BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39940/2/BAB I.pdf · seorang pengguna Tramadol...

17
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejahatan merupakan bagian dari kehidupan masyarakat dan merupakan peristiwa sehari-hari. Seorang Filsuf bernama Cicero mengatakan Ubi Societas, Ibi Ius, Ibi Crime yang artinya ada masyarakat, ada hukum dan ada kejahatan 1 Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang digunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam dan luar untuk guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit. 2 Menurut pasal 1 ayat (8) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan, bahwa : “Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosi, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.” Sedangkan menurut pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika menyatakan, bahwa : “Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-undang ini” Dewasa ini kejahatan yang marak berkembang di masyarakat adalah penyalahgunaan obat berbahaya jenis Tramadol, istilah Tramadol bukan lagi 1 A.S. Alam, 2010. Pengantar Kriminologi. Penerbit Pustaka Refleksi : Makassar. hlm 26 2 Yonir wenny maylinda. Skripsi. Motif Mabuk (Studi kasus kepuasaan mabuk menggunakan media obat batuk komix pada remaja pada kelurahan Purwanegara). Tahun 2016. hlm 1.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39940/2/BAB I.pdf · seorang pengguna Tramadol...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39940/2/BAB I.pdf · seorang pengguna Tramadol di Bima, Ia mengatakan bahwa “harga tramadol sangat murah, dalam 1 keping (isi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kejahatan merupakan bagian dari kehidupan masyarakat dan merupakan

peristiwa sehari-hari. Seorang Filsuf bernama Cicero mengatakan Ubi

Societas, Ibi Ius, Ibi Crime yang artinya ada masyarakat, ada hukum dan ada

kejahatan1

Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang digunakan oleh

semua makhluk untuk bagian dalam dan luar untuk guna mencegah,

meringankan, dan menyembuhkan penyakit.2 Menurut pasal 1 ayat (8)

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan,

bahwa :

“Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang

digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki fisiologi atau keadaan

patologi dalam rangka penetapan diagnosi, pencegahan, penyembuhan,

pemulihan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di

masyarakat.”

Sedangkan menurut pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 35 Tahun

2009 Tentang Narkotika menyatakan, bahwa :

“Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai

menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang

dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam

Undang-undang ini”

Dewasa ini kejahatan yang marak berkembang di masyarakat adalah

penyalahgunaan obat berbahaya jenis Tramadol, istilah Tramadol bukan lagi

1 A.S. Alam, 2010. Pengantar Kriminologi. Penerbit Pustaka Refleksi : Makassar. hlm 26

2 Yonir wenny maylinda. Skripsi. Motif Mabuk (Studi kasus kepuasaan mabuk menggunakan

media obat batuk komix pada remaja pada kelurahan Purwanegara). Tahun 2016. hlm 1.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39940/2/BAB I.pdf · seorang pengguna Tramadol di Bima, Ia mengatakan bahwa “harga tramadol sangat murah, dalam 1 keping (isi

2

istilah yang asing bagi masyarakat umum, terutama bagi masyarakat

Kabupaten dan Kota Bima NTB, mengingat begitu banyaknya berita, baik di

media cetak maupun media elektronik yang memberitakan tentang

penyalahgunaan Tramadol yang dilakukan oleh masyarakat umum dan

bahkan siswa sekolah menengah.

Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep

dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam

lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam. Obat Tramadol sendiri

merupakan salah satu obat keras yang saring dijual dengan bebas oleh

masyarakat Kabupaten Bima saat ini.

Tramodol termasuk dalam obat daftar G (obat berbahaya) atau obat

terbatas yang harus dibeli dengan resep dokter. Obat ini sebenarnya adalah

obat yang digunakan untuk penahan rasa sakit atau rasa nyeri setelah

menjalani operasi bedah. Meski begitu obat Tramadol sendiri belum di

masukan dalam golongan narkotika. Hal ini yang membuat pemerintah

daerah Kabupaten Bima memunculkan inisiatif untuk segera membuat

peraturan perundang-undang yang secara khusus mengatur tentang obat

Tramadol tersebut atau memasukan dalam golongan narkotika jenis baru,

dilihat dari zat-zat yang di kandung obat tersebut. Menurut Internatonal

Association for the Stady of pain (IASP), nyeri adalah pengalaman sesirik dan

emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual

maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk potensial tersebut.3

3Alian Setiawan. 2010. Perbandingan efektifitas antara ketamin dengan Tramadol untuk

mengurangi akibat penyuntikan rocuronium. Skripsi. Jakarta. hlm 6

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39940/2/BAB I.pdf · seorang pengguna Tramadol di Bima, Ia mengatakan bahwa “harga tramadol sangat murah, dalam 1 keping (isi

