BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A....

65
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi televisi adalah sebagai alat informasi bagi masyarakat yang membutuhkan informasi baik nasional maupun internasional. Informasi ini berguna untuk menambahkan ilmu pengetahuan mereka akan berita yang diserap oleh masyarakat yang menggunakan media tersebut (McQuail, 2011:63). Televisi hanyalah sebuah alat untuk proses penyampaian pesan kepada khalayak, namun televisi mempunyai program siaran yang dikemas secara memenuhi kebutuhan audiencenya (Morissan, 2008:200). Televisi menciptakan berbagai program-program atau acara yang bisa dinikmati oleh audiencenya. Setiap program atau segmen yang diciptakan oleh produser mempunyai jenis program yang berbeda, apakah jenis hiburan, pendidikan atau informasi. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebagai proses komunikasi yang berlangsung di mana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film (Wiryanto, 2004:68). Pengaruh media massa terasa lebih kuat lagi pada masyarakat modern, karena orang memperoleh banyak informasi tentang dunia dari media massa. Pada

Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A....

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi.

Fungsi televisi adalah sebagai alat informasi bagi masyarakat yang membutuhkan

informasi baik nasional maupun internasional. Informasi ini berguna untuk

menambahkan ilmu pengetahuan mereka akan berita yang diserap oleh

masyarakat yang menggunakan media tersebut (McQuail, 2011:63).

Televisi hanyalah sebuah alat untuk proses penyampaian pesan kepada

khalayak, namun televisi mempunyai program siaran yang dikemas secara

memenuhi kebutuhan audiencenya (Morissan, 2008:200). Televisi menciptakan

berbagai program-program atau acara yang bisa dinikmati oleh audiencenya.

Setiap program atau segmen yang diciptakan oleh produser mempunyai jenis

program yang berbeda, apakah jenis hiburan, pendidikan atau informasi.

Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak

dan elektronik). Sebagai proses komunikasi yang berlangsung di mana pesannya

dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal

melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film

(Wiryanto, 2004:68).

Pengaruh media massa terasa lebih kuat lagi pada masyarakat modern,

karena orang memperoleh banyak informasi tentang dunia dari media massa. Pada

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

2

saat yang sama sukar mengecek kebenaran yang disajikan media (Ardianto,

Komala & Karlinah, 2009:137).

Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan

radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk.

Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil

penelitian-penelitian yang menyatakan bahwa umumnya tujuan utama khalayak

menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk

memperoleh informasi (Ardianto, Komala & Karlinah, 2009:137).

Media televisi merupakan saran masuknya informasi baru sekaligus

sebagai agen perubahan budaya baru. Banyak yang menegaskan aktifitas

menonton televisi sebagai kegiatan pasif atas penerimaan gagasan baru. Dengan

modal audio-visualnya siaran televisi sangat efektif dalam memberikan pesan-

pesannya. Tetapi tidak hanya itu, televisi juga memiliki fungsi sebagai saran

promosi dan hiburan. Karena itu juga televisi sangat bermanfaat dalam upaya

pembentukan perilaku dan perubahan pola pikir (Darwanto, 2007: 26).

Acara-acara yang disajikan tidak lagi memperhitungkan nilai ideal, hanya

nilai material sebuah tayangan. Produksi sebuah acara hanya mementingkan

keuntungan tanpa memperhitungkan apakah acara itu akan mendidik pemirsa.

Televisi menjadi ideologi baru bahkan agama baru, karena melalui acara-

acaranya, televisi memenuhi kebutuhan individu. Orang merasa nyaman dan

senang ketika duduk di depan televisi tinggal pencet remote control untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhannya (Zamroni, 2005:65).

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

3

Momentum reformasi mengubah struktur media, meskipun tidak

seutuhnya. Terjadi pergeseran kepemilikan media, khusunya stasiun televisi. Para

pemilik media kemudian mendirikan kelompok-kelompok media sehingga para

pemainnya terbatas menjadi beberapa saja meskipun terlihat banyak sekali stasiun

televisi bermunculan. Kelompok Media Nusantara Citra (MNC), misalnya,

memiliki tiga stasiun televisi yaitu RCTI, Global TV, MNC yang masing-masing

membidik target yang berbeda. Sementara itu, stasiun-stasiun lain yang tidak

tergabung dalam group-group besar (Nugraha, 2006:77).

Berdasarkan penjelasan di atas, para pemilik media massa terjadi

pergeseran media, khususnya stasiun televisi. Di mana kelompok-kelompok

media sehingga para pemainnya terbatas menjadi beberapa saja meskipun terlihat

banyak sekali stasiun televisi bermunculan, dan stasiun televisi tersebut membidik

target yang berbeda-beda.

Seperti saat ini telah banyak bermunculan tayangan televisi yang dikemas

melalui video rekaman yang telah ada sebelumnya atau disebutnya juga tayangan

dokumentasi. Tayangan ini telah banyak ditayangkan oleh beberapa stasiun

televisi swasta Indonesia, antara lain TRANS7, Global TV, RCTI, dan ANTV.

Salah satu tayangan acara yang bersifat dokumentasi dan magazine adalah

“Brownies” yang ditayangkan oleh stasiun televisi TRANS7. “Brownies” adalah

program yang menyajikan informasi ringan, menarik tapi juga informatif yang

menayangkan berbagai hal unik yang terkadang tidak terpikirkan oleh kita

sebelumnya dengan disertai penjelasan ringan (www.trans7.co.id).

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

4

“Brownies” tayangan televisi baru yang berjenis magazine. Magazine itu

seperti membuka majalah, ketika membuka majalah semua informasi ada. Seperti

tips, kesehatan (menurut rating Nielsen, masuk kategori Information:

Documentary) dan mengambil potongan klip video atau film dari situs youtube

[Siregar, Hasil Wawancara, 12 Desember 2012].

Program “Brownies” adalah program Magazine TRANS7 yang

menyuguhkan berbagai liputan mengenai gaya hidup dan anak muda. Acara

informatif yang dikemas secara menarik ini menghadirkan “Rio Indrawan”

sebagai host. Tayang setiap hari “Kamis dan Jumat”, pukul “15.15 WIB”, di

setiap episodenya “Brownies” menghadirkan beragam topik yang dikupas secara

tuntas. Keunikan dari “Brownies” mengibaratkan kue brownies identik dengan

yang manis, enak, cemilan yang bisa dimakan kapan saja. Maka program

“Brownies” menyajikan informasi ringan, menarik dan informatif untuk

audiensnya.

Menurut peneliti, program “Brownies” adalah program yang unik. Di

mana program berjenis magazine yang seperti penontonnya membuka majalah,

ketika membuka majalah semua informasi itu semua ada mulai dari fashion,

kesehatan, kuliner, tips-tips hingga informasi film dilengkapi tambahan video

seperti youtube. Maka informasi yang disajikan program “Brownies” sangat

bermanfaat untuk penontonnya.

Dalam Episode yang diangkat dalam penelitian ini ialah “Brownies”

episode Parta Porte yang disiarkan pada tanggal 12 Maret 2013 dengan host Rio

Indrawan dan Adit Aulia. Peneliti mengambil episode paling terbaru guna

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

5

mendapatkan data yang lebih terkini. Hal ini juga menarik dan mendapat

perhatian khusus oleh peneliti dalam episode ini ialah karena kedua host, dalam

adegan awal tayangan episode ini, menggunakan pakaian ala Indian dan sambil

menginformasikan sesuatu dengan bahasa Indian dengan gayanya yang khas.

Dalam penelitian ini peneliti memilih program siaran ‘Brownies’ karena di

tengah acara televisi yang dipenuhi dengan sinetron-sinetron yang cenderung

negatif, TRANS7 hadir membawa informasi yang sangat menarik, dengan

menyaksikan acara ‘Brownies’ kita dapat mengetahui berbagai hal menarik dari

seluruh penjuru dunia dan dikemas dengan unik sehingga menjadi daya tarik

pemirsa televisi semuanya. Target audience dalam program acara ‘Brownies’ ini

adalah remaja adult female yang berumur 15-25 tahun ke atas. WHO membagi

kurun usia remaja dalam dua bagian, yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja

akhir 15-20 tahun (Sarwono, 2011:12).

Remaja lebih banyak menghabiskan waktunya di depan televisi dibanding

orang dewasa. Ketika mereka memiliki waktu luang, maka umumnya mereka

akan memilih untuk menggunakan waktu itu untuk menonton televisi daripada

memilih kegiatan bersifat rekreatif lainnya, tidaklah berlebihan bila dikatakan

bahwa televisi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari para remaja (Bong,

2002:5).

Kemampuan media untuk menentukan informasi apa yang dianggap

penting. Maka, media harus selektif dalam menyajikan topik dan kepentingan

publik. Teori penentuan Agenda (Agenda Setting Theory) adalah teori yang

menyatakan bahwa media massa berlaku merupakan pusat penentuan kebenaran

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

6

dengan kemampuan media massa untuk mentransfer dua elemen yaitu kesadaran

dan informasi ke dalam agenda publik dengan mengarahkan kesadaran publik

serta perhatiannya kepada isu-isu yang dianggap penting oleh media massa

(Tamburaka, 2012:22-23).

Agenda merupakan seleksi terhadap berita yang terdapat bahwa suatu

berita tersebut menjadi lebih penting dibandingkan berita yang lain. Agenda

media adalah daftar berita-berita dan peristiwa pada suatu waktu yang disusun

berdasarkan urutan kepentingannya. Agenda media memengaruhi atau

berinteraksi dengan agenda publik. Seberapa besar kekuatan media mampu

memengaruhi agenda publik dan bagaimana publik itu melakukannya

(Tamburaka, 2012: 68).

Maka dalam Agenda Setting menurut Tamburaka (2012: 23), konsentrasi

media massa hanya pada beberapa masalah masyarakat untuk ditayangkan sebagai

isu-isu yang lebih penting daripada isu-isu lain. Media massa memiliki efek yang

sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar dan bukan

dengan perubahan sikap dan pendapat.

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

pertanyaan utama yang diajukan adalah:

Bagaimana pandangan remaja terhadap agenda media pada program

‘Brownies’ Episode Parta Porte di TRANS7 ?

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

7

Rumusan masalah utama ini kemudian diturunkan beberapa pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pandangan remaja terhadap visibialitas tingkat

menonjolnya berita pada program ‘Brownies’ episode Parta Porte di

TRANS7 ?

2. Bagaimana pandangan remaja terhadap tingkat menonjolnya bagi

khalayak (audience salience) pada program ‘Brownies’ episode Parta

Porte di TRANS7 ?

3. Bagaimana pandangan remajan terhadap valensi cara pemberitaan bagi

suatu peristiwa pada program ‘Brownies’ episode Parta Porte di

TRANS7 ?

C. TUJUAN

Tujuan utama penelitian ini:

1. Untuk mengetahui pandangan remaja terhadap agenda media pada

program ‘Brownies’ Episode Parta Porte di TRANS7.

2. Untuk mengetahui pandangan remaja terhadap visibialitas tingkat

menonjolnya berita pada program ‘Brownies’ episode Parta Porte di

TRANS7.

3. Bagaimana pandangan remaja terhadap tingkat menonjolnya bagi

khalayak (audience salience) pada program ‘Brownies’ episode Parta

Porte di TRANS7.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

8

4. Bagaimana pandangan remaja terhadap valensi cara pemberitaan bagi

suatu peristiwa pada program ‘Brownies’ episode Parta Porte di

TRANS7.

D. MANFAAT

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

pengembangan ilmu komunikasi tentang penelitian pada khalayak

dalam mengkonsumsi media, khususnya media televisi sebagai

referensi yang berguna untuk penelitian selanjutnya terutama

pemaknaan audience terhadap program-program televisi.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi industri

media untuk memperhatikan kebutuhan khalayak. Selain itu penelitian

ini dapat memberikan motivasi bagi industri media dan TRANS7

khususnya pada program ‘Brownies’ untuk selalu kreatif dalam

mengemas program acaranya tanpa mengabaikan sisi edukatifnya.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Skripsi ini dibuat dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I, Pendahuluan. Bab ini berisikan latar belakang, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab ini

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

9

merupakan landasan dasar peneliti dalam memulai penelitian agar terarah dan

sistematis.

