BAB I PENDAHULUAN · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Umum...
Transcript of BAB I PENDAHULUAN · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Umum...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
1.1.1 Profil Umum Perusahaan
Shopee merupakan mobile marketplace pertama di Asia Tenggara yang menawarkan
transaksi jual beli online via ponsel secara menyenangkan, gratis, dan terpercaya.
Shopee diluncurkan pada awal tahun 2015 yang merupakan anak perusahaan Garena
yang sekarang berubah nama menjadi SEA Group yang berbasis di Singapura. Seiring
kemajuan teknologi, Shopee memperluas pasar ke berbagai negara seperti Thailand,
Vietnam, Malaysia, Philipina, Indonesia, dan Taiwan. Shopee di Indonesia masuk pada
akhir bulan Mei 2015 dan resmi beroperasi pada akhir bulan Juni 2015 dengan harapan
dapat mendukung pertumbuhan Indonesia dalam e-commerce retail global dengan
memberikan pengalaman berbelanja yang terintegrasi media sosial dan online
shopping agar adanya interaksi antara penjual dan pembeli.
Gambar 1.1 Logo Shopee
(sumber : Shopee, 2018)
Shopee menjadi mobile marketplace pertama di Indonesia yang menggunakan
model bisnis Customer to Customer (C2C) yang penggunanya tidak hanya fokus pada
transaksi jual beli saja tetapi juga bisa berinteraksi dengan pengguna lainnya melalui
fitur pesan instan secara langsung. Shopee menjadikan kalangan muda sebagai target
pasar karena cenderung melakukan aktivitas dengan bantuan teknologi salah satunya
yaitu berbelanja, Shopee menyatakan bahwa aktivitas belanja online didominasi oleh
generasi milenial. Bahkan jumlah pengguna milenial meningkat hingga lima kali lipat
dibandingkan tahun sebelumnya. Generasi milenial sebagai pembawa perubahan bagi
2
dunia digital dan merupakan salah satu penggerak utama di industri e-commerce, hal
ini menjadi semakin penting dan efektif untuk terlibat bersama mereka, untuk
menumbuhkan e-commerce di Indonesia (Netral News, 2018). Shopee hadir sebagai
aplikasi mobile yang mampu menunjang aktivitas berbelanja yang mudah dan cepat
dalam memenuhi kebutuhan yang bermacam-macam. Shopee juga berfungsi sebagai
wadah bagi para penjual yang menjual seluruh kebutuhan dan memudahkan
masyarakat dalam mengikuti gaya hidup dengan menggunakan produk yang ada di
Shopee.
Produk yang ditawarkan Shopee bermacam-macam mulai dari kategori fashion
hingga peralatan rumah tangga. Produk yang ditawarkan merupakan produk bergaya
mutakhir yang menyesuaikan dengan gaya hidup masyarakat Indonesia. Shopee
memberikan pelayanan baik kepada penjual dan pelanggan seperti pengelompokkan
barang secara sederhana seperti pakaian pria dan pakaian wanita, metode pembayaran
yang aman karena dilengkapi kode verifikasi, serta pengiriman barang yang
terintegrasi langsung dengan perusahaan jasa pengiriman. Saat ini Shopee Indonesia
berpusat di Wisma 77 Tower 2, jalan Letjen. S. Parman, Palmerah, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta 11410, Indonesia.
1.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi Shopee
“Menjadi mobile marketplace nomor 1 di Indonesia.”
b. Misi Shopee
“Mengembangkan jiwa kewirausahaan bagi para penjual di Indonesia.”
1.2 Latar Belakang
Sistem teknologi informasi menjadi pilihan utama dalam perkembangan era
globalisasi termasuk pada sektor bisnis untuk menciptakan perusahaan dan produk
yang unggul di tengah persaingan kompetitif. Hampir semua sektor bisnis
memanfaatkan teknologi informasi seperti internet untuk efisiensi waktu dan biaya
serta peningkatan dampak positif. (Kusumawardhani,2017). Internet telah mengubah
komunikasi dan perilaku sosial yang mengarah pada pengembangan bentuk baru
saluran dan platform komunikasi, memberikan peluang untuk membuat dan berbagi
3
konten yang dibuat pengguna. Akses internet sangat dibutuhkan dan terjangkau
menyebabkan banyak individu, perusahaan, instansi pemerintah maupun swasta
menerapkan teknologi internet dalam kegiatan sehari-harinya. Peningkatan
penggunaan internet dan media sosial telah berkembang.
