BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/33317/2/jiptummpp-gdl-getruidasa-44652... ·...

12
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era zaman reformasi seperti ini kebutuhan dari masyarakat tiap harinya makin meningkat, dimulai dari kebutuhan pokok maupun kebutuhan tambahan. Dengan keinginan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sebagian besar masyarakat tidak memiliki dana yang cukup. Oleh karena itu, seiring dengan berkembangnya perekonomian yang semakin meningkat, dipastikan pula kebutuhan dari masyarakat akan meningkat. Untuk menyamakan peningkatan perekonomian di Indonesia dengan peningkatan kebutuhan masyarakat, maka lembaga-lembaga perbankan mengadakan jasa kredit bagi masyarakat agar bisa memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Perbankan merupakan suatu lembaga yang menjadi sumber bagi masyarakat untuk melakukan kredit, yang dimana kredit tersebut berguna untuk melanjutkan bisnis- bisnis dari masyarakat agar masyarakat bisa memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat tersebut. Kredit merupakan salah satu produk yang diberikan oleh pihak bank untuk membantu kelancaran dari debiturnya yang akan menjalankan usahanya, hal ini dilakukan demi kelancaran pertumbuhan ekonomi yang ada di Indonesia. Menurut pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, yang menjelaskan tentang pengertian kredit yaitu: kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan keputusan atau kesepakatan pinjam

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/33317/2/jiptummpp-gdl-getruidasa-44652... ·...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/33317/2/jiptummpp-gdl-getruidasa-44652... · 2016. 10. 11. · 2 meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam era zaman reformasi seperti ini kebutuhan dari masyarakat tiap harinya

makin meningkat, dimulai dari kebutuhan pokok maupun kebutuhan tambahan. Dengan

keinginan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sebagian besar masyarakat tidak

memiliki dana yang cukup. Oleh karena itu, seiring dengan berkembangnya

perekonomian yang semakin meningkat, dipastikan pula kebutuhan dari masyarakat akan

meningkat.

Untuk menyamakan peningkatan perekonomian di Indonesia dengan peningkatan

kebutuhan masyarakat, maka lembaga-lembaga perbankan mengadakan jasa kredit bagi

masyarakat agar bisa memenuhi kebutuhan yang diinginkan.

Perbankan merupakan suatu lembaga yang menjadi sumber bagi masyarakat

untuk melakukan kredit, yang dimana kredit tersebut berguna untuk melanjutkan bisnis-

bisnis dari masyarakat agar masyarakat bisa memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh

masyarakat tersebut.

Kredit merupakan salah satu produk yang diberikan oleh pihak bank untuk

membantu kelancaran dari debiturnya yang akan menjalankan usahanya, hal ini

dilakukan demi kelancaran pertumbuhan ekonomi yang ada di Indonesia. Menurut pasal

1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, yang

menjelaskan tentang pengertian kredit yaitu: kredit adalah penyediaan uang atau tagihan

yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan keputusan atau kesepakatan pinjam

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/33317/2/jiptummpp-gdl-getruidasa-44652... · 2016. 10. 11. · 2 meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

2

meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk

melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga.

Di dalam pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

menjelaskan bahwa selain menghimpun dana, fungsi lain dari bank adalah sebagai

lembaga pembiayaan. Dimana dengan kata lain fungsi ini juga bisa disebut intermediasi

keuangan (financial intermediary function).

Dalam pasal 6 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang

merupakan perubahan dari Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

menyatakan bahwa kegiatan usaha dari bank antara lain selain menghimpun dana

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana dalam bentuk pemberian

kredit atau pembiayaan.

Pertumbuhan setiap bank sangat di pengaruhi oleh perkembangan kemampuannya

menghimpun dana masyarakat, baik berskala kecil maupun besar, dengan masa

pengendapan yang memadai. Sebagai lembaga keuangan, dana merupakan masalah bank

yang paling utama. Tanpa dana yang cukup bank tidak berfungsi sama sekali. Dana

adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam bentuk tunai atau aktiva

lain yang dapat segera di ubah menjadi uang tunai, uang tunai yang dimiliki atau dikuasai

oleh bank tidak hanya berasal dari titipan atau penyertaan dana orang lain atau pihak lain

yang sewaktu-waktu atau pada saat tertentu akan ditarik kembali sekaligus ataupun

secara berangsur-angsur. Berdasarkan data empiris selama ini, data yang berasal dari para

pemilik bank itu sendiri ditambah cadangan modal yang berasal dari para akumulasi

keuntungan yang di tanamkan kembali pada bank, hanya sebesar 7 sampai 8% dari total

aktiva bank. Bahkan di Indonesia rata-rata jumlah modal dan cadangan yang dimiliki

