BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu...

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah media yang bersifat audio-visual untuk menyampaikan pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul disuatu tempat. Asri (2020), menjelaskan bahwa kekuatan format audio visual dalam film dinilai mampu menyentuh perasaan dan moral khalayak, serta film sering menjadi wadah bagi pembuatnya untuk menyampaikan pesan moral yang tersirat bagi penonton (audience target) dari film tersebut. Sampai saat ini film merupakan produk media massa yang sangat populer. Film sangat digemari banyak orang karena dapat dijadikan sebagai hiburan maupun penyalur hobi. Film mempunyai tempat tersendiri bagi khalayak karena tidak hanya memberikan alur cerita yang menarik, namun juga memberikan gambar serta efek suara yang dapat menciptakan suasana bagi setiap penontonnya membuat film tidak pernah bosan untuk terus dinikmati. Film bukan hanya sebagai media hiburan maupun penyalur hobi, tetapi juga sebagai media informasi dan edukasi. Penyampaian informasi melalui film dapat dilakukan dengan cepat. Terdapat banyak kategori genre dalam film yang mengangkat cerita fiksi maupun kisah nyata yang merupakan kejadian dari kehidupan sehari-hari. Fungsi edukasi dalam film merupakan fungsi yang bersifat edukatif atau mendidik dimana di dalam sebuah film terdapat amanat atau pesan-pesan yang dapat memberikan pembelajaran bagi penontonnya, misalnya film yang bertemakan pendidikan. Pesan-pesan dalam film tersebut dapat disampaikan kepada penonton, baik melalui dialog tokoh maupun dari perilaku tokoh dalam film.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton

dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah media yang bersifat

audio-visual untuk menyampaikan pesan kepada sekelompok orang yang

berkumpul disuatu tempat. Asri (2020), menjelaskan bahwa kekuatan

format audio – visual dalam film dinilai mampu menyentuh perasaan dan

moral khalayak, serta film sering menjadi wadah bagi pembuatnya untuk

menyampaikan pesan moral yang tersirat bagi penonton (audience target)

dari film tersebut. Sampai saat ini film merupakan produk media massa

yang sangat populer. Film sangat digemari banyak orang karena dapat

dijadikan sebagai hiburan maupun penyalur hobi. Film mempunyai

tempat tersendiri bagi khalayak karena tidak hanya memberikan alur

cerita yang menarik, namun juga memberikan gambar serta efek suara

yang dapat menciptakan suasana bagi setiap penontonnya membuat film

tidak pernah bosan untuk terus dinikmati.

Film bukan hanya sebagai media hiburan maupun penyalur hobi,

tetapi juga sebagai media informasi dan edukasi. Penyampaian informasi

melalui film dapat dilakukan dengan cepat. Terdapat banyak kategori

genre dalam film yang mengangkat cerita fiksi maupun kisah nyata yang

merupakan kejadian dari kehidupan sehari-hari. Fungsi edukasi dalam

film merupakan fungsi yang bersifat edukatif atau mendidik dimana di

dalam sebuah film terdapat amanat atau pesan-pesan yang dapat

memberikan pembelajaran bagi penontonnya, misalnya film yang

bertemakan pendidikan. Pesan-pesan dalam film tersebut dapat

disampaikan kepada penonton, baik melalui dialog tokoh maupun dari

perilaku tokoh dalam film.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah

Pendidikan merupakan hal yang mutlak dan wajib bagi setiap anak.

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam pendidikan tentunya

terdapat sebuah proses pembelajaran, dimana pendidikan umumnya

terjadi di bawah bimbingan orang lain atau yang biasa disebut sebagai

guru. Guru merupakan orang yang paling bertanggung jawab atas

pendidikan anak di sekolah. Seperti apa masa depan anak, guru turut

memberikan pengarahan pendidikan. Oleh karena itu, seorang guru

haruslah seorang yang mampu memberikan motivasi kepada anak didik

dan memberikan contoh yang baik agar ia mampu menjadi lebih baik di

masa mendatang.

Guru adalah pendidik dan pengajar untuk setiap anak yang

membutuhkan pengetahuan maupun pengalaman lebih. Peran guru dalam

pendidikan sangatlah penting, tidak hanya bertugas memberikan ilmu

pengetahuan, guru juga bertugas mendidik agar setiap anak yang

diajarkan dapat berperilaku dengan baik. Maka dari itu, ditetapkannya

wajib belajar 12 Tahun dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun

2008, banyak sekali film-film yang mengambil tema pendidikan untuk

dijadikan sebuah hiburan sekaligus dapat memberikan fungsi edukasi bagi

penontonnya.

