BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39570/2/BAB I.pdf · kebutuhan yang sangat...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/39570/2/BAB I.pdf · kebutuhan yang sangat...
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah dan manusia adalah sebuah hubungan yang sudah tidak dapat
terpisahkan lagi. Salah satu yang sangat nyata terlihat adalah tanah menjadi
tempat berpijak manusia dalam menjalankan kehidupan sehingga tanah
memberikan kehidupan bagi manusia.1 Sebagaimana kita ketahui bahwa
manusia hidup dan menjalankan hidupnya salah satunya membutuhkan sebuah
pijakan. Tidak hanya itu manusia juga membutuhkan sebuah tempat tinggal
atau yang biasa disebut dengan rumah, yang pada umumnya dijadikan sebagai
tempat beristirahat dan berkumpul bersama keluarga.
Berawal dari kebutuhan manusia tersebut yang salah satunya adalah
kebutuhan akan tempat tinggal atau yang biasa disebut dengan rumah, maka
tentu diperlukan sebuah bidang tanah untuk membangunnya. Kita ketahui
bahwa rumah berdiri diatas sebuah tanah yang ini menjadi komponen
terpenting dalam sebuah bangunan. Manusia membutuhkan tanah tidak hanya
pada saat manusia itu sendiri hidup bahkan pada saat mati pun manusia masih
memerlukan sebidang tanah. Sehingga tanah dapat dikatakan sebagai
kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, yang dirasa cukup penting untuk
dimilik.
Tanah berdasarkan pada Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945
menyatakan “. . . bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya
1 K. Wantjik Saleh. 1977. Hak Anda Atas Tanah. Jakarta. Penerbit Ghalia Indonesia. Hal. 7
2
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat”. Sebagai landasan dasar dari kebijakan didalam bidang pertanahan,
maka pada pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar 1945 diatas menunjukkan
bahwa seluruh tanah yang berada diwilayah negara Indonesia adalah tanah
yang dikuasai oleh negara. Pasal tersebut diatas juga menunjukkan bahwa
warga negara Indonesia diberikan kesempatan untuk dapat memanfaatkan
kekayaan alam termasuk tanah yang ada di Indonesia untuk sebaik-baiknya.
Bahwa bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya dan sebaik-baiknya
untuk kemakmuran rakyat. Penguasaan tanah oleh negara tersebut sudah jalas
telah diatur dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dan yang perlu dipertegas
adalah pemanfaatannya yakni untuk kesejahteraan rakyat. Hak menguasai
negara yang diberikan kepada rakyat tersebut merupakan sebuah sturktur
organisai kekuasaan rakyat yang tertinggi. Kekuasaan menurut Machiavelli
adalah bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan negara serta untuk dapat
mempertahankan kemerdekaan.2
Negara kemudian membuat sebuah peraturan yang digunakan dalam
mengatur mengenai hak atas tanah kepada masyarakat atau suatu badan hukum.
Tanah yang pada dasarnya dikuasai oleh negara dapat dimohonkan hak
miliknya oleh seseorang atau suatu badan hukum yang ketentuan dan tata
caranya telah diatur dalam Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
2 Yuyun Mintaraningrum. 2015. Aspek Kepastian Hukum Dalam Penerbitan Sertifikat Hak
Atas Tanah (Analisis Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang Nomor
24/G/Tun/2000/Ptun.Smg). Surakarta. Jurnal Repertorium. Vol. Ii No. 2. Fakultas Hukum.
Universitas Sebelas Maret.
3
Pertanahan Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan
Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan, sehingga dengan adanya
peraturan tersebut berarti memberikan kesempatan bagi warga negara untuk
dapat memiliki hak atas bidang tanah dengan tata cara pemberian haknya
sebagaimana telah dijelaskan pada aturan diatas.
Untuk dapat memiliki hak atas suatu bidang tanah salah satu hal yang
harus dilakukan adalah mengajukan permohonan pendaftaran tanah kepada
kepala kantor pertanahan setempat. Hasil yang kemudian didapatkan dari
pendaftaran tanah adalah diterbitkannya sertifikat tanah, dimana sertifikat
tanah menjadi sebuah surat tanda bukti kepemilikan hak atas tanah. Sertifikat
tanah juga memiliki fungsi lain salah satunya sebagai pencegah sengketa,
sebagai jaminan dalam mengajukan kredit dan sebagainya. Mengingat tanah
merupakan aspek terpenting dalam kehidupan sehingga dirasa perlu
memberikan perlindungan terhadap tanah yaitu pada hak kepemilikannya.
