BAB I PENDAHULUAN A. Latar...

13
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan arus lalu lintas yang semakin meningkat, disebabkan karena kebutuhan dan kepentingan pemakaian jalan oleh setiap individu yang berbeda. Setiap waktu masyarakat bergelut dengan alat transportasi, untuk kepentingan tiap- tiap individu berdasar tujuan masing-masing. Salah satu alat transportasi yang semakin meningkat penggunaanya setiap tahun adalah kereta api. Beberapa keuntungan menggunakan alat transportasi kereta api adalah sebagai salah satu alat transportasi masal jarak jauh yang dari segi harga dianggap terjangkau oleh masyarakat, penumpang menjadi mudah untuk melaju dan bergerak di keramaian lalu lintas sehingga dapat menghindari kemacetan dijalan. Hal ini tentu saja berpengaruh pada efisiensi waktu dan cepat sampai tujuan. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) telah banyak memberikan pelayanan terhadap masyarakat Indonesia, dengan berpedoman pada yaitu menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders dan misi menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama : keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan. 1 Dengan misi tersebut PT. Kereta Api Indonesia (Persero) 11 Salim, Abbas. 1993. Manajenen Transportasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 70

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22442/1/jiptummpp-gdl-haniyanuar-42243-2-babi.pdf · kemacetan dijalan. ... Bagaimana upaya Polri dan Polsuska dalam mengatasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan arus lalu lintas yang semakin meningkat, disebabkan karena

kebutuhan dan kepentingan pemakaian jalan oleh setiap individu yang berbeda.

Setiap waktu masyarakat bergelut dengan alat transportasi, untuk kepentingan tiap-

tiap individu berdasar tujuan masing-masing.

Salah satu alat transportasi yang semakin meningkat penggunaanya setiap

tahun adalah kereta api. Beberapa keuntungan menggunakan alat transportasi

kereta api adalah sebagai salah satu alat transportasi masal jarak jauh yang dari

segi harga dianggap terjangkau oleh masyarakat, penumpang menjadi mudah

untuk melaju dan bergerak di keramaian lalu lintas sehingga dapat menghindari

kemacetan dijalan. Hal ini tentu saja berpengaruh pada efisiensi waktu dan cepat

sampai tujuan.

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) telah banyak memberikan pelayanan

terhadap masyarakat Indonesia, dengan berpedoman pada yaitu menjadi penyedia

jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi

harapan stakeholders dan misi menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis

usaha penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk

memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian

lingkungan berdasarkan 4 pilar utama : keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan

dan kenyamanan.1 Dengan misi tersebut PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

11 Salim, Abbas. 1993. Manajenen Transportasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 70

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22442/1/jiptummpp-gdl-haniyanuar-42243-2-babi.pdf · kemacetan dijalan. ... Bagaimana upaya Polri dan Polsuska dalam mengatasi

2

sampai saat ini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia khususnya

dalam bidang transportasi darat.

Pada dasarnya kereta api dikenal sebagai moda angkutan umum yang

memiliki multi keunggulan, antara lain : Hemat energi, hemat lahan, bersahabat

dengan lingkungan, tingkat keselamatan tinggi, mampu mengangkut dalam jumlah

yang besar & massal serta adaptif terhadap perkembangan teknologi. Dikaitkan

dengan kecenderungan saat ini, kereta api menjadi moda transportasi yang sangat

relevan untuk dikembangkan. Moda kereta api merupakan angkutan yang menjadi

salah satu primadona bagi masyarakat Indonesia, sebab selain harga yang

terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat terdapat banyak keunggulan-

keunggulan lain yang dimiliki oleh moda transportasi ini.

Dalam kehidupan bermasyarakat, angkutan kereta api digunakan sebagai

fasilitator untuk memindahkan manusia dari satu tempat atau daerah kesuatu

tempat atau daerah yang lain. Hal ini sangat membantu masyarakat dalam

mengadakan mobilitas dalam jumlah yang relatif banyak.

