BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · PDF fileArsitektur tradisional merupakan salah satu...

21
1 | Page BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kekayaan kebudayaan bangsa Indonesia. Keragaman Arsitektur tradisional yang tersebar di bentang kawasan Nusantara menjadi sumber ilmu pengetahuan yang tiada habis-habisnya. Arsitektur tradisional di setiap daerah menjadi lambang kekhasan budaya masyarakat setempat. Sebagai suatu bentuk kebudayaan arsitektur tradisional dihasilkan dari satu aturan atau kesepakatan yang tetap dipegang dan dipelihara dari generasi ke generasi. Aturan tersebut akan tetap ditaati selama masih dianggap dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat setempat. Pada masa sekarang dimana modernisasi serta globalisasi demikian kuat mempengaruhi peri kehidupan dan merubah kebudayaan masyarakat, Adalah suatu kondisi alamiah bahwa suatu kebudayaan pasti akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Namun perubahan yang diinginkan adalah perubahan yang tetap memelihara karakter inti dan menyesuaikannya dengan kondisi saat ini. Sehingga tetap terjaga benang merah masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Desa adat Tigawasa yang berada di kabupaten Buleleng ini merupakan salah satu Desa Bali Aga yang masih memegang erat kebudayaan tradisionalnya. Meskipun beberapa unsurnya mulai terpengaruhi oleh budaya modern sendiri. Ini menjadi salah satu alesan saya memilih Desa Adat Tigawasa sebagai objek dari studi kasus saya ini. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah : 1.2.1 Bagaimana kondisi fisik dari Desa Tigawasa? 1.2.2 Bagaimana pola hunian pada Desa Adat Tigawasa? 1.2.3 Apa peranan budaya dalam arsitektur pada bangunan rumah Desa Tigawasa? 1.3 Tujuan Penulisan Dari rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · PDF fileArsitektur tradisional merupakan salah satu...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · PDF fileArsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kekayaan kebudayaan bangsa ... Syam menyebutkan bahwa akulturasi lebih merupakan

1 | P a g e

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Arsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kekayaan kebudayaan bangsa

Indonesia. Keragaman Arsitektur tradisional yang tersebar di bentang kawasan Nusantara

menjadi sumber ilmu pengetahuan yang tiada habis-habisnya. Arsitektur tradisional di setiap

daerah menjadi lambang kekhasan budaya masyarakat setempat. Sebagai suatu bentuk

kebudayaan arsitektur tradisional dihasilkan dari satu aturan atau kesepakatan yang tetap

dipegang dan dipelihara dari generasi ke generasi. Aturan tersebut akan tetap ditaati selama

masih dianggap dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat setempat.

Pada masa sekarang dimana modernisasi serta globalisasi demikian kuat

mempengaruhi peri kehidupan dan merubah kebudayaan masyarakat, Adalah suatu kondisi

alamiah bahwa suatu kebudayaan pasti akan mengalami perubahan dari waktu ke waktu.

Namun perubahan yang diinginkan adalah perubahan yang tetap memelihara karakter inti dan

menyesuaikannya dengan kondisi saat ini. Sehingga tetap terjaga benang merah masa lalu,

masa kini dan masa yang akan datang.

Desa adat Tigawasa yang berada di kabupaten Buleleng ini merupakan salah satu Desa

Bali Aga yang masih memegang erat kebudayaan tradisionalnya. Meskipun beberapa unsurnya

mulai terpengaruhi oleh budaya modern sendiri. Ini menjadi salah satu alesan saya memilih

Desa Adat Tigawasa sebagai objek dari studi kasus saya ini.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :

1.2.1 Bagaimana kondisi fisik dari Desa Tigawasa?

1.2.2 Bagaimana pola hunian pada Desa Adat Tigawasa?

1.2.3 Apa peranan budaya dalam arsitektur pada bangunan rumah Desa Tigawasa?

1.3 Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan tujuan dari penulisan makalah ini

adalah :

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · PDF fileArsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kekayaan kebudayaan bangsa ... Syam menyebutkan bahwa akulturasi lebih merupakan

2 | P a g e

1.3.1 Mengetahui mengenai kondisi fisik dari Desa Tigawasa.

1.3.2 Mengetahui pola hunian yang ada di Desa Tigawasa.

1.3.3 Mengetahui mengenai peranan budaya dalam arsitektur pada bangunan Desa Tigawasa.

1.4 Metode Penulisan

Metode yang dilakukan dalam penyusunan makalah ini adalah dengan metode

pengumpulan data melalui beberapa tinjauan lapangan langsung dan wawancara langsung

terhadap pihak terkait.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan sistematika

penulisan dari makalah mengenai Peran Budaya pada Arsitektur di Desa Adat Tigawasa pada

mata kuliah Arsitektur dan Budaya ini.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Bab ini membahas mengenai teori dan pemahaman mengenai Peran Budaya terhadap

Arsitektur.

BAB III STUDI KASUS

Bab ini berisi tentang studi kasus mengenai Peran Budaya terhadap Arsitektur pada bangunan

rumah di Desa Adat Tigawasa.

