BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar...

32
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komik merupakan suatu bentuk seni populer yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Komik menjadi salah satu bentuk seni visual yang memadukan beberapa unsur piktoral di dalamnya. Gambar-gambar yang ada membentuk sekuen yang saling berhubungan. Komik sendiri memiliki definisi yang beragam. Para ahli masih belum sependapat mengenai definisi komik. Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau Kōmikos dari Kōmos „revel‟ bahasa Yunani yang muncul sekitar abad ke 16. Makna aslinya demikian karena memang pada awalnya komik ditujukan untuk membuat gambar-gambar yang menceritakan tentang hal-hal yang lucu. Komik merupakan suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita (Wikipedia). Scott McCloud dalam Understanding Comic (2008: 12) mendeskripsiskan komik sebagai penyusunan gambar-gambar dalam sebuah urutan yang disengaja, dimaksudkan untuk penyampaian pesan dan menimbulkan suatu nilai estetis pada penampilannya. Eisner (dalam Darmawan, 2005: 242) mengemukakan bahwa komik adalah sequential arts, seni sekuens. Komik merupakan susunan gambar dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu ide. Dengan sekuens/pengurutan, narasi (dengan atau tanpa teks) terbangun. Dari banyak

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Komik merupakan suatu bentuk seni populer yang hidup dan berkembang

dalam masyarakat. Komik menjadi salah satu bentuk seni visual yang memadukan

beberapa unsur piktoral di dalamnya. Gambar-gambar yang ada membentuk

sekuen yang saling berhubungan. Komik sendiri memiliki definisi yang beragam.

Para ahli masih belum sependapat mengenai definisi komik.

Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

Kōmikos dari Kōmos „revel‟ bahasa Yunani yang muncul sekitar abad ke 16.

Makna aslinya demikian karena memang pada awalnya komik ditujukan untuk

membuat gambar-gambar yang menceritakan tentang hal-hal yang lucu. Komik

merupakan suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak

yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita (Wikipedia).

Scott McCloud dalam Understanding Comic (2008: 12) mendeskripsiskan komik

sebagai penyusunan gambar-gambar dalam sebuah urutan yang disengaja,

dimaksudkan untuk penyampaian pesan dan menimbulkan suatu nilai estetis pada

penampilannya. Eisner (dalam Darmawan, 2005: 242) mengemukakan bahwa

komik adalah sequential arts, seni sekuens. Komik merupakan susunan gambar

dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu ide. Dengan

sekuens/pengurutan, narasi (dengan atau tanpa teks) terbangun. Dari banyak

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

2

definisi tentang komik, menurut Darmawan definisi terbaik masih menurut

pendapat Scott McLoud (2012:37). Melalui pendapat McCloud, Darmawan

mendefinisikan syarat sesuatu bisa disebut komik dalam beberapa poin,

diantaranya 1) Imaji yang disusun; 2) terletak dalam panel; 3) membentuk narasi;

4) terdapat simbol-simbol selain gambar, seperti balon kata, caption, efek bunyi,

dan; 5) susunan panel dan/atau susunan imaji adalah tuturan khas komik

(2012:38).

Menurut jenisnya, komik dikelompokkan menjadi dua, yaitu comic-strips

dan comic-books. Comic-strip atau strip merupakan komik bersambung yang

dimuat di surat kabar. Adapun comic-books adalah kumpulan cerita bergambar

yang terdiri dari satu atau lebih judul dan tema cerita, yang di Indonesia disebut

komik atau buku komik (Setiawan, 2002: 24). Dalam perkembangannya, ada pula

komik strip yang disajikan secara mandiri artinya tidak memiliki hubungan cerita

diantara edisi satu dengan yang lainnya (http://mangozie.net/?p=466).

Sebagai produk visual, komik juga memiliki fungsi sebagai media dalam

menyampaikan informasi. Komik sebagai media komunikasi, mempunyai

kemampuan menyesuaikan diri yang luar biasa sehingga sering digunakan untuk

berbagai macam tujuan (Setiawan, 2002: 21). Mochtar Lubis (dalam Boneff,

1998:99) berpendapat bahwa komik adalah salah satu alat komunikasi massa yang

memberi pendidikan, baik untuk kanak-kanak maupun untuk orang dewasa.

Dengan sasaran yang tersegmentasi, komik dapat merengkuh perhatian dan

mengantarkan pesan yang dimilikinya. Darmawan (2005: 170) bahkan menyebut

komik sebagai jurnalistik yang piawai.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

3

Dalam hubungannya sebagai media pengantar pesan, komik juga memiliki

beberapa kegunaan lain. McCloud (2008:10-11) memetakan potensi-potensi

komik dalam sembilan arah, yaitu: 1) komik sebagai karya sastra, 2) komik

sebagai seni, 3) komik sebagai kendali atas hak-hak komikus, 4) komik sebagai

industri bisnis yang selalu berinovasi, 5) komik sebagai alat membentuk persepsi

masyarakat, 6) pengawasan institusional, 7) komik sebagai bukti keseimbangan

gender, 8) komik sebagai representasi kaum moniritas, dan 9) komik mampu

menampilkan beraneka ragam genre. Menurut McCloud, potensi komik sebagai

karya sastra, sebagaimana bentuk karya sastra yang lain semisal novel, puisi,

drama, dan sebagainya, dapat menghasilkan sekumpulan karya yang layak

dipelajari, yang menampilkan makna hidup, waktu, dan cara pandang terhadap

dunia lewat sang pengarang. Komik menawarkan medium dengan keleluasaan dan

kendali yang besar bagi sang pengarang, hubungan yang akrab dan unik dengan

pembacanya, dan potensi yang amat besar.

