BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...

14
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional Indonesia telah mempunyai arah dan tujuan yang jelas dan terarah, yaitu untuk mencapai suatu keadaan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur secara merata baik materil maupun spiritual. Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat). yaitu Negara Indonesia berdasar atas hukum (rechtsstaat), dan tidak berdasarkan pada kekuasaan belaka (machtsstaat). Kalimat tersebut mempunyai makna bahwa Republik Indonesia ialah negara hukum yang demokratis, menjunjung tinggi hak asasi manusia dan menjamin segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan, serta wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. 1 Penegakan hukum dalam negara hukum seperti Indonesia, merupakan hal yang penting untuk dapat menciptakan keadilan dalam masyarakat sesuai dengan tujuan pembangunan Nasional Indonesia. Pengadilan merupakan lembaga yang tepat untuk penegakan hukum tersebut karena pengadilan adalah suatu badan peradilan yang merupakan tumpuan harapan untuk mencari keadilan dan merupakan jalan yang terbaik untuk menyelesaikan seluruh perkara dalam negara hukum. 2 Di Indonesia hukum dipandang sebagai panglima hukum terhadap pelaku tindak pidana. Salah satu tindak pidala adalah pengeroyokan. Tindak pidana 1 C.S.T. Kansil. 1989.Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Hal. 346 2 Ibid.,hal 56

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/33314/2/jiptummpp-gdl-andhykasap-44817...dan material, kemudian dari hasil penyidikan inilah penuntut umum akan menyusun

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan Nasional Indonesia telah mempunyai arah dan tujuan yang

jelas dan terarah, yaitu untuk mencapai suatu keadaan masyarakat Indonesia

yang adil dan makmur secara merata baik materil maupun spiritual. Indonesia

adalah negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat). yaitu Negara Indonesia

berdasar atas hukum (rechtsstaat), dan tidak berdasarkan pada kekuasaan

belaka (machtsstaat). Kalimat tersebut mempunyai makna bahwa Republik

Indonesia ialah negara hukum yang demokratis, menjunjung tinggi hak asasi

manusia dan menjamin segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam

hukum dan pemerintahan, serta wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu

dengan tidak ada kecualinya.1

Penegakan hukum dalam negara hukum seperti Indonesia, merupakan hal

yang penting untuk dapat menciptakan keadilan dalam masyarakat sesuai

dengan tujuan pembangunan Nasional Indonesia. Pengadilan merupakan

lembaga yang tepat untuk penegakan hukum tersebut karena pengadilan adalah

suatu badan peradilan yang merupakan tumpuan harapan untuk mencari

keadilan dan merupakan jalan yang terbaik untuk menyelesaikan seluruh

perkara dalam negara hukum.2

Di Indonesia hukum dipandang sebagai panglima hukum terhadap pelaku

tindak pidana. Salah satu tindak pidala adalah pengeroyokan. Tindak pidana

1C.S.T. Kansil. 1989.Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Hal. 346 2Ibid.,hal 56

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/33314/2/jiptummpp-gdl-andhykasap-44817...dan material, kemudian dari hasil penyidikan inilah penuntut umum akan menyusun

2

pengeroykan akhir-akhir ini banyak terjadi karena tindakan dari seseorang

kepada orang lain di luar batas kewajaran. Tindak pidana yang sering terjadi

adalah pengeroyokan yang diatur dalam kitab undang-undang hukum pidana

yaitu pasal 170 kuhp. Biasanya tindak pidana pengeroyokan di lakukan lebih

dari satu orang pelaku dan sudah direncanakan menggunakan alat seperti

balok,kayu atau senjata tajam lainnya.3

Hakim dalam melakukan pemeriksaan terhadap terdakwa pelaku tindak

pidana pengeroyokan, senantiasa memperlakukan dan memperhatikan terdakwa

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga terpenuhi

hak-hak terdakwa sebagaimana yang tercantum dalam KUHAP yang salah

satunya adalah pasal (51 KUHAP)4 yang di mana berbunyi “tersangka berhak

untuk di beritahukan dengan jelas dalam bahasa yang di mengerti olehnya

tentang apa yang disangkakan kepadanya pada waktu pemeriksaanya di mulai”

