BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -...

16
Muslim Nurdin, 2014 ANALISIS TINGKATaBNORMAL RETURN DAN LINGKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAh AKUISIS: studi pada perusahaan pengakusisi yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2010-2013 Univ ersita Pendidikan Indonesia |repository.up.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran yang sangat penting bagi keadaan ekonomi suatu negara. Peran utama pasar modal adalah menjadi lembaga yang melakukan pemupukan modal dan mobilisasi dana secara produktif. Perkembangan aktivitas pasar modal yang pesat membawa perubahan besar pada tuntutan kualitas informasi. Agar pengambilan keputusan investor rasional, dibutuhkan suatu informasi yang relevan sehingga mampu mengidentifikasi kinerja perusahaan. Dengan kata lain, keputusan investasi yang dilakukan oleh investor merupakan reaksi atas informasi yang mereka terima (Aritonang, dkk, 2009). Reaksi investor terhadap suatu informasi ini akan mengakibatkan reaksi di pasar modal. Untuk melihat reaksi pasar terhadap suatu fenomena atau informasi yang ada di pasar modal, dapat dilakukan dengan melakukan studi peristiwa. Studi peristiwa atau event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Reaksi pasar dapat diakibatkan oleh informasi dari aksi korporasi atau corporate action yang dilakukan perusahaan emiten. Corporate action berkaitan dengan

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang -...

Musl im Nurdin, 2014 ANALISIS TINGKATaBNORMAL RETURN DAN LINGKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAh AKUISIS: studi pada perusahaan pengakusisi yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2010-2013 Univ ers ita Pendidikan Indonesia |repository.up.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar modal memiliki peran yang sangat penting bagi keadaan

ekonomi suatu negara. Peran utama pasar modal adalah menjadi lembaga

yang melakukan pemupukan modal dan mobilisasi dana secara produktif.

Perkembangan aktivitas pasar modal yang pesat membawa perubahan

besar pada tuntutan kualitas informasi. Agar pengambilan keputusan

investor rasional, dibutuhkan suatu informasi yang relevan sehingga

mampu mengidentifikasi kinerja perusahaan. Dengan kata lain, keputusan

investasi yang dilakukan oleh investor merupakan reaksi atas informasi

yang mereka terima (Aritonang, dkk, 2009). Reaksi investor terhadap

suatu informasi ini akan mengakibatkan reaksi di pasar modal.

Untuk melihat reaksi pasar terhadap suatu fenomena atau informasi

yang ada di pasar modal, dapat dilakukan dengan melakukan studi

peristiwa. Studi peristiwa atau event study merupakan studi yang

mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya

dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Reaksi pasar dapat

diakibatkan oleh informasi dari aksi korporasi atau corporate action yang

dilakukan perusahaan emiten. Corporate action berkaitan dengan

2

kebijakan-kebijakan yang diambil oleh perusahaan seperti pembagian

deviden, merger dan akuisisi, reverse stock dan stock split serta right issue.

Berikut adalah corporate action yang dilakukan oleh perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013.

Sumber: KPPU, Saham Ok, diolah

Gambar 1.1

Grafik Corporate Action periode 2010-2013

Dari gambar diatas terlihat bahwa corporate action yang dipilih

perusahaan dengan cara melakukan reverse stock & stock split dan right

issue cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya. Berbanding

terbalik dengan merger dan akuisisi yang justru semakin mengalami

peningkatan atau lebih banyak dipilih oleh perusahaan sebagai aksi

korporasinya.

Fenomena meningkatnya kegiatan merger dan akuisisi yang

dilakukan perusahaan sebagai aksi korporasinya ini menunjukan bahwa

akuisisi dinilai sebagai cara yang efektif untuk melakukan ekspansi usaha

dan memberikan sinyal positif kepada para investor di pasar modal.

