BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat...

28
Pendahuluan I - 1 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Gambaran Singkat Organisasi emerintah Kabupaten Majalengka merupakan salah satu daerah otonom yang berada di Provinsi Jawa Barat, dibentuk dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang- undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851). Pusat Pemerintahan Kabupaten Majalengka terletak di Jl. Jenderal Achmad Yani No. 1 Majalengka Telp. (0233) 281021 – 281022, adapun sekarang Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah diijabat oleh H. Sutrisno, SE, M.Si sebagai Bupati dan Dr. H. Karna Sobahi, M.MPd sebagai Wakil Bupati yang merupakan periode pemerintahan kedua 2013-2018. Secara administratif wilayah Kabupaten Majalengka berada di sebelah Timur Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 1.204,24 km 2 . Sampai akhir tahun 2014, terdiri atas 26 kecamatan, 13 kelurahan dan 330 desa. Secara geografis terletak pada koordinat 6 0 32’ 16,39” Lintang Selatan sampai dengan 7 0 4’ 24,75” Lintang Selatan dan 108 0 2’ 30,87” Bujur Timur sampai dengan 108 0 24’ 32,84” Bujur Timur. Jarak dari Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten antara 0 - 40 Kilometer, Kecamatan Malausma merupakan daerah terjauh dari Ibukota Kabupaten yaitu 40 Kilometer. Jarak dari Ibukota Kabupaten ke Ibukota Provinsi Jawa Barat adalah 91 Kilometer dan jarak Ibukota Kabupaten ke Ibukota Negara adalah 245 Kilometer. Sedangkan batas wilayah Kabupaten Majalengka adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu; b. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon dan Kuningan, sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 246 Tahun 2004 tentang Batas Wilayah Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2009 tentang Batas Daerah Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat; c. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya. P

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 1

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Gambaran Singkat Organisasi

emerintah Kabupaten Majalengka merupakan salah satu daerah otonom yang berada di

Provinsi Jawa Barat, dibentuk dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-

undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten

Subang dengan mengubah Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 2851). Pusat Pemerintahan Kabupaten Majalengka terletak di Jl. Jenderal Achmad

Yani No. 1 Majalengka Telp. (0233) 281021 – 281022, adapun sekarang Kepala Daerah dan

Wakil Kepala Daerah diijabat oleh H. Sutrisno, SE, M.Si sebagai Bupati dan Dr. H. Karna

Sobahi, M.MPd sebagai Wakil Bupati yang merupakan periode pemerintahan kedua 2013-2018.

Secara administratif wilayah Kabupaten Majalengka berada di sebelah Timur Provinsi Jawa

Barat dengan luas wilayah 1.204,24 km2. Sampai akhir tahun 2014, terdiri atas 26 kecamatan,

13 kelurahan dan 330 desa. Secara geografis terletak pada koordinat 60 32’ 16,39” Lintang

Selatan sampai dengan 70 4’ 24,75” Lintang Selatan dan 1080 2’ 30,87” Bujur Timur sampai

dengan 1080 24’ 32,84” Bujur Timur. Jarak dari Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten

antara 0 - 40 Kilometer, Kecamatan Malausma merupakan daerah terjauh dari Ibukota

Kabupaten yaitu 40 Kilometer. Jarak dari Ibukota Kabupaten ke Ibukota Provinsi Jawa Barat

adalah 91 Kilometer dan jarak Ibukota Kabupaten ke Ibukota Negara adalah 245 Kilometer.

Sedangkan batas wilayah Kabupaten Majalengka adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu;

b. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon dan Kuningan, sesuai dengan

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 246 Tahun 2004 tentang Batas Wilayah

Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

14 Tahun 2009 tentang Batas Daerah Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat;

c. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya.

P

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 2

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

d. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Sumedang, sesuai dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2008 tentang Batas Daerah Kabupaten

Sumedang Provinsi Jawa Barat.

Pemerintah Kabupaten Majalengka pada tahun 2015 melaksanakan urusan-urusan

pemerintahan sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, yang dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Thaun 2007

tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan

Pemerintah Kabupaten/Kota (karena dalam masa transisi ini peraturan pelaksanaan dari UU

No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah belum terbit), yang ditindaklanjuti dalam

Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 02 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintahan Daerah Kabupaten Majalengka, meliputi urusan wajib dan urusan pilihan

sebagai berikut :

a. Urusan wajib terdiri atas 26 bidang urusan pemerintahan, yang meliputi :

1. Pendidikan;

2. Kesehatan;

3. Lingkungan Hidup;

4. Pekerjaan Umum;

5. Penataan Ruang;

6. Perencanaan Pembangunan;

7. Perumahan;

8. Kepemudaan dan Olah Raga;

9. Penanaman Modal;

10. Koperasi dan Usaha Kecil Menegah;

11. Kependudukan dan Catatan Sipil;

12. Ketenagakerjaan;

13. Ketahanan Pangan;

14. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

15. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera;

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 3

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

16. Perhubungan;

17. Komunikasi dan Informatika;

18. Pertanahan;

19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri;

20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat

Daerah, Kepegawaian dan Persandian;

21. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;

22. Sosial;

23. Kebudayaan;

24. Statistik;

25. Kearsipan; dan

26. Perpustakaan.

b. Urusan Pilihan terdiri atas 4 bidang urusan pemerintahan yang meliputi :

1. Pertanian;

2. Kehutanan;

3. Industri; dan

4. Perdagangan.

Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka telah ditetapkan melalui

Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 17 Tahun 2002 tanggal 5 November 2002

tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten

Majalengka Tahun 2002 Nomor 17 Seri D), diubah dengan Peraturan Daerah nomor 27 tahun

2004 tanggal 30 Juli 2004 (Lembaran Daerah nomor 27 tahun 2004 Seri D) tentang

Pembentukan Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten

Majalengka; kemudian diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 3

tahun 2008 (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2008 Nomor 3), Tambahan

Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2008 Nomor 8), dan diubah dengan

Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2009 (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun

2009 Nomor 10), serta terakhir diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 4

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2009 tentang Organisasi

Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka. Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan sebagai

berikut :

1) Sekretariat Daerah Kabupaten Majalengka;

2) Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Majalengka;

3) Lembaga Teknis Daerah terdiri atas Inspektorat; Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah; Badan Kepegawaian Daerah; Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perempuan

dan Keluarga Berencana; Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal;

Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; Badan Pengelolaan

Lingkungan Hidup Daerah; Badan Penanggulangan Bencana Daerah; Satuan Polisi

Pamong Praja; Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik; Kantor Kearsipan Daerah; Rumah