Akibat dari terjadinya suatu perbuatan tindak pidana adanya pihak yang

dirugikan yakni korban. Salah satu akibat dari korban tindak pidana yang

mendapat perhatian adalah penderitaan, kerugian mental, kerugian fisik,

kerugian sosial.Dari korban dapat di terpenuhi prilaku kita sehari-hari

dipengaruhi oleh banyak norma yang tidak tercantum dalam undang-undang,

yang kadang-kadang tidak diakui oleh hukum dan bahkan tidak diungkapkan,

hanya sebagian norma-norma yang mengatur perilaku manusia adalah norma

3Leden Marpaung. 1992. Proses Penanganan Perkara Pidana. Jakarta:Sinar Grafika.

4Damang . 2011. Hak-hak Tersangka Terdakwa Secara Umum Dalam KUHAP.

http//www.damang.web.id hak-hak-tersangka-terdakwa-secara-umum-dalam-kuhap. Diakses

tanggal 28Maret 2016 pukul 20.00

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/33314/2/jiptummpp-gdl-andhykasap-44817...dan material, kemudian dari hasil penyidikan inilah penuntut umum akan menyusun

3

hukum, yaitu yang oleh pembentuk undang-undang dimasukkan dalam

ketentuan undang-undang dan diterapkan oleh hakim dalam persengketaan.

Salah satu peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara

Republik Indonesia ini yang melarang terjadinya suatu tindak pidana adalah

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), yang mengatur jenis-jenis

tindak pidana yang bersifat umum. Diantara tindak pidana yang terjadi adalah

tindak pidana pengeroyokan (Pasal 170 (1) KUHP). Perbuatan tersebut

termasuk unsur diancam pidana oleh undang-undang dan kesalahan yang dapat

dipertanggungjawabkan. Maka dibutuhkan pembuktian dihadapan hakim,

sehingga hakim memegang peranan penting dalam pembuktian apakah

seseorang bersalah atau tidak5

Dalam kasus perkara pada Putusan No.559/Pid.B/2014.PN.Mlg tentang

tindak pidana pengeroyokan sebagaimana diatur dan di ancam Pidana susuai

dengan Pasal 170 (1) KUHP. Penuntut umum didalam isi berkas dakwaan

menuntut menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Abdullah alias Aziz alias

Wasis dan Ahmad Risky Husti alias Ambon dengan pidana penjara selama 1

(satu) tahun. hal ini sangat berbeda jauh dari pemidanaan pasal 170 ayat (1)

yaitu 5 (lima) tahun 6 (enam) bulan. Jika dilihat dari fakta-fakta yang terbukti di

persidangan perbuatan pelaku tersebut merupakan tindak pidana yang

mengakibatkan korbannya kehilangan nyawa.

Padahal dalam lingkungan pelaksanan tugas aparatur penegak hukum,

yaitu Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan, masing-masing memiliki

5D.E Wijayanto. 2014.Analisis Yuridis Tindak Pidana Pengeroyokan.

http//www.jurnal.unisla.com. Diakses tanggal 16 Maret 2016 pukul 21.43 WIB.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/33314/2/jiptummpp-gdl-andhykasap-44817...dan material, kemudian dari hasil penyidikan inilah penuntut umum akan menyusun

4

kewenangan dan tindakan yang berbeda yaitu meliputi penyelidikan,

penyidikan, penuntutan, pemeriksaan di pengadilan, sampai pada pelaksanaan

putusan hakim. Dalam hal ini kejaksaan menduduki posisi kunci karena dalam

proses penyelesaian suatu perkara, jaksa penuntut umum mempunyai fungsi

yang berada di tengah-tengah penyidik dan hakim. Penuntut umum adalah

instansi yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk melakukan

penuntutan dan melaksanakan putusan serta penetapan pengadilan.