3

Nyeri menyediakan sistem informasi stimulus yang berbahaya. Berbagai

cara untuk mengurangi nyeri dan usaha-usaha itu adalah antara lain :

komunikasi dokter pasien yang baik atau psikoterapi, penggunaan opioid

parenteral, analgesik non opioid parenteral atau Non Stereoidal Anti

Inflamatory Drugs (NSAID), analgesik oral, patient Controlled Analgesia

(PCA), analgesik epidural, intercostal block.4

Penggunaan tramadol harus atas anjuran dan resep dokter. Tramadol seringkali

disalahgunakan karena dapat menimbulkan rasa tenang, halusinasi dan melayang.

Jika dikonsumsi jangka panjang, tramadol dapat menimbulkan kecanduan seperti

halnya narkotika dan dapat menimbulkan gejala efek samping bila tidak

mengkonsumsinya seperti: diare, depresi, sakit kepala, gemetar serta halusinasi.5

Namun efek kecanduan obat tramadol tidak sekuat dan secepat pada obat

golongan narkotik. Hal yang menyebabkan naiknya popularitas obat

berbahaya jenis tramadol ini adalah cara penjualan dan pembelian obat ini

terbilang mudah, tinggal mendatangi rumah atau kios-kois kecil maka bisa

mendapatkan obat tersebut. Menurut hasil tanya jawab penulis dengan salah

seorang pengguna Tramadol di Bima, Ia mengatakan bahwa “harga tramadol

sangat murah, dalam 1 keping (isi 10 butir) itu dijual Rp 10.000 dan itu

mudah didapat. Jika untuk membeli sofi (jenis Minuman keras di Bima, di

jawa namanya Arak) 1 botol aqua tanggung harganya Rp 25.000, lebih baik

beli Tramadol, kan sama-sama buat mabuk dan menenangkan pikiran”.6

4 Ibid. hlm 6

5 Arif Susanto. AloDokter, 08 Oktober 2016. Diunduh tanggal 20 Maret 2017. Pukul 13 : 20.

hlm 1

6 Wawancara dengan salah seorang pengguna Tramadol Berinisial Ik (Melalui Telepon)

Tanggal 13 juni 2017. Pukul 16 :10

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39940/2/BAB I.pdf · seorang pengguna Tramadol di Bima, Ia mengatakan bahwa “harga tramadol sangat murah, dalam 1 keping (isi

4

Menanggapi maraknya terjadi penyalahgunaan obat Tramadol, Badan

Pengawas obat dan makanan mengeluarkan Peraturan Nomor 7 Tahun 2016

Tentang Kesediaan Farmasi yang sering disalahgunakan.

Dalam Pasal 1 ayat (1) Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan

Makanan Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pedoman pengelolaan obat-obat

tertentu yang sering disalahgunakan menyatakan, bahwa :

“Obat-Obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan, yang selanjutnya disebut

dengan Obat-Obat Tertentu, adalah obat-obat yang bekerja di sistem susunan

syaraf pusat selain Narkotika dan Psikotropika, yang pada penggunaan di atas

dosis terapi dapat menyebabkan ketergantungan dan perubahan khas pada

aktivitas mental dan perilaku, terdiri atas obat-obat yang mengandung

Tramadol, Triheksifenidil, Klorpromazin, Amitriptilin dan/atau Haloperidol”.

