BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV...

43
1 BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mewajibkan setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk menyusun Rencana Kerja (Renja) SKPD sebagai pedoman kerja selama periode 1 (satu) tahun dan berfungsi untuk menterjemahkan perencanaan strategis lima tahunan kedalam perencanaan tahunan yang sifatnya lebih operasional. Selanjutnya didalam penyusunannya, Renja SKPD mengacu pada Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang tercantum dalam pasal 137, dimana Proses penyusunan Renja SKPD terdiri dari tiga tahapan utama yaitu tahap persiapan penyusunan, tahap penyusunan rancangan, dan tahap penetapan renja SKPD. Penyusunan Renja SKPD merupakan tahapan awal yang harus dilakukan sebelum disempurnakan menjadi dokumen Renja SKPD yang definitif. Demikian pula dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No 18 Tahun 2016 dan adanya Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 yang telah ditetapkan dalam Peraturan Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 yang didalamnya dengan turut serta memuat keselarasan antara Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dengan RPJMN 2015-2019. Penyusunan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 tersebut telah ditindaklanjuti dengan dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2018. Selanjutnya Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur selaku Organisasi Perangkat Daerah wajib menyusun Rencana Kerja (RENJA) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Tahun 2018 guna penyelarasan prioritas yang termuat dalam Agenda Prioritas Nasional terhadap perencanaan Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk Mendukung Ketahanan Pangandi Jawa Timur dengan mengacu Perubahan Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tahun 2014-2019 telah menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN 2015- 2019. Secara umum, penyusunan Rencana Kerja (RENJA) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Tahun 2018 dilakukan sesuai Perubahan Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tahun 2014-2019 serta Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2018.

Transcript of BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV...

Page 1: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

1

BAB. I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional mewajibkan setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

untuk menyusun Rencana Kerja (Renja) SKPD sebagai pedoman kerja selama periode

1 (satu) tahun dan berfungsi untuk menterjemahkan perencanaan strategis lima

tahunan kedalam perencanaan tahunan yang sifatnya lebih operasional. Selanjutnya

didalam penyusunannya, Renja SKPD mengacu pada Permendagri No. 54 Tahun

2010 tentang tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian, dan evaluasi

pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang tercantum dalam pasal 137, dimana

Proses penyusunan Renja SKPD terdiri dari tiga tahapan utama yaitu tahap persiapan

penyusunan, tahap penyusunan rancangan, dan tahap penetapan renja SKPD.

Penyusunan Renja SKPD merupakan tahapan awal yang harus dilakukan sebelum

disempurnakan menjadi dokumen Renja SKPD yang definitif.

Demikian pula dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No 18 Tahun 2016

dan adanya Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Provinsi

Jawa Timur Tahun 2014-2019 yang telah ditetapkan dalam Peraturan Nomor 1 Tahun

2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun

2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur

Tahun 2014-2019 yang didalamnya dengan turut serta memuat keselarasan antara

Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dengan RPJMN 2015-2019.

Penyusunan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 tersebut telah

ditindaklanjuti dengan dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi

Jawa Timur Tahun 2018. Selanjutnya Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan

Provinsi Jawa Timur selaku Organisasi Perangkat Daerah wajib menyusun Rencana

Kerja (RENJA) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Tahun

2018 guna penyelarasan prioritas yang termuat dalam Agenda Prioritas Nasional

terhadap perencanaan Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk

Mendukung Ketahanan Pangandi Jawa Timur dengan mengacu Perubahan Rencana

Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tahun 2014-2019 telah

menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN 2015-

2019. Secara umum, penyusunan Rencana Kerja (RENJA) Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Tahun 2018 dilakukan sesuai Perubahan

Rencana Strategis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Tahun 2014-2019 serta

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2018.

Page 2: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

2

Mengingat peran strategis dan potensi tanaman pangan dan hortikultura

Jawa Timur, maka Rencana Kerja Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura

untuk Mendukung Ketahanan Pangandi Jawa Timur tahun 2018 melalui berbagai

tahapan yang mensinergikan antara agenda prioritas Nasional dalam mewujudkan

kedaulatan pangan yang dimuat dalam Nawacita serta potensi tanaman pangan dan

hortikultura di 38 Kabupaten / Kota.

Potensi tanaman pangan dan hortikultura Jawa Timur selain terlihat dari

kondisi sumberdaya alam Jawa Timur dengan beragam komoditas tanaman pangan

dan hortikultura tetapi juga didukung sebagian besar penduduknya melakukan

aktivitas / bekerja dibidang pertanian semakin mengokohkan sektor pertanian

sebagai pendorong pembangunan ekonomi Jawa Timur terutama di perdesaan.

Potensi pertanian Jawa Timur utama lainnya adalah penyediaan bahan pangan,

bahan baku industri, pakan penyerap tenaga kerja, dan pelestarian lingkungan.

Capaian kinerja dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan tersebut terukur dari

kontribusi produksi tanaman pangan dan hortikultura Jawa Timur terhadap nasional.

Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pangan,

kebutuhan akan pangan merupakan hak mendasar bagi setiap penduduk, sehingga

ketersediaan dan keterjangkauan terhadap pangan yang bermutu dan bergizi

seimbang menjadi sangat fundamental. Besar kontribusi melalui penyediaan bahan

pangan pada tahun 2016 menurut Angka Tetap (ATAP) BPS untuk padi mencapai

17,34 persen, jagung mencapai 30,33 persen, kedelai mencapai 39,77 persen,

kacang tanah mencapai 31,06 persen, kacang hijau mencapai 26,67 persen, ubi kayu

mencapai 15,39 persen, ubi jalar mencapai 12,82 persen, dan untuk komoditas

hortikultura menurut Angka Sementara (ASEM) BPS untuk buah-buahan mencapai

23,46 persen sayuran mencapai 14,38 persen (termasuk cabai besar 9,73 persen,

cabai rawit sebesar 30,74 persen dan bawang merah sebesar 22,88 persen.

Konribusi produksi tersebut menunjukkan bahwa peran subsektor tanaman pangan

dan hortikultura di Jawa Timur sangatlah strategis dalam berkontribusi penyediaan

pangan nasional.

1.2. Dasar Hukum

Beberapa dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan RENJA Dinas

Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Tahun 2018 adalah:

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4421);

2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Page 3: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

3

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4438);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4700);

4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah

beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015

tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan

Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006

Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian

dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4663);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4737);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4815);

Page 4: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

4

12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

14. Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2018 tentang Rencana Kerja Pemerintah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 184);

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah dirubah beberapa kali

terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang

Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan PemerintahNomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016

tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Tahun 2017 ;

18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyusunan,

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2018;

19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Timur Tahun

2005 - 2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 Nomor 1 Seri

E);

20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031;

21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun

2014-2019;

22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2016 Tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembar Daerah Provinsi Jawa

Timur Nomor 1 Tahun 2016 Seri C Tambahan Lembar Daerah Provinsi Jawa

Timur Nomor 63);

23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Perubahan

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Rencana

Page 5: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

5

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun

2014 – 2019;

24. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 85 Tahun 2016, tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pertanian

dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur;

25. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 113 Tahun 2016, tentang Nomenklatur,

Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Unit Pelaksana

Teknis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur;

26. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Timur Nomor 28 Tahun 2017, tentang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2018;

1.3. Hubungan Antar Dokumen

RENJA Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Tahun

2018 adalah dokumen perencanaan Pembangunan Tanaman Pangan dan

Hortikultura untuk Mendukung Ketahanan Pangan Jawa Timur yang disusun dalam

rangka menjamin konsistensi, dan sinkronisasi antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan, dan pengawasan, serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dalam tahapan penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Tahun 2018.

1.4. Sistematika Dokumen RENJA

RENJA Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Tahun

2018 disusun dengan sistematika yang mengacu pada pasaL 143 Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah

Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yang menjelaskan penyajian

Rancangan Renja SKPD Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Dasar Hukum

1.3. Hubungan antar Dokumen

1.4. Sistematika Dokumen RENJA

1.5. Maksud dan Tujuan

BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2017 DAN CAPAIAN KINERJA

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2016 dan 2017

2.3. Permasalahan

Page 6: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

6

BAB III. TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1. Tujuan dan Sasaran

3.2. Program dan Kegiatan

BAB IV. KERANGKA ANGGARAN DAN PENDAPATAN DAERAH

4.1. Kerangka Anggaran Tahun 2018

4.2. Kerangka Pendapatan Daerah Tahun 2018

BAB V. PENUTUP

1.5. Maksud dan Tujuan

Penyusunan RENJA dimaksudkan untuk menjadi pedoman dalam

penyusunan RKA Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Tahun

2018 dalam mewujudkan sinergitas antara perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan dan pengawasan pembangunan serta efisiensi alokasi berbagai sumber

daya. Selanjutnya tujuan tersusunnya RENJA :

a. Menjadi dokumen perencanaan tahun 2018 sesuai dengan tugas pokok dan

fungsi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur;

b. Sebagai sarana pengendalian program dan kegiatan tahun 2018.

Page 7: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

7

BAB II.

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2017 DAN CAPAIAN KINERJA

2.1. Gambaran Umum

2.1.1. Potensi Sumberdaya Alam

Provinsi Jawa Timur yang terletak pada 111,0ᵒ hingga 114,4ᵒ Bujur Timur

dan 7,12ᵒ hingga 8,48ᵒ Lintang Selatan. Secara umum, luas wilayah 47.799,75 km²

terbagi dalam Jawa Timur daratan (90 persen) dan wilayah Kepulauan termasuk

Pulau Madura (10 persen). Secara administrasif, terdiri dari 38 Kabupaten/Kota (29

Kabupaten dan 9 Kota) dengan 664 Kecamatan yang meliputi 783 Kelurahan dan

7.722 Desa.

Berdasarkan kondisi sumberdaya lahan dan iklim serta sesuai zona

agroekologi, provinsi Jawa Timur dibedakan menjadi 5 zona agroekologi utama, yaitu

zona I, zona II, zona III, zona IV dan zona V sesuai dengan alternatif pengembangan

komoditas pertanian.

a. Zona I, dengan kelerengan > 40 persen dengan beda ketinggian mencapai >

300 m, merupakan jajaran perbukitan dan pegunungan vulkanik dan ketinggian

tempat > 700 m, tipe pemanfaatan lahan :

• Sub zona l.ay2, suhu panas dan agak kering dengan alternatif komoditas

buah-buahan dataran rendah antara lain: rambutan, srikaya, manggis,

durian, nangka, mangga, duku, delima dan jambu biji;

• Sub zona l.by2, suhu sejuk dan agak kering dengan alternatif komoditas :

apel, jambu, leci dan jeruk;

b. Zona II, mempunyai kelerengan 15 – 40 persen dengan beda ketinggian

mencapai 50 – 300 m, terletak pada dataran rendah (< 700 m). Tipe

pemanfaatan lahan:

• Sub zona ll.ax, suhu panas dan lembab cocok untuk komoditas : rambutan,

durian, duku dan manggis;

• Sub zona ll.ay, suhu panas dan agak kering, komoditas mangga, srikaya,

delima, dan jambu biji dapat dikembangkan pada zona ini;

• Sub zona ll.ax, suhu sejuk dan lembab, komoditas yang sesuai untuk

dikembangkan adalah lengkeng, leci, jambu dan jeruk;

• Sub zona ll.by, suhu sejuk, dan agak kering, pengembangan komoditas

apel, leci, jambu, anggur dan jeruk cocok pada zona ini;

c. Zona III, mempunyai kelerangan ± 8 – 15 m serta beda ketinggian ± 10 – 50

m dengan fisiografi dataran dan lereng bawah volkan, serta sebagian kecil kipas

alluvial yang tersebar pada dataran rendah < 700 m dan dataran tinggi > 700

m. Tipe pemanfaatan lahan:

