BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangscholar.unand.ac.id/56684/2/BAB 1.pdf · secara terbuka melalui...

18
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) telah membuka peluang besar untuk berbagai elemen di tingkat lokal, terutama elit lokal untuk ikut terlibat dalam proses politik tersebut. Keterlibatan elit lokal tidak terlepas dari upaya yang digunakan oleh politisi untuk memenuhi kepentingannya seperti melalui nilai-nilai primordial dan identitas. Dalam hal ini Nurhasim yang dikutip oleh Amrianto mengatakan bahwa, elit lokal dijadikan tameng yang tidak logis namun rasional bagi elit-elit yang mempunyai kepentingan memperjuangkan apa yang diinginkan, maka tidak heran apabila elit-elit lokal seperti tokoh adat, kepala suku, agama, dijadikan tameng dalam memuluskan kepentingan dalam Pemilukada 1 . Keterlibatan elit lokal dalam proses politik pada konteks Pilkada dapat dilihat dari beberapa daerah, seperti keterlibatan elit tradisional dalam dinamika politik lokal pada Pilkada di Kabupaten Wakatobi Tahun 2014, dalam fenomena ini pemanfaatan ketergantungan masyarakat terhadap bangsawan Wakatobi yang dikarenakan faktor ekonomi, oleh karena itu orientasi politik masyarakat tidak bisa berpaling dari keputusan politik bangsawan Wakatobi tersebut. 2 1 Amrianto. 2015. Peran Elit Tradisional Dalam Dinamika Politik Lokal Pada Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Wakatobi Tahun 2014. Jurnal Politico. Vol 1, No 7 hlm.5 2 Ibid.

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangscholar.unand.ac.id/56684/2/BAB 1.pdf · secara terbuka melalui...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangscholar.unand.ac.id/56684/2/BAB 1.pdf · secara terbuka melalui surat pernyataan dukungan terhadap pasangan calon Baharuddin dan Syahrul.3 Dari

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) telah membuka peluang

besar untuk berbagai elemen di tingkat lokal, terutama elit lokal untuk ikut terlibat

dalam proses politik tersebut. Keterlibatan elit lokal tidak terlepas dari upaya yang

digunakan oleh politisi untuk memenuhi kepentingannya seperti melalui nilai-nilai

primordial dan identitas. Dalam hal ini Nurhasim yang dikutip oleh Amrianto

mengatakan bahwa, elit lokal dijadikan tameng yang tidak logis namun rasional

bagi elit-elit yang mempunyai kepentingan memperjuangkan apa yang diinginkan,

maka tidak heran apabila elit-elit lokal seperti tokoh adat, kepala suku, agama,

dijadikan tameng dalam memuluskan kepentingan dalam Pemilukada1.

Keterlibatan elit lokal dalam proses politik pada konteks Pilkada dapat dilihat

dari beberapa daerah, seperti keterlibatan elit tradisional dalam dinamika politik

lokal pada Pilkada di Kabupaten Wakatobi Tahun 2014, dalam fenomena ini

pemanfaatan ketergantungan masyarakat terhadap bangsawan Wakatobi yang

dikarenakan faktor ekonomi, oleh karena itu orientasi politik masyarakat tidak

bisa berpaling dari keputusan politik bangsawan Wakatobi tersebut.2

1Amrianto. 2015. Peran Elit Tradisional Dalam Dinamika Politik Lokal Pada Pemilihan Kepala

Daerah di Kabupaten Wakatobi Tahun 2014. Jurnal Politico. Vol 1, No 7 hlm.5 2 Ibid.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangscholar.unand.ac.id/56684/2/BAB 1.pdf · secara terbuka melalui surat pernyataan dukungan terhadap pasangan calon Baharuddin dan Syahrul.3 Dari

Kemudian fenomena ini juga terjadi di Provinsi Sumatera Barat khususnya di

Pilkada Pasaman Barat Tahun 2010, pada fenomena ini adanya peran dari elit

tradisional yang dalam hal ini adalah niniak mamak yang memberikan dukungan

secara terbuka melalui surat pernyataan dukungan terhadap pasangan calon

Baharuddin dan Syahrul.3 Dari fenomena ini dapat dilihat adanya upaya

pemanfaatan tokoh adat yang notabenenya sebagai pemuka adat bertugas

mengurusi persoalan-persoalan yang berkaitan dengan adat, kemudian

dimodifikasi perannya menjadi alat untuk memperoleh suara dalam Pilkada.

