BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74563/potongan/S2-2014...Di...

21
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia jaringan internet mulai dikembangkan pada tahun 1983 di Universitas Indonesia, yaitu UINET oleh Dr. Joseph F.P. Luhuley, seorang doktor Filosofi Ilmu Komputer dari Amerika Serikat. Jaringan tersebut dibangun dalam waktu 4 tahun. 1 Hingga pertengahan tahun 1990-an jangkauan internet di Indonesia semakin meluas, merambah hingga ke pihak-pihak yang bahkan tidak memiliki komputer atau sambungan telepon di rumahnya. Akses internet terhadap publik yang semakin luas ini tentu jauh dari pengawasan dibandingkan telepon dan faks untuk umum. Tak ada data yang mampu menyebutkan tentang siapa pengguna internet. Dari segi teknis terdapat kesulitan untuk menyensor arus pesan di internet. Hal ini pula yang nantinya menjadi sebuah problem penting pada masa rezim Soeharto. 2 Pada awal perkembangannya, internet dimulai dari kegiatan-kegiatan yang bersifat non-komersial, seperti kegiatan-kegiatan berbasis hobi, dan dalam perkembangan selanjutnya kebanyakan diprakarsai oleh kelompok akademis atau mahasiswa dan ilmuwan yang sebagian pernah terlibat dengan kegiatan berbasis hobi tersebut melalui upaya membangun infrastruktur telekomunikasi internet. Peranan pemerintah Indonesia dalam perkembangan jaringan internet di Indonesia memang tidak banyak, namun juga tidak dapat dikesampingkan, karena mereka juga 1 Lihat http://sshientha.blogspot.com/2012/07/sejarah-media-massa-secara-global.html 2 Ibid,

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/74563/potongan/S2-2014...Di...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia jaringan internet mulai dikembangkan pada tahun 1983 di

Universitas Indonesia, yaitu UINET oleh Dr. Joseph F.P. Luhuley, seorang doktor

Filosofi Ilmu Komputer dari Amerika Serikat. Jaringan tersebut dibangun dalam

waktu 4 tahun.1 Hingga pertengahan tahun 1990-an jangkauan internet di Indonesia

semakin meluas, merambah hingga ke pihak-pihak yang bahkan tidak memiliki

komputer atau sambungan telepon di rumahnya. Akses internet terhadap publik yang

semakin luas ini tentu jauh dari pengawasan dibandingkan telepon dan faks untuk

umum. Tak ada data yang mampu menyebutkan tentang siapa pengguna internet.

Dari segi teknis terdapat kesulitan untuk menyensor arus pesan di internet. Hal ini

pula yang nantinya menjadi sebuah problem penting pada masa rezim Soeharto.2

Pada awal perkembangannya, internet dimulai dari kegiatan-kegiatan yang

bersifat non-komersial, seperti kegiatan-kegiatan berbasis hobi, dan dalam

perkembangan selanjutnya kebanyakan diprakarsai oleh kelompok akademis atau

mahasiswa dan ilmuwan yang sebagian pernah terlibat dengan kegiatan berbasis

hobi tersebut melalui upaya membangun infrastruktur telekomunikasi internet.

Peranan pemerintah Indonesia dalam perkembangan jaringan internet di Indonesia

memang tidak banyak, namun juga tidak dapat dikesampingkan, karena mereka juga

1Lihat http://sshientha.blogspot.com/2012/07/sejarah-media-massa-secara-global.html 2 Ibid,

2

turut berperan dalam berkembangnya sebuah sistem informasi di dalam internet yang

kemampuan aksesnya tinggi atau sering disebut dengan Information Superhighway.3

Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, kebutuhan akan

informasi pun meningkat, media online hadir sebagai alternatif, bagi masyarakat

modern. Kemudahan dalam mengakses informasi membuat masyarakat semakin

bergantung pada media online.

Menyinggung mengenai masyarakat modern maka tentu saja tidak lepas dari

kebutuhan akan bahasa, bahasa inggris telah menjadi bahasa yang mengglobal dan

menjadi kebutuhan bagi masyrakat modern,dengan adanya penyatuan bahasa dimana

bahasa inggris memegang peran penting didalamnya, komunikasi internasional

mencakup bidang pembangunan, teknologi, ekonomi, maupun pendidikan. Arus

globalisasi membuat kebutuhan akan berbahasa inggris semakin meningkat, oleh

sebab itu merambahnya ahli yang berkecimpung di dunia pendidikan menyadari

perlunya memberikan pelajaran bahasa inggris secara intensif dan

berkesinambungan kepada para muridnya.