Sakit Umum Daerah Majalengka; dan Rumah Sakit Umum Daerah Cideres;

4) Dinas-dinas Daerah sebanyak 12 Dinas terdiri atas : Dinas Pertanian dan Perikanan;

Dinas Pendidikan; Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata; Dinas

Kesehatan; Dinas Bina Marga dan Cipta Karya; Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan

Menengah, Perindustrian dan Perdagangan; Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika; Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi; Dinas

Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan; Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi; serta Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil;

Kecamatan sebanyak 26 Kecamatan, terdiri atas 13 kelurahan dan 330 desa dirinci sebagai

berikut :

1. Kecamatan Majalengka meliputi 4 Desa dan 10 Kelurahan

2. Kecamatan Kadipaten meliputi 7 Desa

3. Kecamatan Jatiwangi meliputi 16 Desa

4. Kecamatan Dawuan meliputi 11 Desa

5. Kecamatan Jatitujuh meliputi 15 Desa

6. Kecamatan Ligung meliputi 19 Desa

7. Kecamatan Leuwimunding meliputi 14 Desa

8. Kecamatan Rajagaluh meliputi 13 Desa

9. Kecamatan Maja meliputi 18 Desa

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 5

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

10. Kecamatan Talaga meliputi 17 Desa

11. Kecamatan Cikijing meliputi 15 Desa

12. Kecamatan Bantarujeg meliputi 13 Desa

13. Kecamatan Sukahaji meliputi 13 Desa

14. Kecamatan Lemahsugih meliputi 19 Desa

15. Kecamatan Sumberjaya meliputi 15 Desa

16. Kecamatan Argapura meliputi 14 Desa

17. Kecamatan Kertajati meliputi 14 Desa

18. Kecamatan Panyingkiran meliputi 9 Desa

19. Kecamatan Palasah meliputi 13 Desa

20. Kecamatan Cigasong meliputi 7 Desa dan 3 Kelurahan

21. Kecamatan Sindangwangi meliputi 10 Desa

22. Kecamatan Banjaran meliputi 13 Desa

23. Kecamatan Cingambul meliputi 13 Desa

24. Kecamatan Kasokandel meliputi 10 Desa

25. Kecamatan Sindang meliputi 7 Desa

26. Kecamatan Malausma meliputi 11 Desa

2. Isu-Isu Strategis Pembangunan

enentuan prioritas pembangunan satu tahun ke depan dilakukan dengan

mempertimbangkan secara seksama upaya pencapaian Visi dan Misi Kabupaten

Majalengka yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018,

sebagai guidelines dalam pelaksanaan pembangunan Kabupaten Majalengka, yaitu :

“MAJALENGKA MAKMUR”

Untuk mewujudkannya, Kabupaten Majalengka dihadapkan pada permasalahan utama sebagai

isu strategis pembangunan pada tahun 2015, sebagai berikut :

2.1. Isu-Isu Strategis Internal

Isu strategis pembangunan Kabupaten Majalengka merupakan permasalahan

yang berkaitan dengan fenomena atau belum dapat diselesaikan pada periode lima tahun

P

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 6

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

sebelumnya dan memiliki dampak jangka panjang bagi berkelanjutan pelaksanaan

pembangunan, sehingga perlu diatasi secara bertahap. Memperhatikan Isu strategis nasional,

regional dan permasalahan-permasalahan yang masih dihadapi oleh Kabuaten Majalengka,

adapaun isu strategis pembangunan Kabupaten Majalengka adalah sebagai berikut :

1. Perwujudan Pendidikan gratis dalam rangka penuntasan pendidikan dua belas tahun

(Pendidikan Universal).

Kebijakan otonomi satuan pendidikan dilandasi bahwa sekolah sebagai lembaga

profesional yang bertanggung jawab terhadap klien yang diwakili oleh komite sekolah dan

dewan pendidikan. Fungsi pemerintah adalah fasilitator untuk mendorong sekolah agar

berkembang menjadi lembaga otonomi yang profesional sehingga mutu pelayanan

pendidikan memberikan kepuasan terhadap masyarakat.

2. Peningkatan Tatakelola Pemerintahan yang baik (good governance).

Merupakan suatu kebutuhan dan harapan dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi yaitu

terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan

nepotisme dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP); terwujudnya peningkatan

kualitas pelayanan publik kepada masyarakat dengan predikat Sangat Baik; Meningkatnya

kapasitas dan akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Majalengka minimal

memperolah katagori “CC”.

3. Penguatan keahlian dan alih profesi ketenagakerjaan di sekitar wilayah BIJB dan kawasan

industri;

4. Relokasi dan pengembangan sarana kesehatan pelayanan dasar (Puskesmas Sukamulya) di

sekitar kawasan BIJB dan revitalisasi Puskesmas di sekitar kawasan industri yang akan

dikembangkan sebagai Puskesmas modern;

5. Pengembangan RSUD Cideres menjadi pusat rujukan dengan keunggulan trauma center dan

peningkatan menjadi kelas B;

6. Pengembangan RSUD Majalengka yang memiliki keunggulan dalam pelayanan

KIA/obstretri-ginekologi dan pelayanan pengobatan penyakit infeksi;

7. Tingginya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian;

8. Ketahanan pangan;

9. Penanggulangan bencana dan antisipasi perubahan iklim;

10. Pembentukan Lahan sawah berkelanjutan;

11. Pengelolaan kawasan lindung dalam rangka mendukung Jawa Barat Green provice;

12. Tingginya harga pakan ikan dan pakan ternak;

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 7

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

13. Bioteknologi pertanian;

14. Pembangunan waduk kadu malik dan pasir kuda;

15. Pembangunan kawasan Agropolitan/Minapolitan dan Agroforesty;

16. Konflik penggunaan lahan untuk perkebunan, peternakan dan kehutanan;

17. Peningkatan produktivitas, kualitas dan kontinuitas produk peternakan yang aman, sehat,

utuh dan halal;

18. Perbaikan iklim usaha, investasi dan peningkatan akses permodalan bagi produk

pertanian, perkebunan dan peternakan;

19. Pengendalian pemulihan lahan kritis serta pemberdayaan masyarakat sekitar hutan.

2.2. Isu Strategis Eksternal

2.2.1. Isu Strategis Nasional

Isu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena atau belum

dapat diselesaikan pada tahun sebelumnya dan memiliki dampak jangka panjang bagi

keberlanjutan pelaksanaan pembangunan, sehingga perlu diatasi secara bertahap. Terdapat 42

isu strategis yang menjadi fokus dalam skala nasional pada Tahun 2014, yaitu : (1) Isu kategori

pemantapan perekonomian nasional, yaitu konektivitas mendorong pertumbuhan, perkuatan

kelembagaan hubungan industrial, peningkatan kemampuan Iptek, pencapaian surplus beras

