BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf ·...

41
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahun terdapat 1 1,5 juta bayi di dunia meninggal karena tidak diberi ASI secara Eksklusif kepada sang buah hati. Sayangnya, masih banyak ibu yang kurang memahami manfaat pentingnya pemberian ASI utuk sang buah hati, ASI eksklusif sangat penting sekali bagi bayi usia 0-6 bulan karena semua kandungan gizi ada pada ASI yang sangat berguna bagi pertumbuhan bayi,dari jumlah tersebut diperoleh fakta 95% ibu menyusui tetapi hanya 5% yang menyusui secara eksklusif menurut WHO,2011. Dalam proses laktasi kadang kala terjadi kejanggalan yang sering disebabkan karena timbulnya berbagai masalah, baik masalah dari ibu maupun bayi. Salah satu faktor dari ibu yaitu teknik menyusui yang tidak benar. Teknik menyusui yang tidak benar dapat menyebabkan puting susu lecet dan ASI tidak keluar optimal. Hal ini dapat menimbulkan gangguan dalam proses menyusui sehingga pemberian ASI tidak adekuat, pemberian ASI yang tidak adekuat dapat mengakibatkan payudara bengkak (breast engorgement) karena sisa ASI pada duktus. Statis pada pembuluh darah dapat mengakibatkan meningkatnya tekanan intraduktal yang akan mempengaruhi segmen pada payudara sehingga tekanan seluruh payudara meningkat akibat payudara sering terasa penuh,tegang serta terasa nyeri. Payudara bengkak banyak terjadi pada ibu postpartum minggu

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf ·...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap tahun terdapat 1 – 1,5 juta bayi di dunia meninggal karena tidak diberi

ASI secara Eksklusif kepada sang buah hati. Sayangnya, masih banyak ibu yang

kurang memahami manfaat pentingnya pemberian ASI utuk sang buah hati, ASI

eksklusif sangat penting sekali bagi bayi usia 0-6 bulan karena semua kandungan

gizi ada pada ASI yang sangat berguna bagi pertumbuhan bayi,dari jumlah

tersebut diperoleh fakta 95% ibu menyusui tetapi hanya 5% yang menyusui

secara eksklusif menurut WHO,2011.

Dalam proses laktasi kadang kala terjadi kejanggalan yang sering

disebabkan karena timbulnya berbagai masalah, baik masalah dari ibu maupun

bayi. Salah satu faktor dari ibu yaitu teknik menyusui yang tidak benar. Teknik

menyusui yang tidak benar dapat menyebabkan puting susu lecet dan ASI tidak

keluar optimal. Hal ini dapat menimbulkan gangguan dalam proses menyusui

sehingga pemberian ASI tidak adekuat, pemberian ASI yang tidak adekuat dapat

mengakibatkan payudara bengkak (breast engorgement) karena sisa ASI pada

duktus. Statis pada pembuluh darah dapat mengakibatkan meningkatnya tekanan

intraduktal yang akan mempengaruhi segmen pada payudara sehingga tekanan

seluruh payudara meningkat akibat payudara sering terasa penuh,tegang serta

terasa nyeri. Payudara bengkak banyak terjadi pada ibu postpartum minggu

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

2

pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu melahirkan mencapai 13,3%

(WHO,2011).

Insiden bendungan ASI dapat dikurangi hingga setengahnya bila disusui

tanpa batas Pada tahun-tahun berikutnya sejumlah peneliti lain juga mengamati

bahwa bila waktu untuk menyusui dijadwalkan, lebih sering terjadi bendungan

yang sering diikuti dengan mastitis dan kegagalan laktasi (WHO, 2011).

Menurut WHO,Kurang lebih 40 % wanita Amerika saat ini memilih untuk

tidak menyusui, dan banyak diantaranya mengalami nyeri dan pembengkakan

payudara yang cukup nyata. Pembesaran ASI, pembengkakan dan nyeri payudara

mencapai puncaknya 3 sampai 5 hari postpartum. Sebanyak 10% wanita mungkin

melaporkan nyeri berat hingga 14 hari post partum dan seperempat sampai

setengah dari wanita tersebut mengkonsumsi analgesik untuk meredakan nyeri

payudara pada masa nifas (Kartika, 2007).

Dalam perkembangan kesehatan anak Indonesia, sebagaimana menyusui

yang memiliki dampak sangat signifikan dalam menurunkan kematian anak. Hal

ini berarti memiliki peranan penting dalam pencapaian MDGs 4. Sehingga sisa

waktu yang hanya 5 tahun sampai batas akhir Millennium Development Goals

tahun 2015, membuat Indonesia perlu lebih menekankan setiap intervensi yang

membantu untuk menurunkan angka kematian anak (DepKes RI, 2011 ).

. Dampak dari teknik menyusui yang salah pada ibu yaitu ibu akan

mengalami gangguan proses fisiologis setelah melahirkan, seperti puting susu

lecet dan nyeri, payudara bengkak bahkan bisa sampai terjadi mastitis dan

sebagainya (Kamalia, 2011).

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

3

Dalam rangka melaksanakan amanat yang tercantum dalam Undang-

Undang Nomor 36 tahun 2009 pasal 129 ayat (2) tentang kesehatan, Pemerintah

RI menetapkan peraturan No.33 tahun 2012 tentang pemberian Air Susu Ibu

(ASI). ASI adalah cairan sekresi kelenjar payudara ibu yang diberikan kepada

bayinya (Depkes RI, 2012 ).

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi

dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Saat menyusui ibu harus

rileks dan nyaman, bayi melekat menghadap puting ibu, kepala dan tubuh bayi

berada pada garis lurus, seluruh puting dan sebagian besar areola (bagian

payudara yang berwarna lebih gelap kecokelatan) masuk ke dalam mulut bayi,

dagu bayi menyentuh payudara dan bokong bayi ditopang (Runtulalo, 2005).

Bayi dapat mengisap dengan baik jika mulut terbuka lebar, bibir bawah

terlipat keluar, pipi bayi tidak cekung, tapi membulat dan isapannya teratur lambat

dan dalam. ASI dapat dikatakan benar-benar kurang jika berat badan (BB) bayi

meningkat kurang dari rata-rata 500 gram per bulan, BB lahir dalam waktu 2

minggu belum kebal, ngompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam, cairan

urin pekat, bau dan warna kuning (Runtulalo,2005).