Bab II, Kerangka Konsep. Bab ini menguraikan konsep – konsep yang

digunakan peneliti sebagai dasar dan pijakan pokok meneliti objek, yang

disesuaikan dengan tema penelitian. Bab ini menjelaskan sisi pemahaman

para ahli komunikasi berkaitan dengan tema penelitian.

Bab III, Metodologi Penelitian. Dalam bab metodologi penelitian

memuat mengenai definisi konseptual yang memuat tentang paradigma

penelitian, pendekatan penelitian kualitatif, fokus penelitian menjelaskan

tentang program televisi “Brownies” TRANS7, unit analisis, batasan

penelitian, teknik pengambilan data, teknik analisis data, dan keabsahan data.

Bab IV, Analisis dan Pembahasan. Dalam bab ini memuat analisa

berdasarkan teori dan konsep terhadap fokus penelitian menggunakan

pendekatan penelitian.

Bab V, Kesimpulan dan Saran. Bab ini memuat hasil penelitian peneliti

dalam bentuk kesimpulan dan saran.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

10

BAB II

KERANGKA KONSEP

A. Penelitian Terdahulu

Terkait dengan penelitian ini, peneliti mendapatkan beberapa hasil

penelitian terdahulu. Peneliti mendapatkan bahwa sudah terdapat penelitian yang

membahas mengenai teori agenda setting pada program televisi. Penelitian itu

berjudul “Pengemasan Program Komedi Mengandung Unsur Pendidikan dalam

Penyampaian Pesan Moral Kepada Khalayak”. Jurnal Komunikologi Vol. 9, No.

1, Maret. 2012, yang dibuat oleh Ilona V. Oisina Situmeang. Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Sifat penelitian yang digunakan

adalah deskriptif. Hasil dari penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa agenda

setting dalam media, mempunyai kemampuan untuk memengaruhi khalayak

dalam memberikan informasi. Komunikasi yang dilakukan narasumber dalam

menyampaikan informasi mendapat respon dari penonton. Orang-orang yang

menonton televisi dapat dengan mudah mengetahui informasi yang menjadi topik

pembicaraan.

Adapun penelitian lain yang membahas mengenai “Analisa Perilaku

Imitasi Dikalangan Remaja Setelah Menonton Tayangan Drama Seri Korea di

Indosiar (Studi Kasus Perumahan Pondok Karya Lestari Sei Kapih Samarinda).

eJournal Ilmu Komunikasi Vol. 1, No. 3, hal: 66-80, 2013, yang dibuat oleh Yessi

Paradina Sella. Dalam penelitian ini, peneliti untuk mengetahui sejauh mana

perilaku yang ditujukan oleh remaja khususnya perilaku imitasi, analisa data yang

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

11

digunakan metode kualitatif. Dalam penelitian ini menggunakan teori agenda

setting yang ditemukan McComb dan Donald L Show, beramsumsi bahwa media

mempunyai kemampuan mentransfer isu untuk mengetahui agenda publik.

Adapun penelitian yang berjudul ‘Analisa Isi Tayangan Program

Kalawarta di TVRI Jawa Barat Ditinjau dari Nilai Berita’ yang dibuat oleh Ari

Krisna, Universitas Komputer Indonesia. 2010, Bandung. Penelitian yang

bertujuan untuk mengetahui bagaimana isi tayangan program Kalawarta di TVRI

Jawa Barat di tinjau dari nilai berita. Menggunakan teori agenda setting, dari

agenda media melihat dari penonjolan berita dengan cara penyajian program

Kalawarta yang di siarkan di TVRI. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif, di mana adanya hubungan variabel antara agenda media dan agenda

khalayak.

Penelitian yang berjudul ‘Analisis Fenomenologi Pada Program Mario

Teguh Golden Ways di Metro TV’ yang dibuat oleh Putri Helmalena, Universitas

Islam Negeri, 2011. Jakarta. Dalam penelitian ini menggunakan teori agenda

setting, peneliti mencoba menelaah seberapa penting acara ini bagi pemirsa

golden ways. Metodologi penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif

sebagai metode dengan pendekatan yang digunakan yaitu fenomenologi. Sumber

data yang diperoleh dari hasi wawancara mendalam dengan informan yang

menonton acara Golden Ways.

Metodologi yang digunakan juga memiliki kecenderungan dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Tipe jenis adalah deskriptif. Adapun

pendekatan dengan menggunakan kuantitatif hanya sebagai data pendukung

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

12

penelitian saja. Teknik pengumpulan data mayoritas menggunakan wawancara,

observasi dan studi pustaka.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa Agenda

setting adanya hubungan positif antara perhatian media dan perhatian khalayak

pada suatu peristiwa. Kemampuan media untuk menentukan informasi apa yang

dianggap penting, yang menyajikan topik diskusi dan kepentingan publik.. Berikut

adalah roadmap penelitian dalam lampiran.

B. Komunikasi Massa

Yang dimaksud dengan komunikasi massa ialah komunikasi melalui media

massa modern. Media massa ini adalah surat kabar, film, radio, dan televisi

(Effendy, 2008:50).

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh

Rakhmat dalam Bittner (2003:188) dalam buku komunikasi massa, yakni:

komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa

pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated

through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat

diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi,

sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak. Media

komunikasi yang termasuk media massa ini adalah: radio siaran dan televisi

(Ardianto, Komala & Karlinah, 2009:3).

Dalam buku Effendy (2008:51-54), untuk suksesnya komunikasi massa,

kita perlu mengetahui sedikit banyak ciri-ciri komunikasi itu yang meliputi sifat-

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

13

sifat unsur yang dicakupnya. Di mulai dengan sasarannya sendiri, yakni

komunikan.

a. Sifat komunikan

Komunikasi massa ditujukan kepada khalayak yang jumlahnya

relatif besar, heterogen, dan anonim.

b. Sifat media massa

Adalah serempak cepat. Yang dimaksudkan dengan

keserempakan (simultaneity) disini adalah keserempakan kontak

antara komunikator dan komunikan yang demekian besar

jumlahnya. Pada saat yang sama media massa membuat

khalayak serempak menaruh perhatian pesan yang disampaikan

seorang komunikator.

c. Sifat pesan

Sifat pesan melalui media massa ialah umum (public). Sifat

pesan melalui media massa adalah sejenak (transiet), hanya

untuk disajikan seketika. Demikian pula pesan melalui televisi,

setelah dilihat dan di dengar, kemudian tiada lagi, di ganti

dengan pesan berikutnya.

d. Sifat komunikator

Karena media massa adalah lembaga atau organisasi, maka

komunikator pada komunikasi massa, seperti wartawan,

sutradara, penyiar radio atau penyiar televisi, adalah

komunikasi terlembagakan (institutionalized communicator).

Karena itu, berhasil-tidaknya komunikasi massa ditentukan

oleh berbagai faktor yang terdapat di dalam organisasi media

massa.

e. Sifat efek

Efek komunikasi yang timbul pada komunikan bergantung

kepada tujuan komunikasi yang dilakukan oleh komunikator.

Apakah tujuannya agar komunikan hanya tahu saja, atau agar

komunikan berubah sikapnya dan pandangannya, atau agar

komunikan berubah tingkah lakunya.

Tamburaka (2012:15) mendefinisikan komunikasi massa dalam tiga ciri:

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

14

1. Komunikasi massa diarahkan kepada audience yang relatif besar,

heterogen, dan anonim.

2. Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk

bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak

dan sifatnya sementara.

3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah

organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang

besar.

Komunikasi massa yaitu proses komunikasi yang dilakukan melalui media

massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi

kepada khalayak luas. Dengan demikian, maka unsur-unsur penting dalam

komunikasi massa adalah : (a) komunikator, (b) media massa, (c) informasi

(pesan) massa, (d) gatekeeper, (e) khalayak (publik), (f) umpan balik.

Berdasarkan konsep di atas komunikasi massa adalah pesan yang

dikomunikasikan pada sejumlah besar orang melalui media massa seperti surat

kabar, televisi, radio, dan film. Jadi penting untuk diketahui bahwa media massa

mempunyai peran penting bagi khalayak untuk mendapatkan berbagai informasi

yang sesuai dengan kebutuhannya.

C. Teori Agenda Setting

a. Konsep Agenda setting

Effendy (Bungin, 2006:281-282) mengatakan teori Agenda Setting

menganggap bahwa masyarakat akan belajar mengenai isu-isu tersebut disusun

berdasarkan tingkat kepentingannya. Asumsi dasar teori Agenda Setting adalah

bahwa jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

15

memengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Jadi, apa yang dianggap

penting bagi media, maka penting juga bagi masyarakat.

Di antara berbagai asumsi tentang efek (pengaruh) komunikasi massa,

salah satu yang masih bertahan dan berkembang pada tahun-tahun belakangan ini

menyatakan, media massa, dengan memperhatikan beberapa isu tertentu dan

mengabaikan yang lainnya, akan memengaruhi opini publik. Orang cenderung

mengetahui tentang hal-hal yang disajikan oleh media massa dan menerima

susunan prioritas yang ditetapkan media massa terhadap berbagai isu tersebut

(Ardianto, Komala & Karlinah, 2009:76).

Dari penjelasan di atas Agenda Setting adalah dengan memerhatikan

beberapa isu tertentu dan mengabaikan yang lainnya, akan memengaruhi opini

publik. Media massa menyajikan apa yang khalayak ketahui terhadap berbagai isu

tersebut.

Asumsi agenda-setting model ini mempunyai kelebihan karena mudah

untuk diuji. Dasar pemikirannya adalah di antara berbagai isu yang

dimuat media massa, isu yang lebih banyak mendapat perhatian dari

media massa akan menjadi lebih akrab bagi pembacanya, akan

dianggap penting dalam suatu periode waktu tertentu, dan akan terjadi

sebaliknya bagi isu yang kurang mendapat perhatian media massa

(Ardianto, Komala & Karlinah, 2009:76-77).

Jadi media massa mempunyai kemampuan untuk memilih dan

menekankan isu tertentu yang dianggapnya penting (menetapkan agenda)

sehingga membuat publik berpikir bahwa isu yang dipilih media itu penting.

Kebanyakan yang dilakukan oleh program televisi.

Melengkapi pendapat dari teori ini, Sendjaja (2004:25) pun

mengungkapkan bahwa tidak hanya mempelajari berita-berita dan hal-hal lainnya

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

16

melalui media massa, audience juga mempelajari seberapa besar arti penting

sebuah isu atau topik dari cara media memberikan penekanan terhadap topik itu.

Fungsi agenda setting yang dirumuskan oleh Rogers dan Dearing

yang kembali di tulis oleh Kriyantono (2006:223) dalam bukunya

mengatakan, merupakan proses linear yang terdiri dari tiga bagian.

Pertama, Agenda Media itu sendiri harus disusun oleh awak media.

Kedua, Agenda Media dalam beberapa hal memengaruhi atau

berinteraksi dengan Agenda Publik atau naluri publik terhadap

pentingnya isu, yang nantinya mempengaruhi Agenda Kebijakan.

Ketiga, Agenda Kebijakan (Policy) adalah apa yang dipikirkan para

pembuat kebijakan publik dan privat penting atau pembuatan

kebijakan publik yang dianggap penting oleh publik.

Di dalam buku teori komunikasi massa Severin & Jr Tankard (2005:278-

279), Funkhouser (1973) memberikan sebuah daftar lima mekanisme sebagai

tambahan untuk arus peristiwa nyata yang bekerja memengaruhi besarnya

perhatian media yang mungkin diterima sebuah isu.

