BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512052_bab1.pdf ·...

18

Click here to load reader

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512052_bab1.pdf ·...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512052_bab1.pdf · Dampak dari pergantian ... “Sentralisme Kekuasaan Pemerintahan Herman Willem Daendels

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Batavia, dalam perjalanannya disebut dengan Jacatra, Jayakarta, dan

Jakarta, adalah sebuah wilayah yang berada di bagian barat Pulau Jawa. Kota

Batavia dibelah Sungai Ciliwung sehingga menjadi dua bagian kota yang hampir

sama luasnya atau yang biasa disebut oleh orang Belanda sebagai Grote Rivier.1

Julukan The Queen of The East2 juga sempat tersemat pada kota tersebut ketika

pertama kali dibangun.

Sebagai salah satu kota jajahan, pembentukan kota Batavia tidak lepas dari

peran para pedagang Eropa yang berambisi besar menguasai perdagangan di bumi

belahan tenggara. Tidak hanya Belanda, Batavia yang sebelumnya disebut Sunda

Kalapa juga diperebutkan oleh Spanyol, Portugis, dan juga Inggris. Melalui

pertarungan sengit di abad XVII, Sunda Kalapa akhirnya jatuh ke tangan

perhimpunan dagang Belanda yang disebut VOC (Vereenigde Oost-Indie

Company) atau Perusahaan Dagang Hindia-Timur. VOC merupakan perusahaan

khusus yang dijalankan oleh sebuah dewan direktur yang disebut sebagai Heeren

1 Leonard Blusse, Persekutuan Aneh: Pemukim Cina, Wanita Peranakan,

dan Belanda di Batavia VOC (Jakarta: Pustazet Perkasa, 1988), hlm. 4. 2 Julukan The Queen of The East disematkan pada Batavia saat J.P. Coen

membangun kota tersebut. Disebut begitu karena Batavia dinilai sangat indah dan

menjadi tempat tinggal idaman di timur jauh.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512052_bab1.pdf · Dampak dari pergantian ... “Sentralisme Kekuasaan Pemerintahan Herman Willem Daendels

2

XVII3. Perusahaan ini dibentuk pada 1602 untuk tujuan nasional dan para

direkturnya bertanggung jawab kepada Parlemen Belanda.4

Kehadiran bangsa Belanda sebagai penguasa di Pulau Jawa menyebabkan

pertemuan dua kebudayaan, yakni budaya Barat dan Timur. Akibat percampuran

kebudayaan tersebut, kebudayaan pribumi diperkaya dengan kebudayaan Barat.

Masyarakat kolonial di Hindia Belanda mengalami modernisasi karena

masyarakatnya tumbuh sejalan dengan perkembangan sistem produksi dan

teknologi. Campuran dari budaya tradisional para pribumi dan budaya modern

bangsa Eropa melahirkan sebuah budaya baru yang disebut budaya Indis. Budaya

Indis merupakan suatu proses perkembangan sosial yang muncul dan tumbuh dari

beberapa lapisan masyarakat di Hindia Belanda.5

Hingga akhir abad XVIII, Batavia secara khusus dikuasai oleh VOC.

Perusahaan dagang tersebut kemudian mengalami kebangkrutan memasuki awal

abad XIX. Kekuasaan Batavia kemudian diambil alih oleh pemerintahan Belanda

dan kota-kota lain yang sempat dikuasai VOC tergabung dalam daerah kekuasaan

baru yang dinamai Hindia Belanda. Namun kerajaan Belanda sempat diduduki

oleh Napoleon Bonaparte pada awal abad XIX. Dampak dari pergantian

3 Heeren XVII merupakan badan pengurus VOC, terdiri dari para

pemegang saham berjumlah 17 orang yang menyusun kebijakan umum,

memutuskan besarnya biaya pelayaran ke Asia, menentukan jumlah kapal yang

harus dibangun dan besarnya dividen serta syarat-syarat pelelangan. Heeren XVII

juga menentukan Gubernur-Jenderal, Direktur Jenderal, serta para anggota Dewan

Hindia (Raad van Indie) untuk pemerintahan tertinggi Belanda di Asia (Hoge

Regeering). Lihat Jean Gelman Taylor, Kehidupan Sosial di Batavia, (Depok:

Masup Jakarta, 2009), hlm. 3. 4 Susan Blackburn, Jakarta Sejarah 400 Tahun, (Depok: Masup Jakarta,