Salah satu film yang bertemakan pendidikan yaitu film Laskar

Pelangi oleh Riri Riza yang dirilis pada 26 September 2008. Film Laskar

Pelangi ini merupakan adaptasi dari novel pertama karya Andrea Hirata

yang berjudul sama yaitu “Laskar Pelangi” pada tahun 2005. Skenarionya

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah

ditulis oleh Salman Aristo yang juga menulis naskah film Ayat-Ayat

Cinta dibantu oleh Riri Riza dan Mira Lesmana. Film ini adalah salah satu

film yang mendapat banyak penghargaan. Menurut Pratama (2017),

penghargaan yang di dapat oleh film Laskar Pelangi diantaranya; (1)

Ajang ke- 3 Asian Film Awards di Hongkong, Laskar Pelangi mendapat

penghargaan sebagai Best Film dan Best Editing (Editing dilakukan oleh

Dono Waluyo), (2) Ajang The Golden Butterfly Award dan Signis Award

dalam Hongkong Internasional Film 2009, juga mendapat penghargaan

sebagai Best Film, (3) Acara Internasional Festival of Films for Children

and Young Adults tahun 2010 di Hamedan, Iran, mendapat penghargaan

sebagai Best film, (4) Acara Brussels Internasional Independent Film

Festival, Laskar Pelangi mendapat penghargaan Best Actress, dan dalam

(5) Ajang Asia Pacific Film Festival tahun 2010, film Laskar Pelangi

mendapat penghargaan Best Film.

Tidak hanya itu, dalam acara Indonesia Movie Awards (IMA)

tahun 2009, film Laskar Pelangi memborong banyak penghargaan

diantaranya adalah memenangkan kategori Film Terfavorit,

memenangkan kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik yang diraih oleh

Cut Mini (Ibu Muslimah), memenangkan kategori Pemeran Utama Pria

Terbaik diraih oleh Ikranagara (Pak Harfan), dan memenangkan kategori

Pendatang Baru Terfavorit Pria diraih oleh Zulfanny (Ikal).

Pada masanya, film Laskar Pelangi menduduki peringkat kedua

film yang banyak ditonton, yakni sebanyak 4,6 juta orang. Film ini

mempunyai pesan-pesan yang sangat baik untuk dijadikan pembelajaran

bagi penontonnya. Film yang bercerita tentang desa terpencil di

Kepulauan Bangka Belitung dengan keadaan yang memprihatinkan

terutama dalam hal pendidikan. Bercerita tentang 10 anak miskin yang

ingin bersekolah di SD Islam tertua yaitu SD Muhammadiyah. Kesepuluh

murid yakni Ikal, Lintang, Mahar, Harun, Sahara, A Kiong, Borek, Kucai,

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah

Syahdan, dan Trapani. Anak-anak tersebut mempunyai semangat yang

luar biasa untuk bisa bersekolah. Meskipun banyak orang yang

memandang sebelah mata terhadap anak-anak SD Muhammadiyah,

namun mereka dapat menunjukkan kepada banyak orang melalui prestasi

yang telah dicapai bahwa mereka juga cerdas seperti anak-anak lain yang

bersekolah di SD yang sudah maju saat itu. Dibalik keberhasilan anak-

anak SD Muhammadiyah tentunya ada seseorang yang mengajarkan dan

mendidik mereka dengan baik, dia adalah Bu Muslimah salah satu dari 3

guru SD Muhammadiyah yang berperan sangat penting bagi anak-anak

yang mereka sebut dirinya sebagai laskar pelangi.

Dengan didasari kecintaan Bu Muslimah pada sekolah dan dunia

pendidikan serta dapat mengambil hati kesepuluh siswanya, Bu Muslimah

menjadi guru yang dicintai dan dibanggakan. Bu Muslimah adalah

seorang guru yang sangat sederhana di suatu kampung dan sekolah yang

hampir tutup karena tidak ada lagi peminatnya. Gedung sekolahnya pun

jauh dari kata layak untuk dijadikan sebagai tempat belajar – mengajar.

Setiap hari ia harus menempuh jarak yang tidak dekat untuk ke sekolah

dengan mengayuh sepeda. Selain itu, Bu Muslimah berkata bahwa anak-

anak miskin juga berhak untuk bersekolah dan kegigihannya untuk tetap

mengajar di SD Muhammadiyah meskipun dengan gaji yang tidak tetap

dan sedikit, bahkan biasanya hanya digaji dengan satu kilogram beras.

Ditengah keterbatasan itu, ia pantang menyerah untuk terus mendidik dan

mencurahkan kecintaannya pada dunia pendidikan dan anak didiknya.

Berprofesi sebagai guru bukanlah hanya mengajarkan ilmu

pengetahuan saja, namun guru juga harus mendidik serta menanamkan

nilai karakter pada siswa. Untuk mengajarkan pendidikan karakter, maka

guru harus bisa menanamkan nilai karakter pada dirinya sendiri sehingga

lebih maksimal untuk nanti mengajarkannya kepada siswa. Dalam

penelitian yang dilakukan oleh Ngaliatul (2016), penelitian tersebut

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah

membahas tentang profil guru pada tokoh Muslimah dalam novel Laskar

Pelangi dengan hasil penelitian adanya kompetensi kepribadian tokoh Bu

Muslimah yang memiliki kepribadian mantap, dewasa, disiplin,

berwibawa, kerja keras, dan berakhlak mulia antara lain sabar, ikhlas,

adil, serta mematuhi peraturan dan norma – norma agama. Dari penelitian

tersebut sudah jelas bahwa Bu Muslimah mempunyai berbagai karakter

yang dapat dipelajari atau dicontoh, serta ditanamkan kepada siswa.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian lebih dalam tentang karakter tokoh Bu

Muslimah serta menganalisis salah satu karakter yang menonjol yaitu

bagaimana kerja keras dalam mendidik siswa - siswanya agar dapat

dijadikan cerminan bagi penonton, khususnya penonton atau pembaca

yang berprofesi sebagai seorang guru maupun calon guru. Dalam hal ini

penyusun melakukan studi pembahasan pada tokoh Bu Muslimah dalam

film Laskar Pelangi dengan judul “Analisis Nilai Karakter Kerja Keras

Tokoh Bu Muslimah dalam Film Laskar Pelangi Karya Riri Riza”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakter tokoh Bu Muslimah sebagai guru dalam film

Laskar Pelangi?

