BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39570/2/BAB I.pdf · kebutuhan yang sangat...

16
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah dan manusia adalah sebuah hubungan yang sudah tidak dapat terpisahkan lagi. Salah satu yang sangat nyata terlihat adalah tanah menjadi tempat berpijak manusia dalam menjalankan kehidupan sehingga tanah memberikan kehidupan bagi manusia. 1 Sebagaimana kita ketahui bahwa manusia hidup dan menjalankan hidupnya salah satunya membutuhkan sebuah pijakan. Tidak hanya itu manusia juga membutuhkan sebuah tempat tinggal atau yang biasa disebut dengan rumah, yang pada umumnya dijadikan sebagai tempat beristirahat dan berkumpul bersama keluarga. Berawal dari kebutuhan manusia tersebut yang salah satunya adalah kebutuhan akan tempat tinggal atau yang biasa disebut dengan rumah, maka tentu diperlukan sebuah bidang tanah untuk membangunnya. Kita ketahui bahwa rumah berdiri diatas sebuah tanah yang ini menjadi komponen terpenting dalam sebuah bangunan. Manusia membutuhkan tanah tidak hanya pada saat manusia itu sendiri hidup bahkan pada saat mati pun manusia masih memerlukan sebidang tanah. Sehingga tanah dapat dikatakan sebagai kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, yang dirasa cukup penting untuk dimilik. Tanah berdasarkan pada Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan “. . . bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya 1 K. Wantjik Saleh. 1977. Hak Anda Atas Tanah. Jakarta. Penerbit Ghalia Indonesia. Hal. 7

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39570/2/BAB I.pdf · kebutuhan yang sangat...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39570/2/BAB I.pdf · kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, yang dirasa cukup penting untuk dimilik. Tanah berdasarkan pada

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah dan manusia adalah sebuah hubungan yang sudah tidak dapat

terpisahkan lagi. Salah satu yang sangat nyata terlihat adalah tanah menjadi

tempat berpijak manusia dalam menjalankan kehidupan sehingga tanah

memberikan kehidupan bagi manusia.1 Sebagaimana kita ketahui bahwa

manusia hidup dan menjalankan hidupnya salah satunya membutuhkan sebuah

pijakan. Tidak hanya itu manusia juga membutuhkan sebuah tempat tinggal

atau yang biasa disebut dengan rumah, yang pada umumnya dijadikan sebagai

tempat beristirahat dan berkumpul bersama keluarga.

Berawal dari kebutuhan manusia tersebut yang salah satunya adalah

kebutuhan akan tempat tinggal atau yang biasa disebut dengan rumah, maka

tentu diperlukan sebuah bidang tanah untuk membangunnya. Kita ketahui

bahwa rumah berdiri diatas sebuah tanah yang ini menjadi komponen

terpenting dalam sebuah bangunan. Manusia membutuhkan tanah tidak hanya

pada saat manusia itu sendiri hidup bahkan pada saat mati pun manusia masih

memerlukan sebidang tanah. Sehingga tanah dapat dikatakan sebagai

kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, yang dirasa cukup penting untuk

dimilik.

Tanah berdasarkan pada Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945

menyatakan “. . . bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya

1 K. Wantjik Saleh. 1977. Hak Anda Atas Tanah. Jakarta. Penerbit Ghalia Indonesia. Hal. 7

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39570/2/BAB I.pdf · kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, yang dirasa cukup penting untuk dimilik. Tanah berdasarkan pada

2

dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat”. Sebagai landasan dasar dari kebijakan didalam bidang pertanahan,

maka pada pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar 1945 diatas menunjukkan

bahwa seluruh tanah yang berada diwilayah negara Indonesia adalah tanah

yang dikuasai oleh negara. Pasal tersebut diatas juga menunjukkan bahwa

warga negara Indonesia diberikan kesempatan untuk dapat memanfaatkan

kekayaan alam termasuk tanah yang ada di Indonesia untuk sebaik-baiknya.

Bahwa bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya

dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya dan sebaik-baiknya

untuk kemakmuran rakyat. Penguasaan tanah oleh negara tersebut sudah jalas

telah diatur dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dan yang perlu dipertegas

adalah pemanfaatannya yakni untuk kesejahteraan rakyat. Hak menguasai

negara yang diberikan kepada rakyat tersebut merupakan sebuah sturktur

organisai kekuasaan rakyat yang tertinggi. Kekuasaan menurut Machiavelli

adalah bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan negara serta untuk dapat

mempertahankan kemerdekaan.2

Negara kemudian membuat sebuah peraturan yang digunakan dalam

mengatur mengenai hak atas tanah kepada masyarakat atau suatu badan hukum.

