BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula...

51
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia tanaman terong merupakan salah satu sayuran yang cukup populer dan digemari oleh seluruh lapisan masyarakat. Buah terong yang masih muda selain enak untuk dijadikan berbagai sayuran dan lalapan juga mengandung gizi yang cukup tinggi dan komposisinya lengkap sehingga komoditas terong sangat potensial untuk dikembangkan secara intensif dalam skala agribisnis sekaligus penyumbang cukup besar terhadap keanekaragaman bahan pangan bergizi bagi penduduk (Rukmana, 2006). Berdasarkan data Statistik Hortikultura Kalimantan Tengah tahun 2010, luas areal tanaman terong di Kalimantan Tengah adalah 1.359 /ha dengan produktivitas 29,94 kuintal/ha. Apabila dibandingkan produktivitas terong nasional jumlah ini masih dikategorikan rendah karena secara umum tanaman terong mampu menghasilkan antara 32,64 34,11 kuintal/ha. Dari data tersebut masih terbuka peluang untuk meningkatkan rata-rata hasil terong melalui penerapan teknologi budidaya. Kendala utama yang dihadapi dalam pembudidayaan terong di Kalimantan Tengah adalah masalah lahan pertanian yang sebagian besar didominasi oleh tanah marginal, salah satunya tanah berpasir yang mempunyai sifat-sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak menguntungkan untuk budidaya tanaman dikarenakan miskin unsur hara dan sulit mengikat atau menahan unsur hara dan air (Hardjowigeno, 1992).

Transcript of BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula...

Page 1: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia tanaman terong merupakan salah satu sayuran yang cukup

populer dan digemari oleh seluruh lapisan masyarakat. Buah terong yang masih

muda selain enak untuk dijadikan berbagai sayuran dan lalapan juga mengandung

gizi yang cukup tinggi dan komposisinya lengkap sehingga komoditas terong sangat

potensial untuk dikembangkan secara intensif dalam skala agribisnis sekaligus

penyumbang cukup besar terhadap keanekaragaman bahan pangan bergizi bagi

penduduk (Rukmana, 2006).

Berdasarkan data Statistik Hortikultura Kalimantan Tengah tahun 2010, luas

areal tanaman terong di Kalimantan Tengah adalah 1.359 /ha dengan produktivitas

29,94 kuintal/ha. Apabila dibandingkan produktivitas terong nasional jumlah ini

masih dikategorikan rendah karena secara umum tanaman terong mampu

menghasilkan antara 32,64 – 34,11 kuintal/ha. Dari data tersebut masih terbuka

peluang untuk meningkatkan rata-rata hasil terong melalui penerapan teknologi

budidaya.

Kendala utama yang dihadapi dalam pembudidayaan terong di Kalimantan

Tengah adalah masalah lahan pertanian yang sebagian besar didominasi oleh tanah

marginal, salah satunya tanah berpasir yang mempunyai sifat-sifat fisik, kimia dan

biologi yang tidak menguntungkan untuk budidaya tanaman dikarenakan miskin

unsur hara dan sulit mengikat atau menahan unsur hara dan air (Hardjowigeno,

1992).

Page 2: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

2

Penggunaan bahan-bahan organik merupakan salah satu alternatif dalam upaya

untuk meningkatkan kemampuan tanah untuk menahan air dan sekaligus mensuplai

unsur hara. Adanya pemberian bahan organik diharapkan dapat meningkatkan

kesuburan dan produktivitas tanah, karena manfaat bahan organik terhadap tanah dan

tanaman antara lain : 1) memperbaiki struktur tanah 2) meningkatkan daya serap

tanah terhadap air dan 3) sebagai sumber unsur hara bagi tanaman (Lingga dan

Marsono 2001).

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kandang ternak berupa padat

(faeces) yang bercampur sisa makanan maupun urin (Lingga dan Marsono, 2001).

Penggunaan pupuk kandang dapat memperbaiki kesuburan tanah, yaitu dapat

menambah unsur hara, meningkatkan humus dan mendorong kehidupan jasad renik

sehingga akan dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah (Rinsema, 1983 dalam

Anton Budiyono, 2011). Ditambahkan Sarief (1989) bahwa pengaruh pemberian

pupuk kandang bagi tanah akan menaikan daya menahan air, menambah bahan

organik daalam tanah, memperbaiki struktur tanah sehingga merupakan media yang

baik bagi pertumbuhan tanaman.

Bokashi merupakan hasil fermentasi bahan-bahan organik dengan bantuan

EM4 (effective microorganism). EM4 adalah suatu kultur campuran berbagai

mikroorganisme yang sangat bermanfaat terutama bakteri fotosintesis, bakteri asam

laktat, ragi, Actinomycetes dan jamur peragian yang dapat digunakan sebagai

inokulan untuk meningkatkan keragaman dan populasi mikroorganisme tanah yang

menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman (Dipo Yuwono, 2006).

Page 3: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

3

Menurut Rosani (2002), kayambang (Salvinia molesta) merupakan salah satu

jenis tumbuhan liar yang pertumbuhannya cepat dan mudah serta hidup mengapung

pada permukaan air, kayambang mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman

dan merupakan bahan organik yang dapat diberikan dalam bentuk segar maupun

bokashi, Prinsip pembuatan bokashi sama dengan kompos yang proses

pembuatannya melalui fermentasi bahan organik dan EM. Proses fermentasi bokashi

terjadi dengan cepat 3-14 hari, kemudian hasilnya dapat segera dimanfaatkan

meskipun belum keseluruhan bahan dasar bokasi mengalami fermentasi, tetapi sudah

dapat dipergunakan sebagai pupuk. Apabila bokashi dimasukkan ke dalam tanah,

maka bahan organiknya dapat digunakan sebagai sumber energy mikroorganisme

efektif untuk hidup dan berkembang biak dalam tanah dan sekaligus sebagai

tambahan persediaan hara tanaman (Anonim 2012).

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh terhadap pemberian berbagai bahan

organik dan lama inkubasi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terong (

Solanum melongene L ) pada tanah berpasir.

1.3 Hipotesa

Dengan pemberian bahan organik dan perlakuan lama inkubasi akan

memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terong ( Solanum

melongena L. )

Page 4: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Terong

Mnurut Rukmana (1994), klasifikasi tanaman terong adalah sebagai berikut:

Divisio : Spermathophyta

Sub-divisio : Angiospermae

Kelas : Dycotyledonae

Ordo : Tubiflorae

Famili : Solanaceae

Genus : Solanum

Spesies : Solanum melongena L.

Tanaman terong termasuk satu keluarga dengan tanaman cabai (Capsicum

annum), tomat (Solanum lycopersicum) dan kentang (Solanum tuberosum). Tanaman

ini termasuk salah satu dari kelompok tanaman yang menghasilkan biji

(Spermatophyta). Biji yang dihasilkan berkeping dua atau biji belah (Dicotyledonae).

Letak biji berada di dalam buah (Angiospermae). Biji yang dihasilkan merupakan

alat perkembangbiakan yang penting. Tinggi tanaman berkisar antara 0,4-0,9 m.

Dapat tumbuh optimal bila ditanam pada lahan terbuka (tanpa naungan).

Tanaman terong tumbuh tegak hingga mencapai ketinggian tertentu dan selanjutnya

akan membentuk percabangan yang disebut sebagai batang sekunder. Dalam

perkembangannya, dari batang sekunder tersebut, akan terbentuk banyak cabang

baru. Semakin banyak cabang yang terbentuk, semakin banyak pula bunga yang

akan muncul. Hal ini akan berpengaruh terhadap buahnya (Samadi, 2002).

Page 5: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

5

Tanaman terong umumnya memiliki daya adaptasi yang sangat luas, sehingga

dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah. Namun, kondisi tanah yang subur dan

gembur dengan sistem draenase dan tingkat keasaman yang baik, merupakan syarat

tumbuh yang ideal bagi pertumbuhan terong. Tingkat keasaman (pH) tanah yang

cocok bagi tanaman terong berkisar antara 5,3-5,7. Namun demikian masih toleran

pada pH yang lebih rendah yaitu 5,0. Kisaran pH yang terlalu rendah akan

menghambat pertumbuhan tanaman yang akhirnya mengakibatkan rendahnya

kualitas dan tingkat produksi tanaman (Samadi, 2002).