Komik sebagai karya sastra sendiri juga mewarnai sejarah perkomikan

Indonesia. Boneff (1998:19) memberikan bukti penelusuran cikal bakal komik

zaman prasejarah di Indonesia. Bukti pertama terdapat pada monumen-monumen

keagamaan yang terbuat dari batu. Hal itu dapat kita lihat pada relief-relief di

candi Borobudur atau Prambanan. Adegan-adegan pada relief tersebut memiliki

narasi, di Borobudur berfungsi untuk membimbing peziarah melakukan

perenungan. Berbeda dengan Borobudur, relief yang berada di Prambanan,

melalui kisah Ramayana, digunakan untuk mengajar umat. Kemudian lebih dekat

dengan masa kini, wayang beber menampilkan penceritaan dengan sarana gambar

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

4

yang dapat dianggap sebagai cikal bakal komik. Pemakaian epos besar, yakni

Mahabharata dan Ramayana dalam wayang menunjukkan bahwa sejak dulu

masyarakat Indonesia sudah dekat dengan cikal bakal komik yang berunsurkan

sastra.

Posisi komik sebagai karya sastra menjadi semakin tegas saat R.A.

Kosasih menciptakan karya besarnya, Mahabharata dan Ramayana. Karya sastra

kuno yang berasal dari kitab Astadasaparwa ini dialihwahanakan secara apik oleh

Kosasih. Melalui penelitian dokumen dan bantuan dalang, Kosasih mencipta

komik epos dunia perwayangan tersebut. Suksesnya sedemikian besar sehingga

Kosasih, dari tahun 1955-1960, tidak pernah berhenti membuat berpuluh-puluh

jilid komik (Boneff, 1998:204). Melalui karya besarnya itu pula banyak pihak

menganggap Kosasih sebagai Bapak Komik Indonesia.

Komik menjadi karya sastra salah satunya karena adanya unsur

alihwahana. Komik dapat dikolaborasikan penyajiannya dengan karya sastra tulis

lain. Dengan pengkolaborasian tersebut komik dapat menjadi produk yang

bernilai seni dan satra tinggi, tidak hanya dianggap sebagai produk sastra

pinggiran biasa. Contoh kasusnya adalah “perkawinan” antara komik dan puisi.

Mansyur Daman (dalam Comical Magz Edisi 6, 2011: 10) menyebutnya sebagai

bentuk komikalisasi puisi. Contoh komikalisasi puisi dapat ditemui pada komik

strip yang berjudul “Hujan Bulan Juni” yang dimuat pada buletin komik Comical

Magz Edisi 6 tahun 2011.

”Hujan Bulan Juni” (selanjutnya ditulis HBJ) sebelumnya merupakan puisi

karya Prof. Sapardi Djoko Damono dengan judul serupa. Sapardi Djoko Damono

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

5

(selanjutnya disebut SDD) adalah seorang pujangga Indonesia terkemuka. Ia lahir

di Surakarta, 20 Maret 1940. Ia merupakan alumni Jurusan Sastra Inggris Fakultas

Sastra UGM (1964), kemudian memperdalam pengetahuan di Universitas Hawaii,

Honolulu, AS (1970-1971), dan meraih gelar Doktor dari Universitas Indonesia

(1989) (Hasanuddin dkk, 2004:714). Sejak 1975 Ia mengajar di Fakultas Sastra

UI. Selain mengajar ia juga menulis. Karya-karyanya berupa cerpen, sajak, esai,

dan lain-lain. Dalam bersajak ia dikenal karena puisinya yang menggunakan kata-

kata sederhana, sehingga beberapa di antaranya sangat populer di masyarakat.

SDD memiliki beberapa puisi yang sangat populer. Sebut saja Aku Ingin, “Hujan

Bulan Juni”, Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, dan Berjalan ke Barat di

Waktu Pagi Hari.

Puisi HBJ muncul dalam buku kumpulan sajak pilihan karya SDD yang

diterbitkan oleh penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia tahun 1994. Antologi

ini berjudul sama dengan salah satu pusisinya tadi, “Hujan Bulan Juni”

(Hasanudin dkk, 2004:328). Antologi tersebut merupakan kumpulan puisi SDD

selama 30 tahun, dari 1964 sampai 1994. HBJ merupakan salah satu puisi karya

SDD yang beberapa kali dialihwahanakan. HBJ pertama kali dimusikalisasikan

oleh H. Umar Salim. Pada tahun 1990 terbit album Hujan Bulan Juni, yang

seluruhnya merupakan musikalisasi dari sajak-sajak Sapardi Djoko Damono. Puisi

HBJ juga terdapat dalam album tersebut. Duet Reda Gaudiamo dan Ari Malibu

merupakan salah satu penyanyi yang mengisi di album tersebut. Keduanya adalah

mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Tahun 2006, album Gadis Kecil

dirilis. Album tersebut diprakarsai oleh duet Dua Ibu, Reda Gaudiamo dan

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

6

Tatyana. (http://id.wikipedia.org/wiki/Sapardi_Djoko_Damono). Dalam album

tersebut kembali puisi HBJ dimusikalisasikan.