Posisi yang kurang benar dapat menyebabkan rasa sakit, lecet, dan luka pada

puting serta membuat ibu dan bayi frustrasi. Bayi akan frustasi karena lapar dan

ibu akan merasa cemas karena ketidak mampuan menyusui bayi. Kurangnya

pengeluaran ASI dari payudara ibu bisa menyebabkan kepenuhan, bengkak

payudara, dan bahkan kegagalan menyusui (Ramaiah, 2006).

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

4

Sujiyatini (2010) menjelaskan bahwa menyusui memang alamiah, tapi

sekedar memahami menyusui sebagai kodrat saja belum cukup. Diperlukan

pemahaman yang mendalam tentang ASI, baik dalam hal manfaat maupun segala

sesuatu yang berkaitan dengan teknik pemberian ASI, persiapan dan teknik

menyusui serta cara mengatasinya.

Menurut Sastrawinata (2005) masalah menyusui umumnya terjadi dalam

dua minggu pertama masa nifas. Pada masa ini, pengawasan dan perhatian

petugas kesehatan sangat diperlukan agar masalah menyusui dapat segera

ditanggulangi sehingga tidak terjadi penyulit atau menyebabkan kegagalan

menyusui. Masalah menyusui yang sering terjadi diantaranya : payudara bengkak,

kelainan puting susu, puting nyeri dan lecet, puting datar atau terbenam, saluran

susu tersumbat, mastitis dan abses pada payudara. Kegagalan dalam proses

menyusui sering disebabkan karena timbulnya beberapa masalah, baik masalah

pada ibu maupun bayi. Bendungan ASI adalah peningkatan aliran vena dan limfe

pada payudara yang akan mengakibatkan meningkatnya tekanan intraduktal, dan

mempengaruhi berbagai segmen pada payudara, sehingga tekanan seluruh

payudara akan meningkat, akibatnya payudara sering terasa penuh serta nyeri.

Selain itu juga dapat disebabkan karena proses menyusui yang tiadak adekuat

akibat tidak sempurnanya pengosongan payudara ( Kartika, 2007)

Menurut DepKes 2011 pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif 0–6 bulan

di Indonesia berfluktuasi dalam tiga tahun terakhir, menurun dari 62,2% tahun

2010 menjadi 56,2% pada tahun 2011 dan sedikit meningkat pada tahun 2012

menjadi 61,3%. Demikian juga cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

5

sampai 6 bulan menurun dari 28,6% tahun 2010 menjadi 24,3% pada tahun 2011

dan meningkat menjadi 34,3% pada tahun 2012 (Susenas, 2010 – 2012).

Untuk Provinsi Aceh berdasarkan data Dinkes (2012) cakupan ASI

Eksklusif hanya 45%, sedangkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Pidie

Jaya dari jumlah 2.649 (99,37%) bayi, yang mendapat ASI Ekslusif 96 (36,2%)

bayi. Selebihnya diberikan ASI dengan makanan pendamping.

Pada data Puskesmas Meureudu yang peneliti lakukan pada bulan Januari-

Juni tahun 2012 diketahui ibu menyusui berjumlah 105 (50,5%), sedangkan data

teknik menyusui yang benar sebanyak 32 (30%) orang.

Berdasarkan survey yang peneliti dapatkan di masyarakat terdapat 34 ibu

postpartum yang menyusui bayinya pada minggu pertama setelah melahirkan

berjumlah 10 yang mengalami bendungan ASI.Dari hasil wawancara yang peneliti

dapatkan Mereka mengatakan pada keadaan ini sering kali menghentikan

menyusui karena payudaranya terasa sakit,dan merasa tidak nyaman saat

menyusui bayinya, disebabkan karena cara pada saat menyusui yang tidak benar

yaitu posisi duduk yang tidak tegak,kepala dan tubuh bayi tidak berada pada garis

lurus dan dagu bayi tidak menyentuh payudara ibu.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh

tentang “Hubungan Teknik Menyusui Yang Benar Dengan Kejadian

Bendungan ASI Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureudu

Kabupaten Pidie Jaya”.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian

ini yaitu “Hubungan Teknik Menyusui Yang Benar Dengan Kejadian

Bendungan ASI Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureudu

Kabupaten Pidie Jaya”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui Hubungan Teknik Menyusui Yang Benar Dengan

Kejadian Bendungan ASI Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas

Meureudu Kabupaten Pidie Jaya.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui hubungan teknik menyusui yang benar dengan

kejadian bendungan ASI pada ibu nifas di Wilayah Kerja Puskesmas

Meureudu Kabupaten Pidie Jaya.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

sebagai bahan kajian dan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan

untuk menambah informasi terhadap hubungan teknik menyusui yang benar

dengan kejadian bendungan ASI.

2. Bagi Institusi Pendidikan,

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

7

dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai bahan referensi untuk

pustaka.

3. Bagi Tempat Penelitian,

untuk menambah informasi terhadap hubungan teknik menyusui yang

benar dengan kejadian bendungan ASI, sehingga masyarakat terutama ibu

menyusui mau memberikan ASI kepada bayinya.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

8

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Air Susu Ibu

1. Pengertian Air Susu Ibu

Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa

dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna

sebagai makanan bagi bayinya. Sedangkan ASI Ekslusif adalah perilaku dimana

hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sampai umur 6 (enam) bulan

tanpa makanan dan ataupun minuman lain kecuali sirup obat. ASI dalam jumlah

cukup merupakan makanan terbaik untuk bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi

bayi selama 4 bulan pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan

utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal ( Siregar,

2005).

Secara alamiah, seorang ibu mampu menghasilkan Air Susu Ibu (ASI) segera

setelah melahirkan. ASI diproduksi oleh alveoli yang merupakan bagian hulu dari

pembuluh kecil air susu. ASI merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi

karena mempunyai nilai gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi

yang dibuat oleh manusia ataupun susu yang berasal dari hewan seperti susu sapi,

susu kerbau, atau susu kambing. Pemberian ASI secara penuh sangat dianjurkan oleh

ahli gizi diseluruh dunia. Tidak satupun susu buatan manusia (susu formula) dapat

menggantikan perlindungan kekebalan tubuh seorang bayi, seperti yang diperoleh

dari susu kolostrum (Kamalia, 2005).

