BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya...

130
TUGAS AKHIR ANALISA PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT SPEEDOMETER RODA DUA DI PT. INDONESIA NIPPON SEIKI Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh : Nama : Ahmad Rofhiudin NIM : 41613120062

Transcript of BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya...

Page 1: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

TUGAS AKHIR

ANALISA PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT SPEEDOMETER

RODA DUA DI PT. INDONESIA NIPPON SEIKI

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat

dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Disusun oleh :

Nama : Ahmad Rofhiudin

NIM : 41613120062

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2015

Page 2: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Ahmad Rofhiudin

N.I.M : 41613120062

Jurusan : Teknik Industri

Fakultas : Teknik

Jusul Skripsi : Analisa Perencanaan Produksi Speedometer Roda

Dua di PT. Indonesia Nippon Seiki.

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat

ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di

kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau menjiplakan

terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan

sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas

Mercu Buana.

Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak

dipaksakan.

Penulis,

(Ahmad Rofhiudin)

i

Page 3: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

LEMBAR PENGESAHAN

Analisa Perencanaan Produksi Agregat Speedometer Roda Dua di PT.

Indonesia Nippon Seiki

Disusun Oleh :

Nama : Ahmad Rofhiudin

NIM : 41613120062

Jurusan : Teknik Industri

Pembimbing,

(Agung Chandra, ST. MT)

Mengetahui,

Koordinator Tugas Akhir / Ketua Program Studi

(Ir. M. Kholil, MT)

ii

Page 4: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: Analisa

Perencanaan Produksi Agregat Speedometer Roda Dua di PT. Indonesia Nippon

Seiki. Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi

serta dalam rangka memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik

Industri Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana Jakarta.

Penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ayahanda

tercinta Hasanudin Mahmud dan Ibunda yang kusayangi Sri Mulyani, Adik-adiku

Tercinta Ririn Nuryani, Ghina Athiyyah dan Kartika N. Putri dan Abangku

Raymond S. Lapian yang telah mencurahkan segenap cinta dan kasih sayang serta

perhatian moril maupun materil. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan

Rahmat, Kesehatan, Karunia dan keberkahan di dunia dan di akhirat atas budi

baik yang telah diberikan kepada penulis.

Penghargaan dan terima kasih penulis berikan kepada Bapak Agung

Chandra, ST. MT. selaku Pembimbing yang telah membantu penulisan skripsi ini.

Serta ucapan terima kasih kepada :

1. Yth. Bapak M. Kholil, MT. Selaku Ketua Program Studi Teknik Industri

Universitas Mercu Buana.

2. Yth. Ibu Puspita Dewi Widayat, ST. MT. selaku dosen penguji sidang

skripsi yang memberikan banyak masukan.

3. Seluruh Staff Pengajar Fakultas Teknik Industri Universitas Mercu Buana

yang senantiasa memberikan banyak ilmu.

iii

Page 5: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

4. Teman-teman seperjuangan Teknik Industri Program Kelas Karyawan

Universitas Mercu Buana Angkatan 24 yang telah banyak membantu

dalam memberikan tambahan referensi dalam penulisan skripsi ini dan

selalu solid dalam menjalani masa-masa perkuliahan.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak dan

apabila ada yang tidak tersebutkan mohon maaf serta menyadari bahwa laporan

ini jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, baik dari isi, tata

bahasa dan cara penulisan. Semoga laporan ini bermanfaat tidak hanya bagi

penulis, tetapi bagi instansi terkait dan semua pembaca.

Jakarta, 5 Juli 2015

Ahmad Rofhiudin

iv

Page 6: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini untuk melihat perencanaan produksi secara optimal selama satu tahun kedepan menggunakan perencanaan agregat dengan tiga metode, yaitu level strategy, chase strategy dan mixed strategy. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meminimalkan biaya manufaktur dengan melakukan penyesuaian terhadap perencanaan di tingkat produksi, tenaga kerja dan persediaan serta beberapa variable lain yang dapat dikendalikan sehingga perusahaan bisa memilih perencanaan produksi yang paling minim biayanya. Bentuk penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, objek penelitiannya yaitu speedometer. Metode analisis data yang digunakan adalah pembuatan rencana produksi peramalan (forecasting) dengan memadankan tingkat produksi sesuai permintaan, mengurangi atau menambah tenaga kerja sesuai permintaan, memfluktuasikan tingkat persediaan atau menggabungkan tingkat produksi dengan tingkat permintaan. Sehingga dari opsi-opsi tersebut peneliti bisa melakukan perencanaan mana yang akan direkomendasikan untuk perusahaan terutama yang paling minimum biayanya. Dari hasil analisa dan penelitian ini penulis menetapkan perencanaan agregat dengan chase strategi yang dipilih, karena biaya yang diperlukan perusahaan untuk produksi paling minimum. Setelah semua perencanaan tersebut dipilih untuk digunakan oleh perusahaan maka perusahaan bisa langsung membuat jadwal induk produksi.

Kata kunci : Peramalan, Perencanaan agregat, dan Jadwal Induk Produksi.

v

Page 7: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

ABSTRACT

The background of this research is to see production planning optimally for one year planning fore uses aggregate with three methods , namely the level of strategy , chase strategy and mixed strategy. The purpose of this research is to minimize the cost of manufacturing with adapt planning at the level of production labor and supplies as well as some other variable that can be controlled so the company can choose production planning the most minimum cost. This study using the form of quantitative methods , the object of his research that is a speedometer .The method of analysis the data used was making the production of forecasting plan by combining production level on demand , reduce or increase the labor on demand , fluctuations in the level of supplies or combine production level with the level of demand. So researchers can do the options of planning which would most especially to the company recommended minimum cost .The result of this research sets the author of the analysis and planning strategy chosen on aggregate with chase , because the cost of production required companies to the minimum .After all the planning is chosen to be used by companies and companies to immediately make the master production schedule.

Keyword : Forecasting, Aggregate Planning, and Master Production Scheduling.

vi

Page 8: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN....................................................................................iLEMBAR PENGESAHAN...................................................................................iiKATA PENGANTAR..........................................................................................iiiABSTRAK..............................................................................................................vDAFTAR ISI........................................................................................................viiDAFTAR GAMBAR.............................................................................................ixDAFTAR TABEL..................................................................................................xDAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................11.1 Latar Belakang............................................................................................11.2 Perumusan Masalah....................................................................................41.3 Batasan Masalah.........................................................................................41.4 Tujuan Penelitian........................................................................................41.5 Objek Penelitian.........................................................................................51.6 Metode Penelitian.......................................................................................51.7 Sistematika Penulisan.................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................82.1 Production Planning and Inventory Control (PPIC)...................................82.2 Perancangan Produksi................................................................................92.3 Perencanaan Produksi.................................................................................9

2.3.1 Karakteristik Produksi....................................................................102.4 Teori Peramalan........................................................................................11

2.4.1 Definisi Peramalan (Forecasting)..................................................112.4.2 Peranan dan Kegunaan Peramalan.................................................132.4.3 Jenis-jenis Peramalan.....................................................................142.4.4 Teknik Peramalan..........................................................................172.4.5 Perlunya Ketelitian Peramalan.......................................................19

2.5 Perencanaan Agregat................................................................................192.5.1 Strategi Perencanaan Agregat........................................................212.5.2 Jadwal Induk Produksi (JIP)..........................................................242.5.3 Perencanaan Kapasitas dan JIP......................................................24

2.6 Pengendalian Produksi.............................................................................25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................263.1 Metodologi Penulisan...............................................................................263.2 Asumsi – asumsi Penelitian......................................................................263.3 Pembatasan Penelitian..............................................................................273.4 Skema Penelitian......................................................................................29

3.4.1 Level Strategy.................................................................................30

vii

Page 9: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

3.4.2 Chase Strategy...............................................................................303.4.3 Mixed Strategy...............................................................................31

3.5 Metode Kalkulasi......................................................................................313.5.1 Formula-formula yang digunakan..................................................313.5.2 Tools dan Software yang digunakan.............................................31

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA..............................324.1 Perencanaan Produksi...............................................................................32

4.1.1 Prakiraan (Forecasting).................................................................335.1.2 Pola Data........................................................................................345.1.3 Perencanaan Agregat......................................................................35

BAB V ANALISA HASIL...................................................................................455.1 Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategy...........................455.2 Analisa Biaya Masing-masing Strategi....................................................545.3 Analisa Hasil Masing-masing Strategi.....................................................555.4 Discussion.................................................................................................565.5 Jadwal Induk Produksi (JIP).....................................................................56

BAB VI PENUTUP..............................................................................................586.1 Kesimpulan...............................................................................................586.2 Saran.........................................................................................................59

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................60LAMPIRAN..........................................................................................................62

viii

Page 10: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Alur Perencanaan Produksi PT. Indonesia Nippon Seiki.....................28

Gambar 2. Skema 1 Alur Kalkulasi Perencanaan Agregat....................................29

Gambar 3. Skema 2 Alur Kalkulasi Perencanaan Agregat....................................30

Gambar 4. Grafik Forecasting Tahun 2015...........................................................34

ix

Page 11: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

DAFTAR TABEL

Halaman

Table 1. Rencana Produksi PT. INS Tahun 2015..................................................32

Table 2. Hasil Perhitungan Forecast Dengan 3 Metode.........................................33

Table 3. Hasil Forecast Tahun 2015 Menggunakan Metode Moving Average.....34

Table 4. Forecast PT. INS pada bulan April-Desember 2015...............................39

Table 5. Demand PT. INS Periode April-Des 2015...............................................40

Table 6. Kapasitas produksi Speedometer PT. INS...............................................41

Table 7. Faktor Yang Mempengaruhi Biaya Operasional Gudang........................46

Table 8. Kapasitas Penyimpanan perbulan Level Strategic...................................46

Table 9. Biaya Penyimpanan Level Strategi periode April-Desember 2015.........47

Table 10. Perhitungan biaya Level Strategi periode April-Des 2015....................47

Table 11. Jumlah TK Chase Strategi periode April-Desember 2015....................49

Table 12. Biaya TK Chase Strategi Periode April-Des 2014................................49

Table 13. Perhitungan Biaya Chase Strategi periode April-Des 2015...................50

Table 14. Biaya Penyimpanan Mixed Strategi periode April-Des 2015................54

Table 15. Perhitungan Biaya Mix Strategi periode April-Des 2015......................54

Table 16. Analisa Biaya Metode Level, Chase dan Mixed Strategi.......................55

Table 17. Hasil Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategi

Perencanaan Agregat..............................................................................................55

Table 18. Jadwal Induk Produksi Speedometer April-Mei 2015...........................56

x

Page 12: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Forecasting 2015 Metode Weight Moving Average..........................62

Lampiran 2. Grafik forecasting 2015 Weight Moving Average.............................62

Lampiran 3. Forecast 2015 Metode Exsponential Smoothing...............................63

Lampiran 4. Grafik forecasting 2015 Exponential Smoothing..............................63

Lampiran 5. Perencanaan Agregat Level Strategic pada PT. INS tahun 2015......64

Lampiran 6. Perencanaan Agregat Chase Strategic pada PT. INS tahun 2015.....64

Lampiran 7. Perencanaan Agregat Mixed Strategic pada PT. INS tahun 2015.....65

Lampiran 8. Statistik Produksi Aktual Sepeda Motor...........................................66

Lampiran 9. Struktur Organisasi PPC PT. INS......................................................67

Lampiran 10.Katalog Produk Speedometer PT. INS.............................................68

xi

Page 13: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Industri manufaktur adalah kelompok perusahaan yang mengolah bahan-

bahan atau bahan baku (raw material) menjadi barang setengah jadi atau menjadi

barang jadi yang pada akhirnya akan mempunyai nilai tambah yang lebih besar.