Selain dimusikalisasikan, HBJ juga divisualisasikan. Tercatat HBJ pernah

dialihwahanakan menjadi bentuk komik oleh komikus Mansyur Daman. Komikus

yang menjuluki dirinya Man ini mengalihwahanakan puisi HBJ menjadi komik

dengan judul serupa.

Man merupakan salah satu komikus senior Indonesia. Komikus yang

terkenal dengan karakter ciptaannya yang bernama Mandala ini lahir pada 3 Juli

1946 di kawasan Tanah Abang Jakarta Pusat. Man memulai berkarya sejak 1960.

Di usia 14 tahun semasa masih SMP ia sudah membuat komik. Komik yang ia

beri judul “Usman dan Jasin” itu ia garap pada tahun 1960.

(http://henrykomik.com/wp/2013/04/jejak-penting-karya-mansyur-daman/).

Komik yang dia buat pertama kali tersebut disukai oleh teman-teman sekelasnya.

Dari situlah tonggak dimulainya riwayat karya dari Man.

Nama Man sebagai komikus semakin dikenal ketika ia melahirkan tokoh

Mandala. Mandala pertama kali muncul dalam cerita Golok Setan tahun 1972.

Nama Mandala merupakan singkatan dari Matraman Dalam. Ini merupakan

alamat kediaman Djair, sahabat kental Man. Kala itu Man memang kerap

berdiskusi soal proses kreatif dengan Djair dan beberapa sahabat komikus di

Matraman Dalam (http://henrykomik.com/wp/2013/04/jejak-penting-karya-

mansyur-daman/).

Selain Mandala yang melambungkan namanya, Man membuat komik yang

merupakan bentuk komikalisasi dari karya sastra. Salah satu contohnya adalah

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

7

Rosetta. Rosetta merupakan komik karya yang diadaptasi dari cerita karangan

H.F.R Kommer. Karya asli Rosetta dicetak oleh Bataviaschi Snelpersdrukkerij,

Kho Tjeng Bie & Co pada tahun 1910 (Comical Magz, 2011: 10). Rosetta terbit

tahun 2010. Setelah Rosetta, tahun 2011 Man memvisualisasikan puisi “Hujan

Bulan Juni”.

Komik “Hujan Bulan Juni” terbit di buletin komik Comical Magz edisi

keenam bulan Juni 2011. Komik HBJ berbentuk strip. Komik strip (comic strips)

merupakan komik bersambung yang dimuat pada surat kabar (Setiawan, 2002:

24). Namun, dalam perkembangannya, ada pula komik strip yang disajikan secara

mandiri artinya tidak memiliki hubungan cerita diantara edisi satu dengan yang

lainnya (http://mangozie.net/?p=466). Komik HBJ terdapat pada halaman 10

sampai 13 Comical Magz. Man memvisualisasikan sajak HBJ yang berjumlah dua

belas larik ke dalam komik yang berjumlah dua belas panel.

Pengalihwahanaan sajak akan menimbulkan konsekuensi. Dengan adanya

beberapa transformasi maka makna yang didapat juga akan mengalami perbedaan

dengan makna karya sebelumnya. Dalam media visual, imaji yang pembaca punya

akan mengarah pada gambar-gambar yang disusun komikus. Pembaca hanya

tinggal menghayati bentuk visual yang sudah jadi. Imbasnya interpretasi pembaca

akan mengarah kepada subyektivitas komikus.

Namun, di balik itu semua, kehadiran komikalisasi ini justru membuat

rangkaian kata yang disusun penulis puisi sebelumnya jadi lebih mudah dipahami

pembaca, karena adanya petunjuk berupa sarana visual tadi. Sementara itu, ketika

kita membaca puisi secara langsung, kita akan dihadapkan pada makna filosofis

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

8

dan pemikiran sendiri dalam memaknai bentuk, serta rasa yang ditimbulkan dari

hasil penghayatan isi puisi tersebut. Melalui komikalisasi puisi kita bisa lebih

mudah melakukan interpretasi maupun pemaknaan terhadap suatu karya sastra,

dan juga bisa menikmati bentuk karya lain yang masih memiliki garis pemaknaan

sejalan dengan karya sebelumnya.

Komik HBJ menarik untuk dikaji karena sebagai produk visual memiliki

dia juga bermuatan sastra. Hal ini dapat dipahami sebab komik ini merupakan

bentuk alihwahana dari puisi dengan judul serupa. Namun sebagai komik, HBJ

hadir sebagai sebuah komik tanpa dialog. Teks yang hadir, yang merupakan larik-

larik dari syair HBJ, hadir hanya sebagai bagian bentuk narasi dari cerita dalam

panel. Larik-larik dari HBJ masuk dalam caption pada beberapa panel. Caption

adalah kotak atau ruang yang dipakai untuk narasi (Darmawan, 2012:81).

Man memberikan teks hanya pada caption-caption dalam panel-panel

komik. Dalam HBJ unsur bahasa visual sangat dominan, walau kita juga tidak

bisa tidak mengacuhkan bahasa tulisan yang ada. Hal tersebut bisa dipahami,

minimnya teks, karena gambar yang Man buat sudah dapat memberikan alur

penceritaan komiknya. Makin eksplisit gambar, adegan yang terangkai, dan

perkembangan cerita yang dikaji, maka makin kecil peranan pendukung tersebut

(Boneff, 1998:132).

