BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/10966/4/4_bab1.pdf · Ketiga,...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahdigilib.uinsgd.ac.id/10966/4/4_bab1.pdf · Ketiga,...
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
KH. Hamdan Saleh Nasution adalah Pengurus Pendidikan lembaga Al-
Washliayah yang didatangkan langsung dari Medan Sumatra Utara. Dalam
kontribusinya sebagai pendakwah yang mendirikan sebuah lembaga pendidikan
di Indramayu. KH. Hamdan selalu mengerjakan suatu perubahan bagi masyarakat
Indramayu, terutama tentang pendidikan Islam, serta penanaman Aqidah yang
baik dan benar. Beliau mendirikan Madrasah Dinia Awaliyah (MDA), Madrasah
Tsanawiyah (MTs), dan RA/ TK Islam. Selain itu KH. Hamdan menyiarkan
agama Islam dengan berdakwah menjadi Mubaligh dan mendiriakn majelis
taklim.1
Pengorbanan yang dilakukan KH. Hamdan Saleh Nasution sangatlah berat,
terutama beliau hijrah dari Medan, Sumatra Utara, menuju Indramayu, Jawa
Barat. Meninggalkan sanak keluarga terutama kedua orang tuanya, untuk
memenuhi perintah menyiarkan agama Islam yang di tugaskan oleh lembaga
Islam yaitu Al-Jam’iyatul Washliyah. KH. Hamdan Saleh Nasution adalah putra
dari pasangan Abdul Manaf dan Ibunya Hj. Maemunah, yaitu lahir pada tanggal
24 November 1937 di Padang Sidenpuan, Sumatra Utara dan meninggal pada
1 Wawancara dengan Anisah Rosdiana, 73 Tahun, pada 16 April 2017 Puku: 07 : 45 WIB.
Lihat juga, Arsip pribadi KH. Hamdan Saleh Nasution. lihat juga Nang Sudewo, Sudut Djejak
Indramajoe Tempo Doloe (Indramayu: Indramayu Historia, 2015) Hlm. 70
2
usia 65 tahun, di Indramayu, pada hari Selasa, tanggal 29 Mei 2001, Pukul 06.30
WIB.2
Semenjak kedatanganya beliau ke Indramayu banyak perubahan yang
begitu signifikan mengenai perubahan pendidikan, maupun segi spiritwal
keagamaanya. Karena sedikit demi sedikit bisa mengatasi maraknya perjudian,
minum- minuman keras serta kurangnya pemahaman aqidah yang benar di
kalangan masyarakat. Ini menjadikan KH. Hamdan Saleh Nasution mampu
bergerak di bidang dakwah, dan pendidikan.3
Dalam kiprahnya KH. Hamdan Saleh Nasution banyak melakukan
rangkaian kegiatan di antaranya: pertama, Komisariat Al-Washliyah daerah
Indramayu, Jawa Barat yang dipimpin KH. Hamdan Saleh Nasution, telah
mengikuti Musyawarah dan Pelatihan Nasional Gerakan Pemuda Al-Washliayah
tahun 1980. kedua, pernah dipanggil menjadi mubaligh dalam rangka kegiatan
KKN ITB di Kandanghaur, Indramayu, tanggal 23 Juni 1984 sampai dengan 25
Agustus 1984. Ketiga, Program kerjasama antar Pemerintah RI dan UNICEF
dengan Al-Washliyah Indramayu dengan Program Kelangsungan Hidup Anak
Melalui LSM Agama, tahun 1988. Keempat, Kerjasama Pemerintah Indramayu
dengan Al-Washliya, untuk menyenggarakan penyuluhan Bimbingan Calon
Jamaah Haji ( KBIH) pada tahun 1995. Kelima, KH. Hamdan Saleh Nasution ikut
mewakilkan Pengurus Daerah Al-Washliyah Indramayu Mukhtamar XVIII Al-
Jam’iyatul Washliya di Istana Negara yang di hadiri oleh Wakil Presiden Try
2 Arsip pribadi KH. Hamdan Saleh Nasution 3 Wawancara dengan Anisah Rosdiana, 73 Tahun, oleh peneliti pada 16 April 2017 Puku:
07 : 45 WIB.
3
Sutrisno dalam pembukaannya. Jakarta 25 November 1997. Keenam, KH.
