BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Gambaran Umum Objek Penelitian...
-
Upload
dinhnguyet -
Category
Documents
-
view
238 -
download
0
Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Gambaran Umum Objek Penelitian...
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Gambaran Umum Objek Penelitian
1.1.1. Profil Singkat Perusahaan
PT. Sinar Sosro merupakan perusahaan minuman teh dalam
kemasan botol yang pertama di Indonesia. Perusahaan ini pertama kali
didirikan pada tahun 1974 yang terletak di kawasan Cakung, Bekasi.
Hingga saat ini PT. Sinar Sosro telah memiliki 10 pabrik yang tersebar
di seluruh Indonesia dan delapan jenis produk unggulan. Untuk
mendukung pemasaran produk-produknya, PT. Sinar Sosro memiliki
beberapa kantor penjualan, salah satunya adalah PT. Sinar Sosro
Kantor Penjualan Wilayah (KPW) Jawa Barat Selatan yang beralamat
di jalan Soekarno Hatta no. 325-327, Bandung. Tujuan perusahaan
yang sudah mulai beroperasi sejak tahun 1989 ini adalah menjadikan
produk Sosro menjadi raja minuman ringan untuk daerah Jawa Barat
Selatan. Selain itu juga untuk mempermudah dan memperlancar proses
penjualan, sehingga pelayanan terhadap konsumen yang ada di sekitar
wilayah ini akan lebih cepat. PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan
memasok produk dari tiga pabrik Sosro, antara lain pabrik Cakung,
pabrik Cibitung, dan pabrik Tambun. Setiap pabrik tersebut
memproduksi produk yang berbeda. PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat
Selatan juga memiliki 4 distributor yang menjual produk ke agen dan
ritel, yaitu CV. Projasa Megamas di Bandung, CV. Tulus Maju di
Bogor, CV. Sumber Makmur di Tasikmalaya, dan SIT (Garut,
Sumedang, dan Banjar). (Sumber: Profil Perusahaan PT. Sinar Sosro
KPW Jawa Barat Selatan, 2012:1).
2
1.1.2. Visi, Misi, Sistem Nilai Perusahaan
Visi, misi, dan sistem nilai PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat
Selatan yaitu:
a. Visi Perusahaan
“Menjadi perusahaan minuman yang dapat melepaskan rasa dahaga
konsumen, kapan saja, dimana saja, serta memberi nilai tambah
kepada pihak terkait”.
b. Misi Perusahaan
1) Membangun merek “Sosro” sebagai merek teh yang alami,
berkualitas dan unggul.
2) Melahirkan merek dan produk minuman baru, baik yang
berbasis teh atau non teh dan menjadikannya pemimpin pasar
dalam kategorinya masing-masing.
3) Membangun dan memimpin jaringan distribusi.
4) Menciptakan dan memelihara komitmen terhadap pertumbuhan
jangka panjang, baik dalam volume penjualan atau dalam
penciptaan pelanggan.
5) Membangun sumber daya manusia (SDM) dan melahirkan
pemimpin yang sesuai dengan nilai-nilai perusahaan.
6) Memberikan kepuasan kepada para pelanggan.
7) Menyumbang devisa ke negara.
