementerian Pertanian di Jawa Timur.

3. Jenis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa bahan hukum

sebagai berikut:

a. Jenis Data Primer

Jenis Data Primer adalah jenis data primer yang langsung dari

sumber utama tanpa adanya perantara, yang didapat melalui proses

interview atau wawancara pada tempat yang diteliti.

1) Hasil Wawancara

Data yang didapatkan dari Responden atau pihak-pihak yang

terkait permasalahan dalam penelitian ini. Data yang didapatkan yaitu

ilmu yang mana langsung diperoleh dalam pengamatan atas obyek

penelitian mengenai permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/36242/2/jiptummpp-gdl-sofyahandr-47467-2-babi.pdf · Manfaat Teoritis, hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian

10

2) Dokumen

Studi Dokumentasi melalui dokumen atau arsip-arsip dari pihak

yang terkait dengan cara mencatat atau meringkas dokumen-dokumen.

Data yang didapatkan dari penelitian ini seperti formulir, prosedur

baik tulisan maupun gambar, foto, dll.

b. Jenis Data Sekunder

Jenis data sekunder diperoleh dengan cara studi kepustakaan melalui

bahan-bahan literatur yaitu Undang-Undang dan Peraturan-peraturan,

Buku, Jurnal, dan penelusuran situs-situs internet yang berhubungan

dengan penelitian ini.

c. Jenis Data tersier

Jenis data tersier berupa jenis data mengenai pengertian buku, istilah

baku yang diperoleh dari ensiklopedia, kamus, glossary, dll.

4. Teknik Pengumpulan data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Wawancara

Yaitu memperoleh dan mengumpulkan data melalui Tanya jawab,

dialog atau diskusi dengan responden dari penelitian ini ,yaitu:

1) Dr. Sudarmadi Purnomo, M.S. selaku Pemulia Tanaman dan pihak

yang terkait dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).

2) Ir. Emy Budiyanti selaku Pemulia Tanaman dan pihak yang terkait

dari Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro)

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/36242/2/jiptummpp-gdl-sofyahandr-47467-2-babi.pdf · Manfaat Teoritis, hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian

11

3) Drs. Mardjani, MP. selaku Pemulia Tanaman dan Pihak yang terkait

dari Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas)

yang dianggap mengetahui banyak mengenai permasalahan dalam

penelitian yakni mengenai Tinjauan Yuridis Sosiologis Perlindungan

Hukum Terhadap Pemegang Hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT)

(Studi kasus di Lembaga Litbang Lingkup Kementerian Pertanian di

Jawa Timur).

b. Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data-data yang dimiliki oleh pihak terkait serta

ditambah dengan hasil dokumen baik dalam bentuk tulisan, foto, video

atau rekaman suara dalam hal berkenaan dengan proses penelitian ini.

c. Studi Kepustakaan

Yaitu dengan melakukan penelusuran dan pencarian bahan-bahan

kepustakaan dari berbagai literatur atau buku-buku, atau studi internet

ataupun jurnal.

5. Teknik Analisa Data

Seluruh data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis deskriptif

kualitatif kemudian disajikan secara deskriptif kualitatif yaitu menjelaskan,

menguaraikan, dan menggambarkan sesuai dengan permasalahan penelitian

hukum. Penelitian-penelitian kualitatif yakni penelitian-penelitian tersebut

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/36242/2/jiptummpp-gdl-sofyahandr-47467-2-babi.pdf · Manfaat Teoritis, hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian

12

harus mampu menjelaskan secara cukup rinci tentang metode-metode dan

prosedur-prosedur untuk memungkinkan peniruan (replikasi) penelitian.10

Sedangkan, Penelitian Kualitatif adalah deskriptif. Data Deskriptif adalah

Data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar

daripada angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari

data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi.11

Dari

penjabaran pengertian mengenai metodologi penulisan yang akan dilakukan

dalam penelitian ini menjadikan peneliti mengaplikasikan metode-metode

yang ada dalam teori dengan hasil penelitian serta mengambil data dari hasil

penelitian yang dilakukan di Lembaga Litbang Lingkup Kementerian

Pertanian di Jawa Timur.

F. Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan ini terdiri dari 4 (empat) bab yang tersusun secara

sistematis sehingga dapat dengan mudah dipahami, yang secara garis besar

dapat diuraikan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang permasalahan, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan

sistematika penelitian.

10

Hartono. 2002. Bagaimana Menulis Tesis “Petunjuk Komprehensif tentang Isi dan Proses”.

Malang. UUM Press. Hal. 78. 11

Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta. PT RajaGrafindo

Persada. Hal. 3.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/36242/2/jiptummpp-gdl-sofyahandr-47467-2-babi.pdf · Manfaat Teoritis, hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian

13

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan lebih dalam mengenai teori-teori yang melandasi

penulisan dan pembahasan yang berkaitan dengan judul. Teori ini diperoleh

dari studi kepustakaan dan digunakan sebagai kerangka untuk memudahkan

penulisan penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan pembahasan permasalahan yang diangkat oleh

penulis. Dalam pembahasan ini penulis akan memaparkan Tinjauan Yuridis

Sosiologis Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Hak Perlindungan

Varietas Tanaman (PVT) Studi kasus di Lembaga Litbang Lingkup

Kementerian Pertanian di Jawa Timur.

BAB IV : PENUTUP

Pada bab ini penutup berisi kesimpulan dari pembahasan mengenai hasil

penelitian serta saran-saran yang perlu disampaikan terkait dengan

permasalahan yang telah diteliti.