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/33317/2/jiptummpp-gdl-getruidasa-44652... · 2016. 10. 11. · 2 meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

3

oleh bank-bank belum pernah melebihi 4% dari total aktiva. Ini berarti bahwa sebagian

besar modal kerja bank berasal dari masyarakat.1

Kredit merupakan fungsi bank yang mana guna menjalankan fungsi penggunaan

dana. Dari kredit yang dikeluarkan atau disalurkan oleh bank sangat diharapkan untuk

mendapatkan hasil. Tingkat penghasilan dari kredit itu adalah merupakan tingkat

penghasilan tertinggi bagi bank. Selain digunakan sebagai alat untuk kredit, maka dana

tersebut biasa digunakan sebagai fungsi investasi.

Kredit ini dapat diberikan oleh bank kepada siapapun yang sekiranya memiliki

kemampuan untuk melakukan kredit. Karena dana yang diberikan oleh bank untuk

melakukan kredit ini adalah sebagian besar dana dari masyarakat dan sebagian besarnya

lagi dana dari bank, maka dari itu bank harus berusaha keras untuk memutar dana-dana

dari masyarakat, untuk dapat dipakai oleh masyarakat dalam bentuk kredit.

Dalam pemberian kredit yang dilakukan oleh bank atau suatu lembaga keuangan,

sudah seharusnya dapat memberikan perlindungan hukum bagi menerima dan pemberi

kredit melalui suatu lembaga hak jaminan yang kuat dan dapat memberikan kepastian

hukum bagi semua pihak yang berkepentingan.

Agunan kredit merupakan salah satu persyaratan dalam melakukan pemberian

kredit. Menurut pasal 1 angka 23 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang

Perbankan agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitor kepada

bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip

syariah.

1 Muhammad. 2004. Manajemen Bank Dana Syariah, Penerbit Ekonosia, condongcatur, Depok, Sleman: yogyakarta, hal 48

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/33317/2/jiptummpp-gdl-getruidasa-44652... · 2016. 10. 11. · 2 meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

4

Yang merupakan ciri-ciri dari lembaga hak jaminan atas tanah menurut Undang-

Undang No. 04 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan, yaitu:

1. Memberikan kedudukan mendahulukan (hak preferensi) kepada

pemegangnya;

2. Selalu mengikuti objek yang dijaminkan, ditangan siapapun objek itu

berada;

3. Memenuhi asas spesialitas dan asas publisitas, sehingga dapat mengikat

pihak ketigadan memberikan jaminan kepastian hukumkepada pihak-

pihak yang berkepentingan;

4. Mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh bank dalam rangka melindungi

dan mengamankan dana masyarakat yang dikelola bank untuk disalurkan dalam bentuk

pembiayaan, yaitu:

1. Harus menggunakan dengan prinsip kehati-hatian

2. Harus mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitor

untuk melunasi hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan

3. Harus memperhatikan asas-asas perkreditan atau pembiayaan yang sehat.

Maka dari itu, pihak bank harus bisa melakukan penilaian seksama melalui

beberapa aspek, yaitu: character (penilaian watak), capacity (penilaian kemampuan),

capital (penilaian terhadap modal), collateral (penilaian terhadap agunan), condition of

economy (prospek usaha calon debitur).

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/33317/2/jiptummpp-gdl-getruidasa-44652... · 2016. 10. 11. · 2 meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

5

Fungsi dari pemberian jaminan adalah apabila debitor cidera janji dan tidak

membayar kembali hutangnya pada waktu yang telah ditentukan, maka dengan begitu

pihak bank mempunyai hak dan kekuasaan mendapatkan pelunasan hutang dari debitur

dengan barang-barang jaminan tersebut. Di karenakan pihak bank sebagai penerima

jaminan, maka Pihak bank sangat memiliki kewajiban penting dalam menjaga jaminan

yang diberikan oleh pihak debitor dan melindungi debitornya.