2. Bagaimana implementasi nilai karakter kerja keras Bu Muslimah

dalam film Laskar Pelangi?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan karakter tokoh Bu Muslimah sebagai guru dalam

film Laskar Pelangi.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah

2. Mengetahui pengimplementasian nilai karakter kerja keras Bu

Muslimah dalam film Laskar Pelangi.

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk, sebagai berikut:

a. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan atau

pengetahuan dalam menganalisis karakter tokoh dalam film.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian yang berbeda dan

mendorong untuk mendukung film-film yang dapat diambil pesan-

pesan baik yang terkandung di dalamnya.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Konseptual

Deskripsi Konseptual menurut Azwar (dalam Niki, 2018), yaitu

pembatasan pengertian tentang hal - hal yang perlu diamati, merupakan

kerangka pikir mengenai hubungan diantara variabel – variabel, juga

memudahkan identifikasi fungsi variabel – variabel penelitian sehingga

akan tampak jelas mana variabel yang harus dimanipulasikan. Dalam

deskripsi konseptual ini peneliti akan menguraikan mengenai (1) nilai (2)

tokoh (3) karakter tokoh (4) kerja keras (5) film (6) analisis isi.

1. Pengertian Nilai

Nilai diartikan sebagai gagasan yang dipandang baik dan indah

pada kehidupan seseorang. Menurut Frankel (dalam Dianti, 2021) nilai

adalah standar tingkah laku, keindahan, keadilan, kebenaran, dan

efiiensi yang mengikat manusia dan sepatutnya untuk dijalankan dan

dipertahankan. Hanya dari nilai saja kita mampu mengenal karakter

orang lain, sehingga niai memberikan pemaknaan yang cukup penting

bagi kita dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai akan selalu berhubungan dengan hal – hal yang baik, seperti

keluhuran budi pekerti dan sikap yang menentukan siapa kita,

bagaimana kita hidup, serta bagaimana kita memperlakukan orang lain.

Nilai tentu saja menjadikan orang menjadi lebih baik karena nilai

adalah esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat berarti bagi

kehidupan manusia.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah

2. Tokoh

Menurut Nurgiyantoro (2009: 165), istilah “tokoh” menunjuk pada

orangnya, pelaku cerita, misalnya sebagai jawab terhadap pertanyaan:

“Siapakah tokoh utama dalam cerita tersebut?”, atau “Siapakah tokoh

antagonis dan protagonis dalam cerita itu?”, dan sebagainya.

Tokoh menurut Abraham (dalam Nurgiyantoro, 2009), adalah

orang – orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama,

yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan

kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan

apa yang dilakukan dalam tindakan. Kemudian menurut Suharman dkk

dalam Hasanah (2019), tokoh adalah pelaku dalam cerita.

Jadi, tokoh dalam sebuah film dapat dikatakan orang – orang atau

pelaku yang ada di dalam film tersebut atau orang – orang yang

berperan dengan tindakan yang berbeda – beda dalam sebuah cerita

yang diangkat film tersebut.

3. Karakter Tokoh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 623), karakter

tokoh adalah sifat – sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang

membedakan seseorang dari yang lain.

Kemudian menurut Suharman dkk dalam Hasanah (2019), karakter

tokoh adalah sifat yang dimiliki oleh para tokoh. Penggambaran

karakter tokoh dapat melalui deskripsi langsung, pandangan atau

pemikiran tokoh, melalui penjelasan tokoh lainnya, ataupun melalui

hubungan tokoh tersebut dengan tokoh lainnya serta lingkungan

sekitarnya.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan karakter tokoh

adalah sifat yang dimiliki oleh para pemain dalam sebuah cerita

sehingga dapat melengkapi cerita tersebut.

4. Kerja Keras

Menurut Zamroni dalam buku Pendidikan Karakter dalam

Perspektif Teori dan Praktek, menuliskan bahwa pemerintah dalam hal

ini Badan Penelitian dan Pengembangan, Pusat Kurikulum Kementrian

Pendidikan Nasional telah merumuskan aspek nilai karakter sebagai

berikut; religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,

demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,

menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar

membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

Dalam bukunya, kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan

upaya bersungguh – sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan

belajar, tugas – tugas, dan dapat menyelesaikan dengan sebaik –

baiknya.