2012) hlm. 9. 5 Djoko Soekiman, Kebudayaan Indis Dari Zaman Kompeni Sampai

Revolusi, (Depok: Komunitas Bambu, 2014), hlm. 19.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512052_bab1.pdf · Dampak dari pergantian ... “Sentralisme Kekuasaan Pemerintahan Herman Willem Daendels

3

kekuasaan ini, Napoleon mengutus Marsekal Daendels untuk menjadi Gubernur

Jenderal Hindia Belanda yang baru pada tahun 1808. Di bawah pemerintahannya,

Daendels merombak tata kota Batavia yang sudah bertahan lebih dari dua abad

dan membangun pemukiman baru yang lebih layak dan sehat di luar kota benteng.

Daerah baru tersebut dinamakan Weltevreden, yang berarti ‘benar-benar puas’.6

Di atas lahan Weltevreden inilah Daendels membangun berbagai sarana baru.

Mulai dari pembangunan kastil hingga gedung societeit7. Bangunan-bangunan

lainnya juga ikut dibangun untuk kehidupan masyarakat kolonial yang lebih baik.

Daendels juga dibebankan tugas untuk membangun pertahanan di Pulau Jawa.

Pertahanan ini tidak lain adalah sebuah tindakan antisipasi terhadap serangan

pasukan Inggris.8 Weltevreden menjadi tempat yang ideal untuk menata kembali

kota Batavia Lama yang sebelumnya mengalami kemunduran. Julukan Ratu dari

Timur yang sempat merujuk kepada Batavia Lama kemudian teralih ke

Weltevreden.9

6 Susan Blackburn, op.cit., hlm. 59. 7 Perkumpulan orang-orang elite pada jaman kolonial Belanda. Gedung

seperti ini merupakan gedung yang bergengsi pada jamannya, karena sering

dikunjungi oleh golongan ‘cabang atas’ dari masyarakat kolonial Belanda. Di

dalam gedung tersebut terdapat ruang santai, perpustakaan , meja bilyard, serta

fasilitas untuk rekreasi lainnya. Pada jaman Belanda hampir setiap kota terdapat

gedung yang bergengsi ini. Lihat Handinoto, “Daendels Dan Perkembangan

Arsitektur Di Hindia Belanda Abad 19”, Dimensi, Vol. 36, nomor 1, Juli 2008,

hlm. 8. 8 Retno Galih, “Pasar Gambir 1906-1942: Arena Ekonomi dan Rekreasi

Masyarakat Kota Batavia”, Skripsi Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni

Rupa UNS, 2015, hlm. 23. 9 Mega Destriyana, “Batavia Baru di Weltevreden: Suatu Kajian Historis

Pemindahan Pusat Kota pada Abad ke-19”, Skripsi Departemen Pendidikan

Sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial UPI, 2015, hlm. 4.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512052_bab1.pdf · Dampak dari pergantian ... “Sentralisme Kekuasaan Pemerintahan Herman Willem Daendels

4

Pembangunan kota baru di Weltevreden diteruskan oleh Thomas Stanford

Raffles yang menjadi Gubernur-Jenderal tahun 1811-1816. Dalam periode

kekuasaannya, Raffles menitikberatkan perubahan kehidupan masyarakat kolonial

yang telah berubah dan berbeda dengan kehidupan normal mereka di daratan

Eropa. Raffles berusaha untuk mengembalikan tradisi original masyarakat Eropa

di Batavia dengan mengaktifkan kembali Lembaga Kesenian dan Pengetahuan

Batavia (Het Bataviaasche Genootschap van Kunsten en Wetenschappen10) yang

didirikan sejak tahun 1776. Beliau juga melanjutkan pembangunan gedung

Societeit Harmonie dan membangun museum serta perpustakaan di dalam gedung

societeit tersebut.11

Societeit Harmonie, yang dibentuk pada tahun 1776 pada masa

pemerintahan Reinier De Klerk, menjadi salah satu komunitas tertua yang ada di

Asia. Komunitas ini bertahan hingga awal kemerdekaan Republik Indonesia.

