BAB I LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id fileMenurut beberapa jurnal yang penulis kutip dapat...
Transcript of BAB I LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id fileMenurut beberapa jurnal yang penulis kutip dapat...
6
BAB I
LANDASAN TEORI
1.1. Tinjauan Jurnal
Sebagai suatu perbandingan dan sumber referensi dalam implementasi
jaringan berbasis GRE-tunnel pada PT. Bhinneka Mentaridimensi, diperlukan suatu
acuan terhadap penelitian yang dibuat sebelumnya. Adapun hasil penelitian sejenis
yang dijadikan referensi adalah sebagai berikut:
Menurut (Rahman, 2017) “Jaringan GRE-tunnel berperan sebagai VPN dari
kantor pusat ke kantor cabang, sebagai jalur untuk bandwidth internasional, dapat
melakukan file sharing, akses web intranet”.
Sedangkan menurut (Seta, Ridwan, & Wati, 2015) Lebih mudahnya, GRE-
tunnel bisa menciptakan "terowongan" yang tentu sudah terenkapsulasi sebagai
jalur data khusus untuk meneruskan sebuah paket melalui jaringan komputer, baik
itu jaringan komputer pribadi ataupun publik”.
Menurut beberapa jurnal yang penulis kutip dapat ditarik kesimpulan
bahwa, jaringan GRE-Tunnel dapat membuat VPN dari kantor pusat ke kantor
cabang dengan jalur "terowongan" yang mengenkapsulasi semua paket yang
melalui jaringan ini seperti bandwidth internasional, file sharing, dan akses web
intranet.
7
1.2. Konsep Dasar Jaringan
1.2.1. Pengertian Jaringan Komputer
Menurut buku yang penulis kutip menjelaskan bahwa (Sofana, 2017b)
“Jaringan komputer merupakan sebuah jaringan telekomunikasi yang
membolehkan node – node untuk saling berbagi sumber daya (resources)”. Jadi,
pada jaringan komputer setiap komputer yang terhubung pada jaringan dapat
melakukan pertukaran data dengan komputer lainnya, melalui suatu data link
(media kabel atau media nirkabel / wireless).
Jaringan komputer itu bukan hal yang baru pada saat ini karena hampir di
setiap perusahaan atau sekolah ada jaringan komputernya untuk memperlancar arus
informasi. Internet yang populer saat ini adalah suatu jaringan komputer yang
menghubungkan manusia di seluruh dunia agar dapat saling berinteraksi, hal ini
terjadi karena perkembangan teknologi jaringan sangat pesat sehingga
mengakibatkan jumlah pengguna jaringan komputer yang terhubung dengan
internet berkembang pesat.
1.2.2. Jenis – Jenis Jaringan Komputer
Jaringan komputer dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria. Seperti
luas area, media transmisi, pola operasi, dan sebagainya. Berdasarkan luas areanya
maka jaringan komputer dapat dibedakan menjadi:
1. LAN (Local Area Network)
Menurut buku yang penulis kutip (Nugroho, 2016) “LAN (Local Area
Network) didefinisikan sebagai sebuah jaringan yang terdapat dalan satu gedung,
kantor, atau kampus”. LAN tidak terpaku pada jumlah perangkat yang
8
dihubungkan, akan tetapi lebih mengacu pada penempatan jaringan pada tempat
yang sama. Apabila ada jaringan dimana jaringan tersebut terdapat dalam satu
gedung, kantor atau kampus, maka tipe jaringan yang terbentuk dinamakan sebagai
jaringan LAN. Jaringan LAN umumnya juga disebut sebagai intranet. LAN berbeda
dengan internet. Sesuai namanya, jaringan ini bersifat privat, yaitu hanya
diperuntukkan bagi pengguna di dalam internal organisasi / perusahaan / instansi /
ruangan bersangkutan saja.
Secara garis besar terdapat dua tipe jaringan atau LAN, yaitu jaringan peer
to peer dan jaringan client server. Pada jaringan peer to peer, setiap komputer yang
terhubung pada jaringan dapat bertindak sebagai client maupun server. Sedangkan
pada jaringan client server, hanya satu komputer saja yang bertindak sebagai server
dan komputer lainnya sebagai client.