Menurut Heni (2004), tanaman terong menghendaki iklim yang agak kering,

meskipun agak tahan terhadap hujan dan lokasi yang agak teduh (ternaungi). Oleh

karena itu, waktu yang tepat untuk bertanam terong adalah pada awal musim

kemarau (Maret-April), walaupun tetap dapat tumbuh baik di musim penghujan

(Oktober-Desember) terutama bila ditanam dipekarangan atau lahan tegalan tanaman

terong dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi, dengan ketinggian

tempat yang berkisar antara 1 m-1.200 m di atas permukaan laut. Disarankan, usaha

dudidaya terong dilakukan pada lahan yang bertopografi datar sehiga dapat

mempermudah usaha pemanenan dan pengangkutannya.

2.2 Tanah Berpasir

Tanah berpasir mempunyai lapisan solum yang dangkal, yaitu antara 40-100

cm, berwama coklat pucat atau keputih-putihan hingga warna coklat kekuning-

kuningan. Tekstur pada umumnya dari pasir sedang sampai kasar, dengan struktur

yang lepas dibagian atas dan pejal dibagian bawah, sedangkan konsistensinya pada

lapisan horizon A itu lepas dan dilapisan B teguh. Reaksi tanah (pH) berkisar 3,5-5,5

Page 6: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

6

atau dari kondisi sangat masam sampai masam, kapasitas tukar kation (KTK) dan

kejenuhan basa (KB) rendah. Kandungan bahan organik rendah, peka terhadap erosi,

karena daya menahan airnya rendah (Sarief, 1989 dalam Anton Budiyono, 2011).

Tanah berpasir merupakan tanah yang mempunyai struktur terlalu porous. Pada

tanah ini umumnya bila secara alamiah ditanami, tanaman tidak bisa tumbuh subur,

karena sifat porous tanah tersebut sangat mudah merembeskan air yang mengangkut

unsur-unsur hara hingga jauh ke dalam tanah. Akibatnya unsur-unsur hara yang

dibutuhkan tanaman tidak bisa terjangkau oleh akar (Lingga dan Marsono, 2001).

Tanah berpasir dikatakan tanah bertekstur kasar karena pasir terdapat dalam

jumlah banyak, tanah-tanah berpasir mempunyai kandungan pasir 70 %. Tanah

berpasir memiliki luasan permukaan yang kecil, sehingga sulit menahan air dan

unsur hara. Sifat tanah berpasir kasar, sedikit sekali melekat ( Heni Yusita 2004 )

Tanah berpasir pada umumnya mempunyai tingkat kesuburan yang rendah.

Rendahnya tingkat kesuburan ini disebabkan oleh bahan induk yang masam, miskin

unsur hara akibat adanya pencucian dan pengangkutan oleh air, rendahnya

kandungan bahan organik, rendahnya nilai tukar kation dan daya memegang air

(Foth, 1991).

Menurut Sutedjo dan Kartasapoetra (2002), pasir berbentuk bulat tak teratur

dan jika tidak diliputi oleh liat ataupun debu maka keadaannya mudah dipencarkan

(tidak lengket), kapasitas mengikat airnya rendah, ruang-ruang antar letak partikel-

partikel ini dapat dikatakan longgar. Oleh karena itu, tanpa adanya air di dalam

tanah, suatu jenis tanaman apapun tidak mungkin dapat tumbuh dan berkembang,

Page 7: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

7

demikian pula semua makhluk hidup di dalam tanah. Air mutlak sangat dibutuhkan

oleh tanaman demi pertumbuhan dan perkembangannya.

2.3 Bahan Organik

Bahan organik merupakan bahan yang dapat diperbaharui , didaur ulang,

dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh

tanaman tanpa mencemari tanah maupun air. Bahan organik tanah merupakan

penimbunan dari sisa-sisa tanaman maupun binatang yang sebagian telah mengalami

pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan organik demikian berada dalam

pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro sehingga berakibat bahan

tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui melalui

penambahan sisa-sisa tanaman.

Kandungan bahan organik dalam setiap jenis tanah tidak sama tergantung dari

tipe vegetasi, populasi mikroba tanah, keadaan draenase tanah, curah hujan, suhu

maupun pengelolaan tanah.

Menurut Rosmarkan dan Nasih, 2002, manfaat pemberian bahan organik

terhadap kesuburan tanah adalah :

1. Bahan organik didalam proses mineralisasi akan melepaskan hara tanaman yang

lengkap serta unsur hara mikro dalam jumlah yang tidak tentu dan relatif kecil.

2. Memperbaiki struktur tanah sehingga menyebabkan tanah menjadi ringan untuk

diolah dan mudah ditembus akar;

3. Mempermudah dalam pengelolaan tanah;

4. Meningkatkan daya menahan air, sehingga kemampuan tanah dalam

menyediakan air menjadi lebih banyak dan kelengasan air tanah lebih terjaga;

Page 8: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

8

5. Permeabilitas tanah menjadi lebih baik dan pada tanah berlempung/liat dapat

meningkatkan permeabilitas tanah;

6. Meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK);

7. Memperbaiki biologi tanah;

8. Meningkatkan daya sangga tanah;

9. Mengandung mikroba yang berpengaruh dalam proses dekomposisi Bahan

organik dapat diperoleh dari residu tanaman seperti akar, batang, daun yang

gugur maupun yang dikembalikan ketanah

2.3.1 Pupuk kandang

Pupuk adalah semua bahan yang diberikan kepada tanah dengan maksud untuk

memperbaiki sifat-sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Penggolongan pupuk atas

dasar proses terjadinya dapat dibedakan menjadi dua yaitu pupuk alam (pupuk

organik) dan pupuk buatan (pupuk anorganik) (Lingga dan Marsono, 2001).

Pupuk alam (organik) adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa pelapukan

mahluk hidup seperti tanaman, hewan, serta hewan. Pupuk organik yang telah umum

dikenal masyarakat yaitu pupuk kandang, pupuk hijau dan pupuk guano Pupuk

kandang adalah pupuk yang berupa padat dan cair dari hewan ternak. Manfaat

pupuk kandang yaitu menambah unsur hara dalam tanah, mempertinggi humus,

mempunyai pengaruh positif terhadap sifat fisik dan kimiawi tanah, mendorong

kehidupan jasad renik, serta mengembalikan unsur hara yang tercuci.

Sarief (1989) dalam Anton Budiyono menambahkan, bahwa pengaruh

pemberian pupuk kandang bagi tanah akan menaikan daya menahan air, menambah

Page 9: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

9

humus atau bahan organik dalam tanah, memperbaiki struktur tanah, sehingga

merupakan media yang baik bagi pertumbuhan tanaman.

Hasil penelitian Dedy Supratono, 2008 menunjukkan bahwa pemberian pupuk

kandang hingga 30 ton/ha memberikan hasil umur berbuah yang baik (47 HST),

diameter buah (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon.

2.3.2 Bokashi Kayambang

Klasifikasi Salvinia molesta menurut USDA (2002) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobinia

Division : Pteridophyta

Class : Filicopsida

Ordo : Hydropteridales

Family : Salviniaceae

Genera : Salvinia

Species: : Salvinia molesta

Adapun kandungan nutrisi Salvinia molesta dimana kandungan energi

metabolis dan nutrisinya mengandung beberapa zat makanan. Menurut Adrizal

(2002) beberapa kandungan nutrisi Salvinia molesta seperti energy metabolisme

sebesar 2200 (kkal/kg), Protein kasar sebesar 15,9 (kkal/kg), Lemak kasar 2,1

(kkal/kg), Serat kasar 16,8 (kkal/kg), Kalsium 1,27 (kkal/kg), Phosfor 0,789

(kkal/kg), Lysin 0,611 (kkal/kg), Methionin 0,765 (kkal/kg) dan Sistein 0,724

(kkal/kg), (Anonim, 2011). Di tambahkan Saijo (2003) bahwa kandungan bokasi

Page 10: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

10

kiyambang adalah C,71,70%, N,4,68%, P-total, 2,07%, K-total,5,22%, Kadar air

334,34%, Ca-dd, 24,98, Mg-dd, 2,61.

Bokashi merupakan bahan organik yang telah difermentasikan dimana bahan

dasarnya dapat berasal dari limbah pertanian maupun bahan hijauan lainnya (Nasir,

2007). Bokashi merupakan bahan organik yang kaya akan sumber hayati dimana

merupakan kompos yang difermentasikan terlebih dahulu dengan EM-4.

Bokashi merupakan bahan amelioran yang mampu memperbaiki tekstur dan

struktur tanah, mengandung mikroorganisme yang menguntungkan, mengandung

unsur hara makro dan mikro, meningkatkan pH tanah dan tidak merusak lingkungan.