Societeit Harmonie menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat kolonial

dan menjadi suatu gaya hidup. Keanggotan yang khusus dinilai eksklusif karena

tidak sembarang orang diakui sebagai bagian dari komunitas tersebut. Gedung

baru yang dibangun Daendels dan Raffles membuat komunitas tersebut menjadi

semakin tersohor dan ramai dikunjungi sepanjang abad XIX. Adapun pentingnya

membahas Harmonie sebagai salah satu tempat hiburan para borjuis masyarakat

kolonial pada zaman tersebut adalah bagaimana Societeit Harmonie menyediakan

10 Het Bataviaasche Genootschap van Kunsten en Wetenschappen kini

menjadi Museum Nasional atau Museum Gajah. 11 Djoko Marihandono, “Sentralisme Kekuasaan Pemerintahan Herman

Willem Daendels di Jawa 1808-1811: Penerapan Instruksi Napoleon Bonaparte”,

Disertasi Program Studi Ilmu Sejarah Program Pascasarjana Fakultas Ilmu

Pengetahuan Budaya UI, hlm. 43.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512052_bab1.pdf · Dampak dari pergantian ... “Sentralisme Kekuasaan Pemerintahan Herman Willem Daendels

5

tempat bagi masyarakat Eropa di Hindia Belanda untuk tetap menjalankan

aktivitas yang biasa mereka lakukan di Eropa, meski banyak dari masyarakat

Eropa tersebut tidak lahir di Eropa melainkan di Hindia. Selain itu, masih

minimnya tulisan yang membahas tentang Societeit Harmonie, yang gedungnya

kini telah lenyap dan hanya menyisakan nama yang masih disebut oleh warga

Jakarta hingga saat ini, menjadi faktor pendukung kemudian mendorong

munculnya penelitian yang berjudul Societeit de Harmonie: Pusat Hiburan Kaum

Elit Belanda di Batavia Abad XIX.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan pembatasan masalah, maka

dirumuskan pokok permasalahan dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Faktor pendorong apa yang menjadi pemicu dipindahnya Societeit de

Harmonie ke Weltevreden?

2. Bagaimana manajemen Societeit de Harmonie di Weltevreden?

3. Apa saja aktivitas yang diselenggarakan di Societeit de Harmonie pada

abad XIX?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari latar belakang dan permasalahan yang diungkapkan,

maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512052_bab1.pdf · Dampak dari pergantian ... “Sentralisme Kekuasaan Pemerintahan Herman Willem Daendels

6

1. Untuk mengetahui faktor apa yang menjadi pemicu dipindahnya Societeit de

Harmonie ke Weltevreden.

2. Untuk mengetahui bagaimana manajemen Societeit de Harmonie di

Weltevreden.

3. Untuk mengetahui aktivitas yang berlangsung di Societeit de Harmonie pada

abad XIX.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian tentang Societeit de Harmonie ini diharpakan memiliki manfaat

sebagai berikut:

1. Diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam upaya

pengembangan Ilmu Sejarah, khususnya dalam bidang historiografi

sejarah Indonesia.

2. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran yang

kemudian dijadikan acuan bagi pemerintah maupun masyarakat untuk

tetap melestarikan bangunan tua baik yang telah ditetapkan sebagai

cagar budaya maupun yang belum atau sedang akan ditetapkan sebagai

cagar budaya.

3. Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca

karya ini terutama mengenai kehidupan masyarakat Eropa pada abad

XIX serta menjadi bahan informasi bagi peneliti yang tertarik pada

masalah serupa untuk meneliti lebih lanjut.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512052_bab1.pdf · Dampak dari pergantian ... “Sentralisme Kekuasaan Pemerintahan Herman Willem Daendels

7

E. Tinjauan Pustaka

Terdapat beberapa studi sebelumnya yang telah membahas mengenai

Societeit de Harmonie dan kehidupan masyarakat Belanda di Batavia pada masa

Kolonial antara lain:

Buku dari Susan Blackburn yang berjudul Jakarta Sejarah 400 Tahun

(2011) yang banyak mengulas mengenai Kota Jakarta dari masa ke masa termasuk

keadaan Kota Jakarta awal abad XX. Pada salah satu bab-nya berisi mengenai tata

kota Batavia dan penduduknya yang tidak sebanyak sekarang namun beraneka

ragam. Dijelaskan pula pindahnya pusat pemerintahan Batavia Lama ke Batavia

Baru. Perpindahan pusat pemerintahan ini kemudian memicu perkembangan di

daerah pedalaman Batavia yang lebih maju dan tertata rapi. Dalam buku ini

dijelaskan bahwa perkembangan kota Batavia terbagi atas beberapa periode.