Pernyataan tersebut didukung oleh Syahmien Moehji (2002) yang

mengatakan bahwa ASI merupakan makanan yang mutlak untuk bayi yaitu pada usia

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

10

4-6 bulan pertama kehidupannya. ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan

oleh bayi dengan komposisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Jika dibandingkan

dengan susu sapi, Air Susu Ibu (ASI) mempunyai kelebihan antara lain mampu

mencegah penyakit infeksi, ASI mudah didapat dan tidak perlu dipersiapkan terlebih

dahulu. Melalui ASI dapat dibina kasih sayang, ketentraman jiwa bagi bayi yang

sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan jiwa bayi (Kamalia, 2005).

Oleh karena itu ASI harus diberikan pada bayi, sekalipun produksi ASI pada

hari-hari pertama baru sedikit, namun mencukupi kebutuhan bayi. Pemberian air

gula, air teh, air tajin dan makanan prelaktal (sebelum ASI lancar produksi) lain,

harus dihindari untuk mendapatkan manfaat maksimal dari ASI, maka sebaiknya

menyusui dilakukan setelah bayi lahir (dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir)

karena daya hisap pada saat itu paling kuat untuk merangsang pengeluaran ASI

selanjutnya (Kamalia, 2005).

2. Kebaikan ASI dan Menyusui

ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut :

a. ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis,

mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan

kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.

b. ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan.

Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang bermanfaat

untuk : Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen. Merangsang

pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam organik dan

mensintesa beberapa jenis vitamin. Memudahkan terjadinya pengendapan

calsium-cassienat. Memudahkan penyerahan herbagai jenis mineral, seperti

calsium, magnesium.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

11

c. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama

5-6 bulan pertama, seperti : Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3

dan C4,

Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.

d. ASI tidak mengandung Beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi

pada bayi.

e. Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayi.

Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat

memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu : Suatu kebanggaan bagi ibu, bahwa ia

dapat memberikan “kehidupan” kepada bayinya.

f. Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat,

bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak.

g. Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan

pengembalian keukuran sebelum hamil

h. Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.

i. Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberpa bulan

(menjarangkan kehamilan)

Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang (Siregar,

2004).

3. Produksi Asi

Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut

bayi pada putting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar Pictuitary Anterior

untuk memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan Proses

terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut bayi pada

putting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar Pictuitary Anterior untuk

memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan pengeluaran

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

12

Air Susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada Let Down Replex,

dimana hisapan putting dapat merangsang kelenjar (Siregar, 2004).

Pictuitary Posterior untuk menghasilkan hormon oksitolesin, yang dapat

merangsang serabutotot halus di dalam dinding saluran susu agar membiarkan susu

dapat mengalir secara lancar.Kegagalan dalam perkembangan payudara secara

fisiologis untuk menampunga air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara

fisiologis merupakan tenunan aktif yang tersusun seperti pohon tumbuh di dalam

putting dengan cabang yang menjadi ranting semakin mengecil. Susu diproduksi

pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-cabang besar menuju saluran ke

dalam putting. Secara visual payudara dapat

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

13

di gambarkan sebagai setangkai buah anggur, mewakili tenunan kelenjar yang

mengsekresi dimana setiap selnya mampu memproduksi susu, bila sel-sel

Myoepithelial di dalam dinding alveoli berkontraksi, anggur tersebut terpencet dan

mengeluarkan susu ke dalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang lebih besar,

yang secara perlahan-lahan bertemu di dalam aerola dan membentuk sinus

lactiterous. Pusat dari areda (bagan yang berpigmen) adalah putingnya, yang tidak

kaku letaknya dan dengan mudah dihisap (masuk kedalam) mulut bayi (siregar,

2004)

4. Komposisi ASI

Kandungan kolostrum berbeda dengan air susu yang mature, karena

kolostrum mengandung berbeda dengan air susu yang mature, karena kolostrum dan

hanya sekitar 1% dalam air susu mature, lebih banyak mengandung imunoglobin A

(Iga), laktoterin dan sel-sel darah putih, terhadap, yang kesemuanya sangat penting

untuk pertahanan tubuh bayi, terhadap serangan penyakit (Infeksi) lebih sedikit

mengandung lemak dan laktosa, lebih banyak, mengandung vitamin dan lebih

banyak mengandung mineral-mineral natrium (Na) dan seng (Zn) (Siregar, 2004).

ASI memiliki komposisi yang berbeda-beda dari hari ke hari.

a. Kolostrum.

Kolostrum merupakan cairan pertama yang berwarna kekuning-kuningan

(lebih kuning dibandingkan susu matur). Cairan ini dari kelenjar payudara dan

keluar pada hari kesatu sampai hari keempat-tujuh dengan komposisi yang selalu

berubah dari hari kehari. Kolostrum mengandung

zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak dibandingkan ASI matur. Selain itu,

kolostrum dapat berfungsi sebagai pencahar yang ideal untuk membersihkan zat

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

14

yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran

pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan datang.

b. ASI Transisi (Peralihan).

ASI transisi diproduksi pada hari ke-4 sampai 7 hari ke-10 sampai 14. Pada

masa ini kadar protein berkurang, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak serta

volumenya semakin meningkat.

c. ASI Mature.

ASI mature merupakan ASI yang diproduksi sejak hari ke-14 dan

seterusnya dengan komposisi yang relatif konstan. Pada ibu yang sehat dan

memiliki jumlah ASI yang cukup, ASI ini merupakan makanan satu-satunya yang

paling baik bagi bayi sampai umur enam bulan (Roesli, 2001).