Kemudian keterlibatan niniak mamak dalam proses politik praktis juga terjadi

di Pilkada Sumatera Barat Tahun 2015, indikasi keterlibatan ini dapat dilihat

melalui acara kebulatan tekad niniak mamak yang tergabung dalam Kerapatan

Adat Nagari (KAN) Kecamatan Kuranji yang secara terbuka menyatakan

dukungan terhadap pasangan calon Irwan Prayitno-Nasrul Abit sebagai gubernur

dan wakil gubernur dalam Pilkada Sumatera Barat pada Tahun 2015. Kebenaran

hal ini dapat dilihat melalui pernyataan yang disampaikan oleh ketua KAN Pauh

IX Kecamatan Kuranji Ahmad As Datuk Maharajo Basa dalam acara deklarasi

kebulatan tekad tersebut, bahwa : “usai pernyataan kebulatan tekad ini, maka

semua niniak mamak yang ada akan menghimbau anak kemenakan mereka untuk

memberikan dukungan dan memilih pasangan nomor urut 2, Irwan Prayitno-

Nasrul Abit. Himbauan tersebut akan disampaikan secara berantai dari satu anak

3 Aulia, Satria Putra. 2014. Peran Elit Dalam Pemenangan Pasangan Baharuddin-Syahru Pada

Pemilukada Pasaman Barat Tahun 2010. Diploma Thesis. Universitas Andalas

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangscholar.unand.ac.id/56684/2/BAB 1.pdf · secara terbuka melalui surat pernyataan dukungan terhadap pasangan calon Baharuddin dan Syahrul.3 Dari

kemenakan ke anak kemenakan lainnya”.4 Kemudian hal ini kembali dipertegas

melalui pernyataan Ahmad As Datuk Maharajo Basa dalam salah satu berita yang

berjudul Niniak Mamak KAN Pauh V dan IX Sepakat Dukung IP-NA, bahwa

“Mudah-mudahan IP-NA bisa melanjutkan programnya ke depan, karena saat ini

pasangan nomor urut 2 masih terbaik.”5

Berdasarkan pernyataan tersebut terlihat ada indikasi bahwa niniak mamak

secara terbuka memperlihatkan keterlibatannya dalam kepentingan kontestasi

politik dan sekaligus menjelaskan peran niniak mamak yang pada dasarnya adalah

persoalan adat sudah bergeser kepada tatanan politik praktis. Pergesaran peran ini

diakibatkan oleh aspek politis pada pemilihan langsung dalam memilih kepala

daerah. Niniak mamak atau penghulu di Minangkabau memiliki posisi yang

strategis, sehingga posisi niniak mamak mendapatkan perhatian lebih, terutama

oleh politisi pemangku kepentingan dalam Pilkada. Hal ini bisa terjadi karena

niniak mamak merupakan pemangku adat atau sebagai pemimpin dalam kaumnya,

pepatah Minangkabau mengatakan posisi niniak mamak “Didahulukan salangkah

ditinggikan sarantiang” (didahulukan satu langkah dan ditinggikan satu ranting),

artinya niniak mamak memiliki otoritas kekuasaan yang didasarkan atas legitimasi

secara adat dari kaumnya.

4 Zamri Yahya. 2015.4 Desember. Ketika Niniak Mamak dan Anak Nagari Menyatakan Kebulatan

Tekad Dukung kepada IP-NA. Diakses melalui http://irwan prayitno.com/2015/12/ketika-ninik-

mamak-dan-anak-nagari-nyatakan-kebulatan-tekad-dukung-ip-na/ pada 2 Oktober 2018 5 Minangkabau News. 2019. 5 desember. Ninik Mamak KAN Pauh V dan IX Sepakat Dukung IP-

NA. Diakses melalui : https://minangkabaunews.com/artikel-7157-ninik-mamak-kan-pauh-v-dan-

ix-sepakat-dukung-ipna.html pada 1 november 2018

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangscholar.unand.ac.id/56684/2/BAB 1.pdf · secara terbuka melalui surat pernyataan dukungan terhadap pasangan calon Baharuddin dan Syahrul.3 Dari

Menurut Idrus Hakimi dalam Asrinaldi mengatakan bahwa di dalam filosofi

adat Minangkabau niniak mamak atau penghulu didasarkan pada tiga dimensi,

yaitu syarak (agama), sansangkerta, dan alam Minangkabau. Bangso atau dimensi

penguasaan terhadap agama dikaitkan dengan pemimpin yang memimpin

kaumnya dari dunia sampai akhirat. Bangso atau dimensi sangsakerta memiliki

makna bahwa penghulu memimpin dan mengepalai pekerjaan atau profesi dalam

kaumnya seperti menjadi pegawai negeri, menejer perusahaan, dan sebagainya.

