Bab I - IX

41
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Situasi kependudukan Indonesia saat ini dinilai masih kurang menguntungkan, baik yang berkaitan dengan kuantitas, kualitas, administrasi kependudukan, maupun mobilitas/persebarannya. Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukan jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat mencapai 237.641.326 jiwa pada tahun 2010 dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) yang cukup tinggi yaitu 1,49 %. Pada tahun 2011 jumlah penduduk Indonesia dapat dipastikan telah menjadi sekitar 241 juta jiwa. Jumlah penduduk yang besar ini telah membawa Indonesia menduduki posisi ke-4 sebagai negara dengan penduduk terbesar di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah mencanangkan program Keluarga Berencana yang dinaungi oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) yang berdiri berdasarkan keputusan presiden RI nomor 8 tahun 1970, menggantikan Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang berdiri November 1968. 1-3 Tingginya jumlah penduduk di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain laju pertumbuhan penduduk (LPP), angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate/CBR), angka fertilitas total (Total Fertility Rate/TFR), angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), dan persentase jumlah pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi/akseptor Keluarga Berencana. 4 1

description

bab

Transcript of Bab I - IX

Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Situasi kependudukan Indonesia saat ini dinilai masih kurang menguntungkan,

baik yang berkaitan dengan kuantitas, kualitas, administrasi kependudukan, maupun

mobilitas/persebarannya. Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukan jumlah penduduk

di Indonesia terus meningkat mencapai 237.641.326 jiwa pada tahun 2010 dengan laju

pertumbuhan penduduk (LPP) yang cukup tinggi yaitu 1,49 %. Pada tahun 2011

jumlah penduduk Indonesia dapat dipastikan telah menjadi sekitar 241 juta jiwa.

Jumlah penduduk yang besar ini telah membawa Indonesia menduduki posisi ke-4

sebagai negara dengan penduduk terbesar di dunia setelah China, India, dan Amerika

Serikat. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah mencanangkan program

Keluarga Berencana yang dinaungi oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana

(BKKBN) yang berdiri berdasarkan keputusan presiden RI nomor 8 tahun 1970,

menggantikan Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang berdiri

November 1968.1-3

Tingginya jumlah penduduk di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor,

antara lain laju pertumbuhan penduduk (LPP), angka kelahiran kasar (Crude Birth

Rate/CBR), angka fertilitas total (Total Fertility Rate/TFR), angka kematian ibu

(AKI), angka kematian bayi (AKB), dan persentase jumlah pasangan usia subur yang

menggunakan alat kontrasepsi/akseptor Keluarga Berencana.4

Data BKKBN menunjukkan Angka Fertilitas Total/Total Fertility Rate (TFR)

menurun dari 5,6% pada tahun 1971 dengan potensi rata-rata kelahiran wanita pada

usia subur 5-6 anak menjadi 2,6% pada tahun 2010, dengan potensi kelahiran wanita

pada usia subur 2-3 anak.5 Selain itu, dari data hasil Survei Demografi dan

Kependudukan Indonesia (SDKI) tahun 2007 didapatkan Angka Kematian Ibu (AKI)

sebesar 228/100.000 kelahiran hidup, dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar

34/1.000 kelahiran hidup.6 Tingkat Pemakai Alat Kontrasepsi / Contraceptive

Prevalence Rate (CPR) di Indonesia mengalami peningkatan dari 60,3% pada tahun

2002-2003 menjadi 61,4% pada tahun 2007. Dari hasil survei tersebut juga ditemukan

sebanyak 39% wanita usia produktif yang tidak menggunakan kontrasepsi dengan

sebaran 19% di pedesaan dan 20% di perkotaan. Adapun distribusi pola pemakaian

1

kontrasepsi yang digunakan adalah berupa KB suntik sebesar 31,6%, pil sebesar

13,2%, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) 4,8%, Implant 2,8%, Kondom 1,3%,

Medis Operatif Wanita (MOW) 0,2%, Pantang Berkala 1,5%, Senggama terputus

sebesar 2,2%, dan metode lain 0,4%.6

Agar pelaksanaan program KB menuai hasil yang maksimal, BKKBN telah

meminta pemerintah daerah untuk memprioritaskan program tersebut dan

memfungsikan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) sesuai dengan

tugasnya. Hasil yang didapatkan dari evaluasi program KB di Puskesmas Kecamatan

klari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada periode Maret 2011 sampai dengan

April 2012 menunjukkan cakupan peserta KB Aktif terhadap pasangan usia subur

(PUS) sebesar 76,16%, dari tolak ukur sebesar 70%. Sedangkan untuk periode Januari

2012 sampai dengan Desember 2012 masih belum diketahui, sehingga perlu untuk

dilakukan evaluasi kembali terhadap program ini.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan masalahnya adalah :

1. Banyaknya jumlah penduduk Indonesia tahun 2011 sebanyak 241 juta jiwa.

2. Masih tingginya angka Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) di Indonesia, yakni

sebesar 1,49% per tahun.

