BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/20765/38/Bab 1.pdf · 2 A. Karim...

22
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang saat ini semakin berkembang, sejalan pula dengan ruang gerak lembaga keuangan yang saat ini semakin berinovasi, saat ini banyak lembaga pembiayaan yang berdiri dan bersaing untuk memberikan pelayanan yang terbaik, salah satu contoh lembaga pembiayaan yang saat ini sangat diminati oleh masyarakat adalah leasing. Tidak dapat disangkal, kebutuhan akan sesuatu dari tahun ketahun meningkat, demi terwujudnya kebutuhan tersebut diperlukan biaya atau modal dalam bentuk moneter (uang) ataupun berupa barang. Hal ini merupakan peluang besar bagi pelaku usaha dibidang Leasing (pembiayaan) secara kredit kepada masyarakat yang membutuhkan. Dengan proses yang mudah, banyak masyarakat yang tergiur untuk dapat menggunakan lembaga ini sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhannya. Leasing merupakan bagian dunia keuangan yang paling menakjubkan, dinamis, dan sering disalahpahami. 1 Istilah leasing sebenarnya berasal dari kata lease yang berarti sewa-menyewa. Karena dasarnya artinya memang sewa- menyewa. Jadi leasing adalah derevatif dari sewa-menyewa. Kemudian dalam dunia bisnis 1 Veithzal Rivai, Financial institution management (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2013), 367.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/20765/38/Bab 1.pdf · 2 A. Karim...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/20765/38/Bab 1.pdf · 2 A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang saat ini semakin berkembang,

sejalan pula dengan ruang gerak lembaga keuangan yang saat ini semakin berinovasi,

saat ini banyak lembaga pembiayaan yang berdiri dan bersaing untuk memberikan

pelayanan yang terbaik, salah satu contoh lembaga pembiayaan yang saat ini sangat

diminati oleh masyarakat adalah leasing.

Tidak dapat disangkal, kebutuhan akan sesuatu dari tahun ketahun meningkat,

demi terwujudnya kebutuhan tersebut diperlukan biaya atau modal dalam bentuk

moneter (uang) ataupun berupa barang. Hal ini merupakan peluang besar bagi pelaku

usaha dibidang Leasing (pembiayaan) secara kredit kepada masyarakat yang

membutuhkan. Dengan proses yang mudah, banyak masyarakat yang tergiur untuk

dapat menggunakan lembaga ini sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhannya.

Leasing merupakan bagian dunia keuangan yang paling menakjubkan,

dinamis, dan sering disalahpahami.1 Istilah leasing sebenarnya berasal dari kata lease

yang berarti sewa-menyewa. Karena dasarnya artinya memang sewa- menyewa. Jadi

leasing adalah derevatif dari sewa-menyewa. Kemudian dalam dunia bisnis

1 Veithzal Rivai, Financial institution management (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2013), 367.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/20765/38/Bab 1.pdf · 2 A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2

berkembanglah sewa-menyewa yang disebut leasing. Dalam bahasa Indonesia leasing

sering di istilahkan dengan “sewa guna usaha.”

Dalam kajian syariah, leasing dikenal dengan istilan Ijarah Muntahia

Bittamlik (IMBT), yakni merupakan kombinasi antara sewa-menyewa (ijarah) dan

jual beli atau hibah diakhir masa sewa.2 Pilihan untuk menjual barang diakhir masa

sewa biasanya diambil bila kemampuan finansial penyewa untuk membayar sewa

relatif kecil. Karena sewa yang dibayarkan relatif kecil, akumulasi nilai sewa yang

sudah dibayarkan sampai akhir periode sewa belum mencukupi harga beli barang

tersebut dan margin laba yang ditetapkan oleh bank. Karena itu untuk menutupi

kekurangan tersebut, bila pihak penyewa ingin memiliki barang tersebut, ia harus

membeli barang itu diakhir periode.3 Adapun yang menjadi dasar sebagai landasan

syariah, Qur’an surat al-Baqarah ayat 233.

“dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa

bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah

2 A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2006), 156. 3 Ibid, 149.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/20765/38/Bab 1.pdf · 2 A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

3

kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang kamu

kerjakan”.4

Pada al-Bai’ wal Ijarah Muntahia Bittamlik (IMBT) dengan sumber

pembiayaan dari Unrestricted Investment Account (URIA), pembayaran oleh nasabah

dilakukan secara bulanan. Hal ini disebabkan karena pihak bank harus mempunyai

cash in setiap bulan untuk memberikan bagi hasil kepada para nasabahyang dilakukan

secara bulanan juga.