10 juta ton dan peningkatan produksi jagung, kedelai dan gula, diversifikasi pemanfaatan

energi dan percepatan pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat; (2) Isu kategori

peningkatan kesejahteraan rakyat, yaitu: pelaksanaan SJSN bidang kesehatan, penurunan angka

kematian ibu dan bayi, peningkatan akses air minum dan sanitasi layak, perluasan program

keluarga harapan, pengembangan penghidupan penduduk miskin dan rentan (MP3KI),

mitigasi bencana; (3) Isu kategori pemeliharaan stabilitas sosial dan politik, yaitu : percepatan

pembangunan Minimum Essential Force, pemantapan keamanan dalam negeri dan

pemberantasan terorisme, pelaksanaan Pemilu 2014; (4) Isu prioritas reformasi birokrasi dan

tata kelola, yaitu : pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, peningkatan kualitas pelayanan

publik, peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi; (5) Isu prioritas pendidikan,

yaitu : peningkatan akses pendidikan dasar dari keluarga miskin, penuntasan rehabilitasi ruang

kelas (RK) rusak, pelaksanaan kurikulum baru pendidikan 2013/2014, pelaksanaan pendidikan

menengah universal; (6) Isu kategori prioritas kesehatan, yaitu penurunan dan pencegahan

penyakit (HIV AIDS dan Malaria), peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB yang merata;

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 8

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

(7) Isu kategori prioritas ketahanan pangan, yaitu : kesejahteraan petani/nelayan, peningkatan

produksi perikanan; (8) Isu kategori prioritas infrastruktur, yaitu : penyediaan infrastruktur

dasar untuk menunjang peningkatan kesejahteraan, penyediaan infrastruktur yang mengurangi

kesenjangan antar wilayah, penyediaan infrastruktur untuk mendukung ketahanan pangan dan

energi; (9) Isu kategori prioritas iklim investasi dan iklim usaha, yaitu : sistem logistik nasional,

pengembangan fasilitas pendukung KEK yang telah ditetapkan dan penetapan KEK Baru;

(10) Isu kategori prioritas energi, yaitu : peningkatan produksi minyak dan gas bumi,

peningkatan rasio elektrifikasi dan peningkatan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas

Bumi; (11) Isu kategori prioritas lingkungan hidup dan pengelolaan bencana, yaitu :

pengendalian perubahan iklim, peningkatan kualitas lingkungan; (12) Isu kategori prioritas

daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pasca konflik, yaitu : pembangunan daerah tertinggal,

penguatan diplomasi dan pembangunan infrastruktur, hankam, serta fasilitas Custom Immigration

Quarantine Security (CIQS) kawasan perbatasan; (13) Isu kategori prioritas lainnya bidang

politik, hukum dan keamanan, yaitu : pembinaan pemasyarakatan; 14) Isu kategori prioritas

lainnya bidang perekonomian, yaitu : akselerasi industrialisasi dengan sasaran pertumbuhan

industri non-migas, peningkatan pemahaman dan kesiapan indonesia dalam menghadapi

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015; (15) Isu kategori prioritas lainnya bidang

kesejahteraan rakyat, yaitu : peningkatan kerukunan beragama, peningkatan budaya dan

prestasi olahraga di tingkat regional dan internasional.

Isu strategis nasional tersebut memiliki pengaruh yang tinggi terhadap beberapa

rencana pembangunan pemerintah pusat yang dilaksanakan di wilayah Kabupaten Majalengka

antara lain sebagai berikut :

1. Posisi Strategis Majalengka Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Dalam rangka pemetaan dan pengembangan pembangunan nasional yang bersinergis,

pemerintah pusat melakukan pemetaan dan penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Bandung, Semarang dan Cirebon sebagai pusat

pertumbuhan wilayah nasional berbasis jasa perdagangan dan industri.

Posisi Kabupaten Majalengka yang merupakan perlintasan antara Jawa Barat

(Bandung) dan Jawa Tengah (Semarang) sebagai PKN Gerbangkertosusila, menjadi

keuntungan sendiri dalam memanfaatkan pengaruh investasi yang mungkin menjalar ke

Kabupaten Majalengka.

2. Pembangunan Jalan Tol Cikopo – Palimanan (Cipali)

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 9

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

Pemerintah telah selasai melaksanakan pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan

sebagai kelanjutan pembangunan Jalan Tol Kanci dan sudah dioperasionalakan sejak tahun

2015, dimaksudkan sebagai alternatif pemecahan masalah transportasi akibat semakin beratnya

beban lalu lintas kendaraan yang melewati Jalur Pantai Utara yang akan menuju Jawa Tengah

dan Jawa Timur.

Pembangunan Jalan Tol Cikopo-Palimanan ini melewati Kabupaten Majalengka

dengan 2 (dua) interchange utama yaitu pada ruas Jalan Provinsi (Kadipaten-Jatitujuh) dan ruas

Jalan Kabupaten (Bongas- Bantarwaru), dan sekaligus akan membuka akses pada kawasan

rencana Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati.

3. Pembangunan Jalan Tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan (Kertajati)

Pemerintah akan membangun Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Kertajati).

Rencana jalan tol ini dimaksudkan untuk mempercepat akses dari Kawasan BIJB menuju ibu

kota provinsi, dan juga untuk mengurangi beban lalu lintas jalan negara (Kadipaten-Sumedang-

Bandung) yang saat ini kondisi jalurnya rentan terhadap bencana longsor.

4. Peningkatan Pelabuhan Laut Nasional di Cirebon

Peningkatan Pelabuhan Laut Cirebon dimaksudkan untuk mendukung kegiatan

ekonomi dan industri di Jawa Barat yang cukup pesat, mendorong keseimbangan akselerasi

pembangunan wilayah Jawa Barat, mendukung sektor transportasi nasional dan sebagai

penyangga kegiatan Pelabuhan Tanjung Priuk.

Keuntungan yang akan diperoleh Kabupaten Majalengka dengan berkembangnya

kegiatan Pelabuhan Cirebon yaitu akan terpacunya pertumbuhan kegiatan sosial ekonomi dan

industri. Hasil komoditas unggulan di Kabupaten Majalengka akan lebih mudah untuk

dipasarkan ke luar pulau bahkan ke luar negeri. Juga dengan adanya kegiatan pelabuhan yang

memberikan akses kemudahan transportasi akan mendukung pertumbuhan industri karena di

Kabupaten Majalengka memiliki potensi lahan, tenaga kerja yang banyak dan berkualitas serta

sumber daya alam yang cukup.