Perubahan dan perluasan kota Batavia paling signifikan terjadi pada awal abad

XIX. Pada saat pemerintah kerajaan Belanda mengambil alih daerah jajahan yang

sebelumnya dikuasai VOC. Hal ini banyak mempengaruhi keadaan kota serta

masyarakat yang tinggal di dalam kota Batavia. Batavia telah menjadi primadona

di kalangan pelancong dari Benua Eropa sejak bergeser ke wilayah baru, dimana

pada saat itu wilayah Batavia Lama yang menjadi labuhan pertama para pelaut

selama bertahun-tahun dianggap telah mati dan menjadi ‘kota bawah’

(benedenstad).

Buku selanjutnya berjudul Kehidupan Sosial di Batavia (2009) ditulis oleh

Jean Gelman Taylor juga akan dijadikan referensi dalam penulisan skripsi ini.

Buku tersebut menjelaskan bagaimana kehidupan masyarakat Batavia mulai awal

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512052_bab1.pdf · Dampak dari pergantian ... “Sentralisme Kekuasaan Pemerintahan Herman Willem Daendels

8

bangsa Eropa masuk ke Nusantara hingga awal kemerdekaan. Selain itu buku ini

juga menjabarkan bagaimana kebudayaan di Batavia dengan kedatangan orang-

orang Eropa serta bagaimana kebudayaan Belanda menguasai Batavia selama

kurang lebih tiga abad. Beraneka ragamnya masyarakat Batavia beserta ulasan

mengenai keluarga-keluarga pejabat tinggi di Hindia Belanda, serta bagaimana

kebudayaan Barat dan Timur tercampur aduk dalam kehidupan masyarakat

kolonial di Batavia turut menjadi topik utama.

Dalam buku tersebut, dijelaskan bahwa masyarakat Batavia awal

merupakan koloni Belanda yang terdiri dari para kelasi dan prajurit-prajurit.

Mereka membangun peradaban koloni awal dengan membangun benteng, dimana

terdapat banyak fasilitas di dalamnya. Terdapat pula kelompok masyarakat diluar

bangsa Belanda, seperti orang-orang Portugis. Hampir sebagian besar masyarakat

yang mendiami wilayah yang disebut Batavia merupakan laki-laki. Dijelaskan

pula dalam buku ini bahwa para perempuan baru didatangkan ke Batavia sekitar

tahun 1622. Para perempuan yang didatangkan dari Belanda ternyata bukan dari

keluarga baik-baik atau keluarga borjuis, namun merupakan perempuan dari

kelas-kelas rendah. Hal ini menimbulkan polemik, karena ditakutkan bahwa para

perempuan ini nantinya tidak bisa memberikan keturunan yang baik dan berkelas.

Kedatangan imigran perempuan dari Belanda serta maraknya praktek pergundikan

selama dua abad mempengaruhi kondisi sosial masyarakat Batavia. Orang-orang

Belanda yang telah menetap terlalu lama di Batavia dan berbaur dengan pribumi

mulai bertingkah laku layaknya pribumi. Raffles yang datang pada tahun 1811

melihat hal tersebut sebagai hal yang aneh dan terbelakang. Kemudian Raffles

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512052_bab1.pdf · Dampak dari pergantian ... “Sentralisme Kekuasaan Pemerintahan Herman Willem Daendels

9

memulai langkah-langkah untuk meredam tingkah laku aneh masyarakat Eropa

ini. Raffles dan istrinya gencar melakukan sosialisasi dan pesta-pesta demi

mengembalikan dan menjunjung tinggi tradisi Eropa yang mereka nilai lebih

beradab daripada tradisi lokal.

Perilaku aneh dan terbelakang yang disebut Raffles merupakan suatu

perilaku yang kemudian terbentuk menjadi salah satu kebudayaan yang lepas dari

kebudayaan Eropa namun bukan termasuk kebudayaan lokal pribumi.

Kebudayaan tersebut merupakan kebudayaan Indis yang disebut di dalam buku

milik Djoko Soekiman yang berjudul Kebudayaan Indis dan Gaya Hidup

Masyarakat Pendukungnya di Jawa (2000). Buku ini sebagian besar membahas

kebudayaan Indis serta masyarakat Jawa di Hindia Belanda pada abad XVIII

hingga XX. Bagaimana kebudayan Indis pertama kali diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari masyarakat kolonial pada waktu itu dan penjelasan mengenai

kebudayaan Indis dalam keseluruhan, bukan saja mengenai bangunan, namun juga

gaya hidup masyarakatnya.