Walaupun akhir-akhir ini kereta api banyak diminati oleh masyarakat, tidak

menutup kemungkinan ancaman kejahatan dan keselamatan bisa terjadi oleh

berbagai macam faktor atau penyebab yang salah satu diantaranya adalah karena

minimnya tingkat pengamanan yang ada diatas kereta ketika kereta sedang melaju

atau pun keamanan di lingkungan sekitar stasiun kereta api itu sendiri.

Masih adanya pintu-pintu otomatis yang tidak berfungsi secara maksimal

seperti pada kereta api, menyebabkan peluang bagi pelaku kejahatan untuk

melakukan aksinya, seperti merampas atau menjabret tas, jam tangan, kalung

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22442/1/jiptummpp-gdl-haniyanuar-42243-2-babi.pdf · kemacetan dijalan. ... Bagaimana upaya Polri dan Polsuska dalam mengatasi

3

perhiasan milik penumpang, antara lain karena ketidak berfungsinya pintu

otomatis yang umumnya ada di kereta api.

Seperti halnya kejadian pada Kamis, 21 Februari 2012 di Malang ada

seorang polisi khusus (Polsus) Kereta Api, menangkap pencopet yang beraksi di

dalam gerbong Kereta Api “rapih dhoho” yang berangkat dari Stasiun Kota baru

Malang dengan tujuan stasiun Surabaya pasarturi, kejadian itu berada tak jauh dari

Stasiun Kota lama yang berada di Kecamatan Sukun kelurahan Ciptomulyo.

Penangkapan terhadap pencuri tersebut dilakukan saat kereta api berjalan pelan

meninggalkan stasiun tersebut.2

Biasanya modus yang dilakukan pelaku kajahatan pencurian di kereta api

mengambil peluang untuk melakukan aksinya di saat kereta api berjalan perlahan-

lahan meninggalkan stasiun kereta api, karena setelah merampas atau menjambret

hasil kejahatannya itu sambil melarikan diri, dengan mudah pelaku meloncat ke

luar kareta, karena pintu kereta yang tidak tertutup. Para pelaku pencurian

biasanya memanfaatkan pintu kereta yang tidak tertutup itu, sambil berdiri dengan

mudah menghalangi penumpang yang akan naik atau turun di depan pintu kereta,

sambil merogoh kantong milik penumpang.3

Di jelaskan di dalam pasal 362 KHUP yaitu :4 Barang siapa mengambil

suatu benda yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain, dengan maksud

untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana

penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak sembilan ratus rupiah.

2 http://www.sit/mar/malangpost.html, diakses pada tanggal 12 Agustus 2012

3 Ibid

4 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22442/1/jiptummpp-gdl-haniyanuar-42243-2-babi.pdf · kemacetan dijalan. ... Bagaimana upaya Polri dan Polsuska dalam mengatasi

4

Selain itu pihak PT. KAI (PERSERO) dapat bertindak keras terhadap

pengguna jasa sesuai dengan peraturan yang berlaku. Di dalam Undang-Undang

No.23 tahun 2007 Tentang perkeretaapian di jelaskan dalam Pasal 136 yaitu :5

(1)Bahwa dalam kegiatan angkutan orang Penyelenggara Sarana

Perkeretaapian berwenang untuk: a. memeriksa karcis; b. menindak pengguna

jasa yang tidak mempunyai karcis; c. menertibkan pengguna jasa kereta api

atau masyarakat yang mengganggu perjalanan kereta api; dan d.

melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap masyarakat yang

berpotensi menimbulkan gangguan terhadap perjalanan kereta api.

(2) Penyelenggara Sarana Perkeretaapian dalam keadaan tertentu dapat

membatalkan perjalanan kereta api apabila terdapat hal-hal yang dapat

membahayakan keselamatan, ketertiban, dan kepentingan umum.