BAB IV PENUTUP

Memuat kesimpulan dan saran atas teori dan pemahaman mengenai Arsitektur dan Budaya

serta studi kasus mengenai Peran Budaya terhadap Arsitektur pada bangunan rumah di Desa

Adat Tigawasa.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · PDF fileArsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kekayaan kebudayaan bangsa ... Syam menyebutkan bahwa akulturasi lebih merupakan

3 | P a g e

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1 Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan berasal dari kata cultuure (Belanda) culture (Inggris) dan colere (Latin)

yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan terutama

pengolahan tanah yang kemudian berkembang menjadi segala daya dan aktifitas manusia

manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Dari bahasa Indonesia (Sansekerta)

“buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Pendapat lain

“budaya” adalah sebagai suatu perkembangan darikata majemuk budi-daya, yang berarti daya

dari budi, karena itu mereka membedakan antara budaya dan kebudayaan. Budaya adalah daya

dari budi yang berupa cipta,karsa dan rasa.

Kebudayaan mempunyai arti yang sangat luas dan pengertiannya tergantung dari

bidang, tujuan bahasan atau penelitian tentang kebudayaan tersebut dilakukan. Terdapat

konsep kebudayaan yang bersifat materiel, yang dilawankan dengan kebudayaan yang bersifat

idiel atau konsep yang mencakup keduanya. A. Kroeber & C. Kluchkohn (dalam Poerwanto,

1997) secara lengkap menyatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan pola-pola tingkah

laku dan bertingkah laku, eksplisit maupun implisit yang diperoleh melalui simbol yang

akhirnya mampu membentuk sesuatu yang khas dari kelompok-kelompok manusia, termasuk

perwujudannya dalam benda-benda materi. Seperti halnya dinyatakan Koentjaraningrat (2005)

bahwa kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang didapatkannya

melalui belajar. Dengan mengkaji lingkungan alam tempat tinggalnya, menyesuaikan diri dan

mencoba menarik manfaatnya.

Menurut wujud atau bentuknya kebudayaan dibagi dari yang abstrak sampai ke yang

kasat. JJ. Honigman dalam Koentjaraningrat (2005) membagi wujud kebudayaan tersebut

dalam 3 bagian, yakni: Sistem Kebudayaan (Cultural System) yang bersifat abstrak berupa nilai

atau pandangan hidup, Sistem Sosial (Sosial system) yang berupa pola kegiatan yang sifatnya

lebih konkrit serta Kebudayaan Fisik (Physical Culture) berupa peralatan, perabot dan

bangunan yang sifatnya paling konkrit. Masing-masing bentuk kebudayaan tersebut berkaitan

erat satu sama lain.

Pada semua kebudayaan terdapat unsur-unsur yang selalu ada yang dikategorikan

dalam tujuh unsur kebudayaan meliputi: Sistem Religi dan Upacara Keagamaan, Sistim dan

Organisasi Kemasyarakatan, Sistem Pengetahuan, Bahasa, Kesenian, Sistem Mata Pencaharian

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · PDF fileArsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kekayaan kebudayaan bangsa ... Syam menyebutkan bahwa akulturasi lebih merupakan

4 | P a g e

serta Sistem Teknologi (Kluckhohn dalam Koentjaraningrat, 2005). Unsur budaya tersebut

merujuk pada macam atau tema kebudayaan. Sifat unsur kebudayaan tersebut universal, artinya

pada kebudayaan apapun ketujuh unsur tersebut ada, hanya komposisinya saja yang akan

berbeda. Komposisi inilah yang akan memberikan karakter pada suatu kebudayaan

.

Unsur-Unsur Kebudayaan

1. Sistem Religi (sistem kepercayaan).

Merupakan produk manusia sebagai homo religieus. Manusia yang memiliki

kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat

kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut, sehingga menyembahnya dan

lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.

2. Sistem organisasi kemasyarakatan.

Merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah,

namun memiliki akal, maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia

bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

3. Sistem pengetahuan.

Merupakan produk manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari

pemikiran sendiri, disamping itu didapat juga dari orang lain. Kemampuan manusia

mengingat- ingat apa yang telah diketahui kemudian menyampaikannya kepada orang lain

melalui bahasa. menyebabkan pengetahuan menyebar luas. Lebih-lebih bila pengetahuan itu

dibukukan, maka penyebarannya dapat dilakukan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi.

Merupakan produk manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan

manusia secara umum terus meningkat,

5. Sistem Teknologi dan Peralatan.

Merupakan produk dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirarmya

yang eerdas dan dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan

erat,manusia dapat membuat dan mempergunakan alat. Dengan alat-alat ciptaannya itulah

manusia dapat lebih mampu meneukupi kebutuhannya daripada binatang

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · PDF fileArsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kekayaan kebudayaan bangsa ... Syam menyebutkan bahwa akulturasi lebih merupakan

5 | P a g e

6. Bahasa.

Merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada

mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode) yang kemudian disempumakan dalam

bentuk bahasa lisan, dan akhimya menjadi bentuk bahasa tulisan.

7. Kesenian.

Merupakan hasil dari manusia sebagai homo aestetieus. Setelah manusia dapat

mencukupi kebutuhan fisiknya, maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya untuk dipuaskan.