Dewasa ini jumlah luas tanah yang dapat dikuasai oleh warga negara
Indonesia sudah semakin terbatas sekali, mengingat jumlah manusia yang
semakin bertambah dan sehingga yang berhajat terhadap tanah senantiasa
bertambah.3 Berhubung oleh karena itu bertambah lama dirasakan seolah-olah
tanah menjadi sempit, menjadi sedikit, sedangkan permintaan akan tanah selalu
bertambah, sehinga tidak heran apabila nilai tanah semakin lama menjadi
meningkat tinggi. Persediaan tanah dengan kebutuhan akan tanah itu sendiri
3 K. Wantjik Saleh. Op.Cit.
4
semakin lama akan semakin tidak seimbang sehingga bukan tidak mungkin
dapat menimbulkan berbagai persoalan.
Pengakuan dan penegasan hak atas tanah oleh negara kepada seseorang
atau badan hukum yaitu dengan sebuah surat keterangan tanda bukti pemegang
hak atas tanah yang berupa sertifikat tanah. Dalam hukum tanah dikenal dua
macam sertifikat, yang pertama sertifikat hak atas tanah dan kedua sertifikat
tanggungan. Yang membedakan sertifikat tanah dengan alat bukti lain adalah
bahwa sertifikat ditegaskan oleh peraturan perundang-undangan sebagai alat
bukti yang kuat. Kuat dalam hal ini berarti selama tidak ada alat bukti lain yang
membuktikan ketidakbenarannya, maka keterangan yang ada dalam sertifikat
harus dianggap benar dengan tidak perlu bukti tambahan.4
Sertifikat tanah yang telah memiliki fungsi sebagai surat keterangan
tanda bukti pemegang hak atas tanah masih saja dapat menimbulkan berbagai
macam persoalan yang bahkan terjadi sampai ke sidang pengadilan. Hal ini
timbul karena tanah mempunya fungsi yang sangat penting bagi kehidupan
masyarakat, yang membuat masyarakat berusaha untuk memperoleh tanah
dengan berbagai cara salah satunya dengan menyerobot tanah milik orang lain.
Kenyataannya kepemilikan sertifikat sebagai surat keterangan tanda bukti
pemegang hak atas tanah, sehingga apabila tidak adanya sertifikat tanah
persengketaan di bidang tanah dapat menjadi konflik yang berkepanjangan
antar masyarakat.
4 Effendi Perangin. 1986. Praktek Pengurusan Sertifikat Hak Atas Tanah. Jakarta. Cv.
Rajawali. Hal 1-2
5
Terkait dengan hal tersebut, maka dapat dirasakan bahwa semakin lama
semakin terasa perlu adanya jaminan kepastian hukum terhadap kepastian hak
atas kepemilikan tanah. Salah satu cara yang harus dilakukan oleh masyarakat
adalah mendaftarkan tanahnya, guna memperoleh sertifikat hak atas tanah yang
akan berfungsi sebagai alat bukti yang kuat atas kepemilikan hak atas tanah
miliknya.5 Selanjutnya pada Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun1997 Tentang Pendaftaran Tanah, menyatakan pendaftaran tanah di
Indonesia bertujuan untuk :
a. untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada
pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-
hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan
dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan;
b. untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang
berkepentingan termasuk Pemerintah agar dengan mudah dapat
memperoleh data yang diperlukan dalam mengada-kan perbuatan
hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun
yang sudah terdaftar;
c. untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan”.
Memahami akan fungsi sertifikat tanah yang sangat penting sebagai bukti
kepemilikan akan tanah, namun pada kenyataannya masih terdapat masyarakat
yang masih belum melakukan pendaftaran terhadap tanah yang dimiliki.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertahanan Nasional (ATR/BPN)
Sofyan Djalil mengungkapkan bahwa sebanyak 56 persen tanah yang ada di
Indonesia belum memiliki sertifikat, itu artinya hanya 44 persen saja tanah
yang telah terdaftar dan bersertifikat. Menteri ART/BPN Sofyan Djalil juga
mengatakan bahwa pentingnya masyarakat untuk memilik sertifikat hak atas
5 Adrian Sutedi. 2011. Sertifikat Hak Atas Tanah. Jakarta. Sinar Grafika. Hal V
6
tanah, karena hal ini agar diketahui statusnya yang kemudian akan menjadikan
hukum tanah itu meningkat.6
Penulis kemudian tertarik untuk melakukan sebuah kajian terhadap
permasalahan mengenai hal tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah bahwa
sertifikat tanah merupakan sebuah keharusan yang wajib dimiliki oleh
seseorang yang memiliki hak atas sebuah tanah, namun pada kenyataannnya
masih banyak tanah di Indonesia yang masih belum bersertifikat. Fokus penulis
pada permasalahan ini adalah mengenai efektifitas terhadap pendaftaran tanah,
yaitu sudah efektif atau tidak efektif mengenai pendaftaran tanah yang sudah
diselenggarakan di Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir Kabupaten Malang.