Guna mengantispasi terjadinya tindak kejahatan di atas kereta api,

seharusnya peran PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang bekerjasama dengan

pihak kepolisian lebih ditingkatkan lagi, terutama keberadaanya di dalam

rangkaian gerbong untuk memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi

penumpang di kereta api.

Fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana peran Polri dan Polsuska

(Polisi Khusus Kereta Api) dalam melakukan pengamanan sebagai bentuk

pencegahan terjadinya tindak pidana pencurian didalam kereta api.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas peneliti tertarik untuk

mengangkat penelitian dengan judul “TINJAUAN YURIDIS SOSIOLOGIS

PERAN POLRI DAN POLSUSKA DALAM MELAKUKAN

PENGAMANAN SEBAGAI BENTUK PENCEGAHAN TERJADINYA

TINDAK PIDANA PENCURIAN DI DALAM KERETA API” (Studi di

Wilayah Hukum Malang Kota)

5 Undang-Undang No23 tahun 2007 Tentang perkeretaapian

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22442/1/jiptummpp-gdl-haniyanuar-42243-2-babi.pdf · kemacetan dijalan. ... Bagaimana upaya Polri dan Polsuska dalam mengatasi

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang terjadi diatas, maka rumusan

masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana peran Polri dan Polsuska dalam pengamanan sebagai bentuk

pencegahan tindak pidana pencurian di dalam kereta api?

2. Apakah yang menjadi kendala Polri dan Polsuska dalam pengamanan sebagai

bentuk pencegahan tindak pidana pencurian di dalam kereta api?

3. Bagaimana upaya Polri dan Polsuska dalam mengatasi kendala dalam

pengamanan sebagai bentuk pencegahan tindak pencurian di dalam kereta api?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus kajian atau rumusan masalah diatas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui, memahami dan mendeskripsikan peran Polri dan Polsuska

dalam pengamanan sebagai bentuk pencegahan tindak pidana pencurian di

dalam kereta api.

2. Untuk mengetahui, memahami dan mendeskripsikan kendala Polri dan

Polsuska dalam pengamanan sebagai bentuk pencegahan tindak pidana

pencurian di dalam kereta api.

3. Untuk mengetahui, memahami dan mendeskripsikan upaya Polri dan Polsuska

dalam mengatasi kendala dalam pengamanan sebagai bentuk pencegahan tindak

pencurian di dalam kereta api.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka manfaat penelitiannya adalah

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22442/1/jiptummpp-gdl-haniyanuar-42243-2-babi.pdf · kemacetan dijalan. ... Bagaimana upaya Polri dan Polsuska dalam mengatasi

6

sebagai berikut :

1. Manfaat secara Teoritis

Secara akademis/keilmuan/pengetahuan hasil dari penelitian ini sebagai salah

satu sarana untuk mengembangkan keilmuan di bidang hukum pidana,

Kriminologi serta keilmuan di bidang hukum acara pidana.

2. Manfaat secara Praktis

a. Bagi masyarakat

Agar masyarakat luas lebih memahami dan mengetahui sebagaimana bahwa

Polri dan Polsuska (Polisi Khusus Kereta Api) berkewajiban memberi

pengamanan sebagai bentuk pencegahan tindak pidana pencurian di dalam

kereta api dan pada dasarnya Polri dapat melakukan tindakan pengamanan

hukum di seluruh wilayah Republik Indonesia

b. Bagi Aparat Penegak Hukum

Sebagai bahan evaluasi agar aparat penegak hukum khususnya Polri dan

Polsuska dapat melaksanakan tugas dalam memberi pengamanan sebagai

bentuk pencegahan tindak pidana pencurian di dalam kereta api sesuai yang

diamanatkan dalam Pasal 13 Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 Tentang

Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Pasal 136 Undang-Undang No.