Page 8: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

8

• Sub zona lll.ax, suhu panas dan lembab dengan alternatif komoditas :

kacang tanah, kedelai, jagung dan sayuran seperti terong, kacang panjang

dan sawi;

• Sub zona lll.ay, suhu panas dan agak kering dengan alternatif komoditas:

mangga, srikaya dan palawija;

• Sub zona lll.bx, suhu dan lembab dengan alternatif komoditas : cinnamon,

lengkeng, leci, jambu dan sayuran dataran tinggi seperti wortel, cabe,

kentang, kubis dan tomat;

• Sub zona llI.by, suhu sejuk dan agak kering dengan alternatif komoditas :

apel, leci, jambu, anggur, wortel, cabe dan kentang;

d. Zona IV, mempunyai kelerengan 0 – 8 persen dengan beda ketinggian < 10 m

pada daerah alluvial, dataran karstik, kipas alluvial, teras sungai dan dataran

banjir. Zona ini tersebar pada dataran rendah < 700 m. Tipe pemanfaatan

lahan:

• Sub zona IV.axl, IV.axl.i dan IV.axl.ir, tingkat kesuburan tanah ukup baik

dan umumnya terletak pada daerah kiri dan kanan sungai dengan tipe

pemanfaatan lahan basah dataran rendah (padi sawah dan kangkung);

• Sub zona IV.ax2, merupakan wilayah dengan penyebaran pada dataran

volkan, karstik allubial dan kipas alluvial, dengan tingkat kesuburan tanah

dan drainase yang cukup baik untuk sistem pertanian lahan kering dataran

rendah (padi gogo, kacang-kacangan, cabai dan umbi-umbian);

• Sub zona IV.ay2 dan IV.ay2.e, mempunyai kemiringan lahan < 8persen

dengan tingkat kesuburan tanah rendah sehingga memerlukan

pemupukan dan pengapuran sesuai tanaman yang dibudidayakan serta

irigasi teratur. Komoditas yang dapat dikembangkan : cabai, padi gogo,

jagung, kacang-kacangan, dan umbi-umbian;

e. Zona V, dengan tipe pemanfaatan lahan hutan (hutan pantai) dengan

penyebaran 75.640 ha atau 1,58 persen

Kondisi sumberdaya alam selain fisiografi maupun jenis lahan, kondisi

iklim, sangat mempengaruhi pengembangan komoditas tanaman pangan dan

hortikultura di Jawa Timur. Iklim sangat penting dalam penentuan jenis tanaman

yang akan ditanam karena menyangkut kesesuaian habitat dari tanaman tersebut.

Adanya perubahan iklim mempengaruhi pola tanam tanaman pertanian.

Jika ditinjau dari kondisi suhu udara, pada tahun 2016 di Provinsi Jawa

Timur rata-rata suhu udara maksimum mencapai 32,4°C dan suhu udara minimum

mencapai 25,4°C. Suhu tertinggi pada bulan Maret mencapai 33,18°C dan

November 2016 mencapai 33,13°C. Rerata kelembaban udara tertinggi sebesar

84,26 persen di bulan Februari 2016, sedangkan kelembaban terendah mencapai

Page 9: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

9

75,50 persen pada bulan September. Kondisi iklim Provinsi Jawa Timur secara umum

termasuk iklim tropis yang mengenal 2 (dua) perubahan putaran musim, yaitu musim

Kemarau (Mei - Oktober) dan musim Penghujan (November -sampai sekitar bulan

April). Hingga bulan Desember seluruh wilayah di Jawa Timur sudah memasuki

musim penghujan. Hampir setiap hari hujan mengguyur semua wilayah dengan

intensitas ringan hingga lebat. Perkembangan kondisi curah hujan, yaitu ketebalan

air hujan yang terkumpul pada luasan 1 meter² dalam satuan mm (milimeter) atau

sebanyak 1 liter. Curah hujan di Jawa Timur sampai dengan akhir September tahun

2016 menurut Stasiun Meteorologi Klas I Juanda Surabaya / Meteorological Station

Juanda Surabaya (Provinsi Jawa Timur dalam Angka Tahun 2017, BPS Provinsi Jawa

Timur) mencapai 2.290,10 mm³ dengan rerata 254,46 mm³ menunjukkan jumlah

curah hujan tertinggi pada bulan Februari 2016 sebesar 589,60 mm³ dan terendah

pada bulan Agustus sebanyak 100,70 mm³. Sedangkan perkembangan curah hujan

sampai dengan akhir September tahun 2017 mencapai 1.145,40 mm³ dengan rerata

127,27 mm³ menunjukkan jumlah curah hujan tertinggi pada bulan Januari sebanyak

355,2 mm³ dan terendah pada bulan Agustus sebanyak 0,00 mm³.

Berdasarkan Agroclimatic Map of Java and Madura (Oldeman, 1975),

kondisi lengas tanah di Jawa Timur menunjukkan bahwa lengas tanah yang dominan

adalah kategori Ustic dengan tipe C3, D3 dan E mempunyai luasan 2.333.750 ha atau

77,01 persen, kategori berikutnya adalah Udic dengan tipe B2, C2 dan D2 seluas

673.750 ha atau 22,23 persen sedangkan luasan 23.125 ha atau 0,76 persen. Kondisi

rejim suhu yang berpengaruh terhadap pertumbuhan komoditas tanaman adalah

suhu tanah pada kedalaman 50 cm. Sedangkan kondisi fisiografi dan bentuk wilayah

juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara langsung melalui tanah dan iklim.

Peranan fisiografi pada potensi pertanian suatu lahan adalah pengaruhnya terhadap

erodibilitas tanah.

Secara umum wilayah Provinsi Jawa Timur merupakan kawasan subur

dengan berbagai jenis tanah seperti Halosen, Pleistosen, Pliosen, Miosen, dan

Kwarter yang dipengaruhi adanya gunung berapi. Sekitar 20,60 persen luas wilayah

yaitu wilayah puncak gunung api dan perbukitan gamping yang mempunyai sifat

erosif, sehingga tidak baik untuk dibudidayakan sebagai lahan pertanian. Klasifikasi

tanah Jawa Timur berdasarkan sistem ”Soil Taxonomy USDA 1990” terdiri dari ordo-

ordo tanah, Alfisol, Andisol, Entisol, Inceptisol, Enceptisol, Vertisol, Mollisol dan

Oxisol. Klasifikasi tanah pertanian sangatlah penting, mengingat untuk mewujudkan

pertanian modern, tangguh dan efisien, maka teknologi pertanian spesifik lokasi

menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan daya saing pertanian dalam

pengembangan kawasan agribisnis berbasis komoditas di Jawa Timur.

Page 10: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

10

Berdasarkan kondisi topografi, Provinsi Jawa Timur terbagi menjadi 2

(dua) aspek :

a. Ketinggian Lahan

• Ketinggian 0 - 100 meter dari permukaan laut: meliputi 41,39 persen dari

seluruh luas wilayah dengan topografi relatif datar dan bergelombang.

• Ketinggian 100 - 500 meter dari permukaan laut: meliputi 36,58 persen

dari luas wilayah dengan topografi bergelombang dan bergunung.

• Ketinggian 500 - 1000 meter dari permukaan laut: meliputi 9,49 persen

dari luas wilayah dengan kondisi berbukit.

• Ketinggian lebih dari 1.000 meter dari permukaan laut : meliputi 12,55

persen dari seluruh luas wilayah dengan topografi bergunung dan terjal.

b. Kemiringan Lereng

Sebagian besar wilayah Jawa Timur mempunyai kemiringan lereng 0-15

persen hampir di seluruh dataran rendah Provinsi Jawa Timur, sedangkan untuk

kemiringan lereng 15-40 persen berada pada daerah perbukitan dan

pegunungan, dengan kemiringan lereng > 40 persen berada pada daerah

pegunungan. Sedangkan untuk kemiringan tanah, sebagian besar wilayah

Jawa Timur mempunyai kemiringan tanah 0-15 persen, sekitar 65,49 persen

dari luas wilayah yaitu wilayah dataran aluvial antar gunung api sampai delta

sungai dan wilayah pesisir yang mempunyai tingkat kesuburan tinggi dan

dataran aluvial di lajur Kendeng yang subur, sedang dataran aluvial di daerah

gamping lajur Rembang dan lajur Pegunungan Selatan cukup subur.

Perkembangan penggunaan lahan budidaya Jawa Timur kurang lebih

4.201.403,70 ha atau 87,90 persen dari luas wilayah provinsi Jawa Timur terdiri

Kawasan Hutan Produksi, Kawasan Hutan Rakvat, Kawasan Pertanian meliputi

Lahan Basah dan lahan kering / tegalan / kebun campur, Kawasan Perkebunan,

Kawasan Industri, Kawasan Pemukiman dan Lainnva (RPJMD Provinsi Jawa

Timur Tahun 2014-2019). Potensi lahan pertanian berdasarkan Perda Jawa

Timur No 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Luas

eksisting kawasan pertanian sebesar 2.020.491,71 ha dengan rincian pertanian

lahan basah sebesar 911.863 ha dan pertanian lahan kering / tegalan / kebun

campur sebesar 1.108.627,71ha. Selanjutnya dalam RPJMD tersebut

dicamtumkan rencana penggunaan lahan untuk pertanian lahan basah berupa

Sawah beririgasi teknis dengan luas sekurang-kurangnya 957.239 hektar atau

20,03 persen dari luas Jawa Timur dengan peningkatan jaringan irigasi semi

teknis dan sederhana menjadi irigasi teknis yang tersebar di masing-masing

wilayah sungai.

Page 11: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

11

Pada tahun 2016, berdasarkan data Rekapitulasi Luas Baku Lahan Menurut

Jenis Lahan yang dilakukan BPS Provinsi Jawa Timur bersama Dinas Pertanian

Provinsi Jawa Timur tanggal 20 Juni 2017 menunjukan perkembangan potensi

lahan pertanian di Jawa Timur meliputi pertanian lahan basah (sawah),

pertanian lahan kering, dan hortikultura dengan total luas 2.358.331 hektar atau

sebesar 49,34 persen dari luas wilayah provinsi Jawa Timur. Penggunaan lahan

sawah pada tahun 2016 seluas 1.176.650 hektar terdiri sawah irigasi seluas

924.515 hektar dan sawah non irigasi seluas 252.135 hektar dan jika

dibandingkan tahun 2015 meningkat 1.833 hektar lahan sawah sebagai akibat

bertambahnya areal sawah irigasi seluas 3.691 hektar. Dari hasil analisis

perubahan penggunaan lahan pertanian lahan basah (sawah) lima tahun

terakhir (tahun 2012 -2016) terjadi laju perubahan luas penggunaan lahan

sebesar 0,04 persen atau 508 hektar setiap tahunnya, yang terdiri laju sawah

irigasi yang semakin menurun sebesar -0,19 persen dan sawah non irigasi

sebesar 0,93 persen. terakhir (tahun 2012 -2016) terjadi laju perubahan luas

penggunaan lahan sebesar 0,04 persen atau 508 hektar setiap tahunnya, yang

terdiri laju sawah irigasi yang semakin menurun sebesar -0,19 persen dan

sawah non irigasi sebesar 0,93 persen.

2.1.2. Potensi Sumberdaya Manusia

Menurut hasil Proyeksi Penduduk Indonesia 2010 – 2035 yang dilakukan

Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Jawa Timur mencapai 39.075,3 ribu

jiwa pada tahun 2016 mengalami peningkatan 227,70 ribu jiwa jika dibandingkan

perkembangan jumlah penduduk tahun 2015 yang mencapai 38.847,6 ribu jiwa.