5. Volume ASI

Hasil penyelidikan Suhardjo yang dikutip oleh Kamalia (2005), volume ASI

dari waktu ke waktu berubah, yaitu :

1) Enam bulan pertama : 500-700 ml ASI/ 24 jam

2) Enam bulan kedua : 400-600 ml ASI/ 24 jam

3) Setelah satu tahun : 300-500ml ASI/ 24 jam

Menurut Kamalia (2005) bahwa dalam kondisi normal kira kira100 ml ASI

pada hari kedua setelah melahirkan, dan jumlahnya akan meningkat sampai kira-kira

500 ml dalam minggu kedua. Secara normal, produksi ASI yang efektif dan terus-

menerus akan dicapai pada kira-kira 10-14 hari setelah melahirkan. Selama beberapa

bulan berikutnya bayi yang sehat akan mengkonsumsi sekitar 700-800 ml ASI setiap

24 jam. Volume ASI yang dapat dikonsumsi bayi dalam satu kali menyusu selama

sehari penuh sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan

volume air susu yang dapat diproduksi, meskipun umumnya payudara yang

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

15

berukuran sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah selama masa

kehamilan, hanya memproduksi sejumlah kecil ASI. Emosi seperti tekanan (stress)

atau kegelisahan merupakan faktor penting yang mempengaruhi jumlah produksi

ASI selama minggu-minggu pertama menyusui.

6. Penggunaan ASI secara Tepat

Menurut Kamalia (2005), adalah bayi tampak tenang, badan bayi menempel

pada perut ibu, mulut bayi terbuka lebar, dagu menempel pada payudara ibu,

sebagian besar kalang payudara masuk ke dalam mulut bayi, puting susu ibu tidak

terasa nyeri, telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus, kepala tidak

menengadah.

ASI betapapun baik mutunya sebagai makanan bayi, tapi belumlah

merupakan jaminan bahwa gizi selalu baik, kecuali apabila ASI tersebut diberikan

secara tepat dan benar. Ibu tidak dapat melihat berapa banyak ASI yang telah masuk

ke perut bayi (Kamalia, 2005). Untuk

mengetahui banyaknya produksi ASI, beberapa kriteria yang dapat dipakai sebagai

patokan untuk mengetahui jumlah ASI cukup atau tidak adalah :

1. Air Susu Ibu yang banyak dapat merembes keluar melalui putting.

2. Sebelum disusukan payudara merasa tegang.

3. Berat badan naik dengan memuaskan sesuai dengan umur.

4. Air Susu Ibu yang banyak dapat merembes keluar melalui puting.

5. Sebelum disusukan payudara merasa tegang.

6. Berat badan naik dengan memuaskan sesuai dengan umur.

(Kamalia, 2005).

7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan ASI

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

16

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ibu memberikan ASI kepada bayinya

antara lain :

1. Perubahan sosial budaya.

1) Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya.

2) Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu botol.

2. Faktor psikologis

1) Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita.

2) Tekanan batin.

3. Faktor fisik ibu Ibu sakit, seperti mastitis biasanya enggan menyusui bayinya

karena payudaranya terasa nyeri bila digunakan untuk menyusui bayinya.

4. Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat

penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI.

5. Meningkatkan promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI.

6. Penerangan yang salah justru datangnya dari petugas kesehatan sendiri yang

menganjukan penggantian ASI dari susu kaleng (Kamalia, 2005).

8. Teknik Menyusui yang Baik dan Benar

Saat menyusui ibu harus rileks dan nyaman, bayi melekat menghadap

puting ibu, kepala dan tubuh bayi berada pada garis lurus, seluruh puting dan

sebagian besar areola (bagian payudara yang berwarna lebih gelap

kecokelatan) masuk ke dalam mulut bayi, dagu bayi menyentuh payudara dan

bokong bayi ditopang (Runtulalo, 2005).

Bayi dapat mengisap dengan baik jika mulut terbuka lebar, bibir

bawah terlipat keluar, pipi bayi tidak cekung, tapi membulat dan isapannya

teratur lambat dan dalam. ASI dapat dikatakan benar-benar kurang jika berat

badan (BB) bayi meningkat kurang dari rata-rata 500 gram per bulan, BB

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

17

lahir dalam waktu 2 minggu belum kebal, ngompol rata-rata kurang dari 6

kali dalam 24 jam, cairan urin pekat, bau dan warna kuning (Runtulalo,2005).

Posisi yang kurang benar dapat menyebabkan rasa sakit, lecet, dan luka pada

puting serta membuat ibu dan bayi frustrasi. Bayi akan frustasi karena lapar dan ibu

akan merasa cemas karena ketidak mampuan menyusui bayi. Kurangnya

pengeluaran ASI dari payudara ibu bisa menyebabkan kepenuhan, bengkak

payudara, dan bahkan kegagalan menyusui (Ramaiah, 2006).

Menurut Depkes RI, (2007) cara yang tepat ibu memeluk bayinya saat

menyusui adalah :

1) Kepala dan badan bayi berada dalam satu garis lurus.

2) Wajah bayi harus menghadap payudara dengan hidung berhadapan dengan

puting.

3) Ibu harus memeluk badan bayi dekat dengan badannya.

4) Jika bayi baru lahir, ibu harus menyangga seluruh badan, bukan hanya kepala dan

bahu.

Menurut Depkes RI, (2007) cara menyangga payudara adalah :

1) Ibu harus meletakkan jari-jarinya di dinding dada dibawah payudara, sehingga jari

telunjuk membentuk topangan di bagian dasar payudara.

2) Ibu dapat menekan lembut payudaranya dengan jari-jari, cara ini dapat

memperbaiki bentuk payudara sehingga mempermudah bayi untuk melekat

dengan baik, sebaiknya ibu tidak memengang payudara terlalu dekat ke puting.

3) Ibu harus menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, sebelum membawa bayi

kepayudara. Mulut bayi perlu membuka lebar untuk memasukkan payudara

sepenuh mulutnya.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

18

Menurut Depkes RI (2007) cara mendekatkan bayi kepayudara sebagai

berikut :

a. Ibu harus mendekatkan bayi ke payudara, bukan mendekatkan badan atau

payudara kebayi.

b. Ibu harus mengarahkan bibir bawah bayi ke bawah puting, sehingga dagu bayi

akan menyentuh payudara.

Ibu dapat menyusui dengan berbagai posisi berbeda, misalnya berdiri.

Penting bagi ibu untuk tetap nyaman dan santai, dan bagi bayi untuk bisa

memasukkan cukup payudara kedalam mulutnya, sehingga bayi dapat menyusui

secara efektif (Depkes RI, 2007).