Sedangkan yang berwenang untuk menjual atau menyimpan obat Tramadol

dalam skala besar adalah perusahaan yang berbadan hukum, seperti Apotik dan

sebagainya. Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan sangat

jelas bahwa perseorangan atau individu dilarang keras untuk menjual dan

mengedarkan dan atau mempromosikan Obat Tramadol tanpa kewenanganna

dan keahlian. Sebagaimana yang dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (3) Peraturan

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 7 Tahun 2016 Tentang

Pedoman pengelolaan obat-obat tertentu yang sering disalahgunakan

menjelaskan, bahwa : “Pedagang Besar Farmasi, yang selanjutnya disingkat

PBF, adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk

pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah

besar sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan”

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39940/2/BAB I.pdf · seorang pengguna Tramadol di Bima, Ia mengatakan bahwa “harga tramadol sangat murah, dalam 1 keping (isi

5

Penggunaan Tramadol sendiri pada dasar hanya untuk kepentingan

pelayanan kesehatan atau keperluan ilmu pengetahuan tidak untuk

dikonsumsi sembarangan tanpa panduan dari dokter apalagi untuk melakukan

kejahatan. Sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2)

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 7 Tahun 2016

Tentang Pedoman Pengelolaan obat-obat yang sering disalahgunakan

menyatakan, bahwa :

1. Pengaturan Obat-Obat Tertentu dalam Peraturan ini terdiri atas obat-obat

yang mengandung:

a. Tramadol;

b. Triheksifenidil;

c. Klorpromazin;

d. Amitriptilin; dan/atau

e. Haloperidol.

2. Obat-obat Tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat

digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau ilmu

pengetahuan.

Menurut pengakuan salah seorang dari teman penulis yang tidak ingin

disebut namanya, dalam hal ini penulis hanya menggunakan inisial Br, dia

menyatakan bahwa masyarakat kecamatan Lambu, Kabupaten Bima mulai

mengenal Tramadol pada tahun 2012. Dia biasa bersama teman-temannya

mengonsumsi Obat Tramadol untuk merasakan sensasi fly (Teler), merasa

tenang dan percaya diri. Berpuncak dari maraknya peredaran obat Tramadol

di Kabupaten Bima tahun 2016 sehingga mendorong Kepala Badan Pengawas

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39940/2/BAB I.pdf · seorang pengguna Tramadol di Bima, Ia mengatakan bahwa “harga tramadol sangat murah, dalam 1 keping (isi

6

Obat dan Makanan mengeluarkan Peraturan Tentang Pedoman Pengelolaan

obat-obat yang sering disalahgunakan.7 Dari data yang di dapat oleh penulis

dari situs resmi Polres Bima terdapat hanya dua kasus yang ditangani oleh

Polres Bima pada Tahun 2016, antara lain :

1. Nama : Yahya Bin Abdul haris, Timu Bima 28 Oktober 1989, Laki-laki,

RT 01 RW 01 Desa Timu Kec. Bolo Kab. Bima. Tersangaka melanggar

Pasal 198 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

Barang bukti yang disita oleh pihak kepolisian berupa : 166 (seratus enam

puluh enam) butir dengan rincian 15 (lima belas) Papan Kapsul Tramadol

50 dengan No. Reg GKL 0533207101A1 produksi PT Promedrahardjo

Farmasi Industri Sukabumi-Indonesia yang masing-masing berisi 10 butir

sehingga totalnya 150 (seratus lima puluh butir) dan 4 (empat) Kapsul

Tramadol 50 dengan No. Reg GKL 0533207101A1 produksi PT

Promedrahardjo Farmasi Industri Sukabumi-Indonesia yang masing-

masing berisi 4 (empat) butir sehingga totalnya 16 (enam belas) butir .

Sedangkan perkembangan kasus sudah di P21/selesai Tsk dan BB sudah

tahap II.

2. Nama : Baco A. Majid, Tambe, 1 Juni 1966, Petani, Islam, RT 09 RW 05,

Desa Tambe, Kec. Bolo, Kab. Bima. Tersangka melanggar pasal 197 Sub

pasal 198 jo pasal 106 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan. Dari tangan tersangka pihak kepolisian mendapat barang bukti

berupa : 19 (Sembilan belas) Strip @kapsul (19 x 10 = 190 butir kapsul)

obat merk tramadol 50 No Reg. GKL 0533207101A1, produksi PT

7 Wawancara terdahulu dengan teman-teman penulis. Kapan obat Tramadol mulai masuk dan

dijual di kabupaten Bima. Di kos-kosan. Tanggal 4-10-2012. Jam 10.20 WIB

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39940/2/BAB I.pdf · seorang pengguna Tramadol di Bima, Ia mengatakan bahwa “harga tramadol sangat murah, dalam 1 keping (isi