Tingkat kematangan bokashi dapat dilihat dengan ciri-ciri : 1) tidak panas dan

tidak berbau, 2) gembur dan berwarna coklat kehitaman, 3) volume menyusut

menjadi sepertiga bagian dari volume awal (Najiyati, Muslihat dan Suryadiputra,

2005). Kayambang (Salvinia molesta) merupakan salah satu jenis tumbuhan yang

mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman dan merupakan pupuk yang

dapat diberikan dalam bentuk bokashi.

Hasil penelitian Endang, 2007 menunjukan bahwa pemberian bokashi

Kayambang dosis 20 ton/ha mampu meningkatkan hasil terhadap tinggi dan diameter

batang jagung manis, bobot tongkol berkelobot, bobot tongkol tanpa kelobot,

diameter tongkol dan panjang tongkol berisi.

2.4 Lama Inkubasi

Bahan organik yang difermentasikan dapat berupa jerami, ternak, sekam,

daun-daunan, limbah rumah tangga, limbah pengolahan atau pabrik makanan, limbah

pasar serta limbah pertanian lainnya yang tersedia dan mudah didapat dengan biaya

Page 11: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

11

yang murah oleh petani (Dara, 1998) Kompos yang dibuat dengan teknologi EM4

disebut bokashi dan dapat dilakukan hanya dalam waktu 4 hari atau 4-7 hari (Dara,

1998). Sedangkan pembuatan kompos secara tradisional memerlukan waktu 3-4

bulan. Kualitas kompos yang dibuat dengan teknologi EM4 lebih baik dibandingkan

kompos biasa yang memerlukan waktu 3-4 bulan (Anonim, 2011).

Prinsip pembuatan bokashi sama dengan kompos yang proses pembuatannya

melalui fermentasi bahan organik dan EM-4. Proses fermentasi bokashi terjadi

dengan cepat 3-14 hari, kemudian hasilnya dapat segera dimanfaatkan meskipun

belum keseluruhan bahan dasar bokasi mengalami fermentasi, tetapi sudah dapat

dipergunakan sebagai pupuk. Apabila bokashi dimasukkan ke dalam tanah, maka

bahan organiknya dapat digunakan sebagai sumber energy mikroorganisme efektif

untuk hidup dan berkembang biak dalam tanah dan sekaligus sebagai tambahan

persediaan hara tanaman ( Anonim 2012 ).

Page 12: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

12

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan dalam rumah plastik di Jalan Cilik Riwut Km. 9

Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah selama 5

(lima) bulan.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih terong

(Varietas Yumi F1), pupuk kandang ayam, bokashi kayambang, ( EM-4, gula

pasir,dedak dan air ) kertas label dan tanah berpasir.

Sedangkan alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kayu bulat,

kayu balok, cangkul, gergaji, palu, polybag, ember, gayung, meteran, timbangan,

plastik putih transparan, Paranet, kamera, alat tulis serta alat bantu lainnya untuk

menunjang kelancaran penelitian.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) faktorial

dengan dua faktor perlakuan dan 3 ulangan.

Faktor I pemberian berbagai bahan organik yang terdiri dari 2 taraf yaitu:

K1 = pupuk kandang ayam dan

K2 = bokashi kayambang

Faktor II lama inkubasi terdiri dari 3 taraf yaitu :

I1 = 2 minggu sebelum tanam,

I2 = 4 minggu sebelum tanam dan

I3 = 6 minggu sebelum tanam.

Page 13: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

13

Setelah kedua faktor tersebut dikombinasikan diperoleh 6 (enam) kombinasi

perlakuan seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Kombinasi perlakuan pemberian bahan organik dan lama inkubasi

Bahan Organik (K)

Lama Inkubasi (I)

I1 I2 I3

K1

K2

K1I1

K2I1

K1I2

K2I2

K1I3

K2I3

Dengan demikian dari kombinasi dua faktor perlakuan yang diulang sebanyak

tiga kali diperoleh 18 satuan percobaan. Sedangkan penempatan masing-masing

perlakuan di lakukan secara acak.

Model linier aditif untuk rancangan percobaan yang digunakan dalam

penelitian ini menurut Yitnosumarto (1993) yaitu :

Yijk = µ + Si + Lj + (SL)ij + Єijk

Dimana :

Yijk = Nilai pengamatan pengaruh perlakuan Bahan organik ke-i,

perlakuan lama inkubasi ke-j pada ulangan ke-k.

µ = Nilai tengah umum

Si = Pengaruh pemberian Bahan organik taraf ke-i

Lj = Pengaruh lama inkubasi taraf ke-j

(SL)ij = Pengaruh interaksi perlakuan bahan organik ke-i dan perlakuan

Lama inkubasi ke-j

Page 14: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

14

Єijk = Galat percobaan perlakuan bahan organik ke-i dan perlakuan

Lama inkubasi ke-j taraf ulangan ke-k

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Persemaian

Benih terong disemai dipersemaian dengan ukuran 120 cm x 80 cm dengan

menggunakan media tanah berpasir yang telah diberi pupuk kandang. Benih terong

ditaburkan secara merata pada media tanam dan ditutup dengan tanah tipis-tipis.

Selanjutnya dilakukan penyiraman secara rutin pada pagi dan sore hari.

3.4.2 Persiapan media tanam

Tanah berpasir diambil dari lingkungan tempat penelitian Jalan Cilik Riwut

Km.9, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangka Raya pada kedalaman 0-20 cm.

Sebelumnya tanah terlebih dahulu dibersihkan dari sisa-sisa tumbuhan, kemudian

masing-masing dilakukan pencampuran dengan berbagai bahan organik sesuai

perlakuan dengan dosis 30 ton/ha. Pencampuran berbagai bahan organik dilakukan

beberapa hari sebelum tanam dan diinkubasikan sesuai dengan lama inkubasi

perlakuan masing-masing.

3.4.3 Pembuatan rumah plastik

Lokasi penelitian dibersihkan dari tumbuhan liar dan dibuat rumah plastik

dengan ukuran 5,5 m x 11 m. Rangka terbuat dari kayu, dinding terbuat dari paranet

dan atap ditutup dengan plastik transparan untuk melindungi dari hujan. Kemudian

dibuat rak-rak tempat meletakan polybag dengan ketinggian 30 cm.

Page 15: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

15

3.4.4 Pembuatan Bahan Organik

Adapun cara pembuatan kompos dilakukan secara manual, dengan

menggunakan beberapa bahan antara lain, tumbuhan kayambang, ayam, air, dedak,

gula pasir, terpal dan EM-4. Setiap pembuatan kompos ayam dan kayambang di

tempatkan ditempat yang berdeda, namun dilakukan secara bersamaan waktu

pembuatannya, dengan jedah waktu penginkubasian setiap masing-masing kompos

dua minggu, kemudian pelaksanaanya sebagai berikut:

1. Mencincang kayambang yang sudah disiapkan hingga halus.

2. Mencampurkan dedak dengan cincangan kayambang hingga merata dan begitu

juga ayam namun tidak satu wadah atau di tempatkan yang berdeda antara

kayambang dan ayam.

3. Melarutkan gula pasir 500 gram kemudian larutan EM-4 sebanyak 500 ml lalu di

aduk dengan air sebanyak 20 liter hingga merata untuk masing-masing

kayambang dan ayam, lalu siramkan larutan tersebut ke kayambang dan ayam

yang sudah terlebih dahulu kita taburi dengan dedak kemudian di aduk sampai

merata.

4. Membungkus atau menutup adonan tersebut menggunakan terpal.

5. Setiap tiga hari sekali diaduk adonan yang sudah dibungkus agar supaya merata

suhunya.

6. Dan pembuatan kompos ini dilakukan dalam waktu dua minggu sekali selama

tiga tahap.

Page 16: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

16

7. Untuk pembuatan kompos ini dihitung mundur, pertama pembuatan yang untuk

6 minggu lalu 4 minggu dan kemudian yang 2 minggu, hingga ditemukan bahan

organik dengan lama inkubasi 2, 4, dan 6 minggu.

3.4.5 Penanaman

Bibit terong yang ditanam adalah bibit yang sudah berumur 21 hari.

Pemindahan bibit ke dalam polybag dilakukan secara hati-hati kemudian tanah

disekitar batang bibit dipadatkan agar perakaran dapat kontak langsung dengan

tanah. Dalam setiap polybag terdiri atas satu tanaman percobaan.