Pada jaringan client server, satu komputer biasanya dijadikan sebagai file
server yang digunakan untuk menyimpan perangkat lunak (software) yang
mengaturaktivitas jaringan, ataupun sebagai perangkat lunak yang dapat digunakan
oleh komputer – komputer yang terhubung dalam network. Komputer – komputer
yang terhubung dalam jaringan (network) itu biasanya di sebut client. Biasanya
kemampuan workstation lebih di bawah dari file server dan mempunyai aplikasi
lain di dalam hardisk nya selain aplikasi untuk jaringan. Kebanyakan LAN
menggunkan media kabel untuk menghubungkan antara komputer satu dengan
komputer lainnya.
9
2. WAN (Wide Area Network)
Menurut buku yang penulis kutip (Nugroho, 2016) “WAN (Wide Area
Network) adalah hubungan antara jaringan LAN, namun terletak pada wilayah
geografis yang berbeda”. Pada umumnya jaringan WAN adalah sebuah konsep
dalam menghubungkan antara jaringan LAN yang terletak pada jarak yang relatif
jauh misalkan antar provinsi.
3. Wireless
Jaringan tanpa kabel atau wireless adalah suatu jaringan lokal tanpa kabel
tetapi menggunakan gelombang radio sebagai media transmisinya untuk memberi
sebuah koneksi ke jaringan dari penggunanya dalam area sekitar. Kelebihan dari
wireless ini adalah mengeliminasi penggunaan kabel yang mengganggu secara
estetika dan kerumitan instalasi untuk menghubungkan lebih dari dua piranti secara
bersamaan. Dengan adanya wireless bisa menjadi solusi terhadap komunikasi yang
tidak dapat dilakukan oleh jaringan yang menggunakan kabel. Karena dengan
menggunakan wireless koneksi ke internet jadi lebih sederhana. Pada saat ini
jaringan tanpa kabel sudah marak digunakan dengan memanfaatkan jasa satelit dan
mampu memberikan kecepatan akses yang cepat.
1.3. Manajemen Jaringan
1.3.1. Topologi Jaringan
Topologi ini bersifat sebuah rancangan (desain), yang kemudian dapat
diimplementasikan secara langsung melalui sejumlah perangkat keras penghubung
pada jaringan komputer. Adapun macam dari topologi tersebut adalah sebagai
berikut:
10
1. Topologi Bus
Topologi bus merupakan topologi yang paling awal digunakan di dalam
model topologi jaringan komputer, terutama di masa – masa awal jaringan
komputer dikembangkan. Topologi bus menggunakan sebuah kabel backbone dan
semua host terhubung secara langsung pada kabel tersebut. Ilustrasi dari topologi
bus dapat disajikan melalui gambar II.1.
Sumber: (Zakaria, 2018)
Gambar I.1
Topologi Bus
Kelebihan jaringan bertopologi bus adalah:
a. Penggunaan kabel yang sedikit sehingga terlihat sederhana.
b. Pengembangan jaringan mudah.
Kekurangan jaringan bertopologi bus adalah:
a. Membutuhkan repeater untuk jarak jaringan yang terlalu jauh.
b. Jaringan akan terganggu apabila salah satu komputer mengalami
kerusakan.
11
c. Apabila terjadi gangguan yang serius maka jaringan tidak dapat
digunakan dan pengaruhnya adalah proses data akan menjadi lambat
dikarenakan lalu lintas jaringan penuh dan padat akibat tidak adanya
pengontrolan user.
d. Deteksi kesalahan sangat kecil, sehingga apabila terjadi gangguan maka
sulit sekali mencari kesalahan tersebut.
2. Topologi Ring
Topologi ring merupakan salah satu topologi yang relatif sederhana pada
jaringan komputer. Topologi ini menghubungkan host dengan host lainnya hingga
membentuk ring (lingkaran tertutup). Rangkaian berbentuk ring ini merupakan satu
kesatuan. Sinyal dan paket data berjalan searah melewati kesatuan rangkaian
tersebut dan melewati setiap komputer yang terhubung pada rangkaian ring ini.