Pendidikan sekarang ini bergerak dengan cepat dengan cara-cara instan dan

berjalan seperti mesin turbo. Kita seolah-olah dipacu dengan waktu untuk berlari

sekencang-kencangnya. Dalam dunia pendidikan tidak lepas dari peran individu

dimana semua relasi sosial mempengaruhi kehidupan pribadi yang berinteraksi

didalamnya. Seseorang akan memasuki suatu komunitas mungkin dikarenakan

alasan-alasan eksternal, atau karena stimulasi internal, atau kombinasi dari

3Ibid,

3

keduanya. Dengan memahami hal tersebut, kita bisa memahami suatu kelompok

masyarakat.

Sebagaimana kita pahami bahwa bahasa memegang peranan penting dalam

mobilitas sehingga kebutuhan masyarakat akan bahasa semakin meningkat. Bahasa

inggris hadir sebagai alat mempermudah masyarakat dalam melakukan aktivitas

seperti dalam hubungan Internasional.

Jika ditelisik lebih dalam lagi hadirnya berbagai lembaga bahasa inggris

lainnya di berbagai daerah yang ditangani oleh tenaga professional, dimana

masyarakat menyadari bahwa sangat penting untuk mendapatkan pendidikan yang

berkualitas, kompeten, sehingga dapat menjadi investasi masa depan oleh karena itu

membutuhkan jasa pelayanan pendidikan yang kompeten di dalam metode

pembelajarannya dan tentunya efisien bagi masyarakat. Tidak dapat dipungkiri

lembaga pendidikan bahasa inggris di berbagai kota besar cukup banyak, dengan

harga yang beragam. Dengan demikian, untuk memperoleh pendidikan bahasa

inggris yang berkualitas, tentunya masyarakat harus memilih untuk mendaftar ke

lembaga pendidikan bahasa inggris yang ternama dengan biaya yang mahal.

Media online dan “Kampung Inggris”

Kebutuhan akan pendidikan bahasa inggris bagi masyarakat di era globalisasi

ini, dan mahalnya biaya untuk memperoleh pendidikan yang layak bagi masyarakat,

mendorong masyarakat untuk mencari alternatif dalam memenuhi kebutuhan akan

bahasa, media online menjadi alat bagi masyrakat untuk memperoleh informasi

tentang berbagai macam lembaga pendidikan bahasa inggris, sebut saja media online

4

Metrotvnews.com, Liputan6.com dan Kompasiana.com adalah situs-situs informasi

yang dapat memberikan informasi secara cepat bagi masyarakat, media online ini

juga yang memberitakan adanya alternatif bagi masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan bahasa inggris, adanya wacana mengenai “Kampung Inggris” yang

terletak di Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri yang diberitakan oleh

media online sebagai alternatif masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pada media online Metrotvnews.com pada tanggal 09 juni 2013, memberitakan

bahwa “Kampung Inggris” merupakan bukti tumbuhnya ekonomi yang berangkat

dari potensi lokal, selain menawarkan suasana lingkungan keseharian para peserta

kursus yang selalu berbahasa inggris, Pare juga menawarkan biaya belajar yang

murah. Rata-rata setiap bulan biaya kursus sekitar Rp 150 ribu per orang. Pada

media online Liputan6.com pada tanggal 12 Februari 2013, memberitakan bahwa

“Kampung Inggris” yang terletak di Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten

Kediri Jawa timur, merupakan perkampungan kecil yang damai, sejuk dan jauh dari

keramaian kota, bisa mengisi liburan dengan menawarkan aktivitas dan

berkomunikasi dengan bahasa inggris dalam setiap sisi kehidupan, kampung ini

seperti sudah menjadi pusat pembelajaran bahasa inggris terbesar di Indonesia. Pada

media online Kompasiana.com pada tanggal 12 februari 2013, memberitakan bahwa

barlibur ke “Kampung Inggris” Pare Kediri adalah pilihan yang tepat dan murah,

anda bisa mengajak keluarga, teman atau murid-murid anda, bila anda seorang

pengajar ketika waktu liburan sekolah. Karena biasanya waktu-waktu liburan

sekolah kampung inggris Pare banyak wisatawan yang datang. Untuk soal harga

5

camp disana cukup murah tergantung lembaga mana yang anda pilih dan jenis

program pembelajaran apa yang anda pilih di lembaga kursus tersebut.

Secara keseluruhan dari pemberitaan media online Metrotvnews.com (09 Juni

2013), Liputa6.com (07 Juni 2013), dan Kompasiana.com (12 Februari 2013), secara

bersama-sama menghadirkan wacana dengan memberitakan mengenai pesona Desa

Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri sebagai “Kampung Inggris”. Hal ini

yang di prediksi oleh peneliti menjadi salah satu pemicu banyaknya masyarakat yang

datang ke Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri hingga saat ini.