c. Sistem Nilai
Nilai-nilai utama PT. Sinar Sosro KPW. Jawa Barat Selatan
merupakan pernyataan eksplisit dari organisasi perusahaan sebagai
pedoman dalam bekerja yang diyakini, dihayati, dan diamalkan sebagai
3
landasan moral dalam berpola pikir, berkomunikasi, dan bertindak atau
berperilaku para karyawan. Nilai-nilai tersebut antara lain:
1) Niat baik
2) Kejujuran
3) Integritas
4) Pelanggan adalah yang utama
5) Kerjasama tim
1.1.3. Jenis Produk
Tabel 1.1 merupakan jenis produk PT. Sinar Sosro:
TABEL 1.1
JENIS PRODUK SOSRO
No Kode Produk Nama Produk Jenis Produk
1 TB Teh Botol Sosro TBO150, TBK200, TBK250,
TBK1L, TBK LESS, TBE LESS,
TBK330, TBE R
2 FT Fruit Tea FTG200, FTC318, FTE500,
FTE300, FTO230
3 TS Tebs TSC330, TSE500
4 JT Joy Tea JT500, JT300
5 HJ Happy Jus HJG200, HJE300
6 CC Country Choice CCE300, CC250, CC1L
7 ST S-Tee ST
8 PA Prima PA
Sumber: (Profil Perusahaan PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan, 2012)
4
1.1.4. Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 1.1 merupakan struktur organisasi PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan:
GAMBAR 1.1
STRUKTUR ORGANISASI PT. SINAR SOSRO KPW JAWA BARAT SELATAN
Sumber: (Profil Perusahaan PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan, 2012)
General Manager
Personalia dan General Affair
Manager
Area Sales Manager 1
Area Sales Manager 2
Area Sales Manager 3
Unit Manager:KP Bogor
KP CibinongKP Sukabumi
Unit Manager:KP Bandung 1KP Bandung 2
KP CimahiKPP Banjaran
Unit Manager:KP Rancaekek
KP TasikmalayaKPP Sumedang
KPP Garut
Area Sales Manager
Distributor
Sales SPV Distributor
MSM
General Manager
General Manager
General Manager
General Manager
General Manager
AFM
ASS AFM
SPV Accounting SPV Finance SPV Logistik
Ass Personalia dan General
Affair Manager
M & S SPV (SDK)
SPV Personalia Area
Ass SPV Personalia
SPV Trainee
SSSKPP CIanjur
SSSKPP Banjar
5
1. 2. Latar Belakang Penelitian
Era globalisasi saat ini, pelaku industri tidak akan menghasilkan
performa maksimal jika hanya mengandalkan kompetensi internalnya
saja, namun peran semua pihak (supplier, pabrik, distributor dan ritel)
dari hulu hingga hilir juga menjadi salah satu penentu kesuksesan suatu
perusahaan (Pujawan, 2010:4). Untuk mengoptimalkannya, dibutuhkan
pengetahuan dan pemahaman yang sama mengenai kontrol peran
masing-masing pihak atau yang biasa disebut dengan supply chain
management (Jacobs dan Chase, 2011:53). Borut (2008) dan Jain
(2010) mengemukakan bahwa dengan supply chain yang efektif,
perusahaan dapat bersaing dalam pasar global.
Banyak perusahaan yang mulai menggunakan konsep supply chain
dalam mengatur bisnisnya saat ini (Mas’udin, 2008). Sejalan dengan
praktek supply chain dalam dunia bisnis yang berkembang pesat, ilmu
supply chain management juga mengalami perkembangan yang
signifikan (talentaindonesia, 2010). Bahkan, supply chain
management sudah mengarah pada pemanfaatan internet atau jaringan
untuk meningkatkan kreatifitas, information sharing, dan kolaborasi
antar pihak-pihak yang terlibat (Jain, 2010).
Namun pengelolaan supply chain masih belum berjalan dengan
maksimal di Indonesia (Nas, 2011). Beberapa hal yang
menyebabkannya antara lain birokrasi yang tidak konsisten,
infrastruktur yang kurang mendukung, sedikitnya orang-orang yang
berkompeten, serta kurangnya komunikasi pemerintah dengan
kalangan industri dan akademisi. Dampaknya pada era globalisasi saat
ini adalah semakin besarnya tantangan perusahaan-perusahaan nasional
dalam aspek supply chain, karena pelaku bisnis luar negeri yang masuk
ke dalam pasar Indonesia semakin banyak (id88db, 2009).
6
PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan nasional dan
pelopor teh siap minum dalam kemasan botol yang pertama di
Indonesia (Profil Perusahaan PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat
Selatan, 2012). Hingga saat ini, PT. Sinar Sosro telah memiliki delapan
jenis produk minuman yang dijual, antara lain Teh Botol Sosro, Fruit
Tea, Joy Tea, Happy Jus, Tebs, Country Choice, S-tee, dan Prima.