Ilustrasi dari topologi bus dapat disajikan melalui gambar II.2.
Sumber: (Zakaria, 2018)
Gambar I.2
Topologi Ring
12
Kelebihan jaringan bertopologi ring adalah:
a. Hemat kabel
b. Dapat mengisolasi kesalahan dari suatu workstation.
Kekurangan jaringan bertopologi ring adalah:
a. Sangat peka terhadap kesalahan jaringan walaupun sekecil apapun.
b. Sukar untuk mengembangkan jaringan, sehingga jaringan tersebut
tampak menjadi kaku.
c. Biaya pemasangan lebih besar.
3. Topologi Star
Topologi star umumnya dugunakan pada jaringan komputer skala kecil dan
menengah. Misalnya untuk jaringan komputer lokal (internet/LAN) di lingkungan
perumahan, sekolah, kos – kosan, penginapan, dan lain – lain. Ilustrasi dari topologi
bus dapat disajikan melalui gambar II.3.
Kelebihan jaringan bertopologi star adalah:
a. Mudah dalam mendeteksi kesalahan jaringan karena kontrol jaringan
terpusat.
b. Fleksibel dalam hal pemasangan jaringan baru, tanpa mempengaruhi
jaringan yang lain.
c. Apabila salah satu kabel koneksi user terputus, maka hanya user yang
bersangkutan saja yang tidak akan berfungsi dan tidak mempengaruhi
user yang lain. Keseluruhan hubungan jaringan masih tetap bekerja.
13
Sumber: (Zakaria, 2018)
Gambar I.3
Topologi Star
Kerugian jaringan bertopologi star adalah:
a. Boros dalam pemakaian kabel jika kita hubungkan dengan jaringan
yang lebih besar dan luas.
b. Kontrol hanya terpusat pada hub/switch sehingga operasionalnya perlu
ditangani secara khusus.
14
1.3.2. Monitoring Jarignan
1. PRTG (Paessler Router Traffic Grapher)
PRTG (Paessler Router Traffic Grapher) merupakan perangkat lunak yang
mudah digunakan untuk memantau penggunaan bandwidth dan banyak
parameter jaringan lain melalui SNMP (Simple Network Management
Protocol), Packet Sniffing, atau Cisco NetFlow yang memungkinkan untuk
pengukuran traffic berdasarkan alamat IP dan atau protokol. PRTG Traffic
Grapher berjalan pada mesin Windows di dalam jaringan selama 24 jam
setiap hari dan terus-menerus mencatat penggunaan parameter jaringan.
Dengan PRTG Traffic Grapher ini dapat memonitor semua aspek jenis
protokol mulai dari jenis jaringan protocol.
2. Cacti
Cacti merupakan salah satu software yang digunakan untuk keperluan
monitoring yang banyak digunakan saat ini. Cacti menyimpan semua
data/informasi yang diperlukan untuk membuat grafik dan
mengumpulkannya dengan database MySQL
3. Wireshark
Wireshark adalah salah satu dari sekian banyak tool Network Analyzer yang
banyak digunakan oleh Network Administrator untuk menganalisa kinerja
jaringannya dan mengontrol lalu lintas data di jaringan yang Anda kelola.
Wireshark menggunakan interface yang menggunakan Graphical User
Interface (GUI).
15
4. NMap
NMap adalah sebuah software security scanner yang dikembangkan oleh
Gordon Lyon alias Fyodor Vaskovich yang compatible dengan OS Windows,
Linux, Mac OS X, Solaris, BSD dan Amigos OS. NMap tersedia dengan dua
versi yaitu versi GUI dan Command line.
NMap memiliki fungsi standar layaknya sebuah security scanner yaitu
mendeteksi port-port yang terbuka, mengidentifikasi versi OS dan aplikasi
yang digunakan untuk menjalankan service, dan lain-lain.