Manusia bukan lagi semata-mata memenuhi kebutuhan isi perut saja, mereka juga perlu

pandangan mata yang indah, suara yang merdu, yang semuanya dapat dipenuhi melalui

kesenian,

2.2 Perubahan Kebudayaan

Budaya sebagai sebuah sistem tidak pernah berhenti tetapi mengalami perubahan dan

perkembangan, baik karena dorongan-dorongan dari dalam maupun dari luar sistem tersebut.

Perubahan ini logis terjadi karena aspek proses adaptasi dan belajar manusia sehingga selalu

menuju pada tataran serta tuntutan yang lebih baik. Dengan perubahan tersebut waktu dalam

arti masa dan kesejarahan menjadi faktor yang perlu diperhitungkan.

Dalam perkembangannya, akibat perpindahan atau hubungan antar masyarakat dalam

berbagaikegiatan, persinggungan bahkan percampuran antara kebudayaan satu dengan

kebudayaan yang lain tidak akan terhindarkan. Proses pertemuan dua kebudayaan yang

berbeda menyebabkan terjadinya akulturasi dan asimilasi (Poerwanto, 1997). Akulturasi terjadi

ketika kelompok-kelompok individu yang memiliki kebudayaan yang saling berbeda

berhubungan langsung dan intensif sehingga kemudian menyebabkan perubahan pola

kebudayaan pada salah satu atau kedua kebudayaan tersebut (Syam, 2005).

Syam menyebutkan bahwa akulturasi lebih merupakan pengkayaan suatu kebudayaan

tanpa merubah ciri awal kebudayaan tersebut. Asimilasi adalah proses peleburan kebudayaan

dimana satu kebudayaan dapat menerima nilai-nilai kebudayaan yang lain dan menjadikannya

bagian dari perkembangan kebudayaannya (Park dan Burgess dalam Poerwanto, 1997).

Rapoport (1994) menyebut akulturasi ini sebagai salah satu bentuk kebudayaan

berkelanjutan (Cultural Sustainability) yang merupakan upaya suatu kebudayaan agar dapat

bertahan. Rapoport, menyatakan, walaupun suatu kebudayaan pasti berubah, yang diharapkan

adalah sebuah perkembangan, dengan tetap mempertahankan karakter dari kebudayaan

tersebut. Perubahan lebih merupakan adaptasi terhadap tuntutan dan tatangan baru agar

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · PDF fileArsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kekayaan kebudayaan bangsa ... Syam menyebutkan bahwa akulturasi lebih merupakan

6 | P a g e

kebudayaan tersebut dapat tetap hidup. Dengan demikian ada bagian-bagian yang tetap eksis

dan menjadi ciri kuat dari kebudayaan tersebut serta ada bagian-bagian yang berubah

menyesuaikan perkembangan jaman (continuity and change). Unsur-unsur yang tetap

dipertahankan dan diturunkan antar generasi menjadi tradisi kebudayaan.

2.3 Hubungan Arsitektur dan Kebudayaan

Masyarakat tiap daerah mempunyai kemampuan dan kreativitas yang berbeda dalam

mengadaptasi dan mengolah kebudayaan baru. Hal ini mempengaruhi dan mengakibatkan

bervariasinya hasil-hasil budaya itu, antara lain adalah beragamnya kekhasan arsitektur yang

mampu mencerminkan budaya daerah. Rumah dengan segala perwujudan bentuk , fungsi dan

maknanya senantiasa diatur, diarahkan, dan ditanggapi atau diperlakukan oleh penghuni

menurut kebudayaan yang mempengaruhi masyarakat yang bersangkutan.

Konteks kebudayaan dalam bentuknya yang akan tercermin dalam karya arsitektur

meliputi: agama, sosial, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, estetika. Nilai

sebagai salah satu perwujudan kebudayaan akan mencakup hal yang berkenaan dengan

kebenaran (logika), kebaikan (etika), keindahan (estetika). Faktor fungsi dari kebudayaan

dalam wujud arsitektur ditentukan oleh kebutuhan, teknologi, asosiasi, estetika, telesik

(kesejamanan), pemakaian yang tepat.

Sebagaimana setiap suku bangsa mempunyai corak rumah masing-masing baik bentuk

maupun fungsi dari rumah tinggal yang di huninya. rumah tempat tinggal dapat berlainan

menurut ukuran serta kemewahannya, karena sebuah rumah orang Jawa dapat juga

memperlihatkan bagaimana status sosial dari penghuninya. Arsitektur merupakan salah satu

hasil budaya yang dapat menunjukkan identitas masyarakat pendukungnya.

2.4 Arsitektur dalam Perubahan Kebudayaan

Dalam membahas arsitektur, terdapat tiga aspek yang sangat terkait di dalamnya, yakni

contend, container dan context. Contend menyangkut isi, yakni manusia sebagai penghuni

dengan segala aktifitas dan kebudayaanya. Container menyangkut wadah, bentuk fisik,

lingkungan binaan atau bangunan yang mewadahi kegiatan manusia tersebut. Context

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · PDF fileArsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kekayaan kebudayaan bangsa ... Syam menyebutkan bahwa akulturasi lebih merupakan

7 | P a g e

menyangkut tempat, lingkungan alam dimana wadah dan isinya berada. Perubahan diantara

ketiganya akan menyebabkan berubah pula yang lain.