5. Film

a. Pengertian Film

Film mempunyai definisi yang beragam, tergantung sudut

pandang orang yang melihatnya. Berikut adalah beberapa definisi

film. Menurut Widjaja dalam Elita (2014), film adalah teknik audio

– visual yang sangat efektif dalam mempengaruhi penonton –

penontonnya. Ini merupakan perpaduan dari drama dengan

panduan suara dan musik, serta dari drama perpaduan tingkah laku

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah

dan emosi, yang dapat benar – benar dapat dinikmati penuh oleh

penontonnya.

Menurut Effendy dalam buku Elvinarno (2004) mengatakan

bahwa film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan

media komunikasi massa yang dipandang dan didengar, yang

dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita

seluloid, pita video, piringan video, atau bahan hasil penemuan

teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran menurut

proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya yang dapat

dipertunjukkan dan ditayangkan dengan sistem secara mekanik dan

elekronik.

Kemudian menurut UU No. 23 Tahun 2009 tentang

perfilman, pada pasal 1 menyebutkan bahwa film adalah karya seni

budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi

massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau

tanpa suara dan dapat dipertunjukkan. Sedangkan menurut Asri

(2020), film merupakan bagian dari komunikasi media massa yang

bersifat audio – visual dan bertujuan untuk menyampaikan pesan

sosial atau moral tertentu kepada penontonnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, film dapat

diartikan dalam dua pengertian. Pertama, film merupakan sebuah

selaput tipis berbahan seluloid yang digunakan untuk menyimpan

gambar negatif dari sebuah objek. Kedua, film diartikan sebagai

lakon atau gambar hidup. Dalam arti khusus, menurut Tamburaka

(dalam Ita, 2019) film diartikan sebagai lakon hidup atau gambar

gerak yang biasanya juga disimpan dalam media seluloid tipis

dalam bentuk gambar negatif.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah

Film merupakan sebuah produk kebudayaan manusia yang

dianggap berdampak besar bagi masyarakat karena film merupakan

salah satu bentuk seni, sumber hiburan dan sebuah alat ampuh

yang diperuntukkan dan sebagai alat untuk mendidik dan

mendoktrin bagi yang melihat baik anak – anak maupun orang

dewasa (Manesah, 2017).

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

film adalah sebuah karya seni yang berbentuk media audio – visual

(dapat didengar dan dapat dilihat) sebagai komunikasi massa yang

efektif untuk dapat diartikan lakon hidup atau gambar gerak yang

dimiliki mampu mempengaruhi penonton – penontonnya.

b. Jenis Film

Film berperan sebagai sarana baru yang digunakan untuk

menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu,

serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak dan sajian

teknis lainnya kepada masyarakat umum. (McQuail dalam

Prasetya, 2012).

Menurut Mudjiono (2011), jenis – jenis film dapat

digolongkan sebagai berikut:

1. Film Teaterikal (Teatrical Film)

Film teaterika atau disebut dengan film cerita, merupakan

ungkapan cerita yang dimainkan oleh manusia dengan unsur

dramatis dan memiliki unsur yang kuat terhadap emosi

penonton. Film cerita ini dijabarkan dengan berbagai tema.

Lewat tema inilah film cerita digolongkan beberapa jenis

yakni:

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah

a. Film Aksi (Action film)

Film yang bercirikan penonjolan filmnya dalam masalah

fisik dalam konflik. Misalnya film perang, silat, gengster,

kepolisian dan semacamnya.

b. Film Spikodrama

Film ini didasarkan pada ketegangan yang dibangun dari

kekacauan antara konflik – konflik kejiwaan, yang

mengeksploitasi karakter manusia, antara lain film – film

drama yang mengeksploitasi penyimpangan mental maupun

dunia takhayul, semacam film horor.

c. Film Komedi

Film yang dapat membuat suasana kelucuan pada penonton

yang menontonnya.

d. Film Musik

Jenis film ini dicirikan oleh musik yang menjadi bagian

internal cerita, bukan hanya sekedar selingan.

2. Film Non-Teaterikal (Non-Teatrical Film)

Film jenis ini merupakan film yang diproduksi dengan

memanfaatkan realitas asli, serta tidak bersifat fiktif. Film ini

juga tidak dimaksudkan sebagai alat hiburan, tetapi lebih

cenderung untuk menjadi alat komunikasi menyampaikan

informasi (penerangan) maupun pendidikan. Film non –

teaterikal dibagi menjadi:

a. Film Dokumenter

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah

Film ini berkaitan dengan apa yang terjadi atas diri

manusia, berupa pernyataan yang membangkitkan keharuan

dan kenyataan dalam kerangka kehidupan manusia.

b. Film Pendidikan

Film ini dibuat bukan untuk massa, tetapi untuk

sekelompok penonton yang dapat diidentifikasikan secara

fisik. Film ini adalah untuk para siswa yang sudah tertentu

untuk bahan pelajaran yang akan diikutinya. Sehingga film

pendidikan menjadi pelajaran ataupun instruksi belajar

yang direkam dalam wujud visual. Isi yang disampaikan

sesuai dengan kelompok penontonnya, dan dipertunjukkan

di depan kelas. Setiap film ini tetap memerlukan adanya

guru atau instruktur yang membimbing siswa.

c. Film Animasi

Animasi kartun dibuat dengan menggambarkan setiap

frame satu persatu untuk kemudian dipotret. Setiap gambar

frame merupakan gambar dengan posisi yang berbeda

sehingga jika di seri – kan akan menghasilkan kesan gerak.