Hamdan Saleh Nasution ikut mewakilkan Pengurus Daerah Al-Washliyah
Indramayu, dalam rangka Rapat Kerja Nasional di Istana Negara, bersama
Presiden B.J. Habibi Jakarta, 5 Desember 1998. Ketujuh, Mendirikan majelis
Taklim yang bernama Majelis Tablig Wa Taskir Al Washliyah yang diadakan
setiap hari senin serta menjadi pengurus Dewan Kemakmuran Masjid ( DKM)
tahun 1990. 4
Kedatangan KH. Hamdan Saleh Nasution tak lain bertujuan untuk
mensyiarkan agama Islam melalui dakwah dan pendidikan. Beliau sengaja datang
ke Indramayu, Jawa Barat atas perintah dari lembaga Islam Al-Jam’iyatul
Washliyah yang pada waktu itu beliau ditugaskan dari pimpinan pusat di Medan,
untuk mensyiarkan agama Islam melalui Lembaga Pendidikan Islam Al-
Jam’iyatul Washliayah.5
Al- Jam’iyatul Washliyah adalah sebuah organisasi Islam yang bergerak di
bidang sosial dan pendidikan. Organisasi ini sangat aktif menyiarkan agama Islam
melalui pendidikan, termasuk madrasah dan sekolah, untuk mengingatkan
pendidikan msyarakat. Organisasi ini lahir pada tanggal 30 November 1930,
sebelum Indonesia merdeka. Semua keberhasilan organisasi ini merupakan hasil
4 Piagam kegiatan/ pengurusan DKM Baiturrahmah Dermayu Sindang priode 1985-
1990. Sebagai anggota seksi Pendidikan dan Kebudayaan serta Khotib. Arsip Pribadi KH.
Hamdan Saleh Nasution. 5 Wawancara dengan Anisah Rosdiana, 73 Tahun, pada 16 April 2017 Puku: 07 : 45
WIB.
4
aktivitas Al-Jam’iyatul Washliyah yang didirikan dengan penuh semangat dan
keuletan oleh pelajar-pelajar penerus.6
Dengan seiring waktu, lembaga tersebut menyebar hingga sampailah di
Indramayu. Lebih terpatnya di daerah Anjatan dan Sukra, Indramayu. Hingga ke
kecamatan Sindang tahun 1963. Sebelumnya di Sindang sudah ada sekolah
mengaji dengan nama Ianatul Mutha'alimin yang di dirikan oleh orang-orang
keturunan Arab, namun karena krisis pengajar mengalami kemunduran dan
akhirnya hendak hancur. Hingga suatu waktu orang tua dari daerah kampung
Arab, berdagang di kecamatan Anjatan yaitu yang bernama Umar Manggar ia
melihat kemajuan dan kemasyuran Al- Jam'iyatul Washliyah disana. Sehingga
pada rapat dengan orang - orang tua di antaranya ada Umar Manggar, Abah
Abdullah Sa'di, Abah Delah Jawas dan beberapa yang lainya, untuk menemui
Ustad Lukman Yahya yang pada waktu itu menjadi pengurus Al-Washliyah di
Anjatan Indrmayu. Tujuanya tak lain untuk segera mendirikan Madrasah di
Sindang Indramayu, dikarenakan kekhawatiran banyak anak- anak yang tidak
sekolah agama atau sekolang ngaji. Serta menamkan nilai ke Tauhidan terhadap
anak, karena di lingkungan tersebut terdapat gereja terbesar di Indramayu. Dari
kekhawatiran tersebut selanjutnya Ustad Lukman Yahya meninjau mengajukan
nama An-Nadn Al-Mutha'alimin, diganti dengan nama Al-Jam’iyatul Washliyah.
6 Hasballah Thaib. MA. Syaikh H. M. Arsyad Thalib Lubis, Pemikiran dan Karya
Monumental.( Medan; Perdana Publishing 2012). Hlm. 75
5
Dengan pendekatan ke masyarakat, Al-Washliyah mudah di terima oleh
masyarakat, di karnakan ada ke samaan mazhab yaitu Ahli Sunnah Wal Jamaah.7
Dalam dakwahnya KH. Hamdan Saleh Nasution, diantaranya yaitu
Membuka pengajian rutin di rumahnya yang bernama Majlis Tablig Wa Taskir Al
Washliyah, dan menjadi Mubalihg atau pendakwah yang tak pernah lelah mengisi
ceramahnya di mana- mana. Beliau juga berkhutbah ke masjid- masjid, serta
menjadi dewan kemakmuran Masjid. yang lebih menarik beliau berdakwah
dengan melibatkan para muridnya untuk berdakwah melalui kesenian, yaitu
dengan pertunjukan pementasan sosio drama yang telah di tonton oleh ratusan
Masyarakat khusunya di Kecamatan Sindang Indramayu. Pertunjukan ini
dilakukan setahun sekali untuk merayakan Milad Al-Jam’iyatul Washliyah, yaitu
setiap tanggal 30 November. Taklain tujuanya yaitu untuk mewarnai dan
meramaikan syiar Islam serta penanaman Aqidah terhadam masyarakat. 8
Sedangkan Kontribusi pendidikan yang beliau kerjakan selama berada di
Indramayu Jawa Barat. KH. Hamdan Saleh Nasution mendirikan Madrasah
Diniyah Awaliyah, Madrasah Tsanawiyah serta TK Islam, yang semuanya ini
diberi nama Al- Washliyah. Dalam pendidikan Al-Washliyah, sebelum Al-
Washliyah bergabung dalam pendidikan agama yang di naungi oleh DEPAG
beliau menerapkan pendidikan seperti pendidikan yang ada di Al Washliyah
Medan, bahkan Ijaza yang di keluarkan langsung dari Al Washliyah Medan.