1. Adaptasi media terhadap arus peristiwa. Ketika pola yang sama terus

ada, maka hal itu dianggap sebagai “kurang lebih sama” dan tidak

lagi dianggap sebagai berita.

2. Pelaporan yang berlebihan tentang peristiwa penting yang tidak

biasa. Beberapa kejadian, seperti tumpuhan minyak Santa Barbara,

penting tetapi menerima liputan yang berlebihan karena keunikannya

atau sifatnya yang menimbulkan sensasi.

3. Pelaporan selektif aspek-aspek yang patut diberikan dari situasi yang

tidak layak diberitakan. Misalnya, sebuah penelitian terkenal

menunjukkan bahwa dengan menyeleksi deti-detil tertentu, liputan

televisi tentang sebuah parade yang menghormati Jenderal Douglas

MacArthur, tampak lebih menarik daripada kejadian sebenarnya (K.

Lang dan G. E. Lang, 1972).

4. Pseudoevent, atau pembuatan peristiwa yang patut dijadikan berita.

Gerakan protes, demonstrasi, protes publik dengan menduduki

tempat, dan trik publisitas adalah contoh-contoh pseudoevent yang

bisa membantu memindahkan isu ke agenda pers.

5. Rangkuman kejadian, atau situasi yang melukiskan kejadian biasa

dengan cara yang patut dijadikan berita. Contohnya adalah perilisan

laporan umum ahli bedah pada tahun 1964 yang menunjukkan

hubungan antara merokok dengan kanker paru-paru.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

17

Shoemaker dan Reese (1991) dalam buku teori komunikasi (Severin & Jr

Tankard, 2005:278-279) menyatakan, dengan memanfaatkan karya Herbert

Gans dan Todd Gitlin mengusulkan lima kategori utama pengaruh isi media:

1. Pengaruh dari pekerja media secara individu. Di antara pengaruh-

pengaruh ini adalah karakteristik pekerja komunikasi, latar belakang

profesional dan kepribadian, sikap pribadi, dan peran-peran

profesional.

2. Pengaruh-pengaruh rutinitas media. Apa yang diterima media massa

dipengaruhi oleh praktik-praktik komunikasi sehari-hari

communicator/orang penghubung, termasuk deadline/batas waktu

dan kendala waktu lainnya, kebutuhan ruang dalam penerbitan,

struktur piramida terbalik untuk menulis berita, nilai berita, standar

objektivitas, dan kepercayaan reporter pada sumber-sumber berita.

3. Pengaruh organisasi terhadap isi. Organisasi media memiliki

beberapa tujuan, dan menghasilkan uang sebagai salah satu yang

paling umum digunakan. Tujuan-tujuan organisasi media ini bisa

berdampak pada isi melalui berbagai cara.

4. Pengaruh terhadap isi dari luar organisasi media. Pengaruh-

pengaruh ini meliputi kelompok-kelompok kepentingan yang melobi

untuk mendapatkan persetujuan (atau menentang) jenis-jenis isi

tertentu, orang-orang yang menciptakan pseudoevent untuk

mendapatkan liputan media, dan pemerintah yang mengatur isi secara

langsung dengan undang-undang pencemaran nama baik dan

ketidaksopanan.

5. Pengaruh ideologi. Ideologi menggambarkan fenomena tingkat

masyarakat. Yang asasi bagi ideologi di Amerika Serikat adalah

“kepercayaan dalam nilai sistem ekonomi kapitalis, kepemilikan

pribadi, pencapaian laba dengan wiraswasta untuk kepentingan

pribadi, dan pasar bebas” (hlm. 184). Ideologi yang menyeluruh ini

mungkin memengaruhi isi media dengan banyak cara.

Individu-individu tertentu, yang disebut orang-orang yang mengetahui

terlebih dahulu (early recognizers), juga bisa memainkan peran kunci

(Brosius dan Weimann, 1996) dalam menentukan agenda media. Ini adalah

orang-orang yang mengetahui sebuah isu pada tahap-tahap

perkembangannya. Mereka mungkin adalah para profesional media yang

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

18

pekerjaannya melakukan pengamatan dan terikat dengan jaringan kerja

organisasi dan sosial (Severin & Jr. Tankard, 2005:279-280).

b. Agenda Media

Werner Severin & James W. Tankard dalam buku Communication

Theories, Origins, Methods, Uses in the Mass Media yang kembali dikutip oleh

Kriyantono (2006:223-224) menyampaikan dimensi-dimensi tiga agenda di atas,

yaitu:

1. Agenda Media. Agenda harus diformat, proses akan memunculkan

masalah bagaimana agenda media ini terjadi pada waktu pertama kali

dengan dimensi yang berkaitan, antara lain: Visibility (yakni jumlah

dan tingkat menonjolnya berita), Audience Salience (tingkat

menonjol bagi khalayak), Valence (valensi), yakni menyenangkan

atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.

2. Agenda Khalayak. Agenda media dalam banyak hal memengaruhi

atau berinteraksi dengan agenda publik atau kepentingan isu tertentu

bagi publik. Dimensi yang berkaitan antara lain: Familirianty

(keakraban), personal salience (penonjolan pribadi), Favorability

(kesenangan).

3. Agenda Kebijakan. Agenda publik memengaruhi atau berinteraksi ke

dalam agenda kebijakan. Agenda kebijakan adalah pembuatan

kebijakan publik yang dianggap penting bagi individu. Dimensi yang

berkaitan antara lain: Support (dukungan), likelihood of action

(kebebasan bertindak), yakni nilai kegiatan yang mungkin dilakukan

pemerintah.

Agenda Media. Agenda harus diformat, proses akan memunculkan

masalah bagaimana agenda media ini terjadi pada waktu pertama kali dengan

dimensi yang berkaitan, antara lain: Visibility (yakni jumlah dan tingkat

menonjolnya berita), Audience Salience (tingkat menonjol bagi khalayak),

Valence (valensi), yakni menyenangkan atau tidak menyenangkan cara

pemberitaan bagi suatu peristiwa.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

19

Nurudin (2007:195-196), agenda media tidak selalu berhasil memberitahu

apa yang kita pikir, tetapi media tersebut benar-benar berhasil memberitahu kita

berpikir tentang apa. Media massa selalu mengarahkan kita tentang apa yang

harus kita lakukan. Media memberikan agenda-agenda melalui pemberitaanny,

sedangkan masyarakat akan mengikutinya.

Dalam menentukan agenda media, media massa memiliki andil besar

dalam menentukan apa yang akan dibahas, menentukan berita yang dapat menarik

perhatian publik dengan cara melihat dari jumlah dan tingkat menonjolnya berita

yang terkait dalam dimensi agenda media. Media melihat suatu berita yang

menarik jika diblow-up karena akan menguntungkan dari sisi ekonomis yaitu akan

menaikan oplah atau rating media tentunya akan menyita perhatian audience.

D. Program Televisi

Kata “program” berasal dari bahasa inggris programme atau program

yang berarti acara atau rencana. Program adalah segala hal yang ditampilkan

stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiencenya (Morissan,

2008:199-200).

Televisi sebagai media utama tentu saja mempunyai berbagai produk yang

disertakan bagi masyarakat. Produk-produk televisi itulah yang kemudian

disajikan oleh penonton untuk di lihat maupun dicermati. Produk dari televisi

tersebut berupa sebuah program televisi.

Program televisi (television programming) diartikan sebagai penjadwalan

atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari (horizontal programming) dan

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

20

dari jam ke jam (vertical programming) setiap harinya. Media televisi hanya

mengistilahkan programming atau pemrograman (Soenarto, 2007:1).

Program acara atau program siaran biasa digunakan oleh lembaga siaran

bagi produk televisi yang akan dibuat. Berbagai macam program siaran di buat

dan di bentuk sesuai dengan pesan-pesan yang akan tersampaikan melalui

program siaran tersebut. Melalui pesan-pesan yang disampaikan itulah masyarakat

akan meresapi berbagai hal-hal baru atau nilai-nilai dan unsur baru pada program

yang audience tonton.

Namun menurut Djamal & Fachruddin (2011, 159-160), program

siaran dapat didefinisikan sebagai satu bagian atau segmen dari isi

siaran radio ataupun televisi secara keseluruhan. Sehingga

memberikan pengertian bahwa, dalam siaran keseluruhan terdapat

beberapa program yang diudarakan. Atau dapat dikatakan bahwa

siaran keseluruhan satu stasiun penyiaran tersusun dari beberapa

program siaran. Masing-masing program siaran ini menempati slot

waktu tertentu dengan durasi tertentu yang biasanya tergantung dari

jenis programnya, apakah jenis hiburan, informasi iptek, dan berita.

Slot waktu masing-masing program dirancang sesuai dengan tema

program itu (programming), sehingga menjadi satu jadwal siaran

tiap harinya.

Program televisi ialah bahan yang telah di susun dalam suatu format sajian

dengan unsur video yang di tunjang unsur audio yang secara teknis memenuhi

persyaratan layak siar serta telah memenuhi standar estetik dan artistik yang

berlaku.

Menurut Mabruri (2010:32), program acara televisi di bagi menjadi dua,

yaitu program televisi drama dan non drama. Program acara televisi drama (fiksi)

adalah format acara yang di produksi dan di cipta melalui imajinasi kreatif dan

kisah-kisah drama atau fiksi yang di rekayasa dan di kreasi ulang. Program acara

televisi non fiksi (non drama) adalah sebuah format acara televisi yang di

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

21

produksi dan di cipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas

kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasi ulang tanpa harus menjadi

dunia khayalan.

Program informasi salah satu jenis program televisi yang disajikan stasiun

penyiaran dimana diartikan segala jenis siaran yang bertujuan untuk

memberitahukan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audiens.

Feature termasuk kategori jenis program informasi yang menampilkan berita-

berita ringan namun menarik. Sedangkan, Magazine program yang menampilkan

informasi ringan dan mendalam. Magazine menekankan pada aspek menarik suatu

informasi ketimbang aspek pentingnya (http://edwi.dosen.ipnyk.ac.id).

Menurut peneliti program televisi adalah segala hal yang ditampilkan

secara audio visual untuk memenuhi kebutuhan audiensnya. Program televisi

(television programing) adalah suatu penjadwalan atau perencanaan siaran televisi

dari hari ke hari dan dari jam ke jam setiap harinya. Seperti yang dikatakan

Djamal dan Fachruddin (2011, 159-160) bahwa program siaran dapat

didefinisikan sebagai program yang diudarakan yang menempati slot waktu

tertentu dan dengan durasi tertentu tergantung dengan jenis programnya. Program

televisi juga di bagi menjadi dua yaitu dram dan non drama, yang di cipta melalui

proses pengelohan imajinasi dalam kehidupan sehari-hari.

Program “Brownies” TRANS7 termasuk program televisi yang berjenis

program informasi yaitu berita yang ditampilkan secara ringan namun menarik,

dan magazine yang menampilkan informasi ringan dan mendalam.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

22

E. Audience Remaja

Khalayak biasa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca,

pendengar, pemirsa, audience, decoder, atau komunikan. Khalayak adalah salah

satu aktor dari proses komunikasi. Karena itu unsur khalayak tidak boleh

diabaikan, sebab berhasil suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh

khalayak. Suatu kegiatan komunikasi yang diboikot oleh khalayak sudah pasti

komunikasi itu akan gagal dalam mencapai tujuan (Cangara, 2010:157).

Pandangan audience pada suatu program televisi sama seperti perilaku

audience yaitu pengetahuan mengenai pola tingkah laku audience ketika mereka

sedang menonton televisi atau radio (Morissan, 2008:191). Pola perilaku audience

ini sangat memengaruhi tingkat kebutuhan audiencenya karena kebutuhan

audience merupakan suatu hal yang penting, tidak sekedar menghadirkan acara

dengan materi atau kemasan baru tapi isinya yang lama.