Data statistik dari www.internetworldstats.com menjelaskan bahwa jumlah
pengguna internet di seluruh dunia pada tahun 2018 mencapai 4,21 miliar orang.
Angka ini jauh meningkat dibandingkan tahun 2015 (3,37 miliar orang), 2016 (3,7
miliar orang) dan 2017 (4,15 miliar orang).Tabel 1.1 menunjukkan bahwa jumlah
pengguna dan tingkat penetrasi internet bervariasi antar kawasan. Kawasan Asia
memiliki jumlah pengguna internet terbanyak yaitu sekitar 2,06 miliar orang.
sementara untuk tingkat penetrasi internet (jumlah pengguna internet dibagi populasi),
kawasan Amerika Utara yang paling tinggi yaitu 95,0% orang memiliki akses internet.
Tabel 1.1
Pengguna Internet di Berbagai Kawasan Dunia
World Region
Population
(2018 Est.)
(millions)
Internet Users
30 June 2018
(millions)
Penetration
Rate %
Internet
Users %
Africa 1.287,9 464,9 36,1% 11,0%
Asia 4.207,5 2.062,1 49,0% 49,0%
Europe 827,6 705,0 85,2% 16,8%
Latin Amerika/
Carribean 652,0 438,2 67,2% 10,4%
Middle East 254,4 164,0 64,5% 3,9%
North America 363,8 345,6 95,0% 8,2%
Oceania/Australia 41,2 28,4 68,9% 0,7%
World Total 7.634,7 4.208,5 55,1% 100%
(Sumber: www.internetworldstast.com, diakses 30 Januari 2019)
Jumlah pengguna internet di Indonesia juga mengalami peningkatan dan berikut
proyeksi pertumbuhan pengguna internet di Indonesia:
4
Gambar 1.2 Proyeksi Pengguna Internet di Indonesia
(Sumber:www.apjii.or.id/ diakses 27 Desember 2018)
Berdasarkan Gambar 1.2 jumlah pengguna internet di Indonesia mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet di
Indonesia (APJII) pada tahun 2013 pengguna internet mengalami kenaikkan cukup
drastis sebanyak 82 juta pengguna, dibandingkan tahun 2012 yang hanya mencapai 63
juta pengguna. Jumlah ini terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan di
tahun-tahun berikutnya, hingga pada tahun 2017 jumlah pengguna internet di
Indonesia sudah mencapai 143,26 juta pengguna.
Gambar 1.3 Pengguna Internet Berdasar Wilayah di Indonesia
(Sumber:www.apjii.or.id/ diakses 27 Desember 2018)
5
Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet di Indonesia (APJII) pada
tahun 2017 pengguna internet di pulau Jawa berjumlah sebesar 58,08% dari total
pengguna internet atau sekitar 83,2 juta pengguna. Hal ini menjadikan pulau Jawa
sebagai wilayah dengan pengguna internet terbanyak di Indonesia. Maka dari itu
penelitian ini difokuskan di pulau Jawa untuk dijadikan sebagai acuan dalam
mendapatkan data responden.
Pengguna internet yang terus meningkat dan teknologi yang terus berkembang
memberi pengaruh pada perkembangan e-commerce di Indonesia, khususnya forum
jual-beli. Berbagai peluang bisnis muncul pada beberapa forum jual-beli dan belanja
online sudah menjadi pilihan bagi banyak konsumen dalam memperoleh barang yang
diinginkan tanpa menghabiskan banyak waktu dan tenaga. Alasan konsumen memilih
untuk belanja online yaitu kemudahan ketika melakukan transaksi, harganya cukup
bersaing serta kualitas barang yang ditawarkan bagus dan sesuai keinginan konsumen
(Darmawan, 2017).
