BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata saat ini telah menjadi suatu bagian industri yang sangat
diandalkan oleh Negara Indonesia. Pendapatan pada sektor tersebut dinilai
memiliki dampak yang signifikan kepada pertumbuhan ekonomi negara. Hal
tersebut ditandai dengan meningkatnya aktivitas perjalanan yang dilakukan
masyarakat di dalam negeri (Domestik), perjalanan ke luar negeri (Internasional)
dan kedatangan wisatawan mancanegara yang ingin mengunjungi destinasi-
destinasi wisata serta beragam macam motivasi perjalanan lainnya. Peningkatan
aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh masyarakat untuk perjalanan domestik
maupun internasional membuat pemerintah Indonesia sangat gencar dalam
meningkatkan sarana dan prasarana yang ada dalam menunjang kebutuhan
wisatawan yang sedang melakukan kegiatan perjalanan. Baik untuk keperluan
berwisata maupun beragam motivasi tertentu.
Peningkatan aktivitas perjalanan yang terjadi di Indonesia dijadikan
sebuah peluang bagi pemerintah khususnya Kementrian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif, untuk mensosialisasikan agar setiap daerah di seluruh Indonesia membuat
berbagai macam kegiatan (Event) dengan memanfaatkan sumber daya alam dan
kebudayaan yang mereka miliki masing-masing sebagai salah satu bentuk usaha
promosi tersendiri dalam meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia.
Dampak dari meningkatnya aktivitas perjalanan domestik maupun
internasional, menjadikan peran sebuah biro perjalanan menjadi amat penting
2
dalam memberikan layanan jasa terbaiknya. Baik menyediakan jasa pelayanan
transportasi, pembuatan paket perjalanan maupun pengurusan dokumen-dokumen
penunjang seperti paspor dan visa.
Biro perjalanan merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
jasa, artinya ketika menjual berbagai macam produk pemasok seperti maskapai,
hotel dan objek wisata komponen servis menjadi suatu komponen yang amat
penting diperhatikan oleh sebuah perusahaan yang bergerak di bidang tersebut.
Sebagai mitra dari para pemasok, biro perjalanan wajib memberikan pelayanan
terbaiknya kepada calon wisatawan yang akan membeli sebuah produk di biro
perjalanan tersebut. Karena pelayanan yang diberikan akan sangat mempengaruhi
calon wisatawan dalam proses pengambilan keputusan terhadap pembelian produk
seperti, jasa pemesanan tiket pesawat, jasa pengurusan paket perjalanan maupun
jasa pengurusan dokumen penting seperti paspor dan visa. Selain itu pelayanan
yang diberikan akan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan yang
menggunakan layanan jasa dari sebuah biro perjalanan tersebut. Kepuasan
pelanggan akan datang dengan sendirinya jika pelayanan yang diberikan baik dan
dapat memenuhi harapan pelanggan (Customer Expectations). Sebaliknya jika
biro perjalanan tersebut tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan, maka mereka
akan kehilangan rasa percaya (Trust) kepada biro perjalanan yang menangani
kebutuhan mereka.
Iskandaria Tour and Travel merupakan salah satu biro perjalanan yang
menyediakan layanan jasa seperti, pemesanan tiket pesawat, pengurusan
perjalanan umrah/haji, perjalanan wisata serta pengurusan dokumen-dokumen
3
penting seperti paspor dan visa. Berdasarkan hasil observasi ketika melakukan
praktek kerja lapangan di biro perjalanan tersebut, masih ditemukan keluhan dari
pelanggan mengenai kualitas pelayanan yang diberikan. Baik kepada pelanggan
langsung (Walk In Guest) maupun pelanggan tidak langsung (Indirect Guest) yang
melakukan transaksi hanya dengan memanfaatkan media komunikasi seperti
telepon, sms, fax dan email.
Berdasakan paparan yang sudah dijelaskan sebelumnya, membuat penulis
berkeinginan untuk melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas
akhir skripsi untuk menempuh gelar kesarjanaan pada bidang pariwisata yang
berjudul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan di
Biro Perjalanan Iskandaria Tour and Travel Tangerang, Banten”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dibuat beberapa rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana Kualitas Pelayanan di Iskandaria Tour and Travel ?
2. Apakah terdapat faktor penghambat di Iskandaria Tour and Travel dalam
memberikan pelayanan ?
3. Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan Pelanggan di
Iskandaria Tour and Travel ?
1.3 Tujuan Penelitian
Merupakan tujuan dari sebuah penelitian yang sedang dilakukan
berdasarkan rumusan permasalahan yang telah dibuat yaitu :
4
1. Untuk mengetahui kualitas pelayanan yang diberikan di Iskandaria Tour
and Travel.
2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya faktor penghambat Iskandaria Tour
and Travel dalam memberikan pelayanan.
3. Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan
pelanggan di Iskandaria Tour and Travel.
1.4 Manfaat Penelitian
Merupakan penjabaran mengenai manfaat dari penelitian yang sedang
dilakukan. Terdapat 2 manfaat pada penelitian ini yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai khasanah ilmu pariwisata
khususnya pada bidang jasa dan pelayanan.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat digunakan oleh perusahaan yang khususnya bergerak
di bidang jasa dan pelayanan pada sektor pariwisata, sebagai bahan
evaluasi kinerja serta peningkatan sumber daya manusia terhadap kualitas
pelayanan yang diberikan dalam usaha memenuhi kepuasan pelanggan.