Sejalan dengan pemberitaan dari ketiga media online tersebut yakni:

Metrotvnews.com (09 Juni 2013), Liputa6.com (07 Juni 2013), dan Kompasiana.com

(12 Februari 2013), yang bersama-sama melemparkan wacana ke khalayak pembaca

melalui media online tentang adanya “Kampung Inggris” dengan berbagai keunikan

yang berbeda dengan daerah lain, ternyata bertolak belakang dengan pemberitaan

pada media online Kompasiana.com (23 November 2013) pada pemberitaannya

justru melemparkan wacana mengenai pudarnya pesona kampung inggris, dengan

mengangkat judul berita “Kampung Inggris, banyak yang tertipu”, pada

pemberitaannya terkesan bahwa tidak ada yang unik dari “Kampung Inggris” bahkan

beberapa isu mengenai ekonomi mewarnai pemberitaannya.

Perbincangan mengenai pendidikan di Indonesia, apalagi pembahasan untuk

melihat masalah pendidikanmenjadi penting bagi peneliti untuk mengangkat judul

“Pencitraan Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri sebagai Kampung

6

Inggris melalui pemberitaan media online: Suatu analisis wacana kritis” menjadi hal

yang menarik untuk diteliti.

B. Rumusan Masalah

Dari sejumlah uraian yang telah digambarkan pada latar belakang masalah,

maka penelitian ini akan dibatasi pada rumusan masalah. Pertanyaan yang diajukan

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kerja teks media online sebagai pembentukan opini masyarakat

terhadap “Pencitraan Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri

sebagai Kampung Inggris”?

2. Bagaimana media mengkonstruksi “Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten

Kediri sebagai Kampung Inggris” ditinjau dari analisis wacana kritis melalui

pemberitaan media online?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang identifikasi masalah dan rumusan masalah

penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui cara kerja teks media online sebagai pembentukan opini masyarakat

terhadap “Pencitraan Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri

sebagai Kampung Inggris”.

2. Mangetahui representasi yang di bangun media tentang “Pencitraan Desa

Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri sebagai Kampung Inggris”

melalui analisis wacana kritis, yakni pemberitaan media online.

7

D. Manfaat Penelitian

Bagi peneliti, media massa telah lama dipandang sebagai salah satu alat

sekaligus agen representasi realita sosial yang di dalamnya mencakup hubungan

sosial dan kekuasaan, pengetahuan, dan identitas sosial. Sejalan dengan kebutuhan

informasi bagi masyarakat moderen, media online hadir sebagai sarana informasi

yang populer dan menjadi alat untuk melemparkan berbagai wacana yang dapat

berkembang di masyarakat luas. Melalui konsep kritis yang dibangun oleh Norman

Fairclough yang menyebutkan bahwa wacana sebagai bentuk praktik sosial yang

mereproduksi dan mengubah pengetahuan, identitas, hubungan sosial yang

mencakup hubungan kekuasaan di dalamnya serta sekaligus dibentuk oleh struktur

dan praktik sosial lainnya, menaruh perhatiannya pada teks yang mengalami praktik

kewacanaan (produksi dan konsumsi teks), terhadap objek-objek sosial yang ada di

luar, sebelum teks-teks tersebut menjadi sebuah representasi realitas sosial yang ada

di masyarakat. Dengan demikian, penelitian ini pada umumnya mengembangkan

pemikiran konstruktif dimana ingin melihat bahasa sebagai praktik sosial

dikonstruksikan ke dalam teks-teks yang menjadi konstelasi kekuatan kelompok-

kelompok khusus sosial yang melalui praktik kewacanaannya merepresentasikan

objek-objek sosial yang ada di luar demi kepentingan mereka.

Sehubungan dengan itu, peneliti melihat adanya keterkaitan dengan

keberadaan “Kampung Inggris”, di Desa Tulungrejo Kecamatan Pare, Kabupaten

Kediri merefleksikan konsep Norman Faiclough mengenai analisis wacana yang

berorientasi pada teks, maka peneliti selanjutnya mengambil berita melalui media

8

online, dalam penelitian ini dimana nantinya akan digunakan metode analisis wacana

kritis untuk menganalisa objek kajian tersebut.

E. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pemberitaaan media online yang terkait mengenai

Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri yang di khususkan pada

pemberitaan tahun 2013, yakni:

1. Pada media online Metrotvnews.com tanggal 09 Juni 2013, pada akhir berita

dituliskan nama editor yakni Retno Hernawati, dengan demikian dalam proses

produksi berita editor berperan untuk menjaga kualitas laporan.