2.2.2. Isu Strategis Regional

Pada Tahun 2014 Provinsi Jawa Barat mengangkat 17 isu strategis pembangunan

daerah, sebagai berikut : 1) Aksesibilitas dan kualitas pendidikan, kepemudaan serta kualitas

kesehatan; 2) Dukungan penyelenggaraan Pekan Olahraga Provinsi Tahun 2014 dan Pekan

Olahraga Nasional Tahun 2016 serta sarana prasarana olahraga kabupaten/kota; 3)

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 10

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

Pertumbuhan penduduk dan persebarannya; 4) Pengangguran, ketenagakerjaan dan

pengurangan kemiskinan; 5) Kualitas perekonomian, daya beli masyarakat dan Ketahanan

Pangan; 6) Kualitas demokrasi dan Pemilu nasional tahun 2014; 7) Efektivitas tata kelola

Pemerintahan daerah; 8) Penanganan ketertiban, Ketentraman Masyarakat; 9) Perlindungan

hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM); 10) Pengelolaan aset daerah; 11) Penegakan dan

harmonisasi produk hukum, 12) Cakupan pelayanan infrastruktur dan permukiman serta

pelibatan komunitas; 13) Ketahanan energi dan kualitas air baku; 14) Lahan kritis dan kualitas

lingkungan hidup; 15) Bencana alam dan perubahan iklim; 16) Kualitas Pemerintahan Desa

dan infrastruktur perdesaan; 17) Pelestarian budaya, sarana seni dan budaya, serta destinasi

wisata.

Isu strategis provinsi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rencana-rencana

pembangunan pemerintah provinsi yang dilaksanakan di wilayah Kabupaten Majalengka, yaitu:

1. Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan Kertajati Aero City.

Pembangunan Bandar Udara Kertajati dimaksudkan untuk mengurangi beban Bandar

Udara Husein Sastranegara dan Soekarno-Hatta. Pembangunan BIJB ini akan diintegrasikan

dengan pembangunan Kertajati Aerocity seluas 3.200 ha. Dalam tatanan kebandarudaraan

nasional (Permenhub No. 69 Tahun 2013), penggunaannya sebagai bandar udara internasional,

dengan hierarki bandar udara pengumpul sekunder, spesifikasi bandara :

• luas = 1800 ha

• runway = 4000 m x 60 m ( direncanakan sebanyak 3 runway)

• taxiway = 1360 m x 23 m

• appron = 1300 m x 317 m

• kapasitas = 27 juta penumpang per tahun, 191.423 ton kargo per tahun.

• pembangunan runway sepanjang 2.500 m sudah dilakukan sejak tahun 2012 (perkerasan

sudah sepanjang 2.200 m dan sudah bisa dilewati oleh boeing 737).

• pada tahun 2015 cut and fill / pematangan lahan untuk pembangunan runway, taxiway, dan

appron.

• pada tahun 2016 akan dilakukan pembangunan sisi darat (terminal) aksesibilitas dan

bangunan pendukung lainnya.

• sampai tahun 2016, telah dibebaskan lahan seluas 970,23 ha, untuk penyelesaian runway,

fasilitas sisi darat, dan jalan akses menuju DPPU.

• proses pembangunan akses tol dan non tol menuju BIJB Kertajati sedang dilakukan.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 11

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

Tahapan pembanguan BIJB

• (awal 2015 dengan dana awal Rp. 250 Miliar) grading jalan masuk dan area bagian terminal

+ pondasi tiang pancang pertama, pagar perimeter.

2. Relokasi Kawasan Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT)

Dalam perkembangan selanjutnya, Departemen Perindustrian Republik Indonesia juga

telah membuat perencanaan suatu Kawasan Industri Terpadu dalam bidang tekstil, yang

diperuntukkan sebagai pengalihan kawasan industri yang ada di wilayah Bandung Timur, yang

keberadaannya saat ini telah mengalami kejenuhan.

Industri TPT telah berkembang secara terintegrasi mengikuti struktur pohon

industrinya, mulai dari perkembangan (industri serat) ke intermediate (industri staple dan

filamen, tenun dan rajut), hingga hilir (industri pakaian jadi dan barang jadi tekstil termasuk

karpet). Struktur industri TPT telah berkembang, baik secara vertikal maupun horizontal,

sehingga dapat menarik dan akan terkait dengan sektor-sektor ekonomi lainnya. Perencanaan

ini, telah sesuai dengan RTRW Kabupaten Majalengka 2011–2031, dalam rencana struktur

ruang wilayah PKL (Pusat Kegiatan Lokal) Kertajati memiliki fungsi pelayanan sebagai

kawasan komersial dan jasa, kawasan industry terpadu, akawasan BIJB, pengembangan

kawasan perkotaan “aerocity”, dan pertanian yang meliputi Kecamatan Kertajati, Jatitujuh dan

Ligung. Oleh karena itu perencanaan kawasan industri pada kawasan sekitar BIJB perlu

didukung dan ditindaklanjuti.

Sebagai upaya dukungan terhadap rencana pengembangan industri TPT di Kecamatan

Kertajati, Pemerintah Kabupaten Majalengka mengeluarkan Surat Bupati Majalengka Nomor :

534/4033/Dalprog tanggal 30 Nopember 2006, perihal Rencana Penetapan Lokasi Kawasan

Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Kabupaten Majalengka.

3. Pembangunan Waduk Jatigede

Pembangunan Waduk Jatigede yang berlokasi di Kabupaten Sumedang, pada tahun

2015 sudah selesai dan mulai dilakukan penggenangan, akan berpengaruh besar terhadap

kabupaten-kabupaten sekitarnya seperti : Kabupaten Indramayu, Cirebon dan Majalengka.

Luas Lahan Waduk 4.980,3 ha terdiri dari : Luas Genangan 4,402,15 ha dan tapak bendungan

578,15 ha dengan total jumlah 19 Desa, 10.447 KK. Manfaat waduk untuk mendukung 90.000

hektar jaringan irigasi, air baku 3.000 liter per detik, listrik 110 MW, dan pengamanan banjir

14.000 hektar

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 12

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

Pengaruh pembangunan Waduk Jatigede terhadap wilayah sekitarnya antara lain

meliputi aspek sosial ekonomi, sosial budaya dan biogeofisik. Pengaruh terhadap Kabupaten

Majalengka antara lain pada aspek biogeofisik yang berhubungan dengan kuantitas dan kualitas

sumber daya air serta perluasan prasarana fisik sungai dan irigasi. Sedangkan pengaruhnya

terhadap aspek sosial ekonomi secara langsung adalah meningkatnya kegiatan perekonomian

yang memanfaatkan sumber daya air untuk pertanian dan perikanan.