E-commerce merupakan konsep baru dalam proses jual beli barang maupun jasa
pada website. Ada lima model bisnis e-commerce di Indonesia yaitu Marketplace
Customer to Customer (C2C), Toko daring Business to Customer (B2C), Toko daring
social media, Iklan baris, dan Shopping mall. Model bisnis e-commerce Marketplace
C2C yang banyak digunakan di Indonesia, karena aktifitas jual beli yang dilakukan
harus menggunakan fasilitas transaksi online seperti layanan escrow atau rekening
pihak ketiga untuk menjamin keamanan transaksi. Layanan seperti ini memberikan
kenyamanan bagi pembeli ataupun penjual dalam bertransaksi.(Prayoga, 2016)
Berdasarkan data Boston Consulting Group (BCG), diperkirakan terjadi
peningkatan pertumbuhan e-commerce pada kelompok masayarakat kelas menengah
di Indonesia sekitar delapan atau sembilan juta setiap tahun hingga mencapai total 141
juta pada tahun 2020 (Bhaskoro, 2013). Sedangkan, menurut kementerian Komunikasi
dan Informasi, pada tahun 2020 bisnis e-commerce di Indonesia diperkirakan akan
tumbuh 10 kali lipat dan nilai perdagangan online akan mencapai US$ 130 miliar atau
Rp 1.800 triliun (Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia, 2018).
Penjualan e- commerce retail tahun 2022 diperkirakan mencapai US$ 16.5 miliar ( Rp
219 triliun).
6
Gambar 1.4 Penjualan E-Commerce Retail 2016-2022
(Sumber: J.S, Agus 2018)
Dalam Wearesocial.com memaparkan bahwa pada bulan Januari 2018 penduduk
Indonesia yang berjumlah 264.5 juta rata-rata berusia dewasa menengah (30.5 tahun)
dimana penggunaan jenis perangkat elektoronik tiga terbanyak terdapat pada
kelompok dewasa yakni sebesar 95% televisi, 91% ponsel dan 60% telpon pintar.
Jumlah total pengguna sosial media yang aktif 130 juta (49 %) dan yang mengakses
melalui ponsel sebesar 120 juta (45%). Berdasarkan “Self –Reported Activity” dalam
kegiatan e-commerce 30 hari terakhir diketahui sebesar 45% menggunakan pencarian
dan pembelian produk secara online serta mengunjungi retail online, 40% membeli
produk atau layanan online, dan 31% pembelian melalui laptop, komputer dan
perangkat seluler. Pembelanjaan terbesar pada kelompok mode dan kecantikan yaitu
US$ 2.466 miliar. Jumlah total orang yang membeli secara e- commerce sebanyak
28.07 juta dan total pendapatan penjualan tahunan US$ 7.056 miliar. Sedangkan
selama tahun 2016 jumlah orang yang membeli secara e- commerce sebanyak 24.74
juta orang dan nilai total e-commerce nasional di pasar tahun 2016 sebanyak US$ 5.6
miliar. Berdasarkan data tersebut didapatkan bahwa pertumbuhan pengguna alat
elektronik di Indonesia berkembang dengan pesat sehingga memiliki pengaruh dan
dampak terhadap perilaku konsumen saat ini dimana penggunaan teknologi memiliki
peran penting dalam memasarkan sebuah produk, tidak terkecuali dalam melakukan
pembelian terhadap produk atau jasa. Banyak kemudahan didapat dalam melakukan
7
pembelian menggunakan teknologi seperti; komunikasi yang cepat melalui aplikasi
chatting antara penjual dan pembeli, kecepatan transaksi karena teknologi saat ini
menawarkan pembayaran secara online, serta jangkauan pasar luas yang tidak bisa
dijangkau oleh toko konvensional atau offline. (Indah,2017). Selanjutnya pemanfaatan
teknologi dimanfaatkan secara maksimal oleh perusahaan dengan membuka layanan
promosi yang efektif dengan adanya e-commerce.