Pelajaran yang beliau terapkan mampu mengkaderisasi para muridnya supaya bisa
7 Wawancara dengan Hj. Mimin Hermina, 64 tahun, oleh peneliti pada tanggal 27 April
2017 Pukul : 08 : 17. Lihat juga Arsip Pribadi KH. Hamdah Saleh Nasution 8 Wawancara dengan Rusydi, 56 tahun, oleh peneliti pada tanggal 27 April 2017 pukul :
11: 20 WIB.
6
mengajar, bisa berdakwah dan mampu menjadi imam masjid. Serta bisa membaca
kitab kuning. Ketika pecahnya G30S PKI, banyak anak didik KH. Hamdan Saleh
Nasution menyebar ke daerah daerah lain untuk mengajar di madrasah, di
karenakan masyarakat sadar akan pentingnya sekolah ngaji atau sekolah
madrasah, ini menjadikan banyak madrasah-madrasah baru yang bermunculan di
daerah Indramayu.9
Selain itu, beliau juga ikut andil dalam kegiatan kemasyarakatan. Beberapa
di antaranya, mengratiskan biaya sekolah bagi yang tidak mampu, Menjadi ketua
Pengurus Daerah Al-Jam’iyatul Washliyah Indramayu, mendirikan majelis
Ta’alim, serta membatu tugas pemerintah atau kerja sama dengan pemerintah
diantaranya, Program Kelangsungan Hidup Anak dari kementrian agama pusat.
Berkat kegigihanya juga belau mendapatkan apresiasi yang tinggi dari msyarakat,
senggi dalam prestasinya beliau terpilih menjadi Wakil Rakyat (DPRD) selama
dua priode. Sehingga beliau sangat menjadi tokoh agama yang mempunya
kharismatik, serta mampu mengemban amat yang diberikan dari masyarakat. 10
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimana Riwayat Hidup KH.Hamdan Saleh Nasution?
9 Wawancara dengan Abdullah bin Ali bin Allan, 69 tahun, oleh peneliti pada 27 April
2017 Pukul: 09 : 15 WIB 10 Wawancara dengan Rusydi, 56 tahun, oleh peneliti pada tanggal 27 April 2017 pukul :
11: 20 WIB.
7
2. Bagaimana Peran KH. Hamdan Saleh Nasution dalam
Mengembangkan Al-Jam’iyatul Washliyang di Indramayu (1986-
2001)?
C. Tujuan Penelitian
Adapun penelitian ini bertujuan untuk.
1. Mengetahui Riwayat Hidup dan Pendidikan KH.Hamdan Saleh
Nasution.
2. Mengetahui Peran KH. Hamdan Saleh Nasution dalam
Mengembangkan Al-Jam’iyatul Washlih di Indramayu (1986- 2001)
D. Kajian Pustaka
Untuk penulisan penelitian ini, dikumpulkan sumber-sumber pustaka yang
tentu berkaitan dengan topik. Sumber- sumber kepustakaan yang di gunakan ini
memberikan pengetahuan dasar dalam memahami Peran para tokoh agama yang
mempunyai kharismati. Di antara buku- buku yang berhasil di temui antara lain:
Al-Washliyah: Api dalam Sekam. Buku yang di tulis oleh Chadijah
Hasanuddin diterbitkan oleh penerbit Pustaka Bandung 1988 berisikan perjuangan
peran aktifis Al-Washliyah untuk tetap eksis sebagai wadah organisasi untuk
berkhidmat. Awalnya buku ini merupakan disertasi yang ditulis oleh Chadijah
Hasanuddin ketika menamatkan studi S3 di Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Dr. Al Rasyidin, M. Ag. Dkk. 2011, Al- Jam’iyatul Washliyah. Potret
Histori, Edukasi dan Filosofi. Centre Al Washliyah Studies ( CAS) dan Perdana
Publishing Medan. Buku ini berisi tentang Tokoh- tokoh pendiri Al Washliyang
8
yang mempunyai Kharismatik di zamanya dan buku ini di tulis bertepatan
denagan ulang tahun Al- Washliyah yang ke- 81, tujuanya taklain untuk
menyambung garis histori antar pendiri Al- Washliyah dari zaman ke zaman.