4. Rencana Pembangunan Rel Kereta Api Rancaekek - Jatinangor - Tanjungsari - Kertajati - Kadipaten - Cirebon

Komitmen Pemerintah Pusat dan Provinsi dalam membangun perekonomian yang

kuat di daerah-daerah, dibuktikan dengan banyaknya rencana pembangunan infrastruktur

transportasi di daerah. Salah satunya dengan adanya rencana pembangunan rel kereta api yang

melintasi wilayah Kabupaten Majalengka.

Dalam rangka mendukung rencana sistem transportasi Kabupaten Majalengka seiring

dengan akan hadirnya bandara internasional Jawa Barat, maka pembangunan jaringan kereta

api akan mengisi dan melengkapi kebutuhan sistem transportasi di Kabupaten Majalengka.

Berfungsinya kembali jaringan kereta api di Kabupaten Majalengka diharapkan akan

memudahkan proses pergerakan barang dan jasa sehingga meningkatkan efektivitas dan

efisiensi produksi yang dapat meningkatkan perekonomian Kabupaten Majalengka. Rencana

pembangunan jaringan kereta api baru (Bandung-Cirebon) dengan jalur Rancaekek-Jatinangor-

Tanjungsari-Kertajati- Kadipaten-Cirebon akan mendukung keberadaan Bandara Internasional

Jawa Barat yang ada di Kabupaten Majalengka.

Keberadaan jaringan kereta api dan pelayanannya akan melengkapi pelayanan terhadap

penumpang, terutama untuk mempermudah akses menuju Bandara Internasional Jawa Barat

serta sebagai alternatif saranatransportasi regional yang menghubungkan Majalengka –

Cirebon, Majalengka – Bandung, Indramayu – Majalengka – Sumedang – Bandung.

Majalengka – Sumedang – Bandung. Pembangunan Infrastruktur transportasi Kereta Api yang

melintasi kawasan Kabupaten Majalengka diharapkan dapat memacu kegiatan perekonomian

terutama dalam hal distribusi hasil-hasil produksi dan mobilitas penduduk yang ada di

Kabupaten Majalengka.

2.4.3. Isu Strategis Pembangunan Kabupaten Majalengka

Isu strategis pembangunan Kabupaten Majalengka merupakan permasalahan yang

berkaitan engan fenomena atau belum dapat diselesaikan pada periode lima tahun sebelumnya

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 13

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

dan memiliki dampak jangka panjang bagi berkelanjutan pelaksanaan pembangunan, sehingga

perlu diatasi secara bertahap. Memperhatikan Isu strategis nasional, regional dan

permasalahan-permasalahan yang masih dihadapi oleh Kabuaten Majalengka, adapaun isu

strategis pembangunan Kabupaten Majalengka adalah sebagai berikut :

1. Perwujudan Pendidikan gratis dalam rangka penuntasan pendidikan dua belas tahun

(Pendidikan Universal).

Kebijakan otonomi satuan pendidikan dilandasi bahwa sekolah sebagai lembaga

profesional yang bertanggung jawab terhadap klien yang diwakili oleh komite sekolah dan

dewan pendidikan. Fungsi pemerintah adalah fasilitator untuk mendorong sekolah agar

berkembang menjadi lembaga otonomi yang profesional sehingga mutu pelayanan

pendidikan memberikan kepuasan terhadap masyarakat.

2. Peningkatan Tatakelola Pemerintahan yang baik (good governance).

Merupakan suatu kebutuhan dan harapan dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi yaitu

terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan

nepotisme dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP); terwujudnya peningkatan

kualitas pelayanan publik kepada masyarakat dengan predikat Sangat Baik; Meningkatnya

kapasitas dan akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Majalengka minimal

memperolah katagori “CC”.

3. Penguatan keahlian dan alih profesi ketenagakerjaan di sekitar wilayah BIJB dan kawasan

industri;

4. Relokasi dan pengembangan sarana kesehatan pelayanan dasar (Puskesmas Sukamulya) di

sekitar kawasan BIJB dan revitalisasi Puskesmas di sekitar kawasan industri yang akan

dikembangkan sebagai Puskesmas modern;

5. Pengembangan RSUD Cideres menjadi pusat rujukan dengan keunggulan trauma center dan

peningkatan menjadi kelas B;

6. Pengembangan RSUD Majalengka yang memiliki keunggulan dalam pelayanan

KIA/obstretri-ginekologi dan pelayanan pengobatan penyakit infeksi;

7. Tingginya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian;

8. Ketahanan pangan;

9. Penanggulangan bencana dan antisipasi perubahan iklim;

10. Pembentukan Lahan sawah berkelanjutan;

11. Pengelolaan kawasan lindung dalam rangka mendukung Jawa Barat Green provice;

12. Tingginya harga pakan ikan dan pakan ternak;

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 14

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

13. Bioteknologi pertanian;

14. Pembangunan waduk kadu malik dan pasir kuda;

15. Pembangunan kawasan Agropolitan/Minapolitan dan Agroforesty;

16. Konflik penggunaan lahan untuk perkebunan, peternakan dan kehutanan;

17. Peningkatan produktivitas, kualitas dan kontinuitas produk peternakan yang aman, sehat,

utuh dan halal;

18. Perbaikan iklim usaha, investasi dan peningkatan akses permodalan bagi produk

pertanian, perkebunan dan peternakan;

19. Pengendalian pemulihan lahan kritis serta pemberdayaan masyarakat sekitar hutan.

3. Struktur Perekonomian Kabupaten Majalengka

Karakteristik suatu wilayah baik dari sisi demografis, maupun urban dan rural,

akan menentukan beragamnya kegiatan perekonomian wilayah tersebut, sehingga itu

dapat memberikan warna pada struktur perekonomian suatu wilayah. Hal ini juga

karena dipengaruhi oleh potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia

(SDM) yang tersedia. Sistem ekonomi yang terbentuk pada suatu wilayah dapat

memberikan gambaran bagaimana struktur perekonomian di wilayah tersebut. Salah satu

indikator yang sering digunakan untuk menggambarkan struktur ekonomi suatu wilayah

adalah distribusi persentase PDRB menurut lapangan usaha.

Kontribusi sektor PDRB menurut lapangan usaha menunjukkan peranan

masing-masing kategori dalam sumbangannya terhadap PDRB secara keseluruhan.