3. Masih tingginya angka kematian ibu (AKI), yakni sebesar 228/100.000 kelahiran

hidup.

4. Masih tingginya angka kematian bayi (AKB), yakni sebesar 34/1.000 kelahiran

hidup.

2

1.3. Tujuan

1.3.1. Umum

Diketahui permasalahan dan terselesaikannya pelaksanaan program Keluarga

Berencana di UPTD Puskesmas Kecamatan Klari Kabupaten Karawang pada periode

Januari sampai dengan Desember 2012 dengan menggunakan pendekatan sistem.

1.3.2. Khusus

1. Diketahuinya cakupan peserta KB baru di Puskesmas Kecamatan Klari, periode

Januari sampai dengan Desember 2012.

2. Diketahuinya cakupan peserta KB aktif di Puskesmas Kecamatan Klari, periode

Januari sampai dengan Desember 2012.

3. Diketahuinya cakupan peserta KB aktif berdasarkan metoda kontrasepsi di

Puskesmas Kecamatan Klari, periode Januari sampai dengan Desember 2012.

4. Diketahuinya cakupan penanganan efek samping dan komplikasi di Puskesmas

Kecamatan Klari, periode Januari sampai dengan Desember 2012.

5. Diketahuinya cakupan pelayanan rujukan KB di Puskesmas Kecamatan Klari,

periode Januari sampai dengan Desember 2012.

6. Diketahuinya sistem pencatatan dan pelaporan yang dilaksanakan di Puskesmas

Kecamatan Klari periode Januari sampai dengan Desember 2012.

1.4. Manfaat

1.4.1. Bagi Evaluator

a. Menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama

kuliah

b. Mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi gerakan Keluarga

Berencana di Puskesmas dalam lingkup wilayah kerjanya.

c. Mengetahui sedikit banyaknya kendala yang dihadapi dalam menjalankan

program Puskesmas khususnya pada Pelayanan Keluarga Berencana dan

merangsang cara berpikir kritis dan ilmiah.

3

1.4.2. Bagi Puskesmas

a. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam program Puskesmas disertai

dengan usulan atau saran sebagai pemecahan masalahnya.

b. Membantu kemandirian Puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan program KB

sehingga memenuhi target cakupan program.

c. Memperbaiki program sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan

yang lebih baik dari Puskesmas.

d. Memberikan masukan terhadap jalinan kerjasama dan membina peran serta

masyarakat dalam melaksanakan program KB secara optimal, sehingga pelayanan

KB di Puskesmas dapat menjadi lebih baik.

1.4.3. Bagi Masyarakat

a. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik dari

Puskesmas.

b. Dengan perbaikan program, masyarakat diharapkan dapat menyadari

akanpentingnya program KB bagi pembangunan mencapai masyarakat Indonesia

yang sejahtera.

1.5. Sasaran

Pasangan Usia Subur (PUS), yaitu pasangan yang istrinya berumur antara 15 – 49

tahun, dalam hal ini termasuk pasangan yang istrinya > 49 tahun tetapi masih mendapat

menstruasi, di wilayah Kecamatan Klari periode Januari sampai dengan Desember 2012.

4

Bab II

Materi dan Metode

2.1. Materi

Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari laporan hasil kegiatan bulanan

Puskesmas mengenai program KB di Puskesmas Kecamatan Klari, Karawang Timur, periode

Januari 2012 – Desember 2012 , yang berisi kegiatan :

1. Konseling

2. Pelayanan kontrasepsi

3. Pengayoman medis dengan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)

4. Penanganan efek samping dan komplikasi yang ringan

5. Pelayanan rujukan

6. Pencatatan dan pelaporan

2.2. Metode

Metode yang digunakan adalah dengan melakukan pengumpulan data, analisis data dan

pengolahan data di UPTD Puskesmas Klari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat periode

Januari sampai dengan Desember 2012, sehingga dapat diinterpretasikan untuk menjawab

permasalahan yang ada pada pelaksanaan program Keluarga Berencana, baik yang terjadi di

awal, di tengah program maupun di akhir program sehingga dapat dilakukan penilaian

terhadap seluruh kegiatan program apakah cakupan dapat dicapai sesuai tolok ukur atau tidak

dan berusaha menemukan penyebab masalah dengan pendekatan sistem, kemudian dibuat

usulan dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan penyebab masalah yang

ditemukan dari unsur-unsur sistem.

5

Bab III

Kerangka Teoritis

3.1. Bagan Pendekatan Sistem

Menurut Ryans, sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan

oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan organisasi dalam

upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.

1. Masukan (input), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan

yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.

2. Proses (process), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan

yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.

3. Keluaran (output), adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari

berlangsungnya proses dalam sistem.

4. Lingkungan (environment), adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem

tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.

5. Umpan balik (feedback), adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran

dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.