1.5 Tinjauan Pustaka
Beberapa studi yang pernah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya
mengenai kualitas pelayanan pernah dilakukan oleh Sucihati (2011) dengan judul
“Peningkatan Kualitas Pelayanan Pada Biro Perjalanan Ermi Tour di Padang,
Sumatera Barat”. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitaif
yang menggunakan teknik wawancara dan penyebaran kuesioner dalam
5
pengumpulan data terkait dengan kualitas pelayanan. Pada penelitian ini penulis
memfokuskan kepada upaya peningkatan kualitas pelayanan dengan menganalisis
kualitas pelayanan yang diberikan di biro perjalanan tersebut dan faktor
penghambat yang ada dalam pemberian pelayanan dengan menggunakan teori 5
dimensi yaitu wujud/bukti nyata (Tangible), keandalan (Reliability), ketanggapan
(Responsiveness), jaminan (Assurance) dan empati (Emphaty). Berdasarkan hasil
analisis data menggunakan metode statistik deskriptif, dari 15 kuesioner
pertanyaan yang telah disebar kepada responden mengenai kualitas pelayanan
yang diberikan lebih dari 50 % sudah baik. Namun terdapat dua hal yang kurang
yaitu pada pertanyaan staf dapat diandalkan pada pengurusan semua dokumen
dengan baik dan cepat dengan persentase 53,8 % masih ragu dan pada pertanyaan
ketujuh yaitu staf mampu menangani keluhan dengan baik dan profesional dengan
persentase 80,8 % masih ragu. Perbedaan penelitian ini dengan penelitan yang
sekarang adalah terletak pada fokus penelitian, lokasi yang dipilih serta metode
yang digunakan dalam penelitian.
Penelitian lainnya mengenai kualitas pelayanan juga pernah dilakukan
oleh Ekaristi (2013) dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Pada Warnet Padma Net di Babarsari, Sleman
Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
kualitas pelayanan yang telah diberikan terhadap kepuasan dan loyalitas
konsumen serta mencari apakah terdapat perbedaan penilaian yang diberikan oleh
responden bila ditinjau dari aspek jenis kelamin, usia, pekerjaan, jarak tempat
tinggal dan tujuan utama responden.
6
Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah 5 dimensi kualitas
pelayanan yang terdiri dari wujud/bukti nyata (Tangible), keandalan (Reliability),
ketanggapan (Responsiveness), jaminan (Assurance) dan empati (Empathy). Hasil
yang didapat berdasarkan analisis uji validitas dan reliabilitas semua pertanyaan
yang digunakan di dalam penelitian ini adalah valid dan reliabel. Selanjutnya
berdasarkan hasil analisis regresi berganda ditemukan fakta bahwa pengaruh
kualitas pelayanan terhadap kepuasan dan loyalitas konsumen adalah signifikan
dengan perolehan nilai sig pada masing-masing variabel adalah 0,00 dibawah 0,05
serta hasil yang didapat berdasarkan uji One Way Anova adalah tidak adanya
perbedaan penilaian yang diberikan oleh responden mengenai kualitas pelayanan
yang diberikan jika ditinjau berdasarkan karakteristik perbedaan umur dan jenis
pekerjaan.
Perbedaan penelitian ini dengan yang sekarang adalah terletak pada
jumlah variabel yang diteliti yaitu loyalitas, metode pengambilan sampel secara
generatif sebanyak 120 orang, penggunaan teknik analisis data One Way Anova
serta objek penelitian yang digunakan yaitu warnet Padma Net Bababarsari
Sleman Yogyakarta.
Penelitian berikutnya mengenai pengaruh kualitas pelayanan terhadap
kepuasan pelanggan juga pernah dilakukan oleh Hardiyati (2010) dengan judul
“Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen
Menggunakan Jasa Penginapan (VILLA) Agrowisata Kebun Teh
Pagilaran”.Penelitian ini memiliki fokus untuk mengetahui apakah kelima dimensi
pelayanan seperti Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy,
7
memiliki pengaruh terhadap kepuasan para konsumen yang menggunakan villa
Agrowisata Kebun Teh Pagilaran sebagai sarana akomodasi, serta menganalisis
faktor-faktor yang paling dominan yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen
tersebut.
Pada penelitian ini juga menggunakan teori 5 dimensi pelayanan seperti
Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance dan Empathy. Sampel di dalam
penelitian ini diambil menggunakan metode Non-Probability Sampling dengan
pendekatan Accidental Sampling, yaitu para konsumen yang secara kebetulan
bertemu dengan peneliti dan dianggap memiliki kriteria yang sesuai menurut
kehendak subjektif peneliti dengan jumlah 100 orang.
Hasil yang didapat berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa indikator-
indikator yang digunakan pada penelitian tersebut bersifat valid dan reliabel. Serta
pada uji asumsi klasik, model regresi yang didapat adalah bebas multikolonieritas
dan tidak terjadi heteroskedastisitas serta memiliki distribusi data yang normal.
Dari penelitian tersebut juga dapat ditarik kesimpulan bahwa dari kelima teori
dimensi pelayanan yang digunakan terdapat komponen-komponen yang paling
berpengaruh terhadap kepuasan konsumen dan jika diurutkan dari yang memiliki
peringkat tertinggi adalah Assurance, Tangible, Responsiveness, Reliability dan
Empathy. Berdasarkan hasil tersebut pihak pengelola Agrowisata Kebun Teh
Pagilaran perlu mempertahankan hal-hal yang sudah dinilai baik oleh para
konsumen serta perlunya memperbaiki hal-hal yang dirasa kurang.
Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan saat
ini, yaitu terletak pada pendekatan metode pengambilan sampel yang digunakan
8
yaitu Accidental Sampling dan teknik analisis yang digunakan pada kelima
dimensi pelayanan tersebut dengan cara mengurutkan komponen kualitas
pelayanan yang paling memiliki pengaruh tertinggi hingga terendah serta lokasi
yang digunakan adalah berupa sarana akomodasi yaitu Villa Agrowisata Kebun
Teh Pagilaran.