Menurut Burton (2011:304) audience menggunakan televisi dalam rangka

memenuhi kebutuhan batin untuk berhubungan dengan diri sosial dan dengan citra

diri. Kebutuhan-kebutuhan itu bisa dirangkam sebagai berikut:

a. Kebutuhan akan informasi untuk memelihara dan memperkuat

gambaran kita mengenai dunia geografis dan sosial kita (misalnya

melalui program berita dan drama).

b. Kebutuhan akan identitas untuk memanfaatkan televisi, khususnya

peran-peran tokoh dan peran-peran yang dimainkan, guna mengecek

pemahaman kita akan diri dan perilaku sosial kita (misalnya lewat

tokoh-tokoh dari televisi fiksi).

c. Kebutuhan akan interaksi sosial untuk mencerap pengalaman melalui

interaksi dan hubungan (misalnya dengan jalan mengikuti kehidupan

dalam opera sabun).

d. Kebutuhan akan peralihan perhatian untuk menggunakan televisi

sebagai hiburan, sebagai sebentuk permainan.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

23

Karakteristik audience menunjukan bahwa para audience cenderung untuk

berpindah saluran pada setiap selesainya suatu program siaran. Perpindahan para

audience dari satu saluran lainnya ini terjadi pada titik perpindahan antara satu

program ke program berikutnya (Morissan, 2008:194).

Menurut Morissan (2008:195-196), perilaku audiens lain yang perlu

dicermati adalah adanya kecenderungan audiens untuk memilih salah satu stasiun

favoritnya dan tetap berada di sana untuk beberapa saat. Head dan Sterling

menyatakan bahwa sikap audiens terhadap pola menonton televisi sangat

dipengaruhi oleh karakteristik demografis mereka, berikut adalah demografis

ketika audiens menonton televisi: Usia; Pendidikan; Keluarga; Pekerjaan; Tempat

Tingga; Jenis Kelamin.

Sering kali dengan mudah orang mendefinisikan remaja sebagai periode

transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun,

atau jika seseorang menunjukan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah

tersinggung, mudah terangsang perasaannya dan sebagainya (Sarwono, 2011:2).

Menurut Yusuf (2011:184) fase remaja merupakan segmen perkembangan

individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik

(seksual) sehingga mampu bereproduksi. Menurut Konopka masa remaja ini

meliputi (a) remaja awal: 12-15 tahun; (b) remaja madya: 15-18 tahun; (c) remaja

akhir: 19-22 tahun.

WHO menyatakan berdasarkan usia kesuburan (fertilitas) wanita, batasan

tersebut berlaku juga bagi pria dan WHO membagi kurun usia tersebut dalam dua

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

24

bagian, yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun (Sarwono,

2011:12).

Remaja adalah kata yang mengandung kesan dan konotasi tergantung dari

mana dan siapa yang memandangnya. Dapat diduga siapapun yang memiliki anak

remaja akan selalu dilanda berbagai gejolak perasaan, senang, sedih, gembira,

bangga, kecewa, frustasi, bersemangat dan putus asa (Surbakti, 2009:1).

Maka peneliti, remaja adalah suatu transisi masa dari anak-anak hingga ke

dewasa yang menunjukan tingkah laku perkembangan psikologis seorang remaja.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan remaja menurut WHO yaitu 15-20

tahun.

F. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran penelitian

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

25

Konsep agenda setting mengamsumsi bahwa media massa berlaku

merupakan pusat penentuan kebenaran dengan kemampuan media massa untuk

mentransfer dua elemen yakni kesadaran dan informasi ke dalam agenda publik

dengan mengarahkan kesadaran publik serta perhatiannya kepada isu-isu yang

dianggap penting oleh media massa.

Agenda media mengasumsikan bahwa media mempunyai pengaruh yang

kuat untuk membentuk pikiran publik tentang suatu berita. Apabila media

menganggap penting suatu berita maka publik juga memikirkan hal tersebut. Oleh

karena itu, agenda media memiliki efek yang sangat kuat, bahwa audience tidak

hanya mempelajari berita-berita dan hal-hal lainnya melalui media massa, tetapi

juga mempelajari seberapa besar arti penting diberikan pada suatu isu atau topik

dari cara media massa memberikan tekanan terhadap topik tersebut. Dalam

penelitian ini, agenda media pada konsep agenda setting program acara

‘Brownies’ di TRANS7 Jakarta. Apabila merujuk pada konsep tersebut, pihak

media (Program ‘Brownies’ TRANS7) dapat memberikan penonjolan bagi topik

berita episode Parta Porte sehingga audiens remaja juga memikirkan informasi

yang ditayangkan oleh program ‘Brownies’.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Paradigma Penelitian

Paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu di

struktur (bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagian-bagian berfungsi

(perilaku yang di dalamnya ada konteks khusus atau dimensi waktu). Khun

mendefinisikan ‘paradigma ilmiah’ sebagai contoh ‘yang diterima tentang praktek

ilmiah sebenarnya, contoh-contoh termasuk hukum, teori, aplikasi, dan

instrumentasi secara bersama-sama yang menyediakan model yang darinya

muncul tradisi yang koheren dari penelitian ilmiah. Penelitian yang

pelaksanaannya didasarkan pada paradigma bersama berkomitmen untuk

menggunakan aturan dan standar praktek ilmiah yang sama (Moleong, 2011:49).

Ada bermacam-macam paradigma, tetapi yang mendominasi ilmu

pengetahuan adalah scientific paradigm (paradigma keilmuan, namun untuk

memudahkan penulis menerjemahkannya secara harfiah sebagai paradigma

ilmiah) dan naturalistic paradigm atau paradigma alamiah. Paradigma ilmiah

bersumber dari pandangan positivisme sedangkan paradigma alamiah bersumber

pada pandangan fenomenologis (Moleong, 2011:50-51).

Jenis paradigma yang digunakan pada penelitian ini adalah

konstuktivisme. Konstruktivisme adalah aliran yang menyatakan bahwa realitas

itu ada dalam beragam konstruksi mental yang didasarkan pada pengalaman

sosial, bersifat lokal, dan spesifik, serta tergantung pada pihak yang

melakukannya. Aliran ini menyatakan bahwa hubungan epistemologis antara

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

27

pengamat dan objek merupakan satu kesatuan, subjektif dan merupakan hasil

perpaduan interaksi di antara keduanya (Salim, 2006:71).

B. Pendekatan Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya, perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, dengan cara deskripsi dalam bentuk

kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus alamiah dan dengan cara

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2007:6). Karakteristik dari

penelitian kualitatif yaitu menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan,

wawancara, atau penelaahan dokumen, metode kualitatif ini digunakan karena

beberapa pertimbangan (Moleong, 2007:9).

Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan

dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat

hubungan antara peneliti dengan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan

lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama

terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Moleong, 2007: 9-10). Menurut

Kriyantono (2006: 56) riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena

dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Riset

ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau

samplingnya sangat terbatas.

Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena

yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Di sini yang lebih

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

28

ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyak (kuantitas)

data. Periset adalah bagian integral dari data, artinya periset ikut aktif dalam

menentukan jenis data yang diinginkan. Dengan demikian, periset menjadi

instrumen riset yang harus terjun langsung ke lapangan karena periset bersifat

subjektif dan hasilnya lebih kasuistik bukan untuk digeneralisasikan (Kriyantono,

2006: 56-57).

Merriam (Bong, 2002: 26-27) dalam buku Research Design, Qualitative &

Quantitative Approaches menyebutkan enam asumsi penelitian kualitatif:

1. Peneliti kualitatif memperhatikan proses, bukan hasil atau produk

penelitian.

2. Peneliti kualitatif tertarik pada makna, bagaimana orang merasakan

hidupnya, pengalaman, dan struktur dunia media.

3. Peneliti kualitatif adalah instrumen utama untuk pengumpulan data dan

analisis. Data diperoleh melalui pekerjaan manusia, bukan hasil

inventarisasi, kuesioner, atau mesin.

4. Peneliti kualitatif melibatkan lapangan. Secara fisik peneliti

mendatangi orang-orang, lokasi, atau institusi untuk mengamati atau

merekam perilaku orang dalam latar belakang alaminya.

5. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, sehingga peneliti tertarik pada

proses, makna, dan pemahaman yang diperoleh melalui kata-kata atau

gambar.

6. Proses penelitian kualitatif adalah induktif. Peneliti membangun

abstraksi, konsep, hipotesis, dan teori dari rincian yang diperoleh.

Penelitian ini merupakan penelitian yang berjenis kualitatif. Penelitian

dengan metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

diamati. Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dilakukan untuk mencari

jawaban dari suatu pertanyaan tentang suatu permasalahan secara empiris

(Hapsari, 2003: 61).

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

29

C. Jenis Penelitian

Ada jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan kenyataan-kenyataan (fakta-fakta) dengan mengemukakan

keadaan-keadaan mengenai objek penelitian sebagaimana adanya secara lengkap

(Kriyantono, 2006: 387). Peneliti hanya bertindak sebagai pengamat yang

membuat kategori perilaku, mengamati, dan mencatat.

D. Unit Analisis

Unit analisis pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang

umum dan menyeluruh tentang pandangan agenda media yang diteliti objek

penelitian. Unit analisis penelitian ini informan remaja umur 18-21 tahun karena

publik yang berkompeten dalam memberikan informasi adalah remaja.

E. Informan Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan remaja akhir (berusia umur 18-

21 Tahun) penonton program “Brownies” sebagai subjek penelitian. Pengambilan

pada objek penelitian digunakan sesuai dengan tujuan penelitian. Informan yang

digunakan oleh peneliti adalah remaja akhir yang diambil termasuk ke dalam

objek penelitian. Adapun yang akan menjadi subjek penelitian adalah:

1. Remaja yang berumur 18-21 Tahun.

2. Audiens yang aktif dalam menonton program “Brownies”.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

30

Berikut adalah profil dari informan yang digunakan sebagai subjek

penelitian yang terdiri dari tiga informan, yang berusia 18-21 Tahun:

1. Profil Rachel Salomonz

Rachel Salomonz adalah siswa berusia 18 tahun yang tinggal kawasan

Kemang Jakarta Selatan. Prestasi yang di dapat dari Rachel Salomonz

selama di sekolah adalah lomba menyanyi tingkat kecamatan, selalu

mendapatkan prestasi belajar, juara paduan suara. Mengikuti

ekstrakurikuler musik dan tari, dan selalu menjadi juara kelas di kelas.

2. Profil Nabila

Nabila adalah mahasiswi berusia 21 tahun yang tinggal di daerah

perumahan padat kawasan Bangka Kemang. Prestasi yang di dapat dari

semasa sekolah adalah lomba fashion show antar sekolah.

3. Profil Angellia

Angellia adalah mahasiswi berusia 19 tahun yang tinggal daerah padat

penduduk di kawasan Bangka Kemang. Prestasi yang didapat oleh

Angellia adalah menang kejuaraan harapan pertama lomba basket, dan

prestasi yang di dapat semasa Sekolah Menengah Atas adalah juara

lomba matematika juga sama lomba sains.

F. Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti memiliki beberapa keterbatasan. Batasan

yang dihadapi peneliti adalah penelitian hanya berfokus pada padangan remaja

mengenai agenda media pada program ‘Brownies’ Episode Parta Porte di

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

31

TRANS7 dan tidak dilakukan adanya observasi langsung kepada remaja ketika

menonton tayangan program televisi.

G. Teknik Pengambilan Data Penelitian

Teknik pengambilan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah

wawancara terstruktur (Structured Interview). Menurut Kriyantono (2006: 99)

wawancara terstuktur merupakan bentuk spesifik yang berisi instruksi yang

mengarahkan periset dalam melakukan wawancara. Pertanyaan yang akan

diajukan kepada responden sudah disusun secara sistematis, biasanya mulai dari

yang mudah menuju yang lebih kompleks.