Sedangkan, Bangso Minangkabau, penghulu berarti ditempatkan diatas yang

orang lain dan menjadi pemimpin di dalam komunitasnya.6 Berdasarkan pada

dimensi yang dimiliki oleh penghulu, dapat diartikan bahwa penghulu memiliki

kewenangan yang cukup luas sehingga memiliki pengaruh kepada kehidupan

sosial masyarakat yang kemudian juga berpengaruh terhadap aktivitas politik

yang membuat keterlibatan penghulu menjadi diperhitungkan.

Dalam sistem pemerintahan formal penghulu tergabung dalam suatu lembaga

yang dinamakan Lembaga Kerapatan Adat Nagari (KAN), Kerapatan Adat Nagari

yang selanjutnya disingkat KAN atau yang disebut dengan nama lain adalah

lembaga yang merupakan perwujudan permusyawaratan perwakilan tertinggi

dalam penyelenggaraan Pemerintahan Nagari yang keanggotaannya terdiri dari

perwakilan niniak mamak dan unsur alim ulama Nagari, unsur cadiak pandai,

unsur Bundo Kanduang, dan unsur parik paga dalam Nagari yang bersangkutan

sesuai dengan adat salingka Nagari.7 Disamping itu niniak mamak menurut

tingkatannya masing-masing merupakan pemimpin golongan dan kelompok

6Asrinaldi. 2017. Demokrasi Lokal Di Indonesia. Padang: Erka.hlm 182

7 Perda Sumbar No. 7 Tahun 2018 Pasal 1 angka 6 tentang nagari

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangscholar.unand.ac.id/56684/2/BAB 1.pdf · secara terbuka melalui surat pernyataan dukungan terhadap pasangan calon Baharuddin dan Syahrul.3 Dari

geneologis yang berdasarkan stetsel matrilineal. Pemimpin sebagai rumah tangga

yang disebut tungganai, pemimpin kaum disebut mamak kaum, pemimpin suku

ialah penghulu. Jabatan penghulu bertingkat- tingkat sebagai berikut :

1) Penghulu Suku, yaitu penghulu yang menjadi pemimpin suku. Ia juga disebut

sebagai penghulu pucuk menurut kelarasan Koto Piliang atau penghulu tuo

(penghulu tua) menurut kelarasan Bodi Caniago. Penghulu pucuk atau

penghulu tuo adalah penghulu dari empat suku pertama yang datang

membuka Nagari tempat kediamannya. Mereka pemimpin kolektif pada

Nagari itu, mereka disebut penghulu andika (andiko).

2) Penghulu Payung, yaitu penghulu yang menjadi pemimpin warga suku yang

telah membelah diri, karena terjadi perkembangan pada jumlah warga pada

suku pertama. Penghulu pada belahan baru ini tidak berhak menjadi penghulu

tua yang menjadi anggota pimpinan Nagari.

Menurut AA Navis yang dikutip oleh Mirwati, mengatakan bahwa Penghulu

Induk, yaitu penghulu yang menjadi warga suku dari mereka yang telah

membelah diri dari kaum sepayungnya. Pembelahan ini disebabkan alasan

pembengkakan jumlah warga mereka, perselisihan dalam perebutan gelar atau

jabatan penghulu atau memerlukan seorang pemimpin bagi kaum mereka yang

telah banyak di rantau atau di pemukiman baru, yang terakhir ini juga dapat

dipakai sebagai alasan untuk mendirikan penghulu payung.8

8 Yulia Mirwati, Irzal Rias. 2018. Peran Kerapatan Adat Nagari (KAN) dalam Menyelesaikan

Sengketa Tanah Adat di Kecamatan Kuranji, Tesis, Program Studi Magister Kenoktariatan,

Universitas Andalas

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangscholar.unand.ac.id/56684/2/BAB 1.pdf · secara terbuka melalui surat pernyataan dukungan terhadap pasangan calon Baharuddin dan Syahrul.3 Dari

Berdasarkan peraturan daerah Sumatera Barat Pasal 7 Nomor 7 Tahun 2018

tentang nagari disebutkan KAN mempunyai tugas dan wewenang sebagai

berikut :

1. Kerapatan Adat Nagari mempunyai tugas :

a. Mengawasi penyelenggaraan Pemerintahan Nagari oleh Kapalo Nagari

b. Menyusun peraturan Nagari bersama Kapalo Nagari dan

c. Membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Nagari tentang Anggaran