Penelitian lainnya mengenai kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan
pernah dilakukan juga oleh Mulyanto (2011) dengan judul “Analisis Pemgaruh
Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Bengkel Ajisaka Motor
Kudus”.
Penelitian ini memiliki fokus untuk menganalisis pengaruh kualitas
pelayanan terhadap kepuasan para pelanggan yang menggunakan jasa Bengkel
Ajisaka Motor Kudus. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5
dimensi pelayanan yang meliputi Tangible, Reliability, Responsiveness,
Assurance dan Empathy. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada
penlitian ini adalah Accidental Sampling dengan jumlah 100 orang. Analisis yang
digunakan pada penelitian ini adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif. Pada
analisis kuantitatif beberapa alat analisis yang digunakan adalah seperti uji
validitas dan uji reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, uji
Goodness of Fit melalui uji f dan uji t serta koefisien determinasi (r²). Sedangkan
pada analisis kualitatif adalah bentuk interpretasi data yang telah tersaji untuk
memberi keterangan dan penjelasan.
Hasil penelitian yang didapat oleh penelitian ini adalah nilai koefisien
determinasi yang terlihat pada nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,679 yang
9
berarti bahwa kepuasan pelanggan dapat dijelaskan oleh kelima variabel
independen di dalam penelitian tersebut yang meliputi bukti fisik, keandalan, daya
tanggap, jaminan dan empati sebesar 67,9 %. Sedangkan sisanya sebesar 32,1 %
dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar kelima variabel yang digunakan di dalam
penelitian. Secara parsial berdasarkan uji t yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa, variabel-variabel dalam penelitian ini berpengaruh positif dan signifikan.
Dimana pada bukti fisik memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan
variabel lain di dalam penelitian ini, sedangkan daya tanggap adalah dimensi yang
memiliki pengaruh paling kecil terhadap kepuasan pelanggan. Berdasarkan hasil
uji f menunjukkan bahwa secara simultan atau bersama-sama di dalam penelitian
ini yang terdiri dari bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
Perbedaan penelitian ini dengan yang saat ini terletak pada metode
pengambilan sampel yang menggunakan Accidental Sampling, teknik analisis
yang menggunakan uji asumsi klasik, uji Goodness of Fit dan uji f dan uji t serta
lokasi yang digunakan adalah bengkel sepeda motor.
Penelitian berikutnya mengenai kualitas pelayanan pernah dilakukan oleh
Bandu (2013) dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
Pelanggan pada PT. PLN (Persero) Rayon Makassar Barat. Pada penelitian ini
sampel diambil dengan menggunakan metode Accidental Sampling yang
berjumlah 100 orang dan metode analisis yang digunakan adalah regresi linier
berganda.
10
Hasil penelitian yang didapat yaitu kualitas pelayanan yang terdiri dari
Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance dan Empathy secara bersama-
sama memiliki pengaruh yang posifif. Berdasarkan uji f kualitas pelayanan
memiliki pengaruh yang signifikan dengan kepuasan pelanggan dengan tingkat
signifikasi sebesar 0,0000 atau 0 %. Berdasarkan uji parsial (t), semua variabel
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan dengan tingkat
signifikansi untuk Reliability sebesar 000 atau 0 %, Responsiveness sebesar 299
atau 2,9 %, Assurance sebesar 531 atau 5,3 %, Empathy 024 atau 2,4 % dan
Tangible sebesar 0,86 atau 8,6 %. Dari kelima variabel berdasarkan uji t yang
paling dominan adalah variabel Reliability atau keandalan dengan nilai t hitung
sebesar (5,155) > t tabel (1,986) memiliki nilai paling besar dari variabel lainnya
dan nilai signifikansi yang dipersyaratkan.
Perbedaan penelitian ini dengan yang saat ini adalah terletak pada metode
pengambilan sampel dengan teknik Accidental Sampling yang berjumlah 100
orang, teknik analisis dengan menggunakan uji f dan t serta lokasi yang digunakan
yaitu PT. PLN (Persero) Rayon Makassar Barat.
Dari kelima penelitian yang sudah dipaparkan sebelumnya menunjukkan
bahwa posisi penelitian yang saat ini dilakukan merupakan penelitian lanjutan
mengenai pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan yang
diterapkan pada sebuah biro perjalanan wisata, dengan persamaan dasar teori yang
digunakan adalah 5 dimensi kualitas pelayanan seperti Tangible, Reliability,
Responsiveness, Assurance dan Empathy.
11
1.6 Landasan Teori
Pada bagian ini akan memuat berbagai definisi-definisi maupun pengertian
mengenai beberapa teori yang memiliki keterkaitan secara langsung maupun tidak
langsung terhadap penelitian yang sedang dilakukan.
1. Pengertian Biro Perjalanan Wisata
Menurut Pendit (1999), biro perjalanan wisata merupakan sebuah
perusahaan yang memiliki tujuan untuk menyiapkan sebuah perjalanan
bagi orang yang merencanakan dan mengadakannya.
2. Pengertian Jasa
Menurut Kotler dan Amstrong (2001), jasa merupakan segala macam
kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain
namun bersifat tidak terlihat dan tidak akan merubah status kepemilikan.
Menurut Saladin (2004), jasa merupakan kegiatan berbentuk manfaat yang
diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang memiliki sifat tidak
berwujud (Intangible) serta tidak dapat menimbulkan efek perpindahan
status kepemilikan apapun. Proses produksi yang dibutuhkan bisa dengan
melibatkan atau tidak suatu produk fisik.