Perkembangan penduduk tersebut menunjukkan laju pertumbuhan sebesar 0,59

persen pada tahun 2016 dibandingkan tahun 2015. Besarnya jumlah penduduk

usia kerja, yaitu yang berusia > 15 tahun sebanyak 30,31 juta orang dan jumlah

angkatan kerja mencapai 20,89 juta orang, bertambah sebanyak 392 ribu orang

dalam kurun waktu setahun dibanding Februari 2016. Jumlah tersebut termasuk

mereka yang bekerja di sektor Pertanian 7.04 juta orang (Berita Resmi Statistik

Provinsi Jawa Timur No. Berita Resmi Statistik No. 33/05/35/Th. XV, 5 Mei 2017).

Perkembangan petugas pertanian di Jawa Timur sampai dengan akhir

tahun 2016 sebagai berikut :

1) Jumlah Petugas Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur pada tahun 2016 sebanyak

1.030 petugas termasuk Petugas Pengamat Hama Penyakit / Pengendali

organisme pengganggu tumbuhan (PHP/POPT) dan Pengawas Benih Tanaman.

Dengan terbitnya Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2016

tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Perubahan Struktur

Page 12: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

12

Organisasi Dinas Pertanian yang kemudian ditindaklanjuti Peraturan Gubernur

Jawa Timur Nomor 85 Tahun 2016, tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,

Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pertanian dan Ketahanan

Pangan Provinsi Jawa Timur maka perkembangan petugas sebanyak 1.020

orang ;

2) Petugas Pengamat Hama Penyakit / Pengendali organisme pengganggu

tumbuhan (PHP/POPT) sebanyak 460 orang yang tersebar di 29 kabupaten

seJawa Timur dan 7 Laboratorium UPT Proteksi Tanaman Pangan dan

Hortikultura Provinsi Jawa Timur (Laboratorium Pandaan – Pasuruan, Jabon –

Mojokerto, Pamekasan, Madiun, Tanggul – Jember, Kening – Tuban,

Tulungagung);

3) Perkembangan jumlah Pengawas Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura di

Jawa Timur sebanyak 118 orang yang tersebar hampir keseluruh kabupaten

termasuk analisis benih di Provinsi;

4) Petugas Pertanian Kecamatan (Mantri Pertanian) merupakan petugas Dinas

Pertanian di Kabupaten dan Kota SeJawa Timur yang berinteraksi dengan petani

beserta kelompoknya di Jawa Timur sebanyak 664 orang;

5) Perkembangan jumlah Penyuluh Pertanian di Jawa Timur: 1) 1.944 penyuluh

PNS dan jika dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 2.042 orang berkurang

98 orang; 2) 2.381 Penyuluh THL-TB pada tahun 2015 bertambah 52 orang

menjadi 2.433 Penyuluh THL-TB di tahun 2016; dan 3) sebanyak 3.665

Penyuluh Swadaya pada tahun 2016 meningkat 51 orang dari 3.614 Penyuluh

Swadaya pada tahun 2015 (Badan Ketahanan Pangan, 2017);

6) Perkembangan Kelompoktani sebanyak 44.303 kelompoktani meningkat 2.811

kelompok dibandingkan tahun 2015 berjumlah sebanyak 41.492 kelompok.

Sedangkan perkembangan Gabungan Kelompoktani (Gapoktan) sampai dengan

akhir tahun 2016 berjumlah sebanyak 8.030 Gapoktan (Badan Ketahanan

Pangan, 2016).

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun 2016 dan

2017

Jumlah penduduk Jawa Timur dari hasil proyeksi yaitu sebesar 39.075.152

jiwa pada tahun 2016 atau meningkat 0,59 persen dibandingkan tahun 2015 sebesar

38.847.561 jiwa (Provinsi Jawa Timur Dalam Angka 2017). Pertumbuhan penduduk

yang cukup tinggi tersebut merupakan tantangan sekaligus peluang bagi sektor

pertanian untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi Jawa Timur. Secara

empiris menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki peran strategis terhadap

pertumbuhan ekonomi yang terlihat dari kontribusi terhadap Produk Domestik

Page 13: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

13

Regional Bruto Jawa Timur, penyedia bahan baku industri kecil dan menengah,

sumber utama pendapatan rumah tangga pedesaan, sebagai tumpuan lapangan

kerja, dan yang paling penting adalah, sektor pertanian sebagai penyedia pangan

bagi 39.08 juta penduduk Jawa Timur.

Kondisi ketenagakerjaan di Jawa Timur pada Februari 2017 sesuai Berita

Resmi Statistik No. 33/05/35/Th. XV, 5 Mei 2017, menunjukkan keadaan lebih baik

dibandingkan Agustus 2016 dan Februari 2016. Hal ini ditunjukkan dengan adanya

peningkatan jumlah angkatan kerja dan penurunan jumlah pengangguran. Struktur

lapangan pekerjaan utama penduduk di Jawa Timur hingga keadaan Februari 2017

untuk sektor Pertanian, sektor Perdagangan, sektor Industri Pengolahan, dan sektor

Jasa Kemasyarakatan masih menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja

di Jawa Timur. Sektor Pertanian menyerap tenaga kerja sebanyak 35,12 persen.

Penyerapan tenaga kerja sektor pertanian walaupun dari tahun ke tahun terlihat

adanya pergeseran ke sektor industri. Kemampuan penyerapan tenaga kerja sektor

Pertanian tersebut hanya berasal dari kegiatan sektor Pertanian primer, belum

termasuk sektor sekunder dan tersier sepanjang vertikal sistem dan usaha agribisnis.

Namun, di sisi lain kemampuan sektor Pertanian dalam penyerapan tenaga kerja

menjadi beban bagi sektor Pertanian dalam meningkatkan produktivitas tenaga

kerjanya, oleh karena itu, Pemerintah telah mengupayakan untuk menciptakan nilai

tambah di luar kegiatan pertanian primer yang mampu dinikmati oleh rumahtangga

tani melalui kegiatan agroindustri dan pengembangan usaha di pedesaan.

2.2.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2016 - 2017

Sub sektor tanaman pangan dan hortikultura sebagai bagian dari sektor

pertanian merupakan salah satu sektor primer dalam pembentukan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) sekaligus sebagai daya dukung terhadap perkembangan

sektor Industri dan perdagangan. Saat ini, kontribusi sektor pertanian terhadap

pembentukan PDRB masih menduduki urutan ketiga setelah sektor perdagangan dan

industri pengolahan. Perkembangan share terhadap pembentukan PDRB berfluktuasi

setiap tahunnya dan cenderung menurun mengingat sub sektor tanaman pangan

dan hortikultura mempunyai tingkat produktivitas yang sangat tergantung pada

kesuburan lahan dan teknologi yang ditetapkan serta kondisi iklim. Namun perannya

sebagai multiplier effect terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Timur masih sangat

besar.

Perekonomian Jawa Timur Triwulan I-2017 yang diukur berdasarkan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp

480,36 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan mencapai Rp 356,00

triliun. Ekonomi Jawa Timur Triwulan I-2017 bila dibandingkan Triwulan I-2016

Page 14: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

14

tumbuh sebesar 5,37 persen, melambat dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya sebesar 5,44 persen. Dari sisi produksi, semua kategori mengalami

pertumbuhan positif.

Secara umum, kinerja q-to-q perekonomian Jawa Timur triwulan I-2017

tumbuh 0,25 persen. Kondisi ini utamanya didukung oleh Kategori Pertanian,

Kehutanan dan Perikanan yang tumbuh sebesar 25,10 persen; diikuti Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang yang tumbuh 1,24 persen, dan Jasa

Perusahaan 1,10 persen.

Tabel 2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur Tahun 2016 ~ 2017

(trilyun rupiah)

Kode Lapangan Usaha ADHB ADHK

Tw I 2016 2016 Tw I 2017 Tw I 2016 2016 Tw I 2017 A Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 61 927,48 246 981,64 64.612,23 40.327,05 164 687,46 42 553,96

B Pertambangan dan Penggalian

15 425,13 69 900,27 18.438,88 16.865,27 75.024,89 18.718,51

C Industri Pengolahan 129 979,46 536 473,93 140.766,70 101.093,62 411.028,39 105.164,79 D Pengadaan Listrik , Gas dan

Produksi Es 1 496,95 6 201,43 1.620,62 1.079,94 4.483,93 1.118,88

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah dan Daur Ulang

421,36 1 735,84 453,99 337,72 1.366,77 352,15

F Konstruksi 40 775,31 179 816,56 44.588,86 29.160,57 126.802,99 30.972,03 G Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

78 943,26 333 996,36 86.183,61 61.161,97 257.126,66 64.876,63

H Transportasi dan Pergudangan

15 060,41 63 290,24 16.476,19 10.036,45 41.107,64 10.450,78

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

24 781,78 104 983,22 27.512,18 17.479,70 73.398,14 18.893,08

J Informasi dan Komunikasi 20 398,85 85 149,76 22.136,72 19.451,08 79.216,96 20.252,68 K Jasa Keuangan dan

Asuransi 12 356,27 51 655,34 13.263,50 9.050,54 37.158,62 9.240,05

L Real Estate 7 250,48 29 907,42 7.735,61 5.986,49 24.298,54 6.169,51 M,N Jasa Perusahaan 3 562,30 14 894,07 3.905,89 2.659,13 10.884,70 2.811,55 O Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

9 638,49 43 157,18 10.568,95 7.169,06 31.668,14 7.608,31

P Jasa Pendidikan 11 630,91 49 544,93 12.508,15 8.990,17 37.438,70 9.342,74 Q Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 2 715,30 11 527,46 3.006,92 2.211,11 9.245,38 2.350,00

R,S, T,U

Jasa Lainnya 6 193,24 25 827,05 6.585,42 4.921,19 20.298,20 5.125,83

PDRBPDRB 442 556,99 1.855 042,70 480.364,42 337.981,06 1.405.236,11 356.001,48 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur (diolah); ¹) Seri 2010 , Tahun 2017 perkembangan s/d Triwulan I

2.2.2. Nilai Tukar Petani (NTP) Tahun 2016 - 2017

Melalui indeks harga yang diterima petani dapat dilihat fluktuasi harga

barang-barang yang dihasilkan petani. Indeks ini digunakan juga sebagai data

Page 15: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

15

penunjang dalam penghitungan pendapatan sektor pertanian. Demikian pula dari

kelompok konsumsi rumah tangga dalam indeks yang dibayar (Ib), dapat digunakan

untuk melihat fluktuasi harga barang yang dikonsumsi oleh petani yang merupakan

bagian terbesar dari masyarakat di perdesaan. Komponen Ib terdiri dari 2 golongan

yaitu golongan konsumsi rumah tangga dan golongan biaya produksi dan

pembentukan barang modal (BPPBM). Golongan konsumsi rumah tangga dibagi

menjadi kelompok makanan dan kelompok non makanan. Sedangkan dari kelompok

biaya produksi dapat digunakan untuk melihat fluktuasi harga - harga barang yang

digunakan untuk memproduksi barang - barang pertanian.

Gambar 2.1. Perkembangan Rerata NTP Jawa Timur Januari s/d September 2017

Rata-rata kontribusi NTP Tanaman Pangan dan Hortikultura terhadap NTP

Jawa Timur pada tahun 2016 > 100 artinya bahwa kemampuan / daya beli petani

tanaman pangan dan hortikultura lebih baik dibanding keadaan pada tahun dasar

2012 = 100. Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani

di daerah perdesaan adalah indikator Nilai Tukar Petani (NTP).