Dalam buku ini dijelaskan bahwa kebudayaan Indis sudah menjadi suatu

budaya yang tidak bisa dipisahkan begitu saja dari peradaban kolonial di Jawa

khususnya. Peran kepribadian bangsa Jawa ikut menentukan dalam memberi

warna kebudayaan Indis. Unsur-unsur kebudayaan Belanda itu semula dibawa

oleh para pedagang dan pejabat VOC yang kemudian diikuti oleh rohaniwan

Protestan dan Katolik. Selanjutnya kebudayaan Indis menyebar ke bidang

pendidikan, teknologi pertanian, dan transportasi. Penyebaran tersebut tidak lepas

dari peran para cendekiawan. Selain itu kebudayaan tersebut merajai berbagai

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512052_bab1.pdf · Dampak dari pergantian ... “Sentralisme Kekuasaan Pemerintahan Herman Willem Daendels

10

aspek kehidupan lainnya seperti kesenian, bahasa, pakaian, serta makanan.

Kebudayaan Indis menjadi sebuah gaya hidup atau lifestyle (style of civilization)

yang melekat kuat dalam kehidupan koloni bangsa Eropa. Djoko Soekiman

mengungkapkan bahwa style atau stijl (gaya) dapat diartikan sebagai bentuk yang

tetap atau konstan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok, baik dalam unsur,

kualitas, maupun ekspresinya, misalnya dalam hal menulis, berjalan, gerakan

badan, karya seni dan sebagainya.

Buku Batavia Kisah Jakarta Tempo Doeloe (1988) yang disunting oleh

Threes Susilowati juga penulis gunakan dalam penelitian ini. Terdapat sebuah

artikel dalam ini yang membahas tentang Societeit Harmonie secara singkat.

Meskipun artikel tersebut membahas Societeit Harmonie sejak berdiri hingga

runtuh pasca kemerdekaan, penjelasannya hanya bisa dijadikan sebagai gambaran

saja. Berbeda dengan penelitian ini, artikel yang berjudul In Memoriam Societeit

de Harmonie yang disusun oleh Irnawati hanya menggambarkan beberapa

aktivitas yang terjadi di Societeit Harmonie. Penelitian ini berfokus pada peran

Societeit de Harmonie sebagai salah satu bangunan terkemuka yang

mengantarkan masyarakat kolonial Batavia pada sebuah era baru pada masanya,

serta mengulas Societeit de Harmonie berikut organisasi, pengurus, arsitektur,

kegiatan, dan sebagainya.

Selain menggunakan beberapa literatur berbahasa Indonesia, dalam

penelitian ini juga digunakan literature yang berbahasa Belanda yang hingga kini

masih disimpan di Perpustakaan Nasional dan Arsip Nasional RI. Salah satu

literaturnya berjudul De Societeit Harmonie te Weltevreden (1930) yang ditulis

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512052_bab1.pdf · Dampak dari pergantian ... “Sentralisme Kekuasaan Pemerintahan Herman Willem Daendels

11

oleh P.C.Bloyds van Treslong Prins. Buku ini secara khusus membahas Societeit

Harmonie. Pembahasannya meliputi awal pembangunan gedung, biaya-biaya

yang dikeluarkan, serta susunan anggota Dewan Harmonie sekitar tahun 1815.

Kelemahan dari buku ini yaitu pembahasan yang hanya berkisar tentang

pembangunan gedung, hingga peresmian gedung yang dilakukan oleh Raffles.

Buku berbahasa Belanda selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini

adalah De Jonge Jaren Van De Harmonie (1948) yang ditulis oleh F.R.J.

Verhoeven. Dalam buku tersebut dijelaskan secara rinci awal-awal pembangunan

Societeit Harmonie, kebijakan-kebijakan para penguasa seputar Societeit

Harmonie, kendala saat pembangunan, perincian biaya-biaya yang dikeluarkan

pemerintah maupun Dewan Harmonie sendiri, aktivitas-aktivitas yang terjadi di

Harmonie, dan lainnya. Buku ini termasuk buku yang paling lengkap membahas

Societeit Harmonie mengingat selama ini belum ada pembahasan tentang

Harmonie secara mendetail, kebanyakan literatur maupun artikel yang ada hanya

menyinggung sedikit sekali materi tentang Societeit Harmonie. Namun

pembahasan buku ini hanya berlanjut hingga tahun 1848.