6. Dampak (impact), adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.

6

3.2. Tolok Ukur Keberhasilan

Tolok ukur keberhasilan terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, lingkungan,

umpan balik, dan dampak. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai

dalam program KB. (Lampiran I)

7

Bab IV

Penyajian Data

4.1 Sumber Data :

1. Data primer : Wawancara dengan petugas Puskesmas, petugas kecamatan, dan

Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB).

2. Data sekunder :

Data Monografi Puskesmas Kecamatan Klari periode Januari 2012 sampai

Desember 2012.

Laporan Bulanan program kegiatan KB Puskesmas Kecamatan Klari,

Kabupaten Karawang periode Januari 2012 sampai Desember 2012.

3. Data tersier : diperoleh dari buku Pedoman Sistem Pencatatan dan Pelaporan

Pelayanan Keluarga Berencana, dari Departemen Kesehatan RI, Jakarta tahun

2009.

4.2 Jenis Data

4.2.1 Data Umum

Data Geografis

Lokasi

Lokasi Puskesmas Kecamatan Klari terletak di jalur ring road atau jalan provinsi

yaitu Jalan Raya Kosambi. Komplek Puskesmas Kecamatan Klari terletak di desa

Duren dan berada di depan kantor kepala desa Duren di samping kiri kecamatan

Klari, di belakang terdapat TK Mawar dan di samping kanan terdapat rumah

penduduk.

Bangunan

Bangunan Gedung Puskesmas Kecamatan Klari, Karawang adalah gedung konkrit

satu lantai.

Wilayah Kerja

Luas wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Klari ± 693.878 Ha, mencakup 8 desa,

66 RW, 126 RT, kedelapan desa tersebut antara lain :

1. Desa Duren

2. Desa Pancawati

3. Desa Walahar

4. Desa Kiara Payung

8

5. Desa Sumur kondang

6. Desa Cibalongsari

7. Desa Klari

8. Desa Belendung

Batas wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Pedes :

- Sebelah Utara : Puskesmas Telagasari

- Sebelah Selatan : Puskesmas Curug

- Sebelah Barat : Puskesmas Anggadita

- Sebelah Timur : Puskesmas Purwasari

b. Data Demografi

1. Jumlah penduduk Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, tahun 2012 adalah

85.947 jiwa.

2. Jumlah penduduk Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, tahun 2012

berdasarkan jenis kelamin : Laki-laki 42.695 jiwa dan jumlah perempuan 43.252

jiwa.

3. Mata pencaharian terbanyak di Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, tahun

2012 adalah Karyawan (30 %), Pedagang (7,4%), Buruh tani (6,1%) dan yang

tidak bekerja sebanyak 50,8%. Data umum selengkapnya terdapat pada Lampiran

II.

4. Tingkat pendidikan penduduk Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, tahun

2012 yang terbanyak adalah tingkat pendidikan tidak sekolah sebanyak 32,32%.

Data umum selengkapnya terdapat pada Lampiran II.

c. Fasilitas Kesehatan

Jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang ada pada wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, tahun 2012 antara lain : Puskesmas

Induk (1), Puskesmas pembantu (2), Balai pengobatan swasta (10), Posyandu (79),

Klinik 24 Jam (8), Rumah Bersalin (3), Bidan Praktek Swasta (25), Dokter Umum

Praktek swasta (10), Rumah Sakit Swasta (2), Apotek (6), Posbindu (7).

9

4.2.2 Data Khusus

1. Masukan

1.1. Tenaga

Dokter Umum (yang bersertifikat KB) : 1 orang

Bidan (yang bersertifikat KB) : 8 orang

Perawat (tidak dilatih khusus KB) : 10 orang

PLKB : 3 orang

1.2. Dana

APBD tingkat II : Ada

1.3. Sarana

a. Sarana Medis

Stetoskop : 3 buah

Tensimeter : 3 buah

Sarung tangan steril : 100 pasang

Timbangan berat badan : 2 buah

Meja ginekologi : 3 buah

IUD Kit : 3 set

b. Sarana Kontrasepsi

IUD Cu T200 B : 40 buah

Vial Suntikan + Disposible Syringe : 1250 buah

Implant : 30 set

Pil Kontrasepsi : 1200 strip

Cyclogestone : 100 vial

Depogestone : 200 vial

Alat kontrasepsi lain (kondom) : 55 lusin

c. Sarana Obat-obatan

Cairan antiseptik betadine : 3 botol

Tablet analgetik : 1500 tablet

Kapas alkohol dan kasa steril : 3 toples

Vitamin B6 : 900 tablet

d. Sarana Non medis

Toples @ kapas lysol, Indo duk, kasa steril : 2 buah

Waskom pencuci alat : 8 buah

10

Tempat sampah : 5 buah

Perlak karet : 4 buah

Handuk kecil : 5 buah

1.4 Metode

A Konseling Dengan komunikasi, informasi dan edukasi

melalui wawancara.

B Pelayanan Kontrasepsi1. Pil

2. Suntikan- Cyclogeston

- Depogeston

3. IUD

4. Implant

- Pil pertama diminum pada hari kelima

setelah hari permulaan haid.