Hasil perhitungan NTP yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS)

Provinsi Jawa Timur menggunakan tahun dasar 2012 menunjukkan rata-rata NTP

Jawa Timur s/d bulan Mei tahun 2017 mencapai 103,26 turun 1,49 dari 104,75 jika

dibandingkan Rata-rata NTP s/d bulan September Tahun 2016. Melambatnya NTP

Jawa Timur akibat melambatnya NTP hampir semua sektor pertanian dan hanya sub

sektor peternakan yang meningkat. Berfluktuasinya NTP setiap bulan selama tahun

2017 disebabkan beberapa kebutuhan berusahatani maupun kebutuhan pokok untuk

hidup sehari-hari yang sangat fluktuatif diantaranya meningkatnya harga cabai pada

bulan Januari, Februari, harga bawang merah dan bawang putih yang meningkat

Page 16: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

16

pada bulan Februari hingga bulan Mei, naiknya harga BBM (solar dan bensin) pada

bulan Januari, Februari, dan April, naiknya upah tanam dan panen pada bulan

Januari hingga Maret, selanjutnya pada bulan Maret terjadi kenaikan tarif Listrik

Golongan I.

Tabel 2.2. Perkembangan Rerata NTP Jawa Timur Januari s/d Mei

Tahun 2016 dan 2017

Uraian Rerata s/d Mei

2015 2016 2017 1. Tanaman Pangan

a. Indeks yang Diterima (It) 118,87 130,61 131,60 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 120,60 124,84 133,97

c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 98,58 104,62 98,23 2. Hortikultura

a. Indeks yang Diterima (It) 123,96 130,97 132,46 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 118,88 128,15 130,58

c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 104,28 102,22 101,44 3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks yang Diterima (It) 121,52 131,29 129,24 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 118,89 125,60 130,54

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 102,02 104,52 99,00 4. Peternakan

a. Indeks yang Diterima (It) 128,12 125,52 134,15 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 114,81 125,54 123,69

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 111,59 99,99 108,46 5. Perikanan

a. Indeks yang Diterima (It) 128,102 131,944 142,46 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 121,734 120,208 132,53

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 105,238 109,762 107,48 Gabungan/Jawa Timur

a. Indeks yang Diterima (It) 123,244 134,392 132,40 b. Indeks yang Dibayar (Ib) 118,272 127,874 129,65

c. Nilai Tukar Petani (NTP-JT) 104,21 105,142 102,14

Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur, 2017 (data diolah)

2.2.3. Ketersediaan Pangan

Berdasarkan Angka Tetap (ATAP), realiasasi ketersediaan bahan pangan

Jawa Timur Tahun 2016, untuk beras tercapai 7.497.051 ton dari sasaran 7.780.579

ton atau 96,36% dan konsumsi mencapai 3.474.526 ton dari sasaran 3.471.810 ton

atau 100,07%, sedangkan capaian surplus untuk beras mencapai 4.022.526 ton.

Ketersediaan Jagung mencapai 5.495.348 ton dan konsumsi mencapai 168.598 ton.

Untuk kedelai ketersediaan mencapai 317.086 ton dari sasaran 439.137ton atau

72,21 %, dan konsumsi mencapai 439.754 ton sehingga untuk kedelai mengalami

defisit sebesar 123.364 ton. Apabila dilihat rincian ketersediaan dan konsumsi

pangan strategis disajikan pada tabel 2.3.

Page 17: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

17

Tabel 2.3. Perkembangan Ketersediaan dan konsumsi pangan strategis di Jawa Timur Tahun 2015-2016

NO. KOMODITAS/PANGAN 2015 2016 %

1. Beras

- Ketersediaan 7.637.107 7.497.526 98.17

- Konsumsi 3.472.975 3.474.526 100.04

- Surplus 4.164.132 4.022.526 96.60

2. Jagung

- Ketersediaan 5.495.348 5.425.180 98.72

- Konsumsi 163.160 168.598 103.33

- Surplus 5.332.188 5.256.582 98.58

3. Kedelai

- Ketersediaan 317.086 316.390 99.78

- Konsumsi 435.093 439.754 101.07

- Surplus -114.007 -123.364 108.21

4. Daging

- Ketersediaan 184.284 377.220 204.69

- Konsumsi 192.296 276.206 143.64

- Surplus 172.301 101.014 58.63

5. Telur

- Ketersediaan 323.221 367.174 113.60

- Konsumsi 229.913 261.056 113.55

- Surplus 93.308 106.119 113.73

6. Susu

- Ketersediaan 396.995 449.661 113.27

- Konsumsi 72.806 73.422 100.85

- Surplus 324.190 376.239 116.06

7. Ikan

- Ketersediaan 1.321.928 1.453.398 109.95

- Konsumsi 674.411 242.991 36.03

- Surplus 647.517 1.210.407 186.93

8. Gula - Ketersediaan 1.232.090 1.195.501 97.03 - Konsumsi 392.384 401.295 102.27 - Surplus 839.706 794.206 94.58 Jumlah Penduduk 37.812.200 38.610.200

Sumber : BKP Provinsi Jawa Timur, 2016

Ketersediaan total energi untuk dikonsumsi penduduk Jawa Timur pada

tahun 2016 sebesar 3.085 kkal/kap/hr atau 129% dari Angka Kecukupan Energi

(AKE) 2.400 kkal/kap/hr (Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2012). Ketersediaan

energi tahun 2016 didominasi oleh pangan nabati 97,06% sedangkan pangan hewani

10,56%. Apabila dibandingkan dengan AKE tahun 2015 terjadi kenaikan sebesar

1.189,25 kkal/kap/hr (49,54%).

Demikian juga total ketersediaan protein untuk di konsumsi penduduk

Jawa Timur sebesar 99,40 gram/kap/hari atau 148,36% dari Angka Kecukupan

Protein (AKP) 63 gram/kap/hr (Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2012).

Ketersediaan protein tahun 2016 masih didominasi oleh pangan nabati 99,40%

sedangkan pangan hewani 10,56%. Apabila dibandingkan dengan AKP tahun 2015

terjadi penurunan sebesar 0,69 gr/kap/hr (6,1%).

Ketersediaan pangan penduduk untuk proporsi Nabati dan Hewani Jawa Timur tahun

2015–2016 seperti pada tabel 2.4. sebagai berikut :

Page 18: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

18

Tabel 2.4. Ketersediaan Energi, Protein Penduduk Jawa Timur Tahun 2015-2016

Uraian

2015 2016

Energi Protein Energi Protein

Kkal/kap/hr % Gr/kap/hr % Kkal/kap/

hr % Gr/kap/hr %

Proporsi Nabati 3.198 95,3 80,51 83,4 3.334 93,1 82.39 87,81

Proporsi Hewani 158 4,7 16,54 16,6 248 6,9 11.44 12.19

Total 3.356 100 96,58 100 3.582 100 93.83 100

Sumber: BKP Provinsi Jawa Timur, 2016

Sedangkan untuk Konsumsi energi penduduk Jawa Timur Tahun 2016

sebesar 1.847 Kka/Kap/hari atau mencapai 92% dari anjuran AKE berdasarkan

Widya Karya Pangan dan Gizi (WKNPG) X Tahun 2012 sebesar 2.000 Kkal/kap/hr.

Perhitungan secara perwilayahan menunjukkan bahwa wilayah perkotaan konsumsi

energi sebesar 1832 Kkal/kap/hr, sedangkan untuk pedesaan konsumsi energi

mencapai 1.858 Kkal/kap/hr, ini artinya bahwa konsumsi energi masih terarah ke

karbohidrat. Berbeda dengan konsumsi protein, tahun 2016 mencapai 52,9

Gram/kap/hr atau 102% dari Angka Kecukupan Protein yang dianjurkan sebesar 52

Gram/kap/hr. Perhitungan secara perwilayahan menunjukkan bahwa perkotaan

konsumsi protein mencapai 53,7 gram/kap/hr atau 103% sedangkan pedesaaan

mencapai 52,2 gram/kap/hr atau 100,4% dari Angka Kecukupan Protein yang

dianjurkan.

2.2.4. Rawan Pangan

Capaian indikator kinerja pada tahun 2016, dari hasil pemetaan Peta

Ketahanan dan Kerawanan Pangan (FSVA) menunjukkan bahwa seluruh kecamatan

yang ada di Jawa Timur sebanyak 605 kecamatan berada dalam kondisi tahan

pangan, sebagaimana pada gambar dibawah.

Page 19: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

19

Gambar 2.2. Peta Rawan Pangan Jawa Timur Tahun 2016

2.2.5. Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

Tingkat konsumsi dan kualitas pangan ditunjukkan oleh keragaman

konsumsi pangan penduduk yang dianalisis melalui pendekatan perhitungan Pola

Pangan Harapan ( Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman) yang dicerminkan dengan

nilai skor PPH ideal 100 yang diproyeksikan akan tercapai pada tahun 2025.

Skor PPH Jawa Timur mencapai 83,36 pada tahun 2016, mencapai

98,76% dari target 2016 sebesar 84,4. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat

semakin memahami dan mempunyai kesadaran akan pentingnya kualitas konsumsi

pangan untuk hidup sehat, namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk

mengoptimalkan dan mengumandangkan Panganku Beragam, Bergizi, Seimbang

dan Aman (B2SA), maka perlu didorong melalui sosialisasi, promosi dan kegiatan

yang dapat memberi wawasan dan pengetahuan untuk Percepatan

Penganekaragaman dan Konsumsi Pangan.

Tabel 2.5 Rata-Rata Konsumsi Pangan Tingkat Rumah Tangga Penduduk Jawa Timur Tahun 2016

No. Kelompok Pangan

Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan Konsumsi Pangan Penduduk

Berat Pangan/g/ kap/hr

Energi (KKal)

% AKE *). Skor AKE Skor

Maks Skor PPH

1. Padi-padian 291,7 1,144,0 57.2 28,6 25,0 25,0

2. Umbi-umbian 33.7 44,6 2.2 1,1 2,5 1,1

3. Pangan Hewani 73.9 140.7 7.0 14,1 24 14,16

4. Lemak & Minyak 24.3 217.8 10.9 5,4 5,0 5,0

Page 20: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

20

No. Kelompok Pangan Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan Konsumsi Pangan Penduduk

Berat Pangan/g/ kap/hr

Energi (KKal)

% AKE *). Skor AKE Skor

Maks Skor PPH

5. Buah/Biji Minyak 7.8 43.9 2.2 1,1 1,0 1,3

6. Kacang-kacangan 33.0 85.2 4.3 8,5 10,0 8,6

7. Gula 32.3 117.0 5.9 2,9 2,5 2,7

8. Sayur & Buah 248.2 101.9 5.1 25,5 30,0 25,5

9. Lainnya 57,6 46.1 2.3 0 0 0,0

Jumlah 2.000 1,941.2 97.1 - 100 83,36

Ket : *). Angka Kecukupan Energi. Sumber: BKP Prov Jatim, 2016

Keragaman ketersediaan pangan untuk dikonsumsi penduduk Jawa Timur

berdasarkan Neraca Bahan Makanan Tahun 2016 skor Pola Pangan Harapan yang

dicapai sebesar 83,36. Dari kelompok pangan yang sudah mencapai target pada

kelompok padi-padian, umbi-umbian, minyak dan lemak, kacang-kacangan, buah

dan biji berminyak, gula sayur dan buah – buahan sudah berlebih, sedang yang

belum mencapai target adalah pada kelompok pangan hewani sehingga perlu ada

peningkatan.

Permasalahan pangan mengalami perkembangan yang sangat cepat dan

kompleks, perkembangan lingkungan yang global, seperti global climate change,

meningkatnya harga minyak dunia, telah mendorong kompetisi penggunaan hasil

petanian untuk pangan (food), bahan energy (fuel) dan pakan ternak (feed) yang

semakin tajam, disamping itu terjadi pengabaian terhadap good agricultural practices

dan sumber pangan lokal (biodiversitif) dikhawatirkan akan mengancam ketahanan

pangan regional maupun nasoinal.