Dalam hal perubahan budaya, bentuk perubahan lingkungan permukiman tidak

berlangsung spontan dan menyeluruh, tetapi tergantung pada kedudukan elemen lingkungan

tersebut dalam sistern budaya (sebagai core atau sebagai peripheral elemen). Hal ini

mengakibatkan adanya, elemen-elemen yang tidak berubah serta ada elemen-elemen yang

berubah mengikuti perkembangan. Elemen yang tetap akan menjadi ciri khas dan pengenal dari

arsitektur suatu daerah pada skala yang luas, sementara elemen yang berubah akan menjadi

farian dan keragaman pada lingkup atau daerah yang lebih kecil.

Arsitektur sebagai wujud nyata kebudayaan dapat dipastikan akan ikut terimbas mana

kala kebudayaan sebagai suatu sistem keseluruhan mengalami perubahan. Bahkan sebagai

bentuk kebudayaan yang kedudukannya paling luar, arsitektur merupakan bentuk kebudayaan

yang paling rentan berubah. Sebagai bentuk adaptasi, perubahan-perubahan bentuk arsitektur

tersebut akan mewakili kondisi kebudayaan pada saat itu, yang apabila dirangkaikan akan dapat

bercerita tentang sejarah suatu kebudayaan.

2.5 Arsitektur Tradisional

Arsitektur sebagai produk kebudayaan akan mencerminkan peradaban masyarakat

setempat. Pada kebudayaan yang bertahan karena nilai-nilainya tetap dipegang dan diturunkan

antar generasi, akan tercermin pada tampilan arsitektur lingkungan binaannya. Wujud fisik

kebudayaannya dikenal sebagai arsitektur tadisional. Arsitektur tradisional kerap dipadankan

dengan Vernakular Architecture, Indigenous, Tribal (Oliver dalam Martana, 2006), Arsitektur

Rakyat, Anonymus, Primitive, Local atau Folk Architecture (Papanek dalam Wiranto, 1999).

Juga disebut sebagai Arsitektur Etnik (Tjahjono,1991).

Istilah-istilah tersebut diatas saling terkait dan pada penggambarannya sulit dipisahkan

satu sama lain. Beberapa persamaannya adalah karakter spesifik yang merujuk pada budaya

masyarakat, keterkaitan yang dalam dengan lingkungan alam setempat (lokalitas), serta

bersumber dari adat yang diturunkan antar generasi dengan perubahan kecil.

Menurut Oliver (2006) arsitektur vernakular (dalam bahasan ini akan disebut sebagai

arsitektur tradisional) dibangun oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan khusus dalam

pandangan hidup masing-masing masyarakat. Kebutuhan khusus dari nilai-nilai yang bersifat

lokal ini menimbulkan keragaman bentuk antar daerah. Kekhasan dari masing-masing daerah

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · PDF fileArsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kekayaan kebudayaan bangsa ... Syam menyebutkan bahwa akulturasi lebih merupakan

8 | P a g e

tergantung dari respon dan pemanfaatan lingkungan lokalnya yang mencerminkan hubungan

erat manusia dan lingkungannya (man & enfironment).

Jadi keragaman arsitektur tradisional mencerminkan besarnya fariasi budaya dalam

luasnya spektrum hubungan masyarakat dan tempatnya. Karakter kebudayaan dan konteks

lingkungannya menjadi fokus bahasan arsitektur tradisional. Nilai-nilai yang cocok dan dapat

memenuhi kebutuhan dipertahankan dan menjadi tradisi yang diturunkan dari ayah ke anak.

Tradisi ini akan tetap dipertahankan bila mempunyai makna, baik praktis maupun simbolis.

Arsitektur Tradisional Bali

Arsitektur Tradisional merupakan bagian dari kebudayaan dimana kelahirannya

dilatarbelakangi oleh norma-norma agama, adat kebiasaan dan juga keadaan alam setempat.

Arsitektur Tradisional adalah sebuah perwujudan ruang yang berfungsi untuk menampung

segaka aktivitas manusia yang diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya dengan dan atau

tanpa adanya perubahan didalamnya. ( Arsitektur Tradisional Daerah Bali; 10)

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2005, Arsitektur

Tradisional Bali memiliki arti sebagai sebuah tata ruang dimana pembangunannya didasarkan

atas nilai dan norma-norma baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang akan diwariskan

secara turun menurun. Sementara Arsitektur Non Tradisional Bali adalah arsitektur yang tidak

menerapkan norma-norma arsitektur tradisional Bali secara utuh tetapi menampilkan gaya

arsitektur tradisional Bali. ( Perda Prov. Bali Nomor 5 Tahun 2005 tentang Persyaratan

Arsitektur Bangunan Gedung )

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · PDF fileArsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kekayaan kebudayaan bangsa ... Syam menyebutkan bahwa akulturasi lebih merupakan

9 | P a g e

BAB III

STUDI KASUS

3.1 Tinajuan Objek Desa Tigawasa

Pada studi kasus ini, dipilih salah satu rumah di Desa Adat Tigawasa, Buleleng yang

tergolong Desa Bali Aga yang saat ini sedang mengalami pergeseran atau perubahan arsitektur

dalam konteks kebudayaan baik dari segi fisik maupun non fisik.