Dari dua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, jasa memiliki
karakteristik tidak dapat terlihat, tidak dapat diraba maupun juga
dirasakan. Jasa merupakan sebuah kegiatan yang hanya dapat disimpulkan
oleh pelanggan setelah proses konsumsi terjadi dengan melahirkan
sejumlah persepsi mengenai kinerja jasa yang diterima terhadap kinerja
sebuah jasa yang diharapkan.
12
3. Karakteristik Jasa
Menurut Kotler dan Amstrong (2001), produk jasa memiliki beberapa
karakteristik utama yang menjadikan produk tersebut sangat khas dalam
kegiatan sebuah pemasaran yaitu tidak berwujud (Intangibility), tidak
terpisahkan (Inspirability),Vberubah-Ubah (Variability), dan mudah
lenyap (Perishability).
1) Tidak Berwujud (Intangibility)
Produk jasa memiliki sifat tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar,
ataupun diraba. Jasa hanya dapat dirasakan setelah adanya kegiatan
transaksi atas suatu produk jasa tertentu. Hal ini menyebabkan proses
evaluasi kinerja atas suatu produk jasa hanya dapat dilakukan setelah
terjadinya proses konsumsi.
2) Tidak Terpisahkan (Inspirability)
Suatu produk jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya yang merupakan
satu kesatuan. Dalam hal ini apakah sumber tersebut merupakan sumber
daya manusia perorangan, organisasi, maupun produk fisik berupa
perangkat mesin. Jasa hanya dapat dikonsumsi pada waktu yang
bersamaan.
3) Berubah-Ubah (Variability)
Produk jasa sejatinya sangat mudah berubah-ubah atau tidak konsisten,
dikarenakan pada produk jasa sangat tergantung pada siapa yang
menyiapkan, kapan dan dimana produk jasa itu diberikan. Hal tersebut
13
membuat perbedaan yang nyata terhadap hasil akhir dari sebuah kinerja
yang diberikan oleh penyedia layanan jasa.
4) Mudah Lenyap (Perishability)
Sesungguhnya suatu produk jasa tidak akan menjadi masalah jika
permintaan terhadap produk tersebut selalu dinamis dan bagus. Karena
dengan permintaan yang bersifat dinamis, penghasilan jasa yang diterima
akan sangat mudah diperoleh. Hal ini berlaku juga sebaliknya, jika
permintaan terhadap produk tersebut sepi atau bisa dikatakan mengalami
penurunan, maka hal tersebut dapat menjadi sebuah permasalahan yang
serius.
4. Pemasaran Jasa
Ketika berbicara mengenai sebuah produk jasa maka sangatlah tidak
terlepas dari kegiatan sebuah pemasaran. Usaha jasa tidak dapat
berkembang dan berjalan tanpa adanya kegiatan pemasaran. Pemasaran
merupakan suatu bentuk upaya publikasi atas suatu bidang usaha jasa yang
sedang berjalan dengan tujuan untuk menambah jumlah pelanggan
pengguna jasa.
Menurut Kotler (1997), pemasaran merupakan suatu proses sosial dan
manajerial yang di dalamnya terdapat individu maupun kelompok dan
mereka mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan proses
menciptakan, menawarkan serta melakukan kegiatan semacam penukaran
produk yang memiliki nilai dengan pihak lain.
5. Strategi Pemasaran Jasa
14
Menurut Zeithaml dan Bitner dalam (Hurriyati, 2005), dalam sebuah dunia
usaha terdapat 3 strategi pemasaran yang wajib dilakukan. Diantaranya
adalah :
1) Pemasaran Eksternal (Eksternal Marketing)
Pada strategi pemasaran jenis ini terdapat 4 komponen penting yang
merupakan ciri khas pada suatu kegiatan pemasaran. Diantaranya adalah
4P, yang merupakan singkatan dari produk (Product), harga (Price),
promosi (Promotion) dan lokasi (Place).
2) Pemasaran Internal (Internal Marketing)
Pemasaran sebuah produk layanan jasa tidak bisa hanya dengan
menggunakan strategi pemasaran ekternal atau yang sering dikenal dengan
istilah (4P). Hal tersebut juga harus disertai dengan proses peningkatan
kualitas dan keterampilan dari para staf yang ada di dalam perusahaan
tersebut. Selain itu faktor kekompakan dalam suatu tim yang tangguh dari
personil yang ada dalam perusahaan tersebut juga sangat diperlukan.
Khususnya ketika menghadapi para pelanggan yang sedang menggunakan
produk layanan jasa, sehingga membawa kesan tersendiri yang dapat
menumbuhkan keyakinan dalam diri pelanggan tersebut.
3) Pemasaran Interaktif (Interractive Marketing)
Tingkat kepuasan pelanggan tidak hanya terletak pada kualitas jasa yang
dilihat berdasarkan aspek fisik seperti nilai arsitektur bangunan restoran
yang megah dan produk makanan yang menarik dan sehat. Namun tetap
harus dipadukan dengan peningkatan komponen dari kualitas pelayanan
15
itu sendiri, sehingga peningkatan kualitas pelayanan yang tercipta
memberikan nilai tambah pada suatu produk dan menumbuhkan keyakinan
dalam diri pelanggan akan jasa pelayanan yang diberikan.
6. Pengertian Kualitas Pelayanan
Menurut Parasuraman (1988), kualitas pelayanan merupakan refleksi
persepsi evaluatif para pelanggan terhadap pelayanan yang diterima pada
suatu waktu tertentu. Kualitas pelayanan dapat ditentukan berdasarkan
tingkat kepentingannya pada dimensi-dimensi yang terdapat di dalam
suatu pelayanan.
Menurut Wyckof dalam (Tjiptono, 2002), kualitas pelayanan merupakan
bentuk tingkat keunggulan yang diharapkan serta pengendalian atas
tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi ekspektasi pelanggan.