Efektivitas menurut kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti yaitu
ada akibat atau memberikan hal yang berkesan atau sebuah keadaan yang
berpengaruh, dapat juga berarti membawakan keberhasilan.7 Soerjono
Soekanto berpendapat bahwa efektivitas adalah parameter mengenai sejauh
mana suatu kelompok mengapai tujuannya. Efektivitas hukum menekankan
kepada mengenai suatu peraturan yang telah dibentuk dan kemudian diterapkan
kepada masyarakat dapat berhasil digunakan dalam mencapai sebuah tujuan
yang diharapkan.8
Penulis dalam melakukan kajian memilih untuk menggunakan sebuah
lokasi penelitian, hal ini guna mempermudah dalam mendapatkan data dan
6 Dinda Audriene Muthmainah, Kementerian Art/Bpn: 56 Persen Tanah Belum Bersertifikat,
Https://Www.Cnnindonesia.Com, Diakses Tanggal 28 November 2017 7 Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2012. Jakarta. Pt Gramedia Pustaka Utama 8 Soerjono Soekanto. 1983. Kamus Sosiologi. Jakarta. Rajawali Press. Hal 98
7
memfokuskan permasalahan dengan mengunakan suatu daerah sebagai objek
penelitian. Penentuan lokasi penelitian juga penting untuk dapat memperkecil
pembahasan dalam penelitian, sehingga diharapkan dapat memberikan solusi
yang tepat sasaran. Mengingat bahwa permasalahan yang dimiliki setiap
wilayah berbeda-beda yang kemudian solusi yang diberikan juga berbeda.
Penulis kemudian memilih Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir
Kabupaten Malang sebagai lokasi penelitian dalam penulisan hukum.
Pemilihan Desa Pandanrejo menjadi lokasi penelitian dilatar belakangi karena
desa tersebut memiliki persentase rendah akan pendaftaran tanahnya atau desa
dengan persentase rendah terhadap tanahnya yang telah bersertifikat. Alasan
tersebut didukung berdasarkan data dari Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Malang bahwa Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir Kabupaten
Malang, memiliki persentase tergolong rendah.9
Penulis kemudian tertarik untuk melakukan penelitian sebagai penulisan
hukum dengan judul “ Efektifitas Pendaftaran Tanah Di Desa Pandanrejo
Kecamatan Wagir Kabupaten Malang ’’.
9 Wawancara Dengan Samsul Hadi. Kasubag Tata Usaha Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Malang. 22 Desember 2017
8
B. Rumusan Masalah
Hal ini dimaksudkan agar dalam pembahasan dapat lebih terarah dan agar
tidak terjadi penyimpangan kearah yang lebih luas. Pada penelitian ini pokok-
pokok permasalahan yang akan penulis ketengahan adalah:
1. Apa saja alasan-alasan yang menjadikan masyarakat Desa Pandanrejo
Kecamatan Wagir Kabupaten Malang dalam mendaftarkan tanah dan tidak
mendaftarkan tanah ?
2. Bagaimana peran Pemerintah Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir
Kabupaten Malang dan Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang
dalam mendorong masyarkat untuk mendaftarkan tanah ?
C. Tujuan Penelitian
Disamping untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum,
adalah untuk mendapatkan gambaran secara nyata mengenai alasan-alasan
masyarakat Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir Kabupaten Malang mengenai
pendaftaran tanah, maka tujuan dari penulisan hukum ini adalah:
1. Mengetahui dan memahami apa yang menjadi alasan masyarakat Desa
Pandanrejo Kecamatan Wagir Kabupaten Malang melakukan pendaftaran
tanah dan tidak melakukan pendaftaran tanah.
2. Memberikan alternatif solusi kepada Pemerintah Desa Pandanrejo
Kecamatan Wagir Kabupaten Malang dan Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Malang dalam meningkatkan pendaftaran tanah di Desa
Pandanrejo Kecamatan Wagir Kabupaten Malang.
9
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan dari tujuan dan uraian yang telah penulis sampaikan di atas
maka penulis berharap penelitian ini akan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang seluas-luasnya
baik bagi seluruh lapisan masyarakat maupun pemerintah terkait efektivits
pendaftaran tanah.