Prof. Dr. H. M. Hasballah Thaib. 2012. MA. Syaikh H. M. Arsyad Thalib
Lubis, Pemikiran dan Karya Monumental. Perdana Publishing Medan. Buku ini
mengisahkan Biografi dan peran Pemikiran guru- guru besar Al- Washliyah yang
menjadi tauladan atau percontohan bagi anggota Al- Washliyah.
Zenal Masduqi, M.Ag. MA 2015: Gerak dan Laju Al- Jam’iyatul
Washliayah di Cirebon ( 1957-2006). Selaku Ketua Majlis Dakwah dan
Komunikasi Pengurus Daerah Al- Jam’iyatul Washlliaya Kabupaten Cirebon
masa bakti 2015- 2019. Buku ini membahas sejarah berdirinya Al- Washliyah di
Cirebon dan perkembangan serta kaderisasi pengurus Al- Washliayah Cirebon.
Hoeruddin 2005: Peran K.H Makmun Nawawi dalam bidang Pendidikan
dan Dakwah di Kecamatan Cibarusah Bekasi Tahun 1940-1975. Skripsi Bandung
: Univesitas Sunan Gunung Djati Bandung. Skripsi ini ditulis oleh Hoeruddin
pada tanggal 25 Agustus 2005, untuk persyaratan menjadi sarjana S1. Dimana
dari skripsi ini penulis terilhami untuk menulis skripsi, serta dimana skripsi ini
bisa dijadikan tolak ukur untuk dijadikan contoh untuk penulisan sekripsi. Karena
sripsi ini membahas biografi dan peran seorang tokoh agama yang mempunyai
kharismati yang berperan dalam dakwah dan pendidikan di kecamatan Cibarusah
Bekasi.
9
Perbedaan yang mendasar buku-buku tersebut dengan apa yang peneliti
tulis adalah dalam mengungkap peran tokoh yang berbeda, serta bagaimana peran
tokoh yang penulis ungkapan lebih kepada bagaimana tokoh tersebut berperan
dalam mengembangkan pendidikan Al-Jam’iyatul Washliyah di Kabupaten
Indramayu.
E. Langkah- Langkah Penelitian
Adapun metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalam metode
penelitian sejarahyang meliputi tahapan- tahapan sebagai bellikut.
1. Heuristik
Heuristik adalah tahap penjajakan, pencarian, dan pengumpulan
sumber- sumber yang akan di teliti, baik yang terdapat di lokasi penelitian,
temuan benda, maupun sumber lisan.11 Sebagi pendahuluan dalam tahapan ini
dilakukan survey dan observasi lapangan. Hal ini memaksudkan untuk
mempermudah penemuan jalan dalam proses pencarian sumber.
Sumber yang penulis dapatkan adalah berupa dokumen-dokumen
pribadi, Naskah, dan Wawancara serta sumber visual yang berupa foto-foto.
Sedangkan Sumber- sumber yang berasal dari dokumen-dokumen di
antaranya :
11 Sulasman, Metodologi Sejarah. (Bandung : Pustaka Setia, 2014). Hlm.91
10
1) Ijazah madrasah KH. Hamdan Saleh Nasution di Al- Qismul Al‘Ali
Jam’iatul Washliayah Sidumpuan Medan. Surat Ijazah ini di tulis
denagn menggunakan Bahasa Arab pada tahun 1379 H/ 1959.
2) Surat tanda lulus sekolah Madrasah Aliyah Agama Islam Negri di
Propinsi Jawa Barat tahun 1968
3) Sartifikat Pendidikan Guru Agama Islam untuk sekolah dasar di
sumatra utara tanggal 10 Februari 1968.
4) Piagam penghargaan di beriakn kepada KH. Hamdan Saleh
Nasution, atas peran sertanya sebagai Mubaligh, dalam kegiatan
KKN-ITB di Kandanghaur Indramayu pada tanggal 23 Juni sampai
denagn 25 Agustus 1984.
5) Piagam Penghargaan diberikan kepada KH. Hamdan Saleh
Nasution, yang telah berpartisipasi dalam kegiatan/ pengurusan
DKM Baiturrahmah Dermayu Sindang priode 1985- 1990. Sebagai
anggota seksi Pendidikan dan Kebudayaan serta Khotib.
6) Piagam penghargaan Program Kerjasama antar Pemerintah RI dan
UNICEF. Di berikan kepada Hamdan Saleh Nasution yang telah
mengikuti Proyek Kelangsungan Hidup Anak yang diadakan dari
tanggal 12 Desember s/d 17 Desember 1988 di Bogor dengan baik.