Selain buku-buku, referensi juga berasal dari disertasi, skripsi, dan jurnal-

jurnal yang pernah terbit baik di dalam negeri maupun luar negeri. Disertasi yang

penulis gunakan berjudul Sentralisme Kekuasaan Pemerintahan Herman Willem

Daendels di Jawa 1808-1811: Penerapan Instruksi Napoleon Bonaparte (2005)

yang disusun oleh Djoko Marihandono dari Program Studi Ilmu Sejarah Program

Pascasarjana Universitas Indonesia. Disertasi ini membahas masa kekuasaan

Daendels di Hindia Belanda dan perubahan apa saja yang dilakukan Daendels

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512052_bab1.pdf · Dampak dari pergantian ... “Sentralisme Kekuasaan Pemerintahan Herman Willem Daendels

12

pada Batavia khususnya. Disertasi tersebut dijadikan sebagai referensi dalam

penelitian karena terdapat beberapa bab yang khusus membahas tata kota Batavia.

Penelitian ini juga menggunakan skripsi yang berjudul Arsitektur Indis

Dalam Perkembangan Tata Kota Batavia Awal Abad 20 (2010) yang ditulis oleh

Desca Dwi Savolta dari Program Studi Ilmu Sejarah Universitas Sebelas Maret.

Skripsi tersebut digunakan sebagai acuan untuk mempelajari arsitektur yang

berkembang di Batavia. Selain sumber-sumber literatur dan artikel serta skripsi,

penelitian ini juga bersumber pada arsip-arsip terkait mengenai bukti keberadaan

bangunan Societeit Harmonie sendiri.

Kajian Teori masyarakat elite Belanda di Batavia diambil dari beberapa

hasil studi sebelumnya mengenai masyarakat elite, antara lain: Suzanne Keller

dalam bukunya yang berjudul Elit dan Kelompok Penguasa (1984)

mengungkapkan bahwa istilah elit pertama-tama menunjuk kepada suatu

minoritas pribadi-pribadi yang diangkat untuk melayani suatu kolektivitas dengan

cara yang bernilai sosial. Kaum elit sendiri adalah minoritas-minoritas yang

efektif dan bertanggung jawab. Efektif sendiri merujuk lepada pelaksanaan

kegiatan kepentingan dan perhatian kepada orang lain tempat golongan elit ini

memberikan tanggapannya. Golongan elit yang mempunyai arti secara sosial

akhirnya bertanggung jawab untuk merealisasi tujuan-tujuan sosial yang utama

dan untuk kelanjutan tata sosial. Golongan elit menginginkan semacam organisasi

yang berisi aturan-aturan yang tepat serta peranan-peranan yang ditunjang suatu

sistem kepercayaan untuk memenuhi kebutuhan materi dan rohani. Namun

seringkali tanggung jawab ini hanya pada sebagian anggota, terlebih kepada para

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512052_bab1.pdf · Dampak dari pergantian ... “Sentralisme Kekuasaan Pemerintahan Herman Willem Daendels

13

penguasanya, yaitu elit istimewa. Keller menyebut elit penentu sebagai pemeran

utama dalam golongan elit itu sendiri. Alasannya, karena elit penentu merupakan

pusat dari kelompok, yang mempertimbangkan, dimana keputusan-keputusan dan

tindakan-tindakan mereka memiliki dampak dan akibat penting serta menentukan

bagi kebanyakan anggota masyarakat. Elit penentu adalah suatu kristalisasi, suatu

perkembangan lebih lanjut dari kelas-kelas penguasa. Elit penentu ini terdiri dari

para pemimpin politik, ekonomi, militer. Tidak hanya itu, para pemimpin moral,

budaya, dan ilmu pengetahuan juga masuk dalam kategori elit penentu. Elit

penentu menjadi ada sekarang karena adanya kasta-kasta dan klas-klas yang

berkuasa di hari kemarin; mereka tidak terbentuk secara tersendiri atau sui

generis, melainkan bersamaan dengan kelas-kelas sosial lainnya.