2. Pada media online Liputan6.com tanggal 07 Januari 2013, pada akhir berita

tercantum nama citizen journalism yakni Emma Amalia, dengan demikian

penulis berita proses produksi berita melalui proses editing tanpa menghilangkan

maksud berita yang ingin disampaikan oleh penulis.

3. Pada media online Kompasiana.com tanggal 12 februari 2013 dan 23 November

2013, pada masing-masing berita dicantumkan nama penulis, dengan demikian

penulis berita dikategorikan sebagai stand-alone citizen journalism site, dalam

proses produksi berita tanpa melalui proses editing.

F. Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa teks-teks berita tertulis

yang diambil melalui website dalam hal ini media online: Metrotvnews.com,

Liputa6.com, dan Kompasiana.com, yang berhubungan dengan “Pencitraan Desa

Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri sebagai Kampung Inggris” yang di

fokuskan pada pemberitaan melalui “media online”.

9

Teknik analisis data, yaitu data yang digunakan adalah berita mengenai

keberadaan “Kampung Inggris” di Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten

Kediri melalui pemberitaan media online, dimana data tersebut selanjutnya dianalisis

dengan teknik membaca, mencermati serta menginterpretasikan pemberitaan media

online dengan menggunakan metode analisis wacana kritis yang dipakai oleh

Norman Fairclough.

G. Tinjauan Studi Terdahulu

Kecamatan Pare menjadi terkenal di seluruh dunia karena di sinilah

antropolog kaliber dunia, Clifford Geertz - yang saat itu masih menjadi mahasiswa

doktoral - melakukan penelitian lapangannya yang kemudian ditulisnya sebagai

sebuah buku yang berjudul The Religion of Java. Dalam buku tersebut Geertz

menyamarkan Pare dengan nama "Mojokuto”.

Penelitian terdahulu mengenai “Kampung Inggris, Pare, Kediri” telah ada

sebelumnya Asnani (2012), seorang Mahasiswa S2 Sosiologi, FISIP Universitas

Gadjah Mada, mengangkat penelitian berjudul “Modernisasi Lembaga Pendidikan

Kursus Bahasa di Desa Tulungrejo dan Palem Kecamatan Pare Kabupaten

Kediri”. Asnani penelitiannya meneliti tentang proses modernisasi “Desa

Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri” serta dampaknya terhadap

kehidupan sosial dan ekologi masyarakat di desa Tulungrejo Kecamatan Pare

Kabupaten Kediri sebagai Kampung Inggris.

Penelitian tentang “Pencitraan” pun telah ada sebelumnya Ayu Sugiarica

(2009), seorang Mahasiswa S2 Sosiologi, FISIP Universitas Gadjah Mada,

10

mengangkat penelitian berjudul “Konstruksi Makna Perempuan Dalam Iklan

Televisi, tujuan penelitiannya ingin mengetahui konstruksi citra perempuan di

Indonesia dengan ideologi yang dianut oleh televisi swasta di Indonesia secara

umum.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Asnani adalah pertama Asnani

melakukan penelitian tentang hadirnya institusi non formal di Desa Tulungrejo dan

Palem Kecamatan Pare Kabupaten Kediri, serta dampaknya terhadap masyarakat

setempat yang kemudian mengakibatkan adanya perubahan sosial budaya. Obyek

penelitian Asnani adalah lembaga bahasa asing di Desa Tulungrejo dan Palem

Kecamatan Pare Kabupaten Kediri yang di kenal oleh masyarakat Indonesia,

sementara dalam penelitian ini menitik beratkan masalah kepada cara media

mengkonstruksi “Kampung Inggris, Pare, Kediri” ditinjau dari analisis wacana

melalui penelusuran media online”.

Kedua , dalam penelitian Asnani banyak membahas tentang teori perubahan

sosial yang terjadi di Desa Tulungrejo dan Palem Kecamatan Pare Kabupaten

Kediri, menurut Anisa dengan adanya lembaga bahasa asing di Desa Tulungrejo dan

Palem Kecamatan Pare Kabupaten Kediri seharusnya memberikan dampak yang

positif bagi perkembangan masyarakat setempat, namun berbeda dengan realitas

yang ada di Desa Tulungrejo dan Palem Kecamatan Pare Kabupaten Kediri yang di

untungkan dengan hadirnya lembaga bahasa asing adalah pendatang pemilik modal.