(Prawirosentono, 2007).Salah satu contohnya adalah industri manufaktur

otomotif yang melakukan produksi kendaraan bermotor untuk memenuhi

kebutuhan manusia akan alat transportasi. Seiring berjalannya waktu dan

perkembangan jaman, manusia dituntut untuk serba cepat dalam berbagai hal yang

mengakibatkan pergeseran kebutuhan masyarakat, dari kendaraan roda dua yang

tidak bermesin banyak diminati oleh masyarakat menjadi kendaraan roda dua

bermesin yang lebih lagi disukai banyak orang, karena kendaraan tersebut dapat

langsung digunakan tanpa menggunakan tenaga manusia. Data permintaan

tersebut dapat dilihat pada lampiran, Statistik produksiAsosiasi Industri Sepeda

Motor Indonesia (AISI).

Tingginya permintaan pasar, perusahaan dituntut untuk menghasilkan

produk yang dapat memenuhi kebutuhan pasar, berkualitas, dan sesuai dengan

permintaan konsumen, tidak hanya itu, perusahaan juga harus mempertimbangkan

1

Page 14: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

2

faktor persaingan. Untuk itu, setiap perusahaan harus memiliki strategi yang tepat

agar tidak kehilangan pasar. Dalam mengadakan kegiatan produksi perusahaan

dituntut untuk dapat memprediksi tingkat permintaan pasar, kapasitas produksi

pabrik, tempat dan biaya penyimpanan serta tenaga kerja yang diperlukan,

sehingga mengefisiensikan biaya produksi dan operasi namun mengoptimalkan

output produk. Untuk memenuhi hal itu perusahaan memerlukan sistem

perencanaan produksi yang tepat. Dengan adanya perencanaan yang baik, maka

biaya produksi akan lebih efektif serta permintaan pasar dapat terpenuhi. Oleh

karena itu perencanaan produksi merupakan aspek penting yang harus

diperhatikan perusahaan.

Perencanaan produksi sebagai suatu perencanaan taktis adalah bertujuan

memberikan keputusan yang optimum berdasarkan sumberdaya yang dimiliki

perusahaan dalam memenuhi permintaan produk yang akan dihasilkan. Dengan

maksud utama adalah menetapkan kombinasi yang optimal dari tingkat produksi,

jumlah tenaga kerja, dan tingkat persediaan, sehingga diperoleh biaya minimal

dalam horizon perencanaan tertentu.

Beberapa faktor penting dalam perencanaan produksi adalah forecasting

(peramalan) yang merupakan acuan target kapasitas produksi yang akan dicapai

untuk memenuhi permintaan konsumen baik dalam jangka pendek maupun jangka

panjang, kapasitas gudang sebagai stasiun perhentian terakhir produk sebelum

menuju konsumen, serta faktor – faktor lain yang mempengaruhi proses produksi.

Salah satu metode untuk perencanaan produksi adalah menggunakan

Perencanaan Produksi Agregat. Menurut Handoko (2000), Perencanaan Agregat

adalah proses perencanaan kuantitas dan pengaturan waktu keluaran selama

Page 15: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

3

periode waktu tertentu (biasanya antara 3 bulan sampai 1 tahun) melalui

penyesuaian variabel – variabel tingkat produksi, karyawan, persediaan dan

variabel – variabel yang dapat dikendalikan lainnya.

Kendaraan bermotor roda dua, terdiri atas beberapa komponen untuk

dirakit menjadi produk yang mempunyai fungsi. Salah satunya adalah

speedometer yaitu alat pengukur kecepatan kendaraan darat, yang merupakan

perlengkapan standar setiap kendaraan yang beroperasi di jalan. Speedometer

berfungsi agar pengemudi mengetahui kecepatan kendaraan.

Perkembangan negara yang semakin modern dan fleksibel, pada saat ini

ada beberapaindustri manufaktur yang memproduksi speedometer dikarenakan

tingginya permintaan masyarakat akan kendaraan bermotor roda dua. Menurut

data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) pada tahun1996 produksi

sepeda motor di Indonesia sebanyak 1.425.373 unit, tahun 2006 mencapai

produksi 4.458.886 unitsepeda motor, dan pada tahun 2010 produksi sepeda

motor naik lagi hingga7.395.390 unit (http://www.aisi.or.id/statistic/). Dan

industri pembuatan komponen speedometer di Indonesia salah satunya adalah

Nippon Seiki Indonesia, Co.,Ltd

PT. Indonesia Nippon Seiki merupakan perusahaan manufaktur yang hasil

produksinya adalah komponen kendaraan bermotor roda dua dan roda empat,

khususnya speedometer. PT. Astra Honda Motor adalah bagian dari pemegang

saham dan salah satu customer tetap perusahaan. Selain AHM, PT. INS juga

memiliki beberapa customer antara lain PT. Astra Daihatsu Motor, PT. Honda

Prospect Motor, PT. Yamaha Indonesia Manufacturing, PT. Suzuki Indonesia

Motor, dan PT. Kawasaki Motor Indonesia. Hal inilah yang menjadi

Page 16: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

4

pertimbangan untuk memilihtopik ”Analisa Perencanaan Produksi Agregat

Periode April – Desember 2014” dalam kegiatan penelitiana di PT. Indonesia

Nippon Seiki.

I.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan diangkat oleh penulis dalam penulisan

laporan tugas akhir ini adalah bagaimana merancang perencanaan produksi

speedometer periode Mei 2015 – Desember 2015 yang optimal dengan

menggunakan perencaan agregat, sehingga dapat meminimalkan biaya produksi

serta tercapainya efisiensi dan efektifitas produksi.

I.3 Batasan Masalah

Penelitian ini diharapkan tertuju pada benang merah masalah yang sudah

ditetapkan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam perumusan masalah.

Agar penelitian ini tidak melebar atau melampau ruang lingkup masalah, maka

penulias mencoba memberikan batasan masalah :

a. Ruang lingkup penelitian hanya mencangkup satu tahun terakhir yaitu

Januari 2014 – Desember 2014.

b. Hanya mencangkup ruang lingkup Department Produksi dan PPIC pada

PT. Indonesia Nippon Seiki.

I.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk meminimumkan biaya manufaktur dengan melakukan penyesuaian

terhadap perencanaan di tingkat produksi, tingkat tenaga kerja, dan tingkat

persediaan, serta beberapa variabel lain yang dapat dikendalikan.

Page 17: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

5

2. Untuk mencapai perencanaan produksi satu tahun kedepan dengan cara

menganalisis metodelevel, chase dan mixed strategi dalam perencanaan

produksi agregat serta dipilih yang paling minimum biayanya.

I.5 Objek Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, objek penelitian yang dipilih penulis adalah

sebuah komponen elektrik sepeda motor roda dua yaitu speedometer. Adapun

pemilihan speedometer ini sebagai objek penelitian dengan alasan bahwa

perencanaan produksi pada PT. Indonesia Nippon Seiki masih menggunakan cara

lama yaitu dengan menganalisa perencanaan produksi berdasarkan pengalaman

dari tahun-tahun sebelumnya.

I.6 Metode Penelitian

Metode yang dilakukan penulis meliputi studi lapangan dan studi pustaka

dengan langkah langkah sebagai berikut :

a. Menetapkan tujuan penelitian

b. Melakukan studi awal di lokasi dan studi pustaka

c. Mengidentifikasi masalah

d. Melakukan pengumpulan data

e. Melakukan pengolahan data

f. Melakukan analisis

g. Menetapkan model perbaikan masalah

h. Mengusulkan konsep pemecahan masalah

i. Kesimpulan

I.7 Sistematika Penulisan

Page 18: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

6

Penulisan tugas akhir ini disusun berdasarkan suatu sistematika penulisan

yang secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang masalah, pokok

permasalahan, tujuan penelitian, pembatasan masalah dan

metodologi penulisan serta sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini menerngkan secara singkat tentang teori-teori yang

berhubungan dan berkaitan erat dengan masalah yang akan dibahas

serta merupakan tinjauan kepustakaan yang menjadi kerangka dan

landasan berfikir dalam proses pemecahan masalah penelitian.

BAB III Metodologi Penelitian

Dalam bab ini penulis memberikan informasi yang berisi data-data

yang dapat digunakan sebagai landasan atau pedoman untuk

mengolah data hasil riset yang berguna dalam memecahkan

masalah.

BAB IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pada bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum perusahaan

dalam proses produksi, pengendalian waktu secara garis besar.

Dijelaskan pula mengenai pengambilan data yang diperlukan di

dalam pemecahan masalah, hasil pengamatan terhadap

permasalahan dan hasil analisa pengujian data yang diperoleh dari

perusahaan.

BAB V Hasil dan Analisa

Page 19: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

7

Pada bab ini diuraikan mengenai pembahasan dari hasil yang telah

diperoleh sesuai dengan pedoman pada landasan teori serta

dibuatkan langkah-langkah penyelesaian berdasarkan alternative

yang ada.

BAB VI Penutup

Bab ini merupakan bab yang berisi suatu kesimpulan dari hasil

penelitian dan pengolahan data yang telah diperoleh pada bab

sebelumnya disertai dengan saran-saran yang diusulkan penulis

agar dapat menjadi pertimbangan bagi perusahaan.

Page 20: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Production Planning and Inventory Control (PPIC)

Menurut Handoko (2000), Production Planning and Inventory Control

(PPIC) berarti perencanaan produksi dan pengendalian persediaan. Setiap

perusahaan dituntut untuk memiliki tenaga kerja supervisor PPIC yang handal

dalam membuat perencanaan dan pengendalian produksi, serta membantu manajer

produksi dalam menjalankan kegiatan produksi pada sebuah industri.Tujuan dari

perencanaan produksi dan pengendalian persediaan adalah merencanakan dan

mengendalikan aliran material ke dalam, di dalam, dan keluar pabrik sehingga

posisi keuntungan optimal yang merupakan tujuan perusahaan dapat

dicapai.Pengendalian produksi dan persediaan dimaksudkan untuk

mendayagunakan sumber daya produksi yang terbatas secara efektif, terutama

dalam usaha memenuhi permintaan konsumen dan menciptakan keuntungan bagi

perusahaan.Oleh karena itu PPIC dapat mengevaluasi perkembangan permintaan

konsumen, posisi modal, kapasitas produksi, tenaga kerja, dan lain sebagainya.

Tugas aktivitas PPIC adalah menginterprestasikan tujuan yang saling

berlawanan antara bagian produksi, bagian penjualan, bagian keuangan dan

menjabarkannya ke dalam rencana produksi dan kebijaksanaan persediaan untuk

Page 21: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

9

mencari keputusan optimal. Di dalam suatu organisasi, PPIC berguna untuk

meningkatkan produktivitas, meminimasi pemborosan dengan mengkoordinasikan

ketersediaan tenaga kerja, peralatan dan bahan baku, dengan dapat meningkatkan

kinerja PPIC secara khusus, maka perbaikan produktivitas juga dapat ditingkatkan

dengan cara mengatur rancangan tata cara kerja produksi dengan baik (Handoko,

2000).

2.2 Perancangan Produksi

Salah satu fungsi manajerial terpenting dalam semua jenis organisasi itu

adalah menjamin bahwa masukan-masukan berbagai sumber daya organisasi

menghasilkan produk-produk atau jasa-jasa yang dirancang secara tepat, atau

“keluaran-keluaran” yang dapat memuaskan kenginan para langganan (Handoko,

2000). Perbaikan produktivitas dapat dilakukan dengan meningkatkan rancangan

dan tata cara kerja produksi sehingga menjadi efisien (Kusuma, 1999).

2.3 Perencanaan Produksi

Kegiatan perencanaan produksi dimulai dengan melakukan forecasting

(prakiraan) untuk mengetahui terlebih dahulu apa dan berapa yang perlu

diproduksi bermaksud untuk memperkirakan permintaan akan barang-barang atau

jasa-jasa perusahaan (Handoko, 2000). Dikemukakan oleh Kusuma (1999), bahwa

peramalan kebutuhan merupakan titik awal kegiatan pengendalian produksi,

peramalan dilakukan dalam satu jangka waktu perencanaan yang disebut horison

perencanaan. Organisasi yang sehat, para perencana terus-menerus merencanakan

jadwal terinci aktivitas untuk beberapa periode mendatang, merencanakan

Page 22: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

10

bagaimana kondisi optimal ketersediaan sumber daya dengan ekspetasi

permintaan produk, serta mengembangkan strategi penggunaan sumber daya itu.