W.F. Wertheim dalam Indonesian Society In Transition (1956),

menjelaskan bahwa kelas sosial sedikit berubah sejak memasuki abad XIX. Hal

ini diakibatkan oleh berkembangnya industri Inggris dan berdampak langsung

pada hubungan antara dunia Barat dan Timur. Kepentingan ekonomi menjadi

salah satu faktor pengubah kehidupan sosial pribumi di Jawa. Meningkatnya

permintaan bahan baku produksi industri di dunia Barat mengharuskan para petani

untuk mencari nafkah dengan cara lain, karena mereka tidak lagi dapat bergantung

hanya dari hasil pertanian. Kemudian timbul sebuah kelas pengatur kehidupan

para petani ini, yang disebut golongan elit. Timbulnya golongan elit pada abad

XIX, menurut Wertheim, merupakan dampak langsung dari diterapkannya sistem

baru tersebut. Perubahan sosial ini berdampak serius di negeri koloni, dimana

masyarakat kulit putih menempatkan diri mereka sendiri dalam strata sosial

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512052_bab1.pdf · Dampak dari pergantian ... “Sentralisme Kekuasaan Pemerintahan Herman Willem Daendels

14

tertinggi. Selanjutnya, penempatan kelas sosial ditentukan berdasarkan warna

kulit. Sebagian besar negara koloni memisahkan masyarakat kulit putih dengan

masyarakat pribumi lainnya.

F. Metode Penelitian

Metode sejarah adalah sekumpulan prinsip-prinsip dan aturan yang

sistematis yang dimaksudkan untuk memberi bantuan penelitian sejarah, menilai

secara kritis dan kemudian menyajikan dalam bentuk tulisan. Metode sejarah

terbagi dalam empat tahap kegiatan yakni heuristik, kritik sumber, interpretasi dan

historiografi.12

1. Heuristik

Heuristik merupakan langkah pertama yang harus dilakukan seorang

peneliti sejarah saat melakukan penelitian dan penulisan sejarah. Heuristik dengan

kata lain ialah mencari sumber-sumber sejarah kemudian mengumpulkannya.

Adapun penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data atau sumber

dengan studi dokumen.

Teknik Pengumpulan data untuk penulisan penelitian ini menggunakan

studi dokumen. Baik itu berupa artefak, peninggalan-peninggalan terlukis dan

petilan arkeologi. Namun bisa juga berupa surat-surat resmi dan surat-surat negara

seperti surat perjanjian, undang-undang, hibah, kohesi dan lain-lain. Studi

12 Louis Gottschalk. Mengerti Sejarah. (Jakarta: Armico, 1975), hlm.32.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512052_bab1.pdf · Dampak dari pergantian ... “Sentralisme Kekuasaan Pemerintahan Herman Willem Daendels

15

dokumen bertujuan untuk memperoleh dokumen yang benar-benar berkaitan

dengan penelitian. Studi dokumen ini untuk memperoleh data primer berupa arsip,

foto-foto dan surat kabar se-zaman mengenai kondisi umum Batavia pada abad

XIX, aktivitas yang berkaitan dengan Societeit de Harmonie serta perannya dari

tahun ke tahun terhadap masyarakat Batavia, dan arsip-arsip yang berkaitan

lainnya. Pada dasarnya, penelitian ini menggunakan arsip yang disimpan di Arsip

Nasional Republik Indonesia (ANRI) yakni Societat Harmonie Te Weltevreden

Batavia 1905-1925, Koleksi Arsip Algemeene Secretarie Seri Groet Bundel ter

Zijde Gelegde Agenda 1891-1942, Nomor Inventaris K81a, Nomor Arsip 7791

dimana arsip tersebut memuat tentang surat-surat resmi yang dikeluarkan oleh

pemerintah Hindia Belanda dan berisi mengenai bermacam tindakan kepada

bangunan Societeit de Harmonie. Meskipun dalam judul arsip tersebut terlihat

hanya memuat arsip-arsip pada awal abad XX, nyatanya di dalam bendel arsip

tersebut masih termuat beberapa arsip surat keputusan yang dikeluarkan pada

tahun di abad XIX.