Pendapatan dan Belanja Nagari

2. Kerapatan Adat Nagari mempunyai wewenang :

a. Memilih dan mengangkat Kapalo Nagari secara musyawarah dan mufakat

b. Menyalurkan aspirasi masyarakat Nagari

c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan adat istiadat dan budaya

Nagari

d. Meminta pertanggungjawaban pelaksanaan Pemerintahan Nagari kepada

Kapalo Nagari dan

e. Melestarikan nilai-nilai adat dan budaya sesuai Adat Salingka Nagari

Berdasarkan penjelasan tentang KAN di atas, bahwa yang tergabung dalam

KAN salah satunya merupakan penghulu suku yang berperan sebagai wakil dari

sukunya masing-masing, karena penghulu suku merupakan seorang pemimpin

yang hadir untuk kepentingan anak kemenakan dan masyarakat, kepentingan ini

tidak hanya pada konteks kepentingan budaya saja namun juga menyangkut

harkat martabat orang banyak, oleh karena itu penghulu memiliki kewenangan

untuk membuat kebijakan secara informal yang berarti penghulu juga memegang

peranan penting dibidang hukum dan politik. Artinya didalam pemerintahan

formal niniak mamak memiliki posisi yang juga dapat diperhitungkan dan

memiliki bargaining position yang cukup tinggi di kehidupan sosial masyarakat,

khususnya dalam konteks adat.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangscholar.unand.ac.id/56684/2/BAB 1.pdf · secara terbuka melalui surat pernyataan dukungan terhadap pasangan calon Baharuddin dan Syahrul.3 Dari

Dalam pemerintahan formal kepala daerah dipilih secara demokratis melalui

pemilihan umum yang dinamakan Pilkada. Sebelum tahun 2005, kepala daerah

dan wakil kepala daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD). Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat melalui

Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau disingkat Pilkada.

Pilkada pertama kali diselenggarakan pada bulan Juni 2005, kemudian

dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang

Penyelenggara Pemilihan Umum, Pilkada dimasukkan dalam rezim Pemilu,

sehingga secara resmi bernama Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah atau disingkat Pemilukada.9 Pemilihan kepala daerah ini

merupakan bentuk penerapan demokrasi dalam sistem sistem politik Indonesia,

oleh karena itu hal ini juga mendorong demokrasi ditingkat lokal semakin baik.

Seperti partisipasi politik masyarakat, dalam hal ini rakyat berhak memilih kepala

daerahnya sendiri tanpa adanya intervensi dari manapun seperti pada masa Orde

Baru.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 56 ayat 1 tentang Pemilihan

Kepala Daerah yang berbunyi “Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih

dalam satu pasang calon yang dilaksanakan secara demokratis dengan asas

langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil”. Artinya melalui undang-undang

ini dapat mempertegas pelaksanaan demokrasi ditingkat lokal. Hal ini

menunjukan bahwa daerah tidak hanya otonom secara ekonomi namun juga

9 Nike K Rumokoy. 2016. Pelaksanaan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sebelum Setelah

Berlakunya UU No 9 Tahun 2015, Jurnal Hukum Unsrat. Vol.22 No.6 hlm.22

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangscholar.unand.ac.id/56684/2/BAB 1.pdf · secara terbuka melalui surat pernyataan dukungan terhadap pasangan calon Baharuddin dan Syahrul.3 Dari

otonom secara politik, karena daerah berhak menentukan kepala daerahnya secara

demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.

Melalui mekanisme pemilihan langsung, rakyat berpartisipasi secara nyata

dan terbuka, serta memungkinkan untuk rakyat lebih paham dan mengetahui calon

dalam menentukan kepala daerah yang akan dipilih, dan juga rakyat memiliki hak

yang sama untuk dipilih dan memilih. Artinya gairah politik lokal menjadi

tumbuh dan memunculkan berbagai kontestasi lokal yang menarik dan

memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menjadi dan menentukan pilihan

pemimpin daerahnya baik itu pada skala desa, kabupaten, kotamadya maupun

gubernur.10

Artinya partisipasi masyarakat dalam Pilkada sangat terbuka, oleh

karena itu banyak fenomena tarik ulur kepentingan dalam kontestasi politik yang

terjadi dikalangan masyarakat hingga di kalangan elit-elit lokal pemangku

kepentingan.