2. Secara Praktis
a. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi jembatan bagi penulis untuk
menyelesaikan pendidikan Strata satu (S-1) pada jurusan ilmu hukum
pada khususnya, dan dapat menjadi penunjang serta pengembang ilmu
pada umumnya
b. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif cara yang dapat
dilakukan dalam meningkatkan efektivits pendaftaran tanah. Melakukan
pembaharuan khususnya dalam aspek pembiayaan pendaftaran tanah
untuk masyarakat yang tidak mampu. Penelitian ini dapat menjadi
sumbangan pemikiran serta kontribusi untuk terus memperbaiki segala
kekurangan baik dalam segi pelayanan maupun sistem guna mencapai
kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
10
c. Bagi Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan inovasi-inovasi baru
kaitanya dalam hal pelayanan khusunya pendaftaran tanah, agar dapat
lebih maksimal pada pelaksanaannya sehingga tingkat pendaftaran tanah
di Kabupaten Malang dapat meningkat.
d. Bagi Pemerintah Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir Kabupaten Malang
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan ide-ide atau gagasan-
gagasan terutama dalam upaya mendorong masyarakat Desa Pandanrejo
Kecamatan Wagir Kabupaten Malang untuk melakukan pendaftaran
tanah.
e. Bagi Masyarakat di Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir Kabupaten
Malang
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan dorongan
dalam membangun kesadaran hukum guna penegakan hukum dan
kesejahteraan yang diidamkan.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna dalam rangka menumbuhkan dan meningkatkan
minat terhadap ilmu hukum yang khususnya dalam konsentrasi hukum perdata
bisnis, dan diharapkan dapat menjadi referensi dalam penulisan hukum
dikemudian hari. Penelitian ini juga diharapkan dapat berguna sebagai
alternatif solusi kepada pemerintah terkait efektivitas pendaftaran tanah.
Penelitian juga diharapkan dapat berguna untuk dapat memahami apa yang
menjadi alasan-alasan masyarakat di Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir
11
Kabupaten Malang melakukan pendaftaran tanah dan alasan-alasan tidak
mendaftarkan tanah, kemudian mendapatkan cara yang tepat dalam hal
keefektivitasan pendaftaran tanah.
F. Metode Penelitian
Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan
analisa dan kontruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis, dan
konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu,
sistematis berarti berdasarkan pada suatu sistem, sedangkan konsisten berarti
tidak adanya hal-hal yang bertentangan dalam suatu kerangka tertentu.10
Metode penelitian adalah tata cara yang dilakukan peneliti untuk
mengumpulkan informasi atau data yang telah didapatkan tersebut. Peneliti
kemudian menggunakan metode stratified random sampling, yaitu cara
pengambilan sampel dari populasi yang terdiri dari strata yang mempunyai
susunan bertingkat, memilih sampel acak sederhana dari setiap stratum
berdasarkan tingkat perekonomian masyarakat Desa Pandanrejo Kecamatan
Wagir Kabupaten malang yang bersifat heterogen.
1) Metode Pendekatan
Pendekatan masalah merupakan proses pemecahan atau penyelesain
terhadap sebuah masalah melalui tahap-tahap yang telah ditentukan untuk
mencapai tujuan penelitian atau penulisan.11 Penulisan ini menggunakan
penelitian lapang dengan pendekatan yuridis sosiologis, artinya penelitian
10 Soerjono Soekanto. 2006. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta. Universitas Indonesia
(Ui) Press. Hal 433 11 Abdulkadir Muhammad. 2004. Hukum Dan Penelitian Hukum. Bandung. Penerbit Citra
Aditya Bakti. Hal 112
12
ini melakukan kajian terhadap keadaan nyata yang terjadi dimasyarakat atau
lingkungan masyarakat dengan tujuan untuk menemukan fakta-fakta yang
kemudian dilakukan identifikasi terhadap permasalahan yang ada yang pada
akhirnya menemukan sebuah penyelesaian masalah.12 Penulis dalam
penulisan hukum akan mengkaji mengenai efektivitas pendaftaran tanah di
Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir Kabupaten Malang.
2) Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah sebuah tempat yang digunakan sebagai objek
yang akan dikaji dalam penelitian yang dilakukan. Penetuan lokasi
penelitian menjadi unsur penting yang akan lebih mudah dalam menentukan
pertanggungjawaban terhadap sebuah data yang digunakan sebagai
penelitian. Penulis dalam hal ini melakukan penelitian di Desa Pandanrejo
Kecamatan Wagir Kabupaten Malang.
3) Jenis Data
a. Data Primer, adalah jenis data yang diperoleh dan kemudian
dikumpulkan secara langsung dari sumber pertama terhadap
permasalahan yang dikaji.13 Sumber data primer: Wawancara dengan
Pemerintah Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir Kabupaten Malang,
wawancara dengan masyarakat Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir
Kabupaten Malang, dan perangkat kerja Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Malang.
