BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/5564/4/4_bab1.pdfdalam dan luar...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitiandigilib.uinsgd.ac.id/5564/4/4_bab1.pdfdalam dan luar...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Semua instansi pasti memiliki visi dan misi masing-masing yang sesuai
dengan kebutuhannya. Demi mencapai visi dan misi tersebut, suatu instansi tidak
bisa bekerja sendiri, tetapi perlu disokong oleh beberapa indikator yang akan
menentukan keberhasilannya dalam mencapai tujuan yang sudah direncanakan.
Salah satu indikator dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan adalah adanya
peran aktif dari pegawai tersebut sebagai salah satu kompenen sistem organisasi.
Menurut Lembaga survei SDM Widyaiswara Daerah Istimewa Yogyakarta
totoksuharto.blogspot.com/ (06 April 2014, 10:52) bahwa pelatihan aparatur
merupakan investasi untuk mengembangkan kapasitas sumber daya manusia
aparatur, hal tersebut akan terwujud bila pengembangan pola karier PNS jelas dan
terarah.
Seorang PNS yang berada di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
dapat berkarier dalam jabatan struktural maupun jabatan fungsional tertentu, atau
jalur kedua-duanya dengan menggunakan sistem zig-zag dari pejabat struktural
beralih ke jabatan fungsional tertentu atau sebaliknya. Konsep yang sudah
tertuang dalam aturan maupun yang masih dalam tataran kajian sudah banyak
yang mendukung pencapaian karier tersebut.
2
Namun yang menjadi permasalahan saat ini biasanya terjadi dalam
implementasinya, terutama karena anggapan kurang bermaknanya esensi dari
(pendidikan dan pelatihan), seperti halnya yaitu anggapan pendidikan dan
pelatihan hanya sekedar memenuhi persyaratan, orang yang sering pendidikan dan
pelatihan adalah orang yang tidak punya kesibukan, pendidikan dan pelatihan
hanya sekedar pengisi waktu, dan setelah pelatihan tidak tahu ilmu apa yang perlu
diterapkan. Dengan keadaan seperti ini sangat jelas jika peningkatan kinerja
pegawai masih sangat jauh yang diharapkan.
Untuk peningkatan kompetensi, tiga kebijakan telah dikeluarkan oleh
pemerintah tentang pokok-pokok kepegawaian yaitu Undang-undang no. 43
Tahun 1999, PP 101/2000 tentang diklat jabatan pegawai negeri sipil (PNS) dan
PP No. 14 Tahun 1994 tentang pendidikan dan pelatihan untuk dapat membentuk
sosok Pegawai Negeri Sipil seperti tersebut di atas perlu di bina melalui
pendidikan dan pelatihan (diklat) yang mengarah kepada:
1. Meningkatkan kepribadian dan semangat pengabdian kepada masyarakat.
2. Meningkatkan mutu dan kemampuan baik dalam bidang subtansi maupun
kepemimpinannya.
Dan Inpres No. 15 Tahun 1974, tentang Pelaksanaan Kepres No. 34 tahun
1974 pasal 2. “Pelatihan adalah bagian dari pendidikan yang menyangkut proses
belajar untuk memperoleh dan meingkatkan keterampilan diluar sistem
pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode
yang lebih mengutamakan praktek dari pada teori”.
3
Dari pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwa tujuan dari pelatihan adalah:
1. Untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan bakat seseorang;
2. Untuk merubah perilaku seseorang;
3. Untuk merubah dari yang sulit menjadi mudah dalam melakukan atau
melaksanakan pekerjaan (tugas);
4. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam bekerja;
5. Untuk memeprkecil kesenjangan antara kemampuan seseorang dengan
tuntutan pekerjaan;
6. Untuk mengurangi tingkat kecelakaan di tempat kerja;
7. Dengan adanya kegairahan dalam bekerja, tentunya akan menekan tingkat
absensi yang sekaligus menurunkan angka perputaran tenaga kerja;
Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung, merupakan salah satu
organisasi pemerintah yang menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan di
Kota Bandung. Sejalan dengan era otonomi daerah, Dinas Tenaga Krja Kota
Bandung merupakan suatu lembaga Dinas Daerah di lingkungan Pemerintah Kota
Bandung yang mengemban tugas di bidang ketenagakerjaan, sebagaimana diatur
dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2001 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung Nomor 13
Tahun 2007 dengan Struktur Organisasi Lebih Ramping Tetapi Kaya Fungsi.