Gambar : Peta Lokasi Desa Adat Tigawasa

Sumber : https://maps.google.com

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · PDF fileArsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kekayaan kebudayaan bangsa ... Syam menyebutkan bahwa akulturasi lebih merupakan

10 | P a g e

Gambar : Peta Lokasi Desa Adat Tigawasa

Desa Tigawasa dari kota Singaraja dengan arah ke barat yang jaraknya ± 19 km sampai

di Labuan Aji ( Ramayana ). Dari Labuan Aji ( Ramayana ) ke selatan dengan jarak ± 5 km,

adapun letak Desa Tigawasa pada tanah landai di pegunungan, yang dari permukaan laut ± 500

s/d 700 m. Desa Tigawasa mempunyai luas wilayah 1690 Ha dari pegunungan sampai ke pantai

( laut ) Tukad Cebol (kini Desa Kaliasem ) kampung Bunut Panggang, Bingin Banjah dan

Kampung Labuan Aji adalah wilayah Desa Tigawasa.

LUAS WILAYAH : 1.690 Ha

LETAK DAN BATAS DESA

Letak Geografis

Batas-batas Desa :

Sebelah utara : Desa Temukus dan Kaliasem

Sebelah Selatan : Desa Pedawa

Sebelah Barat : Desa Cempaga

Sebelah Timur : Desa Kayu Putih Melaka

JUMLAH BANJAR DINAS : Terdiri dari 9 Banjar dinas

Nama Banjar Dinas :

- Banjar Dinas Dauh Pura

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · PDF fileArsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kekayaan kebudayaan bangsa ... Syam menyebutkan bahwa akulturasi lebih merupakan

11 | P a g e

- Banjar Dinas Sanda

- Banjar Dians Pangussari

- Banjar Dinas Wanasari

- Banjar Congkang

- Dinas Dinas Gunung Anyar

- Banjar Dinas Dangin pura

- Banjar Dinas Umasedi

- Banjar Dinas Konci

JUMLAH PENDUDUK : 5.161 Jiwa

Laki-laki : 2.571

Perempuan : 2.570

MATA PENCAHARIAN

Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Dagang dan Indutri Anyaman Bambu.

ORGANISASI DESA

Subak Abian.

Karang Taruna.

Kelompok PKK

Sekaha Teruna-Teruni

Tani Ternak

POTENSI DESA : Pertanian, Peternakan, Kerajinan Tangan

SARANA PENDIDIKAN

TK : 1 buah ( TK Wira Kusuma Desa Tigawasa )

SD : 3 buah ( SD 1,SD 2, SD 3 Desa Tigawasa )

SMP : 1 buah ( SMP 1 Atap Negeri 2 Banjar )

Paket C : 1 buah ( Paket c Desa Tigawasa ).

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · PDF fileArsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kekayaan kebudayaan bangsa ... Syam menyebutkan bahwa akulturasi lebih merupakan

12 | P a g e

Pola Pemukiman Desa Tigawasa

Pola permukiman Desa Tigawasa memiliki pola permukiman memusat. Permukiman

masyarakat mengelompok di tengah–tengah desa yang dikelilingi oleh kawasan perkebunan

dan tegalan dan perkembangannya menyebar pada lokasi pertanian yang berada pada luar

wilayah Banjar Dauh Pura. Banjar Dauh Pura berada di pusat atau di tengah–tengah desa dan

terdapat rumah dadia sebanyak 37 buah dan tempat suci, yaitu Pura Desa dan Pura Dalem yang

menjadi satu dengan Pura Desa, sedangkan Banjar lainnya berada mengelilingi Banjar dauh

pura dengan wilayahnya berada di luar wilayah utama Desa Tigawasa, biasanya masyarakat

mengatakan wilayah tersebut dengan istilah “kubu”. Kubu merupakan rumah tinggal di luar

pusat permukiman di ladang, di perkebunan atau tempat tempat kehidupan lainya. Lokasi kubu

tersebar tanpa dipolakan sebagai suatu lingkungan permukiman, menempati unit-unit

perkebunan atau ladang-ladang yang berjauhan tanpa penyediaan sarana utilitas. Pola ruang

kubu sebagai rumah tempat tinggal serupa pola dengan rumah/umah.

Pola Hunian Desa Adat Tigawasa

Pola pada bangunan hunian di desa ini tidak menggunakan pola natah yang notabene

berisi banyak bangunan di dalam pekarangan, melainkan pola yang terdiri dari hanya tiga

bagian, yaitu bangunan utama (sakaroras), bangunan suci (sanggah), dan lumbung (jineng).

Proses pembangunan tempat tinggal masyarakat Desa Tigawasa dimulai dengan membangun

penyengker/bata pekarangan kemuadian membangun sanggah dilanjutkan dengan membangun

sakaroras. Jika pemilik rumah memiliki keinginan membangun bangunan penjunjang lainya

juga dapat dilbangun setelah membangun bangunan utama.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · PDF fileArsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kekayaan kebudayaan bangsa ... Syam menyebutkan bahwa akulturasi lebih merupakan

13 | P a g e

Gambar : Jalan akses menuju rumah penduduk

Sumber : Observasi Lapangan, April 2015

3.2 Unsur-Unsur Kebudayaan yang terdapat pada Desa Tigawasa

a. Sistem Religi dan Upacara Keagamaan,

Tigawasa adalah sebuah desa tua “Bali Aga”, tepatnya di Kecamatan Banjar Kabupaten

Buleleng. Nama desa ini sangat erat hubungannya dengan kedatangan seorang Rsi bernama

Rsi Markandeya ke Bali, yang konon membawa anak buahnya “wong Aga” dari Gunumg

Rawung. Menurut Lontar Markandeya Wong Aga inilah yang menetap di Bali hingga

sekarang, yang tersebar di daerah seluruh Bali, misalnya, Tigawasa sendiri, Cempaga,

Sidetapa, Pedawa, Sembiran, Trunyan, Batur dan sebagainya.