Salah satu wewenang penuntut umum adalah melakukan penuntutan,

namun sebelum melakukan penuntutan, seorang penuntut umum harus

melakukan prapenuntutan yaitu tindakan penuntut umum untuk memberi

petunjuk dalam rangka penyempurnaan penyidikan oleh penyidik.6 Dalam hal

ini penuntut umum melakukan penelitian terhadap berkas perkara yang diterima

dari penyidik untuk mengetahui apakah telah memenuhi kelengkapan formal

dan material, kemudian dari hasil penyidikan inilah penuntut umum akan

menyusun surat dakwaan. Penuntut umum dalam membuat surat dakwaan harus

jelas dan sesuai dengan fakta-fakta yang ada surat dakwaan harus memenuhi

syarat formil dan materil.

Dalam kasus perkara pada Putusan No.559/Pid.B/2014.PN.Mlg tentang

tindak pidana pengeroyokan. Lemahnya dakwaanpenuntut umum yang

memberikan pasal 170 (1) KUHP dengan hukuman 1 (tahun) kurungan penjara

hal ini sangat kurang efektif seharusnya penuntut umum bisa memberikan

hukuman lebih berat dari dakwaan seharunya, karena bila di lihat dari fakta-

6Andi Hamzah. 1987. Surat Dakwaan. Bandung : Alumni. Hal. 160-161

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/33314/2/jiptummpp-gdl-andhykasap-44817...dan material, kemudian dari hasil penyidikan inilah penuntut umum akan menyusun

5

fakta yang sebenarna bahwa pengeroyokan yang di lakukan terdakwa Abdullah

alias Aziz alias Wasis dan Ahmad Risky Husti alias Ambon adalah salah satu

tindak pidana pengeroyokan dan berat karena menyebahkan seseorang

menalami luka-luka bahkan setelah beberapa hari kemudian korban meninggal

dunia. Lagipula dalam kenyataannya para terdakwa melakukan tindakan

pengerokan tersebut di pengaruhin oleh minuman berakohol yang di minum

beramai-ramai sebelum korban mengalami pengeroyokan hal ini di mata hukum

sudah salah apalagi sebelum pengeroyokan terjadi para terdakwa dan teman-

temannya merencanakan pengeroyokan.

Dalam uraiaan kasusnya dalam berkas putusan para terdakwa dan teman-

temannya berkumpul di rumah salah satu terdakwa untuk pesta minumam keras

dan melakukan pengeroyokan terhadap korban. Maka dari itupenuntut umum

harus lebih teliti dan jelas dalam memberikan dakwaanagar hakim bisa

mengambil keputusan sesuai dengan apa yang seharusnya dalam hal ini begitu

juga dengan hakim yang memberikan hukuman lebih ringan dari dakwaan

penuntut umum seharusnya hakim lebih teliti dalam mengambil keputusan

walaupun memang hakim dalam putusannya ada hal yang memberatkat dan

meringankan tetapi pada hakekatnya hakim, mempunyai tugas memeriksa,

menyelesaikan, dan memutus setiap perkara yang diajukan kepadanya. Hakim

harus dapat memberikan putusan yang seadil-adilnya, yang dapat

dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, dan

masyarakat.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/33314/2/jiptummpp-gdl-andhykasap-44817...dan material, kemudian dari hasil penyidikan inilah penuntut umum akan menyusun

6

Dari putusan tersebut penulis tertarik mengakat masalah karena beberapa

aspek antara lain

Pertama salahnya penerapan pasal yang di berikan oleh hakim yang

memutus dengan pasal 170 (1) seharusnya hakim bisa memberikan dan

memutus lebih berat dari seharunya karena di lihat dari faktanya bahwa korban

setelah terjadi pengeroyokan korban meninggal dunia seharusnya bisa

menghukum lebih berat dan memberikan pasal 170 (2) ke (3e)

Kedua tidak konsistennya pertimbangan hakim dengan fakta di

persidangan bahwa di lihat dari kasus posisi yang korban mengalami

pendarahan setelah pemukulan tetapi pada persidangan di sebutkan korban

tidak mengalami pendarahan pada saat pemukulan.

Dalam menjatuhkan putusan pidana, hakim harus mempertimbangkan

tujuan dari pemidanaan itu sendiri, yaitu membuat pelaku tindak pidana jera

dan tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Hakim tidak boleh hanya

memperhatikan kepentingan seseorang sebagai pelaku tindak pidana.