PT. Sinar Sosro memiliki pangsa pasar paling tinggi pada produk teh
dalam kemasan siap minum, yaitu sebesar 60% di tahun 2012 dan
stabil selama lima tahun terakhir (Suwismo, 2012). Produk-produk
Sosro yang masuk pada Top Brand Award selama lima tahun terakhir
dan perbandingannya dengan produk lain dapat dilihat pada Tabel 1.2.
TABEL 1.2
BRAND INDEX PRODUK-PRODUK SOSRO TAHUN 2009-2013
No Produk Top Brand Indekx
2009 2010 2011 2012 2013
Teh dalam kemasan siap minum
1 Teh Botol Sosro 62,5% 51,8% 59,5% 49,6% 59,5%
2 Frestea 12,5% 14,8% 10,7% 14,4% 10,4%
3 Mountea <4,5% <5,2% 7,7% 8,3% 5,0%
4 Fruit Tea Sosro <4,5% <5,2% 5,8% 6,4% 3,9%
Teh hijau dalam kemasan siap minum
1 Nu Green Tea 37,5% 33,9% 37,5% 43,7% 46,2%
2 Frestea Green 26,4% 26,8% 34,6% 29,3% 26,7%
3 Joy Tea Sosro <0,8% 26,3% 18,3% 16,7% 17,9%
Sumber: (Top Brand Award, 2009-2013)
Berdasarkan Tabel 1.2, Teh Botol Sosro memiliki brand index
paling tinggi pada pasar teh dalam kemasan siap minum selama lima
tahun berturut-turut dari 2009 sampai 2013. Selain itu, Joy Tea Sosro
7
masuk kedalam peringkat tiga besar dalam pasar teh hijau kemasan
siap minum dengan nilai brand index sebesar 17,9% pada tahun 2013.
Jaringan distribusi yang luas merupakan salah satu alasan mengapa
PT. Sinar Sosro masih sulit disaingi (tempointeraktif, 2008). Peta
jaringan distribusi nasional dan internasional PT. Sinar Sosro dapat
dilihat pada Gambar 1.2.
GAMBAR 1.2
PETA DISTRIBUSI NASIONAL DAN INTERNASIONAL
PT. SINAR SOSRO
(Profil Perusahaan PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan, 2012).
Gambar 1.2 membuktikan luasnya jaringan distribusi PT. Sinar
Sosro dimana produk-produknya telah masuk ke pasar nasional
Peta Distribusi Nasional PT. Sinar Sosro
Peta Distribusi Internasional PT. Sinar Sosro
8
maupun internasional, antara lain Indonesia, Malaysia, Singapura,
Brunei Darussalam, sebagian Timur Tengah, Afrika, Australia, dan
Amerika. Luasnya jaringan distribusi PT. Sinar Sosro juga dapat dilihat
dari jumlah pabrik yang mencapai 10 buah, 13 Kantor Penjualan
Wilayah (KPW), 141 Kantor Perwakilan Penjualan (KPP) dan lebih
dari 1.000 distributor (Profil Perusahaan PT. Sinar Sosro KPW Jawa
Barat Selatan, 2012).
Tantangan dalam mengelola supply chain berkaitan dengan
semakin banyaknya pihak-pihak yang terlibat dan cakupan kegiatan
yang semakin luas (Pujawan, 2010:20). Produk-produk Sosro yang
telah merambah pasar nasional dan internasional, membuat pihak yang
terlibat di dalam maupun diluar PT. Sinar Sosro semakin banyak dan
cakupan kegiatan dalam supply chain management menjadi sangat
luas, sehingga tantangan yang dihadapi PT. Sinar Sosro dalam aspek
supply chain semakin besar.