Kata Tigawasa berasal dari dua versi, yaitu yang pertama berarti, Tiga Kuasa atau Tiga

Tempat (tempat yang dimaksud adalah: Munduk Taulan, Pememan dan Kayehan Sanghyang).

Sedangkan arti kata yang kedua adalah, Tiga Was atau tiga kali pergi (maksudnya adalah tiga

kali pergi untuk membuat desa, tempat yang pertama adalah di Sanda, kedua Pangus dan yang

terakhir tempat dimana saat ini merupakan pusat desa.

Desa yang terkenal dengan anyaman sokasinya ini memiliki beberapa tradisi yang

sangat unik termasuk tradisi pada saat merayakan hari-hari keagamaan (galungan, kuningan,

Pegatwakan dan sebagainya). Pertama tradisi bahasa, bahasa yang dipakai dalam kehidupan

sehari-hari oleh masyarakat di daerah Tigawasa adalah bahasa pedalaman yaitu bahasa yang

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · PDF fileArsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kekayaan kebudayaan bangsa ... Syam menyebutkan bahwa akulturasi lebih merupakan

14 | P a g e

sudah ada sejak wong Aga sendiri masuk ke daerah Bali. Bahasa ini disebut bahasa Tigawasa

dimana vokal bahasanya kebanyakan memakai vokal ‘a’, yang mirip dengan bahasa Jawi dan

Melayu kuno. Misalnya saja dalam bahasa Indonesia,”mau kemana?”, dan dalam bahasa

Tigawasa, “kal kejapa?” Masih banyak lagi istilah-istilah dalam bahasa Tigawasa yang

mungkin tidak bisa dimengerti oleh masyarakat Bali kebanyakan.

Bali Aga tidak memiliki Pura Dalem, begitu juga dengan Desa Tigawasa. Desa

Tigawasa hanya memiliki Pura Desa, Pura Segara dan pura Gedong Besakih yang merupakan

pengayatan dari Pura Besakih. Kenapa tidak memiliki pura dalem? Karena sudah dirangkul

dan dijadikan satu dengan Bale Agung atau Pura Desa, sehingga orang-orang yang suka dengan

ilmu gelap akan musnah ketika menginjakkan kaki di desa Bali Purwa ini.

1. Pura Desa (Bale Agung)

2. Pura Gedong Besakih

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · PDF fileArsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kekayaan kebudayaan bangsa ... Syam menyebutkan bahwa akulturasi lebih merupakan

15 | P a g e

3. Pura Segara

Masyarakat di desa Tigawasa percaya dengan adanya upacara ngulapin, tetapi upacara

ini dilakukan di kamar suci dan bisa juga di tempat tidur. Istilah ngulapin ini dikenal dengan

istilah Ngidih Yeh Base. Upacara ini diemong oleh Balian desa yang sudah terkenal mumpuni

di bidangnya. Tradisi yang lainnya adalah saat penguburan mayat. Masyarakat desa Tigawasa

mengenal suatu kepercayaan dimana, orang yang meninggal pada hari itu juga langsung

dikubur dan harus dimandikan dengan air sembung, karena sekte yang masih dianut adalah

sektu Sambu.

Selain kepercayaan memandikan mayat dengan air sembung, masyarakat desa juga

memiliki suatu kepercayaan dimana, mayat harus dinyanyikan dengan teriakan-teriakan yang

menyayat hati, yang diistilahkan dengan istilah Ngelenjatang, hal ini dimaksudkan untuk

memisahkan badan halus dan kasar. Mayat yang dikubur tidak memakai peti tetapi langsung

dibungkus dengan tikar dan hanya dibekali nasi bawang ajembung, dan langsung di bawa ke

penguburan setempat.

b. Sistim dan Organisasi Kemasyarakatan,

Secara turun–temurun kehidupan masyarakat Desa Tigawasa tidak pernahterlepas dari

adat. Begitu juga sistem organisasi sosial yang ada selalu mengacu padasistem adat dan awig–

awig . Hal ini lah yang mendasari sistem organisasi sosial yang kuatdan bertahan hingga kini.

Jenis-jenis lembaga tradisional dalam masyarakat Bali adalah desa,banjar ,subak , dan sekehe.