Tanah yang pada dasarnya dikuasai oleh negara dapat dimohonkan hak

miliknya oleh seseorang atau suatu badan hukum yang ketentuan dan tata

caranya telah diatur dalam Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan

2 Yuyun Mintaraningrum. 2015. Aspek Kepastian Hukum Dalam Penerbitan Sertifikat Hak

Atas Tanah (Analisis Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang Nomor

24/G/Tun/2000/Ptun.Smg). Surakarta. Jurnal Repertorium. Vol. Ii No. 2. Fakultas Hukum.

Universitas Sebelas Maret.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39570/2/BAB I.pdf · kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, yang dirasa cukup penting untuk dimilik. Tanah berdasarkan pada

3

Pertanahan Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan

Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan, sehingga dengan adanya

peraturan tersebut berarti memberikan kesempatan bagi warga negara untuk

dapat memiliki hak atas bidang tanah dengan tata cara pemberian haknya

sebagaimana telah dijelaskan pada aturan diatas.

Untuk dapat memiliki hak atas suatu bidang tanah salah satu hal yang

harus dilakukan adalah mengajukan permohonan pendaftaran tanah kepada

kepala kantor pertanahan setempat. Hasil yang kemudian didapatkan dari

pendaftaran tanah adalah diterbitkannya sertifikat tanah, dimana sertifikat

tanah menjadi sebuah surat tanda bukti kepemilikan hak atas tanah. Sertifikat

tanah juga memiliki fungsi lain salah satunya sebagai pencegah sengketa,

sebagai jaminan dalam mengajukan kredit dan sebagainya. Mengingat tanah

merupakan aspek terpenting dalam kehidupan sehingga dirasa perlu

memberikan perlindungan terhadap tanah yaitu pada hak kepemilikannya.

Dewasa ini jumlah luas tanah yang dapat dikuasai oleh warga negara

Indonesia sudah semakin terbatas sekali, mengingat jumlah manusia yang

semakin bertambah dan sehingga yang berhajat terhadap tanah senantiasa

bertambah.3 Berhubung oleh karena itu bertambah lama dirasakan seolah-olah

tanah menjadi sempit, menjadi sedikit, sedangkan permintaan akan tanah selalu

bertambah, sehinga tidak heran apabila nilai tanah semakin lama menjadi

meningkat tinggi. Persediaan tanah dengan kebutuhan akan tanah itu sendiri

3 K. Wantjik Saleh. Op.Cit.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39570/2/BAB I.pdf · kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, yang dirasa cukup penting untuk dimilik. Tanah berdasarkan pada

4

semakin lama akan semakin tidak seimbang sehingga bukan tidak mungkin

dapat menimbulkan berbagai persoalan.

Pengakuan dan penegasan hak atas tanah oleh negara kepada seseorang

atau badan hukum yaitu dengan sebuah surat keterangan tanda bukti pemegang

hak atas tanah yang berupa sertifikat tanah. Dalam hukum tanah dikenal dua

macam sertifikat, yang pertama sertifikat hak atas tanah dan kedua sertifikat

tanggungan. Yang membedakan sertifikat tanah dengan alat bukti lain adalah

bahwa sertifikat ditegaskan oleh peraturan perundang-undangan sebagai alat

bukti yang kuat. Kuat dalam hal ini berarti selama tidak ada alat bukti lain yang

membuktikan ketidakbenarannya, maka keterangan yang ada dalam sertifikat

harus dianggap benar dengan tidak perlu bukti tambahan.4

Sertifikat tanah yang telah memiliki fungsi sebagai surat keterangan

tanda bukti pemegang hak atas tanah masih saja dapat menimbulkan berbagai

macam persoalan yang bahkan terjadi sampai ke sidang pengadilan. Hal ini

timbul karena tanah mempunya fungsi yang sangat penting bagi kehidupan

masyarakat, yang membuat masyarakat berusaha untuk memperoleh tanah

dengan berbagai cara salah satunya dengan menyerobot tanah milik orang lain.

Kenyataannya kepemilikan sertifikat sebagai surat keterangan tanda bukti

pemegang hak atas tanah, sehingga apabila tidak adanya sertifikat tanah

persengketaan di bidang tanah dapat menjadi konflik yang berkepanjangan

antar masyarakat.