Dengan menggunakan gambar, pembuat film dapat

menciptakan gerak dan bentuk – bentuk yang tak terdapat

dalam realitas. Film animasi tidak hany digunakan sebagai

hiburan, tetapi juga untuk ilustrasi dalam film pendidikan.

Misalnya dengan gambar grafis yang bersifat dinamis

ataupun kerja mesin ataupun skema yang hidup.

Pada umunya film tentu mempunyai ketegori – kategori umur,

untuk menjelaskan apakah film itu dapat ditonton oleh anak – anak,

remaja, maupun orang dewasa. Maka kemudian film diklasifikasikan

sebagai berikut:

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah

No Kategori Keterangan

1 “G” (General) Film untuk semua umur

2 “PG” (Parental Guidance)

Film yang dianjurkan didampingi orang

tua.

3 “PG-13” Film dibawah 13 tahun dan didampingi

orang tua.

4 “R” (Restriced)

Film dibawah 17 tahun (remaja),

didampingi orang dewasa.

5 “X” Film untuk 17 tahun keatas (dewasa).

Tabel 1. Yoyon Mudjiono (2011)

c. Fungsi Film

Dalam hal ini sama dengan televisi siaran, tujuan khalayak

menonton film adalah untuk mendapat hiburan. Namun selain

untuk media hiburan, film juga dapat digunakan sebagai media

edukasi. beberapa fungsi film adalah sebagai berikut:

1. Film sebagai media hiburan

Hiburan adalah sebuah kebutuhan psikis yang sangat

diperlukan. Banyak sekali khalayak yang membutuhkan

hiburan dalam masa kehidupan sehari-hari. Dan tidak jarang

pula banyak sekali khalayak yang menonton film hanya untuk

dijadikan sebuah hiburan bahkan dijadikan sebagai hobi

mereka. Jika sebuah film dari awal hingga akhir tidak mengikat

perhatian penonton, maka dapat dikatakan film tersebut gagal.

Nilai hiburan sangat relatif, karena tergantung dari selera

penonton yang menganggap film itu sangat menghibur. Dan

diharapkan dengan menonton film, dapat menjadikan pikiran

mereka menjadi segar dan timbul semangat bahkan mendapat

pembelajaran dari film yang ditontonnya.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah

2. Film sebagai media pendidikan

Pada umumnya setiap film memiliki nilai pendidikan. Nilai

pendidikan sebuah film lebih kepada pesan – pesan yang ingin

disampaikan. Secara tidak sadar, media film mampu

membentuk karakter manusia karena dalam film umumnya

dibuat dan disusun secara hampir mirip dengan kenyataan

sehingga penontonnya mampu mendalami, mengambil, serta

menginternalisasikan dalam dirinya nilai yang harus dilakukan

dan yang harus ditinggalkan. Sebagai salah satu media

komunikasi massa, film secara otomatis akan membawa

dampak terhadap penontonnya, baik itu positif maupun negatif.

6. Analisis Isi

Menurut Rachmat (2007), analisis isi adalah suatu teknik sistematis

untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk

mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikator yang dipilih.

Kemudian menurut Krippendorf dalam Ahmad (2018), analisis isi

adalah suatu teknik penelitian untuk membuat interfensi yang dapat

direplikasi (ditiru) dan shahih datanya dengan memperhatikan

konteksnya.

Sartika (2014), memaparkan analisis isi yang sifatnya kualitatif

tidak hanya mampu mengidentifikasi pesan-pesan manifest, melainkan

juga latent message dari sebuah dokumen yang diteliti. Lalu analisis isi

menurut Asri (2020), merupakan teknik penelitian untuk membuat

replikan dan terjemahan valid dari teks kepada konteks yang perlu

diteliti.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan analisis isi

(content analysis) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah

menggambarkan secara detail suatu pesan yang terdapat dalam

dokumen maupun komunikasi massa, misalnya film, berita, iklan, dan

lain sebagainya.

B. Kajian Penelitian Relevan

Sepanjang hasil penelusuran yang peneliti lakukan terhadap

beberapa karya ilmiah terkait dengan nilai karakter kerja keras tokoh Bu

Muslimah dalam film Laskar Pelangi, belum sama sekali ada yang

meneliti. Tetapi ada beberapa penelitian relevan yang sama kaitannya

dengan topik penelitian ini adalah sebagai berikut, Isnaeni (2016)

melakukan penelitian dengan judul “Profil Guru Pada Tokoh Muslimah

dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata”. Penelitian ini

bertujuan untuk menjelaskan profil guru pada tokoh Muslimah. Penelitian

ini menggunakan metode analisis isi dan hasilnya menunjukkan tokoh

Muslimah memiliki kompetensi pendagogik, kompetensi profesional,

kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian yang meliputi karakter

Muslimah yaitu memiliki pribadi yang mantap, stabil, dewasa, disiplin,

arif, berwibawa, berakhlak mulia, kerja keras serta bertanggung jawab

terhadap profesinya.