Dari 2 definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, terdapat 2 hal yang
mempengaruhi sebuah kualitas pelayanan, yaitu harapan terhadap kualitas
pelayanan yang diterima dan pelayanan yang sudah diterima. Apabila jasa
yang diterima sudah sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan, maka
kualitas pelayanan dapat dipersepsikan baik, sebaliknya jika kualitas
pelayanan yang diberikan belum mampu memenuhi harapan mereka, maka
dapat dipersepsikan bahwa kualitas pelayanan tersebut tidak baik.
Maka baik dan tidaknya sebuah kualitas pelayanan sangat ditentukan oleh
kompetensi yang dimiliki oleh seorang penyedia layanan jasa dalam
memberikan pelayanan yang baik dalam rangka memenuhi harapan
pelanggannya secara konsisten.
16
7. Dimensi Kualitas Pelayanan
Menurut Parasuraman, Zeithaml, dan Barry (1988), kualitas pelayanan
memiliki 5 (lima) dimensi. Diantaranya adalah :
1) Wujud/Bukti Nyata (Tangibles)
Merupakan kemampuan sebuah perusahaan dalam menunjukkan
eksistensinya kepada pihak eksternal. Hal ini berkaitan dengan kualitas
pelayanan yang dapat dilihat dengan panca indera seperti perlengkapan
dan peralatan yang digunakan dan cara berpenampilan para stafnya.
2) Keandalan (Reliability)
Kemampuan sebuah perusahaan dalam memberikan pelayanan sesuai
dengan yang dijanjikan sejak awal secara tepat, akurat dan meyakinkan.
Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan, yang berarti ketepatan
waktu, pelayanan yang sama secara merata, pelayanan yang diberikan
secara konsisten dan sikap staf yang simpatik serta tingkat akurasi yang
tinggi.
3) Ketanggapan (Responsiveness)
Suatu kemampuan untuk memberikan pelayanan secara cepat dan tepat
kepada pelanggan dengan penyampaian informasi yang jelas dan tidak
membiarkan pelanggan memiliki kesan yang negatif dalam sebuah
kualitas pelayanan yang diberikan.
4) Jaminan dan Kepastian (Assurance)
Merupakan tingkat pengetahuan, wawasan, sikap sopan santun, dan
kemampuan para staf perusahaan untuk memberikan rasa percaya
17
pelanggan terhadap perusahaan. Hal tersebut terdiri dari 5 komponen
utama antara lain : komunikasi, kredibilitas, keamanan, kompetensi, dan
sopan santun.
5) Empati (Empathy)
Merupakan sikap perhatian yang secara tulus diberikan staf kepada para
pelanggan dalam upaya memahami keinginan dan mencapai kepuasan
konsumen.
Kelima dimensi diatas dapat dipergunakan sebagai indikator pengukuran
sebuah kualitas pelayanan di dalam suatu perusahaan penyedia layanan
jasa. Menurut Tjiptono (2002), kualitas pelayanan dapat diukur dengan
mengevaluasi atau membandingkan kinerja suatu jasa dengan seperangkat
standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
8. Komponen Utama Kualitas Pelayanan
Menurut Gronroos dalam (Tjiptono, 1996), kualitas total pelayanan
memiliki tiga komponen utama antara lain :
1) Technical Quality
Merupakan komponen yang berkaitan dengan kualitas keluaran (Output)
suatu pelayanan yang diterima oleh pelanggan dan terdiri dari beberapa
komponen seperti :
(1) Search Quality, merupakan kualitas yang dapat dievaluasi pelanggan
sebelum membeli sebuah produk. Misalnya komponen mengenai harga
produk.
18
(2) Experience Quality, merupakan kualitas yang hanya bisa dievaluasi
pelanggan setelah menggunakan produk jasa pelayanan. Contohnya adalah
ketepatan waktu, kecepatan pelayanan, dan kerapian hasil.
(3) Credence Quality, merupakan kualitas yang sangat sulit dievaluasi
pelanggan meskipun mereka telah mengkonsumsi suatu jasa pelayanan.
Misalnya kualitas pada jasa operasi jantung yang dilakukan dokter
spesialis jantung di sebuah rumah sakit.
2) Functional Quality
Merupakan komponen kualitas yang berkaitan dengan ketepatan cara
penyampaian dalam suatu pelayanan.
3) Corporate Image
Merupakan komponen yang berkaitan dengan profil, reputasi, citra dan
daya tarik suatu perusahaan.
Dapat disimpulkan bahwa hasil kinerja sebuah jasa yang disertai ketepatan
dalam cara penyampaiannya merupakan faktor yang sangat penting dan
dapat dipergunakan untuk mengukur sebuah kualitas layanan jasa.
9. Pengertian Kepuasan Konsumen
Menurut Husein (2005), kepuasan konsumen merupakan tingkat perasaan
mereka setelah membandingkan antara apa yang telah diterima dengan apa
yang diharapkan. Seorang konsumen akan merasa puas jika produk atau
jasa yang diberikan memiliki kualitas yang tinggi, sehingga mereka
memiliki peluang untuk menjadi konsumen yang loyal.
19
Menurut Kotler dan Keller (2007), kepuasan konsumen merupakan bentuk
rasa puas maupun kecewa yang timbul setelah membandingkan kinerja
hasil sebuah produk atau jasa yang telah diterima dengan sebuah totalitas
kinerja yang diharapkan. Hal tersebut sama dengan apa yang dikatakan
oleh Umar (2005), jika kinerja sebuah jasa yang diterima jauh dari apa
yang menjadi harapan pelanggan, maka mereka akan merasa tidak puas.