Pada hasil penelitian yang dilakukan Asnani adalah menggambarkan sejarah

sosial terbentuknya kampung kursus bahasa di desa Tulungrejo kecamatan Pare

Kabupaten Kediri, serta dampak modernisasi yang terjadi, sementara dalam

11

penelitian ini membahas tentang analisis wacanauntuk menggambarkan persfektif

dari jurnalis saat mengkonstruksikan realitas yang ada terhadap peristiwa yang

terjadi. Sebagaimana di pahami bahwa wacana atau bahasa memiliki peran penting

dalam menyusun, mengkonstruksi, dan menjelaskan dunia sosial lewat pemaknaan

tidak hanya sekedar merepresentasikannya yang menjadi peran konkret dari wacana

itu.4

Penelitian tentang “Pencitraan” oleh Ayu Sugiarica, mengangkat penelitian

tentang pencitraan perempuan dalam iklan, tujuan penelitiannya ingin mengetahui

konstruksi citra perempuan di Indonesia dengan ideologi yang dianut oleh televisi

swasta secara umum. Dalam penelitian ini juga menggunakan media massa sebagai

alat untuk mengkonstruksikan realitas sosial yang ada di dalam masyarakat, menurut

Ayu Sugiacita dalam penelitiannya memaparkan bahwa iklan dapat menumbuhkan

dan menguatkan stereotip negatif tentang perempuan. Ayu Sugiarica melakukan

penelitian tentang pencitraan perempuan dalam iklan yang menggunakan media

massa seperti yang dilakukan dalam penelitian ini, namun dalam penelitian ini obyek

penelitiannya berbeda dimana peneliti mengambil desa Tulungrejo Kecamatan Pare

Kabupaten Kediri sebagai lokasi penelitian dengan menggunakan analisis wacana.

Selanjutnya Jalaluddin Basyir Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah

Mada, mengangkat penelitian berjudul melakukan penelitian yang berjudul “Berita

Aksi Kekerasan Mahasiswa Makassar dalam Surat Kabar Fajar Makasar dan

Tribun Timur Makasar: Suatu Analisis Wacana Kritis”, menggunakan

pendekatan kritis berupa analisis wacana kritis untuk menganalisis temuan dokumen

berupa pemberitaan surat kabar lokal Makassar, yakni Fajar Makasar dan Tribun

4 Simak Norman Fairclough. Discourse and Social Change. United Kingdom. (Polity Press: 1992). Hlm.64.

12

Timur Makasar seputar aksi unjuk rasa memperingati hari Anti Korupsi Sedunia

pada tanggal 10 Desember tahun 2010. Dalam hasil penelitian yang dilakukan

Jalaluddin Basyir ditemukan bahwa telah terjadi bentuk wacana terhadap identitas

para mahasiswa Makasar, yakni Fajar dan Tribun Timur.

Seperti halnya yang dilakukan Jalaluddin Basyir dengan menggunakan

pendekatan kritis berupa analisis wacana kritis untuk menganalisis temuan dokumen

berupa pemberitaan surat kabar lokal Makassar, menggunakan media yang berbeda

dimana dalam analisisnya melakukan penelusuran berita yang ditayangkan stasiun

televisi melalui website serta objek yang akan dikaji pun berbeda.

H. Kerangka Pemikiran

Wacana merupakan suatu ruang yang mampu mengubah persfektif dari

audiens pembaca dimana media telah menampilkan sebuah cara dalam memandang

berbagai realita yang terjadi. Media massa dalam medium apapun, termasuk di

dalamnya media berita online, memiliki sejumlah fungsi cultural transmision5,

dimana pada jurnalisme online terjadi interaksi antar jurnalis dan audiens

pembacanya dengan demikian akan menghubungkan berbagai elemen berita, sebagai

mana kita ketahui bahwa dalam jurnalistik online mencirikan diri sebagai praktek

jurnalistik yang mempertimbangkan beragam format media dalam penulisan isi

media tersebut.

5 Wright, Charles R.1988, Sosiologi Komunikasi Masa, Ed. Jalaluddin Rakhmat, Bandung, Remadjaa Karya dan Littlejohn, Stephen W, (1996), Theories of Human Communication, Washington: Wadsworth Publishing Company