- - Minum satu pil setiap hari secara

teratur seperti apa yang tertulis pada

kartu.

1x / bulan, dosis 0.5 cc, IM di M.deltoid lengan atas.

1x / 3 bulan, dosis 3cc, IM di gluteus

a. Anamnesis

b. Pemeriksaan umum dan khusus (obstetrik)

c. .Pemasangan sesuai prosedur legeartis

- Lokasi implant di lengan kiri atas bagian voler, kira-

kira 10 cm dari lipat siku

- Pemasangan sesuai prosedur legeartis

C Pengayoman medis Dengan komunikasi, informasi, dan edukasi

D Penanganan efek samping

dan komplikasi

Pada setiap kasus yang terjadi efek samping dan

komplikasi yang ringan

E Pelayanan rujukan KB Pada setiap kasus berat dan menunjukkan tanda

bahaya yang tidak dapat ditangani di Puskesmas

F Pencatatan dan pelaporan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas

11

(SP2TP)

2. Proses

2.1. Perencanaan

Perencanaan tertulis mengenai :

a. Konseling Dilakukan pada setiap hari kerja oleh

bidan di Puskesmas dengan memberikan

informasi kepada calon peserta KB

melalui alat bantu pengambilan

keputusan ber-KB (ABPK).

b. Pelayanan kontrasepsi Dilakukan pada setiap hari kerja oleh

bidan di Puskesmas dengan dilakukan

pemeriksaan pada calon peserta KB dan

diinformasikan tentang kontrasepsi yang

tersedia serta penggunaannya dengan

wawancara.

c. Pengayoman medis Dilakukan pada setiap hari kerja oleh

bidan di Puskesmas, dengan dimotivasi

agar tetap menggunak alat kontrasepsi.

d. Penanganan efek samping dan

komplikasi

Dilakukan pada setiap hari kerja oleh

dokter maupun bidan di Puskesmas,

berupa penanganan efek samping dan

komplikasi yang diakibatkan dari

penggunaan alat kontrasepsi.

e. Pelayanan rujukan KB Dilakukan pada setiap hari kerja oleh

dokter maupun bidan di Puskesmas,

berupa sistem rujukan bagi pasien

dengan efek samping maupun

komplikasi yang tidak dapat di tangani

oleh tenaga medis di puskesmas.

f. Pencatatan dan pelaporan Dilakukan pada setiap akhir bulan oleh

12

bidan di Puskesmas, berupa kegiatan

pencatatan hasil kegiatan program KB di

puskesmas setempat dan dilaporkan

setiap bulan.

2.2. Pengorganisasian

Struktur organisasi tertulis dan pemberian tugas yang teratur ada. (Lampiran IV)

Struktur Organisasi

2.3. Pelaksanaan

a. Konseling Dilakukan pada semua pasien baru,

13

Kepala Puskesmas Hj Aan Anasih. SKM

Penanggung jawab Pelaksana Pelayanan KB

dr. Farida

Bd. Nur Choiriyah, SST Bd. Elviana, AM.Keb Bd. Dewi Yulianti, AM.Keb

Bd. Nina Herlina,SST

Bidan-Bidan Desa

Kader-Kader Pos KB

Koordinator KBBd. Siti Sofiatun, Am, Keb

setiap hari kerja oleh bidan dan PLKB.

b. Pelayanan kontrasepsi Dilakukan pada setiap hari kerja oleh

bidan

c. Pengayoman medis Dilakukan pada setiap hari kerja oleh

bidan dan PLKB.

d. Penanganan efek samping dan

komplikasi

Dilakukan pada setiap hari kerja oleh

dokter maupun bidan.

e. Pelayanan rujukan KB Dilakukan pada setiap hari kerja oleh

dokter maupun bidan.

f. Pencatatan dan pelaporan Dilakukan pada setiap akhir bulan oleh

bidan.

2.4. Pengawasan

Pencatatan dan pelaporan - Tidak lengkap

Rapat - Lokakarya bulanan

3. Keluaran

3.1. Cakupan Konseling 100%

3.2. Cakupan Pelayanan Kontrasepsi

3.2.1.Cakupan Peserta KB Baru

14

Tabel 1. Jumlah Peserta KB Baru di Puskesmas Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang

Periode Januari 2012- Desember 2012

Bulan IUD MOW MOP Implant Suntik Pil Kondo

m

Jumlah

Januari 2012

Februari 2012

Maret 2012

April 2012

Mei 2012

Juni 2012

Juli 2012

Agustus 2012

September 2012

Oktober 2012

November 2012

Desember 2012

0

0

3

2

4

3

4

3

1

2

4

3

0

0

3

0

3

2

1

2

0

2

3

1

0

0

0

0

1

0

0

1

0

1

0

0

0

0

2

2

4

6

6

4

6

4

5

4

101

151

140

148

164

171

183

182

190

187

189

186

73

81

65

86

99

106

102

99

98

99

90

93

12

0

10

19

20

9

14

20

20

15

21

20

186

232

223

257

295

297

310

311

315

310

312

307

Jumlah 29 17 3 43 1.992 1.091 180 3.355

Sumber : Data Laporan Bulanan Puskesmas Puskesmas Kecamatan Klari, Periode Januari