Fenomena ini dapat dijadikan investor sebagai salah satu pertimbangan

0

10

20

30

40

50

60

70

2010 2011 2012 2013

Merger/Akuisisi

Reverse&stock split

right issue

3

untuk melakukan keputusan investasi pada perusahaan yang melakukan

keputusan akuisisi, dengan harapan akan mendapatkan keuntungan

dikemudian hari.

Sebagian besar perusahaan memilih merger dan akuisisi sebagai

bentuk ekspansi eksternalnya. Alasan yang paling sering digunakan

perusahaan karena merger dan akuisisi lebih efisien dibanding harus

membangun unit bisnis sendiri, disamping itu merger dan akuisisi dapat

memberikan efek sinergi (foster, 1994). Namun akuisisi dinilai lebih

efektif bagi perusahaan yang mempunyai modal besar, karena akuisisi

memungkinkan perusahaan pengakuisisi untuk melakukan

pengambilalihan secara penuh dan mempunyai hak kontrol atas

perusahaan target.

Akuisisi biasanya dilakukan oleh perusahaan yang mempunyai

modal yang besar, karena untuk melakukan akuisisi pun dibutuhkan biaya

yang tidak sedikit dibandingkan dengan jenis penggabungan usaha

lainnya. Akuisisi sendiri diartikan sebagai perbuatan hukum yang

dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil

alih baik seluruh atau sebagian besar saham perusahaan yang dapat

mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perusahaan tersebut.

Dimana perusahaan itu sendiri masih tetap ada (Suad Husnan, 2002).

Secara kuantitas, aktivitas merger/akuisisi mengalami kenaikan

yang cukup signifikan seiring dengan semakin populernya istilah

merger/akuisisi itu sendiri dikalangan pelaku usaha. Merger/akuisisi

4

merupakan suatu langkah restrukturisasi perusahaan yang dipercaya

mampu mendatangkan keuntungan dalam waktu yang relatif singkat.

Namun, dilihat dari sisi persaingan, merger/akuisisi merupakan aktivitas

yang perlu mendapat perhatian khusus karena berpotensi mengurangi

tingkat persaingan di pasar. Dengan mempertimbangkan kekhawatiran

adanya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang

diakibatkan oleh aktivitas merger/akuisisi, pada tahun 2009 Komisi

Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengeluarkan Peraturan Nomor 1

Tahun 2009 tentang Pra-Notifikasi Penggabungan, Peleburan, dan

Pengambilalihan (Pemkom 1/2009).

Seiring dengan semakin berkembangnya aktivitas merger/akuisisi

yang terjadi di Indonesia, maka KPPU melakukan langkah restrukturisasi

organisasi secara besar-besaran dengan mendirikan Biro Merger yang

khusus menangani notifikasi dan penilaian merger, akuisisi dan

konsolidasi. Dalam waktu yang hampir bersamaan, pemerintah

mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2010 tentang

Penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham

Perusahaan Yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktik Monopoli dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat (PP 57/2010).

Selama kurun waktu dua tahun terakhir, terutama setelah

berlakunya PP 57/2010, KPPU mencatat puluhan notifikasi

merger/akuisisi. Bahkan, secara kuantitas jumlah aktivitas merger/akuisisi

semakin bertambah seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional

5

dan internasional. Boleh dikatakan, tahun 2010 dan 2011 merupakan

tahun-tahun dimana gelombang akuisisi melanda Indonesia. Bahkan

mungkin, sepanjang sejarah merger/akuisisi di KPPU, gelombang

merger/akuisisi di Indonesia mengalami puncaknya pada masa sekarang

dimana terdapat banyak pelaku usaha yang melakukan aktivitas

merger/akuisisi. Bahkan dalam trisemester pertama tahun 2012, jumlah

notifikasi yang masuk mengalir sangat deras dan diperkirakan akan terus

meningkat.