Pada umumnya, bank syariah lebih banyak melaksanakan ijarah muntahia

bittamlik, hal ini dikarenakan skema ini lebih sederhana dari segi pembukuan dan

bank tidak direpotkan oleh beban pemeliharaan aset.5

Leasing adalah lembaga pembiayaan yang sangat memanjakan nasabahnya,

karena pada kenyataannya sebagian besar yang menjadi kebutuhan masyarakat juga

menjadi perhatian leasing dalam memberikan fasilitas pembiayaan. seperti Adira

Finance yang bergerak dalam pembiayaan kredit sepeda motor.

Leasing ini ada dua kategori global, yaitu operating lease dan financial lease.

Operating lease merupakan suatau proses menyewa suatu barang untuk mendapatkan

hanya manfaat barang yang disewanya, sedangkan barangnya itu sendiri tetap

menjadi milik pemberi sewa. Sedangkan yang dimaksud dengan financial lease

4 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2007)117

5 Ibid, 174.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/20765/38/Bab 1.pdf · 2 A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

4

merupakan suatu bentuk sewa dimana kepemilikan barang tersebut berpindah dari

pemberi sewa kepada penyewa. Namun apabila dalam masa akhir sewa pihak

penyewa tidak dapat melunasi sewanya, barang tersebut tetap merupakan milik

pemberi sewa (perusahaan leasing).6 Dalam hal ini Adira Finance termasuk dalam

katagori financial lease, yakni dimana lessee (penyewa) pada ahir masa kontrak

mempunyai hak opsi untuk membeli objek leasing berdasarkan nilai sisa yang

disepakati.7

Didalam transaksi pembiayaan (financial lease) sudah menjadi kewajiban

konsumen melakukan pembayaran angsuran tepat pada waktunya, tetapi tidak

seorangpun yang mampu menentukan bagaimana perjalanan hidupnya kedepan, dan

tidak dapat dipungkiri dalam perjalanan kehidupan seseorang tidak terlepas dari

problematika kehidupan, sehingga memerlukan adanya tambahan biaya takterduga.

Hal inilah yang menyebabkan ketidak mampuan konsumen melakukan pembayaran

angsuran tepat pada waktunya, seperti yang telah menjadi kesepakatan diawal. Dalam

hal ini perusahaan pembiayaan tentu tidak mau dirugikan, sehingga didalam

perjanjiannya juga dicantumkan denda yang harus dibayar oleh konsumen yang

mengalami keterlambatan dalam melakukan pembayaran angsurannya.

Disamping harus membayar denda yang timbul akibat dari keterlambatan

dalam membayar angsuran, ternyata masih ada resiko lain yang harus dihadapi oleh

6 Nurul Huda, Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam (Jakarta:Kencana Prenada Media

Group,2010),368. 7 Veithzal Rivai, Financial institution management (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2013), 374.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/20765/38/Bab 1.pdf · 2 A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

5

konsumen, yakni konsumen masih harus dikejar-kejar oleh kolektor. Bahkan banyak

konsumen yang terpaksa melepaskan kendaraannya karena harus berhadapan dengan

depkolektor.

Dari dua resiko tersebut, peniliti berpendapat bahwa lembaga pembiayaan

(leasing), melakukan tindakan pemerasan terhadap konsumen yang tidak mampu

melakukan pembayaran angsuran tepat pada waktunya. Sehingga lembaga

pembiayaan (leasing) tersebut memiliki imej negatif dimata masyarakat, dan bahkan

tidak sedikit lembaga pembiayaan yang dilaporkan kepada lembaga hukum oleh

konsumen, akibat ketidak wajaran dari tindakan yang dilakukan oleh lembaga

pembiayaan (leasing) terhadap konsumennya.

Akhir-akhir ini, sistem syariah marak digunakan oleh lembaga pembiayaan termasuk

Adira Finance. Namun realita dilapangan perlakuan perusahaan terhadap konsumen

yang mengalami keterlambatan pembayaran angsuran ternyata masih tetap sama.