4 Effendi Perangin. 1986. Praktek Pengurusan Sertifikat Hak Atas Tanah. Jakarta. Cv.

Rajawali. Hal 1-2

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39570/2/BAB I.pdf · kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, yang dirasa cukup penting untuk dimilik. Tanah berdasarkan pada

5

Terkait dengan hal tersebut, maka dapat dirasakan bahwa semakin lama

semakin terasa perlu adanya jaminan kepastian hukum terhadap kepastian hak

atas kepemilikan tanah. Salah satu cara yang harus dilakukan oleh masyarakat

adalah mendaftarkan tanahnya, guna memperoleh sertifikat hak atas tanah yang

akan berfungsi sebagai alat bukti yang kuat atas kepemilikan hak atas tanah

miliknya.5 Selanjutnya pada Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24

Tahun1997 Tentang Pendaftaran Tanah, menyatakan pendaftaran tanah di

Indonesia bertujuan untuk :

a. untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada

pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-

hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan

dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan;

b. untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang

berkepentingan termasuk Pemerintah agar dengan mudah dapat

memperoleh data yang diperlukan dalam mengada-kan perbuatan

hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun

yang sudah terdaftar;

c. untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan”.

Memahami akan fungsi sertifikat tanah yang sangat penting sebagai bukti

kepemilikan akan tanah, namun pada kenyataannya masih terdapat masyarakat

yang masih belum melakukan pendaftaran terhadap tanah yang dimiliki.

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertahanan Nasional (ATR/BPN)

Sofyan Djalil mengungkapkan bahwa sebanyak 56 persen tanah yang ada di

Indonesia belum memiliki sertifikat, itu artinya hanya 44 persen saja tanah

yang telah terdaftar dan bersertifikat. Menteri ART/BPN Sofyan Djalil juga

mengatakan bahwa pentingnya masyarakat untuk memilik sertifikat hak atas

5 Adrian Sutedi. 2011. Sertifikat Hak Atas Tanah. Jakarta. Sinar Grafika. Hal V

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39570/2/BAB I.pdf · kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, yang dirasa cukup penting untuk dimilik. Tanah berdasarkan pada

6

tanah, karena hal ini agar diketahui statusnya yang kemudian akan menjadikan

hukum tanah itu meningkat.6

Penulis kemudian tertarik untuk melakukan sebuah kajian terhadap

permasalahan mengenai hal tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah bahwa

sertifikat tanah merupakan sebuah keharusan yang wajib dimiliki oleh

seseorang yang memiliki hak atas sebuah tanah, namun pada kenyataannnya

masih banyak tanah di Indonesia yang masih belum bersertifikat. Fokus penulis

pada permasalahan ini adalah mengenai efektifitas terhadap pendaftaran tanah,

yaitu sudah efektif atau tidak efektif mengenai pendaftaran tanah yang sudah

diselenggarakan di Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir Kabupaten Malang.

Efektivitas menurut kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti yaitu

ada akibat atau memberikan hal yang berkesan atau sebuah keadaan yang

berpengaruh, dapat juga berarti membawakan keberhasilan.7 Soerjono

Soekanto berpendapat bahwa efektivitas adalah parameter mengenai sejauh

mana suatu kelompok mengapai tujuannya. Efektivitas hukum menekankan

kepada mengenai suatu peraturan yang telah dibentuk dan kemudian diterapkan

kepada masyarakat dapat berhasil digunakan dalam mencapai sebuah tujuan

yang diharapkan.8

Penulis dalam melakukan kajian memilih untuk menggunakan sebuah

lokasi penelitian, hal ini guna mempermudah dalam mendapatkan data dan

6 Dinda Audriene Muthmainah, Kementerian Art/Bpn: 56 Persen Tanah Belum Bersertifikat,

Https://Www.Cnnindonesia.Com, Diakses Tanggal 28 November 2017 7 Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2012. Jakarta. Pt Gramedia Pustaka Utama 8 Soerjono Soekanto. 1983. Kamus Sosiologi. Jakarta. Rajawali Press. Hal 98

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39570/2/BAB I.pdf · kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, yang dirasa cukup penting untuk dimilik. Tanah berdasarkan pada

7

memfokuskan permasalahan dengan mengunakan suatu daerah sebagai objek

penelitian. Penentuan lokasi penelitian juga penting untuk dapat memperkecil

pembahasan dalam penelitian, sehingga diharapkan dapat memberikan solusi

yang tepat sasaran. Mengingat bahwa permasalahan yang dimiliki setiap

wilayah berbeda-beda yang kemudian solusi yang diberikan juga berbeda.