Perencanaan produksi adalah pernyataan suatu rencana produk dalam

bentuk agregat.Perencanaan produksi merupakan dasar untuk membuat Jadwal

Induk Produksi (JIP).Empat langkah utama perencanaan produksi yaitu

peramalan, pemerataan pengunaan kapasitas, menentukan alternative produksi

yang layak dan mengalokasikan permintaan ke periode produksi.

Dasar dari dibuatnya perencanaan produksi adalah bahwa terdapat masalah

dalam suatu proses produksi, yaitu fluktuasi permintaan pasar yang tidak dapat

diidentifikasi. Sehingga perlu adanya alternatif penyelesaian masalah tersebut

yaitu penyesuaian tenaga kerja, sistem persediaan dan jam kerja

lembur.Keberhasilan pemakaian alternative ini diukur dari ongkos yang

dikeluarkan seminimal mungkin dan kebutuhan sebanyak mungkin.

2.3.1 Karakteristik Produksi

Perencanaan produksi mempunyai beberapa karakteristik, antara lain :

1. Tidak rinci, rencana dibuat untuk famili atau kelompok produk.

2. Periode perencanaan biasanya bulanan.

3. Horizon perencanaan bisa sama panjang dengan rencana bisnis, biasanya

lima tahun.

Page 23: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

11

2.4 Teori Peramalan

Untuk menyelesaikan masalah di masa datang yang tidak dapat dipastikan,

orang senantiasa berupaya menyelesaikannya dengan model pendekatan-

pendekatan yang sesuai dengan perilaku aktual data, begitu juga dalam melakukan

peramalan.

Peramalan (forecasting) permintaan akan produk dan jasa di waktu

mendatang dan bagian-bagiannya adalah sangat penting dalam perencanaan dan

pengawasan produksi. Suatu peramalan banyak mempunyai arti, maka peramalan

tersebut perlu direncanakan dan dijadwalkan sehingga akan diperlukan suatu

periode waktu paling sedikit dalam periode waktu yang dibutuhkan untuk

membuat suatu kebijaksanaan dan menetapkan beberapa hal yang dipengaruhi

kebijaksanaan tersebut.

Peramalan diperlukan disamping untuk memperkitakan apa yang akan

terjadi dimasa yang akan datang juga para pengambil keputusan perlu untuk

membuat planning.

2.4.1 Definisi Peramalan (Forecasting)

Peramalan adalah suatu perkiraan tingkat permintaan yang diharapkan

untuk suatu produk atau beberapa produk dalam periode waktu tertentu di masa

yang akan datang. Oleh karena itu, peramalan pada dasarnya merupakan suatu

taksiran, tetapi dengan menggunakan cara-cara tertentu peramalan dapat lebih

daripada hanya satu taksiran. Dapat dikatakan bahwa peramalan adalah suatu

taksiran yang ilmiah meskipun akan terdapat sedikit kesalahan yang disebabkan

oleh adanya keterbatasan kemampuan manusia.

Page 24: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

12

Sebelum menjabarkan tentang metode peramalan ini, maka terlebih dahulu

diuraikan definisi dari peramalan itu sendiri.

Menurut (Biegel, 1999):

”Peramalan adalah kegiatan memperkirakan tingkat permintaan produk yang

diharapkan untuk suatu produk atau beberapa produk dalam periode waktu

tertentu di masa yang akan datang”.

Dalam peramalan (forecasting) tidak jarang terjadi kesalahan misalnya

saja penjualan sering tidak sama dengan nilai eksak yang diperkirakan. Sedikit

variasi dari perkiraan sering dapat diserap oleh kapasitas tambahan, sediaan

penjadwalan permintaan. Tetapi, variasi perkiraan yang besar dapat merusak

operasi. Ada tiga cara untuk mengakomodasi perkiraan, yaitu : yang pertama

adalah mencoba mengurangi kesalahan melakukan pamerakiraan yang lebih baik.

Yang kedua adalah, membuat fleksibilitas pada operasi dan yang terakhir adalah

mengurangi waktu tunggu yang dibutuhkan dalam prakiraan. Tetapi kemungkinan

kesalahan terkecil adalah tujuan yang konsisten dengan biaya prakiraan yang

masuk akal.

Menurut (Elwood, 1996):

”Peramalan atau forecasting diartikan sebagai penggunaan teknik-teknik statistik

dalam bentuk gambaran masa depan berdasarkan pengolahan angka-angka

historis.

Menurut (Makridakis, 1988):

”Peramalan merupakan bagian integral dari kegiatan pengambilan keputusan

manajemen”.

Page 25: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

13

Organisasi selalu menentukan sasaran dan tujuan, berusaha menduka

faktor-faktor lingkungan, lalu memilih tindakan yang diharapkan akan

menghasilkan pencapaian sasaran dan tujuan tersebut. Kebutuhan akan peramalan

meningkat sejalan dengan usaha manajemen untuk mengurangi

ketergantungannya pada hal-hal yang belum pasti. Peramalan menjadi lebih

ilmiah sifatnya dalam menghadapi lingkungan manajemen. Karena setiap

organisasi berkaitan satu sama lain, baik buruknya ramalan dapat mempengaruhi

seluruh bagian organisasi. (Makridakis, 1988)

2.4.2 Peranan dan Kegunaan Peramalan

Beberapa bagian organisasi dimana peramalan kini memainkan peranan

yang penting antara lain (Makridakis, 1988):

a. Penjadwalan sumberdaya yang tersedia

Penggunaan sumber daya yang efisien memerlukan penjadwalan produksi,

transportasi, kas, personalia dan sebagainya.

b. Penyediaan sumber daya tambahan

Waktu tenggang (lead time) untuk memperolah bahan baku, menerima

pekerja baru, atau membeli mesin dan peralatan dapat berkisar antara

beberapa hari sampai beberapa tahun. Peramalan diperlukan untuk

menentukan kebutuhan sumber daya di masa mendatang.

c. Penentuan sumber daya yang diinginkan

Setiap organisasi harus menentukan sumber daya yang ingin dimiliki

dalam jangka panjang. Keputusan semacam itu bergantung pada

kesempatan pasar, faktor-faktor lingkungan dan pengembangan internal

dari sumber daya financial, manusia, produk dan teknologis. Semua

Page 26: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

14

penentuan ini memerlukan ramalan yang baik dan manajer dapat

menafsirkan perkiraan serta membuat keputusan yang tepat.

Walaupun terdapat banuyak bidang lain yang memerlukan peramalan

namun tiga kelompok di atas merupakan bentuk khas dari keperluan peramalan

jangka pendek, menengah dan panjang dari organisasi saat ini. Dengan adanya

serangkaian kebutuhan itu, maka perusahaan perlu mengembangkan pendekatan

berganda untuk memperkirakan peristiwa yang tidak tentu dan membangun suatu

sistem peramalan. Pada gilirannya, organisasi perlu memiliki pengetahuan dan

keterampilan yang meliputi paling sedikit empat bidang yaitu identifikasi dan

definisi masalah peramalan, aplikasi serangkaian metode peramalan, prosedur

pemilihan metode yang tepat untuk situasi tertentu dan dukungan organisasi untuk

menerapkan dan menggunakan metode peramalan secara formal.

Tiga kegunaan peramalan antara lain adalah :

1. Menentukan apa yang dibutuhkan untuk perluasan pabrik.

2. Menentukan perencanaan lanjutan bagi produk-produk yang ada untuk

dikerjakan dengan fasilitas yang ada.

3. Menentukan penjadwalan jangka pendek produk-produk yang ada untuk

dikerjakan berdasarkan peralatan yang ada.

2.4.3 Jenis-jenis Peramalan

Situasi peramalan sangat beragam dalam horizon waktu peramalan, faktor

yang menentukan hasil sebenarnya, tipe pola dan berbagai aspek lainnya. Untuk

menghadapi penggunaan yang luas seperti itu, beberapa teknik telah

dikembangkan. Peramalan pada umumnya dapat dibedakan dari berbagai segi

tergantung dalam cara melihatnya.

Page 27: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

15

Dilihat dari jangka waktu ramalan yang disusun, peramalan dapat dibedakan atas

dua macam, yaitu:

a. Peramalan jangka panjang, yaitu peramalan yang dilakukan untuk

penyusunan hasil ramalan yang jangka waktunya lebih dari satu setengah

tahun atau tiga semester. Lebih tegasnya peramalan jangka panjang ini

berorientasi pada dasar atau perencanaan.

b. Peramalan jangka pendek, yaitu peramalan yang dilakukan untuk

penyusunan hasil ramalan yang dilakukan kurang dari satu setengah tahun

atau tiga semester.

Penetapan jadwal induk produksi untuk bulan yang akan datang atau

periode kurang dari satu tahun sangat tergantung pada peramalan jangka pendek.

Apabila dilihat dari sifat penyusunannya, maka peramalan dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu:

1. Peramalan subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau

intuisi dari orang yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan atau

ketajaman pikiran orang yang menyusunnya sangat menentukan baik

tidaknya hasil peramalan.

2. Peramalan objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang

relevan pada masa lalu dengan menggunakan teknik-teknik dan metode-

metode dalam penganalisaan data tersebut.

Dilihat dari sifat ramalan yang telah disusun, maka peramalan dapat dibedakan

atas dua macam, yaitu:

1. Peramalan kualitatif atau teknologis, yaitu peramalan yang didasarkan atas

data kualitatif masa lalu. Hasil peramalan yang ada tergantung pada orang

Page 28: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

16

yang menyususnnya, karena peramalan tersebut sangat ditentukan oleh

pemikiran yang bersifat intuisi, judgement (pendapat) dan pengetahuan

serta pengalaman dari penyusunnya. Metoda kualitatif dibagi menjadi dua

metode, yaitu:

a. Metode eksploratif

Pada metoda ini dimulai dengan masa lalu dan masa kinoi sebagai awal

dan bergerak ke arah masa depan secara heuristik, sering kali dengan

melihat semua kemungkinan yang ada.

b. Metode normatif

Pada metode ini dimulai dengan menetapkan sasaran tujuan yang akan

datang, kemudian bekerja mundur untuk melihat apakah hal ini dapat

dicapai berdasarkan kendala, sumber daya dan teknologi yang tersedia.

2. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data

kuantitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat tergantung pada

metode yang digunakan dalam peramalan tersebut. Metode yang baik

adalah metode yang memberikan nilai-nilai perbedaan atau penyimpangan

yang mungkin.

Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi

sebagai berikut (Makridakis, 1988):

1. Informasi tentang keadaan masa lalu.

2. Informasi tersebut dapat dikualifikasikan dalam bentuk data numerik.

3. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus

berkelanjutan pada masa yang akan datang.

Page 29: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

17

Metode peramalan kuantitatif terbagi atas dua jenis model peramalan yang

utama, yaitu:

1. Model deret berkala (time series), yaitu:

Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan

antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu, yang

merupakan deret waktu.

2. Model Kausal

Yaitu metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola

hubungan antara variabel lain yang mempengaruhinya, yang bukan waktu

yang disebut metode korelasi atau sebab akibat.

a. Metode regresi dan korelasi

b. Metode ekonometri

c. Metode input dan output

2.4.4 Teknik Peramalan

Teknik peramalan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

A. Metode Time Series (Deret Waktu)

Secara garis besar metode time series dapat dikelompokkan menjadi:

1. Metode Averaging

Dipakai untuk kondisi dimana setiap data pada waktu yang berbeda

mempunyai bobot yang sama sehingga fluktasi random data dapat direndam

dengan rata-ratanya. Biasanya dipakai untuk peramalan jangka pendek.

Adapun metode-metode yang termasuk didalamnya, antara lain:

Page 30: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

18

a. Simple Average

Rumus yang digunakan:

FT+n=X= ∑i=n

T +(n−1) X i

T(Rumus1)

Dimana :

X bar = F = Hasil ramalan

T = Periode

Xi = Demand pada periode t

b. Simple Moving Average

Apabila diperoleh data yang stasioner, metode ini cukup baik untuk

meramalkan keadaan. Rumus yang digunakan:

FT+n=X=X1+ X2+……+X n

T(Rumus2.2)

Dimana :

X bar = F = Hasil ramalan

T = Periode

Xi = Demand pada periode t

2. Metode Smoothing (Pemulusan)

Dipakai pada kondisi dimana bobot data pada periode yang satu berbeda

dengan data pada periode sebelumnya dan membentuk fungsi Exponential

yang biasa disebut Exponential Smoothing.

Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential

Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan data

karena tidak perlu lagi menyimpan data historis. Pengaruh besar kecilnya a

berlawanan arah dengan pengaruh memasukan jumlah pengamatan. Metode

Page 31: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

19

ini selalu mengikuti setiap trend dalam data sebenarnya karena yang dapat

dilakukannya tidak leboh dari mengatur ramalan mendatang dengan suatu

persentase dari kesalahan terakhir. Untuk menentukan a mendekati optimal

memerlukan beberapa kali percobaan.

Rumus yang digunakan:

F t+1=Ft+∝× ( X t−Ft )(Rumus2.3)

Dimana: F t+1 = Hasil peramalan untuk periose t + 1

a = Konstsnta pemulusan

Xt = Data demand pada periode t

Ft = Periode Sebelumnya

2.4.5 Perlunya Ketelitian Peramalan

Tanpa mempermasalahkan bagaimana memperolehnya, ketelitian

peramalan adalah suatu hal yang pokok dan perlu sekali. Kebijaksanaan dalam

perusahaan secara langsung atau tidak langsung akan didasarkan oleh ramalan-

ramalan. Oleh karena itu, ketidak telitian dan kesalahan dalam ramalan-ramalan

dapat menghasilkan kebijaksanaan yang tidak menguntungkan. Dengan suatu

pasar yang persaingannya tinggi, berhasil atau gagal tergantung pada tingkat

pengendalian melalui ramalan-ramalan yang baik.

2.5 Perencanaan Agregat

Perencanaan produksi agregat adalah perencanaan produksi yang dibuat

untuk seluruh produk dengan menggunakan sumber yang sama tanpa rinci ke

dalam masing-masing produk yang berbeda.

Page 32: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

20

Tujuan perencanaan produksi agregat adalah untuk mengembangkan suatu

rencana produksi secara menyeluruh yang fleksibel dan optimal. Fleksibel berarti

dapat memenuhi permintaan pasar dan sesuai dengan kapasitas yang ada. Optimal

berarti menggunakan sumber daya yang efektif dan mengeluarkan biaya

seminimal mungkin.

Biaya-biaya yang termasuk dalam perencanaan produksi agregat adalah :

1. Biaya Jam Kerja Normal (Regular time cost)

2. Biaya Jam Kerja Lembur (Over Time Cost)

3. Biaya Persediaan (Inventory Cost)

4. Biaya Subkontrak

5. Biaya Penambahan Tenaga Kerja (Hiring Cost)

6. Biaya Pengurangan Tenaga Kerja (Lay Off Cost)

Menurut Heizer dan Render (2005), perencanaan agregat adalah sebuah

pendekatan untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka

menengah antara tiga hingga delapan belas bulan. Perencanaan agregat berfungsi

untuk menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi

dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan,

pekerjaan lembur dan tingkat subkontrak, yang dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

Rencana Produksi = (Permintaan Total – Inventori awal) + Inventori akhir

Page 33: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

21

2.5.1 Strategi Perencanaan Agregat

Terdapat tujuh strategi yang dipakai dalam perencanaan agregat yaitu

melakukan variasi tingkat persediaan, melakukan variasi jam kerja, melakukan

variasi jumlah tenaga kerja, subkontrak, menggunakan tenaga kerja paruh waktu,

mempengaruhi permintaan dan pemesanan tertunda selama permintaan tinggi,

tidak semua sistem produksi dengan menggunakan semua alternatif tersebut, tiap-

tiap alternatif dapat dikombinasikan pemakaiannya untuk mendapatkan strategi

produksi terbaik dengan biaya produksi minimum. Berikut ini penjelasan dari

ketujuh perencanaan agregat :

1. Variasi tingkat persediaan

Jumlah karyawan dan waktu kerja tetap sehingga rata-rata produksi tetap,

kelebihan produksi disimpan untuk kemudian digunakan pada saat

permintaan melebihi tingkat produksi.

2. Variasi jam kerja

Jumlah karyawan tetap untuk suatu tingkat produksi tertentu.Jika

permintaan naik, diadakan penambahan jam kerja untuk menambah

produksi, sedangkan jika permintaan turun dilakukan pengurangan jam

kerja.

3. Variasi jumlah tenaga kerja

Jika permintaan tinggi dilakukan penambahan tenaga kerja, jika

sebaliknya maka akan dilakukan pengurangan tenaga kerja.

Page 34: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

22

4. Subkontrak

Permintaan bertambah sementara kapasitas produksi tidak cukup dan

perusahaan tidak menghendaki hilangnya permintaan atau pelanggan

penting.

5. Penggunaan pekerja paruh waktu

Biaya rendah dan lebih fleksibel daripada menggunakan tenaga kerja

tetap.Namun mengakibatkan pergantian tenaga kerja dan biaya pelatihan

lebih tinggi, serta mempengaruhi konsistensi produk.

6. Mempengaruhi permintaan

Jika permintaan turun, perusahaan berusaha menaikkan permintaan dengan

diskon, iklan, promosi dan lain-lain

7. Pemesanan tertunda selama periode permintaan tinggi

Pemesanan tertunda adalah pemesanan barang atau jasa yang diterima

perusahaan tetapi baru dapat dipenuhi kemudian setelah perusahaan

mempunyai persediaan

Menurut Ma’arif dan Tanjung (2003), Secara garis besar, terdapat dua

strategi pokok yang digunakan dalam perencanaan agregat yaitu : Chase Strategy

dan Level Strategy.

Page 35: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

23

1) Chase Strategy

Chase Strategy adalah strategi yang ditempuh dengan cara menetapkan

produksi sama dengan forecast.Ciri-ciri Chase Strategy adalah :

Memadankan tingkat produksi dengan tingkat permintaan.

Menambah/mengurangi tenaga kerja sesuai dengan tingkat

permintaan.

Jumlah tenaga kerja tetap, tetapi jam kerja tidak tetap.

2) Level Strategy

Level Strategy adalah startegi yang ditempuh dengan cara menjaga tingkat

output, produksi, tenaga kerja yang konstan. Ciri-ciri Level Strategy adalah :

Mempertahankan tingkat produksi yang tetap.

Memfluktuasikan tingkat persediaan, order backlogs dan lost sales

3) Mixed Strategy

Mixed Strategy adalah startegi yang ditempuh dengan cara penggabungan

antara Chase dan Level Strategy. Ciri-ciri MixedStrategy adalah :

Menggabungkan tingkat produksi dengan tingkat permintaan dan

tetap.

Menggabungkan dari dua metode level dan chase tingkat

persediaan, order backlogs dan lost sales

Page 36: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

24

2.5.2 Jadwal Induk Produksi (JIP)

Menurut Handoko (2000), suatu rencana terperinci tentang apa dan berapa

banyak perusahaan merencanakan untuk memproduksi masing-masing produk

akhir dalam setiap periode waktu (biasanya minggu) untuk beberapa bulan yang

akan datang. JIP merupakan rencana induk perusahaan dan telah disetujui akan

mengendalikan sistem Production Planning Inventory Control (PPIC).

Bagaimanapun juga, hal ini dapat diubah secara periodik untuk mencerminkan

pesanan-pesanan baru atau ramalan-ramalan baru dengan berjalannya waktu.

2.5.3 Perencanaan Kapasitas dan JIP

Menurut Handoko (2000), penyusun jadwal harus mengetahui kira-kira

berapa banyak jam kerja karyawan, atau ton, atau berbagai ukuran beban kerja

menyeluruh lainnya yang akan dibebankan pada setiap departemen utama untuk

mengerjakan pesanan-pesanan yang telah diterima. Hal ini menunjukan kuantitas

dan waktu kapasitas yang tersedia dalam setiap departemen. Selanjutnya perlu

juga diperhatikan urutan pembebanan kerja dalam departemen-departemen yang

berbeda agar tidak terjadi penundaan-penundaan. JIP untuk pesanan-pesanan yang

direncanakan untuk diselesaikan dan dikirim per periode waktu, sehingga

pemberian perintah dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah disusun.

Menurut Heizer dan Render (2005), kapasitas adalah jumlah maksimum unit yang

diproduksi dalam suatu waktu tertentu.

Kapasitas desain adalah output maksimum sistem secara teoritis dalam

suatu waktu tertentu. Sebagian besar organisasi mengoperasikan

fasilitasnya pada tingkat yang lebih rendah dari kapasitas desain. Mereka

Page 37: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

25

melakukannya secara sadar karena mereka dapat beroperasi secara lebih

efisien bila sumber daya digunakan tidak melampaui batas maksimum.

Kapasitas efektif adalah kapasitas yang diharapkan dapat dicapai oleh

sebuah perusahaan dengan keterbatasan operasi yang ada.

Utilisasi adalah persentase kapasitas desain yang sesungguhnya telah

dicapai. Utilisasi = Output aktual/kapasitas desain.

Efisiensi adalah persentase kapasitas efektif yang sesungguhnya telah

dicapai. Efisiensi = Output aktual/kapasitas efektif.

2.6 Pengendalian Produksi

Menurut Kusuma (1999), pengendalian produksi berkepentingan dengan

peramalan atau perkiraan keluaran, penentuan masukan yang dibutuhkan, serta

perencanaan dan penjadwalan pengolahan bahan baku berdasarkan urutan

produksi atau konversi yang dibutuhkan. Peran pengendalian produksi adalah

meminimisasi pemborosan dengan mengkoordinasikan ketersediaan tenaga kerja,

peralatan dan bahan. Pada sistem manufaktur yang kontinyu, masalah

pengendalian produksi terletak pada:

1) Ketersediaan bahan baku baku pada saat yang tepat dengan jumlah dan

jenis yang tepat.

2) Menghindarkan terjadinya bottle-neck pada lintas produksi.

3) Pemindahan dan distribusi produk jadi dari lintas produksi ke titik

penyimpanan atau penjualan.

Page 38: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penulisan

Penelitian dilakukan di PT. Indonesia Nippon Seiki yang berlokasi di

Kawasan Industri Modern Cikande, Jl. Utama Modern Industri Blok E Desa

Barengkok, Kecamatan Kibin, Serang Banten.Metode penulisan dalam penelitian

ini menggunakan metode kuantitatif.Dalam mengumpulkan data atau informasi

yang diperlukan pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode yaitu

Data Primer dan Data Sekunder.Setelah data yang diperlukan terkumpul

kemudian dilakukan perencanaan produksi agregat, pengolahan data dengan

menggunakan metode Chase Strategy, Level Strategy dan Mixed Strategy.

3.2 Asumsi – asumsi Penelitian

Adapun asumsi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Tenaga kerja yang dimasukan kedalam penelitian ini adalah TK yang

produktif.

b) Output yang dihasilkan konstan.

c) Mesin dalam keadaan normal.

d) Pemakaian listrik, air dan telepon diasumsikan sama tidak fluktuasi

Page 39: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

27

e) Biaya tenaga kerja diasumsikan sama rata sesuai dengan ketentuan

UMP kota tsb.

3.3 Pembatasan Penelitian

Agar penelitian lebih fokus dan tidak meluas dari pembahasan yang

dimaksud, dalam skripsi ini penulis membatasinya pada ruang lingkup penelitian

sebagai berikut :

a) Data-data yang diperoleh untuk penelitian ini adalah data tahun 2014.

b) Tipe barang yang dilakukan penelitian adalah speedometer, salah satu

komponen elektrik pada sepeda motor.

c) Penelitian hanya dilakukan di bagian PPIC dan Produksi Assembling.

Page 40: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

QUALITY CONTROLMelakukan double check dan pengujian mutu produk

PCR, PIS, PRS, dan SYSMenerima planning ppc dan mengatur stock untuk

dipersiapkan produksi

Selesai

WAREHOUSE FINISHING GOODMenginput hasil produksi aktual dan melakukan

rencana pengiriman

ya

Disetujui?