Sebaliknya jika kinerja yang diterima melebihi dari apa yang menjadi
harapan pelanggan, maka mereka akan merasa puas.
Dari kedua teori mengenai kepuasan pelanggan diatas dapat disimpulkan
bahwa, kepuasan konsumen merupakan komponen yang paling penting
bagi sebuah perusahaan. Baik yang bergerak di bidang manufaktur (fisik)
maupun pelayanan (jasa). Dengan memberikan kepuasan kepada
konsumen, maka tingkat kecenderungan mereka untuk menjadi pelanggan
yang loyal akan semakin tinggi.
Menurut Lupiyoadi (2001), terdapat 5 faktor utama yang harus dipenuhi
oleh sebuah perusahaan untuk menentukan kepuasan konsumen. Seperti
kualitas produk, kualitas pelayanan, emosional dan harga serta biaya.
1) Kualitas Produk
Konsumen akan merasa puas jika mereka mengetahui bahwa produk yang
mereka beli memiliki standar kualitas yangbaiki. Dengan kualitas produk
yang baik, konsumen akan terbangun rasa percaya bahwa perusahaan
tersebut mampu memenuhi harapan mereka akan sebuah produk yang
mereka beli.
20
2) Kualitas Pelayanan
Komponen ini merupakan yang paling penting dalam sebuah perusahaan
terutama perusahaan yang bergerak dibidang jasa. Kualitas pelayanan
terbaik yang diberikan, mampu merepresentasikan citra dari sebuah
perusahaan.
3) Emosional
Merupakan salah satu komponen yang berkaitan dengan faktor prestis.
Seorang konsumen akan merasa senang dan bangga jika suatu produk
yang dibeli memiliki nilai yang berstandar tinggi. Tingkat kepuasan
konsumen tidak hanya dibatasi kepada suatu kualitas dari produk itu
sendiri, namun nilai sosial yang mereka peroleh membuat mereka akan
merasa puas terhadap merek suatu produk tertentu.
4) Harga
Merupakan komponen yang perlu diperhatikan oleh sebuah perusahaan
dalam menjual beragam produknya. Karena harga merupakan salah satu
komponen yang mempengaruhi daya saing dari sebuah produk, baik yang
berupa produk fisik maupun jasa. Harga suatu produk yang memiliki
kualitas sama namun dengan penerapan standar harga yang berbeda akan
memberikan nilai lebih terhadap suatu produk tersebut.
5) Biaya
Komponen ini juga menjadi bagian yang penting dan perlu menjadi
perhatian sebuah perusahaan. Sebuah produk suatu fisik maupun jasa yang
dapat diperoleh oleh konsumen dengan tanpa harus mengeluarkan biaya
21
tambahan maupun pengorbanan waktu yang panjang, akan lebih
cenderung memberikan rasa puas.
10. Metode Pengukuran Kepuasan Konsumen
Menurut Kotler dalam (Tjiptono, 2002), ada beberapa metode yang dapat
digunakan dalam melakukan pengukuran kepuasan pelanggan
1) Sistem Keluhan dan Saran
Sebuah perusahaan yang mengutamakan pelanggan biasanya memberikan
kesempatan bagi mereka untuk memberikan saran maupun keluhan atas
sebuah produk yang mereka beli. Melalui cara tersebut perusahaan dapat
memperoleh informasi-informasi penting terkait dengan apa yang menjadi
harapan pelanggan. Hal tersebut dapat memicu timbulnya ide-ide
cemerlang untuk pengembangan kualitas produk maupun jasa yang
mereka sediakan serta membantu menyelesaikan berbagai macam masalah
yang timbul.
2) Ghost Shopping
Merupakan salah satu cara yang ditempuh oleh sebuah perusahaan dengan
mempekerjakan beberapa orang yang diberikan tugas khusus untuk
berperan atau bersikap menjadi seorang pembeli yang potensial. Dengan
cara ini perusahaan dapat memperoleh informasi mengenai kekuatan dan
kelemahan suatu produk atau jasa dari para pesaing beserta sistem
penanganan keluhan yang digunakan.
3) Lost Customer Analysis
22
Merupakan sebuah tindakan dari sebuah perusahaan yang dilakukan
terhadap para konsumen yang telah berhenti menggunakan produk atau
jasa perusahaan mereka dan lebih memilih berpindah ke pemasok lain,
untuk dapat mengetahui mengapa hal tersebut dapat terjadi. Dalam hal ini
perusahaan juga melakukan pemantauan terhadap Customer Loss Rate
atau besaran hilangnya jumlah pelanggan mereka. Semakin tinggi nilai
Customer Loss Rate yang muncul, maka hal tersebut menunjukkan
kegagalan sebuah perusahaan dalam mewujudkan rasa puas terhadap
pelanggannya.
4) Survei Kepuasan Pelanggan
Cara yang ditempuh perusahaan untuk mengetahui gambaran mengenai
tingkat kepuasan konsumen yang telah menjadi pelanggan mereka. Baik
melalui media telepon, surat, email, survei maupun wawancara secara
langsung. Hal ini akan menumbuhkan citra positif di mata konsumen
terhadap perusahaan yang memberikan perhatian besar kepada mereka.
1.7 Hipotesis
Merupakan jawaban sementara dari penelitian yang akan dilakukan dan
masih harus dilakukan pengujian lebih lanjut untuk mengetahui kebenarannya.