Salah satu tantangan dalam supply chain management yang
dihadapi perusahaan nasional atau multinasional adalah ketidakpastian
permintaan (Pujawan, 2010:20). Menyesuaikan penawaran dengan
permintaan pada lingkungan yang kompleks dan dinamis menjadi
tantangan yang sulit bagi banyak perusahaan (Jain, 2010). Sebuah ritel
tidak bisa memiliki informasi yang pasti berapa banyak suatu produk
terjual pada hari atau minggu tertentu. Pesanan dari ritel ke distibutor
juga tidak pernah pasti karena berbagai faktor. Bahkan semakin ke
hulu ketidakpastian ini biasanya semakin meningkat. Peningkatan
variabilitas permintaan yang terjadi pada setiap level supply chain ini
dinamakan bullwhip effect (Susilo, 2008).
Struktur rantai pasok dapat mempengaruhi bullwhip effect.
Semakin panjang dan kompleks struktur suatu supply chain (rantai
pasok), semakin besar kemungkinan terjadi bullwhip effect (Pujawan,
9
2011:219). PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan sebagai salah
satu jaringan distribusi Sosro memiliki struktur supply chain yang
cukup panjang. Gambar 1.3 merupakan struktur rantai pasok PT. Sinar
Sosro KPW Jawa Barat Selatan.
GAMBAR 1.3
STRUKTUR RANTAI PASOK
PT. SINAR SOSRO KPW JAWA BARAT SELATAN
Sumber: (Profil Perusahaan PT. Sinar Sosro KPW Jabar Selatan, 2012:1)
Rantai pasok PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan memiliki
tujuh eselon (kategori pihak dalam rantai pasok) yang dimulai dari
Supplier teh(PT. Gunung Slamat)
Supplier olahan teh(PT. Agro Pangan)
Pabrik Cakung Pabrik Cibitung Pabrik Tambun
KPW Jabar Selatan
Distributor PJADistributor TMBDistributor SMRDistributor SIT
Rit
el
Age
nR
itel
Ko
nsu
men
Ko
nsu
men
Rit
el
Age
n
Rit
el
Age
n
Rit
el
Age
n
Rit
el
Ko
nsu
men
Ko
nsu
men
Rit
el
Ko
nsu
men
Ko
nsu
men
Rit
el
Ko
nsu
men
Ko
nsu
men
= Aliran pengiriman produk
= Aliran informasi pemesanan
= Aliran pengiriman produk dan informasi
pemesanan
Eselon 1
Eselon 6
Eselon 5
Eselon 4
Eselon 2
Eselon 3
Keterangan:
Eselon 7
10
supplier teh, supplier olahan teh, pabrik, KPW, distributor, agen, dan
ritel. Distributor melakukan pemesanan ke KPW, lalu KPW merespon
permintaan tersebut dan memesannya ke pabrik. Pabrik memesan
bahan baku teh ke supplier, lalu memproduksi dan mengirim pesanan
tersebut ke distributor. Distributor menjual produknya ke agen atau
ritel, hingga akhirnya sampai ke tangan konsumen akhir. Berdasarkan
jumlah rantai pasok PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan yang
cukup panjang (tujuh eselon), maka kemungkinan bullwhip effect
produk-produk Sosro cukup besar.
Selain struktur rantai pasok, harga yang fluktuatif juga dapat
menyebabkan timbulnya bullwhip effect (Borut, 2008). Jika harga
sedang turun, maka pembeli akan membeli dalam jumlah banyak
sampai stok menumpuk. Ketika harga naik, pembeli menunda
pembelian sampai persediaannya habis terjual kembali. Akibatnya
permintaan tersebut tidak mencerminkan pola konsumsi pelanggan
yang sebenarnya (Susilo, 2008). Tabel 1.3 adalah program promosi PT
Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan ke distributor tahun 2012 yang
menyebabkan fluktuasi harga.