Konsep desa memiliki dua pengertian, yaitu desa adatdan desa dinas.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · PDF fileArsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kekayaan kebudayaan bangsa ... Syam menyebutkan bahwa akulturasi lebih merupakan

16 | P a g e

Adapun jenis-jenis organisasi kemasyarakatan yang berada di Desa Tigawasa adalah

Subak Abian, Karang Taruna, Kelompok PKK, Sekaha Teruna-Teruni, dan Tani Ternak.

c. Bahasa,

Bahasa yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat di daerah Tigawasa

adalah bahasa pedalaman yaitu bahasa yang sudah ada sejak wong Aga sendiri masuk ke daerah

Bali. Bahasa ini disebut bahasa Tigawasa dimana vokal bahasanya kebanyakan memakai vokal

‘a’, yang mirip dengan bahasa Jawi dan Melayu kuno.

d. Kesenian,

Hasil kerajinan anyaman bambu yang terkenal dari desa ini adalah sokasi dan gedeg.

Sokasi (sejenis bakul bertutup khas ala Bali) dibuat dari bambu bali (Gigantochloa sp.) dan

bambu tali (Gigantochloa apus (J.A. & J.H.Schultes) Kurz. Gedeg yang khas dan kaya variasi

dibuat dari jenis-jenis bambu buluh seperti: Schizostachyum lima (Blanco) Merr.,

Schizostachyum zollingeri Steud. dan Schizostachyum castaneum Widjaja.

Berbeda dengan desa-desa lainnya di Bali, pembuatan sokasi mempergunakan jenis-

jenis bambu buluh dan untuk pembuatan gedeg mempergunakan jenis bambu tali dan bambu

bali. Sekalipun pada umumnya hampir semua bambu dapat digunakan untuk anyaman, tetapi

di desa Tigawasa setiap bambu mempunyai peran utama masing-masing pada jenis produk

anyaman tertentu

e. Sistem Mata Pencaharian

Kehidupan ekonomi masyarakat di DesaTigawasa terletak pada sektor pertaniandan

industri rumah tangga bahwa jenis mata pencaharian yang paling dominan di DesaTigawasa

adalah petani sebanyak 47,85% dan sebagi pengarajin industri rumah tangga sebanyak 47,01%.

Banyaknya masyarakat yang bekerjasebagai petani didukung olehluasnya lahan pertanian yang

ada di desa terutama lahan perkebunan kopi dan cengkehmencapaii 6,05% dari luas

keseluruhan Desa Tigawasa. Biasanya masyarakatmemanfaatkan pekarangan rumah (natah)

sebagai tempat menjemur hasil panen kopimaupun cengkeh.

3.3 Pembahasan Peran Budaya Terhadap Arsitektur

Objek studi yang digunakan yaitu rumah yang ada di Desa Adat Tigawasa, dimana

objek rumah yang dikaji yaitu rumah yang masih sangat kental terhadap unsur budaya dalam

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · PDF fileArsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kekayaan kebudayaan bangsa ... Syam menyebutkan bahwa akulturasi lebih merupakan

17 | P a g e

konteks peran budaya terhadap arsitektur Peran budaya dapat dilihat dari fungsi bangunan,

bentuk bangunan, dan kegunaan bangunan tersebut.

Fungsi Bangunan

Rumah tradisional yang masih ada di desa adat Tigawasa ini berjumlah lima

bangunan yang masing-masing dihuni oleh satu anggota keluarga. Disetiap rumah tersebut

langsung mencangkup semua fungsi (kamar tidur, paon, tempat makan dan teras) dari setiap

rumah yang kita ketahui biasanya. Rumah yang ada di desa Tigawasa ini disebut rumah saka

roras(12), rumah ini adalah unsur budaya dari desa Tigawasa yang masih ada sampai

sekarang.

Peran budaya di rumah ini sangat kental terlihat di bangunan ini karena dalam

sejaranya rumah tersebut dihuni dari setiap generasi ke generasi selanjutnya yang telah

kurang lebih 100 tahun yang lalu. Bentuk bangunannya yang dikondisikan untuk kebutuhan

dari setiap keluarga namun dengan bentuk awalnya yaitu berbentuk persegi panjang dengan

saka yang berjumlah 12, dengan fungsi yang menjadi satu di dalam rumah.

Seiring dengan berjalannya budaya yang makin hari makin berkembang, budaya yang

ada di desa Tigawasa ini semakin berubah. Yang dulunya tidak diperbolehkan membangun

rumah leh atas dari pura desa meraka namun sekarang sudah diperbolehkan untuk

membangun diatas dari pura desa mereka, dikarenakan pertambahan jumlah penduduk yang

ada disana. Rumah yang dibangun oleh masyarakat di desa Tigawasa ini sudah berkembang

dari budaya yang ada, mereka membangun mengikuti bangunan masa kini yang kondisinya

mengikuti rumah-rumah yang telah ada diperkotaan.

Perubahan fungsi juga terlihat dengan adanya penambahan fungsi bangunan dapur

dalam satu pekarangan rumah. Pada awalnya, dapur pada bangunan rumah tradisional di desa

Tigawasa ini berada dalam satu bangunan dengan kamar tidur. Namun sesuai dengan

perkembangan budaya yang ada, kini dibangun bangunan dengan fungsi sebagai dapur dan

ruang makan.

Fisik Bangunan

Tak hanya pada fungsi bangunannya saja, perubahan yang terjadi juga terlihat pada

wujud fisik bangunan rumah tradisional tersebut. Perubahan tersebut tidak lain karena

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · PDF fileArsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kekayaan kebudayaan bangsa ... Syam menyebutkan bahwa akulturasi lebih merupakan

18 | P a g e

adanya perkembangan budaya yang ada yang pada akhirnya mempengaruhi nilai arsitektur

pada bangunan rumah itu sendiri.