Penulis kemudian memilih Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir

Kabupaten Malang sebagai lokasi penelitian dalam penulisan hukum.

Pemilihan Desa Pandanrejo menjadi lokasi penelitian dilatar belakangi karena

desa tersebut memiliki persentase rendah akan pendaftaran tanahnya atau desa

dengan persentase rendah terhadap tanahnya yang telah bersertifikat. Alasan

tersebut didukung berdasarkan data dari Badan Pertanahan Nasional

Kabupaten Malang bahwa Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir Kabupaten

Malang, memiliki persentase tergolong rendah.9

Penulis kemudian tertarik untuk melakukan penelitian sebagai penulisan

hukum dengan judul “ Efektifitas Pendaftaran Tanah Di Desa Pandanrejo

Kecamatan Wagir Kabupaten Malang ’’.

9 Wawancara Dengan Samsul Hadi. Kasubag Tata Usaha Badan Pertanahan Nasional

Kabupaten Malang. 22 Desember 2017

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39570/2/BAB I.pdf · kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, yang dirasa cukup penting untuk dimilik. Tanah berdasarkan pada

8

B. Rumusan Masalah

Hal ini dimaksudkan agar dalam pembahasan dapat lebih terarah dan agar

tidak terjadi penyimpangan kearah yang lebih luas. Pada penelitian ini pokok-

pokok permasalahan yang akan penulis ketengahan adalah:

1. Apa saja alasan-alasan yang menjadikan masyarakat Desa Pandanrejo

Kecamatan Wagir Kabupaten Malang dalam mendaftarkan tanah dan tidak

mendaftarkan tanah ?

2. Bagaimana peran Pemerintah Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir

Kabupaten Malang dan Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang

dalam mendorong masyarkat untuk mendaftarkan tanah ?

C. Tujuan Penelitian

Disamping untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum,

adalah untuk mendapatkan gambaran secara nyata mengenai alasan-alasan

masyarakat Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir Kabupaten Malang mengenai

pendaftaran tanah, maka tujuan dari penulisan hukum ini adalah:

1. Mengetahui dan memahami apa yang menjadi alasan masyarakat Desa

Pandanrejo Kecamatan Wagir Kabupaten Malang melakukan pendaftaran

tanah dan tidak melakukan pendaftaran tanah.

2. Memberikan alternatif solusi kepada Pemerintah Desa Pandanrejo

Kecamatan Wagir Kabupaten Malang dan Badan Pertanahan Nasional

Kabupaten Malang dalam meningkatkan pendaftaran tanah di Desa

Pandanrejo Kecamatan Wagir Kabupaten Malang.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39570/2/BAB I.pdf · kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, yang dirasa cukup penting untuk dimilik. Tanah berdasarkan pada

9

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan dari tujuan dan uraian yang telah penulis sampaikan di atas

maka penulis berharap penelitian ini akan memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang seluas-luasnya

baik bagi seluruh lapisan masyarakat maupun pemerintah terkait efektivits

pendaftaran tanah.

2. Secara Praktis

a. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan mampu menjadi jembatan bagi penulis untuk

menyelesaikan pendidikan Strata satu (S-1) pada jurusan ilmu hukum

pada khususnya, dan dapat menjadi penunjang serta pengembang ilmu

pada umumnya

b. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif cara yang dapat

dilakukan dalam meningkatkan efektivits pendaftaran tanah. Melakukan

pembaharuan khususnya dalam aspek pembiayaan pendaftaran tanah

untuk masyarakat yang tidak mampu. Penelitian ini dapat menjadi

sumbangan pemikiran serta kontribusi untuk terus memperbaiki segala

kekurangan baik dalam segi pelayanan maupun sistem guna mencapai

kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39570/2/BAB I.pdf · kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, yang dirasa cukup penting untuk dimilik. Tanah berdasarkan pada

10

c. Bagi Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan inovasi-inovasi baru

kaitanya dalam hal pelayanan khusunya pendaftaran tanah, agar dapat

lebih maksimal pada pelaksanaannya sehingga tingkat pendaftaran tanah

di Kabupaten Malang dapat meningkat.

d. Bagi Pemerintah Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir Kabupaten Malang

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan ide-ide atau gagasan-

gagasan terutama dalam upaya mendorong masyarakat Desa Pandanrejo

Kecamatan Wagir Kabupaten Malang untuk melakukan pendaftaran

tanah.

e. Bagi Masyarakat di Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir Kabupaten

Malang

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan dorongan

dalam membangun kesadaran hukum guna penegakan hukum dan

kesejahteraan yang diidamkan.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna dalam rangka menumbuhkan dan meningkatkan

minat terhadap ilmu hukum yang khususnya dalam konsentrasi hukum perdata

bisnis, dan diharapkan dapat menjadi referensi dalam penulisan hukum

dikemudian hari. Penelitian ini juga diharapkan dapat berguna sebagai

alternatif solusi kepada pemerintah terkait efektivitas pendaftaran tanah.