3.4.6 Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman selama percobaan dilakukan secara intensif yang

meliputi: penyulaman, penyiraman, penyiangan dan pengendalian hama dan

penyakit.

Penyulaman dilakukan pada tanaman terong yang tumbuhnya tidak normal

atau mati pada umur 2 MST.

Penyiraman dilakukan 2 kali sehari, yaitu : pagi dan sore hari dengan volume

penyiraman yang sama pada masing-masing polybag. Penyiraman dilakukan dari

saat tanam hingga akhir pengamatan.

Pengendalian gulma dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan cara

mencabut gulma yang tumbuh disekitar tanaman.

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan cara fisik, yaitu mematikan

hama yang ada pada tanaman.

Page 17: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

17

3.4.7 Pengamatan

Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi :

1. Tinggi tanaman (cm), diukur dari pangkal batang sampai pada tajuk yang paling

tinggi, pengukuran dilakuakan pada umur 2, 4 dan 6 MST;

2. Jumlah daun (helai), Pengamatan jumlah daun dilakukan dengan cara

menghitung jumlah helaian daun pada umur 2, 4 dan 6 MST;

3. Umur muncul bunga pertama (HST), dihitung pada saat tanaman mulai

mengeluarkan bunga pertama;

4. Jumlah cabang produktif (Cabang), dihitung pada cabang yang di anggap

produktif (12 MST)

5. Jumlah buah pertanaman (buah), dihitung setelah dilakukan pemanenan.

6. Berat buah segar pertanaman (g), ditimbang setelah panen.

3.5 Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan dilakukan analisis ragam (uji F) pada

taraf 5% dan 1%. Apabila terdapat pengaruh perlakuan, maka pengujian dilanjutkan

dengan Uji BNJ 5% untuk melihat perbedaan antara perlakuan.

Page 18: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

4.1.1. Tinggi Tanaman

Data hasil pengamatan untuk uji f rata-rata tinggi tanaman 2, 4 dan 6 MST

pada Lampiran 2, 3 dan 4. Sedangkan analisis ragamnya disajikan pada Lampiran 5.

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa interaksi perlakuan bahan organik

dan lama inkubasi berpengaruh nyata pada umur 4 dan 6 MST, tidak berpengaruh

nyata pada umur 2 MST.

Hasil uji beda rata-rata untuk pertumbuhan tinggi tanaman disajikan pada

Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Beda Rata – Rata Tinggi Tanaman Terong (cm) Pada umur , 4 dan

6 MST Akibat Pemberian Bahan Organik dan Lama Inkubasi.

Perlakuan Tinggi Tanaman Terong

4 MST 6MST

K1L1

K1L2

K1L3

K2L1

K2L2

K2L3

8,77 abc

5,23 ab

4,53a

8,63 abc

12,40 c

11,60 bc

29,30b

20,37ab

8,90a

26,60b

35,00b

31,07b

BNJ 5 % 6,41 17,48

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan tidak berbeda

nyata menurut uji BNJ 5 %.

Pada Tabel 2, rata-rata tinggi tanaman terong yang tertinggi pada umur 4 dan

6 MST diperoleh pada kombinasi perlakuan bahan organik Bokashi kayambang

Page 19: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

19

dengan lama inkubasi 2 minggu (K2L2) yaitu masing-masing 12,40 cm dan 35,00 cm

dan berbeda nyata dengan perlakuan bahan organik pupuk kandang ayam dengan

lama inkubasi 6 minggu K1L3, sedangkan dengan, K1L2, K2L1,K1L1 dan K2L3 tidak

berbeda nyata pada umur 6 MST.

4.1.2. Jumlah Daun

Data hasil pengamatan jumlah daun Terong umur 2, 4 dan 6 MST masing–

masing disajikan pada Tabel Lampiran 6, 7 dan 8. Sedangkan analisis ragam tinggi

tanaman umur 2, 4 dan 6 MST masing – masing disajikan pada Tabel Lampiran 9.

Hasil analisis ragam jumlah daun tanaman terong menunjukan bahwa

interaksi perlakuan pemberian bahan organik dan lama inkubasi berpengaruh sangat

nyata dalam meningkatkan jumlah daun tanaman pada umur 4 dan 6 MST namun

tidak berpengaruh nyata pada umur 2 MST.

Hasil uji Beda rata-rata jumlah daun tanaman terong umur 2, 4 dan 6 MST

akibat kombinasi perlakuan bahan organik dengan lama inkubasi disajikan pada

Tabel 3.

Page 20: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

20

Tabel 3. Hasil Uji Beda Rata – Rata Jumlah Daun Tanaman Terong (helai) Pada

umur , 4 dan 6 MST Akibat Pemberian Bahan Organik dan Lama Inkubasi.

Perlakuan Jumlah daun (helai)

4 MST 6 MST

K1L1

K1L2

K1L3

K2L1

K2L2

K2L3

7,67b

6,67ab

4,67a

7,33b

8,67 b

8,00b

17,67a

11,67a

7,33a

10,33a

20,00b

16,00a

BNJ 5 % 2,14 11,49

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan tidak berbeda

nyata menurut uji BNJ 5 %.

Berdasarkan Tabel 3, rata-rata jumlah daun tanaman terong yang tertinggi

pada umur 4 dan 6 MST diperoleh pada kombinasi perlakuan bahan organik Bokashi

kayambang dengan lama inkubasi 2 minggu (K2L2) yaitu masing-masing 8,67 helai

dan 20,00 helai daun, dan berbeda nyata dengan semua perlakuan Pada umur 6 MST.

4.1.3. Umur Muncul Bunga Pertama (HST)

Data hasil pengamatan umur muncul bunga pertama tanaman Terong (HST)

disajikan pada Tabel Lampiran 10. Sedangkan analisis ragam umur muncul bunga

pertama tanaman disajikan pada Tabel Lampiran 11.

Hasil analisis ragam umur muncul bunga pertama tanaman terong

menunjukan bahwa interaksi perlakuan pemberian beberapa bahan organik dan lama

inkubasi tidak berpengaruh nyata terhadap variabel umur muncul bunga pertama

Page 21: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

21

pada tanaman terong, tetapi perlakuan lama inkubasi secara tunggal berpengaruh

nyata terhadap variabel umur muncul bunga pertama tanaman terong.

Hasil uji beda rata-rata umur muncul bunga pertama tanaman terong akibat

lama inkubasi disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Uji Beda Rata – Rata Umur Muncul Bungan Pertama Tanaman

Terong (HST) Akibat perlakuan Lama Inkubasi.

Perlakuan Rataan

L1

L2

L3

34,00a

35,17b

41,67b

BNJ 5 % 5,45

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan tidak berbeda

nyata menurut uji BNJ 5 %.

Berdasarkan Tabel 4, rata-rata umur muncul bunga pertama tanaman terong

yang tercepat pada perlakuan Lama inkubasi selama 2 minggu (L1) secara tunggal

yaitu 34 HST, dan berbeda nyata dengan perlakuan lama inkubasi 6 minggu (L3)

yaitu 41,67 HST, tetapi tidak berbeda nyata terhadap lama inkubasi selama 4 minggu

(L2) yaitu 35 HST.

4.1.4. Jumlah Cabang Produktif (Cabang)

Data hasil pengamatan jumlah cabang produktif tanaman Terong disajikan

pada Tabel Lampiran 12. Sedangkan analisis ragam jumlah cabang produktif

tanaman disajikan pada Tabel Lampiran 13.

Hasil analisis jumlah cabang produktif tanaman terong menunjukan bahwa

interaksi perlakuan pemberian beberapa bahan organik dan lama inkubasi

berpengaruh sangat nyata terhadap variabel jumlah cabang produktif tanaman terong.

Page 22: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

22

Hasil uji Beda rata-rata jumlah cabang produktif tanaman terong umur akibat

kombinasi perlakuan beberapa bahan organik dengan lama inkubasi disajikan pada

Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Uji Beda Rata – Rata Jumlah Cabang Produktif Tanaman Terong

(Cabang) Akiba Pemberian Bahan Organik dan Lama Inkubasi.

Perlakuan Rataan

K1L1

K1L2

K1L3

K2L1

K2L2

K2L3

8,33c

4,00b

2,67ab

2,33a

2,33a

2,33a

BNJ 5 % 1,60

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan tidak berbeda

nyata menurut uji BNJ 5 %.