2012- Desember 2012

Jumlah peserta KB Baru : 3.355

Persentase KB Baru terhadap PUS

= ( KB Baru ) x 100 %

Jumlah PUS

= 3.355 x 100 %

20.332

= 16,50%

3.2.2.Cakupan Peserta KB Aktif

15

Tabel 2. Jumlah Peserta KB Aktif di Puskesmas Kecamatan Klari, Periode Januari

2012 s/d. Desember 2012

Kecamatan

Klari

PUS IUD MOW MOP Implant Suntik Pil Kondom Total

20.332 623 395 33 257 7.9335

.124156 14.521

Sumber : Catatan Keluarga dan PUS pada Penyuluh KB (Form C-1) Periode Januari 2012 –

Desember 2012

a. Persentase PA terhadap PUS

Pencapaian PA sekarang : 14.521

Pasangan Usia Subur : 20.332

Persentase PA terhadap PUS

= ( Pencapaian PA sekarang ) x 100 % Jumlah PUS

= 14.521 x100 % 20.332

= 71,41% (Target 70%)

b. Cakupan Peserta KB Aktif Berdasarkan Metoda Kontrasepsi

A. Persentase peserta KB IUD terhadap seluruh peserta KB aktif

= ( Jumlah peserta KB IUD ) x 100 %Jumlah peserta KB aktif

= 6 23 x 100 % 14.521

= 4,29% (Target 13%)

B. Persentase peserta KB MOW terhadap seluruh peserta KB aktif

= ( Jumlah peserta KB MOW ) x 100 % Jumlah peserta KB aktif

= 395 x 100 % 14.521

= 2,72% (Target 9%)

C. Persentase peserta KB MOP terhadap seluruh peserta KB aktif

16

= ( Jumlah peserta KB MOP ) x 100 %Jumlah peserta KB aktif

= 33 x 100 % 14.521

= 0,22% (Target 2%)

D. Persentase peserta KB implant terhadap seluruh peserta KB aktif

= ( Jumlah peserta KB implant ) x 100 % Jumlah peserta KB aktif

= 257 x 100 % 14.521

= 1,77% (Target 10%)

E. Persentase peserta KB suntik terhadap seluruh peserta KB aktif

= ( Jumlah peserta KB suntik ) x 100 % Jumlah peserta KB aktif

= 7 .933 x 100 % 14.521

= 54,63% (Target 19%)

F. Persentase peserta KB pil terhadap seluruh peserta KB aktif

= ( Jumlah peserta KB pil ) x 100 %Jumlah peserta KB aktif

= 5.124 x 100 % 14.521

= 35,28% (Target 17%)

G. Persentase peserta KB Kondom terhadap seluruh peserta KB aktif

= (Jumlah peserta KB Kondom) x 100% Jumlah peserta KB aktif

= 156 x 100% 14.521

= 1,07% (Target 2.5%)

3.3. Cakupan pembinaan peserta KB 100 %

3.4. Cakupan penanganan efek samping 0%

dan komplikasi ringan

3.5. Cakupan pelayanan rujukan KB Tidak ada kasus dengan

17

komplikasi yang dirujuk.

2. Lingkungan

1.4. Fisik

Lokasi : Mudah dijangkau oleh akseptor KB

Transportasi : Tersedia sarana transportasi

Fasilitas kesehatan lain : Ada dan dapat dijalin kerjasama yang baik.

1.5. Non Fisik

Pendidikan : Mayoritas berpendidikan rendah (tidak bersekolah) sebesar

32,32% (menjadi faktor penghambat)

Sosial Ekonomi : Mayoritas penduduk tidak bekerja 50,8% (menjadi faktor

penghambat)

Agama : Mayoritas beragama Islam dan menjadi faktor penghambat

dalam memilih jenis alat kontrasepsi karena adanya beberapa

jenis alat kontrasepsi yang tidak boleh digunakan yaitu IUD,

impant dan kontrasepsi mantap.

2. Umpan Balik

a. Pencatatan dan pelaporan yang lengkap dan sesuai

dengan waktu yang ditentukan akan dapat digunakan

sebagai masukan dalam gerakan Keluarga BerencanaTidak lengkap

b. Rapat kerja yang membahas laporan kegiatan setiap

untuk mengevaluasi program yang telah dijalankanLokakarya bulanan

3. Dampak

3.1. Langsung

a. Menurunkan CBR (Crude Birth Rate) Belum dapat dinilai

b. Meningkatkan jumlah peserta KB baru Belum dapat dinilai

c. Meningkatkan jumlah peserta KB aktif Belum dapat dinilai

3.2. Tidak Langsung

18

a. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak Belum dapat dinilai

serta keluarga dalam rangka mewujudkan

keluarga berkualitas tahun 2015

Bab V

19

Pembahasan

Masalah Menurut Variabel Keluaran :

No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

1. Persentase peserta KB IUD 13% 4,29% (+)

(67 %)

2. Persentase peserta KB MOW 9% 2,72% (+)

(69,77 %)

3

.