Penelitian juga diharapkan dapat berguna untuk dapat memahami apa yang

menjadi alasan-alasan masyarakat di Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39570/2/BAB I.pdf · kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, yang dirasa cukup penting untuk dimilik. Tanah berdasarkan pada

11

Kabupaten Malang melakukan pendaftaran tanah dan alasan-alasan tidak

mendaftarkan tanah, kemudian mendapatkan cara yang tepat dalam hal

keefektivitasan pendaftaran tanah.

F. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan

analisa dan kontruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis, dan

konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu,

sistematis berarti berdasarkan pada suatu sistem, sedangkan konsisten berarti

tidak adanya hal-hal yang bertentangan dalam suatu kerangka tertentu.10

Metode penelitian adalah tata cara yang dilakukan peneliti untuk

mengumpulkan informasi atau data yang telah didapatkan tersebut. Peneliti

kemudian menggunakan metode stratified random sampling, yaitu cara

pengambilan sampel dari populasi yang terdiri dari strata yang mempunyai

susunan bertingkat, memilih sampel acak sederhana dari setiap stratum

berdasarkan tingkat perekonomian masyarakat Desa Pandanrejo Kecamatan

Wagir Kabupaten malang yang bersifat heterogen.

1) Metode Pendekatan

Pendekatan masalah merupakan proses pemecahan atau penyelesain

terhadap sebuah masalah melalui tahap-tahap yang telah ditentukan untuk

mencapai tujuan penelitian atau penulisan.11 Penulisan ini menggunakan

penelitian lapang dengan pendekatan yuridis sosiologis, artinya penelitian

10 Soerjono Soekanto. 2006. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta. Universitas Indonesia

(Ui) Press. Hal 433 11 Abdulkadir Muhammad. 2004. Hukum Dan Penelitian Hukum. Bandung. Penerbit Citra

Aditya Bakti. Hal 112

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39570/2/BAB I.pdf · kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, yang dirasa cukup penting untuk dimilik. Tanah berdasarkan pada

12

ini melakukan kajian terhadap keadaan nyata yang terjadi dimasyarakat atau

lingkungan masyarakat dengan tujuan untuk menemukan fakta-fakta yang

kemudian dilakukan identifikasi terhadap permasalahan yang ada yang pada

akhirnya menemukan sebuah penyelesaian masalah.12 Penulis dalam

penulisan hukum akan mengkaji mengenai efektivitas pendaftaran tanah di

Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir Kabupaten Malang.

2) Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah sebuah tempat yang digunakan sebagai objek

yang akan dikaji dalam penelitian yang dilakukan. Penetuan lokasi

penelitian menjadi unsur penting yang akan lebih mudah dalam menentukan

pertanggungjawaban terhadap sebuah data yang digunakan sebagai

penelitian. Penulis dalam hal ini melakukan penelitian di Desa Pandanrejo

Kecamatan Wagir Kabupaten Malang.

3) Jenis Data

a. Data Primer, adalah jenis data yang diperoleh dan kemudian

dikumpulkan secara langsung dari sumber pertama terhadap

permasalahan yang dikaji.13 Sumber data primer: Wawancara dengan

Pemerintah Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir Kabupaten Malang,

wawancara dengan masyarakat Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir

Kabupaten Malang, dan perangkat kerja Badan Pertanahan Nasional

Kabupaten Malang.

12 Soerjono Soekanto. 1982. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta. Ui Press. Hal 10 13 Amiruddin. 2006. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta. Penerbit Raja Grafindo

Persada. Hal 30

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39570/2/BAB I.pdf · kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, yang dirasa cukup penting untuk dimilik. Tanah berdasarkan pada

13

b. Data Sekunder, adalah jenis data yang diperoleh dari buku, artikel ilmiah,

jurnal ilmiah, doktrin, dokumen tertulis, file, rekaman, informasi, dan

lain-lain yang diperoleh dari sumber kedua. Sumber data sekunder lain

dalam penelitian ini berupa Undang-Undang dan literatur lain yang pada

pokoknya terkait pada permasalahan yang diangkat dalam penelitian dan

sebagai data pelengkap sumber data primer.

4) Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses dimana terjadi interaksi yang berupa

dialog tanya jawab yang dilakukan oleh penanya dan narasumber.

Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh jawaban-jawaban yang

benar dan akurat dari sumber yang ditentukan dalam penelitian. Penulis

dalam wawancara akan mencari informasi kepada:

(1) Masyarakat Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir Kabupaten Malang,

yaitu Sugeng, Asyik, Rubiana, Miskan, Tri Mulyo Saputro,

Muhammad Sholeh, Achmad Rosadi, Sugeng Hariyono, Budi

Utomo, Muhammad Aseri, Suwarno, Misni, Agus Zainuri, Girah,

Pali, Mistam, Tuminem, Suriyat, Sudarmaji, Imam Syafi’i, Sugiono,

Purdi.

(2) Permerintah Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir Kabupaten Malang,

yaitu Sekretaris Desa Bapak Linda Wagiantoro.

(3) Kantor Pertanahan Kabupaten Malang, Kepala Sub Bagian Tata

Usaha Bapak Samsul Hadi dan staff.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39570/2/BAB I.pdf · kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, yang dirasa cukup penting untuk dimilik. Tanah berdasarkan pada

14

b. Studi Dokumen

Penulis melakukan pengumpulan data dengan sumber data tertulis yang

dapat berupa dokumen resmi, catatan-catatan oleh narasumber, foto,

daftar pertanyaan, sebuah gambar yang dapat berupa tabel, grafik dan

lainnya. Pengumpulan data terhadap data-data yang diperlukan dan

relevan dengan penelitian yang dibahas baik data yang diperoleh dari

Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir Kabupaten Malang dan Badan

Pertanahan Nasional Kabupaten Malang.

c. Studi Kepustakaan

Penulis melakukan dengan cara menulis dan menganalisa data dari

bahan-bahan yang diperoleh terkait permasalahan dalam penelitian.

5) Teknik Analisa Data

Agar data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan dan

mendapatkan jawaban yang tepat terhadap masalah yang dirumuskan maka

pemilihan teknik analisa yang tepat sangat penting. Analisa merupakan

tindak lanjut dari penulis dalam mengolah hasil penelitian menjadi sebuah

laporan yang diharapakan. Teknik analisa yang digunakan penulis adalah

dengan cara menarik kesimpulan terhadap permasalahan yang terjadi secara

umum terhadap permasalahan yang konkret yang dihadapi.

Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif

kualitatif. Deskriptif kualitatif yaitu sebuah metode analisa data yang

dilekukan denga cara pengelompokan dan penyeleksian data yang

didapatkan dari penelitian dilapangan menurut kualitas kebenaran dan

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39570/2/BAB I.pdf · kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, yang dirasa cukup penting untuk dimilik. Tanah berdasarkan pada

15

keakuratannya, kemudian diselaraskkan dengan teori-teori, asas-asas dan

kaidah-kaidah hukum yang diperoleh dari studi kepustakaan sehingga

memperoleh jawaban atas permasalahan yang diangkat.

G. Sistematika Penelitian

Pada penyusunan penulisan hukum, penulis membagi membagi dalam

empat bab dan masing-masing bab terdiri dari sub bab, dengan sistematika

penulisan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Merupakan bab yang didalamnya meliputi latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, kegunaan penulisan, metode penelitian,

dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Berisi tentang kajian-kajian, diskripsi atau uraian terkait dengan permasalahan

yang diangkat, meliputi: kajian tentang pendaftaran tanah secara umum, kajian

tentang pendaftaran tanah di Indonesia, dan kajian tentang teori efektivitas.

Bab III Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisikan tentang uraian pembahasan terhadap permasalahan yang

diangkat dalam penelitian, yang kemudian dianalisa kesesuaian atau

keselarasan berdasarkan kenyataan yang terjadi dan didukung dengan tori-

teori.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39570/2/BAB I.pdf · kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, yang dirasa cukup penting untuk dimilik. Tanah berdasarkan pada

16

Bab IV Penutup

Merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan terkait dengan

pembahasan dari bab dan sub bab yang telah dibahas sebelumnya dan saran

penulis dalam menghadapi permasalahan yang menjadi fokus pembahasan.