BAB I PENDAHULUAN A. KASUS POSISI file1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN A. KASUS...
-
Upload
hoangthien -
Category
Documents
-
view
227 -
download
0
Transcript of BAB I PENDAHULUAN A. KASUS POSISI file1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN A. KASUS...
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
A. KASUS POSISI
Aktivitas bisnis pada saat ini melibatkan korporasi sebagai pelaku.
Korporasi dapat didefinisikan sebagai suatu gabungan orang yang dalam
pergaulan hukum bertindak bersama-sama sebagai suatu subjek hukum
tersendiri suatu personifikasi. Korporasi adalah badan hukum yang
beranggota, tetapi mempunyai hak kewajiban anggota masing-masing.1
Sedangkan menurut Subekti dan Tjitrosudibio yang dimaksud dengan
corporate atau korporasi adalah suatu perseroan yang merupakan badan
hukum.2
Saat ini, di Indonesia sedang berlangsung proses pemeriksaan secara
pidana terhadap kasus pelanggaran hukum yang dilakukan oleh PT First
Anugerah Karya Wisata (First Travel). Perusahaan tersebut merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang jasa pariwisata, khususnya untuk
menyediakan layanan perjalanan ibadah umroh bagi masyarakat.
Masyarakat pada awalnya tertarik dengan tawaran harga paket umroh yang
lebih murah daripada harga yang ditawarkan oleh biro travel lain. Harga
normal paket umrah sekitar Rp 19.000.000- Rp 20.000.000 sementara harga
1 Chidir Ali, Badan Hukum, Bandung: Alumni, 1987, hlm.64. 2 Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kamus Hukum, Jakarta: Pradnya Paramita, 1979, hlm.34.
2 Universitas Kristen Maranatha
paket umrah di First Travel hanya Rp 14.000.000-Rp 15.000.000.3 Namun
dalam perjalanannya, tindakan yang dilakukan oleh First Travel merugikan
ribuan calon jemaah, yang pada akhirnya tidak dapat diberangkatkan.
Sebanyak 70.000 calon anggota jemaah telah membayar biaya umrah
kepada First Travel, namun, hanya 35.000 jemaah yang bisa diberangkatkan
umrah. Polisi memperkirakan kerugian yang diderita para calon jemaah atas
kasus itu mencapai Rp 550 miliar.
Saat ini, pemilik First Travel yaitu Anniesa Hasibuan dan Andika
Surachman ditetapkan sebagai tersangka oleh Bareskrim POLRI. Adapun
pasal yang disangkakan kepada keduanya adalah Pasal 55 jo. Pasal 378 dan
372 KUHP, Pasal 9 dan 28 ayat 1 Undang-undang Nomor 19 tahun 2016
tentang ITE.
Adapun Kronologis kasus secara lengkap diuraikan di bawah ini:4
1) 1 Juli 2009: First Travel mengawali usahanya dari sebuah bisnis
biro perjalanan wisata, di bawah bendera CV First Karya Utama
yang didirikan pada tanggal 1 Juli 2009. Pada pertengahan tahun
2009, Andika Surachman dan Anniesa Desvitasari Hasibuan
membuka usaha travel First Karya Utama dengan modal Rp.
50.000.000,-(Lima puluh juta rupiah) yang diperoleh dari hasil
menggadaikan rumah ke bank. Biro perjalanan First Travel pada
3 https://kumparan.com/wisnu-prasetyo/kronologi-tumbangnya-first-travel, diakses tanggal 16
Oktober 2017 jam 13:04 4 Kumparan, “Kronologi Tumbangnya First Travel”. 2017, https://kumparan.com/wisnu-
prasetyo/kronologi-tumbangnya-first-travel, diakses 06 oktober 2017 jam 17:57
3 Universitas Kristen Maranatha
awalnya hanya menawarkan layanan perjalanan wisata domestik
dan internasional untuk klien perorangan maupun perusahaan.