Salah satu upaya mengurangi ketergantungan terhadap pangan impor

dapat dilakukan dengan pengembangan sumber karbohidrat non beras dan non

terigu. Sumber karbohidrat non beras dan non terigu ini mempunyai potensi

dikembangkan, untuk mengurangi ketergantungan terhadap import dengan

memanfaatkan umbi-umbian.

Capaian persentase keamanan pangan untuk pangan segar pada tahun

2016 sebesar 87,76% lebih tinggi dibandingkan dengan persentase pangan aman

target tahun 2015 yakni sebesar 84,91%.

2.2.6. Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Jawa Timur merupakan Provinsi penyangga pangan Nasional, sehingga

perkembangan Padi, Jagung dan Kedelai yang merupakan komoditas utama yang

berperan strategis dalam mewujudkan ketahanan pangan. Capaian kinerja

Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2012 – 2017 terukur dari :

Page 21: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

21

Tabel 2.6. Perkembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur Tahun 2012 - 2017

Komoditas 2012 2013 2014 2015 2016 Tw I. 2017 %

2012-2016

Padi 12.198.707 12.049.342 12.397.049 13.154.967 13.633.701 13.387.836 2,85

Jagung 6.295.301 5.760.959 5.737.382 6.131.163 6.278.264 5.728.017 0,09

Kedelai 361.986 329.461 355.464 344.998 274.317 234.053 (6,13)

Kc. Tanah 213.792 207.971 188.491 191.579 175.925 153.598 (4,66)

Kc. Hijau 66.778 57.686 60.310 67.821 56.806 47.577 (3,21)

Ubi Kayu 4.246.028 3.601.074 3.635.454 3.161.573 2.924.933 3.001.124 (8,69)

Ubi Jalar 411.957 393.199 312.421 350.516 288.039 306.808 (7,68)

Sayuran(SBS)¹) 1.344.344 1.493.815 1.736.182 1.699.232 1.774.992 1.256.857 7,42

Buah (BST) ¹)²) 4.042.257 4.292.384 4.252.203 4.557.285 4.795.852 1.128.337 4,42 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur, 2017 Keterangan : Data Tanaman Pangan ATAP 2012-2016 dan ARAM I 2017, Data Hortikultura

ATAP 2012 -2016 dan Tw I 2017

2.2.7. Dukungan Peralatan dan Mesin Pertanian

Ketersediaan sarana alat dan mesin pertanian bagi petani merupakan unsur

utama untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura.

Berdasarkan kondisi tersebut, perkembangan ketersediaan alat dan mesin pertanian

(alsintan) sebagai berikut :

Tabel 2.7. Perkembangan Peralatan dan Mesin Pertanian (Alsintan) Jawa Timur Tahun 2012 – 2017

Jenis Alsintan

Kebutuhan sesuai

renc tnm PAJALE

Alokasi tiap tahun APBD (unit) Swady Masy.

Jumlah Ketersediaan

Kekurangan Alsintan

(unit) s/d

2014 2015 2016 2017 2018

APPO 3.578 2.229 100 - - - - 2.329 1.140 Hand tracktor 173.244 1.527 306 58 70 133 35.096 37.190 130.752 Transplanter 19.490 120 165 178 228 56 - 747 18.159 Cultivator 26.805 85 146 - 55 167 - 453 25.527 Pompa Air 168.373 818 353 28 51 70 73.735 75.055 88.177 Combine Harvester 126.507 202 193 203 183 138 - 919 120.988 Power Threser 571.758 249 - - 2 140 - 391 551.280 Dryer Padi 45.739 1 - - - - - 1 44.131 Rice Milling Unit 111.949 100 50 - - - - 150 107.866 Pemipil Jagung 415.987 78 8 - - 60 - 146 392.972 Soybean Threser 111.750 8 8 - 5 - 21 106.021 Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, 2017

2.2.8. Realisasi Anggaran

2.2.8.1. Realisasi Anggaran APBD

Program dan Kegiatan yang dibiayai APBD adalah sebesar Rp.

304.043.697.600,00 , yang terdiri :

1) Belanja Tidak Langsung : Rp.137.351.756.000,00

2) Belanja Langsung : Rp.166.691.941.600,00

Page 22: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

22

Realisasi anggaran tahun 2017 sampai dengan akhir Mei 2017 sebesar

Rp. 73.080.160.547,00, atau sebesar 24,04 persen, dengan rincian:

1) Belanja Tidak Langsung : Rp. 41.869.502.380,00 atau 20,48 persen

2) Belanja Langsung : Rp. 31.210.658.167,00 atau 18,72 persen

A. Operasional Penunjang Satker

Sebesar Rp. 24.127.979.000,00, yang terealisasi sebesar Rp.

5.068.727.707,00 atau 21,01 persen, sebagai berikut:

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Anggaran sebesar Rp. 7.580.535.000,00 telah terealisasi sebesar Rp.

1.985.511.750,00 atau 26,19 persen, telah dimanfaatkan untuk mencapai sasaran

program, yaitu terwujudnya administrasi perkantoran yang tertib dalam mendukung

pembangunan pertanian.

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Anggaran sebesar Rp. Rp. 10.820.875,00 telah terealisasi sebesar Rp.

1.851.504.096,00 atau 17,11 persen, telah dimanfaatkan untuk mencapai sasaran

program, yaitu meningkatnya sarana prasarana perkantoran, melalui kegiatan

Penyediaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana dan kegiatan

Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana.

3) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah

Daerah

Anggaran sebesar Rp. 2.040.102,00 telah terealisasi sebesar Rp.

678.659.404,00 atau 33,27 persen, telah dimanfaatkan untuk mencapai sasaran

program, yaitu kelembagaan yang tepat fungsi, melalui kegiatan Koordinasi dan

Konsultasi Kelembagaan Pemerintah Daerah dan kegiatan Peningkatan Kapasitas

Sumber Daya Aparatur.

4) Program Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen

Penyelenggaraan Pemerintahan

Anggaran sebesar Rp. 3.686.467,00 telah terealisasi sebesar Rp.

553.052.457,00 atau 15,00 persen, telah dimanfaatkan untuk mencapai sasaran

program, melalui kegiatan Penyusunan Dokumen Perencanaan, kegiatan Penyusunan

Laporan Hasil Pelaksanaan Rencana Program dan Anggaran dan kegiatan

Penyusunan, Pengembangan, Pemeliharaan dan Pelaksanaan Sistem Informasi Data.

B. Pelaksanaan Program-Program Pembangunan Tanaman Pangan

dan Hortikultura untuk Mendukung Ketahanan Pangan

Sebesar Rp. 142.563.962.600,00, yang terealisasi sebesar Rp.

26.141.930.460,00 atau 18,34 persen, sebagai berikut:

Page 23: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

23

1) Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Anggaran sebesar Rp. 9.623.294,00 telah terealisasi sebesar Rp.

1.052.702.484,00 atau 10,94 persen, telah dimanfaatkan untuk mencapai sasaran

program, melalui kegiatan Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat, kegiatan

Pembelian Gabah/ Bahan Pangan Lainnya, kegiatan Penanganan Daerah Rawan

Pangan, dan kegiatan Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari.

2) Program Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan

Kehutanan

Anggaran sebesar Rp. 3.050.000.000,00 telah terealisasi sebesar Rp.

1.040.481.950,00 atau 34,11 persen, telah dimanfaatkan untuk mencapai sasaran

program, melalui kegiatan Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat, kegiatan

Pembelian Gabah/ Bahan Pangan Lainnya, kegiatan Penanganan Daerah Rawan

Pangan, dan kegiatan Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari.

3) Program Peningkatan Diversifikasi Pangan

Anggaran sebesar Rp. 10.125.000.000,00 telah terealisasi sebesar Rp.

1.574.396.169,00 atau 15,55 persen, telah dimanfaatkan untuk mencapai sasaran

program, melalui kegiatan Peningkatan Pengawasan Mutu dan Kemanan Pangan,

Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan, Pengembangan Teknologi Pangan

Olahan dan Pengembangan Karangkitri.

4) Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan

Anggaran sebesar Rp. 57.259.353.600,00 telah terealisasi sebesar Rp.

11.227.224.438,00 atau 19,61 persen, telah dimanfaatkan untuk mencapai sasaran

program melalui kegiatan Pengembangan Produksi Benih Hortikultura,

Pengembangan Produksi Benih Padi, Pengembangan Produksi Benih Palawija,

Pengembangan Pupuk Organik, Pengembangan Usaha Tani Pertanian, Proteksi

Tanaman Pangan dan Hortikultura, Sertifikasi Bibit Unggul Pertanian,

Pembangunan/Perbaikan UPTD/Balai Diklat Pertanian dan SMK Pertanian

Pembangunan dan Penyediaan Sarana Pendukungnya, Pembinaan Irigasi Pertanian

dan Adaptasi Perubahan Iklim ( Water Resource and Irrigation Sector Management

Program) WISMP II, Pengelolaan data statistik tanaman pangan dan hortikultura,

Anti Poverty Program (APP) Bidang Pertanian, Pengembangan Tanaman Serealia,

Pengembangan Tanaman Aneka Kacang dan Umbi, Pembinaan dan Pengembangan

Tanaman Buah dan Tanaman Hias, Pembinaan dan Pengembangan Tanaman Sayur

dan Tanaman Obat, Pembinaan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dan

Air Irigasi Pertanian, Pembinaan dan Pengawasan Pupuk, Pestisida dan Alsintan,

Pembinaan dan Pembiayaan Pertanian, Pembinaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi

Tersier.

Page 24: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

24

5) Program Pengembangan Agribisnis Pertanian

Anggaran sebesar Rp. 58.663.315.000,00 terealisasi sebesar Rp.

10.137.479.058,00 atau 17,28 persen, telah dimanfaatkan untuk mencapai sasaran

program melalui kegiatan Pengembangan sistem agribisnis melalui Cooperatif

Farming,Pengawasan Mutu Hasil Pertanian,Pengembangan Kerjasama antar

daerah,Pengembangan Kawasan Agropolitan, Pengembangan Kebun Agribisnis

Tanaman Pangan dan Hortikultura, Pengembangan kualitas dan mutu produk melalui

Good Agricultural Practices (GAP) dan Organik Tanaman Buah dan Tanaman

Hias,Pengembangan kualitas dan mutu produk melalui Good Agricultural Practices

(GAP) dan Organik Tanaman Sayur dan Tanaman Obat,Peningkatan Penanganan

Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan,Peningkatan Penanganan Pasca

Panen dan Pengolahan Hasil Hortikultura,Peningkatan pemasaran produk-produk

komoditas tanaman pangan,Peningkatan pemasaran produk-produk komoditas

tanaman hortikultura.

6) Program Peningkatan Kapasitas SDM Non Aparatur Pertanian

Anggaran sebesar Rp. 3.843.000.000,00 terealisasi sebesar Rp.

1.109.646.361,00 atau 28,87 persen, telah dimanfaatkan untuk mencapai sasaran

program melalui kegiatan Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis, Pendidikan

Kemasyarakatan dalam Rangka Mendukung Proteksi Tanaman Pangan dan

Hortikultura, Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam rangka Pengembangan

Tanaman Pangan

2.2.8.2. Realisasi Anggaran APBN

Program dan Kegiatan yang dibiayai APBN tahun 2017 sebesar Rp.