Dengan kondisi seperti ini, peneliti ingin mengkaji lebih dalam mengenai lembaga

pembiayaan yang menggunakan sistem syariah. Sehingga dalam hal ini peneliti

mengangkat judul “Implementasi Sistem Syariah Dalam Menangani Konsumen

Overdue Untuk Produk Leasing Syariah Di Adira Finance Surabaya”

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/20765/38/Bab 1.pdf · 2 A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

6

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dalam lembaga pembiayaan (leasing) konsumen merupakan aset yang

harus dijaga dan diperhatikan pelayanannya, karena dengan adanya konsumen

yang semakin bertambah, lembaga pembiayaan (leasing) mampu bertahan dan

berkembang.

Peranan sistem yang digunakan oleh lembaga pembiayaan memiliki

pengaruh yang sangat besar, sehingga perlu diperhatikan dan diaplikasikan sebaik

mungkin. Karenanyalah lembaga pembiayaan (leasing) mampu menarik simpati

konsumen untuk tetap setia menggunakan jasanya dalam memenuhi semua

kebutuhannya. Demikian sebaliknya, karenanyalah pula konsumen enggan

menggunakan jasanya dalam memenuhi kebutuhannya.

Karena itu dalam penelitian ini peneliti mengidentifikasi beberapa masalah

antara lain:

a. Leasing menentukan kebijakan secara sepihak

b. Leasing kurang teliti dalam melihat penyebab konsumen Overdue

c. Lemahnya kontrol terhadap penangan Konsumen Overdue

d. Kurangnya pemetakan sistem dalam leasing (konfensional / syariah)

2. Batasan Masalah

Melihat peranan sistem dalam lembaga pembiayaan (leasing) tersebut,

Peneliti ingin membatasi penelitian ini pada:

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/20765/38/Bab 1.pdf · 2 A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

7

a. Implementasi sistem syariah di Adira Finance Surabaya

b. Penanganan konsumen Overdue untuk produk leasing syariah di Adira Finance

Surabaya

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah. Peneliti

memberikan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi sistem syariah di Adira Finance Surabaya

2. Bagaimana penanganan konsumen overdue (keterlambatan pembayaran) untuk

produk leasing syariah di Adira Finance Surabaya

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan antara lain:

1. Mengetahui dan menganalisis implementasi sistem syariah di Adira Finance

Surabaya

2. Mengetahui dan menganalisis penanganan konsumen overdue (keterlambatan

pembayaran) untuk produk leasing syariah di Adira Finance Surabaya

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/20765/38/Bab 1.pdf · 2 A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

8

E. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan memiliki arti akademis menambah

informasi dalam khazanah studi ilmu keislaman konsentrasi ekonomi syariah,

khusunya dalam memperkaya teori-teori ekonomi syariah.

2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan oleh

para pengusaha yang bergerak dalam lembaga pembiayaan (leasing) dalam

menerapkan sistem secara syariah. terkait dengan penanganan konsumen overdue

(keterlambatan pembayaran).

F. Kerangka Teoritik

1. Pengertian Leasing

Leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk

penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan

jangka waktu berdasarkan pembayaran-pembayaran berkala yang disertai dengan

hak pilih (optic) bagi perusahaan tersebut, untuk membeli barang-barang modal

yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai

sisa yang telah disepakati bersama.8

8 Thomas Suyatno, Kelembagaan Perbankan (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013), 84.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/20765/38/Bab 1.pdf · 2 A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

9

2. Leasing Syariah / IMBT

Bank syariah yang mengoperasikan ijarah dapat melakukan leasing, baik

operational lease maupun financial lease. Akan tetapi, pada umumnya, bank-bank

syariah lebih banyak melaksanakan financial lease with purchase option atau

ijarah muntahia bit-tamlik.9 IMBT (ijarah muntahia bit-tamlik) merupakan

kombinasi antar sewa-menyewa (ijarah) dan jual beli atau hibah diakhir masa

sewa. Dalam ijarah muntahia bit-tamlik, pemindahan hak milik barang terjadi

dengan salah satu dari dua cara berikut ini:

a. Pihak yang menyewakan berjanji akan menjual barang yang disewakan tersebut

pada akhir masa sewa.

b. Pihak yang menyewakan berjanji akan menghibahkan barang yang disewakan

tersebut pada akhir masa sewa.

3. Pengertian Overdue

Menurut hasil googling, overdue memiliki pengertian terlambat, atau

melampaui batas waktunya.10

Sedangkan menurut buku Orientasi Karyawan Baru

Adira Finance, overdue adalah penunggakan pembayaran angsuran sesuai dengan

tanggal kesepakatan yang telah disepakati.11

9 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2007), 174.