4.

5.

6.

7.

Persentase peserta KB Implant

Persentase peserta KB MOP

5. Persentase peserta KB Suntik

Persentase peserta KB Pil

Persentase peserta KB Kondom

10%

2%

19%

17%

2.5%

1,77%

0,22%

54,63%

35,28%

1,07%

(+)

(82,3%)

(+)

(89 %)

(-)

(-)

(+)

(57,2 %)

Pembahasan :

A. Besar masalah pada peserta KB IUD :

13−4,2913

x 100% = 67 %

B. Besar masalah pada peserta KB MOW :

20

9−2 , 729

x 100% = 69,77%

C. Besar masalah pada peserta KB Implant :

10−1 , 7710

x 100% = 82,3%

D. Besar masalah pada peserta KB MOP :

2−0 , 222

x 100% = 89 %

E. Besar masalah pada peserta KB Kondom :

2,5−1,072,5

x 100% = 57,2%

Masalah Menurut Variabel Masukan :

No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

1.

2. .

Implant

IUD Cu T200 B

50 Set

100 buah

30 set

40 buah

(+)

(+)

Masalah menurut variabel Lingkungan :

No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

1.

2.

Pendidikan (Non-Fisik)

Agama (non fisik)

Pendidikan

sedang – tinggi

Tidak menjadi

faktor

penghambat

Mayoritas berpendidikan

rendah sebesar 32,32 %

(menjadi faktor

penghambat)

Mayoritas beragama

Islam yang menjadi

faktor penghambat dalam

memilih jenis kontrasepsi

(+)

(+)

21

Masalah menurut variabel Umpan balik :

No. Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah

1. Pencatatan dan pelaporan

yang lengkap dan sesuai

dengan jadwal yang telah

ditentukan yang akan

dapat digunakan sebagai

masukan dalam gerakan

Keluarga Berencana

Ada

dan lengkap

Tidak

Lengkap

(+)

Variabel selain tertera di atas tidak memiliki masalah berdasarkan tolok ukur

keberhasilan. (Lampiran II)

22

Bab VI

Perumusan Masalah

Hasil Evaluasi Program Keluarga Berencana di Puskesmas Klari periode Januari 2012

– Desember 2012, dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

Masalah menurut keluaran (masalah sebenarnya) :

1. Cakupan peserta KB IUD masih kurang (4,29%) dari target sebesar 13%, jadi besarnya

masalah (67 %).

2. Cakupan peserta KB Implant masih kurang (1,77%) dari target sebesar 10%, jadi

besarnya masalah (82,3%).

3. Cakupan peserta KB MOW masih kurang (2,72%) dari target sebesar 9%, jadi besarnya

masalah (69,77%).

4. Cakupan peserta KB MOP masih kurang (0,22%) dari target sebesar 2%, jadi besarnya

masalah ( 89 % ).

5. Cakupan peserta KB Kondom masih kurang (1,07%) dari target sebesar 2,5%, jadi

besarnya masalah ( 57,2% ).

Masalah lain (penyebab) :

1. Dari masukan:

a. Kurangnya IUD Cu T200 B dan Implant.

2. Dari umpan balik:

a. Pencatatan dan pelaporan program KB yang masih belum lengkap.

3. Dari lingkungan:

a. Sebagian besar penduduk di Kecamatan Klari berpendidikan rendah dan bermayoritas

beragama Islam.

23

BAB VII

PRIORITAS MASALAH

Masalah menurut keluaran (masalah sebenarnya) :

A. Cakupan peserta KB IUD masih kurang (4,29%) dari target sebesar 13%, jadi besarnya

masalah (67 % ).

B. Cakupan peserta KB Implant masih kurang (1,77%) dari target sebesar 10%, jadi

besarnya masalah (82,3%).

C. Cakupan peserta KB MOW masih kurang (2,72%) dari target sebesar 9%, jadi besarnya

masalah (69,77%).

D. Cakupan peserta KB MOP masih kurang (0,22%) dari target sebesar 2%, jadi besarnya

masalah (89 % ).

E. Cakupan peserta KB Kondom masih kurang (1.07%) dari target sebesar 2.5%, jadi

besarnya masalah (57,20% ).

Prioritas Masalah :

ParameterMasalah

A B C D E

1.

2.

3.

4.

5.