Adapun tanda-tanda menyusui berjalan dengan baik dan benar adalah :

1. Umum ibu

a. Ibu tampak sehat.

b. Ibu tampak rileks dan nyaman.

c. Terlihat tanda bonding ibu bayi.

2. Umum Bayi

a. Tampak sehat.

b. Bayi tampak tenang dan rileks.

c. Bayi mencari payudara bila lapar.

3. Payudara

a. Payudara tampak sehat.

b. Puting keluar dan lentur.

c. Terasa nyaman, tak nyeri.

d. Payudara ditopang dengan baik oleh jari-jari yang jauh dari puting.

4. Posisi bayi

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

19

a. Kepala dan badan bayi dalam garis lurus.

b. Bayi dipeluk dekat badan ibu.

c. Seluruh badan bayi ditopang.

d. Bayi mendekat kepayudara, hidung berhadapan dengan puting.

5. Pelekatan bayi

a. Tampak lebih banyak ariola diatas bibir.

b. Mulut bayi terbuka lebar.

c. Bibir bawah terputar keluar.

d. Dagu bayi menempel pada payudara.

6. Menghisap

a. Hisapan lambat, dalam dengan istirahat.

b. Pipi membulat waktu menghisap.

c. Bayi melepaskan payudara waktu selesai.

d. Ibu merasakan, tanda-tanda reflek oksitosin (Depkes RI, 2007).

Sujiyanti (2010) menjelaskan bahwa menyusui memang alamiah, tapi sekedar

memahami menyusui sebagai kodrat saja belum cukup. Diperlukan kemahaman

yang mendalam tentang ASI, baik dalam hal manfaat maupun segala sesuatu yang

berkaitan dengan teknik pemberian ASI, persiapan dan teknik menyusui serta cara

mengatasinya.

Menurut Sastrawinata, (2005) masalah menyusui pada umumnya terjadi dua

minggu pertama nifas. Pada masa ini, pengawasan dan perhatian petugas kesehatan

sangat diperlukan agar masalah menyusui dapat segera ditanggulangi sehingga tidak

terjadi penyulit atau menyebabkan kegagalan menyusui. Masalah menyusui yang

sering terjadi diantaranya : bengkak payudara, kelainan puting susu, puting nyeri dan

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

20

lecet, puting datar atau terbenam, saluran susu tersumbat, mastitis, dan abses pada

payudara.

2. Bendungan ASI

Bendungan ASI adalah peningkatan aliran vena dan limfe pada payudara yang akan

mengakibatkan tekanan intraduktal, dan mempengaruhi berbagai segmen pada payudara,

sehingga tekanan seluruh payudara meningkat, akibatnya payudara sering terasa penuh,

tegang serta terasa nyeri.selain itu juga dapat disebabkan karena proses menyusui yang

tidak adekuat akibat tidak sempurnanya pengosongan payudara (Kartika, 2007).

Demikian juga dengan Prawirohardjo (2008) yang menyatakan pada permulaan nifas

apabila bayi tidak menyusui dengan baik, atau kemudian apabila kelenjar-kelenjar tidak

dikosongkan dengan sempurna, terjadi pembendungan air susu. Payudara panas serta

keras pada perabaan dan nyeri : suhu badan tidak naik, putting susu bisa mendatar dan hal

ini menyulitkan bayi untuk menyusu. Kadang-kadang pengeluaran air susu juga terhalang

sebab duktus laktiferi menyempit karena pembesaran vena.

1. Gejala yang Biasa Terjadi Pada Bendungan ASI

a. payudara penuh terasa panas, berat dan keras, terlihat mengkilat meski tidak

kemerahan.

b. ASI biasanya mengalir tidak lancar, namun ada pula payudara yang terbendung

membesar, membengkak dan sangat nyeri, puting susu teregang menjadi rata.

c. ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi sulit mengenyut untuk menghisap ASI.

Ibu kadang-kadang menjadi demam, tapi biasanya akan hilang dalam 24 jam

(Mochtar, 2005 ).

2. Penyebab Yang Mempengaruhi Terjadinya Bendungan ASI

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan bendungan ASI, yaitu:

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

21

1. Pengosongan mamae yang tidak sempurna (Dalam masa laktasi, terjadi peningkatan

produksi ASI pada Ibu yang produksi ASI-nya berlebihan. apabila bayi sudah

kenyang dan selesai menyusu, & payudara tidak dikosongkan, maka masih terdapat

sisa ASI di dalam payudara. Sisa ASI tersebut jika tidak dikeluarkan dapat

menimbulkan bendungan ASI).

2. Faktor hisapan bayi yang tidak aktif (Pada masa laktasi, bila Ibu tidak menyusukan

bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif mengisap, maka akan

menimbulkan bendungan ASI).

3. Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar (Teknik yang salah dalam menyusui

dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada

saat bayi menyusu. Akibatnya Ibu tidak mau menyusui bayinya dan terjadi

bendungan ASI.

4. Puting susu terbenam (Puting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi dalam

menyusu. Karena bayi tidak dapat menghisap puting dan areola, bayi tidak mau

menyusu dan akibatnya terjadi bendungan ASI).

5. Puting susu terlalu panjang (Puting susu yang panjang menimbulkan kesulitan pada

saat bayi menyusu karena bayi tidak dapat menghisap areola dan merangsang sinus

laktiferus untuk mengeluarkan ASI. Akibatnya ASI tertahan dan menimbulkan

bendungan ASI) (Mochtar, 2005).