7) Sartifikat Penghargaan yang di beriakn kepada Hamdan Saleh
Nasution, sebagai perserta dari Komda Indramayu Jawa Barat yang
telah mengikuti Musawarah dan Pelatihan Nasional Gerakan
Pemuda Al- Washliayah tahun 1980.
11
8) Daftar Riwayat Hidup dan Riwayat Perjuangan. Riwayat ini di tulis
pada tanggal 2 Januari 1971, sebagai calon anggota dewan.
9) Surat Tanda Tamat Pelatihan dari Departemen Agama RI. Derektur
Jendral Bimbingan Haji. Dengan ini menyatakan KH. Hamdan
Saleh Nasution telah selsai mengikuti pelatih calon Haji yang di
lakasnakan pada Tanggal 31 Oktober sapai dengan 06 November
1995 di Bandung.
10) Indramayu Dalam Angka tahun 1986. Badan Perencanaan
Pembangunan Cabang Perwakilan Biro Pusat Statistik Daerah Kab.
DT. II Indramayu Kantor Statistik Kabupaten Indramayu.
Sumber wawancara di atranya yang behasil di wawancarai adalah :
a. Ibu Hj. Anisah Rosdiana. Lahir di Indramayu, 31 Agustus
1944. Ia adalah Istri KH. Hamdan Saleh Nasution.
b. Drs. H. Rusydi, MM. Murid dari KH. Hamdan Saleh Nasution
sekarang menjadi Pengurus PD Al- Washliyah Indramayu.
c. Hj. Mimin Herlina. Usia 64 Tahun Murid dari KH. Hamdan
Saleh Nasutioin dan Sekarang Menjadi Pengurus PD Al-
Washliyah Indramayu.
d. Ustadz Abdullah bin Ali Allan. Lahir pada tanggal 31
Desember 1948 . Guru Pendidikan Al- Washliyah dan
termasuk Murid dari KH. Hamdan Saleh Nasution.
e. Ustadz Sofwan Hidayat. Lahir pada tanggal 17 Desember 1950.
Pengurus PC Al-Washliyah Anjatan Indramayu.
12
f. Ustadz Salim Faqihan. Lahir di Indramayu, 8 Juni 1954.
Kepala MDT Al-Washliyah Tahun 2012.
g. Bapak Ustadz Abdul Hadi Zaidan. Lahir di Indramayu, 10
Oktober 1967. Murid KH. Hamdan Saleh Nasution.
h. Bapak Ustadz Komarudin Cholil. M.Ag, usia 73 tahun. Murid
KH. Hamdan Saleh Nasution
Sumber visual yang di dapat adalah :
a. Foto KH. Hamdan Saleh Nasution.
b. Foto KH. Hamdan Saleh Nasution Bersama Istrinya yaitu
Ibu Hj. Anisah Rosdiana.
c. Foto KH. Hamdan Saleh Nasution bersama Wakil Presiden Try
Sutrisno dalam rangka pembukaan Mukhtamar XVIII Al-
Jam’iyatul Washliyah di Istana Wakil Presiden. Jakarta 25
November 1997
d. Foto KH. Hamdan Saleh Nasution bersama Presiden BJ Habibi,
dalam rangka Membuka Rapat Kerja Nasional di Istana Negara
Jakarta, 5 Desember 1998.
2. Kritik
Kritik merupakan proses pengujian (verifikasi) terhadap keabsahan
fakta - fakta atau data- data sejarah yang di temukan di lapangan penyelesian
sumber apakah sumber terjamin keorisinilanya12. Dalam penelitian ini di
lakukan kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern merupakan pengujian
12 Sulasman, Metodologi Sejarah. (Bandung : Pustaka Setia, 2014). Hlm.101
13
yang di lakukan untuk memperoleh keabsahan tentang keaslian sumber
(otensititas), sedangkan kritik intern menguji ke absahan tentang kesahehan isi
sumber ( kredibiltas)13.
a. Kritik Ekstern
Kritik Ekstern atau kritik luar untuk menilai otentitas sumber
sejarah. Dalam kritik ekstern yang di persoalkan adalah bahan dan bentuk
sumber, umur, dan asal dokumen, kapan dibuat, di buat oleh siapa.
Sumber itu asli atau salinan, dan masih utuh atau sudah salinan.
Adapun kritik ekstren terhadap sumber lisan adalah mengamati
aspek ekstern pengisah. Penulis melakukan wawancara dengan:
1) Ibu Hj. Anisah Rosdiana. Lahir di Indramayu, 31 Agustus 1944.