13

Roger Fowler (1977) mendefinisikan wacana adalah komunikasi lisan atau

tulisan yang dilihat dari titik pandang kepercayaan, nilai dan kategori yang masuk di

dalamnya; kepercayaan disini mewakili pandangan dunia; sebuah organisasi atau

representasi dari pengalaman.6 Sementara Foucault (1972), menerangkan bahwa

wacana kadang kala sebagai bidang dari semua pernyataan (statement), kadang kala

sebagai sebuah individualisasi kelompok pernyataan dan kadang kala sebagai praktik

regulatif yang dilihat dari sejumlah pernyataan.7 Jika merunut pada definisi yang di

kemukakan J.S Badudu (2000) membagi dua pengertian wacana, pertama ialah

rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang lainnya,

membentuk satu kesatuan, sehingga terbentuklah makna yang serasi diantara

kalimat-kalimat itu; pengertian yang kedua ialah kesatuan bahasa yang terlengkap

dan tertinggi atau terbesar diatas kalimat atau klausa dengan koheresi dan kohesi

yang tinggi yang berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang

nyata, disampaikan secara lisan atau tertulis.8

Dari berbagai definisi diatas mengenai wacana, dengan demikian dapat

dipahami bahwa wacana tidak hanya sekedar lisan tetapi juga tulisan yang

merupakan aspek penting dari penggambaran suatu subjek. Analisis wacana

dimaksudkan untuk menggambarkan tata aturan kalimat, bahasa, dan pengertian

bersama,9 dalam lapangan sosiologi, wacana lebih menekankan pada hubungan

konteks sosial dari pengguna bahasa, melalui analisis wacana kita dapat mengetahui

maksud-maksud dan makna yang tersembunyi.

6 Eriyanto,2012, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta:PT LKis Printing Cemerlang, hlm2 7 Ibid, 8 Ibid, 9 ibid, hlm 4

14

Analisis Wacana Kritis

Sebetulnya, banyak model analisis wacana yang diperkenalkan dan

dikembangkan oleh para ahli.Eriyanto (2001) dalam buku Analisis Wacana-nya,

misalnya, menyajikan model-model analisis wacana yang dikembangkan oleh Roger

Fowler dkk. (1979), Theo van Leeuwen (1986), Sara Mills (1992), Norman

Fairlough (1998), dan Teun A. van Dijk adalah model yang paling banyak dipakai.

Mungkin karena van Dijk mengelaborasi elemen-elemen wacana sehingga bisa

aplikasikan secara praktis.10

Analisis wacana kritis (AWK) menyediakan teori dan metode yang bisa

digunakan untuk melakukan kajian empiris tentang hubungan-hubungan antara

wacana dan perkembangan sosial dan kultural dalam domain-domain sosial yang

berbeda. Norman Fairclough (1995a-1995b) menggunakannya untuk menguraikan

pendekatan yang telah dia kembangkan dan sebagai label yang diberikan kepada

gerakan lebih luas dalam analisis wacana.11

Bagi analisis wacana kritis, wacana merupakan bentuk praktik sosial yang

menyusun dunia sosial dan disusun oleh praktik-praktik sosial yang lain. Sebagai

praktik sosial, wacana berada dalam hubungan dialektik dengan dimensi-dimensi

sosial yang lain. Sebagai praktik sosial, wacana berada dalam hubungan dialektik

dengan dimensi-dimensi sosial yang lain. Wacana tidak hanya memberikan

10 Sobur,2012, Analisis Teks Media, Bandung:PT Remaja Rosdakarya, hlm 73 11Marianne W. Jorgen dan Louise J Philips,2010,Analisis Wacana Teori dan Metode.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.hlm 115

15

kontribusi pada pembentukan dan pembentukan kembali struktur sosial namun

merefleksikan pembentukan dan pembentukan kembali struktur sosial tersebut.12

Berikut ini adalah cara kerja Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough:

1) Teks (tuturan, pencitraan visual atau gabungan ketiganya)

2) Praktik kewacanaan yang melibatkan pemproduksian dan

pengonsumsian teks dan

3) Praktik sosial.

Pada proses kenikmatan membaca ini, akhirnya membawa kita kedalam

pertanyaan mengenai cara media online mengkonstruksi suatu realitas, menurut

Peter L. Berger dan Thomas Luckmann dalam bukunya yang berjudul The Sosial

Construction of Reality: A Treatise in the Sociological of Knowledge

(1966)13

memperkenalkan istilah konstruksi atas realitas sosial (social construction of

reality), dimana realitas tersebut diyakini merupakan hasil kreasi manusia melalui

proses sosial. Berger dan Luchmann meyakini secara substantive behwa realitas

merupakan hasil ciptaan manusia kreatif melalui kekuatan konstruksi sosial terhadap

dunia sisial di sekelilingnya, “reality is socially constructed”.

Pada proses konstruksi, Berger dan Luckman membagi perfektifnya atas tiga

bentuk yaitu:

a. Objective reality, merupakan suatu kompleksitas definisi realitas

(termasuk ideology dan keyakinan) serta rutinitas tindakan dan

12 Jorgensen Marianne dan Philips Louise, Analisis wacana Teori dan Metode,2010:Yogyakarta:Pustaka Pelajar 13 Lihat, Peter L. Berger and Thomas Luckman, The Social Construction of Reality A Tretise in the Sociology of Knowledge, (New York: 1966).