Peningkatan pertumbuhan e-commerce memicu para pebisnis berkompetitif
mengembangkan inovasi kreatifitas dengan pemanfaatan teknologi, salah satunya
melalui kegiatan pemasaran yang tengah berkembang yaitu viral marketing. Viral
marketing merupakan pesan berantai yang disebarkan secara terus menerus oleh setiap
orang dengan memanfaatkan kekuatan berita dari mulut ke mulut (word of mouth)
(Nurlaela, 2013). Kampanye Viral Marketing biasanya dijalankan, dikelola dan
dikendalikan oleh perusahaan untuk menyebarkan pesan tentang produk, layanan atau
penawarannya. Viral marketing didorong oleh hasrat konsumen dan keberhasilannya
tergantung pada konsumen dalam penggunaan internet dan media sosial.
Internet secara dramatis memfasilitasi interkoneksi konsumen yang
memungkinkan konsumen untuk jauh lebih mudah berbagi informasi daripada
sebelumnya. Salah satu fasilitas sosialisasi individu ataupun masyarakat di dunia maya
dapat dilakukan melalui media sosial online. Beberapa yang paling populer adalah
facebook, twitter, instagram. Perusahaan semakin diuntungkan dengan semakin
berkembangnya teknologi internet, perusahaan dapat mengambil keuntungan dari
komunitas interaktif pelanggan untuk memulai dialog dengan para pelanggannya dan
membangun jaringan untuk menciptakan electronic word-of-mouth (E-WOM).
E-WOM is the dynamic and ongoing information exchange process between
potential, actual, or former consumers regarding a product, service, brand, or
company, which is available to a multitude of people and institutions via the internet
(Henning-Thurau et al. 2004; Kietzmann & Cqnhoto. 2013; Thorson & Rodgers. 2006;
Xun and Reynolds. 2010 dalam Dwivedi, Slade & William. 2017). Thurau et al. dalam
Tommi dan Eristia (2014:p14) mengatakan electronic word of mouth merupakan
pernyataan yang dibuat oleh konsumen aktual, potential atau konsumen sebelumnya
mengenai produk atau perusahaan dimana informasi ini tersedia bagi orang-orang
ataupun institusi melalui media internet. E-WOM dinilai akan lebih efektif karena
penyebaran informasinya dapat dengan mudah diterima oleh semua pengguna media
8
sosial. E-WOM juga memberikan sarana dalam mempengaruhi keputusan seseorang
membeli sebuah produk atau jasa tanpa harus saling bertatap muka. (Akbar, 2018).
Menurut Tjiptono (2016) proses keputusan pembelian dapat dikategorikan secara
garis besar ke dalam tiga tahap utama: pra-pembelian, konsumsi, dan evaluasi
purnabeli. Tahap pra-pembelian merupakan aktifitas sebelum terjadinya transaksi
pembelian dan pemakaian produk. Tahap ini meliputi tiga proses yaitu identifikasi
kebutuhan, pencarian informasi, dan evaluasi alternatif. Tahap konsumsi merupakan
tahap proses keputusan konsumen dimana konsumen membeli dan menggunakan
produk atau jasa. Sedangkan tahap evaluasi purnabeli adalah tahap proses pembuatan
keputusan konsumen sewaktu konsumen menentukan apakah ia telah membuat
keputusan pembelian yang tepat.
Beberapa studi telah menunjukkan pengaruh e-word of mouth terhadap keputusan
pembelian. Penelitian Elaziz, Aziz, Khalifa, dan Ma’youf membuktikan bahwa
pengaruh E-WOM tergantung pada sumbernya kredibilitas, valensi, dan volume
informasi yang diperoleh dari E-WOM. Jenis situs web dan jenis produk yang terkait
dengan E-WOM memiliki dampak signifikan tentang pengaruh E-WOM. Selanjutnya
penelitian Fitria dan Dwijananda membuktikan bahwa delapan variabel word of mouth
marketing terbukti memiliki positif pengaruh dan dampak signifikan terhadap proses
keputusan pembelian konsumen pada GO-JEK.
Selain itu penelitian Firdaus membuktikan pengaruh yang signifikan dari E-
WOM terhadap keputusan pembelian tamu restoran di Bandung Utara. Pengaruh
tertinggi dan satu-satunya yang signifikan adalah dari characteristic of the goods.