23 Tahun 2007 Tentang Perkretaapian.

c. Manfaat Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini digunakan oleh peneliti sebagai wawasan dan ilmu

pengetahuan tentang peran Polri dan Polsuska (Polisi Khusus Kereta Api)

dalam melakuakan pengamanan sebagai bentuk pencegahan terjadinya

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22442/1/jiptummpp-gdl-haniyanuar-42243-2-babi.pdf · kemacetan dijalan. ... Bagaimana upaya Polri dan Polsuska dalam mengatasi

7

tindak pidana pencurian di dalam kereta api. Serta syarat untuk penulisan

tugas akhir dan menyelesaikan studi S 1 di Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Malang.

E. Metode Penelitian

1. Metode Pendekatan

Dalam penelitian ini penulis / peneliti menggunakan pendekatan Yuridis

Sosiologis / Empiris yaitu dalam menjawab permasalahan digunakan sudut

pandang hukum yaitu pembahasan didasarkan berbagai peraturan perundangan

yang berlaku dan kesesuaiannya dengan kenyataan atau fenomena yang terjadi

dalam lingkup masyarakat.6 Yang dalam hal ini dengan cara menelusuri Pasal

14 Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia dan Pasal 136 Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 Tentang

Perkretaapian.

2. Lokasi Penelitian

Sehubungan dengan masalah yang diangkat penulis, maka penulis

memilih Polres Malang Kota, Kantor Polsuska (Polisi Khusus Kereta Api)

stasiun Kota Baru Malang dan PT. Kereta Api (Persero) Kantor pusat Daerah

Operasi 8 Surabaya sebagai lokasi penelitian. Hal ini berdasarkan penelitian

pendahuluan yang ditulis di wilayah Malang Kota. Maka peneliti akan

membahas permasalahan yang ada dengan meninjau atau melihat peraturan

hukum yang berlaku, serta dikaitkan dengan fakta yang ada di lapangan dan

kemudian seluruh data akan dianalisa secara deskriptif. karena pentingnya tugas

6 Waluyo, Bambang, 2002. Penelitian Hukum dalam Praktek, Penerbit Sinar Grafika Pusat,

Jakarta, Hal. 23

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22442/1/jiptummpp-gdl-haniyanuar-42243-2-babi.pdf · kemacetan dijalan. ... Bagaimana upaya Polri dan Polsuska dalam mengatasi

8

kepolisian dan polsuska dalam melakukan pengamanan sebagai bentuk

pencegahan terjadinya tindak pidana pencurian didalam kereta api dan pada

dasarnya Polri dapat melakukan penegakan hukum di seluruh wilayah Republik

Indonesia.

3. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis / peneliti menggunakan sumber data yang

berasal lebih dari satu data demi terciptanya penelitian yang dapat

dipertanggungjawabkan segala isi dari penelitiannya menurut penulis dan selain

itu penulis / peneliti juga menggunakan dua jenis data yaitu sumber data primer

dan sumber data sekunder.

a. Data Hukum Primer

Data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari

masyarakat.7 diperoleh dengan melakukan pengamatan dan pencatatan

dengan sitematis data-data, fakta-fakta, dan bahan keterangan yang diteliti

selama tahun 2013 - 2015. Selain itu penulis juga menggunakan data

wawancara secara langsung dengan petugas di lingkungan Polres Malang

Kota dan Kantor Polsuska (Polisi Khusus Kereta Api) stasiun kereta api.

b. Data Hukum Sekunder

Data adalah sumber data yang mendukung serta melengkapi data primer

diatas.8 Data pendukung tersebut dengan cara mengutip, mempelajari dan

menelaah dari buku-buku referensi, internet, artikel dalam majalah atau

sumber-sumber lain yang terkait dengan masalah yang akan dibahas melalui

7 Soekanto, Soerjono, 1986. Pengantar Penelitian Hukum, Cetakan Ketiga, Penerbit Universitas

Indonesia, Jakarta, Hal. 51

8 Ibid.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22442/1/jiptummpp-gdl-haniyanuar-42243-2-babi.pdf · kemacetan dijalan. ... Bagaimana upaya Polri dan Polsuska dalam mengatasi