Dewi (2013) melakukan penelitian dengan judul “Karakter Ikal

dalam Tetralogi Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata”. Penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan karakter Ikal. Penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil dari penelitian ini

adalah sebagai berikut; (1) Karakter Ikal masa kecil adalah selalu

bersyukur, peduli, teguh pada pendirian, selalu ingin tahu, jujur,

bertanggung jawab, kerja keras, tekun, sportif, religius, bersahabat,

penghayal, pesimis, putus asa, cerdas, percaya diri, cinta, hormat, dan

pandai berterima kasih, setia, memuji, menghargai orang lain, berani. (2)

Karakter Ikal masa remaja adalah selalu bersyukur, jujur, tekun, setia,

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah

percaya diri, teliti, dan marah. (3) Karakter Ikal masa dewasa adalah selalu

bersyukur, komitmen/teguh pada pendirian, keingintahuan, sabar, jujur,

tekun, sportif, kesetabilan emosi, dan religius.

Habibah (2012) melakukan penelitian dengan judul “Penokohan

Guru dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata”. Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Tujuannya

adalah untuk mengetahui lebih jauh mengenai penokohan guru dalam

novel Laskar Pelangi terutama dalam penokohan Ibu Muslimah dan Pak

Harfan. Hasil penelitian ini terdapat beberapa nilai positif yang dapat

dicontoh dari penokohan protagonis yaitu dari Ibu Muslimah dan Pak

Harfan yang memiliki karakter tulus, sabar, ikhlas, antusias, pekerja keras,

berwibawa, motivatoris, teladan, penuh kasih sayang, optimis, religius,

demokratis, konsisten, profesional, jujur, dan disiplin. Selain itu juga

terdapat penokohan guru yang memiliki sifat antagonis.

Hilman (2010) melakukan penelitian dengan judul “Profil Guru

Ideal (Studi Tokoh Muslimah dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea

Hirata)”. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif studi kepustakaan.

Penelitian ini bertujuan menjelaskan profil guru ideal dalam novel Laskar

Pelangi serta untuk mengetahui kontribusi novel Laskar Pelangi terhadap

pembentukan guru PAI yang ideal. Hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut; (1) profil guru ideal yang ditampilkan oleh Muslimah adalah guru

yang memiliki kesabaran, berilmu, pekerja keras, memiliki pandangan

jauh kedepan atau memiliki visi, adil dan bijak terhadap siswa, memahami

kondisi siswa dan mudah memberikan pujian terhadap siswanya. (2)

Kontribusi yang bisa diberikan novel Laskar Pelangi terhadap

pembentukan guru Pendidikan Agama Islam diantaranya menjadikan guru

semakin mencintai profesinya, menambah profesionalitas guru, menambah

inspirasi untuk mengembangkan metode belajar dan memiliki jiwa

motivator.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah

Berikut tabel persamaan, perbedaan dan orisinalitas dari kajian

penelitian relevan.

No Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Persamaan Perbedaan Orisinalitas

1 Ngaliat

ul

Isnaeni

(2016)

Profil Guru

Pada Tokoh

Muslimah

Dalam

Novel

Laskar

Pelangi

Karya

Andrea

Hirata.

Penelitian

yang

dilakukan

sama-sama

membahas

mengenai

tokoh Bu

Muslimah

Penelitian

yang

dilakukan

oleh Ngaliatul

lebih

menekankan

pada

bagaimana

profil Bu

Muslimah

sebagai guru

(mencakup

kompetensi

umum yang

dimiliki

seorang guru)

dan obyek

yang diteliti

berupa novel

Laskar

Pelangi.

Penelitian

terfokus

pada

karakter Bu

Muslimah

sebagai guru

dalam film

Laskar

Pelangi

khususnya

nilai karakter

kerja keras

dalam

mendidik

siswa.

2 Liana

Dewi,

dkk

(2013)

Karakter

Ikal Dalam

Tetralogi

Laskar

Pelangi

Karya

Andrea

Hirata

Penelitian

yang

dilakukan

sama-sama

membahas

mengenai

karakter

tokoh.

Penelitian

yang

dilakukan

oleh Liana,

dkk lebih

menekankan

pada karakter

umum tokoh

Ikal dari usia

kecil, remaja,

hingga

dewasa. Dan

obyek

penelitiannya

adalah novel

Laskar

Pelangi.

Penelitian

terfokus

pada

karakter Bu

Muslimah

sebagai guru

dalam film

laskar

pelangi

khususnya

nilai karakter

kerja keras

dalam

mendidik

siswa.

3 Habiba Penokohan Penelitian Penelitian Penelitian

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah

h

(2012)

Guru dalam

Novel

Laskar

Pelangi

Karya

Andrea

Hirata

yang

dilakukan

sama-sama

membahas

tentang

guru

terlebih Ibu

Muslimah

dan Pak

Harfan.

yang

dilakukan

oleh Habibah

lebih

menekankan

pada tokoh

guru

protagonis

yaitu Ibu

Muslimah

dan Pak

Harfan

dimana

diperjelasnya

karakter

umum pada

kedua tokoh

tersebut. Dan

obyek

penelitiannya

novel Laskar

Pelangi.

terfokus

pada

karakter Bu

Muslimah

sebagai guru

dalam film

Laskar

Pelangi

khususnya

nilai karakter

kerja keras

dalam

mendidik

siswa.