Ketiadaan dialog dalam komik ini membuat pemaknaan dalam komik ini

memerlukan pembacaan beberapa unsur. Unsur visual dan verbal dalam komik ini

perlu dikaji secara bersamaan untuk memperoleh makna yang diharapkan. Ilmu

yang diterapkan untuk mendapat pemaknaan atas suatu teks adalah semiotika.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

9

Teori semiotika yang akan dipakai adalah analisis kode dari Roland

Barthes. Teori ini dipilih karenan nantinya unsur-unsur dalam komik HBJ akan

dipecah menjadi leksia-leksia. Leksia-leksia ini memungkinkan unsur verbal dan

unsur visual dianalisis secara bersamaan dan saling berkesinambungan. Dari

leksia-leksia ini akan diperoleh kode-kode tanda yang nantinya akan memberikan

pemaknaan terhadap komik HBJ.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas permasalahan yang akan dibahas adalah

sebagai berikut;

1) Mencari kode-kode yang terdapat dalam pembagian leksia pada komik

“Hujan Bulan Juni”.

2) Mencari makna-makna yang terkandung komik “Hujan Bulan Juni”

setelah dilakukan proses pembacaan dan interpretasi dari teks-teks dan

visual yang ada.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki dua tujuan pokok, yaitu tujuan teoritis dan tujuan

praktis. Secara teoritis penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemaknaan

pada komik “Hujan Bulan Juni” dengan menggunakan teori semiotika Roland

Barthes. Pemaknaan akan diperoleh setelah dilakukan proses pemecahan leksia-

leksia hingga menemukan kode-kode yang membentuk makna pada komik. Selain

itu penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu referensi terhadap

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

10

penelitian-penelitian selanjutnya yang menggunakan teori semiotika Roland

Barthes. Secara praktis penelitian ini diharapkan mampu menambah kajian

terhadap dunia komik dan sastra Indonesia. Selain itu penelitian ini diharapkan

dapat menambah wawasan masyarakat terhadap komik agar komik tidak hanya

dipahami sebuah produk populer biasa. Komik juga bisa hadir dalam bentuk kaya

muatan dan bernilai tinggi.

1.4. Tinjauan Pustaka

Puisi “Hujan Bulan Juni” sendiri pernah dianalisis sebagai skripsi oleh

Durrotul Yatimah (2010). Yatimah menganalisis kumpulan sajak Hujan Bulan

Juni menggunakan pendekatan semiotika Rifaterre. Dalam penelitian tersebut,

Yatimah memaknai HBJ sebagai sebuah bentuk keikhlasan untuk mencintai,

dengan mengambil analogi pada Tuhan dan Ibu.

Penelitian dengan menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes

sebelumnya juga pernah dilakukan. Salah satu yang menggunakan teori tersebut

adalah Toto Mujio Mukmin (2002) dalam tesisnya yang berjudul “Komik

Doraemon: Dari Sudut Pandang Ikonografi dan Semiotika”. Objek penelitiannya

adalah komik Doraemon. Mukmin menggunakan pendekatan lima kode Roland

Barthes untuk memaknai komik Doraemon.

Dari dua penelitian di atas secara jelas dapat diketahui bahwa sebelumnya

belum ada penelitian tentang komik HBJ yang menggunakan pendekatan kode

semiotika Roland Barthes. Penelitian yang ada hanya HBJ saat masih berupa

sajak, belum dialihwahanakan, itu pun menggunakan pendekatan teori semiotika

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

11

lain. Pada penelitian tentang komik sendiri belum ada peneliti yang mengambil

komik HBJ sebagai objek penelitian.

1.5. Landasan Teori

1.5.1. Semiotika

Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda. Tanda-tanda

tersebut menyampaikan sesuatu sehingga bersifat komunikatif. Semiotika berasal

dari kata Yunani, semeion, yang berarti tanda. Dalam pandangan Piliang

penjelajahan semiotika sebagai metode kajian ke dalam pelbagai cabang keilmuan

ini dimungkinkan karena ada kecenderungan untuk memandang pelbagai wacana

sosial sebagai fenomena bahasa. Dengan kata lain bahasa dijadikan model dalam

pelbagai wacana sosial. Berdasarkan pandangan semiotika, bila seluruh praktik

sosial dianggap fenomena kebahasaan, maka semuanya dapat juga dipandang

sebagai tanda. Hal ini dimungkinkan karena luasnya pengertian tanda itu sendiri

(Piliang, 1998: 262 dalam Tinarbuko, 2012:11).

Menurut Berger terdapat dua tokoh utama semiotika, yakni Ferdinand de

Saussure (1857-1913) dan Chares Sander Pierce (1839-1914). Latar belakang

keilmuan Sasussure adalah linguistik, sedangkan Pierce adalah filsafat.