Oleh karena itu peneliti melihat terdapat indikasi dalam kemenangan Irwan

Prayitno-Nasrul Abit pada Pilkada Sumatera Barat tahun 2015 ada pengaruh

keterlibatan niniak mamak yang tergabung dalam KAN Pauh IX Kecamatan

Kuranji. Hal ini dimungkinkan terjadi karena setiap individu maupun kelompok

memiliki kebebasan untuk ikut berpartisipasi dalam proses Pilkada, kemudian

Irwan Prayitno sebagai anak nagari dan juga salah satu niniak mamak yang

tergabung dalam KAN Pauh IX Kecamatan Kuranji menjadi faktor penting dalam

keterlibatan tersebut karena niniak mamak memiliki posisi strategis didalam

kaumnya yang dapat digunakan sebagai kekuatan politik.

10

Nur Aliyah z dan Ibnu Khaldum. 2017. Local Strongmen dan kontestasi politik (studi terhadap

kemenangan fenomenal aras tammmauni dan muh. Amin jasa pada pilkada mamuju tengah..

Skripsi. Gowa: Uin Allaudin Makassar

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangscholar.unand.ac.id/56684/2/BAB 1.pdf · secara terbuka melalui surat pernyataan dukungan terhadap pasangan calon Baharuddin dan Syahrul.3 Dari

Namun dalam keterlibatan niniak mamak ini terlihat indikasi melibatkan

KAN secara kelembagaan, yang seharusnya lembaga KAN notabenenya adalah

lembaga adat yang menghimpun pemimpin dari berbagai suku seharusnya tidak

dilibatkan dalam kontestasi politik, karena hal ini berpotensi mengganggu

independensi KAN yang seharusnya sebagai pemersatu dalam kehidupan

masyarakat dalam nagari hal ini kemudian diperkuat oleh Asrinaldi yang

mengatakan keterlibatan penghulu dalam aktivitas politik akan menurunkan

marwah institusi adat tersebut11

. Maka peneliti melihat hal ini menjadi suatu

fenomena yang patut dikaji melalui penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena deklarasi kebulatan tekad

dukungan niniak mamak yang tergabung dalam KAN Pauh IX Kecamatan Kuranji

kepada pasangan Irwan Prayitno-Nasrul Abit pada Pilkada Sumbar Tahun 2015.

Dalam hal ini para niniak mamak yang tergabung dalam KAN Pauh IX

melakukan deklarasi kebulatan tekad secara terbuka untuk memenangkan Irwan

Prayitno-Nasrul Abit. Menurut Evi Yandri Rajo Budiman Ketua Forum

Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX acara tersebut dihadiri oleh Pengurus

KAN Pauh IX dan Pauh V, Niniak Mamak, anak nagari , bundo kanduang, tuo-

tuo silek, kelompok basurah adat, dan tokoh masyarakat Basa Si Ampek Baleh

yang bertempat di posko Dunsanak IP-NA, Bypass Sungai Sapih Kecamatan

Kuranji pada Hari Jumat 4 Desember 2015.12

11

Asrinaldi Op.cit.182 12

Ibid. hlm3

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangscholar.unand.ac.id/56684/2/BAB 1.pdf · secara terbuka melalui surat pernyataan dukungan terhadap pasangan calon Baharuddin dan Syahrul.3 Dari

Gambar 1.1 Dokumentasi Acara Deklarasi

Sumber Foto : http://irwan-prayitno.com

Pilkada Provinsi Sumatera Barat dilaksanakan pada tanggal 9 Desember

Tahun 2015 yang diikuti oleh dua pasangan calon yaitu pasangan Muslim Kasim-

Fauzi Bahar yang diusung dan didukung oleh partai PAN, Nasdem, PDI, Hanura,

PPP Golkar, Demokrat, PKB, PKPI dan pasangan Irwan Prayitno-Nasrul Abit

yang diusung oleh PKS dan Gerindra. Pilkada ini dimenangkan oleh pasangan

Irwan Prayitno-Nasrul Abit dengan perolehan suara 58,62% sedangkan Muslim

Kasim-Fauzi Bahar dengan 41, 38%, kemudian khusus di Kecamatan Kuranji

Irwan Prayitno meraih kemenangan dengan suara 65% sedangkan Muslim Kasim-

Fauzi meraih suara 35%, dengan jumlah pemilih 10.212.13

13

Form A1 KPU Sumbar diakses melalui https://sumbar.kpu.go.id/

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangscholar.unand.ac.id/56684/2/BAB 1.pdf · secara terbuka melalui surat pernyataan dukungan terhadap pasangan calon Baharuddin dan Syahrul.3 Dari

Dalam Pilkada ini ada wilayah-wilayah strategis yang diperebutkan, salah

satunya terdapat di Kota Padang yaitu Kecamatan Kuranji, daerah ini dikatakan

strategis dikarenakan memiliki jumlah penduduk yang banyak atau dapat

dikatakan sebagai lumbung suara. Irwan Prayitno merupakan putra daerah Kuranji

dan juga berkedudukan sebagai salah satu niniak mamak yang tergabung dalam

KAN Kecamatan Kuranji. Dalam fenomena deklarasi kebulatan tekad niniak

mamak yang tergabung dalam KAN Pauh IX Kecamatan Kuranji terlihat ada

upaya untuk melibatkan niniak mamak dalam pemenangannya.