4 Iim

Hilman

(2010)

Profil Guru

Ideal (Studi

Tokoh

Muslimah

dalam

Novel

Laskar

Pelangi

Karya

Andrea

Hirata)

Penelitian

yang

dilakukan

sama-sama

membahas

mengenai

tokoh Bu

Muslimah

sebagai

guru.

Penelitian

yang

dilakukan

oleh Iim lebih

menekankan

pada profil

guru ideal

yang

digambarkan

Bu Muslimah

dalam novel

Laskar

Pelangi.

Penelitian

terfokus

pada

karakter Bu

Muslimah

sebagai guru

dalam film

Laskar

Pelangi

khususnya

nilai karakter

kerja keras

dalam

mendidik

siswa. Tabel 2. Persamaan, Perbedaan, dan Orisinalitas Kajian Penelitian Relevan

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah konsep pemikiran yang dilakukan

peneliti untuk melakukan penelitiannya. Kerangka berpikir digunakan

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah

untuk mempermudah peneliti mencapai tujuan penelitian. Kerangka

berpikir dalam penelitian ini membahas karakter tokoh Bu Muslimah

sebagai guru dalam film Laskar Pelangi khususnya paa nilai karakter kerja

kerasnya. Analisis ini bertujuan mendeskripsikan karakter tokoh Bu

Muslimah dan bagaimana pengimplementasian nilai karakter kerja

kerasnya dalam dunia pendidikan. Berikut adalah bagan kerangka berpikir

penelitian yang dilakukan peneliti:

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Film Laskar Pelangi

karya Riri Riza

Tokoh Bu Muslimah

sebagai Guru

Analisis Karakter

Tokoh

Nilai Karakter Kerja Keras

Implementasi Nilai Karakter Kerja Keras

Tokoh Bu Muslimah dalam Dunia Pendidikan

Simpulan Peneliti

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu suatu metode

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis

atau lisan dari orang – orang yang diamati (Rubiyanto, 2019:59).

Sedangkan menurut Nasution (2003: 18), berpendapat penelitian

kualitatif disebut juga naturalistik karena dilakukan dengan setting atau

latar yang alami atau natural. Penelitian kualitatif pada hakekatnya

ialah mengamati obyek atau subjek secara langsung, oleh karena itu

peneliti harus terjun langsung untuk memperoleh data. Berdasarkan

pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian kualitatif

adalah penelitian yang mengharuskan peneliti untuk terjun langsung ke

lapangan guna mendapat data – data deskriptif berupa kata – kata

tertulis maupun lisan sesuai fakta yang terjadi di lapangan.

Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang

mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data

yang sebenarnya atau data yang pasti. Berdasarkan pemilihan

obyeknya, peneliti bermaksud menganalisis struktur tanda dan makna

pada salah satu tokoh dalam film Laskar Pelangi.

Dalam penelitian ini menggunakan media film sebagai obyek

penelitian. Untuk itu, peneliti menggunakan pendekatan dengan

metode analisis isi (content analysis) karena dalam pelaksanaannya

meliputi analisis secara rinci dan interpretasi tentang arti dan data yang

diperoleh. Content analysis merupakan teknik yang digunakan untuk

menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan

yang penggarapannya dilakukan dengan obyektif dan sistematif.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah

Analisis isi digunakan untuk memaparkan kandungan nilai – nilai

dalam karya sastra dengan memperhatikan konteks. Dalam karya

sastra analisis isi digunakan untuk mengungkap makna simbolik yang

tersamar.

Dengan demikian, maka akan dapat di deskripsikan secara detail

dan mendalam tentang karakter tokoh Bu Muslimah serta nilai karakter

kerja kerasnya dalam film tersebut.

B. Peranan Peneliti

Pada penelitian ini, peneliti memiliki peranan mulai dari observasi

permasalahan awal hingga dapat kesimpulan akhir sesuai alur yang

direncanakan peneliti. Peran peneliti sebagai perencanaan penelitian,

pengumpul data, dan menganalisis data hingga menarik kesimpulan

data yang didapat dari penelitiannya. Maka dari itu, peneliti sangat

berperan penting dan peneliti juga berperan sebagai pendamping objek

yang akan ditelitinya.

C. Data dan Sumber Data

1. Data

Data atau informasi yang dikumpulkan dan disajikan dalam

penelitian ini berupa data kualitatif. Data yang ada berupa kata –

kata yang diperoleh melalui informasi lisan maupun tulisan. Data

ini diperoleh melalui analisis dari jurnal dan sumber yang memuat

tentang film “Laskar Pelangi” yang selanjutnya dianalisis karakter

tokohnya.

2. Sumber Data

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah

Sumber data adalah subyek darimana data itu diperoleh.

Sumber data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data

sekunder.

a. Data primer

Data primer adalah data yang dapat diperoleh secara

langsung dari lapangan atau tempat penelitian (Nasution: 157).