3. Upaya Pencegahan Untuk Bendungan ASI

a. Menyusui dini, susui bayi sesegera mungkin (setelah 30 menit) setelah dilahirkan.

b. Susui bayi tanpa jadwal.

c. Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa, bila produksi melebihi kebutuhan bayi.

d. Perawatan payudara pasca persalinan.

e. Menyangga payudara dengan BH yang menyokong.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

22

4. Upaya Pengobatan Untuk Bendungan ASI

a. Kompres hangat payudara agar menjadi lebih lembek.

c. Keluarkan sedikit ASI sehingga puting lebih mudah ditangkap dan dihisap oleh

bayi.

d. Sesudah bayi kenyang keluarkan sisa ASI.

e. Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara, berikan kompres dingin.

f. Untuk mengurangi statis di vena dan pembuluh getah bening lakukan pengurutan

(masase) payudara yang dimulai dari puting kearah korpus.

g. Pemberian analgetik atau kodein 60 mg per oral. (Notoatmodjo, 2009)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Dalam proses laktasi kadang kala terjadi kegagalan yang sering

disebabkan karena timbulnya berbagai masalah, baik masalah dari ibu maupun

bayi. Salah satu faktor dari ibu yaitu cara menyusui yang tidak benar. Cara

menyusui yang tidak benar dapat menyebabkan putting susu lecet dan ASI tidak

keluar optimal. Hal ini dapat menimbulkan gangguan dalam proses menyusui

sehingga pemberian ASI tidak adekuat, pemberian ASI yang tidak adekuat dapat

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

23

mengakibatkan payudara bengkak (breast engorgement) karena sisa ASI pada

duktus. Statis pada pembuluh darah akan mengakibatkan meningkatnya tekanan

intraduktal yang akan mempengaruhi segmen pada payudara sehingga tekanan

seluruh payudara meningkat, akibatnya payudara sering terasa penuh, tegang serta

terasa nyeri (Iin dan Titik, 2011).

Variable Independent Variable Dependent

Gambar 3.1: Kerangka Konsep Penelitian

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

operasional

Cara ukur Alat ukur Skala

ukur

Hasil

ukur

Variabel Dependen

1 Kejadian

bendungan

ASI

Suatu

bendungan pada

payudara yang

terjadi karena

ibu nifas tidak

menyusui

Penyebaran

kuesioner

dengan

kriteria

- ya x ≥ x

- Tidak x < x

Kuesioner Nominal Ya

Tidak

Teknik Menyusui

yang benar

Kejadian bendunganASI

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

24

bayinya dengan

benar dan teratur

saat menyusui

bayinya

215 = 6.32

=6

34

Variabel Independen

2 Teknik

menyusui

yang

benar

Teknik yang

benar saat ibu

menyusui bayinya

Penyebaran

kuesioner

Dengan kriteria

- Baik bila

x ≥ x

- Tidak bila

x < x

324 = 9.4

=9

34

Kuesioner Nominal Baik

Tidak

C. Cara Pengukuran Variabel

1. Kejadian bendungan ASI (Prawirohardjo, 2008)

a. Ya, jika ibu mengalami bendungan ASI selama menyusui.

b. Tidak, jika ibu tidak mengalami bendungan ASI selama menyusui.

2. Cara menyusui (Runtulalo, 2005)

a. Baik, jika ibu menyusui sesuai dengan teknik yang benar.

b. Tidak, jika ibu menyusui tidak sesuai dengan teknik yang benar.

D. Hipotesa Penelitian

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

25

Ha : Tidak ada hubungan teknik menyusui dengan kejadian bendungan ASI

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat Analitik dengan desain crossectional yaitu untuk

mengetahui hubungan teknik menyusui yang benar dengan kejadian bendungan ASI

pada ibu di wilayah kerja Puskesmas Meureudu Kabupaten Pidie Jaya.

B. Populasi Dan Sampel

1. Populasi.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui di wilayah kerja

Puskesmas Meureudu Kabupaten Pidie Jaya pada bulan Januari sampai Agustus

tahun 2013 adalah sebanyak 34 orang ibu.

2. Sampel

Sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah total sampling, yaitu

semua populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 34 orang ibu menyusui.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Meureudu

Kabupaten Pidie Jaya.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini telah dilaksakaan pada Bulan 24 – 26 Agustus 2013.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

26

D. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer

yaitu data yang di peroleh langsung di lapangan dengan menyebarkan kuesioner yang

berisi pertanyaan untuk mengetahui hubungan teknik menyusui yang benar dengan

kejadian bendungan ASI pada ibu nifas sedangkan data sekunder adalah data yang

diperoleh di Puskesmas Meureudu Kabupaten Pidie Jaya . Setelah responden mengerti

tentang penjelasan tersebut maka kuesioner diberikan untuk diisi dan kemudian data

tersebut dikumpulkan untuk rencana pengolahan dan analisa data.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk penelitian ini yaitu berupa kuesioner

yang berisi 20 pertanyaan dengan rincian 10 pertanyaan tentang teknik menyusui yang

benar. 10 pertanyaan tentang bendungan ASI, yang diberikan pada responden dan

apabila responden menjawab salah diberi nilai nol.

F. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan data.

Data yang telah dikumpulkan diolah melalui software komputer program

SPSS versi 16.

2. Analisa data.

Analisa dalam penelitian dilakukan secara analitik dengan menghitung persentase

data. Untuk menghitung masing-masing kategori dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi dengan menggunakan rumus sebagai berikut, ( Budiarto E, 2005) :

P = n

fx100%

Keterangan :

P = Persentase

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

27

f = Frekuensi teramati

n = Jumlah semua responden

a. Analisis univariat

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap sebuah variabel.

Bentuknya bermacam-macam, misalnya: distribusi frekuensi, rata-rata, proporsi,

standar deviasi, varians, median, modus, dan sebagainya. Dengan analisis univariat

dapat diketahui apakah konsep yang kita ukur berada dalam kondisi yang siap untuk

dianalisis lebih lanjut, selain juga dapat mengetahui bagaimana gambaran konsep itu

secara terperinci. Dengan analisis univariat pula, kita dapat mengetahui bagaimana

sebaiknya menyiapkan ukuran dan bentuk konsep untuk analisis berikutnya.

Analisis univariat mempunyai banyak manfaat, antara lain:

1). Untuk maengetahui apakah data yang akan digunakan untk analisis sudah layak

atau belum;

2).Untuk mengetahui gambaran data yang dikumpulkan;

3).Untuk mengetahui apakah data telah optimal jika dipakai untuk analisis

berikunya.

b. Analisis Bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variable yang

diduga berhubungan. Analisa bivariat dalam penelitian ini berfungsi untuk mengetahui

hubungan obesitas dengan usia menarche yang dilakukan dengan uji chi-square dan

menggunakan program SPSS 16.

Analisis ini berguna untuk melihat hubungan dua variabel atau bivariat.

Hubungan dua variabel mempunyai tiga kemungkinan: pertama, ada hubungan tetapi

sifatnya simetris, yaitu tidak saling mempengaruhi; kedua, dua variabael itu memiliki

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

28

hubungan dan saling mempengaruhi; ketiga, sebuah variabel mempengaruhi variabel

yang lain.