(Tinarbuko, 2012: 11). Saussure berpendapat, seperti dikutip Pradopo (1991: 54

dalam Tinarbuko, 2012: 12) tanda adalah kesatuan dari dua bidang yang tidak

dapat dipisahkan, seperti halnya selembar kertas. Di mana ada tanda, di sana ada

sistem. Artinya, sebuah tanda (berwujud kata atau gambar) mempunyai dua aspek

yang ditangkap oleh indra kita yang disebut dengan signifier, bidang penanda atau

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

12

bentuk. Aspek lainnya disebut signified, bidang petanda atau konsep atau makna.

Aspek kedua terkandung di dalam aspek pertama. Jadi, petanda merupakan

konsep atau apa yang dipresentasikan oleh aspek pertama.

Konsep dasar semiotik Roland Barthes berangkat dari strukturalisme

Saussure. Konsep penanda-petanda Saussure tersebut dikembangkan oleh Barthes

dengan membagi sistem pertandaan menjadi dua tingkatan yang memungkinkan

untuk dihasilkan makna yang juga bertingkat-tingkat, yaitu tingkat denotasi dan

konotasi. (Barthes, 1983: 108).

Sistem denotasi adalah sistem pertandaan tingkat pertama, yang terdiri

dari rantai penanda dan petanda, yakni hubungan materialitas penanda atau

konsep abstrak di baliknya. Pada sistem konotasi, atau sistem penandaan tingkat

kedua, rantai penanda/petanda pada sistem denotasi menjadi penanda, dan

seterusnya berkaitan dengan petanda yang lain pada rantai pertandaan lebih tinggi.

Oleh Barthes, istilah signifiant (penanda) menjadi ekspresi dan signifie

(petanda) menjadi isi. Namun, Barthes mengatakan bahwa antara ekspresi dan isi

harus ada relasi tertentu sehingga membentuk tanda (sign). Setiap tanda selalu

memperoleh pemaknaan awal yang dikenal dengan istilah denotasi dan oleh

Barthes disebut sistem primer. Kemudian, pengembangannya disebut sistem

sekunder. Sistem sekunder merupakan pengembanga sistem primer ke arah

ekspresi atau ke arah isi (Hoed dkk, 2004:17).

Teori semiotika Barthes juga membahas tentang intertekstualitas. Setiap

teks dasarnya adalah interteks. Menurut Barthes (dalam Piliang, 2003: 131)

sebuah teks bukanlah sebaris kata-kata yang menghasilkan makna tunggal

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

13

teologis, tetapi merupakan ruang multidimensional yang di dalamnya aneka ragam

tulisan, tidak satu pun di antaranya yang orisinal, bercampur, dan bertumpang

tindih. Teks adalah sebuah jaringan kutipan yang diambil dari pusat-pusat

kebudayaan yang tidak terhitung jumlahnya. Barthes mengemukakan bahwa

pembaca (dalam hal ini pikirannya) adalah ruang tempat berinteraksinya kutipan-

kutipan tersebut (Piliang, 20013: 134).

Di mata Barthes, suatu karya atau teks merupakan sebentuk konstruksi

belaka. Bila hendak menemukan maknanya, maka yang dilakukan adalah

rekonstruksi dari bahan-bahan yang tersedia, yang tak lain adalah teks itu sendiri.

Sebagai sebuah proyeksi rekostruksi, maka pertama-tama teks tersebut dipenggal-

penggal terlebih dahulu (Kurniawan, 2001: 93). Untuk memberi ruang atensi yang

lebih lapang bagi diseminasi makna dan pluralitas teks, Barthes (1990: 13)

mencoba memilah-milah penanda-penanda pada wacana naratif ke dalam fragmen

ringkas dan beruntun yang disebutnya sebagai leksia-leksia (lexias), yaitu satuan

pembacaan (units of reading) dengan panjang pendek yang bervariasi. Sepotong

bagian teks, yang apabila diisolasikan akan berdampak dengan potongan-

potongan teks lain disekitarnya, adalah sebuah leksia (Budiman, 2011: 33).

Leksia bisa berupa apa saja, kadang hanya berupa satu-dua patah kata

saja, kadang kelompok kata, kadang beberapa kalimat, bahkan sebuah paragraf,

tergantung pada ke-“gampang”-annya menjadi sesuatu yang memungkinkan kita

menemukan makna (Budiman, 2011:33). Hal ini dikarenakan yang kita butuhkan

hanyalah bahwa masing-masing leksia itu memiliki beberapa kemungkinan

makna.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

14

Barthes (1990: 19) mengemukakan bahwa dalam teks setidaknya

beroperasi lima kode pokok yang di dalamnya semua penanda visual dapat

dikelompokkan. Kode menurut Piliang (1998: 17) adalah cara pengkombinasian

tanda yang disepakati secara sosial untuk memungkinkan satu pesan disampaikan

dari seseorang ke orang lainnya. Dalam praktik bahasa, sebuah pesan yang dikirim

kepada penerima pesan diatur melalui seperangkat konvensi atau kode

(Tinarbuko, 2012: 17). Umberto Eco (1979:9 dalam Tinarbuko, 2012:17)

menyebut kode sebagai aturan yang menjadikan tanda sebagai tampilan yang

konkret dalam sistem komunikasi. Fungsi teks-teks yang menunjukkan pada

sesuatu (mengacu pada sesuatu) dilaksanakan berkat sejumlah kaidah, janji, dan

kaidah-kaidah alami yang merupakan dasar dan alasan mengapa tanda-tanda itu

menunjukkan pada isinya. Tanda-tanda ini menurut Jakobson merupakan sebuah

sistem yang dinamakan kode (Hartoko, 1992:92 dalam Tinarbuko, 2012:18).