16

tingkahlaku yang telah mapan terpola, yang kesemuanya dihayati oleh

individu secara umum sebagai fakta.

b. Symbolic reality, merupakan semua ekspresi simbolik dari apa yang

dihayati sebagai “objective reality” misalnya produk industri media,

seperti berita di media cetak atau elektronika, begitu pun yang ada di

film-film.

c. Subjective reality, merupakan konstruksi definisi realitas yang dimiliki

individu dan dikonstruksi melalui proses internalisasi. Realitas subjektif

yang dimiliki asing-masing individu merupakan basis untuk melibatkan

diri dalam proses eksternalisasi, atau proses interaksi sosial denngan

individu lain dalam sebuah struktur sosial. Melalui proses eksternalisasi

itulah individu secara kolektif berpotensi melakukan objektivikasi,

memunculkan sebuah konstruksi objective reality yang baru.

Sejalan dengan itu Berger menemukan konsep yang menghubungkan antara

subjektif dan objektif melalui dialektika, yaitu:

1. Ekstrenalisasi, ialah penyesuaian diri dengan dunia sosio-kultural sebagai

produk manusia. “Society is ahuman product”.

2. Objektivasi ialah interaksi sosial dalam dunia intersubjektif yang

dilembagakan atau mengalami institusionalisasi. “Society is an objective

reality”.

17

3. Internalisasi ialah individu mengidentifikasi diri di tengah lembaga-

lembaga sosial atau organisasi sosial di mana individu tersebut menjadi

anggotanya. “Man is a social product”.14

Keberadaan “Kampung Inggris” yang terletak di Desa Tulungrejo Kecamatan

Pare Kabupaten Kediri menjadi populer dikarenakan berbagai pemberitaan menarik

yang diberitakan media online. Oleh karena itu peneliti mengangkat judul

“Pencitraan Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri sebagai Kampung

Inggris melalui pemberitaan media online: Suatu Analisis Wacana Kritis”.

I. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana

sebagaimana diketahui bahwa analisis wacana adalah salah satu alternative dari

analisis isi selain analisis isi kuantitatif yang dominan dan banyak dipakai.

Sebagaimana kita ketahui analisis kuantitatif lebih menekankan pada pertanyaan

“apa” (what), analisis wacana lebih melihat pada “bagaimana” (how) dari pesan atau

teks komunikasi. Melalui analisis wacana kita bukan hanya mengetahui bagaimana

pesan itu disampaikan. Lewat kata, frase, kalimat, metafora macam apa suatu berita

disampaikan. Dengan melihat bagaimana bangunan struktur kebahasaan tersebut,

analisis wacana lebih bisa melihat makna yang tersembunyi dari suatu teks

(Eriyanto, 2001:xv). Dimaksudkan untuk memberi gambaran secara jelas mengenai

analisis wacana dalam teks berita media online mengenai keberadaan “Kampung

Inggris” di Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri”.

14 Basrowi, Sudikin. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro, Surabaya: Insan Cendekian. Hlm 206

18

Menurut Mariane W. Jorgensen dan Louise J. Philips dalam bukunya analisis

wacana teori dan metode menjelaskan bahwa Norman Fairclough dikenal dengan

pemikiranya mengenai analisis wacana kritis (AWK).Konsep yang dibentuk oleh

fairclough dikenal dengan model tiga dimensi, pertama, adalah teks yang memiliki

tiga fungsi, yakni fungsi representasi, relasi dan identitas.Kedua, praktik kewacanaan

yang melibatkan proses pemproduksian dan pengonsumsian teks, Kristiva melalui

Bakhtin menambahkan jika terdapat dua dimensi dalam intertekstualitas, yakni

intertekstualitas Horizontal dan Vertikal. Intertekstualitas horizontal merupakan

relasi/hubungan-hubungan dialogis yang terdapat dalam teks yang disebut sebagai

rantai teks.Sedangkan, intertekstualitas vertikal yakni hubungan antara teks dengan

teks-teks lainnya yang kurang lebih merupakan konteks jauh atau berjarak. Dengan

kata lain, teks secara historis terkait dengan berbagai skala waktu dan parameternya

termasuk di dalamnya berupa teks kontemporer. Lebih lanjut, intertekstualitas teks

dapat dipahami dalam relasinya yang kompleks dimana di situ terdapat genre,

wacana, corak/mode, dan tipe aktivitas yang distrukturasi bersama-sama membentuk

sebuah tatanan wacana.15

Ketiga Praktik sosial, Pentingnya relasi-relasi kuasa ini

dikarenakan dengan ini dapat dilihat bagaimana atau sejauh mana relasi-relasi kuasa

itu membentuk dan/atau dibentuk oleh praktik-praktik dan struktur-struktur sosial.