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancara menetapkan

sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Peneliti yang

menggunakan jenis wawancara ini bertujuan mencari jawaban terhadap hipotesis

kerja. Untuk pertanyaan-pertanyaan disusun dengan rapi dan ketat (Moleong:

2007: 190). Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan atau terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu (Moleong: 2007: 186).

Kegunaan wawancara (Usman dan Akbar, 2006: 58) berguna untuk: (1)

mendapatkan data ditangan pertama (primer), (2) pelengkap teknik pengumpulan

lainnya, (3) menguji hasil pengumpulan data lainnya. Teknik pengambilan data

yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan wawancara

terstruktur, informan yang dipilih adalah tiga orang remaja. Untuk memperoleh

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

32

informan mengenai tingkat kepentingan suatu topik berita bagi informan,

dilakukan wawancara individual.

Wawancara terstruktur dilakukan untuk menggali penilaian dan pandangan

para informan mengenai tayangan program televisi serta alasan dan tujuan mereka

menonton program televisi tersebut. Tahapan dalam wawancara harus dibuat

karena remaja yang menjadi informan hanya mempercayai peneliti terlebih dahulu

sebelum dia bersedia mengungkapkan perasaannya. Maka pertanyaan dalam

wawancara dibuat bertahap mulai dari yang bersifat di permukaan seperti kegiatan

sehari-hari dan acara televisi apa yang disukai, hingga penilaian mereka terhadap

acara program televisi yang ditonton.

H. Teknik analisis data

Analisis data kualitatif digunakan bila data-data yang terkumpul dalam

riset adalah data kualitatif. Data kualitatif dapat berupa kata-kata, kalimat-kalimat

atau narasi-narasi, baik yang diperoleh dari wawancara terstruktur atau observasi.

Tahap analisis adalah faktor utama penilaian kualitas tidaknya riset. Artinya,

kemampuan periset memberi makna kepada data merupakan kunci apakah data

yang diperolehnya memenuhi unsur reliabilitas dan validitas atau tidak.

Reliabilitas dan validitas data kualitatif terletak pada diri periset sebagai

instrumen riset (Kriyantono, 2006:194).

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

33

GAMBAR 1.0 Proses Analisis Data Kualitatif (Kriyantono, 2006:195)

Gambar 1.0 (Kriyantono, 2006:194-196) menjelaskan bahwa analisis data

kualitatif dimulai dari analisis berbagai data yang berhasil dikumpulkan periset di

lapangan. Data tersebut terkumpul baik melalui observasi, wawancara mendalam,

focus group discussion maupun dokumen-dokumen. Kemudian data tersebut

diklasifikasi ke dalam kategori tertentu. Pengklasifikasian atau pengategorian

mempertimbangkan kesahihan (kevalidan), dengan memperhatikan kompetensi

subjek penelitian, tingkat autentisitasnya dan melakukan triangulasi berbagai

sumber data. Setelah diklasifikasi, periset melakukan pemaknaan terhadap data.

Pemaknaan atau interpretasi, periset dituntut berteori untuk menjelaskan dan

beragumentasi.

Berbagai Data

di Lapangan

Kesahihan data:

- Kompetensi subjek

- Authenticity & Triangulasi

- Intersubjectivity &

Agreement

Pemaknaan/

Interpretasi ciri-ciri

umum

Analisis/Klasifikasi

Data/Kategorisasi

Ciri-ciri umun

Triangulasi

Intersubjective

Agreemen

BERTEORI &

KONTEKSTUAL

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

34

Analisis data kualitatif (Bogdan & Biklen, 1982) adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-

milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan

memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2007:248).

I. Keabsahan Data

Keabsahan pada penelitian kualitatif ini dilakukan dengan melakukan

analisis triangulasi. Menurut Kriyantono (2006:70-71) analisis triangulasi yaitu

menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris

(sumber data lainnya) yang tersedia. Ada beberapa macam triangulasi, yaitu:

a. Triangulasi Sumber

Membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda.

b. Triangulasi Waktu

Berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia,

karena manusia dapat berubah.

c. Triangulasi Teori

Memanfaatkan dua atau lebih teori untuk di adu atau di padu. Untuk

itu diperlukan rancangan riset, pengumpulan data, dan analisis data

lengkap supaya hasilnya komprehensif.

d. Triangulasi Periset

Menggunakan lebih dari satu periset dalam mengadakan observasi

atau wawancara. Karena masing-masing periset mempunyai gaya,

sikap dan persepsi yang berbeda dalam mengamati fenomena maka

hasil pengamatannya bisa berbeda meski fenomenanya sama.

Pengamatan dan wawancara dengan dua periset akan membuat data

lebih absah.

e. Triangulasi Metode

Usaha mengecek keabsahan data atau mengecek keabsahan temuan

riset. Triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunakan lebih

dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan yang sama.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

35

Kriteria keabsahan data menurut Moleong (2007:324) untuk menetapkan

keabsahan data (trustworthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan.

Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada

empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan

(transferability), ketergantungan (dependability), dan kepastian (confirmalibilty).

Triangulasi sumber yang digunakan oleh peneliti dengan membandingkan

atau mengecek ulang data yang didapat dengan pandangan orang yang berkaitan

langsung dengan data tersebut. Sumber yang digunakan dalam melakukan

keabsahan data adalah orang yang berkompeten langsung dalam memberikan

informasi mengenai program “Brownies” yaitu produser pada program

“Brownies”, di mana peneliti juga membandingkan hasil penelitian dengan hasil

wawancara yang dilakukan dengan narasumber. Kategori wawancara adalah

sebagai berikut :

A.01 Format program acara ‘Brownies’

A.02 Syarat program ‘Brownies’

A.03 Fungsi program ‘Brownies’

A.04 Pengetahuan program ‘Brownies’

B.01 Visibialitas program ‘Brownies’ tingkat menonjolnya berita.

B.02 Tingkat menonjolnya atau relevansi berita program ‘Brownies’ dengan

kebutuhan khalayak

B.03 Valensi pada program ‘Brownies’

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

36

TABEL 1.0. Triangulasi Data Sumber (Hasil Wawancara)

No. Narasumber Kategori Hasil Wawancara

1 Lopiani Siregar

sebagai Produser

A.01 “Brownies” Trans7 termasuk dalam

format acara news entertainment

yang ditujukan untuk pemirsa remaja

adult female umur 15-25 tahun

keatas.

2 A.02 Iya. Sejak awal dicetuskan ide untuk

program “Brownies” bertujuan

memberikan informasi menarik dan

juga informatif kepada pemirsanya.

3 A.03 Tidak, karena unsur entertainment

juga diutamakan agar pemirsa

remaja tidak bosan menyaksikan

acara “Brownies” :

4 A.04 Iya. Selain itu “Brownies” juga

menyisipkan cerita dari sisi

moralitas untuk memberikan contoh

yang baik kepada penontonnya.

5 B.01 Iya, berawal dari tingkat penonjolan

berita tersebut, layak atau tidak

untuk diberitakan kepada publik.

6 B.02 Setelah berita itu didapatkan, kita

sesuaikan isi dari berita tersebut

dengan kebutuhan khalayak.

7 B.03 Cara pemberitaan suatu informasi

yang ditayangkan oleh program

‘Brownies’ sejauh ini mendapat

respons baik dari penontonnya,

mereka merasa senang ketika

menonton program ‘Brownies’

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

37

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian

1. Audience Remaja

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja 18-21 tahun.

Remaja tersebut dijadikan sebagai informan dalam penelitian ini dalam

memberikan informasi yaitu bagaimana penilaiain remaja mengenai topik berita

yang ada pada program “Brownies”. Remaja yang digunakan dalam peneliti

berjumlah 3 informan. Khalayak biasa disebut dengan istilah penerima, sasaran,

pembaca, pendengar, pemirsa, audience, decoder, atau komunikan. Khalayak

adalah salah satu aktor dari proses komunikasi. Karena itu unsur khalayak tidak

boleh diabaikan, sebab berhasil tidaknya suatu proses komunikasi sangat

ditentukan oleh khalayak. Suatu kegiatan komunikasi yang diboikot oleh khalayak

sudah pasti komunikasi itu akan gagal dalam mencapai tujuan (Cangara,

2010:157).

Penilaian audience pada suatu program televisi sama seperti perilaku

audience yaitu pengetahuan mengenai pola tingkah laku audience ketika mereka

sedang menonton televisi. Pola perilaku audience ini sangat mempengaruhi

tingkat kebutuhan audience nya karena kebutuhan audience merupakan suatu hal

yang penting, tidak sekedar menghadirkan acara dengan materi atau kemasan baru

tapi isinya tetap yang lama (Cangara, 2010:157).

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

38

Pandangan para audience terhadap isi program siaran sangat memengaruhi

tingkat kesuksesan program acara tersebut. Menurut Morissan (2008:198)

pengelola program membutuhkan pendapat dari khalayak. Pendapat khalayak

inilah yang menjadi suatu penilaian, apakah program siaran tersebut disukai

ataupun tidak disukai. Namun dalam hal ini penyiaran memiliki tanggung jawab

sosial untuk menjaga moralitas masyarakat.

2. Program Televisi ‘Brownies’ (www.trans7.co.id)

Program acara ‘Brownies’ yang diproduksi oleh TRANS7. TRANS7

dengan komitmen menyajikan tayangan berupa informasi dan hiburan, menghiasi

layar kaca di ruang keluarga pemirsa Indonesia. Berawal dari kerjasama strategis

antara Para Group dan Kelompok Kompas Gramedia (KKG). Kelompok Kompas

Gramedia ini memiliki sebagian besar saham TV7. Pada tanggal 4 Agustus 2006,

TRANS7 lahir sebagai sebuah stasiun swasta yang menyajikan tayangan yang

mengutamakan kecerdasan, ketajaman, kehangatan penuh hiburan serta

kepribadian yang aktif.

Logo TRANS7 membentuk empat sisi persegi panjang yang merefleksikan

ketegasan, karakter yang kuat, serta kepribadian bersahaja yang akrab dan mudah

beradaptasi. Birunya yang hangat tetapi bersinar kuat melambangkan keindahan

batu safir yang tak lekang oleh waktu, serta menempatkannya pada posisi

terhormat di antara batu-batu berlian lainnya. Perpaduan nama yang apik dan

mudah diingat, diharapkan membawa TRANS7 ke tengah masyarakat Indonesia

dan pemirsa setia nya masyarakat yang menonton.

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

39

TRANS7 berkomitmen untuk menyajikan yang terbaik bagi pemirsanya,

dengan menyajikan program informasi seperti Redaksi yang hadir setiap pagi,

siang, sore, dan malam yang dikemas secara apik dan dinamis, update dan

informatif. TRANS7 juga menghadirkan program berita dan dokumenter lainnya

seperti Ragam Indonesia, Selamat Pagi, Jejak Petualang, Indonesiaku, Tau Gak

Sih, ‘Brownies’, Jejak Si Gundul, Mancing Mania, Orang Pinggiran, Warna dan

Komunitas Unik yang memberikan wawasan unik dan berbeda bagi pemirsa.

Tidak kalah informatif, program hiburan seperti I-Gosip yang kemudian

berganti nama menjadi Selebrita Pagi, Selebrita Siang, serta Gak Nyangka, Ups

Salah dan Rekreasi Azis Nunung, semakin lengkap menambah cakrawala di ruang

keluarga. Program variety show seperti On The Spot, Spotlite, Rekreasi Azis

Nunung, 5 Juta 5 Menit, Oesman 77 dan Opera Van Java juga selalu dinantikan.

TRANS7 juga pernah hadir dengan Empat Mata yang pernah menjadi program

fenomenal di Indonesia. Kini Tukul hadir kembali di TRANS7 lewat program

Bukan Empat Mata, melengkapi talkshow Hitam Putih serta Pas Mantab.