Barthes berpendapat bahwa di dalam teks setidaknya beroperasi lima

kode pokok (five major codes) yang di dalamnya semua penanda tekstual (baca:

leksia) dapat dikelompokkan. Setiap atau masing-masing leksia dapat dimasukkan

ke dalam salah satu dari lima buah kode ini. Kode-kode ini menciptakan sejenis

jaringan (network), atau topos yang melaluinya teks dapat “menjadi” (Barthes,

1990: 20 dalam Budiman, 2012: 34). Kode-kode yang dikelompokkan Barthes

meliputi kode hermeneutik, kode semik, kode simbolik, kode proairetik, dan kode

kultural.

1) Kode Hermeneutik (hermeneutic code) adalah satu-satuan yang

dengan pelbagai cara berfungsi untuk mengartikulasikan suatu

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

15

persoalan, penyelesaiannya, serta aneka peristiwa yang dapat

memformulasi persoalan tersebut, atau yang justru menunda-nunda

penyelesaiannya, atau bahkan yang menyusun semacam teka-teki

(enigma) dan sekadar memberi isyarat bagi penyelesaiannya (Barthes,

1990: 17). Pada dasarnya kode ini adalah sebuah kode “penceritaan”,

yang dengannya sebuah narasi dapat mempertajam permasalahan,

menciptakan ketegangan dan misteri, sebelum memberikan

pemecahan atau jawaban.

2) Kode Semik (code of semes) atau konotasi adalah kode yang

memanfaatkan isyarat, petunjuk, atau “kilasan makna” yang

ditimbukan oleh penanda-penanda tertentu. Pada tataran tertentu kode

konotatif ini agak mirip dengan apa yang disebut oleh para kritikus

sastra Anglo-Amerika sebagai “tema” atau “struktur tematik”, sebuah

thematic grouping (Barthes, 1990: 19).

3) Kode Simbolik (symbolic code) merupakan kode “pengelompokan”

atau konfigurasi yang mudah dikenali karena kemunculannya yang

berulang-ulang secraa teratur melalui pelbagai cara dan sarana

tekstual, misalnya berupa serangkaian antitesis: hidup dan mati, di

luar dan di dalam, dingin dan panas, dan seterusnya. Kode ini

memberikan dasar bagi suatu struktur simbolik (Barthes, 1990: 17).

4) Kode Proairetik (proairetic code) merupakan kode “tindakan”

(action). Kode ini didasarkan atas konsep proairesis, yakni

kemampuan untuk menentukan hasil atau akibat dari suatu tindakan

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

16

secara rasional (Barthes, 1990: 18)”, yang mengimplikasikan suatu

logika perilaku manusia: tindakan-tindakan membuahkan dampak-

dampak, dan masing-masing dampak memiliki nama generik

tersendiri, semacam “judul” bagi sekuens yang bersangkutan.

5) Kode Kultural (cultural code) atau kode referensial (reference code)

yang berwujud sebagai semacam suara kolektif yang anonim dan

otoritatif, bersumber dari pengalaman manusia, yang mewakili atau

berbicara tentang sesuatu yang hendak dikukuhkannya sebagai

pengetahuan atau kebijaksanaan yang “diterima umum”. Kode ini bisa

berupa kode-kode pengetahuan atau kearifan (wisdom) yang terus-

menerus dirujuk oleh teks, atau yang menyediakan semacam dasar

autoritas moral dan ilmiah bagi suatu wacana (Barthes: 1990 18).

Setiap kode yang ditemukan dalam leksia dicatat dan diberi analisis. Untuk

menandai bahwa telah ditemukannya kode dalam setiap leksia, digunakan tanda

huruf abjad yang berada dalam tanda kurung; (a), (b), (c), dan seterusnta. Tanda

tersebut, kemudian diidentifikasi dengan nama jenis kodenya.

1.5.2. Hubungan dalam Komik

Komik memiliki unsur teks dan gambar. Dua unsur tersebut saling

berintegrasi membentuk kesatuan komik. Dua unsur tersebut juga berhubungan

untuk membentuk pesan yang ditujukan komik.

Dua unsur tersebut memiliki perannya masing-masing. Ada peran yang

dominan pada teks, ada pula peran yang dominan pada gambar. Selain itu ada pula

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

17

peran yang seimbang antara dua unsur tersebut. Dengan mengetahui fungsi dan

peran masing-masing unsur akan memudahkan analisis yang dilakukan terhadap

komik.

Komik memiliki elemen dasar. Dengan melihat adanya elemen tersebut,

pembaca bisa mengetahui suatu karya bisa disebut sebuah komik. Darmawan

(2012:72) menyebutnya sebagai unsur tampak. Unsur tersebut terdiri dari panel

dan ruang bagi teks. Ruang bagi teks sendiri terdiri dari balon dan caption. Komik

HBJ sendiri memiliki unsur tampak panel dan caption. Dua unsur tersebut saling

bersinergi dalam memberikan pesan yang disampaikan komikus.