Dalam hal ini hipotesis dilakukan terhadap rumusan masalah yang ada pada
nomor 3 yaitu :
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Adalah
Signifikan
23
1.8 Metode Penelitian
Pada penelitian yang saat ini sedang dilakukan merupakan penelitian
kuantitatif yang bersifat deskriptif dan korelasional. Kedua jenis penelitian ini
digunakan untuk memberikan gambaran mengenai pengaruh kualitas pelayanan
terhadap kepuasan pelanggan dengan mengetahui terlebih dahulu kualitas
pelayanan yang sudah diberikan dan faktor penghambat yang terdapat didalamnya
serta kepuasan yang diterima oleh pelanggan. Dalam penelitian ini terdapat 2
komponen penting terkait dengan prosedur penelitian yang sedang dilakukan
seperti teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
1. Metode Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data merupakan salah satu bagian dari prosedur
pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan. Adapun beberapa komponen
yang terdapat didalamnya adalah sebagai berikut :
1) Populasi
Populasi merupakan keseluruhan pelanggan yang melakukan transaksi di
Iskandaria Tour and Travel berdasarkan data penjualan pada Bulan Januari
2014, yaitu sebanyak 276 orang untuk berbagai macam jenis transaksi.
Baik yang datang dengan keperluan pemesanan tiket pesawat, pengurusan
perjalanan umrah dan haji maupun pengurusan dokumen-dokumen penting
seperti paspor dan visa.
2) Penentuan Sampel
Penentuan Sampel di dalam penelitian ini menggunakan metode Non
Probability Sampling dengan pendekatan Purposive Sampling. Menurut
24
Utama dan Ni Made Eka Mahadewi (2012), Non Probability Sampling
merupakan metode pengambilan sampel yang bertujuan untuk tidak
memberikan kesempatan yang sama kepada calon sampel yang akan
dipilih. Sedangkan Purposive Sampling merupakan suatu pendekatan
pengambilan sampel yang didasari pertimbangan subjektif peneliti. Dalam
metode pengambilan sampel purposif, pemilihan sampel telah ditentukan
kriterianya terlebih dahulu. Pelanggan Iskandaria Tour and Travel yang
memiliki intensitas transaksi minimal sebanyak 6 kali berdasarkan data
penjualan pada bulan Januari 2014 untuk segala jenis produk, baik pada
pemesanan tiket penerbangan, pengurusan paket perjalanan umrah dan haji
serta pengurusan dokumen-dokumen penting merupakan sasaran sampel
yang akan dipilih. Adapun alasan pemilihan kriteria tersebut dikarenakan
para pelanggan yang sudah beberapa kali melakukan transaksi di
Iskandaria Tour and Travel dinilai dapat memberikan penilaian secara
objektif dan memiliki pemahaman secara persis mengenai keunggulan dan
kekurangan terkait dengan kualitas pelayanan yang diberikan. Berdasarkan
keriteria tersebut, maka jumlah pelanggan yang terpilih sebagai sampel
adalah sebanyak 64 orang.
3) Observasi dan Wawancara
Observasi dan wawancara merupakan yang suatu metode yang dilakukan
untuk memperoleh informasi mengenai gambaran umum perusahaan.
Peneliti melakukan melakukan wawancara ketika sedang menjalani
praktek kerja lapangan (On The Job Training) di Iskandaria Tour and
25
Travel selama 3 bulan, yaitu pada periode September hingga desember
2013.
4) Penyebaran Kuesioner (Survey)
Menurut Utama dan Ni Made Eka Mahadewi (2012), kuesioner
merupakan suatu daftar berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu
masalah atau bidang yang akan diteliti. Kuesioner yang disebar mengenai
sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Kuesioner yang disebar
merupakan kuesioner yang berkaitan dengan variabel-variabel kualitas
pelayanan dan kepuasan pelanggan.
Kuesioner yang disebar dalam penelitian ini terdiri dari 3 bagian
diantaranya adalah :
(1) Bagian pertama, berisi pertanyaan mengenai karakteristik responden yang
meliputi jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan, jarak tempat tinggal, dan
tujuan utama para pelanggan Iskandaria Tour and Travel.
(2) Bagian Kedua, bagian kedua, berisi pertanyaan mengenai kualitas
pelayanan yang diukur berdasarkan 5 dimensi seperti wujud/bukti
langsung (Tangibles), keandalan (Reliability), daya tanggap
(Responsiveess), jaminan (Assurance), dan empati (Empathy) dengan total
sebanyak 22 butir pertanyaan.
(3) Bagian ketiga, berisi pertanyaan mengenai kepuasan pelanggan dengan
total 5 butir pertanyaan.
Metode pengukuran dalam lembar kuesioner ini, menggunakan skala likert
yang menggunakan angka dari 1 (satu) hingga 5 (lima) yang menunjukkan
26
indikator sangat tidak setuju hingga sangat setuju. Untuk lembar kuesioner
pada bagian kepuasan pelanggan juga akan menggunakan skala likert yang
menggunakan angka 1 (satu) sampai 5 (lima) dengan indikator sangat
tidak memuaskan hingga sangat memuaskan sekali.
5) Studi Pustaka
Merupakan suatu metode yang digunakan untuk mencari sumber-sumber
literatur yang terkait dengan permasalahan dalam penelitian yang sedangg
dilakukan. Peneliti melakukan studi pustaka dengan mengunjungi
perpustakaan Universitas Gadjah Mada dan beberapa tempat penjualan
buku.
6) Jenis Data
(1) Data Primer
Merupakan data-data yang dikumpulkan secara pribadi oleh peneliti
melalui objek penelitian secara langsung dengan menggunakan teknik
pengumpulan data melalui kuesioner.
(2) Data Sekunder
Merupakan data-data yang dikumpulkan oleh peneliti yang diperoleh oleh
peneliti dalam bentuk data yang sudah jadi dan terpublikasi. Baik melalui
teknik observasi maupun dengan wawancara ketika melakukan praktek
kerja lapangan di Iskandaria Tour and Travel.