7

Promedrahardjo Farmasi Industri Sukabumi-Indonesia, 21 (Dua Puluh

satu) Strip @kapsul (21 x 10 = 210 butir kapsul) obat merk Stronginal

Tramadol Mg No. Reg DKL 9917108801A1, Produksi Holi Pharma serta

7 (tujuh) Strip yang sudah dalam keadaan terpotong. Sedangkan

perkembangan kasus sudah di P21/selesai Tsk dan BB sudah tahap II.

Pemerintah telah menetapkan bahwa obat, bahan obat, obat tradisional,

dan kosmetika serta alat kesehatan hanya dapat diedarkan setelah mendapat

izin edar. Hal ini diperjelas oleh Pasal 106 ayat (1) Undang-undang Nomor

36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyatakan bahwa “Sediaan farmasi dan

alat kesehatan hanya dapat di edarkan setelah mendapat izin edar”

Selaras dengan Pasal 1 ayat (4) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009

Tentang Kesehatan, menyatakan bahwa “Sediaan farmasi adalah obat, bahan

obat, obat tradisoional dan kosmetik”.

Sehingga apabila seseorang mengedarkan obat tanpa izin edar, maka

orang tersebut melanggar Pasal 197 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009

Tentang Kesehatan, sebagaimana menyebutkan bahwa :

”Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan

farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling

lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp 1.500.000.000,00

(satu miliar lima ratus juta rupiah)”

Obat Tramadol merupakan salah satu obat yang pembeliannya harus

dengan resep dari dokter. Permasalah yang muncul adalah adanya beberapa

masyarakat di Bima yang menjual secara bebas Obat Tramadol tanpa

memiliki kewenangan dan keahlian.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39940/2/BAB I.pdf · seorang pengguna Tramadol di Bima, Ia mengatakan bahwa “harga tramadol sangat murah, dalam 1 keping (isi

8

Larangan untuk mengedarkan obat bagi pihak yang tidak memiliki

keahlian dan kewenangan ini juga dapat lihat dalam Pasal 98 ayat (2)

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyatakan,

bahwa : “Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan dilarang

mengadakan, menyimpan, mengolah, mempromosikan, dan mengedarkan

obat dan bahan yang berkhasiat obat.”

Pasal 98 ayat (2) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan ini menjelaskan bahwa setiap orang yang tidak memiliki keahlian

dan kewenangan untuk menjual obat dan bahan yang berkhasiat obat itu

dilarang atau melanggar Peraturan Perundang-undangan. Jika dikaitkan

dengan permasalahan yang terjadi di Kabupaten Bima akhir-akhir ini, maka

Pasal tersebut dapat menjerat para pengedar obat Tramadol tersebut.

Sekarang di Kabupaten dan Kota Bima menjadi lahan bisnis bagi para pelaku

pengedar obat Tramadol.

Dalam hal ini yang bertanggung jawab untuk melakukan penyidikan

adalah pihak Kepolisian. Sedangkan yang berwenang mengawasi Obat

Tramadol adalah Badan Pengawas Obat dan Makanan. Badan pengawas obat

dan makanan sampai sekarang belum memiliki regulasi yang jelas untuk

menindak pelaku Pengedar maupun pengguna obat Tramadol itu sendiri.

Hingga sekarang mengenai kewenangan Badan pengawas obat dan

makanan dalam menindak para pelaku masih dibicara oleh anggota Legislatif

di tingkat daerah. Polisi secara universal mempunyai tugas yang sama yaitu

sebagai aparat yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat

serta aparat penegak hukum.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39940/2/BAB I.pdf · seorang pengguna Tramadol di Bima, Ia mengatakan bahwa “harga tramadol sangat murah, dalam 1 keping (isi

9

Fungsi Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat dilihat dalam Pasal

30 ayat (4) Undang-undang Dasar 1945 menyatakan bahwa:

“Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga

keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi,

melayani masyarakat serta menegakkan hukum. Kepolisian merupakan

lembaga yang memiliki kewenangan dalam melakukan pencegahan dan

penanggulangan terhadap perbuatan yang melanggar hukum maupun yang

menggangu ketertiban dalam masyarakat”