Akan tetapi, dalam proses kredit ini sering terjadi dan ditemukan kemacetan

dalam angsuran pembayarannya tersebut yang secara tidak langsung akan mengakibatkan

kerugian terhadap pihak bank yang mengadakan kredit tersebut. Maka dari itu, dalam

pemberian kredit pihak bank wajib menerima sebuah jaminan dari nasabah, jaminan

tersebut bisa benda-benda yang bisa bergerak dan benda-benda yang tidak bergerak.

Nilai jaminan yang diberikan oleh nasabah ini biasanya lebih besar dari

pembiayaan yang di berikan dan jaminan itu harus berdasarkan ketentuan–ketentuan yang

berlaku agar terhindar dari resiko, antara lain terjadi kemacetan dalam angsuran

pembiayaan dan bisa jadi nasabah tersebut hilang sama sekali tanpa ada kabar. Hal ini

yang mengakibatkan kerugian bagi pihak bank.

Untuk menghindari hal-hal seperti di atas maka pihak bank, mensyaratkan bahwa

dalam setiap pembiayaan, baik dalam jumlah yang besar maupun jumlah yang kecil,

harus menyertakan jaminan. Sehingga adanya kepercayaan dari pihak bank kepada

nasabah untuk melunasi angsuraan pembiayaan dalam waktu yang telah dijanjikan.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/33317/2/jiptummpp-gdl-getruidasa-44652... · 2016. 10. 11. · 2 meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

6

Dalam pelaksanaan tersebut, pihak bank tetap mendapatkan nasabah yang macet

dalam pembayaran angsuran kredit walaupun sudah diperketat penjagaannya, mulai dari

pemberian persyaratan pembiayaan dan sebagainya. Dengan berbagai alasan yang

diberikan oleh nasabah.

Dalam upaya mengaktifkan kembali angsuran pembayaran yang macet dari

nasabah, pihak bank sebagai kreditur melakukan beberapa hal yaitu rescheduling

(penjadwalan kembali kredit), reconditioning (mengubah persyaratan kredit) dan

restructuring (penataan kembali kredit). Agar dapat menyelesaikan kredit yang macet

sehingga tidak merugikan kedua belah pihak. Tetapi apabila dalam penggunaan upaya-

upaya diatas masih tetap ditemukan nasabah yang macet, maka jalur yang ditempuh oleh

pihak bank adalah melalui jalur hukum.

Penyelesaian kredit macet melalui jalur hukum antara pihak bank dengan nasabah

akan dilakukan melalui Pengadilan Negeri. Penyelesaian melalui jalur Pengadilan Negeri

ini mempunyai dua cara yaitu cara memohonkan penetapan sita eksekusi (exsetutorial

beslag) terhadap Grosse Akta Pengakuan Utang ataupun terhadap Grosse Akta Hak

Tanggungan kepada Ketua Pengadilan Negeri atau dengan cara mengajukan gugatan

biasa yang di sertai permohonan penetapan sita jaminan terhadap barang-barang yang

menjadi jaminan dari pembiayaan tersebut, sita jaminan ini akan berubah menjadi sita

eksekusi apabila permohonan dari pihak penggugat (pihak bank) dikabulkan oleh Ketua

Pengadilan Negeri.

Selain melalui Pengadilan Negeri, penyelesaian kredit yang macet pun bisa juga

memalui pelelangan jaminan yang dimiliki oleh nasabah yang bermasalah. Pelelangan

dikenal sebagai tindak lanjut eksekusi atau pelaksanaan putusan badan peradilan atau

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/33317/2/jiptummpp-gdl-getruidasa-44652... · 2016. 10. 11. · 2 meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