9

studi kepustakaan yaitu dengan menggunakan peraturan perundang-undangan

yang dalam hal ini antara lain adalah Pasal 14 Undang-Undang No. 2 Tahun

2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Pasal 136 Undang-

Undang No. 23 Tahun 2007 Tentang Perkretaapian dan sumber bacaan lain

yang terkait dengan pokok permasalahan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun dalam proses pengumpulan data lapangan penulis / peneliti

menggunakan cara diantaranya sebagai berikut :

a. Wawancara / Interview

Wawancara merupakan metode bertatap muka langsung dengan responden

untuk menannyakan fakta yang ada, dan pendapat maupun persepsi diri

responden, dan bahkan saran-saran responden.9 Wawancara yang digunakan

peneliti adalah wawancara tidak tersruktur, yaitu pedoman wawancara yang

hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan.10

Wawancara dilaksanakan terhadap subyek yang diambil dengan cara

purpossive sampling, dimana penulis secara subyektif mengambil sampel

dengan anggapan bahwa sampel yang diambil tersebut mencerminkan

(representatif) bagi penulisan.11 Dalam hal ini wawancara dilakukan

terhadap responden yang dipilih. Responden untuk wawancara dipilih secara

purpossive sampling, yaitu berdasarkan tingkat penegetahuan responden

terhadap permasalahan yang diteliti oleh penulis

9 Waluyo, Bambang, Op.Cit. Hal. 57

10 Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian, suatu pendekatan Praktik, Penerbit Rineka

Cipta, Jakarta, Hal. 227

11 Adi, Rianto, 2005, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, Granit, Jakarta, Hal. 50

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22442/1/jiptummpp-gdl-haniyanuar-42243-2-babi.pdf · kemacetan dijalan. ... Bagaimana upaya Polri dan Polsuska dalam mengatasi

10

Adapun responden yang diwawancarai adalah :

1. Kaur Bin Ops Sat Reskrim Resort Malang Kota yaitu Bapak AKP Didik

Suharmadi

2. Danru Polsuska Daop 8 ( Daerah Operasi ) Malang kota yaitu Bapak

Penata Agus Rochman

3. Manager pengamanan Daop 8 ( Daerah Operasi ) Surabaya yaitu Bapak

Kamtib Ainurofik

b. Studi dokumen / Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara mencatat dan memanfaatkan data

yang ada di instansi yang bersangkutan berupa dokumen-dokumen resmi,

laporan, peraturan perundang-undangan ( Pasal 14 Undang-Undang No. 2

Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Pasal 136

Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 Tentang Perkretaapian dan keputusan

direksi PT. KAI (PERSERO) Nomor : KEP.U/OT.003/VII/3/KA-2012 )

maupun arsip yang ada untuk memperoleh informasi yang menunjang secara

teoritis terhadap topik penelitian. Instansi yang akan dituju untuk

mendapatkan data tersebut yaitu di Polres Kota Malang, PT. Kereta Api

Indonesia (Persero) Kantor pusat Daerah Operasi 8 Surabaya dan Kantor

Polsuska Stasiun Kereta Api Malang Kota.

c. Observasi

Suatu tekhnik yang dijalankan untuk mengetahui suatu permasalahan yang

akan dibahas dalam penelitian dengan mencari data-data yang riil, yang

mana peneliti disini juga akan menggunakan bukti dari hasil observasi,

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22442/1/jiptummpp-gdl-haniyanuar-42243-2-babi.pdf · kemacetan dijalan. ... Bagaimana upaya Polri dan Polsuska dalam mengatasi