Semakin besar persentase suatu kategori lapangan usaha, semakin besar pula pengaruh

kategori lapangan usaha tersebut di dalam perkembangan ekonomi suatu daerah.

Kontribusi sektor PDRB juga dapat memperlihatkan kontribusi nilai tambah setiap

kategori lapangan usaha dalam pembentukan PDRB, sehingga akan tampak

kelompok lapangan usaha yang menjadi motor penggerak pertumbuhan (lapangan usaha

andalan) di wilayah yang bersangkutan. Semakin besar peranan suatu kategori lapangan

usaha dalam perekonomian, dapat dikatakan bahwa lapangan usaha tersebut sebagai

engine growth atau mesin pertumbuhan ekonomi daerah.

Struktur perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari kontribusi sektor

PDRB kelompok lapangan usaha yang terdiri dari kelompok lapangan usaha primer,

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 15

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

kelompok lapangan usaha sekunder dan kelompok lapangan usaha tersier. Kelompok

lapangan usaha primer terdiri dari lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan;

serta Pertambangan dan Penggalian.

Kelompok lapangan usaha sekunder terdiri dari lapangan usaha Industri

Pengolahan; Pengadaan Listrik, Gas; Pengadaan Air; Konstruksi. Kemudian kelompok

lapangan usaha tersier terdiri dari lapangan usaha Perdagangan Besar dan Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor; Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum; Informasi dan Komunikasi; Jasa Keuangan; Real Estate; Jasa Perusahaan;

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Jasa Pendidikan, Jasa

Kesehatan dan Kegiatan Sosial dan Jasa Lainnya.

Selama periode 2014-2015, struktur lapangan usaha sebagian masyarakat

Kabupaten Majalengka telah bergeser dari kelompok lapangan usaha sekunder ke

kelompok lapangan usaha tersier yang terlihat dari besarnya kenaikan peranan masing-

masing kelompok lapangan usaha ini terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Majalengka.

Pada tahun 2015, kelompok lapangan usaha tersier memberikan sumbangan sebesar 45,82

persen yang mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 45,25 persen

dan kelompok lapangan usaha sekunder memberikan sumbangan sebesar 25,70 persen yang

mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2014 sebesar 25,16 persen. Sedangkan kelompok

lapangan usaha primer sebesar 28,48 persen mengalami penurunan dibandingkan dengan

tahun 2014 yang menyumbang sebesar 29,57 persen. Peningkatan kontribusi kelompok

lapangan usaha tersier utamanya terjadi pada peranan lapangan usaha perdagangan besar

dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang mengalami peningkatan dibanding

tahun sebelumnya akibat dari bertambahnya jumlah pedagang besar maupun eceran serta

kendaraan bermotor baru di Kabupaten Majalengka.

Tabel 1.1. Perkembangan Kontribusi Sektor PDRB

Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2015 (dalam persen) (Atas Dasar Harga berlaku)

No. S e k t o r Tahun

2014 2015

Kelompok Primer

29,57 28,48

1 PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN

27,20 26,65

2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2,37 1,83

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 16

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

No. S e k t o r Tahun

2014 2015

Kelompok Sekunder

25,16 25,70

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 13,85 13,26

4 PENGADAAN LISTRIK DAN GAS 0,06 0,12

5 PENGADAAN AIR, PENGOLAHAN SAMPAH, DAN DAUR ULANG

0,05 0,05

6 KONSTRUKSI 11,20 12,27

Kelompok Tersier

45,25 45,82

7 PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR

17,28 17,34

8 TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN 3,78 4,31

9 PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM 3,06 3,38

10 INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2,87 2,82

11 JASA KEUANGAN DAN ASURANSI 2,70 3,01

12 REAL ESTATE 1,24 1,17

13 JASA PERUSAHAAN 0,33 0,34

14 ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB

3,98 4,00

15 JASA PENDIDIKAN 6,61 5,82

16 JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL 0,93 1,00

17 JASA LAINNYA 2,47 2,63

Jumlah 100,00 100,00

Sumber : Buku LKPJ Kabupaten Majalengka Tahun 2015

Untuk menggambarkan kesejahteraan masyarakat diperlukan data yang spesifik. Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu data statistik yang digunakan dalam

sistem evaluasi dan perencanaan ekonomi makro suatu wilayah.

PDRB Kabupaten Majalengka tahun 2015 atas dasar harga konstan adalah Rp.

16.534.936,05 juta meningkat dari tahun 2014 sebesar Rp15.745.285,70 juta. Sedangkan

PDRB Kabupaten Majalengka tahun 2015 atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 21.309.298,60

juta juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014 yaitu sebesar Rp. 19.203.738,60

juta. Kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Majalengka masih didominasi oleh sektor

pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa, sumber mata pencaharian utama masyarakat

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 17

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

Kabupaten Majalengka adalah di sektor pertanian. Tahun 2015 kontribusi sektor pertanian

terhadap PDRB sebesar 26,65 persen, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 sebesar

27,20 persen, hal ini menunjukan bahwa mulai terjadi pergeseran dari sektor primer ke sektor

sekunder.

Tabel 1.2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2015 (Juta Rupiah) (Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010)

No. S e k t o r Tahun

2014 2015

Kelompok Primer

1 PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN

3.950.747,00 3.976.617,23

2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 408.620,70 413.227,45

Kelompok Sekunder

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 2.132.092,90 2.257.612,69

4 PENGADAAN LISTRIK DAN GAS 12.976,90 13.244,15

5 PENGADAAN AIR, PENGOLAHAN SAMPAH, DAN DAUR ULANG

8.849,60 9.278,07

6 KONSTRUKSI 1.889.997,10 2.039.149,78

Kelompok Tersier

7 PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR

2.867.079,90 3.031.583,72

8 TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN 592.861,70 615.849,94

9 PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM 527.380,20 562.162,24

10 INFORMASI DAN KOMUNIKASI 557.122,00 634.294,39

11 JASA KEUANGAN DAN ASURANSI 456.848,90 474.540,43

12 REAL ESTATE 212.425,90 224.006,02

13 JASA PERUSAHAAN 55.699,60 58.426,13

14 ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB

577.107,80 578.371,23

15 JASA PENDIDIKAN 898.811,20 990.396,94

16 JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL 158.085,80 178.946,63

17 JASA LAINNYA 438.578,50 477.229,01

Jumlah 15.745.285,70 16.534.936,05

Sumber : Buku LKPJ Kabupaten Majalengka Tahun 2015

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 18

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

Tabel 1.3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2015 (Juta Rupiah) (Atas Dasar Harga Berlaku)