7

yang dipersamakan itu, karenanya dinamakan lelang eksekusi. Namun dalam

perkembangan sekarang lelang tidak hanya sebatas pada lelang eksekusi seperti itu,

melainkan sudah meluas meliputi barang-barang bebas yang merupakan lelang sukarela

yaitu lelang yang dimintakan oleh pemilik barang.2

Seperti kasus yang terjadi pada tanggal 28 desember 2012 Franky Ratu Taga yang

bekerja sebagai Pegawai PT Agogo Golden Group mengajukan pinjaman kepada Bank

NTT Cabang Ende sebesar Rp 100.000.000,-, dengan jaminan yang diberikan oleh

Franky adalah tanah sebesar 614m2 SHM bersama dengan harga jaminan sebesar Rp

130.000.000,-. Pada tanggal 19 september 2011 pencairan dana Franky sebesar Rp

100.000.000,- dan mulai bulan depan angsuran Franky kepada Bank tersebut akan di

mulai sebesar Rp 3.450.000,-/bulan selama 4tahun. Pada bulan ke 6 yaitu bulan Maret

2013 angsuran Franky kepada Bank tersebut macet sampai pada bulan ini, setelah

mencari tahu ternyata Franky telah melarikan diri. Sedangkan jaminan Franky yang

berupa tanah sebesar 614m2 itu masih berada di Bank tersebut dan pihak Bank berencana

akan menjual jaminan tersebut.

Melihat kondisi latar belakang tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk

meneliti dan membahas masalah di atas mengenai “PELAKSANAAN EKSEKUSI

JAMINAN HAK TANGGUNGAN (Studi Kasus di Kantor Bank NTT Cabang Ende)”

2 Cecep Sukandar SH. 2005. “Pelaksanaan Eksekusi Lelang Terhadap Jaminan Kredit Macet.” Skripsi: Medan, hal 8

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/33317/2/jiptummpp-gdl-getruidasa-44652... · 2016. 10. 11. · 2 meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

8

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana palaksanaan eksekusi jaminan hak tanggungan pada Bank NTT

Cabang Ende?

2. Apakah faktor penghambat atau faktor pendukung pelaksanaan eksekusi jaminan

hak tanggungan serta upaya hukum apa yang dilakukan oleh Bank NTT Cabang

Ende terhadap proses penyelesaian kredit yang bermasalah?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pelaksanaan ekesekusi jaminan hak tanggungan pada Bank

NTT Cabang Ende.

2. Untuk mengetahui faktor hambatan atau faktor pendukung yang diperoleh oleh

pihak bank terkait masalah pengeksekusian jaminan debitur, serta upaya hukum

apa yang dilakukan oleh Bank NTT Cabang Ende terhadap proses penyelesaian

kredit yang bermasalah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penulisan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai motivasi kepada

peneliti, pembaca dalam pengembangan tentang ilmu hukum, baik itu hukum

perdata dan hukum perbankan.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi penulis agar dapat menambah pengetahuan kepada penulis juga

menjadi bahan pertimbangan terhadap penulis untuk memberikan

pemikiran praktis dalam memahami masalah eksekusi jaminan hak

tanggungan serta sebagai bahan yang berharga dan berguna untuk

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/33317/2/jiptummpp-gdl-getruidasa-44652... · 2016. 10. 11. · 2 meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

9

memenuhi persyaratan akademis dalam mencapai kesarjanaan Strata 1

(S1) Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

b) Bagi lembaga perbankan khususnya Bank NTT Cabang Ende, agar

meningkatkan peran dan fungsi pelayanan kepada masyarakat serta

memberikan kemudahan dalam memberikan jasa kredit kepada

masyarakat.

c) Bagi masyarakat dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat tentang

prosedur pengkreditan pada Bank NTT Cabang Ende serta menambah

kepercayaan kepada masyarakat terhadap Bank NTT Cabang Ende.

E. Metode Penelitian

Untuk memperoleh data-data yang dapat dipertanggungjawabkan dari hasil penelitian,

maka metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1) Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat yuridis

sosiologis. Pendekatan yang berdasarkan penerapan pada aturan dan prosedur

hukum yang berlaku terutama dalam kaitannya dengan permasalahan hukum

dalam pelaksanaan eksekusi jaminan.