1.4. Konsep Penunjang Usulan
1.4.1. OSI (Open System Interconnection) Layer
OSI (Open System Interconnection) layer merupakan permodelan yang
pertama kali digunakan di dalam jaringan komputer dan di tetapkan oleh ISO
(International Standard Organization). Permodelan ini menjadi pedoman di dalam
jaringan komputer sejak awal jaringan komputer tercipta. Selain itu, Permodelan
OSI layer ini masih tetap digunakan hingga saat ini, terutama konsep dasar di
dalamnya. Secara konseptural, pada permodelan OSI layer ini terdapat tujuh buah
layer di dalamnya. Ketujuh buah layer pada permodelan OSI layer ini meliputi
Application Layer, Presentation Layer, Session Layer, Transport Layer, Network
Layer, Data Link Layer, dan Physical Layer.
1. Application
Application layer menyediakan jasa untuk aplikasi pengguna, layer ini
bertanggung jawab atas pertukaran informasi antara program komputer, seperti
program e-mail dan servis lain yang berjalan di jaringan seperti server printer
atau aplikasi komputer lainnya. Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi
16
dengan fungsionalitas jaringan. Mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses
jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protocol yang
berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.
2. Presentation
Presentation layer bertanggung jawab bagaimana data dikonversi dan di
format untuk transfer data. Contoh konversi format text ASCII untuk dokumen,
GIF dan. JPG untuk gambar layer ini membentuk kode konversi, translasi data,
enkripsi dan konversi. Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak
ditransmisi kan oleh aplikasi kedalam format yang dapat ditransmisikan
melalui jaringan. Protocol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak
director redictor Software. Seperti layanan workstation dalam Windows NT
dan juga Network Shell semacam Virtual Network Computing (VNC) atau
Remote Dekstop Protocol (RDP).
3. Session
Session layer menentukan bagaimana dua terminal menjaga, memelihara dan
mengatur koneksi. Bagaimna mereka saling berhubungan satu sama lain.
Koneksi di layer disebut session. Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana
koneksi dapat dibuat, dipelihara atau di hancurkan. Selain itu, di level ini juga
dilakukan resolusi nama.
4. Transport
Transport layer bertanggung jawab membagi data menjadi segmen, menjaga
koneksi logika end to end antar terminal, dan menyediakan penanganan error
handling Berfungsi untuk memecahkan data kedalam paket-paket tersebut
sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan yang telah diterima. Selain itu,
17
pada level ini juga membuat tanda bahwa paket diterima dengan sukses
acknowledgement dan mentransmisikan ulang terhadap paket-paket yang
hilang di tengah jalan.
5. Network
Network layer bertanggung jawab menentukan alamat jaringan, menentukan
rute yang harus diambil selama perjalanan, menjaga antrian trafik di jaringan.
Data pada layer ini berbentuk Paket. Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-
alamat IP, membuat Header untuk paket-paket dan kemudian melakukan
routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch
layer3.
6. Data Link
Data link layer menyediakan link untuk data. Memaketkannya menjadi frame
yang berhubungan dengan hardware kemudian diangkut melalui media
komunikasinya dengan kartu jaringan, mengatur komunikasi layer physical
antara system koneksi dengan penanganan error. Berfungsi untuk menentukan
bagaimana bit-bit data di kelompokan menjadi format yang disebut sebagai
frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control,
pengalamatan perangkat keras seperti halnya di Media Access Control Address
(MAC Address), dan menetukan bagaimana perangkat perangkat jaringan
seperti hub, bridge, repeater dan switch layer 2 beroperasi.
7. Physical
Physical layer bertanggung jawab atas proses data menjadi bit dan
mentransfernya melalui media seperti kabel dan menjaga koneksi fisik antar system.
Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan,
18
sinkronisasi bit, arsitektur jaringan seperti halnya Ethernet atau token Ring,
topologi jaringan dan pengkabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan
bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel
atau radio.
1.4.2. TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol)
Agar unik setiap komputer yang terkoneksi ke internet diberi alamat yang
berbeda. Alamat ini supaya seragam seluruh dunia maka pemberian alamat IP
address diseluruh dunia diberikan oleh badan internasional Internet Assigned
Number Authority (IANA), dimana IANA hanya memberikan IP address Network
ID nya saja sedangkan host ID diatur oleh pemilik IP address tersebut.