No. S e k t o r Tahun

2014 2015

Kelompok Primer

1 PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN

5.224.373,90 5.678.988,95

2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 455.350,00 390.036,12

Kelompok Sekunder

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 2.660.579,90 2.825.632,72

4 PENGADAAN LISTRIK DAN GAS 11.719,00 25.483,57

5 PENGADAAN AIR, PENGOLAHAN SAMPAH, DAN DAUR ULANG

9.838,10 11.133,68

6 KONSTRUKSI 2.151.628,30 2.614.907,28

Kelompok Tersier

7 PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR

3.318.994,10 3.695.076,12

8 TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN 725.688,70 918.937,26

9 PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM 587.128,70 719.220,32

10 INFORMASI DAN KOMUNIKASI 551.713,40 601.428,62

11 JASA KEUANGAN DAN ASURANSI 518.148,60 640.597,43

12 REAL ESTATE 238.490,40 249.902,67

13 JASA PERUSAHAAN 63.313,50 71.936,43

14 ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB

763.486,50 853.300,40

15 JASA PENDIDIKAN 1.269.636,30 1.239.370,88

16 JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL 178.479,80 213.808,98

17 JASA LAINNYA 475.169,40 559.537,17

Jumlah 19.203.738,60 21.309.298,60

Sumber : Buku LKPJ Kabupaten Majalengka Tahun 2015

Laju Pertumbuhan Ekonomi atau sering dikenal dengan istilah LPE, adalah salah satu

ukuran atau indikator makro ekonomi yang bisa menggambarkan perkembangan atau

tingkat kinerja ekonomi suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator makro

yang sering digunakan sebagai salah satu alat strategi kebijakan bidang ekonomi untuk evaluasi

pembangunan.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 19

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

Perekonomian suatu daerah dikatakan mengalami pertumbuhan bila terdapat

peningkatan nilai tambah dari hasil produksi barang dan jasa pada periode tertentu.

Pertumbuhan ekonomi daerah tercermin melalui pertumbuhan angka PDRB yang dipengaruhi

oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal dapat berupa

tabungan domestik, tenaga kerja, teknologi, dan sebagainya; sedangkan faktor eksternal dapat

disebabkan ekspor dan impor yang yang terjadi.

Perekonomian Kabupaten Majalengka pada tahun 2015 mengalami percepatan

dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten

Majalengka tahun 2015 mencapai 5,02 persen, sedangkan tahun 2014 sebesar 4,11 persen.

Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan usaha informasi dan

komunikasi sebesar 13,85 persen, sedangka pertumbuhan terendah terjadi pada lapangan

usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 0,22 persen,

pada tahun 2014 mengalami pertumbuhan negatif (-2,89 persen). Pada tahun 2015

petumbuhan lebih baik karena tidak ada lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan negatif.

Jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat sebesar 5,03 persen,

Kabupaten Majalengka masih sedikit berada dibawah.

Tabel 1.4. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2015 (dalam persen) (Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010)

No. S e k t o r Tahun

2014 2015

Kelompok Primer

1 PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN

0,87 0,65

2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN -15,05 1,13

Kelompok Sekunder

3 INDUSTRI PENGOLAHAN 8,59 5,89

4 PENGADAAN LISTRIK DAN GAS 4,93 2,06

5 PENGADAAN AIR, PENGOLAHAN SAMPAH, DAN DAUR ULANG

4,84 4,84

6 KONSTRUKSI 8,69 7,89

Kelompok Tersier

7 PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR

6,57 5,74

8 TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN 3,28 3,88

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 20

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

No. S e k t o r Tahun

2014 2015

9 PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM 6,50 6,60

10 INFORMASI DAN KOMUNIKASI 13,58 13,85

11 JASA KEUANGAN DAN ASURANSI 1,73 3,87

12 REAL ESTATE 5,13 5,45

13 JASA PERUSAHAAN 4,90 4,90

14 ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB

-2,89 0,22

15 JASA PENDIDIKAN 11,90 10,19

16 JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL 15,28 13,20

17 JASA LAINNYA 8,81 8,81

LPE 4,11 5,02

Jumlah 100,00 100,00

Sumber : Buku LKPJ Kabupaten Majalengka Tahun 2015

4. Gambaran Umum Demografis Kabupaten Majalengka

Jumlah Penduduk Kabupaten Majalengka sampai dengan akhir tahun 2015

mencapai 1.250.180 jiwa, yang terdiri atas laki-laki 632.319 jiwa dan perempuan 617.861

jiwa. Tingkat kepadatan penduduk selama 5 tahun terakhir tidak mengalami perubahan

yang nyata, pada tahun 2015 mencapai 1.038 jiwa per kilometer persegi. Untuk lebih

jelasnya perkembangan penduduk dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 1.5. Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan Penduduk

Kabupaten Majalengka Tahun 2013-2015

Penduduk Tahun

2013 2014 2015

Jumlah (Jiwa) 1.236.387 1.239.625

1.250.180

Laki-laki (Jiwa) 629.953 630.228

632.319

Perempuan (Jiwa) 606.434 609.397

617.861

Laju Pertumbuhan Penduduk (Persen)

0,4 0,26 0,85

Kepadatan per km2 1.027 1.029 1.038

Sumber: Database SIAK Konsolidasi

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 21

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

Penduduk berdasarkan struktur usia didominasi oleh usia 15-44 tahun yaitu

sebesar 47,81 persen, hal ini menunjukkan potensi usia produktif di Kabupaten

Majalengka cukup besar.

Tabel 1.6. Persentase Penduduk Kabupaten Majalengka

Berdasarkan Struktur UsiaTahun 2013-2015

No. Usia Penduduk (Tahun) Tahun (%)

2013 2014 2015

1. 0 –4 4,22 7,02 6,64

2. 5 – 14 13,34 16,37 16,50

3. 15 – 44 52,40 48,82 47,81

4. 45 – 64 22,82 21,38 21,96

5. > 65 7,23 6,42 7,09

Sumber: Database SIAK Konsolidasi

Struktur mata pencaharian pada tahun 2015 tidak banyak mengalami

perubahan dibanding pada tahun 2014. Pada tahun 2015 sumber mata pencaharian

penduduk Kabupaten Majalengka sebagian besar masih bergerak di sektor pertanian 38,08

persen, sektor perdagangan 24,23 persen, sektor industri pengolahan 11,71 persen, dan

jasa lainnya14,91 persen.

Selanjutnya, gambaran penduduk Majalengka berdasarkan jenis pekerjaan,

dapat ditunjukkan dari sebaran penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha, seperti

pada Tabel berikut ini.