Adapun program-program yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja Kota
Bandung seperti berikut ini :
4
Tabel 1.1
Evaluasi Kinerja Program-program Dinas Tenaga Kerja Kota
Bandung Tahun 2012-2015
No Kebijaksanaan Program Nilai
Capaian
Program
(%)
1 Sekretariat
Pengelolaan administrasi dan
ketatausahaan dilaksanakan
secara tertib dan konsisten,
diarahkan untuk
meningkatkan kinerja,
efisiensi, dan efektivitas
pelayanan terhadap
masyarakat.
1.1. Peningkatan administrasi
umum dan perlengkapan
1.2. Peningkatan administrasi
keuangan
1.3. Peningkatan administrasi
kepegawaian
1.4. Pengumpulan dan
pengelolaan data rencana
dan program dinas
76.00
75.83
79.26
77.38
2 Bidang Pengawasan
Pengawasan ketenagakerjaan
diarahkan pada perlindungan
hak pekerja sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan ketenagakerjaan
yang berlaku
2.1. Pembinaan dan
pengawasan norma kerja
2.2. Pembinaan dan
pengawasan norma
keselamatan kerja
2.3. Peningkatan pembinaan
dan pengawasan norma
kesehatan dan hygiene
perusahaan
2.4. Peningkatan pembinaan
dan pengawasan norma
jamsostek, tenaga kerja
anak dan wanita
76.50
74.56
66.76
78.05
5
3 Bidang PENTA
Penempatan tenaga kerja dan
perluasan kerja dilaksanakan
melalui informasi pasar kerja
yang efektif dan kerjasama
antar instansi, badan usaha
swasa dan melibatkan peran
serta masyarakat
3.1. Peningkatan informasi
pasar kerja (bursa kerja)
3.2. Peningkatan penyaluran
perluasan tenaga kerja
dalam dan luar negeri
3.3. Pengembangan dan
perluasan kerja
3.4. Pembinaan dan
pengendalian penggunaan
tenaga kerja asing
62.30
69.68
82.20
79.90
4 Bidang LATTAS
Pelatihan dan produktivitas
tenaga kerja diarahkan sesuai
dengan kebutuhan pasar
kerja dan kompetensi kerja,
baik dalam maupun luar
negeri
4.1. Peningkatan produktivitas
tenaga kerja
4.2. Peningkatan pelatihan dan
produktivitas lembaga
latihan kerja
4.3. Peningkatan pembinaan
lembaga latihan swasta
4.4. Peningkatan sertifikasi dan
lisensi kerja
76.30
81.90
73.66
60.37
5 Bidang HISK
Pembinaan hubungan
industrial dan syarat kerja
diarahkan pada tercapainya
hubungan industrial yang
harmonisasi dan kemajuan
perusahaan dalam rangka
menunjang pertumbuhan
ekonomi daerah
5.1. Peningkatan pencegahan
dan penyekesaian
PHK/PHI
5.2. Pengembangan hubungan
industrial
5.3. Peningkatan persyaratan
kerja
5.4. Pengembangan
kelembagaan kerjasama
ketenagakerjaan
89.54
83.50
76.00
6
84.11
6 UPTD BLK
Pendidikan dan pelatihan
keterampilan bagi pencari
kerja
6.1. Pelatihan teknisi sepeda
motor, hantaran, public
speaking, menjahit, teknisi
HP, teknisi hardware
computer, radio, amplifier,
tape recorder, dan TV
92.86
7 UPTD HIPERKES
Pelaksanaan sebagian tugas
dinas di bidang higine
perusahaan, kesehatan dan
keselamatan kerja
7.1. Peningkatan higine dan
kesehatan lingkungan kerja
di Kota Bandung
60.00
Sumber: Subbagian Pengumpul & Pengolah Data Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung 2012
Berdasarkan table di atas, dapat dilihat bahwa program kinerja pegawai
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung secara keseluruhan dapat dikategorikan
berhasil tetapi prosentasi nilai capaian kinerja belum optimal, yaitu paling rendah
60.00% dan paling tinggi 92.86%.
Seperti yang dikatakan bapak Ir. Rustaman selaku Kepala UPT BLK (balai
latihan kerja), yang penulis datangi pada tanggal 17 Januari 2014 menyatakan
bahwa hal ini masih adanya kekurangan-kekurangan dalam setiap program yang
tersedia di atas, masih kurangnya kegiatan-kegiatan semisal pendidikan dan
pelatihan dalam pembinaan kelancaran penggunaan komputer dan penguasaan
sistem teknologi informasi (IPTEK) dan penggunaan IT.