Berdasarkan Tabel 5, rata-rata jumlah cabang produktif tanaman terong yang

terbaik pada kombinasi perlakuan beberapa bahan organik pupuk kandang ayam dan

lama inkubasi 2 minggu (K1L1) yaitu 8,33 buah, dan berbeda sangat nyata dengan

perlakuan yang lain.

4.1.5. Jumlah Buah (Buah)

Data hasil pengamatan jumlah buah tanaman Terong disajikan pada Tabel

Lampiran 14. Sedangkan analisis ragam jumlah buah tanaman disajikan pada Tabel

Lampiran 15.

Hasil analisis ragam jumlah buah tanaman terong menunjukan bahwa

interaksi perlakuan pemberian beberapa bahan organik dan lama inkubasi tidak

Page 23: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

23

berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah buah pada tanaman terong, tetapi

perlakuan lama inkubasi secara tunggal berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah

buah tanaman terong.

Hasil uji Beda rata-rata jumlah buah tanaman terong akibat kombinasi

perlakuan beberapa bahan organik dengan lama inkubasi disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Uji Beda Rata – Rata Jumlah Buah Tanaman Terong (Buah) Akibat

Perlakuan Lama Inkubasi.

Perlakuan Rataan

L1

L2

L3

5,33a

2,67a

4,33a

BNJ 5 % 5,45

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan tidak berbeda

nyata menurut uji BNJ 5 %.

Berdasarkan Tabel 6, rata-rata jumlah buah tanaman terong yang terbaik pada

perlakuan lama inkubasi secara tunggal selama 2 minggu (L1) yaitu 5,33 biji, dan

berbeda nyata dengan perlakuan (L2) yaitu 2,67, tetapi tidak berbeda nyata terhadap

perlakuan (L3) yaitu 4,33.

4.1.6. Berat Buah Segar Pertanaman (g)

Data pengamatan berat segar buah pertanaman disajikan pada Tabel

Lampiran 16. Sedangkan analisis ragam berat segar buah pertanaman disajikan pada

Tabel Lampiran 17.

Hasil analisis ragam berat segar buah pertanaman menunjukan bahwa

interaksi perlakuan pemberian bahan organik dan lama inkubasi berpengaruh nyata

terhadap variabel berat buah segar pertanaman.

Page 24: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

24

Hasil uji Beda rata-rata berat segar buah pertanaman akibat kombinasi

perlakuan beberapa bahan organik dan lama inkubasi disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil Uji Beda Rata – Rata Berat Buah Segar Tanaman Terong (Buah)

Akibat Pemberian Bahan Organik dan Lama Inkubasi.

Perlakuan Rataan

K1L1

K1L2

K1L3

K2L1

K2L2

K2L3

381,67b

169,67a

177,67a

190,33a

147,00a

199,67a

BNJ 5 % 167,25

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan tidak berbeda

nyata menurut uji BNJ 5 %.

Berdasarkan Tabel 7, rata-rata berat buah pertanaman yang terbaik pada

interaksi perlakuan pemberian bahan organik pupuk kandang ayam dan lama

inkubasi selama 2 minggu (K1L1) yaitu 381,67 gr, dan berbeda nyata terhadap semua

perlakuan.

4.2. Pembahasan

Dalam pola pertumbuhannya sendiri, tanaman mengalami dua fase

pertumbuhan, yaitu fase vegetatif dan fase generatif (Anonim 2011).

4.2.1. Fase Vegetatif

Pertumbuhan fase vegetatif adalah fase berkembangnya bagian vegetatif dari

suatu tanaman, bagian vegetatif dari tanaman adalah akar, batang dan daun (Anonim

Page 25: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

25

2011), namuan dalam hal ini yanag akan dibahas lebih lanjut hanyalah pertumbuhan

vegetatif tinggi tanaman atau batang dan jumlah daun.

Berdasarkan analisis ragam tinggi tanaman (Tabel Lampiran 1, 2 dan 3)

menunjukan bahwa interaksi perlakuan beberapa bahan organik dan lama inkubasi

berpengaruh nyata dalam peningkatan pertumbuhan vegetatif tanaman terong berupa

tinggi tanaman pada umur 4 dan 6 MST, namun tidak berpengaruh nyata pada umur

2 MST. perlakuan beberapa bahan organik berpengaruh sangat nyata pada umur 4

dan 6 MST, sedangkan perlakuan lama inkubasi tidak berpengaruh nyata terhadap

semua umur perlakuan.

Interaksi antara beberapa bahan organik dan lama inkubasi tidak berpengaruh

nyata terhadap variabel tinggi tanaman pada umur 2 MST, karena tanaman terong

pada umur 2 MST baru mulai membentuk perakaran setelah melewati masa adaptasi

pemindahan dari persemaian ke polybag. Sehingga daya serap akar tanaman belum

optimal menyerap unsur hara dari beberapa bahan organi dan lama inkubasi, Seperti

N, P dan K sangat bermanfaat bagi tanaman.

Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman, yang pada

umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian

vegetatif tanaman seperti daun, batang dan akar. Fosfor (p) sangat berguna bagi

tumbuhan karena berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar terutama pada

awal-awal pertumbuhan, mempercepat pembungaan, pemasakan biji dan buah.

Interaksi antara beberapa bahan organik dan lama inkubasi berbeda nyata pada tinggi

tanaman umur 4 dan 6 MST, hal ini karena daya serap akar sudah optimal sehingga mampu

menyerap unsur hara yang terkandung dari beberapa bahan organik dan lama inkubasi.

Selain itu adanya pemeberian beberapa bahan organik seperti pupuk kandang ayam dan

Page 26: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

26

bokasi kayambang dapat memperbaiki sipat fisik tanah menjadi lebih gembur sehingga akar

tanaman lebih cepat menyerap unsur hara. Kalium sangat penting dalam proses metabolisme

tanaman. Kalium juga penting di dalam proses fotosintesis. Bila Kalium kurang pada daun,

maka kecepatan asimilasi CO2 akan menurun. Kalium berfungsi Membantu pembentukan

protein dan Karbohidrat, Mengeraskan jerami dan bagian kayu tanaman, Meningkatkan

resisten terhadap penyakit, Meningkatkan kualitas biji atau buah ( Anonim 2012 ).

Adanya peningkatan tinggi tanaman merupakan kontribusi dari tersedianya

dan terserapnya unsur hara dari beberapa bahan organik seperti pupuk kandang

ayam serta bokashi kayambang dikombinasikan dengan lama inkubasinya yang

diberikan sebagai perlakuan. Adanya bahan organik yang diberikan mampu

memperbaiki kualitas tanah, para peneliti berpendapat bahwa penambahan bahan

organik itu ternyata sangat banyak memperbaiki kualitas tanah, bahan organik ini

mempunyai nilai tertentu yaitu pembentukan agregat dari partikel-partikel tanah

Sarief 1986. Sedangkan lama inkubasi berpengaruh terhadap unsur hara yang

diuraikan dan diserap oleh tanaman.

Perlakuan K2L2 atau bahan organik berupa bokashi kayambang dengan lama

inkubashi selama 4 minggu mampu meningkatkan pertumbuhan vegetatip tanaman

pada umur 4 dan 6 MST , hal ini dikarenakan perlakuan ini lebih mampu

menyediakan unsur hara dan mampu menciptakan lingkungan tumbuh yang baik

dalam menyediakan unsur hara makro dan mikro yang dimanfaatkan tanaman selama

fase vegetatif. Humus yang dihasilkan dari bokashi kayambang mampu memperbaiki

struktur tanah, menggemburkan tanah yang kering dan miskin unsur hara.

Menurut Wididana dalam suryanto, 2012, bokashi dapat menyuburkan tanah

karena EM-4 mengandung mikroorganisme yang bermanfaat bagi tanah, sehingga

Page 27: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

27

lapisan olah tanah menjadi lebih dalam dan ruang gerak akar menjadi lebih

bertambah luas. Secara kimia EM-4 dapat meningkatkan PH tanah ke arah netral,

sehingga ketersediaan unsur hara menjadi semakin tinggi bagi perakaran tanaman.

Dari segi biologi, EM-4 dapat meningkatkan populasi mikroorganisme fermentasi

dan sintetik, sehingga pertumbuhan penyakit dan serangga dapat ditekan.

Pada variabel jumlah daun pengematan umur 2 MST, hasil analisis ragam

menunjukan bahwa tidak berbeda nyata, sama halnya seperti variabel tinggi tanaman,

karena taman pada umur 2 MST baru mulai membentuk perakaran setelah melewati

masa adaptasi pemindahan dari persemaian ke polybag.