Dari segi yuridis, yang memandang hukum sebagai gejala sosial yang

terjadi di masyarakat sesuai dengan norma-norma yang ada sebagaimana tertuang

dalam aturan-aturan hukum yang berlaku. Sedangkan pendekatan sosiologi

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/33317/2/jiptummpp-gdl-getruidasa-44652... · 2016. 10. 11. · 2 meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

10

digunakan untuk mengkaji berlakunya aturan hukum ketika diterapkan

masyarakat atau melihat realita yang terjadi di masyarakat.3

Dalam pendekatan yuridis sosiologis ini artinya memaparkan suatu

pernyataan yang ada di lapangan mengenai pelaksanaan eksekusi jaminan hak

tanggungan dalam memberikan jasa kredit. Metode pendekatan dengan cara turun

langsung ke lapangan untuk mendapatkan data primer yaitu menyangkut

persoalan-persoalan hukum yang dianalisis dalam hubungan timbal balik antara

hukum dan pelaksanaan eksekusi jaminan hak tanggungan dalam perkreditan.

2) Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih oleh penulis untuk melakukan penelitian adalah di

kantor Bank NTT Cabang Ende. Karena di kantor Bank NTT cabang Ende

terdapat kasus yang akan dikaji oleh penulis yaitu kasus eksekusi jaminan hak

tanggungan dalam perkreditan yang mana debitur wanprestasi dalam perkreditan

tersebut.

3) Jenis Data

a. Data Primer, adalah data atau keterangan yang didapat secara langsung

dari sumber dimana penelitian akan berlangsung. Jenis data primer yang

digunakan dalam penelitian hukum yang mengikat antara lain hasil

wawancara dengan responden yang dilakukan oleh penulis di lokasi kantor

Bank NTT Cabang Ende, dokumen-dokumen yang menyangkut data-data

penelitian.

3 Latukau Nurlia. “Analisis Yuridis Sosiologis Tanggung Jawab Panti Asuhan Sebagai Badan Hukum Yang Bertindak Sebagai Wali terhadap Anak Asuhnya Berdasarkan Pasal 50 Ayat (1) UU No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.” Skripsi: Malang hal. 5

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/33317/2/jiptummpp-gdl-getruidasa-44652... · 2016. 10. 11. · 2 meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

11

b. Data Sekunder, adalah data yang diperoleh dengan cara studi kepustakaan

melalui perundang-undangan yaitu Undang-undang No. 10 tahun 1998

tentang perbankan; Undang-undang No.04 tahun 1996 tentang hak

tanggungan, buku-buku, dan dokumen-dokumen lainnya yang

berhubungan dengan penelitian.

4) Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data di lapangan, penulis menggunakan teknik pengumpulan

data diantaranya:

a. Interview/wawancara adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara tanya jawab langsung terhadap pihak yang mengalami sendiri

permasalahan tersebut, dalam hal ini adalah pegawai Bank NTT Cabang

Ende dan Franky sebagai pihak yang di eksekusikan jaminan hak

tanggungannya. Namun bersamaan dengan adanya kasus ini Franky tidak

dapat di wawancarai karena telah melarikan diri.

b. Dokumentasi yaitu pengumpulan data-data dengan cara mencatat dan

memanfaatkan data-data yang ada di lokasi penelitian, baik berupa arsip-

arsip atau dokumen-dokumen yang terkait dengan kasus eksekusi jamnan

hak tanggungan dalam perkreditan, guna untuk memperoleh informasi

yang dapat melengkapi data terhadap penelitian hukum ini.

c. Teknik kepustakaan adalah pengumpulan data dari buku-buku, internet,

artikel maupun surat kabar serta pendapat para ahli.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/33317/2/jiptummpp-gdl-getruidasa-44652... · 2016. 10. 11. · 2 meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

12

F. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan metode penelitian, dan

sistematika penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan mengenai teori-teori yang melandasi penulisan dan

pembahasan yang berkaitan dengan judul. Teori ini akan didapat dari

studi kepustakaan beberapa literatur.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang permasalahan pokok yang ada dalam skripsi

ini yang disertai analisis deskriptif, yakni masalah bagaimana eksekusi

jaminan hak tanggungan pada pembiayaan murabahah dan masalah

apakah hambatan yang dihadapi oleh pihak bank terkait masalah

pengeksekusian jaminan debitur serta upaya hukum apa yang dilakukan

Bank Pembangunan Daerah Ende terhadap proses penyelesaian kredit

yang bermasalah.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini berisikan mengenai kesimpulan atau ringkasan jawaban

permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan saran-saran yang perlu

disampaikan untuk menjawab permasalahan yang ada dan mencari

penyelesaiannya.