2) Awal 2011: Pada tahun 2011 andika memenangi tender umrah 2011
sebagai pendamping ratusan karyawan BI ke tanah suci dengan
permintaan pertama umroh dari 127 pegawai Bank Indonesia dan 50
pegawai Pertamina. Pasca tender itu, rejeki terus mengalir kepada
andika, kemudian andika membesarkan bisnis umrahnya. Dengan
berani menambah 15 kantor first travel dan juga berani
memindahkan kantornya dari semula di depok ke pusat bisnis
kuningan, jakarta
3) First Travel terdaftar sebagai Penyelenggara Perjalanan Ibadah
Umrah (PPIU) sejak mengantongi Keputusan Dirjen PHU Nomor:
D/746 Tahun 2013. Kala itu, First Travel terdaftar beralamat di Jl.
Radar Auri No. 1, Cimanggis, Depok. PT Anugerah Karya Wisata
(First Travel) membuka kantor pelayanan di dua tempat yakni GKM
Green Tower Lantai 16, Jl. TB Simatupang dan Gedung Atrium
Mulia Suite, Jl H.R. Rasuna Said. Keduanya berada di wilayah
Jakarta Selatan
4) Izin untuk First Travel sempat diperpanjang dengan keluarnya
Keputusan Menteri Agama Nomor 723 Tahun 2016
5) Tahun 2012, first travel sukses memberangkatkan Jemaah umrah
hingga 800 orang. Dengan menawarkan biaya umrah mulai Rp 14
4 Universitas Kristen Maranatha
juta hingga Rp 34 juta rupiah. Jumlah melesat di tahun 2013 menjadi
3.600 orang.
6) Tahun 2014, makin berlipat dengan memberangkatkan 14.700
jemaah.
7) Tahun 2015, pada ulang tahun ketujuh first travel, andika yakin bisa
memberangkatkan 35.000.Museum rekor Indonesia (MURI)
menyematkan first travel dengan sebutan Manasik Akbar Umrah
terbesar di indonesia. Dengan catatan rekor itu, andika yakin bisa
mengempit omzet hingga U$ 40 juta atau setara Rp 528 milliar
dengan kurs Rp 13.200 per rupiah.5
8) Akhir tahun 2016, dengan iming-iming paket umrah murah dengan
biaya Rp 14, 3 juta per orang. Andika ingin memberagkatkan 35.000
jamaah haji ke tanah suci, Bahkan, perusahaan tersebut meminta
sejumlah artis meng-endorse paket murah tersebut dengan
memberangkatkan mereka umrah secara gratis. Di dalam promosi
tersebut first travel menggunakan istilah “harga kaki lima, fasilitas
bintang lima”, adapun artis yang di ketahui pernah umrah
menggunakan jasa first travel yakni: Ria irawan, Syahrini dan
mendiang Julia perez. Namun yang terjadi andika tidak
memberangkatkan para jamaah haji tersebut, dengan berbagai
alasan.
5 Tribun news.com diakses tanggal 23 Oktober 2017 jam 14:22.
5 Universitas Kristen Maranatha
9) Setelah 6 tahun berjalan, pada tahun 2017 Kementrian agama
mengawasi bisnis yang di lakukan oleh PT first travel dan menilai
bahwa terdapat penyimpangan yaitu First Travel kembali gagal
memberangkatkan jamaah umroh pada bulan Maret 2017. Dalam
kejadian itu jemaah diinapkan di hotel sekitar Bandara Soekarno
Hatta.
10) 18 April 2017: Kementerian Agama melakukan klarifikasi,
investigasi, advokasi, hingga mediasi dengan jemaah. Dalam
keterangan yang diberikan pada proses klarifikasi, jemaah merasa
dirugikan karena di antara mereka ada yang sampai gagal 3 kali
berangkat umrah. Saat dimintai kejelasan, manejemen First Travel
selalu berkelit. Saat pertemuan itu juga, Kemenag langsung
menanyakan kejelasan kasus ini ke petinggi First Travel. Namun
pihak manajemen tidak memberikan jawaban sama sekali.
11) 22 Mei 2017: Kementerian Agama mengundang pihak First Travel
untuk mediasi dengan jemaah. Mereka mengirimkan tim legal
namun tidak dilanjutkan. Masalahnya adalah karena tim legal First
Travel tidak dibekali surat kuasa.