Sedangkan pada umur 4 dan 6 MST analisis ragam dengan perlakuan

beberapa bahan organik dan lama inkubasi menunjukan pengaruh yang nyata

terhadap pertambahan jumlah daun, hal ini dikarenakan tanaman sudah optimal

dalam menyerap unsur hara serta bahan organik berupa bokashi kayambang dengan

lama inkubasi 4 minggu mampu menyediakan unsur hara sebagai pendukung dalam

pertumbuhan variabel jumlah daun.

Kayambang (Salvinia molesta) merupakan salah satu jenis tumbuhan yang

mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman dan merupakan pupuk yang

dapat diberikan dalam bentuk bokashi. Kalium sangat penting dalam proses

metabolisme tanaman, Kalium juga penting di dalam proses fotosintesis. Bila Kalium

kurang pada daun, maka kecepatan asimilasi CO2 akan menurun (Anonim 2012).

4.2.2. Fase Generatif

Pertumbuhan fase Generatife adalah fase berkembangnya bagian generatife

dari suatu tanaman, bagian generatif dari tanaman adalah bunga, buah dan biji

Page 28: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

28

(Anonim 2011), namuan dalam hal ini yanag akan dibahas lebih lanjut hanyalah

pertumbuhan generatif bunga, jumlah cabang produktif dan buah.

Analisis ragam menunjukan bahwa interaksi kedua perlakuan tersebut

menunjukan tidak berpengaruh nyata terhadap umur muncul bunga pertama dan

jumlah buah tanaman terong, hal ini disebabkan kedua perlakuan tersebut lebih

berperan secara individu, dalam hal ini adalah perlakuan lama inkubasi 2 minggu

(L1) menunjukan berbeda nyata dengan lama inkubasi 6 minggu (L3), dan lama

inkubasi 4 minggu (L2), pada variabel umur muncul bunga pertama sedangkan

perlakuan lama inkubasi 2 minggu (L1) menunjukan berbeda nyata dengan perlakuan

4 minggu (L2) namun tidak berbeda nyata dengan perlakuan 6 minggu (L3) pada

variabel jumlah buah tanaman.

Selain takaran dan bentuk pupuk, waktu dan cara pemupukan juga berperan

penting dalam meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk. Waktu dan cara

pemberian pupuk berkaitan erat dengan laju pertumbuhan tanaman di mana hara

dibutuhkan oleh tanaman dan kehilangan pupuk (dapat terjadi melalui proses

pencucian, penguapan, dan fikssasi). Hara N banyak menguap dan tercuci, hara K

banyak tercuci, sedangkan hara P terfiksasi di dalam tanah ( Gojali 2008 ).

Interaksi kedua perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap variabel jumlah

cabang produktif dan berat buah segar tanaman, perlakuan bahan organik berupa

pupuk kandang ayam dan lama inkubasi 2 minggu (K1L1) menunjukan perbedaan

yang sangat nyata terhadap semua perlakuan, hal ini disebabkan karena pupuk

kandang dengan lama inkubasi 2 minggu mampu memberikan unsur hara yang

Page 29: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

29

sangat dibutuhkan tanaman dalam pertumbuhan generatif jumlah cabang produktif,

baik unsur hara makro ataupun mikro.

Pupuk kandang, disamping mengandung unsur makro seperti nitrogen,

phosphor dan kalium, juga mengandung unsur mikro seperti kalsium, magnesium,

tembaga dan sejumlah kecil mangan, coper dan boron (sarief 1986 ). Yang sangat

berpengaruh terhadap pertumbuhan generatif jumlah cabang produktif tanaman.

Tingginya ketersedian unsur N, P, K, Mg, Ca serta tercukupinya unsur hara

mikro dari bahan organik berupa pupuk kandang ayam yang di inkubasikan selama 2

minggu semakin mendukung tersedianya unsur hara bagi tanaman terong dalam

memanfaatkan unsur hara, sejalan dengan membaiknya sipat fisik tanah berpasir

maka memudahkan akar tanaman untuk menyerap unsur hara sehingga berpengaruh

nyata terhadap variabel berat buah segar pertanaman, tapi tidak berpengaruh terhadap

jumlah buah pertanaman karena pada variabel jumlah buah pertanaman faktor lama

inkubasi secara tunggal yang berpengaruh nyata.

Menurut Hardjowigeno dalam Mahmudah 2003 menegaskan bahwa, pupuk

kandang unggas (ayam) termasuk pupuk organik yang dapat memperbaiki sifat fisik,

kimia dan biologis tanah yanag mempunyai keunggulan kandungan unsur hara

makro dan mikro yang relatif tinggi dibandingkan hewan yang lainnya. Diantaranya

kandungan hara makro antara lain 1,70% N, 1,90% P2O5 dan 1,50% K2O. kondisi

inipun berpariasi tergantung mutu dari pakan unggas (ayam) yang mempengaruhi

kualitas yang dihasilkan sebagai pupuk kandang.

Sutedjo dalam Mahmudah 2003 mengemukakan bahwa peranan unsur hara

makro dan mikro sangat besar dalam fase generatif, dimana unsur hara makro untuk

Page 30: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

30

pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buah, sedangkan unsur hara mikro untuk

peningkatan kualitas buah yang dihasilkan.

Fakta dilapangan menunjukan bahwa bahan organik berupa bokasi

kayambang sangat baik peranannya dalam pertumbuhan vegetatif tanaman, akan

tetapi setelah masuk fase generatif perlakuan ini mengalami penurunan, hal ini

diduga bahwa unsur hara yang disediakannya hanya sampai pada masa pertumbuhan

vegetatifnya saja, berbeda halnya dengan perlakuan bahan organik berupa pupuk

kandang ayam dengan lama inkubasi 2 minggu yang selalu konstan baik pada masa

pertumbuhan vegetatif maupun generatif, hal ini diduga bahwa bahan organik berupa

pupuk kandang ayam dengan lama inkubasi 2 minggu mampu menyediakan unsur

hara sebagai penunjang pada masa pertumbuhan fase vegetatif dan generatif

Menurut Gardner, Pearce dan Mitchell (dalam Mahmudah 2003), bahwa

pertumbuhan tanaman mutlak memerlukan hasil asimilasi yang dihasilkan tanaman

dari penyerapan unsur hara yang merupakan salah satu paktor penunjang

pertumbuhan selain faktor kendali genetik tanman. Semakin besar jumlah transfer

hasil asimilasi ke cadangan makanan, maka sejumlah buah dan biji yang terbentuk

akan semakin besar ukurannya dan baik kualitasnya. Dengan demikian menjadikan

ukuran dan berat buah menjadi semakin tinggi.

Page 31: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

31

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :

a) Pemberian bahan organik dan lama inkubasi memberikan pengaruh nyata

terhadap variabel, tinggi tanaman dan jumlah daun umur 4 dan 6 MST, jumlah

cabang produktif dan berat segar buah pertanaman, tetapi tidak berpengaruh

nyata terhadap variabel tinggi tanaman dan jumlah daun umur 2 MST, umur

muncul bunga pertama dan jumlah buah pertanaman;

b) Perlakuan faktor tunggal lama inkubasi berpengaruh nyata terhadap variabel

umur muncul bunga pertama dan jumlah buah pertanaman, perlakuan L1 (lama

inkubasi selama 2 minggu) lebih mampu memberikan hasil yang lebih baik

dengan jumlah buah rata-rata 5,33 buah pertanaman;

c) Berat segar buah tertinggi terdapat pada perlakuan K1L1 (pupuk kandang ayam

dengan lama inkubasi 2 minggu dengan berat segar buah rata-rata 381,67 gr

pertanaman dan berbeda nyata terhadap semua perlakuan.

5.2. Saran

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan, disarankan agar dilakukan penelitian

lanjutan dengan mengkombinasikan bahan organik berupa bokasi kayambang

sebagai pendukung pertumbuhan fase vegetatif dan pupuk kandang ayam sebagai

pendukung pertumbuhan fase generatif.

Page 32: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

32

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2011.http://arrayfaperta.blogspot.com/2011/12/laporan-praktikum-

pembuatan-boksi.html?zx=57d59134e04886ef Tanggal Akses 6 Mei,

2012.

______2012.http://jamurtiramputihsuriyanisuryanto.blogspot.com/2012/02/pengar

uh-pemberian-bokashi-kayambang.html. Tanggal Akses 6 Mei, 2012.