Kebenaran hal di atas disampaikan oleh ketua KAN Pauh IX kecamatan

Kuranji, Ahmad As Datuk Maharajo Basa yang mengakui kedua pasangan calon

berusaha meraih simpati ninik mamak dan anak nagari Pauh IX. Menurut Ahmad

AS Datuak Rajo Basa bahwa14 “ninik mamak Nagari Pauh IX juga ada yang maju

sebagai calon gubernur, yaitu Irwan Prayitno Datuk Rajo Bandaro Basa, sehingga

kemungkinan anak nagari akan memberikan dukungan kepada calon lain itu

sangat kecil sekali. Dan perlu diingat, selama ini rasa sakampung dan sanagari

orang Pauh Basa Ampek Baleh itu sudah teruji.” Selanjutnya Ahmad As Datuk

Maharajo Basa juga menyampaikan,“Usai pernyataan kebulatan tekad ini, maka

semua Ninik Mamak yang ada akan menghimbau Anak Kemenakan mereka untuk

memberikan dukungan dan memilih pasangan nomor urut 2, Irwan Prayitno-

Nasrul Abit. Himbauan tersebut akan disampaikan secara berantai dari satu anak

kemenakan ke anak kemenakan lainnya”.

14

Zamri Yahya. op.cit

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangscholar.unand.ac.id/56684/2/BAB 1.pdf · secara terbuka melalui surat pernyataan dukungan terhadap pasangan calon Baharuddin dan Syahrul.3 Dari

Berdasarkan fenomena diatas dapat dilihat bahwa adanya upaya dari kedua

pasangan calon untuk berupaya meraih simpati dan dukungan dari niniak mamak

dan anak nagari Pauh IX Kecamatan Kuranji. Namun dari pernyataan Ketua KAN

Kecamatan Kuranji Ahmad As Datuk Maharajo Basa, niniak mamak dan anak

nagari pauh IX sepertinya menentukan sikap untuk mendukung hingga

memenangkan Irwan Prayitno-Nasrul Abit, dan dari fenomena tersebut terlihat

ada indikasi upaya melibatkan KAN Pauh IX Kecamatan Kuranji secara

kelembagaan. Indikasi ini dapat dilihat dari beberapa faktor sebagai berikut,

pertama acara deklarasi dihadiri oleh pengurus dan niniak mamak yang tergabung

didalam KAN Kecamatan Kuranji dan juga acara ini dibuka oleh Ketua KAN

Kecamatan Kuranji Ahmad As Datuk Maharajo Basa dalam hal ini status ketua

KAN sejatinya akan terus melekat pada pribadi ketua KAN dimanapun dia

berada.

Disamping itu keterlibatan niniak mamak dalam upaya mendukung

kemenangan Irwan Prayitno-Nasrul Abit menunjukan niniak mamak sekarang

tidak hanya berperan dalam persoalan adat istiadat saja namun sudah merambah

pada konteks politik praktis. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan Graves

yang dikutip oleh Asrinaldi bahwa penghulu diserahi tanggung jawab untuk

melaksanakan prinsip-prinsip adat yang memengaruhi sukunya dan mengatur

hubungannya antara sukunya dengan suku yang lain, sukunya dengan nagari

secara keseluruhan, sukunya dengan lingkungan yang lebih luas. Tanpa disadari

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangscholar.unand.ac.id/56684/2/BAB 1.pdf · secara terbuka melalui surat pernyataan dukungan terhadap pasangan calon Baharuddin dan Syahrul.3 Dari

kedudukan dan eksistensi penghulu ini tidak lagi dibidang adat saja, tapi juga

merambah ke aktivitas politik.15

Artinya niniak mamak dalam kontestasi politik dalam hal ini Pilkada

memiliki keterbukaan ruang untuk memilih dan dipilih, maupun berpartisipasi

dalam upaya mendukung pasangan calon. Di samping itu Kecamatan Kuranji

merupakan salah satu kecamatan yang berada di daerah administrasi Kota Padang,

Kecamatan Kuranji salah satu kecamatan yang dikenal masih memiliki adat yang

kental. Oleh karena itu pemerintah Kota Padang berencana mengembangkan

wisata kampung adat di Kecamatan Kuranji. Inisiatif ini muncul karena penduduk

di kecamatan Kuranji tersebut masih sangat kental dengan adat istiadat serta

mempertahankan budaya khas setempat. Hal itu sesuai dengan yang dikemukakan

Walikota Padang H. Mahyeldi Dt. Marajo usai membuka Musyawarah

Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Kecamatan Kuranji di Kolam

Pemancingan Belimbing, Kuranji, bahwa16 “Kita berencana mengembangkan

wisata kampung adat di Kecamatan Kuranji, karena memang masyarakat disini

kental dengan budaya dan adat istiadatnya,”