1) Peralihan Antarpanel

Komik HBJ memiliki dua belas panel. Dua belas panel tersebut hadir

secara berurutan dan berkelanjutan. Panel-panel tersebut dapat diuraikan peran

peralihannya untuk memecah leksia-leksia dalam komik HBJ. Dari leksia-leksia

tersebut akan ditemukan makna-makna yang terkandung dari komik HBJ.

McCloud (1993: 70) mendefisinisikan ada enam jenis peralihan

antarpanel. Peralihan-peralihan antarpanel tersebut akan memudahkan komikus

dalam merancang adegan dalam setiap panel. Selain itu, peralihan-peralihan

antarpanel tadi juga membantu memudahkan analisis bagian-bagian dalam narasi

komik. Enam hubungan tersebut adalah sebagai berikut.

a) Waktu ke waktu

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

18

Gambar 1. Waktu ke Waktu

Dalam peralihan ini terjadi pergeseran waktu diantara momen-momen

yang dekat. Peralihan antarpanel ini memberikan efek sinematis terhadap komik.

peralihan ini biasanya diterapkan pada sebuah komik bercerita panjang atau novel

grafis (Darmawan, 2012:167).

b) Aksi ke aksi

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

19

Gambar 2. Aksi ke aksi

Peralihan jenis ini menampilkan subyek atau tokoh melakukan tindakan

bergerak dari satu aksi ke aksi lain. Jenis peralihan antarpanel ini juga memberi

rasa sinematis dalam komik, namun terasa lebih cepat dan dinamis (Darmawan,

2012:168)

c) Subyek ke subyek

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

20

Gambar 3. Subyek ke Subyek

Peralihan panel jenis ini berada dalam lingkup adegan yang sama, namun

berbeda obyek. Panel beralih dari satu subyek pelaku cerita ke subyek pelaku

cerita yang lain.

d) Adegan ke adegan

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

21

Gambar 4. Adegan ke adegan

Peralihan jenis ini membawa pembaca melampaui ruang dan waktu yang

jauh berbeda.

e) Aspek ke aspek

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

22

Gambar 5. Aspek ke aspek

Definisi peralihan ini agak abstrak. McCloud mengibaratkan peralihan ini

seperti mata yang menerawang dalam satu ruangan, dan memandang berbagai

benda dalam ruangan tersebut (Darmawan, 2012: 171). Tak hanya ruangan, jensi

peralihan ini mengajak pembaca untuk menerawang ide atau suasana. Darmawan

berpendapat bahwa peralihan ini disusun untuk membangun suasana.

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

23

f) Non-Sequitur

Gambar 6. Non-Sequitur

Peralihan terakhir adalah peralihan non-sequitur. Peralihan ini tidak

menawarkan hubungan logis diantara panel-panel yang terhubung. Panel ini

adalah panel paling abstrak dari pendapat Scoot McCLoud.

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

24

Berdasarkan peralihan diatas, peralihan panel dalam komik HBJ

termasuk dalam peralihan waktu ke waktu dan aksi ke aksi. Panel-panel dalam

komik memiliki hubungan bergerak dari momen ke momen, yakni pada panel (2)

dan (3) serta panel (8) dan (9), dan yang lain memiliki hubungan aksi ke aksi.

Dengan peralihan ini, kita bisa membagi panel-panel dalam komik menjadi

beberapa bagian. Selanjutnya bagian-bagian tersebut kita jadikan sebagai leksia.

Pembagian panel-panel yang mengandung aksi tersebut akan memudahkan kita

dalam meneliti kode-kode yang terkandung dalam komik HBJ.

2) Hubungan Kata dan Gambar

Panel menjadi ruang kesinambungan antara gambar dan teks. Gambar

dan teks saling membangun untuk membentuk sebuah komik. Gambar dan teks

memiliki peran masing-masing. Besarnya peran gambar atau teks dapat dijelaskan

melalui hubungan gambar dan teks yang dikemukakan McCloud (2001:153).

Kata dan gambar memiliki tujuh jenis hubungan. Hubungan tersebut

berfungsi untuk mengetahui dominasi teks atau gambar yang ada pada komik.

Dengan mengetahui hubungan yang ada dalam komik, melihat dominasi unsur

yang ada, akan memudahkan analisis pada komik. Dari situ akan terlihat unsur

yang akan dianalisis dalam komik, apakah teksnya saja, gambarnya saja, atau

keduanya. Hubungan antara gambar dan teks dijelaskan oleh McCloud memiliki

beberapa jenis antara lain,

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

25

a)

Gambar 7. Gabungan khusus kata-kata

Hubungan antara gambar dan teks dalam gabungan khusus kata-kata. Jenis

hubungan ini menitikberatkan pentingnya kata, dengan gambar hanya

mengilustrasikan tanpa menambah terlalu penting susunan kata yang telah

lengkap.

b)

Gambar 8. Gabungan khusus gambar

Hubungan antara gambar dan kata dalam gabungan khusus gambar. Dalam

hubungan jenis ini, kombinasi kata-kata tidak telalu menambah makna pada

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

26

gambar yang sudah jelas dan tuntas dalam menceritakan adegan. Kata-kata disini

seakan-akan hanya menambah efek suara saja.

c)

Gambar 9. Panel khusus-Duo

Hubungan antara gambar dan kata-kata dalam panel khusus duo. Dalam hubungan

ini, gambar dan kata memiliki pesan yang sama. Darmawan (2012:182)

menanggap hubungan jenis ini sering dianggap redundan (terlalu mengulang-

ulang) dan dijauhi para komikus muda.