Besarnya masalah

Berat ringannya akibat yang ditimbulkan

Keuntungan sosial yang diperoleh

Teknologi yang tersedia

Sumber daya yang tersedia

4

4

5

4

3

5

3

3

4

3

4

2

3

2

2

5

2

3

2

2

3

4

4

3

3

Total 20 18 13 14 17

Keterangan Derajat Masalah :

5 = Sangat penting

4 = Penting

3 = Cukup

2 = Kurang

1 = Sangat kurang

24

Bab VIII

Penyelesaian Masalah

Masalah :

1. Cakupan peserta KB IUD di Puskesmas Kecamatan Klari periode Januari 2012 –

Desember 2012 masih kurang (4,29%) dari target sebesar 13%, jadi besarnya

masalah (67%)

Penyebab :

Kurangnya sarana alat kontrasepsi CuT200B.

Mayoritas penduduk di Kecamatan Klari berpendidikan rendah

Penyelesaian :

Mengajukan permintaan penyediaan sarana alat kontrasepsi Cu T200 B dalam

jumlah yang memadai agar tercapai target dan cakupannya.

Bidan dan petugas PLKB lebih aktif memberikan penyuluhan kepada seluruh

masyarakat khususnya Pasangan Usia Subur (PUS) mengenai pentingnya

penggunaan alat kontrasepsi serta jenis alat kontrasepsi yang dapat digunakan

khususnya IUD karena sebagian besar masyarakat umumnya kurang memilih IUD

karena adanya rasa takut memasukkan alat kedalam tubuh, namun mengingat

mayoritas penduduk di Kecamatan Klari mempunyai tingkat pendidikan yang

rendah sehingga penyuluhan yang dilakukan perlu disesuaikan dengan tingkat

pendidikan masyarakat setempat seperti dengan simulasi, gambar-gambar yang

menarik ataupun poster.

Bekerja sama dengan pemuka agama yang berada di wilayah kerja Puskesmas Klari

untuk memberi pengertian dan pemahaman pentingnya menggunakan alat

kontrasepsi, khususnya alat kontrasepsi IUD.

25

2. Cakupan peserta KB Implant di Puskesmas Kecamatan Klari periode Januari 2012

– Desember 2012 masih kurang (1,77%) dari target sebesar 10%, jadi besarnya

masalah (82,3%).

Penyebab :

Kurangnya sarana alat kontrasepsi Implant untuk melakukan metode pemasangan

ini.

Mayoritas penduduk di UPTD Puskesmas Kecamatan Klari memiliki pendidikan

dan keadaan sosial ekonomi yang rendah.

Penyelesaian :

Mengajukan permintaan ke Dinas Kesehatan Kabupaten untuk penyediaan

sarana alat kontrasepsi Implant dalam jumlah yang memadai.

Bidan dan tenaga PLKB meluangkan waktu yang lebih terhadap akseptor maupun

calon akseptor KB untuk memberikan penyuluhan yang berkesan mengenai

program KB dan alat-alat kontrasepsi khususnya Implant menggunakan gambar

dan alat-alat peraga serta disampaikan menggunkan kata-kata yang mudah

dipahami dan sesuai dengan tingkat pengetahuan masyarakat.

Bab IX

26

Kesimpulan dan Saran

9.1. Kesimpulan

Dari hasil evaluasi program KB yang dilakukan dengan cara pendekatan

sistem di Puskesmas Kecamatan Klari Kabupaten Karawang periode Januari 2012

sampai Desember 2012 dapat disimpulkan bahwa program ini belum berhasil karena

masih ada beberapa variabel yang belum sesuai dengan tolok ukur yang telah

ditentukan, di mana didapatkan dua prioritas masalah dari seluruh masalah yang ada,

yaitu sebagai berikut :

1. Cakupan peserta KB IUD di Puskesmas Kecamatan Klari periode Januari 2012 –

Desember 2012 masih kurang (4,29%) dari target sebesar 13%, jadi besarnya

masalah (67%)

Penyebab :

Kurangnya sarana alat kontrasepsi CuT200B.

Mayoritas penduduk di Kecamatan Klari berpendidikan rendah

Penyelesaian :

Mengajukan permintaan penyediaan sarana alat kontrasepsi Cu T200 B dalam

jumlah yang memadai agar tercapai target dan cakupannya.

Bidan dan petugas PLKB lebih aktif memberikan penyuluhan kepada seluruh

masyarakat khususnya Pasangan Usia Subur (PUS) mengenai pentingnya

penggunaan alat kontrasepsi serta jenis alat kontrasepsi yang dapat digunakan

khususnya IUD karena sebagian besar masyarakat umumnya kurang memilih IUD

karena adanya rasa takut memasukkan alat kedalam tubuh, namun mengingat

mayoritas penduduk di Kecamatan Klari mempunyai tingkat pendidikan yang

rendah sehingga penyuluhan yang dilakukan perlu disesuaikan dengan tingkat

pendidikan masyarakat setempat seperti dengan simulasi, gambar-gambar yang

menarik ataupun poster.

Bekerja sama dengan pemuka agama yang berada di wilayah kerja Puskesmas Klari

untuk memberi pengertian dan pemahaman pentingnya menggunakan alat

kontrasepsi, khususnya alat kontrasepsi IUD.

27

2. Cakupan peserta KB Implant di Puskesmas Kecamatan Klari periode Januari

2012 – Desember 2012 masih kurang (1,77%) dari target sebesar 10%, jadi

besarnya masalah (82,3%).

Penyebab :

Kurangnya sarana alat kontrasepsi Implant untuk melakukan metode pemasangan

ini.

Mayoritas penduduk di UPTD Puskesmas Kecamatan Klari memiliki pendidikan

dan keadaan sosial ekonomi yang rendah.

Penyelesaian :

Mengajukan permintaan ke Dinas Kesehatan Kabupaten untuk penyediaan

sarana alat kontrasepsi Implant dalam jumlah yang memadai.

Bidan dan tenaga PLKB meluangkan waktu yang lebih terhadap akseptor maupun

calon akseptor KB untuk memberikan penyuluhan yang berkesan mengenai

program KB dan alat-alat kontrasepsi khususnya Implant menggunakan gambar

dan alat-alat peraga serta disampaikan menggunkan kata-kata yang mudah

dipahami dan sesuai dengan tingkat pengetahuan masyarakat.

Melalui penyelesaian masalah tersebut di atas, diharapkan dapat memberikan

dampak yang positif di mana keberhasilan program KB akan semakin meningkat, dan

turunnya angka kelahiran serta turunnya laju pertumbuhan penduduk di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Klari di masa yang akan datang.

9.2. Saran

Apabila saran ini dapat dijalankan dengan benar, maka diharapkan kedua masalah ini

tidak akan kembali muncul di Puskesmas Kecamatan Klari sebagai pokok masalah,

yaitu dengan :

Sebaiknya mengajukan tambahan pil KB, IUD CuT200B, implant dalam jumlah

yang memadai ke Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang agar dapat mencukupi

jumlah pemakaian di Puskesmas Kecamatan Klari.

Diharapkan agar bidan, ataupun PLKB agar melengkapi setiap pencatatan dan

pelaporan yang lengkap agar dapat diketahui cakupan dari program KB yang

28

telah dilaksanakan oleh Puskesmas Kecamatan Klari, khususnya mengenai

kegiatan pelayanan KB kondom, MOW dan MOP.

Diharapkan agar Puskesmas Kecamatan Klari membuat usulan kepada BKKBN

atau Suku Dinas Kesehatan tentang penyediaan media-media promosi KB seperti

spanduk, poster, alat peraga untuk simulasi dan pamflet di wilayah Kecamatan

Klari.

Sebaiknya melakukan kegiatan penyuluhan perorangan dan kelompok terutama

mengenai KB setiap bulannya kepada masyarakat sekitar terutama kepada PUS

untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya KB sehingga

tumbuh kesadaran dari masyarakat untuk menggunakan KB.

Memberikan penyuluhan mengenai manfaat penggunaan kontrasepsi kepada

masyarakat, khususnya kepada pasangan usia subur (PUS), sehingga cakupan

peserta kontrasepsi di Puskesmas Kecamatan Klari dapat lebih meningkat.

Khususnya bila dilihat dari cakupan peserta KB di Puskesmas Kecamatan Klari

yang mayoritas menggunakan jenis KB suntik yang mungkin dikarenakan

ketidaktahuan masyarakat mengenai pilihan alat-alat kontrasepsi sehingga perlu

diberikan penyuluhan baik mengenai jenis-jenis alat kontrasepsi juga keuntungan

dan kerugian dari masing-masing alat kontrasepsi tersebut, sebagai contoh IUD

karena metode tersebut mempunyai efektivitas yang baik dibandingkan metode

kontrasepsi yang lain.

Kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

yang ditempatkan di Puskesmas Kecamatan Klari agar ikut serta memberikan penyuluhan

kelompok terutama mengenai KB.

Apabila saran ini dilaksanakan, maka diharapkan masalah tersebut tidak akan terulang

kembali pada pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) di Puskesmas Kecamatan Klari

pada periode yang akan datang.

29

Daftar Pustaka

1. Badan Pusat Statistik: Hasil Sensus Penduduk Indonesia [pdf online]; 2010 [dikutip

28 Februari 2013]. Diunduh dari:

http://www.bps.go.id/download_file/SP2010_agregat_data_perProvinsi.pdf

2. Badan Pusat Statistik: Laju Pertumbuhan Penduduk menurut Provinsi [article

online]; 2010 [dikutip 28 Februari 2013]. Diunduh dari:

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=12&notab=2

3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Kerja Puskesmas: Keluarga

Berencana, Jilid II. Jakarta: Depkes RI; 2003.

4. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Buku Panduan Praktis Pelayanan

Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2003.

5. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional: Peningkatan Ketahanan Keluarga

Dalam Mewujudkan Keluarga Kecil Berkualitas [doc online]; 2010 [dikutip 5 Mei

2011]. Diunduh dari:

www.bkkbn.go.id/Webs/index.php/infoprogram/download/350

6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia: Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Nasional [article online];

2007 [dikutip 28 Februari 2013]. Diunduh dari:

http://www.datastatistik-indonesia.com/sdki/

30