TABEL 1.3
PROGRAM PROMOSI PT. SINAR SOSRO KPW JAWA BARAT
SELATAN KE DISTRIBUTOR TAHUN 2012
Bulan
ke-
Program Promosi
untuk Distributor*
Produk
1 - -
2 - -
3 Beli 10 gratis 1 FTG, JT300, HJE300, CCE300
4 Beli 10 gratis 1 FTE300, CC250
5 Beli 10 gratis 1 TBK250, FTE500, HJG
6 Beli 10 gratis 1 TBO150, TBE R, FTG, JT300
(Bersambung)
11
(Sambungan)
Bulan
ke-
Program Promosi
untuk Distributor*
Produk
7 Beli 8 gratis 1 FTC, TSC, JT500
8 - -
9 Beli 10 TBK250, HJE300
10 Beli 10 gratis 1 TBK200, FTE300, HJE300, CC250
11 Beli 8 gratis 1 TB1lt, FTC, TSC, JT500
12 Beli 10 gratis 1,
Beli 4 gratis 1 TBE R,
Beli JT500 gratis JT300
FTG, HJE300
JT500
Catatan:
* Dalam karton
Sumber: (Sales Distributor PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan, 2012)
PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan melaksanakan program
promosi temporer pada beberapa produknya, seperti promosi “beli 10
gratis satu” untuk produk CC250 selama bulan ke empat saja atau
promosi “beli delapan gratis satu” pada produk JT500 selama bulan ke
tujuh saja, dan promosi-promosi temporer lainnya. Promosi yang
sifatnya temporer ini dapat mengakibatkan peningkatan volume
penjualan sementara. Peningkatan penjualan sementara bisa saja
direspon oleh pabrik untuk memproduksi lebih banyak untuk bulan-
bulan berikutnya, sehingga telah meningkatkan biaya-biaya seperti
tenaga kerja, bahan baku, dan biaya lainnya. Namun toko atau ritel
justru tidak memesan produk yang sama untuk 2-3 bulan berikutnya
karena stok sebelumnya masih bersisa dan pola konsumsi sebenarnya
tidak berubah.
Parwati dan Andrianto (2009), menyatakan bahwa bullwhip effect
mengakibatkan banyak inefesiensi pada supply chain. Ketika pesanan
yang dilakukan distributor berlebih, maka akan terjadi penumpukan
barang sehingga menghasilkan penambahan biaya penyimpanan atau
kerusakan barang. Namun ketika distributor mengurangi pesanan,
dampak yang lebih besar bisa saja terjadi seperti kehilangan
12
kesempatan menjual atau bahkan kehilangan pelanggan. Dampak akhir
dari bullwhip effect ini adalah berkurangnya profitabilitas perusahaan
(Chopra dan Meindl, 2013:265). Gambar 1.4 adalah profitabilitas PT.
Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan yang dilihat dari perbandingan
target dan realisasi penjualan selama tahun 2012.
GAMBAR 1.4
TARGET DAN REALISASI PENJUALAN PT. SINAR SOSRO KPW
JAWA BARAT SELATAN TAHUN 2012 (DALAM KARTON, 1
KARTON = 24 BUAH)
Sumber: (Sales Distributor PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan, 2012)
Berdasarkan Gambar 1.4, terdapat beberapa produk yang target
penjualannya tidak tercapai, antara lain JT, HJ, dan CC. JT merupakan
produk dengan selisih target dan realisasi terbesar yaitu -14.064 karton
dengan ketercapaian hanya sebesar 37,49%. selanjutnya diikuti oleh
CC dengan selisih sebesar -3.125 karton dan ketercapaian sebesar
237.300
307.000
22.500 32.000
7.700 8.000
287.320
378.291
8.436 22.026 12.918 4.875
0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
350.000
400.000
TB FT JT HJ TS CC
TARGET REALISASI
Keterangan:
TB: Teh Botol Sosro JT: Joy Tea TS: Tebs
FT: Fruit Tea HJ: Happy Jus CC: Country Choice
13
60,94%. Walaupun HJ memiliki ketercapaian diatas rata-rata, namun
selisih target dan realisasi mencapai -9.974 karton. Jika dilihat dari
penjualan yang menjadi salah satu aspek profitabilitas PT. Sinar Sosro
KPW Jawa Barat Selatan, maka kemungkinan bullwhip effect pada
produk JT, HJ, dan CC cukup besar.