520.995.439.000,00 , terdiri :

PROGRAM / KEGIATAN PAGU (RP) REALISASI S/D MEI

(RP) % Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan

17.412.445.000 5.261.912.330 29,87%

1761 Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

195.250.000 87.780.000 44,96%

1762 Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia

1.039.042.000 72.635.000 6,99%

1763 Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan

3.891.768.000 920.079.855 23,64%

1764 Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Ganguan OPT dan DPI

8.562.391.000 3.199.797.475 36,51%

1766 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Pada Ditjen Tanaman Pangan

2.697.494.000 828.920.000 30,73%

5885 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

1.026.500.000 152.700.000 14,88%

Page 25: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

25

PROGRAM / KEGIATAN PAGU (RP) REALISASI S/D MEI

(RP) % Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan

272.494.548.000 41.770.523.640 8,34%

1761 Pengelolaan Produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

90.696.266.000 32.891.273.795 17,48%

1762 Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia

132.991.455.000 8.449.382.595 3,18%

1763 Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan

2.456.000.000 200.590.000 6,66%

1766 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Pada Ditjen Tanaman Pangan

962.657.000 124.628.250 15,00%

5885 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan

45.388.170.000 104.649.000 0,24%

Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura

2.609.648.000 884.456.100 14,85%

1772 Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura

650.000.000 276.600.100 38,15%

1773 Pengembangan Sistem Perlindungan Hortikultura

835.000.000 278.950.000 6,96%

1774 Peningkatan Usaha Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Pada Ditjen Hortikultura

1.043.608.000 328.906.000 28,76%

5887 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

81.040.000 - 0,00%

Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura

4.146.000.000 355.004.500 3,42%

1771 Peningkatan Produksi Sayuran dan Tanaman Obat

3.000.000.000 17.000.000 0,26%

1772 Pengembangan Sistem Perbenihan Hortikultura

- - 0,00%

1774 Peningkatan Usaha Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Pada Ditjen Hortikultura

156.000.000 44.187.000 13,98%

5886 Peningkatan Produksi Buah dan Florikultura

990.000.000 293.817.500 15,22%

5887 Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura

- - 0,00%

Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian

45.442.530.000 14.509.089.900 31,93%

1794 Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian

179.800.000 115.146.800 64,04%

1795 Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian

184.000.000 38.049.200 20,68%

1796 Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian

67.000.000 29.600.000 44,18%

1797 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian

44.867.180.000 14.273.069.900 31,81%

3993 Fasilitasi Pupuk dan Pestisida 78.650.000 33.424.000 42,50% 3994 Fasilitasi Pembiayaan Pertanian 65.900.000 19.800.000 30,05%

Page 26: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

26

PROGRAM / KEGIATAN PAGU (RP) REALISASI S/D MEI

(RP) % Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian

98.860.410.000 29.562.100.000 29,90%

1794 Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian

28.356.500.000 27.056.500.000 95,42%

1795 Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian

720.000.000 31.800.000 4,42%

1796 Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian

57.263.450.000 55.013.000 0,10%

1797 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian

4.025.160.000 763.145.000 18,96%

3993 Fasilitasi Pupuk dan Pestisida 7.795.300.000 1.532.292.000 19,66% 3994 Fasilitasi Pembiayaan Pertanian 700.000.000 123.350.000 17,62%

Program Peningkatan Penyuluhan dan Pelatihan Pertanian

58.142.918.000 14.675.320.000 25,24%

1812 Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian

58.142.918.000 14.675.320.000 25,24%

Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat

21.886.940.000 15.564.387.300 71,11%

1814 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan

15.588.540.000 12.446.376.600 79,84%

1815 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan

865.000.000 344.853.700 39,87%

1816 Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan

4.493.400.000 2.667.243.000 59,36%

1817 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Badan Ketahanan Pangan

940.000.000 105.914.000 11,27%

JUMLAH 520.995.439.000 122.582.793.770 16,15% Sumber : Dinas pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017

2.2.9. Permasalahan dan Tantangan

Beberapa permasalahan yang berhubungan dengan prioritas Program

Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk Mendukung Ketahanan

Pangan Jawa Timur serta permasalahan lainnya yang terkait dengan layanan dasar

dan tugas fungsi Dinas Pertaniandan Ketahanan Pangan :

1. Peningkatan produksi pangan di Jawa Timur masih rentan terhadap isu

pemanasan global yang berdampak terjadinya perubahan iklim, karena dampak

lanjutan dari perubahan iklim adalah bergesernya pola dan kalender tanam,

perubahan keanekaragaman hayati, eksplosi hama dan penyakit tanaman;

2. Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian serta terjadinya

degradasi sumber daya alam;

3. Ketergantungan beras sebagai komoditas pangan pokok masih cukup tinggi;

4. Pola konsumsi masyarakat masih belum beragam, bergizi, seimbang dan aman;

5. Fluktuasi harga produk pertanian dan Rendahnya ketersediaan pangan;

Page 27: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

27

6. Tingginya ketergantungan konsumsi pangan masyarakat pada komoditas jenis

padi-padian (serellia);

7. Belum optimalnya peran Kelembagaan petani;

8. Lemahnya akses petani terhadap permodalan;

9. Terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana produksi pertanian (benih,

pupuk, pestisida, alsintan) pendukung pengembangan sistem agribisnis;

10. Daya saing produk pertanian relatif masih rendah.

Beberapa kondisi tersebut di atas menuntut Pembangunan Tanaman

Pangan dan Hortikultura untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Jawa Timur untuk

semakin mengoptimalkan potensi melalui peningkatan produktivitas, mutu produk,

nilai tambah dan efisiensi usaha tani. Mengingat strategisnya peran Pembangunan

Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk Mendukung Ketahanan Pangan

mengahadapi tuntutan untuk mampu menyediakan pangan yang cukup bagi

penduduknya, menyediakan bahan baku untuk industri olahan, menyerap tenaga

kerja, serta pelestarian lingkungan hidup melalui praktek budidaya pertanian yang

ramah lingkungan.

Page 28: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

28

BAB III.

TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan mengamanatkan

bahwa negara berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan

pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang,

baik pada tingkat nasional maupun daerah hingga perseorangan secara merata di

seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sepanjang waktu dengan

memanfaatkan sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal. Sejalan dengan

amanat Undang-Undang Pangan tersebut, Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 memprioritaskan peningkatan kedaulatan

pangan sebagai salah satu sub agenda prioritas untuk mewujudkan agenda

pembangunan nasional yakni kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-

sektor strategis ekonomi domestik. Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah berupaya

meningkatkan dan memperkuat ketahanan pangan guna mewujudkan kedaulatan

pangan Nasional tersebut, maka kebijakan umum dalam Perubahan RPJMD 2014 -

2019 termuat dalam dalam Misi Kedua, yaitu Meningkatkan pembangunan ekonomi

yang inklusif, mandiri, dan berdaya saing, berbasis agrobisnis / agroindustri, dan

industrialisasi.

Penyusunan RENJA Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa

Timur Tahun 2018 mengacu pada Agenda prioritas Nawa Cita ke-enam, yaitu

Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, dan agenda

ke-tujuh, yaitu Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor -

sektor strategis ekonomi domestik, yang bermuara pada upaya mewujudkan

kedaulatan pangan, serta sesuai dengan prioritas pembangunan daerah Tahun 2018

yang merupakan penjabaran tahun ke-empat RPJMD 2014-2019. Strategi dan

kebijakan Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk Mendukung

Ketahanan Pangan Jawa Timur diarahkan untuk memenuhi pencapaian produksi

komoditas pangan utama seperti beras, jagung, kedele, sayuran dan buah guna

memantapkan dan meningkatkan ketahanan pangan yang berbasis pada kedaulatan pangan

dan kemandirian pangan. Upaya memantapkan dan meningkatkan tersebut merupakan

salah satu peran strategis sektor tanaman pangan dan hortikultura dan merupakan tugas

yang tidak ringan, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah dengan

laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,36 persen per tahun (Statistik Indonesia 2017, BPS

2016) dan tingkat konsumsi beras 86,74 kg/kapita/ tahun (Buku 1 – Pengeluaran untuk

Konsumsi Penduduk Indonesia, Susenas Maret 2016). Dalam rangka pemenuhan kebutuhan

pangan utama tersebut, telah ditetapkan target pertahun kedalam Perubahan Renstra Dinas

Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 - 2019.

Page 29: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

29

3.1. Tujuan dan Sasaran

Tujuan Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk

Mendukung Ketahanan PanganJawa Timur, yaitu: Pertama, Meningkatnya

ketahanan pangan; Kedua, Meningkatnya kontribusi Pertanian dan Ketahanan

Pangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.

Selanjutnya untuk mewujudkan tujuan maka ditetapkan sasaran

pembangunan tanaman pangan dan hortikultura sebagai berikut :

Secara lebih terinci, Sasaran Pembangunan Tanaman Pangan dan

Hortikultura Provinsi Jawa Timur Tahun 2018 tersebut terukur dari indikator kinerja

utama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur yang termuat

dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2018 sebagai berikut :

Tabel 3.1. Sasaran indikator kinerja utama Dinas Pertanian dan Ketahanan

Pangan Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 - 2019

Indikator Kinerja 2015 2016 2017 2018 2019

Penurunan Daerah Rawan Pangan (%) 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00

Skor PPH 83,30 84,40 85,50 86,60 87,70

Produksi

Padi (Ton) 12.863.245 13.633.701 13.700.000 13.800.000 13.900.000

Jagung (Ton) 7.167.301 6.278.264 6.300.000 6.500.000 6.500.000

Kedelai (Ton) 480.148 274.317 340.000 340.000 360.000

Produktivitas

Padi (Ku/ha) 61,13 60,10 64,96 65,15 65,35

Jagung (Ku/ha) 50,52 50,82 58,24 59,00 59,82

Kedelai (Ku/ha) 16,58 15,79 15,71 15,87 16,07 Jumlah sertifikasi produk hasil pertanian dan teregistrasinya hasil pertanian yang beredar di pasar Jawa Timur (unit)

10,00 271,00 60,00 65,00 70,00

Produksi

Bawang Merah 284.520 292.224 299.928 330.441 346.932

Cabe Besar (Ton) 118.340 126.047 133.754 109.980 115.479

Cabe Kecil (Ton) 306.020 326.235 346.450 309.861 323.354

Mangga (Ton) 972.771 1.021.409 1.072.480 1.126.104 1.182.409

Pisang (Ton) 1.577.705 1.656.590 1.739.420 1.826.391 1.917.710

Jeruk (Ton) 419.847 440.840 462.882 486.026 510.327

Anggrek (Tangkai) 2.558.874 2.584.463 2.610.307 2.636.411 2.662.775

Krisan (Tangkai) 57.823.982 58.402.222 58.986.244 59.576.106 60.171.867

Temulawak (Kg) 8.653.957 8.783.766 8.915.523 9.049.256 9.184.994

Jahe (Kg) 18.172.434 18.445.020 18.721.696 19.002.521 19.287.559

Page 30: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

30

Indikator Kinerja 2015 2016 2017 2018 2019

Produktivitas

Bawang Merah (ku/ha) 90,32 82,68 122,39 124,85 127,27

Cabe Besar (ku/ha) 63,25 86,25 75,77 77,22 78,57

Cabe Rawit (ku/ha) 46,55 61,77 64,26 66,61 68,91

Mangga (kg/pohon) 105,64 71,26 140,11 147,11 154,47

Pisang (kg/rumpun) 74,79 45,84 81,50 85,57 89,85

Jeruk Keprok/Siam (kg/pohon) 79,64 57,51 128,00 134,40 141,12

Anggrek (tangkai/m²) 16,96 23,29 11,78 11,78 11,78

Krisan (tangkai/m²) 19,88 21,85 12,97 12,97 12,97

Temulawak (kg/m²) 1,68 1,60 1,34 1,34 1,34

Jahe (kg/m²) 1,46 6,30 1,53 1,53 1,53

Peningkatan Kecukupan Alsintan (%) 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00

Peningkatan Luas Tambah Tanam Tanaman Padi (%) 3,00 4,00 0,10 0,10 0,10

Petani yang meningkat kapasitas SDM nya (%) 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03

Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2017

3.2. Program dan Kegiatan

Secara umum, Kebijakan Pembangunan Tanaman Pangan dan

Hortikultura untuk Mendukung Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur diarahkan

untuk :

a. Pemanfaatan spesifikasi teknologi yang tepat guna;

b. Penyediaan sarana produksi (benih/bibit dan pupuk) memenuhi syarat 6 tepat

dan pengembangan pupuk organik;

c. Pengembangan infrastruktur, sarana dan prasarana pertanian;

d. Perlindungan tanaman dari serangan OPT dan fenomena iklim;

e. Peningkatan efisiensi usaha pengolahan hasil pertanian;

f. Pengembangan agroindustri pedesaan berbasis tanaman pangan dan

hortikultura;

g. Pengembangan kawasan komoditas tanaman pangan dan hortikultura unggulan

dan kawasan agropolitan;

h. Peningkatan Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan

i. Pengembangan SDM petugas melalui pembinaan teknis PPHP dan Penerapan

sistem jaminan mutu;

j. Pemberdayaan petani;

k. Penguatan Kelembagaan petani.