10 http://www.bahasaindonesia.net/overdue, 2015

11 Adira Finance, Orientasi Karyawan Baru (departemen training) 60.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/20765/38/Bab 1.pdf · 2 A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

10

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pasal 28 poin ke-3, kualitas

piutang pembiayaan dapat dinilai dari tingkat overdue nya, yaitu:

a. lancar apabila tidak terdapat keterlambatan atau terdapat keterlambatan

pembayaran pokok dan/atau bunga sampai dengan 30 (tiga puluih) hari

kalender.

b. Dalam perhatian khusus apabila terdapat keterlambatan pembayaran pokok

dan/atau bunga yang telah melampaui 30 (tiga puluh) hari kalender sampai

dengan 90 (sembilan puluh) hari kalender.

c. Kurang lancar apabila terdapat keterlambatan pembayaran pokok dan/atau

bunga yang telah melampaui 90 (sembilan puluh) hari kalender sampai dengan

120 (seratus dua puluh) hari kalender.

d. Diragukan apabila terdapat keterlambatan pembayaran pokok dan/atau bunga

yang telah melampaui 120 (seratus dua puluh) hari kalender sampai dengan 180

(seratus delapan puluh) hari kalender.

e. Macet apabila terdapat keterlambatan pembayaran pokok dan/atau bunga yang

telah melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari kalender.12

G. Penelitian Terdahulu

Ada beberapa karya tulis ilmiah yang membahas tentang lembaga

pembiayaan, baik secara sistem administrasi maupun sistem pelayanan.

12

www.ojk.go.id

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/20765/38/Bab 1.pdf · 2 A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

11

Dalam googling yang dilakukan peneliti, belum ada penelitian yang m

engangkat tema tentang penanganan konsumen overdue (keterlambatan pembayaran)

.

Hanya saja, ada penelitian baik buku, skripsi, tesis ataupun disertasi yang ada

hubungannya dengan judul penelitian, yang bisa dijadikan peneliti sebagai bahan

pertimbangan dalam melakukan penelitian ini.

1. Tesis Mufi Imron Rosyad dengan judul Sewa Beli Kendaraan Bermotor Ditinjau

Dari Konstruksi Ekonomi Syariah (studi kualitatif di dealer surya agung motor,

bangkalan, madura), membahas tentang minimnya resiko dalam lembaga

pembiayaan.

2. Tesis Muhammad Taufiq El Rahman, S.H, M.H. Magister Kenotariatan

Universitas Gajah Mada Yogyakarta tahun 2009, dengan judul Pembiayaan

Leasing Di Dalam Praktik Dikota Balikpapan.

Dalam penelitian yang pertama, peneliti membahas tentang resiko sewa beli,

bahwasannya dalam praktek transaksinya sangat efektif untuk menekan wanprestasi

pihak kedua dengan cara memindah tangankan barang yang belum lunas (masih

dalam masa angsuran). Karena dalam sewa beli terdapat perjanjian kusus yang

menegaskan bahwa hak milik sebelum masa angsuran lunas masih tetap ada pada

sang penjual.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/20765/38/Bab 1.pdf · 2 A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

12

Sedangkan penelitian yang kedua, peneliti membahas praktek yang dilakukan

oleh lembaga leasing mulai dari proses awal hingga akhir, dalam hal ini lebih

menekankan kepada prosesnya.

H. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

a. Jenis penelitian

Untuk menjawab permasalah pada penelitian yang berjudul

“Implementasi Sistem Syariah Dalam Menangani Konsumen Overdue Untuk

Produk Leasing Syariah Di Adira Finance Surabaya” ini, peneliti menentukan

untuk menggunakan metode penelitian kulitatif.

Pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang akan

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang dapat diamati. Dimana penelitian dilakukan dengan

kondisi yang alamiah dalam melihat fenomena dilapangan. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Sugiyono bahwa penelitian kualitatif lawan dari eksperimen,

peneliti adalah isntrumen kunci.13

Kualitatif ini menghasilkan data deskriptif yang menggambarkan

fenomena tentang kualitas penanganan terhadap nasabah bermasalah yang

dilakukan oleh lembaga pembiayaan (leasing) akan dideskripsikan dengan

13

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, dilengkapi contoh proposal dan laporan penelitian,

(Bandung: Alfabeta, 2008), 1.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/20765/38/Bab 1.pdf · 2 A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

13

menggunakan kata-kata atau kalimat. Lexy J. Moleong, menyebut penelitian ini

dengan menggambarkan tentang objek penelitian, misalnya berupa perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan dan lainnya.14