Akbar dan Sunarti mengungkapkan adanya pengaruh electronic word of mouth
terhadap keputusan pembelian (Survei pada Konsumen Restoran Sushi Tei Kelapa
Gading).
Dalam penelitiannya, Andini mengatakan bahwa kunci dari viral marketing
adalah mendapatkan pengunjung website dan merekomendasikannya pada mereka
yang nantinya akan dianggap tertarik dan akan menghubungkan pesan tersebut kepada
konsumen potensial. Hal ini didukung oleh penelitian Kusumawardhani menyatakan
bahwa viral marketing terjadi karena adanya E-WOM, yaitu pembicaraan positif
maupun negatif tentang suatu perusahaan untuk menjaga dan mengotrol citranya agar
tetap baik di dunia maya dan membantu memberikan pandangan baru bagi para pelaku
bisnis dalam upaya pemasaran produk dan jasa. Selanjutnya, penelitian Hidayati
menunjukkan bahwa viral marketing berpengaruh signifikan terhadap keputusan
9
pembelian shopee di Surabaya. Hal dikarenakan keaktifan konsumen dalam media
sosial, mempunyai grup obrolan aktif dalam media sosial, sering menulis ulasan dan
menyebarkannya di media sosial, dan ikut merekomendasikan produk maupun layanan
kepada konsumen lain. Konsumen tentu akan mempertimbangkan sesuatu yang viral
atau yang sedang banyak dibicarakan oleh masyarakat umum, sehingga membuat
konsumen tertarik untuk melakukan pembelian produk atau layanan. Selain itu,
intensitas melihat iklan yang muncul di media sosial dan kemenarikan informasi yang
ditampilkan juga mempengaruhi konsumen.
Saat ini Shopee merupakan satu dari sekian banyak e-commerce yang hadir di
Indonesia dengan mengusung konsep mobile marketplace melalui aplikasi mobile
untuk mempermudah transaksi jual beli melalui perangkat ponsel. Salah satu promosi
yang dilakukannya dengan mengembangkan sebuah konsep dengan memanfaatkan
teknologi dan trend saat ini seperti viral marketing dan pemanfaatan E-WOM sehingga
Shopee mampu meraih prestasi pada awal muncul di Indonesia yakni berhasil
melakukan promosi dalam waktu singkat. Bulan September 2017, Shopee meraih
penghargaan The Best in Marketing Campaign di ajang penghargaan bergengsi
marketing award 2017. Kampanye yang dibuat oleh shopee antara lain garansi harga
termurah, gratis ongkos kirim ke seluruh Indonesia, wonderful Indonesia, dan 10.10
big mobile shopping day yang mampu menarik minat para konsumen yang sering
melakukan aktivitas belanja online.
Shopee gencar melakukan promosi melalui iklan kreatif menggunakan konten
yang sedang viral ditengah masyarakat seperti iklan parodi hadiah sepeda Jokowi
menggunakan wording‘sepedanya mana?’, iklan dengan menggunakan nada dari lagu
baby shark, dan iklan goyang Shopee untuk kampanye 9.9 Super Shopping Day.
Pemanfaatan iklan-iklan tersebut menjadi trending topik yang sering dibicarakan
sehingga informasi mengenai Shopee cepat menyebar layaknya virus kepada
masyarakat. Shopee menjadi e-commerce tertinggi dalam penggunaan Apps (J. S,
Agus, 2018 Top 10 E- Commerce 2018).
Laporan keuangan induk usaha Shopee, Sea Ltd., yang dikutip dari
ekonomi.bisnis.com,pada tahun 2017 perusahaan mencatatkan pendapatan senilai US$
9,03 juta dan pendapatan berbasis komisi senilai US$ 8,68 juta. Kuartal akhir 2017,
Shopee meraih pendapatan senilai US$ 9,3 juta. Angka ini berasal dari pendapatan
senilai US$ 4,96 juta dan pendapatan komisi senilai US$ 4,35 juta. Shopee
mencatatkan total transaksi (gross merchandise value/GMV) senilai US$ 4,1 miliar
10
(Rp 59 triliun) sepanjang 2017, atau naik tiga kali lipat dibanding tahun 2016.