Berikut adalah grafik notifikasi Merger dan akuisisi periode 2010 –

2013 yang tercatat di KPPU

Sumber: KPPU, diolah

Gambar 1.2

Grafik Notifikasi Merger dan Akuisisi

Dari gambar 1.2, menggambarkan bahwa terjadi peningkatan

notifikasi merger dan akuisisi semenjak diberlakukannya peraturan yang

dilakukan oleh KPPU. Terlihat notifikasi pada tahun 2010 yaitu sebanyak

3 notifikasi yang meningkat pada tahun 2011 sebanyak 43 notifikasi, dan

0

10

20

30

40

50

60

70

2010 2011 2012 2013

No

tifi

kasi

Tahun

6

sempat menurun pada tahun 2012 menjadi 42 notifikasi, namun kembali

meningkat secara derastis pada tahun 2013 yaitu sebanyak 63 notifikasi

yang tercatat di KPPU.

Dari sekian banyak notifikasi yang masuk, terdapat suatu

karakteristik yang unik dalam aktivitas merger/akuisisi yang tercatat di

KPPU. Krisis yang terjadi di daratan Eropa dan Amerika Serikat dewasa

ini menyebabkan tren peningkatan efisiensi di kalangan pelaku usaha,

yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya gelombang merger/akuisisi

di Indonesia. Uniknya, yang terjadi bukan tren peningkatan gelombang

merger/akuisisi antar perusahaan dalam negeri, melainkan tren

merger/akuisisi yang dilakukan di luar negeri namun berdampak kepada

pasar nasional (http://www.kppu.go.id/id/2013/01/gelombang-merger-

melanda-bangga-atau-waspada/).

Keputusan akuisisi sendiri membawa dampak positif dan negatif.

Dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari keputusan akuisisi

diantaranya biaya yang diperlukan untuk melakukan akuisisi sangatlah

mahal dan hasilnya pun belum tentu sesuai dengan harapan. Disamping

itu, pelaksanaan akuisisi juga dapat memberikan pengaruh negatif

terhadap posisi keuangan dari acquiring company apabila strukturisasi dari

akuisisi mengunakan cara pembayaran dengan kas atau melalui pinjaman

(Payamta, 2004). Hal negatif ini timbul jika perusahaan tidak sanggup

membayar deviden kepada para pemegang saham.

7

Sedangkan hal positif yang mendorong perusahaan melakukan

akuisisi adalah untuk menciptakan suatu sinergi. Sinergi itu dapat berupa

sinergi operasi, financial, manajerial, teknologi dan pemasaran. Melalui

sinergi ini diharapkan perusahaan mampu mengoptimalkan kinerjanya

(Moin, 2007:55). Dari sisi keuangan perusahaan, akuisisi adalah salah satu

bentuk investasi jangka panjang yang harus diinvestigasi dan dianalisis

dari aspek kelayakan bisnisnya. Maka tidak lain tujuan akuisisi adalah

untuk membangun keunggulan kompetitif perusahaan jangka panjang

yang pada gilirannya dapat meningkatkan nilai perusahaan atau

memaksimalkan kemakmuran pemilik perusahaan.

Keputusan akuisisi sendiri dapat berpengaruh terhadap keadaan di

pasar modal. Reaksi yang timbul di pasar modal terhadap keputusan

akuisisi ini dapat ditangkap positif dan negatif oleh para investor. Reaksi

positif dan negatif terhadap kejadian merger dan akuisisi tergantung dari

ketersediaan informasi bagi investor pada waktu pengumuman merger dan

akusisi serta perspektif pasar terhadap keputusan akuisisi. Pengumuman

akuisisi dapat mempengaruhi harga saham dalam jangka pendek karena

adanya efek psikologis terhadap para investor.

Sebagai contoh rencana yang akan akan dilakukan oleh PT

Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) untuk mengakuisisi Pertamina Gas

(Pertagas) mendapat sambutan positif dari para pelaku pasar modal.