12) 22 Mei 2017: 600 jemaah First Travel dari Jawa Timur yang gagal
diberangkatkan mengadu ke DPR. Kurang lebih total korban yang
belum di berangkatkan oleh agen first travel sebanyak 58.682 orang(
periode desember 2016- mei 2017), selain itu calon jamaah ada yang
6 Universitas Kristen Maranatha
masih diminta membayar carter pesawat sebesar Rp 2,5 juta
sehingga jumlah penambahan itu sebesar Rp 9.547.500
13) 24 Mei 2017: Kemenag kembali memanggil First Travel pada 24
Mei 2017. Upaya ini pun gagal karena pihak manajemen tidak hadir.
14) 2 Juni 2017: Digelar mediasi antara pihak First Travel dengan
sejumlah jemaah dari Bengkulu. Untuk ke sekian kalinya
manejemen First Travel tidak ada solusi yang bisa diberikan.
15) 10 Juli 2017: Terakhir kalinya upaya mediasi dilakukan. Mediasi
gagal karena manajemen First Travel tidak hadir.
16) 21 Juli 2017: Satuan Tugas Waspada Investasi Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) memerintahkan PT First Anugerah Karya Wisata
untuk menghentikan penjualan paket promonya karena ada indikasi
investasi ilegal dan penghimpunan dana masyarakat tanpa izin. First
Travel juga tidak pernah menyampaikan data jamah yang mendaftar
dan belum diberangkatkan. Dokumen ini sudah diminta sejak empat
bulan lamanya.
17) Agustus 2017: Kementerian Agama mencabut izin operasional
First Travel. Pencabutan izin dilakukan Kemenag karena First
Travel telah melakukan pelanggaran undang-undang tentang
penyelenggaraan ibadah haji. Hal ini akhirnya menyebabkan jemaah
yang mengalami kerugian baik materi maupun immateril.
Pelanggaran tersebut berupa tindakan penelantaran jemaah umrah
yang mengakibatkan gagal berangkat ke Arab Saudi, dan
7 Universitas Kristen Maranatha
mengakibatkan timbulnya kerugian materi dan immateril yang di
alami jemaah umrah.6 Pencabutan izin dilakukan karena PT First
Anugerah Karya Wisata dinilai terbukti telah melakukan
pelanggaran Pasal 65 huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun
2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008
tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. Kementerian Agama RI telah
mencabut izin operasional First Travel. Seperti dikutip dari situs
Kementerian Agama, PT First Anugerah Karya Wisata (First Travel)
mendapatkan sanksi administratif sebagaimana tertuang dalam
Keputusan Menteri Agama Nomor 589 Tahun 2017 per tanggal 1
Agustus 2017.
18) 9 Agustus 2017: Bareskrim Polri menetapkan direktur utama dan
direktur First Travel Andika Surachman dan Anniesa Desvitasari
Hasibuan sebagai tersangka atas dugaan penipuan.
19) 16 Agustus 2017: Bareskrim POLRI membuka Posko Aduan.
Sejak posko aduan dibuka, tercatat, 820 orang melapor. Sementara,
jumlah pengaduan yang masuk melalui alamat email pengaduan
[email protected] berjumlah 761 surat elektronik.
20) 18 Agustus 2017: Calon jemaah umrah First Travel menunjukkan
kwitansi saat mendatangi gedung DPR bertemu dan mengadu ke
Komisi VIII DPR Fraksi PPP, di Kompleks Parlemen.
6 Muhammad Radityo Priyasmoro, “Aliran Dana First Travel”, 2017,
http://news.liputan6.com/read/3078841/polisi-telusuri-aliran-dana-first-travel-ke-artis-duta-
promosi, diakses 08 oktober 2017, jam 11:15
8 Universitas Kristen Maranatha
21) 20 Agustus 2017: Polisi menggeledah Lima rumah dan satu butik
terkait penyidikan kasus dugaan penipuan dan penggelapan dana
pembayaran puluhan ribu calon peserta umrah First Travel.
Penggeledahan dilakukan untuk mendapatkan barang bukti terkait
penyidikan kasus tersebut. Sementara itu, ada sejumlah aset milik
tiga tersangka yang disita kepolisian. Sejumlah unit mobil yang
disita penyidik Bareskrim Polri dari bos First Travel Andika dan
Anniesa. Direktorat Tindak Pidana Bareskrim Polri juga menyita
rumah mewah di Jalan Taman Vennesia Selatan, Sentul, Bogor,
Jawa Barat.