Ia adalah Istri KH. Hamdan Saleh Nasution. Kondisi beliau
masih sehat, kata-kata dan intonasinya masih jelas,
ingatanyapun masih kuat. Beliau termasuk sumber primer,
karena orang yang paling terdekat yaitu istri dari KH. Hamdan
Saleh Nasution.
2) Drs. H. Rusydi, MM. Usia 56 tahun menjadi Penasehat PD Al-
Washliyah Indramayu dan wakil III Rektor Universitas
Wilalodra Indramayu. Kondisi beliau masih sehat, kata-kata dan
intonasinya masih jelas, ingatanyapun masih kuat. Beliau
13 Hasan Usman, Metode Penelitian Sejarah, Terjemahan A. Muin Umar et al. (Jakarata:
Proyek Pembinaan Prsarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama Islam/IAIN Dierktorat Jendral
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, 1986). Hlm. 80
14
termasuk sumber primer, karena orang yang paling terdekat, dan
juga termasuk murid dari KH. Hamdan Saleh Nasution.
3) Hj. Mimin Herlina. Usia 64 Tahun. Kondisi beliau masih sehat,
kata-kata dan intonasinya masih jelas, ingatanyapun masih kuat.
Termasuk sumber Primer makrena murid dari KH. Hamdan
Saleh Nasutioin dan Sekarang Menjadi Pengurus PD Al-
Washliyah Indramayu.
4) Ustadz Abdullah bin Ali Allan. Lahir pada tanggal 31 Desember
1948. Kondisi beliau masih sehat, kata-kata dan intonasinya
masih jelas, ingatanyapun masih kuat. Termasuk Sumber Primer
karena Guru Pendidikan Al- Washliyah dan termasuk Murid
dari KH. Hamdan Saleh Nasution.
5) Ustadz Sofwan Hidayat. Lahir pada tanggal 17 Desember 1950.
Kondisi beliau masih sehat, kata-kata dan intonasinya masih
jelas, ingatanyapun masih kuat Pengurus PC Al-Washliyah
Anjatan Indramayu.
6) Ustadz Salim Faqihan. Lahir di Indramayu, 8 Juni 1954. Kepala
MDT Al-Washliyah Tahun 2012. Kondisi beliau masih sehat,
kata-kata dan intonasinya masih jelas, ingatanyapun masih kuat.
Termasuk sumber primer karena melihat dan mengetahui kinerja
KH. Hamdan Saleh Nasution
7) Bapak Ustadz Abdul Hadi Zaidan. Lahir di Indramayu, 10
Oktober 1967. Murid KH. Hamdan Saleh Nasution. Termasuk
15
sumer primer menjadi murid kesayangan KH. Hamdan Saleh
Nasution serta mengetahui kinerja KH. Hamdan Saleh Nasution.
8) Ustadz Komarudin Cholil. 43 tahun. Termasuk sumer primer
menjadi murid kesayangan KH. Hamdan Saleh Nasution serta
mengetahui kinerja KH. Hamdan Saleh Nasution.
Sumber Tulisan
1) Arsip atau dokumen-dokumen pribadi milik KH. Hamdan Saleh
Nasution yang berupa, Ijazah 1379 H/ 1959. Arsip ini yang
berupa lembaran yang masih dalam keadaan bagus dan utuh.
Sumber ini termasuk sumber primer, yang kemudian dipotocopy
oleh penulis sebagai sumber penguat.
2) Piagam penghargaan atas peran sertanya sebagai Mubaligh,
dalam kegiatan KKN-ITB di Kandanghaur Indramayu pada
tanggal 23 Juni sampai denagn 25 Agustus 1984. Arsip ini yang
berupa lembaran yang masih dalam keadaan bagus dan utuh.
Sumber ini termasuk sumber primer, yang kemudian dipotocopy
oleh penulis sebagai sumber penguat.
3) Daftar Riwayat Hidup dan Riwayat Perjuangan. Riwayat ini di
tulis pada tanggal 2 Januari 1971. Arsip ini yang berupa lembaran
yang masih dalam keadaan bagus dan utuh. Sumber ini termasuk
sumber primer, yang kemudian dipotocopy oleh penulis sebagai
sumber penguat.
16
4) Surat keputusan Derektur Jendral Bimbingan Haji. Tanggal 31
Oktober sapai dengan 06 November 1995 di Bandung. Arsip ini
yang berupa lembaran yang masih dalam keadaan bagus dan utuh,
namun sedikit ada perubahan dari warna kertasnya yang berubah
menjadi kecoklat-coklatan. Sumber ini termasuk sumber primer,
yang kemudian dipotocopy oleh penulis sebagai sumber penguat.
b. Kritik Intern
Pada tahap kritik Intern, pengujian terhadap keshahehan sumber,
baik tertulis maupun lisan, dilakukan dengan mendekati keadaan sumber
yang ultimate ( atau naskah primer atau saksi primer) yang dapat
memberikan informasi kebenaran dan keterangan yang akurat dan
terperinci mengenai hal- hal yang sedang di teliti.