7
Kemungkinan kecil kedepannya program yang sepeerti ini akan ada di
DISNAKER kota Bandung, tetapi tidak menutup kemungkinan karena tidak
semudah yang dibicarakan mesti ada rekomendasi-rekomendasi dan persetujuan
dari semua pihak. Memang seharusnya program ini sudah ada dengan melihat
jaman seperti ini yang sudah mengandalkan kinerja teknologi informasi. Karena
program tersebut akan meningkatkan daya kopetensi kerja yang tinggi, dimana
setiap pekerjaan akan begitu mudah dilakukan oleh para pegawainya dan akan
lebih efektif, efisien dan ekonomis.
Dalam beberapa kasus, banyak terjadi gejala-gejala yang bisa dikatakan
tidak memuaskan dalam pendidikan dan pelatihan, hal ini berdasarkan bukti
bahwa skor kinerja yang diperoleh seseorang pegawai yang kerja di kantor dinas
tenaga kerja kota bandung secara rata-rata masih rendah atau standar deviasi jika
dibandingkan dengan etnis kerja berkelompok memang lebih jauh karena dalam
kerja berkelompok bahwa skor yang diperoleh secara rata-rata sangat baik. Maka
dari itu pendidikan dan pelatihan memang sangat diperlukan untuk meningkatkan
kinerja pegawainya terlebih bagi pegawai yang memiliki kinerja yang kurang
optimal.
Fenomena yang terjadi dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan
adalah kurangnya kesiapan pegawai dalam menghadapi pendidikan dan pelatihan
dan ketidaksiapan pencari kerja memasuki pasar kerja khususnya terkait aspek
ketrampilan, kompetensi atau kemampuan sehingga penyerapan dan pertumbuhan
tenaga kerja pegawai masih jauh dari seimbang.
8
Untuk kinerja dari administrasi tiap bidang juga dapat dilihat dari hasil
penyelesaian Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) keuangan program dalam table
berikut ini :
Tabel 1.2
Rekapitulasi Laporan Tahunan Pertanggungjawaban (LPJ)
Keuangan Program/Kegiatan Unit Kerja pada DInas Tenaga Kerja Kota
Bandung Tahun 2013
No. Unit Kerja Program/
Kegiatan
LPJ Masuk Sisa Ket
Jml. Tgl.
1. Bagian Tata
Usaha/Sekretariat
1 1 4/1 -
LPJ masuk
paling lambat
tanggal 5 bulan
berikutnya
2. Bidang Penempatan
Tenaga Kerja
4 4 16/1 -
3. Bidang Pelatihan dan
Produktivitas Kerja
4 4 15/1 -
4. Bidang Hubungan
Industrial dan Syarat
Kerja
4 4 19/1 -
5. Bidang Pengawasan 4 4 14/1 -
6. UPT Hyperkes 4 4 18/1 -
7. UPT Balai Latihan
Kerja
4 4 18/1 -
Jumlah 21 21 - -
Sumber : Sub Bagian Pengumpulan dan Pengolahan Data DISNAKER Kota Bandung
Berdasarkan data pada table 1.2 di atas, terlihat bahwa seluruh unit-unit
kerja telah menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) keuangan kepada
Sub Bagian Keuangan Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung, laporan tersebut
diserahkan paling lambat tanggal 5 januari 2014, karena tahun anggaran 2013
9
berakhir pada bulan desember. Namun semua unit kerja telah menyerahkan (LPJ)
keuangan programnya tetapi sebagian besar penyampaiannya tidak tepat waktu.
Sebanyak 6 bidang dan UPT yang tidak sesuai dengan waktu. Hal ini menunjukan
bahwa kinerja pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung masih rendah dari
aspek waktu penyelesaian tugas.
Kinerja pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung harus dikaji dan
diteliti lagi agar terlihat dari sudut dan sisi mana yang menyebabkan kinerja
belum maksimal. Penilaian kinerja pegawai negeri yang tertulis pada Daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) itu terkadang hanya sebatas syarat untuk
kenaikan golongan, pada kenyataannya kinerja pegawai belum sebaik yang
tercantum pada DP3.