Langkah tersebut dianggap akan memberikan nilai tambah yang optimal

bagi pengembangan infrastruktur gas dan pemanfaatan gas bumi daripada

8

PGN oleh Pertamina. Hal ini berbanding terbalik dengan keinginan

BUMN agar Pertamina mengakuisisi PGN yang dinilai sebagai langkah

yang tidak tepat. terbukti akibat isu tersebut saham PGN di Bursa Efek

Indonesia (BEI) terus mengalami tekanan (TribunNews.com,2013 :

http://id.berita.yahoo.com/pelaku-pasar-dukung-pgn-akuisisi-pertagas-

060107703--finance.html).

Bunga Rampai, (2002) dalam Sri Dwi A Ambarwati, (2010: 285)

Pengumuman merger dan akuisisi adalah informasi yang penting bagi

suatu industri, artinya informasi tersebut tidak hanya berpengaruh bagi

perusahaan pengakuisisi (akuisitor) dan perusahaan yang diakuisisi

(target) tetapi juga bagi perusahaan lain dalam industri yang sama dengan

akuisitor dan perusahaan target. Sesuai dengan signalling theory yang

menyatakan bahwa sinyal adalah suatu tindakan manajemen perusahaan

yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen

memandang prospek perusahaan (Agnes Sawir, 2004: 118).

Prinsip dari signalling theory adalah bahwa setiap tindakan

mengandung informasi. Maka pengumuman akuisisi yang dilakukan oleh

perusahaan merupakan salah satu contoh penyampaian informasi melalui

signalling. Berdasarkan signalling theory, perusahaan melakukan akuisisi

untuk memberikan sinyal yang positif atau ekspektasi optimis kepada

publik. Sinyal positif ini menginterpretasikan bahwa perusahaan akan

memberikan prospek yang baik bagi para investor.

9

Riset-riset empiris tentang pengaruh akuisisi yang sudah dilakukan

cenderung melihat kinerja saham perusahaan dengan hasil yang beragam.

Loughran and Vijh (1997) dalam Sri Dwi A Ambarwati (2010)

menemukan hasil bahwa perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi

akan mendatangkan abnormal return bagi pemegang saham. Hal senada

juga ditemukan oleh riset Marwan Asri (1998) dalam Sri Dwi A

Ambarwati (2010: 285-286) yang menemukan bukti empiris adanya

abnormal return signifikan setelah pengumuman akuisisi.

Slamat H Aritonang, dkk, (2009) dalam jurnal penelitiannya

menyatakan bahwa pengumuman akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan

dapat menjadi informasi yang dijadikan oleh investor untuk dijadikan

bahan pertimbangan atau referensi dalam melakukan keputusan investasi.

Maka keputusan akuisisi yang di ambil oleh suatu perusahaan dapat

menjadi informasi yang digunakan untuk melihat reaksi pasar modal.

Reaksi pasar tersebut dapat dipengaruhi oleh tingkat keuntungan yang

diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau

menggunakan abnormal return dan tingkat likuiditas saham.

Abnormal return dapat digunakan untuk menguji kandungan

informasi dari suatu pengumuman. Jika suatu pengumuman mengandung

informasi maka pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut

diterima oleh pasar, begitu juga sebaliknya apabila suatu suatu

pengumuman tidak mengandung informasi maka pasar tidak akan bereaksi

terhadap pengumuman tersebut (Hartono, dalam Aritonang S H, dkk,

10

2009). Abnormal return adalah Selisih antara tingkat keuntungan yang

sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Abnormal return

sering digunakan untuk menghitung efisiensi pasar. Pasar dikatakan

efisien jika tidak satu pun pelaku pasar yang menikmati abnormal return

dalam jangka waktu yang cukup lama. Abnormal return dapat pula

digunakan sebagai menghitung kinerja surat berharga.