1) Ibu Hj. Anisah Rosdiana. Lahir di Indramayu, 31 Agustus
1944. Ia adalah Istri KH. Hamdan Saleh Nasution. Beliu
menerangkan apa beliau ingat, menegenai biografi KH.
Hamdan Saleh Nasution.
2) Drs. H. Rusydi, MM. Usia 56 tahun menjadi Penasehat PD Al-
Washliyah Indramayu dan wakil III Rektor Universitas
Wilalodra Indramayu. Belaiu menerangkan perjuangan yang di
lakukan oleh gurunya itu, berdasarkan penglihatan dan
pengalaman beliau.
3) Hj. Mimin Herlina. Usia 64 Tahun. Beliau menerangkan
pengajaran yang dilakukan oleh KH. Hamdan Saleh Nasution
17
sebagai pengajar serta menerangkan kinerja beliau dimasa
menjabat sebagai ketua PD. Al-Washliyah.
4) Ustadz Sofwan Hidayat. Lahir pada tanggal 17 Desember
1950. Pengurus PC Al-Washliyah Anjatan Indramayu. Beliau
menerangkan sejarah berkembangan Al-Washliyah di
Indramayu.
5) Bapak Ustadz Abdul Hadi Zaidan. Lahir di Indramayu, 10
Oktober 1967. Murid KH. Hamdan Saleh Nasution. Beliau
menerangkan sejarah berkembangan Al-Washliyah di Sindang
Indramayu. serta pembelajaran yang di ajarkan di pendidikan
Al-Washliayah.
6) Ustadz Komarudin Cholil. 43 tahun. Termasuk sumer primer
menjadi murid kesayangan KH. Hamdan Saleh Nasution serta
mengetahui kinerja KH. Hamdan Saleh Nasution.
pembelajaran yang di ajarkan di pendidikan Al-Washliayah.
serta menerangkan keteladanan KH. Hamdan Saleh Nasution.
Sumber Tulisan
3. Arsip atau dokumen-dokumen pribadi milik KH. Hamdan Saleh
Nasution yang berupa, Ijazah 1379 H/ 1959. Dokumen ini berisi
tentang informsi aktivitas sekolah dari KH. Hamdan Saleh Nasution
berupa nilai mata pelajaran dan juga tahun kelulusan. Sumber ini
termasuk sumber primer, yang kemudian dipotocopy oleh penulis
sebagai sumber penguat.
18
4. Piagam penghargaan atas peran sertanya sebagai Mubaligh, dalam
kegiatan KKN-ITB di Kandanghaur Indramayu pada tanggal 23 Juni
sampai denagn 25 Agustus 1984. Arsip ini bukti bahwa KH. Hamdan
Saleh Nasution adalah seorang pendakwah. Sumber ini termasuk
sumber primer, yang kemudian dipotocopy oleh penulis sebagai
sumber penguat.
5. Daftar Riwayat Hidup dan Riwayat Perjuangan. Riwayat ini di tulis
pada tanggal 2 Januari 1971. Sumber ini berisi riwayat hidup beliau
yang di tulis oleh beliau sendiri. Sumber ini termasuk sumber primer,
yang kemudian dipotocopy oleh penulis sebagai sumber penguat.
6. Surat keputusan Derektur Jendral Bimbingan Haji. Tanggal 31
Oktober sapai dengan 06 November 1995 di Bandung. Arsip ini berisi
mengenai penghargaan beliau sebagai tokoh agaam dari ormas Islam
Al-Washliyah bekerja sama dengan pemerintah. Sumber ini termasuk
sumber primer, yang kemudian dipotocopy oleh penulis sebagai
sumber penguat.
7. Interpretasi
Interpretasi merupakan tahapan penafsiran tahapan fakta- fakta sejarah,
dengan menggunakan pendekatan sosiologis. Skema interpretasi ini dibuat
dalam rangka memperkaya bobot analisis mengenai peran KH. Hamdan Saleh
Nasution dalam bidang Dakwah dan Pendidikan di Indramayu.
Pendekatan sosiologis di atas menurut Kartodirdjo, digunakan untuk
memahami dan mendalami peran seorang yang terkait langsung dengan latar
19
belakang lingkungan sosial dan keagamaan dimana tokoh itu di besarkan,
bagaiman proses pendidikan dialami, dan watak- watak sosial yang ada di
sekitarnya. Oleh karena itu perlu di interpretasikan cara persepsi dan
konsepsinya, berdasarkan data- data sejarah yang telah tersedia14.