Dalam penelitian awal yang peneliti amati, bahwa kenyataan dilapangan
masih kurang maksimalnya dan kurang produktifnya pekerjaan pegawai di Kantor
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung dalam melakukan tugasnya dan kurangnya
motivasi dari para pimpinan terhadap bawahannya. Adanya asumsi bahwa kerja
sebagai aparatur pemerintah tidak perlu bekerja secara maksimal karena gaji
sudah ditetapkan jumlahnya sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku,
adanya pandangan bahwa ”pintar bodoh pendapatan sama” sehingga para pegawai
tidak mau menunjukkan keahliannya masing-masing, karena itu akan
menyusahkan diri sendiri sebab merekalah yang akan selalu ditugaskan
menyelesaikan pekerjaan di kantor tersebut.
10
Beranjak dari permasalahan di atas, peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian skripsi mengenai “PENGARUH PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI
DALAM PENGGUNAAN ALAT SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI DI
KANTOR DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDUNG“. Harapannya
dengan mengambil judul tersebut dapat lebih memfokuskan penulis untuk
meneliti kondisi kemampuan aparatur dalam akuntabilitas pekerjaannya terutama
dalam pelayanan publik dengan menggunakan alat sistem teknologi informasi di
Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.
1.2. Identifikasi Masalah
1. Masih rendahnya kinerja pegawai;
2. Kemampuan dan kompetensi pegawai masih rendah;
3. Kurangnya motivasi terhadap pegawai;
4. Kurangnnya pengembangan keahlian dengan metode (diklat);
5. Penggunaan alat teknologi yang masih kurang professional.
1.3. Rumusan Masalah
Dalam mengadakan penelitian, perlu dirumuskan masalah secara jelas
demi mendapatkan hasil penelitian yang baik. Berdasarkan latar belakang masalah
yang diuraikan tersebut, maka penulis merumuskan masalah penelitian yang akan
dilakukan sebagai berikut:
11
1. Seberapa Besar Pengaruh DIKLAT Keterampilan terhadap
Peningkatan Kinerja Pegawai dalam Penggunaan Alat Sistem
Teknologi Informasi di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung?
2. Seberapa Besar Pengaruh DIKLAT Kemampuan terhadap
Peningkatan Kinerja Pegawai dalam Penggunaan Alat Sistem
Teknologi Informasi di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung?
3. Seberapa Besar Pengaruh DIKLAT Pengetahuan terhadap
Peningkatan Kinerja Pegawai dalam Penggunaan Alat Sistem
Teknologi Informasi di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung?
4. Seberapa Besar Pengaruh DIKLAT Pengalaman terhadap
Peningkatan Kinerja Pegawai dalam Penggunaan Alat Sistem
Teknologi Informasi di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung?
5. Seberapa Besar Pengaruh DIKLAT terhadap Peningkatan Kinerja
Pegawai dalam Penggunaan Alat Sistem Teknologi Informasi di
Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung?
1.4. Maksud dan Tujuan Penelitian
1.4.1. Maksud Penelitian
Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh kepastian mengapa masih
terjadi ketidak sesuaian dalam meningkatkan kemampuan, sikap dan kinerja
sumber daya manusia aparatur setelah DIKLAT dan seolah-olah tidak tahu apa
ilmu yang perlu diterapkan.
12
1.4.2. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Besaran Pengaruh DIKLAT Keterampilan
terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai dalam Penggunaan Alat
Sistem Teknologi Informasi di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota
Bandung.
2. Untuk Mengetahui Besaran Pengaruh DIKLAT Kemampuan
terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai dalam Penggunaan Alat
Sistem Teknologi Informasi di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota
Bandung.
3. Untuk Mengetahui Besaran Pengaruh DIKLAT Pengetahuan
terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai dalam Penggunaan Alat
Sistem Teknologi Informasi di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota
Bandung.
4. Untuk Mengetahui Besaran Pengaruh DIKLAT Pengalaman
terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai dalam Penggunaan Alat
Sistem Teknologi Informasi di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota
Bandung.
5. Untuk Mengetahui Besaran Pengaruh DIKLAT terhadap
Peningkatan Kinerja Pegawai dalam Penggunaan Alat Sistem
Teknologi Informasi di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.
13
1.5. Kegunaan Penelitian
1.5.1. Secara Ilmu/Akademis
Pada prinsipnya untuk mengembangkan teori-teori akademis dalam rangka
memberikan konstribusi pemikiran dari segi efek keilmuan dan secara akademik
dalam pengembangan konsep-konsep serta teori-teori Pendidikan dan Pelatihan
dan kinerja serta mencari fakta yang jelas di setiap lembaga intansi pemerintahan
indonesia tentunya pada Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.