Sedangkan efek lain yang dilihat dari pelaksanaan akuisisi adalah

dari aktivitas likuiditas saham. Likuiditas menurut Bursa efek Indonesia

(informasi umum pasar modal, stock exchenge) adalah kelancaran yang

menunjukan tingkat kemudahan dalam mencairkan modal investasi. Yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah likuiditas saham. Menurut E.A.

Koentin, (1994:106) likuiditas saham adalah mudahnya saham yang

dimiliki seseorang dapat diubah menjadi uang tunai melalui mekanisme

pasar modal.

Ukuran utama likuiditas menurut Fabozzi (1999) adalah besarnya

selisih hasil antara harga penawaran (harga yang diinginkan) dengan harga

yang diminta (harga yang disetujui pembeli) atau yang disebut bid-ask

spread. Semakin kecil spread suatu saham berarti semakin likuid saham

tersebut dan semakin besar spread maka semakin rendah likuiditasnya.

Spread antara harga bid dan harga ask ini mencerminkan biaya yang harus

dikeluarkan untuk mengubah saham menjadi kas atau sebaliknya. Saham

yang likuiditasnya rendah memiliki spread yang besar, yang berarti

11

semakin besar biaya yang harus dikeluarkan untuk mengubah saham

menjadi kas atau sebaliknya.

Beberapa peneliti yang meneliti tentang melihat reaksi pasar telah

banyak dilakukan. Wibowo dan Pakereng (2001) pengaruh pengumuman

merger dan akuisisi terhadap return saham perusahaan akuisitor dan

nonakuisitor dalam industri yang sama di Bursa Efek Indonesia

membuktikan adanya abnormal return saham perusahaan akuisitor dan

nonakuisitor.

Sedangkan dalam penelitian Payamta & Setiawan (2004), hasilnya

menunjukan pengujian secara serentak terhadap semua rasio keuangan

perusahaan manufaktur setelah melakukan merger dan akuisisi ternyata

tidak mengalami perbaikan dibandingkan dengan sebelum melakukan

merger dan akuisisi. Abnormal return sesudah merger dan akuisisi adalah

negatif dengan periode jendela 45 hari ( 22 hari sebelum dan 22 setelah

keputusan merger dan akuisisi).

Begitu pula dengan penelitian Aritonang S H, dkk, (wacana Vol.12

No. 4, 2009), menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

antara return saham pada periode sebelum-saat, saat-sesudah

pengumuman merger dan akuisisi. Pegujian abnormal return menghasilkan

kesimpulan tidak ada perbedaan pada nilai rata-rata abnormal return

sebelum-saat pengumuman dan saat-sesudah pengumuman. Sedangkan

untuk pengujian pasangan periode sebelum sesudah pengumuman merger

dan akuisisi memperoleh hasil terdapat perbedaan yang signifikan antara

12

rata-rata abnormal return saham sebelum – sesudah pengumuman merger

dan akuisisi. Pengujian aktivitas volume perdagangan untuk periode lima

hari di seputar pengumuman, menghasilkan kesimpulan yang sama yaitu

tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada pasangan pengujian

sebelum-saat, saat-sesudah, dan sebelum sesudah pengumuman merger

dan akuisisi.

Berdasarkan uraian dan data di atas, ternyata ditemukan perbedaan

antara hsil penelitian satu dengan yang lainnya. Hal ini menarik bagi

penulis untuk meneliti kembali sejauh mana pengaruh akuisisi terhadap

reaksi pasar. Untuk itu penelitian ini mengambil judul “Analisis Tingkat

Abnormal Return dan Likuiditas Saham Sebelum dan Sesudah

Akuisisi ( Studi Pada Perusahaan Pengakuisisi yang Terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013)”.

Penelitian ini mengukur seberapa besar pengaruh akuisisi terhadap

reaksi pasar, seperti abnormal return dan likuiditas saham. Penelitian ini

akan dilakukan dengan periode jendela 20 hari, yaitu 10 hari sebelum dan

10 hari setelah akuisisi. Periode jendela dipilih 20 hari karena diharapkan

pergerakan harga saham peristiwa yang terjadi tidak dipengaruhi peristiwa

lain, sehingga dapat menghindari terjadinya bias.