Selaku tokoh agama yang mempunyai Karismatik, KH. Hamdan Saleh
Nasution mempunyai kedudukan dan peran penting terutama dalam
mengajarkan Islam di masyarakat. Kedudukan tersebut di peroleh atas dasar
prestasi dengan melalui perjuangan yang panjang dalam mempelajari ilmu
agama Islam dan kemudian di kembangkan di masyarakat luas. Kegigihan
KH. Hamdan Saleh Nasuton mampu mengembangkan pendirikan Al-
Washliyah baik Madrasah Diniah Awaliyah, TK Islam dan MTs yang masing-
masing didirika secara bertahap mulai tahun 1963 serta mendirikan pelatihan
Manasik Haji yang pertama di Kecamatan Sindang.
Tantangan yang di hadapi oleh KH. Hamdan Saleh Nasution dalam
perjuanganya selaku tokoh agama adalah bagaimana memberikan pemahaman
masyarakat akan perbuatan dosa membrantas perjudian, mabok- mabukan
yang banyak dilakukan oleh masyrakat setempat, sekaligus mengajak
masyarakat untuk mengajarkan Amal Ma’ruf Nahi Mungkar, dan mendidik
anak- anak dalam memperdalam ilmu agama Islam, serta menamkan tauhid
yang benar, karena masyrakat Sindang berdampingan dengan gereja dan
beragam agama seperti kristen dan agama dari cina kong hucu.
14 Sartono Katodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah.( Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama,1993). Hlm. 77
20
Dalam menjawab tantangan tersebut, maka KH. Hamdan Saleh
Nasution dengan pengalaman belajar dan kematangan ilmunya, berjuang
mewujudkan visi dan misinya mengembangkan pendidikan agama Islam serta
menerapkan kepada masyarakat Amal Ma’ruf Nahi Mungkar melalui
organisasi kemasyarakatan Al- Jam’iyatul Washliyah yang bergerak di dalam
Sosial, Pendidikan, dan Dakwah secara Billisan ataupun Bil’hal.
8. Historiografi
Historiografi adalah proses penyusunan fakta sejarah dan berbagai
sumber yang telah di seleksi dalam bentuk tulisan sejarah15. Sedangkan
menurut Gottschalk Historiografi adalah sebagia rekontruksi imajinatif tentang
masa lampau berdasssarkan fakta ( Rekaman atau peninggalan sejarah) yang
diperoleh melalui proses verifikasi, analisis dan sintesis secara kritis, sehingga
menjadi karya ilmiah yang besifat deskriptif dan analistis16.
Adapun sistematika penulisan hasil penelitian mengenai Peran KH.
Hamdan Saleh Nasution dalam mengembangkan Al- Jam’iyatul Washliya di
Indramayu tahun 1986-2001.
BAB I, Merupakan Bab Pendahuluan terdiri dari; Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kajian Pustaka, dan Metode Penelitian
BAB II, membahas bagian dari gambaran umum dari wilayah Indramayu
yaitu Kondisi Objektif Masyarakat Indramayu (1986) yang terdiri dari : Letak
15 Sulasman. Metodologi Sejarah. (Bandung; Pustaka Setia, 2014). Hlm.147 16 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah, Terjemahan Nuroho Notosusanto, (Jakarta:
Yayasan Penerbit Universitas Indonesia, 1986). Hlm. 32-33
21
Geografis Indramayu, Kondisi Masyarakat Indramayu dalam bidang Agama,
Kondisi Masyarakat Indramayu dalam bidang pendidikan, Kondisi
Masyarakat Indramayu dalam bidang Sosial Budaya, Kondisi Masyarakat
Indramayu dalam bidang Ekonomi
BAB III, membahas tentang isi inti dari pembahasan yaitu Peran KH.
Hamdan Saleh Nasution dalam Mengembangkan Al-Jam’iyatul Washliyah di
Indramayu (1986-2001) yang terdiri dari : Biografi KH. Hamdan Saleh
Nasution, Riwayat Pendidikan KH. Hamdan Saleh Nasution, Perkembangan
Al-Jam’iyatul Washliya pada masa KH. Hamdan Saleh Nasution, Metode
Pendidikan dalam Al-Jam’iyatul Washliyah, Metode Dakwah KH. Hamdan
Saleh Nasution dalam Mengembangkan Al-Jam’iyatul Washliyah
BAB IV, Membahas kesimpulan yang menyimpulkan bahasan yang diambil
dari pokok- pokok uraian bahasan ini serta Saran.