Volumentransaksi melalui Shopee mencapai 244 juta pesanan sepanjang 2017, atau
naik lebih dari tiga kali lipat dibanding 2016. Pada kuartal empat, Shopee mencatatkan
ada 98,3 juta total pesanan dan 40% di antaranya merupakan transaksi yang terjadi di
Indonesia. Menurut Deloitte Consumer Insights Survey (2017), kategori elektronik
menjadi kategori favorit kedua setelah kategori fesyen yang dibeli secara online.
Shopee mencatatkan peningkatan transaksi produk elektronik yaitu lebih dari 25 kali
lipat total transaksi dibanding awal tahun 2016. Pembelian produk elektronik sudah
merata di seluruh daerah di Indonesia. Kata kunci teratas untuk produk elektronik
adalah kipas angin, power bank, laptop, HP murah, dan lampu. Pencarian tertinggi
untuk merek adalah Xiaomi, Samsung, OPPO, Vivo, dan Sony.Sekitar 60%
pembelian elektronik di Shopee dilakukan oleh pria, dengan produk yang paling
diminati adalah smartphone, peralatan gaming, speaker, dan CCTV. Produk yang
paling sering dibeli oleh kalangan wanita adalah produk aksesoris handphone, mesin
jahit, mouse, dan polaroid. (Teknovue, 2018)
Founder, Chairman, sekaligus CEO Sea Ltd. Forrest Li menyatakan Shopee terus
memimpin pasar e-commerce regional dengan mengutamakan penjualan produk
bermarjin tinggi. Pertumbuhan Shopee menunjukkan keberhasilan strategi perusahaan
yang berfokus pada produk fesyen, kesehatan, dan kecantikan. Shopee telah
menunjukan pertumbuhan bisnis yang pesat tatkala belanja pemasaran menurun.
Persentase belanja pemasaran terhadap gross merchandise value perusahaan turun
menjadi 8,3% sepanjang 2017, lebih rendah dibanding 2016 yaitu sebesar 11%. Shopee
menerapkan komisi berbasis transaksi kepada penjual. Shopee berencana terus
membangun kerja sama dengan mitra merek-merek besar di dunia. (Jayabuana, 2018)
Shopee juga menerapkan strategi baru yaitu berkolaborasi dengan perusahaan hiburan
terbesar di Korea Selatan yaitu YG Group. Shopee membuka YG Official Shop sebagai
strategi membidik para penggemar K-Pop. Peresmian kerja sama YG Official Shop
memotivasi manajemen Shopee menghadirkan inovasi lebih dekat dengan para
konsumennya dengan menghadirkan konten K-Pop. Shopee membidik pasar K-Pop
karena sebagian konsumennya merupakan para perempuan muda penggemar K-Pop
dan menarik pasar baru Hal ini berdampak pada pertumbuhan Shopee yang signifikan.
(Silalahi, 2018)
Tanggal 09 Agustus 2018 Shopee mengadakan acara “Meet and Greet with Lisa
Blackpink” yang merupakan salah satu artis dari YG Entertainment, pada grand
11
launching YG Official Shop di Jakarta. Sebanyak 2000 orang datang membeli merchandise
Blackpink di YG Official Shop sebagai syarat untuk ikut acara tersebut dan sebanyak 3000
merchandise habis dalam hitungan menit saja.(Silalahi, 2018). Lisa Blackpink hadir untuk
mempromosikan salah satu brand make up dari YG Official Shop yakni Moonshot yang
menawarkan tiket dan tur ke Korea Selatan bagi sepuluh orang pemenang yang diundi secara
acak jika telah melakukan pembelian produk mooshot sebesar Rp 500.000 selama periode yang
ditentukan. Chris Feng selaku CEO Shopee menyatakan bahwa kegiatan promosi bersama
Blackpink merupakan bagian dari entertainment activities campaign yang dilakukan oleh
Shopee bersama YG Group. (Moedia,2018)
Shopee mempersembahkan Shopee road to 12.12 Birthday Sale yang
dilaksanakan mulai 19 November hingga 12 Desember 2018 dalam rangka menyambut
hari jadinya yang ketiga dan sebagai tanda terima kasih kepada para konsumen
setianya. Shopee memberikan penawaran menarik seperti cashback hingga 120%,
promo gratis ongkos kirim hingga 12 kali tanpa minimum pembelanjaan dan berbagai
kuis bisa diikuti setiap hari dengan memenangkan hadiah hingga Rp 12 miliar. Shopee
menghadirkan keempat member Blackpink sebagai pengisi acara yang disiarkan
langsung pada beberapa stasiun televisi swasta. Cara untuk mendapatkan undangannya
yaitu harus melakukan pembelian merchandise di YG Official Shop. Shopee juga
mengumumkan bahwa Blackpink resmi menjadi brand ambassador di Indonesia dan
regional, Hal ini menjadikan Shopee makin ramai diperbincangkan oleh masyarakat
khususnya perihal kolaborasi Shopee dengan girl group Blackpink.