11

seperti bukti foto dan sebagainya. Peneliti akan melakukan observasi

penelitian langsung ke tempat penelitian, yaitu ke lokasi penelitian di Stasiun

Kereta Api Kota Malang, serta tempat lain untuk mendapatkan jawaban atau

data yang diperoleh untuk menunjang penelitian ini yaitu di instansi

Polsuska Daerah Operasi 8 Wilayah Malang - Surabaya dan di instansi

Polresta Malang Kota.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisa data kualitatif , yaitu suatu teknik analisa dengan cara

mengumpulkan data yang berskala besar dan mudah diklasifikasikan

kedalam bentuk katagori yang berstruktur. Langkah-langkah dalam proses

analisa data ini sebagai berikut :

1. Mengelompokkan data yang diperoleh kedalam kelompok yang sama,

sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab penelitian.

2. Mengelompokkan data untuk mempermudah melihat hubungan antara

fenomena yang ada.

3. Data yang telah dimaksukan kedalam penulisan kemudian dianalisa dan

dibuat penafsiran-penafsiran antara fenomena yang ada.

4. Selanjutnya dari hasil analisa data tersebut maka dibuat sebuah

kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan data tersebut.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri dari 4 (empat) bab dan dalam masing-masing bab

tersebut terdiri dari uraian yang saling berkaitan antara bab yang satu dengan bab

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22442/1/jiptummpp-gdl-haniyanuar-42243-2-babi.pdf · kemacetan dijalan. ... Bagaimana upaya Polri dan Polsuska dalam mengatasi

12

yang lain dan saling mendukung diantaranya. Sistematika penulisan skripsi ini

bertujuan agar masing-masing bab mudah dimengerti dan dipahami oleh pembaca

sehingga nantinya dapat tercipta karya ilmiah yang sempurna. Adapun sistematika

penulisan skripsi ini yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Didalamnya mencakup mengenai uraian latar belakang masalah, rumusan

masalah, manfaat dan kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini membahas mengenai uraian tentang doktrin, pendapat pakar,

kajian yuridis serta bahan-bahan kerangka teori landasan yuridis dan landasan

konseptual yang akan dipakai penulis untuk mendukung analisa terhadap

permasalahan yang akan diteliti. Teori yang digunakan antara lain adalah yang

berkaitan dengan tugas dan kewenangan Polres Malang Kota dan Polsuska (Polisi

Khusus Kereta Api) sesuai dengan Pasal 14 Undang-Undang No. 2 Tahun 2002

Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Pasal 136 Undang-Undang

No. 23 Tahun 2007 Tentang Perkretaapian yang dalam hal ini peran Polri dan

Polsuska dalam melakukan pengamanan sebagai bentuk pencegahan terjadinya

tindak pidana pencurian di dalam kereta api.

BAB III PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas permasalahan yang akan diteliti yang akan disertai

dengan analisa isi ( Content analysis ). Adapun konsentrasi pembahasan terletak

tugas dan peran Polri yang diberikan kewenangan oleh Undang-Undang Nomor 2

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/22442/1/jiptummpp-gdl-haniyanuar-42243-2-babi.pdf · kemacetan dijalan. ... Bagaimana upaya Polri dan Polsuska dalam mengatasi

13

tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal 14 Dalam

melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 Kepolisian

Negara Republik Indonesia bertugas.serta tugas Polsuska (Polisi Khusus Kereta

Api) dalam melakukan pengamanan sebagai bentuk pencegahan terjadinya tindak

pidana pencurian di dalam kereta api. Pasal 136 Undang-Undang No. 23 tahun

2007 Tentang perkeretaapian dalam Pelayanan Perkeretaapian.

BAB IV PENUTUP

Dalam bab terakhir ini merupakan bab penutup yang memberikan beberapa

kesimpulan dari pembahasan permasalahan, serta saran-saran dari pembahasan

yang diangkat penulis yaitu tentang tugas Polres Malang Kota dan Polsuska (Polisi

Khusus Kereta Api) yang sebagai terutama peran Polri dan Polsuska dalam

memberikan pengamanan hukum didalam kereta api yang sekiranya dapat berguna

bagi pembacanya.