Dalam ketentuan umum pasal 1 ayat (3) Undang-undang Nomor 2 Tahun

2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, menyatakan bahwa

“Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah anggota Kepolisian

Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Undang-undang memiliki

wewenang umum Kepolisian”. Lebih lanjut dalam Pasal 1 ayat (5) Undang-

undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia

menjelaskan bahwa:

“Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis

masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses

pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang

ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum, serta

terbinanya ketentraman, yang mengandung kemampuan membina serta

mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal,

mencegah, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-

bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat”.

Menurut Walter C. Reckless baik buruknya situasi Kamtibmas suatu

Negara paling tidak, dipengaruhi lima hal, yaitu : Bagaimana sistemnya,

organisasi Kepolisiannya, Bagaimana sistem hukumnya, Bagaimana

peradilannya, Bagaimana sistem birokratifnya dalam memimpin Kamtibmas

dan penegakan hukumnya, dan bagaimana partisipasi masyarakatnya.8

Dalam Pasal 13 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang

Kepolisian Republik Indonesia menjelaskan bahwasannya Tugas Pokok

Kepolisian ialah sebagai berikut:

8 Retno Ningsih, Jurnal ilmu pemerintahan, pelaksanaan tugas dan fungsi kepolisian republik

indonesia di polsek tanah grogot kabupaten paser (Studi Kasus Perlindungan, Pengayoman, dan

Pelayanan Masyarakat) 2014. hlm 3

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39940/2/BAB I.pdf · seorang pengguna Tramadol di Bima, Ia mengatakan bahwa “harga tramadol sangat murah, dalam 1 keping (isi

10

a. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;

b. Menegakkan hukum; dan

c. Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada

masyarakat.9

Namun di dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut kepolisian

Republik Indonesia di Kabupaten Bima masih terdapat hambatan dikarnakan

masyarakat yang kurang berpartisipasi dalam menjaga keamanan dan

melaporkan setiap terjadi tindak pidana. Oleh karena itu harus dilakukan

bersama-sama oleh polisi dan masyarakat Kabupaten Bima, sehingga secara

bersama-sama mampu mendeteksi gejala yang dapat menimbulkan

permasalahan di masyarakat, mampu mendapatkan solusi untuk

mengantisipasi permasalahannya dan mampu memelihara keamanan serta

ketertiban lingkungannya.

Berdasarkan uraian permasalahan pada Latar Belakang dan beberapa

alasan tersebut diatas, maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian

hukum yang berjudul “Tinjauan Yuridis Sosiologis Terhadap Peredaran Obat

Berbahaya Jenis Tramadol Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009

Tentang Kesehatan (Studi Kasus di Wilayah Hukum Polres Bima).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka ditarik beberapa permasalahan

yang perlu dikemukakan. Adapun perumusan masalah yang hendak

dikemukakan penulis adalah sebagai berikut :

9 Ibid. hlm 3

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39940/2/BAB I.pdf · seorang pengguna Tramadol di Bima, Ia mengatakan bahwa “harga tramadol sangat murah, dalam 1 keping (isi

11

1. Bagaimana peredaran obat berbahaya jenis Tramadol di wilayah hukum

Polres Bima ?

2. Bagaimana upaya kepolisian dalam mencegah peredaran obat berbahaya

jenis Tramadol ?

3. Bagaimana hambatan kepolisian dalam menanggulangi peredaran obat

berbahaya jenis Tramadol ?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan permasalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam

penenlitian hukum ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui dan mengkaji peredaran obat berbahaya jenis Tramadol di

wilayah hukum Polres Bima.

2. Mengetahui dan mengkaji upaya kepolisian dalam mencegah peredaran

obat berbahaya jenis Tramadol.

3. Mengetahui dan mengkaji hambatan kepolisian dalam menanggulangi

peredaran obat berbahaya jenis Tramadol.