d)

Gambar 10. Gabungan Aditif

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

27

Hubungan aditif atau saling menguatkan. Dalam hubungan ini, kata menyaringkan

dan meluaskan gambar, begitupun sebaliknya. Jika dalam hubungan panel khusus

duo, misalnya gambar seseorang pusing ditambahi balon kata dengan teks “Aku

pusing!”; maka dalam hubungan aditif, gambar seseorang yang sedang pusing

ditambahi kata-kata, “Kepalaku rasanya mau pecah!” (Darmawan, 2012:183).

e)

Gambar 11. Gabungan paralel

Hubungan selanjutnya adalah hubungan paralel. Dalam hubungan ini, kata-kata

dan gambar seperti berjalan sendiri-sendiri, sama-sama maju, tapi tidak saling

bersilangan. Elemen kata-kata dan gambar berjalan secara bersamaan dengan

tidak saling bersilang.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

28

f)

Gambar 12. Gabungan Montase

Hubungan selanjutnya adalah hubungan montase. Dalam hubungan jenis ini, kata

dan gambar diperlakukan sebagai satu bagian yang menyatu. Kata bisa jadi

gambar, dan gambar bisa jadi bagian dari kata.

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

29

g)

Gambar 13. interdependen

Hubungan kata dan gambar terakhir adalah hubungan interdependen atau saling

bergantungan. Kata dan gambar memiliki peran yang seimbang. Keduanya saling

bergantung. Kata-kata dan gambar sama-sama memiliki peran untuk

menyampaikan gagasan yang tidak mungkin dilakukan oleh salah satu elemen

saja.. keduanya saling bergantung, kata menjelaskan gambar dan gambar

menjelaskan kata.

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

30

Hubungan kata dan gambar dalam komik HBJ termasuk dalam hubungan

interdependen. Kata-kata dan gambar-gambar memiliki peran yang sama penting

untuk terbangunnya keseluruhan cerita. Kedua unsur tadi memiliki peran yang

seimbang.

Dalam hubungan interdependen, kata-kata dan gambar-gambar sama-sama

memiliki peran penting untuk terbangunnya cerita. Hal inilah yang bisa menjadi

landasan untuk melakukan analisis terhadap dua unsur utama komik, yakni teks

dan gambar. Komik HBJ akan dilakukan analisis pada gambar dan teksnya.

Analisis akan dilakukan pada kedua unsur tersebut, karena kedua unsur tersebut

sama-sama berperan dalam membangun cerita komik secara keseluruhan. Tidak

dimungkinan ditemukannya makna dalam komik, jika hanya menganalisis salah

satu unsurnya saja. Maka dari itu, analisis akan dilakukan pada gambar-gambar

dan teks-teks komik HBJ. Teks-teks dalam hal ini adalah kata-kata, atau yang

berasal dari larik-larik puisi SDD, yang terdapat dalam caption-caption komik.

1.6. Metode Penelitian

Metode merupakan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan

pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (KBBI,

2008:952). Untuk mendapatkan hasil interpretasi yang akurat dari obyek

penelitian maka pendekatan yang dipilih adalah analisis tafsir yang mengacu pada

penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif di sini dikaji melalui bentuk

penelitian kepustakaan. Selain itu analisis yang digunakan adalah metode analisis

deskriptif. Metode ini meneliti objek karya sastra dengan cara menganalisis

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

31

bagian demi bagian dan menyajikannya dalam bentuk deskripsi. Selain bentuk

penelitian kepustakaan, juga dilakukan sejumlah pengamatan lapangan untuk

memenuhi data-data faktual yang berkaitan dengan repons dari pembaca komik

“Hujan Bulan Juni”.

Langkah-langkah penelitian yang akan ditempuh adalah sebagai berikut;

1. Menentukan objek penelitian, yaitu komik berjudul “Hujan Bulan Juni”

karya Man.

2. Melakukan studi pustaka untuk memperoleh informasi-informasi yang

menunjang penelitian.

3. Melakukan analisis pada objek dengan menerapkan teori semiotika Roland

Barthes, yaitu menentukan satuan-satuan pembacaan yang disebut leksia.

4. Menguraikan kode-kode yang terkandung dalam masing-masing leksia.

5. Menafsirkan makna-makna dari setiap leksia dan menghubungkannya

dengan keterangan di luar unsur-unsut visual dan verbal komik “Hujan

Bulan Juni” dengan cara membandingkan.

6. Menarik kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan.

1.7. Sistematika Penyajian

Sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut. Bab I berisi

pendahuluan yang memuat latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan

penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika

penulisan skripsi. Bab II merupakan analisis leksia pada komik HBJ melalui

pemenggalan teks dan visual, menguraikannya, dan memberikan kode sesuai

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/69365/potongan/S1-2014... · Komik berasal dari kata Comic berarti “lucu” dalam bahasa Inggris atau

32

dengan lima kode Roland Barthes. Bab III menyajikan penafsiran yang berisi

makna-makna berdasarkan uraian yang diperoleh pada Bab II dan

menghubungkannya dengan keterangan-keterangan di luar teks. Bab IV berisi

kesimpulan dari hasil analisis dan penafsiran yang telah dilakukan pada bab

sebelumnya.