Contoh bangunan masih ada unsur budayanya yang dimiliki oleh Bapak Made Masa

yang berprofesi sebagai pembuat anyaman dari bamboo. Dirumah ini beliau masih

mempertahankan rumah yang telah di tinggalkan dari buyut Bapak Made masa. Beliau

mempertahankan bangunan ini untuk mempertahankan kebudayaan yang ada di desa

Tigawasa ini.

Gambar : Rumah Kediaman Bapak Made Masa

Sumber : Observasi Lapangan, April 2015

Gambar : Ruang Dalam Rumah Bapak Made Masa

Sumber : Observasi Lapangan, April 2015

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · PDF fileArsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kekayaan kebudayaan bangsa ... Syam menyebutkan bahwa akulturasi lebih merupakan

19 | P a g e

Contoh bangunan yang sudah berkembang dari peran budaya yang telah ada

sejak dulu yaitu rumah dari bapak Ketut Murdika yang berprofesi sebagi kepala desa.

Rumah ini sudah mengikuti jenis rumah yang mengikuti perkembangan budaya, yaitu

rumah masa kini yang telah ada di daerah perkotaan.

Rumah tradisional yang dulunya hanya menggunakaan material-material

tradisional dan tidak difinishing, namun pada rumah tersebut pada bagian dinding sudah

mulai di finishing menggunakan keramik dan pada bagian lantainya juga telah di tutupi

menggunakan material keramik.

Gambar : Ruang Dalam Rumah Bapak Ketut Murdika

Sumber : Observasi Lapangan, April 2015

Pengaruh budaya modern yang berkembang mulai mempengaruhi nilai-nilai

arsitektur pada bangunan tradisional di Desa Tigawasa ini secara tidak langsung. Dan

pengaruh tersebut lebih besar terlihat dari penggunaan bahan material pada bangunan

rumah. Sementara itu, mengenai bentuk dan konsep yang digunakan masih berpacu

pada nilai-nilai budaya tradisional yang telah ada sejak dulu.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · PDF fileArsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kekayaan kebudayaan bangsa ... Syam menyebutkan bahwa akulturasi lebih merupakan

20 | P a g e

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kebudayaan berasal dari kata cultuure (Belanda) culture (Inggris) dan colere (Latin)

yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan terutama

pengolahan tanah yang kemudian berkembang menjadi segala daya dan aktifitas manusia

manusia untuk mengolah dan mengubah alam.

Kebudayaan adalah keseluruhan sistem ,gagasan atau tindakan dan hasil karya manusia

untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang tersusun dalam kehidupan manusia.

Arsitektur adalah indeks budaya yang mempunyai wujud berbeda pada masyarakat yang

berbeda. Arsitektur berkaitan dengan budaya, memiliki system lambang, makna serta skema

kognitif. Arsitektur mempunyai fungsi yang luas yaitu fungsi kebudayaan. Oleh karenanya,

dalam kenyataan dapat dijumpai adanya simbolsimbol arsitektur yang menandai budaya yang

terkandung di dalamnya.

Pada Desa Adat Tigawasa ini, konsep-konsep bangunan tradisional masih dipegang

erat. Seperti bentuk bangunan rumah yang menggunakan saka roras dengan fungsi

didalamnnya sebagai tempat tidur keluarga dan dapur. Namun dalam perkembangannya saat

ini, terjadi beberapa perubahan baik secara fungsi maupun fisik bangunan. Dari fungsi terlihat

adanya penambahan massa dimana fungsi dapur dipisah dari bangunan utama dan membentuk

massa bangunan tersendiri. Sementara dari fisik terlihat dengan adanya penambahan material

finishing dinsing maupun lantai menggunakan keramin.

4.2 Saran

Saran yang bisa diberikan adalah agar budaya-budaya tradisional yang ada di Bali

maupun Indonesia haruslah senantiasa selalu dijaga keberadaannya begitupula dengan nilai-

nilai arsitektur tradisional itu sendiri.

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang · PDF fileArsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kekayaan kebudayaan bangsa ... Syam menyebutkan bahwa akulturasi lebih merupakan

21 | P a g e

DAFTAR PUSTAKA

Gelebet, I Nyoman. 1985. Arsitektur Tradisional Daerah Bali. Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, Bali.

Ganesha, Wayan. 2012. Pola Ruang Permukiman Dan Rumahtradisional Bali Aga Banjar

Dauh Pura Tigawasa. Malang.

Sumber Wawancara :

Kepala Desa Tigawasa, Buleleng : Bapak Ketut Murdika

Sumber Internet :

Zulkifli, Irwan. 2013. Unsur-Unsur Kebudayaan.

https://irwanzulkifli.wordpress.com/2013/11/19/unsur-unsur-kebudayaan/ ( Diakses

pada 4 Juni 2015)

Jendela Arsitektur Desain. 2011. Makalah Arsitektur dan Kebudayaan. http://jendela-

arsitektur-desain.blogspot.com/2013/04/makalah-arsitektur-dan-kebudayaan.html (

Diakses pada 4 Juni 2015)