D. Manfaat Penulisan

1. Secara Akademis

Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan Ilmu Hukum

Pidana mengenai Tinjauan Yuridis Sosiologis Terhadap Peredaran Obat

Berbahaya Jenis Tramadol Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun

2009 Tentang Kesehatan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39940/2/BAB I.pdf · seorang pengguna Tramadol di Bima, Ia mengatakan bahwa “harga tramadol sangat murah, dalam 1 keping (isi

12

2. Secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat :

a. Bagi generasi penerus bangsa

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai umpan balik agar generasi

penerus bangsa diseluruh indonesia khususnya genarasi penerus bangsa

yang ada di kabupaten dan kota Bima supaya mengetahui dampak

buruk dari obat Tramadol.

b. Bagi peneliti

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S1.

Diharapkan dapat menjadi wawasan baru tentang Peredaran Obat

berbahaya jenis Tramadol Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun

2009 Tentang Kesehatan.

c. Bagi institusi terkait

Dapat dijadikan acuan untuk mendidik generasi muda agar menjadi

lebih baik dan lebih disiplin lagi.

d. Bagi penelitian selanjutnya yang sejenis

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun

penelitian.

E. Kegunaan Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perkembangan Ilmu

Hukum Pidana khususnya mengenai Tinjauan Yuridis Sosiologis Terhadap

Peredaran Obat Berbahaya Jenis Tramadol di Wilayah Hukum Polres

Bima.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39940/2/BAB I.pdf · seorang pengguna Tramadol di Bima, Ia mengatakan bahwa “harga tramadol sangat murah, dalam 1 keping (isi

13

2. Dengan penelitian ini diharapkan pihak Kepolisian untuk

mempertimbangkan dalam menentukan jenis dan berat ringannya pidana

yang akan dijatuhkan kepada penyalahguna obat Tramadol.

F. Metode Penelitian

Untuk memperoleh data-data yang dihubungkan dengan penelitian

hukum ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut :

1. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan Yuridis Sosiologis. Pendekatan yuridis sosiologis yaitu

pendekatan yang menjawab permasalahan dengan menggunakan sudut

pandang hukum dimana pembahasan didasarkan pada berbagai Peraturan

Perundang-undangan yang berlaku dan kesesuaiannya dengan kenyataan

atau fenomena yang terjadi dalam lingkup masyarakat. Dalam hal ini

penulis akan mencoba melakukan penelitian secara mendalam mengenai

Tinjauan Yuridis Sosiologis Terhadap Peredaran Obat Berbahaya Jenis

Tramadol Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang

Kesehatan (Studi Kasus di wilayah hukum Polres Bima).

2. Lokasi Penelitian

Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan berkaitan

dengan permasalahan dan pembahasan penelitian hukum ini, maka

penulis memilih penelitian di Polres Bima. Alasan penulis memilih lokasi

tersebut karena dari hasil pantauan penulis, cukup banyak terjadi

penangkapan tersangka pengedar obat berbahaya jenis Tramadol oleh

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39940/2/BAB I.pdf · seorang pengguna Tramadol di Bima, Ia mengatakan bahwa “harga tramadol sangat murah, dalam 1 keping (isi

14

pihak Polres Bima. Sementara dari situs resmi Polres Bima sendiri,

penulis melihat 2 (dua) kasus pada tahun 2016 yang di publikasikan.

Sedangkan dalam media elektronik maupun media cetak cukup banyak

kasus penjualan bebas obat berbahaya jenis Tramadol. Dari beberapa

kasus tersebut langsung ditangani oleh pihak Polres Bima, sehingga

sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor Yuridis

Sosiologis Terhadap Peredaran Obat Berbahaya Jenis Tramadol Menurut

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Studi Kasus

di wilayah hukum Polres Kabupaten Bima).

3. Jenis Data

a. Data Primer adalah jenis data, dokumen tertulis, file, rekaman,

informasi, dan lain-lain yang diperoleh dari sumber yang utama atau

pertama. Pengumpulan data primer di peroleh secara langsung

melalui penelitian lapangan dengan menggunakan metode

wawancara atau interview kepada Satuan Reserse Narkoba Polres

Bima, Pengguna Tramadol dan Pengedar Tramadol serta masyrakat

setempat yang mengetahui banyak tentang obat Tramadol.

b. Data Sekunder adalah sumber data pelengkap kedua yang diperoleh

secara langsung dari buku, jurnal, dan dokumen-dokumen yang

berkaitan dengan masalah penelitian yang dibahas sehingga

mendukung dari bahan hukum primer.