1.2 Identifikasi Masalah

13

Moin 2007, menyatakan akuisisi adalah pengambilalihan

kepemilikan atau pengendalian (control) atas asset atau saham suatu

perusahaan oleh perusahaan lainnya, namun perusahaan pengambilalih dan

yang diambil alih masih ada sebagai badan hukum yang terpisah.

Dalam penelitian kali ini penulis mencoba untuk membahas

mengenai perusahaan go publik, yaitu perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) yang melakukan keputusan akuisisi. Hal ini

bertujuan untuk mengetahui apakah keputusan yang dilakukan oleh

perusahaan dapat berpengaruh secara langsung kepada keputusan investor

untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan

dengan cara melihat tingkat abnormal return dan likuiditas saham selama

jendela pengumuman akuisisi. Adapun jendela pengamatan yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah 20 hari, yaitu 10 hari sebelum

pengumuman akuisisi dan 10 hari setelah pengumuman.

Abnormal return dan likuiditas saham dapat dijadikan sebagai

indikator untuk melihat reaksi pasar terhadap informasi yang diberikan

oleh perusahaan atau informasi yang terjadi di pasar. Abnormal return

adalah selisih antara tingkat keuntungan yang sebenarnya dengan

keuntungan yang diharapkan. Sedangkan Ukuran utama likuiditas menurut

Fabozzi (1999) adalah besarnya selisih hasil antara harga penawaran

(harga yang diinginkan) dengan harga yang diminta (harga yang disetujui

pembeli) atau yang disebut bid-ask spread.

14

Dalam penelitian sebelumnya sudah banyak yang membahas

mengenai analisis abnormal return dan likuiditas saham terhadap

pengumuman merger dan akuisisi, namun hasil penelitian masih berbeda

beda. Oleh karena itu penulis tertarik untuk kembali mengangkat topik ini

sebagai bahan penelitian. Dengan tujuan dapat mengetahui apakah

keputusan yang dilakukan oleh perusahaan dapat mempengaruhi

keputusan investasi bagi para investor.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran abnormal return sebelum dan sesudah akuisisi?

2. Bagaimana gambaran likuiditas saham sebelum dan sesudah akuisisi?

3. Apakah terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan setelah

akuisisi?

4. Apakah terdapat perbedaan likuiditas saham sebelum dan sesudah

akuisisi?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui gambaran dari abnormal return sebelum dan sesudah

akuisisi.

2. Mengetahui bagaimana gambaran likuiditas saham sebelum dan

sesudah akuisisi.

15

3. Mengetahui bagaimana perbedaan abnormal return sebelum dan

setelah akuisisi.

4. Mengetahui bagaimana perbedaan likuiditas saham sebelum dan

setelah akuisisi.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Investor

Adapun manfaat bagi investor dengan adanya penelitian ini yaitu

diharapkan penelitian ini bisa di jadikan acuan atau sumber informasi

yang digunakan oleh investor untuk pengambilan keputusan

investasinya, sehingga sesuai dengan harapannya yaitu mendapatkan

keuntungan.

2. Bagi Perusahaan

Adapun manfaat bagi perusahaan adalah sebagai acuan untuk membuat

keputusan ekonomi yang berkaitan dengan perubahan keuntungan

yang disebabkan oleh akuisisi di bursa efek.

3. Bagi Akademisi dan Peneliti

Manfaat dilakukannya penelitian ini bagi penulis adalah untuk

menambah pengalaman dalam menulis karya ilmiah, dan menambah

wawasan mengenai akuisisi dan pengaruhnya terhadap perusahaan.

Dam memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu manajemen

16

keuangan, terutama kaitannya dengan masalah abnormal return dan

likuiditas saham disekitar pengumuman akuisisi.