Adapun berdasarkan penelusuran terhadap aturan hukum yang
penulis lakukan, beberapa pasal dalam peraturan perundang-undangan yang
diduga telah dilanggar oleh para tersangka dalam kasus ini adalah:
a. Pasal 372 KUH Pidana tentang Penggelapan yang berbunyi:
“Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum memiliki
barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah
kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya
bukan karena kejahatan diancam karena penggelapan, dengan
pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda
paling banyak sembilan ratus rupiah.”
b. Pasal 378 KUHPidana tentang penipuan yang berbunyi:
“Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan
9 Universitas Kristen Maranatha
memakai Nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu
muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan
orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya,
atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan
piutang, diancam karena penipuan dengan pidana penjara
paling lama empat tahun.”
C. Pasal 55 KUHPidana tentang penyertaan dalam melakukan
perbuatan pidana yang berbunyi:
(1) Dipidana sebagai pelaku tindak pidana:
a) Mereka yang melakukan, yang menyuruh
melakukan, dan yang turut serta melakukan tindak
pidana itu;
b) Mereka yang dengan memberi atau menjanjikan
sesuatu, dengan menyalahgunakan kekuasaan atau
martabat, dengan kekerasan, ancaman atau
penyesatan, atau dengan memberi kesempatan,
sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang
lain supaya melakukan tindak pidana itu.
(2) Terhadap penganjur, hanya tindak pidana yang sengaja
dianjurkan saja yang diperhitungkan, beserta akibat-
akibatnya.
D. Pasal 4 huruf c, e, dan h Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen:
Berdasarkan Pasal di atas menyatakan bahwa konsumen
mempunyai beberapa hak diantaranya:
1) Hak katas informasi yang benar, jelas, dan jujur
mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa;
10 Universitas Kristen Maranatha
2) Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan
upaya penyelesaian sengketa; dan
3) Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi
san/atau penggantian.
E. Pasal 2 ayat 1, pasal 3 dan pasal 4 Undang-undang Nomor 8
Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pencucian Uang
(1) Hasil tindak pidana adalah Harta Kekayaan yang diperoleh dari
tindak pidana:
a. korupsi;b. penyuapan;c. narkotika;d. psikotropika; e.
penyelundupan tenaga kerja; f. penyelundupan migran; g. di bidang
perbankan; h. di bidang pasar modal; i. di bidang perasuransian; j.
kepabeanan; k. cukai; l. perdagangan orang; m. perdagangan senjata
gelap; n. terorisme; o. penculikan; p. pencurian; q. penggelapan; r.
penipuan; s. pemalsuan uang; t. perjudian; u. prostitusi;
v. di bidang . . .: di bidang perpajakan; di bidang kehutanan; di
bidang lingkungan hidup; di bidang kelautan dan perikanan; atau w.
tindak pidana lain yang diancam dengan pidana penjara 4 (empat)
tahun atau lebih, yang dilakukan di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia atau di luar wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan tindak pidana tersebut juga merupakan tindak pidana
menurut hukum Indonesia.
11 Universitas Kristen Maranatha
Pasal 3
Setiap Orang yang menempatkan, mentransfer, mengalihkan,
membelanjakan, membayarkan, menghibahkan, menitipkan,
membawa ke luar negeri, mengubah bentuk, menukarkan dengan
mata uang atau surat berharga atau perbuatan lain Atas Harta
Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil
tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dengan
tujuan menyembunyikan atau menyamarkan asal usul Harta
Kekayaan dipidana karena tindak pidana Pencucian Uang dengan
pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling
banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
Pasal 4:
“Setiap Orang yang menyembunyikan atau menyamarkan asal usul,
sumber, lokasi, peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kepemilikan
yang sebenarnya atas Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut
diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) dipidana karena tindak pidana Pencucian
Uang dengan pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun dan
denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)”.
12 Universitas Kristen Maranatha
Saat ini, seiring dengan perkembangan teori–teori pemidanaan
terhadap korporasi, pertanggungjawaban hukum pidana tidak hanya dapat
dibebankan kepada perseorangan saja. Seperti halnya di dalam kasus ini,
penulis berpendapat diperlukan kajian mengenai apakah First Travel
sebagai sebuah korporasi dapat juga dikenai pertanggungjawaban pidana
atas tindakan yang telah dilakukan dan berdampak pada timbulnya kerugian
bagi masyarakat dalam jumlah besar.