4. Teknik Pengumpulan data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39940/2/BAB I.pdf · seorang pengguna Tramadol di Bima, Ia mengatakan bahwa “harga tramadol sangat murah, dalam 1 keping (isi

15

a. Wawancara merupakan suatu cara untuk mendapatkan dan

mengumpulkan data melalui Tanya jawab dan dialog atau diskusi dengan

responden yang dianggap mengetahui banyak tentang masalah penelitian

ini dalam rangka mengumpulkan data primer. Yang menjadi responden

dalam penelitian ini adalah kepada para Pengguna obat Tramadol

(Menggunakan inisial), Pengedar obat Tramadol (Menggunakan Inisial),

Kepala Satuan Reserse Polres Bima (Eka Palti Arie Putra Hutagaol) atau

yang mewakili serta Masyarakat setempat yang mengetahui banyak

tentang obat Tramadol.

b. Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data yang tidak

langsung ditunjukkan kepada obyek penelitian, dalam hal ini data

diperoleh dari literatur atau buku-buku dan peraturan perundang-

undangan terkait.

c. Studi dokumen merupakan tehnik pengumpulan data dari lokasi

penelitian yang berupa catatan-catatan yang digunakan oleh penulis

untuk menunjang penelitian seperti catatan kasus yang terjadi

dilokasi penelitian serta foto yang semuanya itu dapat memberi

informasi bagi proses penelitian.

d. Studi internet yaitu teknik pengumpulan data melalui proses

pencarian atau searching data di internet berupa artikel, jurnal,

berita-berita yang dapat memberi informasi untuk penelitian.

5. Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh, baik secara data primer maupun sekunder dianalisis

dengan teknik kualitatif kemudian disajikan secara deskriptif yaitu

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39940/2/BAB I.pdf · seorang pengguna Tramadol di Bima, Ia mengatakan bahwa “harga tramadol sangat murah, dalam 1 keping (isi

16

menjelaskan, menguraikan, dan menggambarkan sesuai dengan

permasalahan yang erat kaitannya dengan penelitian ini.

G. Sistematika Penulisan

Secara keseluruhan penelitian ini disusun secara sistematis dan secara

berurutan sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas dan terarah, adapun

sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 : PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan tentang latar Belakang, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kegunaan

Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan yang akan

digunakan dalam penelitian ini.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Merupakan bab dimana dalam bagian ini peneliti akan menyajikan

teori-teori maupun kaidah-kaidah yang bersumber dari peraturan

perundang-undangan maupun literature-literature yang akan

digunakan untuk mendukung analisis yang akan dilakukan pada

penelitian yang terkait dengan Tinjauan Yuridis Sosiologi Terhadap

Peredaran Obat Berbahaya Jenis Tramadol menurut Undang-undang

Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Studi kasus Di wilayah

hukum Polres Bima). Adapun teori yang di pakai adalah Tinjauan

umum tentang tindak pidana, Jenis-jenis Obat berbahaya, Pengertian

peredaran obat berbahaya, Pengaturan obat berbahaya dalam

peraturan Perundang-undangan serta Efektifitas hukum.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39940/2/BAB I.pdf · seorang pengguna Tramadol di Bima, Ia mengatakan bahwa “harga tramadol sangat murah, dalam 1 keping (isi

17

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini pembahasan yang berisikan penjelasan dan

memaparkan data-data hasil penelitian didapat dari teknik

pengumpulan data dengan tujuan untuk mendukung analisis penulis

serta menjawab dari rumusan masalah yakni Bagaimana peredaran

obat berbahaya jenis Tramadol di wilayah hukum Polres Bima,

Bagaimana upaya kepolisian dalam mencegah peredaran obat

berbahaya jenis Tramadol serta Bagaimana hambatan kepolisian

dalam menanggulangi peredaran obat berbahaya jenis Tramadol.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini merupakan bab akhir dalam penelitian, dimana berisikan

kesimpulan dari pembahasan dan analisis pada bab sebelumnya serta

berisikan saran penulis dalam menanggapi permasalahan yang telah

diangkat dan diteliti oleh penulis.