______2012. http://aryasudiadnyana.blogspot.com/2012/06/teknologi-pembuatan-

pupuk-organik-oleh.html. Tanggal Akses 20 November, 2012.

______2012.http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/2321616-manfaat-

unsur-hara-npk-nitrogen/#ixzz2E4nHaO6t. Tanggal Akses 20

November, 2012.

Anton Budiyono, 2011. Pengaruh Pemberian Bokashi Pupuk Kandang Ayam +

Arang Sekam Padi dan Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil

Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum.L) pada Tanah Berpasir. Skripsi.

Program Studi Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas

Muhammadiyah Palangkaraya.

Badan Pusat Statistik Hortikultura Propinsi Kalimantan Tengah.2010. Luas Panen,

Produktivitas dan Produksi Sayuran dan Buah-buahan Semusim.

Kalimantan Tengah

Dedy Supratono, 2008. Pengaruh Pemangkasan Cabang dan Pemberian Pupuk

Kandang Ayam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Melon (Cucumis

melo.L) pada Tanah Mineral. Skripsi Jurusan Budidaya

Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Dipo Yuwono, 2006. Kompos. Penebar Swadaya. Jakarta

Endang, 2007. Pengaruh Pemberian Dolomit dan Pupuk Organik Kayambang

(Salvinia molesta) pada Lahan Gambut terhadap Pertumbuhan dan Hasil

Tanaman Jagung Manis. Skripsi Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas

Pertanian. Universitas Palangkaraya

Foth, H.D.1991. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Diterjemahkan oleh Endang Dwi

Purbayanti, Dwi Retno Lukiwati dan Rahayuning Trimulatsih. Gajah

Mada University Press. Yogyakarta.

Hardjowigeno, 1992. Ilmu Tanah. PT. Madiyatama Sarana Prakarsa. Jakarta

Heni Yusita, 2004. Pengaruh jenis Dan DosisPupuk Kandang T erhadap

Pertumbuhan Tanaman Terong(Solanum melongena L)Pada Tanah

Berpasir

Page 33: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

33

Lingga. P. dan Marsono, 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Mahmudah, 2003. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan SP-36 Terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Terong (Solanum melongena L) pada tanah

podsolik. Skripsi sekolah Sarjana Universitas

Muhammadiyah Palangkaraya.

Najiyati, S., Lili Muslihat dan I Nyoman N. Suryadiputra. 2005. Panduan

Pengelolaan Lahan Gambut untuk Pertanian Berkelanjutan. Proyek Climate

Change, Forest and Peatlands In Indonesia. Wetlands Internasiona-Indonesia

Programmed dan Wildlife Habitat Canada-Bogor.

Indonesia

Nasir, 2007. Pengaruh Penggunaan Pupuk Bokashi pada Pertumbuhan dan Produksi

Padi Palawija dan Sayuran. http://www.digilib. Brawijaya.ac.id.

28 Juli 2007

Rosani, U. 2002. Performa Itik Lokal Jantan Umur 4-8 minggu dengan Pemberian

Kayambang (Salvinia molesta) dalam Ransumnya. Skripsi Jurusan Ilmu

Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

Rosmarkan, A dan Nasih Widya Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah.

Kanisius.Yogyakarta

Rukmana. 1994. Bertanam Terong. Penerbit Kanisius. Yogyakarta

Sarief. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana.

Bandung

Samadi, B. 2002. Bertanam Terong Hibrida. Kanisius. Yogyakarta

Sutedjo dan Kartasapoetra. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta. Jakarta

Widiastuti, L. 2006. Pengaruh Penambahan Kayambang (Salvinia molesta)

sebagaipupuk organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Daun semi di

Tanah Gambut Pedalaman. Tesis Sekolah Pasca Sarjana

Universitas Gadjah Mada.

Page 34: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

34

Lampiran 1. Bagan Percobaan

Keterangan :

1. K1L1 = Pupuk kandang ayam dengan lama inkubasi 2 minggu.

2. K1L2 = Pupuk kandang ayam dengan lama inkubasi 4 minggu.

3. K1L3 = Pupuk kandang ayam dengan lama inkubasi 6 minggu.

4. K2L1 = Bokashi kayambang dengan lama inkubasi 2 minggu.

5. K2L2 = Bokashi kayambang dengan lama inkubasi 4 minggu.

6. K2L3 = Bokashi kayambang dengan lama inkubasi 6 minggu.

7. I, II, III = Ulangan

K1I3

(I)

K1I3

(III)

K2I3

(II)

K2I1

(II)

K2I2

(II)

K1I1

(I)

K1I1

(II)

K2I2

(I)

K1I2

(III)

K2I1

(III)

K1I2

(II)

K2I2

(III)

K1I2

(I)

K2I3

(III)

K1I1

(III)

K2I3

(I)

K1I3

(II)

K2I1

(I)

Page 35: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

35

Lampiran 2. Perhitungan Pupuk Bahan Organik

Rumus Konversi Dosis pupuk:

Berat tanah per Polybag = 8kg

Berat tanah Berpsir per Hektar = V x BD

K ( kedalaman tanah Pasir Yang dapat diambil) = 20 cm

= 0,2 m

V ( Volume Tanah Berpasir per Hektar) adalah :

1 ha = 10.000 m² = 100 x 100 m

Maka Volume Tanah Berpasir Adalah :

= p x 1 x k

= 100 m x 100 m x 0,2

= 2.000 m³/ha

BD (Bulk Density) Tanah Berpasir = 0,1 g/cm³

Maka Berat Tanah Berpasir per Hektar Adalah :

= (V) X (BD)

= 2.000 m³ x 0,1 g/cm³

= 2000000000 cm³ x 0,1 g/cm³

= 200000000 g

= 200 ton/ha

1. Konversi Bahan Organik Ayam dan Bokashi Kiyambang

Dosis Rekomendasi Bahan Organik = 30 ton/ha

= 30.000 kg/ha

Dosis yang diperlukan =

= 1,2 kg

= 1200 g/polybag

Page 36: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

36

Lampiran 4. Data Tinggi Tanaman Umur 2 MST

Perlakuan

Ulangan

Total Rata-Rata

I II III

K1L1

K1L2

K1L3

K2L1

K2L2

K2L3

4,5

3,4

2,2

4,0

2,9

4,6

3,0

3,0

2,8

3,6

3,0

4,0

3,0

4,5

3,6

3,5

4,3

3,6

10,5

10,9

8,6

11,1

10,2

12,2

3,5

3,63

2,9

3,7

3,4

4,07

Total 63,5 -

Lampiran 5. Data Tinggi Tanaman Umur 4 MST

Perlakuan

Ulangan

Total Rata-Rata

I II III

K1L1

K1L2

K1L3

K2L1

K2L2

K2L3

10,0

5,4

3,4

10,4

10,2

15,0

9,8

4,3

4,9

6,3

11,0

12,0

6,5

6,0

5,3

9,2

16,0

7,8

26,3

15,7

13,6

25,9

37,2

34,8

8,77

5,23

4,53

8,63

12,40

11,60

Total 153,5 -

Page 37: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

37

Lampiran 6. Data Tinggi Tanaman Umur 6 MST

Perlakuan

Ulangan

Total Rata-Rata

I II III

K1L1

K1L2

K1L3

K2L1

K2L2

K2L3

31,1

15,4

5,5

31,2

30,5

39,2

32,7

29,1

12,0

20,5

35,1

34,4

24,1

16,6

9,2

28,1

39,4

19,6

87,9

61,1

26,7

79,8

105,0

93,2

29,30

20,37

8,90

26,60

35,00

31,07

Total 453,7 -

Page 38: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

38

Lampiran7. Hasil Analisis Ragam Tinggi Tanaman Umur 2, 4, dan 6 MST

SK DB JK KT F HIT F TABEL

5 % 1 %

2 MST

Perlakuan

K

L

KL

Galat

5

1

2

2

12

2,36

0,68

0,06

1,62

5,81

0,47

0,68

0,03

0,81

0,48

0,98tn

1,42tn

0,06tn

1,69tn

-

3,11

4,75

3,89

3,89

-

5,06

9,33

6,93

6,93

-

Total 17

4 MST

Perlakuan

K

L

KL

Galat

5

1

2

2

12

153,93

99,41

1,96

52,56

66,11

30,79

99,41

0,98

26,28

5,51

5,59**

18,04**

0,18tn

4,77*

-

3,11

4,75

3,89

3,89

-

5,06

9,33

6,93

6,93

-

Total 17

6 MST

Perlakuan

K

L

KL

Galat

5

1

2

2

12

1314,837

581,406

245,658

487,773

487,463

262,97

581,406

122,829

243,886

40,622

6,47**

14,312**

3,024tn

6,004**

-

3,11

4,75

3,89

3,89

-

5,06

9,33

6,93

6,93

-

Total 17 Keterangan : ** = Berpengaruh sangat nyata terhadap F Tabel 1 %.