Peneliti memfokuskan strategi viral marketing yang dilakukan Shopee melalui media
sosial. Alasan Peneliti memilih media sosial adalah karena media sosial merupakan
pemicu atau tempat yang sering dikunjungi konsumen dan bersifat one-to-many sehingga
terdapat kemungkinan terciptanya E-WOM. Strategi viral marketing yang dilakukan
Shopee cukup sederhana dengan hanya menggunakan media sosial dan konten kreatif
namun Shopee berhasil membuat produknya dibicarakan dan digunakan. Proses
pemasaran dengan menggunakan E-WOM dinilai lebih efektif bila diterapkan pada akun-
akun media sosial terlebih karena E-WOM dapat menyediakan sebuah sarana yang luas
untuk dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam membeli sebuah merk, jasa,
ataupun produk tertentu.
Dalam hal ini Shopee menggunakan beberapa media sosial seperti youtube,
instagram,dan twitter dalam mempromosikan campaign bersama Blackpink. Melalui
youtube dan Instagram, Shopee merilis video dari Lisa Blackpink untuk grand
launching YG Official Shop di Jakarta dan merilis TVC kolaborasi dengan Blackpink
12
dengan set menyerupai video musik lagu terbaru mereka. Melalui twitter, Shopee
merilis poster “Meet and Greet with Lisa Blackpink”dan “Shopee road to 12.12
Birthday Sale with special performance by Blackpink”.Shopee menyiarkan informasi
melalui media sosialnya selanjutnya informasi tersebut disebarkan oleh khalayak
pengguna media sosial. Secara tidak langsung Shopee mengandalkan E-WOM melalui
jejaring media sosial sehingga konsumen dapat merasakan adanya komunikasi yang
lebih praktis dan efektif dalam pengambilan keputusan pembelian.
Tabel 1. 1 Hasil Pra Test Kepada 30 Responden
No Pernyataan Ya Tidak
Jumlah % Jumlah %
Variabel Viral Marketing
Messenger
1 Girl group Blackpink membuat orang-
orang sering membicarakan tentang
Shopee.
27 90% 3 10%
2 Informasi yang disampaikan shopee dalam
iklannya tidak berlebihan
29 96,67% 1 3,33%
Message
1 Iklan televisi shopee kolaborasi dengan
Blackpink menarik perhatian
29 96,67% 1 3,33%
2 Informasi tentang shopee menarik untuk
disebarkan ke media sosial
28 93,33 2 6,67%
Environment
1 Informasi yang diberikan oleh shopee
sesuai dengan kebutuhan saya
28 93,33 2 6,67%
2 Saya butuh informasi yang disampaikan
oleh shopee melalui iklannya.