Dari paparan masalah di atas maka penulis dalam tugas akhir hendak menganalis

kasus tersebut dengan judul „‟PENULISAN HUKUM ANALISIS YURIDIS

PUTUSAN PENGADILAN DALAM TINDAK PIDANA KEKERASAN YANG

DI LAKUKAN SECARA BERSAMA-SAMA DI TINJAU DARI ASPEK

KEPASTIAN DAN KEADILAN HUKUM‟‟ (Studi Putusan Nomor

559/Pid.B/2014/PN.Mlg)

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/33314/2/jiptummpp-gdl-andhykasap-44817...dan material, kemudian dari hasil penyidikan inilah penuntut umum akan menyusun

7

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah penerapan pasal 170 (1) KUHP dalam putusan nomor

559/Pid.B/2014/PN.Mlg mengenai tindak pidana kekerasan yang di

lakukan secara bersama-sama yang di tinjau dari aspek kepastian dan

keadilan hukum.?

2. Bagaimanakah kesesuaian antara penerapan pasal, pertimbangan hakim dan

penjatuhan putusan pidana kepada terdakwa kasus pidana kekerasan yang

di lakukan secara bersama-sama dengan putusan pemidanaan 11 (sebelas)

bulan penjara dalam putusan Nomor : 559/Pid.B/2014/PN.Mlg

C. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan penelitian

adalah untuk memecahkan agar suatu penelitian agar lebih terarah dalam

menyajikan data akurat dan dapat memberikan manfaat. Berdasarkan hal

tersebut maka penulisan hukum ini mempunyai tujuan sebagai berikut

1. Mengetahui bagaimana penerapkan pasal 170 (1) KUHP dalam putusan

nomor 559/Pid.B/2014/PN.Mlg mengenai tindak pidana kekerasan yang

di lakukan secara bersama-samayang di tinjau dari aspek kepastian dan

keadilan hukum.

2. Mengetahui pemenuhan kesesuaian antara penerapan pasal,

pertimbangan hakim dan penjatuhan pidana dalam putusan Nomor :

559/Pid.B/2014/PN.Mlg. dilihat berdasarkan aspek yang tercantum

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/33314/2/jiptummpp-gdl-andhykasap-44817...dan material, kemudian dari hasil penyidikan inilah penuntut umum akan menyusun

8

dalam putusan, seperti fakta-fakta yang terbukti di persidangan dan

pertimbangan hakim.

D. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan dari penelitian ini, maka Penulis berharap

penelitian ini bisa memberikan manfaat dalam aspek-aspek sebagai berikut:

1. Aspek Akademis

Hasil dari penelitian ini mampu menjadi sumbangan wacana

pengetahuan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pidana

khususnya tindak pidana kekerasan yang di lakukan secara bersama-

samaTerutama terhadap dakwaan penuntut umum dan pertimbangan

hakim guna terwujudnya aspek kepastian dan keadilan hukum.

2. Aspek Praktis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

acuan atau referensi bagi mahasiswa, akademisi, masyarakat, dan

pihak lembaga peradilan terkait tuntutanserta pertimbangan hakim

yang menyebabkan timbulnya ketidaksesuaian dalam memberian

putusan dalam putusan nomor 559/Pid.B/2014.PN.Mlg

E. Kegunaan Penelitian

Dengan tercapainya penelitian ini, maka Penulis berharap penelitian ini

dapat memberikan beberapa kegunaan diantaranya :

1. Kegunaan Praktis

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/33314/2/jiptummpp-gdl-andhykasap-44817...dan material, kemudian dari hasil penyidikan inilah penuntut umum akan menyusun

9

a. Bagi Penulis

Karya tulis ini dibuat dengan harapan dapat memberikan beberapa

pemahaman dan sumbangsih pemikiran mengenai penerapan pasal

yang digunakan oleh penuntut umum dalam dakwaannya serta

pertimbangan hukum yang digunakan oleh hakim yang menimbulkan

ketidaksesuaian dalam memberikan putusan

b. Bagi Instansi Penegak Hukum

Karya tulis ini dibuat dengan harapan dapat memberikan

sumbangsih pemikiran yang dapat digunakan oleh instansi penegak

hukum sebagai wacana untuk membenahi penegakan hukum sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

c. Bagi Masyarakat

Karya tulis ini dibuat dengan harapan dapat memberikan

pengetahuan kepada masyarakat terhadap kasus-kasus yang

berhubungan dengan tindak pidana pengeroyokan serta sebagai

wacana pengetahuan terhadap masyarakat mengenai penerapan aspek

kepastian dan keadilan hukum dalam putusan hakim.