Berdasarkan analisis awal pada struktur rantai pasok, program
promosi, dan profitabilitas PT. Sinar Sosro KPW Jabar Selatan,
beberapa produk Sosro mengindikasikan terjadinya bullwhip effect.
Pengurangan bullwhip effect bisa dimulai dengan mengukur besarnya
amplifikasi permintaan suatu produk (Mas’udin, 2008). Dengan nilai
tersebut, bisa diketahui seberapa besar variabilitas permintaan
meningkat atau teramplifikasi. Ketika nilai menunjukkan telah terjadi
bullwhip effect, pengurangan bisa dilakukan dengan berkorespondensi
dengan penyebab-penyebabnya. Karena bullwhip effect disebabkan
oleh multi faktor, maka salah satu model yang dapat digunakan untuk
menjelaskan penyebab dan mengurangi bullwhip effect adalah
Analytical Hierarchy process (AHP) (Ishizaka and Labib, 2009). AHP
sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah multifaktor
dibanding metode lain karena adanya penentuan faktor bobot dan
faktor evaluasi melalui pairwise comparison dan sekaligus pengujian
konsistensi bobot (Render, 2009:11). Proses dalam AHP dilakukan
dengan mengidentifikasi, memahami, dan menilai interaksi-interaksi
dari suatu sistem sebagai suatu keseluruhan (Saaty dalam Mas’udin,
2008)
Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian yang akan dilakukan
adalah “Penerapan Analytical Hierarchy Process untuk Pemilihan
Solusi Alternatif Pengurangan Bullwhip Effect pada Supply Chain,
(Studi Kasus pada PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan)”.
14
1. 3. Perumusan Masalah
a. Berapa nilai bullwhip effect pada PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat
Selatan dan distributor?
b. Apa saja penyebab bullwhip effect pada PT. Sinar Sosro KPW Jawa
Barat Selatan dan distributor?
c. Apa solusi terbaik untuk mengurangi bullwhip effect pada PT. Sinar
Sosro KPW Jawa Barat Selatan dan distributor dengan
menggunakan metode AHP?
1. 4. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui nilai bullwhip effect pada PT. Sinar Sosro KPW Jawa
Barat Selatan dan distributor.
b. Mengetahui penyebab bullwhip effect PT. Sinar Sosro KPW Jawa
Barat Selatan dan distributor.
c. Mengetahui solusi terbaik untuk mengurangi bullwhip effect PT.
Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan dan distributor dengan
menggunakan metode AHP.
1. 5. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Perusahaan
Memberikan informasi pada pihak manajemen perusahaan
berapa nilai bullwhip effect yang ada pada PT. Sinar Sosro KPW
Jawa Barat Selatan dan distributor. Selain itu, penelitian ini juga
menganalisis penyebab yang terjadi sekaligus memberikan solusi
alternatif pengurangan bullwhip effect yang terjadi pada PT. Sinar
Sosro KPW Jawa Barat Selatan dan distributor.
b. Bagi Akademisi
Menambah dan melengkapi khasanah teori mengenai Supply
Chain Management, khususnya Bullwhip effect.
15
1. 6. Sistematika Penelitian
Bentuk tulisan skripsi ini akan disusun dalam lima bab dengan
sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang tinjauan umum mengenai penelitian ini,
mulai dari gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian,
perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan
sistematika penulisan tugas akhir.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi uraian umum mengenai teori-teori yang berkaitan
dengan penelitian dan mendukung pemecahan permasalahan yaitu
tinjauan pustaka penelitian, rangkuman teori, penelitian terdahulu,
kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, ruang lingkup penelitian.
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, variabel operasional,
tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, uji
validitas dan reliabilitas, serta teknik analisis data.
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan secara rinci tentang hasil penelitian dari
pengukuran nilai, menganalisis penyebab, dan memberikan solusi
alternatif pengurangan bullwhip effect.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan akhir dari analisa dan pembahasan bab
sebelumnya serta saran-saran yang dapat dimanfaatkan oleh
perusahaan terkait yaitu PT. Sinar Sosro KPW Jawab Barat Selatan.