ASSEMBLINGMelakukan proses produksi dan operasi serta

melaporkan kendala-kendala yang timbul dalam proses produksi.

ya

Disetujui?

Mulai

CUSTOMERMengirimkan rencana pemesanan bulanan

PRODUCTION PLAN CONTROLMenyusun Rencana poduksi dan pengendaliannya

SALES AND COSTMenerima dan mengirimkan pesanan kepada PPC

tidak

tidak

28

Gambar 1. Alur Perencanaan Produksi PT. Indonesia Nippon Seiki

Page 41: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

Customer Demand(Actual)

Forecast

Weight Moving Average Exponential SmoothingMoving Average

Perencanaan Produksi(Agregat Planning)

Chase Strategy Mixed StrategyLevel Strategy

Jadwal Induk Produksi(Master Production Schedule)

Skema 2

Skema 1

29

3.4 Skema Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis membuat skema penelitian agar lebih mudah

dimengerti. Untuk skemanya adalah sbb :

Gambar 2. Skema 1 Alur Kalkulasi Perencanaan Agregat

Page 42: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

Agregat Planning

Chase Strategy Mixed StrategyLevel Strategy

Kapasitas Inventory

Manufaktur MaterialMan Power Purchasing Inv. Cost

Total Biaya

Pilih Strategy dengan Biaya Paling Minimum

Skema 2

30

3.4.1 Level Strategy

Level strategic dimana tingkat produksi tetap namun demand berubah-ubah, ciri

strategi ini:

Mempertahankan tingkat produksi yang tetap.

Memfluktuasikan tingkat persediaan, order backlogs and lost seads.

3.4.2 Chase Strategy

Chase strategic dimana tingkat produksi disesuaikan dengan demand. Ciri strategi

ini:

Menyesuaikan tingkat produksi dengan tingkat permintaan/ order.

Menambah dan mengurangi pekerja sesuai dengan permintaan.

Gambar 3. Skema 2 Alur Kalkulasi Perencanaan Agregat

Page 43: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

31

3.4.3 Mixed Strategy

Mix strategic merupakan metode pengabungan antara Level dan Chase Stategic.

Ciri strategi ini:

Memiliki tingkat produksi yang tetap pada beberapa periode dan

berfluktuasi sesuai perubahan permintaan berdasarkan periode yang di

tetapkan

Menambah dan mengurangi pekerja sesuai dengan dengan permintaan

3.5 Metode Kalkulasi

3.5.1 Formula-formula yang digunakan

Plan Produksi = {(Total Demand – Inventori awal) + Inventori akhir}.(1)

Demand (dB) = Σ(d)................................................................................(2)

Initial Inventory (In I)= Σ(ss).………..………………...….................…(3)

Rencana Produksi (Rprod) = Average (ΣdB).................…….........………(4)

Kapasitas Prod Optimal Pekerja (KOP) = Average (ΣKOT).……........…(5)

Biaya Tenaga Kerja = TK x Gaji Pokok karyawan1…………………….(8)

Inv cost = Σ Inventori/bulan x Biaya Penyimpanan2……………...…..…(9)

3.5.2 Tools dan Software yang digunakan

Tools yang digunakan dalam pengolahan data skripsi ini adalah

menggunakan POM QM For Windows Version 3.2 & Microsoft Excel versi 2007

dengan formula-formula yang sudah di informasikan sesuai rumus diatas.

1 Disesuaikan dengan UMR regional “pembulatan” (serang-Banten)2 Asumsi berdasarkan dummy perusahaan (lihat lampiran)

Page 44: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

32

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi diperlukan karena didalam setiap unit produksi ada

manusia, mesin, dan material yang dimanfaatkan sebaik – baiknya, agar

menghasilkan laba. Produksi yang modern bersifat kompleks, baik secar teknologi

maupun administratif, oleh karena itu harus direncanakan dengan teliti

untuk memperhitungkan keterbatasan yang mungkin ada.

Rencana Produksi harus mengacu pada permintaan total, sehingga secara

umum formula untuk rencana total adalah:

Plan Produksi = {(Total Demand – Inventori awal) + Inventori akhir}.............(1)

Maka rencana produksi tahun 2015 pada PT. INS dapat dihitung sebagai berikut:

Table 1. Rencana Produksi PT. INS Tahun 2015

Speedometer Tipe W Tipe X Tipe Y Tipe Z TOTAL

Total Permintaan 2.661.897 unit 1.532.097 unit 212.235 unit 5.474 unit 4.411.702 unit

Inventory Awal 34.478 unit 27.664 unit 5.906 unit 1.721 unit 69.769 unit

Inventory Akhir 36.572 unit 14.956 unit 3.801 unit 1.721 unit 57.050 unit

Rencana Produksi 2.663.991 unit 1.519.389 unit 210.132 unit 5.474 unit 4.398.986 unit

Sumber : Data forecast hasil (POM) PT.Indonesia Nippon Seiki 2014

Page 45: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

33

Keterangan:

Total permintaan : Didapatkan dari total rencana produksi (forecast)

Inventory awal : Diperoleh dari data stock awal bulan Maret 2015

Inventory akhir : Diperoleh dari data stock akhir bulan Maret 2015

Rencana produksi : Rumus diatas

Type speedometer ditentukan berdasarkan nama dari customer diatas

4.1.1 Prakiraan (Forecasting)

Merupakan seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan

(Heizer dan Render, 2005). Pada PT. INS menggunakan horizon waktu perkiraan

jangka menengah yaitu satu sampai lima tahun. Untuk pendekatan dalam

prakiraan, PT. INS menggunakan metode kulitatif dengan tinjauan permintaan

pasar (sales force compoite), maksud dari metode ini adalah setiap tenaga

penjualanan pada PT. INS yang melakukannya adalah pihak kedua/customer

dalam meramalkan berapa jumlah penjualan yang bisa dilakukan pada perusahaan

customer dan pesanan ditujukan ke pada PT. INS untuk dibuatnya forecasting

oleh PPC pada Tabel 1 dan Tabel 2 hasil perbandingan dari 3 metode time series.

Table 2. Hasil Perhitungan Forecast Dengan 3 Metode

Error MAD MAPE

Moving Average -18.147 491.935 10%

Weight Moving Average 17.418 463.448 12%

Exponential Smoothing 223.346 757.134 20%

Page 46: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

34

Table 3. Hasil Forecast Tahun 2015 Menggunakan Metode Moving AverageMonth Demand(y) Forecast Error |Error| Error^2 |% Error|

January 389422          

February 412499          

March 497558          

April 507874 433159.7 74714.3 74714.3 5582228000 0.1

May 516300 472643.7 43656.3 43656.3 1905876000 0

June 513921 507244 6677 6677 44582330 0

July 524250 512698.3 11551.7 11551.7 133440800 0

August 572724 518157 54567 54567 2977558000 0

September 361554 536965 -175411 175411 30769020000 0.5

October 521212 486176 35036 35036 1227521000 0

November 495720 485163.3 10556.7 10556.7 111443600 0

December 379730 459495.3 -79765.3 79765.3 6362510000 0.2

TOTALS 5692764   -18417.3 491935.3 49114180000 1.1

AVERAGE 474397   -2046.4 54659.5 5457132000 0.1

Next period   465554 (Bias) (MAD) (MSE) (MAPE)

        Std err 83763.4  

5.1.2 Pola Data

Pola data menginformasikan pemintaan produksi sepeda motor selama

beberapa bulan, pola data permintaan cukup stabil. Hal ini dapat dilihat dari

sebagian besar jumlah permintaan setiap bulan berada disekitar 500.000 unit

speedometer. Untuk lebih jelas lihat Gambar 4.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

-300000-200000-100000

0100000200000300000400000500000600000700000

Forecast Poduksi speedometer 2015

Produksi AktualForecastError

unit

Page 47: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

35

5.1.3 Perencanaan Agregat

Perencanaan Agregat adalah perencanaan dari keseluruhan proses

produksi untuk menetapkan kombinasi yang optimal dari tingkat produksi,

jumlah tenaga kerja, dan tingkat persediaan sehingga diperoleh biaya dari horizon

perencanaan waktu tertentu. Hal ini memiliki arti proses perencanaan kuantitas

dan pengaturan waktu keluaran selama periode waktu tertentu, dan

mengabungkan prakiraan- prakiraan barang atau jasa menjadi unit – unit yang

homogen.

Perencanaa agregat menyangkut penentuan jumlah dan kapan produksi

akan dilangsungkan dalam waktu dekat, sering kali tiga sampai delapan belas

bulan kedepan. Dalam hal ini menajer operasi dituntut untuk mampu menentukan

cara terbaik untuk memenuhi ramalan permintaan dengan menyesuaikan antara

tingkat produksi, tingkat kebutuhan tenaga kerja, tingkat persediaan, waktu

lembur, tingkat nilai sub kontrak, dan semua variabel yang dapat dikendalikan,

dengan tujuan meminimisasi biaya sepanjang periode perencanaan.

Perencanaan agregat merupakan bagian dari sistem perencanaan produksi

yang lebih besar, sehingga peramalan mengenai keterkaitan antara rencana dan

beberapa faktor internal dan eksternal merupakan sesuatu yang berguna,manajer

operasi tidak hanya menerima input dari ramalan permintaan yang dilakukan

departemen pemasaran, tapi juga berurusan dengan keuangan, karyawan,

kapasitas dan ketersediaan bahan mentah.

Gambar 4. Grafik Forecasting Tahun 2015

Page 48: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

36

Dalam perencanaan agregat ada beberapa metode yang umum digunakan

yang mencakup manipulasi tingkat persediaan, produksi, tingkat tenaga kerja,

kapasitas serta variabel – variabel yang mungkin dikendalikan. Menurut Heizer &

Render (2001), ada delapan pilihan metode, lima pilihan pertama disebut pilihan

kapasitas karena pilihan ini tidak mencoba mengubah untuk mengubah

permintaan tetapi berupaya untuk menyerap fluktuasi permintaan. Tiga pilihan

lainnya merupakan pilihan permintaan, agar dapat memuluskan perubahan –

perubahan sepanjang periode perencanaannya.

a. Pilihan Kapasitas

1. Tingkat persediaan yang berubah – ubah, manajer dapat menambah

persediaan sepanjang satu periode dimana tingkat permintaan rendah, untuk

memenuhi tingkat permintaan yang tinggi, pada periode yang akan datang.

Jika memilih strategi murni ini, maka biaya – biaya yang berkaitan dengan

penyimpanan, asuransi penanganan, kelalaian, pencurian, dan modal yang di

investasikan akan meningkat. Dipihak lain, ketika perusahaan memasuki

periode dimana permintaan meningkat, dapat terjadi kekurangan stok

sehingga tidak terjadi penjualan yang semestinya dapat dihasilkan, karena

waktu antara yang kemungkinan lebih lama dan pelayanan konsumen yang

lebih buruk.

2. Mengubah jumlah tenaga kerja dengan cara merekrut ataupun

memberhentikan tenaga kerja. Satu cara untuk memenuhi permintaan adalah

mempekerjakan atau memberhentikan para pekerja produksi untuk

menyesuaikan dengan tingkat produksi. Namun,sering kali pekerja baru perlu

dilatih dan produktivitas akan menurun selagi mereka terserap kedalam

Page 49: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

37

perusahaan. Pemberhentian atau pemecatan dapat menurunkan moral para

pekerja dan dapat mengarah pada produkivitas yang lebih rendah lagi.

3. Mengubah tingkat produksi berdasarkan waktu lembur atau waktu kosong.

Kadangkala mungkin bagi kita untuk mempertahankan jumlah tenaga kerja

yang konstan, tetapi jam kerjanya yang akan diubah. Meskipun demikian,

walaupun dalam keadaan permintaan meningkat, waktu lembur yang realistis

tentu ada batasnya. Upah lembur jumlahnya lebih besar, dan waktu lembur

yang terlalu panjang dapat membuat pekerja letih, sehingga produktivitas

menurun secara drastis. Waktu lembur juga mengindikasikan biaya pabrikase

yang bertambah karena fasilitas produksinya berjalan. Dipihak lain ketika

permintaan menurun, perusahaan harus dengan cara apa pun menyerap waktu

kosong pekerja, hal ini biasanya merupakan proses yang sulit.

4. Subkontrak. Perusahaan dapat juga memperoleh kapsiats sementara dengan

melakukan subkontrak pada beberapa pekerja selama permintan konsumen

berada pada periode puncak. Meskipun demikian, tindakan melakukan

subkontrak sangat merugikan. Pertama subkontrak memakai biaya, kedua

subkontrak membuka kemungkinan klien akan lari kepesaing, ketiga sering

kali sulit menemukan pemasok subkontrak yang sangat tepat, yaitu pemasok

yang selalu memasok produk yang bermutu baik, tepat pada waktunya.

5. Mempekerjakan tenaga – tenaga kerja paruh waktu. Khususnya disektor jasa,

pekerja paruh waktu dapat mengisi kebutuhan akan pekerja tak terlatih.

b. Pilihan Permintaan

Page 50: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

38

1. Mempengaruhi Permintaan. Pada saat permintaan rendah, sebuah perusahaan

dapat mencoba meningkatkan permintaan melalui periklanan, promosi,

penjualan sistem personal selling, dan potongan – potongan harga.

2. Pesanan cadangan dalam memenuhi permintaan pada periode permintaan

tinggi. Pesanan cadangan adalah pesanan barang atau jasa yang diterima

perusahaan namun tidak dapat dilayani pada saat itu (baik karena sengaja

maupun kebetulan), namun pendekatan ini dapat menghilangkan kesempatan

menjual barang – barang atau jasa yang lain.

3. Product mix antar musim. Teknik pemulusan aktif yang banyak digunakan

secara luas diantara perusahaan – perusahaan manufaktur adalah

pengembangan product mix untuk barang – barang yang berlawanan musim

ramainya. Namun, perusahaan jasa (juga manufaktur) yang menerapkan

pendekatan iniakan menemukan bahwa mereka terlibat dalam pelayanan jasa

atau produk yang di luar jangkauan keahlian mereka atau diluar pasar target

mereka.

Meskipun kedua strategi diatas dapat memproduksi jadwal agregat yang

efektif dari segi biaya , kombinsai dari pilihan – pilihan tersebut, (strategi

campuran) sering kali lebih berhasil. Strategi campuran mencakup pengabungan

dua atau lebih variabel – variabel yang dapat dikendalikan untuk menetapkan

rencana produksi. Misalnya, perusahaan dapat menggunakan kombinasi dari jam

lembur, subkontrak, dan pemerataan persediaan, ataupun ribuan kombinasi

berbeda, karena tidak selalu memungkinkan bagi kita untuk menemukan satu

rencana agregat yang “optimal”.

Page 51: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

39

Startegi – strategi yang umum digunakan dalam perencanaan agregat

adalah sebagai berikut:

Table 4. Forecast PT. INS pada bulan April-Desember 2015

Bulan

UNIT SPEEDOMETER ASSY ANALOG DAN DIGITAL

Type W Tipe X Tipe Y Tipe Z Total

April 250227 159779.3 21461.67 1691.67 433159.64

Mei 277111.7 172345.7 22308.67 877.67 472643.74

Juni 304492.3 178666 23787 298.67 507243.97

Juli 309288 178608.3 24247 555 512698.3

Agustus 315852.7 177826 23900 578.33 518157.03

September 326971.3 183466.3 25906 621.33 536964.93

Oktober 296785.3 164716 24326.33 348.33 486175.96

Nopember 298035.3 162574.7 24287.33 266 485163.33

Desember 283133.3 154114.3 22010.67 237 459495.27

Sumber: Data forecast PT. Indonesia Nippon Seiki Tahun 2015

Ket: tipe speedometer dari customer yang diproduksi pada mesin & peralatan yang sama

Tipe W : KV, KY, KW, KX, dan KM

Tipe X : XA,XB,XC, dan XD

Tipe Y : S1, S2, dan S3

Tipe Z : C123, C122, dan C121

Adapun untuk pengumpulan dan pengolahan data adalah sebagai berikut :

a) Demand adalah jumlah permintaan pasar akan produk yang dihasilkan,

demand yang diperoleh melalui jumlah pesanan, maupun forecast dari

bagian PPC.

dB = Σ(d).............................................................................................(2)

dB = demand produk/bulan

Page 52: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

40

d = demand masing – masing jenis produk/bulan

Page 53: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

41

(d) April = (Tipe W + Tipe X + Tipe Y + Tipe Z)

= (250.227 + 159.779 + 21462 + 1692)

= 433.160 unit Speedometer

Table 5. Demand PT. INS Periode April-Des 2015

Bulan Jumlah Permintaan Bulan Jumlah Permintaan

April 433.160 September 536.965

Mei 472.644 Oktober 486.176

Juni 507.244 Nopember 485.163

Juli 512.698 Desember 495.495

Agustus 518.157 Rata-rata 490.189

b) Initial Inventori (In I) adalah jumlah stock yang disimpan pada akhir periode

produksi yang bertujuan sebagai produk antisipasi jika terjadi kekurangan

permintaan pada periode berikutnya. Initial Inventori di peroleh dari jumlah

produk yang dialokasikan pada periode sebelumnya.

In I = Σ(ss)..…………..…....………………………...….................…(3)

In I = inventori awal

Ss = safety stock

In I = 34.478 + 27.664 + 5.906 + 1.721 = 69.769 unit.

c) Rencana Produksi (Prod) adalah jumlah produk yang akan dihasilkan dalam

suatu periode dan menjadi acuan dalam Jadwal Induk Produksi, yang dapat

berubah sesuai kebutuhan maupun faktor – faktor tertentu.

Rprod = Rata – rata (ΣdB)...………............................…….........………(4)

Page 54: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

42

Rprod = Rencana produksi bulanan

dB = demand produk/bulan

Rprod = (433.160 + 472.644 + 507.244 + 512.698 + 518.157 + 536.965 +

486.176 + 485.163 + 459.495) / 9

= 490.189 unit/bulannya.

d) Kapasitas produksi optimal pekerja (KOP) adalah jumlah produk yang

mampu dihasilkan pekerja selama satu periode kerja dalam kondisi normal.

KOP = Rata – rata (ΣKOT).………...…............................................…(5)

KOP = Kapasitas produksi optimal pekerja

KOT = kapasitas produksi tenaga kerja/bulan

Table 6. Kapasitas produksi Speedometer PT. INS

Lini Produksi Kapasitas/jam Man Power

SA1 218 unit 22

SA2 212 unit 22

SA3 212 unit 22

SA4 218 unit 22

SA5 212 unit 22

SA6 100 unit 17

SA7 212 unit 22

SD1 168 unit 8

SD2 93 unit 8

SD3 106 unit 9

Page 55: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

43

KOP SA 1 dan 4 :

1 jam = 218 speedometer; maka 1 shift = 218 x 8 jam kerja = 1.744 unit/shift

Dalam satu bulan = 1.744 x 223hari = 38.368 unit speedometer/bulan dalam

satu shift.

Maka 1 orang tenaga kerja mampu menghasilkan:

38 .36822 TK/shift

= 1.744speedometer/bulan.

KOP SA 2,3,5,7, dan 8 :

1 jam = 212 speedometer; maka 1 shift = 212 x 8 jam kerja = 1.696 unit/shift

Dalam satu bulan = 1.696 x 22 hari = 37.312 unit speedometer/bulannya

dalam 1 shift. Maka 1 orang tenaga kerja mampu menghasilkan:

37 . 31222 TK/shift

= 1.696 speedometer/bulan.

KOP SA 6 :

1 jam = 100 speedometer; maka 1 shift = 100 x 8 jam kerja = 800 unit/shift

Dalam satu bulan = 800 x 22 hari = 17.600 unit speedometer/bulannya dalam

1 shift. Maka 1 orang tenaga kerja mampu menghasilkan:

17 .60017 TK/shift

= 1.035 speedometer/bulan.

KOP SD 1 :

1 jam = 168 speedometer; maka 1 shift = 168 x 8 jam kerja = 1.344 unit/shift

3 Rata-rata hari kerja perbulan

Page 56: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

44

Dalam satu bulan = 1.344 x 22 hari = 29.568 unit speedometer/bulannya

dalam 1 shift. Maka 1 orang tenaga kerja mampu menghasilkan:

29 .5688 TK/shift

= 3.696 speedometer/bulan.

KOP SD 2 :

1 jam = 93 speedometer; maka 1 shift = 93 x 8 jam kerja = 744 unit/shift

Dalam satu bulan = 744 x 22 hari = 16.368 unit speedometer/bulannya dalam

1 shift. Maka 1 orang tenaga kerja mampu menghasilkan:

16 . 3688 TK/shift

= 2.046 speedometer/bulan.

KOP SD 3 :

1 jam = 106 speedometer; maka 1 shift = 106 x 8 jam kerja = 848 unit/shift

Dalam satu bulan = 848 x 22 hari = 18.656 unit speedometer/bulannya dalam

1 shift. Maka 1 orang tenaga kerja mampu menghasilkan:

18 .6569 TK/shift

= 2.073 speedometer/bulan.

Maka diperoleh akumulasi tingkat produksi optimal pekerja sebagai berikut:

KOp = Rata – rata (ΣKOT)…….….................................................…..(6)

Kop =

(2x1 .744 )+(5x1 .696)+ 1 .035 + 3 .696 + 2 .046 + 2 . 07311 Lini Produksi

= 1.892 speedometer/bulan.

Page 57: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

45

Maka berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan satu orang tenaga kerja

mampu memproduksi 1.892 speedometer dalam waktu satu bulan.

TK =

dBKOp

………..………………................................................…(7)

TK = Jumlah Tenaga kerja

dB = demand produk/bulan

KOP = Kapasitas produksi optimal pekerja

TK pada bulan April =

490 .189 speedometer/bulan1.892 speedometer/TK

= 259,0850951

Maka menurut Level strategic jumlah Tenaga Kerja yang diperlukan pada bulan

April adalah 259 orang tenaga kerja.

Ingat: ”karena tingkat produksi tetap setiap bulannya maka jumlah tenaga kerja

konstan dari bulan April sampai pada akhir periode pada bulan Desember. Jika

tidak terjadi penambahan jumlah produksi pada periode ini.”

Page 58: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

BAB V

ANALISA HASIL

5.1 Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategy

1. Level strategic dimana tingkat produksi tetap namun demand berubah –ubah

Ciri strategi ini:

Mempertahankan tingkat produksi yang tetap.

Memfluktuasikan tingkat persediaan, order backlogs and lost seads.

Perhitungan biaya pada Level Strategic:

1. Biaya tenaga kerja adalah sejumlah uang yang diberikan perusahaan

kepada pekerja atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan oleh

pekerja untuk perusahaan.

Biaya Tenaga Kerja = TK x Gaji Pokok karyawan4…………………….(1)

Biaya TK bulan April = 259 orang x Rp 2.020.0001,-= Rp 523.180.000

Karena TK pada setiap bulan adalah konstan maka biaya tenaga adalah:

Rp 523.180.000 x 9 bulan = Rp 4.708.620.000,-

4 Disesuaikan dengan UMR regional “pembulatan” (serang-Banten)

45

Page 59: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

46

2. Biaya Penyimpanan (Inventory cost) adalah biaya yang diperlukan dalam

proses penyimpanan, baik perawatan gudang, biaya tenaga kerja, sewa

peralatan bergerak, dan biaya listrik.

Inv cost = Σ Inventori/bulan x Biaya Penyimpanan5……………...…..…(2)

Table 7. Faktor Yang Mempengaruhi Biaya Operasional Gudang

No KeteranganHarga satuan

(Rp)Jumlah Hari

Kerja Jumlah objek Σ Biaya (Rp)

1 Upah tenaga kerja 2,020,000 264 24 183,636.36

2 Pembelian air minum galon 17,000 264 16 1,030.30

3 Neon philip 100 watt 79,000 264 65 19,450.76

4 Komputer scan barang 1,700,000 264 2 12,878.79

5 Iuran listrik 1,050,000 264 5 19,886.36

TOTAL 236,882.58

Asumsi Satu Tahun 19,740.2

1

Asumsi 12 Lokasi Storage 1,645.0

2

Table 8. Kapasitas Penyimpanan perbulan Level Strategic

INVENTORY AKHIR (unit)

Apr 126.799 Aug 76.812

Mei 144.344 Sep 30.036

Jun 127.289 Okt 34.049

Jul 104.780Nop 39.075

Des 69.769

Maka biaya penyimpanan adalah:

April = 126.799 unit x Rp 1.645,-

= Rp 208.584.355,-

5 Asumsi berdasarkan dummy perusahaan (lihat lampiran)

Page 60: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

47

Table 9. Biaya Penyimpanan Level Strategi periode April-Desember 2015

Bulan Biaya Penyimpanan (Rp) Bulan Biaya Penyimpanan (Rp)

Mei 237,445,880 September 49,409,220

Juni 209,390,405 Oktober 56,010,605

Juli 17,236,310 November 64,278,375

Agustus 126,355,740 Desember 114,770,005

Table 10. Perhitungan biaya Level Strategi periode April-Des 2015

BulanDalam Rupiah (Rp)

Reguler Biaya Inventory Total Cost

April 523,180,000 208,584,355 731,764,355Mei 523,180,000 237,445,880 760,625,880Juni 523,180,000 209,390,405 732,570,405Juli 523,180,000 17,236,310 540,416,310

Agustus 523,180,000 126,355,740 649,535,740September 523,180,000 49,409,220 572,589,220Oktober 523,180,000 56,010,605 579,190,605

Nopember 523,180,000 64,278,375 587,458,375Desember 523,180,000 114,770,005 637,950,005

Total Cost 5,792,100,895

Berdasarkan perhitungan data pada Lampiran dan Tabel 10 di atas dapat

disimpulkan total biaya Perencanaan Agregat dengan metode Level Strategi pada

PT. Indonesia Nippon Seiki sebesar Rp.5.792.100.895,-

2. Chase strategic dimana tingkat produksi disesuaikan dengan demand. Ciri

strategi ini:

Menyesuaikan tingkat produksi dengan tingkat permintaan / order

Menambah dan mengurangi pekerja sesuai dengan permintaan

Page 61: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

48

Secara umum rumus dan data adalah sama dengan Level Strategic. Namun

perbedaan ada pada jumlah kapasitas produksi, jumlah tenaga kerja, Inventori

akhir dan total biaya perencanaan.

a) Demand adalah jumlah permintaan pasar akan produk yang dihasilkan,

demand yang diperoleh melalui jumlah pesanan, maupun forecast dari

bagian PPC.

dB = Σ (d)............................................................................................(3)

b) Initial Inventori (In I) adalah jumlah stock yang disimpan pada akhir periode

produksi yang bertujuan sebagai produk antisipasi jika terjadi kekurangan

permintaan pada periode berikutnya. Initial Inventori di peroleh dari jumlah

produk yang dialokasikan pada periode sebelumnya.

In I = Σ (ss)..………….………………...………...................……..…(4)

c) Rencana Produksi (Prod) adalah jumlah produk yang akan dihasilkan dalam

suatu periode dan menjadi acuan dalam Jadwal Induk Produksi, yang dapat

berubah sesuai kebutuhan maupun faktor – faktor tertentu

Karena tingkat produksi disesuaikan dengan jumlah forecast maka tidak

dilakukan penghitungan, terhadap rencana kapasitas produksi.

d) Kapasitas produksi optimal pekerja (KOP) adalah jumlah produk yang mampu

dihasilkan pekerja selama satu periode kerja dalam kondisi normal.

TK =

dBKOp

……………………..…………..................................…..(5)

TK April = 433 . 160

1 .892 = 228,9429175 orang

Page 62: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

49

Maka berdasarkan perhitungan Chase strategic jumlah Tenaga Kerja yang

diperlukan pada periode April – Desember 2015 dapat dilihat pada Tabel 11 ini:

Bulan Σ Tenaga kerja Bulan Σ Tenaga kerja

Mei 250 September 284

Juni 268 Oktober 257

Juli 271 November 256

Agustus 274 Desember 243

Table 11. Jumlah TK Chase Strategi periode April-Desember 2015 perhitungan biaya pada Chase Strategic:

1. Biaya tenaga kerja adalah sejumlah uang yang diberikan perusahaan kepada

pekerja atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan oleh pekerja

untuk perusahaan.

Biaya Tenaga Kerja = TK x Gaji Pokok karyawan…………….….......(6)

Biaya TK bulan April = 229orang x Rp 2.020.000,- = Rp 462.580.000,-

Berdasarkan perhitungan diatas, biaya tenaga kerja dengan metode Chase

startegic dapat dilihat pada Tabel 12 dibawah ini:

Table 12. Biaya TK Chase Strategi Periode April-Des 2014

Bulan Σ Tenaga kerja Bulan Σ Tenaga kerja

Mei Rp 505.000.000 September Rp 573.680.000

Juni Rp 541.360.000 Oktober Rp 519.140.000

Juli Rp 547.420.000 November Rp 517.120.000

Agustus Rp 553.480.000 Desember Rp 490.860.000

Page 63: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

50

2. Biaya Penyimpanan adalah biaya yang diperlukan dalam proses

penyimpanan, baik perawatan gudang, biaya tenaga kerja, sewa peralatan

bergerak, dan biaya listrik.

(Inv cost) = Σ Inventori/bulan x Biaya Penyimpanan………...……...........(7)

Dikarenakan jumlah inventori adalah konsiten yaitu pada titik buffer stock,

maka biaya penyimpanan juga konsisten pada setiap bulannya, yaitu :

Inv = 69.769 x Rp 1.645,- = Rp. 114.770.005,-

Maka total biaya penyimpanan pada periode April – Desember adalah:

Rp. 114.770.005,- x 9 = Rp. 1.032.930.045,-

Table 13. Perhitungan Biaya Chase Strategi periode April-Des 2015

BulanDalam Rupiah

Reguler Biaya Inventory Total Cost

April 462,580,000 114,770,005 577,350,005Mei 505,000,000 114,770,005 619,770,005Juni 541,360,000 114,770,005 656,130,005Juli 547,420,000 114,770,005 662,190,005

Agustus 553,480,000 114,770,005 668,250,005September 573,680,000 114,770,005 688,450,005Oktober 519,140,000 114,770,005 633,910,005

Nopember 517,120,000 114,770,005 631,890,005Desember 490,860,000 114,770,005 605,630,005

Total Cost 5,743,570,045

Berdasarkan perhitungan Chase Strategipada Lampiran dan Tabel 13, dapat

disimpulkan total biaya Perencanaan Agregat dengan metode Case Strategi pada

PT. Indonesia Nippon Seiki sebesar Rp. 5.743.570.045,-

Page 64: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

51

2. Mix strategic merupakan metode pengabungan antara Level dan Case

Stategic.Ciri strategi ini:

Memiliki tingkat produksi yang tetap pada beberapa periode dan

berfluktuasi sesuai perubahan permintaan berdasarkan periode yang di

tetapkan

Menambah dan mengurangi pekerja sesuai dengan dengan permintaan

a) Demand adalah jumlah permintaan pasar akan produk yang dihasilkan,

demand yang diperoleh melalui jumlah pesanan, maupun forecast dari

bagian PPC.

dB = Σ (d)............................................................................................(1)

b) Initial Inventori (In I) adalah jumlah stock yang disimpan pada akhir periode

produksi yang bertujuan sebagai produk antisipasi jika terjadi kekurangan

permintaan pada periode berikutnya. Initial Inventori di peroleh dari jumlah

produk yang dialokasikan pada periode sebelumnya. Data dan rumus yang

digunakan sama dengan Level Strategic.

In I = Σ (ss)…....………………………...………...................………(2)

c) Rencana Produksi (Prod) adalah jumlah produk yang akan dihasilkan dalam

suatu periode dan menjadi acuan dalam Jadwal Induk Produksi, yang dapat

berubah sesuai kebutuhan maupun faktor – faktor tertentu.

Rprod = (Rata – rata dB periode I) + (Rata – rata dB periode II)+dst................(3)

Rprod (3 bulanan) maka dapat di hitung sebagai berikut:

Page 65: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

52

Periode April – Juni = (433 . 160+472 .644+507 .244

3 )

= 471.016

Periode Juli – September = (

512 .698+518 . 157+536 . 965 3 )

= 522.607

Periode Oktober – Desember = (486 .176+485.163+459.495

3 )

= 476.945

d) Kapasitas produksi optimal pekerja (KOP) adalah jumlah produk yang mampu

dihasilkan pekerja selama satu periode kerja dalam kondisi normal.

TK =

dBKOp …………………….........…….....................................…(4)

TK April – Juni =

471 . 0161 .892 = 249 orang

TK Juli – September = 522 .607

1.892 = 276orang

TK Oktober- Desember = 476 . 945

1 .892 = 252orang

Maka berdasarkan perhitunganMix strategic jumlah Tenaga Kerja yang

diperlukan pada periode April – Desember 2015untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Lampiran .

Page 66: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

53

Perhitungan biaya pada Mix Strategic:

1. Biaya tenaga kerja adalah sejumlah uang yang diberikan perusahaan kepada

pekerja atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan oleh pekerja

untuk perusahaan.

Biaya Tenaga Kerja = TK x Gaji Pokok karyawan…………....(5)

Biaya TK bulan April – Juni = 249 orang x Rp 2.020.000

= Rp 502.980.000,-

Biaya TK bulan Juli – Sept = 276 orang x Rp 2.020.000

= Rp 557.520.000,-

Biaya TK bulan Okt – Des = 252 orang x Rp 2.020.000

= Rp 509.040.000,-

2. Biaya Penyimpanan adalah biaya yang diperlukan dalam proses

penyimpanan, baik perawatan gudang, biaya tenaga kerja, sewa peralatan

bergerak, dan biaya listrik.

(Inv cost) = Σ Inventori/bulan x Biaya Penyimpanan….……....….............(6)

Maka Biaya penyimpanan adalah:

Inv April = 107.629 x Rp 1.645,- = Rp.177.044.770,-

Page 67: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

54

Untuk biaya penyimpanan setiap bulannya adalah sebagai berikut:

Table 14. Biaya Penyimpanan Mixed Strategi periode April-Des 2015

Table 15. Perhitungan Biaya Mix Strategi periode April-Des 2015

BulanDalam Rupiah

Reguler Biaya Inventory Total Cost

April 502,980,000 177,044,770 680,024,770Mei 502,980,000 174,366,710 677,346,710Juni 502,980,000 114,771,650 617,751,650Juli 557,520,000 131,070,310 688,590,310

Agustus 557,520,000 138,388,915 695,908,915September 557,520,000 114,768,360 672,288,360Oktober 509,040,000 99,583,365 608,623,365

Nopember 509,040,000 86,064,755 595,104,755Desember 509,040,000 114,770,005 623,810,005

Total Cost 5,859,448,840

Berdasarkan perhitungan Mix Strategi data pada Lampiran dan Tabel 15

diatas, dapat disimpulkan total biaya Perencanaan Agregat dengan metode Mix

Strategi pada PT. Indonesia Nippon Seiki sebesar Rp.5.859.448.840,-

5.2 Analisa Biaya Masing-masing Strategi

Perbandingan biaya hasil perhitungan masing – masing strategi, maka dapat

disimpulkan pada Tabel 16 berikut ini:

BulanBiaya Penyimpanan

(Rp)Bulan

Biaya Penyimpanan

(Rp)

Mei 174,366,710 September 114,768,360

Juni 114,771,650 Oktober 99,583,365

Juli 131,070,310 November 86,064,755

Agustus 138,388,915 Desember 114,770,005

Page 68: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

55

Table 16. Analisa Biaya Metode Level, Chase dan Mixed Strategi

Metode Level Strategic Chase Strategic Mixed Strategic

Biaya Tenaga Kerja (Rp) 4,708,620,000 4,710,640,000 4,708,620,000

Biaya Penyimpanan (Rp) 1,083,480,895 1,032,930,045 1,150,828,840

Total Biaya (Rp) 5,792,100,895 5,743,570,045 5,859,448,840

5.3 Analisa Hasil Masing-masing Strategi

Perbandingan hasil perhitungan masing – masing strategi, maka dapat

disimpulkan pada Tabel 17 berikut ini:

Table 17. Hasil Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategi Perencanaan Agregat

Metode Level Strategic Chase Strategic Mix Strategic

Total Biaya Rp. 5.792.100.895,- Rp. 5.743.570.045,- Rp. 5.859.448.840,-

Tingkat Produksi Tetap FluktuatifTetap dalam beberapa

periode dan fluktuatif

Tingkatan Biaya Kedua Pertama Ketiga

Hasil

Biaya rendah

Membatasi

permintaan pasar

Biaya Tinggi

Tidak membatasi

permintaan

Biaya lebih rendah

dari metode chase

Tidak membatasi

permintaan

Bahwa dalam Perencanaan Agregat periode April – Desember 2015 pada

PT. INS metode yang memiliki biaya produksi paling minim adalah Chase dan

Level strategi. Maka metode yang paling baik untuk diterapkan adalah Chase

strategic karena memiliki biaya lebih kecil di bandingkan Level Strategic.

Page 69: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

56

5.4 Discussion

Jumlah Tenaga Kerja yang konstan cenderung menghasilkan output stabil

dibandingkan dengan TK yang fluktuatif.

Tenaga kerja yang fluktuatif cenderung memberikan image perusahaan,

kondisi financial yang kurang stabil.

Fungsi recruitment dalam administrasi juga menjadi lebih banyak jika

terlalu banyak merekrut dan berganti-ganti man power.

5.5 Jadwal Induk Produksi (JIP)

Sistem JIP berasal dari perencanaan agregatspeedometer PT. INS secara

keseluruhan, JIP untuk bulan April 2015 dibuat pada saat bulan Maret 2015. JIP

produk pada bulan April 2015 berasal dari Costumer Order (pesanan konsumen)

yaitu433.160 unit speedometer. Dalam pembuatan JIP pesanan konsumen

dinaikan 10%. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari kekurangan jumlah

produk yang diakibatkan dari cacat produk dan perubahan permintaan sebesar 5%.

Dibawah ini merupakan langkah untuk membuat JIP periode April – Mei 2015

sebagai berikut :

Table 18. Jadwal Induk Produksi Speedometer April-Mei 2015Bulan April Mei

Minggu 0 I II III IV V VI VII VIII

GR 108.290 108.290 108.290 108.290 118.161 118.161 118.161 118.161

CO 127.048

127.048 127.048 127.048

122.565

122.565 122.565 122.565

OH 69.769 0 0 0 0 0 0 0 0

JIP-R 57.279 127.048 127.048 127.048 122.565 122.565 122.565 122.565

JIP-S 57.279 127.048 127.048 127.048 122.565 122.565 122.565 122.565

Page 70: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

57

AP 0 0 0 0 0 0 0 0

1. Gross Requerment adalah jumlah produk yang akan di produksi pada periode

tertentu, jumlah ini diperoleh melalui forecast bulanan yang di breakdown

menjadi target produksi mingguan.

2. Customer Order adalah jumlah pesanan konsumen yang harus dipenuhi

sesuai waktu yang ditentukan (diasumsikan dari hasil produksi bulanan).

3. On Hand inventory merupakan jumlah stock yang disimpan pada akhir

periode produksi yang bertujuan sebagai produk antisipasi jika terjadi

kekurangan permintaan pada periode berikutnya.

4. JIP – R (JIP – Requerment/Real) adalah suatu jumlah produk yang

diharapkan untuk diselesaikan dan tersedia pada periode tertentu.

5. JIP-S (JIP – Schedule) adalah rencana produksi yang akan dilakukan, JIP – S

ditentukan satu periode sebelumnya.

6. Available-to-Promise (AP) adalah jumlah stok yang tersedia pada periode

tertentu setelah “order” sudah dipenuhi (siap untuk memenuhi order baru).

Page 71: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

58

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa dan perhitungan Perencanaan Agregat Speedometer

Roda Dua di PT. Indonesia Nippon Seiki menggunakan metode Chase, Level dan

Mixed Strategy dengan metode peramalan penjualan yang mendapatkan error

terkecil dan grafik ramalan penjualanyang paling responsive adalah metode deret

berkala (time series methode), yaitu Moving Average. Maka diperoleh hasil biaya

yang paling minimum yaitu Chase Strategy sebesar Rp. Rp. 5.743.570.045,-

Sehingga perusahaan bisa menentukan dan memilih perencanaan produksi satu

tahun kedepan dengan optimal serta dapat mempertimbangkan biaya yang paling

minim.

58

Page 72: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

59

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diajukan rekomendasi untuk para

pihak yang terkait diantaranya adalah sebagai berikut:

Dari hasil perencanaan produksi yang telah dibuat hendaknya perusahaan

menerapkan sistem perencanaan produksi agregat satu tahun kedepan.

Sehingga perusahaan dapat melakukan perencanaan yang optimal dan

meningkatkan keuntungan perusahaan, karena perencanaan produksi yang

digunakan oleh perusahaan masih berdasarkan pengalaman atau histori.

Peneliti dalam melakukan penelitian memiliki keterbatasan, diantaranya

berkaitan dengan subjek penelitian yang terbatas pada divisi Production

Planning & Inventory Control. Penulis menyarankan melakukan penelitian

lebih lanjut pada bagian Purchasing untuk menentukan Kebutuhan

Material (Material Requrement Planning) yang akan di produksi dan

perencanaan Jadwal Induk Produksi yang lebih mendetail.

Page 73: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

DAFTAR PUSTAKA

AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia). ”Statistic Motorcycle

Production Wholesales Domestic and Exports”. 5 Januari 2015.

http://www.aisi.or.id/statistic/

Assauri, S. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi UI.

Assauri, S. 1984. Teknik dan Metode Peramalan Penerapannya Dalam Ekonomi

dan Dunia Usaha. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.

Buffa, Elwood S dan Sarin, Rakesh K.1996. Manajemen Operasi & Produksi

Modern. Ed ke-8. Jakarta: Binarupa Aksara.

[FT UI] Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. 2007. Inhouse Training 20-24

Agustus 2007. Jakarta : Universitas Indonesia.

Handoko, T. Hani. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Ed ke-

1. Yogyakarta: BPFE.

Heizer, jay dan Reinder, B. 2005 dan 2006. Manajemen Operasi. Ed ke-7.

Jakarta: Salemba Empat.

Ishak, Aulia. 2010. Manajemen Operasi. Jakarta: Graha Ilmu.

Kusumah, Hendra.1999. Manajemen Produksi. Ed ke-3. Yogyakarta: Andi.

Makridakis. 1993. Metode dan Aplikasi Peramalan. Jakarta: Bina Aksara.

Ma’arif, M.S. dan H. Tanjung. 2003. Manajemen Operasi (edisi 3). Jakarta:

Grasindo.

Page 74: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

Samuel. 2010. ”Perencanaan Agregat PT. Aqua Golden Missisipi Plant

Mekarsari” [Tugas Akhir]. Bogor: Perencanaan dan Pengendalian

Produksi Manufaktur/Jasa. Direktorat Program Diploma Institut

Pertanian Bogor.

Page 75: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

LAMPIRAN

62

Page 76: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

Lampiran 1. Forecasting 2015 Metode Weight Moving AverageMonth Demand(y) Forecast Error |Error| Error^2 |% Error|January 389422          February 412499          March 497558          April 507874 415137 92737 92737 8600151000 0.18May 516300 456747.8 59552.19 59552.19 3546463000 0.12June 513921 504120.3 9800.69 9800.69 96053470 0.02July 524250 511690.5 12559.5 12559.5 157741000 0.02August 572724 516832 55892 55892 3123916000 0.1September 361554 527164.5 -165610.5 165610.5 27426840000 0.46October 521212 513292 7920 7920 62726400 0.02November 495720 493748.7 1971.34 1971.34 3886196 0December 379730 437134.3 -57404.31 57404.31 3295255000 0.15TOTALS 5692764   17417.91 463447.5 46313030000 1.07AVERAGE 474397   1935.32 51494.17 5145893000 0.12Next period   489134.3 (Bias) (MAD) (MSE) (MAPE)        Std err 81339.7  

62

Lampiran 2. Grafik forecasting 2015 Weight Moving Average

Page 77: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

Lampiran 3. Forecast 2015 Metode Exsponential SmoothingMonth Demand(y) Forecast Error |Error| Error^2 |% Error|January 389422February 412499 389422 23077 23077 532547900 0March 497558 396345 101213 101213 10244050000 0.2April 507874 426709 81165 81165 6587762000 0.2May 516300 451058.5 65241.5 65241.5 4256457000 0.1June 513921 470631 43290 43290 1874030000 0July 524250 483618 40632 40632 1650962000 0August 572724 495807.6 76916.4 76916.4 5916133000 0.1September 361554 518882.5 -157328.5 157328.5 24752270000 0.4October 521212 471684 49528 49528 2453026000 0November 495720 486542.4 9177.6 9177.6 84228800 0December 379730 489295.7 -109565.7 109565.7 12004630000 0.3TOTALS 5692764 223346.4 757134.8 70356100000 1.7AVERAGE 474397 20304.2 68830.4 6396009000 0.2Next period 456426 (Bias) (MAD) (MSE) (MAPE)  Std err 88415.8

63

Page 78: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

Lampiran 5. Perencanaan Agregat Level Strategic pada PT. INS tahun 2015Bulan April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total

Initial Inventori 69.769

Tenaga Kerja 259.085095 259.085095 259.085095 259.085095 259.085095 259.085095 259.085095 259.085095 259.085095

Lembur

Tingkat Produksi 490.189 490.189 490.189 490.189 490.189 490.189 490.189 490.189 490.189 4.411.701

Deman Forecasting 433.160 472.644 507.244 512.698 518.157 536.965 486.176 485.163 459.495 4.411.702

Inventori (akhir) 126.799 144.344 127.289 104.780 76.812 30.036 34.049 39.075 69.769

Lampiran 6. Perencanaan Agregat Chase Strategic pada PT. INS tahun 2015Bulan April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November desember Total

Initial Inventori 69.769

Tenaga Kerja 228.9429175

249.8118393

268.0993658

270.9820296

273.8673362

283.8081395

256.9640592

256.4286469

242.8620507

Lembur

Tingkat Produksi 433.160 472.644 507.244 512.698 518.157 536.965 486.176 485.163 459.495 4.411.702

Deman Forecasting 433.160 472.644 507.244 512.698 518.157 536.965 486.176 485.163 459.495 4.411.702

Inventori (akhir) 69.769 69.769 69.769 69.769 69.769 69.769 69.769 69.769 69.769

64

Page 79: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

Lampiran 7. Perencanaan Agregat Mixed Strategic pada PT. INS tahun 2015Bulan April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November desember Total

Initial Inventori 69.769

Tenaga Kerja 248.951374 248.951374 248.951374 276.218816 276.21881

6 276.218816 252.085095 252.085095 252.085095

Lembur

Tingkat Produksi 471.016 471.016 471.016 522.606 522.606 522.606 476.944 476.944 476.944 4,411,698

Deman

Forecasting 433.160 472.644 507.244 512.698 518.157 536.965 486.176 485.163 459.495 4.411.702

Inventori (akhir) 107,629 106,001 69,773 79,681 84,130 69,771 60,539 52,320 69,769

65

Page 80: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

Sumber : Asosiasi Industri Sepeda Motor (AISI) 2010

66

Lampiran 8. Statistik Produksi Aktual Sepeda Motor

Page 81: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

67

Lampiran 9. Struktur Organisasi PPC PT. INS

Page 82: BAB I INDUSTRI... · Web viewExponential Smoothing. Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpnagan

68

Lampiran 10.Katalog Produk Speedometer PT. INS