Program sport TRANS7 juga selalu dinantikan oleh para pecinta olahraga.

para pecinta otomotif dan Moto GP diajak untuk memacu adrenalin di lintasan

balap kelas dunia, tak ketinggalan pertandingan-pertandingan pilihan dari Liga

Spanyol turut melengkapi pilihan pemirsa setia program-program olahraga

TRANS7. TRANS7 juga menyajikan tayangan informasi olahraga setiap hari di

layar pemirsa, di antaranya Sport7, One Stop Football, Galeri Sepakbola

Indonesia, Highlights Otomotif dan Highlights Moto GP.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

40

TRANS7 juga tidak melupakan pemirsa cilik dengan memberikan

pengetahuan dan hiburan bagi mereka. Bocah Petualang, dan Si Bolang Jalan-

jalan, menghadirkan keunikan kehidupan anak-anak di seluruh penjuru Indonesia.

Laptop Si Unyil dan Buku Harian Si Unyil memberikan ilmu pengetahuan yang

mendasar bagi para pemirsa cilik. Tidak ketinggalan program edukasi sarat

informasi, Dunia Binatang, yang mengandalkan kekuatan karakter animasi

Dolphino dan Otan sebagai maskot program tersebut.

Melengkapi sajian film-film berkualitas, Theater7 hadir pada momen-

momen spesial, mengisi layar kaca anda. Jangan lupakan pula program musik

yang menyuguhkan persembahan para pemusik Indonesia lewat sajian Konser7.

TRANS7 juga tidak melupakan pemirsa remaja dengan memberikan informasi-

informasi yang sedang trend saat ini dan hiburan bagi mereka. Brownies

menghadirkan keunikan dan gaya hidup di seluruh penjuru Indonesia.

Logo Brownies

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

41

Penjelasan gambar di atas, program acara ‘Brownies’ merupakan program

magazine di TRANS7. Majalah (magazine) adalah gabungan uraian fakta dan

pendapat, yang dirangkai dalam satu wadah atau mata acara. Materi berita kuat,

sangat penting, sangat menarik. Fokus sajian magazine yaitu materi yang bersifat

mendalam dan feature.

Program ‘Brownies’ yang hadir setiap Kamis dan Jumat pukul 15.15 WIB.

“Brownies” adalah program remaja, yang menyantap remaja adult female itu usia

15-25 tahun ke atas. Program acara yang menyajikan informasi ringan, menarik

tetapi juga informatif kepada pemirsa seperti fashion, trend, lifestyle, travelling,

kuliner dan komunitas-komunitas unik. Keunggulan dari program ‘Brownies’

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

42

adalah program ini ditayangkan Kamis dan Jumat. Program ini juga memberikan

informasi yang menarik serta informatif kepada pemirsa khususnya remaja.

Keunikan dari program ‘Brownies’ adalah program ini ditayangkan setiap

harinya dengan berbeda topik. Program ini juga mendekatkan kepada anak muda

pada infromasi yang sedang dibicarakan di masyarakat luas, sehingga penonton

yang menonton dapat mengerti apa yang di informasikan oleh program

‘Brownies’ .

Program ini juga mengenalkan berbagai macam makanan khas suatu

daerah dan berbagai informasi tentang suatu daerah. Dimana di dalam sebuah

daerah memerlukan ciri khas yang dapat dipelajari oleh anak muda. Manfaat yang

diperoleh antara lain dapat wawasan yang lebih ketika menonton ‘Brownies’.

B. Analisis Data

Penelitian kualitatif dapat dianalogikan dengan proses penyelidikan

(investigasi). Penelitian ini dilakukan pada remaja akhir yang mempunyai

kegiatan sehari-hari yang berbeda-beda. Namun keterbatasan waktu yang di dapat

oleh peneliti maka peneliti hanya melakukan wawancara pada 3 informan. Teknik

analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah dengan mengumpulkan hasil

data lapangan berupa hasil wawancara, kemudian peneliti mengklasifikasi data

tersebut dengan memperhatikan kompetensi subjek penelitian dan melakukan

triangulasi sumber data. Setelah data tersebut diklasifikasikan peneliti dalam

melakukan pemaknaan menggunakan konsep dalam beragumentasi.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

43

Informan yang digunakan peneliti remaja, serta sudah terbiasa dengan

lingkungan perumahan dan lingkungan padat penduduk. Para informan berusia

antara 18-21 tahun. Keluarga mereka tergolong kelas menengah. Peneliti

bertujuan melihat pandangan masing-masing remaja dengan latar belakang yang

berbeda. Dalam pengambilan data yang digunakan peneliti, peneliti

mengklasifikasi data yang sudah di dapat dari 3 informan tersebut lalu

dikategorikan sesuai dengan kompetensi dari subjek dan objek penelitian. Oleh

karena itu peneliti hanya menggunakan tiga sumber informan, karena tiga sumber

informan tersebut terlihat sudah cukup memperkuat hasil penelitian pada saat

dilakukannya pengambilan data dengan wawancara terstruktur.

Wawancara dengan masing-masing informan dilakukan secara terstruktur.

Dalam mendapatkan situasi yang nyaman dan kondusif untuk melakukan

wawancara, maka dipilih tempat yang jauh dari keramaian dan mudah diakses

oleh informan, seperti rumah informan dan rumah peneliti. Wawancara juga

dilakukan dengan suasana yang santai dan memperhatikan kondisi waktu yang

dimiliki oleh informan. Hal ini diupayakan agar informan dapat merasa nyaman

dan terbuka dalam memberikan informasi. Peneliti dilakukan dengan melihat

penilaian remaja terhadap program ‘Brownies’. Dalam segmen program

‘Brownies’, peneliti menggunakan ketiga informan untuk memberikan pandangan

mengenai agenda program tersebut.

Pada program ‘Brownies’ peneliti menggunakan ketiga informan untuk

mendapatkan hasil penelitian. Masing-masing informan tersebut menjelaskan

penilaian mereka pada program ‘Brownies’ berikut adalah analisis data yang

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

44

diteliti peneliti pada ketiga informan mengenai dimensi agenda media dan agenda

publik pada program “Brownies” di TRANS7.

1. Agenda Media

Pandangan remaja mengenai visibialitas, tingkat menonjolnya berita yang

di buat oleh media program ‘Brownies’ di TRANS7 terlihat ketika remaja tersebut

menonton acara ‘Brownies’. Rachel yang menonton program ‘Brownies’

memberikan pandangan mengenai agenda media pada program ‘Brownies’

“eee...kalo menurut aku tingkat menonjolnya berita yang dibuat oleh program

‘brownies’ menayangkan berita yang disukai penontonnya.”

Menurut informan Rachel, pandangan terhadap pada program ‘Brownies’

adalah ketika ‘Brownies’ menyiarkan suatu berita yang benar-benar disukai

penontonnya. Dan penjelasan Rachel mengenai program “Brownies”:

“Hmm.. yang aku tau “Brownies” itu acaranya unik dan menghibur,

tayangannya itu setiap harinya berbeda-beda, misalnya hari ini

ngebahas tentang komunitas unik, esok harinya ngebahas tentang

fashion, style-style Korea gitu, dari nama programnya aja sudah

unik, jadi harus unik juga isi programnya.”

Penjelasan Rachel mengenai program “Brownies” adalah keunikan dari

berita yang disiarkan oleh program tersebut. Sesuai program “Brownies” yaitu

menyajikan informasi ringan, menarik dan informatif. Materi yang disiarkan juga

berbeda setiap harinya, seperti fashion, travelling, lifestyle, kuliner, komunitas

unik, dan lain-lain. Berikut penjelasan Rachel mengenai tingkat menonjolnya bagi

khalayak pada episode Parta Porte:

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

45

“Episode Parta Porte itu menarik banget, ngebahas suatu suku Indian, ada

juga komunitas Ganiati yang garing-garing alias jayus, sama kuliner dari Jogja,

sesuai banget apa yang dibutuhkan penontonnya, aku aja yang menonton merasa

puas”

Pengetahuan yang di dapatkan oleh Rachel ketika menonton program

‘Brownies’ episode Parta Porte dari tingkat penonjolan berita, agenda media

menayangkan suatu informasi yang penting dan sesuai kebutuhan penontonya

sehingga Rachel merasa puas ketika menonton program ‘Brownies’.

Dimensi dalam agenda media menyenangkan atau tidak menyenangkan

cara pemberitaan bagi suatu peristiwa Rachel memaparkan “program ‘Brownies’

itu kan program yang menarik, maka apa yang ditayangkan pasti akan menarik.”

Pada informan kedua yang diteliti oleh peneliti adalah Nabila, Nabila

adalah salah satu remaja yang menyukai program ‘Brownies’. Alasan mengapa

Nabila menyukai program ‘Brownies’, “iya kak suka nonton ‘Brownies’ soalnya

itu acara bermanfaat, ngasih pengetahuan, topik bahasannya juga unik, kita dapat

menambah wawasan saat nonton, yang tadinya kita gak tau menjadi tau.”

Alasan mengapa Nabila menyukai program ‘Brownies’ karena program

‘Brownies’ memberikan pengetahuan bagi Nabila. Selain pengetahuan, tentang

berita yang dianggap penting yang di dapat Nabila. Program ‘Brownies’ memang

menayangkan suatu berita yang dianggap penting oleh khalayaknya. Berikut

adalah penjelasan Nabila mengenai program ‘Brownies’ : “’Brownies itu program

yang ngebahas tentang apa yang sedang tren saat ini, itu sih yang aku tau..”

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

46

Pengetahuan Nabila mengenai program ‘Brownies’ hanya keunikan dari

suatu tema yang dibahas oleh program tersebut. Berikut penjelasan nabila

mengenai tingkat menonjolnya berita pada program ‘Brownies’:

“Informasi yang aku suka dari ‘Brownies’ itu ketika membahas suatu

proses produk, misalnya ngebahas tentang sepatu, nah.. ‘Brownies’

menerangkan nih hasil-hasil produk di toko tersebut, dan meliput

juga cara pembuatan sepatunya. Jadi, itu dapat menambah wawasan

buat aku, gitu loh cara buatnya. Sama ‘Brownies’ juga suka

ngebahas tentang proses produk kebudayaan juga.”

Dari pernyataan di atas terlihat bahwa Nabila memang mendapatkan

pengetahuan dari program ‘Brownies’. Pengetahuan akan budaya dan memberikan

pengetahuan tentang sesuatu yang belum ia ketahui. Relevansi isi berita program

‘Brownies’ sesuai dengan kebutuhan khalayak atau penontonnya. Pandangan

Nabila ketika proggram ‘Brownies’ menayangkan suatu berita dengan dimensi

valensi:

“Valensi menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi

suatu peristiwa, program ‘Brownies’ sudah menayangkan membuat penontonnya

tertarik, aku saja sebagai penonton merasakan senang ketika menonton.”

Informan ketiga yang peneliti wawancarai adalah Angellia, Angellia

adalah remaja yang juga menyukai program “Brownies”, alasan mengapa

Angellia menyukai program tersebut “Acaranya itu dari berita yang disiarkan

“Brownies” benar-benar dengan apa yang kita butuhkan, acaranya juga

menghibur, menyenangkan, jadi aku sebagai penonton gak bosen untuk menonton

program ini.”

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

47

Sesuai dengan penjelasan Angellia pada program ‘Brownies’, Nabila

menyukai program ‘Brownies’ memberikan informasi yang menghibur serta

menyenangkan. Selain itu, relevansi isi berita program ‘brownies’ sesuai dengan

kebutuhan Angellia sebagai penonton. Penjelasan Angellia mengenai program

‘Brownies’ pada valensi cara pemberitaannya, “Cara pemberitaannya itu

menyenangkan, mulai dari gaya hostnya, dari cara isi beritanya, keunikan dari

“Browniesnya” jadi tuh aku yang nonton gak bosen.”