Sebagai salah satu kota metropolitan ternyata Padang masih memiliki

wilayah-wilayah yang yang masih memegang teguh norma serta nilai adat

istiadat, oleh karena itu seperti penjelasan diatas pemerintah kota padang

berencana melakukan pengembangan desa adat guna menjaga dan merawat

kebudayaan yang sudah ada, maka hal ini tidak bisa terlepas dari peran niniak

15

Asrinaldi, op.cit. hlm 180 16

Haluan. 2016. 1 maret. Kampung Adat Dikembangkan di Kuranji. Diakses melalui

https://www.harianhaluan.com/news/detail/49382/kampung-adat-dikembangkan-di-kuranji pada

Tanggal 15 April 2019 pukul 13.30 WIB

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangscholar.unand.ac.id/56684/2/BAB 1.pdf · secara terbuka melalui surat pernyataan dukungan terhadap pasangan calon Baharuddin dan Syahrul.3 Dari

mamak sebagai pemimpindi dalam kaum yang notabenenya bertanggung jawab

atas nilai-nilai adat dan budaya.

Namun dengan adanya fenomena yang menggambarkan bahwa di

Kecamatan Kuranji niniak mamak terlibat dalam proses politik praktis, yang

ditunjukan dengan adanya deklarasi oleh niniak mamak yang tergabung dalam

KAN Pauh IX kecamatan Kuranji yang mendeklarasikan dukungan politik untuk

mendukung pasangan calon Irwan Prayitno-Nasrul Abit sebagai Gubernur dan

Wakil Gubernur. Namun disamping itu niniak mamak yang tergabung dalam

KAN Pauh IX kecamatan Kuranji hanya menyatakan dukungan kepada Irwan

Prayitno-Nasrul Abit yang merupakan salah satu niniak mamak atau datuak,

padahal pasangan Muslim Kasim-Fauzi Bahar juga merupakan niniak mamak dan

bergelar datuak.

Keterlibatan niniak mamak dalam aktivitas politik tidak terlepas dari

kewenangan yang mereka miliki seperti halnya kewenangan untuk mengambil

keputusan, karena proses dalam pengambilan keputusan tersebut merupakan

sebuah bentuk kegiatan politik. Artinya kekuasaan niniak mamak tidak hanya lagi

digunakan pada tatanan adat saja namun sudah juga dalam tatanan politik. Pada

dasarnya otoritas yang dimiliki oleh penghulu merupakan otoritas tradisional

bukan merupakan otoritas dalam pengertian umum, oleh karena itu maka

pengaruh yang dimiliki akan sangat bergantung pada beberapa aspek terutama

yaitu status sosial penghulu.17

17

Asrinaldi, op.cit. hlm 198 “

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangscholar.unand.ac.id/56684/2/BAB 1.pdf · secara terbuka melalui surat pernyataan dukungan terhadap pasangan calon Baharuddin dan Syahrul.3 Dari

Dengan demikian dapat dilihat bahwasanya niniak mamak yang

notabenenya merupakan pemimpin yang lebih kental dengan urusan adat dan

budaya namun dalam perkembangannya sudah bergeser pada konteks politik

praktis. Hal ini tidak terlepas dari sistem pemilihan langsung dalam menentukan

pemimpin pada sistem pemerintahan formal. seperti upaya niniak mamak yang

tergabung dalam KAN Pauh IX Kecamatan Kuranji yang melakukan deklarasi

dukungan terhadap pasangan calon Irwan Prayitno-Nasrul Abit sebagai upaya

mempengaruhi anak kemenakan dan masyarakat umum untuk mendukung dan

memenangkannya pada pilkada Sumatera Barat tahun tahun 2015.

Berdasarkan penjelasan dalam Peraturan Daerah Sumatera Barat Nomor 7

tahun 2018 tentang Nagari, KAN merupakan lembaga permusyawaratan tertinggi

dalam penyelenggaraan pemerintahan nagari yang menghimpun niniak mamak,

alim ulama dan cadiak pandai, bundo kanduang dan unsur parik paga dalam

nagari yang bersangkutan yang sesuai dengan adat salingka nagari, dan

mempunyai tugas dan fungsi serta kewenangan yang cukup strategis.