Analisis dapat dilanjutkan untuk mengetahui perbedaan atau pengaruh di antara

variabel. Konsep perbedaan dan pengaruh dapat dijelaskan seperti berikut:

1) Perbedaan, adalah suatu jenis hubungan. Jika kita menyatakan bahwa variabel A

dapat dibedakan atas dasar variabel B, maka secara implisit ada hubungan A dan B.

Perbedaan tidak menekankan aspek arah hubungan, jadi sifatnya simetris atau

asimetris.

2) Pengaruh, adalah pernyataan suatu hubungan yang sudah mempunyai arah. Bila kita

menegatakan variabel B dipengaruhi variabel A, maka kita dapat mengatakan arah

hubungan itu dari A ke B, bukan dari B ke A. Artinya, pengaruh adalah salah satu

bentuk hubungan yang simetris (unimus.ac.id).

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

29

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi

Wilayah Kerja Puskesmas Meuruedu dengan luas lahan 14 x 20 m2. Luas

wilayah kerja 70,831 Km2 dan memiliki 48 desa. Jarak dengan Rumah Sakit Umum

Daerah Pidie Jaya sekitar 15 Km dengan mempunyai batas sebagai berikut :

a. Sebelah barat berbatasan dengan Wilayah Kerja Puskesmas Trienggadeng

b. Sebelah timur berbatasan dengan Wilayah Kerja Puskesmas Ulim

b. Sebelah utara berbatasan dengan Laut/ Selat Malaka

c. Sebelah selatan berbatasan dengan Pegunungan/ Bukit Barisan

Puskesmas Meuruedu terdiri dari 1 ruang UGD, 1 ruang poliklinik, 1 ruang

kartu, 1 apotik, 1 ruang KIA/KB, 1 ruang gizi, 1 ruang TU, 1 ruang MTBS, 1 aula,

dan 1 gudang. Adapun jumlah tenaga kerja adalah 71 orang yang terdiri dari 2 orang

dokter umum, 30 orang bidan, 22 orang perawat, 13 orang kesling, 1 orang farmasi

dan 3 orang tenaga administrasi.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

30

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 24 –

26 Agustus 2013 dengan cara membagikan kuesioner kepada 34 responden yang

menjadi target penelitian, maka dapat dilihat hasil sebagai berikut:

1. Analisa Univariat

Analisa univariat untuk melihat distribusi variabel dependent (terikat) dan

variabel independet (bebas) yang meliputi: bendungan ASI teknik menyusui yang

benar.

a. Teknik Menyusui yang benar

Tabel 5. 1

Distribusi Frekuensi Teknik Menyusui yang benar di Wilayah Kerja

Puskesmas Meureudu Kabupaten Pidie Jaya

Tahun 2013

NoTeknik Menyusui yang

BenarFrekuensi (%)

1 Baik 25 73,5

2 Tidak 9 26,5

34 100Jumlah

Sumber data primer (di olah 2013)

Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 34 responden mayoritas responden

berkategori baik dalam penerapan teknik menyusui yang benar, yaitu sebanyak 25

responden (73,5%).

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

31

b. Bendungan ASI

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Bendungan ASI di Wilayah Kerja Puskesmas

Meureudu Kabupaten Pidie Jaya

Tahun 2013

No Bendungan ASI Frekuensi (%)

1 Ya 26 76,5

2 Tidak 8 23,5

34 100Jumlah

Sumber data primer (di olah 2013)

Dari tabel 5.2 dapat dilihat bahwa dari 34 responden mayoritas responden

mengalami bendungan ASI, yaitu sebanyak 26 responden (76,5%).

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat untuk melihat kemaknaan hubungan antara variabel

dependent dan variabel independent dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:

chi square ( ) pengambilan keputusan ada hubungan atau tidak pada tingkat

kepercayaan 95% (α = 0,05%).

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

32

Hubungan Tehnik Menyusui yang Benar dengan Bendungan ASI

Tabel 5. 3

Hubungan Teknik Menyusui yang Benar dengan Kejadian Bendungan ASI

di Wilayah Kerja Puskesmas Meureudu Kabupaten Pidie Jaya

Tahun 2013

No

Teknik Menyusui

Yang Benar

Bendungan ASI

Jumlah

Uji

Statistik

Ya Tidak

p

f % f % f %

1 Baik 21 84 4 16 25 100 0,654

2 Tidak 5 55,6 4 44,4 9 100

Jumlah 26 8 34

Sumber data primer (di olah 2013)

Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa responden yang mengalami bendungan

ASI mayoritas tidak menerapkan teknik menyusui yang benar, dan responden yang

tidak mengalami bendungan ASI mayoritas menerapkan teknik menyusui yang

benar, yaitu sebanyak 5 responden (29,4%) Setelah dilakukan uji statistik dengan

chi square didapatkan p value = 0,654 (p> 0,05).

Hipotesa yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan tehnik menyusui

yang benar dengan kejadian bendungan ASI , hal ini dapat dilihat dari nilai p value =

0,654 (p> 0,05).

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

33

C. Pembahasan

1. Hubungan Tehnik Menyusui yang Benar dengan Bendungan ASI

Berdasarkan hasil penelitian pada tanggal 24 – 26 Agustus 2013, dapat di

lihat bahwa tidak ada hubungan antara tehnik menyusui yang benar dengan kejadian

bendungan ASI, ini dapat dilihat dari perolehan p value = 0,654 (p> 0,05).

Mochtar (2005) pengosongan mamae yang tidak sempurna (Dalam masa

laktasi, terjadi peningkatan produksi ASI pada Ibu yang produksi ASI-nya

berlebihan. apabila bayi sudah kenyang dan selesai menyusu, & payudara tidak

dikosongkan, maka masih terdapat sisa ASI di dalam payudara. Sisa ASI tersebut

jika tidak dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan ASI).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2012) tentang

hubungan tehnik menyusui dengan terjadinya bendungan ASI di Kemukiman

Teungku Chik Dipulo Baroh Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen Tahun 2012

diperoleh p-value adalah 0,002. selanjutnya dilakukan pengujian dimana p-value

0,002 < α (0,05), Ho Sehingga dapat di ketahui bahwa hipotesa objektif (Ha)

diterima yang berarti tidak ada hubungan antara tehnik menyusui dengan kejadian

bendungan ASI di Kemukiman Teungku Chik Dipulo Baroh Kecamatan Samalanga

Kabupaten Bireuen.