7) Uji Validitas dan Reliabilitas
Menurut Sugiyono (1999), uji validitas merupakan teknik yang digunakan
kepada instrumen penelitian yaitu kuesioner yang disebar kepada
27
responden dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana kuesioner
tersebut dapat mengukur apa yang harus diukur. Dalam uji validitas ini
digunakan rumus Product Moment.
Rxy =
Dimana :
Rxy : Merupakan Koefisien Korelasi
N : Merupakan Jumlah Responden
X : Nilai Setiap Item
Y : Jumlah Total Semua Item
Menurut Sugiyono (1999), kuesioner dapat dikatakan valid jika memiliki
nilai dengan kriteria (r) hitung lebih besar atau sama dengan nilai r tabel.
Nilai tersebut dihitung dengan menggunakan rumus r tabel (df) – 2 pada
taraf signifikansi sebesar 0,05 %. Dimana df merupakan derajat bebas
(Degree of Freedom) dan n merupakan banyaknya pengamatan terhadap
sampel yang dipilih yaitu sebanyak 64 responden.
Sedangkan uji reliabilitas menurut Trihendradi (2012), merupakan suatu
pengujian terhadap alat pengukur yang digunakan dalam penelitian, untuk
mengetahui sejauh mana alat tersebut dapat mengukur variabel dengan
handal meskipun digunakan dalam tempo berulang kali akan tetap
menghasilkan data yang konsisten. Instrumen kuesioner dapat dinyatakan
handal bila memiliki kriteria nilai Alpha Cronbach’s > 0,60. Pengujian
validitas dan reliabilitas ini akan dilakukan dengan menggunakan paket
})(}{)({
))((
2222 yynxxn
yxxyn
28
program pengolah data statistik SPSS 20.0. Hasil dari perhitungan uji
validitas dan reliabilitas tersebut, akan dipaparkan pada bagian
pembahasan.
2. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan merupakan
teknik analisis data kuantitatif. Data yang dikumpulkan merupakan data
hasil dari penyebaran kuesioner di Iskandaria Tour and Travel. Data yang
telah terkumpul dari hasil penyebaran kuesioner, selanjutnya akan
dimasukan ke dalam program pengolah angka Microsoft Excel untuk
terlebih dahulu dihitung nilai rata-rata total dari setiap jawaban responden
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Perhitungan
tersebut akan mengakumulasi nilai yang ada pada setiap butir pertanyaan
sesuai dengan indikator yang ada. Dimulai dari nilai yang menunjukkan
sangat tidak setuju hingga setuju pada bagian kuesioner mengenai kualitas
pelayanan dan sangat tidak memuaskan hingga sangat memuaskan sekali
pada bagian kuesioner kepuasan pelanggan.
Data yang sudah selesai dimasukan ke dalam Microsoft excel kemudian
akan diolah lagi menggunakan SPSS 20.0 For Windows dengan 2 teknik
analisis data, yaitu statistik deskriptif berupa fitur tabel frekuensi yang
didukung dengan diagram batang untuk mengetahui karakteristik
pelanggan, kualitas pelayanan yang diberikan dan faktor penghambat
dalam memberikan layanan jasa kepada pelanggan di Iskandaria Tour and
Travel. Perhitungan ini memiliki dasar ketentuan, jika pada setiap
29
pertanyaan memiliki nilai perhitungan statstik > 50 % untuk jawaban
setuju dan sangat setuju, maka kualitas pelayanan dipersepsikan positif.
Berlaku juga sebaliknya, jika pada hasil perhitungan statistik memiliki
nilai persentase < 50 % atas jawaban setuju dan sangat setuju, maka
kualitas pelayanan dipersepsikan kurang baik.
Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana pengaruh kualitas pelayanan
terhadap kepuasan pelanggan, akan dianalisis menggunakan program
paket pengolah data statistik SPSS 20.0 dengan teknik analisis regresi
linear satu variabel independen. Menurut Trihendradi (2012), analisis
regresi linear satu variabel independen digunakan untuk meramalkan suatu
variabel dependen yang terpengaruh (y) berdasarkan variabel independen
yang mempengaruhinya (x).
Hipotesis
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan adalah
signifikan.
Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel kualitas
pelayanan dan kepuasan pelanggan.
H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel kualitas pelayanan
dan kepuasan pelanggan.
Pada uji hipotesis tersebut memiliki dasar pengambilan keputusan yaitu :
Jika pada analisis regresi linear satu variabel independen masing-masing
variabel menunjukkan nilai Sig < α (0,05), maka Ho ditolak
30
Jika pada analisis regresi linear satu variabel independen masing-masing
variabel menunjukkan nilai Sig > α (0,05), maka Ho diterima.
1.9 Sistematika Penulisan
Pada penelitian ini dituliskan dalam 4 bagian yang terdiri dari bagian awal
hingga akhir. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. BAB I
Merupakan bagian yang memuat latar belakang permasalahan, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, tinjauan pustaka,
landasan teori dan metode penelitian serta sistematika penulisan.
2. BAB II
Bab ini merupakan bab lanjutan yang berisi tentang seputar gambaran
umum mengenai obyek penlitian yang akan diteliti. Di bagian ini memuat
unsur-unsur karakteristik yang dimiliki oleh obyek penelitian.
3. BAB III
Bab ini merupakan bagian yang memuat pembahasan dari rumusan
permasalahan yang ada. Pada bagian ini juga memuat analisis-analisis dari
setiap variabel-variabel yang diteliti.
4. BAB IV
Bab ini merupakan bagian akhir dalam lembar penelitian yang memuat
kesimpulan akhir dari permasalahan yang dibahas dalam bab sebelumnya,
serta memuat kritik dan saran yang dapat digunakan untuk penelitian
selanjutnya.