* = Berpengaruh nyata terhadap F Tabel 5 %.

tn = Tidak Berpengaruh Nyata

Page 39: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

39

Lampiran 8. Data Jumlah Daun Umur 2 MST

Perlakuan

Ulangan

Total Rata-Rata

I II III

K1L1

K1L2

K1L3

K2L1

K2L2

K2L3

4

4

3

5

3

5

4

4

4

3

4

5

3

4

4

4

5

5

11

12

11

12

12

14

3,70

4,00

3,70

4,00

4,00

54,67

Total 72 -

Lampiran 9. Data Jumlah Daun Umur 4 MST

Perlakuan

Ulangan

Total Rata-Rata

I II III

K1L1

K1L2

K1L3

K2L1

K2L2

K2L3

8

6

4

8

8

9

8

7

5

7

8

8

7

7

5

7

10

7

23

20

14

22

26

24

7,67

6,67

4,67

7,33

8,67

8,00

Total 129 -

Page 40: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

40

Lampiran 10. Data Jumlah Daun Umur 6 MST

Perlakuan

Ulangan

Total Rata-Rata

I II III

K1L1

K1L2

K1L3

K2L1

K2L2

K2L3

24

10

6

12

28

12

16

14

8

9

17

16

13

11

8

10

15

20

53

35

22

31

60

48

17,67

11,67

7,33

10,33

20,00

16,00

Total 249 -

Page 41: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

41

Lampiran 11. Hasil Analisis Ragam Jumlah Daun Umur 2, 4, dan 6 MST

SK DB JK KT F HIT F TABEL

5 % 1 %

2 MST

Perlakuan

K

L

KL

Galat

5

1

2

2

12

2

0,89

0,33

0,78

66

0,4

0,89

0,165

0,39

5,5

0,07tn

0,16tn

0,03tn

0,07tn

-

3,11

4,75

3,89

3,89

-

5,06

9,33

6,93

6,93

-

Total 17

4 MST

Perlakuan

K

L

KL

Galat

5

1

2

2

12

29,17

12,5

6,33

10,34

7,33

5,83

12,51

3,16

5,17

0,61

9,56**

20,51**

5,18*

8,47**

-

3,11

4,75

3,89

3,89

-

5,06

9,33

6,93

6,93

-

Total 17

6 MST

Perlakuan

K

L

KL

Galat

5

1

2

2

12

349,83

46,72

52,33

250,78

210,67

69,97

46,72

26,17

125,39

17,56

3,98*

2,66tn

1,49tn

7,14**

-

3,11

4,75

3,89

3,89

-

5,06

9,33

6,93

6,93

-

Total 17 Keterangan : ** = Berpengaruh sangat nyata terhadap F Tabel 1 %.

* = Berpengaruh nyata terhadap F Tabel 5 %.

tn = Tidak Berpengaruh Nyata

Page 42: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

42

Lampiran 12. Data Umur Muncul Bunga Pertama (HST)

Perlakuan

Ulangan

Total Rata-Rata

I II III

K1L1

K1L2

K1L3

K2L1

K2L2

K2L3

34

35

45

31

36

44

32

31

43

32

32

37

40

45

37

35

32

44

106

111

125

98

100

125

35,33

37,00

41,67

32,67

33,33

41,67

Total 665 -

Lampiran 11. Hasil Analisis Ragam Umur Muncul Bunga Pertama (MST)

SK DB JK KT F HIT F TABEL

5 % 1 %

Perlakuan

K

L

KL

Galat

5

1

2

2

12

235,62

20,06

204,78

10,78

225,33

47,12

20,06

102,39

5,39

18,78

2,51tn

1,07tn

5,45*

0,29tn

-

3,11

4,75

3,89

3,89

-

5,06

9,33

6,93

6,93

-

Total 17 Keterangan : * = Berpengaruh nyata Terhadap F Tabel 5 %

tn = Tidak Berpengaruh Nyata

Page 43: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

43

Lampiran 13. Jumlah Cabang Produktif (Cabang)

Perlakuan

Ulangan

Total Rata-Rata

I II III

K1L1

K1L2

K1L3

K2L1

K2L2

K2L3

8

4

2

2

3

3

8

4

4

2

2

2

9

4

2

3

2

2

25

12

8

7

7

7

8,33

4,00

2,67

2,33

2,33

2,33

Total 66 -

Lampiran 14. Hasil Analisis Ragam Jumlah Cabang Produktif (Cabang)

SK DB JK KT F HIT F TABEL

5 % 1 %

Perlakuan

K

L

KL

Galat

5

1

2

2

12

84,67

32,00

26,33

26,34

5,33

16,934

32,000

13,165

13,170

0,444

38,14**

72,07**

29,65**

29,66**

-

3,11

4,75

3,89

3,89

-

5,06

9,33

6,93

6,93

-

Total 17 Keterangan : ** = Berpengaruh Sangat nyata Terhadap F Tabel 1 %

Page 44: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

44

Lampiran 15. Jumlah Buah (Buah)

Perlakuan

Ulangan

Total Rata-Rata

I II III

K1L1

K1L2

K1L3

K2L1

K2L2

K2L3

4

2

2

2

1

3

3

2

3

3

1

3

2

1

1

2

1

1

9

5

6

7

3

7

3,00

1,67

2,00

2,33

1,00

2,33

Total 37 -

Lampiran 16. Hasil Analisis Ragam Jumlah Buah (Buah)

SK DB JK KT F HIT F TABEL

5 % 1 %

Perlakuan

K

L

KL

Galat

5

1

2

2

12

6,95

0,50

5,45

1,00

8,00

1,39

0,50

2,72

0,50

0,66

2,11tn

0,76tn

4,12*

0,76tn

-

3,11

4,75

3,89

3,89

-

5,06

9,33

6,93

6,93

-

Total 17 Keterangan : * = Berpengaruh nyata Terhadap F Tabel 5 %

tn = Tidak Berpengaruh Nyata

Page 45: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

45

Lampiran 17. Berat Buah Segar Pertanaman (g)

Perlakuan

Ulangan

Total Rata-Rata

I II III

K1L1

K1L2

K1L3

K2L1

K2L2

K2L3

476

215

131

196

147

217

398

145

279

198

162

233

271

149

123

177

132

149

1145

509

533

571

441

599

381,67

169,67

177,67

190,33

147,00

199,67

Total 3798 -

Lampiran 18. Hasil Analisis Ragam berat buah pertanaman (g)

SK DB JK KT F HIT F TABEL

5 % 1 %

Perlakuan

K

L

KL

Galat

5

1

2

2

12

109794,67

18432,00

53385,33

37977,34

44635,33

21958,93

18432,00

26692,66

18988,67

3719,61

5,90**

4,95*

7,18**

5,10*

-

3,11

4,75

3,89

3,89

-

5,06

9,33

6,93

6,93

-

Total 17 Keterangan : * = Berpengaruh nyata Terhadap F Tabel 5 %

** = Berpengaruh Sangat Nyata Terhadap F Tabel 1 %

Page 46: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

46

Lampiran 19. Dokumentasi Kegiatan

Persiapan Membuat Kompos Kayambang Pada Inkubasi 2 minggu

. Persiapan Pembuatan Kompos Kayambang Pada Inkubasi 4 Minggu

Page 47: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

47

Persiapan Pembuatan Kompos Kayambang Pada Inkubasi 6 Minggu

Semua tanaman sampel

Page 48: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

48

Perlakuan K1L1 ulangan 1

Perlakuan K2L1 Ulangan III

Page 49: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

49

Perlakuan K2L3 Ulangan III

Perlakuan K 2L1 Ulangan II

Page 50: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

50

Hasil Panen Pertama

Hasil Panen Kedua

Page 51: BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar · PDF file1.1 Latar Belakang Di ... (7,8 cm) dan kadar gula (6,23 brix) terhadap tanaman melon. 2.3.2 Bokashi Kayambang Klasifikasi Salvinia molesta menurut

51

Hasil Panen Ketiga