Bab i Pendahuluan 20 April

download Bab i Pendahuluan 20 April

of 5

description

,. ,., .,

Transcript of Bab i Pendahuluan 20 April

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Millenium Development Goals (MDGs) atau tujuan pembangunan millenium adalah upaya untuk memenuhi hak-hak dasar kebutuhan manusia melalui komitmen bersama antara 189 negara anggota PBB untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya, kelestarian lingkungan hidup, serta membangun kemitraan global dalam pembangunan.(1) WHO sebagai organisasi kesehatan dunia mencanangkan Millenium Development Goals (MDGs) sebagai langkah nyata pembangunan kesehatan.(2)Sebagai salah satu anggota PBB, Indonesia memiliki dan ikut melaksanakan komitmen tersebut dalam upaya untuk mensejahterakan masyarakat. Di Indonesia sendiri, wakil presiden Budiono mengatakan permasalahan kemiskinan telah berhasil diturunkan, sebagaimana diukur oleh indikator USD 1,00 per kapita per hari, menjadi setengahnya. Kemajuan juga telah dicapai dalam upaya untuk lebih menurunkan lagi tingkat kemiskinan, sebagaimana diukur oleh garis kemiskinan nasional dari tingkat saat ini sebesar 13.33% (2010) menuju targetnya sebesar 8 9% pada tahun 2014. Permasalahan yang utama di Indonesia adalah kesehatan dan gizi ibu hamil, Indonesia memiliki target untuk menurunkan AKI 102 perseratus ribu kelahiran hidup. Saat ini angkanya masih 228 perseratus ribu kelahiran hidup. Untuk tingkat Asia Tenggara dan Indonesia termasuk terburuk. Sekitar 55% AKI dikarenakan perdarahan dan pre-eklampsia juga berkaitan dengan malnutrisi (gizi buruk semasa hamil). Banyak faktor yang menyebabkan kematian ibu hamil, baik dari segi pengetahuan yang kurang mengenai gizi saat kehamilan sampai dengan tingkat ekonomi terbatas.Jawa Tengah sebagai bagian dari negara kesatuan Republik Indonesia juga ikut serta mendukung komitmen pemerintah tersebut, dengan melaksanakan program dan kegiatan yang bertujuan untuk mencapai target MDGs. Memperhatikan sasaran Millenium Development Goals (MDGs) dan Kesepakatan Dakkar untuk Pendidikan Untuk Semua (PUS); Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) dan pemberdayaan perempuan melalui pembentukan dan penguatan kelembagaan seperti Forum Komunikasi Pengarusutamaan Gender dan Forum Kajian Gender, kemiskinan di Jawa Tengah telah menurun dari 6,9 juta jiwa pada tahun 2003 menjadi 5,9 juta jiwa pada tahun 2006 (Susenas). Beberapa indikator keberhasilan bidang kesehatan ditunjukkan dengan indikator mortalitas yaitu Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Tengah cenderung menurun dari 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2000 menjadi 14 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2005. Sedangkan meningkatnya angka kesehatan ibu ditandai dengan semakin turunnya angka kematian ibu, hal tersebut tercermin dengan menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 152 pada tahun 2000 menjadi 115 per 100.000 kelahiran tahun 2003.Sedangkan prevalensi gizi kurang pada anak balita menurun dari 14,08% pada tahun 2003 menjadi 10,51 % tahun 2006 (hasil pemantauan status gizi).

Berbagai upaya untuk memerangi merebaknya HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya terus dilaksanakan. Cakupan pelayanan air bersih perkotaan lebih kurang 39,86 persen dan perdesaan 12,6 persen. Cakupan sanitasi lebih kurang 7,2 persen dan persampahan lebih kurang 71 persen sampah terangkut. Kondisi tersebut sebanding dengan rata-rata nasional dan target Milenium Development Goals (MDGs).

Secara arti luas, bahwa untuk menghilangkan atau mengurangi kesakitan atau kematian, harus meningkatkan derajat atau status kesehatan masyarakat, perlu kerjasama banyak pihak, perlu pendekatan kemasyarakatan, peningkatan peran serta masyarakat dan sektor terkait di bidang kesehatan.