Karena itu, sangatlah penting menggabungkan teori hegemoni ke dalam

intertekstualitas disebabkan adanya kombinasi tersebut yang dapat dengan mudah

memetakan bentuk perjuangan hegemonik di dalam proses intertekstualitas dan

15 Simak Norman Fairclough. Discourse and Social Change. United Kingdom. (Polity Press: 1992). Hlm. 103.

19

selain itu ikut mengkonsep tualisasikan restrukturasi tatanan wacana sebagai bentuk

perjuangan hegemonik dalam wacana.16

Seperti pada gambar berikut:

Gambar 1

Model Tiga Dimensi Fairclough untuk Analisis Wacana Kritis

Praktik Sosial

Pemproduksian teks

teks

Praktik Kewacanaan

Pengonsumsian teks

Ada hubungan dialektika antara wacana dan hegemoni antara lain praktik dan

perjuangan hegemonik adalah merupakan bentuk dari praktik kewacanaan baik

dalam interaksi tertulis maupun tuturan. Selain itu, wacana merupakan ruang bagi

budaya hegemoni dan hegemoni dari kelas atau kelompok tertentu di atas

masyarakat sipil lainnya yang bergantung pada kemampuan kelompok atau kelas

tersebut dalam kapasitasnya menggunakan dan membentuk praktik kewacanaan dan

tatanan wacana.17

Di dalam buku Analisis wacana pengantar analisis teks media karya Eriyanto,

mengutip Stuart Hall, realitas tidaklah secara sederhana dapat dilihat sebagai satu set

fakta, tetapi hasil dari ideologi atau pandangan tertentu. Definisi mengenai realitas

ini diproduksi secara terus-menerus melalui praktik bahasa (yang dalam hal ini)

16 Simak Norman Fairclough. Discourse and Social Change. United Kingdom. (Polity Press: 1992). Hlm. 103. 17 Simak Norman Fairclough. Critical Discourse Analysis: The Critical Study of Language. New York (Longman Publishing: 1995). Hlm. 94-95.

20

selalu bermakna sebagai pendefinisian secara selektif ditampilkan.Implikasinya

adalah suatu persoalan atau peristiwa di dunia nyata tidak mengandung atau

menunjukkan makna integral, tunggal, dan intrinsik, dan makna yang

ditransformasikan melalui bahasa. Makna dalam konteks ini adalah sebuah proses

sosial, hasil dari sebuah praktik. Bahasa dan simbolisasi adalah perangkat yang

digunakan untuk memproduksi makna.18

Dengan demikian artinya penelitian ini dimaksudkan memberikan gambaran

secara jelas tentang pemberitaan media online mengenai “Pencitraan Desa

Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Sebagai Kampung Inggris”

menggunakan analisis wacana, melalui analisis wacana kita bukan hanya mengetahui

bagaimana pesan itu disampaikan.

J. Sistematika Pembahasan

Tesis ini disajikan ke dalam beberapa bab, yakni Bab 1, Bab 2, Bab 3, dan

Bab 4. Bab 1 merupakan bab pendahuluan terdiri dari: Latar Belakang, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka

Pemikiran, dan Metodologi Penelitian.

Bab 2 merupakan Gambaran Umum Lokasi Penelitain dalam Pemberitaan

Media Online terdiri dari: A. Gambaran umum Kecamatan Pare Kabupaten Kediri

dalam Pemberitaan Media Online. B. Deskripsi media online terhadap Desa

Tulungrejo dan C. Keunikan Desa Tulungrejo sebagai Kampung Inggris.

18 Eriyanto,2012, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta:PT LKis Printing Cemerlang, hlm 34-35

21

Bab 3 Analisis Wacana Kritis Norman Fairlogh mengenai Pencitraan Desa

Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri sebagai “Kampung Inggris” terdiri

dari: A. Analisis Tekstual B. Praktik Wacana, C. Praktik Sosial dan D. Interpretasi

yang berisi Konstruksi Media Online Terhadap Pencitraan Desa Tulungrejo

Kecamatan Pare Kabupaten Kediri sebagai “Kampung Inggris”.

Bab 4 merupakan Bab Penutup terdiri dari: A. Kesimpulan dan B. Saran dari

hasil penelitian berdasarkan uraian pada bab 2 dan bab 3.