1.5.2. Secara Praktis
a. Bagi Pemerintah Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Kegunaan penelitian ini secara praktis diharapkan dapat menjadi salah
satu ide kedepan bagi pemerintah DISNAKER Kota Bandung guna
memperbaiki sistem pemerintahan dari segi sumber daya manusia, agar
lebih berkualitas lagi dalam penyesuaian kinerja aparatur yang sudah
dibekali dalam pendidikan dan pelatihan.
b. Bagi Umum
Penelitian ini diharapkan merupakan perbandingan bagi peneliti yang
ingin meneliti hal yang sama.
c. Bagi Peneliti
Untuk mengimplementasikan ilmu yang telah dipelajari oleh peneliti
dalam setiap perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.
14
1.6. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan penelitian awal yang penulis lakukan, maka untuk
mempermudah pemecahan masalah yang dihadapi yaitu memerlukan kerangka
pemikiran sebagai bahan acuan dalam memecahkan masalah tersebut.
Pertama penulis menggunakan definisi dari Suyadi Prawirosentono (2008:
2) bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi
bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral
maupun etika.
Sedangkan menurut (Mangkunegara 2007 : 67). Istilah kinerja berasal dari
job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang), atau juga hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang ingin dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Adapun indikator-indikator yang mempengaruhi kinerja Pegawai seperti
berikut ini:
1. Efektivitas
2. Tanggung Jawab
3. Disiplin
4. Inisiatif
15
Dalam teori pendidikan dan pelatihan, penulis menggunakan definisi
menurut Fathoni (2006:96) bahwa pendidikan dan pelatihan adalah salah satu
pembinaan terhadap tenaga kerja disamping adanya upaya lain. Pendidikan dan
Pelatihan juga merupakan proses belajar mengaja dalam rangka meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia dalam melaksanakan tugasnnya. Sedangkan
yang dimaksud dengan tugas adalah menunjukan kedudukan, tanggung jawab,
wewenang dan hak seseorang di dalam organisasi.
Sedangkan menurut Hasibuan (2007:79), pendidikan dan pelatihan
merupakan proses peningkatan keterampilan kerja baik tekhnis maupun
manajerial. Pendidikan berorientasi pada teori, dilakukan dalam kelas,
berlangsung lama dan biasanya menjawab why. Sedangkan pelatihan berorientasi
di lapangan, berlangsung singkat dan biasanya menjawab how.
Menurut Fathoni pendidikan dan pelatihan memiliki diimensi-dimensi
yang saling berkaitan seperti berikut ini:
1. Keterampilan
2. Kemampuan
3. Pengetahuan
4. Pengalaman
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa setiap orang
memiliki kekuatan dan kelemahannya masing-masing dalam hal kemampuan
kerja dengan jenis pekerjaannya. Oleh karena itu, dengan adanya pendidikan dan
16
pelatihan sangatlah menunjang kebutuhan akan kemampuan para pegawai dalam
penguasaan alat teknologi khususnya mereka bisa menyelesaikan tugas-tugasnya
dengan baik, efektif, efisien dan ekonomis. Di pihak lain, pekerjaan yang
memerlukan komitmen, kesabaran, ketekunan, keuletan, kedisiplinan, empati
sosialisasi dan lain-lain lebih sesuai dilakukan oleh orang-orang dengan
kecakapan emosional yang tinggi.
Maka dapat dibuat secara skematis kerangka konseptual dalam penelitian
ini yaitu terdiri dari variabel Pendidikan dan Pelatihan mempengaruhi
Peningkatan kinerja Pegawai, seperti ditunjukkan pada gambar sebagai berikut:
Gambar 1.1
Pola Kerangka Pemikiran
Pendidikan dan Pelatihan
Pegawai (Variabel X)
1. Keterampilan
2. Kemampuan
3. Pengetahuan
4. Pengalaman
Teori Abdurrahmat
Fathoni (2006)
Peningkatan
Kinerja Pegawai
(Variabel Y)
17
1.7. Penelitian Terdahulu
Tabel 1.3
Penelitian Terdahulu tentang Pendidikan dan Pelatihan
No Nama
(Tahun)
Judul Penelitian
(Universitas)
Metode
Analisis
Hasil Penelitian
1. Eka Abdul
Rahman
(2013)
Pengaruh Pendidikan dan
Pelatihan (Diklat) terhadap
Kinerja Pegawai di Kantor
Imigrasi Kelas I Bandung
(UIN Bandung)
Metode
Deskriptif
Analisis
Berdasarkan dari hasil
penelitian yang diolah,
menunjukkan bahwa
keseluruhan variabel
berpengaruh signifikan
terhadap kinerja dengan
kategori yang cukup
berarti..