Upaya kesehatan yang semula lebih terfokus pada kuratif dan rehabilitatif, secara berangsur berkembang ke arah promotif dan preventif, sehingga puskesmas merupakan ujung tombak untuk mencapai MDGs. Puskesmas menurut KEPMENKES RI No.128/MENKES/SK/II/2004 adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Pelayanan upaya kesehatan di Puskesmas dilaksanakan melalui 6 kegiatan pokok secara terpadu dan menyeluruh, meliputi KIA/KB, Usaha Peningkatan Gizi, Kesehatan Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), Pengobatan dan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM) serta ditambah lagi dengan program kesehatan pengembangan yaitu : Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Perkesmas, sehingga dapat mewujudkan misi puskesmas. Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelnggaraan kewenangan wajib daerah Kabupaten / Kota yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarkat yang mencakup jenis pelayanan, indikator, dan nilai. Prinsp-prinsip SPM :

1. Diterapkan pada kewenangan wajib

2. Diberlakukan untuk seluruh Daerah Kabupatan dan Daerah Kota

3. Menjamin akses masyarakat mendapat pelayanan kesehatan dasar tanpa mengorbankan mutu, mempunyai dampak luas pada masyarakat

4. Merupakan indikator kerja, bukan standar teknis

5. Dinamis

6. Dalam rangka penyelenggaraan yang dasarSecara operasional, Puskesmas berarti harus ada upaya yang berkelanjutan, menyeluruh, terpadu, sistematis dan objektif yang bertujuan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.I.2. Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan yang ada di puskesmas Salaman I , yaitu bagaimana hasil pencapaian upaya kegiatan pokok, di Puskesmas Salaman I berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang berlaku periode Januari-Maret 2013.I.3. Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan umum Mengetahui, menganalisa dan mendeskripisikan pelaksanaan manajemen program dan mutu pelayanan di Puskesmas Salaman I pada bulan Januari-Maret 2013 dalam rangka upaya perbaikan kinerja puskesmas.1.3.2. Tujuan khusus 1. Mengetahui proses P1, P2, dan P3 pada Puskesmas Salaman I.2. Mengetahui hasil pencapaian upaya kesehatan dasar dan pengembangan pada Puskesmas Salaman I pada bulan Januari s/d Maret 20133. Mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan yang terjadi di Puskesmas Salaman I pada bulan Januari s/d Maret 2013.4. Menentukan prioritas masalah yang ada pada Puskesmas Salaman I.5. Menganalisa berbagai faktor yang menyebabkan masalah pencapaian upaya kesehatan Puskesmas Salaman I. 6. Menentukan alternatif pemecahan masalah dari prioritas masalah yang terpilih dipuskesmas Salaman I.7. Membuat rencana kegiatan dari pemecahan masalah terpilih di Puskesmas Salaman I.I.4. Manfaat Kegiatan

1.4.1Bagi Mahasiswa :1. Sebagai syarat untuk mengikuti ujian kepaniteraan klinik Ilmu kesehatan Masyarakat.2. Mengetahui sistem manajemen puskesmas secara keseluruhan.3. Mengetahui upaya upaya pokok maupun tambahan yang di puskesmas.4. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang ditemukan didalam program puskesmas.

1.4.2 Bagi Puskesmas :

1. Mengetahui masalah atau upaya puskesmas yang belum memenuhi target standar pelayanan minimal (SPM).

2. Membantu puskesmas dalam mengidentifikasi penyebab dari upaya puskesmas yang belum memenuhi target standar pelayanan minimal (SPM).

3. Membantu puskesmas dalam memberikan alternatif penyelesaian terhadap masalah tersebut.I.5. Metodologi Penelitian

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder yang didapatkan di Puskesmas Salaman I. Data primer berupa pelaksanaan proses manajemen ( P1 / Perencanaan, P2 / Penggerakkan dan Pelaksanaan, P3 / Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian ) diperoleh dari wawancara dengan kepala puskesmas dan staff puskesmas serta pengamatan langsung tentang pelaksanaan kegiatan puskesmas. Data sekunder diperoleh dari laporan hasil kegiatan setiap bulannya serta data profil puskesmas.

Data hasil kegiatan yang sudah diperoleh dari pemegang program kemudian dibandingkan dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk melihat apakah pencapaiannya bermasalah atau tidak, kemudian masalah tersebut dipecahkan dengan metode problem solving cycle dengan langkah-langkah, identifikasi dari masalah yang ada sehingga akan didapatkan skor pencapaian. Data dari skor pencapaian yang kurang dari 100% merupakan masalah yang ada. Berbagai masalah yang ditemukan ditentukan prioritas masalah dengan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif.

Setelah ditemukan urutan prioritas masalah, diambil salah satu masalah untuk dicari pemecahannya, terlebih dahulu dilakukan analisa penyebab masalah dengan metode diagram fish bone berdasar pendekatan sistem untuk mencari kemungkinan penyebabnya. Kemudian kemungkinan penyebab masalah dikonfirmasi untuk mencari penyebab masalah yang paling mungkin. Dengan demikian dapat ditentukan alternatif pemecahan masalah berdasarkan penyebabnya. Dari berbagai alternatif pemecahan diambil urutan prioritas pemecahan dengan metode kriteria matriks. Setelah di dapatkan pemecahan masalah terpilih lalu dibuat rencana kegiatan dalam bentuk POA (plan of action).