IP address dibagi menjadi dua bagian yaitu Network ID dan Host ID,
Network ID yang akan menetukan alamat dalam jaringan (network address)
sedangkan Host ID menentukan alamat dari peralatan jaringan yang sifatnya unik
untuk membedakan antara satu mesin dengan mesin lainnya Ibaratkan Network ID
sebagai Nomor jalan dan alamat jalan sedangkan Host ID adalah nomor rumahnya
IP address di bedakan menjadi lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelasC,
kelas D, dan kelas E. Tujuan membedakan kelas IP adalah untuk menentukan
jumlah komputer yang bisa terhubung dalam sebuah jaringan. Khusus pada kelas D
dan kelas E jarang digunakan karena masih dalam tahap pengembangan.
1. IP Kelas A terdiri dari 8bit pertama digunakan untuk Network ID, dan 24bit
berikutnya merupakan Host ID. IP Kelas A terdapat 126 Network, yakni
dari nomor 1.xxx.xxx.xxx sampai dengan 126.xxx.xxx.xxx (xxx merupakan
variasi yang nilainya dari 0 sampai dengan 255).
19
2. IP Kelas B terdiri dari 16bit pertama digunakan untuk Network ID dan 16bit
berikutnya merupakan Host ID. IP Kelas B terdapat 16.384 Network, yakni
dari nomor 128.0.xxx.xxx sampai dengan 191.255.xxx.xxx (xxx merupakan
variable yang nilainya dari 0 sampai dengan 255).
IP Kelas C terdiri dari: 14bit pertama digunakan untuk Network ID dan 8bit
berikutnya merupakan HostID. IP Kelas C terdapat 2.097.15 Network, yakni dari
nomor 192.0.0.xxx sampai dengan 223.255.255.xxx (xxx merupakan variable yang
nilainya dari 0 sampai dengan 255).
1.4.3. VPN (Virtual Private Network)
Menurut buku yang penulis kutip menjelaskan bahwa (Sofana, 2017b)
“VPN merupakan sebuah metode untuk membangun jaringan yang
menghubungkan antar node jaringan secara aman atau terenkripsi dengan
memanfaatkan jaringan publik (internet/WAN)”. VPN dapat menghubungkan dua
buah LAN yang lokasinya berjauhan. VPN akan memanfaatkan jaringan WAN atau
internet untuk membentuk saluran khusus, seolah – olah kedua LAN terhubung
dengan sebuah kabel virtual. Menurut (Agung et al., 2016) “Kerahasiaan data
menggunakan Virtual Private Network (VPN) dapat melakukan Remote Access dari
suatu jaringan private ke jaringan private lainnya melalui internet dan
menggunakan protocol tunneling dalam sistem keamanannya”.
Menurut (Rudiansyah, Herlawati, & Sari, 2013) “VPN (Virtual Private Network)
ini memiliki keamanan yang mumpuni karena menggunakan metode tunneling
(terowong) serta penerapan autentikasi dan untuk penggunaan pada client juga
20
mudah dilakukan dengan menggunakan software atau fasilitas bawaan dari
operating system seperti windows XP atau windows 7”.
1.4.4. Tunnel
Dalam jurnal yang penulis kutip (Warman & Nofrizal, 2016) “Tunneling
merupakan sebuah motode penyelubungan atau encapsulation paket data di
jaringan”. Sedangkan dalam jurnal yang berbeda menyatakkan (Wardoyo, Ryadi,
& Fahrizal, 2014) “Tunneling adalah suatu mekanisme enkapsulasi suatu PDU
(Packet Data unit) dengan protokol yang lain dengan maksud untuk mengirimkan
data pada foreign network”. Tunnel bekerja dengan cara “membungkus”
(encapsulating) suatu paket IP di dalam paket IP yang lain. Proses tunneling
dilakukan oleh tunneling protocol. Protokol ini bekerja pada Layer 2 dan Layer 3
(model OSI). Tunnel juga digunakan untuk mengamankan aliran data yang melalui
network. Sehingga data yang mengalir tidak mudah dibaca oleh pengguna yang
tidak berhak. Tunnel ini banyak diimplementasikan pada VPN (Virtual Private
Network). Setidaknya ada lima buah tunnel yang populer yaitu:
1. PPTP (Point to Point Tunneling Protocol)
Point-to-Point Tunneling Protocol (PPTP) merupakan protokol tunnel Layer 3
yang paling umum. PPTP juga merupakan salah satu tipe VPN yang paling
sederhana konfigurasinya. Hampir semua sistem operasi telah mendukung
PPTP
2. L2TP (Layer 2 Tunneling Protocol)
Layer 2 Tunneling Protocol (disingkat sebagai L2TP) adalah sebuah standar
Internet Engineering Task Force (IETF) untuk masalah protokol tunneling yang
21
digunakan untuk melakukan enkapsulasi terhadap frame-frame protokol . L2TP
juga merupakan pengembangan dari PPTP. Security protocol dan enkripsi yang
di gunakaan untuk otentikasi sama seperti yang di gunakan PPTP.
3. GRE (Generic Routing Encapsulation)
Menurut jurnal yang penulis kutip (Devaraj & Nixon, 2015) “GRE adalah
protokol unicast yang menawarkan keuntungan dari encapsulating broadcast
dan multicast traffic atau protokol non-IP lainnya dan dilindungi oleh IPsec.
Untuk setiap terowongan GRE point-to-point memerlukan tunnel interface”.
GRE adalah protokol tunneling yang dikembangkan oleh Cisco yang dapat
merangkum berbagai jenis protokol paket di dalam terowongan IP. GRE
menciptakan link virtual point-to-point untuk router Cisco pada titik-titik jarak
jauh, melalui sebuah internetwork IP. GRE dirancang untuk mengelola
transportasi multiprotocol dan lalu lintas IP multicast antara dua atau lebih situs,
yang mungkin hanya memiliki konektivitas IP. Hal ini dapat merangkum
beberapa jenis protokol paket di dalam sebuah terowongan IP. Menurut
(Effendi, Hamidi, & Saepulloh, 2017) Kelebihan GRE tunnel adalah sebagai
berikut:
a. Menghubungkan subnet yang tidak kontinyu
b. Penggunaan sumber daya yang rendah
c. Mendukung pesan unicast, multicast, dan broadcast
d. Dapat mengenkapsulasi semua jenis protokol layer 3
4. IPsec (IP security)
IPsec (singkatan dari IP Security) adalah sebuah protokol yang digunakan untuk
mengamankan transmisi datagram dalam sebuah internetwork berbasis TCP/IP.
22
5. PPPoE (Point to Point Tunneling Protocol over Ethernet)
Point-to-Point Protocol over Ethernet (PPPoE) merupakan protokol Layer 2.
1.4.5. Perangkat Keras Jaringan
Dua komputer atau lebih dapat saling terhubung dan berbagai sumber data
dikarenakan adanya perangkat jaringan yang menjembatani kedua komputer
tersebut. Perangkat keras jaringan komputer merupakan perangkat yang digunakan
untuk mencapai tujuan dari fungsi jaringan komputer itu sendiri, seperti berbagi
sumber daya, berkomunikasi dan lain sebagainya.
1. Hub
Menurut buku yang penulis kutip (Madcoms, 2015) “Hub atau konsentrator
adalah sebuah perangkat keras jaringan yang berfungsi menyatukan kabel-kabel
jaringan”. Hub tidak dapat mengatur alur jalannya suatu data, sehingga setiap paket
data yang melewati hub akan dibroadcast ke semua port sampai paket data yang
dimaksud sampai ke tujuan. Hal inilah membuat paket data yang dikirim
mengalami collision atau tabrakan data. Bentuk fisik dari perangkat jaringan hub
ditunjukan pada gambar II.4.
Sumber: (Zakaria, 2018)
Gambar I.4
Perangkat Jaringan Hub
23
2. Switch
Menurut buku yang penulis kutip (Jubilee Enterprise, 2014) “ Switch atau
biasa disebut dengan "smart hub" merupakan alat yang digunakan sebagai repeater
atau penguat untuk menghubungkan kabel-kabel UTP dari satu komputer ke
komputer lain”.
Switch merupakan perangkat jaringan yang memiliki fungsi yang hampir
sama dengan hub, tetapi perangkat ini ‘lebih pintar’ dari hub karena dapat
mengatasi masalah collision data. Tidak hanya itu, switch juga memiliki beberapa
kelebihan seperti kecepatan transfer data maupun luas jaringan yang jauh lebih
bagus dari hub. Bentuk fisik dari perangkat jaringan hub ditunjukan pada gambar
II.5.
Selain itu, switch tidak hanya digunakan untuk membagi sinyal tetapi juga
memfilter paket data kemudian meneruskannya ke jaringan yang dituju.
Sumber: (Zakaria, 2018)
Gambar I.5
Perangkat Jaringan Switch
24
3. Router
Router merupakan perangkat jaringan yang berfungsi menghubungkan dua
jaringan atau lebih sehingga data dapat dikirim dari satu jaringan ke jaringan yang
lain. Dengan menggunakan router, kita bisa menghubungkan dua jaringan yang
berbeda, contoh 192.168.2.0/24 dapat terhubung dengan jaringan
200.200.200.0/24.
Sekilas cara kerja router bisa dibilang mirip dengan bridge, yakni sama-sama
meneruskan paket data, membagi jaringan menjadi beberapa segmen atau
menyatukan segmen-segmen jaringan tersebut, hanya saja router berada pada
lapisan ketiga OSI.
4. Access Point
Access point ini terdiri dari antenna dan transceiver yang digunakan untuk
transmisi dan menerima sinyal dari client atau sebaliknya. Dengan adanya AP ini,
kita dapat terhubung dengan jaringan LAN secara nirkabel.
Dengan kata lain, access point ini berfungsi menghubungkan dua jenis
jaringan yang berbeda, yaitu antara jaringan wireless dan jaringan LAN.
5. Modem
Menurut buku yang penulis kutip (Madcoms, 2015) “Modem berasal dari
modulator demodulator merupakan perangkat yang digunakan untuk mengubah
sinyal analog menjadi sinyal digital dan sebaliknya sinyal digital menjadi sinyal
analog”. Modem digunakan untuk menghubungkan komputer dengan jaringan
internet. Bentuk fisik dari perangkat jaringan hub ditunjukan pada gambar II.6.
25
Sumber: (Zakaria, 2018)
Gambar I.6
Perangkat Jaringan Switch
6. Kabel Jaringan
Kabel jaringan merupakan media transmisi berbentuk kabel yang digunakan
untuk menghubungkan dua komputer atau lebih untuk saling bertukar data.
Ada beberapa jenis kabel yang biasa digunakan, seperti kabel utp, stp, coxial
maupun fiber optik. Biasanya, jenis kabel yang digunakan tergantung pada jenis
topologi jaringan yang digunakan.
26
1.4.6. Simulator Jaringan
1. Cisco Packet Tracer
Cisco Packet Tracer adalah simulator alat-alat jaringan Cisco yang sering
digunakan sebagai media pembelajaran dan pelatihan, dan juga dalam bidang
penelitian simulasi jaringan komputer. Program ini dibuat oleh Cisco Systems dan
disediakan gratis untuk fakultas, siswa dan alumni yang telah berpartisipasi di Cisco
Networking Academy. Tujuan utama Packet Tracer adalah untuk menyediakan alat
bagi siswa dan pengajar agar dapat memahami prinsip jaringan komputer dan juga
membangun skill di bidang alat-alat jaringan Cisco.
2. GNS3 (Graphic Network Simulator)
Menurut buku yang penulis kutip (Sofana, 2017) “GNS3 (Graphic Network
Simulator) adalah software simulasi jaringan komputer. GNS3 sendiri berbasis
GUI yang mirip dengan Cisco Packet Tracer. Namun pada GNS memungkinkan
simulasi jaringan yang komplek, karena menggunakan operating system asli dari
perangkat jaringan seperti cisco dan juniper. Sehingga kita berada kondisi lebih
nyata dalam mengkonfigurasi router langsung daripada di Cisco Packet Tracer.