2. Ruri
Aprialdi
(2013)
Pengaruh Pelatihan
Administratif terhadap
Kinerja Pegawai di
Kecamatan Cibiru Kota
Bandung
(UIN Bandung)
Metode
Asosiatif
Dari hasil penelitian
menunjukan bahwa
Pelatihan Administratif
berpengaruh terhadap
kinerja pegawai sebesar
54,1 % dengan criteria
yang tinggi. Hal ini
dapat disimpulkan
bahwa terjadi pengaruh
tinggi antara Pelatihan
Administratif terhadap
kinerja pegawai.
3. Fitri
Syahrena
Siregar
(2011)
Pengaruh Pendidikan dan
Pelatihan Terhadap
Kinerja Pegawai pada
Kantor Walikota Padang
Sidimpuan
(Universitas Sumatra
Utara Medan)
Metode
Analisis
Kuantitatif
Dari hasil analisis data
yang diperoleh, maka
hasilnya adalah bahwa
terdapat hubungan yang
sedang antara
pendidikan dan
pelatihan terhadap
kinerja pegawai sebesar
0,517. Berdasarkan uji
hipotesis yang
diperoleh nilai positif
sebesar 43,75, hal ini
berarti ada pengaruh
yang signifikan antara
pendidikan dan
pelatihan terhadap
kinerja pegawai dengan
18
tingkat pengaruh
3,864%. Sehingga
hipotesis yang
menyatakan ada
pengaruh antara
pendidikan dan
pelatihan kinerja
pegawai dapat diterima.
Sumber : Skripsi
1.8. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimna rumusan penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang
empiris (Sugiyono, 2011:70)
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar atau salah. Berdasarkan kerangka
pemikiran di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah poin-poin yang terkandung
dalam Teori Pendidikan dan Pelatihan terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai
dalam Penggunaan Alat Sinstem Teknologi Informasi di Kantor Dinas Tenaga
Kerja Kota Bandung.
19
1. H0 : Bahwa Pendidikan dan Pelatihan Ketermpilan tidak berpengaruh
signifikan terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai dalam Penggunaan Alat
Sistem Teknologi Informasi di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.
Ha : Bahwa Pendidikan dan Pelatihan Ketermpilan berpengaruh signifikan
terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai dalam Penggunaan Alat Sistem
Teknologi Informasi di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.
2. H0 : Bahwa Pendidikan dan Pelatihan Kemampuan tidak berpengaruh
signifikan terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai dalam Penggunaan Alat
Sistem Teknologi Informasi di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.
Ha : Bahwa Pendidikan dan Pelatihan Kemampuan berpengaruh signifikan
terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai dalam Penggunaan Alat Sistem
Teknologi Informasi di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.
3. H0 : Bahwa Pendidikan dan Pelatihan Pengetahuan tidak berpengaruh
signifikan terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai dalam Penggunaan Alat
Sistem Teknologi Informasi di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.
Ha : Bahwa Pendidikan dan Pelatihan Pengetahuan berpengaruh signifikan
terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai dalam Penggunaan Alat Sistem
Teknologi Informasi di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.
4. H0 : Bahwa Pendidikan dan Pelatihan Pengalaman tidak berpengaruh
signifikan terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai dalam Penggunaan Alat
Sistem Teknologi Informasi di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.
20
Ha : Bahwa Pendidikan dan Pelatihan Pengalaman berpengaruh signifikan
terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai dalam Penggunaan Alat Sistem
Teknologi Informasi di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.
5. H0 : Bahwa Pendidikan dan Pelatihan tidak berpengaruh signifikan terhadap
Peningkatan Kinerja Pegawai dalam Penggunaan Alat Sistem Teknologi
Informasi di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.
Ha : Bahwa Pendidikan dan Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap
Peningkatan Kinerja Pegawai dalam Penggunaan Alat Sistem Teknologi
Informasi di Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.