Artinya secara kelembagaan KAN tidak memiliki tugas dan wewenang

yang bersinggungan dengan politik praktis, seperti melakukan deklarasi secara

terbuka dengan melibatkan kelembagaan KAN dalam menetapkan sikap politik

pada pemilihan kepala daerah maupun pemilihan umum. Karena sifat alamiah dari

KAN yang merupakan lembaga adat yang menghimpun para pemimpin dari

berbagai suku. Oleh karena itu apabila KAN tetap terlibat aktif dalam kontestasi

dalam pemilihan kepala daerah maupun pemilihan umum maka kelembagaan

KAN telah mengingkari tujuan dari pembentukan lembaga KAN dan berpotensi

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangscholar.unand.ac.id/56684/2/BAB 1.pdf · secara terbuka melalui surat pernyataan dukungan terhadap pasangan calon Baharuddin dan Syahrul.3 Dari

mengganggu independensi KAN sebagai lembaga adat yang seharusnya sebagai

pemersatu dalam kehidupan masyarakat dalam nagari.

Permasalahan muncul ketika terjadi deklarasi terbuka oleh niniak mamak

di Kecamatan Kuranji yang tergabung dalam KAN yang seharusnya secara ideal

tidak membawa lembaga tersebut dalam konstelasi politik praktis. oleh karena itu

yang menjadi permasalahan dan perlu dilihat pada penelitian ini adalah, mengapa

niniak mamak yang tergabung dalam KAN Pauh IX terlibat dalam mendukung

pasangan calon Irwan Prayitno-Nasrul Abit pada Pilkada Sumatera Barat Tahun

2015 dan Bagaimana bentuk keterlibatan niniak mamak tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan

menganalisis keterlibatan niniak mamak yang tergabung di KAN Pauh IX

Kecamatan Kuranji dalam upaya mendukung pasangan calon Irwan Prayitno dan

Nasrul Abid di Kecamatan Kuranji pada Pilkada Sumatera Barat 2015. Dalam hal

ini peneliti mencoba menjelaskan fenomena yang terjadi dalam negara demokrasi

khususnya proses Pemilu dalam konteks Pilkada, semenjak berlakunya Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian

diatur lebih lanjut melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007

penyelenggaraan pemilihan umum, menjadikan dinamika demokrasi di daerah

semakin kuat.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangscholar.unand.ac.id/56684/2/BAB 1.pdf · secara terbuka melalui surat pernyataan dukungan terhadap pasangan calon Baharuddin dan Syahrul.3 Dari

Pemilihan kepala daerah membuka peluang bagi setiap orang untuk

berpartisipasi baik sebagai calon maupun terlibat sebagai tim sukses dan minimal

sebagai pemilih, Akibatnya banyak terjadi tarik ulur kepentingan, hal ini tidak

terlepas dari upaya yang dilakukan oleh pemangku kepentingan dalam Pilkada

seperti halnya yang dilakukan oleh Irwan Prayitno Dan Nasrul Abit pada Pilkada

Sumbar tahun 2015.

Pasangan Irwan Prayitno-Nasrul Abit mencoba meraih dukungan

masyarakat kuranji melalui elit Kecamatan Kuranji khususnya Niniak Mamak

yang tergabung dalam KAN Pauh IX Kecamatan Kuranji. Hal ini penting

dianalisis dan dijelaskan karena ada upaya melibatkan KAN secara kelembagaan

dalam upaya mendukung Irwan Prayitno-Nasrul Abit yang akan berimplikasi pada

independensi lembaga tersebut, karena KAN merupakan lembaga yang

menghimpun pimpinan kaum supaya menciptakan kerukunan dan persatuan

diantara masyarakat dan agar kedepan lembaga KAN dapat berjalan sesuai tujuan

untuk apa lembaga tersebut dilahirkan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dan kontribusi dalam penelitian ini adalah :

1. Dari segi akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

sumbangan terhadap perkembangan teori keterlibatan elit tradisional

dalam kontestasi Pilkada, serta menjadi referensi untuk penelitian

berikutnya yang relevan.

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakangscholar.unand.ac.id/56684/2/BAB 1.pdf · secara terbuka melalui surat pernyataan dukungan terhadap pasangan calon Baharuddin dan Syahrul.3 Dari

2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak terkait

untuk mengevaluasi posisi dan sikap KAN sebagai lembaga adat

ketika ada Pilkada.