2. Kegunaan Teoritis

Karya tulis ini dibuat dengan harapan dapat memberikan

pandangan, manfaat serta sumbangsih yang benar-benar berguna bagi

pihak akademisi, instansi penegak hukum, masyarakat maupun

penulis terhadap rangkuman permasalahan yang diangkat dalam karya

tulis ini.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/33314/2/jiptummpp-gdl-andhykasap-44817...dan material, kemudian dari hasil penyidikan inilah penuntut umum akan menyusun

10

F. Metode Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini akan dibuat dalam bentuk penelitian yang juga

membutuhkan beberapa terapan ilmu demi memudahkan tercapainya

penelitian yang ilmiah dan dapat menjadi sumber data dan sumber ilmu yang

akurat. Penelitian dalam ilmu hukum adalah keseluruhan aktivitas berdasarkan

disiplin ilmiah untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis dan

menginterpretasi fakta serta hubungan di lapangan hukum yang relevan bagi

kehidupan hukum, dan berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dapat

dikembangkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan cara-cara ilmiah untuk

menanggapi berbagai fakta dan hubungan tersebut7. Penulis menggunakan

metode penelitian yang dapat mendukung karya tulis ini diantaranya :

1. Penelitian Hukum Normatif ( normatif legal research)

Untuk mencapai tujuan sesuai dengan harapan penulis maka penulis

menggunakan penelitian yuridis normatif. Penelitian yuridis normatif

membahas doktrin-doktrin atau asas-asas dalam ilmu hukum.8

a. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan oleh penulis ialah metode

pendekatan yuridis normatif.Sesuai dengan rumusan masalah

dalam karya tulis ini maka metode pendekatan yuridis normatif ini

akan dibahas oleh penulis berdasarkan bahan hukum kepustakaan.

7Zainudin Ali. 2013. Metode Penelitian Hukum (Cetakan keempat).Jakarta: Sinar Grafika. hal. 18.

Berdasarkan sumber dari Teuku Mohammad Radhie. Penelitian Hukum dalam Pembinaan dan

Pembaharuan Hukum Nasional. Makalah. Disampaikan dalam Seminar Hukum Nasional ke III.

(Jakarta: BPHN, Departemen Kehakiman, 1974). hal. 14 8Ibid., hal.24

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/33314/2/jiptummpp-gdl-andhykasap-44817...dan material, kemudian dari hasil penyidikan inilah penuntut umum akan menyusun

11

b. Jenis Bahan Hukum

1) Bahan Hukum Primer, bahan hukum pertama dan sangat

penting yang digunakan oleh penulis.Penulis akan

menggunakan Putusan Nomor 559/Pid.B/2014.PN.Mlg tentang

tindak pidana pengeroyokan serta beberapa peraturan yang

dimungkinkan penggunaannya dalam pembahasan.

2) Bahan hukum Sekunder, merupakan sumberdata yang memiliki

posisi kedua, tepat setelah data primer. Sebagai data sekunder

peneliti menggunakan beberapa sumber, diantaranyabuku,

jurnal, karya ilmiah maupun majalah serta surat kabar, artikel,

putusan dan pendapat para ahli yang memiliki relevansi

terhadap permasalahan yang diangkat oleh penulis.