Penilaian Angellia mengenai pada program ‘Brownies’ terlihat ketika

‘Brownies’ menginformasikan mengenai suatu berita. Gaya pembawa acara yang

menarik perhatian sehingga audiens yang menyaksikan merasa terhibur oleh

tayangan program ‘Brownies’. Pandangan Angellia pada audience salience yaitu

tingkat menonjolnya berita bagi khalayak:

“informasi yang ditayangkan oleh ‘Brownies’ itu sudah cukup memenuhi

kebutuhan khalayak, karena informasi yang ditayangkan oleh ‘brownies’ itu

sangat bermanfaat bagi aku.”

Dari ketiga informan yang didapatkan oleh peneliti, terlihat keseragaman

pandangan mengenai agenda media pada program ‘Brownies’ episode Parta Porte

di TRANS7. Dimana agenda harus diformat, proses akan memunculkan masalah

pada waktu pertama kali dengan dimensi visibialitas yaitu tingkat atau jumlah

menonjolnya berita. Audience salience yaitu tingkat menonjolnya berita bagi

kebutuhan khalayak. Sedangkan, valensi adalah dilihat dari menyenangkan atau

tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

48

C. Pembahasan

Dari hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti, dapat diketahui

bahwa televisi sebagai salah satu media yang berpengaruh dalam memberikan

pengaruh pada audiens. Pada program televisi ‘Brownies’ yang bersifat mendidik

dan memberikan informasi yang manarik bagi penontonnya. Peneliti menganalisis

data dalam pembahasan berdasarkan dari hasil data lapangan yang kemudian

dikategorikan dan digabung dengan konsep yang digunakan, kemudian hasil data

tersebut diabsahkan sesuai dengan narasumber yang diperoleh peneliti.

Salah satu cara agar program televisi tidak ditinggalkan oleh pemirsa

adalah para pengelola televisi harus berusaha semaksimal mungkin memenuhi

kebutuhan dan tuntutan khalayak dengan menyiarkan acara-acara yang memang

digemari. Di tengah persaingan banyaknya program televisi dan semakin

banyaknya pemirsa potensial, akhirnya yang menjadi kunci pilihan bagi pemirsa

adalah kualitas program. Maka, dalam agenda media terkait dari dimensi-

dimesinya program yang bermutu dan manariklah yang akan dipilih oleh

penonton.

Produser adalah seorang yang merencanakan sebuah produksi program

berita, dan seseorang yang menghadapi materi produksi akan membuat seleksi.

Dalam seleksi ini intelektualitas dan spiritualitas secara kritis menentukan materi

mana yang akan diperlukan, kemudian akan lahir ide atau gagasan. Terdapat

produser televisi komersial mempunyai pandangan bahwa kualitas adalah

program banyak menarik perhatian penonton yang kemudia jumlah penonton

tersebut dapat dijual secara komersil.

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

49

Berdasarkan ketiga informan yang mengomsumsi televisi sebagai media

yang dapat memberikan pesan, dan kelebihan dari isi media televisi adalah

informasi yang disajikan lebih aktual dan menarik. Program televisi ‘Brownies’

adalah salah satu program yang berjenis magazine, yang menyajikan informasi

yang ringan, menarik, dan informatif. Ketiga informan yang diteliti oleh peneliti

memberikan berbagai penilaian mengenai program ‘Brownies’ berdasarkan

visibialitas dari program tersebut. Menurut Burton (2011:304), audiens

menggunakan televisi dalam memenuhi kebutuhan sosial dan citra dirinya.

Pandangan para audience terhadap isi program siaran sangat memengaruhi

tingkat kesuksesan program acara tersebut. Menurut Morissan (2008:198)

pengelola program membutuhkan pendapat dari khalayak. Pendapat khalayak

inilah yang menjadi suatu penilaian, apakah program siaran tersebut disukai

ataupun tidak disukai. Namun dalam hal ini media penyiaran memiliki tanggung

jawab sosial untuk menjaga moralitas masyarakat.

Ketiga informan remaja memberikan pandangan bagi program ‘Brownies’

berdasarkan dari visibialitas dimana jumlah dan tingkat menonjolnya berita yang

ada pada program acara ‘Brownies’ episode Parta Porte. Pandangan remaja dari

tingkat menonjolnya berita bagi khalayak. Pandangan remaja terhadap valensi dari

bagaimana cara pemberitaannya, bagaimana “Brownies” memengaruhi dan

berinteraksi dengan penontonnya, bagaimana penontonnya melakukannya.

Berdasarkan dari kepentingan dari agenda media yang didapatkan oleh ketiga

informan tersebut dapat terlihat bahwa agenda media dalam banyak hal

memengaruhi kepentingan isu tertentu bagi khalayak,.

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

50

Agenda Setting adalah yang menyatakan bahwa media massa berlaku

merupakan pusat penentuan kebenaran dengan kemampuan media massa untuk

mentransfer dua elemen yaitu kesadaran dan informasi ke dalam agenda publik

dengan mengarahkan kesadaran publik serta perhatiannya kepada isu-isu yang

dianggap penting oleh media massa (Tamburaka, 2012:22-23). Dilihat

berdasarkan hasil analisis data yang digunakan, ketiga remaja akhir yang sama-

sama menonton program ‘Brownies’ adalah mendapatkan kesadaran dan

informasi dari berita yang dianggap penting oleh media massa. Kehadiran media

massa sangat memengaruhi tindakan dan sikap anggota masyarakat terutama

remaja.

Ciri paling utama dari media massa adalah bahwa mereka dirancang untuk

menjangkau banyak orang. Khalayak potensial dipandang sebagai sekumpulan

besar dari konsumen yang kurang anonim, dan hubungan antara pengirim dan

penerima dipengaruhi olehnya (McQuail, 2011:61). Pengirim sering kali

merupakan lembaga itu sendiri atau seorang komunikator profesional (tim

program ‘Brownies’) yang dipekerjakan oleh lembaga tersebut.

Agenda Setting Theory masih sangat dominan sebagai bahan acuan.

Materi-materi yang ditayangkan program ‘Brownies’, diatur dan dirancang oleh

pengelola media dan dilemparkan ke masyarakat. Sesuatu yang dikelola dengan

baik diyakini akan mendapat respons positif. Dari ketiga remaja tersebut respons

pada program “Brownies” sangat baik, karena materi-materinya dirancang dengan

baik, sehingga informasi yang disampaikan melalui program “Brownies” dapat

diterima oleh penontonnya.

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

51

Media mencari isu atau berita yang menonjol atau hal-hal yang

menyenangkan ketika suatu berita itu disiarkan sehingga mendapat perhatian dari

audience. Media melihat suatu berita yang menarik jika diblow-up karena akan

menguntungkan dari sisi ekonomis yaitu akan menaikan oplah dan rating media

tentunya akan menyita perhatian audience.

Dalam agenda media Episode Parta Porte program ‘Brownies’ yang diteliti

oleh peneliti. Ketiga informan memberikan pandangan terhadap episode tersebut,

informasi yang ditayangkan dalam agenda media pada program ini yaitu relevansi

isi beritanya sesuai dengan kebutuhan khalayak. Lalu, valensi dari cara

pemberitaan bagi suatu peristiwa menyenangkan bagi ketiga informan tersebut.

Sedangkan, tingkat penonjolan berita dalam episode Parta Porte mengenai suku

Indian, komunitas ganiati, dan kuliner Jogja.

Episode Parta Porte” program ‘Brownies’ yaitu meliput toko yang

berdesign ala Indian, produk yang dijualkan produk suku Indian dengan membuat

sendiri atau sering disebut handmade, tidak membahas produk suku Indian saja,

namun program ini juga membahas suku Indian dari zaman dahulu. Dalam

seharinya program ‘Brownies’ perepisodenya mempunyai tiga segmen yang

terdiri atas segmen pertama di isi dengan toko parta porte, segmen kedua

menjelaskan tentang kuliner di daerah jogja, sedangkan segmen ketiga sering kali

diisi dengan segmen komunitas unik, film atau musik yang sedang tren. Sebagai

contoh gambar tayangan seperti dibawah:

Segmen 1 Episode Parta Porte “Brownies” Suku Indian

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

52

Host Brownies : Rio Indrawan Co Host : Adit Audia

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

53

Segmen 2 Komunitas Unik Ganiati (Garing Mania Mati)

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

54

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

55

Segmen 3 Kuliner Daerah

Dalam Episode yang diangkat dalam penelitian ini ialah ‘Brownies’

episode Parta Porte yang disiarkan pada Maret 2013 dengan host Rio Indrawan

dan Adit Aulia. Peneliti mengambil episode paling terbaru guna mendapatkan data

yang lebih terkini. Hal ini juga menarik dan mendapat perhatian khusus oleh

peneliti dalam episode ini ialah karena kedua host, dalam adegan awal tayangan

episode ini, menggunakan pakaian ala Indian dan sambil menginformasikan

sesuatu dengan bahasa Indian dengan gayanya yang khas.

Episode Parta Porte ini ditayangkan pada awal Maret, isu-isu atau topik

yang diambil yaitu suku Indian, Komunitas Unik Ganiati, Kuliner khas Jogja.

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

56

Episode Parta Porte ini ditayangkan pada saat liburan sekolah, program

‘Brownies’ menginformasikan episode tersebut agar penontonnya dapat

mengetahui daerah-daerah untuk berlibur. Seperti Bandung ada outlet Parta Porte

yang menyediakan aksesoris ala suku Indian. Sedangkan dari segi kuliner di Jogja,

restaurant unik yaitu rumah pohon.

Keunikan dari episode Parta Porte pada tayangan program ‘Brownies’

yaitu aksesoris yang dipakai oleh suku Indian itu ternyata bisa dikoleksi di

Indonesia. Seperti apa yang dikatakan informan yang diteliti oleh peneliti yaitu

Angellia ketika menonton tayangan episode Parta Porte tersebut, rasa

keingintahuan itu yang Angellia miliki, informasi yang didapat tentang toko Parta

Porte ada di Indonesia. Sedangkan informan Nabila informasi yang didapat dari

Parta Porte itu tentang kuliner khas Jogja.

Efek dari agenda setting model terdiri atas efek langsung dan efek

lanjutan. Efek langsung berkaitan dengan berita yang ditayangkan program

‘Brownies’ itu ada atau tidaknya dalam agenda media, dari semua berita mana

yang dianggap paling penting bagi penontonnya. Sedangkan efek lanjutan itu

berupa persepsi atau pengetahuan penontonnya tentang berita tertentu.

Persepsi adalah rangsangan yang diorganisasi berdasarkan tingkat

pengetahuan (Cangara, 210:161-162). Berdasarkan dari hasil analisis data, efek

langsung dan efek lanjutan yang terjadi pada ketiga informan tersebut yaitu berita

yang ditayangkan program ‘Brownies’ pada episode Parta Porte itu menarik.

Persepsi atau pengetahuan penontonnya tentang topik episode Parta Porte

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

57

keinginan langsung datang dan membeli aksesoris dari toko Parta Porte di

Bandung dan kuliner khas Jogja yaitu restauran rumah pohon.

Penilaian audience pada suatu program televisi sama seperti perilaku

audience yaitu pengetahuan mengenai pola tingkah laku audience ketika mereka

sedang menonton televisi atau radio (Morissan, 2008:191). Pola perilaku audience

ini sangat memengaruhi tingkat kebutuhan audiencenya karena kebutuhan

audience merupakan suatu hal yang penting, tidak sekedar menghadirkan acara

dengan materi atau kemasan baru tapi isinya tetap yang lama.

Agenda media program ‘Brownies’ yaitu membentuk persepsi khalayak

tentang apa yang dianggap penting, dengan teknik pemilihan dan penonjolan

dalam memberikan berita apa yang lebih penting. Oleh karena itu, agenda media

dalam model agenda setting menekankan adanya hubungan positif antara

penilaian yang diberikan media pada suatu tema atau topik berita dengan

perhatian yang diberikan khalayak pada tema atau topik tersebut. Maka menurut

hasil analisis data pandang agenda media pada program ‘Brownies’ terhadap

ketiga remaja ini berita yang ditayangkan oleh program tersebut penting untuk

ketiga remaja itu.