Tabel 1.7. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Kabupaten Majalengka

Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013-2015

No. Lapangan Usaha Tahun (%)

2013 2014 2015

1. Pertanian 34,40 32,84 38,08

2. Pertambangan dan Penggalian 0,81 0,28 1,46

3. Industri Pengolahan 15,16 12,09 11,71

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 22

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

No. Lapangan Usaha Tahun (%)

2013 2014 2015

4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,21 0,20 0,40

5. Konstruksi 5,79 9,89 6,63

6. Perdagangan 25,01 21,03 24,23

7. Angkutan dan Komunikasi 4,91 2,16 1,98

8. Keuangan 0,58 1,64 0,61

9. Jasa-jasa Lainnya 13,13 19,87 14,91

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka, Tahun 2016

Berdasarkan latar belakang pendidikan, penduduk Kabupaten Majalengka

sebagian besar berpendidikan SD (48,25 persen), kemudian SLTP (19,35 persen), SLTA

(9,67persen), D1/D3 (0,96 persen) dan universitas (2,68 persen).

Penduduk Kabupaten Majalengka berdasarkan tingkat pendidikan yang

ditamatkan tahun 2013-2015 dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 1.8. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas Kabupaten Majalengka

Menurut Ijazah Tertinggi yang Dimiliki Tahun 2013-2015

Jenjang Pendidikan Tahun (%)

2013 2014 2015

Tidak/Belum Punya Ijazah SD 22,51 28,06 28,10

SD 47,67 44,42 43,87

SLTP 15,96 14,74 14,90

SLTA 10,94 10,03 10,32

D I/ D3 1,14 1,04 1,00

S1 1,66 1,62 1,72

S2 0,09 0,09 0,09

S3 0,01 0,01 0,01

Sumber: Database SIAK Konsolidasi

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 23

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

B. Dasar Hukum

asar hukum penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Kabupaten Majalengka Tahun 2015, sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5587);

3. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 4438);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4578);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 4817);

7. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 80);

8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53

Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata

Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 1842);

D

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 24

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

10. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 12 Tahun 2008 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2005-

2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2008 Nomor 12);

11. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2014-

2018 (Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2014 Nomor 1);

12. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pembentukan

Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka (Lembaran Daerah Kabupaten

Majalengka Tahun 2009 Nomor 10);

13. Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2011 tentang Perubahan Peraturan Daerah Nomor 10

tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka

(Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2011 Nomor 8);

14. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 6 Tahun 2014 tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Majalengka Tahun Anggaran 2015

(Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2014 Nomor 6);

15. Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2015

(Lembaran Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2015 Nomor 4);

16. Peraturan Bupati Majalengka Nomor 4 Tahun 2014 tentang Rencana Kerja

Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Majalengka Tahun 2015 (Berita Daerah

Kabupaten Majalengka Tahun 2014 Nomor 4);

17. Peraturan Bupati Majalengka Nomor 10 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan

Bupati Nomor 4 tahun 2014 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

Kabupaten Majalengka Tahun 2014 (Berita Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2015

Nomor 10);

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 25

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

18. Peraturan Bupati Majalengka Nomor 15 Tahun 2014 tentang Penjabaran Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Majalengka Tahun Anggaran 2015 (Berita

Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2014 Nomor 15);

19. Peraturan Bupati Majalengka Nomor 20 Tahun 2014 tentang Indikator Kinerja Utama

Kabupaten Majalengka Tahun 2014-2018 (Berita Daerah Kabupaten Majalengka Tahun

2014 Nomor 21);

20. Peraturan Bupati Majalengka Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penjabaran Perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Majalengka Tahun Anggaran

2015 (Berita Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2015 Nomor 21).

21. Peraturan Bupati Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati

Majalengka Nomor 21 Tahun 2015 tentang tentang Penjabaran Perubahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Majalengka Tahun Anggaran 2015.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 26

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

C. Sistematika Penyusunan

enyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Majalengka Tahun

2015 mengikuti alur pikir sebagai berikut :

Gambar 1.1. Alur Pikir Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja

P

RPJMD 2014-2018 KAB. MAJALENGKA

RENSTRA 2014-2018

SATKER

RKPD 2015 KAB. MAJALENGKA

RENCANA KINERJA 2015 SATKER

ARAH KEBIJAKAN UMUM, STRATEGI & PRIORITAS

R A P B D 2015

A P B D 2015

R K A 2015

D P A 2015

LAKIP 2015 KABUPATEN MAJALENGKA

LAKIP 2015 SATUAN KERJA

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 27

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

Adapun sistematika penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten

Majalengka tahun 2015 adalah :

IKHTISAR EKSEKUTIF

Berisi tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD Tahun 2014-2018 dan

sejauhmana Pemerintah Kabupaten Majalengka mencapai tujuan dan sasaran strategisnya

dalam rangka mencapai visi dan misi, kendala-kendala yang dihadapi, serta langkah-langkah

dalam mengatasi kendala-kendala dan langkah-langkah antisipatif untuk menanggulangi

kendala yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.

BAB. I PENDAHULUAN

Berisi uraian tentang gambaran umum dan struktur organisasi Pemerintah Kabupaten

Majalengka, isu-isu strategis pembangunan, struktur ekonomi Kabupaten Majalengka;

gambaran umum demografis Kabupaten Majalengka; dasar hukum; dan sistematika penulisan.

BAB. II PERENCANAAN KINERJA

Berisi gambaran singkat mengenai : Rencana strategis menguraikan secara singkat visi,

misi, tujuan, sasaran, dan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 menguraikan sasaran strategis,

indikator kinerja, dan target yang akan dicapai.

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

Bab ini menyajikan uraian mengenai Capaian Kinerja Organisasi, dan Realisasi

Anggaran untuk mencapai tingkat kinerja organisasi.

BAB. IV PENUTUP

Berisi tinjauan secara umum tentang keberhasilan/kegagalan, permasalahan dan

kendala utama yang berkaitan dengan kinerja Pemerintah Kabupaten Majalengka, dan strategi

pemecahan masalah yang akan dilaksanakan di tahun yang akan datang.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambaran Singkat ...bappelitbangda.majalengkakab.go.id/web/images/lakip/2015/05bab1lakip2015.pdfb. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Cirebon

Pendahuluan I - 28

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015

LAMPIRAN

Lampiran 1 Perjanjian Kinerja Tahun 2015;

Lampiran 2 Recana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2015;

Lampiran 3 Pengukuran Kinerja (PK) Tahun 2015;

Lampiran 4 Perbandingan Kinerja Tahun 2015 dan Tahun 2014;

Lampiran 5 Perbandingan Kinerja Tahun 2015 dan Tahun 2018 (Akhir Periode RPJMD).