Sedangkan pendapat lain, dikemukakan oleh Kirk dan Miller, bahwa

penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang

secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia baik dalam

kawasannya maupun dalam peristilahannya.15

Dengan keterlibatan peneliti sebagai instrument kunci dalam penelitian

ini, maka penelitian dilakukan dengan menyajikan data yang benar-benar sesuai

dengan kenyataan/fakta yang didapatkan dari lapangan. Menggali data dari

sumber-sumber yang mendukung pada kekayaan data yang dikumpulkan oleh

peneliti sehingga bisa mendiskripsikan penyajian data secara lebih lengkap.

Itulah ciri-ciri penelitian kualitatif yang membedakan dengan penelitian jenis

lainnya.

Sebagaimana pendapat Bogdan dan Biklen dalam Sugiono mengajukan

ada 5 ciri penelitian kualitatif, yaitu :16

1. Latar Alamiah, dilakukan pada kondisi alamiah, (sebagai lawannya adalah

eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrument kunci.

14

Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), 6. 15

Ibid., 4-5. 16

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, dilengkapi contoh proposal dan laporan penelitian, 9-10.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/20765/38/Bab 1.pdf · 2 A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

14

2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk

kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.

3. Penelitian lebih menekankan pada proses dari pada produk atau out come.

4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.

5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati).

b. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini berangkat dari permasalahan yang menjadi fenomena

dalam lembaga pembiayaan (leasing), dimana lembaga pembiayaan diteliti

berdasarkan fakta ilmiah yang ada dilapangan. Dengan demikian pendekatan

dalam penelitian ini adalah memakai pendekatan Studi Kasus (case study).

Pendekatan ini merupakan penelitian tentang suatu “kesatuan sistem.”

Kesatuan ini dapat berupa program, waktu, atau ikatan tertentu. Studi kasus

adalah penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna,

dan memperoleh pemahaman dari kasus tersebut.17

Studi kasus ini bertujuan mengembangkan metode kerja yang dianggap

paling efisien. Peneliti mengadakan telaah secara mendalam tentang suatu

kasus. Kesimpulan hanya berlaku atau terbatas pada kasus tertentu saja,

sehingga biaya dapat ditekan dan produktifitas lembaga dapat meningkat.18

17

M. Junaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media, 2012), 62 18

Ibid, 62

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/20765/38/Bab 1.pdf · 2 A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

15

Dengan pendekatan ini peneliti berupaya menyajikan data dan

menggambarkan sebuah proses tentang bagaimana Implementasi Sistem

Syariah Dalam Menangani Konsumen Overdue Untuk Produk Leasing Syariah

Di Adira Finance Surabaya.

c. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah kualitas penanganan

konsumen overdue (keterlambatan pembayaran). Sedangkan objek penelitian

ini adalah implementasi sistem syariah Adira Finance.

d. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data

primer dan data sekunder. Data primer adalah tempat atau gudang yang

menyimpan data orisinil dan merupakan sumber-sumber dasar yang merupakan

bukti atau saksi mata.19

Sedangkan data sekunder adalah catatan tentang adanya

sesuatu yang jaraknya telah jauh dari sumber orisinil.20

Sumber data terdiri dari sumber primer dan sumber sekunder. Sumber

primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul

data. Sedangkan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.21

19

Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), 9-10. 20

Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta: Andi Offset, 2000), 136 21

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, dilengkapi contoh proposal dan laporan penelitian, 62.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/20765/38/Bab 1.pdf · 2 A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

16

Sumber primer dalam penelitian ini adalah sistem syariah Adira

Finance. Sedangkan sumber sekunder dalam penelitian ini adalah konsumen

yang menjadi sasaran dari implementasi penanganannya.

e. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Secara umum terdapat empat macam teknik pengumpulan data, yaitu

observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan atau trianggulasi.22

a. Observasi

Teknik observasi dilakukan dengan peneliti terlibat pada kegiatan

sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber

data penelitian.23

b. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan

22

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, dilengkapi contoh proposal dan laporan penelitian, 63. 23

Ibid., 64.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/20765/38/Bab 1.pdf · 2 A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

17

yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam.24

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

1) Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah

kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan.

2) Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan

lain-lain.

3) Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa

gambar, patung, film, dan lain-lain.25

f. Teknik Analisa Data

Menurut Bogdan, analisis data adalah proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, catatan lapangan dan

bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan

mengorganisasikan data, menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan

24

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, dilengkapi contoh proposal dan laporan penelitian, 72. 25

Ibid., 82.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/20765/38/Bab 1.pdf · 2 A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

18

sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan

dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.26

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam

periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis

terhadap jawaban yang diwawancarai, bila jawaban yang diwawancarai setelah

dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan

pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, sehingga diperoleh data yang kredibel.

Miller dan Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis

data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus

sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data,

yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verivication. Model

interaktif dalam analisis data ditunjukkan pada gambar berikut:

a. Data Reduction (reduksi data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

mefokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

26

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, dilengkapi contoh proposal dan laporan penelitian,90-

93.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/20765/38/Bab 1.pdf · 2 A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

19

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dalam mereduksi data, setiap

peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai..27

b. Data Display (penyajian data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang

paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian adalah

dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang akan terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.28

c. Conclusion Drawing/verivication

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif Adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian merupakan temuan

baru yang sebelumnya belum ada. Temua tersebut bisa berupa deskripsi atau

gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap

sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau

interaktif, hipotesis atau teori.29

27

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, dilengkapi contoh proposal dan laporan penelitian, 92-

93. 28

Ibid., 95. 29

Ibid., 99.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/20765/38/Bab 1.pdf · 2 A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

20

g. Teknik Keabsahan Data

Dalam penelitian ini untuk menguji keabsahan data dan tidak

menggunakan konsep validitas dan reliabilitas sebagaimana yang digunakan

dalam penelitian kuantitatif. Maka dalam penelitian ini akan menggunakan

konsep kredibilitas untuk mengganti konsep validitas. Kredibilitas studi

kualitatif terletak pada keberhasilannya mencapai maksud mengeksplorasi

masalah yang dijadikan obyek penelitian. Ukuran dari kredibilitas adalah

deskripsi yang mendalam yang menjelaskan kompleksitas-kompleksitas aspek-

aspek yang terkait dan interaksi dari berbagai aspek.

Pada uji kredibilitas penelitian ini menggunakan triangulasi dan

menggunakan bahan referensi. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara,

dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi

teknik pengumpulan data, dan waktu. Namun yang digunakan pada penelitian

ini adalah triangulasi teknik pengumpulan data.

Triangulasi teknik pengumpulan data untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik

yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan

observasi, dokumentasi, atau kuisioner. Bila dengan tiga teknik pengujian

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/20765/38/Bab 1.pdf · 2 A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

21

kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti

melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan.30

I. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah pemahaman mengenai penelitian ini, peneliti membagi

penelitian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu: bagian depan, bagian substansi dan bagian

belakang.

Pada bagian awal penelitian ini berisi tentang ; cover depan, cover dalam,

pernyataan keaslian, lembar persetujuan pembimbing, pengesahan tim penguji,

pedoman transliterasi, motto, kata pengantar, daftar isi, dan daftar tabel.

Pada bagian substansi (isi) penelitian didalamnya terdiri dari lima bab, yaitu:

Bab pertama: Pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah yang menjadi

landasan peneliti untuk melakukan penelitian terhadap Implementasi

Sistem Syariah Dalam Menangani Konsumen Overdue Untuk Produk

Leasing Syariah Di Adira Finance Surabaya, yang dilanjutkan dengan

identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

kegunaan penelitian, kerangka teoretik, penelitian terdahulu, metode

penelitian dan sistematika pembahasan.

30

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, dilengkapi contoh proposal dan laporan penelitian, 127.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/20765/38/Bab 1.pdf · 2 A. Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

22

Bab kedua: Kerangka teoritik yang menguraikan tentang Implementasi Sistem

Syariah Dalam Menangani Konsumen Overdue Untuk Produk Leasing

Syariah Di Adira Finance Surabaya.

Bab ketiga: Penyajian data, meliputi implementasi sistem syariah Adira Finance

terhadap konsumen sesuai dengan realita dilapangan.

Bab keempat: Analisis data yang didalamnya menguraikan Implementasi Sistem

Syariah Dalam Menangani Konsumen Overdue Untuk Produk Leasing

Syariah Di Adira Finance Surabaya.

Bab kelima: Bagian penutup yang berisi kesimpulan dari hasil analisis terhadap

permasalah yang ada, yang kemudian diakhiri dengan beberapa saran

yang dapat dijadikan sebagai bahan rekomendasi bagi penelitian

selanjutnya.