Di dalam perkembangan hukum pidana korporasi, terdapat beberapa
teori pertanggungjawaban pidana yang dapat diterapkan pada korporasi
yaitu:
1. Teori Strict Liability (tanggung jawab mutlak) yaitu pertanggung
jawaban pidana yang harus dilakukan tanpa harus dibuktikan unsur
kesalahannya, atau dengan kata lain seseorang sudah dapat
dipertanggungjawabkan untuk tindak pidana tertentu walaupun pada
diri orang itu tidak ada kesalahan (mens rea).7
2. Teori Vicarious Liability (pertanggungjawaban pengganti) yaitu
suatu pertanggung jawaban pidana yang dibebankan kepada
seseorang atas perbuatan orang lain (the legal responsibility of one
person for the wrongful acts of another).8
3. Teori doctrine Identification yaitu teori yang digunakan untuk
memberikan pembenaran pertanggung jawaban pidana korporasi,
7 Barda nawawi arief, pelengkap bahan kuliah hukum pidana I, Semarang: FH-UNDIP, 1984,
hal.68. 8 Romli Atmasasmita, Asas-Asas Perbandingan Hukum Pidana, Jakarta: Yayasan Lembaga
Bantuan Hukum Indonesia, 1989, hal.93.
13 Universitas Kristen Maranatha
meskipun pada kenyataannya korporasi bukanlah sesuatu yang bisa
berbuat sendiri dan tidak mungkin memiliki unsur kesalahan atau
mens rea9. Korporasi dipandang dapat melakukan tindak pidana
melalui individu-individu yang dipandang mempunyai hubungan
yang erat dengan korporasi dan dapat dipandang sebagai tersebut.
Individu-individu tersebut ialah mereka yang menduduki posisi
strategis dan bergerak dipuncak dalam struktur. Kepengurusan
korporasi yang dapat melakukan pengendalian atas kebijakan
korporasi. Mereka bukanlah bertindak untuk dan atas nama
korporasi tetapi bertindak sebagai korporasi.10
4. Teori Corporate Organs, yaitu teori menunjuk pada orang-orang
yang menjalankan kewenangan dan pengendalian dalam badan
hukum, dengan kata lain, orang yang mengarahkan dan bertanggung
jawab atas segala gerak gerik badan hukum, orang yang menetapkan
kebijakan korporasi, dan orang yang menjadi otak dan pusat syaraf
dari korporasi tersebut.dengan demikian otak dari korporasi
merupakan organ penting dari korporasi sehingga bisa dimintakan
pertanggung jawaban pidana korporasi.
9 Mens rea merupakan unsur kesalahan yang sering diterjemahkan sebagai sikap batin yang jahat.
Namun mens rea lebih luas dari pada itu karena mens rea tetap ada pada sikap seseorang yang dengan
kesadaran jiwa yang bersih serta meyakini bahwa perbuatannya sesuai dengan moral dan hukum
yang berlaku. 10 Michael J.Allen, Criminal Law Oxford: University Press, 2003, Hal. 240-241.
14 Universitas Kristen Maranatha
Berdasarkan kasus posisi di atas, penulis tertarik untuk mengkaji
penyelesaian kasus di atas dalam sebuah Legal Memorandum dengan judul:
“LEGAL MEMORANDUM PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA
KORPORASI DALAM KASUS PENIPUAN DAN PENGGELAPAN
DANA MASYARAKAT OLEH PT FIRST ANUGERAH KARYA
WISATA (FIRST TRAVEL).”
B. PERMASALAHAN HUKUM
Berdasarkan uraian kasus posisi di atas, penulis mengidentifikasikan
permasalahan hukum sebagai berikut:
1. Bagaimana pertanggungjawaban pidana PT First Anugerah Karya
Wisata (First Travel) sebagai sebuah korporasi dalam kasus penipuan
dan penggelapan dana masyarakat calon jemaah umroh?
2. Bagaimana peraturan perundang-undangan di Indonesia memberikan
perlindungan hukum terhadap hak-hak para calon jemaah yang
dirugikan oleh tindakan PT First Anugerah Karya Wisata (First Travel)?