Page 31: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

31

Arah kebijakan tersebut diimplementasikan kedalam Program Pembangunan

Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk Mendukung Ketahanan Pangan Jawa Timur

Tahun 2018 :

3.2.1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran diarahkan untuk tata kelola

administrasi ketatausahaan penyelenggaraan kepemerintahan Dinas secara efektif

dan efisien. Indikator capaian program berupa indeks kepuasan masyarakat /

aparatur terhadap pelayanan administrasi perkantoran dan kenyamanan kantor

sebesar 100 persen.

3.2.2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, diarahkan untuk

tata kelola administrasi ketatausahaan penyelenggaraan kepemerintahan Dinas

secara efektif dan efisien, yaitu : 1) Penyediaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana

dan Prasarana; 2) Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana.

Indikator capaian program berupa penyediaan sarana prasarana aparatur yang

layak fungsi sebesar 100 persen.

3.2.3. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah

Daerah

Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah,

diarahkan untuk tata kelola administrasi kepegawaian penyelenggaraan

kepemerintahan Dinas secara efektif dan efisien, berupa : 1) Konsultasi

Kelembagaan Perangkat Daerah; 2) Pembinaan Sumber Daya Aparatur Perangkat

Daerah. Indikator capaian program berupa prosentase kelembagaan yang tepat

fungsi sebesar 100 persen.

3.2.4. Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan

Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan, diarahkan

untuk merencanakan, pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan

dimaksudkan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan

pertanian tanaman pangan dan hortikultura melalui kegiatan : 1) Penyusunan

Dokumen Perencanaan; 2) Penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan Rencana Program

dan Anggaran; 3) Penyusunan, Pengembangan, Pemeliharaan dan Pelaksanaan

Sistem Informasi Data; dan 4) Penyusunan Laporan Pengelolaan Keuangan.

Indikator capaian program berupa prosentase dokumen penyelenggaraan

pemerintahan yang disusun tepat waktu sebesar 100 persen.

Page 32: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

32

3.2.5. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

Program Peningkatan Ketahanan Pangan bertujuan Meningkatknya

Ketersediaan Pangan Masyarakat (Food Availability) dan Akses Pangan (Food Acces)

serta Penyerapan Pangan (Food Utilization) dengan pelaksanaan kegiatan :

1) Pemanfaatan Lumbung Pangan Masyarakat sebanyak 20 unit;

2) Pemberdayaan Lembaga Distribusi Pangan untuk 150 gapoktan;

3) Pemberdayaan Masyarakat Daerah Rawan Pangan bagi 30 kelompok PKK;

4) Pemberdayaan Masyarakat Kawasan Rumah Pangan Lestari untuk 100 desa;

5) Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan sebanyak 60 unit kantin

sekolah;

6) Pemanfaatan Teknologi Pangan Olahan bagi 140 taman posyandu;

7) Pemanfaatan Lahan Pekarangan Masyarakat untuk Karangkitri bagi 100 desa.

3.2.6. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, Mutu Hasil dan

Nilai Tambah Tanaman Pangan

Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, Mutu Hasil dan Nilai Tambah

Tanaman Pangan Tahun 2018 diarahkan untuk meningkatkan produktivitas dan

produksi tanaman pangan dan memfasilitasi pengembangan usaha agrobisnis yang

mencakup usaha di bidang pertanian hulu, on farm (budi daya), hilir (agroindustri),

dan usaha jasa pendukungnya yang kuat dan terpadu untuk mendukung ketahanan

dan kemandirian pangan nasional, serta peningkatkan ekspor nonmigas. Indikator

Capaian Program Peningkatan Produksi , Produktivitas, Mutu Hasil dan Nilai Tambah

Tanaman Pangan : Produksi Padi sebanyak 65,15 ku/ha, Produksi Jagung sebanyak

59,00 ku/ha; Produksi Kedelai 15,87 ku/ha; Produksi Padi sebanyak 13.800.000 ton;

Produksi Jagung sebanyak 6.500.000 ton; Produksi Kedelai sebanyak 340.000 ton.

Upaya pencapaian Program melalui kegiatan :

1) Produksi Benih Padi Unggul diperuntukan perbanyakan benih padi unggul

bersertifikat sebanyak 1.760.695 ton dengan luas areal 635 hektar;

2) Produksi Benih Palawija Unggul untuk perbanyakan benih palawija unggul

bersertifikat sebanyak 70 ton dari luas areal 80 hektar

3) Proteksi Tanaman Pangan yang diperuntukkan untuk kinerja petugas dalam

penanganan OPT sebanyak 460 orang, peringatan dini terhadap serangan OPT

dan dampak perubahan iklim untuk 38 kab/kota dan Beroperasinya

Laboratorium Lapangan sebanyak 7 unit;

4) Penataan data statistik tanaman pangan untuk mendapatkan data luas panen,

produktivitas dan produksi dari 7 (tujuh) komoditas tanaman pangan;

Page 33: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

33

5) Ekstensifikasi dan Diversifikasi Tanaman Serealia untuk pengembangan padi

hibrida Jatim 3 hektar, Desiminasi PTT padi gogo/lahan kering 8 hektar, luas

pengembangan sorgum 9 hektar, luas pengembangan jagung 9 hektar dan

penacanangan tanam/panen dengan 200 petani;

6) Ekstensifikasi dan Diversifikasi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi seluas 6

hektar untuk komoditas kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar dan ubi

kayu dan penacanangan tanam/panen dengan 200 petani;

7) Penataan Agribisnis melalui Cooperatif Farming (CF) berupa penerapan model

agribisnis berupa bantuan sarana produksi untuk Pengembangan Model

Agribisnis Melalui Cooperative Farming (CF) sebanyak 28 unit CF melalui

bantuan sarana prasarana dan sarana produksi sebanyak 122 unit;

8) Penerapan Agribisnis Kebun Tanaman Pangan seluas 17 hektar dan

berkontribusi terhadap PAD;

9) Pembinaan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Tanaman Pangan dengan

optimalisasi kinerja sarana prasarana pasca panen padi (274 unit) dan jagung

(26 unit) bagi 300 kelompok;

10) Pemasaran Produk-Produk Komoditas Tanaman Pangan melalui 3 kali pameran

di sentra produksi komoditas tanaman pangan;

11) Sertifikasi Bibit Unggul Pertanian yang digunakan untuk mendapatkan benih

tanaman pangan bermutu dan bersertifikat sebanyak 37.000 ton.

3.2.7. Program Pengembangan Mutu dan Standarisasi Hasil

Indikator kinerja program adalah 65 sertifikasi produk hasil pertanian dan

teregistrasinya hasil pertanian yang beredar di pasar melalui :

1) Standarisasi Mutu Produk berupa penerapan Sistem Jaminan Mutu dan

Keamanan Pangan di 38 kabupaten / kota;

2) Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan melalui sosialisasi ke masyarakat

(800 orang), Kampanye Keamanan Pangan dan Gelar Kampanye Keamanan

Pangan.

3.2.8. Program Peningkatan Produksi , Produktivitas, Mutu Hasil dan

Nilai Tambah Tanaman Hortikultura

Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, Mutu Hasil dan Nilai Tambah

Hortikultura Tahun 2018 diarahkan untuk meningkatkan produktivitas dan produksi

hortikultura dan memfasilitasi pengembangan usaha agrobisnis yang mencakup

usaha di bidang pertanian hulu, on farm (budi daya), hilir (agroindustri), dan usaha

jasa pendukungnya yang kuat dan terpadu untuk mendukung ketahanan dan

kemandirian pangan nasional, serta peningkatkan ekspor nonmigas. Indikator

Page 34: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

34

Capaian Program : Produsti Cabai Besar 109.980 ton; Produksi Cabai Rawit 309.861

ton; Produksi Bawang 330.441 ton; Produksi Mangga 1.126.104 ton; Produksi Pisang

1.826.391 ton; Produksi Jeruk 486.026 ton; Produksi Anggrek 2.636.411 tangkai;

Produksi Krisan 59.576.106 tangkai; Produksi Temulawak 9.049.256 kg; Produksi

Jahe 19.002.521 kg; Produktivitas Bawang Merah 124,85 ku/ha; Produktivitas Cabai

Besar 77,22 ku/ha ; Produktivitas Cabai Rawit 66,61 ku/ha; Produktivitas Mangga

147,11 kg/pohon; Produktivitas Pisang 85,57 kg/rumpun; Produktivitas Jeruk

Keprok/Siam 134,4 kg/pohon); Produktivitas Anggrek 11,78 tangkai/m²;

Produktivitas Temulawak 1,34 kg/m²; Produktivitas Jahe 1,53 kg/m². Upaya

pencapaian Program dilakukan melalui kegiatan :

1) Produksi Benih Hortikultura Unggul diperuntukan untuk perbanyakan benih

buah-buahan sebanyak 73.500 batang dan sayuran sebanyak 12.600 kg;

2) Penataan Data Statistik Hortikultura untuk mendapatkan data luas panen,

produktivitas dan produksi dari 90 komoditas hortikultura berupa 4 dokumen

statistik;

3) Pembinaan dan Pengembangan Tanaman Buah dan Tanaman Hias yang

dilaksanakan melalui pengembangan kawasan dan koordinasi;

4) Pembinaan dan Pengembangan Tanaman Sayur dan Tanaman Obat yang

dilaksanakan melalui pengembangan kawasan dan koordinasi;

5) Sinkronisasi Antar Pemerintah Daerah dengan melakukan 3 kali Koordinasi

Sekretariat Bersama Mitra Praja Utama;

6) Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) pada Kawasan Tanaman Sayur

dan Tanaman Obat untuk meningkatkan mutu dan nilai tambah produk

sebanyak 10 kelompok;

7) Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) pada Kawasan Tanaman Buah

dan Tanaman Hias untuk meningkatkan mutu dan nilai tambah produk

sebanyak 18 kelompok;

8) Sertifikasi Bibit Unggul Pertanian yang digunakan untuk mendapatkan benih

hortikultura bermutu dan bersertifikat sebanyak 600kg benih sayuran dan buah

sebanyak 37.000.000 batang;

9) Pemasaran Produk-Produk Komoditas Tanaman Hortikultura melalui 6 kali

promosi pameran dan pemantauan harga komoditas 20 lokasi kabupaten sentra

produksi;

10) Penerapan Agribisnis Kebun Tanaman Hortikultura diareal 18 hektar berupa

diverifikasi produk segar melon, sari tebu roseli, Pasokan Pasar Modern buah

melon dan jambu kristal, Layanan Analisa Tanah dan kunjungan agrowisata;

Page 35: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

35

11) Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Hortikultura berupa fasilitasi sarana pasca

panen, yaitu : Sarana Packing House 2 unit, Pembangunan Packing House 13

unit beserta sarana sebanyak 12 unit, dan 3 unit Outlet.