Asumsi peneliti bahwa tehnik menyusui harus sangat diperhatikan oleh ibu

menyusui,karena ASI adalah faktor penting untuk tumbuh kembang bayi agar lebih

optimal,setiap ibu harus diberi bimbingan atau arahan oleh bidan atau petugas

kesehatan agar ibu lebih mengerti tentang tehnik menyusui yang benar,apabila ibu

tidak menyusui dengan tehnik yang benar ditakutkan akan terjadi bendungan ASI.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

34

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Tidak ada hubungan tehnik menyusui yang benar dengan kejadian bendungan ASI,

hal ini dapat dilihat dari nilai p value = 0,654 (p> 0,05).

B. Saran-saran

1. Bagi peneliti

sebagai bahan kajian dan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan

untuk menambah informasi terhadap hubungan teknik menyusui yang benar

dengan kejadian bendungan ASI.

4. Bagi Institusi Pendidikan,

dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai bahan referensi untuk

pustaka.

5. Bagi Tempat Penelitian,

untuk menambah informasi terhadap hubungan teknik menyusui yang

benar dengan kejadian bendungan ASI, sehingga masyarakat terutama ibu

menyusui mau memberikan ASI kepada bayinya.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

35

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Eko. 2002, Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.

Jakarta,EGC

Erika, 2008, Ibu menyusui dan masalahnya, JokJakarta Fitramaya

Fitrisia, 2002 Air Susu Ibu , JokJakarta Fitramaya.

Farrel, 2001, Perawatan ibu nifas, Jakarta, Salemba Medika

Fujiadi, 2000, ASI dan Ibu bekerja, Jakarta, Salemba Medika

Mintarja, 2009, Pendidikan Dan Prilaku Kesehatan, Jakarta : rineka Cipta

Notoadmodjo , Soekidjo , 2003, Ilmu Perrilaku Kesehatan , Jakarta

BPKM FKM IU .

__________, 2006 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Renika Cipta, Jakarta.

__________, 2005 Pengatar Ilmu Kesehatan Masyarakat, Renika Cipta, Jakarta.

Roesli, 2004 Air Susu Ibu, Trubus, Jakarta

Ramaiyan, 2007, Manajeman laktasi, Jakarta

________, 2006, ASI dan Ibu bekerja, Jakarta, Salemba Medika

Rontotalo, 2004, Menyusui yang baik, Jakarta, Salemba Medika

Siregar, 2004, Menyusui . Jakarta, Salemba Medika

Sunoto, 2001, Pemberian Air Susu Ibu, Renika Cipta Jakarta

Soemanto, 2004, Ibu Menyusui, Renika Cipta, Jakarta

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

36

Sutyiowati & Rahayu, 2008, Menyusui dan masalahnya, Renika Cipta, Jakarta

Jones, 2002, Kesejahteraan bayi dan ASI, Jakarta, Salemba Medika

Kamelia, 2005, Pengetahuan ibu tentang menyusui, Jakarta

Lampiran : 1

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEHNIK MENYUSUI

YANG BENAR DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PIDIE KABUPATEN PIDIE

TAHUN 2012

Nama Peneliti : Wahyuni

Tanggal wawancara : __________________2012

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN

Isilah sesuai dengan kriteria ibu

1. Nomor Responden :

2. Alamat :

B . PENDIDIKAN

Berilah tanda ceklis (√) pada kotak yang sesuai dengan kriteria ibu

pendidikan terakhir ibu

1. Tidak Sekolah

2. SD sederajat

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

37

3. SLTP sederajat

4. SLTA sederajat

5. Diploma/perguruan tinggi sederajat.

C. Pekerjaan ibu

Saat ini ibu bekerja sebagai

1. PNS

2. Swasta

3. Ibu Rumah Tangga

D. Informasi

Berikan tanda √ pada jawaban yang anda pilih

1. Apakah ibu pernah mendapatkan informasi tentang tehnik mengedan yang benar pada

saat bersalin..

a. Pernah

b. Tidak

2. Kalau pernah dari mana ibu dapatkan ( ibu boleh menconteng lebih dari satu sumber)

□ Majalah

□ Koran

□ Tabloid

□ Buku

□ TV

□ Radio

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

38

□ Brosur

□ Petugas Kesehatan

□ Suami

□ Ibu, teman, tetangga.

□ Sumber lain sebutkan ..............................

E. Pengetahuan

Berikan tanda silang (x) pada jawaban yang anda pilih

1. Setelah bayi lahir menurut budaya bayi diberikan

a. Madu

b. Diberikan hanya ASI

c. Pisang

2. Secara adat air susu pertama ibu yang baru melahirkan sebaiknya

a. Dibuang

b. Dimasak

c. Diberikan kepada bayi

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

39

3. Memberikan ASI eksklusif

a. ASI diberikan bersamaan dengan makanan lain

b. Hanya diberi ASI

c. Tidak diberi ASI

4. Adakah larangan bayi baru lahir untuk diberi makanan selain ASI

a. Ada

b. Tidak

5. Menurut adat pemberian madu bagi bayi baru lahir merupakan

a. Kewajiban

b. Kebiasaan

c. Tidak ada keharusan memberi madu

6. Adakah dukungan suami untuk pemberian ASI Eksklusif

a. Ada

b. Tidak

7. Adakah larangan suami untuk memberikan ASI eksklusif

a. Ada

b. Tidak

8. Adakah anjuran untuk memberikan ASI eksklusif dari Bidan

a. Ada

b. Tidak

9. Adakah penjelasan tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif dari Bidan

a. Ada

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

40

b. Tidak

10. Adakah penjelasan tentang manfaat pemberian ASI eksklusif dari Bidan bagi bayi

a. Ada

b. Tidak

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - simtakp.uui.ac.idsimtakp.uui.ac.id/dockti/MISRINA-kti.pdf · pertama hari ke-3 dan ke-4 sesudah ibu ... kelainan puting susu, puting nyeri dan

41