Data ini dapat diperoleh melalui analisis film. Dalam penelitian

ini, peneliti berperan sebagai pengamat, dimana peneliti

mengamati dan menganalisis karakter tokoh Bu Muslimah

dalam film “Laskar Pelangi”.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang menunjang sekaligus

menjadi pelengkap data primer. Data ini didapat dari pihak

kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Artinya melalui dua

atau seterusnya yang bukan dari peneliti. Data sekunder dalam

penelitian ini adalah berbagai literatur yang relevan dengan

objek penelitian, baik berupa buku, artikel, jurnal, majalah,

website, dan blok di internet mengenai film “Laskar Pelangi”.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah tahap paling penting dalam

penelitian. Tujuan utama dari penelitian adalah pengumpulan data.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

melalui simak-catat dan dokumentasi.

1. Simak - Catat

Sudaryanto (2015:203) mengatakan bahwa metode simak

adalah metode yang digunakan dalam penelitian bahasa dengan

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah

cara menyimak penggunaan bahasa pada objek yang akan diteliti.

Seperti yang dijelaskan Tarigan dalam Budiawati (2016) bahwa

menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-

lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta

interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau

pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan

oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Teknik simak ini

dilakukan karena objek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah

film. Kemudian dilanjutkan dengan teknik catat, yaitu mencatat

data-data masalah yang terkait dengan karakter tokoh Bu

Muslimah hingga menelaah karakter yang menonjol dari Bu

Muslimah yaitu kerja kerasnya dalam film Laskar Pelangi.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

terjadi. Menurut Sugiyono (2020), dokumentasi dapat berupa

tulisan, gambar, maupun karya monumental dari seseorang. Pada

penelitian ini dokumentasi yang dikumpulkan adalah berupa

gambar – gambar atau screenshoot scene dalam film yang

menunjukkan karakter tokoh Bu Muslimah.

Adapun langkah-langkah teknik pengumpulan data itu

sendiri yaitu dengan cara:

1. Mengidentifikasi film Laskar Pelangi dengan teknik simak-

catat sesuai dengan tujuan penelitian. Diamati dengan

pemutaran film.

2. Mengamati dan memahami scenario film sesuai langkah-

langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu karakter

tokoh Bu Muslimah yang terdapat dalam adegan maupun dialog

dalam film tersebut. Selanjutnya untuk lebih spesifik lagi film

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah

ini akan dibagi menjadi beberapa scene, yang mengandung nilai

karakter kerja keras Bu Muslimah dalam dunia pendidikan.

3. Setelah secene ditentukan, selanjutnya menganalisis scene-

scene tersebut yang mengandung nilai karakter kerja keras Bu

Muslimah.

E. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan proses mencari

dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh langsung melalui

simak-catat, dokumentasi, dan bahan – bahan lain sehingga mudah

dipahami. Berikut tahapan analisis data menurut Sugiyono (2008: 91) :

1. Reduksi Data

Reduksi data berarti membuat rangkuman, memilih tema,

membuat kategori dan pola tertentu sehingga memiliki makna.

Reduksi data merupakan bentuk analisis untuk mempertajam,

memilih, memfokuskan, membuang dan menyusun data ke arah

pengambilan keputusan. Atau dengan kata lain reduksi data adalah

mengumpulkan hasil simak-catat, dokumentasi, dan hal lainnya

yang dibutuhkan dalam penelitian.

Dalam tahap ini langkah yang ditempuh adalah

menguraikan apa saja karakter-karakter yang ada pada tokoh Bu

Muslimah sebagai guru dalam film Laskar Pelangi. Selanjutnya,

gambar dan suara dialog akan dinarasikan dalam bentuk teks tanpa

menghilangkan keutuhan cerita.

2. Display Data (Penyajian Data)

Display data merupakan proses penyajian data setelah

reduksi data. Penyajian data merupakan deskripsi dalam bentuk

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan salah satu bentuk media audio-visual. Trianton dalam Hasanah (2019) mendefinisikan film adalah

narasi yang disusun secara logis dan sistematis yang mengacu pada

rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan

penelitian. Sajian data merupakan deskripsi mengenai kondisi rinci

untuk menceritakan dan menjawab setiap permasalahan dalam

penelitian.

Dalam tahap ini peneliti melakukan pengkategorisasian

untuk menentukan nilai karakter kerja keras pada tokoh Bu

Muslimah yang kemudian di dapat pengimplementasiannya dalam

dunia pendidikan dimana dari pengimplementasian itu berangkat

dari peristiwa-peristiwa konkret yang kemudian ditarik

generalisasi-generalisasi yang sifatnya umum. Kasus-kasus yang

ada di film Laskar Pelangi dianalisis dan pemahaman yang

ditemukan dirumuskan dalam ucapan umum.

3. Kesimpulan

Data yang diperoleh sejak awal penelitian sebenarnya

sudah merupakan suatu kesimpulan. Namun kesimpulan itu belum

jelas dan masih bersifat sementara, kemudian meningkat sampai

pada tahap kesimpulan yang mantap, yaitu pernyataan yang telah

memiliki landasan yang kuat karena telah melalui proses analisis

data.

Pelaksanaan analisis dalam penelitian ini menggunakan (1)

reduksi data, yaitu proses untuk merangkum dan menganalisis data,

(2) display data, yaitu proses menyusun data secara sistematis

berdasarkan hasil reduksi, (3) kesimpulan, yaitu proses

pengambilan intisari dari hasil penyajian data.