Dalam penelitian ini peneliti agenda media terdiri dari pokok persoalan,

peristiwa, anggapan, dan pandangan untuk disampaikan kepada publik atau

khalayak. Sesuai dengan ‘Brownies’ adalah program yang menyuguhkan berbagai

liputan mengenai gaya hidup dan anak muda. Persoalan gaya hidup ini dapat

dilihat dari para remaja yang selalu mencoba mengikuti tren, demi penampilan

yang trendi dan menarik, para remaja berlomba-lomba mempercantik diri. Oleh

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

58

karena itu, pengukuran agenda publik mengenai berita yang menurut publik itu

paling penting dirinya. Dari ketiga remaja tersebut menyatakan bahwa berita yang

paling penting untuk mereka adalah mengenai fashion, kuliner dan kebudayaan

suatu daerah atau negara, karena itu akan menambah wawasan bagi mereka.

Jenis program ‘Brownies’ adalah magazine atau juga gabungan berbagai

jenis dan bentuk berita, uraian fakta atau pendapat yang nilai beritanya kurang

kuat, khususnya nilai aktualitasnya namun memiliki penyajian yang lebih lengkap

dan mendalam dengan laporan yang khas (feature) dan bersifat unik. Nilai berita

dalam program ‘Brownies’ terkandung di dalam laporan khas lebih banyak nilai

menarik. Mengingat laporan fakta yang diuraikan bersifat khas atau unik,

termasuk dalam agenda media cara penyajian dan penyusunan naskah juga harus

bersifat sederhana dengan memberikan penekanan pada hal yang bersifat khas dan

unik tersebut.

Peneliti melakukan kepada ketiga informan remaja yang dapat

memberikan penjelasan mengenai agenda media pada program ‘Brownies’. Berita

fakta yang memberikan sentuhan rasa insani atau kemanusiaan. Fakta disini bisa

mengenai apa saja, asalkan mengandung nilai dan rasa yang mampu memberikan

rasa insani. Isi pesan dalam topik merupakan refleksi atas kehidupan manusia,

dengan memberi informasi baik dalam gambar maupun narasinya.

Kebutuhan lain yang digunakan audiens dalam mengonsumsi televisi

adalah kebutuhan akan peralihan untuk menggunakan televisi sebagai hiburan,

selain agenda media dari cara pemberitaan suatu topik berita yang terkandung

dalam program ‘Brownies’. Remaja menilai kebutuhan yang didapatkan selain

Page 59: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

59

penilaian mengenai berita adalah kebutuhan hiburan pada program tersebut, salah

satu hiburan yang ada pada program ‘Brownies’ terlihat ketika program ini

menayangkan episode Parta Porte, seperti yang diungkap oleh Rachel dan Nabila

ketika dilakukan wawancara mereka menyebutkan bahwa ‘Brownies’ salah satu

program yang menghibur dilihat dari sisi cara pemberitaan dan isi topik berita.

Dari pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa dalam melakukan

pembahasan kembali mengenai program yang sudah disiarkan atau episode

program sebelumnya, agenda setting dalam media, agenda setting memengaruhi

khalayak dalam memberikan informasi. Komunikasi yang dilakukan narasumber

dalam menyampaikan informasi mendapat respons dari penonton. Orang yang

menonton televisi dapat dengan mudah mengetahui informasi yang menjadi topik

pembicaraan.

Menurut peneliti dari hasil analisis data ketiga informan, teori agenda

setting adalah media yang mempunyai kekuatan dalam mensetting atau

memengaruhi khalayak sehingga orang-orang yang menonton dapat dengan

mudah mendapatkan informasi dan mengetahui berita apa saja yang sedang

menjadi topik pembicaraan yang sedang marak dibicarakan.

Agenda media akan menjadi agenda khalayaknya, jika agenda media

adalah pemberitaan episode Parta Porte yang membahas berbagai macam isi dari

program ‘Brownies’, agenda atau pembicaraan khalayak juga sama seperti apa

yang agendakan media tersebut.

Agenda media juga bisa sengaja dimunculkan. Seperti suatu komunitas

unik Gangnam Style sudah banyak dilupakan. Secara tiba-tiba media massa

Page 60: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

60

mengekspos komunitas unik. Kemudian, berita itu menjadi perhatian utama media

massa. Agenda yang dilakukan dengan media massa ini akhirnya akan menjadi

agenda pembicaraan para audiens atau masyarakat, meskipun komunitas ini sudah

lama dilupakan. Semakin gencar media massa memberitakan, semakin hangat dan

ramai topik tersebut dibicarakan masyarakat. Maka, disini dimensi yang terkait

visibialitas jumlah dan tingkat penonjolan berita.

Pandangan remaja mengenai agenda media pada program ‘Brownies’ di

TRANS7, kesesuaian agenda setting terdapat agenda media pada program

tersebut. Dilihat berdasarkan hasil analisis data yang digunakan, agenda media

pada program ‘Brownies’ dalam penonjolan dan penyajian tema berita, ketiga

informan tersebut menyatakan bahwa berita yang ditayangkan program tersebut

adalah penting, kekuatan media mampu memengaruhi ketiga informan tersebut

untuk melakukannya. Maka, dimensi yang berkaitan yakni keakraban dengan

program “Brownies”, penonjolan pribadi dan kesenangan khalayak terhadap topik

apa yang dimuat di media massa. Dan karakteristik remaja sebagai audiens ialah

remaja akhir tersebut cenderung untuk tidak pindah chanel televisi ketika mereka

menonton program “Brownies” di TRANS7, dan salah satu acara favorit ketiga

informan remaja dalam memberikan berbagai informasi dan pengetahuan dan juga

hiburan adalah program “Brownies” di TRANS7.

Page 61: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti kepada tiga

informan remaja akhir 18-21 tahun. Pandangan remaja mengenai agenda media

pada program “Brownies” di TRANS7 dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Remaja yang menonton acara program “Brownies” dalam memberikan

pandangan tentang agenda media. Agenda media yang ada pada program

“Brownies” terlihat ketika “Brownies” didapatkan dari tayangan suatu berita

yang sesuai dengan kebutuhan khalayak. Dan cara penyajian beritanya pun

menarik dan berbeda. Namun, menurut ketiga informan yang diteliti, topik

berita dan cara penyajiannya terlihat pada episode Parta Porte menayangkan

suatu proses produk sebuah kebudayaan, kuliner daerah, dan komunitas unik.

2. Agenda media terkait dengan dimensi-dimensi, agenda harus diformat dengan

visibialitas yakni jumlah dan tingkat menonjolnya berita, audience salience

tingkat menonjol bagi khalayak, valensi yaitu menyenangkan atau tidak

menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa yang ditayangkan pada

program ‘Brownies’ episode Parta Porte.

B. Saran

1. Saran penulis untuk PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (TRANS7) pada

redaksi program “Brownies” adalah menambahkan program-program yang

Page 62: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

62

menarik bagi audiensnya tanpa lupa untuk mengisi isi pesan program

tersebut. Dan menambah hari dan jam tayang lebih lama.

2. Saran peneliti untuk penelitian ini adalah dimensi yang terkait dalam agenda

media dilihat dari visiabilitas, audience salience, valensi. Program ‘Brownies’

harus menyajikan informasi apa yang dibutuhkan khalayaknya. Dan tetap

tidak menghilangkan unsur menghibur di setiap program acara yang dibuat.

Karena unsur menghibur juga diperlukan bagi audience agar tidak cepat

bosan dengan isi pesan media yang ada.

Page 63: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

63

DAFTAR PUSTAKA

BUKU:

Ardianto, Elvinaro., Komala & Karlinah. 2009. Komunikasi Massa Suatu

Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus

Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.

Burton, Graeme. 2011. Membincangkan Televisi Sebuah Pengantar Kajian

Televisi. Yogyakarta: Jalasutra.

Cangara, Hafied. H. Dr. Prof. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Darwanto. 2007. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Djamal, Hidajanto & Fachruddin Andi. 2011. Dasar-Dasar Penyiaran: Sejarah

Organisasi, Operasional, dan Regulasi. Jakarta: Kencana.

Effendy M.A, Onong Uchajana. Drs. Prof., 2008. Ilmu Komunikasi: Teori dan

Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh

Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi

Organisasi, Komunikasi Pemasaran, Jakarta: Kencana

Mabruri, Anton, 2011. Manajemen Produksi Program Acara Televisi Format

Acara Nondrama, News & Sport, Depok: Mind 8 Publishing House.

McQuail, Denis. 2011. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika.

Moleong, J. Lexy. Dr. Prof., 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Morrisan, M.A. 2008. Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio &

Televisi. Jakarta: Kencana.

Nurudin, M.Si. 2007. Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: PT Rajagrafindo

persada.

Page 64: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

64

Salim, Agus, Dr. Ms. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta:

Tiara Wacana.

Sarwono, Wirawan Sarlito. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada.

Sendjaja, S, Djuarsa. 2004. Teori Komunikasi. Jakarta: Pusat Penerbitan

Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional.

Severin, Werner J & Jr Tankard, James W. 2005. Teori Komunikasi: Sejarah,

Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa Edisi Kelima. Kencana.

Tamburaka, Apriadi. 2012. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: PT. Grafindo

Persada.

Usman, Husaini, & Akbar, Setiadi Purnomo, M.Pd. 2006. Metodologi Penelitian

Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Wiryanto, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo.

Yusuf, Syamsu, H. Dr. M. Pd. 2011. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Buku Online :

Soenarto, RM. 2007. Program Televisi: Dari Penyusunan Sampai Pengaruh

Siaran. Jakarta: FFTV-IKJ Press.

Surbakti, MA., Drs., EB., 2009. Kenalilah Anak Remaja Anda. Jakarta: PT Elex

Media Komputindo.

Sumber Lain:

Siregar Lopiana, 2012. Hasil Wawancara 12 Desember, Jakarta.

www.trans7.co.id

Page 65: BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANGdosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/...1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Televisi adalah satu media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi

65

http://edwi.dosen.ipnyk.ac.id

Skripsi :

Bong, Erica. 2002. Remaja dan Televisi: Studi Makna Televisi Dalam Kehidupan

Remaja. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Indonesia.

Hapsari, Wiendy. 2003. Efek Kognitif dan Afektif Tayangan Televisi Bertema

Dunia Supernaturl: Studi Kualitatif Efek pada Kelompok Remaja

Religius dan Non Religius. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas

Indonesia.

Helmalena, Putri. 2011. Analisis Fenomenologi Pada Program Mario Teguh

Golden Ways di Metro TV. Universitas Islam Negeri. Jakarta.

Krisna, Ari. 2010. Analisi Isi Tayangan Program Kalawarta di TVRI Jawa Barat

Ditinjau dari Nilai Berita. Universitas Komputer Indonesia. Bandung.

Jurnal :

Heldi, dan Alfitri. “Tayangan Mistik Televisi dan Respon Kultural: Suatu

Tinjauan Sosiologi Komunikasi”. Jurnal Mimbar Agama dan Budaya,

Vol. 23, No. 2, 2006.

Sella, Yessi Paradina. “Analisa Perilaku Imitasi dikalangan Remaja Setelah

Menonton Tayangan Drama Seri Korea di Indosiar. eJournal Ilmu

Komunikasi. Vol. 1, No. 3, Hal 66-80. 2013.

Situmeang, Ilona V. Oisina. “Pengemasan Program Komedi Mengandung Unsur

Pendidikan dalam Penyampaian Pesan Moral Kepada Khalayak”. Jurnal

Komunikologi Vo. 9, No. 1, Maret. 2012.

Zamroni, Mohammad. Komodifikasi Budaya Dalam Tayangan Televisi. Tesis

tidak diterbitkan.