Arsip lainnya yang digunakan dalam penelitian ini merupakan arsip yang

disimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, yaitu Reglement voor

Societeit de Harmonie yang berisi tentang peraturan-peraturan semacam AD/ART

organisasi. Selanjutnya sebuah arsip berupa programme atau susunan acara

sebuah pertunjukkan musik yang diselenggarakan dalam acara peringatan 75

tahun peringatan berdirinya gedung Societeit Harmonie. Arsip tersebut ialah

Herinnering van de viering op 18 januari 1890 van het 75 Jarig Bestaan der

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512052_bab1.pdf · Dampak dari pergantian ... “Sentralisme Kekuasaan Pemerintahan Herman Willem Daendels

16

Societeit “Harmonie” te Rijswijk, Batavia yang disimpan di Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia.

Selain itu data-data pendukung seperti majalah dan buku-buku yang

berkaitan dengan penelitian ini diperoleh dari Perpustakaan Nasional RI,

Perpustakaan Arsip Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan DKI Jakarta,

Perpustakaan Jurusan Ilmu Sejarah UNS dan buku-buku serta artikel milik

pribadi. Penelitian ini juga menggunakan sumber dari koran-koran sezaman.

Seperti Java-Bode, Bataviaasch Courant, Bataviaasch Handelsblad, Bataviaasch

Nieuwsblad, Java Gouvernement Gazette, Het Nieuws van den Dag Nederlands-

Indisch. Dalam koran-koran tersebut sering diiklankan mengenai pertemuan

maupun kegiatan pesta yang diselenggarakan di Societeit de Harmonie di tahun-

tahun pada abad XIX.

2. Kritik

Langkah kedua setelah melaksanakan langkah pengumpulan sumber-

sumber sejarah dalam bentuk dokumen-dokumen, langkah selanjutnya ialah

mengadakan kritik (verifikasi) sumber13, baik itu kritik ekstern maupun kritik

intern. Kritik ekstern bertujuan untuk mencari keaslian sumber, sedangkan kritik

intern bertujuan untuk mencari keaslian isi sumber atau data. Tahap selanjutnya

setelah pengumpulan sumber telah terlaksana ialah saling mencocokkan kesamaan

serta keaslian arsip maupun sumber sejarah yang telah didapatkan. Mulai dari

mencocokkan surat kabar sezaman, memilah data dan melakukan pengurutan

13 A. Daliman. Metode Penelitian Sejarah. (Yogyakarta: Ombak, 2012),

hlm. 64-65.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512052_bab1.pdf · Dampak dari pergantian ... “Sentralisme Kekuasaan Pemerintahan Herman Willem Daendels

17

sesuai dengan tahun terbit surat kabar tersebut sehingga mampu membentuk suatu

rentetan kronologi kejadian dari tahun-tahun yang ada.

3. Interpretasi

Interpretasi yaitu upaya penafsiran atas fakta-fakta sejarah dalam kerangka

rekonstruksi realitas masa lampau.14 Tujuan dari interpretasi adalah menyatukan

sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber atau data sejarah dan bersama teori

disusunlah fakta tersebut ke dalam interpretasi yang menyeluruh. Ini sama halnya

dengan melakukan analisis data yang diperoleh. Data yang telah diperoleh

kemudian mencoba mengaitkannya dengan fenomena sosial-ekonomi yang terjadi

pada sesuai periode tema dengan menggunakan beberapa teori yang serupa.

4. Historiografi

Historiografi yaitu menyajikan hasil penelitian berupa penyusunan fakta-

fakta dalam suatu sintesa kisah yang bulat sehingga harus disusun menurut teknik

penulisan sejarah.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran terperinci, skripsi ini disusun berdasarkan

kerangka sebagai berikut:

14 Ibid. hlm. 83

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalahabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0512052_bab1.pdf · Dampak dari pergantian ... “Sentralisme Kekuasaan Pemerintahan Herman Willem Daendels

18

Bab I merupakan bab pendahuluan yang mencakup latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian

pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II berisi gambaran sosial budaya di Batavia, perkembangan

kebudayaan di Batavia pada abad XIX dan sekilas sejarah Societeit de Harmonie

sebelum berpindah ke Weltevreden.

Bab III membahas khusus tentang perpindahan Societeit de Harmonie

serta manajemen, bangunan, dan organisasinya.

Bab IV membahas aktivitas-aktivitas yang dilakukan di Societeit de

Harmonie, serta catatan-catatan kunjungan dari para pengembara serta iklan-iklan

di media cetak tentang aktivitas di Societeit Harmonie.

Bab V berisi kesimpulan, yang merupakan hasil temuan penelitian dan

merupakan jawaban dari permasalahan yang ada.