3) Bahan Hukum Tersier

Merupakan bahan hukum penunjang yang dapat digunakan

penulis sebagai bahan hukum penunjang untuk dijadikan

sebagai penjelasan maupun petunjuk mengenai sumber hukum

primer dan sumber hukum sekunder, seperti ensiklopedi,

kamus dan lain sebagainya.

c. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

1) Studi Dokumen, dalam penelitian ini penulis akan mengkaji

tentang putusan pengadilan, melakukan pengkajian dari

beberapa sumber yang berkaitan erat dengan putusan Nomor :

559/Pid.B/2014.PN.Mlg tentang tindak pidana

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/33314/2/jiptummpp-gdl-andhykasap-44817...dan material, kemudian dari hasil penyidikan inilah penuntut umum akan menyusun

12

pengeroyokan.putusan tersebut didapatkan oleh penulis dari

Websitedirektori putusan Mahkamah Agung pada kolom

Pidana milik Pengadilan Negeri Malang

2) Studi Pustaka, dalam penelitian ini penulis akan mengkaji dari

beberapa sumber data kepustakaan (library research) yang

berhubungan dengan Putusan Nomor : 559/Pid.B/2014.PN.Mlg

tentang tindak pidana pengeroyokan Pada studi pustaka ini

maka penulis akan mengaitkan putusan tersebut dengan aspek

kepastian dan keadilan hukum yang akan dilihat dari penulis

dari segi barang bukti, lamanya penggunaan, pasal yang

didakwakan, pertimbangan hakim hingga pengenaan pasal yang

diputus oleh hakim terhadapputusan tersebut.Bukan hanya itu

akan tetapi penulis juga akan menganalisis putusan tersebut

apakah sesuai antara dakwaan dengan pasal yang digunakan

hakim dalam putusan atau putusan tersebuttelah sesuai dengan

kebebasan hakim dalam memeriksa dan mengadili suatu

perkara.

d. Teknik Analisa Bahan Hukum

Analisis data adalah tahap yang paling penting dan

menentukan karena dalam tahap ini terjadi proses pengolahan

data, dalam sebuah penelitian hukum normatif pengelolahan

data pada hakekatnya berarti kegiatan mengadakan sistematis

bahan-bahan hukum tertulis

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/33314/2/jiptummpp-gdl-andhykasap-44817...dan material, kemudian dari hasil penyidikan inilah penuntut umum akan menyusun

13

Dalam penulisan hukum ini penulis akan menggunkan

teknis anlisis isi (content of analysis) berdasarkan prinsip logis

sistematis yang hasil penelitiannya akan di jelaskan dalam

hubungannya dengan kerangka teoritik atau tinjauan pustaka9

G. Sistematika Penulisan

Penulisan hukum ini akan di susun dalam 4 (empat) bab yang akan di bagi

dalam sub-sub bab untuk mempermudah dalam memahami materi, yang kan di

rinci sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis akan menemukakan gambaran umum

mengenai penulisan hukum yang mencakup latar belakang

maslah rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian metode penelitian yang di gunakan, dan

sintematika penulisan hukum

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

a. Kerangka Teori

Kerangka teori yang akan menjelaskan teori-teori yang

berhubungan dengan judul . pada bab II memberikan

penjelasan mengenai tinjauan hukum tentang putusan

hakim tinjauan hukum tentang tindak pidana dan

tinjauan hukum tentang tindak pidana pengeroyokan

9Soerjono Soekanto, 1986. Pengantar Penelitian Hukum.Penerbit Universitas Indonesia.UI-Press.

Hal 251

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalaheprints.umm.ac.id/33314/2/jiptummpp-gdl-andhykasap-44817...dan material, kemudian dari hasil penyidikan inilah penuntut umum akan menyusun

14

b. Kerangka Pemikiran

Berisi alur pemikiran yang hendak di tempuh oleh

penulis yang di tuangkan dalam bentuk skema/bagan

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, penulis akan menyajikan hasil penelitian

dasar pertimbangan hakim pengadilan Negri Malang dalam

memberikan putusan pemidanaan dalam perkara

pengeroyokan dengan terdakwa Abdullah alias Aziz alias

Wasis dan Ahmad Risky Husti alias Ambon dan putusan

hakim Pengadilan Negri Malang tersebut apakah sudah

sesuai dengan perundang-undangan yang yang ada

khususnya pasal 170 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(KUHP)

BAB IV : PENUTUP

Pada bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian beserta

saran-saran yang penulis berikan