3.2.9. Program Peningkatan Sarana Prasarana Pertanian

Indikator kinerja program adalah prosentase peningkatan kecukupan

alsintan sebanyak 5 persen dan luas tambah tanam padi sebesar 0,1 persen melalui:

1) Penerapan Penggunaan Pupuk Organik yang digunakan untuk pembinaan dan

monev pengembangan pupuk organik guna meningkatkan penggunaan pupuk

sebesar 10 persen, meningkatnya produksi padi sebesar 5 persen dan 29

petugas kabupaten memahami pemupukan organik;

2) Pembinaan Pelaku Usaha Tanaman Pangan dan Hortikultura diperuntukkan

untuk analisis usahatani 20 komoditas dan 3 kali bimbingan teknis

pengembangan usaha di tingkat petani serta Penganugerahan Penghargaan

Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura bagi 42 kelompok/orang;

3) Anti Poverty Program (APP) Bidang Pertanian dengan bantuan sarana prasarana

pertanian berupa alsintan sebanyak 96 unit bagi 32 kelompok masyarakat;

4) Pembinaan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dan Air Irigasi

Pertanian sebanyak 5 kali;

5) Pembinaan dan Pengawasan Pupuk, Pestisida dan Alsintan terhadap penyaluran

sarana produksi dan sarana dan prasarana dan berkoordinasi sebanyak 5 kali;

6) Dua kali Pembinaan dan Pembiayaan Pertanian terhadap 16.500 hektar luas

areal lahan yang diikutsertakan Asuransi Usahatani Pertanian ;

7) Pembinaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier guna pemantapan 152 kelompok

kelembagaan P3A / GP3A / IP3A di kabupaten;

8) Pemberdayaan Kelompok Mitra Usaha Kawasan Agropolitan berupa

pengembangan kawasan agropolitan dengan bantuan 10 unit alsintan;

3.2.10. Program Peningkatan Kapasitas SDM Non Aparatur Pertanian

Program Peningkatan Kapasitas SDM Non Aparatur Pertanian bertujuan

untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing masyarakat pertanian, terutama

petani yang tidak dapat menjangkau akses terhadap sumber daya usaha pertanian

dengan indikator capaian meningkatnya kapasitas SDM petani sebanyak 3,2, persen

melalui pelaksanaan kegiatan :

a. Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis yang difasilitasi sebanyak 1.350 orang;

b. Pendidikan Kemasyarakatan dalam rangka Mendukung Proteksi Tanaman

Pangan dan Hortikultura diperuntukkan bagi kelompok yang menerapkan

pengelolaan tanaman sehat berskala kawasan sebanyak 4 kelompok dan

Page 36: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

36

terbentuknya 7 unit Rintisan Desa PHT 7 unit regu pengendali OPT (RPO)

ramah lingkungan;

c. Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam rangka Pengembangan Tanaman

Pangan melalui nbimbingan teknis pengawalan komoditas tanaman pangan

sebanyak 38 kali;

d. Revitalisasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan bertujuan

meningkatnya akses petani dan nelayan terhadap faktor produksi, teknologi,

informasi, pemasaran dan permodalan sehingga memiliki daya saing tinggi

berupa temu teknis workshop usahatani dan pemanfaatan pekarangan bagi 250

orang dan fasilitasi kelompoktani dan penyuluh sebanyak 100 orang;

Page 37: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

37

BAB IV.

KERANGKA ANGGARAN DAN PENDAPATAN DAERAH

4.1. Kerangka Anggaran BelanjaTahun 2018

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur pada tahun

anggaran 2018, mendapatkan alokasi APBD sebesar Rp. 276.771.503.000,00 (...

Rupiah) :

a. Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 137.351.756.000,00 digunakan untuk :

1).

2).

3).

Gaji dan Tunjangan

Tambahan Penghasilan PNS

Insentif Pemungutan Retribusi

:

:

:

Rp.

Rp.

Rp.

77.148.726.000,00

59.798.997.000,00

404.033.000,00

JUMLAH : Rp. 137.351.756.000,00

b. Belanja Langsung sebesar Rp. 139.419.747.000,00 terdiri dari :

1).

2).

Operasional Penunjang Satker

(Eks Rutin)

Belanja Pembangunan Pertanian

(Eks Pembangunan)

:

:

Rp.

Rp.

25.450.397.000,00

113.969.350.000,00

JUMLAH : Rp. 139.419.747.000,00

Rincian penggunaan anggaran Belanja Langsung sebagaimana tersebut di

atas adalah sebagai berikut :

4.1.1. Operasional Penunjang Satker

Operasional Penunjang Satker (Eks Rutin) sebesar Rp. 25.450.397.000,00

digunakan untuk pelaksanaan program-program :

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran dengan anggaran sebesar Rp.

8.031.800.000,00 digunakan untuk pelaksanaan kegiatan a) Pelaksanaan

Administrasi Perkantoran meliputi : penyediaan jasa surat menyurat,

penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya air dan listrik, penyediaan jaminan

pemeliharaan PNS, penyediaan jasa administrasi keuangan, penyediaan alat

tulis kantor, penyediaan barang cetakan dan penggandaan, penyediaan

komponen instalasi listrik penerangan bangunan kantor, penyediaan peralatan

dan perlengkapan kantor, penyediaan peralatan rumah tangga, penyediaan

makanan dan minuman, rapat-rapat koordinasi di dalam daerah dan luar

daerah, penyediaan jasa lembur, penyediaan biaya jasa administrasi, perijinan

dan sertifikasi;

2) Program Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur dengan anggaran sebesar Rp.

11.243.000.000,00 digunakan untuk pelaksanaan kegiatan : a) Penyediaan dan

Page 38: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

38

pemeliharaan peralatan; b) Perlengkapan sarana dan prasarana rutin/ berkala

rumah dinas gedung kantor serta kendaraan dinas/operasional;

3) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah dengan

anggaran sebesar Rp. 2.158.600.000,00 digunakan untuk pelaksanaan

kegiatan : a) koordinasi dan konsultasi peraturan keuangan dan b) sosialisasi

peraturan perundang-undangan serta peningkatan kapasitas sumberdaya

aparatur;

4) Program Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen Penyelenggaraan

Pemerintahan dengan anggaran sebesar Rp. 4.016.997.000,00. Program

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen Penyelenggaraan

Pemerintahan diarahkan untuk merencanakan, pengendalian pelaksanaan

rencana pembangunan dimaksudkan untuk menjamin tercapainya tujuan dan

sasaran Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk Mendukung

Ketahanan Pangan dengan pelaksanaan kegiatan a) Penyusunan Dokumen

Perencanaan; b) Penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan Rencana Program dan

Anggaran; c) Penyusunan, Pengembangan, Pemeliharaan dan Pelaksanaan

Sistem Informasi Data dan d) Kerjasama Antar Daerah.

4.1.2. Program Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk

Mendukung Ketahanan Pangan

Pelaksanaan Program Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura

untuk Mendukung Ketahanan Pangan sebesar Rp. 113.969.350.000,00 digunakan

untuk pelaksanaan program-program :

1) Program Peningkatan Ketahanan Pangan dengan anggaran sebesar Rp.

10.969.350.000,00

2) Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, Mutu Hasil dan Nilai Tambah

Tanaman Pangan dengan anggaran sebesar Rp. 61.525.000.000,00

3) Program Peningkatan Produksi, Produktivitas, Mutu Hasil dan Nilai Tambah

Tanaman Hortikultura dengan anggaran sebesar Rp. 21.675.000.000,00

4) Program Peningkatan Sarana Prasarana Pertanian dengan anggaran sebesar

Rp. 11.500.000.000,00

5) Program Pengembangan Mutu dan Standarisasi Hasil dengan anggaran sebesar

Rp. 3.300.000.000,00

6) Program Peningkatan Kapasitas SDM Non Aparatur Pertanian dengan anggaran

sebesar Rp. 5.000.000.000,00

Page 39: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

39

4.2. Kerangka Anggaran Pendapatan Tahun 2018

Secara umum, kebijakan pendapatan daerah provinsi Jawa Timur

diarahkan pada :

a. Peningkatan target pendapatan daerah baik pajak langsung maupun tidak

langsung secara terencana sesuai kondisi perekonomian dengan

memperhatikan kendala, potensi, dan coverage ratio yang ada.

b. Mengembangkan kebijakan pendapatan daerah yang dapat diterima

masyarakat, partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan.

c. Perluasan sumber-sumber penerimaan daerah.

Proyeksi penerimaan pendapatan daerah Dinas Pertanian dan Ketahanan

Pangan Provinsi Jawa Timur Tahun 2018 adalah sebesar Rp. 13.889.988.000,00

(Tiga Belas Milyar Delapan Ratus Delapan Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus

Delapan Puluh Delapan Ribu Rupiah), dengan rincian:

Pendapatan Asli Daerah : Rp. 13.889.988.000,00

Retribusi Daerah : Rp. 13.467.760.000,00

- Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah : Rp. 884.000.000,00

- Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah : Rp. 12.583.760.000,00

Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah : Rp. 422.228.000,00

Sumber pendapatan tersebut berasal dari Dinas Pertanian dan Ketahanan

Pangan Provinsi Jawa Timur dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup Dinas, meliputi:

a. UPT Pengembangan Benih Padi

b. UPT Pengembangan Benih Palawija

c. UPT Pengembangan Benih Hortikultura

d. UPT Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura

e. UPT Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

f. UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura

g. UPT Pengawasan dan Sertifikasi Hasil Pertanian

Page 40: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

40

BAB V

P E N U T U P

Rencana Kerja Tahun 2018 Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi

Jawa Timur merupakan gambaran mengenai program dan kegiatan yang akan

dilaksanakan pada tahun 2018 dalam rangka pengembangan pertanian dan

ketahanan pangan di Jawa Timur. Dokumen ini diharapkan dapat berperan sebagai

alat kendali kualitas kinerja serta alat pendorong terwujudnya pemerintahan yang

bersih dan berwibawa.

Program Pembangunan Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk Mendukung

Ketahanan Pangan Tahun 2018 yang akan dilaksanakan melalui Dinas Pertanian dan

Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur pada dasarnya merupakan kelanjutan dari

program dan kegiatan yang sudah dilaksanakan pada tahun sebelumnya. Program

yang akan dilaksanakan meliputi 10 (sepuluh) Program : 1) Program Pelayanan

Administrasi Perkantoran; 2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur;

3) Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah; 4) Program

Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Kegiatan; 5) Program Peningkatan

Ketahanan pangan; 6) Program Peningkatan Produksi , Produktivitas, Mutu Hasil dan

Nilai Tambah Tanaman Pangan; 7) Program Peningkatan Produksi, Produktivitas,

Mutu Hasil dan Nilai Tambah Tanaman Hortikultura; 8) Program Peningkatan Sarana

Prasarana Pertanian; 9) Program Pengembangan Mutu dan Standarisasi Hasil; 10)

Program Peningkatan Kapasitas SDM Non Aparatur Pertanian.

Disadari bahwa pelaksanaan program kegiatan untuk mencapai Indikator

Kinerja Utama (IKU) tahun 2018, secara mutlak menjadi tanggung jawab kita

bersama termasuk peran masyarakat maupun instansi terkait sangat diperlukan.

Surabaya, 25 Juni 2017

Plt. KEPALA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

PROVINSI JAWA TIMUR

Ir. HADI SULISTYO, M.Si Pembina Utama Muda

NIP. 19621115 198801 1 002

Page 41: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

41

L A M P I R A N

Page 42: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

42

LAPORAN REALISASI ANGGARAN,

PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

TAHUN 2017

Page 43: BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangpertanian.jatimprov.go.id/images/PDF/SAKIP2018/RENJA 2018 NOV 2311.pdf · menyesuaikan Perubahan RPJMD Provinsi Jawa Timur 2014-2019 dan RPJMN

43

MEMORANDA ANGGARAN

PROGRAM TAHUN 2018

DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN

PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR