BAB I Kesehata Gigi

7
0 GAMBARAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI MURID SEKOLAH DASAR NEGERI LEMBUR TENGAH 2 JALAN ARIF RAHMAN HAKIM KELURAHAN SOLOKPANDAN KECAMATAN CIANJUR KABUPATEN CIANJUR PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Pencapaian Kompetensi Penelitian Deskriptif Disusun Oleh : Zimmy Muhaizir NIM. 032007D.100 AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR 2012

Transcript of BAB I Kesehata Gigi

0

GAMBARAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI MURID SEKOLAH DASAR NEGERI LEMBUR TENGAH 2 JALAN ARIF RAHMAN HAKIM KELURAHAN SOLOKPANDAN KECAMATAN CIANJUR KABUPATEN CIANJUR

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Pencapaian Kompetensi Penelitian Deskriptif

Disusun Oleh :

Zimmy Muhaizir NIM. 032007D.100

AKADEMI KEPERAWATANPEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR

2012

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Sekitar tahun 1920 konsep kesehatan gigi mulai berkembang di negaranegara Asia, khusus nya India. Dari sana, secara berangsur-angsur dimulailah perawatan dan pencegahan penyakit gigi. Program kesehatan gigi dan mulut telah dilaksanakan sejak PELITA I sampai PELITA V, diharapkan pada tahun 2000 setiap orang baik di perkotaan maupun di pedesaan memperoleh kesehatan yang memadai, sehingga mereka dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Dengan demikian berarti masyarakat harus mampu memeliharadan meningkatkan kemandirian dibidang kesehatan. Hal ini berbeda dengan keadaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, angka kesakitan penyakit gigi dan mulut cenderung meningkat.(Herijulianti,2001) Ketua umum pengurus besar dokter gigi Indonesia Emmyr F Moeis mengemukakan, sakit gigi menempati urutan pertama dari 10 jenis penyakit yang di keluhkan masyarakat. Hasil survey lain yang dikemukakan Emmyr soal kesehatan gigi adalah 62% penduduk Indonesia terganggu karena sakit gigi. Tinggi nya keluhan masyarakat karena sakit gigi seiring dengan kekurangannya dokter gigi dan dokter gigi spesialis di Indonesia. Saat ini, di Indonesia hanya mempunyai 16.786 doter gigi dengan 1.229 diantaranya doter gigi spesialis. Denngan perbandingan ideal satu dokter gigi melayani 10.000

1

2

rakyat, kebutuhan doter gigi di Indonesia harusnya 22.500 dokyer gigi, dengan kebutuhan ideal itu, saat ini Indonesia kekurangan sekitar 5.700 doter gigi. Menurut Emmyr selain kekurangan tenaga dokter gigi, dan penyebarannya yang tidak merata.(Emmyr F Moeis, 2001, 1 , http://www.kompas.com, diperoleh tanggal 23 mei 2012). Menurut survey kesehatan rumah tangga (SKRT) 2004, karies menjadi masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia dengan prepelensi 90,05%, karies adalh salah satu bukti tidak terawatnya kondisi mullut dan gigi. Fakta ini di tunjang dari survey kesehatan nasional tahun 1998 mengeni prilaku masayarakat tentang perawatan kesehatan gigi dan mulut sebesar 77,2% penduduk sudah menyikat gigi. Tetapi perilaku atau kebiasaan menyikat gigi sesudah makn dn sebelum tidur sebesar 8,1%. Tingginya prevalensi karies tidak diimbangi oleh tenag kesehatan gigi dan mulut yang memadai. Rendahnya rasio doter gigi terhadap penduduk Indonesia, yaitu 1:21.500 masih sangat jauh di bawah rasio ideal 1:2000, (SRKT, 2004 ,1, http://web.gistus.cam/senggang/kesehatan, diperoleh tanggal 23 Mei 2012). Menurut guru besar fakultas kedokteran gigi universitas Indonesia (profesor Budiharto), menyatakan bahwa gambaran mengenai penyakit gigi dan mulut sangat meprihatinkan yakni 80-90% penduduk Indonesia menderita karies gigi dan penyakit periodontal. Karies gigi mempunyai sifat progresif artinya tidak dirawat atau tidak diobati akan semakin parah dan bersifat irreversible yakni jaringan gigi yang rusak tidak dapat utuh kembali seperti semula.

3

Di jawa barat kelompok usia 5-6 tahun menunjukan hanya 14% anak usia tersebut yang bebas dari karies, sedangkan target nasional tahun 2000 diharapkan 50% bebas karies gigi. Melihat fenomena yang terjadi sekarang ini, kesadaran anak dan orang tua untuk merwat gigi dan mulut secara serius masih sangat kurang, menurut Zaura Rini, (Praktisi Kedokteran Gigi Universits Indonesia) kesehatan gigi dan mulut tidk boleh dianggap sepele karena bisa menjadi petunjuk kualitas kesehatan. Terutama mengungkapkan gejala-gejala awal penyakit berbahaya seperti diabetes militus. Salah satunya tanda gejala diabetes adalah timbulnya penyakit gigi dan gusi yang terlalu sering. Bahkan penderita diabetes cenderung mempunyai penyakit mulut 3-4 kali lebih sering dibandingkan dengan yang tidak mengidap diabetes. Tingkat kesehatan gigi dapat di jadikan indikator derajat kesehatan tubuh seseorang secara keseluruhan. Setelah dilakukan studi pendahuluan ternyata terdapat kurang lebih 60% anak mengalami penyakit gigi. Hal ini ditandai dengan banyaknya anak yang mengalami penyakit gigi seperti gigi berlubang, karang gigi, gusi berdarah dan halitosis (bau mulut). Berdasarkan studi pendahuluan di lapangan anak yang menderita penyakit gigi, gigi berlubang 22%, karang gigi 9%, gusi berdarah 8% dan halitosis (bau mulut) 21%. Selain itu, anak tidak mengetahui tentang kesehatan gigi seperti cara merawat gigi yang baik, menyikat gigi yang benar, berapa lama menyikat gigi, waktu menyikat gigi, makanan yang merusak gigi, penyeba timbul penyakit gigi dan jarang memeriksakan kesehatan gigi ke dokter.

4

Perilaku jajan anak sekolah Dasar (SD) biasanya sangat tinggi. Di samping itu pengetahuan mereka tentang mana jajanan yang dapat merusak gigi dan yang tidak merusak gigi itu kurang. Dan kesukaan anak pada jajanan beranekaragam. Biasanya anak lebih suka pada makanan yang manis-manis seperti coklat dan permen, selain itu anak juga suka makan makanan yang bentuknya menarik dan warnanya bagus, akan tetapi mereka tidak tahu apakah makanan itu baik untuk kesehatan atau tidak. Bertitik tolak dari uraian data di atas, maka peneliti terispirasi untuk merumuskan masalah tersebut dengan mengambil judul Gambaran Pengetahuan Kesehatan Gigi Murid Sekolah Dasar Negeri Lembur Tengah 2 Jalan Arif Rahman Hakim Kelurahan Solokpandan Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur.

B. Perumusan Masalah Brdasarkan latar belakang diatas, dapat diumuskan masalah sebagai berikut Gambaran Pengetahuan Kesehatan Gigi Murid Sekolah Dasar Negeri Lembur Tengah 2 Jalan Arif Rahman Hakim Kelurahan Solokpandan Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur.

5

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran pengetahuan murid sekolah dasar tentang kesehatan gigi di sekolah dasar negeri lembur tengah 2 jln. Arif Rahman hakim kec. Solokpandan. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran pengetahuan murid sekolah dasar tentang cara merawat gigi. b. Mengetahui pengetahuan murid sekolah dasar tentang cara menyikat gigi yang benar. c. Mengetahui pengetahuan murid sekolah dasar tentang waktu menggosok gigi yang tepat.

D. Mangfaat penelitian 1. Mangfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan keilmuan khususnya di bidang keperawatan, mengenai Gambaran Pengetahuan Kesehatan Gigi Murid Sekolah Dasar Negeri Lembur Tengah 2 Jalan Arif Rahman Hakim Kelurahan Solokpandan Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur.

6

2. Mangfat Praktis a. Bagi penulis Penelitian ini dapat memberikan mangfaat terhadap ilmu pengetahuan dalam bidang keperawatan sbagai referensi bagi peneliti lain untuk penelitian lebih lanjut. b. Bagi siswa sekolah dasar Dengan di ketahuinya tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi, maka diharapkan siswa sekolah dasar dapat mengetahui pentingnya memelihara kesehatan gigi.