12 Soerjono Soekanto. 1982. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta. Ui Press. Hal 10 13 Amiruddin. 2006. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta. Penerbit Raja Grafindo
Persada. Hal 30
13
b. Data Sekunder, adalah jenis data yang diperoleh dari buku, artikel ilmiah,
jurnal ilmiah, doktrin, dokumen tertulis, file, rekaman, informasi, dan
lain-lain yang diperoleh dari sumber kedua. Sumber data sekunder lain
dalam penelitian ini berupa Undang-Undang dan literatur lain yang pada
pokoknya terkait pada permasalahan yang diangkat dalam penelitian dan
sebagai data pelengkap sumber data primer.
4) Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses dimana terjadi interaksi yang berupa
dialog tanya jawab yang dilakukan oleh penanya dan narasumber.
Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh jawaban-jawaban yang
benar dan akurat dari sumber yang ditentukan dalam penelitian. Penulis
dalam wawancara akan mencari informasi kepada:
(1) Masyarakat Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir Kabupaten Malang,
yaitu Sugeng, Asyik, Rubiana, Miskan, Tri Mulyo Saputro,
Muhammad Sholeh, Achmad Rosadi, Sugeng Hariyono, Budi
Utomo, Muhammad Aseri, Suwarno, Misni, Agus Zainuri, Girah,
Pali, Mistam, Tuminem, Suriyat, Sudarmaji, Imam Syafi’i, Sugiono,
Purdi.
(2) Permerintah Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir Kabupaten Malang,
yaitu Sekretaris Desa Bapak Linda Wagiantoro.
(3) Kantor Pertanahan Kabupaten Malang, Kepala Sub Bagian Tata
Usaha Bapak Samsul Hadi dan staff.
14
b. Studi Dokumen
Penulis melakukan pengumpulan data dengan sumber data tertulis yang
dapat berupa dokumen resmi, catatan-catatan oleh narasumber, foto,
daftar pertanyaan, sebuah gambar yang dapat berupa tabel, grafik dan
lainnya. Pengumpulan data terhadap data-data yang diperlukan dan
relevan dengan penelitian yang dibahas baik data yang diperoleh dari
Desa Pandanrejo Kecamatan Wagir Kabupaten Malang dan Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Malang.
c. Studi Kepustakaan
Penulis melakukan dengan cara menulis dan menganalisa data dari
bahan-bahan yang diperoleh terkait permasalahan dalam penelitian.
5) Teknik Analisa Data
Agar data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan dan
mendapatkan jawaban yang tepat terhadap masalah yang dirumuskan maka
pemilihan teknik analisa yang tepat sangat penting. Analisa merupakan
tindak lanjut dari penulis dalam mengolah hasil penelitian menjadi sebuah
laporan yang diharapakan. Teknik analisa yang digunakan penulis adalah
dengan cara menarik kesimpulan terhadap permasalahan yang terjadi secara
umum terhadap permasalahan yang konkret yang dihadapi.
Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif
kualitatif. Deskriptif kualitatif yaitu sebuah metode analisa data yang
dilekukan denga cara pengelompokan dan penyeleksian data yang
didapatkan dari penelitian dilapangan menurut kualitas kebenaran dan
15
keakuratannya, kemudian diselaraskkan dengan teori-teori, asas-asas dan
kaidah-kaidah hukum yang diperoleh dari studi kepustakaan sehingga
memperoleh jawaban atas permasalahan yang diangkat.
G. Sistematika Penelitian
Pada penyusunan penulisan hukum, penulis membagi membagi dalam
empat bab dan masing-masing bab terdiri dari sub bab, dengan sistematika
penulisan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Merupakan bab yang didalamnya meliputi latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, kegunaan penulisan, metode penelitian,
dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka
Berisi tentang kajian-kajian, diskripsi atau uraian terkait dengan permasalahan
yang diangkat, meliputi: kajian tentang pendaftaran tanah secara umum, kajian
tentang pendaftaran tanah di Indonesia, dan kajian tentang teori efektivitas.
Bab III Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini berisikan tentang uraian pembahasan terhadap permasalahan yang
diangkat dalam penelitian, yang kemudian dianalisa kesesuaian atau
keselarasan berdasarkan kenyataan yang terjadi dan didukung dengan tori-
teori.
16
Bab IV Penutup
Merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan terkait dengan
pembahasan dari bab dan sub bab yang telah dibahas sebelumnya dan saran
penulis dalam menghadapi permasalahan yang menjadi fokus pembahasan.