27 90% 3 10%
Variabel Electronic Word of
Mouth
Intensity
1 Saya sering mengakses inormasi shopee
melalui media sosial
25 83,33% 5 16,67%
2 Saya sering membaca ulasan produk
marketplace shopee untuk mengetahui
produk atau merek yang memberi kesan
baik
26 86,67% 4 13,33%
3 Melalui media sosial saya dapat
berkomunikasi dengan konsumen lain
mengenai shopee
25 83,33% 5 16,67%
13
Valence of Opinion
1 Melalui media sosial, saya mendapatkan
rekomendasi yang berkaitan dengan
shopee
28 93,33 2 6,67%
2 Melalui media sosial, saya mendapatkan
kepercayaan yang berkaitan dengan
shopee
27 90% 3 10%
Content
1 Saya membicarakan tentang kualitas
produk shopee
28 93,33 2 6,67%
2 saya membicarakan tentang harga produk 28 93,33 2 6,67%
3 Saya membicarakan tentang reputasi
shopee
26 86,67% 4 13,33%
4 Shopee berbicata mengenai informasi
fitur- fitur menarik (seperti: gratis
ongkos kirim,
diskon harga, promosi bersama
Blackpink)
30 100% 0 0%
Variabel Keputusan pembelian
Personal
1 Gaya hidup mendorong saya untuk
membeli produk pada shopee
25 83,33
%
5 16,67%
2 Saya membeli di shopee karena produk
yang dikeluarkan merupakan edisi
terbatas (limited edition)
22 73.33% 8 26,67%
Psikologis
1 Saya membeli karena mempersepsikan
produk pada shopee sangat berkualitas
28 93,33 2 6,67%
2 Saya membeli di shopee karena
terpengaruh oleh iklan yang
ditampilkan pada marketplace
tersebut.
23 76,67% 7 23,33%
Sosial
1 Saya melakukan pembelian pada shopee
karena adanya informasi positif dari
teman
27 90% 3 10%
2 Sayaa melakukan pembelian pada shopee
karena terpercaya
28 93,33% 2 6,67%
Sumber: Olahan Pribadi, 2019
14
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa sebanyak 96,67% responden setuju jika
iklan televisi Shopee kolaborasi dengan Blackpink menarik perhatian dan informasi
yang disampaikan tidak berlebihan. Terdapat juga tanggapan responden yang
menyatakan setuju terhadap pernyataan melalui media sosial, bisa mendapatkan
rekomendasi tekait dengan shopee yang diberikan sebesar 93,33% responden.
Sebanyak 90% responden menyatakan setuju bahwa mereka melakukan pembelian di
shopee karena terpercaya.
Berdasarkan fenomena yang ada maka peneliti ingin menganalisis seberapa besar
efektif Viral marketing menggunakan E-WOM terhadap keputusan pembelian
konsumen pada Shopee. Dengan demikian maka judul dari penelitian ini adalah
“Efektifitas Viral Marketing Menggunakan Electronic Word of Mouth Terhadap
Keputusan Pembelian pada Shopee”
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang
akan dibahas dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana efektifitas viral marketing terhadap keputusan pembelian pada
Shopee?
2. Bagaimana efektifitas E-WOM terhadap keputusan pembelian pada Shopee?
3. Bagaimana efektifitas viral marketing menggunakan E-WOM terhadap keputusan
pembelian pada Shopee?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui efektifitas viral marketing terhadap keputusan pembelian pada
Shopee.
2. Untuk mengetahui efektifitas E-WOM terhadap keputusan pembelian pada
Shopee
3. Untuk mengetahui efektifitas viral marketing menggunakan E-WOM terhadap
keputusan pembelian pada Shopee.
15
1.5 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan melengkapi khazanah keilmuan
bidang pemasaran terutama terkait strategi promosi menggunakan tekonologi internet.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Universitas
Dapat memperkaya hasil-hasil penelitian khususnya dalam bidang Pemasaran
(Marketing) dan dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya.
b. Bagi Perusahaan
Bahan masukan atau evaluasi mengenai efektifitas viral marketing sebagai salah
satu strategi pemasaran dengan pemanfaatan E-WOM dan pengaruhnya terhadap
keputusan pembelian konsumen.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang
penelitian yang dilakukan. Adapun sistematika penulisan pada penelitian ini sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang
penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang tinjauan pustaka penelitian, penelitian sebelumnya, kera
ngka pemikiran, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, skala pengukuran, teknik
pengumpulan dan pengolahan data, populasi dan sampel, serta sistematika penelitian.
16
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang karakteristik responden, hasil
penelitian, dan pembahasan penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan hasil analisis temuan dan
saran mengenai penelitian.